Anda di halaman 1dari 33

PENANAMAN NILAI-NILAI KARAKTER RELIGIUS DALAM

ORGANISASI IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH DI SMK


MUHAMMADIYAH SEKAMPUNG LAMPUNG TIMUR

PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan Untuk Di Seminarkan Dalam Seminar Proposal

Disusun Oleh :
Alfeny Tafydah
NPM : 18250034

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
TAHUN. 2021 M/ 1443 H

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil`alamin, segala puji kepada Allah SWT atas segala


karunia-Nya yang telah diberikan kepada semua mahluk ciptaan-Nya. Shalawat
serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Rasulullah SAW,
yang telah membawa petunjuk kebenaran untuk umat manusia yaitu Ad-Dinul
Islam, dan semoga kita tetap berittiba’ kepada beliau hingga akhir aamiin.
Sebuah nikmat yang luar biasa, nikmat iman, nikmat sehat dan nikmat
kesempatan dari Allah SWT sehingga penulis dapat menyelesaikan dan menyusun
Proposal Skripsi dengan judul “Penanaman Nilai-Nilai Karakter Religius
Dalam Organisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah Di SMK Muhammadiyah
Sekampung Lampung Timur” yang mengkaji tentang bagaimana penanaman
nilai-nilai karakter religious.
Dalam penyusunan proposal skripsi ini, penulis banyak mendapat arahan,
saran serta motivasi dari berbagai pihak di lingkungan civitas akademika Fakultas
Agama Islam Universitas Muhammadiyah Metro. Maka dengan penuh rasa
hormat, dan kerendahan hati penulis ucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Drs. H. Jazim Ahmad, M.Pd selaku Rektor Universitas


Muhammadiyah Metro Lampung
2. Bapak Drs. Junaidi Songidan, M.Sos.I selaku Dekan Fakultas Agama
Islam Universitas Muhammadiyah Metro
3. Bapak Heri Cahyono, M.Pd.I selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik
4. Ibu Iswati, M.Pd.I selaku ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam
5. Ibu Iswati, M.Pd.I selaku Pembimbing Akademik (PA) yang senantiasa
meluangkan waktu, tenaga dan fikirannya untuk membimbing saya dalam
menyelesaikan proposal skripsi ini.
6. Para Dosen dan Staf yang memberikan ilmu dan melayani penulis selama
menempuh pendidikan di Universitas Muhammadiyah Metro.
7. Bapak Hendra Agus Wijaya, S.E selaku kepala sekolah SMK
Muhammadiyah Sekampung
8. Bapak Ledi Subroto, S.Pd.I selaku Pembina organisasi Ikatan Pelajar
Muhammadiyah SMK Muhammadiyah Sekampung

ii
9. Segenap guru, staf, karyawan, dan siswa SMK Muhammadiyah
Sekampung
10. Rekan-rekan Prodi Pendidikan agama Islam angkatan 2018 FAI,
Universitas Muhammadiyah Metro yang senantiasa mendukung kegiatan
belajar penulis.
11. Almamater FAI Universitas Muhammadiyah Metro, Program studi
Pendidikan Agama Islam.
12. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan proposal
skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Hanya ucapan terimakasih yang dapat penulis berikan serta permohonan


maaf atas segala kesalahan, semoga proposal skripsi ini dapat memberikan
manfaat bagi pembaca, khususnya bagi penulis.

Metro, November 2021


Penulis

Alfeny Tafydah
NPM. 18250034

iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR........................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.....................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................4
C. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian.......................................................4
D. Pembatasan Masalah...........................................................................5
BAB II KAJIAN LITERATUR.........................................................................6
A. Penanaman Nilai-Nilai Karakter Religius..........................................6
1. Pengertian Penanaman Nilai-Nilai Karakter Religius..................6
2. Nilai-Nilai Karakter Religius.......................................................11
3. Metode Penanaman Nilai-Nilai Karakter Religius......................13
B. Organisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah........................................13
1. Pengertian Organisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah................13
2. Sejarah Ikatan Pelajar Muhammadiyah.......................................14
3. Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Muhammadiyah......................16
C. Penelitian Terdahulu..........................................................................17
BAB III METODE PENELITIAN...................................................................20
A. Desain Penelitian..............................................................................20
1. Jenis Penelitian............................................................................20
2. Pendekatan Penelitian..................................................................20
B. Lokasi Penelitian..............................................................................20
C. Sumber Data Penelitian....................................................................20
1. Sumber data Primer.....................................................................21
2. Sumber data sekunder..................................................................21
D. Teknik Pengumpulan Data...............................................................21
1. Observasi ....................................................................................21
2. Wawancara...................................................................................22
3. Dokumentasi................................................................................23

iv
4. Sumber-Sumber Pendukung Seperti Buku-Buku Referensi Terkait
Penelitian, Al-Qur’an dan Hadits.................................................23
E. Terknik Analisis Data.......................................................................23
1. Data Reduction (reduksi data)..............................................23
2. Data Display (penyajian data)..............................................23
3. Conclusion Drawing / verivication.......................................24
F. Sistematika Penulisan.......................................................................24

DAFTAR PUSTAKA

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari
keberadaan manusia, karena pendidikan adalah salah satu kebutuhan
yang memiliki fungsi sosial, pembinaan, arah, metode pengembangan
untuk membentuk disiplin hidup. Kemudian, sikap religius dianggap
sebagai aktivitas yang diakui oleh dasar keyakinan pada nilai-nilai
kebenaran yang diyakini. Sikap religius pada seseorang dapat
tercermin dari cara mereka berpikir dan bertindak. Sikap religius
merupakan bagian penting dari karakter individu yang dapat
dimanfaatkan sebagai arahan moral, internalisasi nilai-nilai keimanan
dan sebagai sikap kerja keras dalam mengembangkan kemampuan
sosial.1
Kemajuan di bidang pendidikan sangat cepat sesuai dengan
kemajuan teknologi dan globalisasi. Perkembangan ini dapat merusak
pertahanan moral dan agama, melalui teknologi yang ada pada saat ini,
seperti televisi, handphone dan lain sebagainya. Di zaman globalisasi
ini menyediakan alat-alat teknologi yang memiliki berbagai informasi
yang dibutuhkan oleh masyarakat baik yang bersifat negative maupun
positif.
Akhirnya, karakter generasi penerus bangsa dapat berubah
menjadi rapuh dan mudah terjerumus ke dalam tren-tren budaya masa
kini dan tidak memikirkan akibat yang akan ditimbulkan. Disinilah
pentingnya internalisasi pendidikan karakter disekolah sebagai pondasi
yang bermanfaat bagi masa depan peserta didik.2
Karakter merupakan suatu hal penting dan mendasar. Individu
yang memiliki pribadi atau karakter yang kokoh dan baik secara
mandiri maupun sosial adalah individu yang memiliki pribadi, etika,

1
Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam : Upaya Pembentukan Pemikiran Dan
Kepribadian Muslim, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), h. 8-9
2
Jamal Ma’ruf Asmani, Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah,
(Jogjakarta: DIVA Press, 2013), h. 29.

