DOSEN PENGAMPU :
Dr. Farihah, M.Pd
DISUSUN OLEH :
Segala puji dan syukur pada Yang Maha Kuasa atas limpahan dan rahmatNya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah tentang Materi Perkuliahan Profesi
Pendidikan.
Tugas ini merupakan salah satu metode perkuliahan yang sangat bermanfaat untuk
mengetahui materi dalam perkuliahan. Dalam pembuatan tugas ini banyak pihak yang telah
memberikan dukungan, bimbingan, arahan serta motivasi sehingga makalah ini dapat
terselesaikan. Oleh karena itu saya mengucapkan terimakasih kepada pihak yang mendukung
telebih pada dosen pengampu mata kuliah Profesi Pendidikan, yakni Ibu Dr. Farihah, M.Pd.
Saya menyadari bahwa dalam pembuatan tugas ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu saya berharap kritik dan saran yang membangun untuk dapat menyempurnakan
tugas ini.
Atas perhatiannya saya mengucapkan banyak terimakasih.
Medan, 18 Maret 2020
Penulis,
Dina Remalisa
i
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan sangat penting dalam kehidupan dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan.
Sifatnya mutlak dalam kehidupan, baik dalam kehidupan seseorang, keluarga, maupun
bangsa dan negara. Maju-mundurnya suatu bangsa banyak ditentukan oleh maju mundurnya
pendidikan bangsa itu. Mengingat sangat pentingnya bagi kehidupan, maka pendidikan harus
dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga memperoleh hasil yang diharapkan. Untuk
melaksanakan pendidikan harus dimulai dengan pengadaan tenaga pendidikan sampai pada
usaha peningkatan mutu tenaga kependidikan.
Kemarnpuan guru sebagai tenaga kependidikan, baik secara personal, sosial, maupun
profesional, harus benar-benar dipikirkan karena pada dasarnya guru sebagai tenaga
kependidikan merupakan tenaga lapangan yang langsung melaksanakan kependidikan dan
sebagai ujung tombak keberhasilan pendidikan. Untuk itu, ilmu pendidikan memegang
peranan yang sangat penting dan merupakan ilmu yang mempersiapkan tenaga ke pendidikan
yang profesional, sebab kemampuan profesional bagi guru dalam melaksanakan proses
belajar-mengajar merupakan syarat utama.
Ilmu pendidikan merupakan salah satu bidang pengajaran yang harus ditempuh para
siswa Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) dalam rangka mempersiapkan
tenaga guru dan tenaga ahli kependidikan lainnya yang profesional. Seorang guru
memerlukan pengetahuan tentang ilmu pendidikan secara general. Itu sebabnya dalam
perkembangan kurikulurn terakhir untuk IKIP/FKIP /STKIP, ilmu pendidikan merupakan
suatu bidang pengajaran yang pokok-pokoknya meliputi kurikulum, program pengajaran,
metodologi pengajaran, media pendidikan, pengelolaan kegiatan belajar-mengajar, dan
evaluasi pendidikan.
Jabatan guru dilatarbelakangi oleh adanya kebutuhan tenaga guru. Kebutuhan ini
meningkat dengan adanya lembaga pendidikan yang menghasilkan calon guru untuk
menghasilkan guru yang profesional. Pada masa sekarang ini LPTK menjadi satu-satunya
lembaga yang menghasilkan guru. Walaupun jabatan profesi guru belum dikatakan penuh,
namun kondisi ini semakin membaik dengan peningkatan penghasilan guru, pengakuan
profesi guru, organisasi profesi yang semakin baik, dan lembaga pendidikan yang
menghasilkan tenaga guru sehingga ada sertifikasi guru melalui Akta Mengajar. Organisasi
profesi berfungsi untuk menyatukan gerak langkah anggota profesi dan untuk meningkatkan
profesionalitas para anggotanya. Setelah PGRI yang menjadi satu-satunya organisasi profesi
guru di Indonesia, kemudian berkembang pula organisasi guru sejenis (MGMP).
