Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem produksi merupakan suatu mata kuliah yang


menggambarkan mengenai aktivitas-aktivitas dalam perencanaan
produksi dan suatu ilmu khusus yang ada dalam jurusan Teknik
Industri.

Pengendalian manufacturing melibatkan seluruh aktifitas mulai


dari pemasukan bahan mentah sampai menjadi produk jadi. Termasuk
diantaranya accounting, order entry, pelayanan pelanggan,
logistik,budgeting, dan perencanaan strategi dalam manufacturing.

Perencanaan prioritas menetukan produk-produk atau prioritas-


prioritas dari operasi manufacturing untuk memenuhi permintaan
pasar, seperti produk apa yang dibutuhkan, berapa yang dibutuhkan,
bilamana dibutuhkan, termasuk spesifikasi kualitas dan lain-lain.
Sedangkan perencanaan kapasitas menetukan sumberdaya input atau
tingkat tingkat kapasitas yang dibuthkan oleh opersi manufacturing
untuk memenuhi jadwal produksi atau output yang diinginkan,
membandingkan kebutuhan produksi dengan kapasitas yang tersedia,
dan menyesuaikan tingkat kapasitas atau jadual produksi. Perencanaan
kapasitas mencakup kebutuhan sumber-sumber daya manufacturing
seperti jam mesin, jam tenaga kerja, fasilitas peralatan, ruang untuk
penyimpanan (warehouse space) rekayasa enginerring, energi, dan
sumber-sumberdaya keuangan.

1
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka praktikan (peserta praktek)
menentukan lingkup permasalahan, diantaranya :

1. Apa pengertian dari perencanaan disagregat?


2. Apa tujuan dari disagregat?
3. Bagaimana melakukan disagregat dengan tepat?
4. Bagaimana cara melakukan perhitungan produk yang harus di
produksi setiap item?

1.3 Maksud Dan Tujuan


1.3.1 Maksud

1. Mampu mengubah rencana produksi agregat menjadi jumlah yang


harus di produksi setiap item produk yang akan datang
2. Mampu menentukan jadwal induk dengan teknik disagregat
3. Mampu membuat perhitungan yang harus di produksi.

1.3.2 Tujuan

1. Dapat mengembangkan suatu rencana produksi secara menyeluruh


yang fleksibel dan optimal.
2. Mampu menentukan standart satuan yang akan digunakan dalam
disagregasi.
3. Mampu merencanakan disagregasi dengan tepat.
4. Mampu menentukan perhitungan produk yang harus di produksi setiap
item.

2
1.4 Pembatasan Masalah
Agar menghindari meluasnya pembahasan masalah yang ada, maka
dalam pembuatan laporan praktikum ini diperlukan pembatasan-
pembatasan, diantaranya :
1. Proses pengerjaan dilakukan di laboratorium UPI YAI.
2. Penelitian hanya di lakukan pada saat pratikum.
3. Tidak ada membahas proses benda kerja lainnya

1.5 Pengumpulan Data


Metodelogi penelitian yanng akan di lakukan dan di pergunakan
dalam melakukan praktikum proses produksi ini adalah sebagai berikut :

1. Studi Pustaka
Bersamaan di laksanakannya praktikum, di lakukan juga suatu
studi kepustakaan yang berkaitan dengan teori-teori yang akan di gunakan
dalam proses praktikum.
2. Studi Lapangan

Para peserta praktikum mengadakan studi pada objek yang


berhubungan dengan masalah yang akan dikerjakan.

1.6 Sistematika Penulisan


Di dalam memudahkan memahami pokok bahasan , maka
penulisan laporan ini disusun menurut sistematika sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, maksud dan


tujuan, pembatasan masalah, pengumpulan data dan sistematika
penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

3
Berisi tentang teori-teori dari berbagai literatur yang di gunakan
sebagai dasar untuk menentukan model/cara pemecahan
masalahnnya.

BAB III : ALUR PRAKTIKUM

Bab ini berisi rangkaian proses dalam praktikum sistem industri


tentang disagregasi. Disini akan dijelaskan mulai persiapan
hingga selesai praktikum.

BAB IV : PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN

Berisikan data-data yang didapat dari praktikum yang


selanjutnya akan dikaji. Pengumpulan data-data yang
diperlukan adalah data-data yang berkaitan dengan disagregat.
Yang didapat dengan cara menggunakan metode pengumpulan
data yang ditetapkan pada bab pendahuluan.

