Amri
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Malikussaleh
Abstrak: Perkembangan ilmu pengetahuan pada era globalisasi semakin berkembang dengan pesatnya sehingga
perusahaan dalam menjalankan bisnis harus bersaing dengan perusahaan sejenis. Untuk dapat harus dapat
mengendalikan penyediaan material untuk kelancaran proses produksi. Perusahaan PT X yang bergerak dalam
bidang perakitan bola lampu pijar. Produksi jadi yang dihasilkan antara lain tipe lampu: E50, A60, E60, A80,
T45, P45, A55, NR63, NR80, BW35 sampai B35. Perencanaan dan pengendalian produksi yang digunakan
sekarang menyebabkan terjadinya penumpukan material di lini produksi dan waktu proses yang lama. Penelitian
ini bertujuan untuk mengurangi WIP (work in process) di lini produksi dan waktu proses. Pendekatan yang
digunakan dalam melakukan minimasi inventori dan waktu proses adalah dengan menggunakan kanban. Kanban
yang digunakan adalah kanban pengambilan dan kanban perintah produksi pada unit perakitan dan pengemasan
lampu. Hasil analisis yang diperoleh dengan menerapkan sistem kanban adalah terjadi penurunan WIP (work in
process) di lini produksi. Perbandingan antara sistem nyata dengan sistem kanban adalah sebesar 45% untuk
bulb dan 25% untuk duplex, dan perbandingan antara MRP dan Just in Time Kanban terjadi penurunan sebesar
28% untuk bulb dan 25% untum duplex. Secara garis besar sistem kanban yang diusulkan mempunyai aliran
informasi produksi yang berjalan dari gudang bahan jadi, pengemasan, perakitan, gudang bahan baku dengan
menggunakan kaban pengambilan. Sedangkan proses produksi di dalam work station diatur oleh kanban perintah
produksi.
Kata kunci: Just in Time, Kanban, Lamp, Inventori
11
Jurnal Sistem Teknik Industri Volume 7, No. 4 Oktober 2006
perusahaan akan memproduksi produk yang dibutuhkan dalam menyelesaikan masalah sesuai
dibutuhkan sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan dengan pendekatan sistem kanban antara lain data
pada saat dibutuhkan. produksi, komponen, kedatangan barang, permintaan
Berdasarkan latar belakang tersebut maka tahunan, dan saldo minimal di lini produksi dengan
masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan pendekatan Kanban JIT.
sebagai berikut, yaitu: Kemudian dilanjutkan dengan pengolahan data
• Bagaimana merancang sistem kanban yang dimulai dengan perhitungan jumlah kanban
• Bagaimana merancang sistem kanban yaitu, jumlah kartu untuk tiap part, kapasitas
penyediaan material untuk produksi bola lampu kontainer atau palet. Perhitungan dilakukan pada unit
yang optimal perakitan dan pengemasan di lini produksi pada unit
• Bagaimana mengukur tingkat performansi sistem perakitan dan pengemasan 1 sampai 13.
produksi bola lampu
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk 2.3 Tahap Perencanaan Sistem Kanban
menjawab permasalahan tersebut antara lain: Studi mengenai sistem kanban dengan
• Merancang sistem kanban penyediaan material pendekatan Just in Time untuk diterapkan pada
pada proses produksi sehingga dapat mengurangi semua proses produksi, membuat usulan produksi
inventori, Work in Process (WIP) pada tiap dengan pendekatan Just in Time mulai dari
proses produksi penyediaan material sampai menjadi barang jadi.
• Menganalisis sistem kanban penyediaan dengan Sistem nyata yang ada sekarang ini akan dicoba
melihat pengaruh yang terjadi pada proses produksi membuat model sistem produksi Just in Time yaitu
• Mengukur performansi sistem kanban pada dengan mengganti sistem aliran informasi sistem
proses produksi yang nyata dengan sistem kanban. Secara garis besar
Dalam penelitian ini digunakan beberapa aliran yang akan dilakukan adalah membuat Master
batasan untuk membatasi ruang lingkup penelitian, Production Schedule pada work station akhir yaitu
adapun batasan yang digunakan adalah: produk jadi, bukan pada masing-masing work station.
