Anda di halaman 1dari 141

Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Terhadap Pengetahuan, Sikap,

Dan Tindakan Deteksi Dini Kanker Serviks Pada Wanita Usia


Subur Di Wilayah Kerja Puskesmas Polonia Medan

SKRIPSI

oleh
Eka Mulya Sari Putri
151101021

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2019

Universitas Sumatera Utara


HALAMAN PERSETUJUAN ORISINALITAS

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Eka Mulya Sari Putri

NIM : 151101021

Dengan menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “Pengaruh Penyuluhan

Kesehatan Terhadap Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Deteksi Dini Kanker

Serviks Pada Wanita Usia Subur Di Wilayah Kerja Puskesmas Polonia Medan”

adalah benar hasil karya saya sendiri dan bukan hasil jiblakan. Kecuali dalam

pengutipan substansi yang disebutkan sebelumnya. Saya bertanggung jawab atas

keabsahan dan kebenaran isinya sesuai dengan kaidah ilmiah yang harus

dijunjung tinggi

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa ada tekanan

atau paksaan dari pihak manapun serta bersedia mendapatkan sanksi akademik

jika pernyataan ini tidak benar

ii

Universitas Sumatera Utara


iii

Universitas Sumatera Utara


Judul : Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Terhadap Pengetahuan,
Sikap, Dan Tindakan Deteksi Dini Kanker Serviks Pada
Wanita Usia Subur Di Wilayah Kerja Puskesmas Polonia
Medan
Nama Mahasiswa : Eka Mulya Sari Putri
NIM : 151101021
Program Studi : Ilmu Keperawatan
Tahun : 2019

ABSTRAK

Kanker serviks atau kanker leher rahim merupakan kanker yang terjadi di daerah
organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke rahim. Indonesia berada
pada peringkat ke empat tertinggi angka kejadian kanker serviks. Penderita
biasanya datang untuk pengobatan setelah berada di stadium tinggi, dikarenakan
pengetahuan dan sikap dalam deteksi dini kanker serviks masih kurang. Penelitian
ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap
pengetahuan, sikap dan tindakan deteksi dini kanker serviks pada wanita usia
subur di wilayah kerja puskesmas Polonia Medan. Penelitian ini menggunakan
desain quasy eksperimen one group pretest-posttest design. Sampel penelitian
adalah wanita usia subur sebanyak 50 orang. Instrumen penelitian menggunakan
leaflet, booklet, dan kuesioner tentang pengetahuan dan sikap terhadap deteksi
dini kanker serviks. Penyuluhan kesehatan diberikan 1 kali pertemuan dengan
frekuensi penyuluhan selama 1 jam. Analisa data menggunakan uji paired sample
t test, dengan hasil pengetahuan p=0,000 (p<0,05), sikap p=0.000 (p<0,05), dan
tindakan p=0,044 (p<0,05) Ha diterima, artinya ada pengaruh penyuluhan
kesehatan terhadap pengetahuan, sikap dan tindakan dengan satu kali pertemuan.
Penyuluhan kesehatan sebaiknya dilakukuan lebih dari satu kali pertemuan untuk
meningkatkan tindakan dalam melakukan deteksi dini.

Kata kunci : pengetahuan, sikap, tindakan, kanker serviks, wus, penyuluhan


kesehatan

iv

Universitas Sumatera Utara


v

Universitas Sumatera Utara


PRAKATA

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat

dan hidayah Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “

Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Terhadap Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan

Deteksi Dini Kanker Serviks Pada Wanita Usia Subur Di Wilayah Kerja

Puskesmas Polonia Medan”, untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh

gelar sarjana keperawatan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Ucapan terimakasih yang tak terhingga penulis ucapkan kepada kedua

orang tua Bapak Edi Suryanto dan Ibu Sarinah Napitupulu yang telah memberikan

kasih sayang serta doa restu kepada penulis yang tidak ternilai dan kepada seluruh

keluarga yang selalu memberikan dukungan, saran, serta motivasi pada penulis.

Selama penulisan skripsi ini, penulis telah banyak mendapatkan

bimbingan, saran, bantuan serta doa. Oleh karena itu dengan segala kerendahan

hati serta penghargaan yang tulus penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-

besarnya kepada :

1. Bapak Setiawan, S.Kp., MNS., Ph.D selaku Dekan Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara

2. Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Wakil Dekan I Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara

3. Ibu Cholina Trisa Siregar, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.KMB selaku Wakil

Dekan II Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

vi

Universitas Sumatera Utara


4. Ibu Dr. Siti Saidah Nasution, S.Kp., M.Kep., Sp. Mat selaku Wakil Dekan

III Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

5. Ibu Fatwa Imelda, S.Kep., Ns., M.Biomed selaku dosen pembimbing yang

telah banyak meluangkan waktu dan memberikan saran, bimbingan, dan

arahan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini

6. Ibu Nurbaiti, S.Kep., Ns., M.Biomed selaku dosen penguji I yang telah

memberikan banyak masukan untuk memperbaiki skripsi ini

7. Ibu Bina Melvia Girsang, S.Kep., Ns., M.Kep selaku dosen penguji II yang

telah memberikan banyak masukan untuk memperbaiki skripsi ini

8. Pihak UPT Puskesmas Polonia Medan

9. Keluarga besar saya yang telah mendukung, mendoakan, dan membantu

saya selama mengerjakan studi di Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatera Utara

10. Sahabat-sahabat dan orang terkasih Novalia Rahma Dhani, Edita Triana,

Mita Ariska, Eva Luthfiati Putri, Tengku Nuraini, Yuli Marhamah, Winda

Ayu Lestari, Zakiah Nurhasanah, Fasya Zahra Nasution, yang telah

memberikan dorongan dan semangat kepada penulis

11. Seluruh teman-teman KKN Reguler 2 Kabupaten Langkat tahun 2015

12. Seluruh teman-teman Fakultas Keperawatan angkatan 2015.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, masih

banyak kekurangan baik dari segi penyusunan kalimat, cara penulisan,

maupun tutur bahasa. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan

vii

Universitas Sumatera Utara


saran yang bersifat membangun sehingga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

perkembangan ilmu pengetahuan dan Profesi Keperawatan.

Medan, Juli 2019

Penulis

Eka Mulya Sari Putri


151101021

viii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i


HALAMAN PERSETUJUAN ORISINALITAS .......................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI........................................................... iii
ABSTRAK ................................................................................................... iv
PRAKATA .................................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xi
DAFTAR SKEMA ........................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 5
1.3 Pertanyaan Penelitian .............................................................................. 5
1.4 Tujuan Penelitian .................................................................................... 6
1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 8


2.1 Wanita Usia Subur .................................................................................. 8
2.1.1 Pengertian Wanita Usia Subur ...................................................... 8
2.2 Kanker Serviks ....................................................................................... 8
2.2.1 Pengertian Kanker Serviks ............................................................ 8
2.2.2 Penyebab Kanker Serviks ............................................................. 9
2.2.3 Patofisiologi Kanker Serviks ........................................................ 10
2.2.4 Gejala Kanker Serviks .................................................................. 10
2.2.5 Faktor Resiko Kanker Serviks ...................................................... 10
2.2.6 Klasifikasi Kanker Serviks ........................................................... 12

ix

Universitas Sumatera Utara


2.2.7 Deteksi Dini Kanker Serviks ........................................................ 12
2.2.7.1 Tes Pap Smear .................................................................. 13
2.2.7.2 Tes IVA ............................................................................ 15
2.3 Penyuluhan Kesehatan ............................................................................ 18
2.3.1 Pengertian Penyuluhan Kesehatan ................................................ 18
2.3.2 Tujuan Penyuluhan ....................................................................... 19
2.3.3 Faktor-faktor Dalam Penyuluhan .................................................. 19
2.3.4 Langkah-langkah Penyuluhan ....................................................... 19
2.3.5 Metode Penyuluhan ...................................................................... 20
2.4 Pengetahuan, Sikap, Tindakan ................................................................ 22
2.4.1 Pengetahuan ................................................................................... 22
2.4.2 Sikap ............................................................................................. 23
2.4.3 Tindakan ...................................................................................... 24
BAB III KERANGKA PENELITIAN ....................................................... 26
3.1 Kerangka Penelitian ................................................................................. 26
3.2 Definisi Operasional................................................................................. 27
3.3 Hipotesa.................................................................................................... 28

BAB IV METODE PENELITIAN ............................................................. 29


4.1 Desain Penelitian..................................................................................... 29
4.2 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling................................................. 30
4.2.1 Populasi .......................................................................................... 30
4.2.2 Sampel............................................................................................ 30
4.2.3 Teknik Sampling ............................................................................ 31
4.3 Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................. 32
4.3.1 Waktu Penelitian ............................................................................ 32
4.3.2 Tempat Penelitian .......................................................................... 32
4.4 Pertimbangan Etik ................................................................................... 32

Universitas Sumatera Utara


4.5 Instrumen Penelitian................................................................................ 33
4.6 Validitas dan Reabilitas Instrumen ......................................................... 34
4.6.1 Validitas ......................................................................................... 34
4.6.2 Realibilitas ..................................................................................... 35
4.7 Pengumpulan Data .................................................................................. 35
4.8 Analisa Data ............................................................................................ 36

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 38


5.1 Hasil Penelitian ....................................................................................... 38
5.1.1 Karakteristik Demografi Responden ............................................. 38
5.1.2 Deskripsi Pengetahuan Sebelum Dan Sesudah Penyuluhan ` ........ 40
5.1.3 Deskripsi Sikap Sebelum Dan Sesudah Penyuluhan .................... 40
5.1.4 Deskripsi Tindakan Sebelum Dan Sesudah Penyuluhan .............. 41
5.1.5 Tingkat Pengetahuan Sebelum Dan Sesudah Penyuluhan ........... 42
5.1.6 Tingkat Sikap Sebelum Dan Sesudah Penyuluhan ....................... 42
5.1.7 Tindakan Sebelum Dan Sesudah Penyuluhan ............................... 43
5.2 Pembahasan ............................................................................................. 44

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 49


6.1 Kesimpulan ............................................................................................. 49
6.2 Saran ........................................................................................................ 50

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 51


LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal tentatif penelitian
Lampiran 2. Lembar penjelasan penelitian
Lampiran 3. Lembar persetujuan (Inform Consent)
Lampiran 4. Instrumen penelitian
Lampiran 5. Surat izin penelitian
Lampiran 6. Lembar persetujuan validasi

xi

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 7. Persetujuan komite etik
Lampiran 8. Hasil uji reliabilitas
Lampiran 9. Hasil uji normalitas data
Lampiran 10. Hasil distribusi frekuensi karakteristik responden
Lampiran 11. Hasil distribusi frekuensi pengetahuan dan sikap
Lampiran 12. Hasil uji paired t test
Lampiran 13. Master tabel data
Lampiran 14. Materi penyuluhan kesehatan
Lampiran 15. Leaflet
Lampiran 16. Booklet
Lampiran 17. Lembar bukti bimbingan
Lampiran 18. Riwayat hidup

DAFTAR TABEL
Tabel 3.2. Defenisi Operasional
Tabel 4.1. Rancangan Penelitian
Tabel 5.1.1. Distribusi Karakteristik Responden
Tabel 5.1.2. Deskripsi Pengetahuan Sebelum Dan Sesudah Penyuluhan
Tabel 5.1.3. Deskripsi Sikap Sebelum Dan Sesudah Penyuluhan
Tabel 5.1.4. Deskripsi Tindakan Sebelum Dan Sesudah Penyuluhan
Tabel 5.1.5. Tingkat Pengetahuan Sebelum Dan Sesudah Penyuluhan
Tabel 5.1.6. Tingkat Sikap Sebelum Dan Sesudah Penyuluhan
Tabel 5.1.7. Tindakan Sebelum Dan Sesudah Penyuluhan

DAFTAR SKEMA
Skema 3.1. Kerangka Konsep Penelitian

xii

Universitas Sumatera Utara


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kanker leher rahim adalah masalah kesehatan paling sering ditemui pada

wanita setelah kanker payudara. Menurut Kemenkes RI tahun 2015 kanker leher

rahim ialah keparahan dari leher rahim, yaitu satu per tiga bagian dari bawah

rahim, bentuk cembung dan berkaitan dengan vagina melalui arah bagian luar

rahim. Penyebab nya yaitu infeksi human papilloma virus dan kebanyakan terjadi

pada wanita usia subur dan akibat kanker leher rahim ini bisa sampai

menyebabkan kematian. Angka kejadian pada wanita yang berusia diatas 15

tahun merupakan populasi yang beresiko tinggi terkena kanker serviks yang

berjumlah 89,07 juta jiwa, dan menurut Institute Catala d’Oncologia / ICO (2017)

kejadian kanker serviks menyerang WUS berumur 15-44 tahun.

Menurut data Globocan International Agency for Research on Cancer

(IARC), tahun 2012, jumlah kanker leher rahim di negara maju sebanyak 35.500

kejadian kematian dan di negara berkembang sebanyak 444.500 kejadian baru dan

230.200 kematian. Indonesia berada pada peringkat 4 jumlah kasus kanker leher

rahim paling tinggi sesudah Cambodia 23,8%, Myanmar 20,6%, Thailand 17,8%

dengan jumlah sebanyak 17,3% per 100.000 perempuan. Jumlah kasus kanker

leher rahim di Indonesia terdapat 98,692 kasus disusul kanker payudara terdapat

61,682 kasus. Kepulauan Riau, Maluku Utara, Yogyakarta mempunyai jumlah

kasus kanker leher rahim tertinggi 1,5%, sedangkan Sumatera Utara mempunyai

Universitas Sumatera Utara


2

jumlah kasus kanker leher rahim 0,7% dengan jumlah penderita kanker serviks

4.694 jiwa (Riskesdas, 2013).

Data Dinas Kesehatan Sumatera Utara ditemukan 74 kejadian di tahun

2011 dan terjadi kenaikan tahun 2012 menjadi 331 kejadian. Data RSU H. Adam

Malik Medan tahun 2011 ditemukan 148 kejadian kanker leher rahim, tahun 2012

terdapat 300 kejadian, lalu Januari sampai November 2013 ada 318 kejadian.

Sedangkan di RSUD Pirngadi kota Medan tahun 2006 ditemukan 28 kejadian,

2007 terdapat 32 kejadian, 2008 terdapat 35 kejadian, 2009 terdapat 25 kejadian,

2010 terdapat 40 kejadian, 2011 terdapat 51 kasus, 2012 terdapat 58 kejadian, dan

2014 terdapat 75 kejadian. Ini menggambarkan kanker leher rahim semakin

mengalami kenaikan per tahunnya (Pandiangan, 2014; Hotmyda, 2014; Tiindaon,

2014).

Penanganan dan pengobatan sebelum kejadian kanker serviks masih jadi

masalah kesehatan masyarakat Indonesia. Ketua umum Yayasan Kanker

Indonesia (YKI) memperkirakan 15.000 pasien baru pertahun dan 8.000 pasein

meninggal dunia per tahun. Oleh sebab itu deteksi dini sebelum terjadi kanker

leher rahim perlu menjadi yang utama (Moerdijat, 2008). Wanita yang sudah

berhubungan seksual memiliki risiko terkena kanker leher rahim. Oleh sebab itu

deteksi dini kanker leher rahim dengan pemeriksaan pap smear atau iva test perlu

secepatnya dilakukan setelah melakukan hubungan seksual. Pemeriksaan tidak

hanya sekali seumur hidup, tetapi dilakukan secara teratur sampai usia 70 tahun

(Ocviyanti, 2009).

Universitas Sumatera Utara


3

Adapun tes yang dapat dikerjakan untuk mendeteksi dini kanker serviks

yaitu biopsi serviks, kolposkopi, biopsi kerucut, CT scanner, MRI scan, tes DNA

HPV, pap smear, tes IVA. Tes deteksi dini yang biasa dilakukan yaitu metode

usap (smear) lendir leher rahim menurut Papanicolaou atau pap smear, yaitu

mengambil cairan leher rahim dengan usapan (smear) yg selanjutnya dibawa ke

ruang periksa dan akan diperiksa oleh ahli patologi anatomi, deteksi yang lebih

mudah dilakukan ialah tes IVA yaitu dengan cara mengoleskan asam cuka 3-5%.

Metode ini sangat meringankan karena biaya pemeriksaan lebih terjangkau dan

bisa dilakukan oleh tenaga kesehatan selain dokter ginekologi (Goldye, 2001;

Singh, 1992; Sankara narayana, 1998; dikutip dari Sinta 2012).

Data dari penelitian di RSUD Pirngadi Medan, dari Januari sampai

Agustus 2016, 157 orang telah dilakukan pemeriksaan pap smear, dan hasilnya

111 orang terdeteksi kanker leher rahim , 46 lainnya tidak (Pandiangan, 2014).

Penyebabnya deteksi dini pap smear atau IVA belum banyak diketahui banyak

orang, minimnya pengetahuan yang mungkin dikarenakan tingkat pendidikan

rendah, tidak tersampaikannya informasi dari pusat kesehatan setempat dan juga

media massa tentang deteksi dini kanker serviks menjadi penyebab utamanya.

Cara untuk menyebarluaskan berita tentang deteksi dini ialah dengan melakukan

penyuluhan kesehatan.

Penyuluhan kesehaatan adalah kegiatan penyampaian suatu ilmu

pengetahuan dengan cara penyampaian langsung yang tujuannya untuk merubah

dan mempengaruhi perilaku perorangan, kelompok, ataupun masyarakat supaya

lebih mandiri untuk tercapainya hidup sehat. Sasaran penting penyuluhan

Universitas Sumatera Utara


4

kesehataan lebih pada usaha untuk merubah perilaku seseorang untuk pola hidup

baik yang paling utama bagian pengetahuan dan pemahaman, sehingga nantinya

pengetahuan dari tujuan penyuluhan sudah sesuai pada apa yang diharapkan si

penyuluh dan kemudian akan dikerjakan seperti yang sudah dipersiapkan.

Penyuluhan akan lebih bagus bila disertai dengan alat bantu atau media karena

dianggap bisa sebagai perwakilan yang kurang mampu disampaikan si penyuluh,

bahkan ketidakjelasan bahan bisa dijelaskan dengan alat bantu. Salah satu alat

bantu visual yang digunakan untuk menjelaskan materi penyuluhan kesehatan

ialah alat bantu audio visual aid (AVA) berbentuk film pendek (short film),

leaflet, dan booklet. (Syafruddin, 2011).

Media leaflet ialah lembaran kertas berlipat berisi materi tentang kasus dan

pembahasan tertentu yang dibuat dengan kalimat dan kata-kata yang singkat,

jelas, dan mudah dipahami oleh kalangan masyarakat, biasanya juga terdapat

gambar-gambar yang mudah dimengerti dengan ukuran 20 kali 30 cm dengan

tulisan 200 sampai 400 kata. Kekurangan leaflet adalah tidak bisa bertahan lama

dan cepat hilang, kelebihan dari leaflet yaitu lebih praktis karena mengurangi

kegiatan mencatat, dapat disimpan, dapat disebarluaskan dan dibaca masyarakat,

sebagai bahan diskusi, dan juga memudahkan dalam penyampaian informasi

penyuluhan kesehatan, sementara booklet ialah alat bantu menyampaikan pesan

dalam bentuk buku, tulisan atau gambar (Rizki Nugraha, 2017). Tujuan umum

booklet untuk mengubah pengetahuan, karena booklet memberikan materi khusus

yang bisa dipakai untuk media pembelajaran.

Universitas Sumatera Utara


5

Dari penjelasan latar belakang peneliti tertarik melakukan penelitian

tentang penyuluhan kesehatan deteksi dini kanker serviks guna mengetahui

sampai mana pengaruhnya terhadap pengetahuan, sikap, dan tindakan pada

Wanita Usia Subur di Wilayah Kerja Puskesmas Polonia. Sehingga judul

penelitian ini adalah “Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Terhadap Pengetahuan,

Sikap, dan Tindakan Deteksi Dini Kanker Serviks Pada Wanita Usia Subur di

Wilayah Kerja Puskesmas Polonia Medan”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasakan uraian latar belakang yang telah dijelaskan maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah ada pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap

pengetahuan, sikap, dan tindakan deteksi dini kanker serviks pada wanita usia

subur di wilayah kerja Puskesmas Polonia Medan.

1.3 Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan wanita usia subur

dalam mendeteksi dini kanker serviks sebelum dilakukan penyuluhan

kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Polonia Medan

2. Bagaimana tingkat pengetahuan, sikap, dan tindakan wanita usia subur

dalam mendeteksi dini kanker serviks setelah dilakukan penyuluhan

kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Polonia Medan

Universitas Sumatera Utara


6

3. Apakah ada pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap pengetahuan,

sikap, dan tindakan deteksi dini kanker serviks pada wanita usia subur

di wilayah kerja puskesmas Polonia Medan ?

1.4 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap dan tindakan pada

wanita usia subur dalam mendeteksi dini kanker serviks sebelum

diberikan penyuluhan kesehatan.

2. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap, dan tindakan pada

wanita usia subur dalam mendeteksi dini kanker serviks sesudah

diberikan penyuluhan kesehatan.

3. Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap

pengetahuan, sikap, dan tindakan deteksi dini kanker serviks pada

wanita usia subur.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitin ini bermanfaat dari berbagai aspek yaitu :

1. Bagi pendidikan keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi

mahasiswa keperawatan dan untuk penelitian serta perkembangan

selanjutnya dalam pendidikan keperawatan

Universitas Sumatera Utara


7

2. Bagi peneliti keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan data dasar dan

informasi tambahan yang berguna bagi pengembangan penelitian

selanjutnya. Dan juga dapat menggabungkan media leaflet dengan

media penyuluhan yang lain.

Universitas Sumatera Utara


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Wanita Usia Subur

2.1.1 Defenisi Wanita Usia Subur

Wanita usia subur menurut BKKBN tahun 2011 ialah berumur 18-49

tahun dengan reproduksi berfungsi bagus, baik belum menikah, menikah, atau

janda. Wanita usia subur menurut Depkes RI 2004 ialah yang di umur

reproduktif, yaitu umur 15 sampai 49 tahun dengan fungsi reproduksi baik

sehingga mudah untuk kehamilan antara usia 20-45 tahun. Wanita usia subur di

Indonesia yang terbesar di Asia Tenggara 65%, kemudian Vietnam 25,3% dan

Filipina 23%. WUS terendah di Asia Tenggara yaitu Timor Leste 0,3%.

(Kemenkes RI, 2018).

2.2 Kanker Serviks

2.2.1 Pengertian Kanker Serviks

Penyakit reproduksi yang sering ditemui pada WUS usia 35-55 tahun yaitu

kanker serviks. Kanker serviks atau Carcinoma Cervicis Uteri, adalah tumor

ganas yang sering ditemukan pada perempuan, dan paling banyak diderita dari

tumor alat reproduksi perempuan lainnya (Wulandari, 2010). Kanker serviks

terjadi di area reproduksi perempuan yang merupakan jalan masuk ke uterus,

berada antara rahim dan lubang vagina. Kanker leher rahim ialah proses

Universitas Sumatera Utara


9

perkembangan sel tak normal pada leher rahim yang kemudian berubah jadi sel

kanker (Peckenpaug, 2009).

Menurut Evi Andriani (2010), kanker serviks ialah sel tidak normal yang

tumbuh pada leher rahim yang telah berubah jadi sel kanker. Biasanya berkisar

10-15 tahun, terjadi 80% dari perempuan yang berpeluang terjangkit HPV.

Kanker leher rahim terlihat bila sel serviks jadi tidak normal dan membelah secara

acak. Jika sel leher rahim membelah, akan membentuk jaringan yaitu tumor. Bisa

jadi jinak atau tidak, bila tidak jinak itulah yang disebut kanker leher rahim

(Prayitno, 2014)

2.2.2 Pemicu Kanker Serviks

Penyebab 99,7% kanker yaitu Human Papilloma Virus (HPV). Ada lebih

dari 100 tipe HPV, tipe 16, 18, 31, 33, 35, 45, 51, 52, 56, dan tipe 58 kebanyakan

dijumpai sebelum menjadi kanker (Rasjidi, 2008). Tipe 16 dan 18 pemicu 70%

kanker. Nantinya HPV akan hilang sendirinya akibat daya tahan tubuh yang

alami , tapi ada beberapa yang tidak hilang dan tetap, perubahan sel leher rahim

menjadi kanker serviks disebabkan oleh virus HVP yang menetap. Pejalanan nya

mulai dari HPV terinfeksi, tahap sebelum kanker sampai jadi kanker

membutuhkan waktu 10-20 tahun. Perubahan sel epitel pada mulut rahim

disebabkan infeksi virus, sel jadi tak terkendali perkembangannya dan jika

berkelanjutan menjadi kanker. Di stadium awal tidak ada tanda yang jelas,

sesudah jadi kanker baru muncul tanda seperti keputihan berkepanjangan, keruh,

berbau busuk, perdarahan setelah melakukan hubungan intim, perdarahan tidak

masa haid dan sebagainya. Di stadium lanjut sudah menyebaran sampai daerah

Universitas Sumatera Utara


10

panggul disertai rasa nyeri, susah BAB dan BAK, dan lain sebagainya (Rina,

2009)

2.2.3 Patofisiologi Kanker Serviks

Menurut Savitri (2015) Kanker leher rahim ialah tumor ganas dari sel

skuamosa yang terjadi bila sel serviks tumbuh secara tidak tertangani. Sebelum

menjadinya kanker didahului dengan keadaan lesi pra kanker atau Cervical

Intraephiteal Neoplasia (CIN). Tahap sebelum kanker disebut dysplasia yaitu

berubahnya sebelum keganasan dari sel rahim. Terdapat 3 tahap sebelum terjadi

kanker dimulai dari infeksi sel berlanjut jadi intraephitelia neoplasia dan berakhir

jadi sel kanker.

2.2.4 Gejala Kanker Serviks

Menurut Cervical Cancer Indonesian tahun 2017, kanker leher rahim

stadium awal tidak memperlihatkan tanda tapi jika melakukan deteksi ditemukan

sel serviks yang abnormal. Gejala kanker leher rahim adalah :

1. Berdarah pada vagina yang tidak normal,

2. Berdarah tidak pada masa haid atau sesudah berhubungan intim,

3. Perdarahan vagina sesudah menopause,

4. Keputihan berwarna kemerahan dan berbau tidak sedap,

5. Nyeri dibagian pinggul, kaki, susah BAB dan BAK bisa terjadi pada kanker

serviks stadium lanjut.

2.2.5 Faktor Resiko Kanker Serviks

Umumnya, resiko terjadinya kanker leher rahim adalah gaya hidup yang

tidak sehat. Faktor resiko kanker leher rahim menurut beberapa penelitian yaitu:

Universitas Sumatera Utara


11

1. Perilaku Seksual

Aktif berhubungan intim sebelum umur 20 tahun menjadi faktor resiko

kanker leher rahim karena organ reproduksi perempuan belum sampai pada

kematangan yang sesuai. Usia ideal bagi wanita yaitu 20-35 tahun (Savitri,

2015).

2. Kebersihan Organ Kewanitaan

Kebersihan organ kewanitaan dikaitkan dengan penggunaan pembalut

wanita tidak diganti kurang 2 kali dalam sehari, karena bisa menyebabkan

kelembaban berlebih dan mudah tumbuh jamur dan bakteri termasuk HPV.

Pembalut diganti kurang dua kali dalam sehari saat haid akan mempengaruhi

kebersihan daerah kewanitaan yang menyebabkan peluang terjadinya kanker leher

rahim 29 kali lebih besar jika membandingkan dengan menjaganya (Dewi, 2013).

3. Usia

Wanita yang berhubungan intim diusia sangat muda semakin besar kesempatan

terkena kanker leher rahim (Arifatulul, 2013).

4. Sosial Ekonomi

Ini berhubungan dengan gizi, kekebalan tubuh, kebersihan individu.

Masyarakat dengan keadaan ekonomi rendah biasanya kuantitas dan kualitas

makanan kurang (Arifatulul, 2013).

5. Rokok dan AKDR

Rokok dapat memicu terjadinya sel kanker sedangkan pemakain AKDR

berpengaruh pada leher rahim yaitu berawal dari pengikisan di daerah leher rahim

Universitas Sumatera Utara


12

dan selanjutnya akan terjadi infeksi yaitu peradangan yang terus menerus. Ini bisa

menjadi alasan kejadian kanker serviks (Arifatulul, 2013).

6. Jumlah Perkawinan

Perempuan yang berhubungan seksual suka berganti pasangan berpeluang

lebih besar untuk terkena kanker leher rahim. Seseorang yang menikah lebih dari

sekali akan lebih berpeluang terkena virus HPV (Arifatulul, 2013).

2.2.6 Klasifikasi Kanker Serviks

Menurut Cervical Cancer Indonesian (2017), tada 4 stadium kanker

serviks yaitu :

1) Stadium I : Sel kanker telah menembus jaringan subkutan (yang terletak

dibawah permukaan kulit), tetapi tetap berada di uteri serviks.

2) Stadium II : Sel kanker menyebar ke jaringan di daerah serviks atau bagian atas

vagina.

3) Stadium III : Sel kanker menyebar ke daerah panggul atau 1/3 dari bawah

vagina.

4) Stadium IV : Sel kanker menyebar ke daerah kandung kemih, usus besar, dan

paru-paru.

2.2.7 Deteksi Dini Kanker Serviks

Pada penanganan, deteksi dini ialah pencegahan yang paling efektif.

Deteksi dini ialah pemeriksaan untuk mengetahui keadaan leher rahim yang tidak

normal. Wanita yang akan melakukan deteksi dini mungkin secara fisik terasa

sehat dan tidak dirasakan tanda apapun sehingga tak ada alasan untuk dilakukan

pemeriksaan (WHO, 2013).

Universitas Sumatera Utara


13

Deteksi dini sebagai usaha pencegahan sekunder dilakukan dengan

pemeriksaan pada yang belum terlihat tanda gejala penyakit dan masih berada

pada stadium pra klinik yang memiliki persyaratan tertentu pada suatu penyakit

(Rasjidi, 2008). Jenis pemeriksaan kanker leher rahim yang dilakukan wus

untuk menjelaskan keadaan leher rahim yang tidak normal, yaitu pemeriksaan

kolposkopi, biopsi serviks, biopsi kerucut (cone biopsy), CT scanner, MRI scan,

pap smear, tes IVA. (Rasjidi, 2008)

2.2.7.1 Tes Pap Smear

Pemeriksaan kanker leher rahim bisa dilakukan dengan papsmear. ACOG,

ACS, dan USPSTF telah membuat aturan harusnya dilakukan tes papsmear pada

setiap wanita dengan cara pemeriksaan kanker serviks dari tiga tahun pertama

memulai hubungan seksual (Rasjidi dan Sulistiyanto, 2008).

Pap smear ialah pemeriksaan deteksi dini kanker leher rahim dengan

bantuan mikroskop untuk mendeteksi kanker yang dilakukan dengan lebih mudah

dan hasil yang lebih akurat (Wijaya, 2010). Tes papsmear yaitu pemeriksaan

leher rahim untuk dilihat adanya perubahan sel epitel leher rahim. Tanda awal

keganasan leher rahim ditandai berubah nya lapisan epitel serviks (Rasjidi, 2010).

Tujuan nya ialah untuk menemukan adanya kelainan pada serviks. Manfaat

pemeriksaan papsmear menurut Manuaba (2005) yaitu diagnosa dini keganasan,

interpretasi hormonal perempuan, dan penentuan proses peradangan.

Menurut Sukaca (2009) sasaran tes pap smear ialah wanita yang sudah

menikah diusia muda dan kegiatan seksualnya sangat tinggi, suka berganti-ganti

pasangan seksual atau yang terkena HIV, wanita usia 30 tahun keatas yang

Universitas Sumatera Utara


14

menggunakan alat kontrasepsi lebih dari lima tahun (hormonal dan IUD),

perempuan yang mengalami keputihan yang sudah parah, perdarahan pervaginam

pada wanita yang sudah menopause.

Persyaratan untuk melakukan pemeriksaan yaitu :

1) Isi lengkap surat pemeriksaan ,

2) Jangan lakukan pemeriksaan lain sebelum diambil sampel,

3) Tidak memakai cairan pembersih vagina, dan tidak sedang haid,

4) Pasien sesudah persalinan, sesudah pembedahan, boleh melakukan setelah

sembuh untuk terhindar kejadian sel inflamasi yang bisa mengganggu tafsiran

pemeriksaan

5) Kejadian yang ditakutkan ada keparahan lapisan dalam rahim,

direkomendasikan pengambilan nya pada fornik luar atau dilakukan

pengambilan di lapisan dalam rahaim secara langsung,

6) Kosongkan kandung kemih sebelum pemeriksaan,

7) Tidak sedang mengandung dan tidak berhubungan seksual minimal 2-3 hari

sebelum pemeriksaan (Emilia, 2010).

Prosedur pemeriksaan pap smear menurut Rasjidi (2009) yaitu :

1. Persiapan alat seperti spekulum bivavle (cocor bebek), spatula ayre, kaca

objek, desinfektan 95%

2. Pasien baring dengan keadaan kedua kakidibuka, tungkai diangkat dan lutut

ditekuk, pasang spekulum sampai terlihat vagina, forniks posterior, leher

rahim dan saluran pada serviks, periksa leher rahimnormal atau tidak

3. Spatula diletak kedalam leher rahim, putar 360° arah jarum jam

Universitas Sumatera Utara


15

4. Cairan yang sudah diperoleh oleskan diatas kaca objek pada bagian yang

sudah bertanda dengan sudut 45° sekali usapan

5. Kaca objek dicelupkan selama 10 menit pada desinfektan 95%

6. Setalah itu masukkan ke tempat yang sudah disediakan dan beri ke ahli

laboratorium untuk pemeriksaan lanjutan.

Sukaca (2009) mengelompokkan hasil pemeriksaan pap smear menjadi

lima kelas, yaitu kelas satu tidak ada sel tidak normal, dua ada gambaran sitologi

atipik, tapi tidak ada keparahan, tiga gambaran sitologi mencurigakan keparahan,

perkembangan sel secara tidak teratur ringan sampai sedang,empat ditemukan

gambaran sitologi perkembangan sel secara tidak teratur yang berat, V : ada

keganasan.

2.2.7.2 Tes IVA

IVA tes ialah pemeriksaan leher rahim dengan cara melihat rahim

langsung yang dilakukan selama 3-8 menit dengan cara mengoleskan asam asetat

3-5% lalu amati adakah perubahan pada leher rahim. Bila setelah dioleskan dan

terdapat perubahan warna menjadi pucat artinya terdapat lesi prakanker. Tujuan

pemeriksaan IVA tes yaitu untuk mengurangi angka kesakitan dan angka

kematian serta mengetahui kelainan pada serviks. Keuntungan nya yaitu lebih

tidak susah dan praktis, serta dapat dilaksanakan semua tim kesehatan dan hasil

dari pemeriksaan bisa diberikan segera unutk selanjutnya mengambil keputusan

penanganan nya. (Marmi, 2013).

Syarat pemeriksaan IVA tes yaitu wanita usia subur yang sudah menikah

dan tidak dalam keadaan hamil, 2-3 hari sebelum dilakukan tes tidak melakukan

Universitas Sumatera Utara


16

hubungan seksual. Melakukan pemeriksaan iva bisa kapan saja dan pada wanita

yang dicurigai atau diketahui memiliki infeksi menular seksual ataupun

HIV/AIDS (Kemenkes RI, 2015). Fungsi periksaan IVA ialah mendeteksi awal

kanker. Waktu yang tepat dilakukan deteksi tiap 3 tahun pada perempuan 25

sampai 60 tahun (Nugroho, 2012). Menurut Pudiastuti tahun 2011 dan Marni

2013, persiapan untuk melakukan tes IVA yaitu :

1. Ruang tertutupmenggunakan lampu terang untuk melihat leher rahim,

2. Meja periksadan selimut

3. Spekulum cocor bebek yang sudah di DTT, tampon tang

4. Kapas lidi, kapas sublimat dalam wadah steril untuk membersihkan vagina

5. Asam cuka 3 sampai 5% ddi wadah steril. Bila asam cuka 5% dibuat dengan

cara satu sendok cuka dapur ditambah empat sendok air. Bila asam cuka 3%,

dibuat dengan cara cuka dapur dua sendok ditambah air steril sebelas sendok.

6. Sarung tangan, bak instrument

7. Larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi

Cara melakukan pemeriksaan IVA yaitu :

1) Jaga kerahasiaan pasien, berikan lembar persetujuan dan jelasan ke pasien

kegiatan yang ingin dilakukan

2) Persiapan alat dan bahan

3) Atur pasien dengan posisi litotomi

4) Atur lampu penerangan ke arah vagina, supaya leher rahim terlihat jelas

5) Cuci tangan, pasang sarung tangan dan APD lengkap

6) Bersihkan vagina dengan kapas sublimat

Universitas Sumatera Utara


17

7) Spekulum dimasukkan kedalam vagina dengan cara : (1)buka labia minora

dengan tangan kiri, pegang spekulum pakai tangan kanan, dalam kondisi

tertutup ujung nyadimasukkan ke dalam introitus vagina. (2)Spekulum

diputar 45° kebawah sampai melintang lalu dorong lebih dalam ke forniks

posterior sampai vagina terpuncak. (3)Buka spekulum dengan pelan,

diatur sampai kelihatan jelas. (4)kencangkan baut untuk mengunci

spekulum, kencangkan spekulum dengan tangan kiri

8) Kapas balutan lidi yang sudah diberi asam cuka 3 sampai 5% dimasukkan

ke vagina sampai kebagian portio

9) Kapas lidi di oles kan ke semua permukaan portio searah jarum jam

10) Bersihkan portio pakai kasa steril

11) Spekulum di keluarkan dari vagina

12) Rapikan pasien dan rendam peralatan di larutan klorin 0,5% 10 menit lalu

cuci tangan

13) Jelaskan hasil pemeriksaan pada pasien, dokumentasi (Pudiastuti, 2012)

Tidak ada efek samping pada pemeriksaan IVA dan aman. Tempat

pemeriksaan dapat dilakukan di puskesmas, klinik dokter dan faskes lainnya

(Pudiastuti, 2012). Menurut Marmi (2013), pengelompokan pemeriksaan IVA

yaitu :

1. Leher rahim normal ditandai dengan iva negatif

2. Leher rahim servisitis / radang, atau kelainan jinak yang lainn (polip serviks)

ditandai dengan iva radang

3. Adanya cairan putih (aceto white epithelium) ditandai dengan iva positif

Universitas Sumatera Utara


18

4. IVA kanker artinya ditahap ini, cara temuan stadium kanker, masih

bermanfaat untuk penurunan kematian karena kanker leher rahim jika ada di

stadium invasive dini (stadium Ib-Iia) (Marmi, 2013).

2.3 Penyuluhan Kesehatan

2.3.1 Pengertian Penyuluhan Kesehatan

Istilah penyuluhan kesehatan ialah pengembangan istilah penkes, promosi

kesehatan. Penyuluhan yaitu kegiatan penyampaian pesan terstruktur dengan baik

dari si penyampaian kepada si penerima pesan atau sasaran (ibu-ibu / wanita usia

subur) dengan tujuan supaya sasaran bisa melaksanakan perilaku (isi pesan) yang

telah diterimanya si penyampai. Menurut Depkes (2010), peyuluhan kesehatan

ialah kegiatan penyampaian suatu ilmu pengetahuan dengan cara penyampaian

langsung yang tujuannya untuk merubah dan mempengaruhi perilaku perorangan,

kelompok ataupun masyarakat supaya lebih mandiri untuk mencapai tujuan hidup

lebih baik.

Pengetahuan ialah bagian penting terbentuknya tindakan. Berdasarkan

penelitian perilaku lebih bagus dilandasi pengetahuan dibanding yang tidak.

Pengetahuan memberi pengaruh pada perilaku hasil jangka menengah

(intermediate impact) dari penkes. Selanjutnya juga memiliki pengaruh terhadap

peningkatan indikasi kesehatan masyarakat sebagai hasil penkes

(Sukmadianata, 2010). Penekanan penyuluhan lebih pada cara ubah perilaku

sasaran supaya berperilaku baik terutama bagian pengetahuan, pemahaman,

Universitas Sumatera Utara


19

sehingga pengetahuan tujuan penyuluhan sesuai yang diharapkan penyuluh maka

menjalankan penyuluhan berikutnya sesuai program yang direncanakan.

2.3.2 Tujuan Penyuluhan

Secara umum untuk mengubah kehidupan masyarakat jadi lebih baik dari

keadaan yang ada dan mencapai tujuan, maka komunikasi penyuluhan harus

bermakna (meaningfull), realistis, jelas, dapat diukur (measurable). Notoatmodjo

(2010), mengatakan dalam perencanaan dan pelaksanaan penyuluhan harus

dicakupkan jangka pendek dan panjang. jangka pendek yaitu merubah tingkat

pengetahuan, kecakapan atau kemampuan, sikap, motif tindakan. Sedangkan

tujuan jangka panjangnya yaitu better farming (mau dan mampu mengubah usaha

dengan cara lebih baik lagi), better business (berusahan lebih menguntungkan),

better living (untuk yang lebih baik).

2.3.3 Faktor yang Perlu Diperhatikan Dalam Penyuluhan

Menurut Effendy, sasaran dalam keberhasilan penyuluhan perlu

diperhatikan faktor antara lain kesediaan waktu di masyarakat, pendidikan, adat

istiadat,kepercayaan masyarakat, ekonomi

2.3.4 Langkah-langkah Penyuluhan

Menurut Effendy (1998), penyuluhan yang baik harus dilakukan sesuai

langkah yaitu :

1. Kaji kesehatan ; tetapkan masalahnya, dan prioritaskan yang lebih dulu

ditangani dengan penyuluhan

2. Susun rencanaan penyuluhan ; tetapkan tujuan, tentukan maksud dan susun

materi

Universitas Sumatera Utara


20

3. Pilih metode yang sesuai ; tentukan jenis alat yg digunakan dan tentukan

kriteria evaluasi

4. Pelaksanaan penyuluhan ; nilai hasil penyuluhan, dan rencana lanjutan

penyuluhan

2.3.5 Metode Penyuluhan

Metode yang digunakan untuk pemberian penyuluhan (Notoatmodjo,

2010) yaitu : metode ceramah, curah pendapat, diskusi kelompok, panel, bermain

peran, demonstrasi, simposium, dan seminar. Metode penyuluhan penelitian ini

yaitu diskusi kelompok dengan perencanaan pembicaraan dengan 5-30 peserta

(sesuai tujuan peneliti) dan sudah ditunjuk pemimpin diskusi. Di penelitian ini

penyuluhan juga akan dilakukan dengan menggunakan media leaflet dan booklet

karena lebih memudahkan dalam penyampaian informasi penyuluhan kesehatan.

