Anda di halaman 1dari 20

Praktikum Perancangan Teknik Industri 2 PTA 2020/ 2021

BAB II
PENURUNAN KONSEP

2.1. Landasan Teori


Landasan teori adalah sebuah konsep dengan pernyataan yang tertata rapi
dan sistematis memiliki variabel dalam penelitian karena landasan teori menjadi
landasan yang kuat dalam penelitian yang akan dilakukan. Landasan teori pada
modul penurunan konsep adalah mengenai pengembangan konsep, konsep
produk, kesalahan penurunan konsep, dan metode penurunan konsep.

2.1.1 Pengembangan Produk


Proses pengembangan produk adalah urutan langkah-langkah atau
kegiatan dimana suatu perusahaan berusaha untuk menyusun, merancang, dan
mengkomersialkan suatu produk (Ulrich dan Eppiger, 2001). Berdasarkan proses
pengembangan produk dibagi menjadi enam tahapan fase) pengembangan produk.
Berikut ini adalah enam fase pengembangan produk (Ulrich, 2001).
1. Fase 0. Perencanaan
Kegiatan ini disebut sebagai ‘zerofase’ karena kegiatan ini mendahului
persetujuan proyek dan proses peluncuran pengembangan produk aktual.
2. Fase 1. Pengembangan Konsep
Pada fase pengembangan konsep, kebutuhan pasar target diidentifikasi,
alternatif konsep-konsep produk dibangkitkan dan dievaluasi, dan satu atau
lebih konsep dipilih untuk pengembangan dan percobaan lebih jauh. Dimana
yang dimaksud dengan konsep di sini adalah uraian dari bentuk, fungsi, dan
tampilan suatu produk dan biasanya disertai dengan sekumpulan spesifikasi,
analisis produk-produk pesaing serta pertimbangan ekonomis proyek.
3. Fase 2. Perancangan Tingkatan Sistem
Fase Perancangan Tingkatan Sistem mencakup definisi arsitektur produk dan
uraian produk menjadi subsistem-subsistem serta komponen- komponen.
Output pada fase ini biasanya mencakup tata letak bentuk produk, spesifikasi

II-1
II-2

secara fungsional dari tiap subsistem produk, serta diagram aliran proses
pendahuluan untuk proses rakitan akhir.
4. Fase 3. Perancangan Detail
Fase perancangan detail mencakup spesifikasi lengkap dari bentuk, material,
dan toleransi-toleransi dari seluruh komponen unit pada produk dan
identifikasi seluruh komponen standar yang dibeli dari pemasok. Rencana
proses dinyatakan dan peralatan dirancang untuk tiap komponen yang dibuat,
dalam sistem produksi. Output dari fase ini adalah pencatatan pengendalian
untuk produk, gambar untuk tiap komponen produk dan peralatan
produksinya, spesifikasi komponen-komponen yang dapat dibeli, serta
rencana untuk proses pabrikasi dan perakitan produk.
5. Fase 4. Pengujian dan Perbaikan
Fase pengujian dan perbaikan melibatkan konstruksi dan evaluasi dari
bermacam-macam versi produksi awal produk. Prototipe awal (alpha)
biasanya dibuat dengan menggunakan komponen-komponen dengan bentuk
dan jenis material pada produksi sesungguhnya, namun tidak memerlukan
proses pabrikasi dengan proses yang sama dengan yang dilakukan pada
proses pabrikasi sesungguhnya. Sasaran dari prototipe beta biasanya adalah
untuk menjawab pertanyaan mengenai kinerja dan keandalan dalam rangka
mengidentifikasi kebutuhan perubahan- perubahan secara teknik untuk
produk akhir.
6. Fase 5. Produksi awal
Pada fase produksi awal, produk dibuat dengan menggunakan sistem produksi yang
sesungguhnya. Tujuan dari produksi awal ini adalah untuk melatih tenaga kerja dalam
memecahkan permasalahan yang mungkin timbul pada proses produksi
sesungguhnya. Pada beberapa titik pada masa peralihanini, produk diluncurkan dan
mulai disediakan untuk didistribusikan (Ulrich dan Eppinger, 2001).

2.1.2 Konsep Produk


Konsep produk merupakan gambar singkat bagaimana produk memuaskan
kebutuhan pelanggan. Sebuah konsep biasanya diekspresikan sebagai sebuah

Praktikum Perancangan Teknik Industri 2 PTA 2020/ 2021


II-3

sketsa atau sebagai sebuah model 3 dimensi secara garis besar dan seringkali
disertai oleh sebuah uraian gambar. Produk dapat memuaskan pelanggan dan
dapat sukses dipasaran bergantung pada nilai yang tinggi untuk ukuran kualitas
yang mendasari suatu konsep. Proses penyusunan konsep dimulai dengan
serangkaian kebutuhan pelanggan dan spesifikasi target, dan diakhiri dengan
terciptanya beberapa konsep produk sebagai sebuah pilihan akhir. (Ullrich dan
Epinger, 2001).

