Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

Profesi dan Profesionalisme


Makalah ini ditulis dan dipresentasikan pada Mata Kuliah Pengembangan
Kepribadian Terpadu
Dosen Pengampu: Dirga Ayu Lestari, M.Pd.

Disusun oleh:
Kelompok 2
1. Farahatul Fauziyah (211240084)
2. Ike Talupi (211240100)
3. Diah Nuraffiatul J (211240105)

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN
2022/2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-
Nya, kami diberi kesehatan jasmani maupun rohani sehingga mampu untuk
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Profesi dan Profesional” dengan tepat
waktu.
Tak lupa juga kami mengucapkan terima kasih atas bimbingan Ibu Dirga Ayu
Lestari, M.Pd. Selaku dosen pengampu Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian
Terpadu, dan kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah
ini.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pengembangan
Kepribadian Terpadu. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan
bagi penulis dan pembaca. Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini.

Serang, 09 Septemberb 2023

……………….
Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

COVER… .............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI… .................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah… ................................................................................... 2
C. Tujuan Masalah… ....................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Profesi Dan Profesionalisme… ................................................. 3
B. Ciri-ciri Profesi Dan Profesionalisme… ..................................................... 5
C. Guru sebagai Profesi… ............................................................................... 5
D. Kode Etik Profesi Guru ............................................................................... 8
E. Profesionalisme Di Sekolah Dasar… ........................................................ 10
F. Dampak Guru yang Profesionalisme… .................................................... 11
G. Contoh Real Profesi dan Profesionalisme ................................................. 12

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan… ........................................................................................... 14
B. Saran… ...................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA… .......................................................................................15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kemampuan guru merupakan salah satu elemen krusial dalam pelaksanaan
proses pendidikan1. Guru yang menjadi panutan masyarakat adalah guru yang
dapat menunjukkan bahwa ia layak menjadi teladan bagi masyarakat
sekitarnya. Seperti mengikuti perkembangan zaman dan teknologi agar dapat
memberikan pembelajaran yang relevan dan efektif, menjaga etika dan
moralitas dalam bertindak dan berbicara di depan siswa dan masyarakat,
menjaga hubungan yang baik dengan siswa, orang tua siswa, dan rekan kerja,
meningkatkan kompetensi dan kualitas diri melalui pelatihan dan
pengembangan diri.
Guru memiliki peran penting dalam pendidikan karena tugas sejatinya
adalah mendidik. Misi pendidikan adalah menghasilkan individu yang
memiliki moralitas yang baik, kecerdasan, tanggung jawab, spiritualitas yang
kuat, iman yang kokoh, perilaku yang baik, etika yang tinggi, dan keterampilan
yang berguna bagi diri mereka sendiri dan masyarakat. Untuk mencapai hal ini,
kehadiran guru yang kompeten sangat penting dalam mengelola proses belajar
sehingga tujuan-tujuan ini dapat tercapai.
Memang, di Indonesia masih banyak guru yang belum mencapai tingkat
profesionalisme yang diharapkan. Situasi ini disebabkan oleh beberapa faktor,
termasuk kelemahan dalam sistem pendidikan nasional yang mencakup
kepemimpinan yang tidak memadai, kurikulum yang kurang optimal, serta
kurangnya fasilitas dan dukungan bagi guru. Karena itu, perlu dilakukan
perbaikan jika ingin mencapai perubahan yang positif. Salah satu langkah
perbaikan tersebut adalah menciptakan profesionalisme para guru.

1
Agus Dudung, “KOMPETENSI PROFESIONAL GURU,” JKKP (Jurnal Kesejahteraan Keluarga dan
Pendidikan) 5, no. 1 (April 17, 2018): hal. 11, https://doi.org/10.21009/JKKP.051.02.

