Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MAKALAH

THYRISTOR
(Dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Elektronika Daya)

OLEH :
Nama : Uli Parrona Gurning (5172230007)
Lisa Veronica Br Gurusinga (5173230007)
Irwan Effendi (5172230002)
Kelas : TE A 2017
M.K : Elektronika Daya

PRODI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Makalah Thyristor ini. Semoga
makalah yang saya susun dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Penyusunan makalah ini tentunya tidak lepas dari bantuan, bimbingan, dan arahan
berbagai pihak. Oleh karena itu,kami mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang
telah membimbing kami, memberikan semangat dan motivasi.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa tugas mini riset ini masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi perbaikan
dan kesempurnaan tugas makalah ini. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan dalam
penyusunan makalah ini. Terimakasih.

Medan, 19 Maret 2020

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................................ ii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar belakang.........................................................................................................3
B. Rumusan Masalah...................................................................................................3
C. Tujuan Penelitian.....................................................................................................4

BAB II.PEMBAHASAN

A. Semi Konverter Thyristor......................................................................................5


B. Rangkaian Pemicu (Trigger) pada Frekuensi AC-50 Hz.......................................6
C.  Pengontrolan Beban dc / ac  .................................................................................9

BAB III. PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... .1

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berkembangnya teknologi elektronika daya, khususnya dengan adanya penemuan
Thyristor, maka pemanfaatan konverter dan inverter merupakan sebuah solusi
pemutakhiran pengendali kelistrikan, misalnya dalam pengaturan tegangan ac / dc yang
mudah, luwes, praktis, dan ekonomis.
Thyristor khususnya SCR (silicon controlled rectifier) memiliki 3 buah elektroda:
anoda (A), katoda (K), dan gate (G) merupakan piranti elektronik yang banyak diterapkan
pada rangkaian elektronika daya. Di dalam konverter arus bolak-balik thyristor merupakan
komponen utama, melalui pengendalian sinyal picu (trigger), maka  besarnya sudut
konduk = ∠ϕ (conduction angle) dan sudut picu = ∠α (firing delay angle) dapat diatur.
Rangkaian dasar: SCR, beban (RL), dan sumber tegangan (Us) diperlihatkan pada
gambar 1.a), sedangkan gambar 1.b) memperlihatkan bahwa pada sudut konduk SCR =
1200 maka sudut picu = 600  → (interval 1800 adalah ∠ϕ + ∠α).
                          

Gambar 1.  Rangkaian Dasar: SCR, Sudut Picu, dan Sudut Konduksi

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah :
a. Apa itu Thyristor?
b. Seperti apa Pengontrolan Beban AC/DC menggunakan Thyristor?

3
C. Tujuan Makalah

Tujuan dari pembuatan Makalah ini adalah untuk mengetahui dan memahami
tentang Thyristor.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Semi-konverter Thyristor
Semi-konverter thyristor merupakan sistem penyearah 1 fasa gelombang penuh
atau konverter 1 fasa  terkendali gelombang penuh (Half Controlled Single-phase Bridge
Rectifier), yaitu penyearah jembatan (bridge rectifier) yang menggunakan 2 buah thyristor
(SCR) dan 2 buah dioda yang diatur/dikendalikan kondukfitasnya melalui pemicu. Gambar
2. dan gambar 3. berikut ini menunjukkan prinsip kerja semi-konverter thyristor
1 fasa tersebut.

 
 Gambar 2. Rangkaian Fullwave Semi Konverter

Pada interval ½ gelombang positive tegangan sumber (A+ dan B-), arus akan
mengalir melalui rangkaian seri : dari titik A → dioda D1 →Load → thyristor T1 → titik B,
selanjutnya dengan adanya sinyal picu (trigger) maka thyristor T1 konduksi pada ωt = ∠α.
Dalam interval ini dioda D2 dan thyristor T2 kondisi reverse bias.
Pada interval ½ gelombang negative berikutnya (A- dan B+), arus akan mengalir
melalui rangkaian seri : dari titik B → dioda D2 → Load →thyristor T2 → titik A,
selanjutnya dengan adanya sinyal picu (trigger) maka thyristor T2 konduksi pada π+ωt
= ∠α. Dalam interval ini dioda D1 dan thyristor T1 kondisi reverse bias.
Demikian seterusnya sehingga diperoleh output tegangan DC gelombang penuh
yang dapat diatur (UDC variabel), melalui pengendalian thyristor T1 dan T2.