1
dan karakter yang hebat. Mengingat pentingnya karakter, lembaga
pendidikan memiliki kewajiban untuk menanamkannya melalui proses
pendidikan.3 Sama seperti tujuan pendidikan Nasional sebagaimana
tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 sebagai berikut :
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.4
Sekolah merupakan salah satu tempat yang strategis dalam
pembentukan karakter selain lingkungan keluarga dan lingkungan
masyarakat. Hal inilah yang mendasari perlunya program pendidikan
karakter di sekolah baik dalam kegiatan intrakulikuler, kokulikuler dan
ekstrakulikuler. Oleh karena itu, penting untuk menanamkan
pendidikan karakter untuk setiap sekolah dengan kegiatan yang
berbeda yang dapat menopang atau menunjang penanaman nilai-nilai
karakter pribadi yang baik ini. Salah satu kegiatan yang dapat
dilakukan sebagai upaya dalam menguatkan dan menanamkan nilai
karakter adalah melalui kegiatan penyesuaian atau pembiasaan
disekolah.5
Upaya penanaman nilai-nilai karakter religius, sekolah
menengah kejuruan sebagai lembaga pendidikan yang memiliki
tanggungjawab tidak hanya dalam pengembangan kemampuan atau
kompetensi akademik, tetapi juga non akademik khususnya melalui
organisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM).

3
Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012) h.
1.
4
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang System Pendidikan
Nasional. 8 Juli. LN. 2003/NO.78, Jakarta 2003
5
Suryanti, E. W, dan Widayanti, F. D, Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Religius,
Jurnal Universitas Widyagama Malang, 2018, h. 256.

2
Melalui berbagai kegiatan yang ada dalam organisasi Ikatan
Pelajar Muhammadiyah diharapkan mampu memperbaiki karakter
siswa dan dapat memotivasi siswa supaya memiliki kepribadian yang
unggul serta berakhlak mulia sebagaimana tujuan dan fungsi
pendidikan nasional.
Organisasi Ikatan Pelajar Muhammdiyah sendiri sudah pasti
ada di setiap sekolah di bawah naungan muhammadiyah dari tinggat
SMP/Mts sederajat sampai SMA/SMK sederajat, dalam hal ini penulis
melihat bahwa organisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) di
SMK Muhammadiyah Sekampung Lampung Timur cukup aktif dalam
melakukan kegiatan-kegiatan yang mampu mendukung sekolah dalam
penanaman niali-nilai karakter religius peserta didik.
Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan dengan Bapak
Faisal Aznan selaku Penggerak dalam kegiatan organisasi Iktan Pelajar
Muhammadiyah di SMK Muhammadiyah Sekampung pada tanggal 3
Desember 2021, peneliti mendapat keterangan bahwa penanaman nilai-
nilai karakter religius dapat dilakukan dengan kegiatan-kegiatan yang
ada dalam organisasi ikatan pelajar muhammadiyah, dapat dilihat dari
tujuan ikatan pelajar muhammadiyah itu sendiri yaitu terbentuknya
pelajar muslim yang berilmu, berakhlak mulia, dan terampil dalam
rangka menegakkan dan menjunjung tinggi nilai-nilai ajaran islam.6
Dalam hal ini penulis tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai penanaman nilai-nilai karakter religius dalam organisasi
Ikatan Pelajar Muhammadiyah. Pihak yang berperan aktif dalam
penanaman nilai-nilai karakter religius melalui organisasi Ikatan
Pelajar Muhammadiyah ini adalah guru Pendidikan Agama Islam SMK
Muhammadiyah Sekampung sekaligus menjadi Pembina organisasi
IPM. Dari uraian tersebut diatas maka penulis akan melakukan
penelitian dengan judul “Penanaman Nilai-Nilai Karakter Religius
Dalam Organisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah Di SMK
Muhammadiyah Sekampung Lampung Timur”
6
Faisal Asnan, wawancara dengan penulis, SMK Muhammadiyah Sekampung, Desember
2021.

3
B. Rumusan Masalah
Bagaimana penanaman nilai-nilai karakter religius dalam
organisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah di SMK Muhammadiyah
Sekampung Lampung Timur?
C. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan mengenai
bagaimana penanaman nilai-nilai karekter religius dalam
organisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah di SMK
Muhammadiyah Sekampung Lampung Timur.
2. Kegunaan Penelitian
a. Secara Teoritis
Sebagai bahan pembelajaran atau menambah
pengetahuan tentang bagaimana penanaman nilai-nilai karakter
religius dalam organisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah di
SMK Muhammadiyah Sekampung Lampung Timur.
b. Secara Praktis
Kegunaan penelitian ini secara praktis dapat
memberikan masukan kepada :
1) Bagi siswa
Memotivasi siswa dan memberikan pembelajaran
bahwa nilai-nilai karakter religius dapat ditanamkan dalam
organisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah.
2) Bagi sekolah
Sebagai acuan untuk meningkatkan kualitas sekolah
melalui organisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah dalam
pembentukan karakter religius.
3) Bagi Mahasiswa
sebagai bahan untuk memperluas informasi yang
diidentikkan dengan penanaman nilai karakter religius dalam
organisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah.
D. Pembatasan Masalah

4
Untuk menghindari meluasnya pembahasan dalam penelitian ini
maka peneliti memberti batasan masalah, adapun batasan dalam
penelitian ini adalah “Penanaman Nilai-Nilai Karakter Religius Dalam
Organisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah Di SMK Muhammadiyah
Sekampung Lampung Timur”.

5
BAB II
KAJIAN LITERATUR

A. Penanaman Nilai-Nilai Karakter Religius


1. Pengertian Penanaman Nilai-Nilai Karakter Religius
Dalam bahasa Inggris nilai disebut dengan value, secara
bahasa nilai diartikan harga. Namun pengertian nilai dapat
dijelaskan lebih luas yaitu, nilai merupakan konsep yang berkaitan
pada hal-hal yang berharga pada kehidupan manusia, yakni tentang
apa saja yang dipandang baik, benar, penting atau indah dan
diterima masyarakat pada kehidupan sehari-hari.7
Karakter berasal dari bahasa latin yaitu character yang
artinya watak, sifat, kepribadian atau budi pekerti.8 Hakikat
karakter merupakan suatu bentuk dari jiwa yang telah merasuk dan
dari hal itulah munculnya berbagai tindakan secara langsung dan
mudah, tanpa dibuat-buat dan tidak memerlukan pemikiran.9
Kata karakter berasal dari bahasa Yunani “to mark”
menandai dan memfokuskan, bagaimana menerapkan nilai
kebaikan kedalam bentuk tindakan. Jadi seseorang yang bertindak
atau berprilaku tidak jujur, tidak mau menolong orang lain
dikatakan sebagai seseorang yang memiliki karakter jelek,
sedangkan seseorang yang bertindak dengan tulus, dan suka
membantu dikatakan sebagai seseorang yang berkarakter baik.
Istilah karakter erat kaitannya dengan kepribadian (personality)
seseorang.10
Religius merupakan sifat keagamaan yang bersumber pada
ajaran agama dan sangat berkaitan dengan Tuhan. Hal ini
menunjukkan bahwasannya pola hidup, ucapan, dan perbuatan

7
Zakky. 2020. Pengertian Nilai Menurut Para Ahli Dan Secara Umum (Terlengkap),
https://www.zonareferensi.com/pengertian-nilai/. 27 November 2021 (09:09).
8
Fadilah, dkk. Pendidikan Karakter (Jawa Timur: CV. Agrapana Media, 2021), h.12
9
Saepuddin, Konsep Pendidikan Karakter dan Urgensinya dalam Pembentukan Pribadi
Muslim Menurut Imam al-Ghazali, (Bintan: STAIN Sultan Abdurrahman Press, 2019), h. 30
10
Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter, h. 12.

