Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PROFESI KEPENDIDIKAN

"PROFIL PROFESI DAN PROFESIONALISME TENAGA PENDIDIK"


Dianjurkan untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah profesi kependidikan
Dosen pengampu : Ibu Fartina M.Pd

Disusun oleh
Kelompok 3 :
1. Muh. Alfan Nawawi
2. M. Khadapi Sani
3. Nurul Iswatun Aini
4. Munira Duwi Masayu

PRODI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HAMZANWADI
TA.2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmatNya
penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Adapun
tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai syarat untuk menyelesaikan tugas mata
kuliah Profesi Pendidikan. Penulisan makalah ini didasarkan pada referensi yang ada baik buku
maupun sumber lainnya yang terkait.
Dengan ini kami sebagai penulis menyampaikan terimakasih kepada Ibu Fartina M.Pd
selaku dosen pengampu mata kuliah Profesi Pendidikan yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini.
kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan dalam
teknik penyajian maupun dalam tata penulisan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun guna sebagai koreksi untuk perbaikan membuat makalah yang
lebih baik kedepannya. Semoga bermanfaat.

Pancor , 12 Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................1
2
1.3 Tujuan...................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................3
2.1 Pengertian Profil..................................................................................................................3
2.2 Perbedaan Profesi dan Pekerjaan......................................................................................3
2.3 Pengertian Profesi,profesional dan profesionalisme tenaga pendidik ...........................5
2.4 Karakteristik Profesi dan syarat menjadi guru profesionalisme....................................7
BAB III PENUTUP .....................................................................................................................13
3.1 KESIMPULAN...................................................................................................................13
3.2 SARAN................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebagaimana kita ketahui bahwa selain sebagai pengajar dan pendidik guru juga harus
mampu membina relasi dengan organisasi profesi.Hal ini merupakan hal yang harus dilakukan
oleh seorang guru sebagaimana tuntutan yang telah ditentukan,dimana setiap guru wajib menjadi
anggota organisasi profesi serta mempunyai kenangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan
tugas keprofesionalan guru.Melalui organisasi profesi ini diharapkan akan membawa dampak
yaitu sebagai alat pemersatu seluruh anggota profesi dalam kiprahnya menjalankan tugas serta
dapat meningkatkan kemampuan profesional dari anggotanya.Dari hal ini, tentu saja
membutuhkan kerjasama seluruh anggota profesi untuk memelihara, meningkatkan mutu serta
bertanggung jawab terhadap organisasi profesi itu.Seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, serta perubahan sosio-kultural yang terkadang sulit diprediksi,
profesi pendidikan seakan-akandihadapkan pada dilema yang kompleks. Di satu pihak,
masyarakat pengguna jasa kependidikan menuntut akan kualitas layanan jasa kependidikan
secara lebih baik,tetapi di pihak lain para penyandang profesi kependidikan dihadapkan pada
berbagai keterbatasan, bahkan secara individual mereka dihadapkan pula pada suatu
realitas bahwa kesejahteraannya perlu mendapat perhatian khususnya imbalan jasa kependidikan
yang kurang sesuai menurut ukuran kebutuhan hidup realistis masih menjadi topik diskusi
keseharian masyarakat padahal masyarakat yakin betul bahwa kelangsungan hidup bangsa ini
akan sangat ditentukan oleh keberhasilan proses sistem pendidikan, banyak orang yang
menganggap bahwa menjadi seorang guru itu mudah persepsi itu sungguh tidak benar adanya,
karena seseorang guru mempunyai tanggung jawab yang besar dalam mendidik dan mengajar
tanggung jawab itu lahyang menjadi professionalitas seorang guru di mata masyarakat. Seorang
guru tidak sebatas mengajar di kelas tetapi juga harus menjadi teladan bagi muridnya,
keteladanan tersebut akan menjadi tolak ukur keberhasilan seorang guru. Dalam mentrasfer ilmu,
seorang guru haruslah memperhatikan murid-murid secara bijak dan cermat, karena antara murid
yang satu dan lainnya berbeda karakter pada murid yang tepat dalam menangkap pelajaran,ada
juga murid yang lamban dalam memahami pelajaran. Selain itu guru juga harus menjunjung
tinggi etika dan norma dalam mendidik. Pendidikan merupakan bagian yang terpenting dalam
1
kehidupan masyarakat, pendidikan ini menjadi sebuah proses yang dilalui setiap individu menuju
ke arah yang lebih baik dalam melangsungkan kehidupannya, karena
pendidikan adalah salah satu jalan seseorang mendapatkan pengetahuan untuk
dijadikan sebagai modal dan acuan mereka dalam kehidupan bermasyarakat.
Pendidikan juga menjadi sebuah proses pembudayaan dimana masing-masing
anak yang dilahirkan ke dunia dibentuk menjadi anggota penuh dari suatu
masyarakat dengan menghayati dan mengamalkan nilai-nilai yang terdapat dalam
kebudayaan yang mereka miliki tersebut (dalam Manan, 1989:7). Menurut
pernyataan Freire (dalam Martono, 2012:195) Pendidikan dimaknai sebagai
sebuah proses untuk membentuk manusia seutuhnya atau proses memanusiakan
manusia (humanisasi).

