Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

KOMPETENSI , KETERAMPILAN DASAR GAYA MENGAJAR, DAN


KINERJA GURU PENDIDIKAN JASMANI

DOSEN PENGAMPUH:
AWALUDDIN, M. Pd.

DISUSUN OLEH: KELOMPOK 3


ACHMAD HURAIRAH B (C1B119057) MUH. FIRNAIM (C1B1190
TAUFIK HIDAYAT (C1B1190 YOSEF JONG (C1B1190
RUSLI (C1B119081) ASWIN MANSUR (C1B1190
WULAN PURNAMASARI (C1B1190 NURSYAFITRI (C1B1190
ALFONSINA
KELAS B
PRODI S1-PENDIDIKAN JASMANI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
TAHUN AJARAN 2021-2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat tuhan Yang Maha Esa karena berkat Rahmat dan
Hidayah-Nya kami dapat menyusun makalah “Kompetensi, Keterampilan Dasar Gaya
Mengajar dan Kinerja Guru Pendidikan Jasmani”. Makalah ini disusun untuk
mengetahui kompetensi guru pendidikan jasmani serta memahami keterampilan dasar gaya
mengajar guru pendidikan jasmani. Pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak
terimakasih kepada pihak yang telah membantu dan mendukung saya dalam pembuatan dan
penyusunan makalah ini. Terutama kepada Bapak Awaluddin, S. Pd., M. Pd. Selaku dosen
pengampu mata kuliah Manajemen Pendidikan Jasmani dan Olahraga, yang telah
membimbing dan memberi arahan kepada kami.

Kami selaku penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih minim dan masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami senantiasa mengharapkan masukan yang
bersifat membangun demi kesempurnaan makalah kami di masa yang akan datang.

Makassar, 9 Desember 2021

Penulis,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 3
C. Tujuan ........................................................................................................................ 3

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................... 4

A. Kompetensi Guru Pendidikan Jasmani................................................................... 4


B. Keterampilan Dasar Gaya Mengajar Guru Pendidikan Jasmani ........................ 14
C. Kinerja Guru Pendidikan Jasmani .......................................................................... 18

BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 20

A. KESIMPULAN .......................................................................................................... 20
B. SARAN ....................................................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan kebutuhan setiap orang dalam kehidupannya. Pendidikan


bermaksud mengembangkan segala potensi yang dimiliki individu yang secara alami
sudah dimiliki. Potensi dalam diri tersebut apabila tidak dikembangkan, menjadi sumber
daya yang terpendam, untuk itu individu atau kelompok perlu diberi berbagai kemampuan
dalam pengembangan berbagai halantara lain, konsep, prinsip, kreatifitas, tanggung
jawab, dan ketrampilan. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang
sistem pendidikan nasional mengemukakan bahwa pendidikan nasional bertujuan
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman danbertaqwa
terhadap Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga Negara yang demokrasi serta bertanggungjawab dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa.

Pendidik yaitu komponen sentral dalam sistem pendidikan yang sangat mempengaruhi
mutu hasil pendidikan. Salah satu komponen pendidikan yang sangat penting dalam
rangka mencapai tujuan pendidikan adalah guru. Guru merupakan pelaksana utama dalam
proses pembaharuan pendidikan untuk menjawab kebutuhan akan kualitas sumber daya
manusia yang bisa berperan secara profesional dalam masyarakat. Oleh karena itu, guru
sebagai tenaga pendidik sekaligus pengajar harus mampu menunjukkan kepercayaan
dirinya tersebut dihadapan peserta didik melalui kinerja yang sesuai dengan kompetensi
profesinya sebagai seorang pendidik, pengajar sekaligus pelatih para peserta didik dalam
proses pembelajaran. Proses pembelajaran akan berlangsung dengan baik, apabila
didukung oleh guru yang mempunyai kompetensi dan kinerja yang tinggi, karena yang
merupakan ujung tombak dan pelaksana terdepan pendidikan anak-anak di sekolah dan
sebagai pengembang kurikulum. Dengan demikian proses pembelajaran yang dikelola
dengan kinerja guru yang bermutu akan mampu menghasilkan sumber daya manusia yang
berkualitas. Memperhatikan keterangan tersebut tentu peran guru sangat besar, maka di
dunia pendidikan diperlukan guru yang profesional, kreatif, inovatif, mempunyai
keinginan untuk terus belajar, mampu menggunakan teknologi informasi sehingga
mampu mengikuti perkembangan zaman. Pemerintah telah melakukan berbagai upaya
dalam rangka pengembangan profesi guru, diantaranya adalah penetapan sejumlah

1
kompetensi yang mutlak dikuasai oleh seorang guru menjalankan profesinya. Menurut
Farida Sarimaya (2009: 18-22) profil guru berdasarkan kompetensi merupakan gambaran
kemampuan yang harus dimiliki oleh guru. Diantaranya adalah: 1) kompetensi pedagogik
artinya pendidik harus mempunyai kemampuan untuk mengelola pembelajaran
diantaranya mengajar dan membimbing anak, 2) kompetensi kepribadian artinya secara
individu seorang pendidik harus mempunyai kepribadian mantap, berakhlak mulia, arif,
dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik, 3) kompetensi profesional adalah
kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara meluas dan mendalam, serta
pendidik harus dapat menjalankan pekerjaanya sebagai pendidik sesuai dengan profesinya
dan 4) kompetensi sosial bahwa seorang pendidik harus dapat berkomunikasi dan
berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesame guru, orangtua/wali
peserta didik dan masyarakat sekitar.

Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran Penjasorkes memiliki banyak faktor yang


mempengaruhi, diantaranya kurikilum yang digunakan, peserta didik yang mengikuti
pembelajaran, kelengkapan dan kualitas sarana prasarana yang digunakan dan tentunya
guru yang melaksanakan pembelajaran. Keempat faktor tersebut sangat menentukan
berhasil tidaknya suatu pembelajaran yang dilakukan. Mutu hasil belajar siswa dapat
ditingkatkan melalui proses belajar mengajar yang efektif. Mutu hasil belajar juga sangat
dipengaruhi oleh terampil tidaknya seorang guru dalam melaksanakan pembelajaran.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 16 tahun 2007 tentang standar dan kualifikasi
dan kompetensi guru telah menentukan 4 kompetensi yang harus dimiliki guru, yaitu:
kompetensi pedagogis, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian, kompetensi
sosial. Menurut Raka Joni yang dikutip Suhadi (2004:70) terdapat lima gugus
kemampuan yang sepenuhnya harus dikuasai seorang guru dari 10 kompetensi yang harus
dimiliki. Lima gugus tersebut meliputi; (1) menguasai bahan, (2) merencanakan program
belajar mengajar, (3) mengelola proses belajar mengajar, (4) memiliki kemajuan belajar,
(5) menggunakan media dan sumber belajar.

Menurut Ngatman (2015:1) keterampilan dasar mengajar terdiri dari 10 keterempilan,


yaitu: (1) keterampilan membuka dan menutup pelajaran, (2) keterampilan menjelaskan,
(3) keterampilan memberikan penguatan, (4) keterampilan menggunakan media dan alat
pembelajaran, (5) keterampilan menyusun skenario pembelajaran, (6) keterampilan
mengadakan variasi, (7) keterampilan membimbing diskusi, (8) keterampilan mengelola
kelas, (9) keterampilan bertanya, (10) keterampilan mengevaluasi. Seperti yang diketahui

2
bahwa keberhasilan pencapaian prestasi dalam pembelajaran penjas sangat ditentukan
oleh keterampilan guru penjas dalam melaksanakan pembelajaran penjas. Oleh sebab itu
guru pendidikan jasmani dituntut untuk kreatif dalam melaksanakan pembelajaran penjas
dan mengembangkan prestasi siswa dalam pembelajaran penjas.

Guru pendidikan jasmani di sekolah dasar jarang membuat rencana pelaksanaan


pembelajaran atau melaksanakan pembelajaran yang tidak sesuai dengan rencana
pelaksanaan pembelajaran. Guru hanya menyalin rencana pelaksanaan pembelajaran
tahun lalu, karena apa yang akan diajarkan sudah ada dalam konsep pemikiran guru
tersebut tanpa memikirkan kurikulum yang telah ditetapkan. Hal ini sesuai dengan hasil
wawancara peneliti dengan beberapa guru kelas di beberapa sekolah dasar negeri yang
menyebutkan bahwa diluar lingkungan sekolah mendengar pernyataan negatif terhadap
kinerja guru penjas. Hal itulah yang pada akhirnya menimbulkan bermacam-macam
persepsi dari berbagai kalangan dunia pendidikan maupun masyarakat umum.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasi
beberapa masalahan sebagai berikut:

1. Apa saja kompetensi yang harus dimiliki oleh guru pendidikan jasmani?
2. Bagaimana keterampilan mengajar guru dalam pembelajaran pendidikan jasmani?

C. Tujuan

Secara garis besar, makalah ini disusun untuk mengetahui kompetensi guru penjas
serta untuk mengetahui keterampilan mengajar guru penjas dalam pembelajaran
pendidikan jasmani.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kompetensi Guru Pendidikan Jasmani

Kompetensi dalam pengertian umum biasanya menyatu pada kemampuan atau

keterampilan yang dimiliki individu atau kelompok ataubahkan lembaga. Kata

kompetensi ditinjau dari perspektif etimologi berasal dari kata “competence” atau

mampu. Kata mampu disini diartikan sebagai kemampuan atau keahlian untuk melakukan

suatu pekerjaan atau aktifitas. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005

tentang guru dan dosen pasal 1 ayat 10 mengemukanan bahwa kompetensi adalah

seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan

dikuasai oleh guru atau dosen dalam melakssanakan tugas keprofesionalan.

Kompetensi adalah bersifat personal dan kompleks serta merupakan satu kesatuan

yang utuh menggambarkan potensi, pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai, yang

dimiliki seseorang yang terkait dengan profesi tertentu berkenaan dengan bagian-bagian

yang dapat diaktualisasikan atau diwujudkan dalam bentuk tindakan atau kinerja untuk

menjalankan profesi tersebut. Kompetensi terdiri atas gabungan unsur-unsur potensi,

pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai, serta kemampuan mengkoordinasikan unsur-

unsur tersebut agar dapat diwujudkan dalam bentuk tindakan atau kinerja. Bentuk dan

kualitas kinerja dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal antara lain 13 lingkungan atau

iklim kerja dan tantangan atau tuntutan pekerjaan. Kualifikasi dan profesionalitas

merupakan contoh bentuk perwujudan dari kompetensi yang dimiliki seseorang.

Seseorang dinyatakan kompeten dibidang tertentu adalah seseorang yang menguasai

kecakapan kerja atau keahlian selaras dengan tuntutan bidang kerja yang bersangkutan

dan dengan demikian ia mempunyai wewenang dalam pelayanan sosial di masyarakatnya.

