Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH PROFESI KEPENDIDIKAN

ORGANISASI PROFESI KEGURUAN


Disusun Untuk Memenuhi Tugas MKWU Profesi Kependidikan yang dibimbing

Oleh Donna Rhamdan, S.E., M.Pd

Disusun Oleh :

Kelompok 2

Arina 2140605046
Dian Meisyah Asfika 2140605082
Esa Yuanita Putri 2140605116
Soko Waris 2140605158

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN

2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wa ta’ala atas segala rahmat dan kasih
sayangnya. Sehingga terselesaikannya makalah ini, yang semoga saja bisa memberikan
manfaat bagi pembacanya.

Makalah ini awalnya dibuat semata-mata untuk menyelesaikan tugas dari mata kuliah
wajib Profesi Kependidikan. Tapi, setelah saya sendiri sebagai penulis dapat diketahui bahwa
banyak sekali manfaat-manfaat yang saya dapatkan mulai dari ilmu pengetahuan dan materi
yang telah saya dapat serta rasa tanggung jawab.

Makalah ini tentunya masih memiliki banyak sekali kekurangan. Oleh karena itu, saya
disini masih sangat haus dalam hal kritik dan juga saran dari para pembaca. Namun, penulis
disini juga mengaharapkan agar makalah ini bisa memberi manfaat kepada khalayak banyak.

Wassalamu’alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh

Terimakasih.

Tarakan, 12 Februari 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................................i

Daftar Isi...........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1

1.1. Latar Belakang.............................................................................................................1


1.2. Rumusan Masalah........................................................................................................2
1.3. Tujuan..........................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................3

2.1. Hakikat Organisasi Profesi Keguruan........................................................................3


2.2. Tujuan dan Fungsi Organisasi Profesi Keguruan.......................................................6
2.3. Meningkatkan Kememapuan Diri Melalui Organisasi Profesi................................10
2.4. Tugas dan Fungsi Seorang Guru...............................................................................15
2.5. Ruang Lingkup Organisasi Profesi Keguruan..........................................................18

BAB III PENUTUP.........................................................................................................20

3.1. Kesimpulan................................................................................................................20

3.2. Daftar Pustaka............................................................................................................21

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pendidikan merupakan hal yang penting bagi keberlangsungan suatu negeri. Pemahaman
dalam mengartikan berbagai istilah yang berkaitan dengan pendidikan haruslah menggunakan
pemaknaan yang tepat sehingga tidak akan terjadi multi persepsi, ambiguitas, dan pengaburan
maksud dari teori dan praksis pendidikan itu sendiri. Ini baru mengenai permasalahan
pendidikan secara universal, tetapi kemudian jika pendidikan dilihat lebih dalam lagi terfokus
mengenai persoalan keguruan, maka salah satu dari pilar pendidikan tersebut yakni guru tidak
akan lepas dari suatu istilah yang disebut dengan “profesi”.

Jadi, ketika guru ditarik dalam dunia keprofesian, maka konsekuensi logisnya makna guru
mengalami penyempitan makna. Artinya, semula terminologi guru bisa digunakan bagi siapa
pun yang “menularkan” atau mengajarkan ilmu yang dimiliki kepada orang lain. Namun,
karena regulasi yang didasarkan pada kebutuhan dan arus globalisasi suatu peradaban dunia,
maka sebutan untuk guru direformasikan kembali sebagai langkah responsif dan progresif
atas persaingan dunia profesi transnasional yang begitu kompetitif.

Menjawab suatu tantangan global terutama dalam dunia keprofesian, maka guru pun
disiapkan untuk menjawab tantangan tersebut dengan memasukkannya dalam suatu profesi
keguruan. Oleh karena itu sebelum membahas lebih jauh dan dalam mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan guru, penting untuk dipahami dan dimengerti secara detail berbagai istilah
yang masih berkaitan dengan persoalan profesi.

1
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa hakikat dari organisasi profesi keguruan?
2. Apa saja fungsi dari organisasi profesi keguruan?
3. Apa tujuan dari organisasi profesi keguruan?
4. Bagaimana penjelasan mengenai jenis-jenis dalam organinasi profesi keguruan?
5. Apa saja ruang lingkup dari organisasi profesi keguruan?

1.3. Tujuan
1. Menjelaskan mengenai pengertian dan hakikat organisasi profesi keguruan
2. Memberikan pemaparan serta penjelasan tentang fungsi dan tujuan dari organisasi
profesi keguruan
3. Menjelaskan menganai apa-apa saja jenis-jenis serta ruang lingkup di dalam
organisasi profesi keguruan

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Hakikat Organisasi Profesi Keguruan

Profesi berasal dari bahasa latin yaitu “Proffesio” yang mempunyai dua makna, yaitu
janji dan pekerjaan. Menurut Kunandar profesi diartikan sebagai suatu pekerjaan atau jabatan
tertentu yang mengharuskan seseoorang memiliki ilmu pengetahuan serta keterampilan yang
dimana ilmu pengetahuan serta keterampilan tersebut diperoleh melalui sebuah pendidikan
akademis yang intensif (Hasanah, 2012).

Guru merupakan komponen utama dalam proses kegiatan belajar mengajar yang ikut
serta untuk membentuk kualitas sumber daya manusia yang lebih maju, cerdas, dan berbakat.
Menurut para ahli guru profesional merupakan orang yang mempunyai tanggung jawab dan
wewenang atas anak didiknya baik secara klasikal maupun individual, di sekolah maupun di
luar sekolah (Hamid, 2017).

Dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Pasal 1) dinyatakan
bahwa: “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada jalur
pendidikan formal, pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Berdasarkan
pernyataan-pernyataan tersebut, profesi keguruan dapat kita artikan sebagai suatu profesi atau
keahlian yang dimiliki oleh seseorang dalam memberikan ilmu pengetahuan dan
bimbingannya kepada peserta didik.