2.1.3 Kesalahan Penurunan Konsep


Tim pengembang pasti melakukan kesalahan yang tidak diinginkan. Oleh
karena itu berikut ini adalah kesalahan-kesalahan yang bisa dilakukan oleh tim
pengembangan dalam menurunkan konsep (Ulrich, 2001).
1. Mempertimbangkan hanya 1 atau 2 alternatif (biasanya diusulkan oleh
anggota yang asertif).
2. Kegagalan mempelajari kelemahan konsep yang dibuat oleh perusahaan lain,
baik oleh produk yang berhubungan atau tidak.
3. Integrasi solusi parsial tidak efektif.
4. Kegagalan mempertimbangkan seluruh kategori solusi.
Penyusunan konsep akan mengurangi kesalahan-kesalahan yang terjadi
bila dilakukan dengan cara mengumpulkan informasi dari banyak sumber yang
terpisah, kemudian tim berusaha menggali alternatif, dengan menyediakan sebuah
mekanisme untuk solusi-solusi parsial yang terintergrasi. Metode terstruktur juga
menyediakan prosedur bertahap untuk anggota tim yang mungkin kurang
berpengalaman dalam kegiatan perancangan yang intensif dan memperbolehkan
mereka untuk berpartisipasi secara aktif dalam proses (Ulrich, 2001).

2.1.4 Metode Penurunan Konsep


Konsep produk merupakan gambaran singkat bagaimana produk
memuaskan kebutuhan pelanggan. Proses penyusunan konsep dimulai dengan
serangkaian kebutuhan pelanggan dan spesifikasi target, dan diakhiri dengan

Praktikum Perancangan Teknik Industri 2 PTA 2020/ 2021


II-4

terpilihnya beberapa konsep produk sebagai sebuah pilihan akhir. Penyusunan


konsep mempunyai lima langkah metode penyusunan:
1. Memperjelas Masalah
Memperjelas masalah mencakup pengembangan sebuah pengertian umum
dan pemecahan sebuah masalah menjadi sub masalah. Sebuah masalah
tunggal dapat dibagi menjadi beberapa sub masalah yang lebih sederhana.
Pernyataan misi untuk proyek, daftar kebutuhan pelanggan dan spesifikasi
produk awal merupakan input yang ideal untuk proses penyusunan konsep,
meskipun seringkali bagian – bagian ini masih diperbaiki pada saat tahapan
penyusunan konsep dimulai.
2. Pencarian Secara Eksternal
Pencarian eksternal menghasilkan solusi yang pada pokoknya merupakan
proses pengumpulan informasi. Ada lima cara yang baik untuk
mengumpulkan informasi dari sumber eksternal, yaitu mengadakan
wawancara dengan pengguna utama, konsultasi dengan pakar, pencarian
paten, pencarian literature dan menganalisis (benchmarking) pesaing.
3. Pencarian Secara Internal
Pencarian internal merupakan penggunaan pengetahuan dan kreativitas dari
tim dan pribadi untuk menghasilkan konsep solusi. Semua pemikiran yang
timbul berasal dari pemikiran orang – orang yang berada dalam tim.
4. Menggali Secara Sistematis
Sebagai hasil dari pencarian eksternal dan internal, tim telah mengumpulkan
puluhan atau ratusan penggalan konsep. Penggalian sistematik ditujukan
untuk mengarahkan penggalan solusi. Ada dua alat spesifik untuk mengatur
kerumitan dan mengatur pemikiran tim yakni:
a. Pohon klasifikasi konsep Pohon klasifikasi konsep digunakan untuk
memisahkan keseluruhan yang mungkin ke dalam beberapa grup atau
beberapa alternative tertentu.
b. Tabel kombinasi konsep Tabel ini merupakan cara untuk
mempertimbangkan kombinasi solusi secara sistematis sehingga dapat
mendorong pemikiran kreatif yang lebih jauh.

Praktikum Perancangan Teknik Industri 2 PTA 2020/ 2021


II-5

5. Merefleksikan Hasil dan Proses


Merefleksikan pada penyelesaian dan proses merupakan pengidentifikasian
peluang untuk sebuah perbaikan pada interasi berikutnya atau proyek yang
akan dating. Langkah-langkah refleksi diletakan diakhir namun sebaiknya
refleksi dilakukan pada keseluruhan proses.

2.2. Hasil dan Pembahasan


Hasil dan pembahasan merupakan hasil pengamatan yang telah dianalisa
untuk menjawab pertanyaan dari pengamatan tersebut. Hasil dan pembahasan
dibuat dengan tujuan untuk menafsirkan dan menjelaskan dari apa saja yang telah
diamati oleh peneliti. Berikut adalah hasil dan pembahasan pada modul penurunan
konsep yang berisikan data penunjang kebutuhan pelanggan menggunakan format
dalam bentuk HOQ atau house of quality, pohon klasifikasi, tabel kombinasi, dan
analisis dari setiap pembahasan tersebut. Berikut merupakan hasil dan
pembahasan yang terdapat di penurunan konsep.

2.2.1 House of Quality


House of Quality (HOQ) digunakan dengan menerjemahkan kebutuhan
atau permintaan pelanggan, berdasarkan riset pasar dan benchmarking data, dalam
jumlah yang sesuai target yang harus dipenuhi oleh desain produk baru. Berikut
merupakan Gambar 2.1 House of Quality Produk Tempat Sarung Tangan Dan
Kaos Kaki.