4
Kecakapan kerja tersebut diwujudkan dalam perbuatan yang bermakna, bernilai sosial

dan memenuhi standar (kriteria) tertentu yang diakui atau disahkan oleh kelompok

profesinya atau warga masyarakat yang dilayaninya (A.Samana, 1994: 44).

Kompetensi adalah kemampuan seseorang melakukan satuan kegiatan yang dapat

segera diwujudkan untuk memenuhi keperluan tertentu. Dengan pengertian seperti itu,

dapat dipahami bahwa suatu kompetensi merupakan serangkaian kegiatan dengan muatan

materi, tujuan, cara dan perlengkapan tertentu, disertai kualitas penampilannya (Prayitno,

2009: 283). Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 Undang-Undang

Republik Indonesia No 14 tahun 2005 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi

kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial yang diperoleh dari lembaga

Penyelenggara Tenaga Kependidikan. Menurut Moh. Uzer Usman (2009: 17-19), definisi

dan jenis-jenis kompetensi guru yang profesional dapat dideskripsikan sebagai berikut:

1. Kompetensi Pedagogik

Apa itu kompetensi pedagogik? Seperti penjelasan di awal, istilah pedagogik

mengarah pada keterampilan tenaga pendidik dalam mendidik anak didiknya. Secara

umum dan lebih luas, keterampilan atau kompetensi pedagogik adalah kemampuan atau

keterampilan tenaga pendidik (guru dan dosen) yang bisa mengelola proses pembelajaran

atau mengatur interaksi belajar mengajar dengan para peserta didik (siswa dan

mahasiswa).

Kompetensi ini kemudian menjadi syarat yang harus dipenuhi para calon guru dan

dosen di Indonesia, selain persyaratan lainnya. Sehingga untuk menjadi dosen, tidak

cukup hanya memenuhi kualifikasi akademik saja. Melainkan juga sudah menguasai

sejumlah kompetensi untuk memudahkan mereka menjalankan kegiatan belajar mengajar.

Salah satunya adalah pedagogik tadi.

5
Penguasaan keterampilan pedagogik akan membantu dosen maupun guru bisa

mengajar dengan baik. Tidak hanya bisa menyampaikan materi pembelajaran dengan seru

dan menyenangkan sekaligus mudah dipahami. Akan tetapi juga bisa menciptakan

suasana kelas yang mendukung dan mendorong interaksi antara dosen dengan mahasiswa.

Dapat disimpulkan bahwa kompetensi pedagogig merupakan kemampuan guru dalam

mengelola pembelajaran. Adapun kemampuan mengolah pembelajaran yang harus

dimiliki seorang guru sekurang-kurangnya meliputi,

a. Aspek di Dalam Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik kemudian memiliki sejumlah aspek yang menyertainya, dan


semua aspek ini tentunya perlu dikuasai oleh calon guru dan dosen. Aspek tersebut antara
lain:

1) Memahami Karakter Peserta Didik

Aspek pertama di dalam kemampuan pedagogik adalah mampu memahami karakter


peserta didik. Artinya, dosen dan guru perlu memiliki keterampilan dalam membaca dan
mengenal karakter peserta didik di kelas. Tujuannya adalah untuk memilihkan metode
pembelajaran yang tepat.

Sehingga materi yang dijelaskan di kelas bisa dipahami dengan baik oleh semua
peserta didik. Pemahaman yang baik akan membantu masing-masing mendapatkan
prestasi akademik yang baik. Sekaligus, ilmu yang didapatkan selama menempuh
pendidikan bisa bermanfaat dalam jangka panjang. Yakni saat terjun ke dunia kerja dan
masyarakat.

2) Menguasai Teori Belajar

Aspek kedua adalah memahami teori dalam belajar, bisa mencakup materi yang akan
diajarkan di depan peserta didik. Sekaligus memahami mengenai teknik atau metode
pembelajaran yang sesuai untuk menjelaskan teori pembelajaran (materi). Kemampuan
ini dibutuhkan agar suasana di dalam kelas tetap kondusif dan peserta didik fokus kepada
apa yang disampaikan oleh pengajar.

3) Mampu Mengembangkan Kurikulum

6
Kompetensi pedagogik juga membutuhkan kemampuan tenaga pendidik dalam
mengembangkan kurikulum. Mencakup kemampuan dalam menyusun silabus atau
rencana pembelajaran dalam kurun waktu satu semester. Selain itu juga menyusun jenis
tes atau ujian, cara menentukan penilaian, metode pembelajaran, dan lain-lain.

4) Menciptakan Pembelajaran yang Mendidik

Pedagogik juga mencakup aspek pembelajaran yang mendidik. Artinya, baik dosen
maupun guru tidak hanya menyampaikan materi kepada peserta didik. Akan tetapi juga
memberikan dampingan untuk memudahkan mereka dalam belajar. Misalnya membantu
memberikan buku sebagai sumber pembelajaran tambahan.

5) Mampu Mengembangkan Potensi Peserta Didik

Tenaga pendidik perlu memiliki kemampuan untuk mengenal potensi dari peserta
didik di bawah bimbingannya. Dalam satu kelas, setiap mahasiswa tentu memiliki
potensinya tersendiri. Dosen kemudian perlu memiliki kemampuan mengetahuinya dan
membantu mahasiswa tersebut untuk mengasah potensi tadi agar bisa terus berkembang.

6) Mampu Berkomunikasi dengan Peserta Didik

Tenaga pendidik juga memiliki kewajiban untuk mampu menjalin komunikasi yang
baik. Mulai dari penggunaan kata-kata yang baik dan santun dalam menyampaikan materi
pembelajaran. Sampai ketika harus berinteraksi dengan peserta didik, untuk keperluan
menegur peserta didik maupun saat mengingatkan suatu materi atau tugas.

