Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

SYARAT MENJADI GURU PROFESIONAL


Dilampirkan Guna Memenuhi Tugas Matakuliah Profesi
Pendidikan

Disusun oleh :

Tegar sulistiawan
Nim: [2186205014]
Dosen Pengampu: Choirun Nisa; S.Pd.I,M,Pd,I

PROGRAM SETUDI LUAR SEKOLAH


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(SETIKIP ) CATUR SAKTI,BANTUL YOGYAKARTA

1
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kami Panjatkan Ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas Rahmat
Dan Hidayah-Nya, SAYA Bisa Menyelesaikan Makalah Untuk Tugas UTS
Yang Berjudul “Syarat Menjasi Guru Profesional." Tidak Lupa Saya
Mengucapkan Terima Kasih Kepada Ibu Choirun Nisa S.Pd.I M.Pd.I Selaku
Guru Mata Pelajaran Profesi Pendidikan Yang Telah Membantu Saya Dalam
Mengerjakan Makalah Inisaya . Juga Mengucapkan Terima Kasih Kepada
Teman-Teman Yang Telah Berkontribusi Dalam Pembuatan Makalah Ini.
Makalah Ini Memberikan Panduan Dalam Pembelajaran Profesi Pendidikan .
Bagi Siswa-Siswi Untuk Memahami Pelajaran Profesi Pendidikan Yang Baik
Dan Benar. Saya Menyadari Ada Kekurangan Pada Makala Ini. Oleh Sebab Itu,
Saran Dan Kritik Senantiasa Diharapkan Demi Perbaikan Karya Saya. Saya
Juga Berharap Semoga Makalahh Ini Mampu Memberikan Pengetahuan
Tentang Pentingnya Profesi Pendidikan Dalam Pembelajaran.

Banjarnegara 08, November 2021

2
DAFTAR ISI

1. KATAPENGANTAR………………………………………………………………..……….…....2
2. .BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………..…..………………...3
2.1 Latar Belakang Guru……………………………………………………………..…….…..…….3

2.2 BatasaMasalah……………………………………………………...………....………4
2.3 Rumusan Masalah………………………………………………………………….……….…..4
2.4 Tujuan Penelitian………………………………………………………………….……………4
2.5 Manfaat Penelitian……………………………………………………………..…….…..……..5
3. BAB II KAJIAN TEORI…………………………………………....…………………….....……5
3.1. Tinjauan Tentang Profesionalisme Guru ………………………....……..…...…...…..5
3.1 Pengertian Profesionalisme Guru………………………….…….………………...….6
2.1 . Kompetensi Guru Profesional……………………………….…………………...……7
3.1. Tugas Dan Tanggung Jawab Guru………………………...….………………………8
4.1. Kemampuan Profesional Guru ……………………………….…………...………….9

4.. Faktor-faktor yang mempengaruhi upaya peningkatan profesionalisme guru dalam proses
belajar mengajar proses belajar mengajar …………………………………………….………9
4.1. Faktor internal……………………………………………...…………………….…….9
4.2. Faktor eksternal……………………………………………..…………………………10
5. BAB IIIPEMBAHASAN……………………………...…………………………………..11
5.1 PENGERTIAN GURU PROFESIONAL……………………………….…………….12
5.2 SYARAT-SYARAT MENJADI GURU PROFESIONAL……………………………13
6. BAB IVPENUTUP…………………………………………………………..…………….14
.6.1 Kesimpulan ………………………………….....……………………..……………....15
7. KATA PENGANATAR………………………………………........................…………..15

