Anda di halaman 1dari 23

Tantangan Dunia Pendidikan Terhadap Pengembangan SDM Pendidikan

Islam

Disusun Sebagai Tugas Mata Kuliah Manajemen SDM Pendidikan islam

Dosen Pengampu:
Prof. Dr. H. Baharuddin, M.PdI

Oleh:
Shobihatul Fitroh Noviyanti (210106210001)

PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
September, 2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT kami panjatkan yang telah senantiasa
melimpahkan rahmat, ni’mat, hidayah, serta inayah-Nya kepada kami. Sehingga
kami bisa menjadi seperti saat ini, yaitu bisa merasakan nikmatnya menuntut ilmu
di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

Shalawat serta salam tidak lupa selalu kami sanjungkan kepada Nabi Agung
yaitu Baginda Rasulullah Saw yang telah membawa nilai-nilai Keindahan
(Estetika) dari Allah SWT ke dunia ini tidak lain untuk menyempurnakan Akhlak,
sehingga menjadikan agama Islam sebagai agama yang Rahmatan Lil Alamin
(Rahmat bagi semua alam).

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada seluruh pihak yang telah
banyak membantu kami dalam proses pembuatan dan penyusunan makalah yang
berjudul “Tantangan Dunia Pendidikan Terhadap Pengembangan SDM
Pendidikan Islam” ini, khususnya kepada Dosen Pengampu Mata kuliah
Manajemen SDM Pendidikan Islam Bapak Prof. Dr. H. Baharuddin, M.PdI. yang
senantiasa dengan sabar dan ikhlas membimbing kami.

Dengan segala kerendahan hati kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun (konstruktif) dari semua pembaca, karena kami menyadari
bahwa dalam penulisan makalah ini tentulah masih terdapat banyak sekali
kekurangan–kekurangan. Akhir kata, semoga karya makalah ini bisa bermanfaat
bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Aamiin ya Robbal Alamin.

Malang, 11 September 2021

Shobihatul Fitroh Noviyanti


NIP. 210106210001

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................i


DAFTAR ISI ....................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................1
A. Latar Belakang ...................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..............................................................................3
C. Tujuan Penulisan ...............................................................................4
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................5
1. Konsep Dasar Pengembangan SDM Pendidikan Islam ......................5
a. Pengertian Pengembangan SDM Pendidikan Islam .......................5
b. Tugas dan Fungsi Pendidik Dan Tenaga Kependidikan .....................7
c. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan ................................10
2. Proses Pelaksanaan Pengembangan SDM Pendidikan Islam ...............11
a. Metode Pengembangan SDM Pendidikan Islam ...........................11
b. Tahap Pengembangan SDM Pendidikan Islam .............................15
BAB III PENUTUP ..........................................................................................17
A. Kesimpulan ........................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA

ii
1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Era globalisasi menuntut masyarakat untuk memiliki daya saing dalam
memanfaatkan peluang yang ada di lingkungannya agar mampu bertahan hidup
sesuai dengan keadaan zaman yang semakin berkembang. 1 Sehingga untuk
mempersiapkan persaingan tersebut dibutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang
berkualitas. menurut Merisa Fajar Aisyah SDM dikatakan unggul ketika mereka
mampu melaksanakan kewajiban yang diberikan kepadanya. 2 Sedangkan menurut
Efi Rufaiqoh Muhaimin SDM yang bermutu merupakan kemampuan dari setiap
individu yang memiliki daya pikir dan fisik yang terpadu.3 Dengan demikian SDM
yang baik dan memenuhi kebutuhan zaman memerlukan pengembangan diri sesuai
dengan profesinya.
Profesi pendidik merupakan pekerjaan yang memerlukan standar kualifikasi
tertentu. Peraturan perundang-undangan yang berlaku tentang profesi pendidik
mempersyaratkan standarisasi jenjang pendidikan. Menurut Undang-Undang
nomer 14 tahun 2005 menyatakan bahwa kompetensi akademik guru wajib
memiliki ijazah yang singkron antara jenis, jenjang dan satuan pendidikan formal. 4
Sedangkan Peraturan Pemerintah (PP) menyebutkan bahwa setiap guru berwenang
memperoleh perlindungan hukum dari tindakan keras, ancaman, perlakuan
diskriminatif dan intimidasi dari pihak peserta didik.5 Standarisasi pendidik juga
disebutkan dalam permendikbud nomer 16 tahun 2007 menyatakan bahwa
kompetensi seorang pendidik pada sekolah jenjang SMA dan atau madrasah aliyah

1
Rufaiqoh Efi Muhaimin, Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidik Dan Tenaga
Kependidikan Di Madrasah Aliyah Negeri (Man) Sumpiuh Banyumas Dan Madrasah Aliyah Negeri
(Man) Kroya Cilacap, 2017.
2
Merisa Fajar Aisyah and others, Kualitas Sumber Daya Manusia, Profesionalisme Kerja,
Dan Komitmen Sebagai Faktor Pendukung Peningkatan Kinerja Karyawan PDAM Kabupaten
Jember, E-Journal Ekonomi Bisnis Dan Akuntansi, 131, (2017).
3
Muhaimin. Op.cit., 46.
4
Sofjan Arifin and Latifah Alton, Peningkatan Kualifikasi Akademik Guru Sd Melalui,
Pendidikan Terbuka Dan Jarak Jauh, 11.1 (2010), 35–43.
5
Harpani Matnuh, Perlindungan Hukum Profesionalisme Guru, Jurnal Pendidikan
Kewarganegaraan, 7.2 (2017), 46–50.
2

