Anda di halaman 1dari 18

PROFESI PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

PEMBINAAN KARIR BAGI PENDIDIK DALAM MENINGKATKAN


PROFESIONALITAS

Dosen Pengampu:

Drs. Ahmad Tijari, M. Pd

Disusun oleh:

Dionysia Akasa Widyapalastha (1203619032)

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

PENDIDIKAN BAHASA JERMAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat berlimpah serta
karunia yang telah dicurahkan, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas individu mata kuliah Profesi Pendidik dan Tenaga Kependidikan, dengan
judul “Pembinaan Karir Bagi Pendidik dalam Meningkatkan Profesionalitas”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan. Maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca untuk makalah ini supaya selanjutnya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Penulis memohon maaf apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang membantu khususnya
kepada Dosen Pengampu mata kuliah Profesi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Drs. Ahmad
Tijari, M.Pd yang telah memberi kesempatan untuk menulis makalah ini. Demikian semoga
makalah ini bermanfaat. Terima kasih.

Jakarta, 29 April 2021

Penulis

1
DAFTAR ISI
BAB I ......................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN ................................................................................................................ 3
A. LATAR BELAKANG ........................................................................................... 3

B. RUMUSAN MASALAH ....................................................................................... 4

C. TUJUAN ................................................................................................................ 4

D. MANFAAT ........................................................................................................... 4

BAB II ....................................................................................................................................... 5
KAJIAN TEORI .................................................................................................................. 5
A. PENGERTIAN PROFESI .................................................................................... 5

B. PENGERTIAN PENDIDIK.................................................................................. 6

C. PENGERTIAN PENGEMBANGAN ATAU PEMBINAAN KARIR .............. 8

BAB III...................................................................................................................................... 9
PEMBAHASAN ................................................................................................................... 9
1. PENGEMBANGAN ATAU PEMBINAAN KARIR BAGI PENDIDIK .......... 9

2. PERAN PEMBINAAN KARIR BAGI PENDIDIK DALAM


MENINGKATKAN PROFESIONALITAS .......................................................... 14

BAB IV .................................................................................................................................... 16
KESIMPULAN .................................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 17

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Disadari bahwa pembangunan pendidikan bukanlah urusan yang sederhana,
melainkan urusan yang menyangkut berbagai pihak, berbagai aspek dan dimensi dengan
sifatnya yang sangat dinamis, kompleks, mendalam dan luas. Untuk itu, pemerintah telah
menetapkan Undang- Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 ahun 2003. Bagi
tenaga pendidik mendapatkan predikat atau peran pendidik bukan pekerjaan yang mudah.
Kemajuan zaman dan tantangan zaman yang makin pesat sekarang ini, pendidik dan
tenaga kependidikan idealnya tetap harus belajar, kreatif mengembangkan diri dengan
penemuan baru dalam dunia pendidikan. Namun, harapan ini kerap kandas karena
pendidik dan tenaga kependidikan kurang semangat memajukan diri dan tidak banyak
yang terus belajar lagi. Hal ini berkaitan erat dengan penghargaan masyarakat atau negara
terhadap profesi ini. Sebagai tenaga pendidik yang berhubungan langsung dengan peserta
didik harus memiliki keahlian khusus atau kualifikasi khusus di bidang akademik. Tugas
pendidik tidak terbatas pada kegiatan pembelajaran, tetapi juga membentuk kepribadian,
menanamkan moral, akhlak dan budi pekerti (Geist 2002). Pendidik harus terlebih dahulu
menyiapkan administrasi pembelajaran seperti bahan ajar, alat evaluasi, rencana
pelaksanaan pembelajaran, dan sebagainya, sebelum memulai mengajar. Selain itu,
pendidik juga harus membuat laporan hasil belajar tiap perserta didik secara berkala.
Untuk menambah ilmu dan pengetahuan yang selalu berkembang pendidik juga harus
mengikuti berbagai penataran, pelatihan, seminar, membaca buku atau media informasi
lainnya.
Selain kualifikasi pendidikan seorang pendidik membutuhkan adanya pengembangan
karir yang baik, pengembangan karir pada dasarnya berorientasi pada perkembangan
suatu organisasi dalam menjawab tantangan di masa mendatang, untuk itu sekolah atau
institusi sebagai tempat bernaung para pendidik dalam bekerja memerlukan berbagai
kebijakan dalam pembinaan karier pada pendidik, yang harus dilaksanakan secara
berencana dan berkelanjutan. Pendidik harus diberi kesempatan untuk mengembangkan
kariernya, agar dengan kemampuannya yang terus meningkatkan sesuai dengan tuntutan
yang dibebankan kepada seorang pendidik. Bila Pendidikan di Indonesia ingin maju,
salah satunya dibutuhkan pendidik dan tenaga kependidikan yang professional dan penuh
dedikasi. Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan mutu