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam makalah dimaksudkan untuk merumuskan masalah yang akan
dibahas dalam pembahasan dalam makalah. Rumusan masalah yang akan dibahas dalam
makalah ini adalah sebagai berikut:
1) Apa pengertian dari profil?
2) Bagaimana perbedaan pekerjaan dan profesi?
3)Apa saja pengertian profesi,profesional dan profesionalisme tenaga pendidik?
4) Apa saja karakteristik profesi dan syarat-syarat menjadi guru profesionalisme?

1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah bertujuan untuk menemukan tujuan pembahasan pembahasan
rumusan masalah dalam makalah. Ada juga tujuan penulisan makalah, sebagai berikut.
1) Mengetahui pengertian profil
2)Mengetahui perbedaan pekerjaan dan profesi
3) Mengetahui pengertian profesi,profesional dan profesionalisme tenaga pendidik
4) Mengetahui karakteristik profesi dan syarat-syarat menjadi guru profesionalisme

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Profil


Profil adalah pandangan sisi, garis besar, atau biografi dari diri
seseorang atau kelompok yang memiliki usia yang sama .Profil yang baik di tulis dengan singkat
namun.Jelas dan dapat menggambarkan seseorang atau lembaga secara umum. Profil bisa dibuat
tertulis, baik di kertas atau di website ataupun melalui email elektronik.
Pemanfaatan profil belakangan cukup banyak, misalnya saja dapat dijadikan
untuk lamaran kerja, untuk meminjam uang, untuk memperkenalkan diri,
memperkenalkan suatu instansi kepada masyarakat dan sebagainya.

2.2. Perbedaan Profesi dan Pekerjaan

1. Keahlian

Perbedaan pertama dari profesi dan pekerjaan dapat dilihat dari keahlian atau
keterampilan di antara keduanya. Profesi adalah pekerjaan yang membutuhkan keahlian khusus,
sementara pekerjaan tidak membutuhkan keterampilan khusus yang dikuasai oleh seseorang.
Siapa saja dapat melaksanakan pekerjaan, sedangkan profesi hanya dapat dilakukan oleh
seseorang yang ahli dalam bidangnya.

2. Latar Belakang Pendidikan

Untuk menjadi profesional dan meraih gelar tertentu, seseorang harus memiliki keahlian
dan keterampilan tersebut. Keterampilan tersebut diperoleh dengan pendidikan, mengikuti
berbagai macam pelatihan dan uji kompetensi. Sedangkan pekerjaan, dapat dilakukan meskipun
orang yang melakukannya tidak memiliki latar belakang pendidikan yang berhubungan sama
sekali.