1
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1. Bagaimana Pengertian Profesi Dan Profesionalisme?
2. Bagaimana Ciri-ciri Profesi dan Profesionalisme?
3. Bagaimana Guru Sebagai Profesi?
4. Bagaimana Kode Etik Profesi Guru?
5. Bagaimana Profesionalisme Guru di Sekolah Dasar?
6. Bagaimana Dampak Guru yang Profesionalisme?
7. Bagaimana Contoh Real Profesi dan Profesionalisme?
C. Tujuan Pembahasan
Makalah ini bertujuan untuk membahas dari pada rumusan masalah:
1. Menganalisis Pengertian Profesi Dan Profesionalisme
2. Menganalisis Ciri-ciri Profesi dan Profesionalisme
3. Menganalisis Guru Sebagai Profesi
4. Menganalisis Kode Etik Profesi Guru
5. Menganalisis Profesionalisme Guru di Sekolah Dasar
6. Menganalisis Dampak Guru yang Profesionalisme
7. Menganalisis Contoh Real Profesi dan Profesionalisme

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Profesi dan Profesionalisme
Berikut ini adalah pengertian atau penjelasan mengenai apa itu profesi dan apa
itu profesionalisme.
1. Pengertian Profesi
Profesi berasal dari kata bahasa Inggris profesion, bahasa latin
professus yang berartikan mampu atau ahli dalam suatu pekerjaan suatu
profesi iyalah suatu pekerjaan yang menuntut pendidikan tinggi. Istilah
profesi telah dikenal oleh semua orang dan melekat pada guru, karena
pekerjaan guru sebenarnya adalah jabatan yang bersifat profesional2.
“Istilah profesi mempunyai arti yang lebih luas daripada pekerjaan.” Semua
profesi adalah pekerjaan, tetapi tidak semua pekerjaan adalah profesi.
Umumnya, istilah profesi selalu diartikan dengan pekerjaan atau jabatan
yang diemban seseorang, meskipun tidak semua pekerjaan atau jabatan
dapat dianggap sebagai profesi, karena profesi memiliki ciri-ciri yang sudah
melekat.
Kita tidak hanya mengenal istilah profesi untuk bidang-bidang
pekerjaan seperti kedokteran, guru, militer, pengacara, dan semacamnya,
tetapi meluas sampai mencakup pula bidang seperti manajer, wartawan,
pelukis, penyanyi, artis, sekretaris dan sebagainya. Kriteria untuk
mengidentifikasi sebuah profesi dapat dilihat dari aspek pendidikan formal
yang diperlukan untuk mencapai status profesi, serta kemampuan yang
harus dimiliki oleh seseorang untuk menjalankan tugasnya.
Profesi, adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk
menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian3.
Sehingga profesi merupakan posisi atau pekerjaan atau suatu jabatab yang

2
Juhji and Adila S “Profesi Guru Dalam Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta
Didik Di Era Globalisasi” Jurnal Genealogi PAI. Vol 5, no. 1 (2015). Hal 17.
3
Rizal Isnanto. “Etika_Profesi.Pdf,” n.d., (Diponegoro; Universitas diponegoro, 2009) hal. 6.