(MA) wajib mempunyai kompetensi akademik pendidikan minimum diploma


empat (D-IV) atau sarjana (S1) program studi yang sepadan dengan mata pelajaran
yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi. 6 ketiga
perundang-undangan tersebut mengamanahkan bahwa seseorang berprofesi
pendidik diwajibkan memiliki rasa tanggung jawab yang besar, selain itu
setidaknya harus ada beberapa sifat seperti persuasif, edukatif, normatif, dedikatif,
ilmiah, demokratis, inovatif, dan kreatif yang ada di setiap individu.
Sedangkan tenaga kependidikan merupakan profesi yang membutuhkan
keahlian tertentu. Pasal 39 UU No. 20 tahun 2003 mengenai Sisdiknas,
mengemukakan bahwa Tenaga kependidikan bertugas melakukan manajemen,
penyelenggarakan, peningkatan, pengamatan, serta pelayanan teknis untuk
menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan. 7 Suarga mengatakan bahwa
tenaga kependidikan merupakan anggota masyarakat yang berkontribusi kepada
lembaga pendidikan dan ikut serta dalam menunjang keberhasilan sekolah. 8
Dengan demikian tenaga kependidikan merupakan salah satu seseorang yang
berperan sangat besar untuk lembaga pendidikan dan memiliki dampak yang baik
untuk lembaga pendidikan itu sendiri.
Berdasarkan pada pemikiran di atas dapat dipahami bahwa profesi pendidik
dan tenaga kependidikan memerlukan keahlian yang bermutu sesuai dengan
bidangnya. Fakta dilapangan menunjukan bahwa presentase hasil uji kompetensi
pedagogik guru sekolah menengah pertama (SMP) sebesar 37,42%, sekolah
menengah atas (SMA) 37,18%. Kompetensi kepribadian untuk guru SMP sebesar
49,56%, SMA 51,52%. Kompetensi profesional guru SMP 36,94%, SMA 36,40%.
Kompetensi sosial, guru SMP 46,10%, SMA 44,70%.9 Adapun kualifikasi pendidik
yang ada di sekolah dan atau madrasah masih ditemukan beberapa dari mereka

6
María Jorgelina Ivars, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor
16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik Dan Kompetensi Guru, (2007), hlm.213–
214.
7
Muhammad Yusri Bachtiar, Pendidik Dan Tenaga Kependidikan, Publikasi Pendidikan,
(2016), hlm.23.
8
Bilal Bakir and others, Tugas Dan Fungsi Manajemen Pendidik Dan Tenaga Kependidikan,
Epidemiology, (2012), hlm.23.36.
9
Muhammad Yusri Bachtiar, Pendidik Dan Tenaga Kependidikan, Publikasi Pendidikan,
6.3 (2016) <https://doi.org/10.26858/publikan.v6i3.2275>. Op.cit., 38.
3

belum memenuhi standar. Menurut Marten Masoka, Ibrohim, Sri Endah Indriwati
bahwa guru Biologi pada tingkat SMP dan SMA di kabupaten Teluk Bintuni dari
21 guru yang terdata menunjukkan bahwa lulusan strata satu (S1) sebesar 95,2%
dan sebesar 4,8% lulusan diploma (D3). Dari penelitian ini juga ditemukan bahwa
kesesuaian bidang keahlian dengan bidang studi Biologi yang diajarkan pada satuan
pendidikan SMP-SMA sebesar 71% dan yang tidak sesuai sebesar 29%. Sedangkan
penguasaan kompetensi profesional sebesar 44,5% dan kompetensi pedagogik
30,7%.10 Sehingga dengan demikian penelitian tentang kualifikasi pendidik
tersebut membuktikan bahwa aktifitas pengembangan tenaga pendidik masih
sangat dibutuhkan.
Selain itu wabah virus corona juga menjadikan pendidikan di seluruh dunia
Khususnya di Indonesia mengalami beberapa kendala, diantaranya peserta didik
harus melakukan pembelajaran dari rumah, atau biasanya di sebut dengan
pembelajaran daring. Dalam pembelajaran daring, peserta didik juga mengalami
beberapa masalah, mulai dari kurangnya kuota internet, sinyal yang tidak teratur,
dan lingkungan keluarga yang tidak mendukung. Tetapi dengan demikian bukan
hanya seorang peserta didik aja yang mengalami kendala tetapi juga seorang
pendidik dan tenaga kependidikan juga mengalami beberapa kendala seperti kurang
mahirnya penggunaan teknologi yang semakin canggih, minim pengetahuan
teknologi dan lain sebagainya. Dengan demikian dari beberapa masalah yang terjadi
dilapangan menunjukkan bahwa pengembangan SDM pendidikan Islam sangat
urgen untuk dilakukan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan latar belakang diatas, maka makalah ini difokuskan
dengan rincian rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Konsep Dasar Pengembangan SDM Pendidikan Islam?
2. Bagaimana Proses Pelaksanaan Pengembangan SDM Pendidikan Islam?