6
manusia harus sesuai dengan petunjuk dari Tuhan dan ajaran
agama Islam.11
Karakter religius adalah suatu sifat yang melekat pada diri
seseorang atau benda yang menunjukkan identitas atau pesan
keislaman. Karakter Islami pada seseorang dapat mempengaruhi
orang lain disekitar untuk berprilaku Islami juga.12 Pendidikan
karakter berbasis agama adalah pendidikan yang mengembangkan
nilai-nilai Islami yang dapat membentuk karakter individu, sikap
dan tingkah laku seseorang menjadi baik dalam kehidupan.
Dalam Al-Qur’an banyak ditemukan pokok keutamaan dari
karakter atau akhlak misalnya, melakukan kebaikan (ihsan) dalam
Q.S Al-Qashash (28): 77

َ ‫ك ِمنَ ال ُّد ْنيَا َوَأحْ ِس ْن َك َما َأحْ َسنَ هَّللا ُ ِإلَ ْي‬
‫ك‬ َ َ‫صيب‬ ِ َ‫س ن‬ َ ‫ك هَّللا ُ ال َّدا َر اآْل ِخ َرةَ َواَل تَ ْن‬
َ ‫َوا ْبت َِغ فِي َما آتَا‬
َ‫ض ۖ ِإ َّن هَّللا َ اَل يُ ِحبُّ ْال ُم ْف ِس ِدين‬
ِ ْ‫َواَل تَب ِْغ ْالفَ َسا َد فِي اَأْلر‬

“dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah di


anugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan
bagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada orang
lain)sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan
janganlah kamu berbuat kerusakan dibumi. Sungguh, Allah tidak
menyukai orang yang berbuat kerusakan”.13

Dari ayat diatas dapat dipahami bahwa makna ayat tersebut


memberikan petunjuk kepada manusia supaya selalu berbuat
kebaikan berdasarkan konsep ihsan. Menurut Al-Maraghi dalam
tafsirnya memiliki makna “berbuat baiklah kamu terhadap
makhluk-Nya, sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu
11
Mochammad Rizal Ramadhan, Implementasi Humanisme Pendidikan Agama Islam
Dalam Menguatkan Karakter religius di Era Revolusi Industri 4.0. makalah disajikan dalam
Seminar Nasional Agama Islam 2019, Lembaga Pengembanagan Pendidikan dan Pembelajaran
Universitas Negeri Malang, Malang, 14 Maret 2019. h. 51
12
Muhammad Ali Rohmad, Wibawa Guru Pendidikan Agama Isaam Dalam Pembentukan
Karakter Religius. makalah disajikan dalam Seminar Nasional Agama Islam 2019, Lembaga
Pengembanagan Pendidikan dan Pembelajaran Universitas Negeri Malang, Malang, 14 Maret
2019. h. 86
13
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahanya, Jawa Barat: CV Penerbit
Diponegoro, 2010. h. 394

7
berupa kenikmatan yang telah diberikan oleh-Nya. Tolonglah
makhluk-Nya dengan harta dan kesungguhan usahamu, dengan
menunjukkan wajah yang selalu berseri-seri, dengan pergaulan
yang baik, dan memujinya ketika mereka tidak ada.”14

Melakukan kebajikan (al-birr) dalam Q.S Al-Baqarah (2):


177,
‫ب َو ٰل ِك َّن ْالبِ َّر َم ْن ٰا َمنَ بِاهّٰلل ِ َو ْاليَوْ ِم ااْل ٰ ِخ ِر‬ِ ‫ق َو ْال َم ْغ ِر‬
ِ ‫ْس ْالبِ َّراَ ْن تُ َولُّوْ ا ُوجُوْ هَ ُك ْم قِبَ َل ْال َم ْش ِر‬ َ ‫لَي‬
ۤ
َ‫ب َوالنَّبِ ٖيّنَ ۚ َو ٰاتَى ْال َما َل ع َٰلى ُحب ِّٖه َذ ِوى ْالقُرْ ٰبى َو ْاليَ ٰتمٰ ى َو ْال َم ٰس ِك ْينَ َوا ْبن‬ ِ ‫َو ْال َم ٰل ِٕى َك ِة َو ْال ِك ٰت‬
ۚ ‫ب َواَقَا َم الص َّٰلوةَ َو ٰاتَى ال َّز ٰكوةَ ۚ َو ْال ُموْ فُوْ نَ بِ َع ْه ِد ِه ْم اِ َذا عَاهَ ُدوْ ا‬ ِ ۚ ‫فى ال ِّرقَا‬ ۤ
ِ ‫ال َّسبِ ْي ۙ ِل َوالسَّا ِٕىلِ ْينَ َو‬
ٰۤ ُ ٰۤ ُ ‫ْ ْأ‬ ۤ َّ ‫صبر ْينَ فِى ْالبَْأ َس ۤا ِء َوال‬
َ‫ول ِٕىكَ هُ ُم ْال ُمتَّقُوْ ن‬ َ َ‫ك الَّ ِذ ْين‬
‫ص َدقُوْ ا َۗوا‬ َ ‫ول ِٕى‬ ِ ۗ َ‫ضرَّا ِء َو ِح ْينَ الب‬
‫سا‬ ِ ِ ّ ٰ ‫َوال‬
“Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur
dan ke barat, tetapi kebajikan itu ialah (kebajikan) orang yang
beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab,
dan nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada
kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, orang-orang yang dalam
perjalanan (musafir), peminta-minta, dan untuk memerdekakan
hamba sahaya, yang melaksanakan salat dan menunaikan zakat,
orang-orang yang menepati janji apabila berjanji, dan orang yang
sabar dalam kemelaratan, penderitaan dan pada masa
peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar, dan mereka
itulah orang-orang yang bertakwa”15
Dari ayat diatas dapat dipahami bahwa makna dalam Al-
Qur’an surat Al-Baqarah (2): 177 bahwasanya Allah Swt
memberikan keterangan kepada Yahudi, Nasroni dan mukminin
bahwa bukan disebut kebajikan dengan menghadapkan wajah kita
kearah timur dan barat akan tetapi kebajikan itu adalah beriman
kepada Allah, melaksanakan segala sesuatunya didasarkan
keyakinan (keimanan/tauhid). Sehingga dengan keyakinan yang
tertancap ini, memiliki kontribusi dalam amal perbuatan. Orang

14
Adib Falahuddin, Tips Agar Ikhlas dalam Berbuat Baik: Tafsir Surah Al-Qasas Ayat 77,
diakses dari : https://tafsiralquran.id/tips-agar-ikhlas-dalam-berbuat-baik-tafsir-surah-al-qasas-ayat-
77/, pada tanggal 5 Desember 2021 pukul 17.05.
15
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahanya. h. 27

