Anda di halaman 1dari 17

Modul I Perencanaan Proses Kelompok 6

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu berhadapan dengan hal-hal yang menuntut kita untuk
melakukan pengambilan keputusan (decision making). Proses perencanaan atau planning adalah bagian
dari daur kegiatan manajemen yang terutama berhubungan dengan pengambilan keputusan (decision
making) untuk masa depan, baik jangka panjang maupun jangka pendek, sehubungan dengan pokok
pertanyaan: apa, siapa, bagaimana, kapan, di mana, dan berapa, baik sehubungan dengan lembaga
yang dimanajemeni maupun usaha-usahanya.
Proses perencanaan dapat dilaksanakan menyeluruh, misalnya dalam perencanaan korporat,
perencanaan strategis, atau perencanaan jangka panjang. Bisa juga dilakukan per divisi atau unit bisnis
stategis menjadi rencana divisi atau anak perusahaan tertentu di dalam suatu korporasi yang lebih besar.
Bisa juga dilakukan per fungsi baik di dalam korporasi, di dalam divisi maupun unit bisnis individual,
misalnya rencana fungsi pemasaran, rencana fungsi keuangan, rencana fungsi produksidan distribusi,
dan rencana fungsi personalia. Bagaimanapun lingkup perencanaan yang dilakukan, pokok pertanyaan
yang dipikirkan sama saja: apa, siapa, bagaimana, kapan, di mana, dan berapa. Perbedaannya
menyangkut metode yang digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu.
Menurut Patmonodewo (Misbach, Muzamil, 2010) kata Puzzle berasal dari bahasa Inggris yang
berarti teka-teki atau bongkar pasang, media Puzzle merupakan media sederhana yang dimainkan
dengan bongkar pasang.
Pembuatan laporan ini dilakukan dengan tujuan sebagai pembukuan tertulis dari praktikum yang
telah dilakukan yaitu praktikum Modul I yang mempelajari tentang Perencanaan Proses. Serta untuk
mengetahui tingkat penguasaan mahasiswa terhadap materi yang telah diberikan.
Laporan ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa di dalam menganalisis
praktek maupun teori pembubutan sehingga kelak dapat menunjang keterampilan dan kemampuan
mahasiswa di dalam menganalisis Bill of Material (BOM), Precendence Diagram, Assembly Chart (APC),
serta Operation Process Chart (OPC) dari suatu produk.

1.2 Tujuan Laporan Praktikum


Tujuan dalam pembuatan laporan ini adalah agar:
1. Mahasiswa dapat mengetahui Bill of Material (BOM) dari 3D Puzzle “Locomotive Train”.
2. Mahasiswa dapat mengetahui Precendence Diagram dari 3D Puzzle “Locomotive Train”.
3. Mahasiswa dapat mengetahui Assembly Chart (APC) dari 3D Puzzle “Locomotive Train”.
4. Mahasiswa dapat mengetahui Operation Process Chart (OPC) dari 3D Puzzle “Locomotive Train”.

1.3 Pembatasan Masalah


Supaya dalam perancangan ini tidak menyimpang dari ketentuan yang telah ada, maka terdapat
batasan-batasan masalah yang akan dibahas, meliputi:
1. Praktikum ini dilakukan pada Jumat, 8 Maret 2019 yang bertempat di Ruang Praktikum Ergonomi
Fakultas Teknik Universitas Pembangunan “Veteran” Jakarta.
2. Objek praktikum yaitu mainan maket 3D Puzzle Locomotive Train.

1.4 Sistematika Penulisan


Untuk mempermudah penulisan dan pembahasan maka penyusunan membuat suatu kerangka
agar dapat disajikan secara sistematis yaitu:
BAB I PENDAHULUAN

1
Modul I Perencanaan Proses Kelompok 6

Pada bab ini berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan
manfaat, pembatasan masalah dan sistematika penulisan.
BAB II STUDI PUSTAKA
Pada bab ini mencangkup seluruh teori ringkas serta prinsip yang digunakan untuk
membahas masalah dari modul yang dilaporkan dan berkaitan dengan kegiatan
praktikum.
BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Pada bab ini berisikan rekapitulasi seluruh data praktikan, perhitungan menggunakan
uji kenormalan, keseragaman, dan kecukupan data, perhitungan persentil data, dan
perancangan stasiun kerja untuk operator
BAB VI ANALISIS PENGOLAHAN DATA
Pada bab ini data yang telah diolah, dianalisa sesuai dengan hasil pengolahan
datanya.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini berisi kesimpulan dari hasil – hasil pengolahan data dan hasil dari
analisis data, dan juga saran – saran.

2
Modul I Perencanaan Proses Kelompok 6

BAB II
STUDI PUSTAKA

2.1 Perencanaan Proses


Dalam buku “Process Planning”, Peter Scallian mendefinisikan Process Planning sebagai
“comprises the selection and sequence of processes and operation to transform a chosen raw material
into a finished component”. Serupa dengan definisi di atas, Bedworth dalam bukunya yang berjudul
“Computer-Integrated Design and Manufacturing” juga menyebutkan bahwa Process Planning adalah
“the preparation of asset of instruction that describe how to fabricate a part or buildi an assembly wich will
satisfy engineering design spesification”. Berdasarkan kedua definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa
perencanaan proses merupakan sebuah kegiatan mempersiapkan instruksi kerja secara detail untuk
membuat komponen produk. Proses ini meliputi seleksi terhadap proses manufaktur yang dibutuhkan,
dan mesin-mesin serta peralatan lengkap yang diperlukan untuk proses produksi tersebut, material yang
akan digunakan sampai kepada parameter pemesinan yang digunakan.