3
3. Kualifikasi yang Dibutuhkan

Pekerjaan tidak menuntut kualifikasi tertentu, asalkan orang yang mengerjakan memiliki
keinginan, maka pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan. Berbeda dengan profesi. Seorang
profesional perlu memiliki kualifikasi yang harus dipenuhi dan ditekuni.

4. Jumlah Penghasilan yang Didapatkan

Pada umumnya, sebuah profesi yang dijalani sebagai sumber pemasukan utama memiliki
jumlah penghasilan yang berbanding lurus dengan keahlian yang dimiliki oleh orang
tersebut.Jadi, semakin ahli, semakin profesional seseorang, maka semakin besar pula besaran
penghasilan yang diperoleh. Meskipun profesi dan pekerjaan dilakukan untuk mencari nafkah,
tetapi pekerjaan umumnya tidak dapat memberikan jumlah penghasilan sebesar profesi.

Pekerjaan perlu dicari dan jaringan yang luas akan memperbesar peluang seseorang
mendapatkan pekerjaan. Sebaliknya dengan profesi, profesi akan mendatangkan penghasilan
dengan sendirinya. Profesi disertai dengan keterampilan khusus yang dikuasai dan membuat
seorang profesional dicari oleh masyarakat yang membutuhkan.

5. Pengaruh pada Status sosial

Profesi yang ditekuni oleh seseorang, akan meningkatkan status sosial seorang
profesional di kalangan masyarakat. Sedangkan pekerjaan cenderung tidak memberi pengaruh
apapun pada status sosial seseorang.

6. Keterikatan pada Peraturan Tertentu

Pekerjaan umumnya memiliki sifat yang lebih bebas dibandingkan dengan profesi. Suatu
profesi dalam praktiknya, memiliki keterikatan pada peraturan tertentu, contohnya seperti kode
etik profesi.

Setiap profesi memiliki kode etik yang berisi norma dan menjadi pedoman bagi para
profesional dalam melaksanakan pekerjaannya. Kode etik tersebut akan menjaga mutu serta

4
memberikan jaminan secara moral. Oleh karena itu,, seorang profesional tidak dapat berbuat
seenaknya dan sewenang-wenang dengan keahlian yang mereka miliki.

Contoh dari kode etik adalah kode etik jurnalistik. Dalam kode etik jurnalistik, para
jurnalis tidak diperbolehkan menuliskan opini pribadi pada sebuah berita.