3
memerlukan tingkat keahlian khusus. Dari beberapa penjelasan tersebut,
dapat disimpulkan bahwa profesi adalah sebuah tuntutan akan adanya
pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh melalui pendidikan dan
pelatihan untuk menjalankan pekerjaan. Ini bertujuan untuk memastikan
kualitas pekerjaan atau mutu yang tinggi dan memberikan kepuasan kepada
pengguna jasanya.
2. Pengertian Profesionalisme
Profesionalisme berasal dari kata bahasa Inggris profesionalism yang
secara leksikal berarti sifat profesi. Sifat yang dimaksud adalah seperti yang
dapat ditampilkan dalam perbuatan, bukan hanya dalam kata-kata saja.
Profesionalisme ialah sifat-sifat (kemampuan, kemahiran, cara pelaksanaan
sesuatu dan lain- lain) sebagaimana yang sewajarnya dilakukan oleh
seorang profesional, jadi, profesionalisme adalah tingkah laku, kepakaran
atau kualiti dari seseorang yang profesional. Menurut KBI (kamus besar
Indonesia), profesionalisme diartikan sebagai karakteristik/sifat yang
menandai suatu profesi atau individu yang profesional, yang melibatkan
mutu, kualitas, dan perilaku yang berkualitas.
Dalam bekerja, setiap manusia dituntut untuk bisa memiliki
profesionalisme karena di dalam profesionalisme tersebut terkandung
kepiawaian atau keahlian dalam mengoptimalkan ilmu pengetahuan, skill,
waktu, tenaga, sember daya, serta sebuah strategi pencapaian yang bisa
memuaskan semua bagian/elemen. Profesionalisme juga bisa merupakan
perpaduan antara kompetensi dan karakter yang menunjukkan adanya
tanggung jawab moral. Menurut Supriadi, penggunaan istilah
profesionalisme untuk menyebut derajat penampilan seseorang sebagai
profesional atau penampilan pekerjaan seseorang sebagai suatu profesi,
mempunyai derajat tinggi, sedang, dan lemah. Profesionalisme juga
mengacu pada sikap dan komitmen. anggota suatu profesi bekerja sesuai
dengan standar tinggi dan kode etik profesi.
Profesionalisme dalam pengertian lainnya adalah menunjuk kepada
komitmen para anggota suatu profesi untuk meningkatkan kemampuan

4
profesionalnya dan terus menerus mengembangkan strategi-strategi yang
digunakan dalam melakukan pekerjaan yang sesuai dengan pekerjaannya4.
Jadi dapat disimpimpulkan bahwa bahwa Profesionalisme menitikberatkan
pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan manajemen, serta
kemampuan dalam menerapkan strategi.
B. Ciri-ciri Profesi dan Profesionalisme
Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri dari profesi:
1. Ada standar untuk kerja yang baku dan jelas.
2. Profesi membutuhkan pendidikan dan latihan yang khusus dan memadai,
yaitu harus adanya keterampilan yang khusus dalam suatu bidang
pekerjaan.
3. Ada lembaga pendidikan khusus yang menghasilkan pelakunya dengan
program dan jenjang pendidikan yang baku serta memiliki standar
akademik yang memadai dan yang bertanggung jawab tentang
pengembangan ilmu pengetahuan yang melandasi profesi itu.
4. Ada organisasi profesi yang mewadahi para pelakunya untuk
mempertahankan dan memperjuangkan eksistensi dan kesejahteraannya.
5. Ada etika dan kode etik yang mengatur perilaku etik para pelakunya dalam
memperlakukan kliennya.
6. Anggota profesi secara perorangan Ataupun kelompok memperoleh
imbalan finansial5.
7. Ada pengakuan masyarakat (profesional, penguasa, dan awam) terhadap
pekerjaan itu sebagai suatu profesi.
Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri profesionalisme menurut Suwinardi6:
1. Profesionalisme menghendaki sifat mengejar kesempurnaan hasil,
sehingga kita di tuntut untuk selalu mencari peningkatan mutu. Hal ini
berarti bahwa seseorang yang memiliki profesionalisme akan selalu

4
Dr H Djam’an Satori, “Profesi Keguruan dalam Mengembangkan Siswa,” n.d., h, 1.4.
5
Rita Mariyana, ETIKA PROFESI GURU , hal 7
6
Suwinardi. “PROFESIONALISME DALAM BEKERJA”. Jurnal Orbith, VOL. 13 NO. 2 Juli
(2017). Hal 81.