Praktikum Perancangan Teknik Industri 2 PTA 2020/ 2021


II-6

Gambar 2.1 House of Quality Produk Tempat Sarung Tangan dan Kaos Kaki
Berdasarkan gambar 2.1 House of Quality produk tempat sarung tangan
dan kaos kaki yang telah dibuat, terdapat beberapa analisis berupa customer
needs, technical characteristics, correlation matrix between whats and hows,
directions of improvement, how much, roof atas, roof samping, customer
assessment, technical assessment, organizational difficulty, weighted importance,
dan relative importance. Berikut analisis dari House of Quality 1 produk tempat
bumbu dapur.
Customer needs adalah kebutuhan dan keinginan pelanggan terhadap suatu
produk/ jasa, data tersebut didapatkan dari hasil kuesioner yang dibagikan kepada
para responden. Kebutuhan pelanggan terdiri dari kebutuhan primer, sekunder,

Praktikum Perancangan Teknik Industri 2 PTA 2020/ 2021


II-7

dan tersier. Kebutuhan primer dari produk tempat sarung tangan dan kaos kaki
adalah berupa tempat sarung tangan dan kaos kaki, untuk kebutuhan sekunder
berupa performance, durability, dan feature, sedangkan kebutuhan terseier
merupakan bagian dari kebutuhan sekunder. Kebutuhan tersier dari permormance
yaitu, produk berukuran berukuran luas dengan bobot nilai 4 yang berarti
pelanggan setuju dan produk dapat menyimpan banyak kaos kaki dengan bobot
nilai 5 yang berarti para pelanggan sangat setuju. Kebutuhan tersier dari
durability yaitu, produk memiliki material yang sangat kokoh dengan bobot nilai 5
yang berarti para pelanggan dan produk memiliki daya tahan yang lama dengan
bobot nilai 5 yang berarti para pelanggan sangat setuju. Kebutuhan tersier dari
feature yaitu, produk terdapat fitur tambahan dengan bobot nilai 5 yang bearti para
pelanggan sangat setuju.
Techical characteristics adalah proses ketika Tim pengembang
menggunakan metode untuk menterjemahkan kebutuhan dan keinginan pelanggan
yang ingin direalisasikan kepada produk berdasarkan karakteristik yang
diharapkan oleh pelanggan dalam memenuhi keinginan dan kebutuhan pelanggan.
Karakterisktik teknik terbagi menjadi karaketeristik teknik primer, sekunder, dan
tersier. Karakteristik teknik primer produk tempat sarung tangan dan kaos kaki
adalah berupa tempat sarung tangan dan kaos kaki sedangkan untuk karakteristik
teknis sekundernya yaitu material, dimensi, inovasi, dan ketahanan. Karakteristik
teknik tersier merupakan bagian dari karakteristik sekunder, untuk karakteristik
tersier dari material adalah kayu multipeks dengan bobot nilai 4 yang berarti
unggul, karakteristik teknis tersier dari dimensi teridiri panjang, lebar, tinggi
dengan masing-masing bobot nilai sama yaitu 4 yg berarti sangat unggul, untuk
inovasi yaitu berupa tambahan tutup pada produk tempat sarung tangan dan kaos
kaki dengan bobot nilai 3 yang berarti cukup unggul, dan untuk ketahanan yaitu,
produk diberi jenis pelapis dengan bobot nilai 4 yang berarti unggul.
Correlation matrix between whats and hows menjelaskan mengenai
seberapa besar hubungan antara karakteristik teknis dengan kebutuhan pelanggan
yang penilaiannya oleh pelanggan terhadap bagian yang di anggap penting untuk
di dapatkan perlakuan terhadap jasa ataupun produk. Tim pengembang pada

Praktikum Perancangan Teknik Industri 2 PTA 2020/ 2021


II-8

produk sarung dan kaos kaki ingin memaksimalkan ataupun meningkatkan


kualitas pada produknya dengan mempelajari HOQ. Produk berukuran luas
berhubungan dengan berat yang ditunjukan dengan simbol , dengan nilai 9 yang
terdapat pada berat produk sarung tangan dan kaos kaki. Produk memiliki sifat
material yang kokoh yang berhubungan dengan jenis material ditunjukan dengan
simbol , dengan nilai 9 terdapat pada jenis material produk sarung tangan dan
kaos kaki. Produk tahan lama yang berhubungan dengan jenis pelapis ditunjukan
dengan simbol , dengan nilai 9 terdapat jenis pelapis pada produk sarung tangan
dan kaos kaki. Produk dapat menyimpan banyak barang berhubungan dengan
panjang, lebar, dan tinggi ditunjukan dengan simbol , dengan nilai 9 yang
terdapat pada panjang, lebar, dan tinggi pada produk sarung tangan dan kaos kaki.
Produk memiliki fitur tambahan berhubungan dengan penutup ditunjukan dengan
simbol , dengan nilai 9 yang terdapat penutup pada produk sarung tangan dan
kaos kaki.
Direction of Improvement adalah suatu metode untuk mengetahui
arahpengembangan dari masing-masing respon teknis yang akan memberikan
peningkatan terhadap kepuasaan pelanggan. Pada Material kayu diberi simbol
artinya simbol tersebut yaitu produk yang dibuat sama-sama menggunakan jenis
materialnya yaitu kayu multipleks. Dimensi panjang diberi simbol artinya simbol
tersebut yaitu panjang dari produk inovasi ditambahkan menjadi 44cm cm dari
produk referensinya yaitu sebesar 40 cm, karena pada produk pesaing dengan
ukuran 40 cm masih terlalu kecil untuk menyimpan Kaos kaki dan sarung tangan.
Dimensi lebar diberi simbol artinya simbol tersebut yaitu lebar dari produk
inovasi diturunkan mejadi 23 cm dari produk referensi yaitu sebesar 35 cm karena
pada produk pesaing dengan ukuran 35 cm masih terlalu menyulitkan untuk
dibawa kemana-mana karena terlalu lebar. Dimensi tinggi di beri simbol berupa
artinya simbol tersebut yaitu untuk tinggi produk inovasi dinaikian menjadi 36 cm
dari produk refrensi yaitu sebesar 30 cm. Dimensi Berat produk diberi simbol
berupa artinya simbol tersebut yaitu berat produk inovasi lebih berat dari pada
berat produk pesaing, karena dimensi pada produk inovasi lebih besar dari pada
produk pesaing. Berdasarkan segi inovasi diberi simbol berupa artinya simbol