2.2 Bill Of Material


Bill of Material (BOM) merupakan rangkaian struktur semua komponen yang digunakan untuk
memproduksi suatu barang. BOM adalah daftar dari bahan baku, material, atau komponen yang
dibutuhkan untuk dirakit, dicampur, atau membuat produk akhir. Beberapa format dari Bill of Material
(BOM) yaitu single-level yang menggambarkan hubungan sebuah induk dengan satu level
komponenkomponen pembentuknya, dan multi-level yang menggambarkan struktur produk lengkap dari
level 0 sampai level paling bawah.
Menurut Scott (1994), BOM merupakan sebuah kunci dalam menghubungkan struktur produk
dan system perencanaan material (material planning systems). Sangat baik apabila produk yang akan
dibuat atau dirakit dipresentasikan oleh BOM produk tersebut karena di dalam BOM digambarkan
komponen-komponen atau part-part produk dalam sebuah hubungan orang tua (parent) dan anak kecil
(child). Penggambaran komponen dengan level yang lebih rendah lagi pun ditunjukkan pada BOM. Jadi,
BOM merupakan gambaran hierarki, dimana terdapat banyak level untuk sub-assemblies dari produk.
Untuk praktikum kali ini, digunakan format BOM dengan tabel yang kolom-kolomnya
memuat informasi mengenai:
1. Part Number (nomor part),
2. Description (nama part dan keterangan lain yang perlu dicantumkan),
3. Quantity for Each Assembly (kuantitas part untuk setiap satu produk jadi),
4. Unit of Measure (unit ukuran part), dan
5. Decision (keputusan untuk membeli atau memproduksi part tersebut).
Bila ditinjau dari komponen-komponen penyusun produknya, BOM dibedakan menjadi dua macam:
Single Level Bill of Material dan Multilevel Bill of Material.
Single Level Bill of Material (BOM) tidak cukup untuk menggambarkan produk yang memiliki
subassembly. Untuk produk dengan subassembly, digunakan Multilevel Tree dan Multilevel Bill of
Material. Multilevel Tree berupa “pohon” dengan beberapa level yangmenggambarkan struktur produk.
Produk akhir berada pada level 0 (nol), dan nomor level bertambah untuk level-level di bawahnya.

3
Modul I Perencanaan Proses Kelompok 6

Gambar 2.1. Contoh Multilevel Bill Of Material Tree

Gambar 2.2. Contoh Multilevel Bill Of Material

2.3 Precendence Diagram


Precendence Diagram adalah diagram yang menggambarkan urutan dan keterkaitan antar
elemen kerja perakitan sebuah produk. Pendistribusian elemen kerja yang dilakukan untuk setiap stasiun
kerja harus memperhatikan Precendence Diagram.
Prosedur keseimbangan lintasan bertujuan meminimalkan harga balance delay dari lintasan
untuk nilai waktu siklus yang ditetapkan. Jumlah ini diharapkan dapat pula meminimalkan jumlah stasiun
kerja. Prosedur dasar yang dilaksanakan adalah dengan menambah elemen-elemen aktivitas dengan
setiap stasiun kerja sampai jumlahnya mendekati sama, tetapi tidak melebihi harga waktu siklus.
Biasanya juga akan dijumpai hambatan-hambatan dari elemen-elemen aktivitas yang ditempatkan dalam
suatu stasiun kerja. Untuk itu yang terpenting adalah tetap memperhatikan the precendence constraint.

4
Modul I Perencanaan Proses Kelompok 6

Precendence Constraint (atau bisa diistilahkan dengan ketentuan hubungan suatu aktivitas untuk
mendahului aktivitas yang lain) bisa digambarkan dalam bentuk “Precendence Diagram”, dimana secara
sederhana diagram ini akan bisa dimanfaatkan sebagai prosedur dasar untuk mengalokasikan elemen-
elemen aktivitas. Adapun tanda-tanda yang dipakai adalah sebagai berikut:
 Simbol lingkaran dengan huruf atau nomor didalam untuk mempermudah identifikasi suatu proses
operasi.
 Simbol panah menunjukkan ketergantungan dari urutan proses operasi. Operasi pada pangkal
panah berarti mendahului operasi kerja yang ada di ujung panah.
 Angka di atas symbol adalah waktu standar yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap operasi.

Gambar 2.3. Contoh Precedence Diagram

Diagram kerja memiliki dua peranan, yang pertama sebagai alat perencanaan proses dan kedua
sebagai ilustrasi secara grafik dari kegiatan-kegiatan suatu proyek. Dari suatu diagram jaringan kerja
dapat dilihat gambaran antara hubungan antara komponen-komponen kegiatan secara menyeluruh dan
arus operasi yang dijalankan sejak awal sampai berakhirnya suatu proyek. Konsep dan lambang/symbol
yang ada dalam precendence diagram adalah sebagai berikut:
a. Events Suatu events (kejadian/peristiwa) adalah suatu keadaan tertentu yang terjadi pada saat
tertentu, atau dapat pula diartikan sebagai awal atau akhir dari satu atau beberapa kegiatan. Events
bisa dilambangkan dengan sebuah lingkaran atau node.
b. Aktivitas Suatu aktivitas adalah pekerjaan yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu kejadian
tertentu. Kegiatan berlangsung dalam jangka waktu tertentu (duration) dengan pemakaian sejumlah
sumber daya. Symbol yang digunakan adalah anak panah yang menghubungakn kedua lingkaran
(Wignjosoebroto, Sritomo. Ergonomi Studi Gerak dan Waktu. Surabaya: Guna Widya. 1995).