5
berusaha untuk meningkatkan kualitas kerja dan mencapai hasil yang
terbaik. Profesionalisme juga menuntut adanya ketekunan dan ketabahan,
yaitu sifat tidak mudah puas atau putus asa sampai hasil maksimal tercapai.
2. Profesionalisme memerlukan kesungguhan dan ketelitian kerja yang
hanya dapat diperoleh melalui pengalaman dan kebiasaan. Dalam hal ini,
pengalaman dan kebiasaan yang dimaksud adalah pengalaman dan
kebiasaan dalam bidang tertentu yang memungkinkan seseorang untuk
menguasai keterampilan dan kemampuan yang dibutuhkan untuk menjadi
seorang profesional.
3. Profesionalisme menuntut ketekunan dan ketabahan, yaitu sifat tidak
mudah puas atau putus asa sampai hasil tercapai.
4. Profesionalisme memerlukan integritas tinggi yang tidak tergoyahkan oleh
“keadaan terpaksa” atau godaan iman seperti harta dan kenikmatan hidup.
Seorang profesional harus memiliki kejujuran dan etika kerja yang tinggi,
sehingga dapat menjalankan tugasnya dengan baik dan tidak tergoda untuk
melakukan tindakan yang tidak etis atau merugikan orang lain. Oleh
karena itu, integritas merupakan salah satu aspek penting dalam mencapai
profesionalisme.
5. Profesionalisme memerlukan adanya kebulatan fikiran dan perbuatan,
sehingga terjaga efektivitas kerja yang tinggi.
C. Guru Sebagai Profesi
Guru bertanggung jawab mengantarkan siswanya untuk mencapai
kedewasaan sebagai calon pemimpin bangsa pada semua bidang kehidupan.
Untuk itu, pihak-pihak yang berkepentingan selayaknya tidak mengabaikan
peranan guru dan profesinya, agar bangsa dan negara dapat tumbuh sejajar
dengan dengan bangsa lain di negara maju, baik pada masa sekarang maupun
masa yang akan datang. Kondisi seperti itu bisa mengisyaratkan bahwa profesi
guru merupakan komponen kehidupan yang dibutuhkan oleh bangsa dan
negara ini sepanjang zaman. Hanya dengan pelaksanaan tugas guru secara
profesional hal itu dapat diwujudkan eksitensi bangsa dan negara yang

6
bermakna, terhormat dan dihormati dalam pergaulan antar bangsa-bangsa di
dunia ini.
Pekerjaan/jabatan guru dapat dianggap sebagai suatu profesi karena
mengambil peran sebagai seorang guru memerlukan keahlian serta
keterampilan khusus, seperti kemampuan mengajar, mengelola kelas, dan
merancang pembelajaran, strategi pembelajaran, membuat bahan ajar dan
lainya. Dari pekerjaan ini, seseorang dapat mencari penghasilan/nafkah yang
mendukung kehidupannya di masa mendatang7. Profesi guru termasuk
kedalam profesi mengajar. Profesi mengajar adalah sebuah posisi yang
menuntut keahlian khusus. Keahlian ini merujuk pada kemampuan yang
diperlukan dalam melakukan tugas mengajar, yaitu membimbing individu.
Berikut ialah tugas guru sebagai profesi:
1. Membantu peserta didik untuk mengembangkan seluruh potensinya
sehingga tumbuh dan berkembang dengan total dan sempurna.
2. Membantu anak belajar sehingga kemampuan intelektualnya tumbuh
dengan menguasai berbagai ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman,
nilai, dan sikap yang diperlukan untuk hidup mandiri dan menghadapi
tantangan masa depan.
3. Membantu peserta didik mengembangkan sikap positif terhadap diri
sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar.
4. Membantu peserta didik mengembangkan kemampuan untuk berpikir
kritis, kreatif, dan mandiri.
5. Membantu peserta didik mengembangkan kemampuan untuk
berkomunikasi dengan baik dan efektif.
6. Membantu peserta didik mengembangkan kemampuan untuk bekerja
sama dengan orang lain.
Profesi guru sangatlah penting bagi suatu negara manapun, karena peran
guru memiliki posisi strategis dalam memberdayakan dan mendidik suatu
bangsa, yang tidak dapat digantikan oleh unsur lain dalam sejarah keberadaan

