Anda di halaman 1dari 127

EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN AGAMA DALAM

MENINGKATKAN PERILAKU KEAGAMAAN REMAJA


DI IKATAN REMAJA MASJID AGUNG AL-IKHLAS (IRMA)
PONDOK CABE ILIR – TANGERANG SELATAN

Skripsi
Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar
Sarjana Sosial ( S.Sos )

Oleh :

KHOIRUL MUSLIM MUKHLISUN


NIM. 1111052000032

JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM


FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA
1439 H/2018 M
ABSTRAK

Khoirul Muslim Mukhlisun, NIM : 1111052000032, Evaluasi Program


Bimbingan Agama dalam Meningkatkan Perilaku Keagamaan Remaja di
Ikatan Remaja Masjid Agung Al-Ikhlas (IRMA), Pondok Cabe Ilir –
Tangerang Selatan, Tasman, M,Si. NIP :19730201 201411 1 003

Evaluasi program merupakan bentuk upaya dalam mengkritisi suatu


program dengan melihat kekurangan dan kelebihan dalam konteks input, proses
dan output. kemudian evaluasi digunakan untuk mempersiapkan serta
merencanakan pelaksanaan program agar program dapat terkendali dan mengarah
pada upaya peningkatan demi keberhasilan program.
Penelitian ini memiliki satu batasan masalah yaitu titik fokus pada satu
pelaksanaan program dan evaluasi program yang diteliti. Berikutnya ada tiga point
rumusan masalah untuk yang pertama dan yang kedua yaitu Pelaksanaan dan
Evaluasi Program Bimbingan Agama dalam Meningkatkan Perilaku Keagamaan
Remaja di Ikatan Remaja Masjid Agung Al-Ikhlas (IRMA), Pondok Cabe Ilir –
Tangerang Selatan. Ketiga Faktor Pendukung serta Faktor Penghambat
Pelaksanaan Program Bimbingan Agama dalam Meningkatkan Perilaku
Keagamaan Remaja di Ikatan Remaja Masjid Agung Al-Ikhlas (IRMA), Pondok
Cabe Ilir – Tangerang Selatan.
Teori yang digunakan dalam penelitian adalah teori evaluasi input,
evaluasi proses, dan evaluasi output, disertai penerapan nilai-nilai perilaku
keagamaan dalam kehidupan sehari-hari khususnya bagi para remaja.
Metodologi yang digunakan dalam pembahasan skripsi ini adalah
kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan metode
observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data dalam penelitian dimulai
dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber kemudian di
reduksi, dirangkum, dipilih-pilih hal yang pokok dan dianalisis dengan
menggunakan analisis SWOT.
Hasil penelitian menggambarkan sejauhmana pencapaian serta proses dari
program bimbingan agama terhadap remaja guna meningkatkan perilaku
keagamaan di Ikatan Remaja Masjid Agung Al-Ikhlas (IRMA), Pondok Cabe Ilir
– Tangerang Selatan.

Kata Kunci : Evaluasi Program, Bimbingan Agama, Peningkatan Perilaku


Keagamaan.

i
KATA PENGANTAR

‫الر حيم‬
ّ ‫الر حمن‬
ّ ‫بسم اهلل‬

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa ta’ala,

atas berkat rahmat serta kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini dengan judul “Evaluasi Program Bimbingan Agama dalam Meningkatkan

Perilaku Keagamaan Remaja di Ikatan Remaja Masjid Agung Al-Ikhlas

(IRMA), Pondok Cabe Ilir – Tangerang Selatan”.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi sebagian syarat

memperoleh gelar sarjana Sosial bagi mahasiswa program S1 pada program studi

Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa

skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.

Selesainya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, sehingga

pada kesempatan ini penulis dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa

hormat mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak

yang telah memberikan bantuan moril maupun materil secara langsung maupun

tidak langsung kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai,

terutama kepada yang saya hormati:

1. Dr. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, Suparto, M.Ed., Ph.D selaku Wakil Dekan Bidang Akademik

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, serta Dr. Roudhonah, M.Ag

selaku Wakil Dekan Bidang Adkum Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

ii
iii

Komunikasi, serta Dr. Suhaimi, M.Si selaku Wakil Dekan Bidang

Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

2. Dra. Rini Laili Prihatini, M.Si selaku Ketua Jurusan Bimbingan dan

Penyuluhan Islam yang selalu memberikan motivasi kepada penulis.

3. Ir. Noor Bekti Negoro, SE, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Bimbingan dan

Penyuluhan Islam.

4. Tasman, M,Si, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang sudah sangat

membantu penulis menyelesaikan karya ilmiah skripsi ini.

5. Bapak/Ibu Dosen dan staff dilingkungan Fakultas Ilmu dakwah dan Ilmu

Komunikasi yang telah memberikan banyak ilmu.

6. Teristimewa kepada orang tua penulis yang selalu mendo’akan,

memberikan motivasi dan pengorbanannya dari segi moril dan materi

kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Terima kasih kepada seluruh keluarga besar penulis yang ada di Jatipulo

Jakarta Barat, Bekasi, Lenteng Agung, atas doa dan dukungannya.

8. Buat sahabat–sahabat penulis Zulfahmi, Mujahidin, Al-muzani, Harry Han

Dhimonk, Taufiq, Aswad, Niko, Abdul Haisman, M. Sabri, Koen Arief P,

Aswad Harahap, Safaruddin dan tidak lupa juga seluruh teman-teman,

kakak dan adik seperjuangan penulis terima kasih atas dukungan dan

doanya.

9. Terima kasih juga kepada Pak Edy, Wina Juniawan, Aisyah, Teh Santi,

Coby, Janjan, Ahmad dan Keluarga Besar yang berada di Nanggung –

Bogor atas do’a dan dukungannya.

iii
iv

10. Seluruh keluarga besar BPI terimakasih buat dukungan dan doanya

kepada penulis semoga persaudaraan yang kita jalin selama ini dapat terus

terjaga dengan baik.

11. Terima kasih juga kepada semua pihak yang telah membantu dalam

penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang

telah membantu dan penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

kita semua.

Ciputat, 2 April 2018

Khoirul Muslim Mukhlisun

iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah................................. 8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................... 9
D. Metodologi Penelitian ....................................................... 11
E. Tinjauan Kepustakaan ........................................................ 16
F. Sistematika Penulisan ........................................................ 17

BAB II LANDASAN TEORITIS


A. Evaluasi Program ............................................................... 19
1. Pengertian Evaluasi Program ....................................... 19
2. Model Evaluasi............................................................. 21
3. Tujuan Evaluasi Program ............................................ 23
B. Pengertian Bimbingan ........................................................ 23
1. Syarat dan Kriteria Pembimbing .................................. 25
2. Metode dan Teknik Bimbingan .................................... 27
C. Pengertian Agama ............................................................. 29
D. Tujuan Bimbingan Agama ................................................ 31
E. Pengertian Perilaku Keagamaan ...................................... 32
1. Perilaku ...................................................................... 32
2. Keagamaan ................................................................. 33
F. Analisis SWOT ................................................................. 34

BAB III GAMBARAN UMUM IKATAN REMAJA MASJID


AGUNG AL-IKHLAS (IRMA)
A. Sejarah IRMA .................................................................... 36
B. Visi dan Misi IRMA .......................................................... 40
C. Letak Geografis Masjid Agung Al-Ikhlas .......................... 41
D. Struktur Organisasi dan Program Kerja ............................. 42

BAB IV TEMUAN LAPANGAN DAN ANALISA DATA


A. Pelaksanaan Program Bimbingan Agama dalam
Meningkatkan Perilaku Keagamaan Remaja di
Ikatan Remaja Masjid Agung Al-Ikhlas (IRMA),
Pondok Cabe Ilir- Tangerang Selatan ........................... 49
1. Aspek Program .................................. ........................... 50
2. Aspek Waktu ................................................................ 54
3. Aspek Materi ................................................................ 55

v
4. Aspek Metode Penyampaian ....................................... 58
B. Evaluasi Pelaksanaan Program Bimbingan Agama
dalam Meningkatkan Perilaku Keagamaan Remaja di
Ikatan Remaja Masjid Agung Al-Ikhlas (IRMA),
Pondok Cabe Ilir- Tangerang Selatan ........................... 60
1. Evaluasi Input .............................................................. 60
2. Evaluasi Proses ........................................................... 65
3. Evaluasi Output ........................................................... 70
C. Faktor Pendukung dan Penghambat Program
Bimbingan Agama dalam Meningkatkan Perilaku
Keagamaan Remaja di Ikatan Remaja Masjid Agung
Al-Ikhlas (IRMA), Pondok Cabe Ilir- Tangerang
Selatan .............................................................................. 73
D. Analisis SWOT Ikatan Remaja Masjid Agung Al-
Ikhlas (IRMA) ................................................................. 81

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................... 86
B. Saran .................................................................................. 90

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masa remaja disebut juga masa yang dikenal dengan istilah masa

pancaroba. Pada masa ini si anak seolah-olah diserang badai dan tidak

merasa aman. Pada saat ini si remaja tampak kurang menyadari dirinya.

Ketidaksadaran akan diri ini menghadapkan dia pada masalah-masalah

yang merepotkan. Kemudian ia kadang-kadang kehilangan pengendalian

diri, suka berontak, menentang otoritas orang tua atas emosi yang meluap-

luap, atau atas pertentangan-pertentangan dalam hal pendapat dan selera.

Masa remaja ini sering pula disebut sebagai masa belasan tahun

yang penuh pergolakan jiwa. Hidup anak terasa seolah-olah diliputi

berbagai macam ketegangan, sehingga sampai membuat diri anak itu

kurang keseimbangan. Kemudian remaja tampak gelisah dan cemas,

seolah-olah kehilangan pegangan.1

Menurut Mappiare, masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun

sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai 22 tahun bagi

pria. Rentang usia remaja ini dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu usia

12/13 tahun sampai dengan 21/22 tahun adalah remaja akhir.2

1
E.H. Tambunan. Remaja sahabat kita, (Indonesia Publishing House:Bandung Indonesia,
1981).h.25-26.
2
Mohammad Ali, Mohammad Asrori, Psikologi Remaja perkembangan peserta didik
(Jakarta: PT Bumi Aksar,2011). Cet. Ke-7 h, 8.

1
2

Penulis dapat menyimpulkan dari pendapat diatas bahwa remaja

adalah masa peralihan dari tahap perkembangan fase kanak-kanak menuju

dewasa. Artinya pada tahap remaja ini banyak kegelisahan serta

kecemasan dalam menghadapi masalah-masalah diri remaja yang

ditemukan di kehidupan sehari-hari.

Remaja, yang dalam bahasa aslinya disebut adolescene, berasal

dari bahasa latin adolescene yang artinya “Tumbuh atau tumbuh untuk

mencapai kematangan”. Bangsa primitif dan orang-orang purbakala

memandang masa puber dan masa remaja tidak berbeda dengan periode

lain dalam rentang kehidupan. Anak dianggap sudah dewasa apabila sudah

mampu mengadakan reproduksi.3

Memahami karakteristik remaja pada umumnya memiliki rasa

ingin tahu yang tinggi sehingga seringkali mencoba-coba, mengkhayal,

dan merasa gelisah, serta berani melakukan pertentangan jika dirinya

merasa disepelekan atau “tidak dianggap”. Untuk itu mereka sangat

memerlukan keteladanan, konsistensi, serta komunikasi yang tulus dan

empatik dari orang tua juga orang dewasa.4

Penulis berpendapat bahwa remaja juga ingin mendapatkan

tempatnya yakni tempat dimana mereka dapat diakui dikalangan

sekitarnya juga mereka butuh akan nasihat serta bimbingan dari orang tua

dan orang dewasa agar dapat menuntun mereka dengan baik dan benar

3
Mohammad Ali, Mohammad Asrori, Psikologi Remaja perkembangan peserta didik
.............. h. 9.
4
Mohammad Ali, Mohammad Asrori, Psikologi Remaja perkembangan peserta didik
.............. h.11.
3

terutama pada aspek pendidikan agama, akan tetapi saat ini banyak remaja

yang lepas akan tuntunan sehingga mereka berperilaku menyimpang di

lingkungan masyarakat.

Pada hakikatnya remaja telah menerima sebagian konsep yang

telah ada pada saat kanak-kanak dan puber, mereka menerima segala

sesuatunya dengan murni seperti ilmu-ilmu agama maupun umum yang

telah diajarkan oleh guru maupun orang tua mereka masing-masing

sehingga mereka dapat menerapkan dengan apa – apa yang diterimanya

sesuai dengan kemampuan mandiri mereka masing – masing. Seperti

halnya mereka shalat, puasa, dan beramal. Namun pada saat remaja ini

mereka yang masih dilanda dengan kenyamanan lingkungan bergaul,

bermain, dan berkumpul membuatnya lupa akan ibadah-ibadah dan

perilaku keagamaan yang sebagaimana mereka sudah ketahui. Maka dari

itu mereka sebagai remaja harus dibimbing serta dibekali ilmu agama agar

tetap tertanam dibenak mereka.

Oleh karena itu perlu adanya organisasi seperti ikatan remaja

masjid yang dapat memberikan bimbingan agama tentunya agar dapat

memberikan dampak perilaku keagamaan yang baik. Dalam upaya

pembentukan perilaku keagamaan bagi remaja dapat dimulai dari

lingkungan tempat tinggal. Patut diketahui bahwa bimbingan agama yang

dapat dibangun melalui pola yang baik agar dapat memberikan pengaruh

yang kuat didalam jiwa dan lingkungan mereka.


4

Ikatan remaja masjid merupakan organisasi pemuda yang bergerak

dibidang agama di dalamnya terdapat program dan kegiatan seperti

pembinaan ibadah, majelis ta’lim dan tuntunan akhlak remaja, kajian

islami, pendidikan Al-Qur’an, kesenian islam dan tafakur alam. Ikatan

remaja masjid merupakan wadah yang harus dikembangkan karena

berimplementasi pada masyarakat tentunya dalam hal menata kehidupan

dan memberikan wawasan baik sosial maupun agama di masyarakat

khususnya untuk kalangan remaja.

Ikatan Remaja Masjid Agung Al-Ikhlas adalah organisasi pemuda

yang didirikan oleh Dewan Kepengurusan Masjid (DKM) Masjid Agung

Al-Ikhlas, berlokasi di Pondok Cabe Ilir - Tangerang Selatan.

Adapun yang menjadi titik masalah di Masjid Agung Al-Ikhlas

yakni sudah sedemikian rupanya bimbingan agama dilakukan oleh Ikatan

Remaja Masjid Agung Al-Ikhlas, akan tetapi belum membawakan

perubahan bagi para remaja di lingkungan Pondok Cabe Ilir, sebab

berkurangnya para remaja sekitar masjid dalam mengikuti program serta

aktifitas keagamaan yang diadakan di Ikatan Remaja Masjid Agung Al-

Ikhlas yaitu para remaja di sekitar Pondok Cabe Ilir, Tangerang Selatan.

Banyak dari mereka yang terpengaruh dampak negatif globalisasi seperti

budaya asing dan teknologi canggih (Gadget).5

Saat ini organisasi Ikatan Remaja Masjid Agung Al-Ikhlas

dihadapkan pada masalah yang besar seperti pengaruh negatif dari

5
Observasi lapangan di Masjid Agung Al-ikhlas, Pondok Cabe Ilir – Tangerang Selatan,
Rabu, 12/10/2016.
5

teknologi masa kini dan pergaulan masa kini yang cenderung mengikuti

budaya luar, dampak pengaruh negatif dari globalisasi dirasa mampu

mempengaruhi kepribadian dan kesadaran beragama pada remaja sekitar.

Semakin majunya teknologi canggih dan bebasnya pergaulan saat ini

mampu mengubah pola pikir juga sikap dan tindakan remaja dalam

kesadaran beragama.

Tidak cukup jika hanya dilihat dari sudut pandang kemajuan

teknologi saja akan tetapi dapat dilihat dari sudut pandang keadaan remaja

yang ada pada lingkungan masyarakatnya yang dimana saat ini juga

kebanyakan dari pada remaja mengalami krisis akhlak, terpengaruh

budaya asing, dan juga pergaulan bebas yang sering terjadi. Hal ini dapat

disebabkan karena kurangnya pantauan dari orang tua juga guru

pendidikan, serta terpengaruhnya remaja akan lingkungan luar yang

cenderung bebas.

Selain itu program bimbingan agama yang diberikan kepada para

remaja yang selama ini dibimbing kurang mendapati respon yang optimal

dari remaja yang ada di wilayah Masjid Agung Al-Ikhlas dikarenakan

kurang adanya daya tarik dan pendekatan yang lebih komunikatif antara

pembimbing dengan jama’ah remaja.6

Salah satu cara untuk kembali memupuk akidah dan bekal

keagamaan para remaja, dalam hal ini sangat diperlukan evaluasi terhadap

6
Observasi lapangan, di Pondok Cabe Ilir – Tangerang Selatan, Selasa, 17/10/2016.
6

program bimbingan agama yang diberikan oleh Ikatan Remaja Masjid

Agung Al-Ikhlas (IRMA) kepada para jama’ah remaja.

Oleh karena itu butuh upaya untuk peningkatan kualitas program

kegiatan, khususnya kegiatan pembinaan umat melalui majelis ta’lim atau

pengajian yang disesuaikan dengan kebutuhan dan problematika yang

dihadapi. Disamping itu hal ini ditujukan untuk pembaruan program

bimbingan agama yang nantinya dapat dilaksanakan dengan baik agar

memberikan daya tarik yang positif bagi jama’ah khususnya para remaja.

Sehingga diharapkan kegiatan keagamaan yang dilakukan dapat

memberikan daya tarik dan tepat sasaran serta efektif.7

Pelaksanaan program bimbingan Ikatan Remaja Masjid Agung Al-

Ikhlas (IRMA), perlu diadakan evaluasi karena penting sekali untuk

menjadikan tolak ukur pencapaian dan juga sebagai acuan dalam

meningkatkan kualitas bimbingan agama, selain itu penting untuk

mengidentifikasi mengenai kelebihan dan juga kekurangan yang ada, serta

faktor apa sajakah yang mendukung pelaksanaan dan penerapan program

bimbingan agama tersebut. Agar mampu memberikan solusi untuk

meningkatkan kualitas program.

Pentingnya diadakan evaluasi program guna mengukur tingkat

keberhasilan dari pelaksanaan program dan untuk mengetahui pengaruh

dan perubahan serta manfaat bagi sasaran program yakni jamaah remaja.

Demi memperbaiki program bimbingan agama, yang utama yakni

7
Nana Rukmana, Masjid dan Dakwah, (Jakarta; Almawardi Prima 2002). h.8
7

meningkatkan kualitas program pengajian kitab akhlak karena dirasa baik

untuk diberikan kepada remaja agar dapat mendidik mereka memahami

diri mereka sendiri dalam memasuki dunia kedewasaan. tentunya agar

ibadah serta perilaku keagamaan remaja dapat ditingkatkan. Terlebih pada

nilai-nilai akhlak yang dapat direalisasikan di lingkungan masyarakat.

Dengan pengetahuan yang mendalam kita sebagai orang tua atau

pembimbing dapat memisahkan secara cermat manakah kesulitan-

kesulitan perkembangan yang normal bagi adolesen (remaja), dan

manakah masalah yang pathologis. Kita dapat mengarahkan kesadaran

mereka kepada potensi perkembangan yang ada didalam diri mereka

sendiri lebih mengkhususkan dan riil, bukan secara umum dan hipotetis.

Kita dapat secara lebih sistematis mengaktualisasikan situasi-situasi

pedagogis sehingga mereka dapat memenuhi tugas-tugas perkembangan

mereka yang menjadi kondisi untuk perkembangan selanjutnya. 8

Sesungguhnya banyak yang kita dapat lakukan. Namun pada

akhirnya bukanlah kita, tetapi remaja itu sendirilah yang diharapkan

melangsungkan proses perkembangan mereka sebagai manusia dewasa.

Disana diambang pintu kedewasaan, menanti tugas-tugas baru yang

mereka harus penuhi, tugas sebagai orang dewasa, tugas sebagai suami

atau isteri, tugas sebagai orang tua, tugas sebagai manusia budaya, tugas

sebagai warganegara, tugas sebagai insan beragama.

8
Suryono Sukanto, Psikologi Pemuda “Problem Pengantar dalam Perkembangan
Pribadi dan Interaksi Sosial” (Pusat Perpustakaan UIN Jakarta) h.12
8

Sebagai organisasi pemuda yang baik, para remaja masjid sudah

seharusnya merencanakan program dan melakukan evaluasi demi

memenuhi tujuan bimbingan yang berkualitas. Agar meningkatnya

program bimbingan agama yang baik. disamping itu agar dapat mencetak

jamaah remaja yang baik yaitu remaja yang sehat jasmaninya serta

rohaninya, memiliki perilaku dan akhlak yang baik, beriman dan terampil.

Dengan kata lain bahwa program bimbingan agama memiliki pengaruh

yang cukup besar dalam meningkatkan perilaku dan akhlak seseorang.

Dari alasan inilah penulis berinisiatif meneliti tentang “Evaluasi

Program Bimbingan Agama dalam Meningkatkan Perilaku Keagamaan di

Ikatan Remaja Masjid Agung Al-Ikhlas (IRMA), Pondok Cabe Ilir -

Tangerang Selatan”. Organisasi IRMA adalah sebagai mediator dakwah

serta sarana menimba ilmu agama untuk para remaja guna meningkatkan

perilaku keagamaan remaja yang islami dan juga sebagai bekal dalam

menghadapi pengaruh negatif dari era globalisasi yang selama ini semakin

jauh dari kaidah dan nilai-nilai keislaman dalam kehidupan sehari-hari.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Agar dapat mempermudah penulis supaya lebih fokus dalam

melakukan penelitian, maka penulis hanya membatasi masalah

yang akan dibahas meliputi satu pelaksanaan program bimbingan

agama beserta evaluasi program bimbingan agama.


9

2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah mengenai Evaluasi Program

Bimbingan Agama dalam Meningkatkan Perilaku Keagamaan

Remaja di Ikatan Remaja Masjid Agung Al-Ikhlas (IRMA),

Pondok Cabe Ilir - Tangerang Selatan. sebagai berikut:

a. Bagaimana Pelaksanaan Program Bimbingan Agama dalam

Meningkatkan Perilaku Keagamaan Remaja di Ikatan Remaja

Masjid Agung Al-Ikhlas (IRMA), Pondok Cabe Ilir -

Tangerang Selatan?

b. Bagaimana Evaluasi Pelaksanaan Program Bimbingan Agama

dalam Meningkatkan Perilaku Keagamaan Remaja di Ikatan

Remaja Masjid Agung Al-Ikhlas (IRMA), Pondok Cabe Ilir -

Tangerang Selatan?

c. Apa Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pelaksanakan

Program Bimbingan Agama di Ikatan Remaja Masjid Agung

Al-Ikhlas (IRMA), Pondok Cabe Ilir -Tangerang Selatan?

B. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dan manfaat Penelitian ini adalah untuk

mengetahui :

a. Untuk mengetahui proses berjalannya Program Bimbingan Agama

dalam Meningkatkan Perilaku Keagamaan Remaja di Ikatan


10

Remaja Masjid Agung Al-Ikhlas (IRMA), Pondok Cabe Ilir -

Tangerang Selatan.

b. Untuk mengetahui Evaluasi Program Bimbingan Agama dalam

Meningkatkan Perilaku Keagamaan Remaja di Ikatan

Remaja Masjid Agung Al-Ikhlas (IRMA) Pondok Cabe Ilir -

Tangerang Selatan.

c. Untuk Menganalisis Faktor Pendukung dan Penghambat

Pelaksanaan Program Bimbingan Agama dalam Meningkatkan

Perilaku Keagamaan Remaja di Ikatan Remaja Masjid Agung Al-

Ikhlas (IRMA) Pondok Cabe Ilir - Tangerang Selatan.

2. Manfaat Penelitian

Selanjutnya Penelitian ini diharapkan dapat memberikan

manfaat berupa:

a. Manfaat Akademik

Untuk dijadikan tambahan wawasan pengetahuan dalam bidang

Evaluasi Program, khususnya Bimbingan dan Penyuluhan Islam

serta dapat memperkaya wawasan dalam bidang Ilmu Dakwah dan

Komunikasi.

b. Manfaat Praktis

Diharapkan dapat menjadi Informasi bagi Ikatan Remaja Masjid

Agung Al-ikhlas (IRMA), Pondok Cabe Ilir - Tangerang Selatan.