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG GURU
Latar belakang guru merupakan tenaga profesional yang mempunyai tugas
mengajar, mendidik dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan
mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Sedangkan melatih berarti
mengembangkan ketrampilan-ketrampilan pada siswa. Dan profesional adalah
suatu yang memegang peranan penting dalam suatu pekerjaan atau usaha. Guru
dapat dikatakan profesional apabila dalam proses pembelajaran melibatkan
beberapa unsur atau komponen pembelajaran.
Pembelajaran menurut oemar hamalik kriteria guru profesional
diantaranya yaitu: mampu memecahkan dan melaksanakan teknik-teknik
mengajar yang baik dalam mencapai tujuan pendidiikan.bila kompetensi guru
dibangun berdasarkan keahlian bidang studi yang diajarkan, maka profesi guru
akan lebih berbicara tentang profesi guru pada umumnya tidak tergantung
kepada apa yang mereka ajarkan dan dijenjang mana mereka mengajar.
Dengan demikian sesungguhnya pengelolaan pengajaran membutuhkan
dinamika profesi keguruan, agar dapat membantu dan menopang tugas guru
serta fungsi guru, sebagai transfer of knowledge atau mu’alim dan transfer of
values atau muaddib, dalam rangka menuju pengajaran yang berhasil dan proses
belajar mengajar yang kondusif, sesuai dengan lajunya irama perkembangan
pemikiran manusia.
B. BATASAN MASALAH
Batasan masalah agar tidak bias pembahasan penelitian ini, maka peneliti
batasi sebagai berikut: 1. Upaya kepala sekolah dalam meningkatan kompetensi
profesional guru di mi muhammadiyah kasihan 1 tegalombo pacitan. Adapun
bentuk upaya yang di lakukan oleh kepala madrasah yaitu mengorganising,
kordinating dan controling,
Upaya ini di lakukan karena untuk meningkatkan kompetensi guru di mim
kasihan i tegalombo pacitan lebih baik dan bisa di percaya oleh masyarakat
sekitar. Diantaranya kompetensi profesional guru meliputi:
A. Beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, arif dan bijaksana, demokaratis,
mantap, berwibawa, stabil, dewasa, jujur, sportif, menjadi teladan bagi peserta
didik dan masyarakat, secara obyektif mengevaluasi kinerja sendiri,
mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan.
 B. Kreatif dalam bekerja dan memecahkan masalah baik yang
berkaitan dengan kehidupan pribadinya maupun tugas-tugas
jabatannya.

4
 C. Memiliki rasa ingin tahu akan hal-hal baru tentang pendidikan
dan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang menunjang tugas
pokok dan tanggung jawabnya.
 D. Menumbuhkan motivasi kerjapada dirinya dan pada
pendidikan.. Faktor penpendukung dan penghambat dalam
meningkatan kompetensi profesional guru di mi muhammadiyah
kasihan tegalombo pacitan adalah yang terkait dengan upaya
kepala sekolah dalam lingkup sekolah.
C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat di rumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana upaya kepala sekolah dalam meningkatan kompetensi
profesional guru di mi muhammadiyah kasihan tegalombo pacitan?
2. Apa yang menjadi faktor pendukung dan penghambat dalam
meningkatan kompetensi profesional guru di mi muhammadiyah kasihan
tegalombo pacitan?

D. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah yang disebutkan maka tujuan penelitian
yang ingin dicapai adalah :
1. Untuk mendeskripsikan dan menjelaskan upaya kepala sekolah dalam
meningkatan kompetensi profesional guru di mi muhammadiyah kasihan 1
tegalombo pacitan.
2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam
meningkatan kompetensi profesional guru di mi muhammadiyah kasihan 1
tegalombo pacitan.
E. MANFAAT PENELITIAN
Berdasarkan rumusan dan tujuan di atas, penelitian ini diharapkan
mempunyai manfaat dan kegunaan sebagai berikut:
1. Secara teoritis
Hasil penelitian ini akan menambah khasanah keilmuan terutama di
bidang kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi
profesional guru di mi muhammadiyah kasihan 1 tegalombo pacitan.
2. Secara praktis
A. Bagai guru
 Untuk menjadikan kebiasaan dan perilaku
guru/pendidik yang terpuji dan sejalan dengan nilai-
nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang
religius.

5
 Untuk meningkatkan kompetensi profesional guru
melalui upaya kepala sekolah di mi muhammadiyah
kasihan 1 tegalombo pacitan.
b. Sebagai peneliti
 Untuk bahan tambahan pengetahuan dan
mengembangkan pengalaman penulis tentang hal-hal
yang berkaitan dengan 9 peningkatan kompetensi
profesional guru melalui upaya kepala sekolah di mi
muhammadiyah kasihan 1 tegalombo pacitan.