3
pendidikan di Indonesia, yaitu dengan meningkatkan kualitas pendidik baik itu melalui
penataran dan pelatihan maupun peningkatan strata pendidikan yakni D3, S1, D4 dan S2.
Dengan peningkatan jenjang pendidikan ini diharapkan terjadi peningkatan kemampuan
akademik, kompetensi, dan profesionalitas tenaga pendidik dalam menjalankan
pekerjaannya. Namun realita di lapangan masih banyak pendidik yang belum termotivasi
untuk meningkatkan profesionalismenya karena kemampuan yang sangat minim. Dari
uraian diatas, selanjutnya dalam makalah ini dibahas lebih lanjut mengenai pembinaan
karir bagi pendidik dalam meningkatkan profesionalitas.

B. RUMUSAN MASALAH
Dari uraian latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah dalam
analisis ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pembinaan karir bagi pendidik?
2. Bagaimana peran pembinaan karir bagi pendidik dalam meningkatkan
profesionalitas?

C. TUJUAN
Analisis ini bertujuan mencari solusi untuk menjawab permasalahan yang telah
disebutkan pada identifikasi masalah diatas. Dengan demikian tujuan dari analisis ini
adalah:
1. Menjelaskan pembinaan karir bagi pendidik.
2. Menjelaskan peran pembinaan karir bagi pendidik dalam meningkatkan
profesionalitas.

D. MANFAAT
Berdasarkan latar belakang diatas, manfaat yang akan didapatkan dengan memahami
pengertian, kualifikasi, dan kompetensi pendidik yang tepat dan sesuai, yaitu:
1. Calon pendidik dan pendidik dapat menjalankan tugas atau kewajiban serta
tanggung jawabnya.
2. Calon pendidik dan pendidik dapat meningkatkan profesionalitas dalam
mengajar dan mendidik.

4
BAB II
KAJIAN TEORI
A. PENGERTIAN PROFESI
Secara etimologi profesi dari kata profession yang berarti pekerjaan.
Professional artinya orang yang ahli atau tenaga ahli. Professionalism artinya sifat
professional.1 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, profesi adalah bidang
pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan dan
sebagainya) tertentu.2 Djam’an Satori menyatakan bahwa “Profesi adalah suatu
jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian (expertise) dari para anggotanya”.
Artinya, suatu profesi tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang. Orang yang
menjalankan suatu profesi harus mempunyai keahlian khusus dan memiliki
kemampuan yang didapat dari pendidikan khusus bagi profesi tersebut.3
Vollmer dan Mills sebagaimana dikutip Danim (2010:56) menyatakan profesi
adalah suatu pekerjaan yang menuntut kemampuan intelektual khusus yang diperoleh
melalui kegiatan belajar dan pelatihan bertujuan untuk menguasai keterampilan atau
keahlian dalam melayani atau memberikan advis kepada orang lain dengan
memperoleh upah atau gaji dalam jumlah tertentu. Danim (2012:102) menyatakan
profesi dapat diartikan suatu pekerjaan yang mempersyaratkan pendidikan tinggi bagi
pelakunya dan titik tekan pada pekerjaan mental, bukan pekerjaan manual.
Kemampuan mental yang dimaksudkan adalah ada persyaratan pengetahuan teoritis
sebagai instrument untuk melakukan perbuatan praktis.4
Berdasarkan pemaparan diatas dapat dilihat bahwa profesi sebagai terminologi
memiliki banyak makna, hanya saja jika disederhanakan profesi itu dapat dimaknai
sebagai pekerjaan yang dilandasi Pendidikan keahlian, keterampilan, kejujuran dan
sebagainya, sedangkan professional berkaitan dengan profesi, memerlukan
kepandaian khusus untuk menjalankannya dan mengharuskan adanya pembayaran
untuk melakukannya. (Nasution dan Siahaan, 2009:46)5
Sanusi et.al dalam Udin Syaefudin Saud juga menyebutkan bahwa ada kaitan
antara profesi, profesional, profesionalisme, dan profesionalisasi. Dinyatakan bahwa

1
Echols, John M. and Shadily, Hassan. Kamus Indonesia Inggris: An Indonesian-English Dictionary. (Jakarta:
Penerbit PT Gramedia, 1990.), h 449
2
Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi III. (Jakarta: Pusat Bahasa)
3
Djaman Satori. Profesi Keguruan. (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), 1.3-1.4
4
Rusydi Ananda. Profesi Pendidik dan Tenaga Kependidikan. (Medan: LPPPI, 2018), h. 1
5
Rusydi Ananda. Profesi Pendidik dan Tenaga Kependidikan. (Medan: LPPPI, 2018), h. 2

5
profesi adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian (expertise) dari
para anggotanya. Artinya, ia tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang yang tidak
dilatih dan tidak disiapkan secara khusus untuk melakukan pekerjaan itu. Keahlian
diperoleh melalui apa yang disebut profesionalisasi, yang dilakukan baik sebelum
seseorang menjalani profesi itu maupun setelah menjalani suatu profesi.6
Professional adalah jernis pekerjaan khas yang memerlukan pengetahuan,
keahlian atau ilmu pengetahuan yang digunakan dalam aplikasi untuk berhubungan
dengan orang lain, instansi atau Lembaga (Yamin dan Maisah, 2010:30). Didalam
Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dijelaskan
profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan
menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau
kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan
pendidikan profesi. Maka dapat disimpulkan yaitu, profesi menunjuk pada suatu
pekerjaan atau jabatan yang menuntut keadilan, tanggung jawab, dan kesetiaan
terhadap profesi. Suatu profesi secara teori tidak bisa disiapkan untuk itu.
Professional merujuk tuntutan yang seharusnya dan menunjuk pada individunya.
Profesionalisme mengacu kepada sikap dan komitmen anggota profesi untuk bekerja
berdasarkan standar yang tinggi dan kode etik profesinya. Profesionalitas menunjuk
pada derajat penampilan seorang sebagai profesional atau penampilan suatu
pekerjaan sebagai profesi.7

B. PENGERTIAN PENDIDIK
Kata pendidik berasal dari kata didik yang artinya orang yang mendidik.
Kedudukan pendidik dalam pendidikan adalah merupsksn salah satu dari tiang
utama untuk bisa terlaksananya pendidikan. sehingga, kita tidak bisa dipungkiri lagi
bahwa sebuah proses pendidikan tidak akan bisa berjalan tanpa ada yang mendidik
atau tanpa seorang pendidik.8 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidik
adalah orang yang mendidik. Sedangkan secara umum pendidik adalah seseorang
yang bertanggung jawab dalam memberikan pertolongan kepada peserta didiknya
untuk hal perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai tingkat kedewasaan

6
Saud, Udin, Syaefudin. Inovasi Pendidikan. (Bandung: Alfabeta, 2010), h 6
6
Achmad Sanusi. et. al. Studi Pengembangan Model Pendidikan Profesional Tenaga Kependidikan. (Jakarta:
Depdikbud, 1991), h 19
7
Rusydi Ananda. Profesi Pendidik dan Tenaga Kependidikan. (Medan: LPPPI, 2018), h. 2-3
8
Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam dalam Perspektif Filsafat, (Jakarta: Kencana, 2014), hal. 99

6
dan mampu untuk mandiri dalam memenuhi tugasnya sebagai hamba dan khalifah
Allah SWT dan tugasnya sebagai makhluk sosial maupun mahkluk individu.9
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 pada Pasal 39 Ayat 2 tentang
Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), tertulis bahwa pendidik tenaga professional
yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran,
melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan mengabdi
kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.10 Perlu kita
ketahui bahwa antara pendidik dan guru sebenarnya dua hal yang mempunyai makna
berbeda, karena kata pendidik itu mempunyai makna arti yang lebih luas sedangkan
guru mempunyai makna atau arti yang lebih sempit lagi. Seperti, kata pendidik itu
bisa diartikan sebagai orang yang ahli dalam pendidikan seperti guru, dosen, dan
guru besar atau konselor. Sedangkan kata guru memiliki makna sebagai seseorang
yang mengajar, khususnya disekolah. Sebagaimana yang terdapat dalam Undang-
Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Guru adalah pendidik
professional dengan tugas utama mendidik, mengajar. Membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.11
Di dalam Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) BAB XII, Tahun2005 Pasal
139, Pasal 1 dinyatakan bahwa pendidik mencakup guru, dosen, konselor, pamong
belajar, pamong widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, pelatih, dan sebutan lain
dari profesi yang berfungsi sebagai agen pembelajaran peserta didik.12
Maka dapat disimpulkan bahwa pendidik adalah tenaga profesional yang
mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk menumbuhkan, membina,
mengembangkan bakat, minat, kecerdasan, akhlak, moral, pengalaman, wawasan,
dan keterampilan peserta didik dan seorang pendidik adalah orang yang mempunyai
ilmu pengetahuan dan mempunyai wawasan yang luas, memiliki keterampilan,
pengalaman, kepribadian mulia, memahami yang tersurat dan tersirat, dan menjadi
contoh atau model bagi peserta didiknya, dan tentunya seorang pendidik juga
senantiasa untuk membaca dan meneliti, memiliki keahlian yang dapat diandalkan
dan seorang pendidik bisa menjadi penasehat.

9
Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam,(Jakarta: Kencana, 2010), hal 159.
10
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS
11
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
12
Hamzah Nur, Pendidik dan Tenaga Kependidikan. (2009), hal 2

7
C. PENGERTIAN PENGEMBANGAN ATAU PEMBINAAN KARIR
Karier merupakan perjalanan yang dilalui seseorang selama hidupnya.
Pengembangan karier (career development) adalah suatu kondisi yang menunjukkan
adanya peningkatan status seseorang dalam suatu organisasi pada jalur karier yang
telah ditetapkan dalam organisasi yang bersangkutan. Peningkatan status dapat
berupa jabatan atau berupa golongan kepangkatan, mulai dari yang paling bawah
atau posisi saat sekarang sampai pada posisi yang paling tinggi. 13 Menurut Hasibuan
(2016:69) “Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan
teknis, teoretis, konseptual, dan moral karyawan sesuai dengan kebutuhan
pekerjaan/jabatan melalui pendidikan dan latihan”. Sedangkan menurut Ulfatin
(2016:138)14
Suwatno dan Priansa yang mengutip pendapat Yuniarsih dan Suwatno
menyatakan bahwa pengembangan karier merupakan pendekatan formal yang
digunakan organisasi untuk menjamin bahwa pegawai dengan kualifikasi tepat dan
berpengalaman tersedia pada saat dibutuhkan.15 Mangkunegara yang mengutip
pendapat Andrew J. Dubrin bahwa pengembangan karier adalah aktivitas
kepegawaian yang membantu pegawai-pegawai merencanakan karier masa depan
mereka di perusahaan agar perusahaan dan pegawai yang bersangkutan dapat
mengembangkan diri secara maksimum16.
Pengembangan pegawai adalah proses dan usaha meningkatkan kemampuan
dan kemauan pegawai, agar dalam melaksanakan tugas pekerjaan yang sedang atau
yang akan ditugaskan kepada pegawai tersebut dapat lebih efektif dan lebih efisien.
Pengembangan karir adalah pendekatan formal yang diambil organisasi untuk
memastikan bahwa orang-orang dengan kualifikasi dan pengalaman yang tepat
tersedia pada saat dibutuhkan, karena perencanaan dan pengembangan karir
menguntungkan individu dan organisasi. Pembinaan karier ini dipergunakan sebagai
istilah dalam peluang seorang pegawai untuk lebih maju. Kepemimpinan suatu
organisasi harus mampu meningkatkan kehidupan kerja seseorang dalam
hubungannya dengan pekerjaan.17

13
Sadili Samsudin. Manajemen Sumber Daya Manusia. (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2010), h 141
14
Asnita Putri Dewi, Rusdinal. Perkembangan Karir Guru. (Palembang: Program Pascasarjana Universitas
PGRI Palembang, 2020) h 2
15
Suwatno dan Priansa, Donni Juni. Manajemen SDM dalam Organisasi Publik dan Bisnis, (Bandung :
Alfabeta, 2011)
16
Mangkunegara A.P, Manajemen Sumber Daya Manusia. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), h 77
17
Supardi, Pengembangan dan Pembinaan Karier Pegawai. (1992), 86-87

8
BAB III
PEMBAHASAN
1. PENGEMBANGAN ATAU PEMBINAAN KARIR BAGI PENDIDIK
Pengembangan karir merupakan hal yang penting bagi seorang pendidik karena
hal ini sangat berpengaruh setidaknya terhadap kepuasan kerja dan peningkatan
penghasilan. Dengan kata lain, jika karir seorang pendidik meningkat maka tentu saja
pengakuan lembaga yang menaunginya juga meningkat yang salah satunya dibuktikan
dengan peningkatan gaji yang ia terima dan tentunya hal ini akan membuat ia lebih
merasa senang dan nyaman bekerja. Karir merujuk pada aktivitas dan posisi yang ada
dalam kecakapan khusus, jabatan, dan pekerjaan/tugas dan juga aktivitas yang
diasosiasikan dengan masa kehidupan kerja seorang individu. Istilah yang
dikedepankan dalam pendefinisian karir ini adalah aktivitas dan posisi seseorang. Jika
seseorang beraktivitas atau menduduki suatu posisi dalam suatu lingkungan sosial,
sementara untuk melakukan hal itu ia harus memiliki kecakapan khusus, mengerjakan
tugas-tugas tertentu dan menjabat, maka bisa dikatakan bahwa orang tersebut berkarir.
Demikian juga, jika seseorang dalam suatu rentang masa bekerja untuk memperoleh
nafkah bagi kehidupan diri dan keluarganya, maka dikatakan bahwa orang tersebut
memiliki karir. Pengembangan karir merujuk pada proses pengembangan keyakinan
dan nilai, keterampilan dan bakat, minat, karakteristik kepribadian, dan pengetahuan
tentang dunia kerja sepanjang hayat.

Perlu dibedakan antara pendidik dengan tenaga kependidikan. Guru jelas adalah
pendidik. Di dalam Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) BAB XII, Tahun 2005
Pasal 139, Pasal 1 dinyatakan bahwa pendidik mencakup guru, dosen, konselor,
pamong belajar, pamong widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, pelatih, dan sebutan
lain dari profesi yang berfungsi sebagai agen pembelajaran peserta didik. Di dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan,
Bab VI, pasal 28 dinyatakan bahwa Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi,
kompetensi: pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial. Selanjutnya, di dalam
Pasal 2 dinyatakan bahwa pendidik mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai
berikut.

a. Guru bertugas dan bertanggung jawab sebagai agen pembelajaran yang


memotivasi, memfasilitasi, mendidik, membimbing, dan melatih peserta
9
didik sehingga menjadi manusia berkualitas yang mengaktualisasikan
potensi kemanusiaannya secara optimum, pada jalur pendidikan formal
jenjang pendidikan dasar dan menengah termasuk pendidikan anak usia
dini formal.
b. Dosen bertugas dan bertanggung jawab sebagai agen pembelajaran yang
memotivasi, memfasilitasi, mendidik, membimbing,dan melatih peserta
didik pada jenjang pendidikan tinggi sehingga menjadi manusia
berkualitas yang mengaktualisasikan potensi kemanusiaannya secara
optimum, melakukan penelitian untuk pengembangan ilmu, teknologi,
dan/atau seni (IPTEKS), serta melakukan pengabdian kepada
masyarakat.
c. Konselor bertugas dan bertanggung jawab memberikan layanan
bimbingan dan konseling kepada peserta didik di satuan pendidikan pada
jenjang pendidikan dasar, menengah, dan tinggi.
d. Pamong belajar bertugas dan bertanggung jawab menyuluh, mengajar,
membimbing, melatih peserta didik, dan mengembangkan: model
program pembelajaran, alat pembelajaran, dan pengelolaan
pembelajaran pada jalur pendidikan nonformal.
e. Pamong bertugas dan bertanggung jawab membimbing dan melatih anak
usia dini pada kelompok bermain, penitipan anak dan bentuk lain yang
sejenis.
f. Widyaiswara bertugas dan bertanggung jawab mendidik, mengajar dan
melatih peserta didik pada program pendidikan dan pelatihan prajabatan
dan/ atau Pemerintah Daerah.
g. Tutor bertugas dan bertanggung jawab memberikan bantuan belajar
kepada apeserta didik dalam proses pembelajaran mandiri atau proses
pembelajaran dalam kelompok pada satuan pendidikan jalur formal dan
nonformal.
h. Instruktur bertugas dan bertanggung jawab memberikan pelatihan teknis
kepada peserta didik pada kursus dan/ atau pelatihan.
i. Fasilitator bertugas dan bertanggung jawab memberikan pelayanan
pembelajaran pada lembaga pendidikan dan pelatihan.

10
j. Pelatih bertugas dan bertangggung jawab memberikan pelatihan teknis
olah raga kepada peserta didik pada kegiatan pelatihan, pada satuan
pendidikan jalur formal atau nonformal.

Pembinaan dan pengembangan karir bagi pendidik perlu dilakukan agar tenaga
pendidik dapat menerima hak yang sesuai, selain itu dengan pembinaan dan
pengembangan karir bagi pendidik dapat meningkatkan mutu tenaga pendidik itu
sendiri. Mutu tenaga pendidik mempunyai peranan dan kunci dalam keseluruhan proses
pendidikan. Dalam hal ini kekuatan dan mutu pendidikan suatu negara dapat dinilai
dengan mempergunakan faktor mutu tenaga pendidik sebagai salah satu induk utama.
Itulah sebabnya antara lain mengapa mutu tenaga pendidik merupakan faktor yang
mutlak didalam pembelajaran. Makin sungguh-sungguh sebuah pemerintahan untuk
membangun negerinya, makin menjadi penting kedudukan mutu tenaga pendidik.

Dalam Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 pasal 2 (1) bahwa: “Standar


Nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga pendidik
dan kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian
pendidikan yang harus di tingkatkan secara berencana dan berkala”.

Standar pendidik dan tenaga kependidikan dalam Standar Nasional Pendidikan


pasal 28 (1) bahwa: “Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi
sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional”. Sedangkan ayat (2) menjelaskan bahwa:
“kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah tingkat pendidikan
minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah
dan/atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang
berlaku”. Adapun pada ayat (3) menjelaskan bahwa: “kompetensi sebagai agen
pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia
dini meliputi: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional,
dan kompetensi sosial”.

Standar yang dimaksud adalah suatu kriteria yang telah dikembangkan dan
ditetapkan berdasarkan atas sumber, prosedur, dan manajemen yang efektif. Sedangkan
kriteria adalah sesuatu yang menggambarkan ukuran dan keadaan yang dikehendaki.
Secara konseptual, standar juga dapat berfungsi sebagai alat untuk menjamin bahwa
program-program pendidikan suatu profesi dapat memberikan kualifikasi kemampuan

11
yang harus dipenuhi oleh calon sebelum masuk kedalam profesi yang bersangkutan.
Profesionalisme dan kompetensi merupakan dua hal yang menentukan parameter
seseorang yang berkualitas atau tidak bermutu. Keduanya merupakan kedua hal yang
tidak terpisah satu sama lainnya.

Kemampuan profesional seorang pendidik pada hakekatnya adalah bermuara


pada ketrampilan dasar dan pemahaman yang mendalam tentang anak sebagai peserta
didik, obyek belajar dan situasi kondusif berlangsungnya kegiatan pembelajaran. Jadi
seorang pendidik dalam arti yang seharusnya adalah pekerjaan yang profesional, yaitu
pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang secara khusus disiapkan untuk
itu dan bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka yang tidak dapat melakukan
pekerjaan itu atau bukan ahlinya. Dengan demikian seorang profesional menjalankan
pekerjaannya sesuai tentang tuntutan profesinya. Seorang profesional menjalankan
kegiatannya berdasarkan profesionalisme dan bukan secara amatir.

Menurut Undang-Undang Guru dan Dosen pasal 1 (4), pengertian profesional


adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber
penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran atau kecakapan yang
memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memperlukan pendidikan profesi.
Namun pada kenyataanya masih banyak tenaga pendidik yang tidak dapat menguasai
bidang yang ditekuninya, masih banyak pendidik yang tidak menguasai model
pembelajaran yang ada, sehingga model pembelajaran yang diterapkan tidak menarik,
yang mengakibatkan peserta didik mudah bosan atau tidak termotivasi untuk belajar.

Untuk mengatasi banyaknya pendidik yang tidak berkualitas baik dalam


proses pembelajaran maupun penguasaan pengetahuan dengan cara memberikan
penataran, lokakarya, berdiskusi sesama pendidik bidang studi (MGMP bagi guru), dan
memberi kesempatan kepada mereka untuk studi lanjut. Yang tidak kalah penting
adalah menyediakan sarana belajar bagi tenaga pendidik agar mereka terus mau
mengembangkan diri. Gaji yang rendah, dengan tuntutan yang rumit dan persiapan
mengajar, koreksi, dan lain-lain, menjadikan profesi pendidik ini kurang menarik bagi
banyak orang. Oleh karena itu, sangat diharapkan gaji bagi tenaga pendidik untuk
dinaikkan sehingga pendidik tidak lagi banyak mengerjakan proyek dari luar. Selain
itu, perlu beberapa model penghargaan seperti jaminan prestasi khusus bagi pendidik
yang sangat baik dan mengahasilkan banyak inovasi pendidikan.

12
Di dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen juga diterangkan
bahwa yang dimaksud dengan gaji adalah hak yang diterima oleh guru atau dosen atas
pekerjeaannya dari penyelenggaraan pendidikan atau satuan pendidikan dalam bentuk
finansial secara berkala sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Ini berarti
bahwa seorang guru (dalam hal ini guru PNS) akan diberi gaji berupa uang yang
dibayarkan secara berkala. Berkala yang dimakasud di sini adalah setiap bulan.
Biasanya gaji yang diterima tersebut sesuai pangkat/golongan dan masa keja. Selain itu
pendidik juga memiliki hak-hak yang seharusnya terpenuhi, diantaranya hak pendidik
dan tenaga kependidikan sebagai disebutkan dalam Pasal 40 ayat (1) Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah sebagai berikut, (1)
Penghasilan dan jaminan kesejahteraan sosial yang pantas dan memadai, (2)
Penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja, (3) Pembinaan karier sesuai
dengan tuntutan pengembangan kualitas, (4) Perlindungan hukum dalam melaksanakan
tugas dan hak atas hasil kekayaan intelektual, (5) Kesempatan untuk menggunakan
sarana, prasarana, dan fasilitas pendidikan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan
tugas.

Agar dapat mengalami kenaikan karir yang berdampak pada kenaikan gaji,
seorang pendidik perlu mengerjakan sejumlah tugas-tugas profesional yang memiliki
nilai kredit tertentu dan dibuktikan dengan dokumen-dokumen legal. Akumulasi nilai
kredit yang dimaksud harus dapat memenuhi jumlah nilai tertentu yang ditetapkan
pemerintah. Kemudian untuk dapat mencapai kedua jenis karir tersebut pendidik harus
dapat mencapai kompetensi-kompetensi yang tinggi. Undang-Undang No 14 tahun
2005 tentang guru dan dosen pasal 10 ayat, bahwa guru mempunyai empat kompetensi
penting yaitu, (1) kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui
pendidikan profesi (Danin, 2013).

Profesionalisme pendidik sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan


sangatlah penting. Oleh karena itu, selain terampil mengajar, seorang pendidik juga
memiliki pengetahuan bijak dan dapat bersosialisasi dengan baik. Profesi guru dan
dosen merupakan bidang pekerjaan khusus yang memerlukan prinsip-prinsip
profesional. Maka, hal yang perlu dimiliki seorang pendidik yang profesional menurut
Undang-Undang tentang Guru dan Dosen, yaitu (1) Memiliki bakat, minat, panggilan
jiwa, dan idealisme, (2) Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan,

13
keimanan, ketakwaan, serta akhlak mulia, (3) Memiliki kualifikasi akademik dan latar
pendidikan sesuai dengan bidang tugas, (4) Memiliki kompetensi yang diperlukan
sesuai dengan bidang tugas, (5) Memiliki tanggungjawab atas keprofesionalan, (6)
Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja, (7) Memiliki
kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan
belajar sepanjang hayat, (8) Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam
melaksanakan tugas keprofesionalan, (9) Memiliki organisasi profesi yang mempunyai
kewenangan yang mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.

Berikut ini juga merupakan upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh pendidik
untuk dapat meningkatkan kompetensinya agar karir yang ia geluti dapat berkembang
maksimal, yaitu: (1) menghadiri/berpartisipasi dalam forum atau kegiatan ilmiah
profesional (seminar, simposium, pelatihan, dan lain-lain); (2) membuat karya tulis
ilmiah/populer, karya seni, karya teknologi; (3) melaksanakan penelitian/pengkajian
kerja profesional baik individual maupun kolaboratif (Lesson Study, PTK/PTBK, dan
penelitian jenis lainnya).

2. PERAN PEMBINAAN KARIR BAGI PENDIDIK DALAM MENINGKATKAN


PROFESIONALITAS
Pembinaan karir atau pengembangan karir bagi pendidik sangatlah dibutuhkan
demi tercapainya mutu pendidikan yang baik, selain itu hal tersebut juga sangat penting
untuk meningkatkan profesionalitas pendidik terhadap kewajiban yang harus dijalani.
Pengembangan karir itu sendiri mempunyai arah atau jalur-jalur serta pilihan yang akan
memberikan kepada setiap pendidik untuk mengembangkan karirnya sepanjang arah
itu mencerminkan tujuan dan kemapuannya. Pilihan arah yang ingin dikembangkan
merupakan kesempatan yang baik bagi pendidik itu sendiri di manapun dan kapanpun.
Tugas pendidik cukup berat dan kompleks, namun hasilnya tidak nampak dengan
segera. Untuk menjalankan tugasnya pendidik membutuhkan konsentrasi dan bekerja
dengan penuh tanggung jawab. Dengan adanya pembinaan karir pendidik dapat
meningkatkan profesionalitasnya dalam mendidik, mengajar, membina, sera
mengarahkan peserta didik.
Profesionalisme pendidik yang dimaksud ialah kemampuan dan keahlian
khusus seorang pendidik di bidangnya serta telah berpengalaman dalam mengajar
sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai pendidik dengan

14
kemampuan yang maksimal serta berkompeten sesuai dengan kriteria pendidik yang
profesional. Dalam meningkatkan profesionalitas pendidik hal yang sangat penting
adalah pembinaan dan pengembangan karir bagi pendidik.
Pembinaan dan pengembangan karir bagi pendidik berfungsi untuk
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif,
cakap, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta tanggung jawab.
Dalam hal ini berarti pendidik merupakan komponen penting dalam sistem pendidikan,
dan diharapkan mampu menjadi fasilitator, motivator, dan dinamisator dalam proses
belajar peserta didik. Jadi untuk menyiapkan tenaga pendidik tidak hanya diperlukan
suatu proses pendidikan akademik yang handal akan tetapi juga diperlukan suatu proses
pendidikan yang mampu mengembangkan kepribadian dan karakter seorang pendidik.
Proses penempatan pendidik yang tidak terarah, tidak adil dan tidak
proporsional akan berpengaruh negatif terhadap pendidik dalam mengembangkan
kemampuan dan pengabdiaan profesional kependidikannya, selain itu hal ini dapat
menyurutkan niat generasi muda untuk memasuki atau terjun ke profesi keguruan.
Dalam pelaksanaan manajemen pendidikan yang moderen, praktek pendidik mencari
penghasilan tambahan dilarang dan bagi yang melanggar harus memilih untuk tetap
bekerja sebagai pendidik atau meninggalkannya. Di negara yang mendudukkan
pendidikan sebagai priortas utama, penghasilan tenaga pendidik semakin bersaing
dengan profesi lain, sehingga larangan rangkap profesi dapat diterapkan. Oleh karena
itu upaya apapun yang dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan tidak akan
dapat dicapai selama masalah jaminan kesejahteraan minimal seorang tenaga pengajar
tidak dipenuhi.
Maka dari itu pembinaan karir dan pengembangan karir bagi pendidik sangatlah
penting dan krusial, dengan adanya pengembangan karir dan pembinaan karir yang baik
dan benar pendidik dapat meningkatkan profesionalitasnya terhadap tanggung jawab
dan kewajiban yang dimiliki, yang kemudian akan berdampak pada kualitas mutu
pendidikan yang semakin meningkat, hal ini sangat penting bagi masa depan anak-anak
generasi selanjutnya yang ada di Indonesia.