2.3. Pengertian Profesi ,professional dan profesionalisme tenaga pendidik


a. profesi
Profesi merupakan kata serapan dari bahasa Belanda yaitu professie dan dalam bahasa
Yunani dari kata Epangelia yang artinya janji untuk memenuhi kewajiban melaksanakan suatu
tugas khusus dengan tetap atau secara permanen. Selain itu, profesi juga dapat diartikan sebagai
pekerjaan yang membutuhkan pelatihan khusus serta penguasaan pada suatu pengetahuan
khusus. Suatu profesi, pada umumnya memiliki asosiasi profesi, kode etik dan proses sertifikasi
serta lisensi khusus untuk bidang profesi tersebut. Seseorang yang memiliki kompetensi pada
suatu profesi disebut profesional. Meskipun begitu, istilah profesional juga sering digunakan
untuk suatu aktivitas yang menerima bayaran, sebagai lawan katanya amatir.Menurut buku Etika
Profesi: Membangun Profesionalisme Diri yang ditulis oleh Sukarman Purba, dkk istilah profesi
diartikan sebagai segala sesuatu hal yang memiliki kaitan dengan bidang yang sangat
dipengaruhi oleh pendidikan serta bidang keahlian. Jadi artinya, apa itu profesi adalah pekerjaan
yang dilaksanakan untuk dapat menghasilkan nafkah hidup dengan mengandalkan suatu
keahlian. Oleh sebab itulah, tidak semua pekerjaan termasuk sebagai profesi. Profesi hanya
pekerjaan yang mengandalkan keahlian saja. Profesi tidak seperti pekerjaan yang dapat
dilakukan oleh siapa saja tanpa adanya pelatihan dan tanpa adanya persiapan khusus untuk dapat
melakukan pekerjaan tersebut. Keahlian untuk menjadi profesional diperoleh dengan latihan,
pendidikan maupun sertifikasi yang dilakukan sebelum menjalani suatu profesi dan setelah
menjalankan berbagai macam profesi. upah atas jasanya.
Ciri-ciri profesi, yaitu:
a)Profesi memiliki fungsi dan signifikansi sosial bagi masyarakat.
b)Profesi menuntut keterampilan tertentu yang diperoleh melalui proses pendidikan dan
pelatihan yang cukup yang dilakukan oleh lembaga pendidikan yang akuntabel atau dapat
dipertanggungjawabkan.
5
c)Profesi didukung oleh suatu disiplin ilmu tertentu (a systematic body of knowledge).
d)Ada kode etik yang dijadikan sebagai satu pedoman perilaku anggota beserta sanksi yang jelas
dan tegas terhadap pelanggar kode etik tersebut. Pengawasan terhadap penegakan kode etik
dilakukan oleh organisasi profesi yang bersangkutan.
e)Sebagai konsekuensi dari layanan dan prestasi yang diberikan kepada masyarakat, maka
anggota profesi secara perorangan atau kelompok memperoleh imbalan finansial atau material.
b. professional
Profesional merupakan orang yang mempunyai profesi atau pekerjaan purna waktu dan
hidup dari pekerjaan itu dengan mengandalkan suatu keahlian yang tinggi. Atau seorang
profesional adalah seseorang yang hidup dengan mempraktekkan suatu keahlian tertentu atau
dengan terlibat dalam suatu kegiatan tertentu yang menurut keahlian, sementara orang lain
melakukan hal yang sama sebagai sekedar hobi, untuk senang-senang, atau untuk mengisi waktu
luang. Jadi, profesional menitikberatkan pada pelakunya. Ciri-ciri orang yang professional ialah
sebagai berikut:
a) Orang yang tahu akan keahliannya.
b) Meluangkan seluruh waktunya untuk pekerjaan atau kegiatannya itu.
c) Hidup dari pekerjaan itu.
d) Bangga akan pekerjaannya.
Dengan ciri-ciri tersebut di atas maka kaum profesional adalah orang-orang yang
memiliki tolak ukur perilaku yang berada di atas rata-rata. Di satu pihak ada tuntutan dan
tantangan yang sangat berat, tetapi di lain pihak ada suatu kejelasan mengenai pola perilaku yang
baik dalam rangka kepentingan masyarakat. Seandainya semua bidang kehidupan dan bidang
kegiatan menerapkan suatu standar profesional yang tinggi, bisa diharapkan akan tercipta suatu
kualitas masyarakat yang semakin baik. Jika profesional itu ialah guru, maka guru tersebut sudah
seharusnya menciptakan masyarakat yang berkualitas melalui pendidikan pada generasi muda.
Kita juga sering mengaitkan antara profesi, professional, dan profesionalisme. Apabila profesi itu
pekerjaannya dan profesional ialah pelaku pekerjaan tersebut, maka profesionalisme merupakan
jembatan antara kedua hal tersebut.
c. profesionalisme
Ahmad Tafsir Mendefisinikan bahwa profesionalisme adalah paham yang mengajarkan
bahwa setiap pekerjaan harus dilakukan oich orang yang professional. Istilah professional aslinya
6
adalah kata sifat dari kata "profession" (pekerjaan)yang berarti sangat mampu melakukan
pekerjaan. Sebagai kata benda,professional lebih berarti orang yang melaksanakan sebuah
profesi dengjan menggunakan profesi sebagai mata pencarian (Mc. Lead,1989).Dalam kamus
bahasa Indonesia edisi kedua (1991), guru diartikan sebagai orang yang pekerjaannya (mata
pencariannya) mengajar. Dalam bahasa arab disebut "Mu'alim" dalam bahasa inggris
“teacher”memiliki arti sedemhana yakni "A person whose occupation is teaching others"(Mc.
Leod,1989) artinya seseorang yang pekerjaannya mengajar orang lain.
Di dalam UU sistem pendidikan nasional tahun 2003 pada pasal 39 ayat 2 menjelaskan:
"Pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses
pembelajaran, menilal hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan serta
melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
Profesionalisme guru merupakan kondisi, arah, nilai, tujuan, dan kualitas suatu keahlian
dan kewenangan dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan
seseorang yang menjadi mata pencaharian. Adapun guru yang professional itu sendiri adalah
guru yang berkualitas, berkompeten dan'guru yang dikehendaki untuk mendatangkan prestasi
belajar serta mampu mempengaruhi proses belajar siswa yang nantinya akan menghasilkan
prestasi belajar siswa yang lebih baik.
Secara sederhana pekerjaan yang bersifat professional adalah pekerjaan yang hanya dapat
dilakukan oleh mereka yang secara kusus disiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan yang
dilakukan oleh mereka yang karena tidak dapat atau tidak memperoleh pekerjaan yang lainnya.
Profesionalisme yang berdasarkan keterbukaan dan kebijakan terhadap ide-ide pembaharuan
itulah yang akan mampu melestarikan eksistensi sekolah.