7
Muhammad Hidayatullah, “PENJELASAN PROFESI GURU” 1, no. 2 (2021). Hal 48

7
suatu bangsa. Semakin efektif guru dalam menjalankan peran dan tanggung
jawabnya, semakin pasti terwujudnya kehandalan dan kesiapan individu.
Dengan hal ini, gambaran masa depan manusia tercermin dalam gambaran guru
saat ini, dan perkembangan dinamika kehidupan sangat dipengaruhi oleh
reputasi guru di tengah-tengah masyarakat. Oleh sebab itu, Guru dapat
diklasifikasikan sebagai profesi karena mereka memiliki keterampilan yang
diperoleh melalui pelatihan khusus dan pendidikan, serta memikul tanggung
jawab yang diatur oleh kode etik tertentu, Tugas ini tidak dapat dilakukan oleh
individu sembarangan di luar konteks Pendidikan.
D. Kode Etik Profesi Guru
Etika merujuk pada tata susila atau aspek-aspek yang berkaitan dengan
kesusilaan dalam pelaksanaan suatu pekerjaan. Dalam konteks kode etik guru,
ini mengacu pada aturan-aturan yang mengatur perilaku guru dalam kerja
mereka, dengan penekanan pada norma-norma yang bersifat sopan, santun, dan
beradab. Dengan kata lain, kode etik berkaitan dengan peraturan yang
menyangkut tata susila dan moralitas, yang setiap guru diharapkan untuk
mematuhi dan beradaptasi dengan budaya setempat dengan fleksibilitas untuk
menerapkan prinsip-prinsip etika yang diperlukan dalam profesi pendidikan8.
Dalam melaksanakan tugas profesinya guru Indonesia menyadari
sepenuhnya bahwa perlu ditetapkan Kode Etik Guru Indonesia sebagai
pedoman bersikap dalam bentuk nilai-nilai moral dan etika dalam jabatan guru
sebagai pendidik putera-puteri bangsa. Undang-Undang Nomor 14 Tahun
2005 tentang Guru dan Dosen memberikan pedoman mengenai kode etik yang
harus diikuti oleh guru dan dosen. Beberapa aspek penting yang terkait dengan
kode etik guru menurut undang-undang tersebut adalah sebagai berikut:
1. Guru harus menghargai hak asasi manusia dan memperjuangkan nilai-nilai
kemanusiaan, keadilan, dan demokrasi dalam melaksanakan tugasnya
sebagai pendidik.

8
A. Gafar Hidayat and Tati Haryati, “Peran Guru Profesional dalam Membina Karakter Religius
Peserta Didik Berbasis Nilai Kearifan Lokal (Maja Labo Dahu) Sekolah Dasar Negeri Sila Di
Kecamatan Bolo Kabupaten Bima,” JURNAL PENDIDIKAN IPS 9, no. 1 (June 30, 2019): Hal 4.
https://doi.org/10.37630/jpi.v9i1.169.

8
2. Guru harus berperan sebagai teladan bagi siswa dalam hal sopan santun,
integritas, dan moralitas.
3. Guru harus menjunjung tinggi profesionalisme dalam melaksanakan tugas
sebagai pendidik.
4. Guru harus memperhatikan kepentingan siswa dan masyarakat dalam
melaksanakan tugas sebagai pendidik.
5. Guru tidak boleh memperlakukan siswa secara diskriminatif berdasarkan
jenis kelamin, suku, agama, ras, dan status sosial.
6. Guru harus menghindari tindakan yang merugikan siswa atau
membahayakan kesehatan dan keselamatan siswa.
7. Guru tidak boleh menyalahgunakan kewenangan atau wewenang yang
dimiliki sebagai pendidik.
8. Guru harus memperbaharui ilmu pengetahuannya secara terus-menerus
dan mengembangkan diri sebagai pendidik yang berkualitas.
9. Guru harus menjaga citra dan martabat profesi pendidik serta
memperjuangkan hak-haknya sebagai pendidik.
10. Guru harus memperjuangkan terciptanya lingkungan pendidikan yang
berkualitas, aman, dan kondusif.
Tujuan kode etik profesi adalah untuk kepentingan anggota dan organisasi
profesi itu sendiri, yaitu untuk:
a) Menjunjung tinggi martabat profesi
b) Menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggotanya
c) Meningkatkan pengabdian para anggota profesi
d) Meningkatkan mutu profesi
e) Meningkatkan mutu organisasi profesi
Kode etik ditetapkan oleh anggota profesi. Kode etik guru ditetapkan oleh
anggota profesi guru yang tergabung dalam wadah PGRI. Kode etik ini
dijadikan pedoman bertindak bagi seluruh anggota organisasi atau profesi
tersebut. Sanksi terhadap pelanggaran kode etik diberlakukan bagi anggota
dengan menggunakan sanksi organisasi profesi, misalnya dilarang mengajar,