8
yang benar-benar meyakini Allah sebagai pencipta juga pengatur
hidup manusia, ia akan selalu melaksanakan segala perintahnya
dan akan sekuat tenaga dalam menjalankanya bukti dari
keyakinannya kepada Allah.16
menepati janji (Al-wafa) dalam Q.S, Al-Mu’minun (23): 1-11

َ ‫) َوالَّ ِذينَ هُ ْم َعلَى‬٨( َ‫َوالَّ ِذينَ هُ ْم أل َمانَاتِ ِه ْم َو َع ْه ِد ِه ْم َرا ُعون‬


٩( َ‫صلَ َواتِ ِه ْم ي َُحافِظُون‬

“Dan (sungguh beruntung) orang yang memelihara amanat-


amanat dan janjinya”, “Serta orang yang memelihara
shalatnya”.17
Dari ayat diatas dapat dipahami bahwa, orang-orang yang
menjaga dan mengerjakan amanah serta janji yang menjadi
tanggung jawabnya. Amanah adalah tanggung jawab syariat
ataupun harta yang dipasrahkan kepada seseorang untuk
menjaganya. ‘Ahdu segala sesuatu yang harus dipenuhi atau
dilakukan seseorang. Dari sisi janji kepada Allah adalah
melaksanakan shalat, adapun dari sisi sesama makhluk adalah
kesepakatan/janji.18
Ayat-ayat tersebut merupakan ketentuan yang
mengharuskan kaum muslim melaksanakan nilai-nilai karakter
religius atau karakter mulia dalam segala kegiatan.
Kewajiban untuk menjinjung karakter yang mulia
ditegaskan kembali oleh Nabi Muhammad Saw dengan penegasan
yang menghubungkan etika dengan kualitas keinginan dan
kepastian masuk surga. Hadis yang diriwayatkan Abdullah Amr,
dia mengatakan bahwa Rasulullah Saw bersabda,

‫ق قَا َل ُكنَّا‬ ٌ ‫ َشقِي‬ª‫ اَأْل ْع َمشُ قَا َل َح َّدثَنِي‬ª‫ َأبِي َح َّدثَنَا‬ª‫ص َح َّدثَنَا‬
ٍ ‫ق ع َْن َم ْس ُرو‬ ٍ ‫ ُع َم ُر بْنُ َح ْف‬ª‫َح َّدثَنَا‬

16
Shinta, Implikasi Paedagogis Qur’an Surat Al-Baqarah Ayat 177 Tentang Pendidikan
Tauhid (Kajian Ilmu Pendidikan Islam), Jurnal Pendidikan Universitas Garut, Vol. 03 No. 01 (2009),
h.16.
17
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahanya. h. 342
18
Surat Al-Mu’minun Ayat 8, diakses dari: https://tafsirweb.com/5900-surat-al-
muminun-ayat-8.html, pada tanggal 5 Desember 2021 pukul 17.41.

9
َ ِ ‫ن َرسُو ُل هَّللا‬ªْ ‫ ِإ ْذ قَا َل لَ ْم يَ ُك‬ª‫ُجلُوسًا َم َع َع ْب ِد هَّللا ِ ْب ِن َع ْم ٍرو يُ َح ِّدثُنَا‬
‫صل َّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسل َّ َم‬
‫ َكانَ يَقُو ُل ِإ َّن ِخيَا َر ُك ْم َأ َحا ِسنُ ُك ْم َأ ْخاَل قًا‬ªُ‫فَا ِح ًشا َواَل ُمتَفَ ِّح ًشا َوِإنَّه‬
“Telah menceritakan kepada kami 'Umar bin Hafsh telah
menceritakan kepada kami Ayahku telah menceritakan kepada
kami Al A’masy dia berkata; telah menceritakan kepadaku
Syaqiq dari Masruq dia berkata; "Kami pernah duduk-duduk
sambil berbincang-bincang bersama Abdullah bin 'Amru, tiba-
tiba dia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak
pernah berbuat keji dan tidak pula menyuruh berbuat keji, bahwa
beliau bersabda: "Sesungguhnya sebaik-baik kalian adalah yang
paling mulia akhlaknya." 19
Hadis lain dari nabi Muhammad saw,
َ‫ َأبُو َسلَ َمة‬ª‫َن ُم َح َّم ِد ْب ِن َع ْم ٍرو َح َّدثَنَا‬ªْ ‫ْن ُسلَ ْي َمانَ ع‬ªُ ‫ َع ْب َدةُ ب‬ª‫ب َح َّدثَنَا‬
ٍ ‫ ُك َر ْي‬ª‫ َأبُو‬ª‫َح َّدثَنَا‬
‫م‬ªْ ُ‫ين ِإي َمانًا َأحْ َسنُه‬
ªَ ِ‫ َعلَ ْي ِه َو َسل َّ َم َأ ْك َم ُل ْال ُمْؤ ِمن‬ªُ ‫صلَّى هَّللا‬
َ ِ ‫ع َْن َأبِي هُ َر ْي َرةَ قَا َل قَا َل َرسُو ُل هَّللا‬
‫س قَا َل َأبُو‬
ٍ ‫ُخلُقًا َو ِخيَا ُر ُك ْم ِخيَا ُر ُك ْم لِنِ َساِئ ِه ْم ُخلُقًا قَا َل َوفِي ْالبَاب ع َْن عَاِئ َشةَ َوا ْب ِن َعب َّا‬
ªٌ ‫ َح ِد‬ª‫يث َأبِي هُ َر ْي َرةَ هَ َذا‬
َ ‫يث َح َس ٌن‬
‫ص ِحي ٌح‬ ُ ‫ِعي َسى َح ِد‬
“Telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib, telah
menceritakan kepada kami 'Abdah bin Sulaiman dari Muhammad
bin 'Amr, telah menceritakan kepada kami Abu Salamah dari Abu
Hurairah berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah
yang paling baik akhlaknya. Sebaik-baik kalian adalah yang
paling baik terhadap para istrinya." Abu Isa berkata; "Hadits
semakna diriwayatkan dari Aisyah dan Ibnu Abbas." Dia
menambahkan; "Hadits Abu Hurairah merupakan hadits hasan
sahih."20
Dalil-dalil tersebut menunjukkan bahwa karakter dalam
pandangan Islam tidak hanya berasal dari hasil pemikiran dan
bukan berarti terlepas dari kenyataan hidup, dengan demikian

19
Berbuat baik, dermawan, dan dibencinya kebakhilan, diakses dari:
https://www.hadits.id/hadits/bukhari/5575, pada tanggal 6 Desember 2021 pukul 08.58.
20
Hak isteri terhadap suami, diakses dari: https://www.hadits.id/hadits/tirmidzi/1082,
pada tanggal 6 Desember 2021 pukul 09.16.