2.4. Karakteristik Profesi dan syarat-syarat menjadi guru profesionalisme


a.karakteristik profesi

Profesi merupakan pekerjaan, tetapi tidak semua pekerjaan adalah profesi. Profesi
memiliki karakteristik atau cirinya sendiri yang membuatnya berbeda dari pekerjaan. Agar tidak
bingung, berikut penjelasan karakteristik profesi.

7
1. Telah Melalui Uji Kompetensi

Profesi dinilai sebagai pekerjaan yang dilakukan oleh seorang profesional sesuai dengan
bidang keahliannya. Oleh karena itulah, untuk dapat menjalankan profesi tersebut, maka seorang
profesional harus bersangkutan dengan uji kompetensi dan lulus dari ujian tersebut. Melalui
ujian tersebut, maka dapat disimpulkan apakah orang tersebut pantas atau layak untuk menjadi
seorang profesional dalam bidang tertentu atau tidak.

2. Memiliki Kode Etik untuk Menjalankan Profesinya

Sebagai seorang profesional, dalam melaksanakan tugas profesinya maka ia harus


dibatasi oleh kode-kode etik tertentu. Hal tersebut memiliki tujuan, yaitu agar seorang
profesional tidak berlaku sewenang-wenang ataupun memanfaatkan keahlian profesinya tersebut.
Tentu saja, kode etik bagi setiap profesi berbeda-beda dan disesuaikan dengan profesinya.
Contohnya kode etik dokter tentu saja berbeda dengan kode etik jurnalis ataupun dokter.

3. Memiliki Keterampilan serta Pengetahuan Khusus

Seseorang yang bekerja serta memiliki profesi tertentu, memiliki keterampilan dan
pengetahuan khusus yang sesuai dengan bidangnya. Maka artinya, profesi bukanlah pekerjaan
yang dapat dilakukan oleh seseorang yang serba tahu atau bisa melakukan apa saja, tetapi
seorang profesional telah memiliki keterampilan dan pengetahuan khusus yang berkaitan dengan
bidangnya.

Mereka yang memiliki profesi telah menempuh jalur pendidikan serta mungkin saja telah
mengikuti berbagai macam pelatihan yang panjang maupun banyak. Maka tidak heran, jika
seorang profesional memiliki pendidikan tinggi.

4. Pada Umumnya Bekerja Demi Kepentingan Umum

Beberapa profesi pada umumnya akan dihubungkan dengan kepentingan umum. Maka
dengan kata lain, seorang profesional biasanya bekerja untuk kepentingan umum. Contohnya
seperti profesi guru yang bekerja untuk mendidik siswa ataupun generasi penerus bangsa.

8
Ada pula profesi dokter yang bertugas untuk membantu orang ketika mengalami berbagai
macam permasalahan kesehatan. Hal ini tentu sama seperti polisi ataupun pengacara dan profesi
lainnya.

