Anda di halaman 1dari 22

Makalah

Kompetensi-Kompetensi Guru
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
“Profesi Kependidikan”

Dosen Pengampu: Zulfadli, S.Pd.,M.Pd

Disusun Oleh :
Kelompok 3
Nurul Aima (2040603012)
Fitria Rizki Amelia (2140603039)
Juliati Jadung (2140603049)
Muhammad Syaifuddin (2140603046)
Salmawati (2140603045)

Pendidikan Biologi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Borneo Tarakan
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah berjudul “Kompetensi-Kompetensi Guru“
untuk memenuhi tugas pada Mata Kuliah Profesi Kependidikan. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada Dosen
Pengampu pada Mata Kuliah Profesi Kependidikan, Bapak Zulfadli, S.Pd.,M.Pd.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah
ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Tarakan, April 2022

Kelompok 3

i
Daftar Isi

JUDUL
KATA PENGANTAR …………...………………………………………… i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang …………………………………………………………. 1


B. Rumusan Masalah ……………………………………………………… 1
C. Tujuan Penulisan ……………………………………………………..... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Kompetensi Pedagogik……….………………………………….……… 3
B. Kompetensi Kepribadian………………………………......…................. 6
C. Kompetensi Sosial………………………………………......................... 8
D. Kompetensi Profesional ……………....................................................... 11

BAB III PENUTUP

Kesimpulan dan Saran ……………..……………………………………… 15

Daftar Pustaka

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kompetensi guru menurut UUD RI No 14 2005 tentang kompetensi bagi Guru

dan Dosen dijelaskan bahwa kompetensi guru adalah seperangkat pengetahuan,

keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru

atau dosen dalam melaksanakan tugas. Dalam Standar Nasional pendidikan,

dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian adalah

kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa,

menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia. Pengertian kompetensi

jika digabungkan dengan profesi guru atau pengajar, maka kompetensi guru

mengandung arti kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajiban-

kewajiban secara bertanggung jawab dan layak, atau kemampuan dan

kewenangan guru dalam melaksanakan profesi keguruanya.

B. Rumusan Masalah
Di dalam Makalah ini akan dirumuskan beberapa masalah diantaranya adalah
sebagai berikut :

1. Kompetensi Pedagogik
2. Kompetensi Kepribadian
3. Kompetensi Sosial
4. Kompetensi Profesional

C. Tujuan
1
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui lebih dalam
mengenai kompetensi-kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru seperti
Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Kepribadian, Kompetensi Sosial dan
Kompetensi Profesional.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi Pedagogik merupakan salah satu jenis kompetensi yang mutlak perlu
dikuasai guru. Kompetensi Pedagogik pada dasarnya adalah kemampuan guru
dalam mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi Pedagogik merupakan
kompetensi khas, yang akan membedakan guru dengan profesi lainnya dan akan
menentukan tingkat keberhasilan proses dan hasil pembelajaran peserta didiknya.
Kompetensi ini tidak diperoleh secara tiba-tiba tetapi melalui upaya belajar secara
terus menerus dan sistematis, baik pada masa pra jabatan (pendidikan calon guru)
maupun selama dalam jabatan, yang didukung oleh bakat, minat dan potensi
keguruan lainnya dari masing-masing individu yang bersangkutan.

Berkaitan dengan kegiatan Penilaian Kinerja Guru terdapat 7 (tujuh) aspek dan 45


(empat puluh lima) indikator yang berkenaan penguasaan  kompetensi pedagogik.
Berikut ini disajikan ketujuh aspek kompetensi pedagogik beserta indikatornya:

 Menguasai karakteristik peserta didik


Guru mampu mencatat dan menggunakan informasi tentang karakteristik
peserta didik untuk membantu proses pembelajaran. Karakteristik ini terkait
dengan aspek fisik, intelektual, sosial, emosional, moral, dan latar belakang
sosial budaya:
1) Guru dapat mengidentifikasi karakteristik belajar setiap peserta didik
di kelasnya,

