b. Menggunakan Dioda
c. Menggunakan switch
Cara kerja cycloconverter satu phasa yaitu dengan membagi topologi ini
menjadi 2 buah rangkaian konverter tyristor-P dan rangkaian konverter
tyristor-N yang bekerja secara bergantian, seperti terlihat pada gambar di
bawah ini :
Prinsip kerja dari inverter satu fasa dapat dijelaskan dengan gambar 2-a. Ketika
transistor Q1 yang hidup untuk waktu T0/2, tegangan pada beban V0 sebesar
Vs/2. Jika transistor Q2 hanya hidup untuk T0/2, Vs/2 akan melewati beban.
Q1 dan Q2 dirancang untuk bekerja saling bergantian. Pada gambar 2-b
menunjukkan bentuk gelombang untuk tegangan keluaran dan arus transistor
dengan beban resistif. Inverter jenis ini membutuhkan dua sumber DC, dan
ketika transistor off tegangan balik pada Vs menjadi Vs/2 , yaitu : V0= Vs/2 Veff
= 2Vs/2
Inverter Gelombang Penuh
8.Apa yang dimaksud dengan efek peripheral dari peralatan elektronika daya
?
Efek yang terjadi karena pengaruh dari switching pada power semiconductor
devices menghasilkan arus dan harmonisa tegangan pada sistem supply dan
output konverter. Hal ini dapat menyebabkan masalah seperti distorsi, EMI,
EMC pada output tegangan.
9.Mengapa catu daya switching lebih efisien dibandingkan catu daya linier
untuk ukuran daya besar ?
Karena dalam catu daya switching hampir tidak ada daya yang hilang sehingga
akan lebih menghemat daya dan dapat digunakan secara maksimal untuk
mencatu beban.
Beberapa keunggulan Catu Daya Switching
a. Efesiensi besar antara 65% 85%.
b. Kecil dan ringan.
c. Kemampuan untuk dapat beroperasi pada kisaran tegangan input yang
besar, Auto voltage dengan range antara 80 Volt 240 Volt.
Tanpa reverse recovery time, diberikan rata rata output voltage Vdc =
0.6366Vm = 108.03V.
(a) Untuk trr = 50s and fs = 2000 Hz, pengurangan rata rata output voltage
adalah
Note, Efek dari trr adalah signifikan untuk high frequency dan untuk kasus
normal sumber 60-Hz, efeknya dapat dinilai diabaikan.
(a)
(b)
(c) Total power loss adalah
Note. Untuk overdrive factor 10, IB = 22.265 A dan power loss akan menjadi
PT = 1.5 x 22.265 +18.1 = 51.5 W. sekali transistor saturasi, collector-emitter
voltage akan tereduksi pada hubungan menaikkan arus. Walaupun demikian,
power loss naik. Pada nilai tinggi dari overdrive factor, transistor bisa jadi rusak
karena suhu tinggi. Di sisi lain, jika transistor underdriven (IB < ICS), bisa jadi
dioperasikan pada daerah aktif dan VCE akan naik, yang akan menghasilkan
naiknya power loss.