10
karakter yang baik merupakan perbuatan yang diwajibkan dalam
agama Islam melalui nash Al-Qur’an dan hadis.21
2. Nilai-Nilai Karakter Religius
Nilai-nilai karakter mulia atau karakter religius yang
penting dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, terutama
dilingkungan sekolah. Adapun nilai-nilai tersebut adalah :
a. Taat Kepada Allah Swt
Dengan berusaha untuk menjalankan segala perintah-Nya dan
menjauhi larangan-Nya.
b. Syukur
Berterima kasih kepada yang telah memberi nikmat atas
kebaikan.
c. Ikhlas
Melakukan sesuatu tanpa pamrih, hanya berharap ridha Allah
Swt.
d. Sabar
Menahan diri dari hal-hal yang tidak diinginkan karena
mengharap ridha Allah Swt.
e. Tawakal
Berserah diri kepada sesuatu yang telah dikehendaki Allah Swt.
f. Qanaah
Rela terhadap apa saja yang diberikan.
g. Percaya Diri
Yakin dengan kemampuan yan dimiliki.
h. Rasional
Berpikir dengan alasan yang logis dan penuh dengan
pertimbangan.
i. Kritis
Tidak mudah percaya, dan berusaha menemukan kekurangan
yang ada.
j. Kreatif

21
Marzuki, Pendidikan Karakter Islam, (Jakarta: Amzah, 2015), h. 28.

11
Kemampuan untuk menciptakan suatu hal yang baik.22
Indicator nilai-nilai karakter mulia atau karakter religius
a. Taat Kepada Allah Swt
Menjalankan segala perintah-Nya dengan shalat, puasa dan
ibadah-ibadah yang lainnya, menjauhi larangan-Nya dengan
tidak melakukan perbuatan syirik, mencuri, dan hal-hal lainnya
yang dilarang oleh agama.
b. Syukur
Senantiasa berterima kasih kepada-Nya atas segala nikmat yang
telah diberikan, berterimaksih kepada orang lain yang sudah
memberi atau menolong kita.
c. Ikhlas
Melakukan suatu hal dengan tulus tanpa mengharapkan balasan,
menolong siapa saja yang membutuhkan.
d. Sabar
Menerima takdir dari allah Swt, menghadapi segala cobaan
dengan lapang dada.
e. Tawakal
Menyerahkan segala sesuatu hanya kepada Allah Swt,
f. Qanaah
Merasa cukup dengan segala hal yang dimiliki.
g. Percaya Diri
Tidak selalu berharap pada bantuan orang lain, berani
melakukan suatu hal karena merasa bisa.
h. Rasional
Tidak sembarangan dalam berbicara, setiap hal yang dilakukan
atas dasar pemiiran yang logis.
i. Kritis
Pendapat dari orang lain tidak mudah diterima, menganalisis
setiap permasalahan yang ada.
j. Kreatif

22
Marzuki, Pendidikan Karakter Islam, h. 97-98.

12
Tidak bergantung terhadap hasil karya orang lain, terampil
dalam mengerjkan suatu hal.23
3. Metode Penanaman Nilai-Nilai Karakter Religius
Metode sendiri diartikan sebagai jalan atau cara yang dilalui
untuk mencapai suatu tujuan. Setidaknya terdapat tiga metode
pendidikan karakter dari pemikiran al-Ghazali, yaitu : Metode
keteladanan, bagi al-Ghazali keteladanan sangat penting dimana
pendidik harus menjadi teladan atau contoh bagi murid-muridnya.
Metode cerita atau story telling, metode ini efektif
digunakan pada jenjang pendidikan anak usia dini dan sekolah
dasar. Cerita yang digunakan bias berupa kisah-kisah nabi, rasul
dan lain sebagainya.
Metode pembiasaan, al-Ghazali mencontohkan dengan jalan
mujahadah dan ketekunan serta latihan kejiwaan, yaitu membebani
jiwa dengan amal perbuatan yang ditunjukkan kepada khuluk yang
baik. Suatu hal yang baik harus terus dibiasakan supaya tidak
terkikis dengan suatu hal yang buruk. Maka pendidikan akhlak
dengan pola pembiasaan menurut al-Ghazali mampu membentuk
karakter yang baik..24
B. Organisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah
1. Pengertian Organisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Organisasi merupakan elemen yang sangat diperlukan di
dalam kehidupan manusia. Organisasi dapat membantu manusia
dalam melaksanakan hal-hal atau kegiatan yang tidak dapat
dilaksanakan dengan baik sebagai individu.25
Ikatan Pelajar Muhammadiyah merupakan organisasi
otonom muhammadiyah, gerakan Islam dakwah amar ma’ruf nahi
munkar di kalangan pelajar, berakidah Islam dan bersumber pada
Al-Qur’an dan as-sunnah.26

23
Marzuki, Pendidikan Karakter Islam, h. 101-102
24
Saepuddin, konsep pendidikan karakter, h. 56-57
25
J. Winardi, Teori Organisasi & Pengorganisasian, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada,
2011), h. 1.

13
Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) memiliki maksud dan
tujuan terbentuknya pelajar muslim yang berilmu, berakhlak mulia,
dan terampil dalam rangka menegakkan dan menjunjung tinggi
nilai-nilai ajaran Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang
sebener-benarnya.27
2. Sejarah Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Berdirinya organisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM)
tidak terlepas dari latar belakang berdirinya Muhammadiyah dan
sebagai konsekuensi dari banyaknya sekolah yang merupakan amal
usaha muhammadiyah untuk membina dan mendidik kader.
Kemudian, karena situasi dan kondisi politik di Indonesia pada
tahun 1960-an masa kejayaan orde lama dan PKI, muhammadiyah
mendapatkan tantangan yang berat untuk menegakkan dan
menjalankan misinya. Ikatan Pelajar Muhammadiyah terpanggil
untuk mendukung misi tersebut serta menjadi pelopor, pelangsung
dan penyempurna perjuangan muhammadiyah. Kelahiran Ikatan
Pelajar Muhammadiyah memiliki dua nilai strategis. Sebagai
aksentuator gerakan dakwah amar ma’ruf nahi munkar di kalangan
pelajar dan Ikatan Pelajar Muhammadiyah sebagai lembaga
kaderisasi Muhammadiyah.
Upaya pembentukan organisasi pelajar muhammadiyah
telah dirintis sejak tahun 1919, tetapi ada halangan dari beberapa
pihak, kemudian menemukan titik terang saat konferensi Pemuda
Muhammadiyah (PM) tahun 1958 di Garut. Keputusan dari
koferensi Pemuda Muhammadiyah diperkuat saat Muktamar PM II
pada tanggal 24-28 Juli 1960 di Yogyakarta,dengan memutuskan
membentuk Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) keputusan
II/nomor 4.