2) Guru memastikan bahwa semua peserta didik mendapatkan


kesempatan yang sama untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan
pembelajaran,

3) Guru dapat mengatur kelas untuk memberikan kesempatan belajar


yang sama pada semua peserta didik dengan kelainan fisik dan
kemampuan belajar yang berbeda,

3
4) Guru mencoba mengetahui penyebab penyimpangan perilaku peserta
didik untuk mencegah agar perilaku tersebut tidak merugikan peserta
didik lainnya,

5) Guru membantu mengembangkan potensi dan mengatasi kekurangan


peserta didik,

6) Guru memperhatikan peserta didik dengan kelemahan fisik tertentu


agar dapat mengikuti aktivitas pembelajaran, sehingga peserta didik
tersebut tidak termarjinalkan (tersisihkan, diolok‐olok, minder, dsb).

 Menguasasi teori belajar dan prinsip‐prinsip pembelajaran yang mendidik


Guru mampu menetapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik
pembelajaran yang mendidik secara kreatif sesuai dengan standar kompetensi
guru. Guru mampu menyesuaikan metode pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik peserta didik dan memotivasi mereka untuk belajar:

1) Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menguasai materi


pembelajaran sesuai usia dan kemampuan belajarnya melalui pengaturan
proses pembelajaran dan aktivitas yang bervariasi,

2) Guru selalu memastikan tingkat pemahaman peserta didik terhadap


materi pembelajaran tertentu dan menyesuaikan aktivitas pembelajaran
berikutnya berdasarkan tingkat pemahaman tersebut,

3) Guru dapat menjelaskan alasan pelaksanaan kegiatan/aktivitas yang


dilakukannya, baik yang sesuai maupun yang berbeda dengan rencana,
terkait keberhasilan pembelajaran,

4) Guru menggunakan berbagai teknik untuk memotiviasi kemauan belajar


peserta didik,

5) Guru merencanakan kegiatan pembelajaran yang saling terkait satu sama


lain, dengan memperhatikan tujuan pembelajaran maupun proses belajar
peserta didik,

6) Guru memperhatikan respon peserta didik yang belum/kurang memahami


materi pembelajaran yang diajarkan dan menggunakannya untuk
memperbaiki rancangan pembelajaran berikutnya.

 Pengembangan kurikulum
Guru mampu  menyusun silabus sesuai dengan tujuan terpenting kurikulum dan
menggunakan RPP sesuai dengan tujuan dan lingkungan pembelajaran. Guru
4
mampu memilih, menyusun, dan menata materi pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan peserta didik:

1) Guru dapat menyusun silabus yang sesuai dengan kurikulum,

2) Guru merancang rencana pembelajaran yang sesuai dengan silabus untuk


membahas materi ajar tertentu agar peserta didik dapat mencapai
kompetensi dasar yang ditetapkan,

3) Guru mengikuti urutan materi pembelajaran dengan memperhatikan


tujuan pembelajaran,

4) Guru memilih materi pembelajaran yang: (1) sesuai dengan tujuan


pembelajaran, (2) tepat dan mutakhir, (3) sesuai dengan usia dan tingkat
kemampuan belajar peserta didik, (4) dapat dilaksanakan di kelas dan (5)
sesuai dengan konteks kehidupan sehari‐hari peserta didik.