Menurut Danim (2011) menyimpulkan beberapa sifat-sifat profesi antara lain:

1. Kemampuan intelektual yang diperoleh melalui pendidikan

2. Memiliki pengetahuan spesialis

3. Menjadi anggota organisasi profesi

4. Memiliki pengetahuan praktis yang dapat digunakan oleh orang lain.

5. Memiliki teknik kerja yang dapat dikomunikasikan atau communicable

6. Memiliki kapasitas mengorganisasi kerja secara mandiri atau selforganization

7. Mementingkan kepentingan orang lain

3
8. Memiliki kode etik

9. Memiliki sanksi dan tanggung jawab komunitas

10. Mempunyai sistem upah

11. Budaya profesional

12. Melaksanakan pertemuan profesional tahunan.

Pada pandangan modern seperti yang dikemukakan oleh Adams & Dickey dalam
Safitri (2019) bahwa peran guru sesungguhnya sangat luas, meliputi:

1. Guru sebagai pegajar (teacher as instructor)

2. Guru sebagai pembimbing (teacher as counselor)

3. Guru sebagai ilmuan (teacher as scientist)

4. Guru sebagai pribadi (teacher as person)

Sebenarnya akan lebih banyak peran guru yang dapat kita temui jika kita melihat
langsung bagaimana keadaan guru tersebut di sekolah. Bisa dikatakan bahwa guru dapat
melakukan apa saja dan serba bisa. Seorang guru dituntut untuk bisa melakukan ataupun
mengatasi berbagai masalah dalam satu waktu. Untuk dapat sampai pada tujuan dan
perannya, seorang harus memahami betul akan tanggung jawab yang dimilikinya ketika
memegang nama seorang guru. Hakikat profesi guru adalah suatu pernyataan atau suatu janji
terbuka yang dinyatakan oleh tenaga profesional tidak sama dengan suatu pernyataan yang
dikemukakan oleh non profesional. Janji tersebut bukan hanya diucapkan tetapi merupakan
ekspresi kepribadian yang tampak pada tingkah laku seharihari yang mana janji tesebut
bersifat etik dan akan berhadapan dengan sanksisanki tertentu. (Octavia, 2019).

Secara sederhana organisasi berarti sarana sebagai bentuk kesatuan orang-orang yang
memiliki tujuan dan ingin mencapai tujuan secara bersama. Kemudian yang selanjutnya
profesi, berati suatu kegiatan yang di lakukan sesuai dengan keahlian untuk mendapatkan
penghasilan tidak lain untuk memenuhi kebutuhan hidup. Profesi ini juga memiliki
karakteristik diantaranya mengandalkan suatu keterampilan atau keahlian khusus,
dilaksanakan sebagai suatu pekerjaan atau kegiatan utama (purna waktu), dilaksanakan
sebagai sumber utama nafkah hidup dan dilaksanakan dengan keterlibatan pribadi yang
mandalam.
4
Maka pengertian organisasi profesi secara utuh yaitu sekumpulan dua orang atau lebih yang
memiliki keahlian yang sama serta memiliki tujuan dan ingin mencapai tujuan bersama-sama.
Organisasi profesi sebagai sarana untuk menghadapi tantangan yang harus dihadapi tantangan
baik saat ini maupun tantangan yang akan datang. Organisasi profesi memiliki tujuan yaitu
meningkatkan dan mengembangkan karier anggota, meningkatkan dan mengembangkan
kemampuan anggota, meningkatkan dan mengembangkan martabat anggota, serta
meningkatkan dan mengembangkan kesejahteraan. Terdapat beberapa ciri-ciri organisasi
profesi yaitu dalam organisasi profesi ini hanya memiliki satu organisasi dalam setiap profesi,
memiliki ikatan berupa bangga dan kehormatan, tujuannya yaitu untuk menjaga kehormatan
anggotanya serta martabat anggota yang ada didalamnya, memilii sifat persaudaraan serta
kepemimpinan kolektif, musyawarah untuk menentukan kesepakatan bersama.

Profesi keguruan terdiri atas dua kata, yaitu kata profesi dan keguruan. Untuk
menjelaskan makna istilah ini secara harfiah, kita harus tahu terlebih dahulu makna kata
profesi dan keguruan. Secara harfiah, jika kita buka kamus, kata profesi dimaknai sebagai
pekerjaan. Namun, dalam kajian ini, bukan setiap pekerjaan dapat disebut profesi,
sebagaimana yang sering terdengar di masyarakat. Misalnya, ada yang mengatakan si A
berprofesi sebagai pemulung atau si B berprofesi sebagai pembantu rumah tangga. Dari kata
profesi, dapat dibentuk kata profesional dan profesionalisme. Untuk memantapkan
pemahaman, mari kita ulas terlebih dahulu makna kata profesi, profesional, dan
profesionalisme.
Kamus Besar Bahasa Indonesia yang disingkat KBBI (Tim Penyusun Kamus Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1997) memaknai profesi sebagai pekerjaan yang yang
dilandasi pendidikan keahlian tertentu. Sementara itu, istilah profesional (kata sifat) diartikan
sebagai sesuatu yang bersangkutan dengan profesi. Dari kedua pengertian ini, kita dapat
mengatakan bahwa sebuah profesi memerlukan persyaratan khusus bagi orang yang
melakukannya, sedangkan orang yang menggeluti sebuah profesi dapat disebut sebagai
seorang profesional. Dengan pengertian ini, pekerjaan yang disebut profesi hanya mungkin
dikerjakan oleh orang yang menguasai persyaratan tersebut. Dengan perkataan lain, tidak
sembarang orang dapat mengerjakan pekerjaan yang disebut profesi. Berdasarkan pengertian
sederhana tersebut, tidak sembarang pekerjaan dapat disebut profesi dan tidak sembarang
orang dapat disebut seorang profesional. Selanjutnya, profesionalisme (kata benda) dimaknai
sebagai mutu, kualitas, atau tindak tanduk yang mencerminkan ciri suatu profesi atau orang
yang profesional.

5
Coba Anda pikirkan contoh-contoh pekerjaan yang dapat disebut sebagai profesi.
Salah satu contoh adalah guru. Sejalan dengan pengertian profesi, untuk menjadi guru,
seseorang harus memiliki keahlian tertentu yang berkaitan dengan menjadi guru. Contoh lain
adalah profesi bidan, dokter, atau hakim yang semuanya memerlukan keahlian khusus agar
dapat melaksanakan tugas sebagai bidan, dokter, atau hakim.
Kata kedua yang perlu kita kaji adalah keguruan yang berasal dari kata guru. Analog
dengan makna imbuhan ke-an, seperti dalam kata kesiswaan dan kebinekaan, yang keduanya
bermakna berkaitan dengan siswa atau bineka (perbedaan), keguruan dapat kita maknai
sebagai hal yang berkaitan dengan menjadi guru. Sehubungan dengan itu, ilmu keguruan
berarti ilmu yang berkaitan dengan menjadi guru.

Organisasi Profesi Upaya menjaga kualitas pendidik adalah hal yang sangat penting,
sehingga mampu untuk menunjang keberhasilan proses pendidikan. Adapun salah satu upaya
yang sangat strategis dan berkelanjutan (sustainable) untuk menunjang keberhasilan
pendidikan yaitu dengan pemanfaatan wadah organisasi, profesi seperti Musyawrah Guru
Bimbingan dan Konseling (MGBK), wadah tersebut memiliki fungsifungsi yang secara
berkelanjutan mampu meningkatkan kompetensi guru bimbingan dan konseling dan juga
konselor, lebih lanjut musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK) adalah forum
bagi guruguru bimbingan dan konseling dan konselor untuk melakukan berbagai diskusi,
pelatihan, mentoring, shering, dan kegiatan profesional (Ardimen & Zuwirda. 2015).