Dari work station produk jadi akan memberikan
• Tidak membahas analisis jumlah kebutuhan
barang sesuai dengan jadwal rencana produksi, bila
tenaga kerja dan mesin
ternyata barang yang diinginkan tidak ada maka akan
• Tidak membahas pemasukan barang dari supplier
diminta pada work station sebelumnya dengan
• Tidak membahas proses distribusi produksi dari
menggunakan kanban pengambilan, kemudian work
pabrik ke konsumen
station tersebut akan memberikan barang pada work
• Pembahasan dilakukan pada produksi bola station berikutnya, jika barang yang diinginkan oleh
lampu GLS (General Lighting Service) work station sebelumnya tidak dapat dipenuhi maka
Perhitungan jumlah kanban dilakukan pada material work station tersebut akan mengambil pada work
bulb dan duplex. station sebelumnya lagi dengan kanban pengambilan,
Penelitian ini juga menggunakan beberapa demikian seterusnya. Sedangkan pada proses dan
asumsi antara lain: pekerja perlu sedikit perbaikan, pada proses yang
• Lay out site departemen yang masih berada pada tidak diperlukan sehingga membawa efisiensi kerja.
kondisi saat ini
• Seluruh permintaan dianggap dapat dipenuhi 2.4 Tahap Analisis
• Kondisi mesin dianggap dalam keadaan normal Data hasil penelitian yang digunakan untuk
mengestimasi suatu kriteria performansi sistem yang
2. METODOLOGI PENELITIAN diteliti. Hasil estimasi ini kemudian digunakan untuk
Didalam penelitian ini dibagi menjadi 4 tahap menjawab tujuan studi yang telah ditentukan adalah
penelitian, yaitu: dengan perbaikan sistem, produksi sehingga tidak
terjadi kegiatan yang tidak efisien. Maka perlu
2.1 Tahap Identifikasi dan Penelitian Awal dianalisis sehingga didapat gambaran keberhasilan
Pada tahap ini dilakukan identifikasi penerapan system kanban secara kualitatif dan
permasalahan dan tujuan penelitian, dilanjutkan kuantitatif. Kemudian diambil kesimpulan untuk
dengan melakukan studi literatur yang meliputi menjawab permasalahan yang ada di perusahaan dan
sumber buku dan penelitian sebelumnya. Selanjutnya saran sebagai tindak lanjut yang sebaiknya dilakukan
dilakukan penentuan metode yang digunakan yaitu bila ingin menerapkan sistem kanban.
kanban sebagi alat pengontrol just in time. Penelitian
pendahuluan dilakuakn dengan wawancara pihak 3. DESKRIPSI MODEL
manajemen dan karyawan, kemudian mengambil Model yang akan dijadikan studi adalah model
data di lapangan seusia dengan tahapan yang sistem produksi yang terdiri dari beberapa tahap
diperlukan dalam menentukan jumlah kanban. proses. Proses produksi perakitan lampu terdiri dari
13 unit mesin, dan proses pengemasan lampu terdiri
2.2 Tahap Pengumpulan dan Pengolahan Data dari 13 unit mesin. Kedua proses dalam penelitian ini
Pada tahap ini dilakukan pencatatan data yang akan dibuat sistem kanban mulai dari kedatangan
12
Penerapan Sistem Kanban Penyediaan Material untuk Proses Produksi pada PT X
Amri
13
Jurnal Sistem Teknik Industri Volume 7, No. 4 Oktober 2006
• Jika produk yang dinginkan tidak ada maka • Bila produk yang harus dikemas ternyata tidak ada
pihak gudang produk jadi akan meminta produk di bagian pengemasan maka pihak pengemasan
tersebut kepada bagian pengemasan dengan harus mengambil kanban pengambilan yang
menggunakan kanban pengambilan yang terletak diletakkan pada pos kanban pengambilan untuk
di pos kanban pengambilan di gudang produk proses sebelumnya yaitu, pengisian besarta dengan
jadi diangkut dengan forklift. Gambar aliran forklift sebagai alat angkut produk. Gambar aliran
kanban di lini gudang produk jadi dapat dilihat kanban di lini pengemasan lampu dapat dilihat pada
di bawah ini: gambar di bawah ini:
Konsumen Kanban
Pengambilan Produk
Produk
Kanban
Pengambilan Kanban
Pengambilan
Produk Jadi produk jadi
Pos Kanban
Gambar 3. Kanban di Lini Pengemasan
Konsumen
Kanban
Pengambilan 5.4 Kanban di Lini Perakitan Lampu
Kanban di area perakitan lampu yang digunakan
Gambar 2. Kanban di Gudang Produk Jadi adalah kanban antar proses, kanban pengambilan dan
kanban produksi. Kanban produksi dilakukan oleh
5.3 Kanban di Lini Pengemasan operator pergi ke tempat buffer stock untuk proses
Pada daerah pengemasan digunakan kanban produksi, kemudian kanban yang melekat pada palet
pengambilan antar proses dan kanban perintah atau body dilepas ditempatkan pada pos kanban yang
produksi (pengepakan lampu jadi). Pada proses yang telah disediakan. Petugas bagian gudang mengambil
dianggap tidak efisien dan hanya memperlambat kanban beserta palet dibawa ke gudang untuk pengisian
pekerjaan yaitu proses pengangkutan material ke unit kembali. Petugas bagian Quality Control mengisi
penampungan sementara dihilangkan, jadi komponen kembali komponen ke palet yang telah kosong sesuai
yang diambil di gudang langsung dibawa ke unit kebutuhan serta kanban ditempelkan pada badan palet.
