Anda di halaman 1dari 17

WADAH PEMBINAAN KOMPETENSI GURU PAI

Penulis : 1. Mery Yuniarti 2127101010592


2. Miatun Khasanah 2127101010745
3. Hilmatul Maghfiroh 2127101010448
4. Sofyatul Jannah 2127101010450

Mata Kuliah : Kompetensi Guru PAI


Dosen Pengampu : 1. Weni Kurnia Wati, M. Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM AN-NUR LAMPUNG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-
Nya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Wadah
Pembinaan Kompetensi Guru PAI” tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari
penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah yang
diampu oleh Weni Kurnia Wati, M.Pd.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para
pembaca dan juga bagi penulis. Penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Maka dari itu, kritik dan saran sangat diharapkan
untuk perbaikan dimasa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca.

Lampung, 05 Mei 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i


DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 2
C. Tujuan ........................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 3
A. Kompetensi Akademik Guru PAI? ...................................................................3
B. Pembinaan Kompetensi Akademik Guru PAI ............................................ 8
C. Pengembangan Kompetensi Akademik Guru PAI .................................... 10
BAB III PENUTUP .......................................................................................... 12
A. Kesimpulan .............................................................................................. 12
B. Saran ........................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 14

ii
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kompetensi guru sangat berhubungan erat dengan mutu pendidikan, sebab
proses belajar mengajar sebagai inti dari pendidikan sangat tergantung
pada guru yang professional dan kualitas hasil belajar merupakan ujung
tombak kualitas pendidikan. Demikian pula, kompetensi guru pada suatu
lembaga pendidikan juga sangat menentukan kualitas proses pendidikan
yang dilaksanakan. Dengan anggapan semacam itu, maka keberadaan guru
dan tenaga kependidikan yang profesional menjadi sangat penting dalam
suatu lembaga pendidikan. Tanpa mengurangi keberadaan kurikulum serta
lingkungan sosial budaya, keberadaan guru dan tenaga kependidikan
merupakan faktor kunci keberhasilan dalam upaya meningkatkan dan
memelihara kualitas pendidikan.
Melihat dinamika masyarakat serta perkembangan zaman yang begitu
cepat, guru sebagai pionir berhasilnya pendidikan, perlu meningkatkan
kualitasnya sehingga dia mampu menyejajarkan pengetahuannya dengan
tuntutan zaman. Dengan pengetahuan yang tetap up to date tersebut guru
tetap dapat memberikan informasi-informasi mutakhir dalam proses
belajar mengajar terhadap murid-muridnya. Oleh karena itu guru dituntut
agar selalu meningkatkan pengetahuan, kemampuan dalam rangka
pelaksanaan tugas profesinya. Ia harus peka terhadap perubahan-
perubahan yang terjadi khususnya dalam bidang pendidikan dan
pengajaran.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kompetensi akademik guru PAI?
2. Bagaimana pembinaan kompetensi akademik guru PAI?

3. Bagaiamana pengembangan kompetensi akademik guru PAI?


C. Tujuan
2

1. Untuk mengetahui kompetensi akademik guru PAI


2. Untuk mengetahui pembinaan kompetensi akademik guru PAI.
3. Untuk mengetahui pengembangan kompetensi akademik guru PAI.
3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Kompetensi Akademik Guru PAI


Kompetensi adalah kemampuan atau kecakapan, sedangkan
kompetensi guru merupakan kemampuan seorang guru dalam
melaksanakan kewajiban-kewajiban serta bertanggung jawab dan layak
mengajar. Maka kompetensi akademik guru dapat diartikan sebagai
kemampuan dan kewenangan guru dalam menjalankan profesi
keguruannya berdasarkan potensi akademik keilmuan yang dimilikinya
(Syah, 2002: 229).

Hal ini senada dengan apa yang dikemukakan Syaiful Bahri Djamarah
bahwa kompetensi guru dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor latar
belakang pendidik (akademik) dan pengalaman mengajar (Djamarah, 1994:
130-132).

Persyaratan akademik dan tenaga kependidikan profesional, seorang guru


secara akademik perlu menguasai (Soedijarto, 1993: 63):
1. Disiplin ilmu pengetahuan yang menjadi sumber bahan ajaran dari
bidang studi yang menjadi spesialisnya.
2. Bahan ajaran yang akan dijadikan objek belajar para peserta didik.

3. Pengetahuan tentang peserta didik dengan karakteristik tingkat


perkembangan dan kemampuannya.
4. Dasar-dasar teori dan praktik pendidikan.

Ada beberapa jenis kompetensi akademik yang harus dimiliki dan dikuasai
oleh tenaga kependidikan calon guru adalah:

1. Bidang studi yang berkualitas dengan pendidikan umum yang


4

memungkinkannya memiliki sikap dan pandangan luas mengenai


kehidupan dewasa ini. Dengan kata lain, mata pelajaran ini diharapkan
dapat bermanfaat dalam rangka pembinaan pribadi siswa calon guru.
2. Kelompok mata pelajaran keguruan, yaitu mata pelajaran yang
berkaitan dengan pembinaan kualitas guru. Termasuk di dalam- nya
landasan-landasan pendidikan, psikologi pendidikan dan
perkembangan, bimbingan dan konseling, administrasi pendidikan,
kurikulum, evaluasi, dan lain-lain.
3. Kelompok mata pelajaran yang langsung berkaitan dengan proses
belajar mengajar, kelompok ini diharapkan dapat mendukung dalam
praktik keguruannya yaitu metodologi mengajar, metodik mata
pelajaran tertentu, orientasi praktik keguruan, observasi kelas, latihan
praktik keguruan, intensif atau magang keguruan.
4. Kelompok bidang studi yang langsung maupun tidak langsung
berkaitan dengan bidang studi yang akan diajarkannya kelak
(Soelaiman, 1985: 52-53).
Kompetensi serta kemampuan yang diharapkan bagi lulusan Jurusan
Pendidikan Agama Islam (calon guru PAI) menurut Pedoman Akademik
Fak. Tarbiyah (2001), yaitu:
1. Mampu merencanakan program pengajaran bidang studi PAI. Kemp
menyatakan bahwa kemampuan guru dalam merencanakan pengajaran
meliputi tujuh hal, yaitu (Ali Imron, 1995:169):
a. Memahami tujuan pengajaran, mengidentifikasi topik-topik
pengajaran dan menetapkan tujuan umum untuk setiap topik
pengajaran.
b. Mengenali karakteristik utama para siswa.
c. Membuat tujuan pengajaran menjadi spesifik dalam bentuk
tingkah laku siswa hingga memungkinkan untuk pengukuran
secara langsung.
d. Mengenali subjek dan isi setiap materi hingga mendukung bagi
pencapaian tujuan.
e. Mengembangkan alat ukur awal guna mengetahui latar belakang
5

siswa serta pengetahuannya mengenai topik yang akan


diajarkan.
f. Menyaring kegiatan-kegiatan belajar mengajar beserta sumber-
sumbernya hingga para siswa dapat mencapai tujuan.
g. Mengerahkan layanan-layanan yang mampu mendukung (dana,
alat, jadwal), dan mengembangkan alat-alat evaluasi belajar.
2. Mampu mengajar bidang studi PAI di sekolah dan luar sekolah.
Kemampuan melaksanakan prosedur mengajar ini terdiri dari tujuh
indikator yaitu (Ali Imron, 1995:173):
a. Kemampuan menggunakan metode, media dan bahan latihan
sesuai dengan tujuan pengajaran. Kemampuan ini meliputi hal-
hal sebagai berikut:
1) Kemampuan menggunakan metode
2) Kemampuan menggunakan peralatan dan alat bantu lainnya
3) Kemampuan menggunakan dengan tepat bahan latihan
pengajaran
b. Kemampuan berkomunikasi dengan siswa, kemampuan ini
meliputi hal-hal sebagai berikut:
1) Kemampuan memberi petunjuk dan penjelasan
2) Kemampuan mengklasifikasikan petunjuk dan penjelasan
3) Kemampuan menggunakan respons dan pertanyaan siswa
4) Kemampuan menggunakan ekspresi lisan atau tertulis
5) Kemampuan menutup pelajaran.
c. Kemampuan mendemonstrasikan khazanah metode mengajar,
kemmpuan ini terdiri atas:
1) Kemampuan mengimplementasikan kegiatan belajar dalam
urutan yang logis.

2) Kemampuan mendemonstrasikan kemampuan mengajar


dengan berbagai metode.

3) Kemampuan mendemonstrasikan kemampuan mengajar


secara individual ataupun kelompok.
6

d. Kemampuan mendorong dan menggalakkan keterlibatan


siswa dalam pengajaran. Kemampuan ini meliputi:
1) Kemampuan menggunakan prosedur yang melibatkan
siswa di awal pelajaran.
2) Kemampuan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berpartisipasi.
3) Kemampuan memelihara keterlibatan siswa.
4) Kemampuan menguatkan upaya siswa untuk memelihara
keterlibatan.
e. Kemampuan mendemonstrasikan penguasaan mata pelajaran
dan relevansinya. Kemampuan ini meliputi:
5) Kemampuan membantu siswa mengenali maksud dan
pentingnya topik.
6) Kemampuan mendemonstrasikan penguasaan pengetahuan
dalam mata pelajaran.
f. Kemampuan mengorganisasi waktu, ruang, bahan dan
perlengkapan pengajaran. Kemampuan ini meliputi:
1) Kemampuan melaksanakan tugas-tugas rutin.
2) Kemampuan menggunakan waktu pengajaran siswa
secara efisien.
3) Kemampuan menyediakan lingkungan belajar yang
menarik dan teratur.
g. Kemampuan melaksanakan evaluasi pencapaian siswa dalam
proses belajar mengajar. Kemampuan ini terdiri:
1) Kemampuan melakukan penilaian selama proses belajar
mengajar berlangsung.
2) Kemampuan menafsirkan hasil penilaian dalam proses
belajar mengajar yang telah dilaksanakan.

3. Mampu membimbing peserta didik dalam kehidupan beragama


Kemampuan ini meliputi: (Ali Imron, 1995:175)
7

a. Kemampuan untuk membantu mengembangkan sikap positif


pada diri siswa, terdiri dari:
1) Kemampuan membantu siswa menyadari kekuatan dan
kelemahan dirinya.
2) Kemampuan membantu siswa menumbuhkan
kepercayaan pada diri sendiri.
3) Kemampuan membantu siswa menjelaskan pikiran dan
perasaan siswa.
4) Kemampuan membantu siswa agar mampu mengambil
keputusan yang sesuai bagi dirinya.
b. Kemampuan bersikap terbuka dan luwes terhadap siswa atau
orang lain. Kemampuan ini terdiri atas:
1) Kemampuan menunjukkan sikap terbuka terhadap
pendapat siswa dan orang lain.
2) Kemampuan menunjukkan sikap luwes baik di dalam
maupun di luar kelas.
3) Kemampuan menerima siswa sebagaimana adanya
(kelebihan dan kekurangannya).
4) Kemampuan menunjukkan sikap simpatik dan sensitif
terhadap perasaan dan kesukaran siswa.
5) Kemampuan menunjukkan sikap ramah, penuh
pengertian, dan sabar baik kepada siswa maupun orang
lain.
c. Kemampuan menampilkan kegairahan dan kesungguhan dalam
kegiatan belajar mengajar dan pelajaran yang diajarkannya.
Kemampuan ini meliputi:
1) Kemampuan menunjukkan kegairahan dalam mengajar.
2) Kemampuan merancang minat siswa untuk belajar.
3) Kemampuan memberikan kesan kepada siswa bahwa ia
menguasai apa yang diajarkan dan cara mengerjakannya.
8

d. Kemampuan mengembangkan hubungan antar pribadi yang sehat


dan serasi. Kemampuan ini meliputi:

1) Kemampuan mengadakan hubungan antar pribadi yang


sehat dan serasi.

2) Kemampuan memberikan tuntutan agar interaksi antar


siswa serta antar guru dan siswa terpelihara dengan baik.

3) Kemampuan menangani perilaku siswa yang tidak


diinginkan.

4. Mampu menganalisis masalah-masalah yang muncul dalam proses


belajar mengajar.

5. Mampu mencari alternatif pemecahan masalah yang muncul dalam


proses belajar mengajar.

6. Menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat dalam


pengamalan ajaran agama Islam.

7. Mampu mengidentifikasi potensi masyarakat untuk digerakkan dalam


meningkatkan pendidikan.

Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa guru PAI dalam


memiliki kompetensi akademik tidak hanya menguasai materi mata
pelajaran melainkan juga harus mampu merencanakan program pengajaran
secara sistematis, disertai dengan penganalisisan masalah- masalah yang
muncul ketika proses belajar mengajar berlangsung serta berusaha mencari
alternatif solusi yang tepat dalam permasalahan tersebut.

B. Pembinaan Kompetensi Akademik Guru PAI


Pembinaan guru sering diistilahkan supervisi, namun secara terminologi
pembinaan guru sering diartikan sebagai rangkaian usaha untuk membantu
guru, terutama bantuan yang berwujud layanan profesional yang dilakukan
kepala sekolah, pemilik sekolah, pengawas serta pembina lainnya untuk
meningkatkan proses dan hasil belajar (Ali Imron, 1995: 9).
9

Walaupun demikian, menurut Semiawan jalannya supervisi tersebut tidak


berjalan dengan mudah karena ada beberapa faktor yang menghalangi
pembaruan, diantaranya:
1. Sistem pembinaan yang kurang memadai
a. Pembinaan yang masih menekankan aspek administratif dan
mengabaikan aspek profesional.
b. Tatap muka antara pembina dan guru sangat sedikit.
c. Pembina banyak yang sudah lama tidak mengajar, sehingga
banyak dibutuhkan bekal tambahan agar dapat mengikuti
perkembangan baru.
d. Pada umumnya masih menggunakan jalur searah dari atas ke
bawah.
e. Potensi guru sebagai pembina kurang dimanfaatkan.
2. Sikap mental yang kurang sehat dari pembina
a. Hubungan profesional yang kaku dan kurang akrab akibat sikap
otoriter pembina sehingga guru takut bersikap terbuka kepada
pembina.
b. Banyak pembina dan guru sudah merasa berpengalaman
sehingga tidak merasa perlu untuk belajar lagi.
c. Pembina dan guru cepat puas dengan hasil belajar siswa (Conny,
Semiawan, 1985:?).
Tujuan dari pembinaan guru adalah untuk meningkatkan kemampuan
profesional guru dalam meningkatkan proses belajar dan hasil belajar
melalui pemberian bantuan yang terutama bercorak layanan profesional
kepada guru. Jika proses belajar meningkat maka hasil belajar
diharapkan juga meningkat. Dengan demikian, rangkaian usaha
pembinaan profesional guru akan memperlancar pencapaian tujuan
kegiatan belajar mengajar (Ali Imron, 1995:12).

Pembinaan guru atau supervisi dapat dilakukan melalui:


1. Memperbaiki proses belajar mengajar.
2. Perbaikan proses belajar mengajar dilaksanakan melalui
10

pembinaan profesional.
3. Yang melakukan pembinaan adalah pembina. Di sini pembina
sebagai pihak yang berwenang penuh dalam melaksanakan
pembinaan. Pembinaa di sini dapat berasal dari pihak luar sekolah
seperti pengawas sekolah yang telah ditunjuk oleh departemen
pendidikan atau bisa juga kepala sekolah.
4. Pembinaan dilakukan dalam waktu jangka panjang sehingga
pembinaan tersebut dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian
tujuan pendidikan.

C. Pengembangan Kompetensi Akademik Guru PAI


Pengembangan kompetensi akademik guru PAI berkaitan erat dengan
pengembangan profesi pendidikan yang pada akhirnya juga berkaitan
dengan organisasi pendidik tersebut. Sebab pengembangan profesi itu di
samping dilakukan oleh para pendidik secara individual, secara konsep
dibantu, diawasi dan dikoordinasi oleh organisasi profesinya. Namun
fungsi organisasi profesi seperti ini dalam bidang pendidikan masih belum
tampak, karena itu kebanyakan pendidik mengembangkan profesinya
sendiri-sendiri.

Ada sejumlah cara dan tempat mengembangkan profesi pendidik yaitu


(Pidarta, 1997: 282-285):
1. Dengan belajar sendiri di rumah. Kini banyak pendidik terutama para
dosen memiliki perpustakaan pribadi di rumah-rumah mereka sendiri.
Buku-bukunya dibeli sendiri secara rutin maupun insidental.
2. Belajar di perpustakaan khusus untuk pendidik atau di perpustakaan
umum
3. Dengan cara membentuk persatuan pendidik sebidang studi atau yang
berspesialisasi sama dan melakukan tukar pikiran atau berdiskusi
dalam kelompoknya masing-masing.
4. Mengikuti pertemuan-pertemuan ilmiah di manapun pertemuan itu
diadakan selama masih dijangkau oleh pendidik.
11