 Kegiatan pembelajaran yang mendidik


Guru mampu menyusun dan melaksanakan rancangan pembelajaran yang
mendidik secara lengkap. Guru mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran
yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Guru mampu menyusun dan
menggunakan berbagai materi pembelajaran dan sumber belajar sesuai dengan
karakteristik peserta didik. Jika relevan, guru memanfaatkan teknologi informasi
komunikasi (TIK) untuk kepentingan pembelajaran:

1) Guru melaksanakan aktivitas pembelajaran sesuai dengan rancangan


yang telah disusun secara lengkap dan pelaksanaan aktivitas tersebut
mengindikasikan bahwa guru mengerti tentang tujuannya,

2) Guru melaksanakan aktivitas pembelajaran yang bertujuan untuk


membantu proses belajar peserta didik, bukan untuk menguji sehingga
membuat peserta didik merasa tertekan,

3) Guru mengkomunikasikan informasi baru (misalnya materi tambahan)


sesuai dengan usia dan tingkat kemampuan belajar peserta didik,

4) Guru menyikapi kesalahan yang dilakukan peserta didik sebagai tahapan


proses pembelajaran, bukan semata‐mata kesalahan yang harus
dikoreksi. Misalnya: dengan mengetahui terlebih dahulu peserta didik

5
lain yang setuju/tidak setuju dengan jawaban tersebut, sebelum
memberikan penjelasan tentang jawaban yamg benar,

5) Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai isi kurikulum dan


mengkaitkannya dengan konteks kehidupan sehari‐hari peserta didik,

6) Guru melakukan aktivitas pembelajaran secara bervariasi dengan waktu


yang cukup untuk kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan usia dan
tingkat kemampuan belajar dan mempertahankan perhatian peserta
didik,

7) Guru mengelola kelas dengan efektif tanpa mendominasi atau sibuk


dengan kegiatannya sendiri agar semua waktu peserta dapat
termanfaatkan secara produktif,

8) Guru mampu memanfaatkan audio‐visual (termasuk TIK) untuk


meningkatkan motivasi belajar peserta didik dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Menyesuaikan aktivitas pembelajaran yang dirancang
dengan kondisi kelas,

9) Guru memberikan banyak kesempatan kepada peserta didik untuk


bertanya, mempraktekkan dan berinteraksi dengan peserta didik lain,

10) Guru mengatur pelaksanaan aktivitas pembelajaran secara sistematis


untuk membantu proses belajar peserta didik. Sebagai contoh: guru
menambah informasi baru setelah mengevaluasi pemahaman peserta
didik terhadap materi sebelumnya, dan

11) Guru menggunakan alat bantu mengajar, dan/atau audio‐visual


(termasuk tik) untuk meningkatkan motivasi belajar pesertadidik dalam
mencapai tujuan pembelajaran.

 Pengembangan potensi peserta didik


Guru mampu  menganalisis potensi pembelajaran setiap peserta didik dan
mengidentifikasi pengembangan potensi peserta didik melalui program
embelajaran yang mendukung siswa mengaktualisasikan potensi akademik,
kepribadian, dan kreativitasnya sampai ada bukti jelas bahwa peserta didik
mengaktualisasikan potensi mereka:
1) Guru menganalisis hasil belajar berdasarkan segala bentuk penilaian
terhadap setiap peserta didik untuk mengetahui tingkat kemajuan masing‐
masing.
6
2) Guru merancang dan melaksanakan aktivitas pembelajaran yang
mendorong peserta didik untuk belajar sesuai dengan kecakapan dan pola
belajar masing‐masing.

3) Guru merancang dan melaksanakan aktivitas pembelajaran untuk


memunculkan daya kreativitas dan kemampuan berfikir kritis peserta
didik.

4) Guru secara aktif membantu peserta didik dalam proses pembelajaran


dengan memberikan perhatian kepada setiap individu.

5) Guru dapat mengidentifikasi dengan benar tentang bakat, minat, potensi,


dan kesulitan belajar masing-masing peserta didik.

6) Guru memberikan kesempatan belajar kepada peserta didik sesuai dengan


cara belajarnya masing-masing.

7) Guru memusatkan perhatian pada interaksi dengan peserta didik dan


mendorongnya untuk memahami dan menggunakan informasi yang
disampaikan.