BAB V : ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini dilakukan analisis hasil pengolahan data dan


selanjunya dilakukan pembahasan terhadap data yang diperoleh
dari hasil pengolahan data.

BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisikan tentang kesimpulan dari hasil pembahasan dan


saran untuk perbaikan praktikum yang akan datang.

4
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Disagregasi


Proses disagregasi adalah proses penyamaan (generalisasi) dari
satuan aggregate kedalam satuan end item berdasarkan factor konversi.
Proses disagregasi sebagai proses merubah hasil rencana agregate menjadi
jumlah yang harus diproduksi untuk setiap produk atau item, hasil
disagregasi ini berupa jadwal induk produksi/MPS. Tujuan dari proses
disagregasi adalah untuk menyusun jadwal induk produksi (MPS), setelah
diketahui jadwal produksi aggregate-nya, dengan kata lain proses
disagregasi adalah proses perencanaan yang dibuat untuk seluruh produk
yang menggunakan unsur yang sama dan dirinci kedalam masing-masing
produk yang berbeda.

Menggunakan aturan-aturan tertentu untuk memperoleh solusi

yang baik tidak ada jaminan bahwa solusi itu optimum. Yang termasuk

kedalam metode ini adalah:

- Model Koefisien Manajemen

- Model Parametric

- Search Decision rules

- Model Program Linear

- Model Transportasi

- Model Programa Integer Campuran

- Line Decision Rules

5
Hasil yang diperoleh dari hasil diagregasi :

a. demand tiap end item

b. On hand tiap item

c. Master producton schedule

2.2 Tujuan Diagregasi

Mentransformasi input produksi menjadi output berproduksi.


Input produksi ini dapat berupa bahan baku, mesin, tenaga, kerja, modal
dan informasi. Sedangkan output produksi merupakan produk yang di
hasilkan berikut hasil sampingannya, seperti limbah, informasi dan
sebagainya.

Sub sub system produksi tersebut antara lain adalah peramalan,


agregasi, RPA (Rencana Produksi Agregat), Disagregasi, MPS (Master
Production Schedule) dan MRP (Material Requirement Planning). Selurh
sub system ini harus berjalan dengan baik sehingga memberikan hasil
yang baik pula.

Fungsi dari masing-masing sub system sangat berpengaruh trhadap


system yang selanjutnya baik dri system peramalan permintaan ataupun
yang lainnya. Pada dasarnya perencanaan manufacturing mencakup
perencanaan terhadap output dan input dari prosesmanufakturing yang
dikelompoktan dalam dua jenis perencanaan, yaitu : perencanaan prioritas
(prioritas planning) yang berkaitan dengan perencanaan output dan
perencanaan kapasitas (capacity planning) yang berkaitan dengan
perencanaan input produksi.

6
2.3 Metode Disagregasi

Metode dalam disagregasi ini banyak cara. Metode – metode tersebut

adalah sebagai berikut :

 Pendekatan “ Hax & Meal ”


 Pendekatan “ Britan & Hax ”
 Pendekatan “ Cut & Fit ”
 Rencana yang lebih tinggi menjadi pembatas / kendala bagi rencana
tingkat rendah.
 Agregat Taktis Operasional

2.4 Langkah-Langkah Penyelesaian


2.4.1 Penyelesaian Heax dan Meal
Pada pendekatan ini, produknya dibagi atas 3 tingkatan yaitu :

1. Item
 Adalah produks akhir yang digunakan konsumen.
 Tingkat terendah dalam struktur produk.
 Suatu jenis produk mungkin terdiri atas banyak Item yang
dibedakan dari : warna, kemasan, etiket, merek, dan lain-lain.

2. Family

Adalah sekelompok Item yang menanggung secara bersama

– sama ongkos set-up. Bila suatu mesin sudah disiapkan untuk

membuat suatu Item dari suatu keluarga, maka semua Item dalam

keluarga yang sama dapat diproduksi dengan melakukan

perubahan kecil pada saat set-up.


7
3. Tipe

Ongkos buruh langsung.

Ongkos simpan.

Jumlah produk / satuan waktu, dan sebagainya.

