Anda di halaman 1dari 14

PERAN GURU AKIDAH AKHLAH SEBAGAI FASILITATOR DALAM

MENGEMBANGKAN KARAKTER ISLAMI PADA ERA MILENIAL


DI MTs NURUL AMALIYAH KEC. TANJUNG MORAWA
KAB. DELI SERDANG

PROPOSAL

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana


Pendidikan Agama Islam (S.Pd) Program Studi Pendidikan Agama Islam

Oleh :

AL ASYARI RANGKUTI
NPM: 71190211007

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

FAKULTAS AGAMA ISLAM

MEDAN

2023
PERAN GURU AKIDAH AKHLAK SEBAGAI FASILITATOR DALAM
MENGEMBANGKAN KARAKTER ISLAMI PADA ERA MILENIAL
DI MTs NURUL AMALIYAH KEC. TANJUNG MORAWA
KAB. DELI SERDANG

Oleh :

AL ASYARI RANGKUTI
NPM: 71190211007

Pembimbing I Pembimbing II

UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

FAKULTAS AGAMA ISLAM

MEDAN

2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillahirobbil ‘alamin, segala puji dan syukur ke hadirat Allah

SWT, atas izin dan karunianya kepada peneliti, sehingga dapat menyelesaikan

propsal skripsi ini dengan baik. Sholawat berangkaikan salam kepada Nabi

Muhammad SAW, nabi akhir zaman yang menjadi suri tauladan dan rahmat bagi

semesta alam. Semoga syaafaatnya kita dapatkan dihari kemudian kelak. Adapun

judul propsal skripsi yang saya susun ini berjudul “Peran Guru Akidah Akhlak

Sebagai Fasilitator Dalam Mengembangkan Karakter Islam Pada Era

Milenial di MTs Nurul Amaliyah Kec. Tanjung Morawa Kab. Deli Serdang”.

Propsal skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

pendidikan pada program studi Pendidikan Agama Islam fakultas agama Islam,

peneliti menyadari bahwa banyaknya kelemahan dan kekurangan dalam penelitian

skripsi ini. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang dapat membangun sangat peneliti

harapkan demi perbaikan dan kemampuan peneliti pada karya tulis lainnya dimasa

mendatang.

Propsal skripsi ini dapat diselesaikan dengan bantuan berbagai pihak, oleh

karena itu pada kesempatan ini peneliti menyampaikan rasa terimakasih yang

sebesar-besarnya kepada yang saya hormati:

i
1. Bapak Dr. H. Yanhar Jamluddin, M. AP, selaku Rektor Universitas Islam

Sumatera Utara, beserta staf kerjanya yang memberi pengajaran serta

pengalaman dan pelayanan kepada peneliti.

2. Bapak Dr. Mohammad Firman Maulana, M.Ag selaku Dekan Fakultas Agama

Islam Universitas Sumatera Utara (UISU).

3. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang senantiasa selalu mendoakan ananda

dalam menuntut ilmu.

4. Staf biro yang telah membantu penelitian dalam semua urusan akademik dan

perkuliahan.

5. Bapak dan ibu staf pengajar Fakultas Agama Islam Prodi Pendidikan Agama

Islam Universitas Sumatera Utara (UISU) yang telah memberi ilmu

bermanfaat.

Peneliti menyadari sepenuhnya hasil penelitian ini masih memiliki

kekurangan dan jauh dari kesempurnaan baik dari sistematika penulisan maupun

dari peneitian kata yang digunakan, untuk itu peneliti mengharapkan kritik yang

membangun dari kesempuranaan penelitian yang lain dimasa yang akan datang.

Peneliti berharap hasil penelitian ini dapat bermanfaat baik bagi kita semua. Atas

perhatian semua pihak peneliti mengucapkan terima kasih.

Medan, ..................