9
atau melakukan aktivitas di dunia pendidikan, atau bahkan diberi Tindakan
pidana atau perdata jika secara lebih jauh melanggar undang-undang tertentu.
E. Profesionalisme Guru di Sekolah Dasar
Guru memegang peranan strategis terutama dalam upaya membentuk
watak bangsa melalui pengembangan kepribadian dan nilai-nilai yang
diinginkan. Dipandang dari dimensi pembelajaran, peran guru dalam
masyarakat Indonesia tetap dominan sekalipun teknologi yang dapat
dimanfaatkan dalam proses pembelajaran berkembang amat cepat. Untuk dapat
melaksanakan perannya dengan baik, setiap guru dituntut untuk memiliki
sejumlah kemampuan yang dipersyaratkan, baik berkenaan dengan aspek
pengetahuan, sikap serta keterampilan yang diperlukan. Berbekal kemampuan-
kemampuan tersebut diharapkan guru semakin mampu memahami serta
melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang harus dilaksanakannya.
Bilamana guru telah mampu memahami bidang tugasnya dengan baik, serta
mampu pula melaksanakan tugas-tugas tersebut sesuai standard yang
diharapkan dengan akumulasi kepribadian yang sesuai dengan jabatannya,
maka diyakini akan semakin mendukung terwujudnya tugas profesional
sebagai seorang guru seperti diharapkan9.
Profesionalisme guru sangat terkait dengan kemampuan mewujudkan
atau mengaktualisasikan kompetensi yang dipersyaratkan bagi setiap guru.
Kompetensi dapat dijelaskan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan prinsip-
prinsip dasar yang tercermin dalam cara seseorang berpikir dan bertindak, arti
lain dari kompetensi adalah spesifikasi dari pengetahuan, keterampilan, dan
sikap yang dimiliki seseorang. Dalam Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005
pasal 28, ayat 3 disebutkan bahwa kompetensi sebagai agen pembelajaran pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini
meliputi; (1)kompetensi pedagogik, (2)kompetensi kepribadian, (3)
kompetensi profesional, dan (4) kompetensi sosial.