Untuk dapat membantu dalam mengelola program bimbingan

agama yang ditujukan agar program bimbingan agama dapat lebih

baik lagi.
11

D. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Dalam hal ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif dengan

jenis pendekatan deskriptif. Deskriptif yang dimaksud adalah sebagai

salah satu pendekatan yang berupaya untuk menggambarkan suatu

peristiwa, gejala, atau temuan dalam penelitian. Sehingga memudahkan

bagi si penerima hasil penelitian untuk dipelajari lebih lanjut. Pendekatan

ini juga mencakup penjelasan mengenai sebuah peristiwa yang terjadi,

bagaimana, dan sejauh mana.9

Kualitatif yang dimaksud adalah penelitian ilmu sosial yang

berupaya menghimpun data, mengolah data, dan menganalisa secara

kualitatif. Penelitian metode ini lebih mendalam dalam mengungkapkan

masalah sebagai sumber yang komprehensif secara penjelasan dekriptif.

Sehingga dari hasil penelitian ini memiliki kelebihan tersendiri dibanding

dengan penelitian metode lain.10

Sedangkan penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor seperti

yang dikutip Lexy J Meleong yaitu sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata tertulis atau dari lisan orang-

orang dan perilaku yang diamati.11

9
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2002), Cet. Ke-12, h. 29.
10
Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Rosda Karya, 2005),
Cet Ke-1, h.13.
11
Lexy J Meleong, Metode Penelitian Kualitatif,......., h. 3.
12

Dalam hal ini, penelitian yang penulis lakukan pada metodologi

penelitian ini adalah sebagai berikut :

2. Penetapan Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan, dimulai dari 22 Februari

2017 sampai dengan 22 Agustus 2017. Bertempat di Masjid Agung Al-

Ikhlas, Pondok Cabe Ilir - Tangerang Selatan.

Adapun alasan pemilihan tempat ini didasarkan pada alasan sebagai

berikut:

1. Lokasi penelitian ini strategis karena mudah dijangkau terletak di

wilayah Tangerang Selatan.

2. Ketertarikan peneliti untuk mengetahui bagaimana pergerakan Ikatan

Remaja Masjid Agung Al-Ikhlas (IRMA) dalam membimbing pemuda

remaja yang ada di lingkungan masyarakat sekitar Masjid Agung Al-

Ikhlas, Pondok Cabe Ilir - Tangerang Selatan.

3. Subjek dan Objek Penelitian

a. Subjek Penelitian

Subjek Penelitian ini adalah narasumber yang dapat memberikan

informasi yaitu pelindung (pengasuh), pembimbing dan anggota

Ikatan Remaja Masjid Agung Al-Ikhlas (IRMA) Pondok Cabe Ilir -

Tangerang Selatan.

b. Objek Penelitian

Sedangkan objek penelitian yaitu pelaksanaan program bimbingan

agama yang dilakukan oleh pembimbing dan anggota di Ikatan


13

Remaja Masjid Agung Al-Ikhlas (IRMA), Pondok Cabe Ilir -

Tangerang Selatan.

4. Sumber Data

Sumber data ialah unsur utama yang dijadikan sasaran dalam

penelitian untuk memperoleh data-data kongkret dan yang dapat

memberikan informasi untuk memperoleh data yang diperlukan dalam

penelitian.

Adapun sumber data terdiri dua jenis, yaitu :

a. Data primer, yakni data yang diperoleh secara langsung dari subjek

peneliti perorangan, kelompok, dan organisasi.

b. Data sekunder, yakni data yang sudah diperoleh dalam bentuk yang

sudah jadi (tersedia) melalui publikasi dan informasi yang dikeluarkan

di berbagai organisasi atau perusahaan, termasuk majalah, dan jurnal.12

5. Teknik dan Pengumpulan Data

Teknik dan pengumpulan data adalah suatu cara untuk

memperoleh kebenaran yang dipandang secara ilmiah dalam suatu

penelitian terhadap hal yang diperoleh keseluruhan, teknik yang

digunakan sebagai pendukung penelitian adalah beberapa instrumen

penelitian. Untuk memperoleh data yang dibutuhkan.

12
Rosadi Ruslan, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2003), h. 29.
14

a. Observasi

Observasi adalah metode pengumpulan data yang dilakukan

secara sistematis dengan sengaja melalui pengamatan dan pencatatan

terhadap gejala objek yang diteliti langsung di lapangan.13

Observasi yang dilakukan yaitu dengan menulis serta

melakukan pengamatan secara langsung terhadap program bimbingan

agama yang diadakan oleh Ikatan Remaja Masjid Agung Al-Ikhlas

(IRMA). Meliputi pelaksanaan program tersebut.

b. Wawancara

Wawancara merupakan percakapan dan tanya jawab yang

diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Wawancara kualitatif

dilakukan bila peneliti bermaksud untuk memperoleh pengetahuan

tentang makna-makna subjektif yang dipahami individu berkenaan

dengan topik yang diteliti, dan bermaksud melakukan eksplorasi

terhadap isu tersebut, suatu hal yang tidak dapat dilakukan melalui

pendekatan lain.14

Termasuk sebagai suatu proses interaksi dan komunikasi.

Sebelum melakukan wawancara, penulis terlebih menyusun serta

mempersiapkan alat perekam agar segala sumber dari objek wawancara

tidak terlewatkan.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal – hal atau

variabel yang berupa catatan, buku, surat kabar, dan arsip – arsip.

13
Agus Sujanto, Psikologi Umum, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2000), Cet Ke-2, h.21
14
E. Kristi Poerwandari, Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku Manusia
(Depok: LPSP3UI,2013) h.146.
15

Untuk melengkapi data – data yang diperoleh melalui pengamatan dan

wawancara dalam penelitian, peneliti melakukan dokumentasi berupa

catatan lapangan, biografi atau dokumen Ikatan Remaja Masjid Agung

Al-Ikhlas (IRMA).

6. Analisa Data

Pengolahan dan analisis data sesungguhnya dimulai dengan

mengorganisasikan data. dengan data kualitatif yang sangat beragam

banyak, menjadi kewajiban peneliti untuk mengorganisasikan datanya

dengan rapi, sistematis dan selengkap mungkin. tentang hal ini

Hoghlen dan Finley telah mencoba merangkum berbagai tulisan.

Mereka mengatakan bahwa organisasi data yang sistematis

memungkinkan peneliti untuk (a) Memperoleh kualitas data yang baik;

(b) Mendokumentasikan analisis yang dilakukan, seta (c) Menyimpan

data dan analisis yang berkaitan dalam penyelesaian penelitian.15

Pengolahan tersebut memiliki tujuan agar data dapat

disederhanakan, sehingga semua data yang terkumpul dan

menyajikannya sudah tersusun dengan baik dan rapih kemudian data

dapat teranalisa dengan mudah.

8. Teknik Penulisan

Dalam penelitian ini penulis berpedoman kepada buku

pedoman penulisan karya ilmiah (Skripsi, Thesis, dan Disertasi) yang

15
E. Kristi Poerwandari, Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku Manusia
........................................ h. 168.
16

disusun oleh tim penulis UIN Jakarta dan diterbitkan oleh CEQDA UIN

Jakarta pada tahun 2007. Cet. Ke-2.

E. Tinjauan Kepustaka

Dalam melakukan tinjauan pustaka, ditemukan beberapa skripsi

sebelumnya yang memiliki kesamaan dengan judul skripsi ini diantaranya

adalah :

1. “Evaluasi Program Public Relations PT. TELKOM REGIONAL IV

JATENG dan DIY”, yang ditulis oleh saudara (Andreas Pramudya W.

NIM 06 09 03053) Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Skripsi ini menjelaskan

tentang penilaian dari kelancaraan kegiatan Public Relations yang telah

berlangsung di PT. TELKOM REGIONAL IV JATENG dan DIY, dan

evaluasi ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas program dalam hal

teknologi dan informasi. Ini jelas berbeda sedangkan judul penulis

“Evaluasi Program Bimbingan Agama dalam Meningkatkan Perilaku

Keagamaan Remaja di Ikatan Remaja Masjid Agung Al-Ikhlas (IRMA),

Pondok Cabe Ilir. Tangerang Selatan”. Lebih kepada evaluasi program

yang difokuskan pada bimbingan agama yang ditujukan untuk

meningkatkan perilaku keagamaan remaja di Pondok Cabe Ilir. Tangerang

Selatan.

2. “Evaluasi Pelaksanaan Program Terapi Wicara dalam Meningkatkan

Perkembangan Anak Terlantar Di Yayasan Sayap Ibu Kebayoran Baru,

Jakarta Selatan”. Sri Rahayu. Dalam skripsi tersebut Sri Rahayu


17

membahas Evaluasi Pelaksanaan Terapi Wicara dalam Meningkatkan

Perkembangan Anak Terlantar. Keterkaitan antara skripsi penulis dengan

skripsi saudari Sri Rahayu adalah sama dalam artian satu bahasan evaluasi

program dan difokuskan pada proses evaluasi saja. Kemudian yang akan

penulis susun lebih kepada hasil program bimbingan agama yakni perilaku

keagamaan remaja di Pondok Cabe Ilir - Tangerang Selatan.

3. “Evaluasi Pelayanan Umroh Angkatan Ke -6 Tahun 2011 PT. Mulia Utama Tour

Jakarta” yang disusun oleh Nadiatul Khairiyah, Jurusan Menejemen Dakwah

Fakulatas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Penelitian ini hampir sama

dengan penelitian yang penulis lakukan , karena memiliki pembahasan

yang sama tentang evaluasi. Hal yang membedakan adalah evaluasi yang

dilakukan penulis berupa evaluasi program bimbingan agama pada remaja

di Ikatan Remaja Masjid Agung Al-Ikhlas (IRMA) Pondok Cabe Ilir -

Tangerang Selatan. Sedangkan skripsi yang disusun Nadiatul Khairiyah

adalah bagaimana Evaluasi Pelayanan Umrah di PT. Mulia Utama Tour

Jakarta.

F. Sistematika Penulisan

Adapun skripsi ini terdiri dari 5 bab yang masing-masing bab terdiri

atas beberapa sub bab yang saling berkaitan. Sehingga menjadi kesatuan yang

utuh. Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan : Latar Belakang, Pembatasan dan Perumusan

masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka,

Metodologi Penelitian, dan Sistematika Penulisan.


18

BAB II Landasan Teori : Berisikan tentang pengertian Evaluasi Program,

Model Evaluasi, Tujuan Evaluasi, Pengertian Bimbingan Agama,

dan Pengertian Perilaku Keagamaan.

BAB III Gambaran Umum Lembaga : Berisikan tentang sejarah berdirinya

Ikatan Remaja Masjid Agung Al-Ikhlas, Pondok Cabe Ilir -

Tangerang Selatan. serta VISI dan MISI, Program Kerja, dan

Struktur Pengurus Ikatan Remaja Masjid Agung Al-Ikhlas, Pondok

Cabe Ilir - Tangerang Selatan.

BAB IV Temuan Lapangan dan Analisis Data : Pelaksanaan Program

Bimbingan Agama, Evaluasi Pelaksanaan Program Bimbingan

Agama, dan Faktor Pendukung dan Penghambat Program

Bimbingan Agama Ikatan Remaja Masjid Agung Al-Ikhlas (IRMA)

yang dilaksanakan oleh anggota Ikatan Remaja Masjid Agung Al-

Ikhlas (IRMA) Pondok Cabe Ilir. Tangerang Selatan, Analisis

SWOT.

BAB V Penutup : Kesimpulan dan Saran.

Daftar Pustaka

Lampiran
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Evaluasi Program

1. Pengertian Evaluasi Program

Evaluasi program terdiri dari dua suku kata yaitu evaluasi dan

program, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia evaluasi adalah penilaian,

hasil, mengevaluasi berarti memberikan penilaian, menilai.1 Secara

etimologi pengertian dari evaluasi menurut Kamus Ilmiah Popular adalah

Penaksiran, Penilaian, Perkiraan keadaan penentu nilai.2 Sedangkan dalam

Kamus Besar Bahasa Indonesia kata (a) program adalah rencana (b)

program adalah kegiatan yang dilakukan dengan seksama. 3 Sedangkan

melakukan evaluasi program adalah kegiatan yang dimaksudkan untuk

mengetahui seberapa tinggi tingkat keberhasilan dari kegiatan yang

direncanakan.4

Ada dua istilah “program”, yaitu pengertian secara khusus dan

umum. Menurut pengertian secara umum, “program” dapat diartikan

sebagai “rencana”. Sedangkan secara khusus “kegiatan yang dilakukan

dengan seksama”. Apabila program langsung dikaitkan dengan evaluasi

program maka program didefinisikan dari suatu unit atau kesatuan

1
Departemen Pendidikan Nasional,. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa,
(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008), h.384
2
Pius A Partanto dan M. Dahlan Al-Barry.Kamus Ilmiah Popular. (Surabaya: Arkola
1994), h.163
3
Departemen Pendidikan Nasional,. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa,
..........................................., h,998.
4
Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar, Evaluasi Program Pendidikan
(Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009) h,24

19
20

kegiatan yang merupakan realisasi atau implementasi dari suatu kebijakan,

berlangsung dalam proses yang berkesinambungan, dan terjadi dalam

suatu organisasi yang melibatkan sekelompok orang.5

Definisi terkenal untuk evaluasi program dikemukakan oleh Ralph

Tyler, yang mengatakan bahwa evalusai program adalah proses untuk

mengetahui apakah tujuan pendidikan sudah dapat terealisasikan. Definisi

yang lebih diterima masyarakat luas dikemukakan oleh dua orang ahli

evaluasi, yaitu Cronbbach dan Stufflebeam. Mereka mengemukakan

bahwa evaluasi program adalah upaya menyediakan informasi untuk

disampaikan kepada pengambil keputusan.6

Sedangkan tentang evaluasi menurut para ahli mengemukakan

pendapat yang berbeda-beda satu sama lain. Diantara para ahli yang

mengemukakan pendapat mengenai evaluasi yaitu sebagai berikut :

Menurut Nurul Hidayati dalam bukunya yang berjudul metodologi

penelitian dakwah mencoba mendefinisikan evaluasi sebagai upaya untuk

mengkritisi suatu program dengan melihat kekurangan, kelebihan, pada

konteks input, proses, dan produk pada sebuah program.7

Seperti yang dikutip Kreitnerr dan Kinicki evaluasi kinerja

merupakan pendapat yang bersifat evaluatif atas sifat, perilaku seseorang,

5
Sudjana, Djudju, Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah. (Bandung:PT. Remaja
Rosdakarya, 2008), h,5.
6
Daryanto, Evaluasi Pendidikan (Jakarta: PT:Rineka Cipta, 2012), h,6.
7
Nurul Hidayati, Metodologi Penelitian Dakwah: Dengan Pendekatan Kualitatif,
(Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta. Desember 2006), h. 124
21

atau prestasi sebagai dasar untuk keputusan dan rencana pengembangan

personil.8

Dari beberapa para ahli yang mengemukakan evaluasi maka

penulis berasumsi bahwa evaluasi merupakan suatu proses kinerja yang

dapat dikatakan selesai apabila telah mencapai target tertentu yang telah

direncanakan dan ditetapkan sebelumnya, atau bisa dikatakan suatu kinerja

yang selesai berdasarkan pada suatu batasan waktu tertentu sehingga dapat

dilihat dan diukur tingkat keberhasilan serta pencapaian pelaksanaannya

melalui pengaruh dan perubahan baik program yang dilaksanakannya

maupun personil yang berkontribusi dalam pelaksanaannya.

2. Model Evaluasi

Ada berbagai macam model-model evaluasi program, model-

model tersebut merupakan rangkaian alternatif yang dipilih oleh evaluator

sesuai dengan masalah dan tujuan evaluasi, salah satu diantaranya yaitu

model sistem evaluasi analisis.

Menurut Stewart I Donaldson pada Theory-Driven Evaluation

yang dikutip Wirawan dalam bukunya yang berjudul Evaluasi Kinerja

Sumber Daya Manusia, Teori, Aplikasi dan Penelitian.9 Dalam

manajemen, sistem diformulasikan dalam bentuk model linier proses

produksi yang terdiri dari : Masukan (input), Proses (process), Keluaran

(output), Akibat (outcome), dan Pengaruh (impact). Dari model linier

tersebut, setiap segmen perlu dievaluasi untuk menentukan nilai dan

8
Wirawan, Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia, Teori, Aplikasi dan Penelitian
(Jakarta:Salemba Empat, 2009), h. 11
9
Wirawan, Evaluasi Teori, Model, Standar, Aplikasi, dan Profesi, (Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada, 2011) h. 70
22

manfaat keseluruhan sistem. Oleh karena itu dalam model evaluasi sistem

analisis terdapat empat jenis evaluasi, yaitu : Evaluasi masukan (Input

evaluation); Evaluasi proses (Process evaluation); Evaluasi keluaran

(Output evaluation); Evaluasi akibat (Outcome evaluation); dan Evaluasi

pengaruh (Impact evaluation). Berikut penjelasan mengenai model

evaluasi sistem analisis : 10

a) Evaluasi masukan (Input evaluation). Tujuan dari evaluasi

masukan adalah menjaring, menganalisis, dan menilai kecukupan

kuantitas dan kualitas masukan yang diperlukan untuk merencanakan dan

melaksanakan program.

b) Evaluasi proses (Process evaluation). Evaluasi proses

memfokuskan pada pelaksanaan program dan sering menyediakan

informasi mengenai kemungkinan program diperbaiki.

c) Evaluasi keluaran (Output evaluation). Evaluasi keluaran

mengukur dan menilai keluaran dari pada program, yaitu produk yang

dihasilkan program.

d) Evaluasi akibat (Outcome evaluation). Evaluasi akibat mengukur

apakah klien yang mendapat layanan program berubah.

e) Evaluasi pengaruh (Impact evaluation). Evaluasi pengaruh menilai

perubahan yang terjadi terhadap klien atau para pemangku kepentingan

sebagai akibat dari intervensi yang dilakukan program.

Dengan model-model evaluasi diatas penulis dapat menyimpulkan

bahwa evaluasi harus menyesuaikan dengan masalah serta tujuan evaluasi

10
Wirawan, Evaluasi Teori, Model, Standar, Aplikasi, dan Profesi, (Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada, 2011) h. 109-110.
23

tersebut. Adapun setiap model evaluasi memiliki segmentasi sistem yang

berbeda dan perlu dievaluasi untuk menentukan nilai dan manfaat

keseluruhan sistem.

3. Tujuan Evaluasi Program

Seperti yang disebutkan oleh Sudjana, tujuan evaluasi program

terdapat 6 (enam) hal, yaitu untuk :

1.) Memberikan masukan bagi perencanaan program.

2.) Menyajikan masukan bagi pengambil keputusan yang berkaitan

dengan tindak lanjut, perluasan atau penghentian program.

3.) Memberikan masukan bagi pengambil keputusan tentang modifikasi

atau perbaikan program.

4.) Memberikan masukan yang berkenaan dengan faktor pendukung dan

penghambat program.

5.) Memberikan masukan untuk kegiatan motivasi dan pembinaan

(supervise dan monitoring) bagi penyelenggara, pengelola, dan

pelaksana program.11

B. Pengertian Bimbingan

Istilah bimbingan merupakan terjemahan dari kata “guidance”.

Bimbingan dalam arti “guidance”. Menunjukkan pada dua hal, yang

masing-masing berdiri sendiri, yaitu sebagaimana dikatakan oleh W.S

Wingkel adalah:

11
Sudjana Djuju, Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah (Bandung: Remaja Rosda
Karya, 2005). h.48.
24

1.) Memberi informasi, yakni memberikan petunjuk, bahkan memberikan

nasihat kepada seseorang atau kelompok. Maka atas dasar pengetahuan

tersebut, orang dapat menentukan pilihan dan mengambil keputusan.

2.) Menuntun atau mengarahkan kepada sesuatu tujuan yang akan dituju, yang

mungkin tempat tersebut hanya diketahui orang yang menuntun saja.12

Secara etimologi (harfiah), kata bimbingan merupakan terjemah

bahasa Inggris “guidance” yang berarti; menunjukkan, memberikan jalan,

menuntun, mempedomani, menjadi penunjuk jalan, dan mengemudikan.13

Bimo Walgito memberikan batasan mengenai bimbingan adalah

bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekelompok

individu-individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan

didalam kehidupannya, agar individu atau sekumpulan individu-individu

itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya.14

Berdasarkan pengertian bimbingan yang dipaparkan diatas, penulis

dapat menyimpulkan bahwa bimbingan adalah suatu proses bantuan

kepada seseorang maupun kelompok agar dapat memahami dirinya,

sehingga ia sanggup mengarahkan dirinya sesuai dengan lingkungannya

dan dapat memperbaiki tingkah lakunya pada masa yang akan datang.

Bimbingan yang dilaksanakan dalam rangka menuntun seseorang ke arah

kehidupan yang bermanfaat, merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat

12
W.S. Wingkel, FKIP, IKIP, Senata Darma, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah,
(Jakarta: P.T Gramedia, 1999), h. 18
13
M. Lutfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam, (Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Syahid, 2008), h. 6
14
Elfi Mu’awanah dan Fifa Hidayah, Bimbingan Konseling Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,
2009), Cet2. h. 53-54
25

ditinggalkan karena dalam kehidupan ini tidak ada manusia yang hidup

dengan sempurna.

1. Syarat dan Kriteria Pembimbing

Ada beberapa syarat dan kemampuan yang harus dimiliki seorang

pembimbing agama (Islam) tersebut, maka M. Arifin menyatakan di dalam

buku Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyuluhan yang dikutip oleh M. Lutfi

merumuskan syarat-syaratnya sebagai berikut:

a) Pembimbing meyakini akan kebenaran agama yang dianutnya, menghayati

dan mengamalkan, karena ia menjadi pembawa norma agama (religious)

yang konsekuen, serta menjadikan dirinya idola (tokoh yang dikagumi)

sebagai muslim sejati, baik lahir maupun batin dikalangan orang yang

dibimbingnya.

b) Memiliki sikap dan kepribadian yang menarik, terutama bagi orang yang

dibimbingnya dan lingkungan kerja atau masyarakat sekitarnya. Memiliki

rasa tanggung jawab, rasa berbakti yang tinggi dan loyalitas terhadap

profesi yang ditekuninya, sekalipun berhadapan dengan kondisi

masyarakat yang selalu berubah-ubah.

c) Memiliki kematangan jiwa dalam menghadapi permasalahan yang

memerlukan pemecahan (dalam berfikir dan emosional).

d) Mampu berkomunikasi dan bekerja sama dengan berbagai pihak, terutama

dengan kliendan pihak lain dalam kesatuan tugas atau profesinya.

e) Mempunyai sikap dan perasaan terkait dengan nilai-nilai keislaman dan

kemanusiaan, klien harus ditempatkan sebagai individu yang normal yang

memiliki harkat dan martabat sebagai mahluk tuhan.


26

f) Memiki keyakinan bahwa setiap klien yang dibimbing memiliki

kemampuan dasar (potensi) yang mungkin bisa dikembangkan menjadi

lebih baik.

g) Memiliki rasa cinta dan kasih sayang yang mendalam terhadap terbimbing,

sehingga selalu berupaya untuk mengatasi dan memecahkan masalahnya.

h) Memiliki ketangguhan, kesabaran, dan keuletan dalam melaksanakan

tugas dan kewajibannya, sehingga tidak mudah menyerah dalam

menghadapi kesulitan-kesulitan tugas.

i) Memiliki sikap yang tanggap dan jiwa yang peka terhadap semua kesulitan

yang disampaikan terbimbing.

j) Memiliki watak dan kepribadian yang familiar, sehingga setiap orang yang

menggunakan jasanya merasa nyaman, terkesan dan kagum dengan cara

pelayanannya.

k) Memiliki jiwa yang progresif (ingin maju) dalam profesinya, sehingga ada

upaya untuk meningkatkannya sesuai dengan perkembangan yang ada

dalam masyarakat.

l) Memiliki kepribadian yang bulat dan utuh, sehingga mempunyai

kemampuan dalam menangkap dan menyikapi masalah-masalah mental

atau rohaniyah yang dirasakan terbimbing.

m) Memiliki pengetahuan dan pengalaman teknis yang dibutuhkan dalam

menjalankan tugas atau profesinya.15

Penulis menyimpulkan bahwa syarat pembimbing harus menguasai

kondisi masyarakat serta berpengalaman dalam menghadapi masalah-

15
M. Lutfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam, (Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Syahid, 2008), h. 156-158.
27

masalah yang terjadi di masyarakat, dan pembimbing harus

berpengalaman secara profesi.