Peneliti

Al Asyari Rangkuti
NPM: 71190211007

ii
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR.................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................... iii

BAB I : PENDAHULUAN............................................................................. 1

A. Latar Belakang...................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah................................................................................. 4

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian.......................................................... 4

D. Batasan Istilah....................................................................................... 5

E. Telaah pustaka...................................................................................... 6

F. Sistematika Penulisan........................................................................... 8

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN................................................... 9

A. Lokasi Penelitian.................................................................................. 9

B. Teknik Pengumpulan Data................................................................... 9

C. Jenis Penelitian..................................................................................... 11

D. Sumber Data Penelitian........................................................................ 14

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 16

iii
DAFTAR TABEL
Tabel III.1......................................................................................................... 12

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu hal yang penting dalam membentuk


kepribadian. Pendidikan tidak hanya dari pendidikan formal saja melainkan
pendidikan nonformal pun juga memiliki peran yang sama untuk membentuk
kepribadian, terutama pada anak atau peserta didik. Didalam UU sikdiknas no 20
tahun 2003 dapat melihat ketiga perbedaan model lembaga pendidikan tersebut.
Pada pendidikan formal, jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang
terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan perguruan tinggi.
Pendidikan nonformal jalur pendidikan diluar pendidikanformal yang dapat
dilaksanakan secara struktur dan berjenjang. Pendidikan informal yaitu jalur
pendidikan keluarga dan lingkungan.1
Dalam dunia pendidikan, hubungan seorang guru dengan murid tidak akan
terlepas, seperti halnya simbiosis mutualisme yang artinya saling menguntungkan
serta besar manfaatnya. Maka dari itu hubungan seorang guru dengan murid tidak
lepas pada kehidupan sehari-hari. Pada masa seperti ini, pembelajaran daring di
sekolah merupakan implementasi dari pendidikan jarak jauh melalui online.
Pembelajaran ini dilakukan dengan perangkat komputer yang terhubung dengan
internet dimana guru dan siswa berkomunikasi secara interaktif dengan
memanfaatkan media komunikasi. Pembelajaran daring yang sudah dilakukan di
seluruh sekolah saat ini terjadi akibat mewabahnya virus covid-19 di indonesia,
yang membawa dampak tersendiri di lembaga pendidikan. Penyebaran virus
covid-19 yang begitu cepat bahkan telah merenggut korban jiwa yang
mengundang kekhawatiran bagi pemegang kebijakan pemerintah khususnya
kementrian pendidikan dan kebudayaan dan dari kalangan orang tua dan peserta
didik.

1
Inanna, Peran Pendidikan dalam Membangun Karakter Bangsa yang Bermoral, Jurnal
Ekonomi dan Pendidikan, Volume 1 Nomor 1, 2018, hlm. 28

1
2

Kondisi demikian yang akhirnya membuat seluruh sekolah terpaksa


menghentikan sementara kegiatan belajar mengajar di kelas. Langkah ini, jelas
untuk mencegah penyebaran virus dan penularan kepada peserta didik. salah satu
langkah yang tepat dalam situasi seperti ini adalah memanfaatkan teknologi
jaringan dan teknologi informasi bagi pengembang sistem pembelajaran di
sekolah yaitu dengan pembelajaran daring.
Peran guru sebagai fasilitator pembelajaran daring dan tatap muka artinya
guru memfasilitasi proses pembelajaran daring dan tatap muka. Fasilitator
bertugas mengarahkan, memberi arah, memfasilitasi kegiatan belajar peserta
didik, dan memberikan semangat. Saat ini peran guru bukan lagi sebagai
satusatunya sumber informasi bagi peserta didik. Sebab pada kenyataannya di
lapangan guru masih seringkali menjadi sumber utama informasi dan
pembelajaran cenderung berpusat pada guru. Penekanan bahwa guru sekarang
lebih berperan sebagai fasilitator dimaksudkan agar kelas menjadi lebih hidup dan
bergairah. Allah berfirman dalam Al-Qur’an Surah Al-Baqarah Ayat 151:

Artinya: Sebagaimana Kami telah mengutus kepadamu seorang Rasul


(Muhammad) dari (kalangan) kamu yang membacakan ayat-ayat Kami,
menyucikan kamu, dan mengajarkan kepadamu Kitab (Al-Qur'an) dan
Hikmah (Sunnah), serta mengajarkan apa yang belum kamu ketahui.2
Pendidikan karakter yaitu upaya sadar dan sungguh-sungguh dari seorang
guru untuk mengajarkan nilai-nilai kepada peserta didik. Untuk mencapai tujuan
pendidikan, karakter peserta didik akan terbentuk dengan sendirinya jika
dukungan dan dorongan dari lingkungan sekitar. Upaya guru akidah akhlak dalam
membentuk karakter peserta didik identik dengan pembelajaran akhlak. Karena