Dari uraian ini, dapat disimpulkan bahwa profesi keguruan dapat dimaknai sebagai
ilmu yang mencakup berbagai hal atau aspek yang berkaitan dengan pekerjaan sebagai guru
yang profesional. Sejalan dengan pengertian tersebut, mata kuliah Profesi Keguruan akan
mengajak Anda menekuni berbagai aspek yang harus dikuasai agar mampu menjalani
pekerjaan sebagai guru yang profesional. Tentu saja, mata kuliah ini tidak mengulas secara
perinci semua aspek yang harus Anda kuasai karena hal tersebut akan dikaji dalam berbagai
mata kuliah. Dengan perkataan lain, mata kuliah Profesi Keguruan merupakan payung dari
semua mata kuliah yang berkaitan dengan keguruan atau menjadi guru, di samping
merupakan mata kuliah yang secara lugas menyajikan karakteristik sebuah profesi serta
kemampuan atau kompetensi utuh yang wajib dimiliki oleh seseorang yang ingin menjadi
guru profesional.

2.2. Tujuan dan Fungsi Organisasi Profesi Keguruan

 Sistem Pendidikan Nasional

6
Sistem dapat diartikan sebagai suatu komponen yang saling berkaitan satu sama lain,
sehingga kesatuan inilah yang akan mempermudah untuk mencapai suatu tujuan. Komponen
dalam pendidikan ini diantaranya terdapat raw input yang menduduki didalamnya yaitu
peserta didik. Pada raw input ini berati pembelajaran bukan hanya sebatas mempelajari materi
saja, tetapi terdapat tujuan lain yaitu adanya perubahan tingkah laku dan dapat
mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Instrumental input didalamnya
terdapat guru, materi, media dan pengelolaan kelas. Guru dituntut untuk dapat menguasi teori
tentang pembelajaran, sehingga dalam proses belajar mengajar akan berlangsung secara
optimal. Materi ini perlu memperhatikan aturan yang terdapat dalam kurikulum, isinya pun
sesuai dengan yang sudah ditetapkan dalam kurikulum. Media pembelajaran penting
digunakan untuk membantu guru dalam menyampaikan materi ajar kepada peserta didik.
Media ini juga perlu di sesuaikan dengan kemampuan guru, isi materi serta alokasi waktu
dalam pembelajaran.

Pada dasarnya media yang tepat akan membantu memaksimalkan proses pembelajaran.
Enviromental input seperti sosial, ekonomi, budaya dan sejenisnya. Output dalam hal ini hasil
yang didapat siswa memenuhi tujuan yang diharapkan dengan dapat menunjukan perubahan
tingkah laku. Pada dasarnya dalam outpun ini terdiri atas aspek afektif, psikomotorik, dan
kognitif.Dapat disimpulkan bahwa sistem pendidikan adalah himpunan gagasan atau prinsip-
prinsip pendidikan yang saling bertautan dan tergabung sehingga menjadi satu keseluruhan.
(Mayssara A. Abo Hassanin Supervised, 2014)

Dalam Undang-Undnag Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang sistem


pendidikan nasional. Bab 1 pasal 1 pada poin nomor 3 Sistem pendidikan nasional adalah
keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan
pendidikan nasional. Pemerintah memiliki andil besar untuk memajukan pendidikan di
Indonesia, termasuk menyiapkan guru yang profesional dan memberikan pembinaan kepada
guru. Hal ini dilakukan karna pekerjaan menjadi seorang guru itu memrlukan pelatihan dan
pendidikan lanjut, agar kesipannya dalam mendidik anak bangsa matang secara sempurna.
Mutu Pendidikan Mutu berati sebuah gambaran kualitas dari suatu produk barang atau jasa.
Jika dilihat dalam pendidikan berati kualitas yang ada dalam suatu lembaga pendidikan itu
sendiri.

Pendidikan sebagai pemberian produk jasa perlu ditingkatkan kualitasnya, agar output
dari jasa yang sudah diberikan pun akan berguna serta memiiki manfaat. Sekolah sebagai
tempat
7
produksi dan sekolah yang berkualitas tidak jauh dari peran kepemimpinan kepala sekolah
yang baik. Kepalas sekolah sebagai orang yang dipercaya oleh anggotanya untuk memberikan
masukan serta keputusan. Pemimpin dalam organisasi sekolah sangat berpengaruh karena
kepemimpinan ini sebagai penggerak sumber daya yang ada didalamnya organisasi.
Kerjasama antara kepala sekolah dan guru sangatlah diperlukan (muh. Fitrah, 2017:34).

Mutu pendidikan adalah kualitas atau ukuran baik atau buruk proses pengubahan sikap
dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia untuk
mendekatkan diri kepada Tuhan melalui upaya bimbingan pengajaran dan pelatihan. Mutu di
bidang pendidikan meliputi mutu input, proses, output, dan outcome. Input pendidikan
dinyatakan bermutu jika siap berproses(Ii et al., 2014).

Berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Mutu pendidikan ini
tidak lain dari sumber daya manusianya. Pendidikan yang memiliki kualitas baik menjadi
harapan tersendiri bagi pemangku kepentingan dalam dunia pendidikan, hal ini untuk
mencapai kualitas pendidikan yang baik perlu memperhatikan pelayananya agar hasilnya juga
mampu bersaing dalam lembaga organisasi lain. Mutu pendidikan dalam sekolah dapat di
tingkatkan jika terdapat dukungan dari pemerintah seperti memberikan bantuan biaya
pendidikan bagi yang kurang mampu, bantuan operasional sekolah (BOS), sertifikasi guru
dan peningkatan kesejahteraannya, terdapat peningkatan anggaratn pendidikan sampai pada
kelengkapan sarana dan prasarananya. Pemerintah diharapkan dapat terus memiliki komitmen
untuk membantu memajukan mutu pendidikan baik pada pemerintah pusat, provinsi dan
daerah. Hal lain yang dapat membantu meningkatkan mutu sekolah yaitu kinerja guru. Guru
sebagai penentu keberhasilan peserta didik perlu memiliki kompetensi yang unggul, tugas
guru tidak hanya sebagai fasilitator dalam menyampaikan materi ajar dan
mengimplementasikan teknik mengajar saja.