masing-masing. Bagian pengemasan menerima • Apabila komponen yang tidak tersedia untuk
kanban pengambilan dari bagian produk jadi jika proses tersebut maka ia akan mengambil pada
produk yang diinginkan oleh gudang dapat dipenuhi proses sebelumnya sesuai jumlah yang
oleh bagian pengemasan, maka kanban perintah dibutuhkan. Komponen yang diambil pada
produksi yang melekat pada produk tersebut proses pengemasan dalam penelitian ini adalah
diletakkan di pos penerimaan kanban, dan diganti bulb. Gambar aliran kanban di lini perakitan
oleh kanban pengambilan. Kanban beserta produk lampu dapat dilihat pada gambar 4:
tersebut akan dibawa ke gudang produk jadi. Kanban perintah Gudang Bahan
Jika produk yang diinginkan oleh pihak gudang Proses Perakitan produksi Baku
produk yang dibuat dan jumlah permintaan terhadap Pos Pengemasan Produk Produk
14
Penerapan Sistem Kanban Penyediaan Material untuk Proses Produksi pada PT X
Amri
Kanban
pengambilan dari
area perakitan Storage Master Production
schedule
Aliran Informasi
Daftar Bahan
Aliran Material
Gambar 5. Proses Pemesanan Kembali Gambar 6. Aliran Informasi dan aliran Material Kanban
15
Jurnal Sistem Teknik Industri Volume 7, No. 4 Oktober 2006
Tabel 1. Perbandingan antara Stock Actual dengan Stock System Kanban untuk Bulb
No. Jenis Bulb Rata-rata stock Kanban Kapasitas palet Stock Maximum % Penurunan stock
Actual per hari (unit) Kanban (unit) awal
1 E50 157428 8 11000 88000 44.10
2 A80 32400 7 2600 18200 43.83
3 NR/R63 41624 4 6575 26300 36.82
4 NR/R80 32514 8 2700 21600 33.57
5 B35 55500 3 18500 55500 0.00
6 BW35 74000 3 185000 55500 25.00
7 P45 256864 8 14250 114000 55.62
8 T55 165196 3 7125 21375 87.06
9 T45 289625 10 13500 135000 53.39
10 E60 44500 4 6500 26000 41.57
11 A60 68198 4 6250 25000 63.34
12 P45 344035 8 14250 114000 66.86
13 A55 498679 38 8250 313500 37.13
Rata-rata 42.25
Tabel 2. Perbandingan antara Stock Actual dengan Stock System Kanban untuk Duplex
No. Jenis Duplek Rata-rata stock Kanban Kapasitas palet Stock Maximum % Penurunan
Actual per hari (unit) Kanban (unit) stock awal
1 E50 261761 7 28000 112000 57.21
2 A80 74839 2 28000 56000 25.17
3 NR/R63 77638 2 28000 56000 27.87
4 NR/R80 67025 2 28000 56000 16.45
5 B35 147011 3 28000 84000 42.86
6 BW35 59751 3 28000 84000 -40.58
7 P45 212125 5 28000 140000 34.00
8 T55 104461 2 28000 56000 46.39
9 T45 0 5 28000 140000 0.00
10 E60 71787 2 28000 56000 21.99
11 A60 172210 2 28000 56000 67.48
12 P45 162183 5 28000 140000 13.68
13 A55 384227 12 28000 336000 12.55
Rata-rata 25.01
200000
100000
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Aktual Kaban
16
Penerapan Sistem Kanban Penyediaan Material untuk Proses Produksi pada PT X
Amri
6.2 Analisis Tingkat Persediaan Material system Material Requirement Planning dan Just in
Requirement Planning (MRP) dan Just In Time/Kanban. Perbandingan tingkat persediaan
Time/Kanban antara Material Requirement Planning dan Just in
Selanjutnya dari perhitungan berikut ini akan Time/Kanban dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
diestimasi tingkat persediaan maksimum antara
Tabel 3 Perbandingan Tingkat Persediaan MRP dan Just in Time/Kanban untuk Bulb
No Jenis Mak Min Range Max Inventori Kanban Kapasitas Stock Max % Penurunan
. Bulb (unit) (unit) (unit) MRP (unti) Palet (unit) Kanban (unit) Stock Awal
1 E50 176000 33000 143000 143000 8 11000 88000 38.46