2. Metode dan Teknik Bimbingan

Metode dapat diartikan jalan yang harus dilalui. Pengertian yang

lebih luas lagi, adalah segala sesuatu atau cara yang digunakan untuk

mencapai tujuan yang diinginkan. Selain kata metode ada kata teknik dan

pendekatan, keduanya dipahami sebagai cara ilmiah yang dipakai sebagai

instrument dalam melakukan pekerjaan yang sifatnya lebih fokus kepada

subyek atau obyek yang dijadikan sasaran pelayanan. Maka pemahaman

istilah teknik atau pendekatan sering disebut dengan kata strategi dan

teknik khusus dalam melakukan sesuatu sesuai dengan fokus atau pokok

permasalahannya.

Secara khusus dalam pendekatan Islam ada metode atau teknik yang

biasa digunakan, termasuk dalam pelaksanaan dakwah pada umumnya.

Berikut ini secara ringkas akan dijelaskan:

1. Teknik bil-hikmah: adalah cara bijaksana, bersifat akademis. Teknik ini

biasa digunakan untuk orang terbimbing yang terpelajar, intelek yang

memiliki rasional tinggi, tetapi ragu atau kurang yakin terhadap kebenaran

agama, sehingga menjadi masalah baginya.

2. Teknik bil-mujadalah: teknik melalui perdebatan yang digunakan dalam

menunjukkan dan membuktikan kebenaran ajaran agama, dengan dalil-

dalil. Penggunaan teknik ini lebih tepat untuk orang yang kritis, yang tidak

mudah menerima apa saja yang disampaikan pembimbing.


28

3. Teknik bil-mauidzoh: menunjukkan contoh yang benar, supaya orang

mengikuti dengan mudah, dikarenakan kemampuan logikanya sulit

menerima bila hanya berupa penjelasan atau teoriyang masih baku

(tekstual).

4. Teknik ceramah: penjelasan yang bersifat umum, cara ini lebih efektif

diberikan dalam bimbingan kelompok (group guidance). Tetapi konselor

harus menyesuaikan apa yang akan disampaikan sesuai dengan kondisi

orang yang beragam

5. Teknik diskusi atau tanya jawab: kelebihan teknik ini, orang bisa

menyampaikan semua yang dirasakan secara luas, sehingga pembimbing

mampu memberikan jawaban yang tepat.

6. Teknik persuasif: yaitu berupa dorongan yang positif, santai, hiburan yang

mendidik, sehingga orang termotivasi untuk melaksanakan saran dan

nasihat dari pembimbing dengan senang hati.

7. Teknik lisan: melalui pesan langsung yang disampaikan dengan ucapan

atau kata-kata, dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti.

8. Teknik tulisan: adalah cara bimbingan atau bantuan yang diberikan

pembimbing pada orang yang terbimbing melalui tulisan, bisa dengan

pesan yang mengandung hikmah maupuncerita-cerita. Ada sebagian orang

yang terkesan dengan membaca tulisan karena bisa lebih menghayati dan

meresapi secara mendalam, dibanding mendengarkan kata-kata langsung

(lisan).
29

9. Teknik bil-yadi (kekuasaan): adalah melalui wibawa karismatik atau

pengaruh personal yang dimiliki pembimbing. Ada sebagian orang yang

memperhatikan siapa konselornya, baru mau patuh dengan arahannya.

10. Teknik do’a (dengan hati): dalam Islam setiap permasalahan tidak

mungkin diatasi sendiri tanpa melibatkan Allah SWT. (Tuhan). Karena itu

konselor mengajak klien untuk memohon pertolongan dari Allah SWT.

Sebab terapi terapis terbaik adalah Allah SWT., Kesembuhan yang haq

dan sejati hanya dari-Nya. Hal ini sekaligus menyadarkan, memberitahu

orang bahwa pembimbing hanyalah fasilitator, sahabat yang membantu

untuk menemukan akar permasalahan (solusi).16

Dengan demikian, puncak dari semua teknik yang sudah dipaparkan

di atas ialah menjadikan orang sadar terhadap potensi dan kemampuan diri

mereka, serta menyadarkan bahwa tugas dan kewajiban meraka terhadap

Sang Pencipta (Al-Khaliq).

C. Pengertian Agama

Agama adalah kebutuhan jiwa (psikis) manusia, yang akan mengatur

dan mengendalikan sikap, pandangan hidup, kelakuan, cara menghadapi

tiap-tiap masalah.17 Agama sebagai sebuah keyakinan, diyakini sebagai

sebuah sarana bagi manusia dalam berhubungan dengan Tuhan (Allah).

Seperti yang dikatakan William James, sebagaimana dikutip oleh Zakiah

Daradjat: “Agama adalah perasaan dan pengalaman bani insan secara

16
M. Lutfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam, (Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Syahid, 2008), h. 120-137
17
Zakiah Daradjat, Pendidikan Agama dalam Pembinaan Mental, (Jakarta: Bulan
Bintang, 1982), Cet. Ke-3 h. 52
30

individu, yang menganggap bahwa mereka berhubungan dengan apa yang

dipandangnya sebagai Tuhan”.18

H.M. Arifin menjelaskan pengertian agama sebagai istilah yang

sering dipakai sehari-hari dapat dilihat dari dua aspek, yaitu:

a. Aspek Subjektif: agama mengandung pengertian tentang tingkah laku

manusia, yang dijiwai oleh nilai-nilai keagamaan, berupa gerakan

batin, yang mengatur, dan mengarahkan tingkah laku tersebut, kepada

pola hubungan dengan masyarakat serta alam sekitarnya.

b. Aspek Objektif: agama dalam hal ini mengandung nilai-nilai ajaran

tuhan yang bersifat menuntun manusia ke arah tujuan yang sesuai

dengan kehendak ajaran tersebut. Agama dalam hal ini belum masuk

ke dalam batin manusia, atau belum membudaya dalam tingkah laku

manusia. Oleh karena itu secara formal agama dilihat dari aspek

objektif dapat diartikan sebagai peraturan yang bersifat Ilahi, yang

menuntun orang berakal budi, kearah ikhtiar untuk mencapai

kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat.19

Secara jelas telah dipaparkan diatas, mengenai agama menurut

para ahli. Penulis berasumsi bahwa agama dapat dilihat dari sudut

pandang subyektif (Pribadi Manusia). Bahwa agama mengandung

pengertian tingkah laku manusia yang dijiwai oleh nilai-nilai

keagamaan yakni berupa getaran batin yang mengatur dan

menggerakkan tingkah laku tersebut kepada pola hubungan dengan

masyarakat serta alam sekitarnya.


18
Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1996), Cet. Ke-5, h.18
19
H.M Arifin., Pedoman Pelaksanaan Bimbingan Agama, (Jakarta: Golden Terayon
Press), h. 1.
31

D. Tujuan Bimbingan Agama

Tujuan dari bimbingan agama dapat dipaparkan secara umum yaitu

untuk meningkatkan dan menumbuh-suburkan kesadaran manusia tentang

eksistensinya sebagai makhluk Allah. Di samping itu pula tujuan yang

lainnya untuk membantu pihak yang dibimbing agar mempunyai

kesadaran untuk mengamalkan ajaran agama islam.20

Kemudian tujuan agama yang masih bersifat umum tersebut, dapat

lebih dijelaskan menjadi lebih khusus, yaitu :

a) Menanamkan rasa keagamaan

b) Memperkenalkan ajaran-ajaran Islam

c) Melatih untuk menjalankan ajaran-ajaran islam

d) Membiasakan berakhlak mulia

e) Mengajarkan Al-Qur’an.21

Tujuan lain dari bimbingan keagamaan adalah :

1) Bimbingan keagamaan dimaksudkan untuk untuk membantu

pihak yang terbimbing agar mempunyai religious reference

(sumber pegangan) dalam pemecahan masalah-masalah

kehidupan.

2) Bimbingan keagamaan yang ditujukan kepada pihak yang

melakukan bimbingan agar dengan kesadaran dan kemauan

bersedia mengamalkan ajaran keagamaan.

Dari sekian penjelasan yang dipaparkan diatas mengenai

tujuan bimbingan agama, penulis mencoba menyimpulkan


20
HM. Arifin, Pokok-Pokok tentang Bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta: Bulan
Bintang, 1976), h. 29.
21
Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, Al Ikhlas, (tt), Surabaya, hal.60
32

bahwa tujuan bimbingan agama yakni untuk memberikan

tuntunan kepada individu atau sekelompok individu-individu

tentang ajaran agama (Islam) sebagai sumber pedoman atau

pegangan hidup dengan demikian individu atau sekelompok

individu-individu tersebut dapat terhindar dari perbuatan buruk

dan sesat. Sehingga pada akhirnya mereka mampu mengatasi

kesulitan-kesulitan dalam hidupnya.

F. Pengertian Perilaku Keagamaan

1. Perilaku

Imam Al-Ghazali berpendapat bahwa perilaku atau tingkah laku

sebagai berikut :

a. Tingkah laku mempunyai penggerak (Motivasi), pendorong dan tujuan.

b. Motivasi itu bersifat dari dalam yang muncul dari diri manusia itu

sendiri, tetapi ia rangsang dengan rangsangan-rangsangan dari luar atau

rangsangan-rangsangan dari dalam yang berhubungan dengan

kebutuhan-kebutuhan jasmani dan kecenderungan-kecenderungan

alamiah, seperti rasa lapar, cinta dan takut kepada Allah.

c. Menghadapi motivasi-motivasi manusia mendapati dirinya terdorong

untuk mengerjakan sesuatu.

d. Tingkah laku ini mengandung rasa kebutuhan dengan perasaan tertentu

dan kesadaran akal terhadap suasana tersebut. Ini semua disertai oleh

aktivitas jenis tertentu yang tidak terpisah dari rasa, perasaan dan

kesadaran dari suasana itu.


33

e. Kehidupan psikologi adalah suatu perbuatan dinamis, dimana perilaku

interaksi terus menerus antara tujuan atau motivasi dengan tingkah

laku.

f. Tingkah laku bersifat individual yang berada menurut perbedaan faktor-

faktor keturunan dan perolehan atau proses belajar.

g. Tingkah laku ada dua tingkatan. Tingkatan pertama pertama manusia

berdekatan dengan semua makhluk hidup, yang dikuasai oleh motivasi-

motivasi sedangkan pada tingkatan yang kedua ia mencapai cita-cita

idealnya dan mendekatkan pada makna-makna ke-tuhanan dengan

tingkah laku malaikat, tingkat ini dikuasai oleh keimanan dan akal.22

2. Keagamaan

Sedangkan kata keagamaan berasal dari kata agama yang berarti

sistem, prinsip kepercayaan kepada tuhan dengan ajaran kebaktian dan

kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan itu. Kata keagamaan itu

sudah mendapat awalan “ke” dan akhiran “an” yang mempunyai arti

sesuatu (segala tindakan) yang berhubungan dengan agama.23

Penulis berasumsi bahwa perilaku keagamaan berarti suatu

implementasi yang ada dalam diri seseorang yang memiliki nilai-nilai

agama. Tindakan (tingkah laku) maupun ucapan yang dilakukan seseorang

yang didalamnya berkaitan tentang agama yakni nilai-nilai yang ada pada

Agama ditanamkan didalam jiwa seseorang serta unsur lingkungan yang

mendukung, sehingga tindakan (tingkah laku) atau perbuatan serta ucapan

yang dilakukan dikarenakan sebab adanya kepercayaan kepada tuhan,

22
Hasan Langgulung, Asas-asas Pendidikan Islam (Jakarta: Al-husna, 2000), h.306
23
Pusat Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:
BalaiPustaka,1990), h.11
34

maka dengan nilai-nilai atau ajaran agama dan kewajiban-kewajiban itulah

semuanya bertalian dengan kepercayaan.

Oleh sebab itu dalam kehidupan sehari-hari secara tidak langsung

banyak aktivitas yang telah kita lakukan baik itu yang ada hubungannya

antara makhluk agama dengan pencipta, maupun hubungan antara

makhluk dengan sesama makhluk, itu pada dasarnya sudah diatur oleh

agama.24

Dapat disimpulkan bahwasannya perilaku keagamaan yaitu suatu

tindakan atau aktivitas yang memiliki nilai-nilai agama yang dilakukan

dalam berinteraksi sosial.

G. Analisis SWOT

SWOT adalah akronim untuk kekuatan (Strengths), kelemahan

(Weakness), dan peluang (Opportunities), ancaman (Threats) dari

lingkungan eksternal perusahaan.25 Menurut Jorgiyanto, SWOT digunakan

untuk menilai kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan dari sumber-

sumber daya yang dimiliki perusahaan dan kesempatan-kesempatan

eksternal dan tantangan-tantangan yang dihadapi.26

Menurut Rangkuti, matriks SWOT dapat menggambarkan secara

jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan

dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya.

24
Agus Sujanto, Psikologi Perkembangan (Jakarta: Rineka Cipta, 1996), h.204
25
David, Fred R. Manajemen Strategis (Jakarta: PT. Salemba Empat, 2006), h.34
26
Jorgiyanto, Sistem Informasi Strategik untuk keunggulan Kompetitif, (Yogyakarta: PT.
Andi Offset, 2005), h.15
35

Matriks ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif

strategis.27

Matriks SWOT

IFAS Kekuatan (Strengths) Kelemahan (Weakness)

EFAS

Peluang STRATEGI SO STRATEGI WO

(Opportunity) Ciptakan strategi yang Ciptakan strategi yang

menggunaka kekuatan meminimalkan kelemahan

untuk memanfaatkan untuk memanfaatkan

peluang. peluang.

Ancaman (Threats) STRATEGI ST STRATEGI WT

Ciptakan strategi yang Ciptakan strategi yang

menggunakan kekuatan meminimalkan kelemahan

untuk mengatasi dan menghindari

ancaman ancaman.

Berikut ini keterangan dari matriks SWOT diatas :

1. Strategi SO (Strength and Opportunity). Strategi ini dibuat berdasarkan

jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan

untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.

2. Strategi ST (Strength and Threat). Strategi dalam menggunakan kekuatan

yang dimliki perusahaan untuk mengatasi ancaman.

27
Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, (Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama, 2006), h. 28.
36

3. Strategi WO (Weakness and Opportunity). Strategi ini diterapkan

berdasarkan pemanfaatan pekuang yang ada dengan cara meminimalkan

kelemahan yang ada.

4. Strategi WT (Weakness and Threats). Strategi ini berdasarkan kegiatan

yang bersifat defensive dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada

serta menghindari ancaman.28

Tujuan utama dari analisis SWOT adalah untuk mengidentifikasi

Strategi yang selaras.Menyesuaikan atau mencocokkan sumberdaya dan

kemampuan organisasi dengan tuntutan lingkungan di mana organisasi

bersaing.

28
Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, (Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama, 2006), h. 29-30.
BAB III

GAMBARAN UMUM IRMA

(IKATAN REMAJA MASJID AGUNG AL-IKHLAS)

A. Sejarah Ikatan Remaja Masjid Agung Al-Ikhlas (IRMA)

Sejarah berdirinya organisasi Ikatan Remaja Masjid Agung Al-

Ikhlas (IRMA) didirikan pada bulan agustus 1980 / Jumadil Akhir 1401 H.

dibentuk atas dasar musyawarah DKM (Dewan Kepengurusan Masjid) dan

beberapa tokoh pemuka agama salah satunya adalah Drs. Junaedi Abiyan

S.H. merupakan tokoh pemuka agama sekaligus pencetus berdirinya

(IRMA) dalam perkembangan syi’ar islam untuk menggalang pemuda

islam agar tergabung didalam masjid secara makro (luas). Organisasi

Ikatan Remaja Masjid Agung Al-Ikhlas menjadi perintis dibentuknya

organisasi remaja masjid pertama kali di Pondok Cabe Ilir. Menjadi kiprah

remaja islam umumnya bagi masyarakat Pondok Cabe Ilir, khususnya bagi

masjid-masjid serta mushallah-mushallah yang terdapat di Pondok Cabe

Ilir, dan memiliki tujuan utama diantaranya adalah :

1. Berkarakter Islami

2. Mencintai Masjid

3. Mengaplikasikan Akhlaqul Karimah

4. Menjadi regenerasi islam bagi ulama-ulama sebelumnya.1

1
Observasi dan wawancara pribadi dengan Drs. Junaedi Abiyan S.H. Pondok Cabe Ilir,
14 maret 2017, Pukul.13:25 – 14:40 WIB.

36
37

Organisasi Ikatan Remaja Masjid Agung Al-Ikhlas (IRMA)

berlokasi di Masjid Agung Al-Ikhlas yang mana Masjid Agung Al-Ikhlas

itu sendiri memiliki sejarah panjang pada saat berdirinya hingga dikenang

sampai saat ini.

Pertama kali masjid agung ini berdiri diperkirakan sekitar abad ke

15 yang merupakan atas dasar Hibbah dari pemerintahan belanda. Awal

masjid ini berdiri nama pertamanya adalah Al-Kholik, nama keduanya Al-

Ikhlas dan sekarang menjadi Masjid Agung Al-Ikhlas. Karena masjid ini

termasuk tertua atau terbesar di wilayah Pondok Cabe dan sekitarnya.

Maka sekarang sudah ada sembilan masjid di wilayah Pondok Cabe Ilir.

Masjid Agung Al-ikhlas ini dulu bentuknya seperti mushallah atau

dikenal surau yang beratapkan ijuk yang dianyam juga terdapat mimbar,

disisi serambi bagian selatan dan timur terdapat sembilan pohon kurma

dan juga terdapat batu besar sebanyak sembilan buah, serta beberapa

posisi dilengkapi sembilan.

Masjid Agung Al-Ikhlas ini dibangun dari hasil Shalat Istikharah

para Ulama Pondok Cabe, sebelum Kemerdekaan Republik Indonesia.

Dengan shalat istikharah ini mendapatkan petunjuk agar masjid ini

dibangun atau diperluas sesuai kebutuhan umat. Sebagai bukti petunjuk

tersebut adalah tiga bahan bangunan :

1. Batu berwarna merah

2. Ubin (Keramik) berwarna merah

3. Genteng berwarna merah


38

Semua bahan material ini dapat menggali radius 1-2 kilo meter ke

timur atau sebelah timur masjid. Dan radius 500 meter dari sungai

pesanggrahan. Maka ketiga bahan material tersebut dapat digalinya

sedalam 30 cm – 50 cm, ternyata sudah tersedia dan tersusun dengan rapi

seperti bahan material yang kita kenal sekarang. Maka dengan singkat tiga

barang bahan bangunan tersebut digali dan diangkut dan digunakan untuk

membangun Masjid Agung Al-Ikhlas di atas dengan gotong royong

masyarakat. Maka berdirilah Masjid Agung Al-Ikhlas.

Kemudian setelah dua tahun kemerdekaan Republik Indonesia,

para ulama meminta kembali agar diberi lagi untuk menyelesaikan

pembangunan masjid dan sekaligus perluasannya di atas tanah 2900 M

yang sekarang ini sudah mencapai 5000 M. perluasan ini sekitar tiga tahun

setelah Indonesia merdeka, yaitu 1947. Sampai saat ini di tahun 2017,

terhitung sejak 1947 sudah 5 kali direnovasi sesuai kebutuhan kuantitas

umat, ini pun masih belum tertampung jama’ah waktu shalat jum’at.

Terakhir masjid direnovasi pada maret 1987-1988 dan menara masjid

dibangun pada februari tahun 2000.

Mengenai organisasi sejak 1980 IRMA dibangun sudah memiliki

program kegiatan pada waktu itu yakni seperti Syi’ar Islam melalui hari-

hari besar islam dan pembinaan tadarus pada bulan ramadhan, pembinaan

tadarus ini dilakukan selama 30 hari penuh.

Untuk anggota Ikatan Remaja Masjid Agung Al-Ikhlas (IRMA)

angkatan pertama yakni angkatan tahun 1980 terdapat sepuluh orang enam

diantaranya adalah :
39

1. Drs. Junaedi Abiyan S.H.

2. Jayadi Abdullah

3. Dadang Syarif

4. Zainul Abidin

5. Siti Dahlia

6. Siti Fatimah

Pembina anggota pada saat itu di antaranya ada tiga pembina yakni

Ustadz Haji Jaelani, Haji Tirmidzi, dan Haji Syari. Berikut nama-nama

yang menjabat sebagai ketua organisasi Ikatan Remaja Masjid Agung Al-

Ikhlas (IRMA) serta masa periode jabatan pertama sampai saat ini di

antaranya adalah :

Drs. Junaedi Abiyan S.H. 1980-1984

Dadang syarif 1984-1987

Agus Suryadi S,Psi 1987-2002

Ade Ali 2002-2011

Zulfahmi 2011-

Mengenai perkembangan pada saat ini jama’ah cukup mengalami

peningkatan karena semakin padatnya penduduk. Tetapi walaupun

demikian pembinaan para remaja belum bisa mencapai tingkat kondusif

dan cukup baik. Catatan pentingnya yakni harus dilakukan pembenahan

mengenai bimbingan agama khususnya untuk para remaja.

Pengurus masjid dan IRMA sudah ada rencana untuk

pembangunan mental spiritual untuk mencapai masyarakat yang islami


40

dalam artian masyarakat yang mengaplikasikan nilai-nilai islam. Agar

terwujudnya masyarakat yang islami dan madani.2

B. Visi dan Misi Ikatan Remaja Masjid Agung Al-Ikhlas (IRMA)

Visi adalah Tunjukkan, Aplikasikan, serta kedepankan Akhlakul

Karimah.

Misi, untuk mencapai visi tersebut maka diperlukannya misi. Misi

itu sendiri adalah suatu pernyataan tentang aktivitas dari organisasi.

diantaranya yaitu :

1. Menegakkan kalimat tauhid melalui faham Ahlu Sunah Wal Jama’ah.

2. Meningkatkan Ukhuwah Islamiyah sesama masyarakat.

Misi dari Organisasi Ikatan Remaja Masjid Agung Al-Ikhlas

(IRMA) adalah mengembangkan Syari’at Islam dengan tidak menyimpang

dari Al-Qur’an dan Hadits serta Ijma dan Qiyas.

Tujuan, adapun tujuan yang ingin dicapai dari Organisasi Ikatan

Remaja Masjid Agung Al-Ikhlas (IRMA) adalah menjadikan masyarakat

Pondok Cabe dan sekitarnya untuk menjadi yang istiqomah dengan

akidahnya serta menjadikan masyarakat yang madani dan agamis.

2
Observasi dan Wawancara Pribadi dengan Drs. Junaedi Abiyan S.H. Pondok Cabe Ilir,
14 maret 2017, Pukul.13:25 – 14:40 WIB.
41

C. Letak Geografis Masjid Agung Al-Ikhlas

Adapun letak geografis Masjid Agung Al-Ikhlas tepatnya berada di

lingkungan Jalan Cabe 1 Rt. 06 Rw. 07 Kelurahan Pondok Cabe Ilir,

Kecamatan Pamulang, Tangerang, berdasarkan dengan :

a. Sebelah timur berbatasan dengan pemukiman penduduk

b. Sebelah barat berbatasan dengan Pondok Pesantren Ummul Qura’

c. Sebelah utara berbatasan dengan pemukiman penduduk

d. Sebelah selatan berbatasan dengan jalan raya

Letak Masjid Agung Al-Ikhlas ini sangat strategis, sebab dapat

dijangkau dengan mudah oleh para jama’ahnya atau para pejalan kaki

yang lewat karena letaknya pas di pinggir jalan.3

3
Obeservasi dan Wawancara Pribadi dengan Drs. Junaedi Abiyan S.H. Pondok Cabe Ilir,
14 maret 2017, Pukul.13:25 – 14:40 WIB.
42

D. Struktur Organisasi dan Program Kerja Ikatan Remaja Masjid

Agung Al-Ikhlas (IRMA).

SUSUNAN KEPENGURUSAN DAN PROGRAM

IKATAN REMAJA MASJID AGUNG AL-IKHLAS

PONDOK CABE ILIR-PAMULANG-TANGERANG SELATAN

PELINDUNG : H. Yahman. HS

DR. H. Supriano. M. ed

H. Suniat

Drs. Junaidi Abyan. SH

H. Satiman R. Ilyas

H. Kasta Tarmidzi S. Pd

H. Junaidi Jumadi

Drs. Elyadi, S. Pd

PENASEHAT : Fadillah, SE

Agus Suryadi, S.Psi

Ade Syaefudin Ali, SE

Jaya Budiyanto
43

Ketua IRMA : Zulfahmi

Sekretaris I : Nurul Fitrah Fauziah

Sekretaris II : Muhammad Iqbal

Bendahara I : Muhammad Fajar Subhan

Bendahara II : Vina Martini

Departemen Dakwah dan Peribadatan

KetuaKoordinator : Ibnu Hibban

Sekertaris : Abdul Basit

Anggota : Muhamamd Sauki Albana

: Muhammad Azzril

: Dio Prayogo

: Ruliana

: Lutfi Sarah

Departemen Pendidikan dan Pengkaderan

Ketua Koordinator : Aar Apriadillah

Sekertaris : Leo Kristianto

Anggota : Adam Malik

: Adim NurIfandi

: Fahdiyas

: Latifah Hidayanti

: Dania Septiani
44

Departemen Kesenian dan Olah Raga

KetuaKoordinator : Rizki Avel Wibowo

Sekertaris : Andi Mahardika

Anggota : Ekky Prabowo

: Faul Ramadhan

: Muhammad Ragil

: Rayyan Syakur

: Tyas Tihana

:Talita Indriyani

Departemen Lingkungan dan Sosial

KetuaKoordinator : Tri Prihadi

Sekertaris : Hadi Yusuf

Anggota : Aldo Prayoga

: Muhammad Fadli

: Ahmad Suhaimi

: Rios Syawal

: Nabela Mutiara

: Irsya Octaviany

Departemen Komunikasi dan Info

Ketua Koordinator : Adji Praktikto

Sekertaris : Andy Septiandi


45

Anggota : Muhammad Fathurrahman

: Sony Ramadhan

: Ferlin Arianto

: Adwa Fauzia

: Mai Stevani

Departemen An nisa’

KetuaKoordinator : Firda Amalia

Sekertaris : Putri Adelia

Anggota : Ayu Annisa

: Difa Raisa

: Indah Ayu

: Uswatun

: Prastini

: Dhanti Mulyani

Program Kerja IRMA

Program kegiatan masjid merupakan penjabaran secara teknis dalam upaya

merealisir peran dan fungsi sebagai organisasi ikatan remaja masjid sekaligus

sebagai upaya mencapai tujuan dari keberadaan masjid itu sendiri. Untuk

memudahkan pemahaman terhadap program yang harus dicanangkan (IRMA) dan

dilaksanakan oleh pengurus serta anggota. Program yang dicanangkan ada

beberapa program diantaranya program harian, mingguan dan bulanan, terasa

perlu mengklasifikasi program kegiatan, sesuai dengan bidang-bidangnya.


46

Program Departemen Dakwah dan Peribadatan

Program:

 Pengajian ahad subuh (konten umum).

 Pengajian minggu pagi khusus ibu-ibu.

 Pengajian selasa malam Riyadhus Shalihin.

 Pengajian rabu malam pengajian kitab Akhlakul

Banin

 Pengajian malam jumat yasinan.

 Pengajian jumat pagi kitab kuning, nashoihul ibad, kasyifatunnajjah, fathul

amin.

 Pengajian jumat malam kitab shibtud dhuror.

 Pengajian sabtu malam kitab tafsir munir, jalalain.

 Maulid Nabi.

 Isra Miraj.

 Qiyamul Lail 10 hari terakhir bulan ramadhan

Program Departemen Pendidikan dan Pengkaderan

Program:

 SIR (studi islam ramadhan) dalam bentuk pesantren kilat di bulan

ramadhan.

 IRMA family gathering setahun sekali.


47

Program Departemen Kesenian dan Olahraga

Program:

 Latihan hadroh dan marawis setiap malam kamis.

 Latihan futsal setiap sabtu dan minggu.

 Latihan sepak bola setiap hari senin, rabu dan jumat.

Program Departemen Lingkungan dan Sosial

Program :

 Kerja bakti setiap jum’at pagi.

 Keamanan parkiran.

 IRMA adventure (tadabaur alam) setiap setahun sekali.

Program Departemen Komunikasi dan Informasi

Program :

 Mading 1 bulan sekali.

 Membuat buletin 1 bulan sekali.

 Medsos Dakwah seminggu sekali.

Program Departemen An nisa’

Program :

 Pengajian minggu pagi.

 Kajian Seputar Wanita setiap jum’at.4

4
Data Dokumen Ikatan Remaja Masjid Agung Al-Ikhlas Pondok Cabe Ilir - Tangerang
Selatan.
48

Dalam menjalani program serta kegiatan butuh pendanaan organisasi

Ikatan Remaja Masjid Agung Al-Ikhlas (IRMA) menyelenggarakan kegiatan-

kegiatan yang dilaksanakan di masjid maupun sekitar wilayah masjid sudah tentu

memerlukan sejumlah dana. Tanpa adanya dana, kegiatan mereka tidak berjalan

sebagaimana yang diharapkan. Oleh karena itu disamping memberikan

sumbangan pemikiran, pengurus, anggota, dan jama’ah diharapkan terlibat dalam

partisipasi dana. Donasi dari pengurus, anggota, dan jama’ah berupa :

a. Sumbangan insidentil, yaitu sumbangan yang diberikan sewaktu-waktu

ketika ada kegiatan masjid.

b. Donatur tetap, yaitu anggota yang memberikan sumbangannya secara rutin

untuk menunjang program dan kegiatan yang di adakan IRMA. Dalam

menggali dana tetap melalui program uang kas.

c. Infak dan Sodakoh, sebagian bagi para jama’ah atau masyarakat yang lain

setiap mengikuti kegiatan dan setiap shalat jum’at pasti ada yang

memberikan infak dan sodakoh berupa uang untuk membantu kas

organisasi dan masjid.

Sayangnya untuk donatur tetap di Organisasi IRMA belum cukup

terlaksana dengan baik karena kurangnya kesadaran masyarakat dalam

membantu dan memberikan sumbangan dana yang dikarenakan

masyarakat pada ekonomi kelas menengah ke bawah. Sedangkan masalah

kekurangan yang lain yang menyangkut dana organisasi tersebut mayoritas

ditanggung oleh para pengurus masjid dan anggota Ikatan Remaja Masjid

Al-Ikhlas (IRMA).
BAB IV

TEMUAN LAPANGAN DAN ANALISIS DATA

A. Pelaksanaan Program Bimbingan Agama dalam Meningkatkan

Perilaku Keagamaan Remaja di Ikatan Remaja Masjid Agung Al-

Ikhlas (IRMA), Pondok Cabe Ilir – Tangerang Selatan

Pelaksanaan program bimbingan agama sebagai proses dari

rangkaian kegiatan yang diperlukan untuk mengetahui usaha-usaha yang

dilakukan dalam program baik mengenai materi kegiatan, waktu, dan

tempat.

Sebelum melakukan evaluasi penulis mencoba mendeskripsikan

pelaksanaan program bimbingan agama yang dilaksanakan di Ikatan

Remaja Masjid Agung Al-Ikhlas (IRMA), agar dapat dilihat proses yang

terdapat pada program, melalui aspek-aspek yang akan dibahas, maka

penulis mencoba menggali informasi mengenai pelaksanaan melalui

wawancara terhadap beberapa informan yang menjadi sumber data di

lapangan. Para informan meliputi Pengurus (IRMA) dan Pembimbing

Agama (IRMA).

Agar lebih jelas penulis mengidentifikasi pelaksanaan program

dengan membagi menjadi empat bagian yaitu aspek program, aspek

waktu, aspek materi dan aspek metode penyampaian. Pada empat aspek

tersebut bertujuan untuk mendeskripsikan serangkaian pelaksanaan

program yang telah ditetapkan.

49
50

Mengenai aspek program yang berkaitan dengan pelaksanaan yaitu

digunakan untuk mengetahui serangkaian proses informasi pendukung

pada masukan dalam perencanaan kegiatan. Sehingga data dapat diketahui

melalui wawancara Pembimbing dan jama‟ah.

Aspek materi yang berkaitan dengan program disini adalah sumber

atau pedoman yang dipakai sebagai rujukan dari bimbingan atau

pembelajaran. Tujuannya untuk mengetahui nilai-nilai materi melalui isi

atau pesan yang disampaikan oleh pembimbing kepada jama‟ah atau

peserta.

Selain itu materi pada program, yaitu untuk mengukur dalam segi

kualitas maupun kuantitas sumber atau pedoman yang dipakai oleh

pembimbing selama berjalannya program bimbingan.

Mengenai aspek waktu yaitu untuk melihat saat ketika proses

bimbingan itu dilaksanakan dalam menggambarkan berlangsungnya

kejadian yang ada pada program bimbingan. yakni digunakan untuk

melihat tingkat efisiensi daripelaksanaan program.

Mengenai aspek metode penyampaian disini digunakan untuk

mengetahui tingkat ke-efektifan yang ada pada program dan juga untuk

mengukur tingkat penyesuaian metode yang diberikan oleh pembimbing

kepada jama‟ah.

1. Aspek Program

Program bimbingan agama Ikatan Remaja Masjid Agung Al-Ikhlas

yang diselenggarakan terdapat lima program, masing – masing program

dalam bentuk pengajian diantaranya yaitu.


51

“Semua program pengajian (IRMA) yang berkaitan tentang


bimbingan agama diantaranya adalah Akhlak, Fiqih, Aqidah, dan
Muamalah tergabung dan terjadwal.
a. Malam sabtu atau jum‟at malam khusus diadakannya pengajian
Remaja. (Program tidak berbeda dengan tahun sebelumnya).
b. Rabu Malam pengajian kitab Akhlakul Banin.
c. Jum‟at pagi pembahasan Fiqih.
d. Malam minggu atau sabtu malam khusus kajian Tafsir.
e. Minggu pagi di isi dengan kajian subuh (Tematik).
Untuk materi yang diberikan dan dibahas adalah Tafsir
Munir, Tafsir Jalalain, Kitab-kitab Fiqih seperti Riyadhus Shalihin,
Fathul Mu‟in, Fiqh Sunnah, Minhajutholibin, Nasho‟ihul „Ibad.
Untuk mengenai Akhlak atau perilaku keagamaan yakni mengkaji
kitab Akhlakul Banin.”1

Program bimbingan agama Ikatan Remaja Masjid Agung Al-Ikhlas

merupakan program dalam bentuk pengajian formal yaitu ada beberapa

macam program pengajian, secara garis besar program bimbingan agama

yang diadakan masing-masing berkaitan dengan Akhlak, Fiqih, Akidah

dan Mu‟amalah.

Sebelum menggali informasi mengenai program, penulis

memfokuskan untuk meneliti satu pelaksanaan program bimbingan agama

yakni mengenai program bimbingan agama yang berkaitan dengan

perilaku keagamaan.

Pada program bimbingan agama Ikatan Remaja Masjid Agung Al-

Ikhlas (IRMA), disini telah disebutkan bahwa program bimbingan agama

mengenai perilaku keagamaan adalah program pengajian kitab Akhlakul

Banin.

1
Wawancara pribadi dengan Drs. Junaedi Abyan.S.H. Masjid Agung Al-Ikhlas, Pondok
Cabe Ilir, 18/05/2017, Jum‟at Pukul 19:45-20:35 WIB.
52

Ust. Endang Husna Hadi S,Ag, adalah pembimbing agama pada

program pengajian kitab Akhlakul Banin. Sebagaimana telah dikutip pada

wawancara berikut.

“Untuk pembimbing pengajian Saya sendiri dan spesifiknya


kegiatan pengajian atau bimbingan agama yang berkaitan dengan
perilaku keagamaan yaitu pengajian kitab, dan kitab yang dipakai
adalah kitab Akhlakul Banin dan Riyadhus Shalihin.Untuk lebih
intensifnya dalam pengajian kitab akhlak terfokus pada satu kitab
yaitu kitab Akhlakul Banin”.2

Mengenai latar belakang program pengajian kitab Akhlakul Banin

ini dibentuk melalui dukungan masyarakat serta peran aktif para tokoh

agama dalam membentuk kajian islami.Sebagaimana yang telah

disebutkan dalam wawancara pengasuh (IRMA).

“Antusias serta dukungan masyarakat menjadi bagian dari latar


belakang dibentuknya program Bimbingan Agama ini
diadakan.juga upaya-upaya para tokoh agama juga ikut berperan
aktif untuk menjalankan program tersebut. seperti program kajian
islami dan kajian kitab-kitab Kuningkhususnya kitab tentang
akhlak.” 3

Dukungan masyarakat serta upaya-upaya tokoh agama merupakan

peran penting bagi awal mula perencanaan program bimbingan agama

terutama bimbingan agama yang berkaitan dengan akhlak.

Selain itu tujuan diadakannya program pengajian kitab Akhlakul

Banin yakni guna menunjukkan, mengaplikasikan serta mengedepankan

Akhlakul Karimah.Sebagaimana telah dituturkan oleh pembimbing

sebagai berikut.

2
Wawancara pribadi dengan Ustadz H. Endang Husna Hadi, S.Ag., Masjid Agung Al-
Ikhlas, Pondok Cabe Ilir, 18/05/ 2017, Kamis,pukul 21:35-22:10 WIB.
3
Wawancara pribadi dengan Drs. Junaedi Abyan.S.H. Masjid Agung Al-Ikhlas, Pondok
Cabe Ilir, 18/05/2017, Jum‟at Pukul 19:45-20:35 WIB.
53

“tujuan dari program pengajian kitab Akhlakul Banin yaitu


Tunjukkan, Aplikasikan, Remaja Masjid Agung Al-Ikhlas
denganmengedepankan Akhlakul Karimah, menegakkan kalimat
tauhid melalui faham Ahlu Sunah Wal Jama‟ah dan Meningkatkan
Ukhuwah Islamiyah sesama masyarakat.”4

Sedangkan mengenai alasan mengapa program bimbingan agama

yang dilaksanakan menggunakan sumber rujukan kitab Akhlakul Banin,

alasannya adalah kitab Akhlakul Banin merupakan kitab yang dipakai oleh

berbagai kalangan dan semua faham.Sebagaimana ungkapan pada

wawancara berikut.

“karena kitab Akhlakul Banin itu adalah suatu kitab yang memiliki
kelebihan diantaranya dipakai oleh semua faham kemudian lagi
yang dikaji di pesantren modern dan pesantren tradisional,
kemudian mindsetnya tentang akhlak, ada kaitannya tentang
Akidahnya, Fiqihnya, dan banyaknya itu tentang Akhlak.”5

Adapun mengenai jama‟ahpada program pengajian kitab Akhlakul

Banin disini sifatnya terbuka untuk umum dalam artian semua tergabung,

bagi siapapun boleh mengikuti pengajian baik masyarakat yang ingin

mengikuti pengajian seperti bapak-bapak, ibu-ibu, anak-anak maupun

remaja. Hal ini sesuai dengan apa yang diutarakan oleh Ust. Endang

Husna Hadi S.Ag, selaku pembimbing agama.

“Para remaja yang mengikuti program pengajian kitab Akhlakul


Banin untuk tergabung dalam IRMA, mayoritas mereka yang
tinggal dirumah didaerah atau lingkungan yang dekat dari Masjid
Agung Al-Ikhlas rata-rata mereka masih SMA dan SMP.”6

4
Wawancara pribadi dengan Drs. Junaedi Abyan.S.H. Masjid Agung Al-Ikhlas, Pondok
Cabe Ilir, 18/05/2017, Jum‟at Pukul 19:45-20:35 WIB.
5
Wawancara pribadi dengan Ustadz H. Endang Husna Hadi, S.Ag., Masjid Agung Al-
Ikhlas, Pondok Cabe Ilir, 18/05/ 2017, Kamis,pukul 21:35-22:10 WIB.
6
Wawancara pribadi dengan Ustadz H. Endang Husna Hadi, S.Ag., Masjid Agung Al-
Ikhlas, Pondok Cabe Ilir, 18/05/ 2017, Kamis,pukul 21:35-22:10 WIB
54

Hal senada juga dipaparkan oleh ketua Ikatan Remaja Masjid

Agung Al-Ikhlas (IRMA), mengenai jama‟ah yang mengikuti program

pengajian kitab Akhlakul Banin.

“Pengajian kitab Akhlakul Banin dihadiri bersama para Anggota


IRMA dan jama‟ah anak remaja”.7

Begitu juga Pengasuh IRMA menuturkan hal senada mengenai

jama‟ah yang mengikuti program pengajian kitab Akhlakul Banin.

“Bagi yang mengikuti program tersebut diantaranya ada Pemuda-


pemudi Anggota Ikatan Remaja Masjid Agung Al-Ikhlas Pondok
Cabe Ilir dan umumnya remaja sekitarnya.”8

Dari beberapa wawancara diatas bahwa jama‟ah atau peserta

pengajian kitab Akhlakul Banin IRMA dibuka untuk remaja, rata-rata di

antara mereka yaitu anak-anak SMP dan SMA.

2. Aspek Waktu

Program pengajian kitab Akhlakul Banin terhadap jama‟ah yang

dilakukan di Masjid Agung Al-Ikhlas, Pondok Cabe Ilir, dilaksanakan

pada hari rabu. Tepatnya setelah Shalat Maghrib berjama‟ah sampai

dengan menjelang waktu adzan isya. Sebagaimana yang dikutip pada

pawancara dengan pembimbing.

“Kalau mengenai waktu pengajian kitab Akhlakul Banin yaa


waktunya memang sedikit, karena dimulainya pengajian itu setelah
Shalat maghrib berjama‟ahdan selesainya itu sebelum masuk
waktu adzan isya”.9

7
Wawancara Pribadi dengan Zulfahmi, Masjid Agung Al-Ikhlas Pondok Cabe Ilir,
Jum‟at, 19/05/2017 Pukul 16:30 – 16:50 WIB.
8
Wawancara pribadi dengan Drs. Junaedi Abyan.S.H. Masjid Agung Al-Ikhlas, Pondok
Cabe Ilir, 18/05/2017, Jum‟at Pukul 19:45-20:35 WIB.
9
Wawancara pribadi dengan Ustadz H. Endang Husna Hadi, S.Ag., Masjid Agung Al-
Ikhlas, Pondok Cabe Ilir, 18/05/ 2017, Kamis,pukul 21:35-22:10 WIB.
55

“Jadi manfaatnya para jama‟ah yang mengikuti Shalat Maghrib di


masjid Agung Al-ikhlas dapat mengikuti pengajian Kitab Akhlakul
Banin.jadi disela-sela waktu maghrib sampai isya dapat diisi
dengan pengajian yang bermanfaat”.10

Hal senada juga diutarakan oleh Zulfahmi selaku jama‟ah

terbimbing sekaligus Ketua Organisasi Ikatan Remaja Masjid Agung Al-

ikhlas (IRMA).

“Pengajian Kitab Akhlakul Banin itu di masjid Agung Al-Ikhlas


setiap rabu malam kamis ba‟da maghrib selesai sebelum masuk
waktu adzan isya. Dengan Ust.Endang.”11

Dari beberapa kutipan wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa

waktu pengajian kitab Akhlakul Banin dilaksanakan setelah maghrib

sampai dengan sebelum memasuki waktu adzan isya dengan tujuan agar

para jama‟ah yang mengikuti shalat maghrib berjama‟ah mendapatkan

manfaat pengetahuan atau ilmu tentang Akhlak melalui Pengajian Kitab

Akhlakul Banin,pada jeda waktu antara shalat maghrib dan shalat isya.

3. Aspek materi

Beberapa materi yang diberikan kepada jama‟ah bersumber dari

kitab Akhlakul Banin yang dikorelasikan dengan beberapa fenomena yang

terjadi pada masa kini dengan tujuan agar para jama‟ah dapat memahami

materi kitab Akhlakul Banin secara keseluruhan, selain dari kitab

Akhlakul Banin sumber materi lain yaitu berasal dari Al-qur‟an dan Hadits

sebagai penguat dasar materi yang disampaikan, sehingga mereka benar-

benar terhubung dengan kehidupannya sehari-hari serta memahami

10
Wawancara pribadi dengan Ustadz H. Endang Husna Hadi, S.Ag., Masjid Agung Al-
Ikhlas, Pondok Cabe Ilir, 18/05/ 2017, Kamis,pukul 21:35-22:10 WIB.
11
Wawancara Pribadi dengan Zulfahmi, Masjid Agung Al-Ikhlas Pondok Cabe Ilir,
Jum‟at, 19/05/2017 Pukul 16:30 – 16:50 WIB.
56

landasan ayat-ayat dan hadist pada materi tersebut.Seperti yang

diungkapkan pada wawancara sebagai berikut.

“jadi kita mencari yang lebih efektif yang lebih menarik, jadi
dalam waktu yang terbatas bagaimana caranya mereka tertarik jadi
selain isi materi, lebih membahas juga ayat dan hadits dibacakan.
Saya terus terang mencari contoh kekinian, apa contohnya
dikehidupan sekarang ini ni. Sehingga mereka merasa bener-bener
nyambung dengan kehidupannya.12

Materi yang disampaikan melalui korelasi fenomena yang terjadi

saat ini dengan ayat-ayat Al-Qur‟an dan Hadits, bertujuan agar para

jama‟ah dapat memahami secara keseluruhan dan dapat mengambil

contoh-contoh yang berkaitan dengan nilai-nilai perilaku keagamaan yang

terdapat pada lingkungan masyarakat. Sebagaimana pembimbing

mengutarakan pada wawancara berikut.

“Misalnya begini, pembahasan mengenai berbakti kepada orang


tua. Ada ayat Al-Qur‟an surah Luqman yang artinya “dan kami
perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada orang
tuanya“terus disambung juga dengan Hadits Shohih seperti, amalan
yang dicintai oleh Allah salah satunya adalah memuliakan kedua
orang tua”. Umpamanya ketika orang tua menyuruh kebaikan
kepada anaknya kaya disuruh ngaji, seharusnya anak ketika
mendengarkan ajakan dari orang tua, langsung bergegas
melaksanakannya.Kalau sekarang kan banyak kejadiannye anak
yang susah dibilangin orang tuanya, kalo disuruh ngaji, ada aje
alesannye. Nah yang kaya gitu sama sekali tidak menyenangkan
hati orang tua dan kita sebagai anak tidak boleh bersikap seperti
itu. Ketika orang tua menyuruh kepada kebaikan, sebagai anak
harus patuh dan memenuhinya. karena itu semua demi kebaikan
anak dan menyenangkan hati orang tua. Nah anak yang berbakti
12
Wawancara pribadi dengan Ustadz H. Endang Husna Hadi, S.Ag., Masjid Agung Al-
Ikhlas, Pondok Cabe Ilir, 18/05/ 2017, Kamis,pukul 21:35-22:10 WIB.
57

harus seperti itu. Nah!!! Sekarang contohnya dan saya ajak mereka
untuk cari contohnya apa?, ternyata berkembang, kata mereka
misalnya ketika orang tua ada perlu kepada anaknya seperti minta
tolong belikan sesuatu ke warung tiba-tiba anaknya diminta tolong
jawabnya ahh ntar dulu terus langsung pergi dari hadapannya dan
lama kembalinya lagi. Nah, yang ini contoh-contoh yang mereka
temukan. Nah ini berati anak yang kaya gitu ga memahami ayat
ini. Nah dari sini dibentuklah pemikiran remaja bahwa mereka
jangan sampe seperti itu.”13

Penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan materi

yang disampaikan pembimbing, memiliki pelajaran akhlak yang dapat

difahami melalui korelasi kitab Akhlakul Banin, ayat suci Al-Qur‟an dan

Hadits serta dikombinasikan dengan fenomena-fenomena sosial yang ada

pada lingkungan masyarakat. Seperti contoh yang telah dijelaskan pada

wawancara diatas Bahwa Perilaku anak kepada orang tua harus patuh dan

taat, pembimbing menyampaikan juga untuk tidak mengikuti sifat-sifat

membangkang kepada orang tua, karena ciri seperti itu bukanlah akhlak

yang baik dan tidak patut dicontoh.

Selanjutnya mengenai target pada materi yang diberikan oleh

pembimbing agama program pengajian kitab Akhlakul Banin bersifat

fleksibel. Dalam artian target disini menyesuaikan dengan tanggapan dan

antusias para jama‟ah. Sebagaimana yang telah disebutkan pada

wawancara pembimbing berikut.

“Mengenai target pencapaian materi ada, hanya saja bersifat


fleksibel. Terkadang kita menyiapkan suatu materi ternyata mereka

13
Wawancara pribadi dengan Ustadz H. Endang Husna Hadi, S.Ag., Masjid Agung Al-
Ikhlas, Pondok Cabe Ilir, 18/05/ 2017, Kamis,pukul 21:35-22:10 WIB.
58

begitu antusias sehingga berkembang, maka nanti bisa berlanjut


dalam 1,2, dan 3 pertemuan.Tapi terget secara umum tetap ada kita
tetapkan hanya pencapaiannya fleksibel karena kita menyesuaikan
dengan tanggapannya.”14

Target yang ditentukan oleh pembimbing bersifat fleksibel yakni

apabilaterdapat tanggapan dan antusias yang bagus dari para jama‟ah

maka materi yang diberikan dapat disambung dengan materi selanjutnya

dalam artian satu materi yang diberikan sudah tercapai.

4. Aspek Metode Penyampaian

Materi yang diberikan pelaksanaannya membutuhkan strategi yang

baik agar mendapatkan hasil sesuai yang diharapkan oleh pembimbing.

Aspek penting dalam strategi tersebut yaitu adalah aspek metode

penyampaian.

Metode penyampaian yang digunakan pembimbing dalam

menyampaikan materi ada dua metode.yang pertama metode ceramah

umum, yang kedua menggunakan metode tanya jawab. Sebagaimana yang

diungkapkan pada wawancara berikut.

“yang pertama adalah ceramah umum, kemudian ada bentuknya


dialog interaktif, mengenai teknisnya jadi tidak dengan cara
pegang kitab masing-masing. Kalaupun pegang paling mereka
pegang dengan kitab terjemahannya saja.Karena kita tidak
menuntut mereka untuk menerjemahkan atau mengartikan kitabnya
jadi kita lebih kepada isi penjelasan kitab tersebut.dan kalaupun
mengartikan juga yang ada mereka bisa kehabisan waktu”.15

14
Wawancara pribadi dengan Ustadz H. Endang Husna Hadi, S.Ag., Masjid Agung Al-
Ikhlas, Pondok Cabe Ilir, 18/05/ 2017, Kamis,pukul 21:35-22:10 WIB.
15
Wawancara pribadi dengan Ustadz H. Endang Husna Hadi, S.Ag., Masjid Agung Al-
Ikhlas, Pondok Cabe Ilir, 18/05/ 2017, Kamis,pukul 21:35-22:10 WIB.
59

Hal senada juga dipaparkan oleh Ketua Ikatan Remaja Masjid

Agung Al-Ikhlas (IRMA). Mengenai pelaksanaan program pengajian kitab

Akhlakul Banin.

“Pengajian kitabnya biasanya jama‟ah itu dengerin ceramah


(Metode Ceramah) lalu setelah ceramah atau setelah materi yang
disampaikan dari pengajian kitab Akhlakul Banin, ada sesi
pertanyaan. Jadi ceramah dulu setelah itu Pertanyaan”.16

Dalam hal ini pembimbing menggunakan dua metode, yaitu

metode ceramah dari pembimbing kemudian dilanjutkan dengan

menggunakan metode dialog interaraktif atau tanya jawab. Tujuannya agar

program pengajian kitab Akhlakul Banin ini dapat dilaksanakan secara

efektif dan waktu pelaksanaan dapat digunakan dengan maksimal.

16
Wawancara Pribadi dengan Zulfahmi, Masjid Agung Al-Ikhlas Pondok Cabe Ilir,
Jum‟at, 19/05/2017 Pukul 16:30 – 16:50 WIB.
60

B. Evaluasi Pelaksanaan Program Bimbingan Agama dalam Meningkatkan

Perilaku Keagamaan Remaja di (IRMA) Pondok Cabe Ilir – Tangerang

Selatan.

Penulis mencoba menganalisa tingkat pencapaian program secara

informatif dan evaluatif dengan observasi berikut mewawancarai beberapa

informan yang dapat memberikan gambaran saat berjalannya program

bimbingan agama, Ikatan Remaja Masjid Agung Al-Ikhlas (IRMA).

Dalam hal ini penulis juga melakukan penelitian evaluasi atau tingkat

pencapaian program bimbingan agama menggunakan dokumentasi serta

wawancara yakni melalui tanya jawab agar data yang didapat lebih jelas

dan akurat.

Model evaluasi yang dilakukan menggunakan model evaluasi

input, evaluasi proses, dan output. yakni agar dapat diketahui seberapa

besar tingkat pencapaian pelaksanaan program yang telah berjalan. Dan

agar dapat dilihat secara keseluruhan hasil-hasil yang telah dicapai selama

pelaksanaan program dari segi relevansi, efektivitas, efisensi, dan dampak.

1. Evaluasi Input

Evaluasi input yang digunakan adalah menjaring informasi serta

spesifikasi pada program bimbingan agama yang dilaksanakan (IRMA),

identifikasi pembimbing agama dan jama‟ah program.

a. Spesifikasi Program Bimbingan Agama

Masukan yang terdapat pada informasi program Bimbingan Agama

Ikatan Remaja Masjid Agung Al-Ikhlas (IRMA), yang pertama yaitu


61

spesifikasi program lalu tujuan dibentuknya program, kemudian mengenai

jama‟ah yang mengikuti program.

Disini dijelaskan bahwaprogram bimbingan agama yang

diselenggarakan berkaitan dengan perilaku keagamaan adalah program

pengajian kitab Akhlakul Banin. Sebagaimana yang diutarakan oleh

pembimbing pada wawancara berikut.

“spesifiknya kegiatan pengajian atau bimbingan agama yang


berkaitan dengan perilaku keagamaan yaitu pengajian kitab, dan
kitab yang dipakai adalah kitab Akhlakul Banin dan Riyadhus
Shalihin. Untuk lebih intensifnya dalam pengajian kitab akhlak
terfokus pada satu kitab yaitu kitab Akhlakul Banin”.17

Pada kutipan wawancara diatas dijelaskan bahwa program

bimbingan agama yang berkaitan dengan perilaku keagamaan remaja

diselenggarakan melalui pengajian, dengan memfokuskan pada satu

program pengajianyang menggunakan sumber pembahasan kitab Akhlakul

Banin.Hal ini diperkuat melalui wawancara pribadi dengan pembimbing

agama yaitu Ust.Endang Husna Hadi S.Ag sebagai berikut.

“Terfokus pada satu kitab yang sebagaimana landasan Bimbingan


Agama diberikan yakni untuk meningkatkan Perilaku Keagamaan
dengan kajian kitab Akhlakul Banin yakni suatu kitab yang
memiliki kelebihan diantaranya dipakai oleh semua faham
kemudian lagi yang banyak dikaji di pondok pesantren modern
atau tradisional, kemudian mindset nya yaitu tentang akhlak ada
tentang aqidahnya, fiqihnya, dan mayoritas bahasan tentang
akhlak.”18

Kitab Akhlakul Banin ini dijadikan pedoman pada program

Bimbingan Agama (IRMA), karena pembahasannya cukup sederhana


17
Wawancara pribadi dengan Ustadz H. Endang Husna Hadi, S.Ag., Masjid Agung Al-
Ikhlas, Pondok Cabe Ilir, 18/05/ 2017, Kamis,pukul 21:35-22:10 WIB.
18
Wawancara pribadi dengan Ustadz H. Endang Husna Hadi, S.Ag., Masjid Agung Al-
Ikhlas, Pondok Cabe Ilir, 18/05/ 2017, Kamis,pukul 21:35-22:10 WIB.
62

sehingga banyak dipakai oleh semua faham, contohnya seperti pesantren

modern dan tradisional banyak yang menggunakan kitab Akhlakul Banin

sebagai pedoman pengajian khususnya dalam pembinaan akhlak. Jadi

kitab Akhlakul Banin disini menjadi tolak ukur dari sumber materi

mengenai bimbingan agama karena dapat di nilai cukup relevan bagi

perilaku remaja.

b. Evaluasi Pembimbing Program

Pembimbing merupakan hal penting dalampelaksanaan program,

sebab pembimbing disini adalah seorang guru (Ustadz) yang sangat

dibutuhkan oleh para jama‟ah untuk menyampaikan pesan materi pada

pengajian kitab Akhlakul Banin, agar para jama‟ah dapat mengetahui

ilmu-ilmu tentang akhlak.

Ust. Endang Husna Hadi S,Ag beliau adalah seorang pembimbing

pengajian kitab Akhlakul Banin (IRMA) selain itu beliau merupakan salah

satu ustadz (Guru Agama) sekaligus Pimpinan Pondok Pesantren Al-

Qur‟an Nurmedina di Pondok Cabe, pamulang, mengenai latar belakang

pendidikan dan profesibeliau yakni sebagai berikut.

Pendidikan yang dicapai oleh beliau adalah S1 IAIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang sekarang berubah nama menjadi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, kemudian S2 di Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Saat ini beliau berprofesi sebagai pembimbing haji dan umroh di Travel

Arofah Tour yang beralamat di Radio Dalam Jakarta Selatan.Selain


63

menjadi pembimbing Haji dan Umroh juga sebagai guru mengaji, di

pesantren, di perumahan komplek, maupun di perkantoran.19

Syarat dari kriteria pembimbing diatas sudah dapat terpenuhi sebab

dilihat dari pengalaman dunia pendidikan serta pengalaman pembimbing

dalam halkeagamaan yang sudah beberapa kali mengajar dalam kegiatan

bimbingan agama, baik Bimbingan Haji dan Umroh maupun sebagai guru

mengaji sehingga dapat menjadi tolak ukur sebagai kriteria pembimbing

agama.

c. Evaluasi Jama’ah Program

Jama‟ah yang mengikuti program pengajian kitab Akhlakul Banin

disini tergabung.Remaja semuanya tergabung dalam pelaksanaan

program.Sebagaimana yang diutarakan pada wawancara pembimbing

sebagai berikut.

“Para remaja yang mengikuti program pengajian kitab Akhlakul


Banin untuk yang tergabung dalam (IRMA), mayoritas mereka
yang tinggal dirumah didaerah atau lingkungan yang dekat dari
Masjid Agung Al-Ikhlas rata-rata mereka masih SMA dan SMP.”20

Hal senada juga diutarakan pada wawancara dengan Pengasuh.

“yang mengikuti program tersebut Anggota IRMA dan Pemuda-


pemudi Islam Pondok Cabe Ilir.”21

19
Wawancara pribadi dengan Ustadz H. Endang Husna Hadi, S.Ag., Masjid Agung Al-
Ikhlas, Pondok Cabe Ilir, 18/05/ 2017, Kamis,pukul 21:35-22:10 WIB.
20
Wawancara pribadi dengan Ustadz H. Endang Husna Hadi, S.Ag., Masjid Agung Al-
Ikhlas, Pondok Cabe Ilir, 18/05/ 2017, Kamis,pukul 21:35-22:10 WIB.
21
Wawancara pribadi dengan Drs. Junaedi Abyan.S.H. Masjid Agung Al-Ikhlas, Pondok
Cabe Ilir, 18/05/2017, Jum‟at Pukul 19:45-20:35 WIB.
64

d. EvaluasiJama'ah Remaja Berdasarkan Latar belakang

Pendidikan.

1. Leo Christianto

Leo Christianto adalah seorang anggota (IRMA), berkediaman di

Jalan Cabe I Rt005/04 Pondok Cabe Ilir-Tangerang Selatan.Pendidikan

yang pernah ditempuh yakni Pesantren Modern di Tangerang. Dalam

bidang organisasi Leo pernah menjabat sebagai Ketua SIR (Studi Islam

Ramadhan).22

2. Ibnu Hibban

Ibnu Hibban adalah seorang guru privat di Pondok Cabe Ilir,

bertempat tinggal di Jalan Cabe I Pondok Cabe Ilir. Pendidikanyang baru

saja dituntaskan adalah Program Studi Strata satu (SI) di Universitas

Muhammadiyah Jakarta, Fakultas Tarbiyah.23

3. Zulfahmi

Zulfahmi adalah sebagai ketua Organisasi IRMA (Ikatan Remaja

Masjid Agung Al-Ikhlas) Yang berkediaman di Jalan Cabe 1 No.II Rt

01/07 Pondok Cabe Ilir, pendidikan yang sudah dituntaskan yakni SDN

Pisangan II Ciputat Timur, lalu diteruskan di Pondok Pesantren Ulumul

Qur‟an, Bojongsari – Depok.24

22
Wawancara Pribadi dengan Leo Christianto, Masjid Agung Al-Ikhlas Pondok Cabe
Ilir, Jum‟at, 19/05/2017 Pukul 10:55 – 11:24 WIB.
23
Wawancara Pribadi dengan Ibnu Hibban, Masjid Agung Al-Ikhlas Pondok Cabe Ilir,
Juma‟at, 19/05/2017 Pukul 13:45 – 14:15 WIB.
24
Wawancara Pribadi dengan Zulfahmi, Masjid Agung Al-Ikhlas Pondok Cabe Ilir,
Jum‟at, 19/05/2017 Pukul 16:30 – 16:50 WIB.
65

Para anggota ikatan remaja yang memiliki latar belakang

pendidikan agama yang baik sehinggga para anggota ikatan remaja dapat

memahami materi-materi pengajian dengan baik. Disamping itu sebagian

remaja yang tergabung dalam pengajian, mayoritas mereka yang tinggal di

rumah, di daerah atau di lingkungan sekitar masjid dan rata- rata mereka

masih duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama sampai dengan

Sekolah Menengah Akhir.

2. Evaluasi Proses

Evaluasi Proses memfokuskan pada pelaksanaan program dan

sering menyediakan informasi mengenai kemungkinan program

diperbaiki.Dalam hal ini penulismencobamendeskripsikan evaluasi Proses

sebagai bagian daripelaksanaanyang telah dilakukan program bimbingan

agama pengajian kitab Akhlakul Banin, melalui wawancara pembimbing.

a. Waktu Pelaksanaan

Dalam programpengajian kitabAkhlakul Banin, waktu pelaksanaan

kegiatan sangat berpengaruh untuk merealisasikan tujuan dari program

pengajian kitab Akhlakul Banin dalam membentuk perilaku keagamaan

pada remaja di Masjid Agung Al-Ikhlas, Pondok Cabe. Adapun waktu

pengajian kitabAkhlakul Banin yang saat ini berjalan adalah antara waktu

maghrib dan isya.Sesuai dengan kutipan wawancara dengan Ust.Endang

Husna Hadi selaku pembimbing.

“Kalau mengenai waktu pengajian kitab Akhlakul Banin yaa


waktunya memang sedikit, karena dimulainya pengajian itu setelah
shalat maghrib berjama‟ah dan selesainya itu sebelum masuk
waktu adzan isya”.“Jadi manfaatnya para jama‟ah yang mengikuti
66

Shalat Maghrib di Masjid Agung Al-Ikhlas dapat mengikuti


pengajian kitab Akhlakul Banin.jadi disela-sela waktu maghrib
sampai isya dapat diisi dengan pengajian yang bermanfaat”.25

`Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa waktu

pengajian Akhlakul Banin yang dilaksanakan di Masjid Agung Al-Ikhlas

Pondok Cabe sangat sedikit karena pelaksanaan kegiatan tersebut

dilaksanakan pada jeda waktu antara shalat maghrib dan shalat isya. hal ini

merupakan kelemahan pada program pengajian kitab Akhlakul Banin

karena dengan demikian itu kurang efisien dalam pembelajaran. Hal ini

memungkinkan program untuk dapat diperbarui dengan memindahkan

jadwal serta menambahkan jam program agar Program dapat terlaksana

secara efisien dan optimal.

b. Materi

Materi dalam pengajian ini menjadi kekuatan internal pada

program, karena bersumber dari kitab Akhlakul Banin yang dikorelasikan

dengan ayat-ayat Al-Qur‟an dan Hadist.dan setiap penjelasan diberikan

contoh berupa fenomena yang terjadi saat ini. Sehingga apa yang

disampaikan dapat dengan mudah dimengerti oleh terbimbing dan

memiliki daya tarik. Seperti yang diungkapkan dalam wawancara pribadi

sebagai berikut:

“jadi kita mencari yang lebih efektif yang lebih menarik, jadi
dalam waktu yang terbatas bagaimana caranya mereka tertarik jadi
selain isi materi, lebih membahas juga ayat dan hadits dibacakan.
Saya terus terang mencari contoh kekinian, apa contohnya

25
Wawancara pribadi dengan Ustadz H. Endang Husna Hadi, S.Ag., Masjid Agung Al-
Ikhlas, Pondok Cabe Ilir, 18/05/ 2017, Kamis,pukul 21:35-22:10 WIB.
67

dikehidupan sekarang ini ni. Sehingga mereka merasa bener-bener


nyambung dengan kehidupannya.”26

Hal ini merupakan kekuatan internal dari program yang

diselenggarakan, karena dengan materi yang disajikan selain

menggunakan kitab Akhlakul Banin Pembimbing mampu menyelaraskan

dengan Ayat Suci Al-qur'an dan Hadits. serta memberikan contoh yang

berkaitan dengan fenomena saat ini. hal tersebut dilakukan dengan efektif

padaprogram pengajian kitab Akhlakul Banin.

Dapat disimpulkan bahwa materi yang disampaikan cukup efektif

karena para jama‟ah remaja dapat memahami serta mengaplikasikan isi

materi dengan baik.Seperti yang dikutip pada wawancara Ketua Anggota

Ikatan Remaja Masjid Agung Al-Ikhlas selaku jama‟ah sebagai berikut.

“Kalau berbicara pemahaman materi alhamdulillah sedikit


banyaknya saya sendiri secara pribadi paham karena materi-materi
yang disampaikan lewat terjemahan dari kitabnya aja.bukan
dengan cara menerjemahkan kitab seperti dipondok pesantren.
Disamping itu materi yang diberikan disampaikan dengan metode
yang mudah dipahami oleh saya pribadi dan orang banyak, mulai
dari segi bahasanya dan penyampaiannya disesuaikan dengan
jama‟ahyang ikut di program pengajian Akhlakul Banin.”27

Mengenai pemahaman materi juga diutarakan oleh Saudara Leo

Christianto selaku jama‟ah terbimbing.

“Saya memahami materi-materi yang dipelajari di dalam kitab


Akhlakul Banin karena setelah dipelajari setelah itu diaplikasikan
di kehidupan sehari-hari.”28

26
Wawancara pribadi dengan Ustadz H. Endang Husna Hadi, S.Ag., Masjid Agung Al-
Ikhlas, Pondok Cabe Ilir, 18/05/ 2017, Kamis,pukul 21:35-22:10 WIB.
27
Wawancara Pribadi dengan Zulfahmi, Masjid Agung Al-Ikhlas Pondok Cabe Ilir,
Jum‟at, 19/05/2017 Pukul 16:30 – 16:50 WIB.
28
Wawancara Pribadi dengan Leo Christianto, Masjid Agung Al-Ikhlas Pondok Cabe
Ilir, Jum‟at, 19/05/2017 Pukul 10:55 – 11:24 WIB.
68

Materi yang diberikan juga memiliki dampak positif bagi remaja, seperti

yang dikutip oleh wawancara Saudara Ibnu Hibban, sebagai berikut.

“Dampaknya bagi saya, lebih keberhati-hatian seperti saya jadi


lebih berhati-hati pada tingkah laku saya, yang tadinya tingkah
laku saya kurang baik, jadi ketika saya mendapatkan materi tentang
akhlak dan itu bisa memotivasi saya jadi lebih bisa hati-hati
maksudnya dalam bergaul khususnya dalam hal berbicara”29

Mengenai evaluasi proses pada materi program cukup berhasil

karena para jama‟ah dapat memahami serta mengaplikasikan nilai-nilai

yang terkandung dari isi materi tersebut.

c. Metode Penyampaian

metode merupakan suatu cara yang digunakan untuk mencapai

tujuan yang diinginkan. Metode dalam program pengajian Akhlakul Banin

sangat diperlukan agar materi yang disaampaikan dapat dimengerti oleh

para jama‟ah.

Metode yang digunakan dalam pengajian Akhlakul Banin yaitu

menggunakan metode ceramah dan dialog interaktif. Kedua metode diatas

merupakan cara yang efektif dilakukan oleh pembimbing dalam

memanfaatkan waktu yang terbatas. Seperti yang diungkapkan oleh Ust.

H. Endang Husna Hadi S.Ag dalam wawancara pribadi. Sebagai berikut.

“Yang pertama adalah ceramah umum, kemudian ada bentuknya


dialog interaktif, mengenai teknisnya jadi tidak dengan cara
pegang kitab masing-masing. Kalaupun pegang paling mereka
pegang dengan kitab terjemahannya saja.Karena kita tidak
menuntut mereka untuk menerjemahkan atau mengartikan kitabnya
29
Wawancara Pribadi dengan Ibnu Hibban, Masjid Agung Al-Ikhlas Pondok Cabe Ilir,
Jum‟at, 19/05/2017 Pukul 13:45 – 14:15 WIB.
69

jadi kita lebih kepada isi penjelasan kitab tersebut.Dan kalaupun


mengartikan juga yang ada mereka bisa kehabisan waktu”.30

Dari kutipan wawancara diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa

metode penyampaian yang digunakan melalui metode ceramah dan tanya

jawab cukup efektif karena dengan kedua metode tersebut pembimbing

mampu memanfaatkan waktu dengan maksimal.

Selanjutnya mengenai target pencapaian materi yang diberikan

pembimbing, dapat diukur melalui hasil wawancara pembimbing agama

Ust. H. Endang Hadi Husna S.Ag. Sebagai berikut.

“Mengenai target pencapaian materi ada, hanya saja bersifat


fleksibel. Terkadang kita menyiapkan suatu materi ternyata mereka
begitu antusias sehingga berkembang maka nanti bisa berlanjut
dalam 1,2, dan 3 pertemuan. Tapi target secara umum tetap ada
kita tetapkan hanya pencapaiannya fleksibel karena kita
menyesuaikan dengan tanggapannya.”31

Penulis mencoba menjelaskan dari hasil wawancara (Ust. H.

Endang Hadi Husna S,AG) mengenai evaluasi atau mengukur tingkat

pencapaian tujuan (target) bahwa target yang dicapai belum menghasilkan

gambaran yang jelas bagi ketentuan Materi secara keilmuan. Hal ini

Target memungkinkan untuk dapat diperbarui secara kompetitif dan

efektif .

30
Wawancara pribadi dengan Ustadz H. Endang Husna Hadi, S.Ag., Masjid Agung Al-
Ikhlas, Pondok Cabe Ilir, 18/05/ 2017, Kamis,pukul 21:35-22:10 WIB.
31
Wawancara pribadi dengan Ustadz H. Endang Husna Hadi, S.Ag., Masjid Agung Al-
Ikhlas, Pondok Cabe Ilir, 18/05/ 2017, Kamis,pukul 21:35-22:10 WIB.
70

3. Evaluasi Output

Mengenai evaluasi output yaitu mengukurkeluaran atau hasil dari

pelaksanaan serta pencapaian program, dapat dilihat dari hasil wawancara

yang telah dipaparkan oleh Pembimbing Agama (IRMA) dalam program

pengajian kitab Akhlakul Banin (Ust.H. Endang Hadi Husna S,Ag)

didalam wawancaranya pembimbingjuga memaparkan mengenai hasil dari

program bimbingan agama pengajian kitab Akhlakul Banin yang menjadi

salah satu tolak ukur perkembangan para remaja atau jama‟ah yang

mengikutinya. Seperti yang dikutip dari-hasil wawancara beliau.

“Jadi outputnya kita bisa lihat keaktifan mereka dimasjid


juga keaktifan mereka terhadap kegiatan-kegiatan keagamaan
mereka dimasjid dan kemudian mereka juga aktif dimasyarakat,
yakni di Rt-nya dan di Rw-nya kemudian kita bisa lihat juga dari
apresiasi yang diberikan oleh orang tua-nya dan keluarga-nya.Jadi
untuk program ini Anak-anak kudu pintar dan siap bimbingan dan
memiliki semangat belajar yang tinggi jadi itu menggambarkan
program yang telah mereka ikuti sebagai program yang efektif.”32

Selain pembimbing, mengenai output dari anggota (IRMA) juga

memaparkan sebagai berikut.

“Hasil yang didapat yang baru bisa saya rasakan itu jalinan
silaturahmi, jadi komunikasi antara Remaja Masjid Agung Al-
Ikhlas sama para kakak-kakak senior (IRMA) yang dulu lalu
dengan orang tua – orang tua yang ada di masjid. Kemudian
jama‟ah sekitar masjid tuh kita komunikasinya lebih terbuka,
silaturahminya lebih terbuka, Khususnya kalau kita ngadain
acara.”33

“karena seringnya kita bertemu di pengajian kitab Akhlakul Banin,


jadi kalau mau ngadain acara itu bisa bareng-bareng sama orang

32
Wawancara pribadi dengan Ustadz H. Endang Husna Hadi, S.Ag., Masjid Agung Al-
Ikhlas, Pondok Cabe Ilir, 18/05/ 2017, Kamis,pukul 21:35-22:10 WIB.
33
Wawancara Pribadi dengan Ibnu Hibban, Masjid Agung Al-Ikhlas Pondok Cabe Ilir,
Jum‟at, 19/05/2017 Pukul 13:45 – 14:15 WIB.
71

tua kemudian IRMA-IRMA yang dulu. Kalau dulu kan pernah


kaya gitu biasanya remaja-remaja. Kemudian Anak-anak remaja
jadi sering banget nongkrongnya di masjid.”34

Hal senada juga disampaikan oleh Zulfahmi selaku ketua IRMA (Ikatan

Remaja Masjid Agung Al-Ikhlas sebagai berikut.

“Kalau hasil yang bisa di ambil buat di masyarakat


khususnya remaja seperti saya ya lebih mengetahui tentang akhlak.
Akhlak pada orang tua, akhlak remaja gitu kan. Kemudian orang
tua juga yaa paham gimana menyikapi mungkin kenakalan-
kenakalan remaja.Jadi lebih tau, jadi secara secara teori dapet
kemudian di praktekan juga dapet apalagi kalau dalam pengajian
kitab jadi Prakteknya juga secara Islami.”35

Dari output yang didapat berdasarkan wawancara pembimbing dan

para jama‟ah atau remaja terbimbingyaitu dimulai dari keaktifan remaja

dapat dilihat ketika apa – apa yang mereka dapat dari pengajian kitab

Akhlakul Banin sehingga, dapat di aplikasikan di mulai dari keaktifan

mereka di masjid maupun di sekitar lingkungan tempat tinggal mereka.

hanya saja mengenai keterbukaan komunikasi dalam hal pengadaan acara

belum dapat dilaksanakan secara optimal bagi pengembangan program

pengajian kitab Akhlakul Banin itu sendiri.

a. Tujuan Program

Program pengajian kitab Akhlakul Banin diadakan dengan tujuan

mencetak remaja yang mengedepankan Akhlakul karimah (Akhlak yang

Mulia), dan mensyiarkan dakwah melalui faham Ahlu sunah Wal Jama‟ah

serta meningkatkan tali persaudaraan sesama umat islam dilapisan

34
Wawancara Pribadi dengan Leo Christianto, Masjid Agung Al-Ikhlas Pondok Cabe
Ilir, Jum‟at, 19/05/2017 Pukul 10:55 – 11:24 WIB.
35
Wawancara Pribadi dengan Zulfahmi, Masjid Agung Al-Ikhlas Pondok Cabe Ilir,
Jum‟at, 19/05/2017 Pukul 16:30 – 16:50 WIB.
72

masyarakat.Sebagaimana yang diutarakan oleh Pengurus IRMA dengan

wawancaranya sebagai berikut.

“tujuan dari program pengajian Akhlakul Banin yaitu: yang


pertama Tunjukkan, Aplikasikan, Remaja Masjid Agung Al-Ikhlas
dengan mengedepankan Akhlakul Karimah, Menegakkan kalimat
tauhid melalui faham Ahlu Sunah Wal Jama‟ah dan Meningkatkan
Ukhuwah Islamiyah sesama masyarakat.”36

Dari beberapa output yang telah dijelaskan telah dapat

menggambarkan dari tujuan program pengajian kitab Akhlakul Banin yang

mana Kitab tersebut berisikan nilai-nilai yang membentuk perilaku

keagamaan yaitudengan menunjukkan serta mengaplikasikan akhlak yang

baik.Isi dari tujuan tersebut merupakanunsur-unsur dari pada kandungan

kitab Akhlakul Banin yang mencakup beberapa materi-materi tentang

pembentukan ciri-ciri sikap atau akhlak yang dapat di tauladani bagi

jama‟ah atau para penuntut ilmu khususnya untuk remaja terbimbing

dalammeningkatkan perilaku keagamaan berdasarkan dengan prinsip

Ahlussunah Wal Jama‟ah.

36
Wawancara pribadi dengan Drs. Junaedi Abyan.S.H. Masjid Agung Al-Ikhlas, Pondok
Cabe Ilir, 18/05/2017, Jum‟at Pukul 19:45-20:35 WIB.
73

C. Faktor Pendukung dan Penghambat Program Bimbingan Agama

dalam MeningkatkanPerilaku Keagamaan Remaja diIkatan Remaja

Masjid Agung Al-Ikhlas (IRMA),Pondok Cabe Ilir – Tangerang

Selatan

Dalam sebuah program yang terdapat di lembaga maupun

organisasi pasti tidak terlepas dari faktor pendukung dan faktor

penghambat. Begitu pula para pembimbing dan anggota yang menjadi

bagian dari berjalannya program pengajian kitab Akhlakul Banin di Ikatan

Remaja Masjid Agung Al-Ikhlas, Pondok Cabe Ilir, juga merasakan apa-

apa yang menjadi kelebihan dan kekurangan yang terjadi dalam

berjalannya program (Bimbingan Agama).

Mengenai faktor pendukung dan penghambat adalah menjadi salah

satu bagian darievaluasi yang dilakukan dan juga merupakan suatu bagian

dari proses perkembangan program yang telah dijalankan.

Di awali dengan faktor pendukung dalam kegiatan bimbingan

agama yang disampaikan oleh Pengasuh sekaligus Penasihat (IRMA) Drs.

Junaedi Abyan S.H. yaitu dukungan masyarakat dan antusias masyarakat

dalam mengikuti kegiatan bimbingan agama.Adapun faktor penghambat

dari kegiatan bimbingan agama adalah masih banyak sarana dan prasarana

yang kurang memadai.

Hal ini terungkap dari hasil wawancara pribadi yang dilakukan

oleh penulis kepada BapakDrs. Junaedi Abyan S.H, adapun hasil

wawancara tersebut adalah sebagai berikut.


74

Ada beberapa faktor yang menjadi pendukungnya program


ini berjalan dan juga ada beberapa faktor yang menjadi
penghambat program ini berjalan.Untuk faktor pendukungnya ialah
jama‟ah yang ikut serta dan masyarakat Antusias yang sangat
minat.Dan juga faktor yang ditinjau dari sarana prasarana yang
dapat dilengkapi.Dan faktor penghambat yakni masih ada beberapa
fasilitas sarana prasarana yang kurang mendukung.37

Dalam sebuah program yang di adakan Organisasi Ikatan Remaja

Masjid Agung Al-Ikhlas (IRMA) bahwa Jama‟ah atau masyarakat yang

ada di lingkungan sekitar masjid merupakan bagian dari faktor pendukung

bagi berjalannya program pengajian kitab Akhlakul Banin. Karena mereka

memiliki dukungan dan antusias yang sangat minat dalam mengikuti

program pengajian kitab Akhlakul Banin. Dukungan dan antusias itu dapat

dilihat dari mereka-mereka yang turut serta hadir khususnya bagi para

remaja dan mereka sebagian tidak hanya sekedar hadir atau turut serta saja

akan tetapi mereka juga membantu dalam perihal kebutuhan yang ada

dalam program.

Apabila terdapat faktor pendukung dalam suatu Organisasi maka

adakalanya terdapat juga faktor penghambat.Seperti yang dikutip dari hasil

wawancara diatas bahwa mengenai faktor penghambat berjalannya

program yaitu berkaitan dengan fasilitas yang kurang mendukung. maksud

dari fasilitas kurang mendukung ialah seperti halnya kebutuhan dalam

program yang berkaitan tentang media penyampaian materi, yaitu berupa

Infocus dan layar yang mana sampai saat ini penyampaian materi dirasa

kurang menunjang.

37
Wawancara Pribadi dengan Drs. Junaedi Abyan S.H. di Kediaman Beliau, Pondok
Cabe Ilir, Jum‟at 19/05/2017, Jum‟at, pukul 19:45-20:35 WIB.
75

Pada faktor pendukung dan penghambat selanjutnya tidak jauh

berbeda dengan apa yang disampaikan pada wawancara Bapak Drs.

Junaedi AbyanS.H, dalam hal ini Ust. H. Endang Hadi Husna S.Ag selaku

pembimbing agama program pengajian kitab Akhlakul Banin, juga

mengatakan bahwa faktor pendukung dalam kegiatan ini adalah antusias

dari tokoh agama beserta masyarakat, dan ada sarana prasarana yang

cukup untuk yang bisa digunakan dalam pelaksanakan bimbingan agama.

Adapun faktor penghambat dari kegiatan bimbingan agama yaitu

komunikasi yang belum intensif dengan orang tua dari adik-adik remaja.

Pernyataan tersebut dapat diperkuat dan diuraikan sesuai dengan

hasil wawancara pribadi bersama Ust. Endang Husan Hadi S. Ag, berikut

ini.

Berbicara mengenai faktor pendukung dan penghambat


bahwa untuk faktor pendukung adalah para tokoh agama dan
masyarakat sangat mendukung dan memberikan dukungan penuh
kemudian fasilitas yang tersedia juga kita biasa gunakan yakni
seperti menggunakan fasilitas tempat di Masjid Agung Al-ikhlas
bahkan Musholla yang lain juga ikut menyediakan tempatnya dan
itu menjadikan faktor pendukung yang sangat utama. Dan faktor
penghambatnya adalah komunikasi yang belum terjalin intensif
dengan orang tua dari adik-adik Remaja ini sehingga kita belum
bisa sepenuhnya menselaraskan dengan kebutuhan masing-masing
dari Remaja ini.
Kemudian yang lain adalah meskipun kita tidak
menaruhkan dukungan dari pemerintah tapi itu memang belum
lebih cepat tindak pemerintah andai kata mendukung maka
hidupnya akan jauh lebih baik lagi.38

38
Wawancara pribadi dengan Ustadz H. Endang Husna Hadi, S.Ag., Masjid Agung Al-
Ikhlas, Pondok Cabe Ilir, 18/05/ 2017, Kamis,pukul 21:35-22:10 WIB.
76

Dari hasil wawancara yang telah disampaikan oleh beliau (Ust.H.

Endang Husna Hadi S,Ag) mengenai faktor pendukung. penulis

berpendapat bahwa salah satu yang menjadi potensi bergeraknya program

ini adalah adanya dukungan dari tokoh agama dan masyarakat Pondok

Cabe Ilir. Karena dukungan tokoh agama dan masyarakat menjadi peran

penting dalam berjalannya program pengajian kitab Akhlakul

Banin.Karena tanpa adanya dukungan dari tokoh agama dan masyarakat

maka program tidak dapat berjalan dengan maksimal.

Dari bentuk faktor pendukung tersebut seperti halnya masyarakat

menyediakan tempat diluar masjid seperti mushalla yang itu dapat

digunakan untuk pengajian dan ta‟lim bersama. Dan juga masyarakat

mengikuti program yang ada seperti para remaja mengikuti program

pengajian kitab Akhlakul Banin, Talim Qur‟an, Kajian Tematik. Dengan

itu semua menjadi dorongan demi tercapainya tujuan Ikatan Remaja

Masjid Agung Al-Ikhlas (IRMA), yakni agar meningkatnya perilaku

keagamaan masyarakat Pondok Cabe Ilir khususnya bagi para remaja.

Sedangkan faktor pendukung dan penghambat yang di sampaikan

oleh ketua anggota Ikatan Remaja Masjid Agung Al-Ikhlas (IRMA),

Zulfahmi, mengenai program bimbingan agama pengajian kitab Akhlakul

Banin sebagai berikut.

“Menjadi kelebihan (faktor pendukung) bagi saya buat program ini


berjalan dengan dukungan dari masyarakat yang selalu
memberikan support satu sama lain agar terus berjalannya program
ini dan juga para ustadz yang memberikan ilmunya kepada saya,
apalagi dengan cara mengajarnya yang dikaitkan dengan cerita atau
kisah-kisah Nabi dan juga dikesinambungkan dengan realita yang
77

ada pada saat ini yang menjadikan daya tarik juga bagi saya selaku
yang terbimbing. Diluar itu yang menjadi kelebihan program ini
ada sarana prasarana yang selalu didukung juga oleh para anggota
(IRMA) dan Dewan Kepengurusan Masjid.”39
“Faktor kekurangan atau bisa dibilang faktor penghambat yaitu
adakalanya dari segi lemahnya dukungan support teman-teman
anggota yang ditujukan kepada remaja-remaja yang tinggal di
lingkungan sekitar masjid sehingga sampai saat ini mulai
berkurang bagi para remaja untuk mengikuti program pengajian
kitab akhlakul banin ini. Biasanya dulu ada banyak temen-temen
remaja yang ikut dimulai dari para pemuda dan remaja-remaja
Pondok Cabe Ilir sampai ikatan Pemuda Pancasila Pondok Cabe,
sampai juga remaja-remaja yang suka ikut ngaji di pondok
pesantren Nurmedina juga menyempatkan waktu untuk ikut hadir
di program pengajian kitab Akhlakul Banin ini.40

Adanya dukungan atau suport masyarakat menjadi faktor

pendukung yang sangat kuat dalam berjalannya pelaksanaan program

pengajian kitab Akhlakul Banin apalagi dengan adanya support dari

masyarakat yang ditujukan kepada anggota (IRMA).

Berbicara mengenai support adakalanya kurang terbangunantar

sesama angggota karena support merupakan pemicu semangat antar

anggota satu sama lain seperti yang di utarakan dalam wawancara tersebut.

Yakni penjelasannya bahwa jika didalam organisasi tak ada jalinan erat

antar satu sama lain, adakalanya organisasi tersebut sulit untuk

berkembang dalam menjalankan programnya karena tidak adanya

hubungan emosional dan supportifitas antar sesama. Maka dari itu

pentingnya support antar sesama anggota dapat mengatasi kendala-kendala

yang terjadi dalam berjalannya program tersebut.

39
Wawancara Pribadi dengan Zulfahmi, Masjid Agung Al-Ikhlas Pondok Cabe Ilir,
Jum‟at, 19/05/2017 Pukul 16:30 – 16:50 WIB..
40
Wawancara Pribadi dengan Zulfahmi, Masjid Agung Al-Ikhlas Pondok Cabe Ilir,
19/05/2017 Jum‟at Pukul 16:30-17:50 WIB.
78

Menurut anggota Ikatan Remaja Masjid Agung Al-Ikhlas (IRMA),

( Leo Christanto ) bahwa faktor pendukung dan penghambat dapat dilihat

dari lokasi atau tempat pengajian kitab Akhlakul Banin itu dilaksanakan.

Seperti yang di jelaskan pada wawancara tersebut.

“Dan yang menjadi faktor keunggulan atau kelebihan bahwa


program pengajian kitab Akhlakul Banin ini peserta yang
mengikuti berjalan kondusif dan efisien hanya saja yang menjadi
tolak ukur kekurangannya adalah seorang pengajar yang
memberikan penyampaiannya kurang luwes dan juga kondisi
tempat pengajian yang diadakan di masjid Agung Al-Ikhlas
persisnya terletak di pinggir jalan raya yang kadang terganggu
dengan kebisingan suara knalpot motor lalu lalang.”41

Dari sekian penjelasan mengenai faktor pendukung dan

penghambat yang telah disampaikan oleh saudara (Leo Christanto) yang

merupakan Anggota IRMA Ikatan Remaja Masjid Agung Al-

ikhlas.Penulis mencoba menjelaskan mengenai hal tersebut.bahwa yang

menjadikan faktor pendukungnya adalah terciptanya suasana kondusif

dalam artian dimana program pengajian kitab Akhlakul Banin berjalan,

semua para jama‟ah yang mengikuti program pengajian tersebut. Mereka

dapat mengikuti dengan fokus ( tidak ada yang bercanda atau mengobrol ).

Sedangkan penjelasan penulis mengenai faktor penghambat yang

telah diwawancarai tersebut.Yaitu adakalanya seorang ustadz atau

pembimbing agama pengajian kitab Akhlakul Banin harus bisa

mempresentasikan dengan luwes atau bisa disebut juga dengan

penyampaian yang mudah dipahami serta menarik.Karena hal itu termasuk

menjadi bagian pendukung para jama‟ah atau remaja yang selaku

41
Wawancara Pribadi dengan Leo Christianto, Masjid Agung Al-ikhlas Pondok Cabe
Ilir, Jum‟at, 19/05/2017 Pukul 10:55 – 11:24 WIB.
79

mengikuti pengajian Akhlakul Banin tersebut.Apabila keluwesan tidak

didapat oleh pembimbing maka daya tarik dan dorongan jama‟ah untuk

mengikuti pengajian Akhlakul Banin tersebut dapat berkurang karena

terjadinya kebosanan atau kurang dapat pemahaman yang lebih jelas serta

menarik untuk dimengerti.

Mengenai faktor yang kedua bahwa tempat atau lokasi pengajian

dapat menjadi salah pengaruh bagi kekondusifan pelaksanaan program

pengajian Akhlakul Banin. Yaitu lokasi pengajian yang di adakan di

Masjid Agung Al-Ikhlas yang tepatnya berlokasi di pinggir jalan raya ini

dapat terganggu dengan adanya kebisingan akibat suara knalpot

kendaraan.karena seiring pengajian dimulai disamping itu banyak juga

kendaraan yang berlalu-lalang didepan masjid sehingga bisingan suara

knalpot kendaraan sampai ke telinga para jama‟ah dan pembimbing agama

sehingga mengganggu aktifitas program yang sedang dilaksanakan.

Bersambung dengan hasil wawancara yang di jelaskan juga oleh

anggota (IRMA) Saudara Ibnu Hibbban, yang mengikuti program

pengajian kitab Akhlakul Banin kurang lebih sudah mencapai satu

tahun.Hal ini masih berkaitan dengan faktor pendukung dan penghambat

pada pelaksanaan program pengajian kitab Akhlakul Banin. Dalam

wawancara Saudara Ibnu Hibban menjelaskan sebagai berikut.

“Mengenai kelebihan dan kekurangan program pengajian kitab


Akhlakul Banin sangat luar biasa untuk anak-anak khususnya
untuk saya pribadi untuk membenahi atau untuk memantapkan
akhlak saya. Kemudian kekurangan itu mungkin dari pengajarnya
yakni dalam memberikan penjelasannya kurang detail karna kalau
80

masalah tentang akhlak itu luas, perlu dikaji dengan jelas dan
dalam-dalam.”42

Penjelasan dari apa yang disampaikan oleh saudara Ibnu Hibban

mengenai faktor pendukung bahwa salah satunya adanya program

Pengajian Kitab Akhlakul Banin itu sendiri yang membuat Ibnu Hibban

dan anak-anak remaja lainnya selalu terdukung untuk ikut serta dan juga

dapat bermanfaat untuk pribadinya masing-masing karena pengajian kitab

Akhlakul Banin luar biasa sebab dari beberapa manfaatnya diantanya

dapat memantapkan akhlak atau meningkatkan perilaku keagamaan demi

menjalani hidup yang lebih baik.

Sedangkan mengenai faktor penghambat atau kekurangannya yaitu

terdapat pada pengajarnya atau pembimbing agama pengajian Kitab

Akhlakul Banin, yang belum dapat menguasai penyampaiannya karena

pada wawancara tersebut Ibnu Hibban memaparkan bahwa segi

penyampaian yang diberikan oleh pengajarnya kurang detail. Dalam hal

ini dapat menjadi suatu evaluasi untuk pengajar bahwa berbicara Ilmu

Akhlak itu harus dipaparkan dengan detail atau jelas. Karena berbicara

mengenai akhlak maka berbicara menyangkut kehidupan banyak orang

yang dilihat dari sudut pandang perilaku atau cerminan jiwa sehari-

hari.Maka penting sekali untuk menguasai penyampaian dalam mengajar

agar para jama‟ah atau para remaja yang mengikuti pengajian kitab

Akhlakul Banin dapat memahami dan juga mengaplikasikan ilmunya

sehari-hari di lingkungan tempat tinggal mereka masing-masing.

42
Wawancara Pribadi dengan Ibnu Hibban, Masjid Agung Al-Ikhlas Pondok Cabe Ilir,
Juma‟at, 19/05/2017 Pukul 13:45 – 14:15 WIB.
81

D. Analisis SWOT Program Pengajian Kitab Akhlakul Banin Ikatan

Remaja Masjid Agung Al-Ikhlas (IRMA)

1. Analisis SWOT

SWOT adalah akronim untuk kekuatan (Strengths), kelemahan

(Weakness), dan peluang (Opportunities), ancaman (Threats) dari

lingkungan eksternal perusahaan.43

Tujuan utama dari analisis SWOT adalah untuk mengidentifikasi

Strategi yang selaras.Menyesuaikan atau mencocokkan sumberdaya dan

kemampuan organisasi dengan tuntutan lingkungan di mana organisasi

bersaing.

Analisis SWOT

Kekuatan (Strengths) Kelemahan (Weakness)

1.Kualitas metode program pengajian 1. Target program pengajian kitab

kitab Akhlakul Banin. Akhlakul Banin kurang optimal.

2. Kualitas materi program pengajian 2. Waktu penyelenggaraan program

kitab Akhlakul Banin. yang masih minim (Sebentar).

3. Dukungan erat dari pembimbing 3. Pengembangan program pengajian

dan juga pengurus dalam kitab Akhlakul Banin.

meningkatkan kinerja program.

Peluang (Opportunities) Ancaman (Threats)

43
David, Fred R. Manajemen Strategis (Jakarta: PT. Salemba Empat, 2006), h.34.
82

1. Dukungan masyarakat terhadap 1. Kurangnya minat remaja dalam

program pengajian kitab Akhlakul mengikuti Program pengajian kitab

Banin. Akhlakul Banin.

2. Kerjasama dengan lembaga atau 2. pengaruh negatif Globalisasi di

organisasi lain. bidang teknologi yang mampu

mengubah gaya hidup para remaja

saat ini.

Eksternal

Internal Peluang (O) Ancaman (T)

Kekuatan (S) Memanfaatkan kualitas Memanfaatkan kualitas

materi program pengajian metode penyampaian

kitab Akhlakul Banin program kitab Akhlakul

untuk meningkatkan Banin untuk

dukungan masyarakat menghindari penurunan

(remaja) terhadap minat remaja dalam

program pengajian kitab mengikuti program

Akhlakul Banin. (SO) tersebut. (ST)

Kelemahan (W) Mengatasi kesulitan- Mengatasi permasalahan

kesulitan minimnya waktu

dalampengembangan pelaksanaan program

programyaitu dengan serta target yang belum

bekerja sama antar cukup menunjang untuk

lembaga luar atau mengoptimalkan


83

organisasi luar untuk program pengajian kitab

memanfaatkan peluang. Akhlakul Banin (WT)

(WO)

Berdasarkan analisis lingkungan internal dan eksternal organisasi

maka dapat diformulasikan pada alternatif strategi yang dapat

dilaksanakan. formulasi strategi ini dilakukan dengan analisis SWOT.

Berdasarkan hasil analisis matriks SWOT, maka alternatif yang dapat

diperoleh adalah :

1. Strategi S.O

Memanfaatkan dukungan dan kerjasama antar pembimbing dan

pengurus agar kinerja pelaksanaan Program dapat dilakukan dengan

efektif. Agar meningkatkan dukungan masyarakat melalui metode dan

materi yang disajikan pada program pengajian kitab Akhlakul Banin.

2. Strategi W.O

memanfaatkan kerjasama antar lembaga atau organisasi lain agar

pengembangan program dapat dilakukan dengan efektif dan dapat

ditingkatkan lagi.serta mampu mengukur pencapaian-pencapaian yang

telah dilaksanakan pada program tersebut.

3. Strategi S.T

Memanfaatkan metode penyampaian beserta materi yang inovatif

sebagai suatu bentuk kekuatan internal program pengajian kitab Akhlakul


84

Banin agar para jama'ah yang mengikuti dapat tertarik dan antusias

dikarenakan materi dan metode penyampaian yang diberikan lebih inovatif

dan cenderung tidak monoton.

4. Strategi W.T

Mengatasi kelemahan internal dalam hal keminiman waktu pada

pelaksanaan yang diadakan dan juga target yang masih belum dapat di

perbarui, sebab target yang diberikan pembimbing dalam program

pengajian kitab Akhlakul Banin disini masih bersifat fleksibel dalam

artian target yang diberikan hanya sebatas melihat dari respon para

jama'ah.Strategi ini dapat dilakukan dengan memindahkan serta

menambahkan waktu pelaksanaan program dan memperbarui target dari

program tersebut.

2. Pemilihan Strategi

Pemilihan strategi ini merupakan suatu bentuk tujuan untuk

menentukan strategi yang dapat dijalankan oleh organisasi serta strategi

mana yang menjadi prioritas untuk dilaksanakan dengan tujuan

pengambangan program pengajian kitab Akhlakul Banin. strategi yang

bisa dijalankan oleh Organisasi Ikatan Remaja Masjid Agung Al-Ikhlas

secara berurutan :

a. Meningkatkan dukungan masyarakat melalui metode dan materi yang

lebih inovatif.

b.Mengganti waktu pelaksanaan program dan memperbarui target program

agar dapat berjalan dengan efisien dan relevan.


85

c.Bekerjasama dengan lembaga atau organisasi lain terhadap

pengembangan program.

d.Dukungan pembimbing dan pengurus dalam meningkatkan antusias

anggota pada program pengajian kitab Akhlakul Banin.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan pada pembahasan sebelumnya maka

penulis memberi kesimpulan bahwa :

1. Mengenai pelaksanaan program pengajian kitab Akhlakul Banin, yang

pertama diselenggarakan di Masjid Agung Al-Ikhlas, Pondok Cabe

Ilir, yakni dilaksanakan pada hari rabu ba’da shalat maghrib

berjama’ah sampai dengan sebelum masuk waktu isya. Dipimpin oleh

Pembimbing Agama Ikatan Remaja Masjid Agung Al-Ikhlas (IRMA),

yaitu Ust. Endang Husna Hadi S.Ag. yang yang kedua diikuti oleh

berbagai jama’ah seperti orang tua, dewasa, dan remaja.mayoritas

jama’ah yang mengikuti pengajian yaitu Anak SMP dan SMA.

Sedangkanjama’ah remaja pada objek penelitian disini yakni memiiki

latar belakang pendidikan agama yang baik.

Metode penyampaian yang digunakan pembimbing yaitu ada dua

metodediantaranya yang pertama adalah metode ceramah umum dan

yang kedua menggunakan metodetanya jawab antara pembimbing

dengan para jama’ah. Sedangkan kitab Akhlakul Banin merupakan

pedoman materi yang dipakai oleh pembimbing sebagai sumbermateri

pengajian yang korelasikan dengan Ayat Suci Al-qur’an dan Hadits

juga disertai dengan contoh-contoh yang ada pada fenomena saat ini,

serta target yang ditentukan oleh pembimbing secara fleksibel.

107
108

2. Mengenai evaluasi atau mengukur hasil pencapaian dari pelaksanaan

program yang didapatkan melalui para informan dengan

menggunakanmetodewawancara, penulis menjelaskan bahwa Evaluasi

Program Bimbingan Agama (IRMA) dalam Meningkatkan Perilaku

Keagamaan Remaja yakni dievaluasi melalui Model Evaluasi Input,

Evaluasi Proses dan Evaluasi Output.

a. Evaluasi Input meliputi spesifikasi programbimbingan

agamayang dilaksanakan yaitu program pengajian kitab

Akhlakul Banin, berikut identifikasilatar belakang pembimbing

agama yang telah sesuai dengan pengalaman yang memadai

dalam hal bimbingan agama, mengenai jama’ah remaja yang

mengikutipengajianyaitu rata-rata lulusan Pondok Pesantren

maka saat mengikuti, mereka dapat memahami materi yang

diberikan oleh pembimbing agama dengan baik.serta

tercapainya tujuan dilaksanakannnya programpengajian yaitu

untuk menegakkan kalimat tauhid dengan faham Ahlus sunnah

wal Jama'ah serta mempererat tali ikatan sesama ukhuwah

islamiyah.

b. Evaluasi proses meliputi pelaksanaan program diantaranya

mengenaiminimnya waktu pelaksanaanprogrampengajian yaitu

waktu pelaksanaannya dapat diperkirakan sekitar 35-40 menit

yang dimulai setelah shhalat maghrib sampai dengan sebelum

masuknya waktu adzan isya,sumber materi yang dipakai pada

program pengajian yaitu kitab Akhlakul Banin yang


109

dikesinambungkan dengan Ayat Suci Al-qur’an dan Hadits,

hanya sajatarget pencapaian Materi Pengajian ditentukan

sebatas melalui penyesuaian tanggapan serta perkembangan

jama’ah dinilai cukup berhasil karena selain efektif materi dapat

memberikan manfaat yang dapat dirasakan remaja diantaranya

yaitu remaja termotivasi untuk bersikap taat kepada orang tua

dan menghormati guru. kemudian remaja dapat mengetahui

bagaimana menyikapi pergaulan di masyarakat dengan akhlak

yang baik.. kemudian mengenaimetode

penyampaianpembimbing yakni menggunakanmetode ceramah

umum dan dialog interaktif ( tanyajawab ) antara pembimbing

dan jama’ah.

c. Evaluasi output yaitu hasil keluaran yang didapat jama’ah

remaja dari pengajian kitab Akhlakul Banin. hasil yang didapat

yakni meliputikeaktifan remaja terhadap kegiatan pengajian di

masjid maupun kegiatan masyarakat,terjalinnya kedekatan

emosional serta komunikasi antar sesama

Anggota(IRMA)maupun remaja di lingkungan Pondok Cabe Ilir

dan juga mengenai ketaatan remaja terhadap orang tua.

Mengenai hasil dari evaluasi program dapat diketahui sebagaimana

yang telah di kemukakan diatas. bahwa evaluasi pelaksanaan program

pengajian kitab Akhlakul Banin terbilang cukup maksimal, karena adanya

dampak positif bagi perilakukeagamaan remaja yang mengikuti program


110

pengajian kitab Akhlakul Banin ini. Serta memberikan perubahan dan

manfaat bagi remaja sebagai jama’ah terbimbing.

3. Faktor pendukung yang dikemukakan yaitu diantaranya adalah

dukungan masyarakat dan antusias yang baik, pembimbing yang

memiliki pengetahuan dan pengalamanyang luas dalam menjalankan

program pengajian kitab Akhlakul Banin.

Faktor penghambat yaitu diantaranya yang petama adalah kondisi

tempat pengajian yang diselenggarakan di Masjid Agung Al-Ikhlas

persisnya di pinggir jalan raya yang kadang terganggu dengan

kebisingan suara kendaraan, sertakurang detailnya pembimbing dalam

hal menyampaikan penjelasan materi.

B. Saran

Berikut beberapa saran mengenai Evaluasi Program Bimbingan

Agama dalam Meningkatkan Perilaku Keagamaan Remaja

di(IRMA)Ikatan Remaja Masjid Agung Al-Ikhlas, Pondok Cabe Ilir –

Tangerang Selatan. yaitu :

1. Mengadakanevaluasi rutin dalam Setahun sekali atau per-periode, dan

evaluasi bulanan. Agar program – program yang ada dapat diukur tingkat

keberhasilan program-program yang telah ditetapkan dan juga

dilaksanakan.

2. Paraanggota remaja (IRMA) membuat data dan dokumentasi yang dapat

menunjukkan situasi dan kondisi para remaja dan jama’ah yang aktif

dalam mengikuti program-program yang ditetapkan.


111

3. Pengasuh diusahakan untuk lebih aktif dalam mengadakan pertemuan

dengan para anggota untuk mengevaluasi.

4. Pembimbing harus lebih dekat lagi dengan para jama’ahnya khusunya

remaja.

5. Waktu program pengajian dapat ditambah dengan memindahkan jadwal

yang sudah ditentukan melalui musyawarah berdasarkan kesepakatan

bersama.Agar pelaksanaan program pengajian dapat dilakukan dengan

optimal.

6. Pengurus harus dapat memberikan support kepada anggota agar anggota

dapat lebih aktif lagi.


DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M. Yatimin, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur‟an (Jakarta: Amzah


2007).
Agustini, Hendriati, Pikologi Perkembangan (Bandung:Refika Aditama, 2006).
Ali, Mohammad, Asrori, Mohammad. Psikologi Remaja perkembangan peserta
didik (PT Bumi Aksara, 2011). Cet. Ke-7.
Alwisol . Psikologi Kepribadian edisi revisi. Malang : UUM Press, 2011
Arifin H.M., Pedoman Pelaksanaan Bimbingan Agama, (Jakarta: Golden Terayon
Press).
Arikunto, Suharsimi dkk, Evaluasi Program Pendidikan Pedoman Teoritis bagi
Praktisi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009).
_________, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2002).
Daradjat, Zakiyah, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1996).
Daryanto, Evaluasi Pendidikan (Jakarta: PT:Rineka Cipta, 2012).
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa,
(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008).
Departemen Agama RI, Al-„Alliy Al-Qur’an dan Terjemahnya (Bandung:
CV.Penerbit Diponegoro,2011).
Djuju, Sudjana, Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah. (Bandung:PT.
Remaja Rosdakarya, 2008).
E.H, Tambunan. Remaja sahabat kita, (Indonesia Publishing House:Bandung
Indonesia, 1981).
Faojah dan Gazi, Psikologi Agama Memahami Pengaruh Agama Terhadap
Perilaku Manusia, (Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta : 2010).
Faqih, Ainur Rokhim, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, (Yogyakarta: UII
Pres, 2001).
Fred R. David, Manajemen Strategis (Jakarta: PT. Salemba Empat, 2006).
Hawi, Akmal, Seluk Beluk Ilmu Jiwa Agama ,(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2014) Cet. Ke-1.
Hidayati, Nurul, Metodologi Penelitian Dakwah: Dengan Pendekatan Kualitatif,
(Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta. Desember 2006).
Jorgiyanto, Sistem Informasi Strategik untuk keunggulan Kompetitif, (Yogyakarta:
PT. Andi Offset, 2005).
Langgulung, Hasan, Asas-asas Pendidikan Islam (Jakarta: Al-husna, 2000).
Lutfi, M., Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam, (Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Syahid, 2008).
Mu’awanah, Elfi dan Hidayah, Fifa, Bimbingan Konseling Islam, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2009), Cet Ke-2.
Muchtarom, Zaini, Dasar-Dasar Manajemen Dakwah, (Yogyakata: Al-Amin
Press dan IKFA, 1996).
Moleong, Lexy J, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Rosda Karya,
2005), Cet Ke-1.
Partanto, Pius A dan Al-Barry, M. Dahlan. Kamus Ilmiah Popular. (Surabaya:
Arkola 1994).
Poerwandari, E. Kristi, Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku Manusia,
(Depok: LPSP3UI).
Pusat Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:
BalaiPustaka,1990).
Rangkuti, Freddy, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, (Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama, 2006).
Rukmana, Nana, Masjid dan Dakwah, (Jakarta; Almawardi Prima, 2002).
Ruslan, Rosadi, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi, (Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada, 2003).
Sartono, Sukardi Dewa Ketut, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: P.T. Bina
Aksara, 1988), Cet. Ke-1.
Sarwono, Sarlito W, Psikologi Remaja (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2011).
Sujanto, Agus, Psikologi Perkembangan (Jakarta: Rineka Cipta, 1996).
Sukanto, Suryono, Psikologi Pemuda “Problem Pengantar dalam Perkembangan
Pribadi dan Interaksi Sosial” (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002).
Sukardi, M. Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya, (Jakarta: PT. Bumi
Aksara,2009), Edisi1, cet. Ke-3.
Sururin, Ilmu Jiwa Agama (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004).
Syukir, Asmuni, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, Al Ikhlas, (tt), Surabaya.
Walgito, Bimo, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Yogyakarta: Andi
Offset, 1993).
Winkel, W.S., FKIP, IKIP, Senata Darma, Bimbingan dan Penyuluhan di
Sekolah, (Jakarta: P.T Gramedia, 1999).
Wirawan, Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia, Teori, Aplikasi dan Penelitian
(Jakarta:Salemba Empat, 2009).

.
PEDOMAN WAWANCARA

BIOGRAFI PENGASUH IKATAN REMAJA MASJID AGUNG AL-IKHLAS (IRMA)

Nama Lengkap : Drs. Junaedi Abyan S.H.

Tempat Tgl Lahir : Tangerang, 10 April 1958

Alamat :Jalan Cabe 1 No.13 Rt001/07 Pondok Cabe Ilir, Pamulang –


Tangerang Selatan.

Pendidikan :Strata 1 di Universitas Padjajaran

Pengalaman Organisasi :Ketua Organisasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah

Aktifitas :Pembimbing DKM dan Pengasuh IRMA di Masjid Agung Al-


ikhlas Pondok Cabe Ilir

KOLOM PERTANYAAN UNTUK PENGASUH (IRMA)

1. Program bimbingan agama seperti apa yang diadakan (IRMA) terkait tentang
perilaku keagamaan (Akhlak)?
Semua Program pengajian (IRMA) yang berkaitan tentang bimbingan agama
diantaranya adalah Akhlak, Fiqih, Aqidah, dan Muamalah tergabung dan terjadwal.
a. Malam sabtu atau jum‟at malam khusus diadakannya pengajian remaja. (Program tidak
berbeda dengan tahun sebelumnya).
b. Rabu Malam pengajian Kitab Akhlakul Banin.
c. Jum‟at pagi pembahasan Fiqih.
d. Malam minggu atau Sabtu malam khusus kajian Tafsir.
e. Minggu pagi di isi dengan Kajian Subuh (Tematik).
Untuk materi yang diberikan dan dibahas adalah Tafsir Munir, Tafsir Jalalain,
Kitab-kitab Fiqih seperti Riyadhus Shalihin, Fathul Mu‟in, Fiqh Sunnah,
Minhajutholibin, Nasho‟ihul „Ibad. Untuk menegnai Akhlak atau Perilaku Keagamaan
yakni mengkaji Kitab Akhlakul Banin.
2. Apa yang melatar belakangi program dibentuk?
Antusias serta dukungan masyarakat menjadi bagian dari latar belakang
dibentuknya program Bimbingan Agama ini diadakan serta upaya-upaya para tokoh
agama juga ikut berperan aktif untuk menjalankan program tersebut.Seperti program
kajian islami dan kajian kitab-kitab kuning khususnya kitab tentang akhlak.
3. Sudah berapa lama program dilaksanakan?
Program Bimbingan Agama dilaksanakan sejak periode tahun 1972-1973 dan
pemberi materi para alim ulama atau para ustadz, sesuai dengan keahliannya masing-
masing. Umpamanya Pembahasan Tafsir, Pembahasan Al-hadits dan Kitab Akhlak
(Akhlakul Banin), sesuai dengan prinsip Ahlussunah Wal Jama‟ah.
4. Masukan dan tujuan berdirinya program?
Selaku Penasehat, Pembimbing serta Pengasuh IRMA (Ikatan Remaja Masjid
Agung Al-Ikhlas) Khususnya :
1. Tunjukkan dan aplikasikan remaja Masjid Agung Al-Ikhlas Putra dan Putri
kedepankan Akhlakul Karimah.
2. Harus melaksanakan dan Aktifitas Kegiatan Keagamaan sesuai dengan jadwal
yang sudah ditetapkan, disepakati.
3. Wajib mengikuti kegiatan yang dilakukan bapak-bapak ibu-ibu. Artinya :
menyontoh kepada yang tua atau para alim ulama sehinngga menjadi
tuntunan.
5. Siapa pemateri dan siapa saja yang mengikuti program tersebut?
pemberi materi para alim ulama atau para ustadz, sesuai dengan keahliannya
masing-masing.Bagi yang mengikuti Program tersebut diantaranya ada pemuda-pemudi
Anggota Ikatan Remaja Masjid Agung Al-Ikhlas Pondok Cabe Ilir dan umumnya
Remaja sekitarnya.
6. Apa saja yang menjadi faktor pendukung serta penghambat berjalannya program
tersebut?
Ada beberapa faktor yang menjadi pendukungnya program ini berjalan dan juga
ada beberapa faktor yang menjadi penghambat program ini berjalan.Untuk faktor
pendukungnya ialah jama‟ah yang ikut serta dan masyarakat antusias yang sangat
minat.Dan juga faktor yang ditinjau dari sarana prasarana yang dapat dilengkapi.Dan
faktor penghambat yakni masih ada beberapa fasilitas sarana prasarana yang kurang
mendukung.
7. Disamping faktor pendukung dan penghambat program, apa yang menjadi kendala
pada pelaksanaan program?
Dimulainya dari menurunnya tingkat keseriusan para remaja dalam mengikuti
program pengajian kitab Akhlakul banin dikarenakan dapat dilihat dari dua faktor yaitu
yang pertama adalah kurangnya pendekatan para pembina (Anggota IRMA) kepada
remaja-remaja lingkungan masjid agung raya al-Ikhlas sehingga banyak para remaja
mulai berkurangnya antusias dari mereka, dan yang kedua dikarenakan kurangnya
persuasi pembina (Anggota IRMA) sehingga berkurangnya ketertarikan remaja dalam
mengikuti program yang berjalan, dalam artian remaja belum menemukan daya tarik
yang ada dalam kegiatan IRMA khususnya dalam bidang pengajian kitab Akhlakul
Banin.

8. Bagaimana pendapat anda mengenai cara untuk merealisasikan dan memperlancar


program kedepannya?
Masukan untuk merealisasikan dan memperlancar program dari setiap bimbingan
agama seperti perilaku keagamaan atau Akhlak yakni harus dapat diberdayakan seperti.
1.) Membangkitkan semangat para jama‟ah yang ada.
2.) Menghimbau jama‟ah yang belum aktif ke majlis ta‟lim agar mengikuti ta‟lim
rutinitas.
3.) Merangsang jama‟ah dengan bervariasi para ustadz yang menyajikan materi dari
berbagai tempat, lulusan, dan pengalaman masing-masing sehinggga sistem
penyampaian kepada para jama‟ah sangat bervariatif dan tidak membosankan.

Tangerang Selatan, 19 Mei 2017

Drs. Junaedi Abyan S.H.


\

PEDOMAN WAWANCARA

BIOGRAFI PEMBIMBING AGAMA PENGAJIAN KITAB AKHLAQUL BANIN


(IRMA)

Nama Lengkap : Ustadz H. Endang Husna Hadi, S.Ag

Tempat Tgl Lahir : Bogor, 02 Mei 1975

Alamat :PPA Nur Medina di Jl. Cabe III No 79A Rt/Rw 004/004
Pondok Cabe Ilir Pamulang Tangerang Selatan Banten

Pendidikan :S1 IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pengalaman Organisasi :

Aktifitas :Pembimbing haji dan umroh di Travel Arofah Tour yang


beralamat di Radio Dalam Jakarta Selatan. Selain menjadi pembimbing Haji dan Umroh
juga sebagai guru mengaji, di pesantren, di perumahan komplek, maupun di perkantoran.

KOLOM PERTANYAAN UNTUK PEMBIMBING AGAMA KITAB


AKHLAKUL BANIN (IRMA)

1. Program bimbingan agama seperti apa yang diadakan (IRMA) terkait tentang
perilaku keagamaan / (Akhlak) ?
Untuk spesifik kegiatan bimbingan yang berkaitan dengan sikap keagamaan yakni
melalui pengajian kitab, dan kitab yang dipakai yaitu kitab Akhlakul Banin dan
Riyadhus Shalihin. Untuk lebih intensif nya dalam pengajian kitab akhlak yakni satu
kitab yang terfokus adalah kitab Akhlakul Banin.Peserta yakni digabung dalam artian
siapapun boleh ikut mengaji. Seperti bapak-bapak, ibu-ibu, dan anak-anak remaja,
namun mayoritas yang mengikuti ini adalah anak-anak remaja.
Terfokus pada satu kitab yang sebagaimana landasan bimbingan agama diberikan
yakni untuk meningkatkan sikap keagamaan dengan kajian kitab Akhlakul Banin
yakni suatu kitab yang memiliki kelebihan diantaranya dipakai oleh semua faham
kemudian lagi yang banyak dikaji di pondok pesantren modern atau tradisional,
kemudian mindset nya yaitu tentang Akhlak ada tentang aqidahnya, fiqihnya, dan
mayoritas bahasan tentang akhlak.
2. Bagaimana pelaksanaan program bimbingan agama yang diadakan (IRMA)
terkait perilaku keagamaan (Akhlak)?
Yang pertama adalah Program Ceramah Umum kemudian bentuknya ada
kelompok-kelompok kecil juga ada bimbingan yang sifatnya personal (Bimbingan
Individu) seperti : Bimbing remaja (yang masih menghadapi permasalahan yang
berkaitan dengan sikap keagamaan atau Akhlak).
Dan kemudian ada dialog secara interaktif kemudian ada kelas-kelas kecil. Kalau
umum ada materi-materi yang sifatnya umum dan mereka dibikin seperti diskusi.
Kemudian yang pribadi yaitu ada dialog individu semacam menyampikan persoalan
pribadinya dan kita masukan bimbingan disana, bimbingan tentang keagamaan.
3. Apa yang melatarbelakangi program dibentuk?
Mengenai latar belakang program pengajian kitab Akhlak yakni menjadi suatu
kebutuhan dari kedua belah pihak yaitu dari saya (Ust. H. Endang Husna Hadi S,Ag.)
dan pengurus. Karena semua butuh untuk mengajarkan ilmu yang bermanfaat demi
keebutuhan kita.
4. Materi apa saja yang ada pada program?
Untuk tiap-tiap materi yang diberikan yakni dikorelasikan dengan ayat Al-qur‟an,
contohnya : ada ayat dalam Al-qur‟an Surah Luqman yang artinya “Sesungguhnya
kami ini memberikan makan kepada kalian”. Umpamanya seperti memberikan
bantuan yang lainnya seperti uang dan lain-lain. Itu harusnya tidak sama sekali tidak
mengharapkan balasan dan tidak mengharapkan seperti ucapan “Terima Kasih” itu
orang beriman harus seperti itu.
5. Berapa lama durasi waktu pelaksanaan program?
Kalau mengenai waktu Pengajian Kitab Akhlakul Banin yaa waktunya memang
sedikit, karena dimulainya pengajian itu setelah Shalat maghrib berjama‟ah dan
selesainya itu sebelum masuk waktu adzan isya. Jadi manfaatnya para jama‟ah yang
mengikuti Shalat Maghrib di masjid Agung Al-ikhlas dapat mengikuti pengajian
Kitab Akhlakul Banin. jadi disela-sela waktu maghrib sampai isya dapat diisi dengan
Pengajian yang bermanfaat.
6. Siapa saja yang mengikuti (sasaran/objek) program tersebut?
Para remaja yang mengikuti program pengajian Kitab Akhlakul Banin untuk yang
tergabung dalam Ikatan Remaja Masjid Agung Al-Ikhlas (IRMA) mayoritas mereka
yang tinggal dirumah didaerah atau lingkungan yang dekat dari Masjid Agung Al-
Ikhlas rata-rata mereka masih SMA dan SMP.
7. Seberapa besar dampak program terhadap perilaku keagamaan peserta?
Mengenai dampak dari program kegiatan bimbingan agama dalam meningkatkan
Perilaku Keagamaan melalui pengajian Kitab Akhlakul Banin yakni ada, jadi mereka
punya semangat lagi yang tumbuh. Jadi outputnya kita bisa lihat keaktifan mereka
dimasjid juga keaktifan mereka terhadap kegiatan-kegiatan keagamaan mereka
dimasjid dan kemudian mereka juga aktif dimasyarakat, yakni di Rt-nya dan di Rw-
nya kemudian kita bisa lihat juga dari apresiasi yang diberikan oleh orang tua-nya dan
keluarga-nya. Jadi untuk program ini Anak-anak kudu pintar dan siap Bimbingan dan
memiliki semangat belajar yang tinggi jadi itu menggambarkan program yang telah
mereka ikuti sebagai program yang efektif.
8. Seberapa besar efisiensi materi program diberikan?
Sangat besar karena dalam menerangkan Kitab Akhlakul Banin (Ust. H. Endang
S,Ag.) terus terang mencari contoh kekinian tentang apa-apa contohnya yang
berkaitan dengan kehidupan yang sekarang ini. Sehingga mereka merasa benar-benar
tersambung dengan kehidupannya.
9. Seberapa tingkat relevansi atau kebermanfaatan program dilaksanakan?
Jadi mereka membutuhkan Bimbingan Perilaku Keagamaan atau Bimbingan
Akhlak dan mereka sangat membutuhkan Bimbingan ini demi kebutuhan kita dan
remaja serta orang tua dan masyarakat juga dengan latar belakang itu berjalannya
program dan kegiatan ini dan hasilnya akan sangat baik.
10. Sejauh mana tujuan dan target program dilaksanakan?
Mengenai target pencapaian materi ada, hanya saja bersifat fleksibel. Terkadang
kita menyiapkan suatu materi ternyata mereka begitu antusias sehingga berkembang
maka nanti bisa berlanjut dalam 1,2, dan 3 pertemuan. Tapi target secara umum tetap
ada kita tetapkan hanya pencapaiannya fleksibel karena kita menyesuaikan dengan
tanggapannya.
11. Apa saja faktor pendukung dan penghambat yang ada dalam program?
Berbicara mengenai faktor pendukung dan penghambat bahwa untuk faktor
pendukung adalah para tokoh agama dan masyarakat sangat mendukung dan
memberikan dukungan penuh kemudian fasilitas yang tersedia juga kita biasa
gunakan yakni seperti menggunakan fasilitas tempat di Masjid Agung Al-Ikhlas
bahkan Musholla yang lain juga ikut menyediakan tempatnya dan itu menjadikan
faktor pendukung yang sangat utama. Dan faktor penghambatnya adalah komunikasi
yang belum terjalin intensif dengan orang tua dari adik-adik remaja ini sehingga kita
belum bisa sepenuhnya menselaraskan dengan kebutuhan masing-masing dari remaja
ini.
Kemudian yang lain adalah meskipun kita tidak menaruhkan dukungan dari
pemerintah tapi itu memang belum lebih cepat tindak pemerintah andai kata
mendukung maka hidupnya akan jauh lebih baik lagi.

Tangerang Selatan, 18 Mei 2017

Ust.H. Endang Husna Hadi, S.Ag


PEDOMAN WAWANCARA

BIOGRAFI KETUA ANGGOTA (IRMA)

Nama Lengkap : Zulfahmi

Tempat Tgl Lahir :Tangerang, 25 Agustus 1991

Alamat :Jalan Cabe 1 No.II Rt 01/07 Pondok Cabe Ilir

Pendidikan : - SDN Pisangan II Ciputat Timur

- Pondok Pesantren Ulumul Qur‟an Bojongsari – Depok

- Universitas Islam Negeri (Syarif Hidayatullah Jakarta)

Pengalaman Organisasi : - (OSPA-UQ) Organisasi Santri Putra – Ulumul Qur‟an sebagai

anggota bidang Keamanan

- Ketua IRMA (Ikatan Remaja Masjid Agung Al-Ikhlas)

Aktifitas :Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Anggota FKMB

(Forum Komunikasi Mahasiswa Betawi) Tangerang- Selatan.

KOLOM PERTANYAAN UNTUK ANGGOTA (IRMA)

1. Apa yang mendorong anda tertarik mengikuti program pengajian kitab Akhlakul
Banin?
Saya mengikuti pengajian kitab Akhlakul Banin sudah lama kira-kira sekitar 5
tahun yang lalu dan ketertarikan saya untuk mengikuti program atau kegiatan pengajian
ini adalah menjadikan sesuatu yang memiliki nilai tambah bagi saya sendiri khususnya
dibidang akhlak atau perilaku. Dan menariknya pengajian kitab akhlakul banin yaitu
disajikan dengan pembahasan yang dikaitkan dengan situasi yang terjadi disaat ini.

2. Sudah berapa lama dan Seberapa besar tingkat konsisten anda dalam mengikuti
program ini?
Saya mengikuti pengajian kitab Akhlakul Banin sudah lama kira-kira sekitar 5
tahun yang lalu saya sudah mengikuti program. Alhamdulilah selama ini saya mengikuti
program pengajian kitab Akhlakul Banin secara konsisten (istiqomah) hanya saja ada
beberapa waktu lalu yang terbentur dengan acara diluar kegiatan sehingga satu, dua, dan
tiga kali saya tidak bisa mengikuti pengajian. Tapi kebanyakan saya mengikuti pengajian
ini secara konsisten.
3. Seberapa besar manfaat yang anda terima setelah mengikuti program ini?
Yang saya rasakan manfaat dari program pengajian kitab akhlakul banin ini
dimulai dari menambah ilmu pengetahuan tentang keagamaan serta manfaat dalam wujud
nyata yaitu dapat dipakai atau dipraktikan dikehidupan sehari-hari saya dari cara saya
menghormati orang tua, dari saya bergaul dengan teman-teman saya mulai dari teman
dilingkungan pendidikan sampai teman sepergaulan dilingkungan tempat tinggal saya
sendiri. Tentang bagaimana menghargai sikap kita kepada sesama dan tolong menolong
kepada sesama.

4. Berapa lama durasi waktu pelaksanaan program dan siapa saja yang mengikuti
program?
Pengajian Kitab Akhlakul Banin itu di masjid Agung Al-ikhlas setiap rabu malam
kamis Ba‟da Maghrib selesai sebelum masuk waktu adzan isya. Dengan Ust.
Endang.Pengajian Kitab Akhlakul Banin dihadiri bersama para Anggota IRMA dan
Jama‟ah Anak Remaja.

5. Pada materi apa yang anda suka mengenai program pengajian kitab Akhlakul
Banin?
Materi yang saya suka yaitu materi tentang akhlak seorang anak kepada orang tua
dan akhlak seorang anak untuk ta‟dzhim kepada gurunya. Karena sangat penting sekali
apalagi materi itu dikaitkan dengan seputar kejadian-kejadian saat ini. Itu yang membuat
saya memantapkan diri pribadi saya sendiri dalam mengikuti program pengajian akhlakul
banin di Ikatan Remaja Masjid Agung Al-ikhlas (IRMA) ini. Sehingga Alhamdulillah
sedikit banyak nya sudah saya praktekan dikehidupan sehari-hari.

6. Bagaimana anda mengatur waktu anda dalam mengikuti aktifitas program, agar
tidak terbentur dengan jadwal aktifitas keseharian anda?
Untuk mengatur waktu alhamdulillah saya dikit demi sedikit dapat menyesuaikan
dikegiatan saya sehari-hari antara jadwal di Ikatan Remaja Masjid Agung Al-ikhlas
(IRMA) dengan jadwal di organisasi luar kampus atau acara-acara lain. Alhamdulillah
waktu saya dalam mengikuti pengajian ini dapat berjalan secara efisien dan efektif.

7. Menurut anda apa kelebihan dan kekurangan program pengajian kitab Akhlakul
Banin?
Menjadi kelebihan (Faktor Pendukung) bagi saya akan program ini berjalan
dengan dukungan dari masyarakat yang selalu memberikan support satu sama lain agar
terus berjalannya program ini dan juga para ustadz yang memberikan ilmunya kepada
saya, apalagi dengan cara mengajarnya yang dikaitkan dengan cerita atau kisah-kisah
Nabi dan juga dikesinambungkan dengan realita yang ada pada saat ini yang menjadikan
daya tarik juga bagi saya selaku yang terbimbing. Diluar itu yang menjadi kelebihan
program ini ada sarana prasarana yang selalu didukung juga oleh para Anggota IRMA
dan Dewan Kepengurusan Masjid.

Faktor kekurangan atau bisa dibilang faktor penghambat yaitu adakalanya dari segi
lemahnya dukungan support teman-teman anggota yang ditujukan kepada remaja-remaja
yang tinggal di lingkungan sekitar masjid sehingga sampai saat ini mulai berkurang bagi
para remaja untuk mengikuti program pengajian kitab akhlakul banin ini. Biasanya dulu
ada banyak temen-temen remaja yang ikut dimulai dari para pemuda dan remaja-remaja
pondok cabe ilir sampai ikatan pemuda pancasila pondok cabe, sampai juga remaja-
remaja yang suka ikut ngaji di pondok pesantren Nurmedina juga menyempatkan waktu
untuk ikut hadir di program pengajian kitab akhlakul banin ini.

8. Seberapa besar tingkat pemahaman anda mengenai materi-materi yang ada pada
program pengajian kitab Akhlakul Banin?
Kalau berbicara pemahaman materi alhamdulillah sedikit banyaknya saya sendiri
secara pribadi paham karena materi-materi yang disampaikan melalui ulasan terjemahan
dari kitabnya aja bukan dengan cara menerjemahkan kitab seperti dipondok pesantren.
Disamping itu materi yang diberikan disampaikan dengan metode yang sedikit mudah
dipahami oleh banyak orang mulai dari segi bahasanya dan penyampaiannya disesuaikan
dengan anak-anak remaja yang ikut di program pengajian akhlakul banin.

9. Seberapa besar pengaruh secara emosional anda dalam mengikuti program


pengajian kitab Akhlakul Banin?
Pengaruh secara emosionalnya bagi saya sendiri itu datang ketika saya
dihadapkan dengan situasi tertentu yang membuat saya sendiri faham untuk
mengaplikasikan nilai-nilai perilaku yang sebagaimana pernah disampaikan di pengajian
kitab akhlakul banin.

10. Seberapa besar pengaruh program pengajian kitab Akhlakul Banin yang berkaitan
dengan perilaku anda sehari-hari?
Kalau pengaruh menurut saya 95% itu bener-bener ada dalam sehari-hari pribadi
saya sendiri maksudnya ketika saya ikut pengajian saya dapat ilmu nya bagaimana
tentang berperilaku secara agama dan ketika seusai pengajian nah disitu saya ingat apa-
apa pesan dari pengajian tentang akhlak itu bener-bener bawa pengaruh sampai saya inget
ketika saya sama orang tua adab saya harus sopan, patuh, taat, dan ketika saya dikampus
juga bagaimana ketika saya ada dilingkaran pergaulan dikampus harus bisa jaga sikap
dengan baik ya seperti itu menurut saya.

11. Apa hasil yang didapatkan dari pengajian Akhlakul Banin yang dapat diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari?
Kalau hasil yang bisa di ambil buat di masyarakat khususnya Remaja seperti saya
ya lebih mengetahui tentang Akhlak. Akhlak pada Orang tua, Akhlak Remaja gitu kan.
Kemudian Orang tua juga yaa paham gimana menyikapi mungkin kenakalan-kenakalan
remaja.Jadi lebih tau, jadi secara secara teori dapet kemudian di praktekan juga dapet
apalagi kalau dalam pengajian Kitab jadi Prakteknya juga secara Islami.

12. Apa yang menjadi harapan anda dalam program pengajian kitab Akhlakul Banin?
Harapan saya untuk kedepannya program ini harus dijalani lagi sebaik mungkin
dan intropeksi masing-masing anggota maupun pembimbing. Agar dapat lebih maju lagi
kedepannya. Lebih jelasnya para pembimbing dan pengurus atau anggota (IRMA) coba
lebih dekat lagi dengan lingkungan masyarakat supaya dapat ditingkatkan kembali
dukungan-dukungan yang ada. Seperti dukungan para pemuda dan remaja yang dulu ikut
serta disini di (IRMA) ini. Maksud saya jangan sampai lepas atau berhenti.
Karena mereka juga butuh bimbingan agama dan ilmu-ilmu dari pembimbing
(IRMA) ini dan itu semua demi kebaikan bersama selaku masyarakat di pondok cabe ilir.
Dan juga (IRMA) di pondok cabe ilir ini Sebagai ruang peran remaja-remaja muslim
untuk berkembang secara islami mengajak pemuda-pemudi untuk gabung ikut bersama
agar lebih baik lagi khususnya dalam Perilaku keagamaannya.

Tangerang Selatan, 19 Mei 2017

Zulfahmi
PEDOMAN WAWANCARA

BIOGRAFI ANGGOTA (IRMA)

Nama Lengkap : Leo Christianto

Tempat Tgl Lahir :Jakarta 05 Agustus 1997

Alamat :Jalan Cabe I Rt005/04 Pondok Cabe Ilir-Tangerang Selatan

Pendidikan :Pesantren Modern Tangerang

Pengalaman Organisasi :Ketua SIR( Studi Islam Ramadhan )

Aktifitas :Bekerja di suatu perusahaan

KOLOM PERTANYAAN UNTUK ANGGOTA (IRMA)

1. Apa yang mendorong anda tertarik mengikuti program pengajian kitab Akhlakul
Banin?
Saya telah mengikuti kegiatan program pengajian kitab Akhlaqul Banin sekitar
satu tahun terakhir 2016-2017. Yang membuat saya tertarik untuk mengikuti Program
Pengajian Kitab Akhlakul Banin adalah bahwa saat ini pengajian Akhlakul Banin yang
begitu penting dan dibutuhkan sekali karena menurut saya banyak anak-anak muda saat
ini yang sedang krisis akhlak seperti yang dikatakan oleh saya bahwa sikap anak muda
zaman sekarang ini banyak mengalami keburukan diantaranya melawan orang tua, dan
membangkang. positifnya Program Pengajian Kitab Akhlakul Banin ini membuat saya
bisa mempelajari juga memahami bagaimana sikap atau perilaku seorang anak kepada
orang Tua dan juga Memahami apa arti tata krama serta sopan santun antara sikap yang
muda terhadap yang tua itulah yang membuat saya tertarik mengikuti Program Pengajian
Akhlakul Banin.

2. Sudah berapa lama dan seberapa besar tingkat konsisten anda dalam mengikuti
program ini?
Saya mengikuti Program Pengajian Kitab Akhlakul Banin secara konsisten karena
saya memanfaatkan waktu yang diluangkannya untuk mengaji di Ikatan Remaja Masjid
Agung Al-Ikhlas (IRMA).
3. Seberapa besar manfaat yang anda terima setelah mengikuti program ini?
begitu juga Banyak Manfaat yang telah dirasakan oleh saya bahwa Perilaku
Keagamaan ini Mengajarkan saya untuk memahami bagaimana perilaku pribadi kepada
orang tua dan bagaimana perilaku pribadi di lingkungan masyarakat.

4. Pada materi apa yang anda suka mengenai program pengajian kitab Akhlakul
Banin?
Dan materi yang menarik menurut saya adalah materi akhlak yang dikaitkan
kepada hal-hal yang banyak terjadi saat ini.

5. Bagaimana anda mengatur waktu anda dalam mengikuti aktifitas program, agar
tidak terbentur dengan jadwal aktifitas keseharian anda?
saya memanfaatkan waktu yang diluangkannya untuk Mengaji di Ikatan Remaja
Masjid Agung Al-Ikhlas (IRMA).

6. Menurut anda apa kelebihan dan kekurangan program pengajian kitab Akhlakul
Banin?
Faktor keunggulan atau kelebihan bahwa program pengajian kitab akhlakul banin
ini peserta yang mengikuti berjalan kondusif dan efisien hanya saja yang menjadi tolak
ukur kekurangannya adalah seorang pengajar yang memberikan penyampaiannya kurang
luwes dan juga kondisi tempat pengajian yang di adakan di masjid Agung Al-Ikhlas
persisnya terletak di pinggir jalan raya yang kerap terganggu dengan kebisingan suara
knalpot motor lalu lalang.

7. Seberapa besar tingkat pemahaman anda mengenai materi-materi yang ada pada
program pengajian Kitab Akhlakul Banin?
Saya memahami Materi-materi yang dipelajari di dalam Kitab Akhlakul Banin
karena setelah dipelajari setelah itu diaplikasikan di kehidupan sehari-hari.

8. Seberapa besar pengaruh secara emosional anda dalam mengikuti program


pengajian kitab Akhlakul Banin?
Program Pengajian Kitab Akhlakul Banin ini menurut saya memberikan Pengaruh
secara emosional sendiri seperti yang dirasakan oleh saya pengaruh emosional yang
sering terjadi ketika saat bersama teman-teman dan di lingkungan sekitar bahwa pribadi
saya faham dengan bagaimana menghormati yang tua dan juga bagaimana memberikan
contoh yang baik kepada yang lebih muda.

9. Seberapa besar pengaruh program pengajian kitab Akhlakul Banin yang berkaitan
dengan perilaku anda sehari-hari?
membuat saya berubah untuk selalu ingat dengan apa-apa yang telah dipelajari di
Akhlakul Banin bahwa seorang anak harus mematuhi orang tuanya saat diperintah dan itu
semua murni demi kebaikan pribadinya sendiri.

10. Apa hasil yang didapatkan dari pengajian Akhlakul Banin yang dapat diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari?
karena seringnya kita bertemu di Pengajian Kitab Akhlakul Banin, jadi kalau mau
ngadain acara itu bisa bareng-bareng sama orang tua kemudian (IRMA) yang dulu. Kalau
dulu kan pernah kaya gitu biasanya Remaja-remaja. Kemudian Anak-anak remaja jadi
sering banget nongkrongnya di masjid.

11. Apa yang menjadi harapan anda dalam program pengajian kitab Akhlakul Banin?
Harapan bagi saya untuk kedepannya Program Pengajian Kitab Akhlakul Banin
yakni waktunya kalau bisa dilebihkan lagi dari 60 menit menjadi 90 menit dan untuk
teknis tempat harus dapat dikondusifkan dan yang paling penting bagi pembimbingnya
harus lebih dekat lagi kepada pemuda yang ada di lingkungan masyarakat agar kembali
mengikuti Kegiatan di Ikatan Remaja Masjid Agung Al-Ikhlas (IRMA).

Tangerang Selatan, 19 Mei 2017

Leo Christianto
PEDOMAN WAWANCARA

BIOGRAFI REMAJA PONDOK CABE ILIR ANGGOTA (IRMA)

Nama Lengkap :Ibnu Hibban

Tempat Tgl Lahir :Tangerang, 25 Mei 1996

Alamat :Jalan Cabe I Pondok Cabe Ilir

Pendidikan :Pesantren Modern Depok

Pengalaman Organisasi :BEM

Aktifitas :Kuliah dan Guru Privat Agama

LEMBAR PERTANYAAN UNTUK ANGGOTA (IRMA)

1. Apa yang mendorong anda tertarik mengikuti program pengajian kitab Akhlakul
Banin?
saya, tertarik mengikuti pengajian akhlak (Kitab Akhlakul Banin) yaitu biasanya
ada pembahasan yang dikaitkan dengan cerita-cerita berkaitan tentang anak shaleh yang
mematuhi kedua orang tuanya. Memang ada beberapa kisah-kisah dari kitab Akhlakul
Banin itu yang sengaja tidak ditulis oleh Mu‟alifnya ( Pengarang Kitab ) yaitu berupa
perumpamaan cerita anak shaleh yang berbakti kepada orang tua dan itu yang membuat
saya tertarik mempelajari kitab itu.

2. Sudah berapa lama dan Seberapa besar tingkat konsisten anda dalam mengikuti
program ini?
saya sendiri telah mengikuti kegiatan pengajian Kitab Akhlak sudah satu tahun.
saya pribadi kurang konsisten karena terkadang saya juga memiliki kesibukan yang lain
contohnya dalam waktu seminggu itu saya memiliki jadwal mengajar anak-anak ngaji
serta jadwal privat dan jadwal itu ada 3 kali dan itulah yang terkadang terbentur dengan
jadwal Pengajian Kitab Akhlakul Banin jadi tidak begitu maksimal.
3. Seberapa besar manfaat yang anda terima setelah mengikuti program ini?
manfaat yang saya dapatkan itu buat pribadinya sendiri untuk membenahi setiap
perilaku dan akhlak saya, dan dirasakan bagaimanasaya membenahi akhlak saya terhadap
seorang guru dan orang tua. Disitu walaupun kitab itu sederhana akan tetapi memberikan
pelajaran yang sangat luar biasa. Kenapa dikatakan luar biasa karena motivasinya itu bisa
mengenai jiwa saya sendiri, yang membuat-nya untuk bagaimana Ibnu Hibban hormat
kepada guru dan bagaimana saya hormat kepada orang tua dan bagaimana saya itu
bergaul dengan teman-teman yang baik itu seperti sebagaimana mestinya.

4. Pada materi apa yang anda suka mengenai program pengajian kitab Akhlakul
Banin?
saya menyukai materi anak shaleh yang berbakti kepada orang tuanya.

5. Bagaimana anda mengatur waktu anda dalam mengikuti aktifitas program, agar
tidak terbentur dengan jadwal aktifitas keseharian anda?
mungkin kalau saya mengikuti setengah jam pengajian kitab ini, kalau waktu saya
luangkan.

6. Menurut anda apa kelebihan dan kekurangan program pengajian kitab Akhlakul
Banin?
Mengenai kelebihan dan kekurangan Program Pengajian Kitab Akhlakul Banin
menurut saya Program Pengajian Kitab Akhlakul Banin sangat luar biasa untuk anak-
anak khususnya untuk saya pribadi untuk membenahi atau untuk memantapkan akhlak
saya. Kemudian kekurangan itu mungkin dari pengajarnya yakni dalam memberikan
penjelasannya kurang detail karna kalau masalah tentang akhlak itu luas, perlu dikaji
dengan jelas dan dalam-dalam.

7. Seberapa besar tingkat pemahaman anda mengenai materi-materi yang ada pada
program pengajian kitab Akhlakul Banin?
Dan dalam hal pengajian kitab saya pribadi pernah mengikuti kajian kitab kuning,
salah satunya yaitu dipondok pesantren dan sebelumnya sudah mulai mengerti dan
memahami dalam memahami sebuah kalimat dasar saya mengerti sedikit demi sedikit.

8. Seberapa besar pengaruh secara emosional anda dalam mengikuti program


pengajian kitab Akhlakul Banin?
Untuk mengenai pengaruh emosional sangat luar biasa kalau saya lihat dengan
ukuran mungkin sekitar 90%.Karena Akhlakul Banin itu memberikan dampak dan
pengaruh kepada orang yang mempelajari itu menurut saya 90%.
9. Seberapa besar pengaruh program pengajian kitab Akhlakul Banin yang berkaitan
dengan perilaku anda sehari-hari?
Dampak yang dirasakan Ibnu Hibban dalam mengikuti pengajian Kitab Akhlakul
Banin. Dampaknya bagi saya ( Ibnu Hibban ) lebih keberhati-hatian seperti saya jadi
lebih berhati-hati pada tingkah laku saya, yang tadinya tingkah laku saya ( Ibnu Hibban )
kurang baik, jadi ketika saya mendapatkan materi tentang akhlak dan itu bisa memotivasi
saya (Ibnu Hibban) jadi lebih bisa hati-hati maksudnya dalam bergaul khususnya dalam
hal berbicara.

10. Apa hasil yang didapatkan dari pengajian Akhlakul Banin yang dapat diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari?
Hasil yang didapat yang baru bisa saya rasakan itu Jalinan Silaturahmi, jadi
komunikasi antara Remaja Masjid Agung Al-ikhlas sama para Kakak-kakak senior
(IRMA) yang dulu lalu dengan orang tua – orang tua yang ada di masjid. Kemudian
jama‟ah sekitar masjid tuh kita komunikasinya lebih terbuka, silaturahminya lebih
terbuka, Khususnya kalau kita ngadain acara.

11. Apa yang menjadi harapan anda dalam program pengajian kitab Akhlakul Banin?
Harapan untuk kedepannya mengenai program pengajian kitab kuning menurut
saya yakni salah satunya mungkin adanya suatu dukungan dari masyarakat.Yakni
masyarakat itu memiliki antusias dan semangat untuk mengajak anak-anak nya ke masjid
agar supaya mereka dapat mengikuti pengajian Akhlakul Banin. Karna kalau seandainya
tidak ada dukungan dari masyarakat berarti ada salah satu yang tidak sepakat seperti
adanya pro-kontra dan itu bisa menyebabkan tidak berkelanjutan program ini berjalan,
maka dari itu penting adanya dukungan dari masyarakat.

Tangerang Selatan, 19 Mei 2017

Ibnu Hibban
DOKUMENTASI

Pelaksanaan Program Pengajian Kitab Akhlakul Banin

Wawancara Pribadi dengan Pengasuh IRMA Drs. Junaedi Abyan, S.H.

Diskusi Santai bersama Pengurus dan Pembimbing IRMA


Wawancara Pribadi dengan Pembimbing Ust. H. Endang Husna Hadi S,Ag

Wawancara Pribadi dengan anggota IRMA, Leo Christianto.

Wawancara Pribadi dengan Ketua IRMA, Zulfahmi


Wawancara Pribadi dengan Anggota IRMA, Ibnu Hibban

Observasi dan Wawancara dengan Pengurus IRMA Drs. Junaedi Abyan, S.H.

Anda mungkin juga menyukai