Praktikum Perancangan Teknik Industri 2 PTA 2020/ 2021


II-9

tersebut yaitu pada produk inovasi adanya penambahan yaitu berupa penutup,
dimana konsumen akan lebih tertarik pada produk Tempat Sarung tangan dan
Kaos kaki karena adanya penambahan penutup. Berdasarkan segi ketahanan
diberikan simbol yang artinya untuk segi ketahanan dari produk inovasi lebih
baik dibandingkan produk pesaing, karena pada produk inovasi diberikan
tambahan yaitu pelapis.
How much ini terdapat jenis material kayu yang menjadi target tim
pengembang untuk dipakai yaitu jenis material kayu multipleks. Produk sarung
tangan dan kaos kaki ini memiliki berat sebesar ± 2 kg dengan dimensi dari
produk tempat sarung tangan dan kaos kaki yaitu Panjang 44 cm, lebar 23 cm, dan
tinggi 36 cm. Pada produk ini tempat sarung tangan dan kaos kaki tim
pengembang menambahkan inovasi yaitu 1 unit penutup untuk menutup bagian
atas produk dan juga produk ini ditambahkan jenis pelapis sebesar 500ml
sehingga produk bisa bertahan lebih lama.
Organizational Difficulty ini digunakan untuk menentukan seberapa sulit
Tim pengembang dalam memenuhi karakteristik teknis pada suatu produk.
Tingkatan Kesulitan ini terdapat 5 tingkat mulai dari tingkat 1 sampai tingkat 5.
Tingkat 1 sangat sangat mudah, tingkat 2 menunjukan mudah dalam memenuhi
karakteristiknya, tingkat 3 menunjukkan cukup mudah dalam memenuhi
karakteristik teknis tersebut, tingkat 4 menunjukan sulit bagi tim pengembang
dalam mewujudkan karakteristik teknisnya dan terakhir tingkat 5 yang
menunjukan sangat sulit untuk mewujudkan karakteristik teknis tersebut.
Organizational Difficulty pada produk tempat sarung tangan dan kaos kaki pada
jenis material kayu multipleks bernilai 3 yang berarti cukup mudah bagi tim
pengembang untuk memenuhi karakteristik produk berbahan kayu multipleks.
Kemudian pada dimensi panjang, lebar, tinggi ini bernilai 2 yang berarti mudah
bagi tim pengembang untuk mewujudkan dimensi panjang, lebar, tinggi tersebut.
Pada tambahan inovasi penutup menunjukkan nilai 3 berarti cukup mudah bagi
tim pengembang untuk mewujudkan inovasi penutup ini. Terakhir pada ketahanan
jenis pelapis bernilai 3 juga sama seperti inovasi yang berarti cukup mudah bagi
tim pengembang untuk mewujudkan produk yang diberi jenis pelapis ini.

Praktikum Perancangan Teknik Industri 2 PTA 2020/ 2021


II-10

Custumer assessment adalah bobot yang digunakan untuk membandingkan


antara produk inovasi dengan produk pesaing berdasarkan kebutuhan pelanggan.
Berdasarkan segi produk berukuran luas, produk pesaing memperoleh bobot
sebesar 2 yang artinya tidak unggul, sedangkan pada produk inovasi memperoleh
bobot sebesar 4 yang artinya unggul karena pada produk pesaing memiliki ukuran
yang lebih kecil jika dibandingkan dengan produk inovasi sehingga produk
inovasi menjadi lebih luas dan dapat menampung lebih banyak sarung tangan dan
kaos kaki. Berdasarkan segi produk memiliki sifat material yang kokoh, produk
pesaing mendapatkan bobot sebesar 3 yang artinya cukup unggul, sedangkan pada
produk inovasi memperoleh bobot sebesar 4 yang artinya unggul karena pada
produk inovasi menggunakan material yang lebih kokoh daripada yang digunakan
oleh produk pesaing. Berdasarkan segi produk tahan lama, produk pesaing
memperoleh bobot sebesar 3 yang artinya cukup unggul, sedangkan pada produk
inovasi memperoleh bobot sebesar 5 yang artinya sangat unggul karena pada
produk inovasi menggunakan jenis pelapis dan desain yang kokoh, sehingga akan
tahan lebih lama masa penggunaannya jika dibandingkan dengan produk pesaing.
Berdasarkan segi produk dapat menyimpan banyak barang, produk pesaing
memperoleh bobot sebesar 3 yang artinya cukup unggul, sedangkan pada produk
inovasi memperoleh bobot sebesar 5 yang artinya sangat unggul karena pada
produk inovasi memiliki ukuran yang lebih besar jika dibandingkan dengan
produk pesaing, sehingga produk inovasi dapat menampung lebih banyak sarung
tangan dan kaos kaki untuk disimpan. Berdasarkan segi produk memiliki fitur
tambahan, produk pesaing memperoleh bobot sebesar 3 yang artinya cukup
unggul, sedangkan pada produk inovasi memperoleh bobot sebesar 4 yang artinya
unggul karena produk inovasi memiliki fitur tambahan penutup, di mana penutup
tersebut berfungsi agar barang sarung tangan maupun kaos kaki aman berada di
dalamnya, sehingga produk inovasi akan lebih aman dibandingkan dengan produk
pesaing yang tidak memiliki penutup.
Technical assessment adalah bobot yang digunakan untuk
membandingkan antara produk inovasi dengan produk pesaing berdasarkan
karakteristik teknis. Produk tempat sarung tangan dan kaos kaki berdasarkan