10
Marten Masoka and Sri Endah Indriwati, Kompetensi Guru Bidang Studi Biologi Smp —
Sma Sebagai Basis Program, (2017), hlm. 516–23.
4

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan konsep dasar pengembangan SDM pendidikan islam
2. Untuk menjelaskan proses pelaksanaan pengembangan SDM Pendidikan
Islam
5

BAB II
PEMBAHASAN
1. Konsep Dasar Pengembangan SDM Pendidikan Islam
a. Pengertian Pengembangan SDM Pendidikan Islam
Pengembangan merupakan hal penting yang harus dilakukan oleh
sebuah organisasi dalam meningkatkan produktivitas SDM Pendidikan
Islam di lembaga pendidikan. Oleh karena itu sebelum membahas lebih
jauh mengenai pengertian pengembangan SDM Pendidikan Islam itu sendiri
ada baiknya terlebih dahulu kita memahami apa yang dimaksud dengan
pengembangan.
Malayu S.P. Hasibuan mendefinisikan bahwa pengembangan
merupakan suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis,
konseptual, dan moral karyawan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan atau
jabatan melalui pendidikan dan latihan. Pendidikan meningkatkan
keahlian teoritis, konseptual dan moral karyawan sedangkan latihan
bertujuan untuk meningkatkan keterampilan teknis pelaksanaan pekerjaan
karyawan.11 Dengan demikian pengembangan merupakan suatu kegiatan
yang terstruktou yang dilakukan untuk menumbuhkan keahlian SDM yang
dapat dilaksanakan dengan pendidikan ataupun pelatihan
Setelah menjelaskan pengertian dari pengembangan, selanjutnya
adalah pengertian sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang
dimaksud dalam penulisan makalah ini yakni pendidik dan tenaga
kependidikan. Seorang pendidik menjadi penting keberadaannya karena
sebagai motor penggerak dan perubahan dalam sebuah lembaga
pendidikan, bahkan pendidik juga sebagai seorang yang membina,
mendidik, memberikan arahan, memotivasi, mengevalusi peserta didik
sehingga tercapainya tujuan pembelajaran.
Seorang tenaga pendidik yang memiliki kompetensi sebagai guru,
dosen, konseor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator

11
Malayu Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011),
hlm.69.
6

dan sebutan lainnya yang sesuai dengan keahliannya, serta berkontribusi


dalam pelaksanaan pendidikan telah diatur dalam undang-undang (UU)
Republik Indonesia (RI) nomor 20 tahun 2003. 12 Usman menjelaskan
bahwa profesi guru bertugas untuk mendidik, mengajar serta melatih
peserta didik. 13 Nasution mengemukakan bahwa mengajar, mendidik atau
mengasuh peserta didik merupakan proses melanjutkan dan menegakkan
nilai-nilai luhur kehidupan.14 Sehingga dari paparan ditas dapat ditarik
kesimpulan bahwa guru atau tenaga pendidik merupakan seseorang yang
berkewajiban dan memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan
pemindahan ilmu, keahlian, kepandaian, nilai-nilai dan peningkatan diri
peserta didik.
Sedangkan tenaga kependidikan dalam UU Nomor 20 tahun 2003
tetang Sistem Pendidikan Nasional mengemukakan bahwa tenaga
kependidikan merupakan komponen masyarakat yang ikut serta
berkontribusi dalam menunjang pelaksanaan pendidikan. Seorang tenaga
kependidikan dalam lembaga pendidikan merupakan seseorang yang
diangkat untuk melaksanakan kewajiban yang serasi dengan bidang dan
keilmuannya dengan mendukung program-program yang dibuat oleh
pimpinan dan guru lainnya demi terraihnya tujuan lembaga pendidikan
secara efektif dan efisien. Seseorang yang ikut bergabung dalam sebuah
organisasi yang memiliki wawasan tentang pendidikan dan melaksanakan
aktivitas pendidikan merupakan pengertian dari tenaga kependidikan.15
Dengan demikian tenaga kependidikan adalah personel yang mempunyai
tugas dan kewajiban dalam merancang dan melakukan administrasi,
melakukan pengelolaan, pengembangan, pelayanan teknis dan
pengawasan pada proses pendidikan pada suatu lembaga pendidikan.