2
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Qs. AL-
Baqarah/2:151.
3

keteladanan karakter dimulai dari pendidik itu sendiri, sebab pendidik adalah
panutan dari peserta didik dalam segala hal.
Hadis yang menjelaskan tentang pembentukan Islami adalah “Siapa yang
beriman kepada Allah dan hari akhir, maka ucapkanlah yang baik-baik atau
diam”. (HR. Bukhari dan Muslim).
Para pendidik di sekolah harus mempunyai manajemen yang baik dalam
menjalankan komponen-komponen pendidikan, terlebih dalam pembentukan
karakter peserta didik. Sealin itu guru juga diharapkan memiliki peran dalam
menciptakan kegiatan yang dapat mengantarkan peserta didik memiliki
kompetensi yang baik dalam bidang akademik maupun non akademik yang
Islami.
Pembentukan karakter Islami menciptakan suasana kehidupan keagamaan.
Dalam hal ini suasana kehidupan keagamaan dampaknya ialah berkembangnya
suatu nilai-nilai agama Islam yang diwujudkan dalam sikap hidup serta
keterampilan peserta didik. Dalam arti penciptaan suasana religius dilakukan
dengan cara pengamalan, ajakan, dan pembiasaan-pembiasaan sikap baik secara
habluminallah maupun habluminannas dalam lingkungan sekolah. Pada karakter
Islami ini peserta didik akan disuguhkan nilai-nilai keimanan, dan salah satunya
yaitu menjadikan keteladanan sebagai dorongan untuk meniru dan mempraktikkan
baik di dalam sekolah atau di luar sekolah. Seperti halnya dalam kegiatan
keagamaan yang diadakan di sekolah seperti istighosa bersama dan tahlil bersama.
Sedangkan untuk peserta didik yang menganut agama lain seperti hindu dan
kristen mereka membuat acara sendiri dalam kegiatan keagamaan di aula sekolah.
Peran pendidikan agama Islam di sekolah akan terlatih melalui
pengembangan karakter Islami. Karakter Islami ini sangat dibutuhkan oleh peserta
didik dalam menghadapi karakter yang kurang baik. Pembentukan karakter Islami
pada peserta didik sangat penting, sebab pendidikan agama Islam yaitu pendidikan
yang memberikan pengetahuan, membentuk sikap, kepribadian, dan ketrampilan
peserta didik dalam mengamalkan ajaran agama. Oleh karena itu dari ajaran
agama, moral dan norma yang berdimensi positif dapat digunakan sebagai akar
dari pendidikan karakter.
4

Maka guru di MTs Nurul Amaliyah Kec. Tanjung Morawa Kab. Deli
Serdang menerapkan pendidikan karakter Islami melalui pendidikan agama Islam.
Dengan cara ini memudahkan guru dalam membentuk karakter peserta didik yang
dapat mencerminkan akhlak yang baik. Mengingat pentingnya karakter Islami
bagi peserta didik, maka peneliti tertarik untuk meneliti sebagaimana penulis
mengambil judul “Peran Guru Akidah Akhlak Sebagai Fasilitator Dalam
Mengembangkan Karakter Islami Pada Era Milenial di MTs Nurul Amaliyah Kec.
Tanjung Morawa Kab. Deli Serdang”.
B. Rumusan Masalah
Melihat dari latar belakang permasalahan diatas, maka masalah penelitian
ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana peran guru akidah akhlak sebagai fasilitator dalam


mengembangkan karakter Islami pada era milenial di MTs Nurul
Amaliyah Kec.Tanjung Morawa Kab. Deli Serdang?
2. Apa kendala guru akidah akhlak sebagai fasilitator dalam mengembangkan
karakter Islami pada era milenial di MTs Nurul Amaliyah Kec.Tanjung
Morawa Kab. Deli Serdang?
3. Apa solusi guru akidah akhlak sebagai fasilitator dalam mengembangkan
karakter Islami pada era milenial di MTs Nurul Amaliyah Kec.Tanjung
Morawa Kab. Deli Serdang?

C. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian


1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin diperoleh
penulis adalah:
a Mengetahui peran guru akidah akhlak sebagai fasilitator dalam
mengembangkan karakter Islami pada era milenial di MTs Nurul
Amaliyah Kec.Tanjung Morawa Kab. Deli Serdang
5

b Menganalisis kendala guru akidah akhlak sebagai fasilitator dalam


mengembangkan karakter Islami pada era milenial di MTs Nurul
Amaliyah Kec.Tanjung Morawa Kab. Deli Serdang
c Mengetahui solusi guru akidah akhlak sebagai fasilitator dalam
mengembangkan karakter Islami pada era milenial di MTs Nurul
Amaliyah Kec.Tanjung Morawa Kab. Deli Serdang
2. Kegunaan Penelitian
a. Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu bahan
acuan bagi pelaksanaan peneliti-peneliti yang relevan dimasa yang akan
datang.
b. Diharapkan penelitian ini bisa menjadi acuan buat para guru akidah
akhlak sebagai fasilitator dalam mengembangkan karakter Islami
Milenial didalam lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan
sekolah. Karya ini bukan hanya berguna bagi UISU Medan, tetapi juga
pada Lembaga Pendidikan Islam seperti Madrasah dan Pesantren.

D. Batasan Istilah
Agar tidak terjadi kerancauan dalam pemahaman terhadap skripsi nantinya
saya akan membuat batasan-batasan istilah dari judul saya sendiri , yaitu :

1. Peran Guru
Peran ialah Pola tingkah laku tertentu yang merupakan ciri-ciri khas semua
petugas dari pekerjaan atau jabatan tertentu. Guru harus bertanggung
jawab atas hasil kegiatan belajar anak melalui interaksi belajar-mengajar.
Guru merupakan faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya proses
belajar, dan karenanya guru harus menguasai prinsip- prinsip belajar
disamping menguasai materi yang akan diajarkan. Dengan kata lain Guru
harus mampu menciptakan suatu situasi kondisi belajar yang sebaik-
baiknya.
2. Guru Akiadh Akhlak
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik
6

pada pendidikan anak diusia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan


dasar dan pendidikan menengah”.20 Berbicara masalah peranan dan
tanggung jawab guru akidah akhlak dalam pendidikan agama Islam tidak
jauh berbeda dengan peranan tanggung jawab guru secara umum, yang
bisa berbeda hanya dengan dari segi pengertianya. Sedangkan dari segi
pelaksanaanya tidak jauh berbeda, bahkan selalu beriringan atau sama.
Tanggung jawab adalah tugas yang dilaksanakan sedangkan peranan
adalah jalan untuk melaaksanakan tugas. Guru adalah orang yang
pekerjaanya mendidik dan membimbing anak, atau profesinya sebagai
pengajar. Kemudian pendapat lain mengatakan bahwa, guru adalah:“
individu yang mampu melaksanakan tugas mendidik dalam satu situasi
pendidikan untuk mencapai pendidikan “.3
3. Fasilitator
Fasilitator adalah seseorang yang melakukan fasilitasi, yakni membantu
mengelola suatu proses pertukaran informasi dalam suatu kelompok.
Tanggung jawab fasilitator adalah untuk lebih mengarahkan perhatian
pada kelangsungan perjalanan dari pada terhadap tempat tujuan.4
4. Karakter Islami
Agus Wibowo mengemukakan bahwa karakter merupakan sesuatu yang
ada dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut disifati. 5
Kemendiknas mendefinisikan karakter sebagai watak, tabiat, akhlak, atau
kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai
kebijakan (virtues), yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk
cara pandang, berpikir, bersikap dan bertindak.6
E. Telaah Pustaka
Telaah pustaka dilakukan, idealnya agar peneliti mengetahui hal-hal apa
yang telah diteliti dan yang belum diteliti sehingga tidak terjadi duplikasi

3
Ahmad Munib, Pengantar Ilmu Pendidikan, Semarang:UNNES Press, 2011, hlm. 142
4
Asmaran As, Pengantar Studi Akhlak, Jakarta: Rajawali Pers, 1992, hlm. 1
5
Agus Wibowo, Manajemen Pendidikan Karakter di Sekolah (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2013),hlm. 12
6
Kemendiknas, Pengembangan Budaya dan Karakter Bangsa (Jakarta: Kementrian
Pendidikan Nasional, 2010,)hlm. 1.
7