Praktikum Perancangan Teknik Industri 2 PTA 2020/ 2021


II-11

technical assessment dari segi jenis material kayu, produk pesaing memperoleh
bobot sebesar 4 yang artinya unggul, sedangkan pada produk inovasi memperoleh
bobot sebesar 4 yang artinya unggul karena kedua produk pesaing dan produk
inovasi menggunakan jenis material kayu yang sama yaitu multipleks.
Berdasarkan segi dimensi panjang, produk pesaing memperoleh bobot sebesar 3
yang artinya cukup unggul, sedangkan pada produk inovasi memperoleh bobot
sebesar 4 yang artinya unggul karena panjang produk pesaing yaitu 40 cm dan
produk inovasi 44 cm, dimana ukuran tersebut bisa dibilang sudah cukup untuk
menyimpan sarung tangan dan kaos kaki. Berdasarkan segi dimensi lebar, produk
pesaing memperoleh bobot sebesar 3 yang artinya cukup unggul sedangkan pada
produk inovasi memperoleh bobot sebesar 4 yang artinya unggul karena lebar
produk pesaing yaitu 35 cm dan produk inovasi 23 cm, dimana ukuran tersebut
bisa dibilang sudah cukup untuk menyimpan sarung tangan dan kaos kaki.
Berdasarkan segi dimensi tinggi, produk pesaing memperoleh bobot sebesar 3
yang artinya cukup unggul sedangkan pada produk inovasi memperoleh bobot
sebesar 4 yang artinya unggul karena tinggi produk pesaing yaitu 30 cm dan
produk inovasi 36 cm, dimana ukuran tersebut bisa dibilang sudah cukup untuk
menyimpan sarung tangan dan kaos kaki. Berdasarkan segi dimensi berat, produk
pesaing memperoleh bobot sebesar 3 yang artinya cukup unggul sedangkan pada
produk inovasi memperoleh bobot sebesar 5 yang artinya sangat unggul karena
produk inovasi memiliki ukuran yang lebih besar sehingga memuat lebih banyak
sarung tangan dan kaos kaki dibandingkan dengan produk pesaing yang memiliki
ukuran lebih kecil. Berdasarkan segi fitur tambahan, produk pesaing memperoleh
bobot sebesar 2 yang artinya tidak unggul sedangkan pada produk inovasi
memperoleh bobot sebesar 3 yang artinya cukup unggul karena produk pesaing
tidak memiliki fitur tambahan penutup sehingga produk inovasi lebih unggul
karena memiliki fitur tambahan penutup. Berdasarkan segi ketahanan, produk
pesaing memperoleh bobot sebesar 1 yang artinya sangat tidak unggul sedangkan
pada produk inovasi memperoleh bobot sebesar 4 yang artinya unggul karena
produk inovasi menggunakan jenis pelapis yang membuat ketahanannya lebih

Praktikum Perancangan Teknik Industri 2 PTA 2020/ 2021


II-12

kuat dibandingkan dengan produk pesaing yang tidak menggunakan jenis pelapis
apapun.
Relative Importance merupakan presentase dari weight importance dalam
bentuk diagram batang. Pada diagram ini menunjukan bahwa nilai yang harus
diprioritaskan oleh Tim pengembang terdapat pada (Jenis material, dimensi
panjang, dimensi lebar, dimensi tinggi, penutup dan jenis pelapis) yang artinya
prioritas ini harus dikembangkan oleh Tim pengembang.
Weight importance merupakan bobot nilai yang menunjukan kepentingan
yang harus diprioritaskan oleh Tim pengembang agar dapat memenuhi kebutuhan
konsumen. Hasil dari perhitungan HOQ pada produk tempat sarung tangan dan
kaos kaki yaitu pada kolom 1 “Jenis Material” dengan bobot nilai yaitu 45.00 ini
didapatkan dari nilai customer importance yang dikalikan dengan nilai hubungan
pada kebutuhan pelanggan yaitu dengan bobot nilai 9 di kali dengan customer
importance kolom 1 sebesar 5.0 = 45.00. Lalu pada kolom 2 yaitu “Panjang”
dengan bobot nilai yaitu 45.00 ini didapatkan dari nilai customer importance yang
dikalikan dengan nilai hubungan pada kebutuhan pelanggan yaitu dengan bobot
nilai 9 di kali dengan customer importance kolom 2 sebesar 5.0 = 45.00. Lalu
pada kolom 3 yaitu “Lebar” dengan bobot nilai yaitu 45.00 ini didapatkan dari
nilai customer importance yang dikalikan dengan nilai hubungan pada kebutuhan
pelanggan yaitu dengan bobot nilai 9 di kali dengan customer importance kolom 3
sebesar 5.0 = 45.00. Lalu pada kolom 4 yaitu “Tinggi” dengan bobot nilai yaitu
45.00 ini didapatkan dari nilai customer importance yang dikalikan dengan nilai
hubungan pada kebutuhan pelanggan yaitu dengan bobot nilai 9 di kali dengan
customer importance kolom 4 sebesar 5.0 = 45.00. Lalu pada kolom 5 yaitu
“Berat” dengan bobot nilai yaitu 36.00 ini didapatkan dari nilai customer
importance yang dikalikan dengan nilai hubungan pada kebutuhan pelanggan
yaitu dengan bobot nilai 9 di kali dengan customer importance kolom 5 sebesar
4.0 = 36.00. Lalu pada kolom 6 yaitu “Penutup” dengan bobot nilai yaitu 45.00 ini
didapatkan dari nilai customer importance yang dikalikan dengan nilai hubungan
pada kebutuhan pelanggan yaitu dengan bobot nilai 9 di kali dengan customer
importance kolom 6 sebesar 5.0 = 45.00. Lalu pada kolom 7 yaitu “Jenis pelapis”