12
Muhaimin. Op.cit., hlm. 44
13
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional,(Bandung: Remaja Rosda Karya, 2001),
hlm.7.
14
Siti Aisyah Nasution, Manajemen Sumber Daya Manusia (Tenaga Kerja) Di Madrasah
Aliyah Al-Washiyah 12 Perbangunan Kabupaten Serdang Bedagai, Tesis tidak diterbitkan,(Program
Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan), hlm 37.
15
Sulistiyorini, Manajemen Pendidikan Islam,(Tulungagung: Elkaf, 2006), hlm. 51.
7

Oleh karena itu melakukan pengembangan SDM pendidikan islam


sangat perlu dilakukan oleh lembaga pendidikan supaya mendapatkan
seorang pendidik dan tenaga kependidikan yang sangat kompeten dalam
bidangnya, profesional, bersungguh-sungguh dalam melakukan tugas dan
kewajibannya serta dapat bekerja sama dalam mencapai tujuan lembaga.
Pengembangan SDM pendidikan islam adalah peningkatan kualitas
melalui program- program pelatihan, pendidikan dan pengembangan.
Pendapat lain yang diungkapan oleh Wendell French, pengembangan
merupakan penarikan, seleksi, pengembangan, penggunaan dan
pemeliharaan sumber daya manusia oleh organisasi.16 Jadi kesimpulan dari
beberapa pengertian di atas adalah pengembangan SDM pendidikan islam
merupakan proses pemberian kesempatan kepada sumber daya manusia
untuk mengembangkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual dan moral
karyawan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan atau jabatan melalui
pendidikan dan pelatihan sebagai tuntutan organisasi atau adanya
keinginan dan kebutuhan untuk tumbuh dan berkembangnya sumber daya
manusia. Tujuan kegiatan pembinaan atau pengembangan sumber daya
manusia adalah untuk menumbuhkan kemampuan setiap sumber daya
manusia yang meliputi pertumbuhan keilmuan, wawasan berfikir, sikap
terhadap pekerjaan, dan keterampilan dalam pelaksanaan tugas sehingga
produktifitas sumber daya manusia dapat ditingkatkan.
b. Tugas dan Fungsi Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Tugas dan tanggung jawab guru dan dosen secara khusus didasarkan
pada UU Nomor 14 tahun 2007, yakni sebagai agen pembelajaran untuk
memajukan mutu pendidikan nasional, developer keilmuan, teknologi,
seni serta membaktikan diri kepada masyarakat.17 Selain itu dalam
Peraturan pemerintah (PP) RI Nomor 17 tahun 2010 tantang

16
Faustino Cardoso Gomes, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta: Andi Yogya,
2000), hlm.6.
17
Victor Hugo, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 2007, 1–31.
8

penyelenggarakan dan pengurusan pendidikan pasal 171 mengemukakan


bahwa seorang pendidik memiliki tugas dan kewajiban sebagai berikut:18
1) Seorang guru profesional mendidik, melatih, membina,
membimbing, memotivasi, mengevaluasi, menilai peserta didik
pada berbagai jenjang pendidkkan.
2) Dosen selaku pendidik profesional dan cendekiawan
mentransformsikan, mengelaborasikan, mengusaikan,
menebarkan, ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melewati
edukasi, bimbingan, pelatihan, pengajaran, dan membaktikan diri
kepada masyarakat.
3) Koneselor sebagai seorang pendidik profesional yang memberikan
bantuan konseling pada peserta didik pada setiap jenjang
pendidikan.
4) Pamong belajar selaku pendidik profesional mengajar,
menjelaskan, merangkul, mengasuh, mendidik, membina, meilai,
dan mempertimbangkan peserta didik dengan mengembangkan
model pembelajaran
5) Widyaiswara sebagai seorang pendidik professional mendidik,
membina, mendidik, mengajar, dan mengarahkan peserta didik
pada aktifitas pendidikan dan training yang di selenggarakan oleh
pemerintah.
6) Tutor memberikan pelayanan untuk proses pembelajaran jarak jauh
serta proses pembelajaran tatap muka yang dilakukan oleh lembaga
pendidikan formal ataupun non formal.
7) Instruktur menyampaikan pembinaan, bimbingan kepada peserta
didik.
8) Fasilitator melakukan pelatihan dan penilaian terhadap lembaga
pendidikan.

18
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Peraturan Menteri Pendidikan
Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan
Pendidilakan Layanan Khusu, (2013).
9

9) Guru pembimbing khusus profesional melakukan pembimbinga,


pembinaan, penilaian terhadap peserta didik.
10) Nara sumber teknis melakukan pelatihan ketrampilan dalam
bidang tertentu terhadap peserta didik.
Berdasarkan UU Nomor 20 Tahun 2003 yang membahas tentang
sistem pendidikan nasional pada pasal 39 ayat 1 menyatakan bahwa
kependidikan memiliki tugas untuk melakukan administrasi lembaga
seperti halnya: pelayanan, pengembangan, penyelenggarakan, dan
pengawasan teknis dalam menunjang keberhasilan pencapaian tujuan
lembaga pendidikan.19 Pendapat lain dalam PP RI Nomor 17 tahun 2010
mengenai penyelenggarakan dan peraturan pendidikan pasal 171 tenaga
kependidikan memeliki tanggung jawab dan kewajiban sebagai berikut:20
1) Inspektur malaksanakan pengamatan, mengevaluasi dan
peninjauan pada satuan pendidikan
2) Pengawas melaksanakan pengamatan, mengevalusi dan peninjauan
terhadap semua jenjang lembaga pendidikan
3) Peneliti melaksanakan pengamatan pada aspek pendidikan
terhadap semua jenjang baik itu sekolah formal ataupun nonformal.
4) Pengembang melaksanakan peningkatan keilmuan pada semua
jenjang baik sekolah formal ataupun non formal
5) Tenaga perpustakaan melakukan penyelenggarakan perpustakaan
pada lembaga pendidikan
6) Tenaga laboratorium menopang pendidik dalam pelaksanaan
aktifitas yang ada di labolatorium di lembaga pendidikan.
7) Teknisi sumber belajar melakukan persiapan, pengelolaan,
perawatan, dan perbaikan terhadap semua sarana dan prasarana
pembelajaran pada lembaga pendidikan.