Tetapi disamping itu guru menjadi seorang panutan. Orang tua kedua dalam diri siswa,
oleh sebab itu guru harus memiliki kepribadian yang dapat diandalkan dan menjadi orang
yang dapat dicontoh perilakunya oleh peserta didik. Hal ini masuk dalam pembentukan
karakter siswa karena menjadi seorang pelajar tidak hanya pengetahuan saja yang dinilai
tetapi sikap dan perilaku positif menjadi tolak ukur bahwa anak itu berkualitas. Selanjutnya
terdapat kurikulum yang relevan. Kurikulum harus dilakukan untuk upaya pencapaian tujuan
karena antara mutu lulusan dan perkembangan zaman perlu di selaraskan. Dan terlebih
pendidikan perlu menghadapi perubahan-perubahan yang ada, dengan kurikulum yang
relevan akan
8
menhasilkan generasi yang mampu menghadapi persaingan global. Dan yang terakhir yaitu
dukungan orang tua dan masyarakat karena dalam pendidikan merupakan tanggung jawab
bersama termasuk dalam meningkatkan mutu pendidikan ini. Orang tua sekaligus masyarakat
sebagai seorang yang mengevaluasi serta menyampaikan aspirasinya. Aspirasi disini berati
hal yang dibutuhkan sesuai tuntutan zaman disampaikan pada pihak yang berwenang
mengurusi pendidikan. Perlu adanya hubungan dan komunikasi yang baik agar sekolah dapat
dibantu dalam meningkatkan mutu sekolah (Muhammad Fadhli, 2017:219)

Pada mutu pendidikan terdapat mutu pembelajaran. Mutu pembelajaran ini merupakan
gambaran kualitas pembelajaran yang dilaksanakan guru terhadap siswa. Dalam mutu
pembelajaran ini guru memiliki perananan yang utama untuk membantu membenahi proses
pembelajaran yang masih terdapat kekurangan. Dalam meningkatkan mutu pembelajaran
dibutuhkan guru profesional, segala usaha dan upaya akan dilakukan secara maksimal oleh
guru tersebut. Kekurangan dalam pembelajaran akan segera dibenahi. Semakin cepat
kekurangan pembelajaran diperbaiki semakin cepat pula mutu pendidikan akan teratasi. Perlu
membina diri dalam upaya yang dilakukakn guru dalam meningkatkan mutu karena guru
menjalankan fungsinya sebagai pemberi pembinaan kepada peserta didik agar dalam proses
pembelajaran peserta didik mendapatkan pengalaman yang efektif. Mutu pembelajaran yang
berkualitas dapat terwujud apabila sekolah mengikuti peraturan dari pemerintah. Pemerintah
mengeluarkan aturan No. 32 tahun 2013 yang menjelaskan secara rinci UU Sisdiknas yaitu
mengenai standar proses. Standar proses berisi tentang standar atau aturan nasional
pendidikan tentang pelaksanaan pembelajaran di sekolah-sekolah untuk mencapai standar
kelulusan peserta didik.(unknown, 2012)

Tujuan Organisasi Profesi Kependidikan Organisasi profesi ini memiliki manfaat dalam
bidang pendidikan. Tujuan organisasi profesi kependidikan menurut visinya secara umum
untuk mewujudkan tenaga pendidikan yang profesional diantaranya yaitu : 1. Meningkatkan
serta mengembangkan karir anggota, hal ini menyesuaikan dengan bidang pekerjaannya. 2.
Meningkatkan serta mengembangkan kemampuan anggota. Dalam hal ini dapat
meningkatkan kompetensi tenaga kependidikan. 3. Meningkakan serta mengembangkan
kewenganan. Hal ini menempatkan anggota sesuai dengan kemampuan dan keahlian yang
dimiliki. 4. Meningkatkan serta mengembangkan martabat anggota. Dalam tujuan ini agar
tenaga kependidikan mendapatkan pelakuan yang baik,dan menghindari perlakuan yang tidak
manusiawi. 5. Meningkatkan dan mengembangkan kesejahteraan anggota. Bentuk usaha
organisasi profesi kependidikan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota secara lahir dan

9
batin.

1
Selain dari tujuan itu organisasi dan profesi kependidikan memiliki fungsi, yang pertama
sebagai pemersatu yaitu dalam organisasi profesi kependidikan berupaya untuk menyatukan
setiap anggota yang ada didalamnya untuk mencapai tujuan. Persatuan ini juga dilatar
belakangi oleh keinginan yang sama untuk mendapatkan kehidupan yang layak sesuai dengan
tugas dan profesi yang diemban, atau bahkan terdorong semangat menunaikan tugasnya
dengan sebaik dan seiklas mungkin.

Fungsi yang kedua, yaitu peningkatan kemampuan profesional. Fungsi yang kedua ini
dapat dilakukan dengan menerapkan dua program yaitu program terstruktur merupakan
program yang dibuat dan dilaksanakan sedemikian rupa, mempunyai bahan dan produk
kegiatan belajar yang dapat diakreditasikan secara akademik dalam jumlah SKS tertentu.
Kemudian, ada program tidak terstruktur dimana pelaksanaan program pengembangan serta
pembinaan tenaga kependidikan berdasarkan kebutuhan, seperti supervisi, penataran tingkat
nasional, pembinaan dan pengembangan sejawat serta pembinaan dan pengembangan
individual.

Organisasi profesi kependidikan memiliki peran dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan


Organisasi profesi kependidikan ini terdapat bermacam-macam diantaranya Persatuan Guru
Republik Indonesia (PGRI), Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI), Ikatan Petugas
Bimbingan Indonesia (IPBI), Ikatan Guru Indonesia (IGI), Federasi Guru Independen
Indonesia (FGII), Persatuan Guru Honor Indonesia (PGHI). Dalam hal ini setiap macamnya
mengetahui bahwa kewajiban guru membuat rencana pembelajaran, melaksanakan proses
pembelajaran yang bermutu, dan menilai serta mengevaluasi hasil pembelajaran. Mutu
pendidikan dan profesionalisme guru memang saling berkaitan. Dalam meningkatkan mutu
pendidikan guru sebagai penentu keberhasilan dalam proses pembelajaran. Sesuai dengan
tujuan organisasi profesi kependidikan yang salah satunya yaitu meningkatkan dan
mengembangkan kemampuan anggotanya melalui supervisi pendidikan, pelatihan teknologi
agar memiliki kemampuan dalam memanfaatkan teknologi, seminar ,dan melakukan
penataran guna meningkatkan kualitas pengajaran sesuai bidangnya.