2 A80 30100 2600 27500 27500 7 2600 18200 33.82
3 NR/R6 40178 6575 33603 33603 4 6575 26300 21.73
3
4 NR/R8 50450 3875 46575 46575 8 2700 21600 53.62
0
5 B35 74000 18500 55500 55500 3 18500 55500 0.00
6 BW35 38550 2770 35780 35780 3 18500 55500 -55.11
7 P45 242250 14250 228000 228000 8 14250 114000 50.00
8 T55 142500 14250 128250 128250 3 7125 21375 83.33
9 T45 108000 13500 94500 94500 10 13500 135000 -42.86
10 E60 45500 13000 32500 32500 4 6500 26000 20.00
11 A60 64345 6250 58095 58095 4 6250 25000 56.97
12 P45 315250 28200 287050 287050 8 14250 114000 60.29
13 A55 561000 41250 519750 519750 38 8250 313500 39.68
Rata-rata 27.69
Dari hasil tabel di atas diperoleh: jumlah kartu kanban yang beredar dalam lini
• Nilai maksimum adalah merupakan nilai produksi)
konsumsi material harian tertinggi dari • Dapat diestimasikan secara teoretis bahwa
konsumen material per hari dalam produksi persediaan maksimum sistem kanban lebih
• Nilai minimum adalah nilai konsumsi material rendah dari persediaan maksimum sistem
harian terendah dari data pengamatan Material Requirement Planning (MRP)
• Range adalah selisih antara nilai maksimum dan • Penurunan persediaan material Work In Process
minimum, yang merupakan tingkat persediaan rata-rata untuk bulb dan duplex 27.69% dan
dari sistem Material Requirement Planning 24.60% per hari.
(MRP) • Jika diperhatikan tabel di atas ada 2 nilai negatif
• Maksimum inventori kanban adalah jumlah yang berarti terjadi penambahan jumlah stok
kartu kanban tiap komponen dikalikan jumlah • Kondisi ini terjadi karena data aktual adalah
palet material tersebut (jumlah maksimum kondisi stok yang ada di Work In Process di pagi
material dalam lini produksi sama dengan hari saat mulai operasi, belum mendapat pasokan
17
Jurnal Sistem Teknik Industri Volume 7, No. 4 Oktober 2006
dari gudang utama. Dapat dilihat dengan grafik • Siklus kanban untuk bulb adalah 1.7. Hal ini
di bawah ini: berarti barang di sampaikan dalam satu hari 7
kali dan part yang dipesan akan datang jam
berikutnya. Untuk menjaga kontinuitas produksi
400000
pada waktu tersebut, maka stock level produksi
300000
200000
ditetapkan sebesar 2 jam. Sedangkan untuk
100000
duplex 1.4.2, hal ini berarti barang disampaikan
0 dalam satu hari 4 kali dan part yang dipesan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
akan datang 2 jam berikutnya. Untuk menjaga
kontinuitas produksi pada waktu tersebut, maka
MRP JIT/Kanban
stock level produksi ditetapkan sebesar 2 jam.
• Aktivitas gudang utama dan pengangkutan
Gambar 9. Grafik Perbandingan Tingkat Persediaan forklift masing-masing sebesar1 jam untuk bulb
MRP dan Just In Time/Kanban dan duplex
• Waktu yang dibutuhkan untuk seluruh aktivitas
yang dilakukan dengan sistem kanban untuk
450000 bulb adalah sebesar 54 menit dan untuk duplex
400000
350000
adalah 49 menit.
300000
250000
200000 2. Analisis Inventori
150000
100000 Perbandingan tingkat persediaan Work In
50000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Process antara sistem kanba dengan aktual di pabrik
(lini produksi).
MRP JIT/Kanban a. Stok di lini produksi untuk bulb, dari hasil
perhitungan antara Work In Process di lini
produksi sistem nyata dengan sistem
Gambar 10. Grafik Perbandingan Tingkat Persediaan kanban, terjadi penurunan persediaan
Material Requirement Planning dan Just sebesar 45.25%.
In Time/kaban b. Stok di lini produksi untuk duplex, dari hasil
perhitungan antara Work In Process di lini
6.3 Analisis Performansi Sistem produksi sistem nyata dengan sistem kanban
Dalam melakukan analisis performansi sistem terjadi penurunan persediaan sebesar
didasarkan pada kriteria utama adalah: 25.01%.
1. Analisis aktivitas pengisian kembali Perbandingan tingkat persediaan sistem MRP
(replacement), dan dan sistem kanban
2. Analisis inventori 1. Stok di lini produksi untuk bulb, dari hasil
Analisis dilakukan pada material bulb dan perhitungan antara MRP dengan sistem
duplex baik pengantian kembali material maupun kanban menjadi penurunan pesediaan
inventori. sebesar 27.69% per hari.
2. Stok di lini produksi untuk duplex, dari hasil
1. Analisis Aktivitas Pengisian Kembali perhitungan antara sistem kanban terjadi
(Replacement) penurunan persediaan sebesar 24.60%.
Kedua sistem yang lama dan yang baru
semuanya digunakan untuk menyediakan bahan baku 6.4 Kelemahan dan Kelebihan Sistem Lama dan
untuk mesin dengan kapasitas yang sama, yang Sistem Baru
berbeda adalah replacement cycle. Adapun kelemahan dan kelebihan dari masing-
Pada sistem yang lama, replacement cycle masing sistem dapat dilihat pada tabel 6.
dilakukan 8 jam sekali, sedangkan pada sistem yang
baru replacement dilakukan 3.5 jam sekali untuk Tabel 6. Kelemahan dan Kelebihan Masing-
bulb. Sedangkan untuk duplex replacement cycle Masing Sistem
dilakukan 3.9 jam sekali. Sistem Lama Sistem Baru
Kelemahan Kelebihan Kelemahan Kelebihan
Sehingga replacement cycle dari bulb dan
Koordinasi Penjadwalan Harus dilakukan Inventori
duplex dapat dilihat pada tabel 5. antara unit tidak selalu penjadwalan minimum
kurang sering sering
Tabel 5. Replacement Cycle dari Bulb dan Duplex (bulanan) (mingguan/harian)
Material Service Pengangkutan Material
Replacement Cycle Jumlah Persediaan menumpuk level lebih material lebih tidak
Aktivitas Lama Baru Lama Baru pada lini bagus sering menumpuk.
Bulb 8 jam 3.54 jam 17200 unit 7611 unit produksi Koordinasi
Duplex 8 jam 3.49 jam 17200 unit 7504 unit lebih bagus
Adapun aktivitas yang dilakukan adalah:
18
Penerapan Sistem Kanban Penyediaan Material untuk Proses Produksi pada PT X
Amri
6.5 Kesulitan yang Muncul dengan Adanya (kanban segi tiga) 4, dan kanban supplier
Sistem Just In Time/Kanban (gudang bahan baku)
1. Sumber daya manusia yang telah biasa dengan 3. Dalam kebutuhan material bahan baku, sediaan
sistem lama, sehingga apabila Just In dalam proses, terutama dalam kuantitasnya pada
Time/Kanban diterpakan di perusahaan ini lini produksi, rancangan informasi sistem kanban
membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memberikan tingkat persediaan yang jauh lebih
melatih para pekerja. Memberikan tanggung kecil dibandingkan dengan sistem MRP yang
jawab penuh pada karyawan, karena dalam Just ada sekarang
In Time/Kanban sangat dibutuhkan pekerja 4. Sistem informasi kanban bekerja lebih baik
penuh tanggung jawab tanpa harus menunggu dalam perencanaan kebutuhan bahan baku
perintah dari atasan seperti pada saat ini material dan minimasi tingkat persediaan serta
2. Kesulitan menerapkan sumber daya yang cycle time
fleksibel seperti pada Just In Time yang telah 5. Frekuensi kedatangan part yang lebih besar
dilaksanakan Toyota, artinya adanya dengan kuantitas part terkirim lebih kecil dalam
pengambilan tenaga kerja ekstra apabila order sistem informasi kanban menghasilkan tingkat
meningkat dan merumahkan tenaga kerja persediaan Work In Process yang lebih rendah
tersebut. Prinsip ini tidak dapat dilakukan,
karena semua tenaga kerja berstatus tenaga kerja 7.1 Saran
tetap, hal ini malah merugikan perusahaan yaitu Saran yang diajukan di bawah ini merupakan
membuat gaji pegawai yang tidak bekerja. rekomendasi yang diberikan penulis, baik terhadap
sistem yang diamati maupun untuk penelitian
6.6 Hal-hal yang Perlu Dilakukan dalam selanjutnya.
Pelaksanaannya Adalah 1. Penerapan metode just in time dengan sistem
1. Membuat team proyek yang terdiri dari kanban sangat membantu integrasi dari seluruh
manajemen pabrik, kepala bagian tiap work pihak dalam perusahaan mulai dari pihak
station yang harus dibentuk dan dilatih terlebih manajemen hingga operator produksi. Persiapan
dahulu dalam membuat pola pikir Just In dalam hal sumber daya manusia hendaknya lebih
Time/Kanban sehingga tidak terjadi dahulu diperhatikan dalam sistem yang menuntut
kesimpangsiuran antara sistem nyata dengan kedisiplinan. Tinggi dalam bekerja
sistem pull 2. Penyebarluasan pemahaman dan penelitian
2. Membuat produk percontohan, maksudnya sistem produksi Just In Time sebaiknya
karena penerapan Just In Time/Kanban dilakukan dengan kerjasama antara perguruan
membutuhkan perubahan revolusioner maka tinggi dengan kalangan industri.
sebaiknya dimulai dari perubahan dalam skala 3. Sistem kanban relatif sederhana sehingga mudah
kecil, misalnya penerapan sistem kanban pada dimengerti karena itu hendaknya pemahaman
permintaan produk akhir ke bagian pengemasan, diberikan secara menyeluruh pada semua tingkat
dari sini akan dievaluasi bila hasilnya bagus dalam perusahaan sehingga sistem kanban
maka akan dilanjutkan ke bagian pengolahan dan berjalan dengan baik
seterusnya. Bila hasil evaluasi kurang
memuaskan maka harus dicari faktor 8. DAFTAR PUSTAKA
penyebabnya Gaspersz, Vincent., 1998, Manajemen Produksi
Total, Strategi Peningkatan Produktivitas
7. KESIMPULAN DAN SARAN Bisnis Global, Gramedia ustaka Umum,
Jakarta
7.1 Kesimpulan Jimmy, Browne, John Harnen, James Shivnan., 1988,
Melalui serangkaian tahapan penelitian dapat Production Management System, Addison
disimpulkan bahwa: Weslwy Publishing Company
1. Siklus kanban untuk bulb adalah 1 :7 :2 artinya Law,A.M and Kelton, W.D., 1991. Simulation
barang ini harus disampaikan tujuh kali sehari Modelinh and Analysis, 2th edition., New
dan suku cadang harus disampaikan tiga kali York, McGraw-Hill, Inc
setelah kanban dibawa ke pemasok. Siklus Monden, Yasuhiro. 2000. Sistem Produksi Toyota
kanban untuk duplex 1 :4 :2 artinya barang ini Suatu Ancangan Terpadu Untuk Penerapan
harus disampaikan empat kali sehari dan suku Just In Time, 1.II jilid, terjemahan Dr.Edi
cadang harus disampaikan dua kali setelah Nugroho, Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta
kanban dibawa ke pemasok Mudjahidin, 2000. Pembuatan Kanban dan Simulasi
2. Jumlah keseluruhan kanban di lini produksi Sistem Produksi Just In Time untuk Multi
untuk bulb adalah 12, titik pesan ulang (kanban Produk da Multi Proses., Program Teknik
segi tiga) 8, dan kanban supplier (Lamp Industri, Institut Teknologi Sepuluh
Component Factory) 4. Jumlah kanban di lini November, Surabaya
produksi untuk duplex adalah 7, titik pesan ulang
19
Jurnal Sistem Teknik Industri Volume 7, No. 4 Oktober 2006
Ohno, Taiichi. Just In Time-1995. Dlam Sistem Schonberger, Richard J. Teknik-teknik Manufaktur
Produksi Toyota,. Terjemahan Dr.Edi epang. Terjemahan Dr.Edi Nugrohio, Pustaka
Nugroho, Pustaka Binaman Pressindo Jakarta Binaman Pressindo, 1995, Jakarta.
Fogarty, D.W., J.Blakestone.JR., and T.R Hoffman.,
Production and Inventory Management 2ed.
Cicinnati, OH: South-Western Peblishing,
1991 Schniederjans, Marc J., Topics In Just-
In-Time Management: Allyn & Bacon, 1993.
Boston
20