Praktikum Perancangan Teknik Industri 2 PTA 2020/ 2021


II-13

dengan bobot nilai yaitu 45.00 ini didapatkan dari nilai customer importance yang
dikalikan dengan nilai hubungan pada kebutuhan pelanggan yaitu dengan bobot
nilai 9 di kali dengan customer importance kolom 7 sebesar 5.0 = 45.00. Dengan
begitu dapat disimpulkan weight importance pada (Jenis material, dimensi
panjang, dimensi lebar, dimensi tinggi, penutup dan jenis pelapis) menunjukan
nilai yang sama yakni 45.00. Sedangkan pada dimensi berat menunjukan nilai
yang berbeda yakni 36.00. Dengan jumlah total weight importance sebesar 306.
Berdasarkan nilai yang ada (Jenis material, dimensi panjang, dimensi lebar,
dimensi tinggi, penutup dan jenis pelapis) merupakan weight importance dengan
karakteristik yang paling dominan untuk difokuskan Tim pengembang dalam
pengembangan produk tempat sarung tangan dan kaos kaki.

2.2.2 Pohon Klasifikasi Keseluruhan


Pohon klasifikasi adalah aturan untuk memprediksi kelas dari sebuah
objek dari nilai-nilai variabel predictor. Pohon klasifikasi keseluruhan merupakan
metode yang digunakan untuk membantu memisahkan ataupun mengelompokan
tiap bagian berdasarkan karakter serta kelas yang berbeda. Berikut merupakan
Gambar 2.2 Pohon Klasifikasi Keseluruhan Produk Tempat Sarung Tangan Dan
Kaos Kaki.

Praktikum Perancangan Teknik Industri 2 PTA 2020/ 2021


II-14

Gambar 2.2 Pohon Klasifikasi Keseluruhan Produk Tempat Sarung Tangan dan Kaos Kaki
Pohon klasifikasi keseluruhan adalah metode yang digunakan untuk
membantu memisahkan ataupun mengelompokan tiap bagian berdasarkan
karakter serta kelas yang berbeda. Pohon klasifikasi keseluruhan ini dapat
membantu memprediksi dalam mengambil keputusan yang lebih akurat. Pada
pohon klasifikasi keseluruhan tersebut, yaitu produk tempat sarung tangan dan
kaos kaki terdapat beberapa bagian yang sudah dikelompokan menjadi 4
klasifikasi sesuai dengan karakternya masing-masing.
Kebutuhan pelanggan untuk klasifikasi yang pertama yaitu “Produk
berukuran besar” terdapat 3 pillihan solusi yang terdapat pada ukuran tersebut
diantaranya (32 x 32 x 23) cm, (35 x 35 x 25) cm (20 x 20 x 15) cm alasan
digunakannya produk berukuran besar karena konsumen menginginkan agar
produk tempat sarung tangan dan kaos kaki beukuran besar.
Kebutuhan pelanggan pada klasifikasi yang kedua yaitu “Produk
bermaterial kayu” terdapat 3 pillihan solusi pada material yang digunakan pada
produk tersebut yaitu jenis kayu jati, kayu mahoni, dan multipleks alasan yang

Praktikum Perancangan Teknik Industri 2 PTA 2020/ 2021


II-15

digunakan produk bermaterial kayu yaitu agar produk sarung tangan dan kaos
kaki memiliki material yang awet dan harga yang lebih terjangkau.
Kebutuhan pelanggan pada klasifikasi yang ketiga yaitu “Produk tahan
lama” terdapat 3 pilihan solusi pada bahan untuk membuat produk menjadi tahan
lama yaitu digunakannya jenis pelapis seperti cat, pernis, dan plitur alasan
digunakannya bahan tersebut adalah untuk membuat produk sarung tangan dan
kaos kaki menjadi lebih tahan lama untuk digunakan dalam jangka waktu yang
panjang.
Kebutuhan pelanggan yang terakhir yaitu pada klasifikasi keempat
“Produk memiliki fitur tambahan” terdapat 3 pilihan solusi yang di dapat
digunakan pada produk sarung tangan dan kaos kaki yaitu jenis fitur tambahan
yang digunakan yaitu roda, penutup, dan gantungan alasan digunakannya solusi
yang tersedia pada fitur tambahan produk sarung tangan dan kaos kaki yaitu agar
produk tersebut memiliki nilai lebih ataupun kegunaan lain yang dapat digunakan
pada produk tersebut.