2.3. Meningkatkan Kemampuan Diri melalui Organisasi Profesi


Semakin berkembangnya peran kepemimpinan yang dimiliki guru telah didukung
melalui lebih dari 500 organisasi guru nasional. Berbagai organisasi ini dan sejumlah guru
bekerja keras mendukung berbagai aktivitas untuk meningkatkan pengajaran di sekolah.
Melalui lobi di Washington dan State Capital misalnya, asosiasi guru menyampaikan

1
berbagai isu, dan masalah penting dalam profesi pengajaran kepada para legislator, pembuat
kebijakan, dan politisi. Banyak asosiasi memiliki staf guru, periset, dan konsultan, yang
menghasilkan publikasi profesional, menyelenggarakan konferensi, menyampaikan proposal,
terlibat dalam aktivitas peningkatan sekolah dan mempromosikan kesan positif
pengajaran kepada publik. Pengembangan profesi pendidik bertalian dengan organisasi
profesi pendidik. Sebab pengembangan profesi itu, di samping dilakukan oleh para pendidik
secara individual, secara konsep dibantu, diawasi, dan dikoordinasi oleh organisasi
profesinya. Namun fungsi organisasi profesi seperti ini dalam bidang pendidikan
masih belum tampak. Karena itu kebanyakan pendidik mengembangkan
profesinya sendiri-sendiri.
Dalam mengembangkan profesi oleh diri sendiri adakalanya pendidik dibantu oleh
supervisor, baik supervisor dari dalam atau pemimpin lembaga, maupun supervisor dari luar.
Pengembangan ini boleh atas inisiatif pendidik sendiri boleh juga atas prakarsa supervisor,
bergantung pada kebutuhan pendidik dan situasi pendidikan. Seperti diketahui tugas
supervisor adalah membantu para pendidik dalam mengembangkan profesinya. Jadi
supervisor punya wewenang untuk memprakarsai peningkatan profesi seorang pendidik bila
ia memandang perlu. Dalam hal ini peningkatan profesi tetap ada di tangan pendidik itu
sendiri, supervisor hanya sebagai pembimbing.
Adapun tugas utama organisasi profesi bertalian dengan pengembangan profesi
pendidik adalah mengkoordinasi kesempatan yang ada untuk meningkatkan profesi, menilai
tingkat profesionalisme pendidik, mengawasi pelaksanaan pendidikan dan perilaku pendidik
sebagai seorang professional, dan menjatuhkan sanksi terhadap mereka yang melanggar kode
etik profesi pendidikan. Di mana dan bagaimana cara meningkatkan profesi pendidik? ada
sejumlah cara dan tempat untuk meningkatkan profesi pendidik, yaitu:
1. Dengan belajar sendiri di rumah, kini banyak pendidik terutama para dosen
memiliki perpustakaan pribadi di rumah sendiri.
2. Belajar di perpustakaan khusus untuk pendidikan atau di perpustakaan umum.
3. Membentuk persatuan pendidik sebidang studi atau yang
berspesialisasi sama dan melakukan tukar pikiran atau berdiskusi
dalam kelompok masing masing.
4. Mengikuti pertemuan-pertemuan ilmiah di manapun berada selama
masih bisa dijangkau oleh pendidik.
5. Belajar secara formal di lembaga-lembaga pendidikan baik negeri
maupun luar negeri.

1
6. Ikut mengambil bagian dalam kompetisi-kompetisi ilmiah.
Peningkatan profesi di atas perlu dikaitkan dengan organisasi profesi pendidikan.
Seperti sudah diungkapkan sebelumnya bahwa organisasi profesi adalah pendukung,
pembina, dan berupaya agar profesi pendidik berkembang secara berkelanjutan. Jadi
keberadaan organisasi profesi pendidikan sesungguhnya sangat menguntungkan bagi
peningkatan profesi pendidik manakala berfungsi dengan baik. PGRI adalah organisasi
pendidikan yang paling besar di Indonesia, yang kedua adalah ISPI, dan ada lagi sejumlah
organisasi profesi yang lebih kecil yaitu spesialisasi-spesialisasi tertentu dalam bidang
pendidikan.
Sedangkan tujuan dan tugas organisasi dalam kaitan peningkatan profesi
pendidik antara lain:
1. Menciptakan kriteria pendidik yang profesional.
2. Menampung para pendidik yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu untuk
menjadi anggota organisasi profesi.
3. Mencari peluang untuk memajukan profesi para anggota untuk studi lanjut
4. Mengadakan pembinaan profesi, antara lain dengan mengadakan tim-tim
pembina ke daerah-daerah.
5. Mengawasi pelaksanaan pendidikan dan menilai tingkat profesionalitas
pendidik.
6. Menjatuhkan sanksi kepada mereka yang melanggar kode etik pendidik.
7. Meneliti dan menilai konsep-konsep dan praktik-praktik pendidikan di tingkat
mikro maupun makro.
8. Mengadakan pertemuan secara berkala atau insidental untuk
mengomunikasikan informasi-informasi pendidikan, bertukar pikiran, dan bila
mungkin menyatukan pendapat.
9. Membentuk konsep pendidikan melalui hasil-hasil penelitian di tanah air.
10. Memperjuangkan hak-hak pendidik sebagai pejabat profesional.
11. Meningkatkan kesejahteraan pendidik agar bisa berpenghasilan layak sebagai
orang professional.
Akan tetapi kewajiban organisasi profesi pendidik tersebut hampir semuanya
baru dalam tingkat konsep saja. Kegiatan nyata organisasi ini baru dalam bentuk mengadakan
pertemuan secara berkala, untuk bertukar konsep serta berupaya mewujudkan kebijakan-
kebijakan tertentu dalam pendidikan. Sementara itu kegiatan lainnya belum jelas kelihatan.

1
Untuk mengatasi kesenjangan antar konsep dan praktik organisasi profesi itu perlu dipikirkan
jalan keluarnya, Manap Somantri misalnya mengusulkan ISPI berinisiatif untuk menjadi
pelopor atau mesin penggeraknya. Sebab semua anggota ISPI adalah sarjana. Alternatif lain,
bisa juga dilakukan dengan menggelar kompetisi antar wilayah atau daerah. Bagi yang
menang dijadikan contoh dalam meningkatkan kegiatan organisasi profesi. Dengan cara ini
diharapkan suatu ketika semua cabang atau ranting organisasi profesi dapat melaksanakan
kewajibannya dengan baik