BAB II
KAJIAN TEORI

A. TINJAUAN TENTANG PROFESIONALISME GURU


1. Pengertian profesionalisme guru
Istilah profesionalisme guru terdiri dari dua suku kata yang masingmasing
mempunyai pengertian tersendiri, yaitu kata profesionalisme dan guru. Ditinjau
dari segi bahasa (etimologi), istilah profesionalisme berasal dari bahasa inggris
profession yang berarti jabatan, pekerjaan, pencaharian, yang mempunyai
keahlian,
adapun pengertian profesi secara therminologi atau istilah, sesuai apa yang
diungkapkan oleh para ahli adalah sebagai berikut:
a) Roestiyah yang mengutip pendapat blackington mengartikan
bahwa pofesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang
terorganisir yang tidak mengandung keraguaan tetapi murni
diterapkan untuk jabatan atau pekerjaan fungsional.
b) Dr. Ahmad tafsir yang mengutip pendapat muchtar lutfi
mengatakan profesi harus mengandung keahlian. Artinya suatu
program harus ditandai dengan suatu keahlian yang khusus untuk
profesi itu .
c) Prof. Dr. M. Surya dkk, mengartikan bahwa professional
mempunyai makna yang mengacu kepada sebutan tentang orang
yang menyandang suatu profesi dan sebutan tentang penampilan
seseorang dalam mewujudkan unjuk kerja sesuai dengan
profesinya.
d) Syaifudin, mengutip dari kamus besar bahasa indanesia istilah
professional adalah bersangkutan dengan profesi, memerlukan
kepandaian khusus untuk menjalankannya dan mengharuskan
adanya pembayaran untuk melakukannya.

6
Dari rumusan pengertian diatas ini mengambarkan bahwa tidak semua
profesi atau pekerjaan bisa dikatakan profesional karena dalam tugas
profesional itu sendiri terdapat beberapa ciri-ciri dan syarat-syarat sebagaimana
yang dikemukakan oleh robert w. Riche, yaitu:
a. Lebih mementingkan pelayanan kemanusiaan yang ideal
dibandingkan dengan kepentingan pribadi.
b. Seorang pekerja profesional, secara relatif memerlukan waktu yang
panjang untuk mempelajari konsep- konsep serta prinsip- prinsip
pengetahuan khusus yang mendukung keahliannya.
c. Memiliki kualifikasi tertentu untuk memasuki profesi tersebut serta
mampu mengikuti perkembangan dalam pertumbuhan jabatan.
d. Memiliki kode etik yang mengatur keanggotaan, tingkah laku,
sikap dan cara kerja.
e. .Membutuhkan suatu kegiatan intelektual yang tinggi.
f. . Adanya organisasi yang dapat meningkatkan standar pelayanan,
disiplin diri dalam profesi , serta kesejahteraan anggotanya.
g. Memberikan kesempatan untuk kemajuan, spesialisasi dan
kemandirian.
h. . Memandang profesi sebagai suatu karier hidup (a live career) dan
menjadi seorang anggota permanen.
Sedangkan pengertian guru seperi yang telah dikemukakan oleh beberapa
ahli sebagai berikut;
a. . Drs. Petersalim dalam kamus bahasa indonesia kontemporer
mengartikan guru adalah orang yang pekerjaanya mendidik, mengajar,
dan mengasihi, sehingga seorang guru harus bersifat mendidik.
b. . Ahmad d. Marimba, menyatakan bahwa guru adalah orang yang
mempunyai tanggung jawab untuk mendidik.
c. Amien daiem indrakusuma menyatakan bahwa guru adalah pihak atau
subyek yang melakukan pekerjaan mendidik.
d. M. Athiyah al abrasyi menyatakan bahwa guru adalah spiritual father
atau bapak rohani bagi seorang murid, memberi santapan jiwa,
pendidikan akhlak dan membenarkannya, meghormati guru itulah
mereka hidup dan berkembang.

2. Kompetensi guru profesional


Kompetensi guru profesional adalah salah satu unsur yang paling penting
yang harus ada sesudah siswa. Apabila seorang guru tidak mempunyai sikap
professional maka peserta didik yang didikakan sulit tumbuh dan berkembang
dengan sebagai mana mestinya.
sementara itu standar kompetensi yang tertuang dalam peraturan menteri
pendidikan nasional menganai standart kualifikasi akademik serta kompetensi
guru dimana peraturan tersebut menyebutkan bahwa guru professional harus
memiliki 4 kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi

7
professional dan kompetensi social. Dari 4 kompetensi guru profeesional
tersebut harus dimiliki oleh seorang guru melalui pendidikan profesi selama
satu tahun.
1) Kompetensi pedagogik kompetansi ini menyangkut kemampuan
seorang guru dalam memahami karakteristik yang dimiliki oleh
seorang peserta didik melalui berbgai cara cara yang utama yaitu
dengan memahami peserta didik melaui perkambangan kognitif
peserta didik merancang pembelajaran dan pelaksanaan
pembelajaran serta evaluasi hasil belajar sekaligus pengembangan
peserta didik.
2) Kompetensi kepribadian kompetansi pribadi ini adalah salah satu
kemampuan personal yang harus dimiliki oleh seorang guru
professional dengan cara mencerminkan kepribadian yang baik
pada diri sendiri, sikap bijaksana, bersikap dewasa dan berwibawa
serta memiliki akhlak yang muliya untuk menjadi suri tauladan
yang baik.
3) Kompetensi professional 18 kompetensi professional adalah salah
satu unsur yang harus dimiliki oleh seorang guru yaitu dengan cara
menguasai materi pembelajaran secara meluas dan mendalam
4) Kompetensi sosial kompetensi social adalah salah satu
kompetenasi yang harus dimiliki oleh seorang guru melalui cara
yang baik dalam berkomunikasi dengan murid dan denngan
seluruh tenaga kerja kependidikan atau juga dengan wali peserta
didikdan masyarakat sekitar
3. Tugas dan tanggung jawab guru
tugas dan tanggung jawab guru sebenarnya bukan hanya disekolah atau
madrasah saja, tetapi bisa dimana saja mereka berada. Dirumah, guru sebagai
orang tua dari anak mereka adalah pendidik bagi putera-puteri mereka.
Walaupun anggapan masyarakat, terutama masyarakat desa atau kota kecil yang
demikian itu sangat berlebihan atau bisa dibilang tidak tepat, tetapi kenyataanya
memang banyak guru sering terpilih menjadi ketua atau pengurus berbagai
perkumpulan atau organisasi-organisasi sosial, 19 ekonomi, kesenian, dan
lainnya.
Peters, sebagaimana dikutip oleh nana sudjana yang mengemukakan bahwa ada
tiga tugas dan tanggung jawab guru, yaitu: guru sebagai pengajar, guru sebagai
pembimbng, dan guru sebagai administrator kelas.

Sedangkan menurut piet a. Sahertian dan ida aleida, mengemukakan bahwa


tugas guru dikategorikan dalam tiga hal, yaitu: tugas profesional, tugas personal
dan tugas sosial. Untuk mempertegas dan memperjelas tugas guru tersebut akan
dijelaskan sebagai berikut:

8
a) Tugas profesional guru tugas profesional guru yang meliputi mendidik,
mengajar, dan melatih mempunyai arti yang berbeda
b) Tugas personal guru guru merupakan ujung tombak dalam proses belajar
mengajar didalam kelas. Oleh karena itu kemampuan guru marupakan
indikator pada keberhasilan proses belajar mengajar. Disamping itu tugas
c) . Tugas sosial guru tugas sosial bagi seorang guru ini berkaitan dengan
komitmen dan konsep guru dalam masyarakat tentang peranannya
sebagai anggota masyarakat dan sebagai pembaharu pendidikan dalam
masyarakat.

4. Kemampuan profesional guru

Kemampuan, keahlian atau sering disebut dengan kompetensi profesional


guru sebagaimana dikemukakan oleh piet a. Sahartian dan ida aleida adalah
sebagai berikut: ”kompetensi profesional guru yaitu kemampuan penguasaan
akademik (mata pelajaran yang diajarkan) dan terpadu dengan kemampuan
mengajarnya sekaligus sehingga guru itu memiliki wibawa akademis.
adapun kompetensi profesional yang dikembangkan oleh proyek pembina
pendidikan guru adalah sebagaimana yang telah dikemukakan oleh nana sujdana
sebagai berikut:
a) Menguasai bahan
b) Mengelola program belajar mengajar.
c) Mengelola kelas.
d) Mengunakan media atau sumber belajar.
e) Menguasai landasan pendidikan.
f) Mengelola interaksi belajar-mengajar.
g) Menilai prestasi belajar-mengajar.
h) Mengenal fungsi bimbingan dan penyuluhan.
i) Mengenal dan meyelenggarakan admistrasi sekolah.
j) Memahami dan menafsirkan hasil penelitian guna keperluan pengajaran.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi upaya peningkatan profesionalisme
guru dalam proses belajar mengajar proses belajar mengajar
Merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru
sebagai pemegang peran utama. Guru merupakan jabatan atau profesi yang
memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Pekerjaan ini tidak bisa dilakukan
oleh sembarang orang tanpa memiliki keahlian khusus sebagai guru. Orang
yang pandai berbicara sekalipun belum dapat disebut sebagai guru.
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi upaya peningkatan profesionalisme
guru dapat dibedakan menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
1. Faktor internal
faktor internal ini sebenarnya berkaitan erat dengan syarat-syarat menjadi
seorang guru. Adapun faktor yang dimaksud antara lain:

