Anda di halaman 1dari 17

SIKAP PROFESIONAL KEGURUAN

Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok

Mata kuliah : Profesi Keguruan

Dosen Pengampu : Syarifah Widya Ulfa M,Pd.

Disusun Oleh:

Kelompok 7

1. Anggita Anggraini Harahap (0310213062)


2. Meliya SalsaBilla (0310212050)

3. Sri Handayani Gea (0310212076)

4. Ardila Sari (0310213064)

5. Fadlya Purnama Hasibuan (0310211015)

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatu

Dengan menyebut nama Allah subhanahu wa ta’ala yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. atas limpahan nikmat, rahmat,
hidayah dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah tentang
“Sikap Profesinonal Keguruan”, dengan dosen pengampu Ibu Syarifah Widya Ulfa, M.Pd.
Serta tak lupa pula sholawat berangkaikan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad
SAW. Semoga kita diberi syafaat di akhirat kelak.
Makalah ini telah kami susun dengan semaksimal mungkin dan dibantu oleh anggota
kelompok sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu banyak terima
kasih yang dapat disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan, kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu kami menerima segala saran dan
kritik yang membangun dari semua pihak terutama dosen pengampu yang membaca makalah
ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat diterima dengan baik dan dapat
bermanfaat terhadap para pembaca.

Wa`alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh

Medan, Oktober 2022

Kelompok 7

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar …………………………………………….………..……………..….i


Daftar Isi……………………………………………………………………………….ii
BAB 1 PENDAHULUAN……………..………………………………………............1
A. Latar belakang …..……………………………………...…………………...1
B. Rumusan masalah …………….…..………………………………………....1
C. Tujuan ………………………….…………………………………………....1
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………...2
A. Pengertian Sikap Profesional Guru………………………………….................2
B. Kemampuan Yang Harus Dimiliki Seorang Guru………………………………….2
C. Permasalahan Guru Secara Nasional………………………………………………5
D. Kebijakan Pemerintah Dalam Peningkatan Mutu Guru……………………………8
E. Pembentukan Guru Profesional…………………………………………………..10
F. Ayat Al-Qur’an Tentang Guru Profesional……………………………………….11
BAB III PENUTUP………………………………………………………………….13
A. Kesimpulan …………………...……………………………………………13
Daftar Pustaka …………………………………………………………………...….14

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seseorang dikatakan profesional jika orang tersebut mempunyai profesi atau
pekerjaan purna waktu dan hidup dari pekerjaan itu dengan mengandalkan suatu
keahlian yang tinggi. Dalam manajemen sumber daya manusia, menjadi profesional
adalah tuntutan jabatan, pekerjaan ataupun profesi. Ada satu hal penting yang menjadi
aspek bagi sebuah profesi, yaitu sikap profesional dan kualitas kerja. Profesional (dari
bahasa Inggris) berarti ahli, pakar, mumpuni dalam bidang yang digeluti. Menjadi
profesional, berarti menjadi ahli dalam bidangnya. Dan seorang ahli, tentunya
berkualitas dalam melaksanakan pekerjaannya.
Menjadi profesional adalah tuntutan setiap profesi, seperti dokter, insinyur,
pilot, maupun profesi yang telah ada dalam masyarakat. Lalu bagaimana dengan guru?
Guru jelas adalah suatu profesi. Tapi, apakah guru bisa dikatakan sebagai profesi yang
profesional? Agar dapat dikatakan profesional, seorang guru haruslah memiliki
keahlian tertentu. Minimal menjadi guru harus memiliki keahlian tertentu dan
distandarkan secara kode keprofesian.
Dengan dasar itulah, maka kami mengangkat masalah “sikap profesional
keguruan” sebagai bahan pada makalah ini. Jika seseorang ingin menjadi guru, maka
orang tersebut haruslah memiliki keahlian sebagai seorang guru. Jika tidak, maka orang
tersebut tidak dapat menjadi seorang guru. Jadi, tidak sembarang orang yang bisa jadi
seorang guru.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja kemampuan yang harus dimiliki seorang guru ?
2. Apa saja permasalahan guru secara nasional ?
3. Apa kabijakan pemerintah dalam peningkatan mutu guru ?
4. Apa saja pembentukan guru ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui kemampuan yang harus dimiliki seorang guru
2. Untuk mengetahui permasalahan guru secara nasional
3. Untuk mengetahui kebijakan pemerintah dalam peningkatan mutu guru
4. Untuk mengetahui pembentukan guru