5
 
 Gambar 3.  Bentuk Gelombang  ∠α,  ∠ϕ, dan IG

Dioda Dm  disebut freewheeling dioda bersifat optional dalam rangkaian, Dm sangat


diperlukan khususnya jika beban bersifat induktif. Apabila Um adalah tegangan maksimum
dari UAC, maka tegangan keluaran rata-rata UDC  adalah  :

UDC dapat diatur dari 0 volt sampai dengan  vot melalui pengendalian α;


(nilai α adalah 0 < α < π). Dari persamaam tersebut maka tegangan keluaran adalah
nol apabila α = 1800 dan akan menjadi maksimum apabila α = 00.

B. Rangkaian Pemicu (Trigger) pada Frekuensi AC-50 Hz


Pemanfaatan UJT secara konvensional sebagai pemicu SCR melalui rangkaian
relaxation osilator merupakan pilihan yang tepat, rangkaian relaxation oscillator uni
junction transistor (RO-UJT) dirancang agar sinyal/pulsa yang dihasilkan senantiasa
sinkron terhadap interval tegangan sumber AC (power supply), serta mampu menghasilkan
daerah pengaturan sudut penyalaan (α) atau sudut (ϕ) konduksi antara 00 sampai dengan
1800, rangkaiannya sebagaimana pada gambar 4 berikut:

6
 
Gambar 4.   Rangkaian RO-UJT Pemicu SCR

Data teknis yang merupakan persyaratan / pertimbangan dalam perancangan


rangkaian RO-UJT adalah: tegangan AC 220 volt / 50 Hz, UJT (misal 2N2646), tegangan
bias RO-UJT (misal 12 volt dc). Untuk menghasilkan sinyal picu yang tetap sinkron
terhadap perioda tegangan sumber AC (Us), maka tegangan pencatu rangkaian RO-UJT
adalah tegangan dc rata yang secara periodik “off” dan sinkron terhadap Us tersebut. Hal
ini dapat dipenuhi melalui rangkaian seri tahanan (Rz) dan zener dioda (Dz) yang
dihubungkan pada sumber dc gelombang penuh hasil penyearahan Us melalui dioda
jembatan DB, selanjutnya tegangan output Dz (= Uz) digunakan sebagai pencatu RO-UJT
yaitu titik C-D.

Berikut ini rancangan / perhitungan / pendekatan untuk menentukan komponen


rangkaian pemicu
a.         Penyearah gelombang penuh menggunakan dioda bridge (DB).
DB menyearahkan tegangan sumber AC 220 volt dan dibebani rangkaian RO-UJT
yang memerlukan arus maksimum 50 mA, maka tegangan kerja DB > (1,41 x 220 V) dan
arus kerja > 50 mA; → DB = 400 V / 500mA.
b.         Zener dioda (Dz) dan tahanan depan zener (Rz),
Tegangan bias RO-UJT = 12 V,  maka Rz  dan Dz sebagai berikut :
↳▪▪Zener dioda (Dz) = 12 V / 0,5 W; yaitu 1N4742 atau sejenis.
↳▪▪Tahanan depan zener (Rz),  

7
PRz = Iz2 x Rz = (0,04)2 x 7475 = 11,96 watt
Rz yang digunakan pada rangkaian adalah 10 kΩ / 10 W.

c.  Spesifikasi komponen rangkaian RO-UJT.

UJT adalah type 2N2646, dengan data sebagai berikut :


η      = 0,56 -- 0,75              IE rms = 50 mA
Ip     = 5 μA                         IV         = 4 mA
UBB = 35 V                                     UV        = 2 V
rB1   = 5,8 kΩ                                  rB2        = 3,4 kΩ

Untuk perancangan range frekuensi dan stabilitas RO-UJT, ditetapkan C E = 0,1 μF,
dan R2 = 560 Ω. Penentuan nilai tahanan RE dan potensiometer RP  telah dibahas dalam bab
sebelumnya bahwa harga UP dapat dihitung, dan agar RO-UJT dapat berosilasi R Emin < RE <
REmax.

  
Frekuensi ac yang dikendalikan (fAC) = 50 Hz, maka TAC = 20 ms. Daerah kerja RO-
UJT  0  ∼1800 = ½ TAC = 10 ms, artinya TRO-UJT= 0 ~ 10 ms,
0

untuk η = 0,63  10 ms = RP x 0,1 μF  → RP = 10.10-3 / 0,1.10-6 = 100 kΩ


RE pada rangkaian merupakan RE.min ≥ 2500 Ω   → RE =  2700 Ω / ½ W.
RP pada rangkaian (≈ RE + RP) = RE.max ≤ 888 kΩ → RP = 100 kΩ / ½ W.

8
d.  Trafo pulsa pemicu thyristor

Pulsa tajam positip yang dihasilkan pada basis 1 (B1) dimanfaatkan untuk pemicu
thyristor, karena RO-UJT merupakan rangkaian elektronik yang bekerja pada tegangan
rendah (=12 V) sedangkan thyristor beroperasi pada tegangan tinggi (>>220 V), maka perlu
melindungi rangkaian RO-UJT dari bahaya / kebocoran arus dari thyristor. Selanjutnya
dipasang trafo pulsa yang berfungsi sebagai kopel / penghubung sinyal picu sekaligus
mengisolasi antara rangkaian RO-UJT dengan thyristor. Trafo pulsa yang digunakan adalah
1:1:1 impedansi dc ± 100Ω.  
Hal yang mungkin terjadi adalah pulsa yang diperlukan untuk pemicu semi-
konverter mungkin lebih tinggi, karena karakteristik thyristor yang digunakan berbeda,
untuk mengatasinya antara lain dengan menaikkan tegangan bias RO-UJT, yaitu dengan
mengganti zener dioda (Dz) yang memiliki Uz lebih tinggi, misalnya : 18 volt atau 20 volt. 

C.  Pengontrolan Beban dc / ac                                                               


Perhatikan rangkaian pada gambar 5.a dan 5.b, pada dasarnya merupakan
pengontrol dc gelombang penuh, disebut pengontrol dc/ac karena dapat digunakan untuk
mengendalikan beban ac maupun beban dc, yang selanjutnya biasa dinamakan “Uni-bi
directional full wave controll ”.

 
      Gambar 5. Pengontrolan Beban ac/dc.

Untuk pemakaian beban ac sebagaimana gambar 5.a., bridge tidak dibebani


(dihubung singkat), beban dipasang di luar bridge. Selanjutnya untuk  beban dc
sebagaimana gambar 5.b, beban dipasang di dalambridge sedangkan di
luar bridge sambungan rangkaian langsung ke sumber (tidak dibebani).

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berkembangnya teknologi elektronika daya, khususnya dengan adanya penemuan
Thyristor, maka pemanfaatan konverter dan inverter merupakan sebuah solusi
pemutakhiran pengendali kelistrikan, misalnya dalam pengaturan tegangan ac / dc yang
mudah, luwes, praktis, dan ekonomis.
Karena adanya perbedaan karakteristik dari Thyristor dengan tipe yang sama. Serial
dan parallel dari thyristor memerlukan rangkain pembagi tegangan dan pembagi arus yang
melindungi thyristor dari kondisi keadaan tunak dan transien. Cukup penting untuk
memisahkan antara rangkaian thyristor dengan rangkaian gerbang. Isolasi transformator
pulsa cukup sederhana tetapi efektif. Untuk beban induktif, deretan pulsa akan mengurangi
kehilangan di thyristor dan biasa digunakan untuk gating thyristor, selain dari pulsa
kontinyu. UJT dan OUT digunakan untuk membangkitkan pulsa – pulsa trigger.

10
DAFTAR PUSTAKA

http://pendidikanelektro.blogspot.com/2012/02/thyristor.html

https://teknikelektronika.com/pengertian-thyristor-jenis-thyristor/

http://makalah-beta.blogspot.com/2016/02/aplikasi-thyristor-untuk-pengatur.html

11

Anda mungkin juga menyukai