26
SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo. 2021. Kelembagaan Siswa
https://smamda.sch.id/web/menu/pengembangan%20Diri-Kelembagaan%20Siswa. 19
November 2021 (10:35).
27
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Ikatan Pelajar Muhammadiyah BAB III
Pasal 6

14
Setelah ada kesepakatan antara Pimpinan Pusat
Muhammadiyah, Pemuda Muhammadiyah dan Majelis Pendidikan
dan pengajaran tanggal 15 Juni 1961 ditandatangani peraturan
bersama tentang organisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah.
Pendirian IPM dimatangkan secara nasional pada tanggal 18-20
Juli 1961. Sehingga pada tanggal 5 shafar 1381 H atau tanggal 18
Juli 1961 M ditetapkan sebagai hari kelahiran Ikatan Pelajar
Muhammadiyah dengan ketua umum Herman Helmi Farid Ma’ruf
dan sekretaris umum Muh. Wirsyam Hasan.
Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah pada saat
konferensi Ikatan Pelajar Muhammadiyah di Yogyakarta tahun
1992 diminta oleh Depdagri mengisi formulir direktori organisasi
dengan catatan nama IPM telah dirubah sesuai dengan kebijakan
pemerintah yang disampaikan oleh Menpora Akbar Tanjung.
Akhirnya setelah tim eksistensi PP IPM membahas masalah
tersebut kemudian melakukan pembicaraan secara intensif maka
diputuskan nama Ikatan Pelajar Muhammadiyah dirubah menjadi
Ikatan Remaja Muhammadiyah (IRM) dengan berbagai
pertimbangan.
Keputusan tersebut disahkan oleh PP Muhammadiyah pada
tanggal 22 Jumadil Awal 1413 H atau 18 November 1992 M.
namun seiring dengan perkembanagan organisasi IRM, IRM dinilai
kurang focus terhadap pembinaan pelajar disekolah-sekolah
Muhammadiyah. Maka pada Tanwir Muhammadiyah tahun 2007
merekomendasikan IRM untuk kembali menjadi IPM.
Pada tanggal 7 jumadil awal 1428 H atau 24 Mei 2007 M
PP Muhammadiyah mengeuarkan SK tentang perubahan
nomenklatur IRM menjadi IPM. Muktamar IPM pertama setelah
perubahan dari IRM dilaksanakan pada tanggal 2-7 Juni 2010 di
Bantuk, DI. Yogyakarta. Dalam muktamar ini dilaunching Gerakan
Pelajar Kreatif (GPK) yang merupakan turunan dari Gerakan Kritis
Tranformatif (GKT).

15
Sejarah perkembangan organisasi Ikaan Pelajar
Muhammadiyah sejak kelahiran hingga perubahan nama menjadi
Ikatan Remaja Muhammadiyah (IRM) tahun 1992 kemudian
berubah nama kembali menjadi Ikatan Pelajar Muhammadiyah
telah melalui proses panjang seiring dengan dinamika yang
berkembang dimasyarakat baik dalam skala nasional maupun
global.28
3. Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Berdasarkan anggaran rumah tangga ikatan pelajar
muhammadiyah Pasal 10 ayat 3, ranting ikatan pelajar
muhammadiyah adalah kesatuan anggota di sekolah atau madrasah
atau pondok pesantren atau masjid/mushola atau panti asuhan atau
desa atau kelurahan yang berfungsi melakukan pembinaan dan
pemberdayaan anggota.
Berdasarkan anggaran dasar ikatan pelajar muhammadiyah
BAB V Pasal 10 anggota dari organisasi ikatan pelajar
muhammadiyah adalah pelajar muslim yang sekolah di
muhammadiyah maupun non-muhammadiyah setingkat SMP dan
atau SMA, serta pelajar muslim yang berusia 12 tahun sampai 21
tahun yang mendaftar sebagai anggota ikatan pelajar
muhammadiyah.
Dalam anggaran dasar ikatan pelajar muhammadiyah pasal
9, Perlu ditekankan bahwasannya pelajar merupakan kelas sosial
yang menuntut ilmu secara terus menerus serta memiliki hak dan
kewajiban dalam bidang pendidikan. Jadi bukan sekedar pelajaar di
sekolah yang boleh menjadi anggota IPM namun mereka yang
sedang melaksanakan pendidikan non formal diluar sekolah juga
boleh menjadi anggota IPM.29
C. Penelitian Terdahulu

28
Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah. Buku Panduan Administrasi Ranting,
(Yogyakarta: percetakan muhammadiyah surya sarana grafika, 2011). h. 1-4.
29
Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah. Buku Panduan Administrasi, h. 16.

16
Penelitian terdahulu bertujuan sebagai bahan perbandingan dan
untuk menghindari anggapan kesamaan dengan penelitian yang penulis
lakukan. Adapun hasil penelitian terdahulu terkait nilai-nilai karakter
religius sebagai berikut:
1. Penelitian Shofiah Fitriani
Penelitian Shofiah Fitriani berjudul “Penanaman Nilai-Nilai
Karakter Religius Dalam Ekstrakurikuler Hizbul Wathan Di MTs
Muhammadiyah Patikraja Kabupaten Banyumas” skripsi tahun
2020, Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah
Dan Ilmu Keguruan IAIN Purwokerto.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Shofiah Fitriani
menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif.
Subjek penelitiannya yaitu kepala madrasah, Pembina
ekstrakurikuler hizbul wathan, ketua hizbul wathan, dan anggota
hizbul wathan MTs Muhammadiyah Patikraja.
Relevansi dengan penelitian yang penulis lakukan yaitu
sama-sama meneliti tentang penanaman nilai-nilai karakter
religius. Perbedaannya penulis meggunakan objek organisasi
Ikatan Pelajar Muhammadiyah sedangkan peneliti terdahulu
menggunakan objek ekstrakurikuler Hizbul Wathan. Kemudian
perbedaan yang lainnya yaitu pada lokasi penelitian penulis
melaksanakan penelitian di SMK Muhammadiyah Sekampung
Lampung Timur peneliti terdahulu melakukan penelitian di MTs
Muhammadiyah Patikraja Kabupaten Banyumas.
2. Penelitian Nur Azizah
Penelitian Nur Azizah berjudul “Penanaman Nilai-Nilai
Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam Di SMA Negeri 1 Waleri Kendal Tahun Pelajaran
2015/2016” skripsi tahun 2015, jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan UIN Walisongo Semarang.

17
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Nur Azizah
menggunakan pendekatan fenomenologi dan analisis deskriptif
menggunakan logika induksi, deduksi, dan refleksi.
Relevansi dengan penelitian yang penulis lakukan yaitu
sama-sama meneliti tentang penanaman karakter. Perbedaannya
penulis meggunakan objek dalam organisasi Ikatan Pelajar
Muhammadiyah sedangkan peneliti terdahulu menggunakan objek
dalam pembelajaran Pendidikan agama Islam. Kemudian
perbedaan yang lainnya yaitu pada lokasi penelitian penulis
melaksanakan penelitian di SMK Muhammadiyah Sekampung
Lampung Timur peneliti terdahulu melakukan penelitian di Di
SMA Negeri 1 Waleri Kendal.
Berdasarkan pemaparan penelitian terdahulu diatas, maka
dapat disimpulkan bahwa permasalahan yang dibahas memiliki
kesamaan yaitu kegiatan yang bersifat religius atau keagamaan,
kemudian memiliki perbedaan yaitu pada jenis kegiatan.
3. Penelitian Nurvita Bani Mamonto
Penelitian Nurvita Bani Mamonto berjudul “Kontribusi
Ikatan Pelajar Muhammadiyah Dalam Menanamkan Nilai-Nilai
Pendidikan Agama Islam di SMK Muhammadiyah Kotamobagu”,
skripsi tahun 2020, Program Studi Pendidikan Agama Islam
Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan IAIN Manado.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Nurvita Bani
Mamonto menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis
penelitian deskriptif (pemaparan). Dengan teknik pengumpulan
data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik
analisis data yang dilakukan yaitu display data, dan penarikan
kesimpulan.
Relevansi dengan penelitian yang penulis lakukan adalah
sama-sama meneliti terkait Ikatan Pelajar Muhammadiyah,
pendekatan, jenis dan teknik pengumpulan data yang digunakan
juga sama. Perbedaannya penulis fokus penelitian pada penanaman

18
nilai-nilai karakter religius dalam organisasi Ikatan Pelajar
Muhammadiyah sedangkan peneliti terdahulu fokus
pembahasannya pada kontribusi Ikatan Pelajar Muhammadiyah
dalam menenamkan nilai Pendidikan Agama Islam bagi siswa.
Kemudian perbedaan lainnya pada lokasi penelitian.