Leaflet yaitu sampaian informasi atau pesan kesehatan dengan lembaran lipat.

(Notoatmodjo, 2003).

Menurut Kamus Komunikasi, Drs. Onong Uchjana Effendy, MA (2011),

leaflet ialah lembaran ukuran kecil dengan pesan untuk disebarkan pada umum

sebagai informasi tentang peristiwa dengan kalimat yang singkat, padat, dan bisa

dimengerti.

Ciri leaflet yaitu :

1. Dari bentuk leaflet

a. Lembaran kertas ukuran kecil yang dicetak

b. Tulisan terdiri 200 sampai 400 huruf dengan gambaran

c. Ukuran biasanya 20 kali 30 cm

Universitas Sumatera Utara


21

2. Dari isi pesan

a. Pesan sebagai informasi kejadian

b. Tujuan untuk promosi

c. Leaflet harus dapat dibaca sekali lihat

Bahasa membuat leaflet yang dipakai harus sederhana agar mudah

dipahami, judul harus menarik untuk dibaca, materi harus sesuai dengan pokok

pembahasan sasaran. Kelebihan dari leaflet yaitu lebih gampang karena kegiatan

mencatat berkurang, bisa dilihat kembali isinya disaat santai, dapat disimpan,

dapat disebarluaskan dan dibaca oleh masyarakat, bisa dijadikan bahan diskusi,

informasi berisi bentuk kalimat, gambar atau kombinasi. Sementara kekurangan

dari leaflet adalah bila cetakan kurang menarik, responden enggan

menyimpannnya, ukuran tulisan yang terlalu kecil sehingga susah dibaca, tidak

tahan lama dan mudah hilang. Informasi dari media leaflet merupakan bagian dari

alat bantu pendidikan yaitu membantu meningkatkan kemampuan atau perilaku

mencapai kesehatan optimal. Penjelasan menarik leaflet bisa membawa

perubahan, tertarik atau tidak menerima perubahan, mengetahui perilaku yang

akan atau sudah di adopsi, (Notoatmodjo, 2003). Keberhasilan proses pemberian

leaflet dipengaruhi oleh faktor yaitu:

1. Sasaran

Pesan yang disampaikan sulit diterima karena pendidikan rendah,

kepercayaan dan adat hingga sulit diubah, lingkungan tempat tinggal yang

tidak mungkin terjadi perubahan, ekonomi rendah sehingga tidak

memperhatikan yang disampaikan karena selalu memikirkan kebutuhan lain.

Universitas Sumatera Utara


22

2. Proses pemberian leaflet

Materi kurang tepat sasaran, waktu pemberian tidak sesuai dengan sasaran,

gambar, bahasa yang mempermudah sasaran,.

Booklet yaitu media penyampaian pesan dalam bentuk buku, baik tulisan

atau gambar (Rizki S Nugraha, 2017). Tujuan umum booklet untuk peningkatan

pengetahuan, karena booklet memberi infomasi jelas dan digunakan sebagai alat

bantu yang lain untuk dipelajari setiap saat. Unsur-unsur yang terdapat pada

booklet menurut Sitepu (2012), yaitu kulit (cover) dan isi buku, bagian depan

(premlimunaries), bagian teks, dan bagian belakang, sedangkan yang harus

diperhatikan dalam isi booklet yaitu keakuratan, aspek grafika, relevansi,

kecukupan, proporsionalitas, aspek penyajian, aspek bahasa dan keterbacaan.

2.4 Pengetahuan, Sikap, Tindakan

2.4.1 Pengetahuan

Menurut teori perilaku, pengetahuan ialah komponen yang mewujudkan

dan mendukung terjadinya perilaku. Pengetahuan yang rendah dapat

mempengaruhi perilaku yang rendah, sehingga pengetahuan tentang pemeriksaan

dan kanker berkurang, dikhawatirkan perilaku dalam pemeriksaan deteksi dini

juga tidak maksimal, karena pengetahuan bagian penting untuk terbentuknya

perilaku terbuka (Fitriani, 2012). Pengetahuan mempunyai 6 tingkatan menurut

Notoadmodjo 2012 yang tercantum pada bagian kognitif yaitu :

a. Mengetahui

Universitas Sumatera Utara


23

Tahu yaitu ingat materi yang telah dipelajari (recall) atau respon yang telah

diterima. Karena itu tahu ialah pengetahuan rendah. Kata kerja yang mengukur

orang tahu tentang yang dipelajari yaitu dapat disebutkan, dan mendefinisikan,

misalnya dapat menyebutkan cara pencegahan kanker serviks.

b. Pahami (Comprehention)

Yaitu kemampuan jelaskan dengan benar tentang obyek yang dimengerti dan

dapat diinterprestasikan dengan benar, dapat dijelaskan akibat tidak melakukan

deteksi dini.

c. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi disini sebagai penggunaan hukum dan metode, misalnya memilih untuk

menggunakan salah satu cara pemeriksaan kanker leher rahim.

Pengetahuan seseorang dipengaruhi faktor dari dalam ; usia, kepribadian,

dan faktor dari luar; lingkungan, pengalaman, motivasi, pendidikan, pekerjaan,

sosial budaya, informasi, minat (Nursalam, 2011). Pengetahuan diukur dengan

kuesioner tentang materi yang ingin diukur dari responden. Kategori pengetahuan

Nursalam (2008) yaitu kurang dengan nilai <55%, cukup 56% - 75%, dan baik

76% - 100%,.

2.4.2 Sikap

Sikap ialah respon tertutup terhadap rangsangan. Sikap tidak dapat dilihat

langsung tapi bisa ditebak lebih dahulu dari yang tertutup. Menurut Notoatmodjo

(2012), sikap yaitu kesiapan bertindak, bukan pelaksanaan motif tertentu. Sikap

belum merupakan tindakan tetapi predisposisi perilaku. punya komponen pokok

yaitu kecenderungan untuk bertindak, konsep terhadap objek, evaluasi terhadap

Universitas Sumatera Utara


24

objek, kepercayaan ide, kehidupan emosional. Secara realitas melihatkan adanya

kesesuaian respon pada rangsangan tertentu (Fitriani, 2012).

Beberapa tingkatan dari sikap :

a. Terima (receiiving), si penerima mau memperhatikan rangsangan yang diberi

b. Respon (ressponding), berikan jawaban bila ditanya dan dikerjakan

c. Hargai (valuing), ajak orag lain untuk mngerjakan atau berdiskusi

d. Tanggung jawab (respondible), tanggung jawab pada apa yang telah dpilih

dengan segala rsiko

Perubahan sikap dipengaruhi faktor emosional, media massa, lembaga

pendidikan dan keagamaan, pengaruh budaya, pengaruh orang lain yang

dianggap tidak penting, pengalaman pribadi.

2.4.3 Tindakan

Tindakan ialah teori memahami tindakan yang dilakukan untuk

menghasilkan yang diinginkan. Saat tindakan sudah menjadi kebiasaan, otomatis

selalu berjalan. Tetapi bila tindakan sudah tidak efektif maka muncul kepedulian

dan usaha untuk memperbaikinya (Johnson, 2012). Tindakan seseorang dikatakan

berubah bila adanya perubahan tindakan sebelum diberikan penyuluhan dan

setelah diberikan penyuluhan tentang deteksi dini, seseorang dari yang tidak mau

melakukan menjadi mau melakukan pemeriksaan deteksi dini. Maka penting

adanya niat dan kemauan untuk menjalankan dan melaksanakan suatu tindakan.

Penelitian Rogers tahun 1994 diungkapkan sebelum orang bertindak

didalam diri nya terjadi proses sistematis yaitu :

1. Sadar artinya mengetahui terlebih dulu rangsangan objek

Universitas Sumatera Utara


25

2. Tertarik pada rangsangan atau objek tersebut, tahap ini sikap subjek sudah

mulai tumbuh

3. Menimbang pada buruk dan baik nya rangsangan untuk dirinya, artinya sikap

responden sudah lebih baik lagi

4. Subjek mulai melakukan sesuai yang dikehendaki rangsangan

Universitas Sumatera Utara


BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

3.1 Kerangka Penelitian

Kerangka penelitian ialah gambaran keterikatan satu konsep dengan yang

lain. Karena itu, konsep tidak bisa diukur dan dicermati dengan langsung.supaya

bisa diukur, konsep harus dijelaskan dalam variabel (Notoadmodjo, 2010).

Variabel independen mempengaruhi variabel dependen dijelaskan di

kerangka konseptual penelitian. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh

penyuluhan kesehatan terhadap pengetahuan, sikap, dan tindakan deteksi dini

kanker serviks pada wus yang dilakukan dengan menggunakan media leaflet dan

booklet.

Pretest Intervensi posttest

Pengetahuan, sikap, Memberipenyuluhan kesehatan Pengetahuan, sikap,


dan tindakan deteksi tentang kanker leher rahim, dan tindakan deteksi
dini kanker serviks dan pemeriksaan nya yang dini kanker serviks
pada wus akan dilakukan dengan pada wus
menggunakan media leaflet
dan booklet, dan akan
dilakukan sebannyak 1 kali
pertemuan selama 1 jam

26

Universitas Sumatera Utara


27

3.2 Defenisi Operasional

Variabel Defenisi operasional Alat ukur Hasil ukur Skala


Penyuluhan Penyuluhan kesehatan - - -
kesehatan adalah suatu kegiatan
penyampaian pesan
secara langsung dengan
media leaflet dan booklet
yang berisi tentang
konsep kanker dan
pemeriksaan kanker
disertai dengan gambar
untuk memudahkan
responden mengerti isi
pesan yang telah diterima
dari provider / petugas
kader penyuluhan.

Pengetahuan Pemahaman responden Kuesioner Pengetahuan Ordinal


tentang kanker serviks, pertanyaan dalam dikatakan :
penyebab kanker, bentuk pilihan Baik bila hasil
patofisiologi, gejala, ganda sebanyak 20 presentase 76%-
faktor resiko, dan pertanyaan. 100% atau
klasifikasi, serta Dengan bobot nilai menjawab 16-20
pemeriksaan kanker Benar = 2 pertanyaan benar,
dengan papsmear atau Salah = 1 dengan skor nilai
tes IVA Tidak tahu = 0 31-40

Cukup bila hasil


presentase 56%-
75% atau
menjawab 12-15
pertanyaan benar,
dengan skor nilai
24-30

Kurang bila hasil


presentase <55%
atau menjawab <11
pertanyaan benar,
dengan skor nilai
1-23

Universitas Sumatera Utara


28

Sikap Respon tertutup terhadap Sikap responden Sikap dikatakan : Ordinal


suatu stimulus pada wus dalam bentuk skala Kurang bila
dalam melakukan likert (1-4) yaitu presentase <55%
pemeriksaan kanker sangat setuju (SS) atau jumlah skor 1-
nilai 4, setuju (S) 21
nilai 3, tidak setuju
(TS) nilai 2, sangat Cukup bila
tidak setuju (STS) presentase 56%-
nilai 1. 74% atau jumlah
Jumlah pertanyaan skor 22-29
sikap ada 10 soal.
Baik bila
presentase 75%-
100% atau jumlah
skor 30-40

Tindakan Cara bertindak yang Observasi tindakan Tidakmelakukan :


menunjuk kan tingkah WUS melakukan jika pengetahuan
laku seseorang bahwa dia pemeriksaan IVA dansikap responden
sudah melakukan maupun papsmear yang tidak positif,
pemeriksaan deteksi dini tidak melakukan
sesudah penyuluhan pemeriksaan
kesehatan satu kali deteksi dini
pertemuan
Melakukan : jika
pengetahuan sikap
responden yang
positif, melakukan
pemeriksaan

3.3 Hipotesa

Hipotesa yang akan dibuktikan dalam penelitian ini adalah :

Ha : adanya pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap pengetahuan, sikap, dan

tindakan deteksi dini kanker serviks pada wanita usia subur di puskesmas

Helvetia.

Universitas Sumatera Utara


BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Penelitian memakai desain Quasy Eksperiment Design jenis one

grouppretest-posttest design yaitu desain dengan unit percobaan diberikan

perlakuan dengan dua kali pengukuran, dengan memberikan pretest sebelum

intervensi dan posttest sesudah intervensi (Nazir, 2005). Tujuan penelitian untuk

mengetahui pengaruh variabel independent (penyuluhan kesehatan) terhadap

variabel dependent (pengetahuan, sikap, dan tindakan) deteksi dini kanker serviks

pada wus di wilayah kerja puskesmas Polonia Medan.

Tabel 4.1. RancanganPenelitian

Pre-Test Perlakuan Post-Test

Pengetahuan, sikap dan P-1 I P-2

tindakan

Keterangan : I = intervensi (penyuluhan kesehatan)

P-1 = pre-test untuk mengidentifikasi pengetahuan dan sikap

deteksi dini kanker leher rahim (sebelum penyuluhan)

P-2 = post test untuk mengidentifikasi berubahnya pengetahuan,

sikap, dan tindakan terhadap pemeriksaan kanker serviks

(setelah penyuluhan)

29

Universitas Sumatera Utara


30

Penelitian terdiri satu kelompok yg akan diberi intervensi pada responden

yang dimulai dengan pemberian pre-test (P-1) sesudah itu diberi intervensi

penyuluhan kesehatan (I) yang dilakukan 1 kali pertemuan selama 1 jam, dan

setelah selesai penyuluhan dilakukan post-test (P-2) pada responden untuk

mengidentifikasi perubahan pengetahuan dan sikap wus mendeteksi dini kanker.

Pada penelitian ini, penyuluhan dilakukan 1 kali pertemuan selama 1 jam. Dengan

rincian waktu 10 menit pembukaan, terlebih dahulu responden diberikan pre-test,

30 menit penyampaian materi, 20 menit diskusi. Selanjutnya responden diarahkan

menjawab kuesioner kembali guna menilai pengetahuan, sikap setelah

penyuluhan kesehatan, dan pada akhir pertemuan responden dibagikan leaflet dan

booklet serta cindera mata sebagai ucapan terimakasih. Penilaian perilaku dan

tindakan responden periksakan dilakukan saat responden berkunjung ke

puskesmas untuk melakukan pap smear ataupun iva test.

4.2 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

4.2.1 Populasi

Populasi adalah seluruh objek penelitian atau objek yang diteliti

(Notoatmodjo, 2012). Populasi di penelitian ini adalah wus di wilayah kerja

puskesmas Polonia Medan yaitu berjumlah 4010 jiwa.

4.2.2 Sampel

Sampel adalah beberapa unsur populasi untuk dijadikan objek penelitian

(Arikunto, 2010). Yang dipelajari dari sampel, kesimpulannya bisa untuk

Universitas Sumatera Utara


31

populasi. Untuk itu mengambil sampel yang benar-benar harus mewakili.

(Sugiono, 2017). Besar sampel dihitung dengan rumus slovin :

n=

n=

n=

n = 50,3

n = 50 sampel

Jadi, jumlah sampel sebanyak 50 orang

Dimana :

n = jumlah sampel

N = jumlah populasi

d = tingkat kesalahan yang dipilih 14% = (0,14)

4.2.3 Teknik Sampling

Teknik mengambil sampel menggunakan teknik Purposive sampling.

Pengambilan sample purposive sampling mempertimbangkan kriteria atau sifat

yang dibuat oleh peneliti sendiri (Notoatmodjo, 2012). Kriteria pada sampel

penelitian ini adalah :

A. Wus dengan status sudah nikah

B. Mampu diajak berkomunikasi dan bersedia menjadi responden

C. Tidak berhubungan seksual 2 sampai 3 hari sebelum dan sesudah papsmear

atau iva

D. Tidak sedang menstruasi dan tidak sedang hamil

Universitas Sumatera Utara


32

4.3 Waktu dan Tempat Penelitian

4.3.1 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan bulan April 2019 sampai Juni 2019

diawali menyusun proposal, mengumpulkan data, lanjut mengolah hasil,

menulis hasil penelitian.

4.3.2. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di aula kantor lurah Sari Rejo, kecamatan Polonia

Medan. Alasan peneliti memilih di kecamatan Polonia Medan karena sampel

mencukupi untuk dijadikan responden dan puskesmas Polonia selalu mengadakan

pemeriksaan pap smear ataupun iva test, dan juga karena masih kurangnya minat

pemeriksaan deteksi dini di kecamatan Polonia Medan.

4.4 Pertimbangan Etik

Dalam melakukan penelitian, peneliti meminta persetujuan dari FKep

USU, selanjutnya memberikan surat permohonan ke puskesmas Polonia Medan

untuk mendapat izin melakukan penelitian di wilayah kerja puskesmas Polonia

Medan. Setelah dapat izin, mulai melakukan pengumpulan data dengan memberi

lembar persetujuan (Informed Concent) pada responden yang menjadi sampel.

Sebelum responden tandatangan persetujuan, dijelaskan maksud, tujuan, dan

prosedur penelitian. Jika responden menolak, peneliti tidak akan paksa dan tetap

dihormati hak nya tanpa tekanan fisik ataupun kejiwaan.

Universitas Sumatera Utara


33

Untuk menjaga kerahasiaan, nama lengkap tidak dicatumkan tetapi inisial

atau diberi kode pada lembar pengumpulan data. Kerahasiaan responden dijamin

peneliti dan hanya data tertentu saja yang dilaporkan sebagai hasil penelitian.

4.5 Instrumen Penelitian

Alat pengumpulan data yang digunakan di penelitian ini ialah kuesioner,

sebagai alat pegumpulan data yang diisi langsung oleh responden untuk

mengidentifikasi pengetahuan dan sikap deteksi dini kanker serviks pada wanita

usia subur. Kuesioner terdiri dari 3 bagian yaitu kuesioner data demografi,

kuesiner pengetahuan, dan kuesioner sikap.

1. Kuesioner demografi, memberikan data mengenai responden meliputi nama /

inisial, umur, tempat tinggal, usia menikah, jumlah anak, status pernikahan,

pendidikan terakhir, pekerjaan, penghasilan dalam keluarga perbulan,

penyuluhan kesehatan kanker serviks, praktik skrining kanker serviks, dan

deteksi dini kanker serviks. Data hanya untuk kebutuhan demografi tidak

untuk dianalisis.

2. Kuesioner pengetahuan, diukur menggunakan skala ordinal terdiri dari 20

pertanyaan pilihan berganda yang menyatakan pengetahuan tentang kanker

serviks dan deteksi dini kanker serviks dengan pilihan a, b, c. Bila responden

menjawab pertanyaan benar dengan bobot nilai 2 dan salah bobot nilai 1.

Semakin tinggi jumlah skor maka semakin baik pengetahuan tentang deteksi

dini. Penelitian ini didapatkan nilai tertinggi 40 dan terendah 20.

Berdasarkan rumus statistika (Arikunto, 2010) :

Universitas Sumatera Utara


34

Hasil presentase =

Untuk pengkajian pengetahuan tentang deteksi dini (baik, cukup, kurang),

dikategorikan atas rentang skor sebagai berikut :

Baik : hasil presentase 76%-100% atau menjawab 16-20 pertanyaan benar,

dengan skor nilai 31-40

Cukup : hasil presentase 56%-75% atau menjawab 12-15 pertanyaan benar,

dengan skor nilai 24-30

Kurang : hasil presentase < 55% atau menjawab < 11 pertanyaan benar,

dengan skor nilai 1-23

3. Kuesioner sikap diukur pakai skala likert terdiri 10 pernyataan mengatakan

sikap sangat tidak setuju, setuju, tidak setuju, sangat setuju. Bila menjawab

setuju 3, tidak setuju 2, sangat setuju maka bobot skor nya adalah 4, sangat

tidak setuju 1. Nilai tertinggi 40, terendah 10. Penilaian sikap dibagi menjadi

3 kategori yaitu baik, cukup, dan kurang.

Baik : hasil presentase 74%-100% dengan skor nilai 30-40

Cukup : hasil presentase 56%-74% dengan skor nilai 22-29

Kurang : hasil presentase <55% dengan skor nilai 1-21

4.6 Validitas dan Reliabilitas Instrumen

4.6.1 Validitas Instrumen

Uji validitas merupakan ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan

(kesahihan instrument) (Polit & Beck, 2012). Instrumen yang valid bila mampu

mengukur datadari variabel penelitian secara tepat (Arikunto, 2010). Ujivaliditas

Universitas Sumatera Utara


35

kuesioner penelitian ini dikonsultasikan pada dosen Fakultas Keperawatan yaitu

ibu Nur Afi Darti, S.Kp., M.Kep pada tanggal 5 April 2019. Berdasarkan uji valid

yang telah dilakukan memperoleh nilai Content Validity Index (CVI) 1, yang

artinya valid.