5. Memiliki Lisensi

Seperti yang Grameds ketahui, bahwa profesi dianggap sebagai sebuah pekerjaan yang
profesional serta tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang. Hanya orang yang telah
menempuh pelatihan khusus serta pendidikan yang sesuai saja lah yang dapat mendapatkan gelar
tersebut.

Oleh sebab itulah, seseorang yang memiliki profesi juga harus memiliki lisensi pekerjaan
yang berkaitan dengan bidangnya. Lisensi tersebut digunakan sebagai salah satu bukti, bahwa
orang tersebut memang telah berkompeten dalam bidang profesinya.

6. Memiliki Otonomi Kerja Sendiri

Seseorang yang memiliki profesi harus memiliki otonomi kerjanya sendiri. Maka artinya,
orang tersebut bekerja sesuai dengan teori yang telah disepakati bersama dan telah dikuasai
selama pendidikan maupun pelatihannya. Jadi, langkah yang diambil oleh setiap profesi tidak
akan terpengaruh oleh lingkungan sekitarnya.

7. Tergabung dalam Asosiasi Resmi

Pada umumnya, orang yang memiliki profesi tergabung dalam asosiasi resmi yang telah
diakui oleh pemerintah. Asosiasi tersebut memiliki fungsi untuk dapat mengatur anggotanya,
termasuk dalam menjaga agar kode etik yang telah disepakati dilaksanakan bersama-sama.
Beberapa contoh dari asosiasi profesi adalah PGRI yang ditujukan bagi guru, IDI untuk profesi
dokter dan lain sebagainya.

8. Memiliki Standar Moral yang Tinggi

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa profesi pada umumnya berkaitan
dengan pengabdian pada masyarakat atau pelayanan pada masyarakat, oleh sebab itu, profesi
9
memiliki kaidah dan standar moral yang tinggi di dalamnya. Hal ini umum dan telah diatur pada
setiap kode etik profesi yang dijalani.

9. Memiliki Status dan Imbalan Tinggi

Seseorang yang memiliki profesi, biasanya mendapatkan gelar tersebut tidak secara
cuma-cuma. Artinya orang tersebut harus berusaha untuk mendapatkan gelar profesi tersebut
dengan cara menempuh pendidikan, mengikuti berbagai macam pelatihan serta mengikuti uji
kompetensi. Oleh sebab itu, biasanya profesi memiliki imbalan atau penghasilan yang tinggi.

Seseorang yang memiliki profesi juga akan meraih status tinggi di masyarakat, prestise.
Kedua hal ini, dianggap sebagai pengakuan pada layanan yang diberikan oleh seorang
profesional pada masyarakat.

10. Layanan Publik dan Mengatur Diri

profesi tentu tergabung dalam organisasi profesi, sebab karakteristik profesi adalah
mampu mengatur organisasi sendiri tanpa ada campur tangan pemerintah. Professional diatur
oleh para senior, praktisi yang dihormati maupun orang-orang yang telah memiliki kualifikasi
paling tinggi.

Profesional mendapatkan penghasilan jika mampu mempertahankan pekerjaannya


dengan kebutuhan publik. Contohnya seperti layanan dokter yang memiliki kontribusi pada
kesehatan masyarakat.

b.Syarat- syarat menjadi guru profesionalisme

Arifin (2000) mengemukakan guru Indonesia yang profesional dipersyaratkan mempunyai:


a) Dasar ilmu yang kuat sebagai pengejawantahan terhadap masyarakat teknologi dan
masyarakat ilmu pengetahuan di abad 21.
b) Penguasaan kiat-kiat profesi berdasarkan riset dan praksis pendidikan yaitu ilmu pendidikan
sebagai ilmu praksis bukan hanya merupakan konsep-konsep belaka. Pendidikan merupakan
proses yang terjadi di lapangan dan bersifat ilmiah, serta riset pendidikan hendaknya diarahkan
pada praksis pendidikan masyarakat Indonesia.
10
c) Pengembangan kemampuan profesional berkesinambungan, profesi guru merupakan profesi
yang berkembang terus menerus dan berkesinambungan.

