Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PROFESI KEGURUAN

KOMPETENSI PROFESIONAL

OLEH:

KELOMPOK 4

1. M. YAMIN (E1R018048)
2. NI PUTU VIRGI EKA AYU RASTA(E1R018057)
3. RAHMAWATI (E1R018065)
4. REGI AKMAL FAUZAN (E1R018067)
5. SOLATIAH ARIANI (E1R018076)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat, taufik, serta hidayah dan
inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
“Kompetensi Profesional”. Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah “Profesi Keguruan”. Disamping itu penulis berharap semoga isi dari makalah ini
dapat bermanfaat bagi penulis khususnya para pembaca serta dapat menambah wawasan dan
pengetahuan dalam bidang yang kami kaji di dalamnya.

Dalam pembuatan makalah ini tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang
tidak dapat disebut satu persatu. Untuk itu kami ucapakan terimakasih kepada Bapak Eka
Kurniawan, S.Pd, M.Pd. ,selaku dosen pengampu mata kuliah ini serta pihak-pihak lain yang ikut
memberikan kontribusinya dalam penyusunan makalah ini. Penulis menyadari masih banyak
kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan kemampuan yang
penulis miliki. Oleh karena itu, penulis mohon kritik dan saran yang bersifat membangun agar
dapat memperbaiki makalah-makalah selanjutnya.

Mataram, 3 Maret 2020

Kelompok IV

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………….

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………..

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………….

A. Latar Belakang…………………………………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………… 1
C. Tujuan…………………………………………………………………………. 1

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………….

A. Pengertian Kompetensi Profesional………………………………………….. 2


B. Karakteristik Kompetensi Profesional……………………………………….. 3
C. Ruang Lingkup Kompetensi Profesional…………………………………….. 4
D. Pentingnya Kompetensi Profesional………………………………………… 6
E. Upaya Pengembangan Kompetensi Profesional……………………………. 10

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………..

A. Kesimpulan………………………………………………………………….. 12
B. Saran………………………………………………………………………… 13

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………..

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Guru adalah orang dewasa yang secara sadar bertanggung jawab dalam mendidik,
mengajar, dan membimbing peserta didik. Orang yang disebut guru adalah orang yang
memiliki kemampuan merancang program pembelajaran serta mampu menata dan
mengelola kelas agar peserta didik dapat belajar dan pada akhirnya dapat mencapai
tingkat kedewasaan sebagai tujuan akhir dari proses pendidikan. Guru merupakan suatu
profesi, yang berarti suatu jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru dan
tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang diluar bidang pendidikan.
Guru hebat itu adalah guru yang professional di bidangnya. Untuk mencapai
derajat professional, seorang guru harus melengkapi dirinya dengan berbagai kompetensi
yaitu, kompetensi pedagogic, kompetensi kepribadian, kompetensi professional, dan
kompetensi social. Namun pada kenyataannya banyak sekali guru yang belum
mempunyai keempat kompetensi diatas, maka dari itu penulis akan membahas tentang
salah satu dari kompetensi di atas yaitu, kompetensi professional guna menjadi tambahan
ilmu pembaca pada umumnya dan penulis khususnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kompetensi professional?
2. Apa saja karakteristik kompetensi professional?
3. Bagaimana ruang lingkup kompetensi professional?
4. Bagaimana pentingnya kompetensi professional?
5. Bagaimana upaya pengembangan kompetensi professional?
C. Tujuan
1. Dapat memahami pengertian kompetensi professional.
2. Dapat memahami karakteristik kompetensi professional.
3. Dapat memahami ruang lingkup professional.
4. Dapat memahami pentingnya kompetensi professional.
5. Dapat memahami upaya pengembangan kompetensi professional.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kompetensi Profesional