2.2.3 Pohon Klasifikasi Terpilih


Pohon klasifikasi adalah aturan untuk memprediksi kelas dari sebuah
objek dari nilai-nilai variabel predictor. Pohon klasifikasi terpilih merupakan
metode yang digunakan untuk memperkirakan anggota objek dalam kelas kelas
yang berbeda. Berikut merupakan Gambar 2.3 Pohon Klasifikasi Terpilih Produk
Tempat Sarung Tangan Dan Kaos Kaki.

Praktikum Perancangan Teknik Industri 2 PTA 2020/ 2021


II-16

Gambar 2.3 Pohon Klasifikasi Terpilih Produk Tempat Sarung Tangan dan Kaos Kaki
Pohon klasifikasi terpilih merupakan metode yang digunakan untuk
memperkirakan anggota objek dalam kelas kelas yang berbeda. Pohon klasifikasi
terpilih ini digunakan untuk memprediksi sebuah kelas variable satu atau lebih.
Pada pohon klasifikasi terpilih dari produk tempat sarung tangan dan kaos kaki
terdapat 4 kelompok yang sudah di klasifikasi dengan bagiannya masing masing.
Kebutuhan pelanggan pada klasifikasi pertama yaitu “Produk berukuran
besar” terdapat solusi yang di dapatkan berdasarkan keputusan yang sangat di
butuhkan ataupun diinginkan oleh konsumen pada produk sarung tangan dan kaos
kaki yaitu ukuran (32 x 32 x 23) cm dan (35 x 35 x 25) cm, tidak dipilihnnya
ukuran (20 x 20 x 15) adalah dikarenakan ukuran tersebut dianggap terlalu kecil
ataupun tidak sesuai dengan kebutuhan pelanggan
Kebutuhan pelanggan pada klasifikasi kedua yaitu “Produk bermaterial
kayu” terdapat solusi yang di dapatkan berdasarkan keputusan yang sangat di
butuhkan ataupun diinginkan oleh pelanggan yaitu jenis kayu jati dan multipleks,
tidak dipilihnya kayu mahoni adalah karena kayu tersebut di anggap tidak sesuai

Praktikum Perancangan Teknik Industri 2 PTA 2020/ 2021


II-17

pada produk sarung tangan dan kaos kaki dan juga tidak di inginkan oleh
pelanggan.
Kebutuhan pelanggan pada klasifikasi klasifikasi ketiga yaitu “Produk
tahan lama” terdapat solusi yang di dapatkan berdasarkan keputusan ataupun
keinginan yang sangat dibutuhkan oleh konsumen yaitu jenis pelapis cat dan
pernis, alasan tidak digunakannya plitur karena bahan tersebut tidak cocok untuk
daya tahan yang digunakan pada produk sarung tangan dan kaos kaki
dibandingkan dengan cat ataupun pernis.
Kebutuhan pelanggan yang terakhir terdapat pada klasifikasi keempat
yaitu “Produk memiliki fitur tambahan” terdapat solusi yang digunakan
berdasarkan kebutuhan yang sangat diinginkan oleh konsumen yaitu jenis fitur
tambaha roda dan penutup, tidak digunakannya gantungan karena fitur tambahan
tersebut dianggap tidak terlalu berguna ataupun berpengaruh pada produk sarung
tangan dan kaos kaki.

2.2.4 Tabel Kombinasi


Tabel kombinasi konsep dari produk tempat sarung tangan dan kaos kaki
menyediakan bagaimana cara untuk mempertimbangkan kombinasi solusi dari
pohon klasifikasi konsep. Pada tabel kombinasi produk tempat sarung tangan dan
kaos kaki terdapat produk berukuran besar, bermaterial kayu, tahan lama, dam
fitur tambahan. Berikut merupakan tabel 2.1 kombinasi produk tempat sarung
tangan dan kaos kaki.
Tabel 2.1 Kombinasi Produk Tempat Sarung Tangan dan Kaos Kaki
Konsep Produk Berukuran Produk Bermaterial Produk Tahan Produk Fitur
Besar Kayu Lama Tambahan
A (32x32x23) cm Kayu Jati Cat Roda
B (32x32x23) cm Kayu Jati Cat Penutup
C (32x32x23) cm Kayu Jati Pernis Roda
D (32x32x23) cm Kayu Jati Pernis Penutup
E (32x32x23) cm Multipleks Cat Roda
F (32x32x23) cm Multipleks Cat Penutup
G (32x32x23) cm Multipleks Pernis Roda
H (32x32x23) cm Multipleks Pernis Penutup
I (35x35x25) cm Kayu Jati Cat Roda
J (35x35x25) cm Kayu Jati Cat Penutup
K (35x35x25) cm Kayu Jati Pernis Roda
L (35x35x25) cm Kayu Jati Pernis Penutup