7) Kemampuan untuk Melakukan Evaluasi Pembelajaran

Aspek berikutnya di dalam kompetensi pedagogik adalah kemampuan dalam


mengevaluasi pembelajaran. Artinya, tenaga pendidik memerlukan keterampilan untuk
bisa mengukur efektivitas dari kegiatan pembelajaran yang telah dijalankan. Mulai dari
evaluasi hasil belajar siswa dengan ujian tertulis, lisan, praktek, maupun yang lainnya.

2. Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian adalah kompetensi yang berkaitan dengan perilaku pribadi

guru itu sendiri yang kelak harus memiliki nilai-nilai luhur sehingga terpancar dalam

7
perilaku sehari-hari. Hal ini dengan sendirinya berkaitan erat dengan falsafah hidup yang

mengharapkan guru menjadi model manusia yang memiliki nilai-nilai luhur. Di Indonesia

sikap pribadi yang di jiwai oleh filsafat Pancasila yang mengagungkan budaya bangsanya

yang rela berkorban bagi kelestarian bangsa dan negaranya termasuk dalam kompetensi

kepribadian guru. Dengan demikian pemahaman terhadap kompetensi kepribadian guru

harus di maknai sebagai suatu wujud sosok manusia yang utuh.

Guru sebagai tenaga pendidik yang tugas utamanya mengajar, memiliki karakteristik

kepribadian yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pengembangan sumber daya

manusia. Kepribadian yang mantap dari sosok seorang guru akan memberikan teladan

yang baik terhadap anak didik maupun masyarakatnya, sehingga guru akan tampil sebagai

sosok yang patut digugu (ditaati nasehat/ucapan/perintahnya) dan ditiru (dicontoh sikap

dan perilakunya). Kepribadian guru merupakan faktor terpenting bagi keberhasilan

belajar anak didik.

Dalam kaitan ini, Zakiah Darajat dalam Syah (2000:225-226), menegaskan bahwa

kepribadian itulah yang akan menentukan apakah ia menjadi pendidik dan pembina yang

baik bagi anak didiknya, ataukah akan menjadi perusak atau penghancur bagi masa depan

anak didiknya terutama bagi anak didik yang masih kecil (tingkat dasar) dan mereka yang

sedang mengalami kegoncangan jiwa (tingkat menengah).

Karakteristik kepribadian yang berkaitan dengan keberhasilan guru dalam menggeluti

profesinya adalah meliputi fleksibilitas kognitif dan keterbukaan psikologis. Fleksibilitas

kognitif atau keluwesan ranah cipta merupakan kemampuan berpikir yang diikuti dengan

tindakan secara simultan dan memadai dalam situasi tertentu. Guru yang fleksibel pada

umumnya ditandai dengan adanya keterbukaan berpikir dan beradaptasi. Selain itu, ia

memiliki resistensi atau daya tahan terhadap ketertutupan ranah cipta yang prematur

8
dalam pengamatan dan pengenalan. Dalam Undang-undang Guru dan Dosen

dikemukakan kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap,

berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik. Surya (2003:

138) menyebut kompetensi kepribadian ini sebagai kompetensi personal, yaitu

kemampuan pribadi seorang guru yang diperlukan agar dapat menjadi guru yang baik.

Kompetensi personal ini mencakup kemampuan pribadi yang berkenaan dengan

pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri, dan perwujudan diri.

Kompetensi kepribadian adalah salah satu kemampuan yang sangat dibutuhkan guru

dalam melaksanakan tugas keguruannya. Seorang guru yang memiliki kompetensi

kepribadian meniscayakan dirinya memiliki kecendrungan dan bakat untuk menjadi guru,

sehingga ia pun akan selalu memiliki sikap optimism dalam pekerjaanya sebagai guru, ia

akan cepat dan tepat dalam mengambil keputusan-keputusan keguruannya.

Kompetensi kepribadian yang perlu dimiliki guru antara lain sebagai berikut:

a. Guru sebagai manusia ciptaan tuhan yang maha esa berkewajiban untuk meningkatkan

iman dan ketakwaannya kepada tuhan yang sejalan dengan agama dan kepercayaan yang

dianutnya.

b. Guru memiliki kelebihan dibandingkan dengan yang lain, oleh karena itu perlu

dikembangkan rasa percaya pada diri sendiri dan tanggung jawab bahwa ia memiliki

potensi yang besar dalam bidang keguruan dan mampu untuk menyelesaikan berbagai

persoalan yang dihadapinya.

c. Guru senantiasa berhadapan dengan komunitas yang berbeda dan beragam keunikan

dari peserta didik dan masyarakatnya maka guru perlu untuk mengembangkan sikap

tenggang rasa dan toleransi dalam menyikapi perbedaan yang ditemuinya dalam

berinteraksi dengan peserta didik maupun masyarakat.

9
d. Guru diharapkan dapat menjadi fasilitator dalam menumbuh kembangkan budaya

berfikir kritis di masyarakat (Taniredja dan Irma Pujianti, 2011: 13).

e. Siswa dapat bekerja secara individual atau bekerja dalam kelompok-kelompok

kecil/keseluruhan kelompok di dalam belajar berdasarkan pengalaman.

f. Para siswa ditempatkan pada situasi-situasi nyata, maksudnya siswa mampu

memecahkan masalah dan bukan dalam situsi pengganti. Contohnya, Di dalam kelompok

kecil, siswa membuat mobil-mobilan dengan menggunakan potongan-potongan kayu,

bukan menceritakan cara membuat mobil-mobilan.

g. Siswa aktif berpartisipasi di dalam pengalaman yang tersedia, membua keputusan

sendiri, menerima kosekuensi berdasarkan keputusan tersebut.

h. Keseluruhan kelas menceritakan kembali apa yang dialam sehubungan dengan mata

pelajaran tersebut untuk memperluas pengalaman belajar dan pemahaman siswa dalam

melaksanakan pertemuan yang nantinya akan membahas bermacam-macam pengalaman

tersebut.

Seorang guru harus memiliki kompetensi kepribadian yang mantap, stabil, dewasa,

arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta, dan berakhlak mulia.

3. Kompetensi Sosial

Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik), dan

perilaku (afektif) yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam

melaksanakan tugas keprofesionalan (UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan

Dosen). Kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat

untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik,

10
tenaga kependidikan, orang tua atau wali peserta didik, dan masyarakat sekitar (Standar

Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat 3 butir d).

Kompetensi Sosial yang Harus Dimiliki Guru, menurut Peraturan Pemerintah Nomor

74 tahun 2008, guru sekurang-kurangnya harus memiliki kompetensi untuk:

a. Berkomunikasi dengan baik secara lisan, tulisan, maupun isyarat. Bobbi DePorter

dalam buku Quantum Teaching menyebutkan prinsip komunikasi ampuh yakni

menimbulkan kesan, mengarahkan atau focus pada materi yang disampaikan, dan

spesifik. Guru hendaknya kreatif untuk mengoptimalkan kemampuan kinerja otak

sebagai tempat menimbulkan kesan. Maka guru dituntut mampu menentukan kata-

kata yang tepat dalam memberi penjelasan pada siswa. Oleh karena itu, sebaiknya

guru menyusun perkataan yang komunikatif serta santun untuk pembelajaran yang

berkesan dan bermakna. Jika seorang guru tidak mampu untuk berkomunikasi, maka

materi yang harus disampaikan kepada murid akhirnya tidak jelas tersampaikan yang

mengakibatkan murid kebingungan dan tidak mengerti dengan penjelasan guru.

b. Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi. Dalam derasnya arus

perkembangan globalisasi yang semakin hari semakin meningkat, kebutuhan untuk

menguasai teknologi komunikasi dan informasi sangat dibutuhkan, ketika seorang

guru tidak menguasainya, maka dalam hal pembelajaran maupun cara komunikasi

dengan siswa akan ketinggalan zaman, sekarang ini jaringan sosial untuk membangun

komunikasi semakin luas misalnya dengan adanya facebook, twitter, blog, e-mail, e-

learning maupun fasilitas internet lainnya yang bisa dijadikan sarana untuk

berkomunikasi dan mencari ilmu pengetahuan selain di kelas. Adapun manfaat

adanya teknologi komunikasi dan informasi adalah: (1) memperluas kesempatan

belajar, (2) meningkatkan efisiensi, (3) mningkatkan kualitas belajar, (4)

meningkatkan kualitas mengajar, (5) memfasilitasi pembentukan keterampilan, (6)

11
mendorong belajar sepanjang hayat berkelanjutan, (7) meningkatkan perencanaan

kebijakan dan manajemen, dan (8) mengurangi kesenjangan digital.

c. Bergaul secara efektif. Guru juga harus dapat bergaul secara efektif dengan peserta

didik, antarsesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik.

Adanya saling menghormati dan menghargai baik itu dengan peserta didik, sesama

pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik.

d. Bergaul secara santun. Dalam pergaulan sehari-hari dengan kelompok masyarakat di

sekitar, guru harus dapat bergaul dan memperhatikan aturan yang berlaku dalam

masyarakat. Sebagai pribadi yang hidup di tengah-tengah masyarakat, guru perlu

memiliki kemampuan untuk berbaur dengan masyarakat misalnya melalui kegiatan

olahraga, keagamaan, dan kepemudaan. Ketika guru tidak memiliki kemampuan

pergaulan, maka pergaulannya akan menjadi kaku dan kurang bisa diterima oleh

masyarakat. Untuk memiliki kemampuan pergaulan, hal-hal yang harus dimiliki guru

adalah (1) pengetahuan tentang hubungan antar manusia, (2) memiliki keterampilan

membina kelompok, (3) keterampilan bekerjasama dalam kelompok,dan (4)

menyelesaikan tugas bersama dalam kelompok.

e. Menerapkan prinsip-prinsip persaudaraan yang sejati dan semangat kebersamaan.

Seorang guru hendaknya benar-benar mengajar dari hati, tanpa adanya keterpaksaan,

sehingga membuat siswa lebih nyaman dengan guru tersebut, selain itu seorang guru

selalu berusaha untuk saling terbuka, membangun persaudaraan dimana disini guru

bukan hanya berperan sebagai seseorang yang mengajar di kelas, tapi juga dapat

berperan sebagai orang tua, kakak, teman ataupun sahabat. Hal ini akan

mempengaruhi karakter dari siswa yang guru tersebut ajarkan, sehingga mereka akan

lebih mudah menerima dan mengikuti apa yang guru tersebut sampaikan. Guru juga

12
harus memupuk semangat kebersamaan dengan adanya diskusi kelompok sehingga

terbentuk ikatan emosional dengan teman-temannya.

Proses pembelajaran berkaitan erat dengan psikologi sosial. Dalam kehidupan sehari-

hari, di lingkungan belajar mengajar terjadi interaksi sosial. Interaksi dilakukan oleh guru

dan siswa baik di dalam atau luar kelas. Interaksi tersebut akan mendukung terhadap

kelancaran proses pembelajaran di sekolah. Abu Ahmadi mengatakan bahwa interaksi

akan berjalan lancar bila masing-masing pihak memiliki penafsiran yang sama atas pola

tingkah lakunya. Roueck and Warren mendefinisikan psikologi sosial sebagai ilmu

pengetahuan yang mempunyai segi-segi psikologis dari tigkah laku manusia, yang

dipengaruhi oleh interaksi sosial.

Memiliki keterampilan bekerjasama dalam kelompok, berkaitan dengan pemberian

pemahaman kepada siswa, guru juga dituntut untuk memiliki keterampilan bekerja sama

dalam kelompok, sehingga guru dapat mengembangkan keterampilannya dalam

pembelajaran. Kemampuan guru tersebut dapat meningkatkan semangat belajar siswa dan

membangun rasa percaya diri bagi siswa.

4. Kompetensi Profesional

Menurut UU RI No. 14/2005 Pasal 10 ayat 1 dan PP RI No. 19/2005 Pasal 28 ayat 3:

Kompetensi profesional guru diartikan sebagai kebulatan pengetahuan, kete-rampilan,

dan sikap yang diwujudkan dalam bentuk tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab

yang dimiliki seseorang yang memangku jabatan guru sebagai profesi.

13
Kompetensi profesional sangat berkaitan erta dengan kemampuan dalam menguasai

meteri pada bidang studi manapun dengan berbagai substansi keilmuan lainnya sebagai

guru.

Indikator keberhasilan yang ada pada guru yang memiliki kompetensi profesional dapat

diukur dengan indkator esensial, meliputi:

a. memahami materi ajar yang ada pada kurikulum sekolah.

b. mampu memahami konsep, struktur, metode keilmuan, koheren materi ajar.

c. Mampu memahami konsep mata pelajaran tertentu.

d. Menerapkan segala konsep yang ada pada kehidupan sehari-hari.

Gregory Schraw pernah menyatakan bahwa : “Seorang guru memerlukan waktu 5 sampai

10 tahun atau 10.000 jam untuk menjadi seorang guru yang ahli”. Dalam perjalanan yang

lama itu, guru harus mengembangkan pembelajaran lebih lanjut dan meningkatkan

penguasaan materi. Hal ini menunjukkan bahwa untuk menjadi guru yang ahli

(profesional) bukanlah cara yang mudah, tetapi harus melalui perjalanan panjang disertai

terus menerus pengembangan diri.

B. Keterampilan Dasar Gaya Mengajar

Seorang guru dalam melaksanakan pembelajaran harus memiliki keterampilan. Istilah

terampil biasanya menggambarkan tingkat kemampuan seseorang. Kamus Besar Bahasa

Indonesia (1983: 257) menjelaskan Bahwa keterampilan adalah kecakapan untuk

menyelesaikan tugas. Keterampilan adalah pekerjaan untuk melakukan perbuatan gerak

yang rumit dengan mudah dan cermat, serta menyesuaikan pelaksanaan dalam berbagai

keadaan yang berubah-ubah (Ngalim Purwanto, 1988: 23). Dari pengertian di atas dapat

14
disimpulkan bahwa keterampilan adalah suatu kemampuan atau kecakapan yang dimiliki

seseorang dalam melaksanakan pekerjaan dalam rangka menyelesaikan tugas.

Keterampilan dasar mengajar merupakan keterampilan yang cukup kompleks, yang

pada dasarnya merupakan pengintegrasian utuh dari berbagai keterampilan yang

jumlahnya cukup banyak.

Keterampilan dasar mengajar merupakan hal yang fundamental harus dimiliki setiap

guru. Tanpa keterampilan mengajar tentu guru tidak akan menciptakan kondisi yang

memungkinkan untuk belajar bagi siswa dan tentu hasilnya akan sia-sia.

Menurut Suroto (2010) dalan Teaching Skill Suroto 2010-2, keterampilan-

keterampilan dasar mengajar yang harus dimiliki guru pendidikan jasmani dan olahraga

adalah sebagai berikut:

a. Keterampilan menyiapkan pembelajaran

Keterampilan menyiapkan pembelajaran merupakan awal dari proses belajar mengajar

guru. Keterampilan menyiapkan pembelajaran terdiri dari membuat perangkat

pembelajaran, merefresh penguasaan materi, mengecek data kemampuan awal siswa,

menyiapkan tempat, dan menyiapkan alat-alat pembelajaran.

b. Keterampilan membuka pelajaran

Keterampilan membuka pelajaran merupakan keterampilan untuk menarik perhatian

siswa, menimbulkan motivasi, memberi acuan, membuat kaitan. Komponen dalam

keterampilan ini adalah melakukan presensi, menyampaikan ruang lingkup materi,

mengadakan apersepsi, menyampaikan tujuan psikomotor, menyampaikan tujuan kognitif

dan afektif.

c. Keterampilan mengelola waktu dan arena pembelajaran

15
Komponen dalam keterampilan adalah menyampaikan waktu yang tersedia untuk

pembelajaran, menyampaikan waktu yang tersedia untuk setiap tugas belajar,

menyampaikan batas-batas arena pembelajaran, membuat tanda-tanda peningkatan level

tugas, membuat tanda pembeda dari tugas gerak yang berbeda.

d. Keterampilan mengelola pemanasan dan pendinginan

Komponen dalam keterampilan ini adalah menyebut nama gerak/ formasi/ permainan,

menyampaikan tujuan gerak/ formasi /permainan, cara melakukan/indikator

kesempurnaan, mengaitkan dengan materi inti, mengecek hasil pemanasan/pendinginan.

e. Keterampilan menempatkan diri

Komponen dalam keterampilan ini adalah pada saat osisi perintah verbal menjamin

semua siswa dengar, pada saat posisi demo memungkinkan semua peserta didik melihat

dan mendengar penjelasan guru, pada saat posisi monitoring total dengan sudut pandang

penuh, pada saat posisi memberi feedback individu, pada saat membuka pelajaran (lokasi

+ arah sinar matahari).

f. Keterampilan membuat perintah

Komponen dalam keterampilan ini adalah singkat, waktu mulai jelas dan waktu selesai

jelas, isi jelas, pelaksana jelas, ada indikator kesempurnaan jelas.

g. Keterampilan memonitor perintah

Komponen dalam keterampilan ini adalah posisi monitoring (sudut pandang

penuh/checklist), mencocokkan dengan indikator, mencatat deviasi/penyimpangan dari

indikator, menginformasikan peran guru, memberi tanda bentuk feedback (koreksi atau

apresiasi).

h. Keterampilan memberikan umpan balik

16
Komponen dalam keterampilan ini adalah singkat, spesifik/khusus, segera, menyeluruh,

variatif.

i. Keterampilan mencatat kemajuan belajar siswa

Komponen dalam keterampilan ini adalah format siap,ada indikator kesempurnaan,

indikator yang dinilai lengkap, indikator urut kronologis, konsistensi klasifikasi

penilaian/Norma penilaian tetap.

j. Keterampilan bertanya

Komponen dalam keterampilan ini adalah terkait langsung dengan materi ajar, singkat,

jelas, variatif, ada jawaban/ memungkinkan dijawab.

k. Keterampilan mengevaluasi diri

Komponen dalam keterampilan ini adalah ada catatan evaluasi persiapan, proses,

produk/hasil,ada format Evaluasi diri, menyediakan waktu khusus.

l. Keterampilan menutup pelajaran

Komponen dalam keterampilan ini adalah menyimpulkan proses, hasil, memberikan

apresiasi, menyampaikan rencana materi berikutnya dan persiapan yang diperlukan,

menyampaikan tindak lanjut dalam kehidupan sehari-hari siswa.

Dengan adanya keterampilan tersebut guru pendidikan jasmani dapat memiliki tingkat

kemampuan yang baik dalam pembelajaran. Seorang guru Pendidikan jasmani juga

dibekali dengan berbagai keterampilan mengajar tersebut di atas.

17
C. Kinerja Guru Pendidikan Jasmani

Pendidikan jasmani merupakan salah satu media aktivitas fisik yang berkaitan

aktivitas gerak, meningkatkan keterampilan, kebugaran dan kesehatan dalam olahraga

(Griwiryono, 2013:02). Berkaitan dengan itu guru PJOK harus bisa mengembangkan

kreativitas dan kualitas mengajar guru agar apa yang diajarkan dapat dipahami dan

diterima oleh peserta didik. Pendidikan jasmani dapat dikatakan bahwa sebagai dasar

kesehatan fisik siswa dan gaya aktif seumur hidup (Patriksson, 2011:112). Oleh karena itu

diperlukan kinerja guru yang terus ditingkatkan untuk keberhasilan dalam proses

pembelajaran. Ketika guru termotivasi, kinerja mereka secara otomatis mencapai level

tinggi.

Kinerja guru mempunyai spesifikasi/kriteria tertentu. Kinerja guru dapat dilihat dan

diukur berdasarkan spesifikasi/kriteria kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Nomor 16

Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Dijelaskan

bahwa Standar Kompetensi Guru dikembangkan secara utuh dari 4 kompetensi utama,

yaitu: (1) kompetensi pedagogik, (2) kepribadian, (3) sosial, dan (4) profesional. Keempat

kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru.

Senada dengan Lazuardi (2017) Standar Kompetensi Guru yaitu dikembangkan secara

utuh dari empat kompetensi utama, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan

profesional. Dari Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru.

Keit Davis dalam Anwar Prabu menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

kinerja adalah: Human performance, Motivasi dan Ability. Untuk itu dapat dijelaskan

sebagai berikut:

a. Human performance atau bahasa lainnya adalah penampilan seseorang

18
b. Penampilan juga berpengaruh terhadap kinerja, seseorang yang penampilan yang rapi

dan teratur akan berpengaruh terhadap kinerjanya.

c. Motivasi merupakan suatu dorongan seseorang untuk melakukan sesuatu aktivitas

atau pekerjaan. Seseorang yang memilki motivasi yang kuat atau tinggi maka biasa

dikatakn hasil kerjanya juga akan lebih baik dibandingkan dengan seseorang yang

bekerja dengan motivasi yang rendah.

d. Ability atau kemampuan adalah suatu hal yang juga turut mempengaruhi kinerja

seseorang. Bagaimanapun kinerja seseorang akan meningkat apabila didukung oleh

kemampuan yang memadai,adalah suatu hal yang mustahil menginginkan hasil kerja

yang optimal tetapi tidak didukung oleh kemampuan yang memadai.