Kompetensi Guru Menurut Poerwadarminta (2007) dalam Wijaya (2018) menyatakan


bahwa kompetensi berarti kewenangan untuk kekuasaan untuk menentukan atau merumuskan
suatu hal. Berdasarkan undang-undang guru dan dosen, ada empat bagian dari kompetensi
yang harus dimiliki oleh seorang guru yaitu: pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.
1. Kompetensi Pedagogik Merupakan kompetensi yang berkenaan dengan karakteristik
peserta didik baik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual. Seorang
guru harus bisa memahami atau menilai siswanya berdasarkan kompetensi pedagogik yang
dimiliki. Selain itu kemampuan dalam menguasai 4 teori dan pembelajaran yang akan
disampaikan juga sangat penting. Sebab ini adalah hal utama yang akan dilakukan guru sesuai
dengan tujuannya, mencerdaskan kehidupan bangsa. Kompetensi pedagogik juga berkenaan
dengan bagaimana cara guru dalam mengembangkan kurikulum yang ada, memfasilitasi
siswa agar dapat mengembangkan potensi diri yang dimiliknya, berkomunikasi yang baik
dengan peserta didik, melakukan penilaian dan evaluasi, serta dapat melakukan tindakan
refleksi. 2. Kompetensi Profesional Kompetensi profesional meupakan kemampuan yang
harus dimiliki seorang guru dalam hal perencanaan dan pelaksanan kegiatan pembelajaran.
Kompetensi ini meliputi a) kemampuan dalam menguasai materi, konsep, dan pola pikir yang
dapat menunjang kegiatan pembelajaran, b) menguasai standar kompetensi ataupun
kompetensi dasar dalam mata pelajaran, c) mengembangkan materi pelajaran dengan kreatif,
dan d) memanfaatkan teknologi yang sesuai dengan perkembangan zaman. 3. Kompetensi
Sosial Sebagai seorang guru diharuskan untuk memiliki kompetensi sosial, sebab profesi
keguruan sangat berhubungan erat dengan lingkungan masyarakat. Kompetensi sosial
meliputi: a) mampu bersikap objektif dan tidak deskriminatif pada siswa, guru, ataupun orang
tua siswa, b) mampu berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun baik kepada sesama
guru atau tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, siswa, dan juga orang tua siswa, c)
mampu beradaptasi dimanapun ia ditempatkan, d) mampu berkomunikasi dengan baik kepada
sesama komunitas satu profesinya.

1
4. Kompetensi Kepribadian Kompetensi kepribadian berkenaan dengan kemantapan dari

1
kepribadian seorang guru yang meliputi: a) bertindak sesuai norma agama, hukum, sosial, dan
kebudayaan nasional, b) menampilkan kepribadian yang jujur dan berkakhlak mulia yang
dapat dijadikan teladan bagi orang banyak, c) mampu menampilkan diri sebagai pribadi yang
netral, darif, dan berwibawa, d) mampu menunjukkan etos kerja dan tanggung jawab tinggi
terhadap 5 pekerjaan yang sedang di emban, dan e) mampu memegang teguh kode etik
profesi guru. Dari pernyataan-pernyatan di atas, sudah menjadi gambaran yang jelas bahwa
menjadi seorang guru bukanlah hal yang mudah. Profesi guru mengharuskan kita menjadi
makhluk sosial yang juga mampu menempatkan diri sebagai orang lain. Guru Profesional
Keprofesionalan yang dimiliki oleh seorang guru tidak serta merta didapatkan secara instan.
Banyak tahapan atau proses yang harus dilewati untuk bisa menjadi seorang guru yang
profesional. Kemampuan profesional seorang guru pada hakikatnya adalah suatu mutiara dari
keterampilan dasar, dan pemahaman yang mendalam tentang anak sebagai peserta didik,
objek belajar, dan situasi kondusif berlangsungnya kegiatan pembelajaran (Anwar, 2018).
Menurut Wijaya (2018), guru Indonesia yang profesional dipersyaratkan mempunyai: 1.
Dasar ilmu yang kuat 2. Penguasaan kiat-kiat profesi berdasarkan riset dan praksis pendidikan
yaitu ilmu pendidikan sebagai ilmu praksis bukan hanya merupakan konsep-konsep belaka. 3.
Pengembangan kemampuan profesional berkesinambungan, profesi guru merupakan profesi
yang berkembang terus menerus dan berkesinambungan antara LPTK dan praktek pendidikan.
Dalam pasal 7 undang- undang guru dan dosen dirumuskan beberapa prinsip profesionalitas,
bahwa guru dan dosen profesional, 1. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme 2.
Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak
mulia 3. Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidng
tugas 4. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas 5. Memiliki
tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan 6. Memperoleh penghasilan yang
ditentukan sesuai dengan prestasi kerja 6 7. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan
keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat 8. Memiliki jaminan
perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan 9. Mewakili organisasi
profesi yang mempunyai kewenangan mengatur halhal yang berkaitan dengan tugas
keprofesionalan guru. Dalam Wijaya (2018) menurut Supriadi yang dikutip Daryanto dan
Tasrial (2015), guru profesional dituntut memiliki lima hal: 1. Mempunyai komitmen pada
siswa dan proses belajarnya 2. Menguasai secara medalam bahan atau materi pelajaran yang
diajarkan nya serta cara mengajarkannya kepada siswa 3. Bertanggung jawab memantau hasil
belajar siswa melalui berbagai teknik evaluasi 4. Mampu berpikir sistematis tentang apa yang
dilakukannya, dan belajar dari pengalamannya 5. Merupakan bagian dari masyarakat belajar

1
dalam lingkungan

1
profesinya. Banyak aspek-aspek yang harus diperhatikan agar dapat menjadi seorang guru
yang profesional. Selain daripada apa yang dijabarkan sebelumnya, sebagai seoarang guru
atau calon perlu kita pahami dan resapi bahwa menjadi seorang guru bukanlah hal yang
mudah. Guru yang pada hakikatnya merupakan sosok yang digugu dan yang ditiru harus
menempatkan dirinya menjadi orang yang mampu menjadi teladan bagi orang lain.
Menjalankan profesinya dengan hati yang ikhlas dan benar-benar menyerahkan dirinya pada
profesi yang dimiliki. Menjalankan segala tugas dan kewajiban serta mematuhi kode etik
seorang guru. Sebagai seorang guru yang profesional kita juga perlu melakukan beberapa
inovasi dalam kegiatan pengajaran guna menjadikan proses pembelajaran menjadi lebih
efektif. Inovasi pendidikan di Indonesia dapat dilihat dari empat aspek, yaitu tujuan
pendidikan, struktur pendidikan dan pengajaran, metode kurikulum dan pengajaran serta
perubahan terhadap aspekaspek pendidikan dan proses (Wijaya dkk., 1998: 28) dalam
Zulhafizh, dkk (2018).

2.4. Tugas dan Fungsi Seorang Guru

Tugas Guru Jenis pekerjaan menjadi seoorang guru tidak dapat dilakukan oleh sembarang
orang di luar bidang kependidikan. Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik,mengajar
dan melatih. Menurut undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 1 berbunyi bahwa
pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing. Mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan tingkat anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Namun menurut Nadatul
Hazmi tugas guru terbagi dalam 3 jenis yaitu merencanakan, melaksanakan, dan evaluasi.
Masing-masing tugas guru tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Merencanakan Tujuan utama dalam pembelajaran adalah menyampaikan materi


pembelajaran kepada peserta didik agar peserta didik dapat memahami tujuan dari suatu
pembelajaran. Didalam pembelajaran diperlukan bahan ajar yang merupakan materi, metode,
media pembelajaran yang di desain secara sistematis dan menarik dengan tujuan untuk
mempermudahkan peserta didik memahami materi pembelajaran yang di sampaikan oleh
guru. Agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan kondusif, maka guru perlu merancang
kelas dengan suasana yang nyaman lengkap dengan fasilitas penunjang belajar peserta didik.
Alat untuk mengukur apakah tujuan pembelajaran sudah tercapai atau belum dapat diketahui
melalui hasil evaluasi peserta didik yang dilakukan oleh guru. Hasil evaluasi peserta didik
dapat diambil dengan metode atau cara seperti ulangan, tes, maupun tugas harian (pekerjaan
rumah).
1
2. Melaksanakan Kondisi atau situasi pembelajaran merupakan terjadinya suatu aktifitas yang
melibatkan pengetahuan dan pengalaman melalui berbagai proses pengolahan mental.
Kondisi belajar adalah situasi belajar yang dapat mengubah perilaku peserta didik
berdasarkan situasi yang dialami oleh peserta didik itu sendiri. Kondisi situasi belajar
sangatlah penting bagi peserta didik, karena lingkungan atau suasana belajar yang nyaman
dapat membantu mengoptimalkan anak menerima materi pembelajaran dari guru.