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sikap Profesional Guru
Guru sebagai pendidik profesional mempunyai citra yang baik di masyarakat
apabila dapat menunjukkan sikap yang baik sehingga dapat dijadikan panutan bagi
lingkungannya, yaitu cara guru meningkatkan pelayanannya, meningkatkan
pengetahuannya, memberi arahan dan dorongan kepada anak didiknya dan cara guru
berpakaian, berbicara, bergaul baik dengan siswa, sesama guru, serta anggota
masyarakat.
• Profesi adalah suatu pekerjaan yang dalam melaksanakan tugasnya
memerlukan/menuntut keahlian (expertise), menggunakan teknik-teknik
ilmiah, serta dedikasi yang tinggi.
• Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan
menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran,
dan kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta
memerlukan pendidikan profesi.
• Sikap Profesional Keguruan adalah sikap seorang guru dalam menjalankan
pekerjaannya yangmencakup keahlian, kemahiran, dan kecakapan yang
memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan
profesi keguruan.
B. Kemampuan Yang Harus Di Miliki Seorang Guru
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 pasal 8 menyatakan guru wajib
memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan
rohani, serta memiliki kemapuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Selanjutnya pada pasal 10 ayat (1) menyatakan Kompetensi guru sebgaimana yang
dimaksud dalam pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi keprobadian,
kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan
profesi.
Sedangkan menurut, PP Nomor 19 Tahun 2005 pasal 28, ayat 3 dan Undang-
Undang Nomor 14 Tahun 2005 pasal 10, ayat 1 menyatakan “Kompetensi pendidik
sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta
pendidikan anak usia dini meliputi:

2
(a) kompetensi pedagogik.
(b) kompetensi kepribadain.
(c) kompetensi professional.
(d) kompetensi sosial.
Kompetensi guru, menurut Sanjaya (2006:17) bukan hanya kompetensi pribadi
dan kompetensi profesional, tetapi terdapat sejumlah kompetensi yang dimiliki seorang
guru meliputi kompetensi pribadi, profesional, dan sosial kemasyarakatan.
Adapun Kompetensi atau Kemampuan yang harus dimiliki seorang guru ialah :
1. Kompetensi Pedagogik
Slamet PH (2006) yang mengatakan kompetensi pedagogik terdiri dari
Sub-Kompetensi :
1) Berkonstribusi dalam pengembangan KTSP yang terkait dengan mata
pelajaran yang diajarkan.
2) Mengembangkan silabus mata pelajaran berdasarkan standar
kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD).
3) Merencanakan rencana pelaksanaan pemembelajaran (RPP)
berdasarkan silabus yang telah dikembangkan.
4) Merancang manajemen pembelajaran dan manajemen kelas.
5) Melaksanakan pembelajaran yang perubahan (aktif, kreatif, inovatif,
eksperimentatif, efektif, dan menyenangkan).
6) Menilai hasil belajar peserta didik secara otentik.
7) Membimbing peserta didik dalam berbagai aspek, misalnya pelajaran,
kepribadian, bakat, minat, dan karir.
8) Mengembangkan profesionalisme diri sebagai guru.
2. Kompetensi Kepribadiaan
Kompetensi kepribadian adalah kemampuan personal yang
mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa,
menjadi teladan bagi peserta didik, dan berahlak mulia. Kompetensi
kepribadian yang menggambarkan etika profesi.
Menurut Slamet PH (2006) terdiri dari Sub-Kompetensi:
1) Memahami, menghayati, dan melaksanakan kode etik guru Indonesia
2) Memberikan layanan pendidikan dengan sepenuh hati, profesional, dan
ekspektasi tinggi terhadap peserta didiknya
3
3) Menghargai perbedaan latar belakang peserta didiknya dan
berkomitmen tinggi untuk meningkatkan prestasi belajaranya
4) Menunujukkan dan mempromosikan nilai- nilai, norma-norma, sikap,
dan perilaku positif yang mereka harapkan dari peserta didiknya
5) Memeberikan konstribusi terhadap pengembangan sekolah umumnya
dan pembelajaran khususnya
6) Menjadikan dirinya sebagai bahan integral dari sekolah
7) Bertanggung jawab terhadap prestasinya
8) Melaksanakan tugasnya dalam koridor peraturan perundang-undangan
yang berlaku dalam koridortata pemerintahan yang baik
9) Mengembangkan profesionalisme diri melalui evaluasi diri, refleksi,
dan pemutakhiran berbagai hal terkait tugasnya
10) Memahami, menghayati, dan melaksanakan landasan-landasan
pendidikan; yuridis, filosofis dan ilmiah. pemutakhiran berbagai hal
terkait tugasnya
11) Memahami, menghayati, dan melaksanakan landasan-landasan
pendidikan; yuridis, filosofis dan ilmiah
3. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial berkaitan dengan kemempuan guru sebagai makhluk
sosial dalam berinteraksi dengan orang lain. Kemampuan guru berkomunikasi
dan berinterakasi secara efektif dan menarik dengan peserta didik, sesama
pendidik, dan tenaga kependidikan, orang tua dan wali peserta didik,
masyarakat sekitar dimana pendidik itu tinggal, dan dengan pihak-pihak
berkepentingan dengan sekolah.
Kompetensi sosial menurut Slamet PH (2006) terdiri dari Sub-
Kompetensi:
1) Memahami dan menghargai perbedaan serta memiliki kemampuan
mengelola konflik dan benturan
2) Melaksanakan kerjasama secara harmonis dengan kawasan sejawat,
kepala sekolah dan wakil kepala sekolah, dan pihak- pihak terkait
lainnya
3) Membangun kerja tim yang kompak
4) Melaksanakan komunikasi (oral, tertulis, tergambar) secara efektif dan
menyenangkan dengan seluruh warga sekolah, orang tua peserta didik,
4
dengan kesadaran sepenuhnya bahwa masing-masing memiliki peran
dan tanggung jawab terhadap kemajuan pembelajaran
5) Memiliki kemampuan memahami dan menginternalisasikan perubahan
lingkungan yang berpengaruh terhadap tugasnya
6) Melaksanakan prinsip-prinsip tata kelola yang baik (misalnya:
partisipasi, transparansi, akuntabilitas, penegakan hukum, dan
profesionalisme).
4. Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional adalah penguasaan materi pembelajaran secara
luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata
pelajaran di sekolah dan subtansi keilmuan yang menaungi materinya, serta
penugasan terhadap struktur dan metodelogi keilmuannya.
Kompetensi profesional berkaitan dengan bidang studi menurut Slamet
PH (2006) terdiri dari Sub- Kompetensi:
1) Memahami mata pelajaran yang telah dipersiapkan untuk mengajar
2) Memahami standar kompetensi dan standar isi mata pelajaran yang
tertera dalam Peraturan Menteri serta bahan ajar yang ada dalam
kurikulumntingkat satuan pendidikan (KTSP)
3) Memahami struktur, konsep, dan metode keilmuan yang menaungi
materi ajar
4) Memahami hubungan konsep antar mata pelajaran terkait
5) Menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari.
Peranan guru sangat menentukan keberhasilan proses pembelajaran,
guru yang digugu dan dituru adalah suatu profesi yang mengutamakan
intelektualitas, kepandaian, kecerdasan, keahlian berkomunikasi,
kebijaksanaan dan kesabaran tinggi.
C. Permasalahan atau Probmlematika Guru Secara Nasional
Secara umum problem yang dialami oleh para guru dapat dibagi menjadi dua kelompok
besar, yaitu problem yang berasal dari dalam diri guru disebut problem internal, s edangkan
yang berasal dari luar disebut problem eksternal.
1. Problem Internal
Problem internal yang dialami oleh guru pada umumnya berkisar pada
kompetensi professional yang dimilikinya, baik bidang kognitif seperti penguasaan
bahan/materi, bidang sikap seperti mencintai profesinya (kompetensi kepribadian) dan
5
bidang peri laku seperti keterampilan mengajar, menilai hasil belajar siswa (kompetensi
pedagogik) dan lain-lain. Berikut ini problem internal seorang guru:
a. Menguasai bahan/materi
Menguasai materi harus dimulai dengan merancang dan menyiapkan
bahan ajar/materi pelajaran yang merupakan faktor penting dalam pelaksanaan
kegiatan pemb elajaran dari guru kepada anak didiknya. Agar proses
pembelajaran dapat berlangsung dengan baik, rancangan dan penyiapan bahan
ajar harus cermat, baik dan sistem matis.
Rancangan atau persiapan bahan ajar/materi pelajaran berfungsi sebagai
pemberi arah pelaksanaan pembelajaran, sehingga proses belajar mengajar
dapat terarah dan efektif. Namun hendaknya dalam merancang dan menyiapkan
bahan ajar disert ai pula dengan gagasan/ide dan perilaku guru yang kreatif,
dengan memperhatikan segenap hal yang terkandung dalam makna belajar
peserta didik.
b. Mencintai profesi keguruan
Bertolak dari kompetensi guru yang harus dimiliki oleh guru dan adanya
keinginan kuat untuk menjadi seorang guru yang baik, persoalan profesi guru
di sekolah terus menarik untuk dibicarakan, didiskusikan, dan menuntut untuk
dipecahkan, kar ena masih banyak guru yang punya anggapan bahwa mengajar
hanyalah pekerjaan sambilan, padahal guru merupakan faktor dominan dalam
pendidikan formal pada umumnya, karena bagi siswa, guru sering dijadikan
teladan dan tokoh panutan.
Untuk itu guru sebaiknya memiliki perilaku dan kemampuan yang
memadai dalam mengembangkan peserta didik secara utuh. Peran guru adalah
perilaku yang diharap kan (expected behavior) oleh masyarakat dari seseorang
karena status yang disandangnya. Status yang tinggi membuat seorang guru
mengharuskan tampilnya perilaku yang terhormat dari penyandangnya. Dewasa
ini masyarakat tetap mengharapkan perilaku yang paling baik dan terhormat
dari seorang guru.
c. Keterampilan mengajar
Guru harus memiliki beberapa komponen keterampilan mengajar agar
proses pembelajaran dapat tercapai, di antaranya yaitu 10 kompetensi guru yang
merupakan p rofil kemampuan dasar bagi seorang guru. Adapun 10 kompetensi
guru tersebut me nurut Depdikbud, meliputi:
6
1. Menguasai bahan
2. Mengelola program belajar mengajar
3. Mengelola kelas
4. Penggunaan media atau sumber
5. Mengelola interaksi belajar mengajar
6. Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran,
7. Mengenal fungsi layanan bimbingan dan penyuluhan (BP)
8. Mengenal menyelenggarak an administrasi sekolah
9. Memahami prinsip- prinsip
10. Menafsirkan hasil penelitian pendidikan guru untuk keperluan
pengajaran.
d. Menilai hasil belajar siswa
Evaluasi diadakan bukan untuk hanya ingin mengetahui tingkat
kemajuan yang telah dicapai siswa saja, melainkan ingin mengetahui sejauh
mana tingkat penget ahuan siswa atau peserta didik yang telah dicapai. Evaluasi
adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan data tentang sejauh
mana kerberhasilan anak di dik dalam belajar dan keberhasilan guru dalam
mengajar. Pelaksanaan evaluasi dilakukan oleh guru dengan memakai
instrumen penggali data seperti tes perbuatan, tes tertulis dan tes lisan.
2. Problem Eksternal
Problem eksternal yaitu problem yang berasal dari luar diri guru itu sendiri.
Kualitas pengajaran juga ditentukan oleh:
a. Karakteristik kelas seperti besarnya kelas, suasana belajar, fasilitas dan sumber
belajar yang tersedia.
b. Karakteristik sekolah yang dimaksud, misalnya disiplin sekolah, seperti
perpustakaan yang ada di sekolah yang memberikan perasaan nyaman, bersih,
rapi dan teratur.
Dalam konteks pertimbangan faktor eksternal, terutama yang menyangkut
lingkungan kerja, secara rinci, bahwa ada beberapa hal yang mempengaruhi semangat
kerja, yaitu:
a. Volume upah kerja yang dapat memenuhi kebutuhan.
b. Suasana kerja yang menggairahkan atau iklim.
c. Pemahaman sikap dan pengertian di kalangan pekerja.