2.4.2 Penyelesaian Britan dan Hax


Jika dalam suatu perencanaan produksi terdapat item j dalam
famili i, maka harus ditentukan terlebih dahulu item mana saja yang
perlu diproduksi berdasarkan informasi permintaan dan persediaan
item tersebut. Berdasarkan hal tersebut ditambah dengan data
perencanaan agregat yang terpilih, selanjutnya ditentukan rencana
produksi untuk famili. Setelah itu, berdasarkan rencana produksi
famili dapat ditentukan rencana produksi untuk setiap item (kuantitas
MPS) dalam famili tersebut. Agar dapat lebih dimengerti dapat
dilihat pada tabel dibawah ini

Gambar 2.1. Format tabel britan dan hax


Expected
Family Item Inventory Demand Conversion Safety Stock
Quantity
i j Iij,t-1 Dij,t Kij Bij Iij,t-1- Dij,t
A 1 240 170 0,85 50 70
A 2 285 200 1,10 75 85
A 3 122 100 0,90 40 22
B 4 223 130 1,15 50 93
B 5 290 170 1,05 50 120
B 6 193 110 1,20 40 83
B 7 420 210 1,15 60 210
C 8 235 150 0,75 40 85
C 9 135 100 0,85 50 35
C 10 180 140 0,80 50 40

Item 3,9 dan 10 akan berjalan dibawah safety stock level jika kita
tidak merencanakan produksinya. Untuk itu semua item pada famili
a dan c harus mengalami pertimbangan dalam produksinya.
8
Ada beberapa perhitungan yang harus dilakukan dalam metode
Bitran & Hax bila terdapat item j dalam famili i yang dapat dilihat
pada persamaan 2.6 dibawah ini.
q ij, t=I ij ,t −1−Dij ,t
(2.6)

Dimana:
q ij, t adalah banyaknya ekspektasi pada item j dalam famili i
I ij, t−1 adalah inventory awal
Dij ,t adalah demand pada item j dalam famili i

Dari persamaan 2.6 sehingga didapatkan persamaan 2.7

min { I ij, t−1−Dij ,t −Bij } ≤0


(2.7)

Dimana :
Bij adalah safety stock

9
BAB III
KERANGKA PEMECAHAN MASALAH

3.1 Studi Pendahuluan

Tahapan ini merupakan studi awal pemecahan masalah dalam


penyususnan Laporan Praktikum. Studi pendahuluan dilakukan dengan
pengamatan langsung untuk mengetahui apakah penelitian yang akan
dilakukan sesuai dengan kondisi yang ada dan apakah penelitian ini layak
untuk dijadikan bahan penelitian.

3.2 Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan dengan mempelajari buku-buku atau referensi


yang dapat digunakan sebagai landasan untuk menyelesaikan pokok
permasalahan yang dihadapi. Adapun landasan teori yang digunakan berasal
dari referensi mengenai peramalan permintaan yang bersifat ilmiah, informasi
melalui internet, dan makalah atau jurnal.

Adapun maksud dari studi pustaka adalah sebagai acuan dalam tujuan
penelitian, pengumpulan dan pengolahan data, analisa dan pembahasan hasil.

3.3 Studi Lapangan

Studi lapangan yagn dilakukan bertujuan untuk mengetahui kondisi


sebenarnya sehingga permasalahan yang dhadapi dapat di identifikasi.
Adapun penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data masa lalu.
Diharapkan studi lapangan ini dapat bermanfaat untuk mendapatkan
informasi yang berguna untuk tahap penelitian selanjutnya

10
3.4 Perumusan Masalah

Permasalahan yang dihadapi dalam penelitian ini adalah menentukan


metode peramalan terbaik serta merencanakan permintaan-permintan untuk
periode mendatang. Kejadian ini sangat berdampak pada waktu produksi
produk yang tidak seharusnya.

Berdasarkan permasalahan diatas maka perumusan masalah dari


penelitian ini adalah menentukan bagaimana dimensi alat kerja yang tepat.

3.5 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah agar mahasiswa dapat memahami


pentingnya peramalan untuk menentukan jumlah permintaan pada masa yang
akan datang.