19
Departemen Pendidikan Nasional, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, 1, 2003, 147–73.
20
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
10

8) Tenaga administrasi melakukan pengelolaan terhadap administratif


lembaga pendidikan
9) Psikolog memberikan bantuan khusus kepada peserta didik yang
membutuhkan pertolongan psikologis.
10) Pekerja sosial pendidikan memberikan bantuan khusus untuk
peserta didik dan pendidik pada lembaga pendidikan khusus.
Dengan demikian tenaga pendidik dan tenaga kependidikan harus
harus melakukan tugas dan fungsinya dengan baik, sebagaimana yang
telah di jelaskan di atas.
c. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Persyaratan tenaga pendidik telah dijelaskan pada peraturan
pemerintah (PP) republik Indonesia (RI) nomor 19 tahun 2005 yang
menerangkan seorang guru wajib mempunyai kemampuan dalam bidang
akademik dan sebagai pendidik yang sehat jasmani dan rohani serta
mempunyai keahlian dalam merealisasikan tujuan pendidikan nasional. 21
Selain itu juga di jelaskan bahwa kompetensi merupakan pengetahuan,
keahlian, ketrampilan dan prilaku baik yang wajib dimiliki oleh setiap
individu dalam melaksanakan tugas dan kewajiban keprofesionalan. 22
Profesional merupakan suatu pekerjaan atau kegiatan yang harus
dilakukan oleh seseorang yang mempunyai kemahiran, keahlian dan
kecakapan, memenuhi standar mutu, serta memerlukan pendidikan
profesi. 23 Sedangkan kompetensi profesional merupakan penguasaan
akademik oleh setiap guru yang sangat berkenaan dengan proses
pembelajaran, sehingga menjadikan kompetensi ini wajib dimiliki guru
untuk dapat melaksanakan tangunggjawabnya sebagai seorang pendidik
serta pengajar.
Paling tidak seorang guru menyelesaikan pendidikan minimal
program sarjana atau diploma empat serta dibuktikan dengan ijazah.

21
Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan,
(Jakarta: Sinar Grafika, 2006),h.62.
22
UU tentang guru dan dosen, Jakarta: Asa Mandiri, 2008, hal.157.
23
UU tentang guru dan dosen ibid....hlm.157.
11

Seorang guru dan dosen dijelaskan dalam undang-undang (UU) RI nomor


14 tahun 2005 bab IV pasal 8 seorang guru harus mempunyai kemampuan
akademik, sertifikasi pendidikan, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
keahlian dalam merealisasikan tujuan pendidikan nasional. Dalam pasal 9
kemampuan dalam bidang akademik yang dimaksudkan pada pasal 8
didapatkan dengan pendidikan tinggi program sarjana dan atau diploma
empat. Pasal 10 kompetensi guru yang dimaksudkan pada pasal 8 yakni
meliputi 4 kompetensi diantaranya adalah kompetensi pedagogik,
kepribadian, sosial, dan profesional yang bisa didapatkan melalui
pendidikan profesi. 24 Dengan demikian persyaratan yang perlu di penuhi
oleh seorang pendidik dan tenaga kependidikan. Supaya dapat menjadi
pendidik dan tenaga kependidikan yang baik hendaknya memenuhi
persyaratan yang telah ditetapkan.

2. Proses Pelaksanaan Pengembangan SDM Pendidikan Islam


a. Metode Pengembangan SDM Pendidikan Islam
Pengembangan SDM Pendidikan Islam dirancang untuk dapat
meningkatkan kuliatas kinerja personel. Pelatihan SDM Pendidikan Islam
menurut Hani Handoko dibagi menjadi dua, yaitu:
1. On The Job Training
On The Job Training merupakan kegiatan yang dilakukan
personel untuk mempelajari suatu pekerjaan dan langsung untuk di
praktekan.25 On The Job Training yakni kegiatan terorganisir yang
dilakukan untuk meningkatkan kulitas personel. Selain itu tujuan dari
On The Job Training yakni:
a. Mendapatkan pengalaman langsung (untuk personel baru)
sehingga akan mempunyai ketrampilan baru