Seorang pendidik harus mengerti dan paham betul mengenai konsep profesi
kependidikan sehingga dapat menjalankan tugasnya dengan baik untuk mendidik anak bangsa
dengan profesional sehingga dapat memperbaiki negara ini menjadi lebih baik. Bagaimana
mungkin seorang anak didik akan memiliki kualitas yang baik jika saja pendidik yang
mengajar dan membinanya buakanlah guru yang teladan dan profesional. Tentu tujuan
pendidikan pun tidak akan tercapai.
1
Secara kuantitatif kita dapat mengatakan bahwa pendidikan di indonesia telah
mengalami kemajuan. Indikator keberhasilan pendidikan ini dapat dilihat pada kemampuan
baca tulis masyarakat yang mencapai 67,24%. Hal ini sebagai akibat dari program
pemerataan pendidikan, terutama melalui IMPRES SD yang dibangun pada rezim Orde Baru.
Namun demikian, keberhasilan dari segi kualitatif pendidikan di Indonesia belum nerhasil
membangun karakter bangsa yang cerdas dan kreatif, apalagi yang unggul.
Banyak lulusan lembaga pendidikan formal, baik dari tingkat sekolah menengah
maupun dari perguruan tinggi, terkesan belum mampu mengembangkan kreativitas dalam
kehidupan mereka. Lulusan sekolah menengah sukar untuk bekerja di sektor formal, kerena
belum memiliki keahlian khusus. Bagi sarjana, mereka yang dapat berperan secara aktif
dalam bekerja di sektor formal terbilang hanya sedikit. Keahlian dan profesionalisasi yang
melekat pada suatu lembaga pendidikan tinggi terkesan hanyalah simbo belaka, lulusannya
tidak profesional.
Dari kenyataan yang kita hadapi saat ini, maka dari sekian banyak komponen yang
mempengaruhi kualitas output pendidikan yang termasuk juga didalamnya ‘sumber daya
manusia yang mengelola (guru)’ mungkin harus dikoreksi kekurangannya. Mungkin saja
guru tersebut belum memiliki pehaman yang baik tentang profesi yang digelutinya. Dan ia
perlu benar-benar memahami konsep tentang pendidikan profesi yang sedang ia jalani.
B. TUJUAN PENULISAN
Untuk memberi tau mengetahui lebih dalam lagi tentang jenis-jenis, pengembangan,
dan peranan organisasi profesi kependidkan
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Fungsi Pemersatu
Abin Syamsuddin, 1999 : 95, yaitu dorongan yang menggerakkan para
profesional untuk membentuk suatu organisasi keprofesian. Motif tersebut begitu
bervariasi, ada yang bersifat sosial, politik ekonomi, kultural, dan falsafah tentang
sistem nilai. Abin Syamsuddin, 1999 : 95), yaitu motif intrinsik dan ekstrinsik.
Intrinsik, para profesional terdorong oleh keinginannya mendapat kehidupan yang
layak, sesuai dengan tugas profesi yang diembannya. Secara ekstrinsik mereka
terdorong oleh tuntutan masyarakat pengguna jasa suatu profesi yang semakin hari
semakin kompleks.
2. Fungsi Peningkatan Kemampuan Profesional
Fungsi kedua dari organisasi kependidikan adalah meningkatkan kemampuan
profesional pengemban profesi kependidikan ini. Fungsi ini secara jelas tertuang
dalam PP No. 38 tahun 1992, pasal 61 yang berbunyi:
3
Menurut Johnson (Abin Syamsuddin (1999 : 72) kompetensi dibangun oleh 6
perangkat kompetensi berikut ini.
a. Performence component
b. Subject component
c. Professional component
d. Process component
e. Adjustment component
Kurikulum 1994 dapat dilakukan melalui dua program, yaitu program terstruktur dan
tidak terstruktur. Program terstruktur adalah program yang dibuat dan dilaksanakan
sedemikian rupa, mempunyai bahan dan produk kegiatan belajar yang dapat diakreditasikan
secara akademik dalam jumlah SKS tertentu.