3.6 Pengumpulan Data

Pengumpulan data suatu lah yang penting dalam penelitian karena metode ini
merupakan strategi yangn dipakai untuk mengumpulkan data yang
dibutuhkan dalam penelitan. Pengumpulan data dimaksudkan untuk
mendapatkan bahan, keterangan., kenyataan dan informasi yang bisa
dipercaya. Untuk mendapatkan data seperti yang itu dalam penelitian bisa
dipakai berbagai macam metode, di antaranya yaitu dengan memakai angket,
observasi, wawancara, tes dan analisi dokumen.

3.7 Pengolahan Data

Pengolahan data adalah proses, cara, perbuatan mengolah semua


keterangan untuk keperluan penelitian yang bersifat teratur (sistematis) dan
terencana.
11
Pengolahan data bertujuan untuk menjadikan data yang telah dikumpulkan
menjadi lebih mudah untuk dipahami.

3.8 Analisis dan Pembahasan

3.8.1 Analisis

Analisis data merupakan upaya untuk megolah data menjadi


informasi sehingga karakteristik tersebut bisa dipahami dan bermanfaat
untuk solusi permasalahan, terutama masalah yang berkaitan dengan
penelitian sehingga nantinya bisa dipergunakan dalam mengambil
keputusan.

3.8.1 Pembahasan

Pembahasan adalah pemikiran dari peneliti untuk memberikan


penjelasan dan interpretasi atas hasil peneltian yang telah dianalisis
guna mnejawab pernyataan penelitiannya.

3.9 Kesimpulan dan Saran

3.9.1 Kesimpulan

Merupakan pernyataan singkat, jelas, dan sistematis dari


keseluruhan hasil analisis, pembahasan, dan pengujian hpotesis dalam
sebuah penelitian.

3.9.2 Saran

Saran adalah usul atau pendapat dari seorang peneliti yang berkaitan
dengan pemecahan masalah yang menjadi objek penelitian ataupun
kemungkinan penelitian lanjutan.

12
Gambar 3.1 Flowchart Kerangka Pemecahan Masalah

13
BAB 4
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan pada pada praktikum Disagregasi adalah :
 Inventori awal = 2000 unit
 Unit cost item BM = $ 10
 Unit cost item BK = $ 15
 Unit cost item BS = $ 10
 Unit cost item KM =$5
 Unit cost item KK =$9
 Ongkos setup family B = $ 500
 Ongkos setup famiy K = $ 300
 Ongkos family inventory =$2

Tabel 4.1 Data Produksi Masa Lalu


Family Item Produk masa % Proporsi Faktor konversi
lalu
B BM 4315
BK 5115
BS 5915
K KM 2315
KK 1515
TOTAL 19175

4.2 Pengolahan Data


% Proporsi BM = 4315/19175 = 0,22
% Proporsi BK = 5115/19175 = 0,27
% Proporsi BS = 5915/19175 = 0,31
% Proporsi KM = 2315/19175 = 0,12
% Proporsi KK = 1515/19175 = 0,08

14
Tabel 4.2 Proporsi
Family Item Produk masa lalu % Proporsi Faktor konversi
B BM 4315 0,22 0,73
BK 5115 0,27 0,87
BS 5915 0,31 1
K KM 2315 0,12 1
KK 1515 0,08 0,66
∑ 19175 1

 Data Peramalan sebagai berikut :


Tabel 4.3 Demand
Periode Total Demand
1 1615
2 1715
3 1615
4 1715
5 1715
6 1715
7 1615
8 1615
9 1715
10 1715
11 1715
12 1715
∑ 20180

 Perhitungan jumlah demand per item


Tabel 4.4 Demand per item
DBM 0,22 x 20180 = 4440 unit
DBK 0,27 x 20180 =5449 unit
DBS 0,31 x 20180 = 6256 unit 15

DKM 0,12 x 20180 = 2422 unit


DKK 0,08 x 20180 = 1615 unit
∑ 20182 unit
 Disagregasi untuk keseluruhan periode
 Jumlah demand per item untuk Periode 1 :
DBM : 0,22 × 1615 = 356 unit
DBK : 0,27× 1615 = 437 unit
DBS : 0,31 × 1615 = 501 unit
DKM : 0,12 × 1615 = 194 unit
DKK : 0,08 × 1615 = 130 unit

 Jumlah demand per item untuk Periode 2 :