 Komunikasi dengan peserta didik


Guru mampu berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan peserta
didik dan bersikap antusias dan positif. Guru mampu  memberikan respon yang
lengkap dan relevan kepada komentar atau pertanyaan peserta didik:
1) Guru menggunakan pertanyaan untuk mengetahui pemahaman dan
menjaga partisipasi peserta didik, termasuk memberikan pertanyaan
terbuka yang menuntut peserta didik untuk menjawab dengan ide dan
pengetahuan mereka.
2) Guru memberikan perhatian dan mendengarkan semua pertanyaan dan
tanggapan peserta didik, tanpamenginterupsi, kecuali jika diperlukan
untuk membantu atau mengklarifikasi pertanyaan/tanggapan tersebut.
3) Guru menanggapi pertanyaan peserta didik secara tepat, benar, dan
mutakhir, sesuai tujuan pembelajaran dan isi kurikulum, tanpa
mempermalukannya.
4) Guru menyajikan kegiatan pembelajaran yang dapat menumbuhkan kerja
sama yang baik antarpeserta didik.

7
5) Guru mendengarkan dan memberikan perhatian terhadap semua jawaban
peserta didik baik yang benar maupun yang dianggap salah untuk
mengukur tingkat pemahaman peserta didik.
6) Guru memberikan perhatian terhadap pertanyaan peserta didik dan
meresponnya secara lengkap dan relevan untuk menghilangkan
kebingungan pada peserta didik.

 Penilaian dan Evaluasi


Guru mampu menyelenggarakan penilaian proses dan hasil belajar secara
berkesinambungan. Guru melakukan evaluasi atas efektivitas proses dan hasil
belajar dan menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk merancang
program remedial dan pengayaan. Guru mampu menggunakan hasil analisis
penilaian dalam proses pembelajarannya:
1) Guru menyusun alat penilaian yang sesuai dengan tujuan pembelajaran
untuk mencapai kompetensi tertentu seperti yang tertulis dalam RPP.
2) Guru melaksanakan penilaian dengan berbagai teknik dan jenis penilaian,
selain penilaian formal yang dilaksanakan sekolah, dan mengumumkan
hasil serta implikasinya kepada peserta didik, tentang tingkat pemahaman
terhadap materi pembelajaran yang telah dan akan dipelajari.
3) Guru menganalisis hasil penilaian untuk mengidentifikasi
topik/kompetensi dasar yang sulit sehingga diketahui kekuatan dan
kelemahan masing‐masing peserta didik untuk keperluan remedial dan
pengayaan.
4) Guru memanfaatkan masukan dari peserta didik dan merefleksikannya
untuk meningkatkan pembelajaran selanjutnya, dan dapat
membuktikannya melalui catatan, jurnal pembelajaran, rancangan
pembelajaran, materi tambahan, dan sebagainya.
5) Guru memanfatkan hasil penilaian sebagai bahan penyusunan rancangan
pembelajaran yang akan dilakukan selanjutnya.

B. Kompetensi Kepribadian

Kepribadian menurut Theodore M. Newcomb, sebagai dikutip oleh jamal


Ma‟mur Asmani, dapat diartikan sebagai organisasi sikap-sikap (predisposition)
yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang terhadap perilaku. Kepribadian
menunjuk kepada sikap-sikap seseorang untuk berbuat, mengetahui, berfikir, dan
8
merasakan, secara khususnya apabila dia berhubungan dengan orang lain atau
menanggapi suatu keadaan. Kepribadian merupakan organisasi faktor- faktor
biologis, psikologis, dan sosiologis yang mendasari individu. Kepribadian
mencakup kebiasaan-kebiasaan, sikap dan sifat khas yang dimiliki seseorang yang
berkembang apabila orang tersebut berhubungan dengan orang lain.

Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap,


berakhlak mulia, arif dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik. Dalam
Standar Nasional Pendidikan disebutkan bahwa yang dimaksud dengan
kompetensi kepribadian adalah kemampuan kerpibadian yang mantap, stabil,
dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak
mulia.