4.6.2 Reliabilitas instrumen

Uji reliabilitas menunjukkan sejauhmana alat ukur dapat dipercaya dan

sejauh mana hasil ukur tetap sama bila dilakukan dua kali atau lebih denga alat

ukur yang sama, Notoatmodjo tahun 2010. Dilakukan dengarumus cronbach

alpha, apabila nilai cronbach alpha lebih dari 0,7 artinya instrumen penelitian

reliabel. Hasil uji reliabilitas untuk kuesioner pengetahuan sebesar 0,820 dan

untuk kuesioner sikap sebesar 0,785 maka dapat disimpulkan bahwa kuesioner

sudah reliabel.

4.7 Pengumpulan Data

Prosedur yang dilakukan di pengumpulan data yaitu tahap awal

mengajukan permohonan izin penelitian dan persetujuan dari komite etik

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Setelah mendapatkan surat

rekomendasi kemudian diserahkan kepada puskesmas Polonia Medan untuk

mendapatkan izin melakukan penelitian di wilayah kerja puskesmas Polonia

Medan. Sebelum penyuluhan kesehatan, peneliti menyeleksi responden sesuai

dengan keinginan yang ditentukan, setelah dapat peneliti memberi informasi

mengenai tujuan penelitian, manfaat, serta hak-hak responden dengan sejelas-

jelasnya. Lalu minta persetujuan jadi responden dengan menandatangani Informed

Universitas Sumatera Utara


36

Consent. Setelah responden bersedia mengisi informed consent dilanjutkan

dengan memberikan kuesioner pre test kepada responden dan menjelaskan cara

pengisiannya, dilanjutkan dengan memberikan penyuluhan kesehatan berkisar 60

menit dengan materi tentang deteksi dini kanker serviks dengan pemeriksan pap

smear ataupun iva test. Diakhir penyuluhan akan diberikan lagi post test untuk

mengukur pengetahuan, dan sikap wus setelah diberikan penyuluhan kesehatan

dan membagikan leaflet, booklet dan cendera mata untuk responden sebagai

ucapan terima kasih. Selanjutnya peneliti akan melakukan pemeriksaan kembali

terhadap setiap kuesioner yang telah diisi oleh responden untuk kemudian

mengolah data tersebut.

4.8 Analisis Data

Setelah proses pengumpulan data, maka akan dilakukan analisis data

melalui beberapa tahapan. Pertama editing, cek nomor responden, kelengkapan

(semua pertanyaan sudah terisi) sesuai perintah. Kedua coding, melakukan

pengkodean yaitu diberi kode atau angka pada kuisioner untuk mermudahkan

peneliti saat masukkan data (data entry), processing, masukkan jawaban dari

setiap responden yang sudah diberi kode ke dalam program atau software

komputer. Keempat cleaning,ecek kembali untuk melihat kemungkinan ada

salahan kode, tidaklengkap, lalu dilakukan pembetulan (Notoatmodjo, 2010).

Cara analisis data menggunakan univariat dan bivariat. Data univariat

meliputi data demografi berupa nama/inisial, umur, tempat tinggal, usia menikah,

jumlah anak, status pernikahan, pendidikan terakhir, pekerjaan, penghasilan dalam

Universitas Sumatera Utara


37

keluarga perbulan, penyuluhan kesehatan kanker serviks, praktik skrining kanker

serviks, deteksi dini kanker serviks, dan data distribusi frekuensi masing- masing

variabel sebelum dan sesudah edukasi penyuluhan kesehatan menggunakan

perhitungan statistik deskriptif lalu ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi

frekuensi dan persentase.

Analisa bivariat dilakukan untuk melihat pengaruh antara variabel

independent (penyuluhan kesehatan) dan variabel dependen (pengetahuan, sikap,

dan tindakan). Dilakukan untuk mengetahui perbedaan pengetahuan, sikap, dan

tindakan sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan kesehatan. Data yang

berdistribusi normal akan meggunakan uji statistik t sampel berpasangan (uji

paired sampel t-test ). Uji statistik ini dinyatakan bermakna jika nilai p < 0,05

pada tingkat kepercayaan 95%.

Universitas Sumatera Utara


BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

Hasil penelitian dan pembahasan akan menguraikan mengenai pengaruh

penyuluhan kesehatan terhadap pengetahuan, sikap, dan tindakan deteksi dini

kanker serviks pada wanita usia subur di wilayah kerja puskesmas Polonia Medan.

Penelitian ini dilaksanakan selama sebulan mulai dari Januari 2019 sampai Juli

2019 di Puskesmas Polonia Medan kecamatan Medan Polonia. Hasil penelitian

menjelaskan karakteristik demografi responden, tingkat pengetahuan, sikap, dan

tindakan sebelum dan sesudah penyuluhan kesehatan serta pengaruh penyuluhan

kesehatan terhadap pengetahuan, sikap, dan tindakan deteksi dini kanker serviks.

5.1.1 Karakteristik Demografi Responden

Berikut adalah data dari 50 responden sebagai berikut.

Dari hasil penelitian umur mayoritas responden umur 40-49 tahun sebanyak 33

orang (66%), usia menikah mayoritas responden pada usia 20-25 tahun sebanyak

38 orang (76%), mayoritas reponden yang mempunyai jumlah anak 1-2 sebanyak

29 orang (58%), status pernikahan mayoritas responden status menikah dengan

jumlah 49 orang (98%), mayoritas pendidikan tingkat SMA 28 orang (56%),

mayoritas pekerjaan ibu rumah tangga 46 orang (92%), penghasilan perbulan

tertinggi yaitu >2.000.000 sebanyak 28 orang (56%), pengalaman pernah

mendapatkan penyuluhan kesehatan tentang kanker serviks mayoritas responden

pernah sebanyak 39 orang (78%), tempat pemeriksaan kanker serviks apakah

38

Universitas Sumatera Utara


39

terjangkau dari rumah mayoritas responden terjangkau sebanyak 43 orang (86%).

Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 5.1.1

Tabel 5.1.1. Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik responden di


wilayah kerja puskesmas Polonia Medan (n=50)

Karakteristik Responden Frekuensi Persentase (%)


Umur WUS
- 18-28 4 8
- 29-39 13 26
- 40-49 33 66
Umur Menikah
- 20-25 38 76
- 26-30 12 24
Jumlah Anak
- 1-2 29 58
- 3-4 18 36
- 5-6 3 6
Status Pernikahan
- Menikah 49 98
- Janda 1 2
Pendidikan
- SD 6 12
- SMP 9 18
- SMA 28 56
- PTN 7 14
Pekerjaan
- PNS 2 4
- IRT 46 92
- DLL 2 4
Penghasilan Perbulan
- <1.000.000 5 10
- 1.000.000 - 2.000.000 17 34
- >2.000.000 28 56
Pengalaman penyuluhan kanker serviks
- Belum pernah 11 22
- Pernah 39 78
Tempat pemeriksaan deteksi
- Tidak terjangkau 7 14
- Terjangkau 43 86
Total responden 50

Universitas Sumatera Utara


40

5.1.2 Deskripsi Pengetahuan Sebelum dan Sesudah Penyuluhan

Pada penelitian ini hasil pengetahuan pre test mayoritas responden berada

pada kategori cukup 32 orang 64% dan hasil pengetahuan post test mayoritas

responden berada pada kategori baik 49 orang (98%). Lebih jelas dapat dilihat

pada tabel 5.1.2

Tabel 5.1.2. Deskripsi pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan deteksi dini

kanker serviks di wilayah kerja puskesmas Polonia Medan (n=50)

Pengetahuan Pretest Posttest


F % F %

Baik 6 12 49 98
Cukup 32 64 1 2
Kurang 12 24 0 0

5.1.3 Deskripsi Sikap Sebelum dan Sesudah Penyuluhan

Hasil penelitian ini diperoleh sikap responden pada deteksi dini kanker

leher rahim sebelum penyuluhan (Pretest) menunjukkan mayoritas responden

berada pada cukup sebanyak 36 orang (72%), dan hasil sikap sesudah penyuluhan

(Posttest) menunjukkan mayoritas responden kategori cukup sebanyak 32 orang

(64%). Lebih jelas dapat dilihat pada tabel 5.1.3

Universitas Sumatera Utara


41

Tabel 5.1.3. Deskripsi sikap sebelum dan sesudah penyuluhan deteksi dini kanker

di wilayah kerja puskesmas Polonia Medan (n=50)

Sikap Pretest Posttest


F % F %

Baik 4 8 18 36
Cukup 36 72 32 64
Kurang 10 20 0 0

5.1.4 Deskripsi Tindakan Sebelum dan Sesudah Penyuluhan

Hasil penelitian ini diperoleh tindakan responden pada deteksi dini kanker

leher rahim sebelum penyuluhan (Pretest) menunjukkan responden tidak

melakukan tindakan deteksi dini sebanyak 50 orang (100%), dan hasil tindakan

sesudah penyuluhan (Posttest) menunjukkan responden melakukan deteksi dini

sebanyak 4 orang (8%) dan yang tidak melakukan 46 orang (92%). Lebih jelas

dapat dilihat pada tabel 5.1.4

Tabel 5.1.4. Deskripsi tindakan sebelum dan sesudah penyuluhan deteksi dini

kanker di wilayah kerja puskesmas Polonia Medan (n=50)

Tindakan Pretest Posttest


F % F %

Melakukan 0 0 4 8
Tidak Melakukan 50 100 46 92

Universitas Sumatera Utara


42

5.1.5 Tingkat Pengetahuan Sebelum dan Sesudah Penyuluhan

Uji statistik disini menggunakan uji paired sample t-test untuk menguji

adakah perbedaan pengetahuan dan sikap deteksidini kanker serviks sebelum dan

sesudah dilakukan penyuluhan. Hasil pengetahuan terhadap deteksi dini kanker

leher rahim pada wus saat sebelum penyuluhan nilai rata-rata 25,76 (SD =

4,123), dan setelah penyuluhan nilai rata-rata 37,48 (SD = 2,644), dan setelah

dianalisa dengan uji Paired sample t test didapatkan nilai mean -11,720 (SD =

4,664), t -17,767, dan p = 0,000 (p<0,05) berarti Ha diterima, ada pengaruh

penkes terhadap pengetahuan deteksi dini kanker serviks sebelum dan sesudah

diberikan penkes pada wus. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 5.1.5

Tabel 5.1.5. Deskripsi Pengetahuan Sebelum dan Sesudah Penyuluhan Deteksi

Dini Kanker Serviks dengan uji paired sample t test

Kelompok Kategori Mean SD T P value


Pengetahuan Pre test 25,76 4,123 -17,767 0,000
Post test 37,48 2.644

5.1.6 Tingkat Sikap Sebelum dan Sesudah Penyuluhan

Hasil sikap pada pemeriksaan kanker serviks pada wus sebelum penyuluhan

kesehatan menunjukkan bahwa nilai rata-rata 25,28 (SD = 3,833) dan sesudah nilai

rata-rata 28,66 (SD = 2,353). Setelah dianalisis menggunakan uji paired sample t

test didapatkan nilai rata-rata -3,380 (SD = 3,568), p = 0,000 (p<0,05) artinya Ha

diterima, ada pengaruh penyuluhan pada sikap deteksi dini kanker sebelum dan

sesudah penyuluhan kesehatan pada wanita usia subur. Untuk lebih jelas dapat dilihat

pada tabel 5.1.6

Universitas Sumatera Utara


43

Tabel 5.1.6 Tingkat Sikap Sebelum dan Sesudah Penyuluhan Deteksi Dini Kanker

dengan uji paired sample t test

Kelompok Kategori Mean SD T P value


Sikap Pre test 25,28 3,833 -6,699 0,000
Post test 28,66 2,353

5.1.7 Tindakan Sebelum Dan Sesudah Penyuluhan Deteksi Dini Kanker

Serviks

Hasil tindakan pada pemeriksaan kanker serviks pada wus sebelum

penyuluhan kesehatan menunjukkan bahwa nilai rata-rata 0.00 (SD = 0.000) dan

sesudah nilai rata-rata 0.08 (SD = 0.274). Setelah dianalisis menggunakan uji

paired sample t test didapatkan nilai rata-rata -0.080 (SD = 0.274), p = 0.044

(p<0,05) artinya Ha diterima, ada pengaruh penyuluhan pada tindakan deteksi dini

kanker sebelum dan sesudah penyuluhan kesehatan pada wanita usia subur. Untuk lebih

jelas dapat dilihat pada tabel 5.1.7

Tabel 5.1.7 Tindakan Sebelum dan Sesudah Penyuluhan Deteksi Dini Kanker

dengan uji paired sample t test

Kelompok Kategori Mean SD T P value


Tindakan Pre test 0.00 0.000 -2.064 0,044
Post test 0.08 0.274

Universitas Sumatera Utara


44

5.2 Pembahasan

Pada penelitian ini didapatkan hasil adanya peningkatan pengetahuan

sebelum dan sesudah penyuluhan kesehatan tentang deteksi dini kanker serviks

yang dilakukan sebanyak satu kali pertemuan dengan waktu 60 menit.

Pengetahuan menurut Notoadmodjo tahun 2012 yaitu hasil informasi yang

kemudian diperhatikan, dimengerti dan diingat. Dalam prosesnya, pengetahuan

yaitu hasil dari tahu setelah dilakukan pengindraan pada seseorang di satu objek

tertentu, tapi sebagian besar pengetahuan manusia dihasilkan dari mata dan telinga

(Notoadmodjo, 2010). Sebelum penyuluhan mayoritas pada kategori cukup dan

setelah penyuluhan mayoritas pada kategori baik.

Sesuai dengan teori, tingkat pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor

antara lain usia, pendidikan, pengalaman penyuluhan kanker serviks. Dari

penelitian yang sudah dilakukan, didapati mayoritas pendidikan tertinggi

responden yaitu SMA dengan kategori pengetahuan cukup sebelum diberikan

penyuluhan. Seharusnya di tingkat pendidikan menengah seseorang bisa dengan

mudah menerima hal baru dan menerapkannya pada pengetahuan. Sesuai dengan

pendapat Meliono (2017) pendidikan yaitu proses mengubah sikap dan perilaku

seseorang atau usaha mendewasakan dengan cara diajarkan dan dilatihkan,

semakin tinggi jenjang pendidikan maka dengan mudah menerima hal baru dan

disesuaikan dengan hal baru itu.

Di usia mayoritas pada responden yaitu >35 tahun, usia ini termasuk pada

usia yang beresiko kanker serviks karena pada usia tersebut sistem kekebalam

tubuh sudah mulai melemah, sesuai dengan penelitian faisal dkk (2017) bahwa

Universitas Sumatera Utara


45

usia 36 tahun keatas sangat beresiko terkena kanker leher rahim yang disebabkan

semakin melemahnya sistem kekebalan tubuh. Pengalaman penyuluhan kanker

serviks mayoritas responden sudah pernah mendapatkan penyuluhan, tetapi

walaupun begitu tidak menjamin untuk bisa mengubah pengetahuan responden

tentang kanker serviks. Mayoritas pekerjaan responden yaitu ibu rumah tangga,

dimana biasanya pengetahuannya masih kurang dibandingkan dengan yang

bekerja. Hasil penelitian ini didapatkan nilai pengetahuan uji paired sample t test

p=0,000 artinya bahwa terdapat pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap

pengetahuan dengan satu kali penyuluhan selama satu jam dengan menggunakan

media leaflet dan booklet. Sesuai penelitian Saraswati tahun 2011 didapatkan

peningkatan pengetahuan p<0.05 yang signifikan pada responden yang diberi

promosi kesehatan dengan media leaflet, sehingga leaflet dan booklet efektif

digunakan untuk merubah pengetahuan. Asumsi peneliti bahwa pengetahuan

responden bisa meningkat dikarenakan responden sudah mendapatkan informasi

tentang kanker serviks dan penyuluhan kesehatan.

Hasil sikap dari penelitian ini didapatkan adanya peningkatan dari sebelum

penyuluhan dan sesudah penyuluhan kesehatan tentang kanker serviks. Sebelum

penyuluhan didapatkan mayoritas kategori cukup tetapi masih ada kategori

kurang, setelah penyuluhan masih dengan kategori cukup tetapi sudah tidak ada

kategori kurang. Pendapat Azwar tahun 2013 bahwa orang dengan perasaan

positif pada satu pandangan objek disebut suka pada objek itu atau punya sikap

yang baik pada objek itu, sedangkan orang dengan perasaan negatif pada satu

objek punya sikap yang tidak baik pada objek sikap tersebut. Dari penelitian

Universitas Sumatera Utara


46

mayoritas responden yaitu SMA, pada tingkat pendidikan menengah seharusnya

responden bisa dengan mudah menerima hal baru dan menerapkannya pada sikap,

sesuai dengan pendapat Meliono tahun 2017 pendidikan yaitu proses mengubah

sikap dan perilaku seseorang atau usaha mendewasakan dengan cara diajarkan dan

dilatihkan, semakin tinggi jenjang pendidikan maka dengan mudah menerima hal

baru dan disesuaikan dengan hal baru tersebut. Pengalaman penyuluhan kanker

serviks mayoritas responden pernah mendapatkan penyuluhan, tetapi belum

merubah sikap terhadap deteksi dini. Penelitian ini menunjukkan adanya

peningkatan sikap tetapi tidak terlalu signifikan, yang dikarenakan penyuluhan

kesehatan yang hanya dilakukan satu kali pertemuan, sedangkan berdasarkan teori

perubahan sikap yang baik minimal dalam jangka waktu enam bulan.

Hasil penelitian ini didapatkan nilai sikap uji paired sample t test p=0,000

artinya bahwa terdapat pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap sikap deteksi

dini dengan satu kali penyuluhan selama satu jam dengan menggunakan media

leaflet dan booklet. Asumsi peneliti bahwa sikap responden terhadap deteksi dini

bisa meningkat dikarenakan ada rasa ingin tahu responden dan juga karena

pengetahuan responden yang sudah menjadi baik. Penelitian yang dilakukan oleh

Tindaon 2016 dengan lebih dari satu kali penyuluhan dengan hasil yaitu ada

perbedaan nilai mean sikap pre dan post diberikan leaflet yaitu dari 42,90 menjadi

46,00. Hasil uji t berpasangan diperoleh p<0,05 artinya ada hubungan sikap

dengan pemberian leaflet.

Tindakan dari hasil penelitian ini sebelum dilakukan penyuluhan

responden belum pernah melakukan pemeriksaan papsmear ataupun iva test

Universitas Sumatera Utara


47

karena kurangnya pengetahuan dan sikap sebelum mendapatkan penyuluhan

kesehatan walaupun mayoritas responden sudah ada yang terpapar informasi

tentang kaker serviks, dan setelah dilakukan penyuluhan terdapat peningkatan

pengetahuan dan sikap, dan juga terdapat responden yang melakukan pemeriksaan

sebanyak 4 orang dari total 50 responden. Dari hasil uji paired sample t test

dinyatakan Ha diterima, ada pengaruh tindakan responden terhadap pemeriksaan

deteksi dini kanker serviks setelah dilakukan penyuluhan kesehatan. Asumsi

peneliti responden lainnya yang tidak mau datang ke puskesmas untuk dilakukan

pemeriksaan dengan berbagai alasan faktor-faktor penghambat seperti masih

menganggap tabu untuk melakukan pemeriksaan, tidak ada teman untuk

melakukan pemeriksaan, takut izin pada suami untuk periksa, sibuk dengan

aktifitas setiap hari dirumah, tidak punya kartu kesehatan gratis, dan alasan

lainnya, yang sesuai dengan teori faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan

pengetahuan dan sikap yaitu pengaruh kebudayaan, pengaruh lingkungan

masyarakat sekitar dan pengalaman pribadi. Mayoritas penghasilan perbulan

responden berada pada tingkat menengah, dimana dijadikan alasan responden

untuk melakukan pemeriksaan karena lebih mementingkan untuk kebutuhan

sehari-hari. Pengetahuan bisa jadi sebab atau motivasi seseorang untuk bersikap

dan berperilaku, yang dapat jadi dasar terbentuknya tindakan yang dilakukan.

Perilaku dituntun oleh sikap sehingga akan bertindak sesuai dengan yang di

ekspresikan. Pengetahuan dan sikap menjadi hal yang sangat mempengaruhi

seseorang dalam bertindak (Azwar, 2009).

Universitas Sumatera Utara


48

Penelitian Eminia Masturoh (2016) menyebutkan ada pengaruh antara

pengetahuan dan sikap dengan perilaku WUS dalam melakukan pemeriksaan

kanker serviks dengan metode IVA dihasilkan pengetahuan dengan uji chi-square

p = 0,023 (p<0,05), pada sikap dengan uji Fisher’s Exact Test p = 0,005 (p<0,05).