DBM : 0,22 × 1715 = 378 unit
DBK : 0,27× 1715 = 464 unit
DBS : 0,31 × 1715 = 532 unit
DKM : 0,12 × 1715 = 206 unit
DKK : 0,08 × 1715 = 138 unit

Tabel 4.5 Demand per item untuk setiap periode


Demand / Periode

Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
BM 356 378 356 378 378 378 356 356 37 378 378 378
8
BK 437 464 437 464 464 464 437 437 46 464 464 464
4
BS 501 532 501 532 532 532 501 501 53 532 532 532
2
KM 194 206 194 206 206 206 194 194 20 206 206 206
6
KK 130 138 130 138 138 138 130 130 13 138 138 138
8

16
 Inventori disagregasi untuk keseluruhan item
 Inventori BM = 2000×0,22 = 440 unit
 Inventori BK = 2000×0,27 = 540 unit
 Inventori BS = 2000×0,31 = 620 unit
 Inventori KM = 2000×0,12 = 240 unit
 Inventori KK = 2000×0,08 = 160 unit

Tabel 4.6 Disagregasi keseluruhan item


Family Item Inventori Demand Safety Expected Quantity Konversi
Stock Inventori-Demand
B BM 440 4440 0 0,73
-4000
BK 540 5449 0 0,87
-4909
BS 620 6256 0 1
-5636
K KM 240 2422 0 1
-2182
KK 160 1615 0 0,66
-1455

 Perhitungan untuk QBM,QBK,QBS,QKM,QKK


PERIODE 1 :

QBM =
√ 2 x 500 x 356 2
2( ( 10 x 356 )+ (15 x 437 ) + ( 10 x 501 ) )

=
√ 126.736 .000
30.250
= √ 4190 = 65 unit


2
2 x 500 x 437
QBK =
2( (10 x 356 ) + ( 15 x 437 )+ ( 10 x 501 ))

=
√ 190.969 .000
30250
= √ 6313 = 80 unit

QBS =
√ 2 x 500 x 5012
2( ( 10 x 356 )+ ( 15 x 437 )+ (10 x 501 ))

=
√ 251.001 .000
30.250
= √ 8298 = 91 unit
17

2
2 x 300 x 194
Q KM =
2( ( 5 x 194 )+ ( 9 x 130 ))

=
√ 22.815 .000
4280
= √ 5331 = 73 unit


2
2 x 300 x 130
Q Kk=
2( ( 5 x 195 ) + ( 9 x 130 ))

=
√ 10.140 .000
4290
= √ 2364 = 47 unit

PERIODE 2 :


2
2 x 500 x 378
Q BM =
2( ( 10 x 378 ) + ( 15 x 464 ) + ( 10 x 532 ) )

=
√ 142.884 .000
32.120
= √ 4449 = 67 unit

Q BK =
√ 2 x 500 x 464
2( (10 x 378 ) + ( 15 x 464 ) + ( 10 x 532 ))

=
√ 215.296 .000
32.120
= √ 6703 = 82 unit

Q BS =
√ 2 x 500 x 5322
2( ( 10 x 378 )+ (15 x 464 )+ ( 10 x 532 ))

=
√ 283.024 .000
32.120
= √ 8812 = 94 unit


2
2 x 300 x 206
Q KM =
2( ( 5 x 206 ) + ( 9 x 138 ))

=
√ 25.461 .600
4544
= √ 5604 = 75 unit


2
2 x 300 x 138
Q KK =
2( ( 5 x 206 )+ ( 9 x 138 ) )

=
√ 11.146 .400
4544
= √ 2515 = 51 unit

18
Tabel 4.7 Q untuk seluruh periode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
QBM 65 67 65 67 67 67 65 65 67 67 67 67
QBK 80 82 80 82 82 82 80 80 82 82 82 82
QBS 91 94 91 94 94 94 91 91 94 94 94 94
QKM 73 75 73 75 75 75 73 73 75 75 75 75
QKK 49 51 49 51 51 51 49 49 51 51 51 51

 Perhitungan jumah produksi agregat setiap


 PERIODE 1 :
P1 = 1634 unit (Satuan Agregat)
Qij (Agregat) BM = Qij × Kij
= 65 × 0,73
= 48 unit

