Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM MESIN LISTRIK

KARAKTERISTIK MOTOR DC EKSITASI TERPISAH

Kelompok :4

Nama Praktikan : Wahyu Mi’raj Setiavi (1802321017)

Nama Anggota Kelompok : Radityatama Ridho Z (1802321052)

Rama Darmawan (1802321059)

Rifki Nur Ilham (1802321025)

Safiena Salva Al Rayyan (1802321038)

Wahyu Mi’raj Setiavi (1802321017)

Wirangi Wijayanti (1802321013)

Kelas : 5E

Tanggal Praktikum : 4 Januari 2021

Pembimbing : Ir. Benhur Nainggolan

PROGRAM STUDI TEKNIK KONVERSI ENERGI

JURUSAN TEKNIK MESIN

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Latar belakang terjadinya praktikum ini adalah sebagai mahasiswa/i program studi Teknik
Konversi Energi kami mempelajari dua sub materi yaitu elektronika dan mekanikal, pada
elektronika salah satunya mempelajari mesin listrik. Materi mesin listrik nantinya akan
digunakan pada instalasi listrik misalnya pada suatu pembangkit listrik. Bagian dari materi
praktikum mesin listrik salah satunya ialah praktikum motor dc eksitasi terpisah.

1.2. Tujuan
Setelah melakukan percobaan ini, diharapkan praktikan :
- Dapat menggambarkan karakteristik motor DC eksitasi terpisah dari data hasil
pengukuran.
- Dapat mengoperasikan motor DC eksitasi terpisah untuk variasi beban.
- Dapat menggunakan alat-alat ukur, ampere meter, volt meter, dan tacometer dengan
variasi beban.
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Rangkaian Ekivalen dan Persamaan Matematis


Rangkaian ekivalen motor DC eksitasi terpisah ditunjukkan seperti pada gambar 1. Dari
gambar tersebut terlihat bahwa belitan medan dihubung terpisah dari belitan jangkar.
Keduanya disuplai dari sumber tegangan yang berbeda.

Gambar 1.Rangkaian ekivalen motor DC eksitasi terpisah.


Maka sesuai dengan hokum kirchof bahwa arus yang mengalir pada kumparan jangkar
tidak sama dengan arus yang mengalir pada kumparan medan, sehingga persamaan
matematisnya adalah

I = Ia (1-2)

V = E o + Ia Ra (1-2)

Eo = k N ɸ (1-3)

Vf = If Rf (1-4)

T = K I f Ia (1-5)

Dimana, Ia = arus jangkar

I = arus total

If = arus medan

Eo = tegangan jangkar

K = konstanta

ɸ = fluks magnetik

N = kecepatan putar motor

..............................................................................(1)

Daya masuk motor adalah


VIa = Eo Ia + Ia2 Ra + If Rf .................. ................................................................................(2)

Atau,
Pi = Pm + Rugi-rugu Cu pada belitan medan jangkar dan belitan medan seri ............................
(3)
Dimana, Pi = Daya masukan ke motor
Pm = Daya mekanik kotor yang dikonversi dari daya listrik

Daya mekanik Pm terdiri dari daya pada poros Psh, daya gesekan bantalan dan angin , dan
rugi-rugi inti inti. Dengan demikian daya bersih pada poros Psh adalah
Psh = Pm – (rugi gesekan bantalan + kipas angin + rugi inti) ...................................................(4)

Torsi jangkar Ta adalah


N
Pm = Ia Eb = Ta . 2 π ..............................................................................................................(5)
60
P m x 60
Ta = ...............................................................................................................................
2 πN
(6)
Torsi bersih pada poros Tsh adalah
P sh x 60
Psh = ..............................................................................................................................
2 πN
(7)
Tsh adalah torsi bersih rotor untuk memutar beban.

Efisiensi motor kotor (gross) adalah


Pm
Ƞg = x 100 .........................................................................................................................(8)
Pi
Efisiensi motor bersih
P sh
Ƞsh = x 100 ......................................................................................................................(9)
Pi

2.2Karakteristik Motor DC Seri


Ada tiga jenis karakteristik utama mesin DC seri yaitu

(a). Karakteristik Kopel


Ta=f(Ia)
V = Konstan
Ia=I= Variabel

Ta
Gambar 2. Karakteristik
kopel

Ia

(b). Karakteristik Kecepatan


n=f(Ia)
V = Konstan
Ia=I= Variabel

Gambar 3. Karakteristik
kecepatan

Ia

(c). Karakteristik Mekanis


n=f(Ta)
V = Konstan
Ia=I=Variabel
n

Gambar 4. Karakteristik
mekanis
BAB III
PENGOLAHAN DATA DAN PEMBAHASAN
3.1 Data Praktikum
no Saklar Ia(A) V(V) N(rpm)
(beban)
1 S1 2,8 351 3000
2 S1-2 3,1 351 2980
3 S1-3 3,4 351 2960
4 S1-4 3,7 351 2950
5 S1-5 4 351 2940
6 S1-6 4,3 351 2932
Tabel 1. Data Pengukuran Karakteristik Motor

n Saklar (beban) Ia(A) V(V) If(A) Vf(V) N(rpm) Vg(V)


o
1 S1 2,8 48 0,36 225 3000 220
2 S1-2 3,1 48 0,35 225 3000 220
3 S1-3 3,4 48 0,35 225 3000 220
4 S1-4 3,7 48 0,35 225 3000 220
5 S1-5 4 48 0,35 225 3000 220
6 S1-6 4,3 48 0,35 225 3000 220
Tabel 2. Data Pengukuran Untuk Menghitung Efisiensi Motor