9
a) Latar belakang pendidikan guru
b) Salah satu syarat utama yang harus dipenuhi seorang guru sebelum
mengajar adalah harus memiliki ijazah keguruan.
c) Pengalaman mengajar guru
d) Kemampuan guru dalam menjalankan tugas sangat berpengaruh
terhadap peningkatan profesionalisme guru.
e) Keadaan kesehatan guru
f) Kalau kesehatan jasmani guru terganggu, misalnya badan terasa
lemah dan sebagainya, maka hal tersebut akan mengganggu
kesehatan rohaninya dan ini akan berpengaruh pada etos kerja yang
menjadi semakin berkurang.
g) Keadaan kesejahteraan ekonomi guru
h) "seorang guru jika terpenuhi kebutuhannya, maka ia akan lebih
percaya diri sendiri merasa lebih aman dalam bekerja maupun
kontak-kontak sosial lainnya".
2. Faktor eksternal
faktor eksternal yang dapat mempengaruhi peningkatan profesionalisme
guru diantaranya, a. Sarana pendidikan dalam proses belajar mengajar sarana
pendidikan merupakan faktor dominan dalam menunjang tercapainya tujuan
pembelajaran.
a) Kedisiplinan kerja disekolah disiplin adalah sesuatu yang terletak didalam
hati dan didalam jiwa seseorang yang memberikan dorongan bagi orang
yang bersangkutan untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan
sesuatu sebagaimana ditetapkan oleh norma-norma dan peraturan yang
berlaku
b) pengawasan kepala sekolah pengawasan kepala sekolah terhadap tugas
guru amat penting untuk mengetahui perkembangan guru dalam
melaksanakan tugasnya.

BAB III
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN GURU PROFESIONAL
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, guru bermakna orang yang
pekerjaannya (mata pencahariannya) adalah mendidik dan mengajar.
Sedangkan menurut Ondi Saondi, M. Pd, dan Drs. Aris Suherman, M. Pd
dalam bukunya Etika Profesi Keguruan mendefinisikan profesi sebagi
pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan
nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian.
Profesional adalah orang yang mempunyai profesi atau pekerjaan purna
waktu dan hidup dari pekerjaan itu dengan mengandalkan suatu keahlian
yang tinggi.

10
B. SYARAT-SYARAT MENJADI GURU PROFESIONAL

Menurut Dr. H. Syaiful Sagala, M. Pd dalam bukunya Kemampuan


Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Beliau menuliskan bahwa
standar yang dipersyaratkan menjadi guru yang profesional itu adalah
sebagai berikut:

1. Tugas dan Tanggung Jawab Guru


Roestiyah N.K (1989) menginventarisir tugas guru secara garis besar. Antara
lain:
a. Mewariskan kebudayaan dalam bentuk kecakapan, kepandaian dan
pengalaman empirik, kepada para muridnya;
b. Membentuk kepribadian anak didik sesuai dengan nilai dasar
negara;
c. Mengantarkan anak didik menjadi warga negara yang baik,
memfungsikan diri sebagai media dan perantara pembelajaran bagi
anak didik;
d. Mengarahkan dan membimbing anak sehingga memiliki
kedewasaan dalam berbicara, bertindak dan bersikap;
e. Memungsikan diri sebagai penghubung antara sekolah dan
masyarakat lingkungan, baik sekolah negeri atau swasta;
f. Harus mampu mengawali dan menegakkan disiplin baik untuk
dirinya, maupun murid dan orang lain;
g. Memungsikan diri sebagai administrator dan sekaligus manajer
yang disenangi;
h. Melakukan tugasnya dengan sempurna sebagai amanat profesi;
i. Guru diberi tanggung jawabpaling besar dalam hal perencanaan
dan pelaksanaan kurikulum serta evaluasi keberhasilannya;
j. Membimbing anak untuk belajar memahami dan menyelesaikan
masalah yang dihadapi muridnya; dan
k. Guru harus dapat merangsang anak didik untuk memiliki semangat
yang tinggi dan gairah yang kuat dalam membentuk kelompok
studi, mengembangkan kegiatan ekstra kurikuler dalam rangka
memperkaya pengalaman.