Qij (Agregat) KM = Qij × Kij


= 80 × 0,87
= 70 unit

Tabel 4.8 Kuantitas periode 1


Family Item Qij Kij Qij x Kij
B BM 65 0,73 48
BK 80 0,87 70
BS 91 1 91
K KM 73 1 73
KK 49 0,08 4

19
Karena ∑Qij x Kij < P1 , maka tidak perlu dicari faktor penyesuaian (f)
jadi perhitungan disagregasi periode 1, yaitu :

 Inventori akhir = Inventori awal – (demand-produksi)


- IBM = 440-(356-48) = 132 unit
- IBK = 540-(437-70) = 173 unit
- IBS = 620-(501-91) = 210 unit
- IKM = 240-(194-73) = 119 unit
- IKK = 160-(130-4) = 34 unit

Tabel 4.9 Disagregasi periode 1


Family Item Inventori Demand Safety Produksi Inventor
Stock i akhir
B BM 440 356 0 48 132
BK 540 437 0 70 173
BS 620 501 0 91 210
K KM 240 194 0 73 119
KK 160 130 0 4 34

 PERIODE 2 :
P2 = 1715 unit (satuan agregat)

Tabel 4.10 Kuantitas periode 2


Family Item Qij Kij Qij x Kij
B BM 67 0,73 49
BK 82 0,87 72
BS 94 1 91
K KM 75 1 75
KK 51 0,08 4

20
Karena ∑Qij x Kij < P1 , maka tidak perlu dicari faktor penyesuaian (f)
jadi perhitungan disagregasi periode 2, yaitu :

Tabel 4.11 Disagregasi periode 2


Family Item Inventori Demand Safety Produksi Inventori
Stock akhir
B BM 132 378 0 49
-197
BK 173 464 0 72
-219
BS 210 532 0 91
-231
K KM 119 206 0 75
-12
KK 34 138 0 4
-100

 PERIODE 3 :
P3 = 1615 unit (satuan agregat)
Tabel 4.12 Kuantitas periode 3
Family Item Qij Kij Qij x Kij
B BM 65 0,73 48
BK 80 0,87 70
BS 91 1 91
K KM 73 1 73
KK 49 0,08 4

Karena ∑Qij x Kij < P1 , maka tidak perlu dicari faktor penyesuaian (f)
jadi perhitungan disagregasi periode 3, yaitu :

Tabel 4.13 Disagregasi periode 3


Family Item Inventori Demand Safety Produksi Inventori
Stock akhir
B BM 356 0 48 -111
197
BK 437 0 70 -148
219

21
BS 501 0 91 -179
231
K KM 194 0 73 -109
12
KK 130 0 4 -26
100

 PERIODE 4 :
P4 = 1715 unit (satuan agregat)
Tabel 4.14 Kuantitas periode 4
Family Item Qij Kij Qij x Kij
B BM 67 0,73 49
BK 82 0,87 72
BS 94 1 91
K KM 75 1 75
KK 51 0,08 4

Karena ∑Qij x Kij < P1 , maka tidak perlu dicari faktor penyesuaian (f)
jadi perhitungan disagregasi periode 4, yaitu :
Tabel 4.15 Disagregasi periode 4
Family Item Inventori Demand Safety Produksi Inventori akhir
Stock
B BM 378 0 49 -197
111
BK 464 0 72 -219
148
BS 532 0 91 -231
179
K KM 206 0 75 -12
109
KK 138 0 4 -100
26

 PERIODE 5 :
P5 = 1715 unit (satuan agregat)
Tabel 4.16 Kuantitas periode 5
Family Item Qij Kij Qij x Kij

22
B BM 67 0,73 49
BK 82 0,87 72
BS 94 1 91
K KM 75 1 75
KK 51 0,08 4

Karena ∑Qij x Kij < P1 , maka tidak perlu dicari faktor penyesuaian (f)
jadi perhitungan disagregasi periode 5, yaitu :

Tabel 4.17 Disagregasi periode 5


Family Item Inventori Demand Safety Produksi Inventori
Stock akhir
B BM 378 0 49 -111
197
BK 464 0 72 -148
219
BS 532 0 91 -179
231
K KM 206 0 75 -109
12
KK 138 0 4 -26
100

 PERIODE 6 :
P6 = 1715 unit (satuan agregat)
Tabel 4.18 Kuantitas periode 6
Family Item Qij Kij Qij x Kij
B BM 67 0,73 49
BK 82 0,87 72
BS 94 1 91
K KM 75 1 75
KK 51 0,08 4