Seorang guru hendaknya mengetahui dan menyadari betul, bahwa


kepribadian yang tercermin dalam berbagai penampilan itu ikut menentukan
tercapai atau tidaknya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan lembaga
pendidikan tempatnya mengajar khususnya. Kepribadian guru tersebut akan di
serap dan di contoh oleh anak didik menjadi unsur dalam kepribadiannya yang
sedang tumbuh dan berkembang itu.

Mengacu kepada Standar Nasional Pendidikan, kompetensi kepribadian guru


meliputi:

a. Memiliki kepribadian yang mntap dan stabil, yang indikatornya bertindak


sesuai dengan norma hukum, norma sosial. Bangga sebagai pendidik, dan
memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma
b. Memiliki kepribadian yang dewasa, dengan ciri-ciri menampilkam
kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik yang memiliki etos kerja
c. Memiliki kepribadian yang arif, yang ditunjukan dengan tindakan yang
bermanfaat bagi peserta didik, di sekolah dan masyarakatserta menunjukan
keterbukaan dalam berfikir dan bertindak
d. Memiliki kepribadian yang berwibawa, yaitu perilaku yang berpengaruh
positif terhadap peserta didik dan memiliki perilaku yang disegani

9
e. Memiliki akhlak mulia dan menjadi teladan, dengan menampilkan
tindakan yang sesuai norma religius dan memiliki perilaku yang
diteladani peserta didik.

Seorang guru di tuntut untuk mempunyai kepribadian menarik


agar mampu membangkitkan semangat belajar anak didik dan
menanamkan mentalitas pemenang dalam menapaki kehidupan yang terjal
dan penuh tantangan. Adapun beberapa indikator berkepribadian baik yang
optimis adalah sebagai berikut:

a. Bertanggung jawab

b. Tidak emosional

c. Lemah lembut

d. Tegas, tidak menakut-nakuti

e. Dekat dengan anak didik.

Kehadiran guru dalam proses pembelajaran merupakan peranan


yang penting. Banyak unsur-unsur manusiawi seperti sikap, sistem nilai,
perasan, motovasi kebiasaan, dan keteladanan yang diharapkan dari proses
pembelajaran, yang tidak dapat dapat dicapai kecuali melalui pendidik.
Pendapat diatas menyatakan bahwa betapa pentingnya peran guru, dan
betapa besar tugas serta tanggung jawab seorang guru, terutama tanggung
jawab dalam pembinaan akhlak peserta didik, sehingga guru dituntut untuk
memiliki kompetensi kepribadian yang baik sehingga dapat menjadi bahan
acuan bagi peserta didik untuk meneladani segala tingkah laku guru.

7
C. Kompetensi Sosial

Menurut Suharsimi, kompetensi sosial berarti guru harus memiliki

kemampuan berkomunikasi sosial dengan siswa, sesama guru, kepala

sekolah dan masyarakatnya. Pakar psikolog pendidikan Gadner (1983)

menyebut kompetensi sosial itu sebagai social intelligence atau

kecerdasan sosial. Kecerdasan sosial merupakan salah satu dari 9

kecerdasan(logika, bahasa, musik, raga, uang, pribadi, alam skuliner)

yang berhasil diidentifikasi oleh Gadner..

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 tentang Standar

Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat 3 butir (d) dikemukakan

bahwa yang dimaksud dengan kompetensisosial adalah kemampuan guru

sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara

efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan,

orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Kompetensi ini

meliputi subkompetensi dengan indikator efektif berupa:

1. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama

pendidik.

2. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan tenaga

kependidikan.

3. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang

tua/wali.

8
4. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik

dan masyarakatsekitar.

Apabila guru tersebut telah memiliki keempat kompetensi tersebut maka

guru tersebuttelah memilik hak atas profesionalitas karena ia telah jelas

memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

1. Mendapat pengakuan dan perlakuan hukum terhadap batas wewenang

keguruan yangmenjadi tanggung jawabnya.