19
19
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
1. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah
penelitian lapangan (field research). Metode penelitian yang
digunakan oleh penulis adalah metode deskriptif. Data yang
didapat dengan cara menunjukkan situasi yang sebenarnya terjadi
di lapangan atau lokasi penelitian terkait penanaman nilai-nilai
karakter religius dalam organisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah.
2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang penulis gunakan adalah
pendekatan kualitatif. Mengacu kepada Strauss dan Corbin
penelitian kualitatif adalah suatu jenis penelitian yang prosedur
penemuan yang dilakukan tidak menggunakan prosedur statistic
atau kuantifikasi. Dalam hal ini penelitian kualitatif adalah
penelitian tentang kehidupan seseorang, cerita prilaku dan juga
tentang fungsi organisasi, gerakan social atau hubungan timbal
balik.0
B. Lokasi Penelitian
Berdasarkan dari analisis serta permasalahan yang ada, maka
penelitian ini di laksanakan di SMK Muhammadiyah Sekampung
Lampung Timur. Alasan memilih lokasi penelitian di sekolah tersebut
karena terdapat program unggulan dalam bidang akademik maupun
non akademik yang dapat dikembangkan, kemudian terdapat kegiatan-
kegiatan yang bersifat keagamaan guna menanamkan nilai-nilai
karakter islami pada siswa.
C. Sumber Data Penelitian
Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan oleh penulis
adalah sumber data primer dan sumber data sekunder.

0
Salim dan Syahrum, Metodologi Penelitian Kualitatif,(Bandung: Citapustaka Media,
2012), h. 41

20
1. Sumber Data Primer
Sumber data primer merupakan data yang didapat secara
langsung oleh peneliti dari lokasi penelitian melalui observasi dan
wawancara. penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data
observasi untuk mengamati siswa dalam berbagai kegiatan yang
ada dalam organisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah. Kemudian
Sumber data atau informan yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah guru Pendidikan Agama Islam sekaligus Pembina organisasi
Ikatan Pelajar Muhammadiyah Sekampung, kepala sekolah serta
pengurus organisasi ikatan pelajar muhammadiyah SMK
muhammadiyah Sekampung Lampung Timur dengan
menggunakan teknik pengumpulan data wawancara.
Alasan memilih informan tersebut karena peneliti menilai
bahwa Pembina IPM, Kepala Sekolah dan Pengurus IPM
mengetahui dan memahami bagaimana penanaman nilai-nilai
karakter religius dalam organisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah di
SMK Muhammadiyah Sekampung sehingga peneliti bisa
mendapatkan informasi yang dibutuhkan.
2. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder merupakan data yang diperoleh
secara tidak langsung baik yang diperoleh dari lokasi penelitian
atau dari luar lokasi penelitian dalam bentuk dokumentasi. Dalam
penelitian ini peneliti mengunakan teknik pengumpulan data
berupa dokumentasi untuk mengupulkan hasil kegiatan selama
proses berlangsung.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Nasution menyatakan bahwa observasi adalah dasar
semua ilmu pengetahuan.0 observasi merupakan teknik
pengamatan dan pencatatan sistematis dari fenomena-fenomena
yang diselidiki. Observasi dilakukan guna mendapatkan data

0
Sugiyono, Memahami Penellitian Kualitati, (Bandung: Alfabeta, 2014), h. 64.

21
gambaran umum mengenai penanaman nilai-nilai karakter
rerigius dalam organisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah di SMK
Muhammadiyah Sekampung Lampung Timur.
Dalam hal ini teknik observasi yang digunakan oleh
peneliti adalah observasi partisipasi moderat (moderate
participation). Partisipasi moderat (moderate participation) yaitu
dalam kegiatan observasi terdapat keseimbangan antara peneliti
menjadi orang dalam dengan orang luar. Dalam pengumpulan
data peneliti ikut observasi partisipatif dalam beberapa kegiatan.0
2. wawancara
Esterberg mendefinisikan interview atau wawancara
adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam
suatu topik tertentu.0 wawancara merupakan suatu bentuk
komunikasi verbal yang memiliki tujuan untuk mendapat
informasi dari narasumber. Wawancara yang terjadi berlangsung
secara alami dan direkam dalam bentuk catatan lapangan (field
note) ataupun dalam bentuk rekaman elektronik. Data yang
dihasilkan melalui wawancara dari satu subjek setelah
diinterpretasikan peneliti, kemudian diperiksakan kembali pada
subjek yang lain.
Teknik wawancara yang peneliti gunakan untuk
mengetahui bagaimana penanaman nilai-nilai karakter religius
dalam organisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah di SMK
Muhammadiyah Sekampung Lampung Timur adalah wawancara
terstruktur, yaitu peneliti telah menyiapkan instrument penelitian
berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis.0 Wawancara dilakukan
dengan kepala sekolah, Pembina organisasi ikatan peajar
muhmmadiyah serta pengurus organisasi ikatan pelajar
muhammadiyah guna memperoleh informasi secara keseluruhan

0
Sugiyono, Memahami Penellitian Kualitati, h. 66.
0
Sugiyono, Memahami Penellitian Kualitati, h. 72.
0
Sugiyono, Memahami Penellitian Kualitati, h. 73.

22
terkait penanaman nilai-nilai karakter religius dalam organisasi
ikatan pelajar muhammadiyah di Smk Muhammadiyah
Sekampung.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah
berlalu. Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-
karya monumental dari seseorang.0 Adanya dokumentasi berupa
foto kegiatan yang didapat pada saat penelitian akan menguatkan
hasil observasi dan wawancara.
4. Sumber-Sumber Pendukung Seperti Buku-Buku Referensi
Terkait Penelitian, Al-Qur’an dan Hadits.
E. Teknik Analisa Data
Data kualitatif diperoleh dari hasil pengumpulan data dan
informasi menggunakan berbagai metode yang telah dilakukan seperti,
observasi, wawancara, dokumentasi dan lain sebagainya. Semua data
dan informasi yang telah diperoleh kemudian dianalisis.0
Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan,
dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya
dapat diinformasikan kepada orang lain.0
Langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis data :
1. Data Reduction (reduksi data)
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang
pokok, memfokuskan pada hal penting, dicari tema serta polanya.
Data yang telah di reduksi akan memberikan gambaran yang jelas.
Kemudian dapat mempermudah peneliti untuk melakukan
pengumpulan data berikutnya.0
2. Data Display (penyajian data)
Setelah data direduksi, langkah selanjutnya yaitu
mendisplaykan data. Dalam penelitian ini data display yang dapat
0
Sugiyono, Memahami Penellitian Kualitati, h. 82.
0
Hamid Patilima, metode penelitian kualitatif, (Alfabeta: Bandung, 2013), h. 91.
0
Sugiyono, Memahami Penellitian Kualitati, h. 88.
0
Sugiyono, Memahami Penellitian Kualitati, h. 92

23
dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar
kategori dan lain sebagainya yang berhubungan dengan penanaman
nilai-nilai karakter religius dalam organisasi ikatan pelajar
muhammadiyah di SMK Muhammadiyah Sekampung dalam
bentuk deskriptif dalam penyajian data atau informasi. 0
3. Conclusion Drawing / verivication
Penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal
bersifat sementara, dan dapat berubah bila tidak ada bukti kuat
yang dapat mendukung pengumpulan data berikutnya. Kemudian
apabila kesimpulan yang dijelaskan pada tahap awal, didukung
dengan adanya bukti yang kuat dan konsisten saat peneliti kembali
lokasi penelitian mengumpulkan data, maka kesimpulan yang
dijelaskan merupakan kesimpulan yang kredibel. 0
F. Sistematika Penulisan
Sistematika Penulisan Penelitian ini terdapat tiga bagian dalam
sistematika penulisannya, yaitu bagian awal, bagian utama, dan bagian
akhir. Berikut merupakan uraian secara umum:
1. Bagian Awal : halaman sampul, lembar logo, halaman judul,
abstrak, ringkasan, halaman persetujuan, halaman pengesahan,
halaman motto, halaman persembahan, kata pengantar, pernyataan
tidak plagiat, surat keterangan uji kesamaan (similarity check),
daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.
2. Bagian Utama : Penelitian ini terdiri dari lima bab, yaitu:
a. BAB I Pendahuluan : Dalam hal ini peneliti menguraikan
latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan
kegunaan penelitian, dan batasan masalah.
b. Bab II Kajian Literatur : Dalam hal ini peneliti
menguraikan Tinjauan kajian literatur, Penelitian relevan, dan
kerangka berfikir
c. BAB III Metode Penelitian : Metode Penelitian yang
didalamnya menjelaskan tentang desain penelitian, tahapan
0
Sugiyono, Memahami Penellitian Kualitati, h. 95
0
Sugiyono, Memahami Penellitian Kualitati, h. 99

24
penelitian, subjek penelitian, devinisi operasional variabel,
teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik analisis
data, dan indikator keberhasilan
d. BAB IV Analisis Data : bab ini menjelaskan gambaran
umum, hasil penelitian, dan pembahasan
e. BAB V Penutup : Dalam hal ini peneliti menguraikan
kesimpulan dari hasil penelitian serta saran bagi pengambil
kebijakan.
3. Bagian Akhir : Dalam hal ini peneliti akan menyertakan daftar
pustaka, lampiran-lampran, dan daftar riwayat hidup dari peneliti.

25
DAFTAR LITERATUR
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahanya, Jawa Barat: CV Penerbit
Diponegoro, 2010.

Hamid Patilima, metode penelitian kualitatif,cetakan keempat, Alfabeta,


Bandung, 2013.

J. Winardi, Teori Organisasi & Pengorganisasian, cetakan ke-6, PT Rajagrafindo


Persada, Jakarta, 2011.

Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah. Buku Panduan Administrasi


Ranting, cetakan ke-1, Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah,
Yogyakarta, 2011.

Sugiyono, Memahami Penellitian Kualitati, cetakan ke-sembilan, Alfabeta,


Bandung, 2014.

Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter, cetakan kedua. Kencana Prenada Media


Group, Jakarta, 2012.

Shinta, Implikasi Paedagogis Qur’an Surat Al-Baqarah Ayat 177 Tentang


Pendidikan Tauhid (Kajian Ilmu Pendidikan Islam), Jurnal Pendidikan
Universitas Garut, Vol. 03 No. 01 (2009).

Suryanti, E. W, dan Widayanti, F. D, Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis


Religius, Jurnal Universitas Widyagama Malang.

AD dan ART IPM (Ikatan Pelajar Muhammadiyah),


https://www.distroipm.co.id/blog/ad-dan-art-ipm-ikatan-pelajar-
muhammadiyah, 19 November 2021 (10.30).

Adib Falahuddin, Tips Agar Ikhlas dalam Berbuat Baik: Tafsir Surah Al-Qasas
Ayat 77, https://tafsiralquran.id/tips-agar-ikhlas-dalam-berbuat-baik-tafsir-
surah-al-qasas-ayat-77/, 5 Desember 2021 (17.05).

Alim, M. Pendidikan Agama Islam: Upaya Pembentukan Pemikiran dan


Kepribadian Muslim. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2011.

Berbuat baik, dermawan, dan dibencinya kebakhilan,


https://www.hadits.id/hadits/bukhari/5575, 6 Desember 2021 (08.58).

Fadilah, dkk. Pendidikan Karakter, cetakan 1, CV. Agrapana Media, Jawa Timur
2021.

Hak istri terhadap suami, https://www.hadits.id/hadits/tirmidzi/1082, 6 Desember


2021 (09.16).

Jamal Ma’ruf Asmani, Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di


Sekolah, DIVA Press, Jogjakarta 2013.

26
Marzuki, Pendidikan Karakter Islam, Edisi 1, Cetakan 1. Amzah, Jakarta, 2015.
Mochammad Rizal Ramadhan, 2019. Implementasi Humanisme
Pendidikan Agama Islam Dalam Menguatkan Karakter religius di Era
Revolusi Industri 4.0, Lilik Nur Kholidah, (Eds.), Prosiding Seminar
Nasional Agama Islam 2019 “Pendidikan Agama Islam Dan Penguatan
Karakter Religius Dalam Menghadapi era Revolusi 4.0” (h. 51).

Muhammad Ali Rohmad, Wibawa Guru Pendidikan Agama Isaam Dalam


Pembentukan Karakter Religius. Prosiding Seminar Nasional Agama
Islam 2019 “Pendidikan Agama Islam Dan Penguatan Karakter Religius
Dalam Menghadapi era Revolusi 4.0” (h. 51). (h. 86)

Saepuddin, Konsep Pendidikan Karakter dan Urgensinya dalam Pembentukan


Pribadi Muslim Menurut Imam al-Ghazali, cetakan pertama, STAINSultan
Abdurrahman Press, Bintan, 2019.

Salim dan Syahrum, Metodologi Penelitian Kualitatif, Citapustaka Media,


Bandung, 2012.SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo. 2021. Kelembagaan
Siswa, https://smamda.sch.id/web/menu/pengembangan%20Diri-
Kelembagaan%20Siswa. 19 November 2021 (10:35).

Surat Al-Mu’minun Ayat 8, https://tafsirweb.com/5900-surat-al-muminun-ayat-


8.html, 5 Desember 2021 (17.41).

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang System


Pendidikan Nasional. 8 Juli. LN. 2003/NO.78, Jakarta 2003

Zakky. 2020. Pengertian Nilai Menurut Para Ahli Dan Secara Umum
(Terlengkap), https://www.zonareferensi.com/pengertian-nilai/. 27
November 2021 (09:09).

Faisal Asnan, wawancara dengan penulis, SMK Muhammadiyah Sekampung,


Desember 2021.

27

Anda mungkin juga menyukai