2.4 Assembly Chart


Assembly Chart atau Peta Rakitan ialah suatu deskripsi grafis urutan aliran komponen dari rakitan-
sub assembly ke rakitan suatu produk. Fungsinya ialah untuk menunjukkan komponen penyusun suatu
produk dan menjelaskan urutan perakitan komponen-komponen yang dibuat. Rakitan yang terbentuk
menunjukan cara yang mudah untuk memahami :
 Komponen-komponen yang membentuk produk
 Bagaimana komponen-komponen ini bergabung bersama
 Komponen yang menjadi bagian suatu rakitan-bagian
 Aliran komponen ke dalam sebuah rakitan
 Keterkaitan antara komponen dengan rakitan-bagian
 Gambaran menyeluruh dari proses rakitan
 Urutan waktu komponen bergabung bersama
 Suatu gambaran awal dari pola aliran bahan

5
Modul I Perencanaan Proses Kelompok 6

Gambar 2.4. Format Asembly Chart

6
Modul I Perencanaan Proses Kelompok 6

2.5 Operation Process Chart


Menurut Wignjosoebroto (2006), peta proses operasi (operation process chart) atau disingkat OPC
adalah peta kerja yang menggambarkan urutan kerja dengan jalan membagi pekerjaan tersebut ke dalam
elemen-elemen operasi secara detail. Sutalaksana (1979) berpendapat bahwa peta proses operasi
menggambarkan langkah-langkah operasi dan pemeriksaan yang dialami bahan dalam urutan-urutannya
sejak awal sampai menjadi produk utuh maupun sebagai bahan setengah jadi. Jadi dapat dikatakan peta
proses operasi merupakan peta yang menggambarkan kegiatan kerja secara sistematis dan memuat
informasi yang diperlukan untuk analisis lebih lanjut, seperti waktu yang dihabiskan, material yang
digunakan, dan mesin yang dipakai.
Informasi-informasi yang dicatat melalui peta proses operasi ini memiliki banyak kegunaan.
Kegunaan tersebut antara lain dapat mengetahui kebutuhan mesin dan penganggarannya,
memperkirakan kebutuhan material, membantu menentukan tata letak pabrik, serta untuk pelatihan kerja.

Gambar 2.5. Contoh Operation Process Chart

7
Modul I Perencanaan Proses Kelompok 6

BAB III
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

3.1 Rekapitulasi Data Part


Pengumpulan data dari hasil praktikum perencanaan proses 3D Puzzle Locomotive Train dapat
dilihat pada Tabel 3.1 dan Gambar 3.1. Tampilan dari 3D Puzzle Locomotive Train dapat dilihat pada
Gambar 3.2.
Tabel 3.1. Pengumpulan Data 3D Puzzle Locomotive Train

No. Nama Part Quantity


1. Body Cab 1
2. Atap Cab 1
3. Kaca Depan Cab 1
4. Dinding Cab 2
5. Alas Cab 1
6. Boiler 1
7. Dinding Boiler 2
8. Penyangga Boiler 2
9. Smoke Stack 1
10. Smoke Box 1
11. Dinding Smoke Box 2
12. Firebox 1
13. Headlamp 1
14. Chimney 1
15. Penyangga Smoke Box 2
16. Bell 1
17. Safety Valve 1
18. Whistle 1
19. Kepala Depan Smoke Box 1
20. Badan Bawah 1
21. Cowcather 1
22. Cylinder Depan 2
23. Cylinder Belakang 2
24. Konektor Depan 2
25. Konektor Belakang 2
26. Leading Drive Wheels 4
27. Front Truck Wheels 4
28. Wheels of Truck 4
29. Body Tender 1
30. Alas Tender 1

8
Modul I Perencanaan Proses Kelompok 6

Gambar 3.1. 3D Puzzle Locomotive Train

Gambar 3.2. Gambar Part Locomotive Train

3.2 Bill of Material 3D Puzzle Locomotive Train


Pengolahan data 3D Puzzle Locomotive Train dengan Multilevel Bill of Material dapat dilihat pada
Tabel 3.2 dan Gambar 3.3 (terdapat di lampiran).
Tabel 3.2. Multilevel Bill of Material 3D Puzzle Locomotive Train

Kelompok 6
Bill of Material, 3D Puzzle Locomotive Train
Part Number Description Quantity For Unit of Decision
Each Measure
Assembly
1 Body Cab 1 Each Make
1.1 Atap Cab 1 Each Make
1.1.1 Kaca Depan Cab 1 Each Make
1.1.2 Dinding Cab 2 Each Make