2. Guru Profesional Senantiasa Meningkatkan Kualitasnya


Tugas dan kewajiban guru baik yang terkait langsung dengan proses
belajar mengajar maupun yang tidak terkait langsung, sangatlah banyak dan
berpengaruh pada hasil belajar mengajar. Bila peserta didik mendapatkan
nilai nilai tinggi, maka guru mendapat pujian. Pantas menjadi guru dan harus
dipertahankan walaupun tetap disebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa.
Tetapi bila yang terjadi sebaliknya, yakni para peserta didik mendapat nilai
yang rendah, maka serta merta juga kesalahan ditumpahkan kepada sang
guru. Predikat guru bodoh, tidak bisa mengajar, tidak memiliki kemampuan

11
menjalankan tugasnya sebagi guru, lebih baik beralih fungsi menjadi
karyawan atau tata usaha juga dialamatkan kepada guru.
Oleh karena itu, perlu diperhatikan secara sungguh-sungguh bagaimana
memberikan prioritas yang tinggi kepada guru. Sehingga mereka dapat
memperoleh kesempatan untuk selalu meningkatkan kemampuannya
melaksanakan tugas sebagai guru.

3. Standar Profesional di Indonesia


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia standar berarti antara lain
sesuatu yang dipakai sebagai contoh atau dasar yang sah bagi ukuran,
takaran, dan timbangan. Standar dapat juga dipahami sebagai kriteria
minimal yang harus dipenuhi. Jadi standar profesional guru mempunyai
kriteria minimal berpendidikan sarjana atau diploma empat serta dilengkapi
dengan sertifikasi profesi.
Menurut Jamal Ma’mur Asmani dalam bukunya Tips Menjadi Guru
Inspiratif, Kreatif, dan Inovatif. Beliau mendefinisikan sertifikasi sebagai
proses yang harus dilalui seorang guru untuk mendapatkan sertifikat
mengajar sebagai tanda bahwa ia telah memenuhi kualifikasi guru ideal
sesuai dengan syarat-syarat yang ditetapkan pemerintah, baik yang
berhubungan dengan akadeik, sosial, kan akuntabilitas publik.

Sertifikat guru merupakan amanat Undang-Undang Republik Indonesia


nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas. Pasal 61 menyatakan bahwa
sertifikat dapat berbentuk ijazah dan sertifikat kompetensi, tetapi bukan
sertifikat yang diperoleh melalui pertemuan ilmiah seperti seminar, diskusi
panel, lokakarya, dan simposium. Sertifikat kompetensi diperoleh dari
penyelenggara pendidikan dan lembaga pelatihan setelah lulus uji
kompetensi yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang terakreditasi
atau lembaga sertifikasi. Ketentuan ini bersifat umum, baik untuk tenaga
kependidikan maupun non-kependidikan yang ingin memasuki profesi guru.
Dalam kasus dunia pendidikan di Indonesia, seringkali standar bagi
pemula atau guru baru belum dapat dipenuhi. Namun setelah mereka aktif
sebagai guru, kemudian ada langkah-langkah memenuhi standar tersebut.
Misalnya para guru yang masih under-standard tadi melakukan upaya secara
sungguh-sungguh untuk meningkatkan kualitas diri, baik dengan cara
melanjutkan studi atau kegiatan yang semisal. Untuk dapat melaksanakan
tugasnya sebagai guru dengan baik, pemerintah Indonesia bersama berbagai
lembaga terkait telah merumuskan dan menyusun butir penting yang harus
dipenuhi oleh para guru. Namun mengingat, tingkatan guru juga bebrapa
jenjang, yakni tingkat pra sekolah, taman kanak-kanak, sekolah dasar,
sekolah menengah umum dan kejuruan, dan selanjutnya, maka persoalan ini
menjadi kompleks.