3. Evaluasi Dalam rangka untuk mengetahui perkembangan belajar anak, maka perlu
diadakannya sebuah evaluasi. Evaluasi merupakan proses kegiatan yang bertujuan untuk
mengumpulkan dan mengetahui pencapaian tujuan program pembelajaran yang telah
dilaksanakan. Setelah evaluasi sudah dilakukan maka akan diambil sebuah keputusan untuk
menindak lanjuti keputusan berikutnya (Hazmi, 2019) b) Fungsi Guru Fungsi guru
digolongkan menjadi 2 macam, yakni fungsi guru sebagai tenaga profesional dan fungsi guru
dalam proses pembelajaran. Fungsi guru sebagai tenaga profesional dalam proses
pembelajaran antara lain fungsi profesional dalam arti guru harus meneruskan atau
mewariskan keterampilan, ilmu, serta pengalaman yang dimilikinya kepada peserta didiknya,
sehingga fungsi kemanusiaan dalam arti berusaha mengembangkan atau membina segala
potensi bakat atau pembawaan yang ada pada diri peserta didik dapat membentuk wajah ilahi
dalam dirinya. Fungsi guru dalam proses pembelajaran ditinjau dari berbagai aspek, yaitu
menciptakan lingkungan atau suasana belajar yang nyaman dan kondusif bagi peserta didik,
memberi penguatan dalam mengemukakan materi pembelajaran kepada peserta didik, serta
pembaharuan diri dan pengembangan seluruh komponen pembelajaran, karena guru yang
kreatif akan lebih mampu untuk mengontrol dan menciptakan suasana nyaman kelasnya.
Sehingga peserta didik dapat belajar dengan maksimal dan optimal tanpa megalami suatu
hambatan (Hasyim, 2014)

 Organisasi Guru dan Kode Etik Guru

Guru sebagai salah satu pilar pelaksana pembangunan khusus pembangunan manusia
Indonesia melalui proses pendidikan yang dituntut untuk memiliki integritas dan kemampuan
profesional yang tinggi sehingga dapat berperan aktif serta efektif dalam menghasilkan
manusia Indonesia yang dapat membangun bangsa dan negara menjadi bangsa yang sejahtera
dan berkarakter. Bagi tenaga guru di Indonesia etika tersebut dirumuskan dalam bentuk kode
etik yang menjadi pedoman bagi guru Indonesia dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru.
1. Kode Etik Guru Berdasarkan hasil Kongres XX PGRI di Palembang tahun 2008, ditetapkan

1
kode etik guru Indonesia sebagai berikut: I. Hubungan guru dengan peserta didik a. Guru
berperilaku secara profesional dalam melaksanakan tugas mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran. b. Guru
membimbing peserta didik untuk memahami, menghayati, dan mengamalkan hak-hak dan
kewajibannya sebagai individu, warga sekolah dan anggota masyarakat. c. Guru secara
perseorangan atau bersama-sama secara terus-menerus berusaha menciptakan, memelihara,
dan mengembangkan suasana sekolah yang menyenangkan sebagai lingkungan belajar yang
efektif dan efisien bagi peserta didik. d. Guru bertindak dan memandang semua tindakan
peserta didik secara adil. II. Hubungan guru dengan orangtua/wali murid a. Guru berusaha
membina hubungan kerja sama yang efektif dan efisien dengan orangtua/wali siswa dalam
melaksanakan proses pendidikan. b. Guru memotivasi orangtua/wali siswa untuk beradaptasi
dan berpartisipasi dalam memajukan dan meningkatkan kualitas pendidikan. III. Hubungan
guru dengan masyarakat a. Guru menjalin komunikasi dan kerja sama yang harmonis, efektif,
dan efisien dengan masyarakat untuk memajukan dan mengembangkan pendidikan. b. Guru
peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat. c. Guru bekerja sama secara
arif dengan masyarakat untuk menigkatkan prestise dan martabat profesinya. VI. Hubungan
guru dengan sekolah dan rekan sejawat a. Guru memelihara dan meningkatkan kinerja,
prestasi, dan reputasi sekolah. b. Guru memiliki beban moral untuk bersama-sama dengan
sejawat meningkatkan keefektifan pribadi sebagai guru dalam menjalankan tugas-tugas
profesional pendidikan dan pembelajaran. c. Guru menjunjung tinggi tindakan dan
pertimbangan pribadi dalam menjalankan tugastugas profesional dan bertanggung jawab atas
konsekuensinya. V.

Hubungan guru dengan organisasi profesi a. Guru menjadi anggota organisasi profesi dan
berperan serta secara aktif dalam melaksanakan program-program organisasi bagi
kepentingan kependidikan. b. Guru aktif mengembangkan organisasi profesi agar menjadi
pusat informasi dan komunikasi pendidikan untuk kepentingan guru dan masyarakat. c. Guru
tidak mengeluarkan pendapat dan bersaksi palsu untuk memperoleh keuntungan pribadi dari
organisasi profesinya h) Guru tidak menyatakan keluar dari keanggotaan organisasi profesi
tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan. VI. Hubungan guru dengan pemerintah a.
Guru memiliki komitmen kuat untuk melaksanakan program pembangunan bidang
pendidikan sebagaimana ditetapkan dalam UUD 1945, UU tentang Sistem Pendidikan
Nasional, UU tentang Guru dan Dosen dan ketentuan-ketentuan lainnya. b. Guru berusaha
menciptakan, memelihara dan meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. d) Guru tidak menghindari
2
kewajiban yang

2
dibebabkan oleh pemerintah atau satuan pendidikan untuk kemajuan pendidikan dan
pembelajaran. c. Guru tidak melakukan tindakan pribadi atau kedinasan yang mengakibatkan
kerugian pada negara.

