Anda di halaman 1dari 11

Teknis Menggulung Ulang Kumparan Stator

Motor Induksi Satu Fasa

1. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari dan melaksanakan mata diklat ini diharapkan
siswa :
a. Dapat mengenal jenis-jenis kumparan motor listrik satu fasa
b. Dapat menyebutkan fungsi masing-masing jenis kumparan dalam
pemakaiannya.
c. Dapat menghitung langkah-langkah kumparan pada motor listrik
satu fasa.dua kutub.
d. Dapat menentukan jumlah alur per kutub per fasa pada motor
listrik satu fasa dua kutub.
e. Dapat menentukan pergeseran phasa antara kumparan utama dan
kumparan bantu pada motor listrik satu fasa.
f. Dapat membuat daftar lilitan tahap tunggal ( single layer winding )
untuk motor listrik satu phasa dua kutub.
g. Dapat menggambarkan gambar bentangan lilitan tahap tunggal
jenis konsentris untuk motor listrik satu phasa 2 kutub.

2. Uraian Materi
1). Bentuk Kumparan Stator
Bentuk kumparan stator dari motor induksi 1 fasa dapat dibagi
menjadi 3 macam, hal semacam ini adalah tergantung dari cara
melilitkannya kedalam alur–alur stator. Bentuk kumparan–kumparan
yang dimaksud adalah sebagai berikut:
a). Kumparan jerat atau lilitan bertumpuk (Lap winding juga dapat
dinamakan dengan lilitan spiral (seperti gambar 21a).
b). Kumparan terpusat (concentric winding) seperti gambar 21b.
c). Kumparan gelombang (wave winding) seperti gambar 21c.
a b c
Gambar 1
Keterangan gambar 1 :
a) Bentuk kumparan spiral ( distribusi / lap winding )
b) Bentuk kumparan sepusat ( concentric winding )
c) Bentuk kumparan gelombang ( wave winding )

Fungsi dari ketiga jenis kumparan tersebut adalah sebagai berikut:


a). Kumparan spiral (distribusi) benyak digunakan untuk motor–
motor dan generator dengan kapasitas yang relatif besar.
Umumnya untuk kelas menengah keatas, walaupun secara
khusus ada mesin listrik dengan kapasitas yang lebih besar,
kumparan statornya menggunakan jenis kosentris.

b). Kumparan sepusat (konsentris) pada umumnya sistem ini


banyak digunakan untuk motor dan generator dengan
kapasitas kecil. Walaupun ada juga secara khusus motor–
motor dengan kapasitas kecil menggunakan kumparan dengan
tipe khusus.
c). Kumparan gelombang ( wave winding ) untuk motor dengan
belitan sistem ini banyak digunakan kapasitor besar.

2). Teknis menggulung ulang kumparan stator motor 1 fasa

Motor–motor induksi 1 phasa pada dasarnya adalah sama dengan


motor induksi 2 fasa. Hal semacam ini dapat kita lihat, bahwa pada
motor induksi 1 phasa terdapat 2 jenis kumparan, yaitu kumparan
utama (running winding = RW ) dan kumparan bantu (starting
winding = SW ) kedua kumparan tersebut mempunyai penampang
kawat dan jumlah lilitan yang tidak sama. Tetapi ada kalanya hal
tersebut dibuat hampir sama.

Kumparan utama mempunyai luas penampang kawat yang lebih


besar dan jumlah lilitan yang lebih banyak. Sedangkan untuk
kumparan bantu memiliki luas penampang yang kecil dan jumlah
lilitannya sedikit.
Apabila motor induksi 1 phasa kita suplay dengan tegangan tertentu,
maka besarnya arus pada kedua buah kumparan tersebut yaitu Iu
dan Ip atau dapat kita tuliskan Ir dan Is akan mempunyai nilai yang
berbeda. Dengan demikian hal tersebut akan berpengaruh pada nilai
arus Iu dan Is yang mempunyai penggeseran fasa 90 o listrik (90o el).

a). Langkah Kumparan


Yang dimaksud dengan langkah kumparan adalah sudut kisar
yang dibentuk antara kedua sisi kumparan dan diberi dengan
tanda huruf Yg. Untuk mendapatkan kopel putar yang maksimal,
maka langkah kumparan harus sama dengan satu jarak kutub.
Satu jarak kutub adalah kisar sudut antara kutub utara (U) dan
kutub selatan (S) yang paling berdekatan. Sedangkan jarak kutub
diberi tanda Tho () dan satu jarak kutub adalah 180o listrik.
Apabila jumlah pasang kutub suatu motor adalah p, maka jumlah
kutubnya adalah 2p dan perbandingan antara derajat lingkaran
(derajat busur = obs) dan derajat listrik (oel) kita kaitkan dengan
kutub, maka dapat kita ambil contoh =
Untuk = p = 1, maka 360obs = 1 x 360oel
p = 2, maka 360obs = 2 x 360oel
P = 3, maka 360obs = 3 x 360oel
Dengan demikian perbandingan antara o
bs dan o
el dapat
dituliskan dengan rumus:
aobs = p.aoeL
Apabila jumlah alur pada stator motor induksi 1 fasa ada G alur,
maka kisar sudut satu kali keliling stator atau G alur adalah 360 o
bs. Apabila sebuah motor mempunyai sebanyak G alur adalah =
p.360oeL. satu keliling stator = 2p jarak kutub atau G alur = 2p
jarak kutub.
G
Jadi: satu jarak kutub = 1E = 180 o eL = 2 p Alur , karena

langkah kumparan Yg = 1E, maka langkah kumparan menjadi:


G
Yg 
2 p Alur

Untuk memperoleh kopel putar yang maksimal, maka diperlukan


jumlah belitan yang banyak, tidak mungkin akan ditampung pada
satu alur stator. Untuk itu harus dibagi menjadi beberapa buah
alur. Artinya untuk satu buah alur kumparan akan dibagi menjadi
beberapa belitan (kumparan).
Untuk motor induksi satu fasa yang mempunyai satu pasang
kutub dengan satu buah kumparan yang terdiri dari beberapa
kumparan yang terdiri dari beberapa kumparan bagian dan setiap
kumparan bagian membutuhkan dua buah alur stator dengan
demikian, untuk motor induksi satu fasa yang mempunyai 1

G
pasang kutub akan mempunyai 2 p kumparan bagian.

b). Jumlah Alur per kutub per fasa


Apabila jumlah fasa = m, maka masing–masing fasa akan
memiliki kumparan bagian sebanyak G/2p.m, sehingga pada
setiap kutub untuk masing–masing fasa akan menempuh alur
sebanyak G/2p.m alur. Apabila banyaknya alur pada setiap
kutub untuk masing–masing fasa diberi tanda dengan huruf q,
maka jumlah alur untuk setiap kutub tiap fasa menjadi q =
G/2p.m alur.
c). Menentukan Pergeseran Fasa (Pergeseran Tempat)
Untuk menempatkan kumparan pada setiap fasa, maka harus
selalu ditempatkan saling bergeseran tempat. Hal semacam
ini bertujuan agar kopel putar yang dihasilkan selain bergeser
fasa. Untuk motor induksi 2 fasa bergeser fasa, untuk 2 kopel
putar (kekuatan putar) adalah 90 o eL. Apabila pergeseran
tempat tersebut diberikan dengan tanda huruf Yf, maka Yg =
180o eL jadi untuk motor 2 fasa, nilai Yf = ½ Yg. Dari uraian
diatas, maka dapat diperoleh beberapa rumus yang dapat
digunakan untuk membelit motor–motor induksi sebagai
berikut:

60. f G
P g
n 2p.m Alur

G
Yg 
2 p Alur

Sudut Pasang Kutub:

P=1 P=2 P=4


180o Listrik 180o listrik 180o Listrik
= 180o radial = 90o radial = 45o radial
(a) (b) (c)
Gambar 2. Pergeseran Phasa

Rumus untuk melilit stator motor AC


G 360 0 r
Yg  KAR 
2p G
G
q KAL  KAR.P
2 p.m
G
Untuk single layer K  2 p
2G
Untuk double layer K 
2P

Yg = Langkah alur dari sisi kumparan 1 kesisi kumparan 2


G = Jumlah alur
2p = Jumlah kutub
p = Jumlah pasang kutub
q = Banyaknya kumparan tiap kelompok
m = Jumlah fasa
KAR = Kisar alur dalam derajad radikal
KAL = Kisar alur dalam derajad listrik
Kp = Kisar fasa : - Kp Phasa I mulai pada alur 1
- Kp Phasa II = 1 + 90o/180o . Yg
K = Jumlah sisi kumparan dalam tiap kutub.

d). Daftar Lilitan dan Diagram Bentangan Kumparan


Motor Satu Fasa

Sebagai sebuah contoh, dimisalkan sebuah motor listrik 1


phasa mempunyai 24 alur stator, akan digulung kembali
dengan bentuk kumparan consentric (sepusat), single layer
winding , agar dapat menghasilkan putaran rotor sebesar
3000 rpm pada frekuensi 50 Hz. Buatlah Daftar belitan dan
gambar bentangan berbentuk konsentris.

Penyelesaian :
p= 60.f
/ n= 60 x 50
/ 3000 = 1---->Jumlah pasang kutub = 1
Maka :
Perhitungan:
G 24
Yg    12 -----> ditetapkan Yg=11,( untuk Fractional
2p 2
Pitch nilai Yg harus dikurangi satu )

JumlahKump  G.Model  24.0,5  12 kumparan ---->Model =

0,5
untuk single layer winding
Perbandingan Jumlah Kumparan Utama dan Kump Bantu: 2 : 1
Kump Utama = 2/3 x 12 = 8 kumparan, jadi per grup 4 kumparan
Kump Bantu = 1/3 x 12 = 4 kumparan, jadi per grup 2 kumparan
JumlahGrup  2 p.Ph.Model  2.2.1  4 ----> model = 1, karena
Full Winding
S 24
q  6 ----> 6 kumparan tiap kelompok
2 p.m 2.2

.G 24
k    12 ------> 12 sisi kumparan tiap kutub untuk
2p 2
jenis single layer
o o
360 r 360 r
KAR    15o r
S 24
KAL  KAR. p  15o.1  15o Listrik

- Kp Phasa I mulai pada alur 1


- Kp Phasa II = Kp Phasa I + 90o /180o . Yg = 1 + ½ . 12 = 7

Note : Angka 90 merupakan angka perbedaan fasa antara fasa I dan fasa II
pada motor listri satu fasa berkutub dua. Angka 180 merupakan
jarak kutub ke kutub pada fasa yang sama.

Konstanta M untuk menghitung jumlah kumparan :


M = 1 bila lilitan berbentuk Double layer winding
M = 0,5 bila lilitan berbentuk Single layer winding

Konstanta M untuk menghitung jumlah grup :


M = 1 bila lilitan jenis Full Winding ( jenis Lap Winding atau
Concentric Winding)
M = 0,5 bila lilitan jenis Hal Winding ( jenis Wave Winding)
DAFTAR LILITAN :
Kumparan Utama Data Sambungan Kumparan Bantu
U V
1 1 – 12 12 7 7 – 18 18
2 2 – 11 11 KU : 9 – 21 8 8 – 17 17
3 3 – 10 10 KB : 17 – 5 5 5 – 20 20
4 4– 9 9 6 6 – 19 19
21 21 – 16 16 y
22 22 – 15 15
23 23 – 14 14
24 24 – 13 13
x

GAMBAR BENTANGAN :

Gambar 3. Lilitan Konsentris Motor Satu Phasa Dua Kutub

3. Rangkuman
1). Pada motor listrik satu fasa dikenal ada tiga macam kumparan yakni aa :
a). Kumparan jerat atau Lap winding juga dinamakan dengan lilitan spiral
b). Kumparan terpusat (concentric winding)
c). Kumparan gelombang (wave winding)
2. Untuk membuat sebuah gambar bentangan motor listrik satu fasa terlebih
dahulu harus ditentukan :
a) Jumlah alur
b) Jumlah kutub
c) Langkah alur
d) Junlah kumparan
e) Jumlah grup
f) Jumlah kumparan per grup
g) Kisar alur ke alur
h) Pergeseran fasa

Contoh Soal lainnya :

Diketahui sebuah motor listrik 1 phasa mempunyai 24 alur, akan digulung


kembali dengan bentuk kumparan distribusi (kumparan spiral) agar dapat
menghasilkan putaran rotor sebesar 3000 rpm pada frekuensi 50 Hz,
buatkanlah daftar lilitannya dan gambar bentangan tahap tunggal..

Penyelesaian :
1). Jumlah grup kumparan pada motor listrik satu fasa empat
kutub dengan kumparan motor jenis gelombang
Grup = 2p . Ph. Model = 4 . 2 . 0,5 = 4

2). Jumlah grup kumparan pada motor listrik satu fasa empat
kutub dengan kumparan motor jenis konsentris
Grup = 2p . Ph. Model = 4 . 2 . 1 = 8

3). Penyelesaian :

P= 60.f
/ n= 60 x 50
/ 3000 = 1---->Jumlah pasang kutub = 1
Maka :
G 24
Yg    12 -----> ditetapkan Yg=11,( untuk Fractional Pitch
2p 2

nilai Yg harus dikurangi satu )

Kump  G.Model  24.0,5  12 kumparan ----> Model = 0,5 untuk


single layer
Grup  2 p.Ph.Model  2.2.1  4 ----> model = 1, karena Full Winding
S 24
q  6 ----> 6 kumparan tiap kelompok
2 p.m 2.2

.G 24
k    12 ------> 12 sisi kumparan tiap kutub untuk jenis
2p 2

single layer
360o r 360o r
KAR    15o r
S 24
KAL  KAR. p  15o.1  15o Listrik

- Kp Phasa I mulai pada alur 1


- Kp Phasa II = Kp Phasa I + 90o /180o . Ys = 1 + ½ . 12 = 7

DAFTAR LILITAN :

Kumparan Utama Data Sambungan Kumparan Bantu

U V
1 1–9 9 7 7 – 17 17
2 2 – 10 10 KU : 12 – 24 8 8 – 18 18
3 3 – 11 11 KB : 18 – 6 6 6 – 20 20
4 4 – 12 12 5 5 – 19 19
24 24 – 16 16 y
23 23 – 15 15
22 22 – 14 14
21 21 – 13 13
x

GAMBAR BENTANGAN :
Gambar 4. Bentangan kunparan disdtribusi tahap tunggal 1 fasa 2 kutub

Anda mungkin juga menyukai