Sebelum membahas jauh tentang kompetensi professional guru, alangkah lebih
baiknya jika kita memahami makna professional, ada tiga istilah yang sering salah atau
tertukar ketika didefinisikan, yaitu profesi, professional, dan profesionalitas.
Menurut Udin Syaefudin (2009) yang dikutip dalam buku Amirullah Syarbini
(2015:31) profesi pada hakikatnya merupakan suatu pekerjaan tertentu yang menuntut
persyaratan khusus dan istimewa sehingga meyakinkan dan memperoleh kepercayaan
pihak yang memerlukan . jadi profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut
keahlian dari para anggotanya. Artinya, pekerjaan itu tidak bisa dilakukan oleh
sembarang orang yang tidak dilatih dan tidak disiapkan secara khusus untuk melakukan
pekerjaan itu. Selain kata profesi, ada pula kata professional yang menunjuk pada dua
hal. Pertama, orang yang menyandang suatu profesi. Kedua, penampilan seseorang dalam
melakukan pekerjaannya yang sesuai dengan profesinya. Adapun kata profesionalitas
berarti sikap para anggota profesi terhadap profesinya serta derajat pengetahuan dan
kejelian yang mereka miliki dalam rangka melakukan pekerjaannya.
Kompetensi professional, pada dasarnya mencakup kemampuan professional
secara teoritis dan aplikatif yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam menjalankan
tugas dan profesinya berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan pembelajaran bagi peserta
didiknya. Kompetensi professional termasuk pijakan kontekstual bagi penyandang
profesi guru dalam melakukan aktivitas profesi, bahkan kemampuan professional akan
menjadi indicator kelayakan seorang guru di lingkup satuan pendidikan. Sehingga dalam
segenap aktivitas kependidikan seorang guru dituntut memiliki kompetensi professional
yang harus memadai. Kompetensi guru juga di artikan sebagai penguasaan terhadap suatu
tugas (mengajar dan mendidik), keterampilan, sikap, dan apresiasi yang diperlukan untuk
menunjang keberhasilan proses pembelajaran yang dilakukannya. Dengan demikian,
komponen yang dimiliki oleh setiap guru akan mewujudkan kualitas guru sebenarnya.
Kompetensi tersebut akan diwujudkan dalam benuk penguasaan keterampilan.

2
Istilah professional merujuk pada kata profesi yang digeuti seseorang yang
membutuhkan kepandaian khusu untuk melaksanakannya. Pemaknaan profesional juga
diterjemahkan dalam kata “Profesionalisme” yang artinya memiliki mutu, kualitas dan
tindak tanduk yang menunjukkan ciri suatu profesi yang profesional.

B. Karakteristik Kompetensi Profesional


Ade Cahyono menjelaskan tujuh gambaran tentang kompetensi profesional guru.
Ian mengungkapkan pada prinsipnya guru yang profesional adalah guru yang dapat
menjalankan tugasnya secara profesional, yang memiliki ciri antara lain:
1. Ahli dibidang teori dan praktik keguruan.
Guru profesional adalah guru yang menguasai ilmu pengetahuan yang diajarkan
dan ahli mengajarnya (menyampaikannya).
2. Senang memasuki organisasi profesi keguruan.
Suatu pekerjaan dikatakan sebagai jabatan profesi salah satu syaratnya adalah
pekerjaan itu memiliki organisasi profesi dan anggota-anggota nya senang memasuki
organisasi profesi tersebut.
3. Memiliki latar belakang pendidikan keguruan yang memadai
Keahlian guru dalam melaksanakan tugas-tugas kependidikan diperoleh setealah
menempuh pendidikan keguruan tertentu yang tidak dimiliki oleh profesi lain.
4. Melaksanakan kode etik guru
Sebagai jabatan profesional guru dituntut untuk memiliki kode etik, seperti yang
dinyatakan dalam Konvensi Nasional Pendidikan 1 tahun 1988, bahwa profesi adalah
pekerjaan yang mempunyai kode etik yaitu norma-norma tertentu sebagai pegangan
atau pedoman yang diakui serta dihargai oleh masyarakat.
5. Memiliki otonami dan rasa tanggung jawab
Otonomi dalam arti dapat mengatur diri sendiri, berarti guru harus memiliki sikap
mandiri dalam melaksanakan tugas nya.
6. Memiliki semangat untuk mengabdikan diri kepada masyarakat
Pendidikan memiliki peran sentral dalam membangun masyarakat untuk
mencapai kemajuan, sehingga posisi guru sebagai pendidik menjadi jantung dan
mencerdaskan kehidupan masyarakat.

3
7. Bekerja atas panggilan hati nurani
Dalam melaksanakan tugas pengabdian pada masyarakat hendaknya didasari atas
dorongan atau panggilan hati nurani. Sehingga guru akan merasa senang dalam
melaksanakan tugas berat mencerdaskan anak didik.

C. Ruang Lingkup Kompetensi Profesional


Secara umum kompetensi professional dapat diidentifikasi tentang ruang lingkup
kompetensi professional guru adalah sebagai berikut :
1. Kemampuan penguasaan materi atau bahan bidang studi. Penguasaan ini menjadi
landasan pokok untuk keterampilan mengajar.
2. Kemampuan mengelola program pembelajaran yang mencakup merumuskan standar
kompetensi dan kompetensi dasar, merumuskan silabus, tujuan pembelajaran,
kemampuan menggunakan metode atau model mengajar, kemampuan menyusun
langkah-langkah kegiatan pembelajaran, kemampuan mengenal potensi peserta didik,
serta kemampuan merencanakan dan melaksanakan pengajaran redmedial.
3. Kemampuan mengelola kelas. Kemampuan ini antara lain adalah mengatur tata ruang
kelas dan menciptakan iklim belajar mengajar yang kondusif.
4. Kemampuan mengelola dan menggunakan media serta sumber belajar. kemampuan
ini pada dasarnya merupakan kemampuan menciptakan kondisi belajar yang
merangsang agar proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan
efisien. Termasuk dalam kemampuan ini adalah mampu membuat alat bantu
pembelajaran, menggunakan dan mengelola laboratorium, serta menggunakan
perpustakaan.
5. Kemampuan penguasaan tentang landasan kependidikan. Kemampuan menguasai
landasan pendidikan berkaitan dengan kegiatan sebagai berikut:
 Mempelajari konsep, landasan dan asas pendidikan
 Mengenal fungsi sekolah sebagai lembaga sosial
 Karakteristik fisik dan psikologis peserta didik
6. Kemampuan menilai prestasi belajar pesrta didik yaitu kemampuan mengukur
perubahan tingkah laku siswa dan kemampuan mengukur kemahiran dirinya dalam

4
mengajar dan dalam membuat program. Dalam setiap pekerjaan evaluasi ada tiga
sasaran yang hendak dicapai antara lain :
 Prestasi belajar berupa pernyataan dalam bentuk angka dan tingkah laku.
 Prestasi beljar dapat berupa pernyataan lingkungan yang mengamatinya
melalui penghargaan atas prestasi yang dicapai.
 Keunggulan program yang dibuat guru, karena relevan dengan kebutuhan
peserta didik dan lingkungannya.
7. Kemampuan memahami prinsip-prinsip pengelolaan lembaga dan program
pendidikan sekolah. Disampiang melaksanakan proses belajar mengajar, menurut
Nawawi (1989), diharapkan guru membantu kepala sekolah dalam menghadapi
berbagai kegiatan pendidikan lainnya yang digariskan dalam kurikulum, guru perlu
memahami pula prinsip-prinsip dasar tentang organisasi dan pengelolaan sekolah,
bimbingan dan penyuluhan termasuk bimbingan karir, program kokukuler dan
ekstrakulikuler, perpustakaan sekolah serta hal-hal yang terkait.
8. Kemampuan atanu keterampilan memberikan bantuan dan bimbingan kepada peserta
didik.bantuan dan bimbingan kepada peserta didik sangat diperlukan agar peserta
didik dapat mengembangkan kemampuannya melalui proses beljar mengajar di kelas.
Untuk itu guru perlu memahami berbagai teknik bimbingan belajar dan dapat
memilikinya dengan tepat untuk membantu para peserta didik.
9. Kemampuan memiliki wawasan tentang penelitian pendidikan. Setiap guru perlu
memiliki kemampuan untuk memahami atau melakukan penelitian sehingga merka
perlu memiliki wawasan yang memadai tentang prinsip-prinsip dasar dan cara-cara
melaksanakan penelitian pendidikan. Khususnya penelitian tindakan kelas.
10. Kemampuan memahami karakteristik peserta didik. guru dituntut memiliki
pemahaman yang lebih mendalam tentang cirri-ciri dan perkembangan peserta didik,
lalu menyesuaikan bahan yang akan diajarkan sesuai dengan karakteristik peserta
didik.
11. Kemampuan menyelenggarakan administrasi sekolah.
12. Kemampuan memiliki wawasan tentang inovasi pendidikan. Seorang guru diharapkan
berperan sebagai innovator atau agen perubahan sehingga guru perlu memiliki
wawasan yang memadai mengenai berbagai inovasi dan teknologi pendidikan yang

5
pernah dan mungkin mungkin dikembangkan pada jenjang pendidikan. Wawasan ini
perlu dimiliki oleh setiap guru agar dalam melaksanakan tugasnya mereka tidak
cenderung bertindak secara rutin, tetapi selalu memikirkan cara-cara baru yang
mungkin dapat diterapakan di sekolah, yang sekaligus dapat meningkatkan
kegairahan kerja mereka.
13. Kemampuan atau berani mengambil keputusan. Guru harus memiliki kemampuan
untuk mengambil keputusan pendidikan agar ia tidak terombang-ambing dalam
ketidakpastian. Semua tindakannya akan memberikan dampak tersendiri bagi peserta
didik sehingga papbila guru tidak berani mengambil tindakan kependidikan, maka
siswa kan menjadi korban kebimbangan.
14. Kemampuan memahami kurikulum dan perkembangannya. Salah satu tugas guru
adalah melaksanakan kurikulum dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, guru perlu
memahami konsep-konsep dasar dan langkah-langkah pokok dalam perkembangan
kurikulum.
15. Kemampuan bekerja beencana dan terprogram. Guru dituntut untuk dapat bekerja
teratur, tahap demi tahap, tanpa menghilangkan kreativitasnya. Rencana dan program
tersebut akan menjadi pola kerja guru sehingga tahap pencapaian pendidikan dapat
dinilai dan dijadikan umpan balik bgi kelanjutan peningkan tahap pendidikan.
16. Kemampuan menggunakan waktu secara tepat. Makna tepat waktu disini bukan
sekedar masuk dan keluar kelas pada waktunya, melainkan juga guru harus pandai
membuat program kegiatan dengan durasi dan frekuensi yang tepat sehingga tidak
membosankan.

D. Pentingnya Kompetensi Profesional


Dalam pendidikan, guru adalah seorang pendidik, pembimbing, pelatih, dan
pemimpin yang dapat menciptakan iklim belajar yang menarik, memberi rasa aman,
nyaman dan kondusif dalam kelas. Keberadaannya di tengah-tengah siswa dapat
mencairkan suasana kebekuan, kekakuan, dan kejenuhan belajar yang terasa berat
diterima oleh para siswa. Kondisi seperti itu tentunya memerlukan keterampilan dari
seorang guru, dan tidak semua mampu melakukannya. Menyadari hal itu, maka penulis
menganggap bahwa keberadaan guru profesional sangat diperlukan.