12
Kemudian menurut Drs. Moh. Uzer Usman dalam bukunya Menjadi
Guru Profesional, beliau memaparkan beberapa hal yang berkaitan dengan
kompetensi profesionalisme guru:
1) Tugas, Peran, dan Kompetensi Guru
Guru memiliki banyak tugas, baik yang terikat oleh dinas maupun di luar
dinas dalam bentuk pengabdian. Apabila kita kelompokkan terdapat tiga
jenis tugas guru, yakni:
1. Tugas dalam bidang profesi
Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih.
Mendidik berararti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup.
Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-
keterampilan pada siswa. Masyarakat menempatkan guru pada tempat yang
lebih terhormat di lingkunganya karena dari seorang guru diharapkan
masyarakat dapat memperoleh ilmu pengetahuan. Ini berarti guru
berkewajiban mencerdaskan bangsa menuju pembentukan manusia
Indonesia seutuhnya yang berdasarkan Pancasila.
2. Peran guru dalam proses belajar-mengajar
a) Guru sebagai demonstrator
b) Melelui perannya sebagai demonstrator, lecturer, atau pengajar. Guru
hendaknya senantiasa menguasai bahan atau menguasai materi
pelajaran yang akan diajarkannya serta senantiasa
mengembangkannya dalam arti meningkatkan kemampuannya dalam
hal lmu yang dimilikinya karena hal ini akan sangat menentukan hasil
belajar yang dicapai oleh siswa.
 Guru sebagai Pengelola Kelas
 Guru sebagai Mediator dan Fasilitator
 Guru sebagai Evaluator
c) Peran guru dalam pengadministrasian
d) Peran Guru sebagai Pribadi
e) Peran guru secara psikologis
f) Kompetensi profesionalisme guru
 Kompetensi pribadi
 Kompetensi profesional

2) Kondisi Belajar-Mengajar yang Efektif


a) Melibatkan siswanya secara aktif
b) Menarik minat dan perhatian siswa
c) Membangkitkan motivasi siswa
d) Prinsip individualitas
e) Peragaan dalam pengajaran
3) Klasifikasi tujuan dan Penilaian Proses
1. Perumusan tujuan pembelajaran dan kaitannya dengan taksonomi hasil
belajar
2. Penilaian keterampilan proses

13
Penilaian proses dapat diartikan penilaian terhadap proses belajar yang
sedang berlangsung, yang dilakukan oleh guru dengan memberikan umpan
balik secara langsung kepada seorang siswa atau kelompok siswa.
4) Penyusunan Program Pengajaran
1. Penguasaan materi
2. Analisis materi pelajaran
3. Program Tahunan dan Program Semesteran
4. Persiapan mengajar
5. Rencana pengajaran (RPP)
6. Analisis hasil ulangan
5) Beberapa keterampilan Dasar Mengajar
1. Keterampilan bertanya
2. Keterampilan memberi penguatan
3. Keterampilan mengadakan variasi
4. Keterampilan menjelaskan
5. Kerampilan membuka dan menutup pelajaran
6. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
7. Keterampilan mengelola kelas
8. Keterampilan mengajar perseorangan.[8]

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Guru profesional adalah seseorang yang profesinya mengajar dan
mengandalkan suatu keahlian yang tinggi dalam bidang mengajar.
2. Yang menjadi syarat untuk seorang guru yang profesional adalah:
a) Bahwa ia mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai seorang
guru. Seperti mengajar dan mendidik.
b) Seorang guru harus terus meningkatkan kualitas dirinya.
c) Standar yang dipersyaratkan oleh negara bahwakriteria minimal
berpendidikan sarjana atau diploma empat serta dilengkapi dengan
sertifikasi profesi.

DAFTAR PUSTAKA
Sagala, Syaiful. 2009. KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU DAN
TENAGA KEPENDIDIKAN. Ikapi. Bandung
Uzer Usman, Moh. 2011. MENJADI GURU PROFESIONAL. Ikapi.
Bandung
Saondi, Ondi. Suherman, Aris. 2010. ETIKA PROFESI KEGURUAN.
Ikapi. Bandung.

14
Asmani, Mu’mur Jamal. 2013. TIPS MENJADI GURU INSPIRATIF,
KREATIF, DAN INOVATIF. Diva Press. Jogjakarta.

[1] Kata pengantar buku: Menjadi guru profesional


[2]Etika Profesi keguruan. Hlm: 94
[3] Kemamuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Hlm: 11-14
[4] Ibid. Hlm: 14
[5]
[6]Tips mejadi guru inspiratif kreatif, dan inovatif. Hlm; 194-195
[7]Ibid. Hlm: 17-18
[8] Menjadi Guru profesional. Hlm: 4-118

15

Anda mungkin juga menyukai