Praktikum Perancangan Teknik Industri 2 PTA 2020/ 2021


II-18

M (35x35x25) cm Multipleks Cat Roda


Tabel 2.1 Kombinasi Produk Tempat Sarung Tangan dan Kaos Kaki (Lanjutan)
Konsep Produk Berukuran Produk Bermaterial Produk Tahan Produk Fitur
Besar Kayu Lama Tambahan
N (35x35x25) cm Multipleks Cat Penutup
O (35x35x25) cm Multipleks Pernis Roda
P (35x35x25) cm Multipleks Pernis Penutup
Tabel kombinasi adalah konsep dari produk tempat sarung tangan dan
kaos kaki menyediakan bagaimana cara untuk mempertimbangkan kombinasi
solusi dari pohon klasifikasi konsep. Melalui proses penurunan konsep yang
dilalui, telah dihasilkan pohon klasifikasi terpilih hingga tabel kombinasi sebagai
uraiannya. Empat kebutuhan konsumen yang dikembangkan yaitu produk
berukuran besar, produk bermaterial kayu, produk tahan lama, produk fitur
tambahan. Tempat sarung tangan dan kaos kaki memiliki jumlah konsep sebanyak
16 dengan kombinasi karakteristik teknis yang berbeda satu dengan yang lainnya.
Konsep A produk memiliki sifat berukuran besar yaitu dengan ukuran
(32x32x23) cm, produk menggunakan material jenis kayu jati, produk tahan lama
dengan menggunakan cat dan produk memiliki fitur tambahan yaitu roda.
Konsep B produk memiliki sifat berukuran besar yaitu dengan ukuran
(32x32x23) cm, produk menggunakan material jenis kayu jati, produk tahan lama
dengan menggunakan cat dan produk memiliki fitur tambahan yaitu penutup.
Konsep C produk memiliki sifat berukuran besar yaitu dengan ukuran
(32x32x23) cm, produk menggunakan material jenis kayu jati, produk tahan lama
dengan menggunakan pernis dan produk memiliki fitur tambahan yaitu roda.
Konsep C produk memiliki sifat berukuran besar yaitu dengan ukuran (32x32x23)
cm, produk menggunakan material jenis kayu jati, produk tahan lama dengan
menggunakan pernis dan produk memiliki fitur tambahan yaitu roda.
Konsep D produk memiliki sifat berukuran besar yaitu dengan ukuran
(32x32x23) cm, produk menggunakan material jenis kayu jati, produk tahan lama
dengan menggunakan pernis dan produk memiliki fitur tambahan yaitu penutup.
Konsep E produk memiliki sifat berukuran besar yaitu dengan ukuran
(32x32x23) cm, produk menggunakan material jenis multipleks, produk tahan
lama dengan menggunakan cat dan produk memiliki fitur tambahan yaitu roda.

Praktikum Perancangan Teknik Industri 2 PTA 2020/ 2021


II-19

Konsep F produk memiliki sifat berukuran besar yaitu dengan ukuran


(32x32x23) cm, produk menggunakan material jenis multipleks, produk tahan
lama dengan menggunakan cat dan produk memiliki fitur tambahan yaitu
penutup.
Konsep G produk memiliki sifat berukuran besar yaitu dengan ukuran
(32x32x23) cm, produk menggunakan material jenis multipleks, produk tahan
lama dengan menggunakan pernis dan produk memiliki fitur tambahan yaitu roda.
Konsep H produk memiliki sifat berukuran besar yaitu dengan ukuran
(32x32x23) cm, produk menggunakan material jenis multipleks, produk tahan
lama dengan menggunakan pernis dan produk memiliki fitur tambahan yaitu
penutup.
Konsep I produk memiliki sifat berukuran besar yaitu dengan ukuran
(35x35x25) cm, produk menggunakan material jenis kayu jati, produk tahan lama
dengan menggunakan cat dan produk memiliki fitur tambahan yaitu roda.
Konsep J produk memiliki sifat berukuran besar yaitu dengan ukuran
(35x35x25) cm, produk menggunakan material jenis kayu jati, produk tahan lama
dengan menggunakan cat dan produk memiliki fitur tambahan yaitu penutup.
Konsep K produk memiliki sifat berukuran besar yaitu dengan ukuran
(35x35x25) cm, produk menggunakan material jenis kayu jati, produk tahan lama
dengan menggunakan pernis dan produk memiliki fitur tambahan yaitu roda.
Konsep L produk memiliki sifat berukuran besar yaitu dengan ukuran
(35x35x25) cm, produk menggunakan material jenis kayu jati, produk tahan lama
dengan menggunakan pernis dan produk memiliki fitur tambahan yaitu penutup.
Konsep M produk memiliki sifat berukuran besar yaitu dengan ukuran
(35x35x25) cm, produk menggunakan material jenis multipleks, produk tahan
lama dengan menggunakan cat dan produk memiliki fitur tambahan yaitu roda.
Konsep N produk memiliki sifat berukuran besar yaitu dengan ukuran
(35x35x25) cm, produk menggunakan material jenis multipleks, produk tahan
lama dengan menggunakan cat dan produk memiliki fitur tambahan yaitu
penutup.

Praktikum Perancangan Teknik Industri 2 PTA 2020/ 2021


II-20

Konsep O produk memiliki sifat berukuran besar yaitu dengan ukuran


(35x35x25) cm, produk menggunakan material jenis multipleks, produk tahan
lama dengan menggunakan pernis dan produk memiliki fitur tambahan yaitu roda.
Konsep P produk memiliki sifat berukuran besar yaitu dengan ukuran
(35x35x25) cm, produk menggunakan material jenis multipleks, produk tahan
lama dengan menggunakan pernis dan produk memiliki fitur tambahan yaitu
penutup.

Praktikum Perancangan Teknik Industri 2 PTA 2020/ 2021

Anda mungkin juga menyukai