24
Op.Cit,h.7-8.
25
Gary Dassler, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jilid 1, ED XI, (Jakarta: Indeks, 2004),
hlm.222.
12

b. Mencermati secara langsung pekerjaan yang menjadi tugas


dan kewajibannya. Sehingga personel dapat memahami apa
yang harus dikerjakannya, bagaimana caranya, mana yang
benar dan salah, dan lainnya.
c. Meningkatkan kemampuannya
d. Meningkatkan kecepatan, kecakapan, keahlian yang sesuai
dengan bidangnya
Metode on the job training banyak dilaksanakan oleh instansi
untuk mengembangkan tenaga pendidik. Dalam metode ini terdapat
beberapa teknik yang biasa dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Rotasi jabatan
Rotasi jabatan dilakukan pada personel supaya mendapatkan
gambaran berbagai jenis pekerjaan, selain itu rotasi jabatan
juga dapat dilakukan untuk menambah pengalaman personel
dan dimanfaatkan menejer untuk menanjak ke posisi yang
lebih tinggi. 26 Dengan demikian perpindahan jabatan dapat
memberikan pelajaran dan gambaran pekerjaan terhadap
personel secara langsung.
b. Pelatihan (training)
Kegiatan pelatihan biasanya dilakukan pada personel baru
yang kurang mempuyai pengalaman, pada personel lama
yang meningkatkan ketrampilan dan keahliannya, serta
dilakukan pada pesonel yang baru memangku jabatan baru. 27
Pelatihan harus sesuaikan dengan peningkatan kinerja
organisasional, biasanya paling efektif dilaksanakan engan
pendekatan konsultasi kinerja.28 Sehingga pelaksanaan

26
Sinamora, op.cit. hlm.320.
27
William G. Scott dalam Moekidjat, Latihan Dan Pengembangan SDM, cet IV,(Bandung:
Mandar Maju, 1991) hlm.2.
28
M. Manullang, Marihot Manullang, Manajemen Personalia, Edisi 3, (Yogyakarta: Gadjah
Mada University, 2001), hlm. 65.
13

pelatihan dapat dilakukan oleh instansi ataupun lembaga


pendidikan sebagai upaya pengembangan SDM
c. Bimbingan/penyuluhan
Kegiatan pelaksanaan pelatihan dimana manajer
mengajarkan ketrampilan kerja pada personelnya, kegiatan
ini didampingi oleh pengawas sebagai petunjuk. 29
Pelaksanaan bimbingan/penyuluhan dengan cara peserta
menyelesaikan tugas dengan bimbingan para senior/ahlinya,
dengan pemberian tugas tersebut maka personel akan
langsung mendapatkan masukan dari senior atau ahlinya.
d. Latihan instrukstur pekerjaan
Kegiatan yang dilakukan untuk melatih anggota dengan
memberikan petunjuk mengenai cara pelaksanaan pekerjaan
yang akan dilakukan.
e. Demonstrasi dan pemberian contoh
Dalam metode ini pelatih harus mempratekan dan meragakan
secara langsung bagaimana seharusnya pekerjaan itu
dilakukan. Biasanya pekerjaan ini yang berhubungan dengan
suatu alat dan atau mesin.
2. Off The Job Training
Metode yang kedua Off The Job Training yakni aktifitas yang
dilaksanakan di tempat yang berbeda dari tempat kerja dan
dilaksanakan di luar jam kerja. Tujuan dari Off The Job Training adalah
tidak jauh dari tujuan metode On the job training hanya berbeda pada
waktu pelaksanaan pelatihan, dan jika pelaksanaan pelatihan Off The
Job Training dilakukan diluar instansi, maka personel akan dapat
menambah pengalaman baru, relasi baru serta dapat bertukar pikiran.
Dalam metode ini juga terdapat beberapa teknik antara lain: 30

29
M. Manullang, lok.cit., hlm. 65.
30
Simamora, Manajemen Sumber Daya Manusia, hal.320.
14

a. Kursus
Kegiatan pengajaran mengenai kemahiran, keahlian, dan
kepandaian yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas diri
seseorang.
b. Pendidikan
Pendidikan dilaksanakan untuk meningkatkan kompetensi
SDM pendidik dan tenaga kependidikan supaya personel dapat
bekerja lebih efektif dan efisien. 31 Dengan demikian
pengembangan melalui pendidikan biasanya paling banyak
dilakukan oleh lembaga pendidikan
c. Workshop
Dalam teknik ini sering dilakukan oleh instansi yang dalam
sebuah lembaga pendidikan dilaksanakan untuk meningkatkan
kemampuanberasumsi dan dilakukan untuk mengembangkan
kesanggupan berkarya dan berpikir sama secara kelompok.32
Dalam kegiatan workshop memang banyak sekali manfaat
yang didapatkan sehingga dapat di implementasikan pada
instasni masing-masing.
d. Seminar
Seminar merupakan suatu pertemuan yang mempunyai proses
dan sistem yang bermaksud untuk malaksanakan
pembelajaran menyeluruh tentang suatu tema dengan
pemecahan masalah yang membutuhkan interaksi dengan
peserta seminar dan dibantu oleh guru besar dan atau
cendekiawan.
On The Job Training dan Off The Job Training memiliki beberapa
perbedaan yang menonjol, diantaranya adalah: dari segi sasaran On The
Job Training untuk individu tetapi Off The Job Training untuk kelompok,

31
Sondang p. Siagian, op.cit., hlm.79.
32
Piet A. Sahertiian Dan Frans Mataheru, Prinsip Dan Teknik Supervisi Pendidikan,
(Surabaya: Usaha Nasional,1981), hlm. 111.
15

pelasanaan On The Job Training di tempat kerja sedangkan Off The Job
Training di suatu tempat yang terpisah dengan tempat kerja, kegiatan On
The Job Training berupa praktek langsung sedangkan Off The Job
Training masih sebatas mendapatkan pengetahuan atau konsep secara
umum. 33 Dengan penjelasan diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa
mempunyai tenaga pendidik yang kompeten dan profesional menjadikan
tolak ukur keberhasilan dan kualitas dari suatu lembaga pendidikan.
b. Tahap Pengembangan SDM Pendidikan Islam
Dalam pembuatan program pengembangan SDM Pendidikan Islam ada
beberapa aspek yang perlu diperhatikan dan harus dilakukan, yakni 1.
Analisis kebutuhan, 2. Analisis tujuan, 3. Memastikan isi program, 4.
Mengenali prinsip-prinsip belajar, 5. Implementasi program, dan 6.
Kemampuan pegawai, 7. Mengevaluasi pelaksanaan program.34
Dalam bentuk skema, proses dan atau tahapan pengembangan SDM
dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1.1
Proses pengembangan tenaga pendidik

Isi program

analisis Tujuan Pelaksanaan kemampuan


kebutuhan pengembangan program pegawai

Prinsip
pembelajaran

Evaluasi

33
Malayu Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi, (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2016), hlm.76-77.
34
Muhaimin. op.cit., hlm 56
16

Berdasarkan skema diatas dapat disimpulkan bahwa proses


pengembangan SDM Pendidikan Islam terdapat beberapa tahap
diantaranya adalah
1. Identifikasi kebutuhan, dalam proses pelatihan dan
pengembangan bertujuan untuk mengakumulasikan informasi
yang sesuai guna mengetahui seberapa pentingnya
pengembangan SDM Pendidikan Islam dilakukan dalam
madrasah.
2. Isi program pengembangan di singkronkan terhadap kebutuhan
dan tujuan. Sehingga tidak terjadi kerancuan dalam proses
pengembangan.
3. Dasar pembelajaran di singkronkan terhadap kebutuhan, target
serta isi program.
4. Prinsip belajar
5. Realisasi program
6. Keahlian dalam bidang pengetahuan dan ketrampilan pegawai
7. Penilaian, penilaian sesuai dengan rencana penilaian yang sudah
di programkan.
Dari paparan tahapan-tahapan yang ada diatas tersebut harus
dilakukan secara berurutan dan sesuai dengan tahapan yang telah
ditetapkan. Untuk dapat melakukan pengembangan SDM yang baik
hendaknya mengikuti susunan yang telah ditetapkan.
17

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari seluruh pembahasan diatas terkait dengan Pengembangan SDM Pendidikan
Islam dapat disimpulkan bahwa sebagai berikut :
1. Pendidik merupakan seseorang yang berkewajiban dan memiliki
tanggung jawab untuk melaksanakan pemindahan ilmu, keahlian,
kepandaian, kepada peserta didik. Sedangkan tenaga kependidikan adalah
personel yang mempunyai tugas dan kewajiban dalam merancang dan
melakukan administrasi, melakukan pengelolaan, pengembangan, dan
pengawasan pada proses pendidikan pada suatu lembaga pendidikan.
Dengan demikian pengembangan SDM Pendidikan Islam merupakan
proses pemberian kesempatan kepada SDM untuk mengembangkan
kemampuan teknis, teoritis, konseptual dan moral karyawan sesuai
dengan kebutuhan pekerjaan atau jabatan melalui pendidikan dan
pelatihan sebagai tuntutan organisasi atau adanya keinginan dan
kebutuhan untuk tumbuh dan berkembangnya sumber daya manusia.
2. Proses pengembangan SDM Pendidikan Islam terdapat beberapa metode
diantaranya adalah on the job training dan off the job training. Dalam on
the job training dilakukan dengan: pelatihan (training). Sedangkan dalam
program off the job training terdapat empat macam, diantaranya adalah:
kursus, pendidikan, seminar, dan musyawarah guru mata pelajaran
(MGMP). Sedangkan tahapan dalam proses pengembangan SDM
Pendidikan Islam terdiri dari tahapan analisis kebutuhan, penyusunan
program kegiatan, pembentukan kepanitiaan, dan pelaksanaan kegiatan.
Dan strategi yang digunakan yakni dengan strategi pengembangan
internal dan eksternal.
18

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah Merisa Fajar dkk. 2017. Kualitas Sumber Daya Manusia, Profesionalisme
Kerja, Dan Komitmen Sebagai Faktor Pendukung Peningkatan Kinerja
Karyawan PDAM Kabupaten Jember, E-Journal Ekonomi Bisnis Dan
Akuntansi.
Ali, Mohamad. (1995). Penelitian Kependidikan, Prosedur dan Strategi, Bandung;
Angkasa
Arifin Muzayyin. 2008. Kapita Selekta Pendidikan Islam, Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Arifin Sofjan dan Latifah Alton. 2010. Peningkatan Kualifikasi Akademik Guru Sd
Melalui, Pendidikan Terbuka Dan Jarak Jauh.
Arikunto Suharsimi. 1993. Manajemen Pengajar secara Manusiawi, Jakarta:
Rineka Cipta.
Bachtiar Muhammad Yusri. 2016 Pendidik Dan Tenaga Kependidikan, Publikasi
Pendidikan.
Baharuddin dan Moh. Makin. 2018. Pengembangan Manajemen Sumber Daya
Manusia (Pendidik dan Tenaga Kependidikan) Dalam Upaya Meningkatkan
Mutu Pendidika di SD Muhammadiyah Sapen Yogyakarta.
Bilal Bakir dkk. 2012. Tugas Dan Fungsi Manajemen Pendidik Dan Tenaga
Kependidikan, Epidemiology.
Dede Makbuloh. 2011. Manajemen Mutu Pendidikan Islam, Model Pengembangan
Teori Dan Aplikasi Sistem Penjaminan Mutu (Cet. 1: Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada).
Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Direktorat Pendidikan Tinggi. 2016. Proyek Pembinaan Lembaga Pendidikan Dan
Tenaga Kependidikan.
Fathurrohman Muhammad, dan Sulistiyorini. 2012. Implementasi Manajemen
Peningkatan Mutu Pendidikan Islam, Yogyakarta: Teras.
Gary Dassler. 2004. Manajemen SDM, Jilid 1, ED XI, Jakarta: Indeks.
19

Ghaffar, FM, 2017. Perencanaan Pendidikan Teori Dan Metodologi, Jakarta:


Depdibud,
Hanafiyah Y. 1994. Pengelolaan Mutu Total Perguruan Tinggi, Cetakan Ke-2,
BKS Barat, Depdikbud.
Hassan Shadaily. 2003. Kamus Inggris Indonesia, Jakarta: Gramedia Pustaka.
Hugo Victor. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia.
Ivars María Jorgelina. 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik Dan
Kompetensi Guru, 7.(3).
Jahidin dkk. 2012. Peranan Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam
Meningkatkan Mutu Pendidikan Di Sekolah.
Laili Rizkiyatul. 2015. Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Mengembangkan
Mutu Sumberdaya Guru (Studi Kasus Di Sma Negeri 1 Tumpang).
Lestari Sri. 2015. Manajemen Pengembangan Sumber Daya Pendidik Dan Tenaga
Kependidikan Di Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu Abu Bakar
Yogyakarta, Proposal Tesis.
Malayu Hasibuan. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi, Jakarta:
PT Bumi Aksara.
Manullang M. 2001. Manajemen Personalia, Edisi 3, Yogyakarta: Gadjah Mada
University.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2013. Peraturan Menteri
Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2013
Tentang Penyelenggaraan Pendidilakan Layanan Khusus.
Moh. Saifulloh. Zainul Muhibbin, Hermanto. 2012. Strategi peningkatan mutu
pendidikan di sekolah, jsh Jurnal Sosial Humaniora, Vol 5 No.2, th
november.
Muhaimin Rufaiqoh Efi. 2017 Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidik
Dan Tenaga Kependidikan Di Madrasah Aliyah Negeri (Man) Sumpiuh
Banyumas Dan Madrasah Aliyah Negeri (Man) Kroya Cilacap.
20

Peraturan Pemerintah RI. 2006. No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional
Pendidikan, Jakarta: Sinar Grafika,
PP.Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.
Scott William G. dalam Moekidjat. 1991. Latihan Dan Pengembangan SDM, cet
IV, Bandung: Mandar Maju.
Sudjana Nana. 1987. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: sinar baru.
Sulistiyorini. 2006. Manajemen Pendidikan Islam, Tulungagung: Elkaf.
Susilo, Martoyo, 1999, Sumber Daya Manusia, BPFE, Yogyakarta
Susilo. 1994. Mencari Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia, Malang:
FIA Unibraw.
Syaiful Sagala. 2013. Manajemen Strategic Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan,
Bandung: Alfabeta.
Syiful Sagala. 2003. Kemampuan Profesional Guru Dan Tenaga Kependidikan,
Bandung: Alfabeta.
Undang-undang RI nomor 14 tahun 2005 & peraturn pemerintah RI nomer 74 tahun
2008 tentang guru dan dosen, Bandung: Citra Umbara.
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, Bab IX pasar 39 ayat 2.
Usman Moh. Uzer. 2001. Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosda
Karya.
UU Guru dan Dosen No.14 tahun 2005 pasal 20.
UU tentang guru dan dosen, Jakarta: Asa Mandiri.
Widodo, Suparno Eko. 2011. Manajemen Mutu Pendidikan (Untuk Guru Dan
Kepala Sekolah, Jakarta: Ardadizya Jaya.
Yasin, Ahmad Fatah. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia, Strategi
Keunggulan Kompetitif Edisi 1. Yogyakarta: BPEF Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai