Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM MESIN LISTRIK

MOTOR DC PENGUAT TERPISAH

Kelompok :4

Nama Praktikan : Wahyu Mi’raj Setiavi (1802321017)

Nama Anggota Kelompok : Radityatama Ridho Z (1802321052)

Rama Darmawan (1802321059)

Rifki Nur Ilham (1802321025)

Safiena Salva Al Rayyan (1802321038)

Wahyu Mi’raj Setiavi (1802321017)

Wirangi Wijayanti (1802321013)

Kelas : 5E

Tanggal Praktikum : 14 Desember 2020

Pembimbing : Ir. Benhur Nainggolan

PROGRAM STUDI TEKNIK KONVERSI ENERGI

JURUSAN TEKNIK MESIN

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

2021
BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Latar belakang terjadinya praktikum ini adalah sebagai mahasiswa/I program studi Teknik
Konversi Energi, kami mempelajari dua sub materi yaitu elektronika dan mekanikal, pada elektronika
salah satunya mempelajari mesin listrik.

Materi mesin listrik nantinya akan digunakan pada instalasi listrik, misalnya pada suatu
pembangkit listrik. Bagian dari materi praktikum mesin listrik salah satunya ialah praktikum motor
DC eksitasi terpisah.

I.2. Tujuan
Dalam percobaan ini, mahasiswa diharapkan dapat:

- Mengoperasikan motor DC jenis eksitasi terpisah


- Menjelaskan prinsip kerja motor DC
- Menjelaskan pengamatan tentang karakteristik motor DC
BAB II
DASAR TEORI

2.1. Motor DC Eksitasi Terpisah


Mekanisme kerja untuk seluruh jenis motor secara umum sama :
 Arus listrik dalam medan magnet akan memberikan gaya.
 Jika kawat yang membawa arus dibengkokkan menjadi sebuah lingkaran/loop, maka kedua sisi
loop, yaitu pada sudut kanan medan magnet, akan mendapatkan gaya pada arah yang
berlawanan.
 Pasangan gaya menghasilkan tenaga putar/ torque untuk memutar kumparan.
 Motor-motor memiliki beberapa loop pada dinamonya untuk memberikan tenaga putaran yang
lebih seragam dan medan magnetnya dihasilkan oleh susunan elektromagnetik yang disebut
kumparan medan. Dalam memahami sebuah motor, penting untuk mengerti apa yang dimaksud
dengan beban motor. Beban mengacu kepada keluaran tenaga putar/ torque sesuai dengan
kecepatan yang diperlukan. Beban umumnya dapat dikategorikan kedalam tiga kelompok:
 Beban torque konstan adalah beban dimana permintaan keluaran energinya bervariasi dengan
kecepatan operasinya namun torque nya tidak bervariasi. Contoh beban dengan torque konstan
adalah conveyors, rotary kilns, dan pompa displacement konstan.
 Beban dengan variabel torque adalah beban dengan torque yang bervariasi dengan kecepatan
operasi. Contoh beban dengan variabel torque adalah pompa sentrifugal dan fan (torque
bervariasi sebagai kwadrat kecepatan).
 Beban dengan energi konstan adalah beban dengan permintaan torque yang berubah dan
berbanding terbalik dengan kecepatan. Contoh untuk beban dengan daya konstan adalah
peralatan-peralatan mesin.

Gambar 1 Prinsip Dasar dari Kerja Motor Listrik

Jenis-jenis Motor Listrik


Motor listrik dapat dikategorikan berdasarkan pasokan input, konstruksi, dan mekanisme
operainya. Berikut adalah klasifikasi jenis utama motor listrik.

Gambar 2 Klasifikasi Jenis Utama Motor Listrik


2.2. Motor DC / Arus Searah
Motor DC merupakan motor listrik yang dapat mengubah daya masukan litrik arus searah
menjadi daya keluar mekanik. Motor DC/arus searah, sebagaimana namanya, menggunakan arus
langsung yang tidak langsung/direct-unidirectional. Motor DC digunakan pada penggunaan
khusus dimana diperlukan penyalaan torsi yang tinggi atau percepatan yang tetap untuk
kisaran kecepatan yang luas.

Motor DC adalah motor yang memerlukan suplai tegangan searah pada kumparan jangkar dan
kumparan medan untuk diubah menjadi energi mekanik. Berdasarkan karakteristiknya, motor
arus searah ini mempunyai daerah pengaturan putaran yang luas dibandingkan dengan motor
arus bolak-balik, sehingga sampai sekarang masih banyak digunakan pada pabrik-pabrik yang
mesin produksinya memerlukan pengaturan putaran yang luas.

Gambar 5 Konstruksi Motor DC dan komponen

2.3. Tiga Komponen Utama Motor DC


1. Kutub medan
Secara sederhana digambarkan bahwa interaksi dua kutub magnet akan menyebabkan
perputaran pada motor DC. Motor DC memiliki kutub medan yang stasioner dan dinamo yang
menggerakan bearing pada ruang diantara kutub medan. Motor DC sederhana memiliki dua
kutub medan: kutub utara dan kutub selatan. Garis magnetik energi membesar melintasi bukaan
diantara kutub-kutub dari utara ke selatan. Untuk motor yang lebih besar atau lebih komplek
terdapat satu atau lebih elektromagnet. Elektromagnet menerima listrik dari sumber daya dari
luar sebagai penyedia struktur medan.
2. Dinamo
Bila arus masuk menuju dinamo, maka arus ini akan menjadi elektromagnet. Dinamo
yang berbentuk silinder, dihubungkan ke as penggerak untuk menggerakan beban. Untuk kasus
motor DC yang kecil, dinamo berputar dalam medan magnet yang dibentuk oleh kutub-kutub,
sampai kutub utara dan selatan magnet berganti lokasi. Jika hal ini terjadi, arusnya berbalik
untuk merubah kutub-kutub utara dan selatan dinamo.

3. Komutator
Komponen ini terutama ditemukan dalam motor DC. Kegunaannya adalah untuk
membalikan arah arus listrik dalam dinamo. Komutator juga membantu dalam transmisi arus
antara dinamo dan sumber daya.
Keuntungan utama motor DC adalah sebagai pengendali kecepatan, yang tidak mempengaruhi
kualitas pasokan daya. Motor DC dapat dikendalikan dengan mengatur:
• Tegangan dinamo – meningkatkan tegangan dinamo akan meningkatkan kecepatan
• Arus medan – menurunkan arus medan akan meningkatkan kecepatan.

Motor DC tersedia dalam banyak ukuran, namun penggunaannya pada umumnya


dibatasi untuk beberapa penggunaan berkecepatan rendah, penggunaan daya rendah hingga
sedang seperti peralatan mesin dan rolling mills, sebab sering terjadi masalah dengan perubahan
arah arus listrik mekanis pada ukuran yang lebih besar. Juga, motor tersebut dibatasi hanya untuk
penggunaan di area yang bersih dan tidak berbahaya sebab resiko percikan api pada sikatnya.
Motor DC juga relatif mahal dibanding motor AC. Hubungan antara kecepatan, flux medan dan
tegangan dinamo ditunjukkan dalam persamaan berikut:
Gaya elektromagnetik : E = KΦN

Torsi : T = KΦI Nm

Dengan,
E = gaya elektromagnetik yang dikembangkan pada terminal dinamo (volt)
Φ = flux medan yang berbanding lurus dengan arus medan
N = kecepatan dalam RPM
T = torsi elektromagnetik
I = arus dinamo
K = konstanta persamaan
Sebuah motor DC terdiri dari gilungan kawat (coil) yang berputar pada medan Magnet . Arus
pada coil dialurkan melalui brush yang kontak langsung dengan split ring. Coil berada pada
medan magnet tetap, dan gaya yang dikeluarkan oleh arus pada kawat menghasilkan torsi pada
coil.
Gaya F pawa kawat dengan panjang L membawa arus listrik i pada medan magnet B adalah
iLB dikali dengan sinus sudut antara B dan i. Arah dari gaya F mengikuti prinsip tangan kanan
seperti diperlihatkan pada. Gaya yang diperlihatkan memiliki besaran yang sama namun dengan
arah yang berbeda, sehingga gaya-gaya tersebut menghasilkan torsi.
Motor DC dalam sebuah proses produksi banyak digunakan sebagai alat produksi. Dengan
fungsinya sebagai salah satu alat produksi, maka motor DC sangat perlu diamati stabilitasnya.
Salah satu langkah untuk mengamati stabilitas motor adalah mengamati kecepatan motor.Untuk
mengamati kecepatan motor, dapat digunakan metode telemetri, yaitu metode pengukuran
kecepatan motor jarak jauh. Dengan metode ini tidak perlu berdekatan dengan motor untuk
mengetahui kecepatan motor. Dengan gelombang radio, dapat digunakan sebagai media untuk
mentransmisikan kecepatan motor. Sehingga kecepatan motor dapat diketahui di tempat lain
tanpa menggunakan kabel.

Jenis-Jenis Motor DC/Arus Searah

a. Motor DC sumber daya terpisah/ Separately Excited


Jika arus medan dipasok dari sumber terpisah maka disebut motor DC sumber daya
terpisah/separately excited.
b. Motor DC sumber daya sendiri/ Self Excited: motor shunt
Pada motor shunt, gulungan medan (medan shunt) disambungkan secara paralel dengan
gulungan dinamo (A) seperti diperlihatkan dalam gambar 4. Oleh karena itu total arus dalam
jalur merupakan penjumlahan arus medan dan arus dinamo.
Gambar 6 Karakteristik Motor DC Shunt.

Berikut tentang kecepatan motor shunt (E.T.E., 1997):


• Kecepatan pada prakteknya konstan tidak tergantung pada beban (hingga torsi tertentu setelah
kecepatannya berkurang, lihat Gambar 6) dan oleh karena itu cocok untuk penggunaan komersial
dengan beban awal yang rendah, seperti peralatan mesin.
• Kecepatan dapat dikendalikan dengan cara memasang tahanan dalam susunan seri dengan
dinamo (kecepatan berkurang) atau dengan memasang tahanan pada arus medan (kecepatan
bertambah).

c. Motor DC daya sendiri: motor seri


Dalam motor seri, gulungan medan (medan shunt) dihubungkan secara seri dengan
gulungan dinamo (A) seperti ditunjukkan dalam gambar 7. Oleh karena itu, arus medan sama
dengan arus dinamo ( jangkar).
Berikut tentang kecepatan motor dc seri :
- Kecepatan dibatasi pada 5000 RPM.
- Harus dihindarkan menjalankan motor dc seri tanpa ada beban sebab motor akan mempercepat
tanpa terkendali.
Motor-motor seri cocok untuk penggunaan yang memerlukan torsi penyalaan awal yang tinggi,
seperti derek dan alat pengangkat hoist (lihat Gambar 7).
Gambar 7 Karakteristik Motor DC Seri.

d. Motor DC Kompon/Gabungan.
Motor Kompon DC merupakan gabungan motor seri dan shunt. Pada motor kompon,
gulungan medan (medan shunt) dihubungkan secara paralel dan seri dengan gulungan dinamo
(A) seperti yang ditunjukkan dalam gambar 8. Sehingga, motor kompon memiliki torque
penyalaan awal yang bagus dan kecepatan yang stabil. Makin tinggi persentase penggabungan
(yakni persentase gulungan medan yang dihubungkan secara seri), makin tinggi pula torque
penyalaan awal yang dapat ditangani oleh motor ini. Contoh, penggabungan 40-50% menjadikan
motor ini cocok untuk alat pengangkat hoist dan derek, sedangkan motor kompon yang standar
(12%) tidak cocok.
Gambar 8 Karakteristik Motor DC Kompon.

Mesin DC yang akan kita praktekkan adalah motor DC jenis penguat terpisah. Lihat gambar
rangkaians. Karakteristik motor yang diamati dalam keadaaan tanpa beban ialah :
 Putaran motro fungsi aus penguatan N=f(if), dengan V= Konstan
 putaran motor fungsi tegangan jangkar N=f(V), dengan If= Konstan
BAB III
PENGOLAHAN DATA DAN PEMBAHASAN
3.1 Data Praktikum
Arus Eksitasi If
Tegangan Jangkar V Putaran Rotor Arus Jangkar Motor, Ia
No Konstan
(Volt) (RPM) (Ampere)
(Ampere)
1 30 224 0,4
2 60 513 0,45
3 90 782 0,5
4 120 1044 0,55
5 150 1301 0,55
6 180 1573 0,6
0,4
7 210 1832 0,65
8 240 2094 0,7
9 270 2367 0,7
10 300 2651 0,75
11 330 2915 0,8
12 360 3000 0,85
Tabel 1. Data RPM dan Ia dalam If konstan sebesar 0,4 A, V variable

N Tegangan Jangkar V Putaran Rotor Arus Eksitasi If Arus Jangkar Motor, Ia


o (Volt) (RPM) Konstan (Ampere)
(Ampere)
1 30 222 0,4
2 60 498 0,45
3 90 798 0,45
4 120 1078 0,55
5 150 1357 0,55
6 180 1621 0,6
0,35
7 210 1892 0,65
8 240 2177 0,7
9 270 2458 0,75
10 300 2753 0,75
11 330 3028 0,85
12 360 3200 0,9
Tabel 2. Data RPM dan Ia dalam If konstan sebesar 0,35 A, V variable
N Arus Eksitasi If Putaran Rotor Tegangan Jangkar Arus Jangkar Motor, Ia
o Konstan (Ampere) (RPM) V (Volt) (Ampere)
1 0,56
2 0,50
3 0,45
4 0,39 2718 0,75
5 0,35 2803 0,8
6 0,30 2915 0,8
300
7 0,25 3087 0,85
8 0,20 3416 1
9 0,15
10 0,10
11
12
Tabel 3. Data RPM dan Ia dalam V konstan 300 V, If variable

N Arus Eksitasi If Putaran Rotor Tegangan Jangkar Arus Jangkar Motor, Ia


o Konstan (Ampere) (RPM) V (Volt) (Ampere)
1 0,56
2 0,50
3 0,45
4 0,39 2365 0,7
5 0,35 2424 0,7
6 0,30 2521 0,75
270
7 0,25 2689 0,8
8 0,20 2955 0,9
9 0,15 3543 1,2
10 0,10
11
12
Tabel 4. Data RPM dan Ia dalam V konstan 270 V, If variable

3.2 Pembahasan Tugas


1. Karena jika arus penguatan dalam keadaan nol, sedangkan tegangan dinaikkan, maka putaran
motor akan sangat tinggi mengakibatkan motor rusak. Berdasarkan matematis adalah sebagai
berikut:
V −Ia . Ra
V =Eb+ Ia . RaV =C . n. ∅+ Ia . RaC . n . ∅=V −Ia . Ran ≈
C . If
dimana fluks dihasikan oleh arus penguatan. Putaran secara matematis menjadi tak hingga saat
If=0.

2. Berikut nilai Eb berdasarkan tiga data awal dari tabel 1-4, nilai Ra = 0,5 ohm

Tegangan Balik Eb = V - Ia.Ra (V)


data 1 data 2 data 3 data 4
29,8 29,8 299,63 269,65
59,78 59,78 299,60 269,65
89,75 89,78 299,60 269,63
Tabel 5. Perhitungan Tegangan Balik Eb
3. Pin=V . IaPm=Eb. Ia

Daya Input
data 1 data2 data 3 data 4
12 12 225 189
27 27 240 189
45 40,5 240 202,5
Tabel 6. Perhitungan Daya Input Pin

Daya listrik yang dikonversi menjadi daya mekanik


(Pm)
data 1 data2 data 3 data 4
11,92 11,92 224,72 188,76
26,90 26,90 239,68 188,76
44,88 40,40 239,68 202,22
Tabel 7. Perhitungan Daya listrik terkonversi menjadi Daya Mekanik (Pm)

4. Dari percobaan diatas dapat kita analisa bahwa putaran motor DC eksitasi terpisah akan
meningkat seiring menurunnya nilai arus eksitasi, dan seiring naiknya tegangan jangkar.
Kemudian daya mekanik yang dihasilkan dari daya listrik selalu lebih rendah, dikarenakan
adanya efisensi atau rugi yang dihasilkan generator dari rugi tembaga .
5. Dalam mengoperasikan motor DC eksitasi terpisah, langka yang dibutuhkan untuk starting motor
setelah merangkainya adalah menaikkan arus eksitasi terlebih dahulu. Kemudian baru tegangan
input dinaikkan sehingga tidak terjadi putaran yang berlebihan pada motor. Dalam mematikan
motor DC shunt ini pun sebaliknya, jangan turunkan terlebih dahulu arus eksitasinya karena
putaran motor akan berlebihan sehingga bisa rusak. Turunkan dulu tegangan input motornya
hingga nol, baru kemudian turunkan arus eksitasinya.
BAB IV
KESIMPULAN & SARAN
4.1 Kesimpulan

Diperlukan standar operasi dalam menjalankan ataupun mematikan sebuah mesin listrik seperti motor DC
shunt ini. Dalam rumus perhitungan pada motor ini, dapat kita tentukan sebagai cara menjalankan motor
tersebut, dimana ini merupakan salah satu tujuan dalam menghubungkan antara teori dengan praktik.

4.2 Saran

Kehadiran lengkap mahasiswa dalam praktikum ini sangat diperlukan, dikarenakan banyaknya parameter
yang perlu diukur saat praktikum membutuhkan jumlah minimal praktikan untuk hadir dalam menjalani
praktik ini.

Anda mungkin juga menyukai