2. Memiliki kebebasan untuk mengambil langkah-langkah interaksi

edukatif dalam batastanggung jawabnya dan ikut serta dalam proses

pengembangan pendidikan setempat.3. Menikmati teknis kepemimpinan

dan dukungan pengelolaan yang efektif dan efisien dalamrangka

menjalankan tugas sehari-hari.

3. Menerima perlindungan dan penghargaan yang wajar terhadap usaha-

usaha dan prestasiyang inovatif dalam bidang pengabdiannya.

Kompetensi sosial guru memegang peranan penting, karena sebagai

pribadi yang hidupditengah-tengah masyarakat, guru juga perlu memiliki

kemampuan untuk berbaur denganmasyarakat melalui kemampuannya,

antara lain melalui kegiatan olahraga, keagamaan, dankepemudaan.

Keluwesan bergaul harus dimiliki, sebab kalau tidak pergaulannya akan

menjadikaku dan berakibat yang bersangkutan kurang diterima oleh

9
masyarakat.Sedikitnya terdapat tujuh kompetensi sosial yang harus

dimiliki guru agar dapat berkomunikasi dan bergaul secara efektif, baik

di sekolah maupun di masyarakat. Ketujuhkompetensi tersebut dapat

diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Memiliki pengetahuan tentang adat istiadat baik sosial maupun

agama.

2. Memiliki pengetahuan tentang budaya dan tradisi.

3. Memiliki pengetahuan tentang inti demokrasi.

4. Memiliki pengetahuan tentang estetika.

5. Memiliki apresiasi dan kesadaran sosial.

6. Memiliki sikap yang benar terhadap pengetahuan dan pekerjaan.

7. Setia terhadap harkat dan martabat manusia

Guru profesional juga memiliki kompetensi sosial yang dapat diandalkan.

Kompetensi ininampak dalam kemampuannya untuk berinteraksi dan

berhubungan dengan orang lain secaraefektif (siswa, rekan guru,

orangtua, kepala sekolah, dan masyarakat pada umumnya).

MenurutPermendiknas No. 16 tahun 2007, kemampuan dalam standar

kompetensi ini mencakup empatkompetensi utama yakni:

1) Bersikap inklusif dan bertindak objektif serta tidak

diskriminatifkarena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi

fisik, latar bekang keluarga, dan statusekonomi;

10
2) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama

pendidik, tenagakependidikan, orang tua dan masyarakat;

3) Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia

yang memiliki keragaman sosial budaya;

4) Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain

secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.

D. Kompetensi Profesional

Kompetensi professional, yaitu kemampuan yang harus dimiliki guru

dalam proses pembelajaran. Guru mempunyai tugas untuk mengarahkan

kegiatan belajar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran, untuk itu

guru dituntut mampu menyampaikan bahan pelajaran.

Guru harus selalu meng-update dan menguasai materi pelajaran yang

disajikan. Persiapan diri tentang materi diusahakan dengan jalan mencari

informasi melalui berbagai sumber seperti membaca buku-buku terbaru,

mengakses internet, selalu mengikuti perkembangan dan kemajuan

terakhir tentang materi yang disajikan.

Dalam penyampaian pembelajaran, guru mempunyai peranan dan tugas

sebagai sumber materi yang tidak pernah kering dalam mengelola Proses

pembelajaran. Kegiatan mengajarnya harus disambut oleh siswa sebagai

suatu seni pengelolaan proses pembelajaran yang diperoleh melalui

latihan, pengalaman, dan kemauan belajar yang tidak pernah putus.

11
Dalam melaksanakan proses pembelajaran, keaktifan siswa harus

diciptakan dan berjalan terus dengan menggunakan metode dan strategi

mengajar yang tepat. Guru menciptakan suasana yang dapat mendorong

siswa untuk bertanya, mengamati, mengadakan ekperimen, serta

menemukan fakta dan konsep yang benar, oleh karena itu guru harus

melakukan kegiatan pembelajaran menggunakan multimedia, sehingga

terjadi suasana belajar sambil bekerja, belajar sambil mendengar, dan

belajar sambil bermain, sesuai konteks materinya.