9
Modul I Perencanaan Proses Kelompok 6

1.1.3 Alas Cab 1 Each Make


1.2 Boiler 1 Each Make
1.2.1 Dinding Boiler 2 Each Make
1.2.2 Penyangga Boiler 2 Each Make
1.2.3 Smoke Stack 1 Each Make
2 Smoke Box 1 Each Make
2.1 Kepala Depan Boiler 1 Each Make
2.2 Dinding Smoke Box 2 Each Make
2.3 Peyangga Smoke Box 2 Each Make
2.4 Firebox 1 Each Make
2.4.1 Chimney 1 Each Make
2.4.2 Headlamp 1 Each Make
2.5 Bell 1 Each Make
2.5.1 Safety Valve 1 Each Make
2.5.2 Whistle 1 Each Make
3 Badan Bawah 1 Each Make
3.1 Cylinder Depan 2 Each Make
3.1.1 Konektor Depan 2 Each Make
3.1.1.1 Front Truck Wheels 4 Each Make
3.2 Cylinder Belakang 2 Each Make
3.2.1 Konektor Belakang 2 Each Make
3.2.1.1 Wheels of Truck 4 Each Make
3.3 Leading Drive Wheels 4 Each Make
3.4 Cowcather 1 Each Make
4 Body Tender 1 Each Make
4.1 Alas Tender 1 Each Make

3.3 Precedence Diagram 3D Puzzle Locomotive Train


Pengolahan data 3D Puzzle Locomotive Train dengan Precedence Diagram dapat dilihat pada
Tabel 3.3 dan Gambar 3.4.

2 8

1 3 4 6 7 9 10 11 12

Gambar 3.4. Precedence Diagram 3D Puzzle Locomotive Train

Nomor Nama Kegiatan


1 Pemisahan part dari plat
2 Perakitan Kaca Depan Cab, Dinding Cab, dan Alas Cab menjadi Atap Cab
3 Perakitan Dinding Boiler, Penyangga Boiler, dan Smoke Stack menjadi Boiler
4 Pemasangan Atap Cab dan Boiler menjadi Body Cab
5 Perakitan Headlamp dan Chimney menjadi Firebox
6 Perakitan Safety Valve dan Whistle menjadi Bell

10
Modul I Perencanaan Proses Kelompok 6

7 Pemasangan Dinding Smoke Box, Firebox, Penyangga Smoke Box, Bell, dan
Kepala Depan Smoke Box menjadi Smoke Box
8 Perakitan Front Truck Wheels dan Wheels of Truck ke Konektor Depan dan
Konektor Belakang
9 Perakitan Konektor Depan dan Konektor Belakang ke Cylinder Depan dan
Cylinder Belakang
10 Pemasangan Cowcather, Cylinder Depan, Cylinder Belakang, dan Leading
Drive Wheels menjadi Badan Bawah
11 Pemasangan Alas Tender ke Body Tender
12 Pemasangan Body Cab, Smoke Box, Badan Bawah, dan Body Tender
menjadi Locomotive Train

3.4 Assembly Chart 3D Puzzle Locomotive Train


Pengolahan data 3D Puzzle Locomotive Train dengan Assembly Chart dapat dilihat pada Gambar
3.5 (terdapat di lampiran).

3.5 Operation Process Chart 3D Puzzle Locomotive Train


Pengolahan data 3D Puzzle Locomotive Train dengan Precedence Diagram dapat dilihat pada
Gambar 3.6 (terdapat di lampiran).

11
Modul I Perencanaan Proses Kelompok 6

BAB IV
ANALISIS PENGOLAHAN DATA

4.1 Analisis Bill of Material 3D Puzzle Locomotive Train


3D Puzzle Locomotive Train terdiri dari 45 komponen yang dapat di susun dengan menggunakan Bill of
Material menjadi 5 level. Kelima level pada Bill of Material yang kami buat diantaranya Level 0 yaitu produk
3D Puzzle Locomotive Train, Level 1, Level 2, Level 3, dan Level 4 yang masing-masing dapat dilihat pada
Tabel 4.1 beserta jumlah kuantitas dari setiap komponen. Seluruh komponen didapat dengan cara dibuat
(Make).
Tabel 4.1. Analisis Bill of Material 3D Puzzle Locomotive Train
Level Nama Part Quantity
0 Locomotive Train 1
Body Cab 1
Smoke Box 1
1
Bagian Bawah 1
Body Tender 1
Atap Cab 1
Boiler 1
Dinding Smoke Box 2
Penyangga Smoke Box 2
Firebox 1
Bell 1
2
Kepala Depan Smoke Box 1
Cylinder Depan 2
Cowcather 1
Cylinder Belakang 2
Leading Drive Wheels 4
Alas Tender 1
Keca Depan Cab 1
Dinding Cab 2
Alas Cab 1
Dinding Boiler 2
Penyangga Boiler 2
3 Smoke Stack 1
Chimney 1
Saftely Valve 1
Whistle 1
Konektor Depan 2
Konektor Belakang 2
Front Truck Wheels 4
4
Wheels of Truck 4

12
Modul I Perencanaan Proses Kelompok 6

4.2 Analisis Precendence Diagram 3D Puzzle Locomotive Train


Precendence diagram pada perakitan model Locomotive Train ini menggunakan 5 tingkat atau step
pemasangan part per-partnya, yang terdiri dari 9 node. Node nomor 1 di kerjakan pertama kali, lalu kemudian
dilanjutkan dengan node nomor 2 dan 3 yang dapat dilakukan bersamaan. Selanjutnya node nomor 4 yang di
lanjutkan lagi node nomor 5. Node yang dikerjakan selanjutnya terdiri dari 3 node yang bisa dilakukan secara
bersamaan yaitu node nomr 6, 7, dan 8. Lalu yang terakhir adalah node nomor 9.