7
d. Sikap jujur dan dapat di percaya dari kalangan pemimpin terwujud dalam
kenyataan.
e. Penghargaan terhadap hasrat dan kebutuhan yang berprestasi.
f. Sarana yang menunjang bagi kesejahteraan mental dan fisik, seperti tempat olah
raga, masjid dan rekreasi.
D. Kebijakan Pemerintah DalamPeningkatan Mutu Guru
Guru merupakan ujung tombak yang sangat menentukan dalam sistem
pendidikan secara keseluruhan, yang harus mendapatkan perhatian sentral, pertama,
dan utama. Oleh karena itu, upaya perbaikan apapun yang dilakukan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan memberikan sumbangan yang signifikan
tanpa didukung oleh guru yang professional dan berkualitas. Dengan kata lain,
perbaikan kualitas pendidikan harus dimulai dari guru. Sebagai tenaga profesional
kedudukan guru adalah agen pembelajaran dalam rangka meningkatkan kualitas
pendidikan Indonesia, dalam hal ini guru dituntut memiliki kompetensi yang bagus,
apabila kompetensi guru bagus maka diharapkan kinerja guru dalam pembelajaran juga
bagus sehingga pada akhirnya membuahkan pendidikan yang bermutu.
Peningkatan kinerja guru mempunyai kedudukan yang terpenting dalam upaya
meningkatkan kualitas pembelajaran yang nantinya akan berefek kepada mutu lulusan
dan akan berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pendidikan nasional. Oleh karena itu
pemerintah terus mengupayakan berbagai hal untuk mendongkrak dan meningkatkan
kompetensi guru agar guru memiliki kinerja yang baik. Diantaranya adalah dengan
memberikan peluang untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi, mewajibkan
kepada guru menempuh pendidikan minimal strata satu, memberikan pelatihan dan
seminar dan memberikan tunjangan serfikasi.
Peningkatan kinerja guru dilakukan oleh pemerintah dengan berbagai upaya,
baik melalui program sertifikasi guru, melakukan pengembangan kurikulum nasional
dan lokal, peningkatan kompetensi guru melalui pelatihan, pengadaan buku dan alat
pelajaran, pengadaan dan perbaikan sarana dan prasarana pendidikan dan peningkatan
mutu manajemen sekolah. kinerja guru yang berkualitas akan berpengaruh pada mutu
pembelajaran, mutu lulusan, mutu pendidikan dan pencapaian tujuan pendidikan.
Pemerintah melakukan upaya untuk meningkatkan profesionalisme dan
martabat guru. Salah satu cara yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi
permasalahan rendahnya kualitas guru ini adalah mewujudkan reformasi dalam dunia
pendidikan sejalan dengan semangat UndangUndang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
8
Sistem Pendidikan Nasional. Tindakan tersebut antara lain melalui pembenahan secara
menyeluruh dan komprehensif terhadap guru yang meliputi pengembangan profesi
guru, jaminan terhadap kesejahteraan guru, perlindungan guru, dan penghargaan guru
melalui satu Undang-Undang yang khusus mengatur tentang guru.
Pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional adalah melakukan
pengembangan kurikulum nasional dan lokal, peningkatan kompetensi guru melalui
pelatihan, pengadaan buku dan alat pelajaran, pengadaan dan perbaikan sarana dan
prasarana pendidikan, peningkatan mutu manajemen sekolah dan sertifikasi
guru.Disahkannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen (UUGD) itu dilakukan untuk meningkatkan profesionalisme dan
kompetensi guru. Dalam salah satu Undang-Undang Guru dan Dosen (UUGD)
menjelaskan tentang kualifikasi, kompetensi dan sertifikasi guru. Dengan adanya
sertifikasi, pemerintah berharap kinerja guru akan meningkat sehingga pada gilirannya
mutu pendidikan nasional secara pkeseluruhan akan meningkat pula.
Melalui sertifikasi guru diharapkan mampu meningkatkan profesionalisme guru
yang berdampak pada perbaikan kinerja guru. Sertifikasi adalah pemberian sertifikat
pendidikan untuk guru. Sertifikasi merupakan bukti formal sebagai pengakuan yang
diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga professional. Dengan demikian
sertifikasi sebagai proses pemberian pengakuan bahwa seseorang telah memiliki
kompetensi untuk melaksanakan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu, setelah
lulus uji kompetensi yang dirancang untuk mengungkapkan untuk mengungkapkan
penguasaan kompetensi seseorang sebagai landasan diadakan sertifikasi guru.
Sertifikasi dilaksanakan melalui uji kompetensi yang dilakukan dalam bentuk penilaian
portofolio, yang merupakan pengakuan atas pengalaman professional guru dalam
bentuk penilaian terhadap dokumen-dokumen yang mencerminkan kompetensi guru.