Dengan adanya persyaratan profesionalisme guru ini, perlu adanya paradigma baru untuk
melahirkan profil guru Indonesia yang profesional di abad 21 yaitu:
a) Memiliki kepribadian yang matang dan berkembang; 
b) Penguasaan ilmu yang kuat; 
c) Keterampilan untuk membangkitkan peserta didik kepada sains dan teknologi; dan
d) Pengembangan profesi secara berkesinambungan.
Keempat aspek tersebut merupakan satu kesatuan utuh yang tidak dapat dipisahkan dan
ditambah dengan usaha lain yang ikut mempengaruhi perkembangan profesi guru yang
profesional. Professional yaitu seorang guru, yang ahli dalam bidang keilmuan yang dikuasainya
dituntut bukan hanya sekedar mampu mentransfer keilmuan ke dalam diri anak didik, tetapi juga
mampu mengembangkan potensi yang ada dalam diri peserta didik. Maka, bentuk pembelajaran
konkret dan penilaian secara komprehensif diperlukan untuk bisa melihat siswa dari berbagai
perspektif. Persiapan pembelajaran menjadi sesuatu yang wajib dikerjakan, dan pelaksanaan
aplikasi dalam kelas berpijak kepada persiapan yang telah dibuat dengan menyesuaikan terhadap
kondisi setempat atau kelas yang berbeda. Kepedulian untuk mengembangkan kemampuan
afektif, emosional, social dan spiritual siswa, sesuatu yang vital untuk bisa melihat kelebihan
atau keungulan yang terdapat dalam diri anak. Peserta didik diberi kesempatan untuk
mengembangkan diri dan menemukan aktualisasi sehingga tumbuh rasa percaya diri.
Berikut akan diuraikan tentang 2 tuntutan yang harus dipilih dan dilaksanakan guru dalam upaya
mendewasakan anak didik. Tuntutan itu adalah:
a) Mengembangkan visi anak didik tentang apa yang baik dan mengembangkan self esteem anak
didik.
b) Mengembangkan potensi umum sehingga dapat bertingkah laku secara kritis terhadap pilihan-
pilihan. Secara konkrit anak didik mampu mengambil keputusan untuk menentukan mana yang
baik atau tidak baik.
Apabila seorang guru dalam kehidupan pekerjaannya menjadikan pokok satu sebagai
tuntutan yang dipenuhi maka yang terjadi pada anak didik adalah suatu pengembangan konsep
manusia terhadap apa yang baik dan bersifat eksklusif. Maksudnya adalah bahwa konsep
11
manusia terhadap apa yang baik hanya dikembangkan dari sudut pandang yang sudah ada pada
diri siswa sehingga tak terakomodir konsep baik secara universal. Dalam hal ini, anak didik tidak
diajarkan bahwa untuk mengerti akan apa yang baik tidak hanya bertitik tolak pada diri siswa
sendiri tetapi perlu mengerti konsep ini dari orang lain atau lingkungan sehingga menutup
kemungkinan akan timbulnya visi bersama (kelompok) akan hal yang baik.
Berbeda dengan tujuan yang pertama, tujuan yang kedua lebih menekankan akan
kemampuan dan peranan lingkungan dalam menentukan apa yang baik tidak hanya berdasarkan
pada diri namun juga pada orang lain berikut akibatnya. Di lain pihak guru mempersiapkan anak
didik untuk melaksanakan kebebasannya dalam mengembangkan visi apa yang baik secara
konkrit dengan penuh rasa tanggung jawab di tengah kehidupan bermasyarakat sehingga pada
akhirnya akan terbentuklah dalam diri anak sense of justice dan sense of good.
Komitmen guru dalam mengajar guna pencapaian tujuan mengajar yang kedua lebih
lanjut diuraikan bahwa guru harus memiliki loyalitas terhadap apa yang ditentukan oleh lembaga
(sekolah). Sekolah selanjutnya akan mengatur guru, KBM dan siswa supaya mengalami proses
belajar mengajar yang berlangsung dengan baik dan supaya tidak terjadi penyalahgunaan
jabatan. Namun demikian, sekolah juga perlu memberikan kebebasan bagi guru untuk
mengembangkan, memvariasikan, kreativitas dalam merencanakan, membuat dan mengevaluasi
sesuatu proses yang baik (guru mempunyai oto-nomi). Hal ini menjadi perlu bagi seorang yang
profesional dalam pekerjaannya.
Masyarakat umum juga dapat membantu guru dalam proses kegiatan belajar mengajar.
Hal ini dimungkinkan karena masyarakat ikut bertanggung jawab terhadap proses anak didik.
Masyarakat dapat mengajukan saran, kritik bagi lembaga (sekolah). Lembaga (sekolah) boleh
saja mempertimbangkan atau menggunakan masukan dari masyarakat untuk mengembangkan
pendidikan tetapi lembaga (sekolah) atau guru tidak boleh bertindak sesuai dengan kehendak
masyarakat karena hal ini menyebabkan hilangnya profesionalitas guru dan otonomi lembaga
(sekolah) atau guru.
Dengan demikian, pemahaman akan visi pekerjaan sesuai dengan etika moral
profesi perlu dipahami agar tuntutan yang diberikan kepada guru bukan dianggap sebagai beban
melainkan visi yang akan dicapai guru melalui proses belajar mengajar. Guru perlu diberikan
otonomi untuk mengembangkan dan mencapai tuntutan tersebut.