4.3 Analisis Assembly Process Chart 3D Puzzle Locomotive Train


Berdasarkan Assembly Process Chart (APC) yang telah kami buat (dapat dilihat pada Gambar 3.5), dapat
dilihat bahwa 3D Puzzle Locomotive Train terdiri dari 48 part. Lalu, dapat dilihat juga bahwa terdapat 22 sub-
assembly yaitu S1, S2, S3, S4, S5, S6 sampai S22. A sendiri merupakan satu kesatuan 3D Puzzle Locomotive
Train yang sudah utuh. Ada 1 buah S1, yaitu S1A1. Kemudian ada 1 buah S2, yaitu S2A1. Selanjutnya, dari
S3 sampai S12 juga masing masing ada satu buah, yaitu S3A1, S4A1, S5A1, sampai S22A1. Kemudian, ada
2 buah pada masing-masing S13 sampai S15, yaitu S13A1 dan S13A2, S14A1 dan S14A2, S15A1 dan S15A2.
Selanjutnya ada 3 buah pada masing-masing S16 S17, dan S18. Selanjutnya, ada 4 buah S19 dan 4 buah
S20, kemudian 5 buah S21. Terakhir, ada 6 buah S22.
Jadi, sesuai dengan aturan penyusunan Assembly Chart, diperoleh 48 lingkaran dengan diameter 6 mm
yang merupakan jumlah dari seluruh komponen penyusun 3D Puzzle ini. Selain itu terdapat 46 subassembly
yang digambarkan dengan lingkaran yang berdiameter 9 mm dengan keterangan SiAj didalam lingkarannya,
yang mana nilai i bertambah dari kanan ke kiri dan nilai j bertambah dari atas ke bawah. Sedangkan produk
akhir digambarkan dengan lingkaran berdiameter 12 mm yang diberi lambang A.

4.4 Analisis Operation Process Chart (OPC) 3D Puzzle Locomotive Train


Berdasarkan Operation Process Chart (OPC) yang telah kami buat, didapati bahwa operasi yang
dilakukan untuk membuat 3D Puzzle Locomotive Train adalah 302 kali, yang dilambangkan dengan lingkaran.
Operasi yang dilakukan adalah pengukuran (software), pembuatan pola (software), pewarnaan (coloring
machine), pencetakan (molding machine), dan pemotongan (cutting machine). Total waktu yang dibutuhkan
dalam operasi pembuatan 3D Puzzle Locomotive Train ini adalah 3.020 detik.
Berdasarkan Operation Process Chart (OPC) yang telah kami buat, didapati bahwa inspeksi yang
dilakukan untuk membuat 3D Puzzle Locomotive Train adalah 94 kali, yang dilambangkan dengan persegi.
Total waktu yang dibutuhkan dalam inspeksi pembuatan 3D Puzzle Locomotive Train ini adalah 3.925 detik.
Berdasarkan Operation Process Chart (OPC) yang telah kami buat, didapati bahwa opeasi-inspeksi yang
dilakukan untuk membuat 3D Puzzle Locomotive Train adalah 29 kali, yang dilambangkan dengan persegi.
Total waktu yang dibutuhkan dalam operasi-inspeksi pembuatan 3D Puzzle Locomotive Train ini adalah 435
detik.
Berdasarkan Operation Process Chart (OPC) yang telah kami buat, didapati bahwa Penyimpanan yang
dilakukan untuk membuat 3D Puzzle Locomotive Train adalah 1 kali, yang dilambangkan dengan segitiga
terbalik. Jadi, total waktu yang dibutuhkan dalam pembuatan 3D Puzzle Locomotive Train adalah 3.925 detik.
Hasil ini didapatkan apabila part-part 3D Puzzle Locomotive Train dibuat secara terpisah (satu-satu).

13
Modul I Perencanaan Proses Kelompok 6

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. 3D Puzzle Locomotive Train terdiri dari 45 komponen yang dapat di susun dengan menggunakan Bill
of Material menjadi 5 level.
2. Precendence diagram pada perakitan model Locomotive Train ini menggunakan 5 tingkat atau step
pemasangan part per-partnya, yang terdiri dari 9 node.
3. 3D Puzzle Locomotive train terdiri dari 48 part. Lalu, terdapat 22 sub-assembly yaitu S1, S2, S3,
sampai S22. A sendiri merupakan satu kesatuan 3D Puzzle Locomotive Trainyang sudah utuh. Ada
48 lingkaran dengan diameter 6 mm dan 46 subassembly yang digambarkan dengan lingkaran yang
berdiameter 9 mm.
4. Berdasarkan Operation Process Chart yang telah kami buat, didapati bahwa didapati bahwa operasi
yang dilakukan untuk membuat 3D Puzzle Locomotive Train adalah 302 kali, inspeksi 94 kali, operasi-
inspeksi 29 kali, dan penyimpanan 1 kali. Jadi total waktu yang dibutuhkan dalam pembuatan 3D
Puzzle Locomotive Train adalah 3.925 detik.

5.2 Saran
Ada beberapa saran dari hasil praktikum kali ini, yaitu:
1. Sebaiknya tingkat kesulitan puzzle semua kelompok disama ratakan (jumlah partnya disamakan).
2. Sebaiknya nomor dan nama part pada puzzle sudah jelas.
3. Sebaiknya meja-meja diatur sedemikian rupa untuk menghindari tertukarnya part-part puzzle antar
kelompok.

14
Modul I Perencanaan Proses Kelompok 6

LAMPIRAN

Locomotive Train Level 0

1 10 20 29
Body Smoke Badan Body
Cab Box Bawah Tender
Level 1

2 6 11 12 15 16 19 21 22 23 26 30
Dinding Penyangga Kepala Cylinder
Atap Cylinder Leading Drive Alas
Boiler Smoke Box Firebox Smoke Box Bell Depan Cowchatcer Belakang Level 2
Cab Depan (2) Wheels (4) Tender
(2) (2) Smokebox (2)

3 4 5 7 8 9 13 14 17 18 24 25
Konektor
Kaca Dinding Alas Dinding Penyangga Smoke Safetly Konektor
Depan Cab Cab (2) Cab Boiler (2) Boiler (2) Stack
Headlamp Chimney
Valve
Whistle
Depan (2)
Belakang Level 3
(2)

27 28
Front Truck Wheels of
Wheels (4) Truck (4)
Level 4

(Sumber: Identifying the Bill of Materials (BOM) Structure in Database, 2016)

Gambar 3.3. Multilevel Bill of Material 3D Puzzle Locomotive Train


Modul I Perencanaan Proses Kelompok 6

Alas Cab 1
S22A
1
Dinding Cab 2 S21A
1
Dinding Cab 3 S20A
1
S19A
Kaca Depan Cab 4
1

Atap Cab 5

Dinding Boiler 6
S22A
2
S17A
Dinding Boiler 7 S21A
1
2
S20A
Penyangga Boiler 8
2
S19A
Penyangga Boiler 9
2 S16A
S18A 1
Smoke Stack 10 1

Boiler 11

Body Cab 12

Chimney 13
S22A
3
Head Lamp 14 S21A
3
Firebox 15 S20A
3
S19A S13A
Dinding Smoke Box 16
3 1

S18A
Dinding Smoke Box 17
2
S17A
Penyangga Smoke Box 18
2
S16A
Penyangga Smoke Box 19 2

Kepala Depan Smoke Box 20


S15A
1
Safety Valve 21
S22A
4
Whistle 22 S21A S14A
4 1
Bell 23

Smoke Box 24

Badan Bawah 25
S22A
5
Konektor Depan 26 S21A
5
Konektor Depan 27 S20A
4
S19A
Front Truck Wheels 28
4
S18A
Front Truck Wheels 29
3
S17A
Front Truck Wheels 30
3
S16A
Front Truck Wheels 31 3 A

S15A
Konektor Belakang 32 2
S14A
Konektor Belakang 33
2
S13A
Wheels of Truck 34 2
S12A
Wheels of Truck 35 1
S11A
Wheels of Truck 36 1
S10A
Wheels of Truck 37
1

Cylinder Depan 38 S9A1

Cylinder Depan 39 S8A1

Cylinder Belakang 40 S7A1

Cylinder Belakang 41 S6A1

Leading Drive Wheels 42 S5A1

Leading Drive Wheels 43 S4A1

Leading Drive Wheels 44 S3A1

Leading Drive Wheels 45 S2A1

Cowhatcher 46
S1A1

Body Tender 47
S22A
6
Alas Tender 48

Gambar 3.5. Assembly Chart 3D Puzzle Locomotive Train


Modul I Perencanaan Proses Kelompok 6
30-Atas Tender 29-Body Tender 28-Wheels of Truck 25-Konektor Belakang 23-Cylinder Belakang 21-Cowcater 26-Leading Drive Wheels 27-Front Truck Wheels 24-Konektor Depan 22-Cylinder Depan 20-Badan Bawah 19-Kepala Depan Smoke Box 18-Whistle 17-Safety Valve 16-Bell 13-Head Lamp 14-Chimney 12-Fire Box 15-Penyangga Smoke Box 11-Dinding Smoke Box 10-Smoke Box 9-Smoke Stack 8-Penyangga Boiler 7-Dinding Boiler 6-Boiler 5-Atas Cab 4-Dinding Cab 3-Kaca Depan Cab 2-Atap Cab 1-Body Cab
(Styrofoam) (Styrofoam) (Styrofoam) (Styrofoam) (Styrofoam) (Styrofoam) (Styrofoam) (Styrofoam) (Styrofoam) (Styrofoam) (Styrofoam) (Styrofoam) (Styrofoam) (Styrofoam) (Styrofoam) (Styrofoam) (Styrofoam) (Styrofoam) (Styrofoam) (Styrofoam) (Styrofoam) (Styrofoam) (Styrofoam) (Styrofoam) (Styrofoam) (Styrofoam) (Styrofoam) (Styrofoam) (Styrofoam) (Styrofoam)

10" O-221 10" O-292 10" O-268 10" O-259 10" O-249 10" O-171 10" O-181 10" O-163 10" O-153 10" O-143 10" O-138 10" O-131 Pengukuran 10" O-124 10" O-118 10" O-113 10" O-106 10" O-100 10" O-95 10" O-84 10" O-73 10" O-68 10" O-61 10" O-51 10" O-40 10" O-35 10" O-28 10" O-17 10" O-11 10" O-6 10" O-1
Pengukuran Pengukuran Pengukuran Pengukuran Pengukuran Pengukuran Pengukuran Pengukuran Pengukuran Pengukuran Pengukuran Pengukuran Pengukuran Pengukuran Pengukuran Pengukuran Pengukuran Pengukuran Pengukuran Pengukuran Pengukuran Pengukuran Pengukuran Pengukuran Pengukuran Pengukuran Pengukuran Pengukuran Pengukuran
(Software) (Software) (Software) (Software) (Software) (Software) (Software) (Software) (Software) (Software) (Software) (Software) (Software) (Software) (Software) (Software) (Software) (Software) (Software) (Software) (Software) (Software) (Software) (Software) (Software) (Software) (Software) (Software) (Software) (Software)

10" O-297 10" O-293 10" O-269 10" O-260 10" O-250 10" O-172 10" O-182 10" O-164 10" O-154 10" O-144 10" O-139 10" O-132 Pembuatan Pola 10" O-125 10" O-119 10" O-114 10" O-107 10" O-101 10" O-96 10" O-85 10" O-74 10" O-69 10" O-62 10" O-52 10" O-41 10" O-36 10" O-29 10" O-18 10" O-12 10" O-7 10" O-2
Pembuatan Pola Pembuatan Pola Pembuatan Pola Pembuatan Pola Pembuatan Pola Pembuatan Pola Pembuatan Pola Pembuatan Pola Pembuatan Pola Pembuatan Pola Pembuatan Pola Pembuatan Pola Pembuatan Pola Pembuatan Pola Pembuatan Pola Pembuatan Pola Pembuatan Pola Pembuatan Pola Pembuatan Pola Pembuatan Pola Pembuatan Pola Pembuatan Pola Pembuatan Pola Pembuatan Pola Pembuatan Pola Pembuatan Pola Pembuatan Pola Pembuatan Pola Pembuatan Pola
(Software) (Software) (Software) (Software) (Software) (Software) (Software) (Software) (Software) (Software) (Software) (Software) (Software) (Software) (Software) (Software) (Software) (Software) (Software) (Software) (Software) (Software) (Software) (Software) (Software) (Software) (Software) (Software) (Software) (Software)

10" O-298 10" O-294 10" O-270 10" O-261 10" O-251 10" O-173 10" O-183 10" O-165 10" O-155 10" O-145 10" O-140 10" O-133 Pewarnaan 10" O-126 10" O-120 10" O-115 10" O-108 10" O-102 10" O-97 10" O-86 10" O-75 10" O-70 10" O-63 10" O-53 10" O-42 10" O-37 10" O-30 10" O-19 10" O-13 10" O-8 10" O-3
Pewarnaan Pewarnaan Pewarnaan Pewarnaan Pewarnaan Pewarnaan Pewarnaan Pewarnaan Pewarnaan Pewarnaan Pewarnaan Pewarnaan Pewarnaan Pewarnaan Pewarnaan Pewarnaan Pewarnaan Pewarnaan Pewarnaan Pewarnaan Pewarnaan Pewarnaan Pewarnaan Pewarnaan Pewarnaan Pewarnaan Pewarnaan Pewarnaan Pewarnaan
(Coloring Machine) (Coloring Machine) (Coloring Machine) (Coloring Machine) (Coloring Machine) (Coloring Machine) (Coloring Machine) (Coloring Machine) (Coloring Machine) (Coloring Machine) (Coloring Machine) (Coloring Machine) (Coloring Machine) (Coloring Machine) (Coloring Machine) (Coloring Machine) (Coloring Machine) (Coloring Machine) (Coloring Machine) (Coloring Machine) (Coloring Machine) (Coloring Machine) (Coloring Machine) (Coloring Machine) (Coloring Machine) (Coloring Machine) (Coloring Machine) (Coloring Machine) (Coloring Machine) (Coloring Machine)

10" O-299 10" O-295 10" O-271 10" O-262 10" O-252 10" O-174 10" O-184 10" O-166 10" O-156 10" O-146 10" O-141 10" O-134 Pencetakan 10" O-127 10" O-121 10" O-116 10" O-109 10" O-103 10" O-98 10" O-87 10" O-76 10" O-71 10" O-64 10" O-54 10" O-43 10" O-38 10" O-31 10" O-20 10" O-14 10" O-9 10" O-4
Pencetakan Pencetakan Pencetakan Pencetakan Pencetakan Pencetakan Pencetakan Pencetakan Pencetakan Pencetakan Pencetakan Pencetakan Pencetakan Pencetakan Pencetakan Pencetakan Pencetakan Pencetakan Pencetakan Pencetakan Pencetakan Pencetakan Pencetakan Pencetakan Pencetakan Pencetakan Pencetakan Pencetakan Pencetakan
(Molding Machine) (Molding Machine) (Molding Machine) (Molding Machine) (Molding Machine) (Molding Machine) (Molding Machine) (Molding Machine) (Molding Machine) (Molding Machine) (Molding Machine) (Molding Machine) (Molding Machine) (Molding Machine) (Molding Machine) (Molding Machine) (Molding Machine) (Molding Machine) (Molding Machine) (Molding Machine) (Molding Machine) (Molding Machine) (Molding Machine) (Molding Machine) (Molding Machine) (Molding Machine) (Molding Machine) (Molding Machine) (Molding Machine) (Molding Machine)

10" O-300 10" O-296 10" O-272 10" O-263 10" O-253 10" O-175 10" O-185 10" O-167 10" O-157 10" O-147 10" O-142 10" O-135 Pemotongan 10" O-128 10" O-122 10" O-117 10" O-110 10" O-104 10" O-99 10" O-88 10" O-77 10" O-72 10" O-65 10" O-55 10" O-44 10" O-39 10" O-32 10" O-21 10" O-15 10" O-10 10" O-5
Pemotongan Pemotongan Pemotongan Pemotongan Pemotongan Pemotongan Pemotongan Pemotongan Pemotongan Pemotongan Pemotongan Pemotongan Pemotongan Pemotongan Pemotongan Pemotongan Pemotongan Pemotongan Pemotongan Pemotongan Pemotongan Pemotongan Pemotongan Pemotongan Pemotongan Pemotongan Pemotongan Pemotongan Pemotongan
(Cutting Machine) (Cutting Machine) (Cutting Machine) (Cutting Machine) (Cutting Machine) (Cutting Machine) (Cutting Machine) (Cutting Machine) (Cutting Machine) (Cutting Machine) (Cutting Machine) (Cutting Machine) (Cutting Machine) (Cutting Machine) (Cutting Machine) (Cutting Machine) (Cutting Machine) (Cutting Machine) (Cutting Machine) (Cutting Machine) (Cutting Machine) (Cutting Machine) (Cutting Machine) (Cutting Machine) (Cutting Machine) (Cutting Machine) (Cutting Machine) (Cutting Machine) (Cutting Machine) (Cutting Machine)

5" I-92 5" I-91 5" I-83 5" I-81 5" I-79 5" I-35 5" I-75 5" I-68 5" I-46 5" I-44 5" I-43 5" I-40 I-37 5" I-35 5" I-34 5" I-31 5" I-29 5" I-28 5" I-25 5" I-22 5" I-21 5" I-18 5" I-15 5" I-12 5" I-11 5" I-8 5" I-5 5" I-3 I-2 5" I-1
Inspeksi Inspeksi Inspeksi Inspeksi Inspeksi 5" 5"
Inspeksi Inspeksi Inspeksi Inspeksi Inspeksi Inspeksi Inspeksi Inspeksi Inspeksi Inspeksi Inspeksi Inspeksi Inspeksi Inspeksi Inspeksi Inspeksi Inspeksi Inspeksi Inspeksi Inspeksi Inspeksi Inspeksi Inspeksi Inspeksi Inspeksi

15" O-301 Perakitan dan


2x 2x 15" O-123 Perakitan dan O-105 2x 2x 2x
I-1 Pemgecekan 2x 4x 4x 2x I-1 Pemgecekan 15" I-1 Perakitan dan 2x 2x O-16 Perakitan dan
I-93 2x I-36 I-30 Pemgecekan 15" I-1
I-4 Pemgecekan

O-288 15" O-183 Perakitan dan O-129


15" I-1 Perakitan dan I-1 Pemgecekan 15" I-1 Perakitan dan O-83 O-50 15" O-27 Perakitan dan
I-87 Pemgecekan I-72 I-38 Pemgecekan 15" I-1 Perakitan dan 15" I-1 Perakitan dan I-1 Pemgecekan
I-24 Pemgecekan I-14 Pemgecekan I-7
O-111
I-1 Perakitan dan
15"
I-32 Pemgecekan

O-289 15" O-184 Perakitan dan


15"
I-1
I-89 Perakitan dan I-1
I-73 Pemgecekan O-94 O-61 O-33
Pemgecekan 15" I-1 Perakitan dan 15" I-1 Perakitan dan I-1 Perakitan dan
I-27 Pemgecekan I-17 Pemgecekan
15"
I-9 Pemgecekan

O-185
I-1 Perakitan dan
15"
I-74 Pemgecekan
O-112
15" I-1
I-33
Perakitan dan O-66
I-1 Perakitan dan
Pemgecekan 15"
I-19 Pemgecekan O-34
15" I-1 Perakitan dan
I-10 Pemgecekan

O-200
I-1
15" Perakitan dan
I-77 Pemgecekan

15"
O-130 Perakitan dan
I-1
I-39 Pemgecekan

O-248
I-1
15" Perakitan dan
I-78 Pemgecekan

O-136 Perakitan dan


15" I-1 O-67 Perakitan dan
O-290 I-41 Pemgecekan 15" I-1
I-1
I-20 Pemgecekan
15" Perakitan dan
I-90 Pemgecekan

O-137 Perakitan dan


15" I-1
I-42 Pemgecekan

O-291
I-1 Perakitan dan
15"
I-91 Pemgecekan

Ringkasan O-302
I-1 Perakitan dan
15"
I-94 Pemgecekan

WAKTU
KEGIATAN JUMLAH (DETIK)
Penyimpanan

OPERASI 302 3.020

INSPEKSI 94 470

OPERASI &
29 435
INSPEKSI

TOTAL 425 3.925

Gambar 3.6 Operation Process Chart 3D Puzzle Locomotive Train

Anda mungkin juga menyukai