6
Guru yang profesional merupakan faktor penentu proses pendidikan yang
bermutu. Untuk dapat menjadi profesional, mereka harus mampu menemukan jati diri
dan mengaktualkan diri. Pemberian prioritas yang sangat rendah pada pembangunan
pendidikan selama beberapa puluh tahun terakhir telah berdampak buruk yang sangat
luas bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Mengomentari mengenai adanya keterpurukan dalam pendidikan saat ini, penulis sangat
menganggap penting akan perlunya keberadaan guru profesioanal. Untuk itu, guru
diharapkan tidak hanya sebatas menjalankan profesinya, tetapi guru harus memiliki
keterpanggilan untuk melaksanakan tugasnya dengan melakukan perbaikan kualitas
pelayanan terhadap anak didik baik dari segi intelektual maupun kompetensi lainnya
yang akan menunjang perbaikan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar serta
mampu mendatangkan prestasi belajar yang baik.
Menyadari akan peran guru dalam pendidikan, guru dalam pendidikan modern
seperti sekarang bukan hanya sekedar pengajar melainkan harus menjadi direktur belajar.
Artinya, setiap guru diharapkan untuk pandai-pandai mengarahkan kegiatan belajar siswa
agar mencapai keberhasilan belajar (kinerja akademik) sebagaimana telah ditetapkan
dalam sasaran kegiatan pelaksanaan belajar mengajar. Sebagai konsekuensinya tugas dan
tanggung jawabnya menjadi lebih kompleks. Perluasan tugas dan tanggung jawab
tersebut membawa konsekuensi timbulnya fungsi-fungsi khusus yang menjdi bagian
integral dalam kompetensi profesionalisme keguruan yang disandang para guru.
Menanggapi kondisi tersebut, Muhibbin Syah mengutip pendapat Gagne bahwa setiap
guru berfungsi sebagai:
a. Designer of intruction (perancang pengajaran)
b. Manager of intruction (pengelola pengajaran)
c. Evaluator of student learning (penilai prestasi belajar siswa).
Dalam sebuah situs yang membahas mengenai profesionalisme dunia pendidikan,
Suciptoardi memaparkan bahwa guru diharapkan melaksanakan tugas kependidikan yang
tidak semua orang dapat melakukannya, artinya hanya mereka yang memang khusus
telah bersekolah untuk menjadi guru, yang dapat menjadi guru profesional. Tidak dapat
dinaifkan bahwa memang tidak mudah merumuskan dan menggambarkan profil seorang
guru profesional. Suciptoardi menegaskan bahwa guru itu adalah sebuah profesi. Sebagai

7
profesi, memang diperlukan berbagai syarat, dan syarat itu tidak sebegitu sukar dipahami,
dan dipenuhi, kalau saja setiap orang guru memahami dengan benar apa yang harus
dilakukan, mengapa ia harus melakukannya dan menyadari bagaimama ia dapat
melakukannya dengan sebaik-baiknya, kemudian ia melakukannya sesuai dengan
pertimbangan yang terbaik. Dengan berbuat demikian, ia telah berada di dalam arus
proses untuk menjadi seorang profesional, yang menjadi semakin profesional.
Menanggapi kembali mengenai perlunya seorang guru yang profesional, penulis
berpendapat bahwa guru profesional dalam suatu lembaga pendidikan diharapkan akan
memberikan perbaikan kualitas pendidikan yang akan berpengaruh terhadap prestasi
belajar siswa.
Dengan perbaikan kualitas pendidikan dan peningkatan prestasi belajar, maka
diharapkan tujuan pendidikan nasional akan terwujud dengan baik. Dengan demikian,
keberadaan guru profesional selain untuk mempengaruhi proses belajar mengajar, guru
profesional juga diharapkan mampu memberikan mutu pendidikan yang baik sehingga
mampu menghasilkan siswa yang berprestasi. Untuk mewujudkan itu, perlu dipersiapkan
sedini mungkin melalui lembaga atau sistem pendidikan guru yang memang juga bersifat
profesional dan memeliki kualitas pendidikan dan cara pandang yang maju.
1. Aspek-aspek Kompetensi Guru Profesional
Dalam pembahasan profesionalisme guru ini, selain membahas mengenai pengertian
profesionalisme guru, terlebih dahulu penulis akan menjelaskan mengenai
kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru yang profesional. Karena seorang
guru yang profesional tentunya harus memiliki kompetensi profesional. Dalam buku
yang ditulis oleh E. Mulyasa (2008: 73), Kompetensi yang harus dimiliki seorang
guru itu mencakup empat aspek sebagai berikut:
a. Kompetensi Pedagogik.
Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir a
dikemukakan bahwa kompetensi pedagogik adalah kemapuan mengelola
pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik,
perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya.

8
b. Kompetensi Kepribadian
Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir b,
dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian adalah
kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa,
menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.
c. Kompetensi Profesional.
Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir c
dikemukakan bahwa yang dimaksud kompetensi profesional adalah kemampuan
penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan
membimbing pesrta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam
Standar Nasional Pendidikan.
d. Kompetensi Sosial.
Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir d
dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi social adalah kemampuan
guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara
efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali
peserte didik, dan masyarakat sekitar.
Kemudian dalam buku yang ditulis oleh Martinis Yamin, secara
konseptual, unjuk kerja guru menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
dan Johnson mencakup tiga aspek, yaitu; (a) kemampuan profesional, (b)
kemampuan sosial, dan (c) kemampuan personal (pribadi).

Kemampuan profesional mencakup:

1. Penguasaan materi pelajaran yang terdiri atas penguasaan bahan yang


harus diajarkan, dan konsep-konsep dasar keilmuan dari bahan yang
diajarkannya itu.
2. Penguasaan dan penghayatan atas landasan dan wawasan kependidikan
dan keguruan.
3. Penguasaan proses-proses kependidikan, keguruan dan pembelajaran
siswa.
4. Kemampuan sosial mencakup kemampuan untuk menyesuaikan diri

9
kepada tuntutan kerja dan lingkungan sekitar pada waktu membawa
tugasnya sebagai guru.

E. Upaya Pengembangan Kompetensi Profesional


Menurut para ahli, profesionalisme menekankan kepada penguasaan ilmu
pengetahuan atau kemampuan manajemen beserta strategi penerapannya. Maister (1997)
mengemukakan bahwa profesionalisme bukan sekadar pengetahuan teknologi dan
manajemen tetapi lebih merupakan sikap, pengembangan profesionalisme lebih dari
seorang teknisi bukan hanya memiliki keterampilan yang tinggi tetapi memiliki suatu
tingkah laku yang dipersyaratkan. Profesi pendidik merupakan profesi yang sangat
penting dalam kehidupan suatu bangsa. Hal ini tidak lain karena posisi pendidikan yang
sangat penting dalam konteks kehidupan bangsa. Pendidik merupakan unsur dominan
dalam suatu proses pendidikan, sehingga kualitas pendidikan banyak ditentukan oleh
kualitas pendidik dalam menjalankan peran dan tugasnya di masyarakat. Oleh karena itu,
upaya-upaya untuk terus mengembangkan profesi pendidik (guru) menjadi suatu syarat
mutlak bagi kemajuan suatu bangsa, meningkatnya kualitas pendidik akan mendorong
pada peningkatan kualitas pendidikan baik proses maupun hasilnya.
Pengembangan profesionalisme guru menjadi perhatian secara global, karena
guru memiliki tugas dan peran bukan hanya memberikan informasi-informasi ilmu
pengetahuan dan teknologi, melainkan juga membentuk sikap dan jiwa yang mampu
bertahan dalam era hiperkompetisi. Tugas guru adalah membantu peserta didik agar
mampu melakukan adaptasi terhadap berbagai tantangan kehidupan serta desakan yang
berkembang dalam dirinya. Pemberdayaan peserta didik ini meliputi aspek-aspek
kepribadian terutama aspek intelektual, sosial, emosional, dan keterampilan. Tugas mulia
tersebut menjadi berat karena bukan saja guru harus mempersiapkan generasi muda
memasuki abad pengetahuan, melainkan harus mempersiapkan diri agar tetap eksis, baik
sebagai individu maupun sebagai professional.
Menurut Purwanto (2002), guru harus selalu berusaha untuk melakukan hal-hal
sebagai berikut:
a. Memahami tuntutan standar profesi yang ada.
b. Mencapai kualifikasi dan kompetensi yang dipersyaratkan.