Karena ∑Qij x Kij < P1 , maka tidak perlu dicari faktor penyesuaian (f)
jadi perhitungan disagregasi periode 6, yaitu :

23
Tabel 4.19 Disagregasi periode 6
Family Item Inventori Demand Safety Produksi Inventori akhir
Stock
B BM 378 0 49 -197
111
BK 464 0 72 -219
148
BS 532 0 91 -231
179
K KM 206 0 75 -12
109
KK 138 0 4 -100
26

 PERIODE 7 :
P7 = 1615 unit (satuan agregat)
Tabel 4.20 Kuantitas periode 7
Family Item Qij Kij Qij x Kij
B BM 65 0,73 48
BK 80 0,87 70
BS 91 1 91
K KM 73 1 73
KK 49 0,08 4

Karena ∑Qij x Kij < P1 , maka tidak perlu dicari faktor penyesuaian (f)
jadi perhitungan disagregasi periode 7, yaitu :

Tabel 4.21 Disagregasi periode 7


Family Item Inventori Demand Safety Produksi Inventori
Stock akhir
B BM 356 0 48 -111
197
BK 437 0 70 -148
219
BS 501 0 91 -179
231
K KM 194 0 73 -109
12

24
KK 130 0 4 -26
100

 PERIODE 8 :
P8 = 1615 unit (satuan agregat)
Tabel 4.22 Kuantitas periode 8
Family Item Qij Kij Qij x Kij
B BM 65 0,73 48
BK 80 0,87 70
BS 91 1 91
K KM 73 1 73
KK 49 0,08 4

Karena ∑Qij x Kij < P1 , maka tidak perlu dicari faktor penyesuaian (f)
jadi perhitungan disagregasi periode 8, yaitu :

Tabel 4.23 Disagregasi periode 8


Family Item Inventori Demand Safety Produksi Inventori akhir
Stock
B BM 356 0 48 -197
111
BK 437 0 70 -219
148
BS 501 0 91 -231
179
K KM 194 0 73 -12
109
KK 130 0 4 -100
26

 PERIODE 9 :
P9 = 1715 unit (satuan agregat)
Tabel 4.24 Kuantitas periode 9
Family Item Qij Kij Qij x Kij
B BM 67 0,73 49
BK 82 0,87 72

25
BS 94 1 91
K KM 75 1 75
KK 51 0,08 4

Karena ∑Qij x Kij < P1 , maka tidak perlu dicari faktor penyesuaian (f)
jadi perhitungan disagregasi periode 9, yaitu :

Tabel 4.25 Disagregat periode 9


Family Item Inventori Demand Safety Produksi Inventori akhir
Stock
B BM 378 0 49 -132
197
BK 464 0 72 -173
219
BS 532 0 91 -210
231
K KM 206 0 75 -119
12
KK 138 0 4 -34
100

 PERIODE 10 :
P10 = 1715 unit (satuan agregat)
Tabel 4.26 Kuantitas periode 10
Family Item Qij Kij Qij x Kij
B BM 73 0,73 53
BK 89 0,87 78
BS 103 1 103
K KM 81 1 81
KK 54 0,08 4

Karena ∑Qij x Kij < P1 , maka tidak perlu dicari faktor penyesuaian (f)
jadi perhitungan disagregasi periode 10, yaitu :

Tabel 4.27 Disagregasi 10

26
Family Item Inventori Demand Safety Produksi Inventori akhir
Stock
B BM 378 0 53 -193
132
BK 464 0 78 -213
173
BS 532 0 103 -219
210
K KM 206 0 81 -6
119
KK 138 0 4 -100
34

 PERIODE 11 :
P11 = 1715 unit (satuan agregat)
Tabel 4.28 Kuantitas periode 11
Family Item Qij Kij Qij x Kij
B BM 67 0,73 49
BK 82 0,87 72
BS 94 1 91
K KM 75 1 75
KK 51 0,08 4

Karena ∑Qij x Kij < P1 , maka tidak perlu dicari faktor penyesuaian (f)
jadi perhitungan disagregasi periode 11, yaitu :