9
Sukmawati, “PROFESIONALISME GURU SEKOLAH DASAR”. Jurnal Visi Ilmu Pendidikan.
Hal 1674.

10
Kompetensi pedagoogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran
peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan
dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil beljar, dan pengembangan
peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yan dimilikinya.
Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil,
dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak
mulia. Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi
pelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing
peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar
Nasional Pendidikan. Sedangkan kompetensi sosial adalah kemampuan
pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul
secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan,
orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
Profesionalisme guru di SD merupakan faktor kunci dalam menciptakan
lingkungan pembelajaran yang berkualitas dan membantu siswa mencapai
potensi mereka secara optimal. Selain dari penguasaan kompetensi
sebagaimana di atas, kompetensi guru juga dinilai sesuai dengan kompetensi
pembelajaran bidang studi masing-masing yang diajarkan. Kemampuan
mewujudkan setiap kompetensi sesuai indikator yang ditetapkan merupakan
standar kemampuan yang harus dimiliki setiap guru. Dengan penetapan standar
kompetensi ini maka kemampuan profesional guru semakin dimungkinkan
untuk diukur guna keperluan pembinaan dan peningkatan lebih lanjut.
F. Dampak Guru yang Profesionalisme
Kualitas pendidikan berada di tangan guru. Dari tangan guru akan
melahirkan generasi terbaik atau generasi emas yang diidamkan bangsa. Masa
depan sebuah bangsa ditentukan oleh generasi bangsa tersebut. Genarasi
bangsa inilah nantinya yang akan memimpin, melaksanakan, dan membentuk
negaranya pada masa yang akan datang. Sedangkan kualitas sebuah generasi
sangat ditentukan oleh kualitas para gurunya. Guru yang profesional akan
menghasilkan pendidikan yang sesuai dengan bakat, minat, dan karakteristik
siswa. Di tangan guru yang profesional akan ter bentuk siswa yang tangga

11
dalam menghadapi perkembangan zaman. Guru yang profesional akan
mengajar secara tepat guna dan berdaya guna, karena guru profesional sangat
memahami karakteristik siswa dan mampu mengembangkan karakter sis- wa
menjadi insan yang berguna di masyarakat.
Dampak yang ditimbulkan dari guru yang profesional adalah: 1) peserta
didik memperoleh jaminan pelayanan dan pengalaman belajar yang efektif, 2)
pemenuhan standar dan mengembangkan kompetensi dirinya, sehingga
mampu melaksanakan tugas utamanya secara efektif, sesuai dengan kebutuhan
belajar peserta didik untuk menghadapi kehidupan di masa datang, 3) bagi
sekolah/madrasah akan mampu memberikan pelayanan pendidikan yang lebih
baik dan berkualitas, 4) orang tua/ masyarakat memperoleh jaminan bahwa
anak mereka mendapatkan layanan pendi- dikan yang berkualitas dan
pengalaman belajar yang efektif, dan 5) bagi pemerintah, dengan adanya guru
yang profesional akan memberikan jaminan kepada masyarakat tentang
layanan pendidikan yang berkualitas dan profesional.
G. Contoh Real Profesi dan Profesionalisme
Berikut adalah beberapa contoh profesi dan bagaimana profesionalisme
dapat tercermin dalam profesi tersebut:
1. Dokter:
Profesi: Seorang dokter adalah seorang profesional medis yang merawat
dan menyembuhkan pasien. Mereka memiliki tanggung jawab besar
terhadap kesehatan dan keselamatan pasien mereka.
Profesionalisme: Seorang dokter harus memiliki pengetahuan medis yang
luas, mengikuti etika medis, menjaga kerahasiaan pasien, bekerja dengan
tim medis, dan selalu berusaha memberikan perawatan terbaik untuk
pasien mereka.
2. Guru:
Profesi: Seorang guru adalah pendidik yang bertanggung jawab atas
pendidikan dan perkembangan siswa mereka di dalam kelas. Mereka
memiliki pengaruh besar dalam membentuk masa depan siswa.
Profesionalisme: Seorang guru harus memiliki pemahaman mendalam
tentang mata pelajaran yang diajarkan, merencanakan pengajaran dengan

12
baik, mendukung perkembangan siswa secara pribadi dan akademis, serta
berkomunikasi dengan orang tua dan kolega untuk memastikan pengajaran
yang efektif.
3. Insinyur
Profesi: Seorang insinyur adalah seorang profesional yang merancang,
mengembangkan, dan mengelola berbagai proyek teknik, seperti jembatan,
gedung, atau perangkat teknologi.
Profesionalisme: Seorang insinyur harus memiliki pengetahuan teknis
yang mendalam, mematuhi standar keselamatan dan etika profesional,
melakukan penelitian dan pengembangan, serta memastikan bahwa
proyek-proyeknya memenuhi spesifikasi dan batas waktu yang ditetapkan.
4. Akuntan
Profesi: Seorang akuntan adalah seorang profesional yang mengelola
catatan keuangan, melakukan audit, dan memberikan saran keuangan
kepada klien mereka.
Profesionalisme: Seorang akuntan harus menjaga integritas dan kejujuran
dalam pelaporan keuangan, mengikuti regulasi akuntansi yang berlaku,
menjaga kerahasiaan informasi keuangan klien, dan memberikan nasihat
keuangan yang sesuai dengan kepentingan klien.
5. Polisi
Profesi: Seorang polisi adalah penegak hukum yang bertugas melindungi
masyarakat, menegakkan hukum, dan menjaga ketertiban umum.
Profesionalisme: Seorang polisi harus menjalankan tugas mereka dengan
integritas, menghormati hak asasi manusia, menghindari penyalahgunaan
kekuasaan, dan memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Profesi adalah sebuah tuntutan akan adanya pengetahuan dan keterampilan
yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan untuk menjalankan pekerjaan.
Ini bertujuan untuk memastikan kualitas pekerjaan atau mutu yang tinggi dan
memberikan kepuasan kepada pengguna jasanya. Profesionalisme dalam
pengertian lainnya adalah menunjuk kepada komitmen para anggota suatu
profesi untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya dan terus menerus
mengembangkan strategi-strategi yang digunakan dalam melakukan pekerjaan
yang sesuai dengan pekerjaannya.
Profesi guru termasuk kedalam profesi mengajar. Profesi mengajar adalah
sebuah posisi yang menuntut keahlian khusus. kode etik berkaitan dengan
peraturan yang menyangkut tata susila dan moralitas, yang setiap guru
diharapkan untuk mematuhi dan beradaptasi dengan budaya setempat dengan
fleksibilitas untuk menerapkan prinsip-prinsip etika yang diperlukan dalam
profesi pendidikan. Profesionalisme guru sangat terkait dengan kemampuan
mewujudkan atau mengaktualisasikan kompetensi yang dipersyaratkan bagi
setiap guru.
B. Saran
Demikianlah makalah yang kami sajikan, kami berharap bahwa makalah
yang kami susun dapat bermanfaat dan meningkatkan pemahaman pembaca.
Kami mohon maaf jika terdapat kesalahan ejaan atau kekurangan dalam
klarifikasi kata dan kalimat. Sebagai manusia yang tidak sempurna, kami
sangat menghargai masukan dan kritik dari pembaca untuk memperbaiki
kualitas makalah ini. Kami mengakhiri pernyataan ini dengan harapan bahwa
Anda menerimanya dengan hati terbuka, dan kami ingin mengucapkan terima
kasih sebesar-besarnya atas perhatian dan waktu yang telah Anda berikan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Adila.S. and juhji. (2015) Profesi guru dalam mengembangkan kemampuan berfikir
kritis peserta didik di era globalisasi.5(1). Hal 17.

Dudung, A. (2018) KOMPETENSI PROFESIONAL GURU. 5(1). Hal 11.

Hidayat, A. Gafar.and Tati Haryati, (2019). Peran Guru Profesional dalam


Membina Karakter Religius Peserta Didik Berbasis Nilai Kearifan Lokal
(Maja Labo Dahu) Sekolah Dasar Negeri Sila Di Kecamatan Bolo Kabupaten
Bima.https://doi.org/10.37630/jpi.v9i1.169.

Hidayatullah.M (2021) PENJELASAN PROFESI GURU.1(2 ) Hal 48

Isnanto.Rizal (2009).Etika_Profesi.guru pdf.diponegoro.univeesitas Diponegoro.

Mariyana.R. ETIKA PROFESI GURU.hal 7

Satori.D, “Profesi Keguruan dalam Mengembangkan Siswa”.1(4).

Sukmawati. “PROFESIONALISME GURU SEKOLAH DASAR.” Hal 1674.

Suwinardi (2017) PROFESIONALISME DALAM BEKERJA.13 (2 ) Hal 81.

15

Anda mungkin juga menyukai