penelitian.7 Terdapat beberapa hasil penelitian yang peneliti temukan terkait


dengan penelitian ini, sebagai berikut:
Pertama, Ria Agustina, 2017. Peran Guru sebagai Fasilitator dalam proses
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri I Wonosobo Kabupaten
Tanggamus. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
(UIN) Raden Intan Lampung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran guru
sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran sudah berjalan dengan baik, faktor
penghambat masih belum maksimalnya peran guru sebagai fasilitator adalah
faktor kebiasaan guru selama mengajar dimana selama ini guru sudah terbiasa
mengajar dengan pola lama dan sangat mempengaruhi gaya guru dalam
mengajar.8
Kedua, Iskandar Agung, 2017. Peran Fasilitator Guru dalam Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK). Jurnal. Puslitjakdikbud Balitbang Kemendikbud.
Hasil dari penelitian ini adalah Lima Hari Sekolah (LHS) yang mewajibkan jam
kerja guru selama 8 (delapan) jam sehari. LHS berfungsi ganda, di satu sisi
sebagai upaya agar guru dapat memenuhi kewajiban jam mengajar 24 jam
seminggu, di sisi lain sebagai upaya penguatan pendidikan karakter (PPK) peserta
didik/siswa. Implisit, penguatan pendidikan karakter dapat mendukung
optimalisasi peran guru sebagai bagian dalam ekosistem pendidikan dan orang
yang berada di garis terdepan pembelajaran. Peran guru, terutama sebagai
fasilitator penyelenggaraan PPK, menjadi entry point keberhasilannya, dan
sekaligus sebagai wahana pemenuhan kewajiban jam mengajar. Dalam tulisan ini
diketengahkan pemikiran tentang 13 peran fasilitator yang dapat diwujudkan oleh
guru, sehingga penerapan LHS diharapkan dapat diisi dengan peran fasilitator
tersebut. Pemikiran diharapkan dapat disosialisasikan secara meluas agar pihak
sekolah menerapkannya.9

7
Arikunto, Telaah Pustaka Dalam Penelitian, Bandung: Gramedia,2012, hlm. 34.
8
Ria Agustina, 2017, Peran Guru Sebagai Fasilitator Dalam Proses Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan, Universitas Islam Negeri (UIN)
Raden Intan Lampung.
9
Iskandar Agung, 2017, Peran Fasilitator Guru Dalam Penguatan Pendidikan Karakter
(PPK), Jurnal Puslitjakdikbud Balitung.
8

Endang Purwaningsih, 2017. Peranan Guru sebagai Fasilitator dan


Motivator dalam meningkatkan Hasil Belajar di Kelas XI SMK. Jurnal. Program
Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Untan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui peranan guru sebagai fasilitator dan motivator dalam meningkatkan
hasil belajar siklus akuntansi 2 di kelas Ak 3 SMK Negeri 1 Pontianak. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan bentuk
penelitian survey. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peranan guru sebagai
fasilitator dan motivator dalam meningkatkan hasil belajar siklus akuntansi 2 di
kelas XI AK 3 masuk dalam kategori sangat baik dengan persentase 81,2%.10
G. Sistematika Pembahasan
Sebelum tulisan ini dikaji, ada beberapa tulisan yang serupa dengan
penelitian ini yang berkaitan dengan pengaruh spiritual keagamaan terhadap
kecerdasan siswa, beberapa penelitian karya ilmiah yang menjadi rujukan dalam
penelitian ini seperti berikut.

BAB I: Pendahuluan, Merupakan pendahuluan yang berisikan sub-sub bab yaitu


latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan istilah, tujuan dan
kegunaan penelitian, batasan istilah, telaah pustaka, sistematika
pembahasan.

BAB II: Landasan Teori, Landasan teori yang berisikan tentang teori-teori yang
bersangkutan dengan permasalahan dalam penelitian tersebut.

BAB III: Metode Penelitian, Dalam bab ini membahas tentang lokasi penelitian,
teknik pengumpulan data , teknik analisa data, pengolahan data.

BAB IV: Hasil Penelitian, Pada bab ini penelitian ini akan menyajikan dan
memaparkan hasil penelitian yang telah didapatkan.

BAB V: Penutup, Dalam bab ini merupakan bab yang terakhir yang berisikan
Kesimpulan dan Saran.

10
Endang Purwaningsih, 2017, Peranan Guru Sebagai Fasilitator dan Motivator Dalam
Meningkatkan Hasil Belajar di Kelas XI SMK. Jurnal Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP
Untan

Anda mungkin juga menyukai