12
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Profesi merupakan pekerjaan yang dilakukan seseorang yang menuntut adanya keahlian
atau keterampilan tertentu. Profesi guru merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang yaitu
guru yang menuntut adanya keahlian mendidik. Guru harus bersifat profesional karena
profesionalisme mutlak adanya jika ingin menciptakan kinerja yang kompetitif dan bermanfaat
bagi diri sendiri, masyarakat, bangsa, dan negara.
Profesionalisme keguruan atau kependidikan dapat diperoleh dengan berlatih dan
memahami bagaimana menjadi guru yang professional. Kita juga dapat memanfaatkan organisasi
kependidikan yang ada.
3.2 SARAN
Kita sebagai mahasiswa calon guru sudah seharusnya mempersiapkan keprofesionalan
kerja dari sekarang agar kelak kita dapat menjadi guru dengan profesionalisme tinggi.
Pemahaman akan kinerja yang baik dapat menjadi satu langkah awal dalam mencapai
profesionalisme karena dalam bekerja pada profesi tertentu kita harus membulatkan tekatd dan
pikiran, jangan tanggung-tanggung. Sekali kita terjun pada sebuah profesi maka kita harus
menaruh hati dan pikiran kita guna mencapai tujuan yang semaksimal mungkin. Jadi, marilah
kita berupaya menjadi individu yang memiliki profesionalisme dalam profesi kita.

13
DAFTAR PUSTAKA

Asnah. (2019). PROFIL GURU DALAM KONTEKS PROFESIONAL. jurnal darul ilmi , 15.
JW, B. (2013, 09 Kamis). PROFESI DAN PROFESIONALISME GURU. Retrieved 03 Rabu,
2023, from .com:http://jasonwalkerpanggabean.blogspot.com/2013/09/makalah-profesi-dan-
profesionalisme-guru.html
Permana, A. Y., & MDes. (2006). PROFESIONALISME GURU SEBAGAI TENAGA
KEPENDIDIKAN . pendidikan , 11.
Uno, H. (2014). profesi kependidikan.probelema,solusi,dan reformasi pendidikan di indonesia.
Jakarta: Bumi Aksara.
Walker, B. J. (2013, 9 26). profesi dan profesionalisme guru. Dipetik 3 29, 2023, dari Ruang
bean jw: http://jasonwalkerpanggabean.blogspot.com/2013/09/makalah-profesi-dan-
profesionalisme-guru.html

14

Anda mungkin juga menyukai