Di dalam pelaksanaan proses pembelajaran, guru harus memerhatikan

prinsip- prinsip pembelajaran sebagai ilmu keguruan. Misalnya

bagaimana menerapkan prinsip apersepsi, perhatian, kerja kelompok,

korelansi, dan prinsip-prinsip lainya.

Dalam hal evaluasi, secara teori dan praktik, guru harus dapat

melaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin diukurnya. Jenis tes yang

digunakan untuk mengukur hasil belajar harus benar dan tepat.

Diharapkan pula guru dapat menyusun item secara benar, lebih jauh agar

tes yang digunakan harus dapat memotivasi siswa belajar.

Dalam melaksanakan proses pembelajaran keaktifan siswa harus selalu

diciptakan dan berjalan terus dengan menggunakan metode dan strategi

12
mengajar yang tepat. Guru menciptakan suasana yang dapat medorong

siswa untuk bertanya, mengamati, mengadakan eksperimen sehingga

menemukan fakta dan konsep yang benar, oleh karena itu guru harus

melakukan kegiatan pembelajaran menggunakan multimedia, sehingga

terjadi suasana belajar sambil bekerja, belajar sambil

mendengar, dan belajar sambil bermain, sesuai dengan konteks

materinya.

Di dalam pelaksanaan proses pembelajaran, guru harus memerhatikan

prinsip- prinsip ilmu keguruan. Misalnya bagaimana menerapkan prinsip

apersepsi, perhatian, kerja kelompok, korelasi, dan prinsip-prinsip lainya.

Dalam hal evaluasi, secara teori dan praktik, guru harus dapat

melaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin diukurnya. Jenis tes yang

digunakan untuk mengukur hasil belajar harus benar dan tepat.

Diharapkan pula guru dapat menyusun item secara benar, lebih jauh agar

tes yang digunakan harus dapat memotivasi siswa belajar.

Kompetensi Guru profesional dan Contoh Penerapannya

Adapun kriteria kompetensi profesional guru adalah sebagai berikut:

a. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang

mendukung mata pelajaran yang diampu

13
b. Menguasai standar kompetensi dan Kompetensi Dasar mata

pelajaran/bidang pengembangan yang diampu

c. Mengembangkan matei pembelajaran yang diampu secara kreatif.

d. Mengembangkan keprofesional secara berkelanjutan dengan

melakukan tindakan reflektif

e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dan komunikasi

untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri

14
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan dan Saran

Dalam menyampaikan pembelajaran, guru mempunyai peranan dan tugas

sebagai sumber materi yang tidak pernah kering dalam mengelola proses

pembelajaran. Kegiatan mengajarnya harus disambut oleh siswa sebagai

suatu seni pengelolaan proses pembelajaran yang diperoleh melalui

latihan, pengalaman, dan kemauan belajar yang tidak pernah putus. Oleh

karena itu, guru harus kompeten dan professional dalam menjalankan

tugasnya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Tim pengajar.2012.bahan ajar mata kuliah Profesi Kependidikan.Inderalaya:   

Universitas Sriwijaya

Remaja Rosdakarya.2001.Standar Kompetensi Sertifikasi Guru.Bandung

Ashsiddiqi, Hasbi.2012.Kompetensi Sosial Guru  dalam Pembelajaran dan


Pengembangannya

Rijal.2018.Kompetensi Guru dan Contoh Penerapannya. 4 Kompetensi Guru dan Contoh


Penerapannya - BERBAGI ILMU (rijal09.com).10 Desember 2018

Jimmy Sapoetra.2017.Kompetensi Pedagogik. KOMPETENSI PEDAGOGIK – Pendidikan


Guru Sekolah Dasar (binus.ac.id). 31 Desember 2017

16

Anda mungkin juga menyukai