15
BAB IV
KESIMPULAN

Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan


melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan
dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi
pendidik pada perguruan tinggi, pengembangan pendidik pada lembaga pendidikan ini sangat
dibutuhkan karena mempunyai pengaruh yang sangat penting terhadap kemajuan suatu
lembaga pendidikan terutama kepada output yang dihasilkan dalam hal ini peserta didik serta
sikap profesional pendidik dalam melaksanakan proses pembelajaran.
Profesionalisme pendidik sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan dan jeSnjang
karir pendidik sangatlah penting, sebab sebagai pendidik merupakan salah satu komponen yang
sangat penting dalam proses pembelajaran. Apabila pendidik dapat melaksanakan tugasnya
secara profesional, maka kualitas peserta didik juga akan baik. Setiap pendidik juga harus tau
bagaimana kriteria pendidik yang profesional, karena dengan pengetahuan tersebut pendidik
dapat menyesuaikan keadaan yang ada pada dirinya, artinya jika pendidik tersebut merasa
bahwa dirinya kurang profesional maka harapannya ia akan berusaha untuk meningkatkan
keprofesionalan pada dirinya, dalam hal ini diperlukan pula pembinaan dan pengembangan
karir bagi pendidik.
Pembinaan karir atau pengembangan karir bagi pendidik sangatlah dibutuhkan demi
tercapainya kualitas pendidik dalam mengajar secara profesional terhadap kewajiban yang
harus dijalani, hal tersebut akan berdampak pada peningkatkan kualitas mutu pendidikan. Maka
pembinaan atau pengembangan karir yang benar, tepat, dan sesuai bagi pendidik sangatlah
dibutuhkan, selain meningkatkan kualitas mutu pendidikan dan profesionalitas, dengan begitu
kesejahteraan pendidik juga dapat terpenuhi. Hal ini sangat penting demi terwujudnya sumber
daya manusia yang berkualitas bagi Indonesia.

16
DAFTAR PUSTAKA
----------, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

----------, Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2006 tentang Standar Nasional Pendidikan.

----------, Rancangan Peraturan Pemerintah Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Pendidikan.

----------, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 19 Tahun 2005 Tentang Sistem


Pendidikan Nasional.

Ananda, Rusydi. 2018. Profesi Pendidikan dan Tenaga Kependidikan. Medan.

Anggraini, Yuli. 2019. Profesionalisme Tenaga Pendidik Dalam Meningkatkan Mutu


Pendidikan.

Chairunnisya, Poejha. 2019. Proses Pengelolahan Administrasi Pendidik dan Tenaga


Pendidikan.

Darlina, Reni. 2020. Strategi Kepala Sekolah Dalam Pembinaan Karir Guru di Sekolah
Menengah Atas Negeri 1 Tebo. Jambi.

Muspawi, Mohamad. 2017. Menata Perkembangan Karier Sumber Daya Manusia Organisasi,

Mukti, Saidi. 2017. Pengaruh Kualifikasi Pendidikan dan Pengembangan Karir Terhadap
Produktivitas Kerja Guru. Jurnal Ilmiah Bidang Pendidikan Vol. 11 No. 1. Serang.

Nasihin, Sukarti. 2008. Profesi Guru dalam Konsep dan Teori. Jurnal Administrasi
Pendidikan Vol. 8 No. 2.

Nur, Hamzah. 2009. Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Jurnal Medtek, Vol. 1, No. 2.

Supardi. 1992. Pengembangan dan Pembinaan Karier Pegawai. Jurnal Unisia No. 13.

Tambunan, B. M Tumpal. 2017. Pengembangan Karir Guru Menuju Indonesia Emas.


Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Dasar Universitas Negeri Medan.

Wildasari. 2018. Pengembangan Sistem Tenaga Pendidik dan Kependidikan. Jurnal


Manajemen Pendidikan Islam Vol. 2 No. 2.

17

Anda mungkin juga menyukai