Sertifikasi merupakan angin segar bagi para guru, karena dengan adanya
sertifikat pendidik, pemerintah menyediakan tunjangan sertifikasi sebesar satu kali gaji
pokok, diharapkan dengan memberikan tunjangan tersebut dapat meningkatkan kinerja
guru kearah yang lebih baik sehingga prestasi siswa meningkat juga. tujuan dari
sertifikasi guru untuk:
1) menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen
pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional
2) meningkatkan proses dan mutu hasil pendidikan
3) meningkatkan martabat guru
9
4) meningkatkan profesionalitas guru
5) meningkatkan kesejahteraan guru”.
Dalam Peraturan pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan pasal 28 menegaskan mengenai standar pendidik dan tenaga kependidikan
sebagai berikut:
1. Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen
pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
2. Kualifikasi akademik adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi
oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah/sertifikat keahlian yang
relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
3. Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar
danmenengah serta pendidikan anak usia dini meliputi kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional.
E. Pembentuk Guru Profesional
Guru profesional tidak lahir dengan sendirinya, akan tetapi melalui sebuah
proses. Dasar profesional menunjuk pada dua hal. Pertama, orang yang menyandang
suatu profesi, misalnya dia seorang profesional. Kedua, penampilan seseorang dalam
melakukan pekerjaannya sesuai dengan profesinya (Satori, 2007).
Guru profesional diawali dari proses pendidikan yang sesuai dengan bidang
keguruannya. Selanjutnya dibuktikan mampu menjalankan tugas profesinya dengan
baik khususnya dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan masyarakat. Sedangkan
keprofesionalan adalah proses belajar lanjut yang dibutuhkan bagi guru untuk
meningkatkan kompetensi dan keahlian dalam rangka tugas profesinya. Pengembangan
keprofesionalan sebagai bagian dari proses pembelajaran kemampuan untuk
memberikan manfaat peningkatan dan penguatan terhadap keahlian, tugas dan karier
guru dalam menghadapi pengubahan yang terjadi. Dengan demikian, kecermatan dalam
memilih dan menetapkan kegiatan diperlukan bagi guru.
Pedoman Kegiatan Pengembangan Keprofesionalan dan Angka Kredit
(Kementrian Pendidikan Nasional 2010), terdapat 3 macam pola pengembangan
keprofesionalan guru yaitu meliputi pengembangan diri, publikasi ilmiah dan karya
inovatif. Pola pengembangan diri bisa didapatkan dengan pengembangan yang
dilakukan oleh guru itu sendiri karena kesadaran akan keadaan terkini atau mungkin
dengan seminar-seminar, workshop, lokakarya, pelatihan yang diadakan oleh
10
kementerian pendidikan dan kebudayaan tentang pengetahuan dan keahlian tambahan.
Sedangkan publikasi karya ilmiah dan karya inovatif ini diperuntukkan bagi guru yang
melakukan penelitian ilmiah baik dengan peserta didiknya maupun sendiri, diharapkan
dengan adanya publikasi karya ilmiah ini pendidik termotivasi dan bersama-sama
mengembangkan dan menyempurnakan karya yang ada agar dapat berfungsi secara
optimal.
Kinerja adalah apa yang dilakukan dalam bekerja, sehingga kinerja guru dapat
diartikan sebagai apa yang dilakukan dalam pekerjaan guru baik mengajar, mendidik,
membimbing, melatih, menilai, dan sebagainya. Kinerja guru berkaitan dengan tugas
perencanaan, pengelolaan pembelajaran, dan penilaian hasil belajar peserta didik,
sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa kompetensi yang dimiliki guru sangat
memengaruhi bagaimana kinerja dan hasil kinerja itu sendiri yang dapat dilihat ketika
melaksanakan tugas mengajar.
Dalam Undang-Undang 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pada pasal 10
disebutkan “Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 meliputi
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi
profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi." Keempat pilar itu terintegrasi
menjadi kinerja guru. Pelaksanaan tugas utama guru tidak dapat dipisahkan dari
kemampuan seorang guru dalam menguasi pengetahuan, penerapan pengetahuan dan
keterampilan sebagaimana tuntutan standar kompetensi yang dipersyaratkan.
F. Ayat Al-Qur’an Tentang Sikap Profesional Keguruan
Di antara persoalan hidup yang hendak dicarikan solusinya adalah tantangan masa
depan bagi profesionalisme keguruan yang bertitik tolak pada Al-Qur’an Surat Ali
Imran Ayat 159:

َ ْ ‫ع ْن ُه ْم َوا ْستَ ْغفِرْ لَ ُه ْم َوشَا ِورْ هُ ْم فِى‬


‫اَل ْم ۚ ِر‬ َ ‫ْف‬
ُ ‫مِن َح ْولِكَ ۖ فَاع‬ ِ ‫ظ ْالقَ ْل‬
ْ ‫ب ََل ْنفَض ُّْوا‬ َ ‫غ ِل ْي‬
َ ‫ظا‬ ًّ َ‫ّللا ِل ْنتَ لَ ُه ْم ۚ َولَ ْو كُ ْنتَ ف‬
ِ ٰ َ‫فَبِ َما َرحْ َمة مِن‬
َ‫ّللا يُحِ بُّ ْال ُمت ََو ِك ِليْن‬ ِ ٰ ‫علَى‬
َ ٰ َّ‫ّللا ۗ اِن‬ َ ْ‫عزَ مْتَ فَت ََو َّكل‬
َ ‫فَ ِاذَا‬

Artinya: “Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah


lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah
mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan
mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam
urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah
kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal”
11
PETA KONSEP

SIKAP PROFESIONAL
KEGURUAN

Pengertian Kemampuan Yang Kebijakan


Sikap Harus Dimiliki Permasalahan Pemerintah Dalam
Profesional Seorang Guru Guru Secara Peningkatan Mutu
Guru Nasional Guru

Pembentukan
Guru
Profesional

Ayat Al- Qur’an


Tentang Guru
Profesional

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sikap Profesional Guru adalah suatu kepribadian atau respon yang
menggambarkan kecenderungan untuk bereaksi sebagai seorang guru yang memiliki
kompetensi yang dipersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan pengajaran
yang alhi dalam menyampaikannya.
Sebagai profesional, seorang guru harus selalu meningkatkan pengetahuan,
sikap, dan keterampilan secara terus menerus. Sasaran penyikapan itu meliputi
penyikapan terhadap perundang-undangan, organisasi profesi, teman sejawat, peserta
didik, tempat kerja, pemimpin dan pekerjaan.
Profesionalisme seorang guru juga harus dikembangkan untuk meningkatkan
atau menambah pengetahuan dan keterampilannya baik pada masa pra-jabatan ataupun
dalam jabatan karena ilmu dan pengetahuan yang menunjang profesi itu selalu
berkembang sesuai dengan kemajuan zaman.

13
DAFTAR PUSTAKA

Sagala, Syaiful. 2009. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung:
Alfabeta.
Wibowo, Catur Hari. Problematika Profesi Guru Dan Solusinya Bagi Peningkatan Kualitas
Pendidikan Di Mts. Negeri Nguntoronadi Kabupaten Wonogiri, Tesis Pendidikan Islam
Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Surakarta (2015).
Nurdiansyah, Aziz Shofi. 2016. Profesionalisme Guru dan Tantangan Kedepan Dalam
Peningkatan Mutu Pendidikan Pada Era Global. http://ap.fip.um.ac.id/wp-
content/uploads/2016/03/13-Aziz-Shofi-Nurdiansyah.pdf
Nurhadi, Ali. 2017. Profesi Keguruan Menuju Pembentukan Guru Profesional. Kuningan:
Goresan Pena.
Dharma, Surya. 2008. Pendidikan dan Pelatihan Manajemen Pemberdayaan Sumber Daya
Tenaga Pendidik dan Kependidikan Sekolah. Modul Pelatihan. Jakarta: Dirjend
PMPTK.
Dr. Ali Nurhadi, S.Pd, M.Pd. 2017. Profesi Keguruan. Goresan Pena

14

Anda mungkin juga menyukai