3.2 Jawaban Tugas


1. Berikut kurva karakteristik motor DC shunt
Ta (Nm) Kurva Karakteristik Kopel
5.14
4.94
4.74
4.54
Kurva Karakteristik Kopel
4.34 Polynomial (Kurva
4.14 Karakteristik Kopel)
3.94
3.74
3.54
3.34
3.14 Ia (A)
2.8 3 3.2 3.4 3.6 3.8 4 4.2 4.4
Grafik 1. Karakteristik Kopel

Karakteristik Kecepatan
N (rpm)
3010
3000
2990
2980 Karakteristik Kecepatan
2970 Polynomial (Karakteristik
Kecepatan)
2960
2950
2940
2930
2920 Ia (A)
2.8 3 3.2 3.4 3.6 3.8 4 4.2 4.4
Grafik 2. Karakteristik Kecepatan

Karakteristik Mekanis
N (rpm)
3020

3000

2980
Karakteristik Mekanis
2960 Polynomial (Karakteristik
Mekanis)
2940

2920

2900

2880 T (Nm)
3.14 3.64 4.14 4.64 5.14
Grafik 2. Karakteristik Mekanis
2. Berikut nilai dan grafik dari efisiensi kotor yang terhitung dengan rumus
Pm
Effg= x 100
Pi
Eb=V −Ia . Ra
Pm=Eb. IaPi=V . Ia

no Eb (V) Pm (W) Pin (W) eff


1 46,60 130,48 134,40 97,08
2 46,45 144,00 148,80 96,77
3 46,30 157,42 163,20 96,46
4 46,15 170,76 177,60 96,15
5 46,00 184,00 192,00 95,83
6 45,85 197,16 206,40 95,52
Tabel 3. Perhitungan Efisiensi Kotor

Effg (%) Kurva Efisiensi Kotor


97.50

97.00

96.50 Kurva Efisiensi Kotor


Polynomial (Kurva Efisiensi
96.00 Kotor)

95.50

95.00

94.50 Ia (A)
2.8 3 3.2 3.4 3.6 3.8 4 4.2 4.4
Grafik 4. Kurva Efisiensi Kotor Terhadap Ia
Kemudian berikut nilai dan kurva efisiensi bersih dengan rumus
Psh
Effsh= x 100 Psh=Pm−Ia2 (Rs+ Ra) Pi=V . Ia
Pi
Ia2(Ra+R Psh effsh
No
s) (W) (W) (%)
1 19,60 110,88 0,83
2 24,03 119,97 0,81
3 28,90 128,52 0,79
4 34,23 136,53 0,77
5 40,00 144,00 0,75
6 46,23 150,93 0,73
Tabel 4. Perhitungan Efisiensi Bersih
Effsh (%) Kurva Efisiensi Bersih
84.00
82.00
80.00 Kurva Efisiensi Bersih
78.00 Polynomial (Kurva
76.00 Efisiensi Bersih)
74.00
72.00
70.00
68.00 Ia (A)
2.8 3 3.2 3.4 3.6 3.8 4 4.2 4.4

Grafik 5. Kurva Efisiensi Bersih terhadap Ia


3. Dalam starting motor DC shunt, pertama yang harus dilakukan setelah merangkai adalah
menaikkan terlebih dahulu arus eksitasinya sebelum tegangan input motor dinaikkan. Hal ini
sangat penting agar motor tidak mengalami trip atau putaran yang terlalu tinggi karena belum
ada arus eksitasinya atau sedikit. Kemudian naikkan tegangan input sampai motor memutar
generator dengan putaran sesuai dengan frekuensi yang dibutuhkan beban. Kemudian
masukkan eksitasi pada generator hingga tegangan output generator sesuai dengan ratingnya.
Ketika beban bertambah, sesuaikan putaran agar tetap dengan nilai rating nya dengan
menaikkan tegangan input motor, kemudian jika tegangan masih turun karena beban naik,
naikkan eksitasi generator agar tegangan nilainya tetap pada ratingnya. Kemudian saat beban
berkurang, turunkan tegangan input motor karena putaran itu naik saat beban turun, sampai
putaran yang ditentukan. Jika tegangan masih diatas nilai ratingnya, turunkan eksitasi
generatornya sehingga tegangan sesuai nilai ratingnya.
4. Kesimpulannya, agar operasi motor aman, naikkan terlebih dahulu eksitasinya sebelum
tegangan saat starting, kemudian untuk mematikannya turunkan dulu tegangannya baru
turunkan eksitasi. Dalam penyesuaian beban generator pun juga di kontrol dengan mengatur
tegangan input motor, dan eksitasi generator agar putaran dan tegangan rating sesuai nilai
yang ditetapkan, agar tidak terjadi kerusakan pada motor maupun beban.
BAB IV
KESIMPULAN & SARAN
4.1 Kesimpulan

Diperlukan standar operasi dalam menjalankan ataupun mematikan sebuah mesin listrik seperti motor
DC eksitasi terpisah ini. Dalam pembangkit, pengaturan tegangan terminal itu disamakan dengan
governor, yang pada umumnya mengontrol masukkan fluida kerja kedalam turbin, agar putaran turbin
dapat naik ataupun turun sesuai standar yang ditentukan saat beban mengalami fluktuasi.

4.2 Saran

Kehadiran lengkap mahasiswa dalam praktikum ini sangat diperlukan, dikarenakan banyaknya
parameter yang perlu diukur saat praktikum membutuhkan jumlah minimal praktikan untuk hadir
dalam menjalani praktik ini.

Anda mungkin juga menyukai