Disimpulkan juga dari penelitian Artiningsih 2011 ada hubungan yang

bermakna antara pengetahuan dan sikap wus dengan perilaku tindakan

pemeriksaan IVA dengan nilai p<0,05

Sesuai dengan hasil penelitian ini yang menyimpulkan bahwa ada

pengaruh pengetahuan, sikap dan tindakan pemeriksaan kanker serviks yang

hanya dilakukan satu kali dan jumlah sampel yang kurang banyak untuk diteliti

dan rentan waktu untuk pemeriksaan yang hanya berjarak kurang dari satu bulan

sesudah penyuluhan diberikan.

Universitas Sumatera Utara


BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil setelah dilakukan penelitian yaitu :

1. Pengetahuan wus dalam mendeteksi dini kanker serviks sebelum dilakukan

penyuluhan dan sesudah dilakukan penyuluhan mengalami perubahan, sebelum

penyuluhan mayoritas cukup dan setelah penyuluhan mayoritas baik

2. Sikap wus terhadap deteksi dini kanker serviks sebelum dan sesudah

penyuluhan mengalami perubahan, sebelum penyuluhan dengan kategori cukup

36 orang, setelah penyuluhan berkurang menjadi 32orang

3. Tindakan wus terhadap deteksi dini kanker serviks sebelum dan sesudah

penyuluhan mengalami perubahan, sebelum penyuluhan responden belum

pernah melakukan pemeriksaan deteksi dini dan setelah penyuluhan terdapat 4

responden yang melakukan pemeriksaan IVA test

4. Terdapat pengaruh pengetahuan wus sebelum dan sesudah penyuluhan

kesehatan dengan uji paired sample t test nilai p = 0,000 (p<0,05), maka Ha

diterima

5. Terdapat pengaruh sikap wus sebelum dan sesudah penyuluhan kesehatan

dengan uji paired sample t test nilai p = 0,000 (p<0,05), maka Ha diterima

6. Terdapat pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap tindakan dalam melakukan

deteksi dini kanker serviks dengan uji paired sample t test nilai p = 0.044

(p<0,05), maka Ha diterima

49

Universitas Sumatera Utara


50

6.2 Saran

Saran yang dapat diberikan setelah menyelesaikan penelitian ini adalah

1. Bagi peneliti selanjutnya perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang faktor-

faktor penghambat seseorang dalam melakukan tindakan deteksi dini.

2. Penyuluhan kesehatan sebaiknya dilakukan lebih dari satu kali dengan sampel

yang lebih banyak lagi, dan dengan bantuan media penyuluhan yang lain untuk

meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya deteksi dini kanker

serviks

3. Bagi Dinas Kesehatan perlu menyediakan fasilitas-fasilitas deteksi dini kanker

serviks yang murah ataupun program gratis agar mudah dijangkau oleh semua

kalangan terutama wanita usia subur

4. Penelitian ini dapat menjadi dasar perawat untuk menerapkan penyuluhan

kesehatan pada intervensi keperawatan untuk mengajak masyarakat melalukan

perubahan terhadap suatu tindakan yang diinginkan

Universitas Sumatera Utara


Daftar Pustaka

Amanah, S. (2007). Makna Penyuluhan Dan Transformasi Perilaku Manusia.


Jurnal Penyuluhan Desember 2007, Volume 4, Nomor 1
American Cancer Society. (2009). Cancer Facts and Figures.
http://www.cancer.org/downloads. Diakses pada Desember 2018
Arumaniez. (2010). Human Papilloma Virus (HPV) Penyebab Kanker Serviks.
http://Arumaniez21.Wordpress.com/2010/02/21/HPV-penyebab-kanker-
serviks/. Diakses pada Desember 2018
Azmi, U. (2017). Asuhan Gambaran Faktor Wanita Usia Subur (WUS) Terhadap
Pemeriksaan Pap Smear Di RSUD Lanto DG. Pasewang Jeneponto
Makassar
Buletin Jendela Data Dan Informasi Kesehatan Semester II. (2013) : Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia
Darmawati. (2015). Kanker Serviks Wanita Usia Subur. Idea Nursing Jurnal Vol.1
No.1. ISSN 2087-2879
Depkes. (2015). Prevalensi Kanker Serviks Di Sumatera Utara. Jakarta : Depkes
Hidayat, A.A. (2013). Metode Penelitian Keperawatan Dan Teknis Analisa Data.
Jakarta : Salemba Medica
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2013). Buku Acuan Pencegahan
Kanker Payudara Dan Kanker Leher Rahim. Jakarta : Direktorat Jenderal
Pemberantasan Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan
Kusumawati, Y., Wiyasa, N.R., Rahmawati, N.E. (2016). Pengetahuan, Deteksi
Dini Dan Vaksinasi HPV Sebagai Faktor Pencegahan Kanker Serviks Di
Kabupaten Sukoharjo. Jurnal Kesehatan Masyarakat 11 (2) (2016) 204-
213. ISSN 1858-1196
Masturoh, E. (2016). Skripsi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Wanita Usia
Subur (WUS) Dalam Melakukan Deteksi Dini Kanker Serviks Metode
Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)
Maureen, M. Magdalen. (2013). Statistika Penderita Kanker Di Indonesia.
http://Www.Deherba.Com/Blog/Maureen-M.-Magdalena. Html. J Indo
Med Assoc, Vol.63 .No.1. Januari 2019
Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Depkes

51

Universitas Sumatera Utara


52

Nursalam. (2003). Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu


Keperawatan : Skripsi, Tesis, Dan Instrumen Penelitian Keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika
Panduan Penatalaksanaan Kanker Serviks. (2016) : Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia
Pangestu, A.N., Cokroaminoto., Nurlaila. (2012). Gambaran Karakteristik Wanita
Usia Subur (WUS) Yang Melakukan Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam
Asetat (IVA) Di Puskesmas Karanganyar. Jurnal Ilmiah Kesehatan
Keperawatan. Volume 8, Nomor 2, Juni 2012
Profil Kesehatan Kota Medan. (2016). Medan : Dinas Kesehatan Kota Medan
Rahayu, S. Dedeh. (2015). Asuhan Ibu Dengan Kanker Serviks. Jakarta : Salemba
Medika
Rasjidi, I. (2010). Epidemiologi Kanker Pada Wanita. Sagung Seto. Jakarta
Rasjidi, I., Sulistiyanto, H. (2007). Vaksin Human Papilloma Virus Dan
Eradukasi Kanker Mulut Rahim. Jakarta : Sagung Seto
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). (2013). Jakarta : Badan Penelitian Dan
Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Saddhono, K., Mulyani, S., Soetrisno., Rupitasari. (2014). Deteksi Dini Kanker
Leher Rahim Melalui Tes IVA Di Puskesmas Jaten II Kabupaten
Karangayar. Vol 3, No 1, November 2014
Samrotun, S., Ulfiana, E., Damayanti, N.F. (2011). Jurnal Gambaran
Pengetahuan Dan Sikap Wanita Usia Subur Mengenai Deteksi Dini
Kanker Leher Rahim Dengan Pap Smear Di Kelurahan Mangunharjo
Kota Semarang
Saraswati, K. Lia. (2011). Tesis Pengaruh Promosi Kesehatan Terhadap
Pengetahuan Tentang Kanker Serviks Dan Partisipasi Wanita Dalam
Deteksi Dini Kanker Serviks Di Mojosongo Rw 22 Surakarta
Sayekti, T. Isnitra. (2012). Naskah Publikasi Pengaruh Penyuluhan Kanker
Serviks Terhadap Minat Ibu Untuk Melakukan Pemeriksaan Pap Smear Di
Dusun Batang Cilik Tambakrejo Tempel Sleman
Syahputra, E., Ade, W., Suyanto. (2016). Hubungan Pengetahuan Dan Sikap
Terhadap Tindakan Wanita Pekerja Seksual Tidak Langsung Tentang Pap
Smear Dan IVA Sebagai Deteksi Dini Kanker Serviks Di Hotspot X
Kecamatan Payung Sekaki Pekanbaru. Jom Fk Volume 3, Nomor 2,
Oktober 2016

Universitas Sumatera Utara


53

Syarifudin., Damayanti, D.A., Delmaifanis. (2011). Himpunan Penyuluhan


Kesehatan Pada Remaja, Keluarga, Lansia, Dan Masyarakat. Transinfo
Media : Jakarta
Sukamti, S., Aticeh, Maryanah. (2013). Pendidikan Kesehatan Dan Deteksi Dini
Kanker Serviks Melalui Inspeksi Visual Asam Asetat. Jurnal Ilmu &
Teknologi Ilmu Kesehatan, Jilid 1, Nomor 1, September 2013
Wahyuningsih, R.I., Suparmi. (2018). Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Melalui
Pemeriksaan IVA Tes Di Puskesmas Plupuh Sragen. Jurnal Gemassika
Vol.2, No.1, Mei 2018
Wahyuni, Sri. (2011). Tesis Efektifitas Edukasi Metode Wish And Drive Terhadap
Perilaku Deteksi Dini Kanker Serviks Di Kecamatan Ngampel Kabupaten
Kendal Jawa Tengah. Universitas Indonesia
WHO. (2013). Insiden Kanker Serviks. Diakses Pada Januari 2019

Universitas Sumatera Utara


JADWAL TENTATIVE PENELITIAN

Kegiatan Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ag Sep
1. Pengajuan Judul

2. Proses Persetujuan Judul

3. Menyusun Bab I

4. Menyusun Bab II

5. Menyusun Bab III

6. Menyusun Bab IV

7. Sidang Proposal

8. Perbaikan Proposal

9. Uji Validitas dan Reabilitas


Instrumen

10. Pengumpulan Data

11. Analisa Data

12. Penyusuna Laporan

13. Sidang Akhir Penelitian

14. Perbaikan Laporan Akhir

15. Penyerahan Laporan dan


Manuskrip

Universitas Sumatera Utara


LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN

Saya Eka Mulya Sari Putri, mahasiswi S1 Ilmu Keperawatan di Fakultas

Keperawatan USU, saat ini sedang menjalankan penelitian yang berjudul

“Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Terhadap Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan

Deteksi Dini Kanker Serviks Pada Wanita Usia Subur Di Wilayah Kerja

Puskesmas Polonia Medan”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh

Penyuluhan Kesehatan Terhadap Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Deteksi Dini

Kanker Serviks Pada WUS. Oleh karena itu, saya mengharapkan Ibu untuk ikut

berpartisipasi dalam penelitian ini. Saya mengaharapkan kerjasama yang baik dan

jawaban yang sebenar-benarnya dari Ibu.

Informasi yang Ibu berikan akan digunakan hanya untuk kepentingan

penelitian ini dan tidak akan disebarluaskan ataupun digunakan untuk tujuan yang

merugikan Ibu sebagai responden. Identifikasi Ibu akan dirahasiakan dan tidak

akan dipublikasikan dalam bentuk apapun. Kerahasiaan data Ibu akan dijamin

sepenuhnya. Demikian informasi ini saya sampaikan. Atas perhatian dan

kesediaan Ibu untuk menjadi responden dalam penelitian ini, saya ucapkan

terimakasih.

Medan, Juli 2019

Penulis

Eka Mulya Sari

Universitas Sumatera Utara


LEMBAR PERSETUJUAN

Saya adalah mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera

Utara. Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan

tugas akhir di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Tujuan

penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap

pengetahuan, sikap, dan tindakan deteksi dini kanker serviks pada wanita usia

subur.

Saya mengharapkan kesediaan Ibu untuk memberikan jawaban atau

tanggapan sesuai dengan pendapat Ibu sendiri. Saya menjamin kerahasiaan

pendapat dan identitas Ibu. Informasi yang Ibu berikan hanya akan dipergunakan

untuk pengembangan Ilmu Keperawatan dan tidak akan dipergunakan untuk

maksud-maksud lain.

Partisipasi Ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga Ibu bebas

untuk menerima atau menolak menjadi peserta penelitian ini. Jika Ibu bersedia

menjadi responden penelitian ini, maka silahkan Ibu menandatangani formulir ini.

Medan, 2019

Responden

( )

Universitas Sumatera Utara


Kuesioner Penelitian
Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Terhadap Pengetahuan, Sikap, dan
Tindakan Deteksi Dini Kanker Serviks Pada Wanita Usia Subur

No. Responden : ............... (diisi oleh peneliti)


Petunjuk Pengisian

a. Silahkan Ibu jawab dengan jujur dengan memberi tanda silang (X)
b. Jawaban tidak mempengaruhi profesi Ibu
c. Jawaban akan dijaga kerahasiaannya dan hanya akan dipergunakan untuk
penelitian ini

A. Data Demografi

1. Nama (inisial) :
2. Umur :
3. Tempat Tinggal :
4. Usia Menikah :
5. Jumlah anak :
6. Status pernikahan
a. Menikah
b. Janda
7. Pendidikan terakhir
a. SD c. SMA
b. SMP d. Perguruan Tinggi
8. Pekerjaan:
a. PNS
b. Ibu Rumah Tangga
c. Dll, sebutkan ......................
9. Penghasilan dalam keluarga selama satu bulan
a. < 500.000
b. 500.000 – 1.000.000
c. > 1.000.000
10. Apakah Ibu pernah mendapatkan penyuluhan tentang kanker serviks/leher
rahim......
a. Belum pernah
b. Pernah, kapan ...........
11.Apakah tempat pemeriksaan pap smear terjangkau dari tempat tinggal ibu
a. Tidak terjangkau
b. terjangkau
12.Pernahkan Ibu melakukan pemeriksaan Papsmear
a. Belum pernah
b.Pernah, kapan..............................................................................................

Universitas Sumatera Utara


B. Kuesioner Tingkat Pengetahuan Tentang Deteksi Dini Kanker Serviks

Petunjuk Pengisian :
Jawablah Pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda (x) pada salah
satu pilihan yang dianggap paling benar

1. Kanker serviks adalah penyakit yang menyerang pada....


a. Payudara
b. Leher rahim
c. Tidak tahu
2. Tanda gejala awal dari kanker serviks / leher rahim adalah....
a. Keputihan
b. Perdarahan setelah berhubungan seksual
c. Tidak tahu
3. Kanker serviks/ leher rahim disebabkan oleh virus.....
a. Human Papilloma
b. HIV
c. Tidak tahu
4. Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah kanker serviks / leher rahim ...
a. Berganti-ganti pasangan
b. Setia pada pasangan
c. Tidak tahu
5. Cara untuk mengetahui ada atau tidaknya kelainan pada serviks adalah ...
a. USG
b. Tes IVA atau Pap Smear
c. Tidak tahu
6. Skrining / deteksi dini kanker serviks merupakan upaya untuk.....
a. Pengobatan
b. Mendeteksi kelainan
c. Tidak tahu
7. Apa yang anda ketahui tentang deteksi dini kanker serviks ...
a. Upaya pencegahan yang dilakukan dengan pemeriksaan atau tes
b. Usaha untuk menghentikan perkembangan sel kanker
c. Tidak tahu
8. Apa akibat dari keterlambatan dalam mendeteksi dini kanker serviks ...
a. Perkembangan sel kanker
b. Perubahan fisik pada tubuh
c. Tidak tahu
9. Apa yang anda ketahui tentang pap smear....
a. Pemeriksaan dengan cara pengambilan cairan dari vagina
b. Pemeriksaan untuk melihat rahim
c. Tidak tahu
10. Apa syarat penting seorang wanita sebelum melakukan pap smear atau iva
test...
a. Tidak melakukan hubungan seksual 2 hari sebelum pemeriksaan
b. Tidak boleh makan dan minum

Universitas Sumatera Utara


c. Tidak tahu
11. Apa manfaat dari pemeriksaan pap smear ...
a. Diagnosis dini keganasan
b. Mengobati kanker rahim
c. Tidak tahu
12. Bagaimana pap smear dilakukan...
a. Dengan mengambil cairan vagina
b. Dengan mengambil urine
c. Tidak tahu
13. Apa yang anda ketahui tentang IVA tes...
a. Pemeriksaan leher rahim secara visual menggunakan asam asetat
b. Pengambilan cairan dari vagina untuk melihat segala jenis penyakit
c. Tidak tahu
14. Menurut ibu, apakah manfaat dari pemeriksaan tes IVA ....
a. Mengetahui kelainan pra kanker serviks secara dini dan dapat ditangani
dengan segera
b. Untuk mengetahui penyakit
c. Tidak tahu
15. Kepada siapakah sebaiknya pemeriksaan IVA atau pap smear dilakukan...
a. Wanita yang sudah menikah / >30 tahun dan sudah aktif melakukan
hubungan seksual
b. Wanita yang sudah tidak haid lagi
c. Tidak tahu
16. Pemeriksaan iva atau pap smear bisa dilakukan dimana...
a. Rumah sendiri
b. Puskesmas atau RS
c. Tidak tahu
17. Petugas yang bisa melakukan pemeriksaan iva atau pap smear yaitu...
a. Dokter, petugas kesehatan di puskesmas atau RS
b. Hanya dokter obgyn saja
c. Tidak tahu
18. Deteksi dini pada wanita dilakukan sebanyak ...
a. Minimal 1 kali pada usia 35-40 tahun
b. Tidak perlu dilakukan sama sekali
c. Tidak tahu
19. Terjadi perdarahan pervaginam meskipun telah memasuki masa menopause
artinya ...
a. Merupakan gejala kanker serviks
b. Bukan merupakan gejala kanker serviks
c. Tidak tahu
20. Apakah menurut Ibu suami perlu dilibatkan dalam pemeriksaan iva atau pap
smear ...
a. Sangat perlu dilibatkan
b. Tidak perlu dilibatkan
c. Tidak tahu

Universitas Sumatera Utara


C. Kuesioner Sikap WUS Terhadap Deteksi Dini Kanker Serviks
Berilah tanda check list () pada salah satu kolom sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya pada diri Ibu.
Jawaban mengikuti ketentuan :

SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju


S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju

NO Daftar Pertanyaan SS S TS STS

1 Wanita yang sudah melakukan hubungan seksual sebaiknya


melakukan pemeriksaan Pap Smear atau IVA secara rutin.

2 Pap smear atau IVA dilakukan jika usia pernikahan sudah lebih
dari 5 tahun

3 Pap Smear atau IVA hanya dilakukan jika sudah ada tanda -
tanda kelainan

4 Wanita yang menggunakan KB Pil atau Suntik perlu melakukan


pemeriksaan Pap smear atau IVA

5 Wanita dengan suami perokok/ sering terkena asap rokok perlu


waspada terhadap kanker serviks / leher rahim sepanjang usia

6 Wanita yang berganti-ganti pasangan seksual perlu melakukan


pemeriksaan pap smear atau IVA setiap tahun

7 Pap smear atau IVA membutuhkan biaya mahal, sehingga tidak


perlu dilakukan

8 Biaya untuk pemeriksaan pap smear atau IVA jauh lebih


murah dibandingkan dengan biaya pengobatan kanker.

