DOSEN PENGAMPUH:
AWALUDDIN, M. Pd.
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat tuhan Yang Maha Esa karena berkat Rahmat dan
Hidayah-Nya kami dapat menyusun makalah “Kompetensi, Keterampilan Dasar Gaya
Mengajar dan Kinerja Guru Pendidikan Jasmani”. Makalah ini disusun untuk
mengetahui kompetensi guru pendidikan jasmani serta memahami keterampilan dasar gaya
mengajar guru pendidikan jasmani. Pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak
terimakasih kepada pihak yang telah membantu dan mendukung saya dalam pembuatan dan
penyusunan makalah ini. Terutama kepada Bapak Awaluddin, S. Pd., M. Pd. Selaku dosen
pengampu mata kuliah Manajemen Pendidikan Jasmani dan Olahraga, yang telah
membimbing dan memberi arahan kepada kami.
Kami selaku penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih minim dan masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami senantiasa mengharapkan masukan yang
bersifat membangun demi kesempurnaan makalah kami di masa yang akan datang.
Penulis,
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................ i
A. KESIMPULAN .......................................................................................................... 20
B. SARAN ....................................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidik yaitu komponen sentral dalam sistem pendidikan yang sangat mempengaruhi
mutu hasil pendidikan. Salah satu komponen pendidikan yang sangat penting dalam
rangka mencapai tujuan pendidikan adalah guru. Guru merupakan pelaksana utama dalam
proses pembaharuan pendidikan untuk menjawab kebutuhan akan kualitas sumber daya
manusia yang bisa berperan secara profesional dalam masyarakat. Oleh karena itu, guru
sebagai tenaga pendidik sekaligus pengajar harus mampu menunjukkan kepercayaan
dirinya tersebut dihadapan peserta didik melalui kinerja yang sesuai dengan kompetensi
profesinya sebagai seorang pendidik, pengajar sekaligus pelatih para peserta didik dalam
proses pembelajaran. Proses pembelajaran akan berlangsung dengan baik, apabila
didukung oleh guru yang mempunyai kompetensi dan kinerja yang tinggi, karena yang
merupakan ujung tombak dan pelaksana terdepan pendidikan anak-anak di sekolah dan
sebagai pengembang kurikulum. Dengan demikian proses pembelajaran yang dikelola
dengan kinerja guru yang bermutu akan mampu menghasilkan sumber daya manusia yang
berkualitas. Memperhatikan keterangan tersebut tentu peran guru sangat besar, maka di
dunia pendidikan diperlukan guru yang profesional, kreatif, inovatif, mempunyai
keinginan untuk terus belajar, mampu menggunakan teknologi informasi sehingga
mampu mengikuti perkembangan zaman. Pemerintah telah melakukan berbagai upaya
dalam rangka pengembangan profesi guru, diantaranya adalah penetapan sejumlah
1
kompetensi yang mutlak dikuasai oleh seorang guru menjalankan profesinya. Menurut
Farida Sarimaya (2009: 18-22) profil guru berdasarkan kompetensi merupakan gambaran
kemampuan yang harus dimiliki oleh guru. Diantaranya adalah: 1) kompetensi pedagogik
artinya pendidik harus mempunyai kemampuan untuk mengelola pembelajaran
diantaranya mengajar dan membimbing anak, 2) kompetensi kepribadian artinya secara
individu seorang pendidik harus mempunyai kepribadian mantap, berakhlak mulia, arif,
dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik, 3) kompetensi profesional adalah
kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara meluas dan mendalam, serta
pendidik harus dapat menjalankan pekerjaanya sebagai pendidik sesuai dengan profesinya
dan 4) kompetensi sosial bahwa seorang pendidik harus dapat berkomunikasi dan
berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesame guru, orangtua/wali
peserta didik dan masyarakat sekitar.
2
bahwa keberhasilan pencapaian prestasi dalam pembelajaran penjas sangat ditentukan
oleh keterampilan guru penjas dalam melaksanakan pembelajaran penjas. Oleh sebab itu
guru pendidikan jasmani dituntut untuk kreatif dalam melaksanakan pembelajaran penjas
dan mengembangkan prestasi siswa dalam pembelajaran penjas.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasi
beberapa masalahan sebagai berikut:
1. Apa saja kompetensi yang harus dimiliki oleh guru pendidikan jasmani?
2. Bagaimana keterampilan mengajar guru dalam pembelajaran pendidikan jasmani?
C. Tujuan
Secara garis besar, makalah ini disusun untuk mengetahui kompetensi guru penjas
serta untuk mengetahui keterampilan mengajar guru penjas dalam pembelajaran
pendidikan jasmani.
3
BAB II
PEMBAHASAN
kompetensi ditinjau dari perspektif etimologi berasal dari kata “competence” atau
mampu. Kata mampu disini diartikan sebagai kemampuan atau keahlian untuk melakukan
suatu pekerjaan atau aktifitas. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005
tentang guru dan dosen pasal 1 ayat 10 mengemukanan bahwa kompetensi adalah
seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan
Kompetensi adalah bersifat personal dan kompleks serta merupakan satu kesatuan
yang utuh menggambarkan potensi, pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai, yang
dimiliki seseorang yang terkait dengan profesi tertentu berkenaan dengan bagian-bagian
yang dapat diaktualisasikan atau diwujudkan dalam bentuk tindakan atau kinerja untuk
unsur tersebut agar dapat diwujudkan dalam bentuk tindakan atau kinerja. Bentuk dan
kualitas kinerja dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal antara lain 13 lingkungan atau
iklim kerja dan tantangan atau tuntutan pekerjaan. Kualifikasi dan profesionalitas
kecakapan kerja atau keahlian selaras dengan tuntutan bidang kerja yang bersangkutan
4
Kecakapan kerja tersebut diwujudkan dalam perbuatan yang bermakna, bernilai sosial
dan memenuhi standar (kriteria) tertentu yang diakui atau disahkan oleh kelompok
segera diwujudkan untuk memenuhi keperluan tertentu. Dengan pengertian seperti itu,
dapat dipahami bahwa suatu kompetensi merupakan serangkaian kegiatan dengan muatan
materi, tujuan, cara dan perlengkapan tertentu, disertai kualitas penampilannya (Prayitno,
kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial yang diperoleh dari lembaga
Penyelenggara Tenaga Kependidikan. Menurut Moh. Uzer Usman (2009: 17-19), definisi
dan jenis-jenis kompetensi guru yang profesional dapat dideskripsikan sebagai berikut:
1. Kompetensi Pedagogik
mengarah pada keterampilan tenaga pendidik dalam mendidik anak didiknya. Secara
umum dan lebih luas, keterampilan atau kompetensi pedagogik adalah kemampuan atau
keterampilan tenaga pendidik (guru dan dosen) yang bisa mengelola proses pembelajaran
atau mengatur interaksi belajar mengajar dengan para peserta didik (siswa dan
mahasiswa).
Kompetensi ini kemudian menjadi syarat yang harus dipenuhi para calon guru dan
dosen di Indonesia, selain persyaratan lainnya. Sehingga untuk menjadi dosen, tidak
cukup hanya memenuhi kualifikasi akademik saja. Melainkan juga sudah menguasai
5
Penguasaan keterampilan pedagogik akan membantu dosen maupun guru bisa
mengajar dengan baik. Tidak hanya bisa menyampaikan materi pembelajaran dengan seru
dan menyenangkan sekaligus mudah dipahami. Akan tetapi juga bisa menciptakan
suasana kelas yang mendukung dan mendorong interaksi antara dosen dengan mahasiswa.
Sehingga materi yang dijelaskan di kelas bisa dipahami dengan baik oleh semua
peserta didik. Pemahaman yang baik akan membantu masing-masing mendapatkan
prestasi akademik yang baik. Sekaligus, ilmu yang didapatkan selama menempuh
pendidikan bisa bermanfaat dalam jangka panjang. Yakni saat terjun ke dunia kerja dan
masyarakat.
Aspek kedua adalah memahami teori dalam belajar, bisa mencakup materi yang akan
diajarkan di depan peserta didik. Sekaligus memahami mengenai teknik atau metode
pembelajaran yang sesuai untuk menjelaskan teori pembelajaran (materi). Kemampuan
ini dibutuhkan agar suasana di dalam kelas tetap kondusif dan peserta didik fokus kepada
apa yang disampaikan oleh pengajar.
6
Kompetensi pedagogik juga membutuhkan kemampuan tenaga pendidik dalam
mengembangkan kurikulum. Mencakup kemampuan dalam menyusun silabus atau
rencana pembelajaran dalam kurun waktu satu semester. Selain itu juga menyusun jenis
tes atau ujian, cara menentukan penilaian, metode pembelajaran, dan lain-lain.
Pedagogik juga mencakup aspek pembelajaran yang mendidik. Artinya, baik dosen
maupun guru tidak hanya menyampaikan materi kepada peserta didik. Akan tetapi juga
memberikan dampingan untuk memudahkan mereka dalam belajar. Misalnya membantu
memberikan buku sebagai sumber pembelajaran tambahan.
Tenaga pendidik perlu memiliki kemampuan untuk mengenal potensi dari peserta
didik di bawah bimbingannya. Dalam satu kelas, setiap mahasiswa tentu memiliki
potensinya tersendiri. Dosen kemudian perlu memiliki kemampuan mengetahuinya dan
membantu mahasiswa tersebut untuk mengasah potensi tadi agar bisa terus berkembang.
Tenaga pendidik juga memiliki kewajiban untuk mampu menjalin komunikasi yang
baik. Mulai dari penggunaan kata-kata yang baik dan santun dalam menyampaikan materi
pembelajaran. Sampai ketika harus berinteraksi dengan peserta didik, untuk keperluan
menegur peserta didik maupun saat mengingatkan suatu materi atau tugas.
2. Kompetensi Kepribadian
guru itu sendiri yang kelak harus memiliki nilai-nilai luhur sehingga terpancar dalam
7
perilaku sehari-hari. Hal ini dengan sendirinya berkaitan erat dengan falsafah hidup yang
mengharapkan guru menjadi model manusia yang memiliki nilai-nilai luhur. Di Indonesia
sikap pribadi yang di jiwai oleh filsafat Pancasila yang mengagungkan budaya bangsanya
yang rela berkorban bagi kelestarian bangsa dan negaranya termasuk dalam kompetensi
Guru sebagai tenaga pendidik yang tugas utamanya mengajar, memiliki karakteristik
manusia. Kepribadian yang mantap dari sosok seorang guru akan memberikan teladan
yang baik terhadap anak didik maupun masyarakatnya, sehingga guru akan tampil sebagai
sosok yang patut digugu (ditaati nasehat/ucapan/perintahnya) dan ditiru (dicontoh sikap
Dalam kaitan ini, Zakiah Darajat dalam Syah (2000:225-226), menegaskan bahwa
kepribadian itulah yang akan menentukan apakah ia menjadi pendidik dan pembina yang
baik bagi anak didiknya, ataukah akan menjadi perusak atau penghancur bagi masa depan
anak didiknya terutama bagi anak didik yang masih kecil (tingkat dasar) dan mereka yang
kognitif atau keluwesan ranah cipta merupakan kemampuan berpikir yang diikuti dengan
tindakan secara simultan dan memadai dalam situasi tertentu. Guru yang fleksibel pada
umumnya ditandai dengan adanya keterbukaan berpikir dan beradaptasi. Selain itu, ia
memiliki resistensi atau daya tahan terhadap ketertutupan ranah cipta yang prematur
8
dalam pengamatan dan pengenalan. Dalam Undang-undang Guru dan Dosen
berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik. Surya (2003:
kemampuan pribadi seorang guru yang diperlukan agar dapat menjadi guru yang baik.
Kompetensi kepribadian adalah salah satu kemampuan yang sangat dibutuhkan guru
kepribadian meniscayakan dirinya memiliki kecendrungan dan bakat untuk menjadi guru,
sehingga ia pun akan selalu memiliki sikap optimism dalam pekerjaanya sebagai guru, ia
Kompetensi kepribadian yang perlu dimiliki guru antara lain sebagai berikut:
a. Guru sebagai manusia ciptaan tuhan yang maha esa berkewajiban untuk meningkatkan
iman dan ketakwaannya kepada tuhan yang sejalan dengan agama dan kepercayaan yang
dianutnya.
b. Guru memiliki kelebihan dibandingkan dengan yang lain, oleh karena itu perlu
dikembangkan rasa percaya pada diri sendiri dan tanggung jawab bahwa ia memiliki
potensi yang besar dalam bidang keguruan dan mampu untuk menyelesaikan berbagai
c. Guru senantiasa berhadapan dengan komunitas yang berbeda dan beragam keunikan
dari peserta didik dan masyarakatnya maka guru perlu untuk mengembangkan sikap
tenggang rasa dan toleransi dalam menyikapi perbedaan yang ditemuinya dalam
9
d. Guru diharapkan dapat menjadi fasilitator dalam menumbuh kembangkan budaya
memecahkan masalah dan bukan dalam situsi pengganti. Contohnya, Di dalam kelompok
h. Keseluruhan kelas menceritakan kembali apa yang dialam sehubungan dengan mata
pelajaran tersebut untuk memperluas pengalaman belajar dan pemahaman siswa dalam
tersebut.
Seorang guru harus memiliki kompetensi kepribadian yang mantap, stabil, dewasa,
arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta, dan berakhlak mulia.
3. Kompetensi Sosial
perilaku (afektif) yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam
melaksanakan tugas keprofesionalan (UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen). Kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat
untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik,
10
tenaga kependidikan, orang tua atau wali peserta didik, dan masyarakat sekitar (Standar
Kompetensi Sosial yang Harus Dimiliki Guru, menurut Peraturan Pemerintah Nomor
a. Berkomunikasi dengan baik secara lisan, tulisan, maupun isyarat. Bobbi DePorter
menimbulkan kesan, mengarahkan atau focus pada materi yang disampaikan, dan
sebagai tempat menimbulkan kesan. Maka guru dituntut mampu menentukan kata-
kata yang tepat dalam memberi penjelasan pada siswa. Oleh karena itu, sebaiknya
guru menyusun perkataan yang komunikatif serta santun untuk pembelajaran yang
berkesan dan bermakna. Jika seorang guru tidak mampu untuk berkomunikasi, maka
materi yang harus disampaikan kepada murid akhirnya tidak jelas tersampaikan yang
guru tidak menguasainya, maka dalam hal pembelajaran maupun cara komunikasi
dengan siswa akan ketinggalan zaman, sekarang ini jaringan sosial untuk membangun
komunikasi semakin luas misalnya dengan adanya facebook, twitter, blog, e-mail, e-
learning maupun fasilitas internet lainnya yang bisa dijadikan sarana untuk
11
mendorong belajar sepanjang hayat berkelanjutan, (7) meningkatkan perencanaan
c. Bergaul secara efektif. Guru juga harus dapat bergaul secara efektif dengan peserta
Adanya saling menghormati dan menghargai baik itu dengan peserta didik, sesama
sekitar, guru harus dapat bergaul dan memperhatikan aturan yang berlaku dalam
pergaulan, maka pergaulannya akan menjadi kaku dan kurang bisa diterima oleh
masyarakat. Untuk memiliki kemampuan pergaulan, hal-hal yang harus dimiliki guru
adalah (1) pengetahuan tentang hubungan antar manusia, (2) memiliki keterampilan
Seorang guru hendaknya benar-benar mengajar dari hati, tanpa adanya keterpaksaan,
sehingga membuat siswa lebih nyaman dengan guru tersebut, selain itu seorang guru
selalu berusaha untuk saling terbuka, membangun persaudaraan dimana disini guru
bukan hanya berperan sebagai seseorang yang mengajar di kelas, tapi juga dapat
berperan sebagai orang tua, kakak, teman ataupun sahabat. Hal ini akan
mempengaruhi karakter dari siswa yang guru tersebut ajarkan, sehingga mereka akan
lebih mudah menerima dan mengikuti apa yang guru tersebut sampaikan. Guru juga
12
harus memupuk semangat kebersamaan dengan adanya diskusi kelompok sehingga
Proses pembelajaran berkaitan erat dengan psikologi sosial. Dalam kehidupan sehari-
hari, di lingkungan belajar mengajar terjadi interaksi sosial. Interaksi dilakukan oleh guru
dan siswa baik di dalam atau luar kelas. Interaksi tersebut akan mendukung terhadap
akan berjalan lancar bila masing-masing pihak memiliki penafsiran yang sama atas pola
tingkah lakunya. Roueck and Warren mendefinisikan psikologi sosial sebagai ilmu
pengetahuan yang mempunyai segi-segi psikologis dari tigkah laku manusia, yang
pemahaman kepada siswa, guru juga dituntut untuk memiliki keterampilan bekerja sama
pembelajaran. Kemampuan guru tersebut dapat meningkatkan semangat belajar siswa dan
4. Kompetensi Profesional
Menurut UU RI No. 14/2005 Pasal 10 ayat 1 dan PP RI No. 19/2005 Pasal 28 ayat 3:
dan sikap yang diwujudkan dalam bentuk tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab
13
Kompetensi profesional sangat berkaitan erta dengan kemampuan dalam menguasai
meteri pada bidang studi manapun dengan berbagai substansi keilmuan lainnya sebagai
guru.
