C. Tujuan
Tujuan dari tugas ini adalah untuk mengetahui simulasi pengaruh besar torsi dari
poros engkol terhadap arus yang dihasilkan pada alternator.
D. Asumsi
Asumsi yang digunakan dalam permasalahan ini adalah
1. Besarnya 1 > 2 > 3 .
2. Simulasi yang dilakukan hanya pada fan sampai dengan rotor.
3. Inputan berupa nilai torsional dari poros engkol yang berbentuk sinusoidal
function.
Kt1 Kt2
Kt3
J1 J2 J3
B1 B2
Fan Bearing
Rotor
Ta
J11
Kt1 (1 2 )
Gambar 3. Free(Body Diagram Fan
Type equation here.
Persamaan Gerak Sistem :
M=0
State Variabel
1 = 1
1
1 = [ Fa sin - Kt11 + Kt12 ]
1
Free Body Diagram Bearing
Kt1 (1 2 )
J22
Kt2 (2 3 )
B1 2
M=0
- J22 - B1 2 Kt2 (2 - 3 ) + Kt1 (1 - 2 ) = 0
- J22 - B1 2 Kt22 + Kt23 + Kt11 Kt12 = 0
- J22 - B1 2 ( Kt1 + Kt2 ) 2 + Kt23 + Kt11 = 0
State Variabel
2 = 2
1
2 = [- B1 2 ( Kt1 + Kt2 ) 2 + Kt23 + Kt11 ]
2
Te
Kt2 (2 - 3 )
J33
B2 3
Kt33
M=0
- J33 B2 3 Kt33 + Kt2 (2 - 3 ) + Te = 0
- J33 B2 3 Kt33 + Kt22 Kt23 + Te = 0
- J33 B2 3 (Kt2 + Kt3) 3 + Kt22 + Te = 0
State Variable
3 = 3
1
3 = [ B2 3 (Kt2 + Kt3) 3 + Kt22 + Te ]
3
H. Parameter Simulasi
Tabel 1. Parameter Simulasi
No Parameter Nilai
1 Momen inersia fan (J1) 1 kgm2
2 Momen inersia bearing (J2) 1 kgm2
3 Momen inersia rotor (J3) 1.5 kgm2
4 Koefisien torsional damping 1 Ns/m
bearing (B1)
5 Koefisien torsional damping rotor 1 Ns/m
(B2)
6 Koefisian torsional stiffness poros 100 N/m
1 (KT1)
7 Koefisian torsional stiffness poros 100 N/m
2 (KT2)
8 Koefisian torsional stiffness poros 100 N/m
3 (KT3)
9 Jumlah lilitan (N) 20
10 Hambatan (R) 0.5 0hm
11 Kuat medan magnet(B) 0.7 tesla
12 Panjang kawat (L) 0.15 m
13 Jari jari rotor (r) 0.07 m
I. Block Diagram
Pada simulasi sistem alternator ini, digunakan variasi torsi awal(Ta ) menggunakan
input step pada fan yaitu sebesar 16 Nm, 24 Nm, dan 30 Nm, yang secara berurutan
ditunjukkan pada data1, data2, dan data3 yang terdapat pada gambar 8 dan gambar 9. Torsi
awal (Ta) dari fan ini akan mempengaruhi putaran poros satu, bearing, poros dua dan rotor
yang terdapat magnet di dalamnya. Perputaran rotor inilah yang dapat menimbulkan arus
listrik. Sehingga secara tidak langsung besarnya arus yang dihasilkan tergantung dari torsi
awal (Ta) pada fan.
-13
x 10
data1
0
data2
data3
-1
-2
-3
-4
Torsi
-5
-6
-7
-8
-9
-10
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Time
Gambar 8. Grafik Torsi (Nm) pada fan terhadap waktu (s) menggunakan sinusoidal input
-6
x 10
1.5
data1
data2
data3
0.5
Current
-0.5
-1
-1.5
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Time
Gambar 9. Grafik kuat arus(A) terhadap waktu (s) dengan variasi perubahan torsi
menggunakan sinusodal input
Grafik pada gambar 8 menunjukkan torsi awal(Ta) pada bearing terhadap waktu
menggunakan input sinusoidal, sedangkan gambar 9 merupakan grafik kuat arus terhadap
waktu dengan variasi torsi menggunakan input sinusoidal. Pada gambar 8, grafik input torsi
awal (Ta) memiliki sinusoidal time 4 s, ini menunjukkan bahwa input pertama kali diberikan
pada saat 4 s yang besarnya bervariasi antara 16 Nm, 24Nm, dan 30Nm, yang kemudian
konstan hingga mencapai 10 s dan seterusnya. Pada gambar 8, grafik kuat arus terhadap
waktu, diperoleh respon yang hampir sama pada setiap variasi torsi awal(Ta ), yaitu mencapai
kondisi steady state setelah 8 detik.
Grafik pada gambar 8 dan gambar 9 mennjukkan bahwa semakin besar torsi awal(Ta)
yang diberikan, maka semakin besar pula arus listrik yang dihasilkan, dan semakin cepat pula
waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan arus listrik. Hal ini sesuai dengan rumusan
dimana torsi awal (Ta) pada fan berbanding lurus dengan laju putaran poros satu, bearing,
poros dua, dan laju putaran rotor yang kemudian akan menghasilkan arus listrik. Sehingga
semakin besar laju putaran fan, maka laju perputaran rotor magnet akan semakin besar,
akibatnya semakin besar pula laju perubahan fluks magnetik yang dilingkungi kumparan. Ggl
induksi dan arus listrik induksi yang dihasilkanakan semakin besar pula sehingga arus listrik
yang disuplai ke aki lebih besar pula.