2.5. Ruang Lingkup Organisasi Profesi Keguruan

Organisasi Profesi Setelah era reformasi bertumbuhan organisasi profesi guru yang
baru seperti Ikatan Guru Indonesia (IGI) juga ada Sarikat Guru Indonesia (SGI) dan mungkin
akan tumbuh lagi sejumlah organisasi profesi lainnya. Meskipun demikian PGRI sebagai
organisasi guru memiliki visi dan misi melindungi guru, meningkatkan kualitas guru,
meningkatkan kesejahteraan dan rasa aman guru. Di Indonesia ada dua organisai profesi yang
terkait dengan profesi keguruan/kependidikan yang sudah lama hadir adalah Persatuan Guru
Republik Indonesia (PGRI) dan Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI).

1. Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI)


Organisasi profesi guru ini di dirikan pada tangga 25 november 1945 melalui
kongres Guru Indonesia di Surakarta.

Sifat organisasi ini sebagai organisasi perjuangan dan organisasi profesi yang
berasaskan Pancasila dengan tujuan:

a. Mempertahankan, mengamankan dan mengamalkan Pancasila dan Undang-Undang


Dasar 1945.

b. Mewujudkan cita-cita proklamasi Negara Kesatuan Republik Indonesia


sebagaimana terkandung dalam pembukaan UUD 1945.

c. Turut berperan aktif mensukseskan pembangunan nasional, khususnya bidang


pendidikan dan kebudayaan dengan jalan memberikan pemikiran dan penunjang pelaksanaan
program yang menjadi garis kebijaksanaan pemerintah. Sebagai organisasi profesi dan
organisasi perjuangan Persatuan Guru Republik Indonesia bertugas untuk: a. Meningkatkan
keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. b. Membela, mempertahankan,
mengamankan dan mengamalkan Pancasila sebagai sikap dan tingkah laku manusia, dasar
negara dan pandangan hidup bagi sikap dan tingkah laku manusia, dasar negara dan
pandangan hidup bangsa serta satu-satunya asas dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara.

2. Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI)

2
Untuk mencerdaskan kehidupan Bangsa dalam rangka mencapai tujuan nasional
mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945, Maka Sarjana Pendidikan Indonesia merasa terpanggil dan bertanggung jawab untuk
lebih banyak memberikan sumbangan tenaga dan pemikiran. Agar sumbangan tenaga dan
pemikiran tersebut dapat terarah dan sesuai dengan apa yang diinginkan, maka para sarjana
pendidikan Indonesia membentuk wadah organisasi yang disebut dengan Ikatan Sarjana
Pendidikan Indonesia (Ispi) yang di dirikan pada tanggal 17 Mei 1960 (Ahmad Suriyansyah,
2015).

2
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Organisasi Profesi Upaya menjaga kualitas pendidik adalah hal yang sangat
penting, sehingga mampu untuk menunjang keberhasilan proses pendidikan.
Adapun salah satu upaya yang sangat strategis dan berkelanjutan (sustainable)
untuk menunjang keberhasilan pendidikan yaitu dengan pemanfaatan wadah
organisasi, profesi seperti Musyawrah Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK),
wadah tersebut memiliki fungsifungsi yang secara berkelanjutan mampu
meningkatkan kompetensi guru bimbingan dan konseling dan juga konselor, lebih
lanjut musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK) adalah forum bagi
guruguru bimbingan dan konseling dan konselor untuk melakukan berbagai
diskusi, pelatihan, mentoring, shering, dan kegiatan profesional.

Sehingga, profesi keguruan dapat dimaknai sebagai ilmu yang mencakup


berbagai hal atau aspek yang berkaitan dengan pekerjaan sebagai guru yang
profesional. Sejalan dengan pengertian tersebut, mata kuliah Profesi Keguruan
akan mengajak Anda menekuni berbagai aspek yang harus dikuasai agar mampu
menjalani pekerjaan sebagai guru yang profesional. Tentu saja, mata kuliah ini
tidak mengulas secara perinci semua aspek yang harus Anda kuasai karena hal
tersebut akan dikaji dalam berbagai mata kuliah. Dengan perkataan lain, mata
kuliah Profesi Keguruan merupakan payung dari semua mata kuliah yang
berkaitan dengan keguruan atau menjadi guru, di samping merupakan mata kuliah
yang secara lugas menyajikan karakteristik sebuah profesi serta kemampuan atau
kompetensi utuh yang wajib dimiliki oleh seseorang yang ingin menjadi guru
profesional.

2
3.2. Daftar Pustaka
Awalya, A., Munawaroh, E., Nugroho, I. S., Anggraini, W., & Susilawati,
S. (2019). Kontribusi Pengalaman Kerja Dan Keaktifan Organisasi
Profesi Terhadap Kompetensi Humanis Direktif Guru Bimbingan
Dan Konseling Di Kabupaten Brebes. In Prosiding Seminar
Nasional Pascasarjana (PROSNAMPAS) (Vol. 2, No. 1, pp. 131-
136).

Saifi, A. (2021). KONSEP DAN APLIKASI PROFESI KEGURUAN.

Indonesia, P. N. R. (2007). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43


Tahun 2007 Tentang Perpustakaan.

Mudhofir, A. (2012). Pendidik profesional: konsep, strategi, dan


aplikasinya dalam peningkatan mutu pendidikan di Indonesia.

Subiyakto, B., & Akmal, H. (2020). Profesi Keguruan.

Jannah, W. (2021). Menjadi Guru Profesional: Memahami Hakikat Dan


Kompetensi Guru.

Pertiwi, O. C. HAKIKAT PROFESI GURU.

Priazhanto, R. (2021). Rhadimas Priazhanto-uts-profesi Keguruan.

Wardani, I. G. A. K. Hakikat Profesi Keguruan.

Subiyakto, B., & Akmal, H. (2020). Profesi Keguruan.

Widyawati, M. F., Wulansari, D. A., & Mawakhid, Y. KRITIK


TERHADAP PERAN ORGANISASI PROFESI
KEPENDIDIKAN DI SISTEM PENDIDIKAN DALAM
PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN.

Yusup, Y. (2022). Profesi Keguruan memiliki Peran, Hak dan


Kewajiaban. PUBLIKASI PEMBELAJARAN, 2(1), 92-99.

Materi, P., Instruksional, P. D., Hermaini, B., Letak, P., Junianto, H.,
Kom, S., ... & Yatimah, D. (2019). Profesi keguruan.

Sya’bani, M. A. Y. (2018). Profesi Keguruan: Menjadi Guru yang


Religius dan Bermartabat. Caremedia Communication.

2
Sidiq, U. (2018). Etika dan Profesi Keguruan. Tulungagung: Penerbit
STAI [Sekolah Tinggi Agama Islam] Muhammadiyah. Tersedia
secara online juga di: http://repository. iainponorogo. ac.
id/395/1/Etika, 20, 26.

Najamudin, M. (2021). Buku Ajar Profesi Pendidikan: Menjawab


Problematika Profesi dan Kinerja Guru.

Anda mungkin juga menyukai