Indikator keberhasilan yang ada pada guru yang memiliki kompetensi profesional dapat
Gregory Schraw pernah menyatakan bahwa : “Seorang guru memerlukan waktu 5 sampai
10 tahun atau 10.000 jam untuk menjadi seorang guru yang ahli”. Dalam perjalanan yang
lama itu, guru harus mengembangkan pembelajaran lebih lanjut dan meningkatkan
penguasaan materi. Hal ini menunjukkan bahwa untuk menjadi guru yang ahli
(profesional) bukanlah cara yang mudah, tetapi harus melalui perjalanan panjang disertai
yang rumit dengan mudah dan cermat, serta menyesuaikan pelaksanaan dalam berbagai
keadaan yang berubah-ubah (Ngalim Purwanto, 1988: 23). Dari pengertian di atas dapat
14
disimpulkan bahwa keterampilan adalah suatu kemampuan atau kecakapan yang dimiliki
Keterampilan dasar mengajar merupakan hal yang fundamental harus dimiliki setiap
guru. Tanpa keterampilan mengajar tentu guru tidak akan menciptakan kondisi yang
memungkinkan untuk belajar bagi siswa dan tentu hasilnya akan sia-sia.
keterampilan dasar mengajar yang harus dimiliki guru pendidikan jasmani dan olahraga
dan afektif.
15
Komponen dalam keterampilan adalah menyampaikan waktu yang tersedia untuk
Komponen dalam keterampilan ini adalah menyebut nama gerak/ formasi/ permainan,
Komponen dalam keterampilan ini adalah pada saat osisi perintah verbal menjamin
semua siswa dengar, pada saat posisi demo memungkinkan semua peserta didik melihat
dan mendengar penjelasan guru, pada saat posisi monitoring total dengan sudut pandang
penuh, pada saat posisi memberi feedback individu, pada saat membuka pelajaran (lokasi
Komponen dalam keterampilan ini adalah singkat, waktu mulai jelas dan waktu selesai
indikator, menginformasikan peran guru, memberi tanda bentuk feedback (koreksi atau
apresiasi).
16
Komponen dalam keterampilan ini adalah singkat, spesifik/khusus, segera, menyeluruh,
variatif.
j. Keterampilan bertanya
Komponen dalam keterampilan ini adalah terkait langsung dengan materi ajar, singkat,
Komponen dalam keterampilan ini adalah ada catatan evaluasi persiapan, proses,
Dengan adanya keterampilan tersebut guru pendidikan jasmani dapat memiliki tingkat
kemampuan yang baik dalam pembelajaran. Seorang guru Pendidikan jasmani juga
17
C. Kinerja Guru Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani merupakan salah satu media aktivitas fisik yang berkaitan
(Griwiryono, 2013:02). Berkaitan dengan itu guru PJOK harus bisa mengembangkan
kreativitas dan kualitas mengajar guru agar apa yang diajarkan dapat dipahami dan
diterima oleh peserta didik. Pendidikan jasmani dapat dikatakan bahwa sebagai dasar
kesehatan fisik siswa dan gaya aktif seumur hidup (Patriksson, 2011:112). Oleh karena itu
diperlukan kinerja guru yang terus ditingkatkan untuk keberhasilan dalam proses
pembelajaran. Ketika guru termotivasi, kinerja mereka secara otomatis mencapai level
tinggi.
Kinerja guru mempunyai spesifikasi/kriteria tertentu. Kinerja guru dapat dilihat dan
diukur berdasarkan spesifikasi/kriteria kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru.
Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Dijelaskan
bahwa Standar Kompetensi Guru dikembangkan secara utuh dari 4 kompetensi utama,
yaitu: (1) kompetensi pedagogik, (2) kepribadian, (3) sosial, dan (4) profesional. Keempat
Senada dengan Lazuardi (2017) Standar Kompetensi Guru yaitu dikembangkan secara
utuh dari empat kompetensi utama, yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan
Keit Davis dalam Anwar Prabu menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
kinerja adalah: Human performance, Motivasi dan Ability. Untuk itu dapat dijelaskan
sebagai berikut:
18
b. Penampilan juga berpengaruh terhadap kinerja, seseorang yang penampilan yang rapi
atau pekerjaan. Seseorang yang memilki motivasi yang kuat atau tinggi maka biasa
dikatakn hasil kerjanya juga akan lebih baik dibandingkan dengan seseorang yang
d. Ability atau kemampuan adalah suatu hal yang juga turut mempengaruhi kinerja
kemampuan yang memadai,adalah suatu hal yang mustahil menginginkan hasil kerja
seorang guru pendidikan jasmani sangat diperlukan “a systematic and structured process
in which we look at concrete aspects of teaching and learning with the overall goal of
personal change and more effective practice” (Farrel dalam Sinkinson, 2011:13). Kinerja
guru perlu terus-menerus ditingkatkan karena gurulah yang berada di garda terdepan
dalam menciptakan kualitas sumber daya manusia. Di tangan gurulah akan dihasilkan
peserta didik yang berkualitas, baik secara akademis, keahlian, kematangan emosional,
moral, dan spiritual. Dengan demikian, akan dihasilkan generasi masa depan yang siap
hidup dengan tantangan zamannya. Oleh karena itu, diperlukan sosok guru yang
mempunyai kualifikasi, kompetensi, dan dedikasi yang tinggi dalam menjalankan tugas
profesionalannya.
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen
pasal 1 ayat 10 mengemukanan bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau
dosen dalam melakssanakan tugas keprofesionalan.
Kompetensi adalah bersifat personal dan kompleks serta merupakan satu kesatuan
yang utuh menggambarkan potensi, pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai, yang
dimiliki seseorang yang terkait dengan profesi tertentu berkenaan dengan bagian-bagian
yang dapat diaktualisasikan atau diwujudkan dalam bentuk tindakan atau kinerja untuk
Secara umum dan lebih luas, keterampilan atau kompetensi pedagogik adalah
kemampuan atau keterampilan tenaga pendidik (guru dan dosen) yang bisa mengelola
proses pembelajaran atau mengatur interaksi belajar mengajar dengan para peserta didik
(siswa dan mahasiswa).
Dalam kaitan ini, Zakiah Darajat dalam Syah (2000:225-226), menegaskan bahwa
kepribadian itulah yang akan menentukan apakah ia menjadi pendidik dan pembina yang
baik bagi anak didiknya, ataukah akan menjadi perusak atau penghancur bagi masa depan
anak didiknya terutama bagi anak didik yang masih kecil (tingkat dasar) dan mereka yang
sedang mengalami kegoncangan jiwa (tingkat menengah).
20
tentang Guru dan Dosen). Seorang guru hendaknya benar-benar mengajar dari hati, tanpa
adanya keterpaksaan, sehingga membuat siswa lebih nyaman dengan guru tersebut, selain
itu seorang guru selalu berusaha untuk saling terbuka, membangun persaudaraan dimana
disini guru bukan hanya berperan sebagai seseorang yang mengajar di kelas, tapi juga
dapat berperan sebagai orang tua, kakak, teman ataupun sahabat. Hal ini akan
mempengaruhi karakter dari siswa yang guru tersebut ajarkan, sehingga mereka akan
lebih mudah menerima dan mengikuti apa yang guru tersebut sampaikan. Memiliki
keterampilan bekerjasama dalam kelompok, berkaitan dengan pemberian pemahaman
kepada siswa, guru juga dituntut untuk memiliki keterampilan bekerja sama dalam
kelompok, sehingga guru dapat mengembangkan keterampilannya dalam pembelajaran.
B. Saran
21
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.uny.ac.id/16602/1/NURUL.pdf
http://eprints.uny.ac.id/47782/1/Skripsi_Giat%20Sanjaya_12604224043.pdf
https://www.duniadosen.com/apa-itu-kompetensi pedagogik/
#Apa_Itu_Kompetensi_Pedagogik
https://bagawanabiyasa.wordpress.com/2015/12/06/kompetensi-kepribadian/
https://bagawanabiyasa.wordpress.com/2015/12/06/kompetensi-sosial/
https://pusattesis.com/kompetensi-profesional-ahli/
http://ndrakbar.blogspot.com/2014/07/keterampilan-mengajar-guru-pendidikan.html
https://www.arhamsyahban.com/2019/11/kinerja-guru-pendidikan-jasmani.html
22