Program tidak terstruktur adalah program pembinaan dan pengembangan tenaga
kependidikan yang dibuka berdasarkan kebutuhan tertentu sesuai dengan tuntutan waktu dan
lingkungan yang ada. Terlingkup dalam program tidak terstruktur ini adalah :
a) Penataran tingkat nasional
b) Supervisi
c) Pembinaan dan pengembangan sejawat
d) Pembinaan dan pengembangan individual
4
nasional, kewilayahan, serta kedaerahan. Keanggotaan organisasi profesi ini bersifat
langsung dari setiap pribadi pengemban profesi kependidikan. Kalau demikian,
sesunguhnya PGRI merupakan organisasi profesi yang memiliki kekuatan dan
mengakar diseluruh penjuru indonesia. Arrtinya, PGRI memiliki potensi besar untuk
meningkatkan hakikat dan martabat guru, masyarakat, lebih jauh lagi bangsa dan
negara.
2. Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI)
Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) lahir pada pertengahan tahun
1960-an. Pada awalnya organisasi profesi kependidikan ini bersifat regional karena
berbagai hal menyangkut komunikasi antaranggotanya. Keadaan seperti ini
berlangsung cukup lama sampai kongresnya yang pertama di Jakarta 17-19 Mei
1984.Kongres tersebut menghasilkan tujuh rumusan tujuan ISPI, yaitu:
➢ Menghimpun para sarjana pendidikan dari berbagai spesialisasi di seluruh
Indonesia.
➢ Meningkatkan sikap dan kemampuan profesional para angotanya.
➢ Membina serta mengembangkan ilmu, seni dan teknologi pendidikan dalam
rangka membantu pemerintah mensukseskan pembangunan bangsa dan Negara.
➢ Mengembangkan dan menyebarkan gagasan-gagasan baru dan dalam bidang ilmu,
seni, dan teknologi pendidikan.
➢ Melindungi dan memperjuangkan kepentingan profesional para anggota.
➢ meningkatkan komunikasi antaranggota dari berbagai spesialisasi pendidikan; dan
➢ menyelenggarakan komunikasi antarorganisasi yang relevan.
Pada perjalanannya ISPI tergabung dalam Forum Organisasi Profesi Ilmiah
(FOPI) yang terlealisasikan dalam bentuk himpunan-himpunan. Yang tlah ada
himpunannya adalah Himpunan Sarjana Pendidikan Ilmu Sosial Indonesia
(HISPIPSI), Himpunan Sarjana Pendidikan Ilmu Alam, dan lain sebagainya. 3.
Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI)Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia
(IPBI) didirikan di Malang pada tanggal 17 Desember 1975. Organisasi profesi
kependidikan yang bersifat keilmuan dan profesioal ini berhasrat memberikan
sumbangan dan ikut serta secara lebih nyata dan positif dalam menunaikan kewajiban
dan tanggung jawabnya sebagai guru pembimbing. Organisasi ini merupakan
himpunan para petugas bimbingan se Indonesia dan bertujuan mengembangkan serta
memajukan bimbingan sebagai ilmu dan profesi dalam rangka peningkatan mutu
layanannya.
Secara rinci tujuan didirikannya Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI)
adalah sebagai berikut ini.
1. Menghimpun para petugas di bidang bimbingan dalam wadah organisasi.
2. Mengidentifikasi dan mengiventarisasi tenaga ahli, keahlian dan keterampilan,
teknik, alat dan fasilitas yang telah dikembangkan di Indonesia di bidang
bimbingan, dengan demikian dimungkinkan pemanfaatan tenaga ahli dan keahlian
tersebut dengan sebaik-baiknya.
5
3. Meningatkan mutu profesi bimbingan, dalam hal ini meliputi peningkatan profesi
dan tenaga ahli, tenaga pelaksana, ilmu bimbingan sebagai disiplin, maupun
program layanan bimbingan (Anggaran Rumah Tangga IPBI, 1975).
Untuk menopang pencapaian tujuan tersebut dicanangkan empat kegiatan,
yaitu:
1) Pengembangan ilmu dalam bimbingan dan konseling;
2) Peningkatan layanan bimbingan dan konseling;
3) Pembinaan hubungan dengan organisasi profesi dan lembaga-lembaga lin, baik
dalam maupun luar negeri; dan
4) Pembinaan sarana (Anggaran Rumah Tangga IPBI, 1975).
1) Penerbitan, mencakup: buletin Ikatan Petugas Bmbingan Indoesia dan brosur atau
penerbitan lain.
2) Pengembangan alat-alat bimbingan dan penyebarannya.
3) Pengembangan teknik-teknik bimbingan dan penyebarannya.
4) Penelitian di bidang bimbingan
5) Penataran, seminar, lokakarya, simposium, dan kegiatan-kegiatan lain yang
sejenis
6) Kegiatan-kegiatan lain untuk memajukan dan mengembangkan bimbingan.
6
profesional, mandiri, kreatif, inovatif, dan bertanggung jawab. Untuk itu adalah
penting kehadiran Organisasi Guru yang Independen dan bebas dari campur tangan
negara/pemerintah.
7
7. Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)
MGMP merupakan suatu wadah asosiasi atau perkumpulan bagi guru mata
pelajaran yang berada di suatu sanggar/kabupaten/kota yang berfungsi sebagai sarana
untuk saling berkomunikasi, belajar dan bertukar pikiran dan pengalaman dalam
rangka meningkatkan kinerja guru sebagai praktisi/perilaku perubahan reorientasi
pembelajaran di kelas (Depdiknas,2004: 1). Menurut Mangkoesapoetra MGMP
merupakan forum atau wadah professional guru mata pelajaran yang berada pada
suatu wilayah kabupaten/kota/kecamatan/ sanggar/gugus sekolah.Tujuan
diselenggarakannya MGMP menurut pedoman MGMP adalah:
➢ Tujuan umum.
Tujuan MGMP adalah untuk mengembangkan kreativitas dan inovasi dalam
meningkatkan profesionalisme guru.
➢ Tujuan khusus.
1. Memperluas wawasan dan pengetahuan guru mata pelajaran dalam upaya
mewujudkan pembelajaran yang efektif dan efisien.
2. Mengembangkan kultur kelas yang kondusif sebagai tempat proses pembelajaran
yang menyenangkan, mengasyikkan dan mencerdaskan siswa.
3. Membangun kerjasama dengan masyarakat sebagai mitra guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran.
8
d) Collaboratorterhadapunit terkait dan organisasi profesi yang relevan.
e) Evaluator dan developer school reform dalamkonteks MPMBS.
f) Clinicaldan academic supervisordengan pendekatan penilaian appraisal.
Adapun fungsi MGMP menurut Mangkoesapoetra (2004: 3) adalah:
a) Menyusun pogram jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek serta
mengatur jadwal dan tempat kegiatan secara rutin.
b) Memotivasi para guru untuk mengikuti kegiatan MGMP secara rutin, baik di tingkat
sekolah, wilayah, maupun kota.
9
Masih menurut Ikatan Konselor Indonesia (2008) bahwa di samping memfokuskan diri
pada kegiatan tridarma, organisasi profesi juga melayani anggotanya dari sisi kesejahteraan
kehidupan bersama dalam organisasi, serta dapat memberikan perlindungan hukum untuk
kelancaran kegiatan profesi dan keamanan para anggota dalam bekerja, dalam
pengabdiaannya kepada masyarakat.
Lahirnya Undang Undang No. 14 Tahun 2005 dan Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun
2008 tentang guru pada dasarnya merupakan bentuk pengakuan secara yuridis formal
terhadap guru, (termasuk di dalamnya konselor, kepala sekolah, dan pengawas sekolah)
sebagai sebuah jabatan profesional yang tentunya perlu disambut gembira, dengan harapan
masing-masing profesi tersebut dapat meningkatkan pengabdiannya, demi kemaslahatan
orang banyak.
10
Penetapan Kode Etik Guru
Kode etik hanya dapat ditetapkan oleh suatu organisasi profesi yang berlaku dan
mengikat para anggotanya. Penetapan kode etik lazim dilakukan pada suatu kongres
organisasi profesi. Dengan demikian, penetapan kode etik tidak boleh dilakukan oleh orang
secara perorangan, melainkan harus dilakukan oleh orang-orang yang diutus untuk dan atas
nama anggota-anggota yang bukan atau tidak menjadi anggota profesi tersebut. Kode etik
suatu profesi hanya akan mempunyai pengaruh yang kuat dalam menegakkan disiplin di
kalangan profesi tersebut, jika semua orang yang menjalankan profesi tersebut tergabung
(menjadi anggota) dalam organisasi profesi yang bersangkutan.
Apabila setiap orang yang menjalankan suatu profesi secara otomatis tergabung di
dalam suatu organisasi atau ikatan profesional, maka barulah ada jaminan bahwa profesi
tersebut dapat dijalankan seccara murini dan baik, karena setiap anggota profesi yang
melakukan pelanggaran yang serius terhadap kode etik dapat dikenakan sanksi.
12
b. Untuk berhasilnya pendidikan, guru harus mengetahui kepribadian anak didik dan
latar belakang keluarganya masing-masing.
c. Komunikasikan guru hanya diadakan diadakan semata-mata untuk kepentingan anak
didik.
4. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan dengan orang
tua siswa dengan sebaik-baiknya bagi kepentingan anak didik.
a. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah sehingga anak didik betah untuk
belajar di sekolah.
b. Guru menciptakan hubungan baik dengan orang tua siswa sehingga dapat terjalin
pertukaran informasi timbal balik untuk kepentingan anak didik
c. Guru senantiasa menerima dengan lapang dada setiap kritikan membangun yang
disampaikan orang tua siswa/masyarakat terhadap kehidupan sekolah.
5. Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat di sekitar sekolahnya maupun
masyarakat yang lebih lugas untuk kepentingan pribadi.
a. Guru memperluas pengetahuan masyarakat mengenai profesi keguruan.
b. Guru turut menyebarkan program pendidikan dan kebudayaan kepada masyarakat di
sekitarnya, sehingga sekolah tersebut turut berfungsi sebagai pusat pembinaan dan
pengembangan pendidikan dan kebudayaan di tempat.
c. Guru harus berperan agar dirinya dan sekolahnya dapat berfungsi sebagai unsur
pembaharu bagi kehidupan kemajuan daerahnya.
d. Guru bersama masyarakat sekita di dalam berbagai aktivitas.
e. Guru mengusahakan menciptakan kejasama yang sebaik-baiknya antara sekolah,
orang tua, dan masyarakat bagi kesempurnaan usaha pendidikan atas dasar kesadaran,
bahwa pendidikan, bahwa pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara
pemerintah, orang tua, dan masyarakat.
6. Guru secara sendiri-sendiri dan atau bersama-sama berusaha mengemban dan
meningkatkan mutu profesinya.
a. Guru melanjutkan studinya dengan: (1) membaca buku, (2) mengikuti lokakarya,
seminar, gerakan koperasi, dan pertemuan pendidikan dan keilmuan, (3) mengikuti
penataran, (4) mengadakan kegiatan penelitian.
b. Guru berbicara, bersikap dan bertindak sesuai dengan martabat profesinya.
7. Guru menciptakan dan memelihara hubungan antar sesama guru, baik berdasarkan
lingkungan kerja maupun di dalam hubungan keseluruhan.
13
a. Guru senantiasa saling tukar informasi, pendapat, saling menasehati, dan bantu
menbantu satu sama lain, baik dalam hubungan pribadi maupun dalam penuaian tugas
profesi.
b. Guru tidak melakukan tindakan-tindakan yang merugikan nama baik rekan-rekan
seprofesinya dan menjunjung martabat guru, baik secara pribadi maupun secara
keseluruhan.
8. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI sebagai
sarana perjuangan dan pengabdiannya.
a. Guru senantiasa tunduk terhadap kebijaksanaan dan ketentuan pemerintah dalam
bidang pendidikan.
b. Guru melakukan tugas profesional dengan disiplin dan rasa pengabdian.
c. Guru berusaha menyebarkan kebijaksanaan dan program pemerintah kepada orang tua
siswa dan masyarakat.
d. Guru berusaha menunjang terciptanya kepemimpinan pendidikan di lingkungan dan
daerahnya sebaik-baiknya.
9. Guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan pemerintah dalam
bidang pendidikan.
a. Guru senantiasa setia terhadap kebijaksanaan dan ketentuan-ketentuan pemerintah
dalam bidang pendidikan.
b. Guru melakukan tugas profesinya dengan disiplin dan rasa pengabdian.
c. Guru senantiasa berusaha membantu menyebarkan kebijaksanaan dan program
pemerintah dalam bidang pendidikan kepada siswa dan masyarakat sekitarnya.
d. Guru berusaha menunjang terciptanya kepemimpinan pendidikan di lingkungan atau
di daerahnya sebaik-baiknya.
15
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Organisasi profesi kependidikan adalah sebuah wadah perkumpulan orang–
orang yang memiliki suatu keahlian dan keterampilan mendidik yang dipersiapkan
melalui proses pendidikan dan latihan yang relatif lama, serta dilakukan dalam
lembaga tertentu yang dapat dipertanggungjawabkan.
Adapun tujuan organisasi kependidikan, yaitu: meningkatkan dan/atau
mengembangkan (1) karier, (2) kemampuan, (3) kewenangan profesional, (4)
martabat, dan (5) kesejahteraan seluruh tenaga kependidikan. Sedangkan visinya
secara umum ialah terwujudnya tenaga kependidikan yang profesional. Ada beberapa
organisasi kependidikan, antara lain: PGRI, ISPI, IPBI dan MGMP. Dari tahun ke
tahun organisasi kependidikan terus mengalami peningkatan jenjang kualifikasi dan
mutunya, sehingga saat ini kita hanya mempunyai lembaga pendidikan guru yang
tunggal, yakni Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK). Oranisasi tersebut
sangat berperan kelangsungan pendidikan baik dari fungsinya sebagai pemersatu dan
sebagai peningkatan kemampuan profesional.
B. SARAN
Melalui makalah ini diharapkan sebagai seorang pendidik diwajibkan
memiliki suatu keahlian dan keterampilan mendidik serta dapat mempertanggung
jawabkan isi materi yang ingin disampaikan agar proses belajar mengajar dapat
berjalan dengan semestinya dan menghasilkan generasi penerus bangsa yang benar-
benar berilmu dan beretika.
16
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/search?q=pengembangan+organisasi+propesi+kependidikan&ie=utf
-8&oe=utf-8&client=firefoxab#q=pengembangan+organisasi+profesi+kependidikan
https://www.google.com/search?q=peranan+organisasi+profesi+kependidikan+terhadap+pen
didik&ie=utf-8&oe=utf-8&client=firefox-b-ab
https://www.google.com/search?q=jenis+jenis+organisasi+profesi+kependidikan&ie=utf8&o
e=utf-8&client=firefox-b-ab
17