9 Pemeriksaan kanker serviks membuat saya malu karena


membuka alat kelamin saya di hadapan orang lain

10 Saya takut untuk melakukan pemeriksaan dini kanker serviks


karena takut akan pengobatan kanker serviks jika telah
dinyatakan memiliki kemungkinan penyakit kanker serviks

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Uji reliabilitas pengetahuan

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.820 20

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

skoritem_1 1.30 .733 20

skoritem_2 1.15 .489 20

skoritem_3 1.15 .813 20

skoritem_4 1.40 .754 20

skoritem_5 1.65 .671 20

skoritem_6 1.45 .686 20

skoritem_7 1.45 .686 20

skoritem_8 1.10 .788 20

skoritem_9 1.30 .865 20

skoritem_10 1.45 .759 20

skoritem_11 1.45 .759 20

skoritem_12 1.55 .759 20

skoritem_13 1.25 .851 20

skoritem_14 1.60 .681 20

skoritem_15 1.50 .761 20

skoritem_16 1.25 .786 20

skoritem_17 1.40 .681 20

skoritem_18 1.50 .761 20

skoritem_19 1.30 .801 20

skoritem_20 1.30 .865 20

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

27.50 51.211 7.156 20

Universitas Sumatera Utara


Uji reliabilitas sikap

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.785 10

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

skoritem_1 3.50 .513 20

skoritem_2 2.80 1.056 20

skoritem_3 2.20 .951 20

skoritem_4 2.85 .745 20

skoritem_5 2.85 .875 20

skoritem_6 3.05 .887 20

skoritem_7 1.70 .470 20

skoritem_8 3.35 .489 20

skoritem_9 2.05 .887 20

skoritem_10 1.60 .681 20

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

25.95 20.787 4.559 10

Universitas Sumatera Utara


Uji normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

PENGETAHUA Unstandardized
N SIKAP Residual

N 100 100 100


a,,b
Normal Parameters Mean 31.62 26.97 .0000000

Std. Deviation 6.824 3.591 5.91618515

Most Extreme Differences Absolute .180 .153 .118

Positive .110 .077 .049

Negative -.180 -.153 -.118

Kolmogorov-Smirnov Z 1.795 1.533 1.175

Asymp. Sig. (2-tailed) .003 .018 .126

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual

N 100
a,,b
Normal Parameters Mean .0000000

Std. Deviation 5.91618515

Most Extreme Differences Absolute .118

Positive .049

Negative -.118

Kolmogorov-Smirnov Z 1.175

Asymp. Sig. (2-tailed) .126

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Universitas Sumatera Utara


Distribusi frekuensi karakteristik responden

Statistics

USIA UM JA SP PD PK PH PN TP

N Valid 50 50 50 50 50 50 50 50 50

Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Mean 2.58 1.24 1.48 1.02 2.72 2.00 2.46 1.78 1.86

Median 3.00 1.00 1.00 1.00 3.00 2.00 3.00 2.00 2.00

Mode 3 1 1 1 3 2 3 2 2

Std. Deviation .642 .431 .614 .141 .858 .286 .676 .418 .351

Variance .412 .186 .377 .020 .736 .082 .458 .175 .123

Range 2 1 2 1 3 2 2 1 1

Minimum 1 1 1 1 1 1 1 1 1

Maximum 3 2 3 2 4 3 3 2 2

Sum 129 62 74 51 136 100 123 89 93

USIA WUS

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 18-28 4 8.0 8.0 8.0

29-39 13 26.0 26.0 34.0

40-49 33 66.0 66.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

UMUR MENIKAH

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 20-25 38 76.0 76.0 76.0

26-30 12 24.0 24.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara


JUMLAH ANAK

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1-2 29 58.0 58.0 58.0

3-4 18 36.0 36.0 94.0

5-6 3 6.0 6.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

STATUS PERNIKAHAN

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid MENIKAH 49 98.0 98.0 98.0

JANDA 1 2.0 2.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

PENDIDIKAN

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid SD 6 12.0 12.0 12.0

SMP 9 18.0 18.0 30.0

SMA 28 56.0 56.0 86.0

PTN 7 14.0 14.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

PEKERJAAN

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid PNS 2 4.0 4.0 4.0

IRT 46 92.0 92.0 96.0

DLL 2 4.0 4.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara


PENGHASILAN PERBULAN

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid <1.000.000 5 10.0 10.0 10.0

1.000.000-2.000.000 17 34.0 34.0 44.0

>2.000.000 28 56.0 56.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

PENYULUHAN CA CERVIKS

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid BELUM 11 22.0 22.0 22.0

PERNAH 39 78.0 78.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara


Distribusi frekuensi pengetahuan, sikap, dan tindakan

Statistics

PENGETAHUAN NILAI_PPOST SIKAP NILAI_SPOST

N Valid 50 50 50 50

Missing 0 0 0 0

PENGETAHUAN

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid KURANG : 0-23 12 24.0 24.0 24.0

CUKUP : 24-30 32 64.0 64.0 88.0

BAIK : 31-40 6 12.0 12.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

NILAI_PPOST

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid CUKUP : 24-30 1 2.0 2.0 2.0

BAIK : 31-40 49 98.0 98.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

SIKAP

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid KURANG : 1-21 10 20.0 20.0 20.0

CUKUP : 22-29 36 72.0 72.0 92.0

BAIK : 30-40 4 8.0 8.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara


NILAI_SPOST

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid CUKUP : 22-29 32 64.0 64.0 64.0

BAIK : 30-40 18 36.0 36.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Tindakan
Statistics

tindakanpre tindakanpost

N Valid 50 50

Missing 0 0

Tindakanpre

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid TIDAK DILAKUKAN 50 100.0 100.0 100.0

Tindakanpost

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid tidak dilakukan 46 92.0 92.0 92.0

dilakukan 4 8.0 8.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Universitas Sumatera Utara


Uji paired sample t test pengetahuan, sikap, dan tindakan
Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 PENGETAHUAN 25.76 50 4.123 .583

TOTAL_PPOST 37.48 50 2.644 .374

Pair 2 SIKAP 25.28 50 3.833 .542

TOTAL_SPOST 28.66 50 2.353 .333

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 PENGETAHUAN & 50 .103 .479


TOTAL_PPOST

Pair 2 SIKAP & TOTAL_SPOST 50 .416 .003

Paired Samples Test

Paired Differences

95% Confidence
Interval of the
Difference

Std.
Std. Error Sig. (2-
Mean Deviation Mean Lower Upper t df tailed)

Pair 1 PENGETAHUAN - -11.720 4.664 .660 -13.046 -10.394 -17.767 49 .000


TOTAL_PPOST

Pair 2 SIKAP - -3.380 3.568 .505 -4.394 -2.366 -6.699 49 .000


TOTAL_SPOST

Universitas Sumatera Utara


Uji paired sample t test tindakan

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 tindakanpre .00 50 .000 .000

tindakanpost .08 50 .274 .039

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 tindakanpre & tindakanpost 50 . .

Paired Samples Test

Paired Differences

95% Confidence
Interval of the
Difference
Std. Std. Error Sig. (2-
Mean Deviation Mean Lower Upper T Df tailed)

Pair tindakan -.080 .274 .039 -.158 -.002 -2.064 49 .044


1 pre –
tindakan
post

Universitas Sumatera Utara


Master tabel data demografi

kode U UM JA SP PD PK PH PN TP
IW 3 1 3 1 2 2 3 2 2
SM 3 1 1 1 3 2 2 1 2
WS 3 2 1 1 3 2 2 2 2
TS 3 1 1 1 1 2 1 2 2
NS 2 1 1 1 3 2 2 2 2
ST 2 1 1 1 3 2 3 2 2
SRL 3 2 1 1 2 2 2 2 2
KL 3 1 1 1 2 2 3 2 2
DA 3 1 2 1 2 2 2 1 2
RF 3 1 2 1 2 2 3 2 2
WY 3 1 2 1 3 2 3 2 2
SA 3 1 2 1 4 2 3 2 2
RA 2 1 1 1 4 2 3 2 2
SN 3 1 2 1 3 2 3 2 2
NA 2 2 1 1 3 2 2 2 2
GR 2 1 2 1 4 2 2 2 2
NB 3 1 1 1 3 2 3 2 2
FL 1 1 2 1 3 2 3 2 2
ES 2 2 1 1 2 2 2 2 1
EL 3 1 2 1 3 2 3 2 2
MN 3 2 1 2 1 2 3 1 2
EW 3 1 1 1 3 2 3 2 2
MR 3 1 3 1 1 2 3 2 2
BR 3 1 1 1 2 3 2 1 1
SH 3 1 2 1 3 2 3 2 2
SP 3 1 1 1 3 3 3 2 2
ML 2 1 2 1 4 2 3 2 2
WW 2 2 1 1 4 2 3 2 2
EP 2 1 2 1 3 2 1 2 2
JR 2 1 1 1 4 2 3 2 2
RH 3 2 1 1 3 2 3 2 2
YA 2 1 2 1 3 2 3 1 1
ESA 3 1 2 1 3 2 2 2 2
MST 3 1 1 1 3 2 3 2 2
RAR 3 1 2 1 3 2 3 2 2
SGY 1 2 1 1 3 2 3 2 2
NT 1 1 1 1 4 1 3 2 2
TA 1 1 1 1 3 2 2 1 1
SMC 3 1 2 1 2 2 2 1 2
SRT 3 1 2 1 1 2 1 2 2
SG 3 1 1 1 2 2 1 2 2
SAH 3 2 3 1 1 2 2 2 1
RP 3 1 1 1 3 2 2 1 1

Universitas Sumatera Utara


MRD 3 1 1 1 1 2 1 1 1
SMS 3 1 2 1 3 2 3 2 2
WS 3 2 2 1 3 2 3 1 2
RMS 3 2 1 1 3 2 3 1 2
SRM 2 1 1 1 3 2 2 2 2
JMT 3 2 1 1 3 2 2 2 2
NRD 2 1 1 1 3 1 2 2 2

Keterangan : U : Usia PK : Pekerjaan

UM : Usia Menikah PH : Penghasilan

JA : Jumlah Anak PN : Penyuluhan

SP : Status Pernikahan TP : Tempat Pemeriksaan

PD : Pendidikan

Universitas Sumatera Utara


Master tabel data kuesioner pengetahuan pre test

K P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P T. N. Tin
o 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 P. P. da
d 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 P PR ka
e RE E n
I 2 2 2 2 2 2 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 19 1 0
W

S 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 0 2 2 1 2 1 0 0 28 2 0
M

W 2 2 0 2 2 1 2 2 1 0 1 1 1 0 2 2 2 2 1 2 28 2 0
S
T 0 1 0 2 0 0 0 1 0 1 2 0 1 1 1 2 1 2 0 2 17 1 0
S
N 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 0 2 1 1 0 1 0 2 2 2 29 2 0
S
S 2 2 0 2 2 1 2 2 2 2 1 2 1 2 0 2 1 0 1 1 28 2 0
T
S 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 0 2 0 1 0 0 1 0 1 2 26 2 0
R
L
K 2 0 2 2 1 2 2 0 0 0 2 2 1 1 2 1 2 2 2 0 26 2 0
L
D 2 2 0 2 2 1 2 2 2 2 2 2 0 0 0 2 2 0 0 1 26 2 0
A
R 2 1 0 1 2 1 2 2 2 2 3 0 0 2 2 0 2 0 2 0 24 2 0
F
W 2 1 1 2 1 1 2 1 2 2 1 2 0 2 1 2 2 1 0 1 27 2 0
Y
S 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 0 2 1 1 2 0 1 29 2 0
A
R 2 1 1 1 2 1 2 0 2 2 1 2 1 2 2 0 2 2 0 0 26 2 0
A
S 2 2 0 1 2 2 1 2 2 2 1 1 1 1 2 2 1 2 1 0 28 2 0
N
N 2 0 0 1 2 2 2 2 0 0 2 1 1 1 2 2 2 2 2 1 27 2 0
A
G 2 2 2 2 2 2 2 2 1 0 1 0 1 1 0 1 2 2 2 2 29 2 0
R
N 1 2 1 2 2 2 2 0 2 0 1 0 1 2 2 2 2 2 0 2 28 2 0
B
F 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 0 2 1 0 2 0 2 2 0 2 29 2 0
L
E 2 2 2 2 1 2 0 1 0 1 1 0 0 2 2 2 2 2 0 2 26 2 0
S

Universitas Sumatera Utara


E 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 3 1 1 0 1 1 0 1 0 28 2 0
L
M 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 2 1 2 0 0 31 3 0
N
E 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 2 0 0 30 2 0
W

M 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 0 2 1 2 2 2 2 2 0 0 31 3 0
R
B 2 2 2 1 2 2 2 0 2 0 0 0 1 2 0 2 2 2 2 2 28 2 0
R
S 2 1 2 1 2 2 2 2 1 0 1 2 1 1 2 2 1 2 2 2 30 2 0
H
S 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 0 2 0 2 2 2 1 2 32 3 0
P
M 2 2 2 2 2 2 2 0 2 0 2 0 2 1 1 1 1 0 1 0 25 2 0
L
W 2 2 1 2 1 0 2 0 1 0 2 0 0 2 0 2 0 2 0 1 20 1 0
W

E 2 0 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 0 0 32 3 0
P
J 2 1 0 2 2 0 1 0 2 2 0 0 0 1 2 2 1 2 2 2 24 2 0
R
R 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 0 0 2 0 2 0 0 1 2 0 25 2 0
H
Y 2 2 0 2 2 0 0 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 2 31 3 0
A
E 1 2 1 2 2 2 1 0 1 2 0 1 1 2 0 1 1 2 1 1 24 2 0
S
A
M 1 0 1 1 1 2 0 0 1 2 1 0 1 0 0 2 1 2 1 1 18 1 0
S
T
R 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 0 2 0 2 1 0 1 0 1 1 25 2 0
A
R
S 2 1 0 2 0 1 1 1 1 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 2 27 2 0
G
Y
N 2 2 1 2 2 2 2 2 0 0 2 0 0 2 2 2 0 0 0 2 25 2 0
T
T 2 0 1 0 0 2 2 0 0 0 1 0 0 2 0 2 2 0 0 2 16 1 0
A
S 2 2 0 2 2 2 2 2 1 2 2 0 0 1 0 2 2 2 0 2 18 1 0
M
C

Universitas Sumatera Utara


S 2 1 2 0 2 1 0 1 1 1 0 1 2 0 1 2 1 1 1 1 21 1 0
R
T
S 2 2 2 1 1 1 0 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 30 2 0
G
S 1 0 1 2 1 1 0 1 1 2 1 0 1 2 2 2 2 2 1 2 25 2 0
A
H
R 2 2 1 1 1 1 2 1 2 2 1 0 2 2 2 2 1 2 2 2 31 3 0
P
M 2 1 0 2 0 1 2 0 1 0 1 2 1 1 2 2 0 2 1 2 23 1 0
R
D
S 2 1 2 2 2 1 2 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 25 2 0
M
S
W 2 1 0 2 0 0 0 2 1 0 0 1 1 0 1 2 1 2 1 2 19 1 0
S
R 2 1 2 2 0 2 0 2 0 0 0 0 1 2 0 2 1 2 0 2 21 1 0
M
S
S 2 1 2 2 2 2 1 1 1 2 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 22 1 0
R
M

J 2 1 0 2 2 1 0 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 0 1 0 28 2 0
M
T
N 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 2 2 2 23 1 0
R
D

Keterangan :

0 = tidak tahu

1= salah

2 = benar

Universitas Sumatera Utara


Master tabel data kuesioner pengetahuan post test

k P P P P P P P P P P P P P P P P P P P P t.p n.p tin


o - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - .po .po dak
d 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 st st an
e 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
I 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 38 3 0
W

0 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 2 2 1 2 34 3 0
S
M
W 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 1 2 1 2 2 2 1 2 1 2 33 3 0
S
T 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 0 2 2 36 3 1
S
N 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 37 3 0
S
S 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 2 34 3 0
T
S 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 38 3 1
R
L
K 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 37 3 1
L
D 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 38 3 1
A
R 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 36 3 0
F
W 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2 2 0 2 2 2 1 32 3 0
Y
S 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 38 3 0
A
R 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 1 2 1 36 3 0
A
S 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 39 3 0
N
N 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 36 3 0
A
G 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 39 3 0
R
N 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 1 36 3 0
B
F 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 38 3 0
L
E 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 39 3 0
S

Universitas Sumatera Utara


E 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 40 3 0
L
M 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 37 3 0
N
E 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 37 3 0
W

M 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 38 3 0
R
B 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 40 3 0
R
S 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 39 3 0
H
S 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 0 2 2 2 2 37 3 0
P
M 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 0 2 2 2 1 36 3 0
L
W 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 40 3 0
W

E 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 37 3 0
P
J 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 40 3 0
R
R 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 38 3 0
H
Y 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 40 3 0
A
E 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 38 3 0
S
A
M 1 2 2 1 1 0 0 2 1 2 0 0 1 2 2 2 2 2 1 1 25 2 0
S
T
R 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 40 3 0
A
R
S 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 40 3 0
G
Y
N 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 39 3 0
T
T 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 39 3 0
A
S 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 40 3 0
M
C

Universitas Sumatera Utara


S 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 40 3 0
R
T
S 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 40 3 0
G
S 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 38 3 0
A
H
R 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 40 3 0
P
M 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 38 3 0
R
D
S 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 38 3 0
M
S
W 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 36 3 0
S
R 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 39 3 0
M
S
S 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 38 3 0
R
M
J 2 1 2 2 2 1 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 35 3 0
M
T

Keterangan :

0 = tidak tahu

1 = salah

2 = benar

Universitas Sumatera Utara


Master tabel data sikap pre test

kode S1 S S3 S S5 S6 S7 S8 S9 S10 t.s n.s. Tindakan


2 4 .pre pre
IW 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 16 1 0
SM 3 3 2 4 4 3 2 3 2 1 27 2 0
WS 4 3 2 4 4 2 2 2 2 1 26 2 0
TS 4 2 2 1 1 2 2 2 1 1 20 1 0
NS 3 3 2 2 3 3 2 4 2 3 27 2 0
ST 4 4 2 4 4 4 2 4 2 2 32 3 0
SRL 3 3 3 4 3 4 2 3 2 1 28 2 0
KL 4 3 2 4 2 2 2 4 3 2 28 2 0
DA 4 2 1 4 4 4 1 4 1 1 26 2 0
RF 4 4 2 4 4 4 2 4 2 2 32 3 0
WY 4 4 2 4 4 4 1 4 1 4 32 3 0
SA 2 2 2 3 3 3 2 4 2 3 26 2 0
RA 2 3 3 1 2 1 2 2 2 1 20 1 0
SN 2 2 2 3 3 2 2 2 1 1 20 1 0
NA 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 27 2 0
GR 4 3 2 3 4 3 1 3 2 2 27 2 0
NB 3 3 1 4 4 3 1 4 4 2 29 2 0
FL 3 3 2 3 4 4 1 3 4 1 28 2 0
ES 2 1 1 2 2 2 1 3 2 1 18 1 0
EL 3 2 1 3 2 3 1 1 1 1 19 1 0
MN 2 2 1 3 4 4 3 2 2 2 28 2 0
EW 3 3 2 3 3 4 2 4 2 3 28 2 0
MR 4 3 1 4 1 4 1 4 3 3 28 2 0
BR 4 3 1 3 3 3 1 4 2 1 25 2 0
SH 4 3 3 3 3 3 2 3 2 1 27 2 0
SP 4 3 2 3 3 3 2 3 2 1 26 2 0
ML 4 3 2 3 2 4 1 4 2 1 26 2 0
WW 4 3 2 3 3 3 2 3 2 1 26 2 0
EP 3 3 2 3 3 4 2 3 2 2 27 2 0
JR 4 2 1 3 3 3 1 4 1 2 24 2 0
RH 1 3 2 1 1 2 1 1 2 1 18 1 0
YA 4 2 1 3 3 3 1 2 1 1 20 1 0
ESA 4 2 1 3 3 3 2 4 2 1 25 2 0
MST 2 2 3 4 4 2 2 1 1 4 25 2 0
RAR 4 3 1 3 3 3 1 4 2 1 25 2 0
SGY 4 3 2 3 3 3 1 4 2 1 26 2 0
NT 4 2 1 3 3 3 1 4 2 1 24 2 0
TA 4 2 2 3 3 3 1 4 2 1 25 2 0
SMC 1 2 2 1 3 2 1 2 1 1 18 1 0
SRT 3 2 4 2 1 4 1 4 1 1 23 2 0
SG 3 3 4 3 3 3 2 4 1 1 27 2 0
SAH 3 2 2 3 3 3 2 4 2 2 26 2 0

Universitas Sumatera Utara


RP 3 3 3 4 1 3 1 3 3 3 27 2 0
MRD 4 1 1 3 2 3 3 3 3 2 25 2 0
SMS 4 3 1 3 3 4 2 4 4 3 30 3 0
WS 3 3 2 3 3 4 2 3 3 2 28 2 0
RMS 3 3 2 3 3 4 2 3 3 2 28 2 0
SRM 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 27 2 0
JMT 4 2 2 3 3 4 2 3 2 1 26 2 0
NRD 2 1 1 3 1 3 1 3 2 1 18 1 0

Keterangan :

1=sangat tidak setuju

2=tidak setuju

3=setuju

4=sangat setuju

Universitas Sumatera Utara


Master tabel data sikap post test

Kode s- s- s- s- s- s- s- s- s- s- t.s.post n.s.post Tindakan


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
IW 4 2 2 2 4 4 2 4 4 4 32 3 0
SM 4 3 2 3 4 4 2 2 2 1 27 2 0
WS 4 2 4 4 4 3 2 3 2 1 29 2 0
TS 4 2 3 3 3 4 2 1 3 2 27 2 1
NS 3 3 2 3 3 4 2 3 2 2 27 2 0
ST 4 4 2 4 4 4 2 3 3 4 34 3 0
SRL 4 3 2 3 3 4 2 3 2 2 28 2 1
KL 4 3 1 4 3 3 3 4 1 2 28 2 1
DA 4 4 2 4 4 4 1 4 1 1 29 2 1
RF 4 4 2 4 4 4 2 3 3 4 34 3 0
WY 4 4 2 4 4 4 1 4 1 4 32 3 0
SA 4 2 2 2 3 4 2 4 2 2 27 2 0
RA 4 3 2 3 3 3 1 3 2 1 25 2 0
SN 4 3 2 3 3 3 1 3 2 1 25 2 0
NA 3 3 3 4 3 4 2 3 2 3 30 3 0
GR 4 3 2 3 3 3 2 4 2 3 29 2 0
NB 4 3 1 3 4 3 1 4 3 3 29 2 0
FL 4 4 2 3 3 4 1 4 3 3 31 3 0
ES 4 2 2 4 3 3 2 3 4 3 30 3 0
EL 3 3 2 3 2 3 2 3 2 2 25 2 0
MN 3 3 2 3 3 4 2 4 3 3 29 2 0
EW 3 3 2 3 4 4 2 3 2 2 28 2 0
MR 4 3 1 3 4 3 1 4 3 3 29 2 0
BR 4 2 2 2 4 4 2 4 4 4 32 3 0
SH 3 3 1 3 4 4 3 3 3 2 29 2 0
SP 4 3 2 4 4 4 2 3 2 1 29 2 0
ML 4 3 2 3 2 4 1 4 2 1 26 2 0
WW 3 3 1 3 4 4 2 3 1 3 27 2 0
EP 4 3 2 3 4 3 1 4 2 1 27 2 0
JR 4 2 1 3 3 3 2 4 2 1 25 2 0
RH 4 2 1 3 3 3 1 4 2 1 24 2 0
YA 3 3 2 3 3 4 2 3 3 2 28 2 0
ESA 4 3 2 4 3 4 2 4 3 2 31 3 0
MST 4 3 4 1 4 3 2 4 2 1 27 2 0
RAR 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 31 3 0
SGY 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 31 3 0
NT 3 3 2 4 4 4 2 4 2 2 30 3 0
TA 4 4 2 3 3 4 2 3 3 2 30 3 0
SMC 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 28 2 0
SRT 3 2 2 3 3 3 2 4 1 1 24 2 0
SG 3 3 4 3 3 4 2 4 4 2 32 3 0
SAH 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 3 0

Universitas Sumatera Utara


RP 3 3 3 4 1 3 1 3 3 3 27 2 0
MRD 4 3 2 4 4 4 2 2 4 1 30 3 0
SMS 4 2 1 3 3 4 2 4 4 3 30 3 0
WS 3 3 2 3 3 4 2 3 3 2 28 2 0
RMS 4 2 1 3 3 4 2 4 3 2 28 2 0
SRM 3 3 3 3 2 3 1 4 2 2 27 2 0
JMT 4 3 4 3 4 4 1 3 2 2 30 3 0

Keterangan :

1=sangat tidak setuju

2=tidak setuju

3=setuju

4=sangat setuju

Universitas Sumatera Utara


PROTOKOL PENGUMPULAN DATA

1. Persiapan Pemberian Intervensi Penyuluhan Kesehatan

Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan penyampaian suatu ilmu

pengetahuan dengan cara penyampaian langsung yang tujuannya untuk merubah

dan mempengaruhi perilaku perorangan, kelompok, ataupun masyarakat supaya

lebih mandiri untuk tercapainya hidup sehat. Sasaran penting penyuluhan

kesehataan lebih pada usaha untuk merubah perilaku seseorang untuk pola hidup

sehat terutama aspek kognitif (pengetahuan, pemahaman), sehingga nantinya

pengetahuan dari sasaran penyuluhan sudah sesuai dengan apa yang diharapkan

oleh si penyuluh dan kemudian akan dikerjakan seperti yang sudah dipersiapkan.