Tabel 4.29 Disagregasi 11


Family Item Inventori Demand Safety Produksi Inventori akhir
Stock
B BM 378 0 49 -136
193
BK 464 0 72 -179
213
BS 532 0 91 -222
219
K KM 206 0 75 -125
6
KK 138 0 4 -34
100

27
 PERIODE 12 :
P12 = 1715 unit (satuan agregat)
Tabel 4.30 Kuantitas periode 12
Family Item Qij Kij Qij x Kij
B BM 67 0,73 49
BK 82 0,87 72
BS 94 1 91
K KM 75 1 75
KK 51 0,08 4

Karena ∑Qij x Kij < P1 , maka tidak perlu dicari faktor penyesuaian (f)
jadi perhitungan disagregasi periode 12, yaitu :

Tabel 4.31 Diasagregasi periode 12


Family Item Inventori Demand Safety Produksi Inventori akhir
Stock
B BM 378 0 49 -136
136
BK 464 0 72 -179
179
BS 532 0 91 -222
222
K KM 206 0 75 -125
125
KK 138 0 4 -34
34
BAB 5
ANALISA DAN PEMBAHASAN

5.1 Analisa

Dari pengolahan yang di lakukan di pengolahan data di dapatkan Data


struktur produk yang diambil sebanyak 2 family, yaitu family B dan K

28
dimana family B memiliki 3 item dan family K memilik 2 item. lalu
dilakukan persentasi proporsi pada setiap item. Didapatkan persentasi
proporsi BM=0,22, BK=0,27, BS=0,31, KM=0,12, dan KK=0,08 dan
faktor konversi BM=0,73, BK=0,87, BS=0,1, KM=0,1, dan KK=0,66.
Total demand berdasarkan peramalan yang telah dilakukan adalah 20180
unit dengan inventory awal sebesar 2000 unit yang diketahui Setelah itu
dilakukan disagregasi keselurahan periode dan item lalu dilakukan rencana
produksi setiap item setiap periode..

5.2 Pembahasan

Dari hasil analisa tersebut maka didapatkan rumusan sebagai berikut :

1. Data struktur produk yang diambil sebanyak 2 family, yaitu family B


dan K dimana family B memiliki 3 item dan family K memilik 2 item.
lalu dilakukan persentasi proporsi pada setiap item. Didapatkan
persentasi proporsi BM=0,22, BK=0,27, BS=0,31, KM=0,12, dan
KK=0,08 dan faktor konversi BM=0,73, BK=0,87, BS=0,1, KM=0,1,
dan KK=0,66
.
2. Data untuk peramalan permintaan menggunakan 12 periode, dengan
data permintaan yaitu 1615, 1715, 1615, 1715, 1715, 1715, 1615, 1615,
1715,1715,1715,1715.

3. Demand per unit sebesar 18182 dimana hasilnya didapatkan dari persen
proporsi dikalikan dengan jumlah demand peramalan.
.
4. Setelah itu dilakukan disagregasi keselurahan periode dan item lalu
dilakukan rencana produksi setiap item setiap periode
.

29
BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari praktikum ini adalah :


30
1. Perencanaan disagregasi berguna untuk meminimumkan total biaya

produksi.

2. Perencanaan disagregasi berguna untuk mengetahui rencana produksi

setiap item.

3. Perencanaan disagregasi merupakan cara untuk menyusun jadwal induk

produksi

6.2 Saran

Setiap perusahaan diharapkan dapat menggunakan metode disagregat


karen dapat menguntungkan perusahaan itu sendiri

DAFTAR PUSTAKA

1. Gazpersz, Vincent, Production Planning and Inventory Control-Berdasarkan


Pendekatan Sistem Terintregrasi MRP II dan JIT Menuju Manufacturing 21,
PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1998.

31
2. Chase, R. B, Aquilano, N. J, and Jacobs, F. R, Production and Operation
managementmanufacturing and Services, McGraw-Hill, Boston, 1998.
Assauri, Sofjan, Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi Revisi, Fakultas
Ekonomi UI, Jakarta, 1999. Ahyari, Agus, Manajemen Produksi dan
Perencanaan Sistem Produksi, BPFE,Yogyakarta, 1989.

3. Bedwoth, David D dan James E Bailey, Integrated Production Control


System

4. Management, Analysis, Design, John Willey & Sons, New York, 1987.

32

Anda mungkin juga menyukai