Guru Pendidikan Jasmani memiliki peran penting dalam pendidikan, kepemimpinan

seorang guru pendidikan jasmani sangat diperlukan “a systematic and structured process

in which we look at concrete aspects of teaching and learning with the overall goal of

personal change and more effective practice” (Farrel dalam Sinkinson, 2011:13). Kinerja

guru perlu terus-menerus ditingkatkan karena gurulah yang berada di garda terdepan

dalam menciptakan kualitas sumber daya manusia. Di tangan gurulah akan dihasilkan

peserta didik yang berkualitas, baik secara akademis, keahlian, kematangan emosional,

moral, dan spiritual. Dengan demikian, akan dihasilkan generasi masa depan yang siap

hidup dengan tantangan zamannya. Oleh karena itu, diperlukan sosok guru yang

mempunyai kualifikasi, kompetensi, dan dedikasi yang tinggi dalam menjalankan tugas

profesionalannya.

19
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen
pasal 1 ayat 10 mengemukanan bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau
dosen dalam melakssanakan tugas keprofesionalan.

Kompetensi adalah bersifat personal dan kompleks serta merupakan satu kesatuan
yang utuh menggambarkan potensi, pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai, yang
dimiliki seseorang yang terkait dengan profesi tertentu berkenaan dengan bagian-bagian
yang dapat diaktualisasikan atau diwujudkan dalam bentuk tindakan atau kinerja untuk

Secara umum dan lebih luas, keterampilan atau kompetensi pedagogik adalah
kemampuan atau keterampilan tenaga pendidik (guru dan dosen) yang bisa mengelola
proses pembelajaran atau mengatur interaksi belajar mengajar dengan para peserta didik
(siswa dan mahasiswa).

Kompetensi Kepribadian adalah kompetensi yang berkaitan dengan perilaku pribadi


guru itu sendiri yang kelak harus memiliki nilai-nilai luhur sehingga terpancar dalam
perilaku sehari-hari. Kepribadian yang mantap dari sosok seorang guru akan memberikan
teladan yang baik terhadap anak didik maupun masyarakatnya, sehingga guru akan tampil
sebagai sosok yang patut digugu (ditaati nasehat/ucapan/perintahnya) dan ditiru (dicontoh
sikap dan perilakunya).

Dalam kaitan ini, Zakiah Darajat dalam Syah (2000:225-226), menegaskan bahwa
kepribadian itulah yang akan menentukan apakah ia menjadi pendidik dan pembina yang
baik bagi anak didiknya, ataukah akan menjadi perusak atau penghancur bagi masa depan
anak didiknya terutama bagi anak didik yang masih kecil (tingkat dasar) dan mereka yang
sedang mengalami kegoncangan jiwa (tingkat menengah).

Kompetensi Sosial adalah seperangkat pengetahuan (kognitif), keterampilan


(psikomotorik), dan perilaku (afektif) yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru
atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan (UU Nomor 14 Tahun 2005

20
tentang Guru dan Dosen). Seorang guru hendaknya benar-benar mengajar dari hati, tanpa
adanya keterpaksaan, sehingga membuat siswa lebih nyaman dengan guru tersebut, selain
itu seorang guru selalu berusaha untuk saling terbuka, membangun persaudaraan dimana
disini guru bukan hanya berperan sebagai seseorang yang mengajar di kelas, tapi juga
dapat berperan sebagai orang tua, kakak, teman ataupun sahabat. Hal ini akan
mempengaruhi karakter dari siswa yang guru tersebut ajarkan, sehingga mereka akan
lebih mudah menerima dan mengikuti apa yang guru tersebut sampaikan. Memiliki
keterampilan bekerjasama dalam kelompok, berkaitan dengan pemberian pemahaman
kepada siswa, guru juga dituntut untuk memiliki keterampilan bekerja sama dalam
kelompok, sehingga guru dapat mengembangkan keterampilannya dalam pembelajaran.

19/2005 Pasal 28 ayat 3: Kompetensi profesional guru diartikan sebagai kebulatan


pengetahuan, kete-rampilan, dan sikap yang diwujudkan dalam bentuk tindakan cerdas
dan penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang yang memangku jabatan guru sebagai
profesi. Berkaitan dengan itu guru PJOK harus bisa mengembangkan kreativitas dan
kualitas mengajar guru agar apa yang diajarkan dapat dipahami dan diterima oleh peserta
didik. Seseorang yang memilki motivasi yang kuat atau tinggi maka biasa dikatakn hasil
kerjanya juga akan lebih baik dibandingkan dengan seseorang yang bekerja dengan
motivasi yang rendah.

B. Saran

Bagaimanapun kinerja seseorang akan meningkat apabila didukung oleh kemampuan


yang memadai,adalah suatu hal yang mustahil menginginkan hasil kerja yang optimal
tetapi tidak didukung oleh kemampuan yang memadai, maka dari itu guru harus memiliki
kepribadian yang baik dan pekerja keras untuk mencerdaskan generasi bangsa.

21
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.uny.ac.id/16602/1/NURUL.pdf

http://eprints.uny.ac.id/47782/1/Skripsi_Giat%20Sanjaya_12604224043.pdf

https://www.duniadosen.com/apa-itu-kompetensi pedagogik/
#Apa_Itu_Kompetensi_Pedagogik

https://bagawanabiyasa.wordpress.com/2015/12/06/kompetensi-kepribadian/

https://bagawanabiyasa.wordpress.com/2015/12/06/kompetensi-sosial/

https://pusattesis.com/kompetensi-profesional-ahli/

http://ndrakbar.blogspot.com/2014/07/keterampilan-mengajar-guru-pendidikan.html

https://www.arhamsyahban.com/2019/11/kinerja-guru-pendidikan-jasmani.html

22

Anda mungkin juga menyukai