Pemberian penyuluhan kesehatan dengan menggunakan media leaflet dan booklet.

Materi yang diberikan: pengertian kanker serviks, penyebab, patofisiologi, tanda

dan gejala, faktor resiko, klasifikasi, dan deteksi dini kanker serviks.

2. Sasaran Penyuluhan Kesehatan

Wanita usia subur usia 18-49 tahun yang sudah menikah dan belum pernah

mendapatkan penyuluhan kesehatan tentang kanker serviks di wilayah kerja

puskesmas Polonia Medan.

3. Waktu pelaksanaan Penyuluhan

Dimulai dari bulan April sampai Juli 2019 dimulai dengan tahap awal

mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian pada Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara dan persetujuan dari komisi etik penelitian Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Setelah mendapatkan surat

rekomendasi kemudian diserahkan kepada puskesmas Polonia Medan untuk

mendapatkan izin melakukan penelitian di wilayah kerja puskesmas Polonia

Medan.

4. Protokol intervensi

1. Responden dengan kriteria sebagai berikut:

A. Wanita usia subur yang sudah menikah

B. Mampu diajak berkomunikasi

C. Bersedia menjadi responden

D. Tidak melakukan hubungan seksual sebelum dan sesudah pemeriksaan

E. Tidak sedang menstruasi dan hamil

2. Jelaskan keinginan kita untuk melibatkan sebagai responden penelitian

3. Jelaskan pada responden informasi penelitian mengenai tujuan penelitian,

manfaat penelitian, serta hak-hak responden dengan sejeas-jelasnya.

4. Bila setuju, maka mintalah kepada responden untuk mengisi lembar informed

consent.

5. Beri kode pada lembar identitas responden

6. Mulai melakukan langkah-langkah intervensi :

Pertemuan dilakukan selama 1 jam. Responden diberikan penyuluhan kesehatan

tentang kanker serviks dan cara pencegahan dengan melakukan deteksi dini

kanker serviks. Sebelum dilakukan penyuluhan kesehatan, responden diminta

Universitas Sumatera Utara


untuk mengisi kuesioner pre test untuk melihat pengetahuan dan sikap terhadap

deteksi dini kanker serviks, dilanjutkan dengan pembukaan 10 menit,

penyampaian materi melalui media power point selama 30 menit tentang deteksi

dini kanker serviks dengan pemeriksaan pap smear ataupun iva test, dan diskusi

selama 20 menit. Pada akhir pertemuan akan diberikan lagi kuesioner post test

untuk menilai pengetahuan dan sikap setelah dilakukan penyuluhan kesehatan,

serta membagikan leaflet, booklet dan cendera mata sebagai ucapan terimakasih

untuk responden.

7. Menjelaskan pada responden jadwal akan diadakan deteksi dini kanker serviks

dengan pemeriksaan pap smear atau iva test sesuai dengan jadwal puskesmas.

8. Pada saat responden datang untuk deteksi dini, dilakukan penilaian tindakan

deteksi dini kanker serviks, apakah setelah mendapatkan penyuluhan kesehatan

responden mau melakukan pemeriksaan pap smear ataupun iva test, atau tidak

mau melalukan pemeriksaan pap smear ataupun iva test. Pemantauan di tulis di

lembar observasi sesuai dengan hasil yang di dapat.

Universitas Sumatera Utara


SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Kanker Serviks


Sub. Topik : Kanker Serviks dan Cara Pencegahannya
Sasaran : wanita usia subur di wilayah kerja puskesmas Polonia Medan
Tanggal : 27 Juni 2019
Waktu : 60 menit
Tempat : Aula kantor lurah Sari Rejo kecamatan Polonia Medan

Tujuan Instruksional Umum:


Setelah diberikan penyuluhan kesehatan, Ibu-Ibu di kecamatan Polonia
termotivasi untuk melakukan pemeriksaan pap smear atau IVA test

Tujuan Instruksional Khusus:


Setelah diberikan penyuluhan kesehatan, Ibu-Ibu di Kecamatan Polonia mampu :
1. Mengetahui kanker serviks dan cara pencegahannya.
2. Mempunyai sikap yang positif terhadap deteksi dini kanker serviks.
3. Berperilaku positif dengan melakukan pap smear atau IVA test

Materi Penyuluhan
1. Pengertian kanker serviks
2. Penyebab kanker serviks
3. Gejala kanker serviks
4. Faktor resiko kanker serviks
5. Klasifikasi kanker serviks
6. Deteksi dini kanker serviks
7. Cara melakukan deteksi dini
8. Dampak jika kanker terlambat di ketahui

Universitas Sumatera Utara


Metode
1. Ceramah
2. Diskusi

Media
1. Leaflet
2. Booklet

Pengorganisasian

1. Penyuluh :Eka Mulya Sari


2. Peserta : wanita usia subur di wilayah kerja puskesmas Polonia Medan

Strategi Pembukaan
1. Pembukaan : 5 menit
2. Penyajian : 30 menit
3. Diskusi : 20 menit
4. Penutup : 5 menit

Proses Penyuluhan Kesehatan

Kegiatan Media & Waktu


No Tahapan Alat Kegiata
Kegiatan Media & Alat
Waktu n
1 Pembukaan 1. Memberikan Menjawab Pengeras 5 menit
salam salam dan
suara
2. Menyebutkan memperhatikan
materi
penyuluhan
3. Menjelaskan
tujuan dari
penyuluhan

2 Penyampaian 1. Menyampaikan Memperhatikan Leaflet 30 menit


Materi pengantar materi dengan seksama
Booklet
pengertian setiap
kanker serviks penjelasan dari Power
2. Menyampaikan materi yang
point
materi tentang disampaikan
klasifikasi
kanker serviks
3. Menyampaikan
materi penyebab

Universitas Sumatera Utara


kanker serviks
4. Menyampaikan
materi tentang
gejala kanker
serviks
5. Menyampaikan
materi tentang
faktor resiko
kanker serviks
6. Menyampaikan
materi tentang
konsepdeteksi
dini kanker
serviks
7. Menyampaikan
materi cara
melakukan
deteksi dini
kanker serviks
8. Menyampaikan
materi dampak
terlambat
deteksi dini
kanker serviks
3 Diskusi 1. Mengevaluasi 1. Menjawab 20 menit
kegiatan dengan pertanyaan
cara memberi
pertanyan
2. Meminta klien 2. Menjelaskan
untuk kembali in
menjelaskan formasi yang
kembali telah didapat
informasi apa
yang telah di
dapatkan dari
penyuluhan

4 Penutup 1. Menyampaikan Menjawab 5 menit


waktu di adakan salam
nya pemeriksaan
papsmear atau iva
di puskesmas
2.Mengucapkan
terimakasih dan
memberi salam

Universitas Sumatera Utara


Evaluasi

Struktur

1. Penyuluh dapat memberikan materi penyuluhan kesehatan dengan baik


2. Media dan alat memadai
3. Keadaan disesuaikan dengan kegiatan

Proses

1. Pelaksanaan pre-planning sesuai dengan alokasi waktu


2. Para peserta mengikuti dengan aktif kegiatan penyuluhan
3. Para peserta menanyakan hal-hal yang tidak dimengerti pada saat diskusi

Hasil

1. Peserta dapat menjelaskan kembali tentang proses diskusi


2. Peserta dapat menjelaskan kembali mengenai konsep kanker serviks
3. Peserta dapat menjelaskan kembali mengenai deteksi dini kanker serviks

Lampiran Materi

1. Pengertian kanker serviks


Penyakit reproduksi yang sering terjadi pada wanita usia subur di usia 35
sampai dengan 55 tahun
2. Pengertian deteksi dini kanker serviks
Yaitu upaya pemcegahan kanker serviks yang dilakukan dengan pemeriksaan
papsmear ataupun iva test.

Universitas Sumatera Utara


DETEKSI DINI
CEGAH KANKER SERVIKS

FATWA IMELDA, S.Kep., Ns, M.Biomed

EKA MULYA SARI

2019

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

Judul Buku ………………………………………………..…. 1

Daftar Isi ...................... . ……...……....………………….…... .2

Pendahuluan ……...……….……....………………………. 3

Latar Belakang ...... . . ..……………………………………... 3

Pembahasan ………..…..………......…………………….….. 4

Pengertian Kanker Serviks ....………………………………… 4

Penyebab Kanker Serviks ……………………….…………… 5

Patofisiologi Kanker Serviks ...…………………….…………. 6

Gejala Kanker Serviks ….......…………………………………. 6

Faktor Resiko Kanker Serviks ....…………………………….... 7

Klasifikasi Kanker Serviks ……………………………….…… 9

Deteksi Dini Kanker Serviks ……………………………….... 11

Kesimpulan Dan Saran ……………………………………..... 21

Daftar Pustaka …….…….....……………………………...... 22

De

Universitas Sumatera Utara


PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Kanker serviks adalah keganasan yang berasal dari
serviks, yaitu sepertiga bagian dari bawah uterus, berbentuk
silindris, menonjol dan berhubungan dengan vagina melalui
ostium uteri eksternum (Kemenkes, 2015). Penyebab kanker
serviks adalah infeksi human papilloma virus dan bisa
menyebabkan kematian. Provinsi kepulauan Riau, Maluku Utara
dan D.I. Yogyakarta memiliki prevalensi kanker serviks tertinggi
yaitu sebesar 1,5%, sementara provinsi Sumatera Utara memiliki
prevalensi kanker serviks sebesar 0,7% dengan jumlah penderita
kanker serviks 4.694 orang (Riskesdas, 2013).
Pencegahan prakanker serviks masih merupakan masalah
kesehatan masyarakat di Indonesia. Setiap wanita yang telah
melakukan hubungan seksual mempunyai risiko menderita kanker
serviks. Oleh karena itu, deteksi dini kanker serviks perlu
dilakukan segera setelah ada aktifitas seksual. Beberapa tes yang
bisa dilakukan untuk mendeteksi dini kanker serviks antara lain
biopsi serviks, kolposkopi, biopsi kerucut, CT scanner, MRI scan,
tes DNA HPV, pap smear, tes IVA. Deteksi dini yang paling
sering dilakukan ialah metode usapan (smear) lendir leher rahim
menurut Papanicolaou atau Pap Smear, yaitu pengambilan lendir
pada leher rahim dengan cara usapan (smear) dan juga dengan
cara inspeksi visual setelah meneteskan asam cuka 3-5% yaitu tes
IVA.

Universitas Sumatera Utara


PEMBAHASAN
Pengertian Kanker Serviks
Kanker serviks atau kanker leher rahim yang dalam bahasa
latin disebut Carcinoma Cervicis Uteri, merupakan tumor ganas
yang paling ganas dan paling sering dijumpai pada wanita, juga
merupakan tumor ganas yang paling banyak diderita dari semua
tumor ganas alat kelamin wanita.Kanker merupakan pertumbuhan
sel baru yang tidak terkontrol dan memiliki sifatproliferasi lebih
cepat dengan pertumbuhan yang progresif dan pola
penyebaranyang tidak teratur serta dapat mempengaruhi jaringan
di sekitarnya ( Monif,2009; Stead, 2007; WHO, 2011). Kanker
yang mengenai serviks akan menyebabkan serviks menunjukkan
perubahan gambaran pada visual( Rasjidi, 2008).

Universitas Sumatera Utara


Kanker serviks akan muncul jika sel-sel serviks menjadi
abnormal dan membelah secara tidak terkendali. Apabila sel
serviks membelah, maka akan terbentuk suatu massa jaringan
yang disebut tumor. Tumor ini bisa bersifat jinak atau ganas. Jika
kondisi tumor ganas maka disebut kanker serviks (Prayitno, 2014)

Penyebab Kanker Serviks


Penyebab dari kanker serviks adalah Human Papilloma
Virus(HPV) (Andriyono,2009; Yatim, 2005). Banyak tipe virus
HPVyang sering dianggap berkaitan, menurut Andrijono (2009)
tipe HPVdiklasifikasikan dalam tiga golongan yaitu resiko tinggi,
kemungkinan resikotinggi, dan resiko rendah.
Resiko tinggi 16,18,31,33,35,39,45,51,52,56,58,59.
Kemungkinan resiko tinggi 26,53,66,68,73,82
Resiko rendah 6,11,40,42,43,44,54,61,70,72,81

Universitas Sumatera Utara


Patofisiologi Kanker Serviks
Menurut Savitri (2015) Kanker Serviks adalah tumor
ganas yang berasal dari sel epitel skuamosa. Ini terjadi apabila
sel-sel pada serviks tumbuh secara tidak terkendali. Sebelum
terjadinya kanker akan didahului oleh keadaan yang disebut lesi
prakanker atau Cervical Intraephiteal Neoplasia (CIN). Fase
prakanker sering disebut dengan dysplasia merupakan perubahan
prakeganasan dari sel-sel rahim. Ada tiga pola utama tahap
prakanker dimulai dengan infeksi pada sel serta berlanjut menjadi
intraephitelia neoplasia dan pada akhirnya berubah menjadi sel
kanker serviks.

Gejala Kanker Serviks


Menurut Cervical Cancer Indonesian (2017) Gejala-gejala
kanker serviks adalah :

Universitas Sumatera Utara


6. Perdarahan tidak dalam siklus haid atau setelah melakukan
hubungan seksual,
7. Perdarahan vagina setelah menopause,
8. Sekresi cairan vagina yang berwarna kemerahan dan berbau
tidak sedap,
9. Sakit pada punggung, kaki bengkak, atau kesulitan BAB bisa
terjadi pada kanker serviks stadium lanjut.

Faktor Resiko Kanker Serviks


Faktor resiko terjadinya kanker serviks meliputi
melakukan hubungan seksualpada usia dini, berganti-ganti
pasangan seksual, kontrasepsihormonal dan merokok (Rasjidi,
2009).Menurut Wall (2010), dalam penelitiannya yang bertujuan
untuk memodifikasifaktor penghambat wanita dalam melakukan
deteksi dini kanker serviks.didapatkan data bahwa penyebab
kanker serviks terbesar adalah karena penyakitmenular seksual
dan prevalensi tertinggi terjadi pada wanita usia produktif.

Universitas Sumatera Utara


Faktor lain yang dapat menjadi resiko kanker serviks yaitu
1. Kebersihan organ kewanitaan
Dihubungkan dengan pemakaian pembalut yang
tidakdiganti kurang dari 2 kali, inimenyebabkan kelembaban
berlebihan yang memudahkan pertumbuhan jamur atau bakteri
termasuk HPV.Kebersihan organ vagina yang kurang baik
meningkatkan risiko kanker serviks sebesar 29 kali
dibandingkan yang menjaga kebersihan organ vagina (Dewi,
2013).
2. Sosial Ekonomi
Erat kaitannya dengan gizi, imunitas, dan kebersihan
perorangan. Pada golongan sosial ekonomi rendah umumnya
kuantitas dan kualitas makanan kurang.Hali ini mempengaruhi
imunitas tubuh (Arifatulul, 2013).

Universitas Sumatera Utara


3. Merokok dan AKDR (Alat Kontrasepsi dalam Rahim)
Merokok akan merangsang terbentuknya sel kanker
sedangkan pemakaian AKDR akan terpengaruh terhadap serviks
yaitu bermula dari adanya erosi serviks yang kemudian menjadi
infeksi berupa radang yang terus menerus.(Arifatulul, 2013).

4. Jumlah Perkawinan
Wanita yang sering melakukan hubungan seksual dan
berganti-ganti pasangan mempunya resiko yang sangat besar
terhadap kanker serviks (Arifatulul, 2013).

Klasifikasi Kanker Serviks


Menurut Purwoastuti dan Walyani (2015), pembagian
stadium kanker leher rahim adalah sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara


1) Stadium I : Kanker hanya terbatas pada daerah mulut dan leher
rahim (serviks). Pada stadium ini dibagi dua.Pada stadium I-A
baru didapati karsinoma mikro invasive di mulut rahim.Pada
stadium I-B kanker sudah mengenai leher rahim.
2) Stadium II : Kanker sudah mencapai badan rahim (korpus) dan
sepertiga vagina. Pada stadium II-A, kanker belum mengenai
jaringan jaringan di seputar rahim (parametrium).Stadium II-B
mengenai parametrium.
3) Stadium III : Pada stadium III-A, kanker sudah mencapai
dinding panggul. Stadium III-B kanker mencapai ginjal.
4) Stadium IV : Pada stadium IV-A, kanker menyebar ke organ-
organ terdekat seperti anus, kandung kemih, ginjal, dan lain-
lain. Pada stadium IV-B, kanker sudah menyebar ke organ-
organ jauh seperti hati, paru-paru, hingga otak.

Universitas Sumatera Utara


Deteksi Dini Kanker Serviks
Dalam penanggulangan kanker serviks, deteksi dini adalah
cara pencegahan yang paling efektif. Deteksi dini kanker serviks
merupakan aplikasi sistematis sebuah pemeriksaan untuk
mengidentifikasi kondisi serviks yang abnormal pada suatu
populasi. Wanita sebagai target untuk dilakukan deteksi dini
mungkin merasa sehat secara fisik dan tidak merasakan tanda
gejala apapun sehingga tidak ada alasan bagi mereka untuk
melakukan pemeriksaan (WHO, 2013).
Skrining atau deteksi dini sebagai upaya pencegahan
sekunder yang dilakukan dengan pemeriksaan atau tes pada orang
yang belum menunjukkan adanya gejala penyakit yang belum
terlihat atau masih berada pada stadium praklinik memiliki syarat-
syarat tertentu terhadap suatu penyakit.(Rasjidi, 2008). Ada
beberapa jenis deteksi dini kanker serviks yang dapat dipilih untuk
mengidentifikasi kondisi serviks yang abnormal, yaitu
pemeriksaan kolposkopi, biopsi serviks, biopsi kerucut (cone
biopsy), CT scanner, MRI scan, pap smear, tes IVA. Rasjidi
(2008)
1. Tes Pap Smear
Deteksi dini kanker serviks dapat dilakukan dengan
melakukan pemeriksaan sitologi menggunakan tes pap smear.
American Collage of Obstetrician and Gynecologist (ACOG),
American Cancer Society (ACS), dan US Preventive Task Force
(USPSTF) mengeluarkan panduan bahwa setiap wanita
seharusnya melakukan tes pap smear dalam upaya deteksi dini

Universitas Sumatera Utara


kanker serviks sejak 3 tahun pertama dimulai aktivitas seksual
atau saat usia 21 tahun (Rasjidi dan Sulistiyanto, 2008).
Pas smear merupakan suatu metode untuk pemeriksaan sel
cairan dinding leher rahim dengan menggunakan mikroskop untuk
mendeteksi kanker serviks, yang dilakukan secara mudah, cepat,
tidak sakit, serta hasil yang akurat (Wijaya, 2010). Tes pap smear
adalah pemeriksaan sitologi dari serviks dan porsio untuk melihat
adanya perubahan atau keganasan pada epitel serviks atau porsio.
Untuk mengetahui adanya tanda-tanda awal keganasan serviks
(prakanker) yang ditandai dengan adanya perubahan pada lapisan
epitel serviks (Rasjidi, 2010). Tujuan dari pemeriksaan pap smear
ini adalah untuk menemukan adanya kelainan pada mulut rahim.

Universitas Sumatera Utara


Manfaat dari pemeriksaan pap smear menurut Manuaba
(2005), yaitu :
1. Diagnosis dini keganasan
Pap smear berguna dalam mendeteksi dini kanker serviks,
kanker korpus endometrium, keganasan tuba fallopi, dan
mungkin keganasan ovarium.
2. Interpretasi hormonal wanita
Pap smear bertujuan untuk mengikuti siklus menstruasi
dengan ovulasi atau tanpa ovulasi, menentukan maturitas
kehamilan, dan menentukan kemungkinan keguguran pada
hamil muda.
3. Menentukan proses peradangan
Pap smear berguna untuk menentukan proses peradangan
pada berbagai infeksi bakteri dan jamur.
Indikasi pap smear biasa dianjurkan untuk wanita yang
tinggi aktivitas seksualnya. Namum tidak menutup kemungkinan
wanita yang tidak mengalami aktivitas seksual untuk
memeriksakan dirinya. Menurut Sukaca tahun 2009 wanita-
wanita sasaran tes pap smear yaitu wanita yang sudah menikah
dan aktivitas seksualnya sangat tinggi, wanita yang berganti-ganti
pasangan seksual atau pernah menderita HIV, wanita yang berusia
diatas 30 tahun atau lebih, wanita yang memakai alat kontrasepsi
lebih dari 5 tahun (terutama dengan hormonal dan IUD), wanita
dengan keputihan kronis, wanita yang sudah menopause dan
mengeluarkan darah pervaginam.

Universitas Sumatera Utara


Syarat-syarat pemeriksaan pap smear antara lain :
1) Mengisi blanko permintaan secara lengkap
2) Jangan lakukan pemeriksaan lainnya sebelum pengambilan
sampel
3) Tidak menggunakan cairan pembersih vagina, dan tidak sedang
menstruasi
4) Untuk pasien pasca persalinan, pasca pembedahan, atau pasca
radiasi hanya bisa dilakukan setelah penyembuhan untuk
menghindari adanya sel inflamasi yang dapat mengganggu
interpretasi pemeriksaan sitologi
5) Pada kasus yang dicurigai adanya keganasan endometrium,
disarankan untuk mengambil sampel pada fornik posterior atau
melakukan kerokan pada endometrium secara langsung
6) Mengosongkan kandung kemih sebelum melakukan
pemeriksaan
7) Tidak sedang hamil, dan tidak melakukan hubungan seksual
minimal 2-3 hari (Emilia, 2010).
Prosedur pemeriksaan pap smear menurut Rasjidi (2009)
adalah :
1. Persiapan alat-alat yang akan digunakan seperti spekulum
bivavle (cocor bebek), spatula ayre, kaca objek yang telah
diberi label atau tanda, alkohol 95%
2. Pasien baring dengan posisi litotomi
3. Pasang spekum hingga tampak jelas vagina bagian atas,
forniks posterior, serviks uterus dan kanalis servikalis
4. Periksa serviks apakah normal atau tidak

Universitas Sumatera Utara


5. Spatula dengan ujung pendek dimasukkan kedalam
endoserviks, dimulai dari arah jam 12 dan diputar 360° searah
jarum jam
6. Oleskan sediaan yang telah didapat diatas kaca objek pada
sisi yang telah diberi tanda dengan membentuk sudut 45° satu
kali usapan
7. Celupkan kaca objek ke dalam larutan alkohol 95% selama 10
menit
8. Kemudian masukkan ke dalam wadah transport dan
diserahkan ke ahli patologi anatomi untuk pemeriksaan
lanjutan
Sukaca (2009) membagi hasil pemeriksaan pap smear
menjadi 5 kelas, yaitu kelas I : tidak ada sel abnormal, kelas II :
terdapat gambaran sitologi atipik, namun tidak ada indikasi
adanya keganasan, kelas III : gambaran sitologi yang dicurigai
keganasan, displasia ringan sampai sedang, kelas IV : gambaran
sitologi dijumpai displasia berat, kelas V : keganasan.
2. Tes IVA
IVA tes adalah pemeriksaan leher rahim (serviks) dengan
cara melihat langsung (dengan mata telanjang). IVA tes
dilakukan selama 3-8 menit dengan cara mengoleskan asam asetat
3-5% kemudian dilihat apakah ada perubahan pada leher rahim
tersebut. Setelah dioleskan asam asetat dan didapatkan hasil
bahwa serviks berwarna pucat berarti menandakan adanya lesi
prakanker. Pemeriksaan IVA tes merupakan skrining alternatif
dari pap smear karena biasanya lebih murah, praktis, sangat
mudah untuk dilakukan serta dapat dilakukan oleh tenaga

Universitas Sumatera Utara


kesehatan selain dokter ginekologi (Marmi, 2013; Chen dan tim,
2012).

Tujuan dari pemeriksaan IVA tes adalah untuk


mengurangi morbiditas dan mortalitas dari penyakit dengan
pengobatan dini terhadap kasus-kasus yang ditemukan dan untuk
mengetahui kelainan yang terjadi pada leher rahim. Keuntungan
dari IVA tes adalah mudah, praktis, dapat dilaksanakan oleh
seluruh tenaga kesehatan, alat-alat yang dibutuhkan sederhana,
kinerja tes sama dengan tes deteksi dini kanker leher rahim
lainnya, serta memberikan hasil segera sehingga dapat diambil
keputusan mengenai penatalaksanaannya (Marmi, 2013).
Syarat mengikuti IVA tes antara lain adalah wanita usia
subur yang sudah menikah dan tidak sedang hamil, 2-3 hari
sebelum dilakukan tes tidak melakukan hubungan suami istri.
IVA tes dapat dilakukan kapan saja termasuk pada wanita yang
dicurigai atau diketahui memiliki infeksi menular seksual ataupun
HIV/AIDS (Kemenkes RI, 2015; Marmi, 2013).

Universitas Sumatera Utara


Fungsi pemeriksaan IVA yaitu untuk deteksi dini kanker
mulut rahim atau kanker serviks. Waktu yang ideal dan optimal
pemeriksaan dilakukan setiap 3 tahun pada wanita usia 25-60
tahun (Nugroho, 2012). Indikasi pemeriksaan IVA yaitu pada
wanita yang sudah menikah, tidak sedang menstruasi, tidak
sedang hamil, 2-3 hari sebelumnya tidak melakukan hubungan
seksual.
Menurut Pudiastuti (2011) dan Marmi (2013), persiapan untuk
melakukan tes IVA adalah sebagai berikut :
1. Ruangan tertutup, karena pasien diperiksa dengan posisi
litotomi
2. Sabun dan air untuk cuci tangan
3. Lampu yang terang untuk melihat serviks
4. Meja ginekologi atau tempat periksa yang memungkinkan
pasien berada pada posisi litotomi dan selimut
5. Spekulum cocor bebek dengan desinfeksi tingkat tinggi,
tampon tang
6. Kapas lidi (lidi wotten), kapas sublimat dalam kom steril
untuk vulva higiene
7. Asam asetat 3-5% dalam kom kecil steril. Jika asam asetat
5% maka cara membuatnya dengan cara mengambil 1 sendok
cuka dapur + 4 sendok air steril. Jika asam asetat 3%, maka
cara membuatnya dengan cara mengambil 2 sendok cuka
dapur + 11 sendok air steril.
8. Bak instrument dan sarung tangan steril
9. Larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi
10. Tempat sampah basah

Universitas Sumatera Utara


11. Format pencatatan, informed consent
Cara melakukan pemeriksaan IVA yaitu :
1) Sebelum dilakukan pemeriksaan, pasien akan mendapatkan
penjelasan mengenai prosedur yang akan dijalankan dan
memberikan informed consert pada klien. Privasi dan
kenyamanan penting dalam pemeriksaan ini
2) Bila terdapat banyak cairan di leher rahim, pakai kapas steril
basah untuk membersihkannya
3) Dengan menggunakan kapas lidi, larutan asam asetat 3-5%
dioleskan ke leher rahim. Dalam waktu kurang lebih satu
menit, reaksinya pada leher rahim sudah dapat dilihat
4) Bila warna leher rahim berubah menjadi keputih-putihan,
kemungkinan positif terdapat kanker. Asam asetat berfungsi
menimbulkan dehidrasi sel yang membuat gumpalan protein,
sehingga sel kanker yang berkepadatan protein tinggi berubah
warna menjadi putih (acetowhite epithelium). Maka jika itu
terjadi dapat dilakukan biopsy atau rujuk segera.
5) Bila tidak didapatkan gambaran epitel putih pada daerah
transformasi berarti hasilnya negatif (Marmi, 2013)
6) Hasil pemeriksaan bisa langsung diketahui, tidak perlu
menunggu dari laboratorium
7) Melakukan dokumentasi hasil pemeriksaan (Pudiastuti, 2012)
Teknik / prosedur pemeriksaan IVA antara lain :
1) Menjaga privacy pasien, memberikan informed consent
dan penjelasan pada pasien atas tindakan yang akan
dilakukan
2) Persiapan alat dan bahan yang diperlukan

Universitas Sumatera Utara


3) Menyiapkan klien dengan posisi litotomi pada tempat tidur
ginekologi
4) Mengatur lampu sorot ke arah vagina pasien, agar serviks
tampak jelas
5) Cuci tangan dengan bersih, gunakan handscoon steril dan
APD
6) Melakukan vulva higiene dengan kapas sublimat
7) Memasukkan spekulum ke dalam vagina dengan cara :
(1)Tangan kiri membuka labia minora, spekulum dipegang
dengan tangan kanan, dalam keadaan tertutup kemudian
masukkan ujung nya ke dalam introitus vagina dengan
posisi miring. (2)Putar kembali spekulum 45° kebawah
sehingga menjadi melintang dalam vagina kemudian di
dorong masuk lebih dalam ke arah forniks posterior
sampai ke puncak vagina. (3)Buka spekulum pada
tangkainya secara perlahan-lahan dan atur sampai terlihat
dengan jelas. (4)Kunci spekulum dengan mengencangkan
bautnya kemudian ganti dengan tangan kiri yang
mengencangkan spekulum
8) Memasukkan kapas lidi yang telah diberi asam asetat 3-5%
ke dalam vagina sampai menyentuh portio
9) Mengoleskan kapas lidi ke seluruh permukaan portio
dengan searah jarum jam
10) Membersihkan portio dengan kasa steril menggunakan
tampon tang
11) Mengeluarkan spekulum dari vagina

Universitas Sumatera Utara


12) Merapikan pasien dan merendam alat dalam larutan klorin
0,5% selama 10 menit
13) Cuci tangan kembali dengan bersih
14) Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada klien
15) Lakukan pendokumentasian (Pudiastuti, 2012)
Pemeriksaan IVA tidak ada efek samping atau cenderung
aman.Tempat pemeriksaan bisa dilakukan di puskesmas, klinik
dokter dan fasilitas kesehatan lainnya (Pudiastuti, 2012). Menurut
Marmi (2013), kategori pemeriksaan IVA yaitu :
1. IVA negatif berarti menunjukkan leher rahim normal
2. IVA radang berarti serviks dengan radang (servisitis), atau
kelainan jinak lainnya (polip serviks)
3. IVA positif berarti ditemukan bercak putih (aceto white
epithelium).
4. IVA kanker serviks berarti pada tahap ini, untuk upaya
temuan stadium kanker serviks, masih akan bermanfaat bagi
penurunan kematian akibat kanker serviks bila ditemukan
masih pada stadium invasive dini (stadium Ib-Iia) (Marmi,
2013).

Universitas Sumatera Utara


KESIMPULAN DAN SARAN

- Deteksi dini kanker serviks perlu dilakukan segera


mungkin setelah adanya aktifitas seksual
- Deteksi dini kanker serviks dapat dilakukan dengan cara
pemeriksaan pap smear ataupun iva
- Syarat penting untuk melakukan pemeriksaan pap smear
atapun iva test adalah tidak melakukan hubungan seksual
2-3 hari sebelum pemeriksaan

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA
Buletin Jendela Data Dan Informasi Kesehatan
Semester II. (2013) : Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia
Depkes. (2015). Prevalensi Kanker Serviks Di
Sumatera Utara. Jakarta : Depkes
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2013).
Buku Acuan Pencegahan Kanker Payudara
Dan Kanker Leher Rahim. Jakarta :
Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit
Dan Penyehatan Lingkungan
Maureen, M. Magdalen. (2013). Statistika Penderita
Kanker Di Indonesia.
http://Www.Deherba.Com/Blog/Maureen-
M.-Magdalena. Html. J Indo Med Assoc,
Vol.63 .No.1. Januari 2019
Panduan Penatalaksanaan Kanker Serviks. (2016) :
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Profil Kesehatan Kota Medan. (2016). Medan :
Dinas Kesehatan Kota Medan
Rahayu, S. Dedeh. (2015). Asuhan Ibu Dengan
Kanker Serviks. Jakarta : Salemba Medika
Rasjidi, I. (2010). Epidemiologi Kanker Pada
Wanita. Sagung Seto. Jakarta
Syarifudin., Damayanti, D.A., Delmaifanis. (2011).
Himpunan Penyuluhan Kesehatan Pada

Universitas Sumatera Utara


Remaja, Keluarga, Lansia, Dan Masyarakat.
Transinfo Media : Jakarta
Wahyuni, Sri. (2011). Tesis Efektifitas Edukasi
Metode Wish And Drive Terhadap Perilaku
Deteksi Dini Kanker Serviks Di Kecamatan
Ngampel Kabupaten Kendal Jawa Tengah.
Universitas Indonesia
WHO. (2013). Insiden Kanker Serviks. Diakses Pada
Januari 2019

Universitas Sumatera Utara


Kanker serviks atau kanker leher
HIDUP SEHAT rahim merupakan penyakit yang
Wanita yang beresiko terkena kanker
serviks adalah :
menyerang pada serviks atau leher
BEBAS DARI KANKER rahim. Menikah muda (usia < 20 tahun )

SERVIKS

Berganti-ganti pasangan seksual

Penyebab dari kanker serviks adalah


virus HPV (human papiloma virus).

Merokok

EKA MULYA SARI

151101021

FAKULTAS KEPERAWATAN

USU

Universitas Sumatera Utara


 Upaya pencegahan : Mempunyai banyak anak
 Melakukan deteksi dini kanker
serviks dengan pemeriksaan pap
smear atau IVA test
 Wanita yang sudah aktif
melakukan hubungan seksual,
sebaiknya rutin melakukan
pemeriksaan 2-3 tahun sekali
 Syarat untuk melakukan
pemeriksaan, 2-3 hari sebelum
pemeriksaan tidak boleh
 Gejala kanker serviks
melakukan hubungan seksual.
 perdarahan setelah melakukan
hubungan seksual
 perdarahan diluar masa menstruasi
 kelelahan, nyeri pada daerah
Referensi pinggang bagian bawah
 bercak atau perdarahan pada masa
Wahyuni, Sri. (2011). Tesis Efektifitas menopouse
Edukasi Metode Wish and Drive
Terhadap Perilaku Deteksi Dini  Dampak Kanker Serviks
Kanker Serviks di Kecamatan  Keharmonisan keluarga terganggu
Ngampel Kabupaten Kendal
 Masalah perekonomian,
Jawa Tengah. Universitas
membutuhkan banyak biaya untuk
Indonesia
pengobatan kanker yang bertahun-
tahun.

TERIMAKASIH 
Cp : 081290214156
(Eka Mulya Sari )

Universitas Sumatera Utara


PAP SMEAR  Prosedur pemeriksaan pap smear :
DETEKSI DINI KANKER 1. Persiapan alat (spekulum bivavle
 Metode untuk pemeriksaan sel /cocor bebek, spatula ayre, kaca
SERVIKS cairan dinding leher rahim dengan objek yang telah diberi tanda,
menggunakan mikroskop untuk alkohol 95%,
mendeteksi kanker serviks, yang 2. Pasien posisi litotomi, periksa
dilakukan secara mudah, cepat, serviks apakah normal atau tidak
tidak sakit, serta hasil yang akurat. 3. Spatula dengan ujung pendek
 Manfaat pemeriksaan pap smear : dimasukkan kedalam endoserviks,
diagnosa dini keganasan, dimulai dari arah jam 12 dan
interpretasi hormonal wanita, dan diputar 360° searah jarum jam,
menentukan proses peradangan. 4. Oleskan sediaan yang telah didapat
 Syarat-syarat pemeriksaan pap diatas kaca objek pada sisi yang
smear antara lain : telah diberi tanda dengan
1) Mengisi blanko membentuk sudut 45° satu kali
2) Jangan lakukan pemeriksaan lain usapan,
sebelum pengambilan sampel, 5. Celupkan kaca objek ke dalam
3) Tidak menggunakan cairan larutan alkohol 95% selama 10
pembersih vagina, dan tidak sedang menit, kemudian masukkan ke
menstruasi, dalam wadah transport dan
4) Mengosongkan kandung kemih serahkan ke ahli patologi anatomi
sebelum pemeriksaan, untuk pemeriksaan lanjutan.
5) Tidak dalam keadaan hamil dan  Hasil pemeriksaan pap smear :
tidak melakukan hubungan seksual kelas I : tidak ada sel abnormal,
minimal 2-3 hari . kelas II : terdapat gambaran
sitologi atipik, namun tidak ada
EKA MULYA SARI indikasi adanya keganasan, kelas
III : gambaran sitologi yang
151101021 dicurigai keganasan, displasia
ringan sampai sedang, kelas IV :
FAKULTAS KEPERAWATAN gambaran sitologi dijumpai
displasia berat, kelas V :
USU keganasan.

Universitas Sumatera Utara


IVA TEST

8. Memasukkan kapas lidi yang telah  Teknik / prosedur pemeriksaan


diberi asam asetat 3-5% ke dalam IVA :
vagina sampai menyentuh portio 1. Memberikan informed consent
9. Mengoleskan kapas lidi ke seluruh 2 Persiapan alat dan bahan
permukaan portio dengan searah 3. Posisi litotomi pada tempat tidur
jarum jam ginekologi
10. Membersihkan portio dengan kasa 4. Mengatur lampu sorot ke arah
steril menggunakan tampon tang vagina agar serviks tampak jelas
11. Mengeluarkan spekulum dari 5. Cuci tangan dengan bersih,
vagina gunakan handscoon steril dan APD
12. Merapikan pasien dan merendam 6. Melakukan vulva higiene dengan
alat dalam larutan klorin 0,5% kapas sublimat  Pemeriksaan leher rahim (serviks)
selama 10 menit 7. Memasukkan spekulum ke dalam
dengan cara melihat langsung
13. Cuci tangan kembali dengan bersih vagina dengan cara : (1)Tangan kiri
14. Menjelaskan hasil pemeriksaan membuka labia minora, spekulum (dengan mata telanjang), dilakukan
kepada klien, dan melakukan dipegang dengan tangan kanan, selama 3-8 menit dengan
pendokumentasian dalam keadaan tertutup kemudian mengoleskan asam asetat 3-5%
masukkan ujung nya ke dalam kemudian dilihat apakah ada
 kategori pemeriksaan IVA yaitu : introitus vagina dengan posisi perubahan pada leher rahim
1. IVA negatif = leher rahim normal miring. (2)Putar kembali spekulum
 Tujuannya untuk mengetahui
2. IVA radang = serviks dengan 45° kebawah sehingga menjadi
radang (servisitis), atau kelainan melintang dalam vagina kemudian kelainan pada leher rahim, serta
jinak lainnya (polip serviks) di dorong masuk lebih dalam ke memberikan hasil segera sehingga
3. IVA positif = ditemukan bercak arah forniks posterior sampai ke dapat diambil keputusan mengenai
putih (aceto white epithelium). puncak vagina. (3)Buka spekulum penatalaksanaannya
pada tangkainya secara perlahan-  Syarat mengikuti IVA tes : wanita
lahan dan atur sampai terlihat usia subur yang sudah menikah dan
dengan jelas. (4)Kunci spekulum
tidak sedang hamil, 2-3 hari
dengan mengencangkan bautnya
TERIMAKASIH  sebelum dilakukan tes tidak
kemudian ganti dengan tangan kiri
Cp : 081290214156 yang mengencangkan spekulum melakukan hubungan seksual
(Eka Mulya Sari )

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi
Nama : Eka Mulya Sari Putri
Tempat tanggal Lahir : Dolok Sagala, 27 Agustus 1997
Anak ke : 1 dari 3 bersaudara
Pekerjaan : Mahasiswi
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Dusun IV Marihat Bandar Desa Dolok Sagala
Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang
Bedagai Provinsi Sumatera Utara
Email : ekamulyasari207@gmail.com
Nomor Hp : 081290214156
Orang Tua : Ayah : Edi Suryanto
Ibu : Sarinah Napitupulu

Riwayat Pendidikan
1. SD Negeri No 107457 Ujung Silau (2003-2009)
2. SMP Negeri 1 Dolok Masihul (2009-2012)
3. SMA Negeri 1 Dolok Masihul (2012-2015)
4. Fakultas Keperawatan USU (2015-sekarang)

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai