Anda di halaman 1dari 89

PENGARUH METODE PENUGASAN MINI RISET TERHADAP HASIL

BELAJAR BIOLOGI POKOK BAHASAN PERTUMBUHAN DAN


PERKEMBANGAN KELAS VIII MTS DARUL ISTIQAMAH
SINJAI

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana
Pendidikan (S.Pd) pada Jurusan PendidikanBiologi
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Alauddin Makassar

Oleh

AZIZAH FITRIA
NIM: 20500113081

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ALAUDDIN

MAKASSAR

2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulilahirabbil’alamin segala puji hanya milik Allah swt skripsi ini dapat

terselesaikan walaupun dalam bentuk yang sederhana. Pernyataan rasa syukur kepada

sang khalik atas hidayah-Nya yang diberikan kepada penulis sehingga dapat

menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Metode Penugasan Mini Riset

terhadap Hasil Belajar Biologi Pokok Bahasan Pertumbuhan dan Perkembangan

Kelas VIII MTs Darul Istiqamah Sinjai”.

Penulis panjatkan salawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada

junjungan kita umat manusia Nabi Muhammad saw sebagai suri teladan yang

merupakan sumber inspirasi dan motivasi dalam berbagai aspek kehidupan setiap

insan termasuk penulis Aamiin.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini tidak

akan terselesaikan tanpa bantuan bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak.

Melalui tulisan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus dan rasa

hormat yang tidak terhingga dan teristimewa kepada kedua orang tuaku, Ibunda

Darmawaty dan Ayahanda Ahmad serta segenap keluarga besar kedua belah pihak

yang telah mengasuh, memelihara, mendidik, dan membimbing dengan penuh kasih

sayang serta pengorbanan yang yang tidak terhitung sejak dalam kandungan hingga

selesainya skripsi ini.

iv
Selanjutnya ucapan terimakasih dan penghargaan yang sedalam-dalamnya,

penulis sampaikan kepada:

1. Prof. H. Hamdan Juhannis, MA., P.hD. selaku Rektoir UIN Alauddin

Makassar, Prof. Dr. Mardan, M.Ag. Wakil Rektor I, Dr. Wahyuddin Naro,

M.Pd. Wakil Rektor II, Prof. Dr. Darusalam Syamsuddin, M.Ag. Wakil rektor

III. Dr. Kamaluddin Abu Nawas, M.Ag. Wakil rektor IV, atas segala fasilitas

dan pelayanan selama berada di kampus peradaban ini.

2. Dr. H. Marjuni, S.Ag., M.Pd.I. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan,

Dr. Muljono Damapolii, M.Ag. (Wakil Dekan I), Dr. Misykat Malik Ibrahim,

M.Si. (Wakil Dekan II) dan Prof. Dr. H. Syahruddin, M.Pd (Wakil Dekan III)

atas segala fasilitas yang diberikan dan senantiasa memberikan dorongan,

bimbingan dan nasihat kepada penulis.

3. Jamilah, S.Si., M.Si. dan Dr. H. Muh. Rapi, S.Ag., M.Pd., Ketua dan Sekertaris

Jurusan Pendidikan Biologi UIN Alauddin Makassar yang senantiasa

memberikan dorongan, bimbingan dan nasehat penyusunan skripsi ini.

4. Jamilah, S.Si., M.Si. dan Syahriani, S.Pd. M.Pd. pembimbing I dan II yang

telah memberi arahan, pengetahuan baru dan koreksi dalam penyusunan skripsi

ini serta membimbing penulis sampai taraf penyelesaian.

5. Para dosen, karyawan dan karyawati Fakultas Tarbiyah dan Keguruan yang

secara konkrit memberikan bantuannya baik langsung maupun tidak langsung.

v
6. Pihak Sekolah MTs Darul Istiqamah Cabang Lappa’e, terkhusus adik-adik

kelas VIII Putra dan VIII Putri yang bersedia menerima dan bekerjasama

dengan peneliti untuk mengadakan penelitian di sekolah tersebut.

7. Kedua orang tuaku, adik- adikku Ummu Arifah Ahmad dan Ummi Athiyyah

Ahmad yang senantiasa memberikan dukungan baik fisik, doa maupun materi.

8. Buat sahabat-sahabatku Nini Haslinda, Andi Husnaeni Nasar, dan Kak Amrul

yang senantiasa memberiku semangat, doa dan bantuan baik moril dan materi.

9. Teman-teman Jurusan Pendidikan Biologi khususnya Angkatan 2013 dan

terutama Biologi 3,4 terima kasih atas kerjasamanya menjalani hari-hari

perkuliahan, semoga menjadi kenangan terindah yang tidak terlupakan.

10. Teman-teman terdekatku (Yulia, Nurul, Riska, Resni) yang telah berperan aktif

dalam memberikan masukan, motivasi dan solusi selama penyusun

melaksanakan penelitian.

11. Teman-teman KKN Reguler UIN Alauddin Makassar Angkatan ke-55

khususnya Desa Erelembang Kecamatan Tombolopao Kabupaten Gowa yang

telah memberikan semangat hidup dan persaudaraan yang terjalin begitu erat.

12. Semua pihak yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu yang telah

banyak memberikan sumbangsih kepada penulis selama kuliah hingga

penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu, dengan kerendahan hati, penulis menerima saran dan kritik yang sifatnya

konstruktif dari berbagai pihak demi kesempurnaan skripsi ini.

vi
Akhirnya hanya kepada Allah Swt, penulis memohon ridha dan magfirah-Nya,

semoga segala dukungan serta bantuan semua pihak mendapat pahala yang berlipat

ganda di sisi Allah swt, semoga karya ini dapat bermanfaat kepada para pembaca,

Aamiin.

Makassar, Juli 2019

Penulis,

Azizah Fitria
NIM: 20500113081

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................... i


PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................................ ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................... iii
PENGESAHAN SKRIPSI ...................................................................... iv
KATA PENGANTAR ............................................................................. v
DAFTAR ISI ............................................................................................ viii
DAFTAR TABEL ................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xii
ABSTRAK ............................................................................................... xiii
BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................ 7
C. Hipotesis .............................................................................. 7
D. Defenisi Operasional Variabel ............................................. 8
E. Tujuan Penelitian ................................................................. 9
F. Manfaat Penelitian ............................................................... 9
BAB II TINJAUAN TEORETIS .......................................................... 11
A. Metode Penugasan Mini Riset ............................................. 11
1. Pengertian Metode Penugasan ......................................... 11
2. Pengertian Mini Riset ...................................................... 12
3. Langkah – Langkah Proses Pembelajaran Mini Riset ..... 15
4. Kelebihan dan Kekurangan Mini Riset ............................ 16
B. Hasil Belajar ........................................................................ 17
1. Pengertian Hasil Belajar .................................................. 17
2. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ........ 18
3. Penilaian Hasil Belajar..................................................... 22
4. Jenis Tingkah Laku yang Timbul dari Hasil Belajar ....... 24
C. Pokok Bahasan Pertumbuhan dan Perkembangan ............... 27
1. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan .................. 27
2. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan
dan Perkembangan ........................................................... 28
3. Pertumbuhan dan Perkembangan..................................... 31
4. Jenis dan Fungsi Hormon Tumbuhan ................................... 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................... 33


A. Jenis dan Lokasi Penelitian ................................................ 33
1. Jenis Penelitian ............................................................... 33

viii
2. Lokasi Penelitian ............................................................ 33
B. Variabel Penelitian ............................................................. 33
C. Desain Penelitian ................................................................ 34
D. Populasi dan Sampel………………………………….. 35
1. Populasi ......................................................................... 35
2. Sampel ........................................................................... 36
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................ 36
1. Tes ................................................................................. 36
2. Dokumentasi ................................................................. 37
F. Instrument Penelitian .......................................................... 37
1. Penilian Tes Kognitif (pre test post test) ....................... 37
G. Tahapan Penelitian ............................................................. 38
1. Tahap Perencanaan........................................................ 38
2. Tahap Pelaksanaaan ...................................................... 39
H. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ............................... 40
1. Statistik Deskriptif ......................................................... 40
2. Statistik Inferensial ........................................................ 43
BAB IV HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN ..................... 47
A. Deskripsi Hasil Penelitian ................................................. 47
1. Deskripsi Hasil Belajar Peserta Didik dengan
Menggunakan Metode Penugasan Mini Riset .............. 47
2. Deskripsi Hasil Belajar Peserta Didik tanpa
Menggunakan Metode Penugasan Mini Riset.............. 56
3. Adakah Pengaruh Penggunaan Metode Penugasan
Mini Riset ...................................................................... 64
B. Pembahasan ....................................................................... 66
BAB V PENUTUP .............................................................................. 74
A. Kesimpulan ........................................................................ 74
B. Implikasi Penelitian ........................................................... 75

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 76


LAMPIRAN-LAMPIRAN ..................................................................... 81
RIWAYAT HIDAP PENULIS ............................................................... 177

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Model Desain Penelitian ................................................................ 34


Tabel 3.2 Jumlah Kelas dan Peserta Didik Kelas VIII MTs Darul Istiqamah
Sinjai .............................................................................................. 35
Tabel 3.3 Kategorisasi Hasil Belajar ............................................................. 43
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi dan Presentase Pretest Hasil Belajar Peserta
didik Kelas Eksperimen (VIII Putri) MTs Darul Istiqamah Sinjai
dengan Menggunakan Metode Penugasan Mini Riset ................... 49
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Hasil Pretest pada Kelas Eksperimen (VIII
Putri) dengan Menggunakan Metode Penugasan Mini Riset....... 50
Tabel 4.3 Kategori Pretest Hasil Belajar Peserta didik di Kelas VIII Putri
(Eksperimen) MTs Darul Istiqamah Sinjai .................................... 51
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi dan Presentase Pretest Hasil Belajar Peserta
Didik Kelas Kontrol (VIII Putra) MTs Darul Istiqamah Sinjai
Tanpa Menggunakan Metode Mini Riset....................................... 53
Tabel 4.5 Statistik Deskriptif Hasil Posttest pada Kelas Eksperimen (VIII
Putri) dengan Menggunakan Metode Penugasan Mini Riset ......... 54
Tabel 4.6 Kategori Posttest Hasil Belajar Peserta Didik di Kelas VIII Putri
(Eksperimen) MTs Darul Istiqamah Sinjai………………………. 55
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi dan Presentase Pretest Hasil Belajar Peserta
Didik Kelas Kontrol (VIII Putra) MTs Darul Istiqamah Sinjai
Tanpa Menggunakan Metode Mini Riset....................................... 57
Tabel 4.8 Statistik Deskriptif Hasil Pretest Pada Kelas Kontrol (VIII Putra)
Tanpa Menggunakan Metode Mini Riset ...................................... 58
Tabel 4.9 Kategori Pretest Hasil Belajar Peserta Didik di Kelas VIII Putra
(Kontrol) MTs Darul Istiqamah Sinjai ........................................... 59

x
Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi dan Presentase Posttest Hasil Belajar
Peserta didik Kelas Kontrol (VIII Putra) MTs Darul Istiqamah
Sinjai Tanpa Menggunakan Metode Mini Riset ............................ 61
Tabel 4.11 Statistik Deskriptif Hasil Posttest pada Kelas Kontrol (VIII Putra)
Tanpa Menggunakan Metode Mini Riset ....................................... 62
Tabel 4.12 Kategori Posttest Hasil Belajar Peserta Didik di Kelas VIII Putra
(Kontrol) MTs Darul Istiqamah Sinjai........................................... 63

xi
ABSTRAK

Nama : Azizah Fitriah


Nim : 20500113081
Judul Penelitian: Pengaruh Metode Penugasan Mini Riset Terhadap Hasil
Belajar Biologi Pokok Bahasan Pertumbuhan dan
Perkembangan Kelas VIII MTs Darul Istiqamah Sinjai

Penelitian ini membahas tentang pengaruh metode penugasan mini riset


terhadap hasil belajar biologi siswa kelas VIII pada pokok bahasan pertumbuhan dan
perkembangan di MTs Darul Istiqamah Sinjai. Tujuan penelitian ini adalah (1)
Mengetahui hasil belajar biologi siswa kelas VIII pada pokok bahasan pertumbuhan
dan perkembangan di MTs Darul Istiqamah Sinjai, (2) Mengetahui pengaruh metode
penugasan mini riset terhadap hasil belajar biologi siswa kelas VIII pokok bahasan
pertumbuhan dan perkembangan di MTs Darul Istiqamah Sinjai, (3) Mengetahui
pengaruh metode mini riset terhadap hasil belajar biologi siswa kelas VIII pada
pokok bahasan pertumbuhan dan perkembangan di MTs Darul Istiqamah Sinjai.
Jenis penelitian yang digunakan yaitu quasi experimental. Desain penelitian
yang digunakan pretest-posttest control grup design. Populasi penelitian ini adalah
seluruh peserta didik kelas VIII. Sampel penelitian ini pada kelas eksperimen ( VIII
Putri ) sebanyak 29 peserta didik dan sampel penelitian pada kelas kontrol ( VIII
Putra ) sebanyak 25 peserta didik. Istrumen yang digunakan yaitu tes pilihan ganda
(multipelechoise) sebanyak 35 nomor bertujuan mengetahui hasil belajar peserta
didik. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriktif dan
analisis inferensial.
Analisis statistic deskriptif hasil belajar dengan menggunakan metode mini
riset diperoleh nilai rata-rata sebesar 78, sedangkan hasil belajar tanpa menggunakan
metode mini riset diperoleh nilai rata-rata sebesar 73. Berdasarkan hasil analisis
statistik inferensial menggunakan uji-t menunjukkan nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 sebesar 2,757 dan
𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 sebesar 1,664. Dari hasil analisis data nilai𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 lebih besar dari pada 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
yaitu (2,757 > 1,664). Dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh hasil belajar
peserta didik yang diajar menggunakan metode mini riset pada materi pertumbuhan
dan perkembangan.

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina

kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaaan.

Dalam perkembangannya, istilah pendidikan atau paedagogie berarti bimbingan atau


pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi

dewasa. Selanjutnya, pendidikan diartikan sebagai usaha yang dijalankan oleh

seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat

hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.1

Pendidikan merupakan aspek penting dalam kehidupan manusia karena

pendidikan merupakan alat ukur yang menggambarkan kualitas sumber daya

manusia. Mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan salah satu tujuan nasional,

seperti yang digariskan dalam Undang-Undang Republik Indonesia.2 Pendidikan

Nasional adalah usaha untuk mewujudkan tujuan pendidikan yang tidak terlepas dari

dasar filsafat hidup bangsa yaitu dasar pendidikan di Indonesia yakni Pancasila.Hal

ini tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional RI Nomor 20

Tahun 2003 Bab I Pasal 1 yang menyatakan bahwa:

1
Hasbullah, Dasar–Dasar Ilmu Pendidikan: Edisi Revisi (Cet. 11; Jakarta: Rajawali Pers,
2013), h. 1.
2
Fuad Ihsan, Dasar-Dasar Kependidikan: Komponen MKDK (Cet.V;Jakarta: Rineka Cipta,
2008), h.115.

1
2

Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan


Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945 yang berakar pada
nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggapan
terhadap tuntutan perubahan zaman.3

Pendidikan adalah suatu proses mempengaruhi peserta didik supaya mampu

menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya dan akan menimbulkan

perubahan dalam diri yang memungkinkannya untuk berfungsi secara kuat dalam

kehidupan masyarakat.4Pendidikan dapat diibaratkan sebagai sebuah bangunan yang

terdiri dari beberapa komponen yang antara satu dan lainnya membentuk sebagai

sebuah sistem yang saling berhungan secara fungsional, yaitu komponen dasar,

kurikulum, proses belajar mengajar, guru, peserta didik, dan lain sebagainnya.5

Pendidikan memiliki peran yang cukup besar yang dilakukan oleh peserta

didik agar dapat memainkan peranan dilingkungan masyarakat pada masa yang akan

datang dengan maksud dapat mengubah peserta didik dari tidak tahu menjadi tahu

dan dari tidak baik menjadi baik.

Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan

Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.6

3
Kementrian Pendidikan Nasional, Sistem Pendidikan Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2007),
h. 2.
4
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran (Cet. IX; Jakarta: Bumi aksara, 2009), h. 3.
5
Abuddin Nata, Pemikiran Pendidikan Islam dan Barat (Jakarta: Rajalawi Pers, 2012), h.365.
6
Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Yogyakarta: laksana, 2012), h. 5.
3

Eraglobalisasi menuntut kualitas sumber daya manusia yang handal untuk

dapat bertahan dalam kehidupan yang penuh dengan persaingan. Usaha yang dapat

dilakukan untuk mewujudkan kualitas sumber daya manusia handal adalah melalui

dunia pendidikan. Melalui pendidikan suatu masyarakat atau bangsa akan

memperoleh kemuliaan. Kebenaran akan pernyataan ini sebenarnya sudah ditetapkan

oleh Allah swt sebagai Sang Maha Pengatur, hal ini dapat kita lihat firman-Nya

dalam QS. Al-Mujadilah/ 58: 11.

Terjemahnya:
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, "Berilah
kelapangan di dalam majelis-majelis, "Maka lapangkanlah, niscaya Allah
akan memberi kelapangan untukmu, dan apabila dikatakan, "Berdirilah kamu,
"maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang
beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa
derajat, dan Allah Maha teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.7

Ayat di atas tidak menyebut secara tegas bahwa Allah akan meninggikan

derajat orang berilmu, tetapi menegaskan bahwa mereka memiliki derajat-derajat

yakni yang lebih tinggi dari yang sekedar beriman, tidak disebutnya kata yang

meninggikan, itu sebagai isyarat bahwa sebenarnya ilmu yang dimilikinya itulah yang

7
Kementerian Agama RI Al-Qur’an, Tajwid dan Terjemah (Cet. V; Bandung: CV. Penerbit
Diponegoro, 2013), h. 543.
4

berperanan besar dalam ketinggian derajat yang diperolehnya, bukan akibat dari

faktor di luar ilmu itu.8

Allah swt akan meninggikan orang yang beriman dan berilmu (berpendidikan)

di atas orang yang tidak berilmu, begitu juga halnya masyarakat atau suatu bangsa,

sehingga dapat dianggap betapa penting dan berharganya sebuah pendidikan dilihat

dalam konsep Islam. Hasil belajar merupakan perubahan perilaku peserta didik akibat

belajar. Perubahan itu merupakan dalam proses ajar mengajar untuk mencapai tujuan

pendidikan. Perubahan perilaku individu akibat proses belajar tidaklah tunggal.

Setiap proses belajar memengaruhi perubahan perilaku pada domain tertentu pada diri

peserta didik, tergantung perubahan yang diinginkan terjadi sesuai dengan tujuan

pendidikan.9

Hasil belajar sering sekali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui

seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan.Untuk

mengaktualisasikan hasil belajar tersebut diperlukan serangkaian pengukuran

menggunakan alat evaluasi yang baik dan memenuhi syarat.Pengukuran demikian

dimungkinkan karena pengukuran merupakan kegiatan ilmiah yang dapat diterapkan

pada berbagai bidang termasuk pendidikan.Hasil belajar dapat dijelaskan dengan

memahami dua kata yang membentuknya, yaitu “hasil dan belajar”. Pengertian hasil

(produk) menunjuk pada suatu perolehan akibat yang dilakukannya suatu aktifitas

atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. 10 Hasil belajar

yang baik diperoleh dari penugasan dari materi yang baik pula. Materi pelajaran

8
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Alqur’an (Cet. II;
Jakarta: Lentera Hati, 2004), h. 79.
9
Purwanto.Evaluasi Hasil Helajar Revisi (Yogyakarta : Pustaka Belajar), h. 34.
10
Purwanto.Evaluasi Hasil Belajar Revisi, h. 44.
5

dapat dikuasai oleh peserta didik tentunya apabila dalam proses pembelajaran peserta

didik memiliki motivasi yang tinggi untuk mempelajari materi. Selain itu, lingkungan

belajar, daya dukung sekolah serta penggunaan model pembelajaran yang tepat dalam

proses belajar juga mempengaruhi daya serap peserta didik terhadap materi pelajaran.

Oleh sebab itu, setiap sekolah harus memenuhi hal-hal yang dibutuhkan dalam proses

belajar mengajar agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan optimal.

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti menemukan bahwa

metode pembelajaran pada mata pelajaran biologi yang dilakukan masih kurang

bervariasi. Variasi yang kurang dalam pembelajaran akan menyebabkan peserta didik

bosan. Hal ini terlihat selama proses pembelajaran banyak peserta didik lebih

memilih untuk berbicara dengan teman sebangkunya daripada mendengarkan

penjelasan guru. Selain itu, dalam pembelajaran masih terlihat kegiatan pembelajaran

didominasi oleh guru atau yang sering disebut dengan teacher center, sehingga guru

lebih aktif dibandingkan peserta didik sedangkan metode pembelajaran yang

digunakan oleh guru harus membuat peserta didik aktif dalam proses pembelajaran,

karena keaktifan peserta didik dapat mempengaruhi hasil belajar. Hal ini dapat

dilihat dari hasil belajar peserta didik masih sangat jauh dari standar kriteria kelulusan

yang telah ditentukan dimana masih banyak peserta didik yang hasil belajarnya tidak

mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM). Dari suatu strategi pembelajaran yang

telah ditentukan diharapkan dapat membuat suasana belajar menjadi lebih hidup dan

menyenangkan sehingga materi yang disampaikan guru lebih mudah dimengerti dan

dipahami oleh peserta didik serta dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

Salah satu metode pembelajaran yang dapat melibatkan peran aktif dari

peserta didik ialah dengan metode ilmiah yang dapat dilakukan dengan pemberian
6

tugas berupa mini riset, dimana metode ilmiah dapat mendorong dan menginspirasi

peserta didik berpikir secara kritis, analitis dan tepat dalam mengidentifikasi,

memahami, memecahkan masalah dan mengaplikaskan substansi atau materi

pembelajaran.Metode penugasan mini riset merupakan metode penugasan penelitian

sederhana yang prosesnya dilakukan dengan metode ilmiah, dikerjakan oleh peserta

didik baik secara individu maupun secara kelompok. Metode mini riset ini sangat

baik digunakan pada proses pembelajaran biologi. Dimana diketahui bahwa biologi

mengkaji permasalahan-permasalahan yang terkait dengan hal-hal konkret yang

terdapat pada makhluk hidup. Untuk mencari pemecahan atas permasalahan pada

makhluk hidup yang bersifat konkret dan dapat dibuktikan kebenarannya, dalam sains

dapat ditempuh melalui proses ilmiah.

Salah satu penelitian oleh Puti Peserta didikndari dengan judul ’’Pengaruh

Mini Riset terhadap Investigation Skill Peserta didik SMA pada Percobaan

Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan’’ dan metode yang digunakan adalah

nonrandomized control group, pretest-postest design. Pada penelitian ini dibagi

menjadi dua kelompok eksperimen dan kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

H0 diterima yaitu investigation skill antara peserta didik yang melaksanakan mini

riset dengan peserta didik yang melaksanakan praktikum tidak berbeda signifikan.11

Berdasarakan uraian diatas peneliti tertarik melakukan penelitian ”pengaruh

metode penugasan mini riset terhadap hasil belajar biologi peserta didik kelas VIII

pada pokok bahasan pertumbuhan dan perkembangan di MTs Darul Istiqamah

Sinjai”.

11
Puti Peserta didikndari, “Pengaruh Mini Riset terhadap Investigation Skill Peserta didik SMA pada
Percobaan Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan.”Universitas Pendidikan Indonesia
(Selasa, 3 Oktober).
7

Pada penelitian ini peneliti memilih pokok bahasan pertumbuhan dan

perkembangan karena pada materi tersebut sangat cocok diaplikasikan dengan

menggunakan metode mini riset karena seperti yang dipahami oleh peneliti bahwa

metode penugasan mini riset adalah metode mengajar dengan menggunakan

penugasan percobaan sederhana kepada peserta didik sehingga peneliti memilih

materi pertumbuhan dan perkembangan yang nantinya akan diajarkan dalam bentuk

percobaan sederhana.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini

sebagai berikut:

1. Bagaimana hasil belajar Biologi peserta didik VIII yang menggunakan

metode Mini Riset pada pokok bahasan pertumbuhan dan perkembangan di

MTs Darul Istiqamah Sinjai?

2. Bagaimana hasil belajar Biologi peserta didik VIII tanpa menggunakan

metode Mini Riset pada pokok bahasan pertumbuhan dan perkembangan di

MTs Darul Istiqamah Sinjai?

3. Adakah pengaruh metode penugasan mini riset terhadap hasil belajar Biologi

peserta didik VIII MTs Darul Istiqamah Sinjai?

C. Hipotesis

Hipotesa diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul, dengan kata
8

lain hipotesis adalah kebenaran yang lemah12 yang membutuhkan pembuktian.

Peneliti ini menggunakan hipotesis Ha dan Ho.

Ho : tidak terdapat pengaruh metode penugasan mini riset terhadap hasil belajar

biologi peserta didik kelas VIII MTs Darul Istiqamah Sinjai.

Ha : terdapat pengaruh metode penugasan mini riset terhadap hasil belajar biologi

peserta didik kelas VIII MTs Darul Istiqamah Sinjai.

D. Defenisi Operasional Variabel

Untuk menghindari adanya kesalahpahaman dalam menginterpretasikan

sebuah variabel dalam penelitian, maka perlu didefenisikan secara operasional.

Defenisi operasionalnya adalah sebagai berikut:

1. Metode penugasan mini-riset dalam penelitian ini adalah metode mengajar

dengan memberikan tugas kepada peserta didik untuk melakukan penelitian kecil

berdasarkan metode ilmiah yang berkaitan dengan pembelajaran pertumbuhan

dan perkembangan pada kelas VIII MTs Darul Istiqamah Sinjai.

2. Hasil belajar merupakan indikator keberhasilan yang dicapai seseorang dalam

usaha belajarnya. Hasil belajar adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan

tingkat keberhasilan yang dicapai seseorang setelah melalui proses belajar. Hasil

belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki setelah menerima

pengalaman belajar,13 dalam penelitian ini hasil belajar diukur dengan

menggunakan tes hasil belajar (pre test dan post test). Hasil belajar yang

dimaksud peneliti adalah kognitif, afektif dan psikomotor. Pada penilaian ranah

12
Purwanto, Instrumen Penelitian Sosial dan Pendidikan Pengembangan dan Pemanfaatan
(Cet.III; Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), h.82.
13
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Cet. XIV; Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2011), h. 22.
9

kognitif yang dinilai peneliti adalah hasil belajar peserta didik pada materi tentang

pertumbuhan dan perkembangan, untuk ranah afektif yang dinilai adalah sikap

peserta didik, dan untuk ranah psikomotor yang dinilai peneliti adalah hasil

praktikum peserta didik terkait metode yang digunakan yaitu mini riset atau

percobaan sederhana yang dilakukan oleh peserta didik baik secara individu

maupun kelompok.

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui hasil belajar biologi peserta didik kelas VIII pada pokok

bahasan pertumbuhan dan perkembangan di MTs Darul Istiqamah Sinjai.

2. Untuk mengetahui pengaruh metode penugasan mini riset terhadap hasil belajar

biologi peserta didik kelas VIII pokok bahasan pertumbuhan dan perkembangan

di MTs Darul Istiqamah Sinjai.

3. Untuk mengetahui adakah pengaruh metode mini riset terhadap hasil belajar

biologi peserta didik kelas VIII pada pokok bahasan pertumbuhan dan

perkembangan di MTs Darul Istiqamah Sinjai.

F. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan peningkatan kualitas pendidikan

dan sumber daya manusia, khususnya bagi para peserta didik yang mengalami

kendala terhadap hasil belajar yang minim sehingga menyebabkan mereka kesulitan

dalam mengikuti proses belajar mengajar.


10

2. Secara Praktis

a. Bagi Sekolah

Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran mata pelajaran

biologi dengan strategi pembelajaran aktif.

b. Bagi Guru

Sebagai bahan untuk menambah referensi penggunaan strategi pembelajaran

aktif yang menyenangkan dan bervariasi pada kegiatan pembelajaran Biologi kelas

VIII.

c. Bagi Peserta didik

Peserta didik memiliki pengalaman belajar baru yang lebih variatif serta

peserta didik juga dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran Biologi, sehingga

pengalaman belajar peserta didik akan semakin meningkat.

d. Bagi Penulis

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan memperluas wawasan

penulis sehingga dapat digunakan sebagai alat mengembangkan diri menjadi pendidik

yang profesional.
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Metode Penugasan Mini Riset

1. Pengertian Metode Penugasan

Pemberian tugas atau resitasi adalah terjemahan dari bahasa inggris “to cite”

yang artinya mengutip, yaitu peserta didik mengutip atau mengambil sendiri bagian-

bagian pelajaran itu dari buku tertentu, lalu belajar sendiri dan berlatih hingga siap

sebagaimana mestinya.

Metode ini popular dengan sebutan pekerjaan rumah (PR), sebetulnya bukan

hanya di rumah, tetapi dapat dikerjakan di sekolah, di halaman, di perpustakaan,

laboratorium, mushalla, masjid atau tempat-tempat lain.1 Sedangkan menurut

Fathurrohman dan Sutikno, metode penugasan tidak sama dengan istilah pekerjaan

rumah, tapi jauh lebih luas. Tugas dilaksanakan di rumah, di sekolah, di perpustakaan

dan tempat lainnya. Metode penugasan untuk merangsang anak aktif belajar baik

secara individual atau kelompok. Oleh karena itu, tugas dapat dikerjakan secara

individual maupun secara komunal (kelompok).2 Pengertian lain dari metode

penugasan adalah cara menyajikan bahan pelajaran dimana guru memberikan

sejumlah tugas terhadap murid-muridnya untuk mempelajari sesuatu kemudian

mereka disuruh untuk mempertanggungjawabkannya.3

1
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam (Cet, I. Jakarta: Ciputat
Pers, 2002), h. 164.
2
Fathurrohman dan Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum
dan Konsep Islami (Cet. I; Bandung: Refika Aditama, 2010), h. 64.
3
Armai Arif, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam (Cet, I. Jakarta: Ciputat Pers,
2002), h. 164.

11
12

Perbedaan metode penugasan (resitasi) dengan metode tugas menurut

Pasaribu dalam bukunya, ialah metode penugasan adalah pemberian tugas kepada

peserta didik diluar jadwal sekolah atau diluar jadwal pelajaran yang pada akhirnya

dipertanggungjawabkan kepada guru yang bersangkutan. Sedangkan metode tugas

adalah suatu aspek dari metode-metode mengajar, karena tugas-tugas meninjau

pelajaran baru, untuk menghafal tugas-tugas yang sudah diajarkan, untuk latihan-

latihan, dengan tugas mengumpulkan bahan, untuk memecahkan suatu masalah dan

seterusnya.4

2. Pengertian Mini Riset

Pengertian riset menurut para ahli yang dikutip oleh Husein Umar dalam

bukunya, menjelaskan bahwa riset sebagai suatu kerja yang mempunyai arti

memeriksa atau mencari kembali. Memang penjelasannya terlalu sederhana.

Selanjutnya Ndraha mengartikan riset sebagai suatu pemeriksaan atau pengujian yang

teliti dan kritis dalam mencari fakta. Peneliti lain mengartikan riset sebagai prinsip-

prinsip penyelidikan yang tekun guna memastikan suatu hal. Natsir mendefinisikan

riset lebih jelas yaitu:


“suatu usaha untuk menemukan suatu hal menurut metode yang ilmiah.
Sehingga riset memiliki 3 unsur penting, yaitu sasaran, usaha untuk mencapai
sasaran serta metode ilmiah”5

Menurut Soetrisno Hadi di kutip oleh Bagja Waluya mendefinisikan

penelitian (research) sebagai usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan

menguji kebenaran suatu pengetahuan, usaha mana dilakukan dengan menggunakan

metode ilmiah. Hal ini senada dengan yang dikemukakan oleh Natsir yang dikuti oleh

4
I.L, Pasaribu, Didaktik Metodik Pendidikan Umum.(Jakarta: Erlangga, 1989).h, 108.
5
Husein Umar, Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen, (Cet.VI; Jakarta: PT. Sun, 2005), h.
1.
13

Husein Umar, menyatakan bahwa suatu metode yang dipakai dalam penelitian riset

hendaknya ilmiah.6 Lebih lanjut Bagja Waluya menjelaskan bahwa penelitian adalah

suatu kegiatan ilmiah untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran

suatu pengetahuan atau masalah guna untuk mencari pemecahan terhadap masalah

tersebut.7 Jadi mini riset adalah penelitian sederhana atau penelitian kecil yang

dilakukan dengan kegiatan ilmiah untuk menemukan, mengembangkan dan menguji

kebenaran suatu pengetahuan atau masalah guna mencari pemecahan masalah

tersebut.

Pembelajaran agar lebih bermakna peserta didik diharapkan mampu

mengaitkan hal-hal yang telah dipelajari di kelas dengan kehidupan nyata. Belajar

dengan cara tersebut harus menerapkan pembelajaran kontekstual. Pembelajaran

kontekstual merupakan konsep belajar yang mengaitkan materi yang sedang

diajarkan dengan dunia nyata peserta didik. Peserta didik mampu membuat hubungan

antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-

hari.8

Menurut Moh. Pabundu Tika dikutip oleh Bagja Waluya, dalam penelitian

terdapat 5 unsur yang dapat diperhatikan, yaitu sebagai berikut:

a. Unsur ilmiah, adalah penggunaan ilmu pengetahuan dan langkah-langkah

penelitian sebagai metode berfikir. Langkah-langkah penelitian yang dimaksud

adalah mulai dari pernyataan masalah, penyusunan hipotesis mengumpulkan data

sampai dengan penarikan kesimpulan dan melaporkan hasilnya.

6
Husein Umar, Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen, h. 4.
7
Bagja Waluya, Sosilogi: Menyelami Fenomena social di Masyarakat (cet. I; Bandung: PT.
Setia Purna Inves, 2007). h. 60.
8
Suroso Mukti Leksono, “Pengaruh Pembelajaran Mini Riset Berbasis Kearifan Lokal
Terhadap Kemampuan Penugasan Materi Biologi Konservasi”, education. Vol. 133(1) 2016: 575.
14

b. Unsur penemuan,berarti berusaha mendapatkan sesuatu untuk mengisi kekosongan

atau kekurangan.

c. Unsur pengembangan, berarti memperluas dan menganalisis lebih dalam sesuatu

yang sudah ada. Dalam hal ini, seseorang sudah pernah meneliti sesuatu objek

tertentu, tetapi hasilnya belum memuaskan sehingga hasil penemuan tersebut

masih perlu dikembangkan.

d. Unsur pengujian kebenaran, diartikan sebagai mengetes hal-hal yang masih

diragukan kebenarannya.

e. Unsur pemecahan masalah, dimaksudkan untuk membuat pemecahan apabila

dalam penelitian dijumpai berbagai masalah.

Seseorang yang melakukan riset hendaknya bersikap ilmiah dan berfikir

ilmiah. Bersikap ilmiah ditandai dengan beberapa ciri antara lain memiliki: sikap

yang positif, yaitu sikap untuk tetap berkonstribusi walaupun kecil dalam situasi

apapun; sikap bertanya, yaitu sikap untuk mengetahui sesuatu sehingga hasilnya

dapat dimanfaatkan baik pada saat itu atau pada saat mendatang dan sikap sangsi

yaitu sikap yang tidak langsung menerima atas hal-hal yang masih diragukan

sehingga ia perlu melakukan tindakan-tindakan yang mengarah pada pembuktian.9

Jadi metode penugasan mini riset adalah suatu cara pemberian tugas penelitian kecil-

kecilan atau sederhana yang diberikan kepada peserta didik melalui proses ilmiah

untuk dapat menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu

pengetahuan atau masalah guna mencari pemecahan tersebut.

9
Husein Umar, Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen, h. 18.
15

3. Langkah-langkah Proses Pembelajaran Mini Riset

a. Tahap persiapan

Sebelum diberikan perlakuan setiap kelas, baik kelas eksperimen maupun

kelas pembanding, diberikan pretes yang dilaksanakan dengan menggunakan 35 butir

soal pilihan ganda. Tiap soal mengandung beberapa kriteria sebagai indikator

terhadap hasil belajar.

b. Tahap pelaksanaan

Perlakuan diberikan kepada peserta didik kelompok eksperimen, yaitu dalam

bentuk penerapan metode penugasan mini riset. Peserta didik diberikan tugas mini

riset, dengan diberikan pengarahan terlebih dahulu, dan hasil laporan dikumpulkan

sebagai syarat untuk mengikuti postes. Pretes dan postes menggunakan soal yang

sama.

Peserta didik pada awalnya dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil yang

terdiri atas kurang lebih lima orang. Tiap kelompok dipandu untuk merancang dan

menentukan tujuan penelitiannya sendiri yang berhubungan dengan konsep

pertumbuhan dan perkembangan. Kemudian mereka dipandu untuk melakukan

penelitian tersebut baik di dalam maupun di luar laboratorium tanpa terlepas dari

pengawasan guru. Dalam hal ini peserta didik diarahkan untuk melakukan penelitian

berdasarkan metode ilmiah sehingga peserta didik dapat menjalankan proses ilmiah

secara sistematis dan terarah dalam mencapai tujuan penelitiannya.


16

c. Tahap Akhir

Setelah diberikan perlakuan, data hasil pretes maupun postes dikumpulkan,

dipilah-pilah kemudian dianalisis. Data hasil angket yang diberikan pada peserta

didik, dianalisis dan kemudian disajikan sebagai data sekunder.

4. Kelebihan dan Kekurangan Mini Riset

Kelebihan dan kekurangan metode penugasan mini riset adalah sebagai

berikut:10

a. Kelebihan metode penugasan mini riset:

1) Lebih merangsang peserta didik untuk belajar lebih banyak, baik pada waktu di

kelas maupun di luar kelas.

2) Metode ini dapat mengembangkan kemandirian peserta didik yang diperlukan

dalam kehidupan kelak.

3) Tugas dapat lebih meyakinkan tentang apa yang dipelajari dari guru, lebih

memperdalam, memperkaya atau memperluas pandangan tentang apa yang

dipelajari.

4) Pemberian tugas mini riset dapat membina kebiasaan peserta didik untuk mencari

dan mengolah sendiri informasi yang diperolehnya.

5) Metode ini dapat membuat peserta didik bergairah dalam belajar karena kegiatan

belajar dilakukan dengan berbagai variasi sehingga tidak membosankan.

b. Kekurangan metode penugassan mini riset:

1) Peserta didik sulit dikontrol, apakah benar peserta didik itu sendiri yang

mengerjakan tugas ataukah orang lain.

10
Murtin.Meningkatkan Pemahaman Peserta didik pada Mata Pelajaran PKn Materi
Kedisiplinan Melalui Metode Penugasan di Kelas II SDN 2 Suwawa Timur Kabupaten Bone Bolango.
Skripsi, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Gorontalo. (23 November 2017).
17

2) Khusus untuk tugas kelompok, tidak jarang yang aktif mengerjakan dan

menyelesaikan adalah anggota tertentu saja, sedangkan anggota lainnya tidak

berpartisipasi dengan baik.

3) Tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu peserta

didik.

4) Sering memberikan tugas yang monoton.

B. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan

belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha

untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap, dalam

kegiatan pembelajaran atau kegiatan instruksional, biasanya guru menetapkan tujuan

belajar. Anak yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-

tujuan pembelajaran atau tujuan-tujuan instruksional.11

Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak

mengajar.12 Pelaku aktif pembelajaran adalah guru, dengan demikian hasil belajar

merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi. Hasil belajar dinilai dengan

ukuran-ukuran guru, tingkat sekolah dan tingkat nasional, dengan ukuran-ukuran

tersebut, seorang peserta didik yang keluar dapat digolongkan lulus atau tidak lulus.

Untuk memperoleh informasi mengenai keberhasilan proses belajar peserta didik,

guru dapat menggunakan berbagai teknik, seperti mengamati keaktifan peserta didik

11
Ahmad Susanto, Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar (Cet.I; Jakarta: Kencana,
2013), h.5.
12
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, Prinsip, Teknik, Prosedur (Cet.V; Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2013), h. 298.
18

dalam belajar, baik secara perseorangan maupun kerjasama kelompok, melakukan tes

praktik, memberikan tes formatif, dan sebagainya.13

Hasil belajar merupakan indikator keberhasilan yang dicapai seseorang dalam

usaha belajarnya. Hasil belajar adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan

tingkat keberhasilan yang dicapai seseorang setelah melalui proses belajar. Hasil

belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki setelah menerima pengalaman

belajar.14

Hasil belajar yang dicapai sangat dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni

faktor dari lingkungan dan faktor yang datang dari dalam diri seseorang. Faktor yang

datang dari diri seseorang terutama kemampuan yang dimilikinya. Faktor

kemampuan besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai seperti

dikemukakan oleh Clark bahwa 70 persen hasil belajar sangat dipengaruhi oleh

kemampuan seseorang dan 30 persen dipengaruhi oleh lingkungan.15

2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ditinjau berbagai aspek sangat

beraneka ragam. Noehi Nasution dan kawan-kawan dalam saiful Bahri Djamarah

aspek-aspek tersebut adalah sebagai berikut:

a. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang timbul dari individu sebagai pendidik

maupun anak didik. Keduanya merupakan unsur yang tidak terpisahkan dalam

kegiatan individu. Yang termasuk faktor internal adalah:

13
Zainal Arifin,Evaluasi PembelajaranPrinsip, Teknik, Prosedur, h.298.
14
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Cet. XIV; Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2011), h. 22.
15
Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar (Cet. I; Ciputat: Quantum Teaching, 2007), h. 45.
19

1) Aspek Fisikologis ( yang bersifat jasmaniah).

Kondisi fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan

belajar seseorang. Orang yang dalam keadaan segar jasmaninya akan berlainan

belajarnya dari orang yang dalam keadaan kelelahan. Anak-anak kekurangan gizi

ternyata kemampuan belajarnya di bawah anak-anak yang tidak kekurangan gizi,

mereka cepat lelah, mudah mengantuk, dan susah menerima pelajaran.16

2) Intelegensi Peserta didik

Intelegensi pada umumnya dapat di artikan sebagai kemampuan psiko-fisik

untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara

yang tepat. Jadi intelegensi sebenarnya bukan persoalan kualitas otak saja, melainkan

kualitas organ-organ tubuh lainnya. Akan tetapi, memang harus diakui bahwa peran

otak dalam hubungannya dengan intelegensi manusia lebih menonjol daripada organ-

organ tubuh lainnya, karena otak merupakan menara pengontrol hampir seluruh

aktivitas manusia.17

b. Faktor Eksternal

Faktor Eksternal dapat di klasifikasikan menjadi dua, yakni faktor lingkungan

sosial dan faktor lingkungan nonsosial.

c. Faktor Pendekatan

Faktor pendekatan belajar (approach to learning) yaitu strategi dan metode

yang digunakan peserta didik untuk melakukan kegiatan pembelajaran.18

16
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hal. 155.
17
Muhibbin, Psikologi Belajar (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013), hal. 147.
18
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Cet. II; Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002),
h. 190.
20

Menurut Zaenal Arifin, bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi secara langsung maupun tak langsung terhadap hasil belajar, yaitu:19

1) Faktor peserta didik yang meliputi kapasitas dasar, bakat khusus, motivasi, minat,

kematangan dan kesiapan, sikap dan kebiasaan, dan lain-lain.

2) Faktor sarana dan prasarana, baik terkait kualitas, kelengkapan maupun

penggunanya, seperti guru, metode dan teknik, media, bahan dan sumber belajar,

dan lain-lain.

3) Faktor lingkungan, baik fisik, sosial maupun kultur, di mana kegiatan

pembelajaran dilaksanakan. Kultur masyarakat setempat, hubungan antar insani

masyarakat setempat, kondisi fisik lingkungan, hubungan antara peserta didik

dengan keluarga merupakan kondisi lingkungan yang akan memengaruhi proses

dan hasil belajar untuk pencapaian tujuan pembelajaran.

4) Faktor hasil belajar yang merujuk pada rumusan normatif harus menjadi milik

peserta didik setelah melaksanakan proses pembelajaran. Hasil belajar ini perlu

dijabarkan dalam rumusan yang lebih operasional, baik yang menggambarkan

aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor sehingga mudah untuk melakukan

evalusinya.20

Faktor-fakor yang mempengaruhi hasil belajar ada dua, yaitu faktor dari

dalam dan faktor dari luar. Faktor dari dalam yaitu faktor dari diri sendiri sedangkan

faktor dari luar yaitu faktor lingkungan.

19
Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran Prinsip, teknik Prosedur (Cet. II; Bandung: PT
Remaja Rosdakarya ,2009), h. 299-300.
20
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, Prinsip, Teknik, Prosedur (Cet.V; Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2013), h. 299-300.
21

Menurut Usman yang dikutip oleh Jihad mengatakan bahwa: Hasil belajar

yang dicapai oleh peserta didik sangat erat kaitannya dengan rumusan tujuan

instruksional yang direncanakan guru sebelumnya yang di kelompokkan ke dalam

tiga kategori, yakni domain kognitif, afektif, dan psikomotorik.21

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik

setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Dikutip oleh Nana Sudjana, Horward

Kingsley membagi tiga macam hasil belajar yakni:

1. Keterampilan dan kebiasaan.

2. Pengetahuan dan pengertian.

3. Sikap dan cita-cita.22

Menurut Gagne yang dikutip oleh Hasibuan, Moedjiono mengatakan bahwa

ada delapan macam kemampuan hasil belajar, yang kemudian disederhanakan

menjadi lima macam yakni:

1. Keterampilan intelektual (yang merupakan hasil belajar terpenting dari sistem

lingkungan skolastik).

2. Strategi kognitif, mengatur “cara belajar’’ dan berpikir seseorang di dalam arti

seluas-luasnya, termasuk kemampuan memecahkan masalah.

3. Informasi verbal, pengetahuan dalam arti informasi dan fakta. Kemampuan ini

umumnya dikenal dan tidak jarang.

4. Keterampilan motorik yang diperoleh di sekolah, antara lain keterampilan

menulis, mengetik, menggunakan jangka, dan sebagainya.

21
Asep Jihad, Evaluasi Pembelajaran (Cet. I; Multi Press: Yogyakarta, 2008), h. 16.
22
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, h. 22.
22

5. Sikap dan nilai, berhubungan dengan arah serta intensitas emosional yang

dimiliki seseorang, sebagaimana dapat disimpulkan dari kecenderungannya

bertingkah-laku terhadap orang, barang, atau kejadian.23

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah apa

yang menjadi implikasi pembelajaran menyangkut pemahaman dan penguasaan

bahan pelajaran yang dipelajari dan merupakan hasil dari suatu interaksi tindak

belajar-mengajar.

3. Penilaian Hasil Belajar

Tes berasal dari kata testum. Suatu pengertian dalam bahasa Prancis kuno

yang berarti piring untuk menyisihkan logam-logam mulia. Ada pula yang

mengartikan sebagai sebuah piring yang dibuat dari tanah.24

Tes (sebelum adanya ejaan yang disempurnakan dalam bahasa Indonesia yang

ditulis dengan test) adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau

mengukur sesuatu dalam susunan, dengan cara atau aturan-aturan yang sudah

ditentukan.25

Menurut Syamsudduha jenis-jenis tes dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Tes tulis

Bentuk tes ada yang berupa tes nonverbal (perbuatan) dan verbal.Tes

nonverbal dipakai untuk mengukur kemampuan psikomotor. Tes verbal dipakai untuk

mengukur kemampuan psikomotor.Tes verbal dapat berupa tes tulis dan dapat berupa

23
Hasibuan, Proses Belajar-Mengajar (Cet.XIII; Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset,
2009), h.5.
24
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Edisi Revisi (Cet.XI; Jakarta: Bumi
Aksara, 2010), h. 52.
25
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Edisi II (Cet.I; Jakarta: Bumi
Aksara, 2012), h. 67.
23

tes lisan. Tes tulis dapat dikategorikan menjadi dua yaitu tes obyektif dan tes non-

obyektif.

Tes tertulis dilakukan untuk mengungkap penguasaan peserta didik dalam

aspek kognitif mulai dari jenjang pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis,

sintesis, sampai evaluasi. Bentuk instrumennya dapat berupa isian singkat,

menjodohkan, pilihan ganda, pilihan berganda, uraian objektif, uraian non-objektif,

hubungan sebab akibat, hubungan konteks, klasifikasi, atau kombinasinya.

b. Tes objektif adalah tes tulis yang menuntut peserta didik memilih jawaban

yang telah disediakan atau memberikan jawaban singkat terbatas. Bentuk-

bentuknya berupa:

1) Tes benar salah (true false)

2) Tes pilihan ganda (multiple choice)

3) Tes menjodohkan (matching)

4) Tes melengkapi (completion)

5) Tes jawaban singkat

c. Tes subjektif/ esai adalah tes tulis yang meminta peserta didik memberikan

jawaban berupa uraian. Bentuk-bentuknya berupa

1) Esai bebas

2) Esai terbatas26

d. Tes lisan (oral tests)

Tes lisan sangat bermanfaat untuk mengukur aspek yang berkaitan dengan

kemampuan komunikasi (communatian skill). Tes lisan juga dapat digunakan untuk

26
St. Syamsudduha, Penilaian Kelas (Cet. I; Makassar: Alauddin University Press, 2012), h.
57-58.
24

menguji peserta didik, baik secara individual maupun secara kelompok. Kelebihan tes

lisan adalah guru dapat mengetahui kemampuan peserta didik dalam mengemukakan

pendapatnya secara langsung, formulasi pertanyaan dapat secara langsung, formulasi

pertanyaan dapat secara langsung disesuaikan dengan tingkat pemahaman peserta

didik, dapat menghindari jawaban spekulatif dan dapat diketahui penguasaan peserta

didik secara tepat. Kelemahannya tes lisan adalah membutuhkan waktu yang relatif

lama, subjektivitas tester sulit dihindari, dan sering kali peserta didik kurang bebas

mengemukakan pendapatnya.27

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tes merupakan alat yang

digunakan untuk memperoleh hasil belajar. Jenis tes terbagi atas dua yaitu tes tertulis

dan tes lisan.

4. Jenis tingkah laku yang timbul dari hasil belajar

Hasil belajar dapat timbul dalam berbagai jenis perbuatan atau pembentukan

tingkah laku peserta didik, jenis tingkah laku itu diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Kebiasaan, yaitu cara bertindak yang dimiliki peserta didik dan diperoleh melalui

belajar. Cara tersebut bersifat tetap, seragam, dan ototmatis selama hubungan

antara individu yang bersangkutan dengan objek tindakannya itu konstan.

Kebiasaan pada umumnya dilakukan tanpa perlu disadari sepenuhnya.28

b. Keterampilan, yaitu perbuatan atau tingkah laku yang tampak sebagai akibat

kegiatan otot dan digerakkan serta di koordinasikan oleh system saraf. Berbeda

dengan kebiasaan, keterampilan dilakukan secara sadar dan penuh perhatian,

27
St. Syamsudduha, Penilaian Kelas (Cet. I; Makassar: Alauddin University Press, 2012), h.
72.
28
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, Prinsip, Teknik, Prosedur, h. 298-299.
25

tidak seragam, dan memerlukan latihan yang berkesinambungan untuk

mempertahankannya.

c. Akumulasi persepsi, yaitu berbagai persepsi yang diperoleh peserta didik melalui

belajar, seperti pengenalan simbol, angka, dan pengertian. Persepsi ini terjadi

dengan mengamati hubungan diantara simbol atau pengertian dengan benda yang

kongkret.

d. Asosiasi dan hafalan, yaitu seperangkat ingatan mengenai sesuatu sebagai hasil

dari penguatan melalui asosiasi yang disengaja atau wajar maupun asosiasi tiruan.

e. Pemahaman dan konsep, yaitu jenis hasil belajar yang diperoleh melalui kegiatan

belajar secara rasional. Pada umumnya, pemahaman diperoleh dengan mencari

jawaban atas pertanyaan mengapa (why) dan bagaimana (how).

f. Sikap, yaitu pemahaman, perasaan, dan kecenderungan berperilaku peserta didik

terhadap sesuatu. Sikap terbentuk karena belajar dalam rangka hubungan sosial

dengan objek yang disikapi oleh individu bersangkutan. Arah sikap peserta didik

dapat terbentuk positif, netral atau negatif.29

g. Nilai, yaitu tolak ukur untuk membedakan antara yang baik dengan yang kurang

baik. Nilai diperoleh melalui belajar yang bersifat etis. Perolehan nilai dapat

terjadi secara bertahap, mulai dari kepatuhan, identifikasi atau persamaan diri,

pemahaman, dan internalisasi.

h. Moral dan agama. Moral merupakan penerapan nilai-nilai dalam kaitannya

dengan kehidupan sesama manusia, sedangkan agama merupakan penerapan

29
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, Prinsip, Teknik, Prosedur, h. 299.
26

nilai-nilai yang bersifat trasedental dan gaib. Dalam hal ini dikenal konsep Tuhan

dan keimanan.30

Pembelajaran berbasis proyek (Project based learning = PBL), merupakan

suatu model pembelajaran yang melibatkan aktivitas peserta didik dalam proses

pembelajaran untuk dapat memahami dan menggunakan konsep dalam

memecahkan masalah kehidupan sehari-hari. PBL adalah model komprehensif

untuk pembelajaran yang dirancang agar pembelajar melakukan penyelidikan

terhadap permasalahan nyata.31

Menurut Dettrick dikutip oleh Nur Wulan Puji Permari salah satu metode

yang dapat dilakukan adalah eksplorasi melalui suatu kegiatan mini riset. Mini

riset mirip dengan praktikum namun didesain oleh peserta didik sendiri. Dalam hal

ini, peserta didik dapat berinkuiri, memegang dan mengendalikan keadaan yang

sedang mereka hadapi dengan menggunakan teknik-teknik ilmiah.32 Lebih lanjut

Nur Wulan Puji Permari menjelaskan bahwa dalam berinkuiri, peserta didik akan

menemukan dan membentuk pengetahuan barunya sendiri. Dengan demikian, mini

riset dapat membantu untuk membentuk dan mengembangkan pengetahuan serta

kompetensi peserta didik.

Belajar menggunakan pendekatan inkuiri juga dapat meningkatkan

ketertarikan peserta didik dalam belajar, keterampilan berkolaborasi, dan secara

simultan dapat membangun pemahaman konseptual peserta didik terhadap suatu

30
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, Prinsip, Teknik, Prosedur, h. 299.
31
Kusnadi dkk, “Analisis Kemunculan Keterampilan Spesifik Laboratorium Mikrobiologi
melalui Pembelajaran Mikrobiologi Berbasis Proyek Inkuiri Mini Riset Mahapeserta didik Biologi.”
Jurnal Pengajaran MIPA, Volume 17, Nomor 1, April 2012 (Selasa, 3 Oktober 2017)
32
Nur Wulan Puji Permari, “Pengaruh Mini Riset Pencemaran Lingkungan terhadap Proses
Sains Terintegrasi dan Sikap Ilmiah Peserta didik.”Universitas Pendidikan Indonesia (Selasa, 3
Oktober 2017).
27

topik. Selain itu, prestasi peserta didik menjadi lebih baik dilihat berdasarkan

peningkatan skor peserta didik dibandingkan dengan pembelajaran dengan

metode tradisional. 33

Menurut Hackling dalam Puti Peserta didikndari investigasi terhadap suatu

masalah dibutuhkan sebagai sarana mengumpulkan informasi untuk mendapatkan

jawaban dari masalah yang dihadapi. Saat melakukan kegiatan ivestigasi, peserta

didik dapat mengonstruksi, pemahamannya tentang tentang suatu masalah dengan

mengajukan pertanyaan, mendesain, malaksanakan, menganalisis, dan

mengomunisasilan hasil investigasi yang telah mereka lakukan terhadap masalah

tersebut sehingga pengalaman belajar sains yang didapat peserta didik dapat

bermakna.34

C. Pokok Bahasan Pertumbuhan dan Perkembangan

1. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan

Pengertian pertumbuhan adalah Proses pertambahan volume dan jumlah sel

sehingga ukuran tubuh makhluk hidup tersebut bertambah besar. Pertumbuhan

bersifat irreversible atau tidak dapat balik dan dapat diukur. Sedangkan Pengertian

Perkembangan adalah proses perubahan menuju kedewasaan melalui proses

pertumbuhan dan diferensiasi. Perkembangan tidak dapat diukur.35

33
Nur Wulan Puji Permari, “Pengaruh Mini Riset Pencemaran Lingkungan terhadap Proses
Sains Terintegrasi dan Sikap Ilmiah Peserta didik.”Universitas Pendidikan Indonesia (Selasa, 3
Oktober 2017).
34
Puti Peserta didikndari, “Pengaruh Mini Riset terhadap Investigation Skill Peserta didik
SMA pada Percobaan Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan.”Universitas Pendidikan Indonesia
(Selasa, 3 Oktober).
35
Buku Paket Saeful Karim, dkk. 2008. Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam Sekitar BSE
KelasVIII.Jakarta; CV Arya Duta.Halaman 15 Bagian A, B, dan C.
28

2. Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan

Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan terdapat 2 faktor

antara lain luar dan dalam. Faktor luar atau lingkungan, contohnya : makanan, air,

oksigen, cahaya, suhu, dan kelembapan.36

a. Makanan atau Nutrisi

Makanan merupakan bahan baku dan sumber energi dalam proses

Metabolisme tubuh. Kualitas dan kuantitas makanan akan mempengaruhi

pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup. Karena sedang dalam masa

pertumbuhan, kamu harus cukup makan makanan yang bergizi untuk mendukung

pertumbuhan dan perkembangan tubuhmu. Zat gizi yang diperlukan manusia dan

hewan adalah karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Semua zat ini

diperoleh dari makanan. Sedangkan bagi tumbuhan, nutrisi yang diperlukan berupa

air dan zat hara yang terlarut dalam air. Melalui proses fotosintesis, air dan karbon

dioksida (CO2) diubah menjadi zat makanan dengan bantuan sinar matahari.

Meskipun tidak berperan langsung dalam fotosintesis, zat hara diperlukan agar

tumbuhan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Coba kamu amati, tanaman
padi yang terlambat dipupuk, daunnya akan berwarna kekuningan. Setelah

dipupuk, daun tanaman padi itu akan kembali berwarna hijau dan tumbuh

dengan baik. Mengapa demikian? Di dalam pupuk terkandung zat hara yang penting

sebagai nutrisi tanaman.

36
Buku Paket Saeful Karim, dkk. 2008. Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam Sekitar BSE
Kelas VIII. Jakarta; CV Arya Duta.Halaman 15 Bagian A, B, dan C.
29

b. Suhu

Semua makhluk hidup membutuhkan suhu yang sesuai untuk menunjang

pertumbuhan dan perkembangannya. Suhu ini disebut suhu optimum, misalnya

suhu tubuh manusia yang normal adalah sekitar 37°C. Pada suhu optimum, semua

makhluk hidup dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Hewan dan manusia

memiliki kemampuan untuk bertahan hidup dalam kisaran suhu lingkungan tertentu.

Tumbuhan menunjukkan pengaruh yang lebih nyata terhadap suhu. Padi yang di

tanam pada awal musim kemarau (suhu udara rata-rata tinggi) lebih cepat dipanen

dari pada padi yang ditanam pada musim penghujan (suhu udara rata-rata rendah).

Jenis bunga mawar yang tumbuh dan berbunga dengan baik di pegunungan

yang sejuk, ketika ditanam di daerah pantai yang panas pertumbuhannya

menjadi lambat dan tidak menghasilkan bunga yang seindah sebelumnya. Hal

ini di sebabkan karena semua proses dalam pertumbuhan dan perkembangan seperti

penyerapan air, fotosintesis, penguapan dan pernapasan pada tumbuhan dipengaruhi

oleh suhu.

c. Cahaya

Cahaya berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan makhluk

hidup. Tumbuhan sangat membutuhkan cahaya matahari untuk fotosintesis.

Namun keberadaan cahaya ternyata dapat menghambat pertumbuhan tumbuhan

karena cahaya dapat merusak hormon selama beberapa hari, kecambah itu akan

tumbuh lebih cepat (lebih tinggi) dari seharusnya, namun tampak lemah dan pucat/

kekuning-kuningan karena kekurangan klorofil. Selain tumbuhan, manusia juga

membutuhkan cahaya matahari untuk membantu pembentukan vitamin D.


30

d. Air dan Kelembapan

Air dan kelembapan merupakan faktor penting untuk pertumbuhan dan

perkembangan. Air sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup. Tanpa air, makhluk

hidup tidak dapat bertahan hidup. Air merupakan tempat berlangsungnya reaksi-

reaksi kimia di dalam tubuh. Tanpa air, reaksi kimia di dalam sel tidak dapat

berlangsung, sehingga dapat mengakibatkan kematian. Kelembapan adalah

banyaknya kandungan uap air dalam udara atau tanah. Tanah yang lembab

berpengarauh baik terhadap pertumbuhan tumbuhan. Kondisi yang lembab

banyak air yang dapat diserap oleh tumbuhan dan lebih sedikit penguapan. Kondisi

ini sangat mempengaruhi sekali terhadap pemanjangan sel. Kelembapan juga penting

untuk mempertahankan stabilitas bentuk sel.

e. Tanah

Bagi tumbuhan, tanah berpengaruh terhadap pertumbuhan dan

perkembangannya. Tumbuhan akan tumbuh dan berkembang dengan optimal bila

kondisi tanah tempat hidupnya sesuai dengan kebutuhan nutrisi dan unsur hara.

Kondisi tanah ditentukan oleh faktor lingkungan lain, misalnya suhu, kandungan

mineral, dan air.

b. Faktor dalam, yaitu gen dan hormon.

Gen merupakan materi pembawa sifat yang diwariskan pada keturunan,

sedangkan Hormon. Hormon berfungsi sebagai pengontrol kegiatan dalam

tubuh.37

37
Buku Paket Saeful Karim, dkk. 2008. Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam Sekitar BSE
Kelas VIII.Jakarta; CV Arya Duta.Halaman 15 Bagian A, B, dan C.
31

3. Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan

Pada perkecambahan biji, plumula tumbuh dan berkembang menjadi

batang dan daun sedangkan radikula menjadi akar.38

Tipe perkecambahan biji tumbuhan antara lain adalah:

a. Tipe Hipogeal, yaitu kotiledon tetap di dalam tanah

b. Tipe Epigal, yaitu kotiledon di atas tanah.

Tumbuhan monokotil hanya mengalami pertumbuhan primer, sedangkan

tumbuhan dikotil mengalami pertumbuhan primer dan sekunder. Pada pertumbuhan

primer, akar dan batang tumbuh memanjang. Daerah pertumbuhan terdapat pada

ujung batang dan ujung akar, yaitu daerah pembelahan sel, pemanjangan sel, dan

diferensiasi.Pada tumbuhan sekunder, batang membesar karean pembelahan sel

sel kambium keluar membentuk floem dan ke dalam membentuk Xilem.39

4. Jenis dan Fungsi Hormon Tumbuhan

Jenis dan fungsi hormon tumbuhan antara lain sebagai berikut :

a. Auksin: berfungsi merangsang pertumbuhan akar, batang, bunga, buah,

perkecambahan, dan membengkokkan batang.

b. Sitokinin: berfungsi merangsang pembelahan sel, pertumbuhan akar,

tunas, bunga, buah dan menghambat penuaan.

c. Giberelin : berfungsi merangsang pertumbuhan daun, bunga, buah,

pemanjangan batang, serta perkecambahan biji dan tunas.

38
Buku Paket Saeful Karim, dkk. 2008. Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam Sekitar BSE
Kelas VIII.Jakarta; CV Arya Duta.Halaman 15 Bagian A, B, dan C.
39
Buku Paket Saeful Karim, dkk. 2008. Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam Sekitar BSE
Kelas VIII.Jakarta; CV Arya Duta.Halaman 15 Bagian A, B, dan C.
32

d. Asam Absisat: berfungsi menghambat pertumbuhan sel, menunda

pertumbuhan, dan mambantu dormansi.

e. Gas etilen: berfungsi mempercepat pematangan buah, penebalan batang,

kombinasi gas etilen dan auksin atau giberlin dapat memacu pembuangan.

f. Asam traumatin: berfungsi merangsang regenerasi sel di bagian tumbuhan

yang luka.

g. Kalin: berfungsi merangsang pembentukan organ tumbuhan, misalnya akar

(Rizokalin). Batang (kaulokalin), daun (fitokalin), dan bunga

(Autokalin/florigen).

Metagenesis merupakan pergiliran keturunan antara fase vegetatif (aseksual) dan

fase generatif (seksual) pada makhluk hidup. Fase penghasil gamet disebut fase

gametofit, sedangkan fase penghasil spora disebut fase sporofit. Tumbuhan Lumut

dan Tumbuhan paku mengalami metagenesis.40

40
Buku Paket Saeful Karim, dkk. 2008. Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam Sekitar BSE
Kelas VIII. Jakarta; CV Arya Duta. Halaman 15 Bagian A, B, dan C.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Lokasi Penelitian

1. Jenis penelitian

Jenis penelitian ini adalah penilitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif

merupakan metode untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti hubungan

antar variabel.1Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu (quasi

experimental).Rancangan eksperimental semu yaitu untuk memperoleh informasi

yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen

yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan

atau memanipulasikan semua variabel yang relevan.2

2. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MTs Darul Istiqamah Sinjai Cab. Lappa’e.

Kecamatan Tellulimpoe. Kabupaten Sinjai Selatan.

B. Variabel Penelitian

Variabel adalah suatu konsep yang mempunyai lebih dari satu nilai, keadaan,

kategori, dan atau kondisi.3Variabel penelitian merupakan nilai atau sifat dari objek

yang mempunyai variasi tertentu dan ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

ditarik kesimpulannya.Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua macam yaitu

1
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi Tesis Disertasi dan Karya Ilmiah, Edisi
Pertama (Cet.II; Jakarta: Kencana, 2012), h.38.
2
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi Tesis Disertasi dan Karya Ilmiah, Edisi
Pertama, h.118.
3
Khalifah Mustami, Metodologi Penelitian Pendidikan (Cet.1; Yogyakarta: Aynat Publishing,
2015), h.45.

33
34

variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas (Independent Variable)

merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi penyebab terjadinya

perubahan pada variabel lain,4 sedangkan variabel terikat (Dependent Variabel)

merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat dari variabel bebas.5

Pada penelitian ini variabel yang diteliti adalah variabel bebas dan variabel

terikat, yakni:

1. Variabel bebas yaitu pemberian metode penugasan mini riset (X)

2. Variabel terikat yaitu hasil belajar (Y).

C. Desain penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah pretest-posttest control grup

designdimana desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random kemudian

diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol.Hasil pretest yang baik bila nilai kelompok

eksperimen tidak berbeda secara signifikan.6

Tabel 3.1 Desain penelitian

Kelas Pretest Perlakuan Posttest

Eksperimen O1 O2
X
Kontrol O3 O4

4
Eko Putro Widoyoko, Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian (Cet.V; Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2016), h.4.
5
Eko Putro Widoyoko, Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian, h.5.
6
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D (Cet. XVI; Bandung:
Alfabeta, 2013), h. 207.
35

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah semua subyek atau obyek sasaran peneliti.7Populasi dalam

penelitian ini digunakan untuk menyebutkan seluruh elemen/anggota dari suatu

wilayah yang menjadi sasaran penelitian atau merupakan seluruh dari objek

penelitian.8

Suatu penelitian ada objek yang diteliti untuk memperoleh data yang

dibutuhkan. Dengan kata lain, data secara menyeluruh terhadap elemen yang menjadi

objek penelitian, tanpa terkecuali.9Suatu penelitian, penentuan populasi sangat

penting dilakukan karena populasi memberikan batasan terhadap objek yang

diteliti.Sugiyono mengatakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri

atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.10

Tabel 3.2 Daftar Populasi Penelitian

No. Kelas Jumlah Peserta didik

1. VIII Putri 29

2. VIII Putra 25

Jumlah 54

7
Khalifah Mustami, Metodologi Penelitian Pendidikan, h.61.
8
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitan (Cet.III; Jakarta: Kencana, 2013), h.147.
9
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Cet. XIV; Jakarta:
Rineka Cipta, 2010), h. 173
10
Sugiyono.Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, h.
117
36

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi atau sejumlah anggota populasi yang

mewakili populasinya.11Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan

tekhnik sampling jenuh karena dalam pengambilan sampel, semua populasi

digunakan sebagai sempel.12Berdasarkan teori di atas maka sampel dalam penelitian

ini adalah seluruh peserta didik kelas VIII.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpukan data merupakan langkah yang penting dalam

penelitian.Hal ini karena penelitian dapat terlaksana apabila ada data yang

dibutuhkan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tes

Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau

mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah

ditentukan.13Atau sejumlah pertanyaan yang dijadikan sebagai alat ukur untuk

mengukur hasil dari perlakuan dan untuk melengkapinya harus memilih satu dari

beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan.Atau multiple choice test

terdiri atas bagian keterangan (stem) dan bagian kemungkinan jawaban atau alternatif

(options).Kemungkinan jawaban (option) terdiri atas satu jawaban yang benar yaitu

kunci jawaban dan beberapa pengecoh (distractor).14

11
Khalifah Mustami, Metodologi Penelitian Pendidikan, h.63.
12
Rahayu Kariadinata dan Maman Abdurahman, Dasar-Dasar Statistik Pendidikan (Cet.I;
Bandung: Pustaka Setia, 2012), h.23.
13
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Edisi Revisi (Cet.XI; Jakarta: Bumi
Aksara, 2010), h.53.
14
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Edisi Revisi, h. 168.
37

2. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data

berdasarkan beberapa sumber seperti tulisan (paper), tempat (place), dan orang

(person).15 Dokumentasi digunakan untuk memperkuat data dan gambaran secara

konkrit mengenai penelitian yang dilakukan, dalam penelitian ini, dokumentasi

dilakukan untuk memperoleh data mengenai sekolah, jumlah peserta didik, rencana

perencanaan pembelajaran (RPP), jumlah peserta didik, dan foto-foto mengenai

pelaksanaan pembelajaran dengan metode penugasan mini riset dan pembelajaran

konvensional.

F.Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan oleh peneliti untuk

mengumpulkan data penelitian dengan cara melakukan pengukuran. 16 Atau dengan

kata lain instrumen adalah alat atau fasilitas yang digunakan peneliti dalam

mengumpulkan data agar penelitiannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, lebih

cermat, lengkap dan sistematis sehingga data mudah diolah. Instrumen penelitian

yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Penilaian tes kognitif (soal pre test dan post test)

Instrumen ini terdiri dari soal-soal tes pilihan ganda (Multiple Choice

Test).Tes pilihan ganda adalah tes di mana setiap butir soalnya memiliki jumlah

alternatif jawaban lebih dari satu.17Tes ini untuk mengukur penguasaan materi peserta

didiklewat jawaban yang paling tepat.Tes penilaian kognitif dibuat untuk mengetahui

15
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Cet. XIII; Jakarta:
RinekaCipta, 2006), h.150.
16
Eko Putro Widoyoko, Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian, h.51.
17
Eko Putro Widoyoko, Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian, h.67-68.
38

keberhasilan peserta didik dalam menguasai materi dengan melihat dari aspek

kognitif.Tes hasil belajar dilakukan sebanyak dua kali yaitu Pre-test dan post-

test.Pre-testmerupakan tes yang diberikan pada awal pertemuan untuk mengetahui

kemampuan peserta didik sebelum diberikan perlakuan.Sedangkan Post-test

merupakan tes yang diberikan setelah peserta didik diberikan treatment.Tes ini

dilakukan untuk mengetahui pencapaian belajar peserta didik danpeningkatan hasil

belajar peserta didik.

G. Tahapan Penelitian

Adapun tahapan penelitian dalam pengumpulan data pada penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Tahap perencanaan

Tahap perencanaan yang dilakukan sebagai berikut:

a. Melakukan observasi di MTs Darul Istiqamah Sinjai untuk melihat bagaimana

proses kendala yang dialami oleh para guru dan peserta didik dalam proses

pembelajaran khususnya mata pelajaran biologi.

b. Merumuskan makna berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan.

c. Penulis menarik subjek penelitian dan menentukan kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol.

d. Melakukan penentuan pokok bahasan yang akan diajarkan.

e. Membuat RPP (Rencana Proses Pembelajaran).

f. Membuat kisi-kisi soal pretest dan posttest.

g. Membuat soal test objektif untuk mengevaluasi hasil belajar.


39

2. Tahap pelaksanaan

Tahap pelaksanaan yang dilakukan pada kedua kelompok tersebut adalah

sebagai berikut:

Kelompok ekperimen

1) Tahap pengenalan guru dan peserta didiksekaligus pemberian test awal

(pretest).

2) Penjelasan guru tentang pertumbuhan dan perkembangan dan penugasan mini

riset.

3) Pemberian test akhir (prostest).

Kelompok kontrol

1) Tahap pengenalan guru sekaligus memberikan test awal (pretest).

2) Melakukan proses pembelajaran menggunakan metode konvensional

(ceramah).

3) Pemberian dan test akhir (postest) dengan menggunakan instrumen penelitian.

3. Tahap Pengolahan Data

Pada tahap ini, hal yang dilakukan adalah melakukan pengolahan data

terhadap data yang diperoleh dari hasil penelitian di sekolah dengan menggunakan

statistik deskriptif dan statistik inferensial.

4. Tahap Pelaporan

Pada tahap ini penulis menyusun laporan penelitian yang dilakukan dalam

bentuk finalisasi penelitian dengan menuangkan hasil pengolahan, analisis, dan

kesimpulan tersebut ke dalam bentuk tulisan yang disusun secara konsisten,

sistematis dan metodologis.


40

H. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Analisis data dilakukan setelah data dari seluruh responden atau sumber data

lain terkumpul. Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan analisis

statistik untuk pengolahan data hasil penelitian yang meliputi analisis deskriptif dan

analisis inferensial.

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang mempunyai tugas mengorganisasi dan

menganalisis data angka, agar dapat memberikan gambaran secara teratur, ringkas,

dan jelas, mengenai suatu gejala, peristiwa atau keadaan, sehingga dapat ditarik

pengertian atau makna tertentu.18

Analisis deskriptif disini dimaksudkan untuk menjawab masalah pertama dan

masalah kedua.Selain itu, analisis statistik deskriptif digunakan untuk

mendeskripsikan hasil belajar yang diperoleh peserta didik, baik kelompok

eksperimen maupun kelompok kontrol. Langkah-langkah yang dilakukan adalah

sebagai berikut:

a. Menentukan range (jangkauan)

R = 𝑋𝑛 − 𝑋1

Keterangan:

R = range

Xn = data tertinggi

X1 = data terendah19

18
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan (Cet. 25; Jakarta: Rajawali Pers, 2014), h.4-
5.
19
M. Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Materi Statistik I (Cet. V; Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h.
102.
41

b. Menentukan jumlah kelas interval

𝐾 = 1 + 3,322 log 𝑛

Keterangan :

K= banyaknya kelas

n= banyaknya nilai observasi20

c. Menghitung panjang kelas interval

𝑅
𝑝=
𝐾
Keterangan :

p = Panjang kelas interval

R = Rentang nilai

K = Kelas interval21

d. Persentase (%) nilai rata-rata

𝑓
𝑃= × 100%
𝑁
Keterangan:

P:Angka persentase.

f :Frekuensi yang dicari persentasenya.


N :Jumlah frekuensi/banyaknya individu22

20
J. Supranto, Statistik Teori dan Aplikasi (Cet. VII; Jakarta: Erlangga, 2008), h. 73.
21
J. Supranto, Statistik Teori dan Aplikasi, h.73.
22
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan (Cet. I; Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada,
2009), h. 43.
42

e. Menghitung mean (rata-rata)

Skor rata-rata atau mean dapat diartikan sebagai kelompok data dibagi dengan

nilai jumlah responden. Rumus rata-rata adalah :

∑𝑋
𝑋̅ =
𝑛
Keterangan:

𝑋̅= Mean
∑ 𝑋 =Wakil data

n = Banyaknya data23

f. Menghitung Standar Deviasi

(∑ 𝑥)2
√∑ 𝑥 2 −
𝑁
𝑆𝐷 =
𝑁−1
Keterangan:

SD: Standar Deviasi


 x : Total Skor peserta didik
x 2
: Jumlah Kuadrat Total skor peserta didik

N : Populasi24

g. Pengkategorisasian

Untuk kategorisasi hasil belajar tidak ada kategori baku, maka penulis

menggunakan konsep kategorisasi stastitik berdasarkan teori yang dikemukakan oleh

Saifuddin Azwar, sebagai berikut:

23
M. Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Materi Statistik I, h. 72.
24
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan,h. 52.
43

Tabel 3.3: Kategorisasi hasil belajar


Kategori Hasil
Nilai
Belajar

0–34 Sangat Rendah

35-54 Rendah

55-64 Sedang

65-84 Tinggi

85-100 Sangat Tinggi25

2. Statistik Inferensial

Statistik inferensial adalah statistik yang menyediakan aturan atau cara yang

dapat dipergunakan sebagai alat dalam rangka mencoba menarik kesimpulan data

yang telah disusun dan diolah.26Analisis statistik inferensial digunakan untuk menguji

hipotesis penelitian yang diajukan. Sebelum uji hipotesis dilakukan dengan statistik

inferensial, maka terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat sebagai berikut:

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dimaksudkan data yang digunakan untuk mengetahui

distribusi normal atau tidak. Pengujian ini juga dilakukan untuk mengetahui data

yang akan diperoleh dapat diuji dengan statistik parametrik atau statistik

25
Pusat Kurikulum, Badan Penelitian dan Pengembangan Kegiatan Belajar Mengajar yang
Efektif (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2006).
26
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, h. 5.
44

nonparametik. Untuk pengujian tersebut digunakan rumus Chi-kuadrat yang

dirumuskan sebagai berikut:

Keterangan:

= Nilai Chi-kuadrat hitung

= Frekuensi hasil pengamatan

= Frekuensi harapan

K = Banyaknya kelas.27

Kriteria pengujian normal bila lebih kecil dari dimana

diperoleh dari daftar dengan dk = (k – 3) pada taraf signifikasi = 0,05

b. Uji Homogenitas

Pengujian tersebut dilakukan karena peneliti akan menggeneralisasikan akhir

penelitian atau hipotesis ( atau ) yang dicapai pada sampel terhadap populasi,

dalam artian bahwa apabila data yang diperoleh homogen maka kelompok-kelompok

sampel berasal dari populasi yang sama. Pengujian ini juga dilakukan untuk

mengetahui uji t-test komparatif yang akan digunakan. Rumus yang akan digunakan

separated varians atau polled varians. Untuk pengujian homogenitas data tes

pemahaman konsep digunakan uji F dengan rumus sebagai berikut:

F= .............28

27
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Cet .XIII; Jakarta:
Rineka Cipta, 2007), h. 290.
28
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, h. 305.
45

Kriteria pengujian ada jika pada taraf nyata dengan

didapat dari distribusi F dengan derajat kebebasan masing-masing sesuai dengan dk

pembilang dengan dkpenyebut pada taraf = 0,05.

c. Uji Hipotesis

Uji hipotesis penelitian ini dengan menggunakan uji t. Uji t digunakan untuk

mengetahui adanya pengaruh metode penugasan mini riset terhadap kemampuan hasil

belajar peserta didik. Rumus uji t:

1. Menentukan Hipotesis

Ho = 𝜇1 = 𝜇2

Ho = 𝜇1 ≠ 𝜇2

2. Menentukan 𝛼

Taraf signifikansi yang digunakan adalah 0,05.

3. Menentukan thitung

Jika berdasarkan uji kesamaan varians, ditunjukkan bahwa kedua kelompok

mempunyai varians yang sama maka untukpengujian hipotesis ini digunakan rumus:

(𝑛1 − 1)𝑠12 + (𝑛2 − 1)𝑠22


𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔= 𝑋1 −𝑋2 dengan 𝑆= √
𝑠 1 1
𝑛1 +𝑛2 −2
√𝑛 +𝑛
1 2

Keterangan:

X1 = rata-rata posttest kelas eksperimen

X2 = rata-rata posttest kelas kontrol

𝑠12 = variasi kelas eksperimen

𝑠22 = variasi kelas Kontrol

𝑛1 = jumlahpeserta didik kelas eksperimen


46

𝑛2 =jumlah peserta didik kelas kontrol

4. Membuat Kesimpulan

Menyimpulkan apakah H0 diterima atau ditolak.Jika F hitung≤Ftabel maka Ho

diterima dan Ha ditolak, sementara jika Fhitung> Ftabel maka Ho ditolak dan Ha

diterima.29

29
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, h. 229.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. Deskripsi Hasil Penelitian

Hasil penelitian adalah jawaban untuk rumusan masalah yang telah

ditetapkan sebelumnya, selain itu untuk menguatkan hipotesis atau jawaban

sementara.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh metode penugasan mini

riset terhadap hasil belajar biologi pokok bahasan pertumbuhan dan perkembangan

kelas VIII Putri Mts Darul Istiqamah Sinjai. Untuk mengumpulkan data pada

penelitian ini digunakan lembar observasi dan tes hasil belajar setelah semua data

terkumpul maka dilakukanlah perhitungan berupa analisis data statistik deskriptif

untuk mengetahui gambaran dari setiap variabel dan analisis data statistik inferensial

untuk uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis.

A. Deskripsi Hasil Belajar Peserta Didik Dengan Menggunakan Metode


Penugasan Mini Riset
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di MTs Darul Istiqamah Sinjai

terhadap peserta didik kelas VIII Putri maka peneliti mengumpulkan data

menggunakan instrumen tes berupa pilihan ganda (multiple choice) melalui hasil

belajar pretest dan posttest. Berdasarkan data yang telah diperoleh maka dapat dilihat

dengan jelas bahwa terdapat perbedaan terhadap nilai hasil belajar yang diperoleh

sebelum dan setelah menggunakan metode penugasan mini riset. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode pembelajaran penugasan mini riset

47
48

dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi IPA pokok bahasan

pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan.

1) Pretest Kelas Eksperimen (VIII PUTRI)

Hasil penelitian analisis statistik deskriptif pada hasil belajar IPA peserta

didik kelas eksperimen (VIII Putri) setelah dilakukan prestest sebagai berikut:

a) Menentukan Rentang Data (Range)


R= 𝑋𝑡 − 𝑋𝑟

= 68−43

= 25

b) Menentukan Jumlah Kelas

K = 1 + 3,3 Log n

= 1 + 3,3 Log 29

= 1 + (3, 3 × 1,46)

= 1 + 4,818

=5, 81 (dibulatkan 6)

c) Menghitung Interval Kelas


𝑅 25
P= 𝐾 = 6

= 4, 16
49

d) Tabel Distribusi Frekuensi

Tabel 4.1: Distribusi Frekuensi dan Presentase Pretest Hasil Belajar Peserta
didik Kelas Eksperimen (VIII Putri) MTs Darul Istiqamah Sinjai
dengan Menggunakan Metode Penugasan Mini Riset

Interval Frekuensi Nilai (fi.xi) xi - x (xi-x)2 fi(xi-x)2 Persentase


No Kelas (fi) Tengah (%)
(xi)
1 43-46 7 44,5 311,5 10,5 110,25 771,75 24%
2 47-50 4 48,5 194 6,5 42,25 169 14%
3 51-54 4 52,5 210 -155 24,025 96,1 14%
4 55-58 3 56,5 169,5 -1,5 2,25 6,75 10%
5 59-62 3 60,5 181,5 -5,5 30,25 90,75 10%
6 63-66 6 64,5 387 -9,5 90,25 541,5 21%
7 67-70 2 68,5 137 -13,5 182,25 364,5 7%
Jumlah 29 - 1590,5 -168 481,525 2.040,34 100%

e) Menghitung Rata-Rata (Mean)


∑𝑓𝑖𝑥𝑖
𝑥̅ =
∑𝑓𝑖

1590,5
=
29

=55
f) Menghitung Simpangan Baku (Standar Deviasi)

∑𝑓𝑖(𝑋𝑖−𝑥̅ )²
SD = √
𝑛−1

2.040,34
SD = √
29−1

2.040,34
SD = √
28
50

SD = √73

SD = 8,5

g) Menghitung Variansi (𝑆 2 ) Homogenitas Sampel

∑(𝑋𝑖−𝑥̅ )²
𝑆22 =
𝑛−1
481,525
𝑆12 =
29−1
481,525
𝑆12 =
28

𝑆12 = 17,19
𝑆1 = √17,19
𝑆1 = 4,14
Berikut adalah tabel hasil analisis deskriptif data hasil belajar di kelas VIII

Putri MTs Darul Istiqamah Sinjai:

Tabel 4.2: Statistik Deskriptif Hasil Pretest pada Kelas Eksperimen (VIII
Putri) dengan Menggunakan Metode Penugasan Mini Riset

Statistik Nilai Statistik

Skor terendah 43

Skor tertinggi 68

Rata-rata 55

Standar deviasi 8,5


51

Berdasarkan tabel diatas, pada nilai hasil belajar sebelum diberikan perlakuan

(pretest) memperoleh skor terendah 43, skor tertingginya 68, memiliki rata-rata

sebanyak 55 dan standar deviasinya 8,5.

h) Kategori skor responden

Untuk mempermudah mengetahui tingkat hasil belajar, maka dibuat rincian

menurut kategori nilai.

Tabel 4.3: Kategori Pretest Hasil Belajar Peserta didik di Kelas VIII
Putri (Eksperimen) MTs Darul Istiqamah Sinjai
No Nilai Frekuensi Kategorisasi Persentase (%)

1 0-34 0 Sangat Rendah 0%

2 35-54 15 Rendah 52%

3 55-64 6 Sedang 21%

4 65-84 8 Tinggi 27%

5 85-100 0 Sangat Tinggi 0%

Jumlah 29 100%

Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel di atas, dengan

memperhatikan 29 peserta didik sebagai sampel di ketahui bahwa 15 orang (52%)

dalam kategori rendah, 6 orang (21%) berada dalam kategorisasi sedang, dan 8 orang

(27%) berada dalam kategori tinggi. Sementara itu, jika dilihat dari nilai rata-rata

sebesar 25 apabila dimasukkan ke dalam kelima kategori di atas, berada pada kategori

sedang sehingga dapat disimpulkan bahwa peserta didik di kelas VIII Putri

(eksperimen) MTs Darul Istiqamah memiliki hasil belajar rendah.


52

2) Posttest Kelas Eksperimen (VIII Putri)

Hasil penelitian analisis statistik deskriptif pada hasil belajar IPA peserta

didik kelas eksperimen (VIII Putri) setelah dilakukan posttest sebagai berikut:

a) Menentukan Rentang Data (Range)


R= 𝑋𝑡 − 𝑋𝑟
=91−65

= 26

b) Menentukan Jumlah Kelas

K = 1 + 3,3 Log n

= 1 + 3,3 Log 29

= 1 + (3.3 × 1,46)

= 1 + 4,818

=5,818 (dibulatkan 6)

c) Menghitung Interval Kelas


𝑅
P= 𝐾

26
=
6

= 4,33
53

d) Tabel Distribusi Frekuensi

Tabel 4.4: Distribusi Frekuensi dan Presentase Posttest Hasil Belajar


Peserta Didik Kelas Eksperimen (VIII Putri) Darul Istiqamah
Sinjai dengan Menggunakan Metode Penugasan Mini Riset

Interval Frekuensi Nilai (fi.xi) xi - x (xi-x)2 fi(xi-x)2 Persentase


No Kelas (fi) Tengah (%)
(xi)
1 65-68 5 66,5 332,5 -12,5 156,25 781,25 17%
2 69-72 3 70,5 211,5 -8,5 72,25 216,75 10%
3 73-76 1 74,5 74,5 -4,5 20,25 20,25 3%
4 77-80 6 78,5 471 -0,5 0,25 1,5 21%
5 81-84 4 82,5 330 3,5 12,25 49 14%
6 85-88 9 86,5 778,5 7,5 56,25 506,25 32%
7 89-92 1 90,5 90,5 11,5 132,25 132,25 3%
Jumlah 29 - 2.288,5 -3,5 449,75 1.707,25 100%

e) Menghitung Rata-Rata (Mean)


∑𝑓𝑖𝑥𝑖
𝑥̅ =
∑𝑓𝑖
2.288,5
=
29

=79
f) Menghitung Simpangan Baku (Standar Deviasi)

∑𝑓𝑖(𝑋𝑖−𝑥̅ )²
SD = √
𝑛−1

1.707,25
SD = √
29−1

1.707,25
SD = √
28
54

SD = √60,97

SD = 8

g) Menghitung Variansi (𝑆 2 ) Homogenitas Sampel

∑(𝑋𝑖−𝑥̅ )²
𝑆22 =
𝑛−1
449,75
𝑆12 =
29−1
449,75
𝑆12 =
28

𝑆12 = 16,06
𝑆1 = √16,06
𝑆1 = 4
Berikut adalah tabel hasil analisis deskriptif data hasil belajar di kelas VIII

Putri MTs Darul Istiqamah Sinjai:

Tabel 4.5: Statistik Deskriptif Hasil Posttest pada Kelas Eksperimen


(VIII Putri) dengan Menggunakan Metode Penugasan Mini
Riset

Statistik Nilai Statistik

Skor terendah 65

Skor tertinggi 91

Rata-rata 79

Standar deviasi 8
55

Berdasarkan nilai hasil belajar setelah diberikan perlakuan (posttest)

memperoleh skor terendah 65, skor tertingginya 91, memiliki rata-rata sebanyak 79

dan standar deviasinya 8.

h) Kategori skor responden

Untuk mempermudah mengetahui tingkat hasil belajar, maka dibuat rincian

menurut kategori nilai.

Tabel 4.6: Kategori Posttest Hasil Belajar Peserta Didik di Kelas VIII
Putri (Eksperimen) MTs Darul Istiqamah Sinjai

No Nilai Frekuensi Kategorisasi Persentase (%)

1 0-34 0 Sangat Rendah 0%

2 35-54 0 Rendah 0%

3 55-64 0 Sedang 0%

4 65-84 19 Tinggi 66%

5 85-100 10 Sangat Tinggi 34,48%

Jumlah 29 100%

Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel di atas, dengan memperhatikan 29

peserta didik sebagai sampel di ketahui bahwa 19 orang (66%) dalam kategori tinggi,

10 orang (34,48%) dalam kategori sangat tinggi. Sementara itu, jika dilihat dari nilai

rata-rata sebesar 79 apabila dimasukkan ke dalam kelima kategori di atas, berada

pada kategori tinggi sehingga dapat disimpulkan bahwa peserta didik di kelas VIII

Putri (eksperimen) MTs Darul Istiqamah Sinjai memiliki hasil belajar yang tinggi.
56

B. Deskripsi Hasil Belajar Peserta Didik Tanpa Menggunakan Metode


Penugasan Mini Riset

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di MTs Darul Istiqamah Sinjai

terhadap peserta didik kelas VIII Putra maka peneliti mengumpulkan data

menggunakan instrumen tes berupa pilihan ganda (multiple choice) melalui hasil

belajar pretest dan posttest.

1) Pretest Kelas Kontrol (VIII Putra)

Hasil penelitian analisis statistik deskriptif pada hasil belajar IPA Terpadu

peserta didik kelas kontrol (VIII Putra) setelah dilakukan prestest sebagai berikut:

a) Nilai Rentang Data (Range)

R= 𝑋𝑡 − 𝑋𝑟

= 68−31

= 37

b) Menentukan Jumlah Kelas

K = 1 + 3,3 Log n

= 1 + 3,3 Log 25

= 1 + (3,3 × 1,39)

= 1 + 4,587

= 5, 587

c) Menghitung Interval Kelas


𝑅
P= 𝐾

37
=
5
57

= 7,4

d) Tabel Distribusi Frekuensi

Tabel 4.7: Distribusi Frekuensi dan Presentase Pretest Hasil Belajar Peserta
Didik Kelas Kontrol (VIII Putra) MTs Darul Istiqamah Sinjai
Tanpa Menggunakan Metode Mini Riset

Interval Frekuensi Nilai (fi.xi) xi - x (xi-x)2 fi(xi-x)2 Persentase


No Kelas (fi) Tengah (%)
(xi)
1 31-37 3 34 102 -17,08 219,72 659,16 12%
2 38-44 4 41 164 -10,08 101,60 406,4 16%
3 45-51 6 48 288 -3,08 9,48 56,88 24%
4 52-58 4 55 220 3,92 15,36 61,44 16%
5 59-65 7 62 434 10,92 119,24 834,68 28%
6 66-72 1 69 69 17,92 321,12 321,12 4%
Jumlah 25 - 1.277 -36,68 786,52 2.339,68 100%

e) Menghitung Rata-Rata (Mean)


∑𝑓𝑖𝑥𝑖
𝑥̅ =
∑𝑓𝑖

1.277
=
25

=51,08
f) Menghitung Simpangan Baku (Standar Deviasi)

∑𝑓𝑖(𝑋𝑖−𝑥̅ )²
SD = √
𝑛−1

2.339,68
SD = √
25−1

2.339,68
SD = √
24
58

SD = √97,48

SD = 9,87

g) Menghitung Variansi (𝑆 2 ) Homogenitas Sampel

∑(𝑋𝑖−𝑥̅ )²
𝑆22 =
𝑛−1
786,52
𝑆12 =
25−1
786,52
𝑆12 =
24

𝑆12 = 32,77
𝑆1 = √32,77
𝑆1 = 6
Berikut adalah tabel hasil analisis deskriptif data hasil belajar di kelas VIII Putra

MTs Darul Istiqamah Sinjai:

Tabel 4.8: Statistik Deskriptif Hasil Pretest pada Kelas Kontrol (VIII
Putra) Tanpa Menggunakan Metode Mini Riset

Statistik Nilai Statistik

Skor terendah 31

Skor tertinggi 68

Rata-rata 50,8

Standar deviasi 9,87


59

Berdasarkan pada tabel di atas, maka diperoleh nilai hasil belajar dengan skor

terendah 31, skor tertingginya 68, memiliki rata-rata sebanyak 50,8 dan standar

deviasinya 9,87.

h) Kategori skor responden

Untuk mempermudah mengetahui tingkat hasil belajar, maka dibuat rincian

menurut kategori nilai.

Tabel 4.9: Kategori Pretest Hasil Belajar Peserta Didik di Kelas VIII
Putra (Kontrol) MTs Darul Istiqamah Sinjai
No Nilai Frekuensi Kategorisasi Persentase (%)

1 0-34 2 Sangat Rendah 8%

2 35-54 13 Rendah 52%

3 55-64 7 Sedang 28%

4 65-84 3 Tinggi 12%

5 85-100 0 Sangat Tinggi 0%

Jumlah 25 100%

Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel di atas, dengan memperhatikan 25

peserta didik sebagai sampel di ketahui bahwa 2 orang (8%) dalam kategori sangat

rendah, 13 orang (52%) dalam kategori rendah.7 orang (28%) dalam kategori sedang,

3 orang (12%) dalam kategori tinggi. Sementara itu, jika dilihat dari nilai rata-rata

sebesar 50,8 apabila dimasukkan ke dalam kelima kategori di atas, berada pada
60

kategori sedang sehingga dapat disimpulkan bahwa peserta didik di kelas VIII Putra

(kontrol) MTs Darul Istiqamah Sinjai memiliki hasil belajar yang rendah.

2) Posttest Kelas Kontrol (VIII Putra)

Hasil penelitian analisis statistik deskriptif pada hasil belajar IPA peserta

didik kelas kontrol (VIII Putra) setelah dilakukan prestest sebagai berikut:

a) Nilai Rentang Data (Range)


R= 𝑋𝑡 − 𝑋𝑟

= 85−60

= 25

b) Menentukan Jumlah Kelas

K = 1 + 3,3 Log n

= 1 + 3,3 Log 25

= 1 + (3,3 × 1,39)

= 1 + 4,587

= 5,587

c) Menghitung Interval Kelas


𝑅
P= 𝐾

25
=
5

=5
61

d) Tabel Distribusi Frekuensi

Tabel 4.10: Distribusi Frekuensi dan Presentase Posttest Hasil Belajar


Peserta didik Kelas Kontrol (VIII Putra) MTs Darul
Istiqamah Sinjai Tanpa Menggunakan Metode Mini Riset

Interval Frekuensi Nilai (fi.xi) xi - x (xi-x)2 fi(xi-x)2 Persentase


No Kelas (fi) Tengah (%)
(xi)
1 60-64 5 62 310 -11 121 605 20%
2 65-69 7 67 469 -6 36 252 28%
3 70-74 3 72 216 -1 1 3 12%
4 75-79 1 77 77 4 16 16 4%
5 80-84 6 82 492 9 81 486 24%
6 85-89 3 87 261 14 196 588 12%
Jumlah 25 - 1.825 9 451 1.950 100%

e) Menghitung Rata-Rata (Mean)


∑𝑓𝑖𝑥𝑖
𝑥̅ =
∑𝑓𝑖

1.825
=
25

=73
f) Menghitung Simpangan Baku (Standar Deviasi)

∑𝑓𝑖(𝑋𝑖−𝑥̅ )²
SD = √
𝑛−1

1.950
SD = √
25−1

1.950
SD = √
24

SD = √81,25
62

SD = 9,01

g) Menghitung Variansi (𝑆 2 ) Homogenitas Sampel

∑(𝑋𝑖−𝑥̅ )²
𝑆22 =
𝑛−1
451
𝑆12 =
25−1
451
𝑆12 =
24

𝑆12 = 19
𝑆1 = √19
𝑆1 = 4,35
Berikut adalah tabel hasil analisis deskriptif data hasil belajar di kelas VIII

Putra MTs Darul Istiqamah Sinjai:

Tabel 4.11: Statistik Deskriptif Hasil Posttest pada Kelas Kontrol (VIII
Putra) Tanpa Menggunakan Metode Mini Riset
Statistik Nilai Statistik

Skor terendah 60

Skor tertinggi 85

Rata-rata 73

Standar deviasi 9,01

Berdasarkan tabel diatas, maka diperoleh nilai hasil belajar dengan skor

terendah 60, skor tertingginya 85, memiliki rata-rata sebanyak 73 dan standar

deviasinya 9,01. Di lihat dari hasil pretest dan posttest pada kelas kontrol (VIII Putra)
63

setelah diberikan perlakuan terjadi peningkatan pada hasil belajar peserta didik dilihat

pada nilai rata-rata pretestnya 50,8 dan posttestnya 73 dengan selisih nilainya

sebanyak 22,2.

h) Kategori skor responden

Untuk mempermudah mengetahui tingkat hasil belajar, maka dibuat rincian

menurut kategori nilai.

Tabel 4.12: Kategori Posttest Hasil Belajar Peserta Didik di Kelas VIII
Putra (Kontrol) MTs Darul Istiqamah Sinjai
No Nilai Frekuensi Kategorisasi Persentase (%)

1 0-34 0 Sangat Rendah 0%

2 35-54 0 Rendah 0%

3 55-64 5 Sedang 20%

4 65-84 17 Tinggi 68%

5 85-100 3 Sangat Tinggi 12%

Jumlah 25 100%

Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel di atas, dengan

memperhatikan 25 peserta didik sebagai sampel di ketahui bahwa 5 orang (20%)

dalam kategori sedang, 17 orang (68%) dalam kategori tinggi, dan 3 orang (12%)

berada dalam kategori sangat tinggi. Sementara itu, jika dilihat dari nilai rata-rata

sebesar 73 apabila dimasukkan ke dalam kelima kategori di atas, berada pada kategori
64

tinggi sehingga dapat disimpulkan bahwa peserta didik di kelas VIII Putra (kontrol)

MTs Darul Istiqamah Sinjai memiliki hasil belajar yang tinggi.

C. Adakah Pengaruh Penggunaan Metode Penugasan Mini Riset

Pada bagian ini dipaparkan hasil penelitian dari analisis data yang diperoleh

menggunakan statistik inferensial. Hasil analisis yang diperoleh adalah sebagai

berikut:

1. Uji Normalitas

Pengujian normalitas bertujuan untuk menyatakan data skor hasil belajar

biologi pokok bahasan pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan untuk

masing-masing kelas eksperimen (VIII Putri) dan kelas kontrol (VIII Putra) dari

populasi berdistribusi normal.

Hipotesis untuk ujian normalitas sebagai berikut:

Hipotesis Nihil (𝐻0 ) = populasi bedistribusi normal, jika

𝑠𝑖𝑔.ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑠𝑖𝑔.𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

Hipotesis Alternatif (𝐻𝑎 )= populasi tak berdistribusi normal, jika

nilai 𝑠𝑖𝑔.ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑠𝑖𝑔.𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

Berdasarkan hasil analisis One-Sample Kolmogrov-Swimirnov Test data untuk

kelompok eksperimen (VIII Putri) yang menggunakan metode penugasan mini riset,

maka memperoleh nilai pretest 𝑠𝑖𝑔.ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =0,377 dan nilai posttest 𝑠𝑖𝑔.ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =0,567

untuk 𝑠𝑖𝑔.𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 =0,05 hal tersebut menunjukkan bahwa 𝑠𝑖𝑔.ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑠𝑖𝑔.𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 . Jadi
65

data skor hasil belajar IPA pokok bahasan pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan

kelas eksperimen (VIII putri) berdistribusi normal.

Sedangkan analisis data untuk kelas kontrol tanpa menggunakan metode

penugasan mini riset, maka memperoleh nilai pretest 𝑠𝑖𝑔.ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =0,887 dan nilai

posttest 𝑠𝑖𝑔.ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =0,443 untuk 𝑠𝑖𝑔.𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 =0,05. Jadi data skor hasil belajar IPA

pokok bahasan pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan kelas eksperimen

(VIII Putri) berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk melihat data pada kedua kelompok tersebut

memiliki variansi yang homogen atau tidak. Untuk melihat uji homogenitasnya

sebagai berikut:

Hipotesis Nihil (𝐻0 ) = populasi homogen, nilai 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 𝛼 (0,05)

Hipotesis Alternatif (𝐻𝑎 ) = populasi tidak homogen, nilai 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

(0,05)

Berdasarkan hasil analisis dengan bantuan SPSS versi 16.0 dipeoleh nilai dari

𝑠𝑖𝑔.ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 untuk data hasil belajar 0,322 sedangkan nilai 𝑠𝑖𝑔.𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 adalah 0,05

sehingga 𝑠𝑖𝑔.ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑠𝑖𝑔.𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 atau 0,322> 0,05 maka 𝐻0 yang menyatakan bahwa

populasi homogen diterima.


66

3. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik pada

kelompok eksperimen (VIII Putri) berbeda secara signifikan dengan hasil belajar

peserta didik pada kelompok kontrol (VIII Putra).

Jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (0,05) maka 𝐻0 ditolak artinya signifikan

Jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (0,05) maka 𝐻0 diterima artinya tidak signifikan

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, maka diperoleh nilai

𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 hasil belajar sebesar 2,757 dengan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 berarti (𝛼) sebesar 1,664. Dengan

demikian jelas terlihat bahwa 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 berarti 𝐻0 ditolak 𝐻𝑎 . Jadi terdapat

perbedaan yang signifikan hasil belajar peserta didik pada masing-masing kelas

eksperimen. Dengan demikian dapat diasumsikan bahwa metode penugasan mini riset

berpengaruh terhadap hasil belajar IPA peserta didik jika dibandingkan dengan

peserta didik yang diajar tanpa metode penugasan mini riset.

II. Pembahasan

1. Hasil Belajar IPA Peserta Didik Kelas Eksperimen (VIII Putri) MTs Darul
Istiqamah Sinjai yang Diajar dengan Menggunakan Metode Penugasan
Mini Riset

Hasil penelitian menunjukkan pada kelas eksperimen (VIII Putri) peserta

didik yang diajar menggunakan metode penugasan mini riset, setelah dilakukan

pengolahan data dengan pengujian analisis statistik deskriptif maka diperoleh skor

tertinggi 91, skor terendah 65 dan standar deviasi 8 pada nilai posttest.
67

Hasil belajar IPA peserta didik setelah dilakukannya posttest, nilai yang

diperoleh menunjukkan pada kategori tinggi dengan persentase 66% sebanyak 19

orang, sedangkan pada kategori sangat tinggi dengan persentase 34,48% sebanyak 10

orang. Sementara itu, jika dilihat dari hasil analisis deskriptif nilai rata-rata sebesar 79

apabila dimasukkan ke dalam kelima kategori , berada pada kategori tinggi sehingga

dapat disimpulkan bahwa peserta didik di kelas VIII Putri (eksperimen) MTs Darul

Istiqamah Sinjai memiliki hasil belajar yang tinggi. Jadi dapat dilihat bahwa

peningkatan nilai rata-rata siswa setelah diberikan perlakuan berupa metode

penugasan mini riset lebih signifakan dibanding kelas yang diajar menggunakan

metode konvensional.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fernate et al (2009)

bahwa penugasan ini mendukung pembelajaran yang berorientasi riset dan

mengembangkan kemampuan ilmiah peserta didik. Melalui jurnal belajar yang ditulis

oleh peserta didik, dapat diketahui pengalaman belajar yang dirasakan oleh tiap

peserta didik. Adanya penugasan ini membuat belajar peserta didik lebih bermakna

karena peserta didik antusias dan bersemangat dalam melakukan kegiatan mulai dari

observasi sampai presentasi. Keberhasilan dalam belajar ditandai dengan adanya

ketertarikan dan keterlibatan aktif peserta didik dalam proses pembelajaran.

Selama kegiatan belajar dalam kelompok tercipta kondisi yang mendukung

keberhasilan peserta didik dimana peserta didik berbagi tanggung jawab, berbagi

pemikiran satu sama lain, tercipta hubungan antar perseorangan dalam kelompok,

serta adanya keadaan saling bergantung dan komitmen terhadap tugas yang
68

memajukan proses belajar. Ini senada dengan yang dikemukakan oleh Bagja Waluya,

menjelaskan bahwa penelitian (riset) adalah suatu kegiatan ilmiah untuk menemukan,

mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan atau masalah guna

mencari pemecahan terhadap masalah tersebut30. Pada metode penugasan mini riset

ini dengan kegiatan ilmiah siswa dapat menemukan, mengembangkan dan menguji

kebenaran suatu pengetahuan atau masalah guna mencari pemecahan terhadap

masalah tersebut dengan adanya penugasan yang dibebankan kepada mereka. Terlihat

aktivitas peserta didik juga lebih aktif dan peserta didik lebih antusias dalam proses

pembelajaran yang berlangsung.

Seperti halnya yang dikemukakan Mel Silberman, dimana menurutnya apabila

pembelajaran bersifat pasif, pelajar menghadapi pelajaran tanpa rasa ingin tahu, tanpa

soalan dan tidak berminat tentang hasilnya (kecuali, mungkin dia hanya berminat

dengan nilai yang diperoleh). Sedangkan apabila pembelajaran menjadi aktif pelajar

mencari-cari sesuatu. Dia inginkan jawaban bagi permasalahan, memerlukan

maklumat bagi penyelesaian masalah ataupun mencari jalan membuat kerjanya.31

2. Hasil Belajar IPA Peserta Didik Kelas Kontrol (VIII Putra) MTs Darul
Istiqamah Sinjai yang Diajar Tanpa Menggunakan Metode Penugasan
Mini Riset
Hasil belajar IPA peserta didik setelah dilakukannya posttest 5 orang

(20%) dalam kategori sedang, 17 orang (68%) dalam kategori tinggi, dan 3 orang

(12%) berada dalam kategori sangat tinggi. Sementara itu, jika dilihat pada tabel
30
Bagja Waluya, Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat ( Cet. I; Bandung:

PT. Setia Puma Inves, 2007). h. 60.


69

diatas dari rata-rata yang diperoleh 73.

Jika dilihat dari hasil analisis deskriptif dipeoleh nilai rata-rata sebesar 73

apabila dimasukkan ke dalam kelima kategori di atas, berada pada kategori tinggi

sehingga dapat disimpulkan bahwa peserta didik di kelas VIII Putra (kontrol) MTs

Darul Istiqamah Sinjai memiliki hasil belajar yang Tinggi. Namun hasil belajar yang

diperoleh kelas (VIII Putra) kontrol masih ada peserta didik yang memperoleh nilai

yang berada pada kategori sedang.

Proses penyampaian materi pada kelas kontol (VIII Putra) ini tanpa

menggunakan metode penugasan mini riset dengan kata lain penyampaian materinya

dengan cara guru menyampaikan materi pelajaran kemudian peserta didik hanya

mendengarkan. Metode pembelajaran pada mata pelajaran biologi yang dilakukan

masih kurang bervariasi.

Variasi yang kurang dalam pembelajaran akan menyebabkan peserta didik

bosan. Hal ini terlihat selama proses pembelajaran banyak peserta didik lebih

memilih untuk berbicara dengan teman sebangkunya daripada mendengarkan

penjelasan guru. Selain itu, dalam pembelajaran masih terlihat kegiatan pembelajaran

didominasi oleh guru atau yang sering disebut dengan teacher center, sehingga guru

lebih aktif dibandingkan peserta didik sedangkan metode pembelajaran yang

digunakan oleh guru harus membuat peserta didik aktif dalam proses pembelajaran,

karena keaktifan peserta didik dapat mempengaruhi hasil belajar.


31
Mel Silberman, Pembelajaran aktif: 101 Strategi Mengajar Apa Jua Subjek (Cet, IV; Malaysia:
Attin Press Sdn Bhd, 2009), h, 6.
70

Pembelajaran dengan metode konvensional cenderung membuat fokus

utama peserta didik berpusat pada guru. Guru menjadi sumber pengetahuan utama

bagi peserta didik, sehingga peserta didik tidak mampu mengembangkan potensi dan

kemampuan dalam diri mereka. Selain itu , peserta didik hanya mampu mengutarakan

apa yang ada pada buku pelajaran mereka tanpa mengetahui apa maksud dari apa

yang mereka utarakan. Pembelajaran ini juga akan membiasakan peserta didik untuk

menghafal materi dan konsep-konsep dalam pelajaran biologi dimana yang

seharusnya pembelajaran biologi tidak cukup dengan hanya menghafal saja

melainkan membutuhkan banyak penalaran konsep dan pengalaman juga keterlibatan

siswa dalam belajar.

3. Pengaruh Hasil Belajar IPA Peserta Didik yang Diajar dengan


Menggunakan Metode Penugasan Mini Riset

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan metode

penugasan mini riset terhadap hasil belajar IPA kelas VIII Peserta didik MTs Darul

Istiqamah Sinjai. Hal ini terlihat dari hasil analisis pada uji hipotesis.

Telah dikemukakan sebelumnya bahwa untuk pengujian hipotesis digunakan

uji-t dengan taraf signifikansi α = 0,05. Syarat yang harus dipenuhi untuk pengujian

hipotesis adalah data yang diperoleh berdistribusi normal dan mempunyai variansi

yang homogen. Oleh karena itu sebelum melakukan pengujian hipotesis terlebih

dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas bertujuan untuk

melihat apakah data tentang hasil belajar biologi tidak menyimpang dari distribusi
71

normal atau tidak, sedangkan uji homogenitas bertujuan untuk melihat apakah kedua

kelompok berasal dari populasi yang homogen atau tidak.

Berdasarkan hasil analisis One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test data untuk

hasil belajar pada kelompok eksperimen (VIII Putri) baik pretest atau posttest yang

diajar dengan menggunakan metode penugasan mini riset berdistribusi normal karena

memperloleh nilai pretest 𝑠𝑖𝑔.ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =0,377 dan nilai posttest 𝑠𝑖𝑔.ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 0,567 untuk

𝑠𝑖𝑔.𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 =0,05. Sedangkan analisis data untuk kelas kontrol tanpa menggunakan

metode penugasan mini riset, maka memperoleh nilai pretest 𝑠𝑖𝑔.ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 0,887 dan

nilai posttest 𝑠𝑖𝑔.ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =0,443 untuk 𝑠𝑖𝑔.𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 =0,05 hal tersebut menunjukkan

bahwa 𝑠𝑖𝑔.ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑠𝑖𝑔.𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 .

Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai dari 𝑠𝑖𝑔.ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 untuk data hasil

belajar 0,322 sedangkan nilai 𝑠𝑖𝑔.𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 adalah 0,05 sehingga 𝑠𝑖𝑔.ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑠𝑖𝑔.𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

atau 0,322> 0,05 maka 𝐻0 yang menyatakan bahwa populasi homogen diterima. Data

hasil belajar IPA untuk kelas eksperimen (VIII Putri) dan kontrol (VIII Putra) berasal

dari populasi yang homogen.

Berdasarkan hasil analisis pada uji hipotesis perbedaan antara nilai posttest

kelas eksperimen (VIII Putri) dan kelas kontrol (VIII Putra) diperoleh nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔

sebesar 2,757 pada taraf kesalahan 0,05 (5%) dengan nilai dk = n-1 (55-1) diperoleh

nilai 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 sebesar 1,664 berdasarkan ketentuan kriteria pengujian hipotesis,

“jika𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka 𝐻0 ditolak dan 𝐻𝑎 diterima dan jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka
72

𝐻0 diterima 𝐻𝑎 ditolak. Dari hasil analisis data nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 lebih besar dari pada

𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 yaitu (2,757> 1,664). Dengan demikian 𝐻0 ditolak dan 𝐻𝑎 diterima.

Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil

belajar IPA peserta didik kelas VIII Putri yang diajar dengan menggunakan metode

penugasan mini riset dengan hasil belajar IPA peserta didik kelas VIII Putra tanpa

menggunakan metode penugasan mini riset yang dibuktikan dengan data statistik

menunjukkan bahwa nilai rata-rata kedua kelompok berada pada rata-rata yang

berbeda.

Pada kelas eksperimen (VIII Putri) yang diajar dengan menggunakan metode

penugasan mini riset nilai rata-rata hasil belajar peserta didik berada pada kategori

tinggi, sedangkan kelas kontrol (VIII Putra) yang diajar tanpa menggunakan metode

penugasan mini riset nilai rata-rata hasil belajar peserta didik berada pada kategori

tinggi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan atau

lebih tinggi hasil belajar peserta didik yang menggunakan metode penugasan mini

riset dari pada peserta didik yang diajar tanpa menggunakan metode penugasan mini

riset. Meskipun demikian dari hasil pretest dan posttest menunjukkan bahwa

penggunaan metode penugasan mini riset dapat meningkatkan hasil belajar peserta

didik pada kelas eksperimen.

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Silva dkk (2012)

yang berjudul “Penugasan Mini Riset dengan Strategi Metakognitif dalam

Pembelajaran Sistem Peredaran Darah” berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian,


73

dapat ditarik simpulan bahwa penugasan riset mini dengan strategi metakognitif

dalam pembelajaran materi sistem peredaran darah berpengaruh terhadap hasil belajar

peserta didik kelas XI SMA 1 Gombong. Akan tetapi belum terbukti berpengaruh

secara langsung terhadap kemampuan metakognitif peserta didik. Pengelolaan yang

baik untuk keterbatasan waktu dan sumber informasi sangat diperlukan agar seluruh

kegiatan pembelajaran yang telah direncanakan dapat terlaksana dengan lancar dan

memperoleh hasil yang optimal. Pertimbangan dalam menentukan instrumen

penelitian yang akan digunakan sangat penting agar data yang diperoleh dapat

menggambarkan variabel yang diukur. Pengisian lembar observasi tingkat

keterlaksanaan penugasan riset mini dengan strategi metakognitif sebaiknya di isi

oleh peserta didik selaku pihak yang melaksanakan riset mini agar hasil yang

diperoleh bersifat obyektif.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada penelitian ini,

maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil belajar peserta didik kelas VIII Putri pada mata pelajaran IPA materi

pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dengan menggunakan metode

penugasan mini riset diperoleh nilai rata-rata 79 pada posttest.

2. Hasil belajar peserta didik kelas VIII Putra pada mata pelajaran IPA materi

pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan tanpa menggunakan metode

penugasan mini riset diperoleh nilai rata-rata 73 pada posttest.

3. Hasil analisis data nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 lebih besar dari pada 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 yaitu

(2,757>1,664) dengan demikian H0 di tolak dan H1 di terima. Jadi dapat di

simpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan metode penugasan mini

riset terhadap hasil belajar IPA peserta didik kelas VIII MTs Darul

Istiqamah Sinjai.

74
75

B. Implikasi Penelitian

Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, maka beberapa

hal disarankan antara lain:

1. Kepada guru mata pelajaran IPA, khususnya di MTs Darul Istiqamah Sinjai

disarankan agar menggunakan metode penugasan mini riset karena metode

penugasan tersebut dapat meningkatkan hasil belajar, keaktifan, interaksi

sesama teman kelompok, dan meningkatkan antusias atau keinginan belajar

peserta didik.

2. Kepada setiap guru agar sebelum melakukan kegiatan pembelajaran

sebaiknya menganalisis apa yang dibutuhkan peserta didik dan materi yang

patut dikembangkan serta metode yang sesuai dengan karakteristik peserta

didik maupun materi pelajaran yang akan diajarkan.

3. Kepada peneliti di bidang pendidikan selanjutnya diharapkan agar dapat

melanjutkan dan mengembangkan penelitian yang sejenis dengan variabel

yang lebih banyak lagi dan populasi yang luas.


DAFTARPUSTAKA

Arief, Armai. Pengantar Ilmudan Metodologi Pendidikan Islam.Cet, I. Jakarta:


Ciputat Pers, 2002.
Arifin, Zainal. Evaluasi Pembelajaran, Prinsip, Teknik, Prosedur. Cet.V; Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2013.
Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Edisi Revisi. Cet. XI;
Jakarta: Bumi Aksara, 2010.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Cet. XIII;
Jakarta: Rineka Cipta, 2007.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Cet. XIII;
Jakarta: Rineka Cipta, 2006.
Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi Revisi Cet. XI;
Jakarta: Bumi Aksara, 2010.

Arikunto. 2009. Program Pendidikan Cet: 1. Jakarta: Bumi Aksara.


Azwar, Saifuddin. Penyusunan Skala Psikologi. Cet. VI, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2014.
Buku Paket Saeful Karim, dkk. Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam Sekitar BSE
Kelas VIII. Jakarta; CV Arya Duta, 2008.
Danim, Sudarwan. Pengantar Kependidikan. Cet. II. Bandung: Alfabeta, 2011.
Fathurrohman dan Sutikno. Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep
Umum dan Konsep Islami. Cet. I; Bandung: Refika Aditama, 2010.
Hasan, M. Iqbal. Pokok-Pokok Materi Statistik I. Cet. V; Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
Hasbullah. Dasar–Dasar Ilmu Pendidikan: Edisi Revisi Cet. 11; Jakarta: Rajawali
Perss, 2013.
Hasibuan, Proses Belajar-Mengajar. Cet. XIII; Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Offset, 2009.
Hamalik, Oemar. Kurikulum dan Pembelajaran. Cet. IX. Jakarta: Bumi Aksara.
2009.
Ihsan, Fuad. Dasar-Dasar Kependidikan: Komponen MKDK Cet. V; Jakarta: Rineka
Cipta, 2008.
Jihad, Asep. Evaluasi Pembelajaran. Cet. I; Multi Press: Yogyakarta, 2008.
Kariadinata, Rahayu dan Maman Abdurahman. Dasar-Dasar Statistik
Pendidikan.Cet. I; Bandung: Pustaka Setia, 2012.
Kementerian Agama RI. Al-Qur’an, Tajwid dan Terjemah.Cet. V; Bandung: CV.
Penerbit Diponegoro, 2013.

76
77

Kementrian Pendidikan Nasional. Sistem Pendidikan Indonesia. Jakarta: Balai


Pustaka, 2007.

Kusnadi, dkk. “Analisi sKemunculan Keterampilan Spesifik Laboratorium


Mikrobiologi melalui Pembelajaran Mikrobiologi Berbasis Proyek Inkuiri
Mini Riset Mahasiswa Biologi.”Jurnal Pengajaran MIPA, Volume 17, Nomor
1, April 2012 (Selasa, 3 Oktober 2017).

L, Pasaribu. Didaktik Metodik Pendidikan Umum. Jakarta: Erlangga, 1989.


M. Quraish Shihab. Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Alqur’an. Cet.
II; Jakarta: LenteraHati. 2004.
Mukti Leksono, Suroso. ”Pengaruh Pembelajaran Mini Riset Berbasis Kearifan
Lokal terhadap kemampuan Penguasaaan Materi Biologi Konservasi.”
Proceeding Biology Education Conferens. Volume 12 Nomor 1 2016 (27 Juli
2017).
Mustami, Khalifah. Metodologi Penelitian Pendidikan Cet.1; Yogyakarta: Aynat
Publishing, 2015.

Murtin.“Meningkatkan Pemahaman Siswa pada Mata Pelajaran PKn Materi


Kedisiplinan Melalui Metode Penugasan di Kelas II SDN 2 Suwawa Timur
Kabupaten Bone Bolango.” Skripsi, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo. (23 November
2017).
Noor, Juliansyah. Metodologi Penelitan. Cet. III; Jakarta: Kencana, 2013.
Nur Wulan Puji Permari. “Pengaruh Mini Riset Pencemaran Lingkungan terhadap
Proses Sains Terintegrasi dan Sikap Ilmiah Siswa.”Universitas Pendidikan
Indonesia (Selasa, 3 Oktober 2017).
Nata, Abuddin. Pemikiran Pendidikan Islam dan Barat. Jakarta: Rajalawi Pers.
2012.
Puti Siswandari. “Pengaruh Mini Risetterhadap Investigation Skill Siswa SMA pada
Percobaan Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan.” Universitas
Pendidikan Indonesia (Selasa, 3 Oktober).
Republik Indonesia, Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Yogyakarta: laksana. 2012.
Sabri, Ahmad. Strategi Belajar Mengajar. Cet. I; Ciputat: Quantum Teaching, 2007.
St. Syamsudduha.Penilaian Kelas. Cet. I; Makassar: Alauddin University Press,
2012.
Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Cet. 25; Jakarta: Rajawali Pers,
2014.
Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Cet. I; Jakarta: PT. Raja grafindo
Persada, 2009.
77

Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Cet. XIV; Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2011.
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.Cet. XIV; Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2011.
Sugiyono.Metode Penelitian Pendidikan. Cet. XX; Bandung: Alfabeta, 2014.
Sugiyono.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Cet. XVI; Bandung:
Alfabeta, 2013.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuntitatif, Kualitatif


dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Suharso dan Ana, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Cet. XI; Semarang: Widya Karya,
2013.
Sujarweni, Wiratna. Metedologi Penelitian. Cet.I; Yogyakarta: Pustaka Baru Press,
2014.
Supranto, J. Statistik Teori dan Aplikasi.Cet. VII; Jakarta: Erlangga, 2008.
Susanto, Ahmad. Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Cet.I; Jakarta:
Kencana, 2013.
Silberman, Mel. Pembelajaran aktif: 101 Strategi Mengajar Apa Jua Subjek. Cet, IV;
Malaysia: Attin Press Sdn Bhd, 2009.
Umar, Husein. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Cet.VI; Jakarta: PT. Sun,
2005.
Waluya, Bagja. Sosilogi: Menyelami Fenomena social di Masyarakat. Cet. I;
Bandung: PT. Setia Purna Inves, 2007.
Widoyoko, Eko Putro. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Cet.V; Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2016.

Anda mungkin juga menyukai