5. Belajar secara formal di lembaga-lembaga pendidikan baik di dalam


negeri maupun di luar negeri.
6. Mengikuti pertemuan organisasi profesi pendidikan. Dalam
pertemuan ini utusan-utusan dalam beberapa daerah akan berkumpul.
Pada umumnya mereka membawakan makalahnya masing-masing
yang berisi pengalaman, hasil penelitian, atau pemikiran kritis yang
bertalian dengan tugas mendidik di daerahnya masing- masing.
Perpaduan informasi dari seluruh penjuru ini sangat membantu
pengembangan besar bagi pendidik bersangkutan untuk
mengembangkan profesinya.
7. Ikut mengambil dalam kompetensi-kompetensi ilmiah. Seperti
kompetensi untuk mendapatkan dana penelitian dari pemerintah pusat,
kompetensi pengabdian masyarakat, kompetensi desain, dan
sebagainya.
Program pemberdayaan kompetensi guru dapat dilakukan dengan
melaksanakan program KKG dan MGMP. Program KKG biasanya
dilaksanakan di sekolah dasar, sedangkan MGMP biasanya dilaksankan di
SMP dan SMA. MGMP adalah suatu forum atau wadah kegiatan
professional guru mata pelajaran sejenis. KKG dan MGMP merupakan
wadah yang sangat efektif untuk peningkatan kualitas guru, mulai dari
penguasaan model pembelajaran, strategi pembelajaran sampai
pendalaman materi yang diampunya.

Indonesia juga sudah mengambil langkah lain untuk


memajukanprofesionalitas guru, seperti dengan menjalankan PKG
(Pusat Kegiatan Guru), MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran)
dan KKG (Kelompok Kerja Guru), sehingga guru dapat berbagi
keahliandalam menyelesaikan persoalandalam kegiatan mengajar.
12

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kompetensi dasar Guru Pendidikan Agama Islam, yakni harus pandai, bisa
menguasai dan mengembangkan ilmunya. Selain itu, seorang Guru harus bisa
mengetahui keadaan psikis seorang peserta didik. Oleh karena itu, seorang
guru PAI harus memiliki kemampuan yang baik dan profesional.

Seorang guru tidak hanya menguasai materi mata pelajaran melainkan juga
harus mampu merencanakan program pengajaran secara sistematis, disertai
dengan penganalisisan masalah- masalah yang muncul ketika proses belajar
mengajar berlangsung serta berusaha mencari alternatif solusi yang tepat dalam
permasalahan tersebut.

Untuk mengembangkan kompetensi guru tersebut, maka diperlukan pembinaan


dan pengembangan kompetensi guru. Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai
cara berikut.
1. Memperbaiki proses belajar mengajar
2. Perbaikan dilaksanakan melalui pembinaan profesional
3. Pembinaan dilakukan dalam waktu jangka panjang
4. Dengan belajar sendiri di rumah
5. Belajar di perpustakaan khusus
6. Membentuk persatuan pendidik sebidang studi atau yang berspesialisasi
sama
7. Mengikuti pertemuan-pertemuan ilmiah
8. Belajar secara formal di lembaga-lembaga pendidikan
9. Mengikuti pertemuan organisasi profesi pendidikan
10. Ikut mengambil dalam kompetensi-kompetensi ilmiah
13

B. Saran
Guru adalah seseorang yang sangat berjasa dan paling berpangaruh dalam
tahap perkembangan anak. Maka dari itu, guru harus menjadi sosok yang
profesional, disiplin, dan menjadi model bagi peserta didik. Dalam
pelaksanaan pembelajaran guru haruslah mengajar dengan profesional dan
terus belajar demi mendapatkan pengetahuan baru. Hal ini dilakukan agar
proses pembelajaran yang akan dilakukan guru nantinya tidak hanya monoton
dari tahun ke tahun.
14

DAFTAR PUSTAKA

Anonym. Diakses di http://repository.uinsu.ac.id/1138/5/BAB%20II.pdf. Pada 05


Mei 2023.
Hawi, A. (2014). Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Rajawali
Pers.

Hermansyah, A., dan Jaelani, D. A. (2021). PENINGKATAN KOMPETENSI


PROFESIONAL GURU PAI MELALUI
KELOMPOK KERJA GURU (KKG). Jurnal
„Ulumuddin: 3(1). Hlm. 1-30.

Risdiany, H. (2021). PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU


DALAM MEWUJUDKAN KUALITAS
PENDIDIKAN DI INDONESIA. Jurnal Al-
Hikmah: 3(2). Hlm. 194-202.

Yusri, M. (2017). SKRIPSI: KOMPETENSI GURU PAI DALAM


PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI
INFORMASI UNTUK MENINGKATKAN MINAT
BELAJAR SISWA DI SMA NEGERI 1 BANDAR
BENER MERIAH. BANDA ACEH:
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY.

Anda mungkin juga menyukai