10
c. Membangun hubungan kesejawatan yang baik dan luas termasuk lewat
organisasi profesi.
d. Mengembangkan etos kerja atau budaya kerja yang mengutamakan pelayanan
bermutu tinggi kepada konstituen.
e. Mengadopsi inovasi atau mengembangkan kreatifitas dalam pemanfaatan
teknologi komunikasi dan informasi mutakhir agar senantiasa tidak ketinggalan
dalam kemampuannya mengelola pembelajaran.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan, dan pembahasan maka dapat disimpulkan
Bahwa kompetensi propesional adalah pada dasarnya mencakup kemampuan professional
secara teoritis dan aplikatif yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam menjalankan
tugas dan profesinya berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan pembelajaran bagi peserta
didiknya. Aspek-aspek Kompetensi Guru Profesional antara lain:
1) Kompetensi pedagogik
2) Kompetensi kepribadian
3) Kompetensi professional
4) Kompetensi sosial

Kemampuan professional yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah antara lain:

1. Penguasaan materi pelajaran yang terdiri atas penguasaan bahan yang


harus diajarkan, dan konsep-konsep dasar keilmuan dari bahan yang
diajarkannya itu.
2. Penguasaan dan penghayatan atas landasan dan wawasan kependidikan
dan keguruan.
3. Penguasaan proses-proses kependidikan, keguruan dan pembelajaran
siswa.
4. Kemampuan sosial mencakup kemampuan untuk menyesuaikan diri
Menurut Purwanto (2002), guru harus selalu berusaha untuk melakukan hal-hal
sebagai berikut:
a. Memahami tuntutan standar profesi yang ada,
b. Mencapai kualifikasi dan kompetensi yang dipersyaratkan,
c. Membangun hubungan kesejawatan yang baik dan luas termasuk lewat
organisasi profesi,
d. Mengembangkan etos kerja atau budaya kerja yang mengutamakan pelayanan
bermutu tinggi kepada konstituen,

12
e. Mengadopsi inovasi atau mengembangkan kreatifitas dalam pemanfaatan
teknologi komunikasi dan informasi mutakhir agar senantiasa tidak ketinggalan
dalam kemampuannya mengelola pembelajaran.

B. Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kelompok kami, calon guru ataupun
guru. Sebagai calon guru yang cerdas, kita harus mempersiapkan segala sesuatu yang
dapat menunjang pahaman peserta didik dan menyiapkan pembelajaran yang dianggap
tidak membosankan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Huda, Fatkhan Amirul . 2017. Pentingnya Profesionalisme Guru dan Aspek-aspek Kompetensi
Guru Profesional di
http://fatkhan.web.id/pentingnya-profesionalisme-guru-dan-
aspek-aspek-kompetensi-guru-profesional/ (diiakses pada tanggal 5 Maret 2020).

Mustofa. 2007. Upaya Pengembangan Profesionalisme Guru di Indonesia. Jurnal Ekonomi dan

Pendidikan, Vol. 4 No. 1 Hal 80-85.

Sarinah. 2015. Pengantar Kurikulum. Yogyakarta: CV Budi Utama.

Umar. 2019. Pengantar Profesi Keguruan. Jakarta: Rajawali Pers.

14

Anda mungkin juga menyukai