Anda di halaman 1dari 14

Praktikum Perancangan Teknik Industri 1 ATA 2017/2018

BAB II
PENURUNAN KONSEP

2.1 Landasan Teori


Landasan teori merupakan acuan hasil dan pembahasan modul
penurunan konsep, dimana terdapat beberapa data penunjang agar
pembahasan sesuai dengan yang diinginkan. Berikut adalah penjabaran
mengenai landasan teori modul penurunan konsep.
Quality Function Deployment adalah sebuah sistem pengembangan
produk yang dimulai dari merancang produk, proses manufaktur, sampai
produk tersebut ke tangan konsumen, dimana pengembangan produk
berdasarkan keinginan konsumen. Penggunaan metodologi Quality Function
Deployment dalam proses perancangan dan pengembangan produk
merupakan suatu nilai tambah bagi perusahaan. Hal ini yang menyebabkan
perusahaan akan mempunyai keunggulan secara kompetitif dengan
menciptakan suatu produk atau jasa yang mampu memuaskan konsumen.
manfaat yang dapat diperoleh dari penerapan Quality Function Deployment
dalam proses perancangan produk yaitu dapat meningkatkan keandalan
produk, meningkatkan kualitas produk, meningkatkan kepuasan konsumen,
memperpendek waktu, mereduksi biaya perancangan, meningkatkan
komunikasi, meningkatkan produktivitas, dan meningkatkan keuntungan bagi
perusahaan. Keunggulan yang dimiliki Quality Function Deployment adalah
dapat menyediakan format standar untuk menterjemahkan kebutuhan
konsumen menjadi persyaratan teknis, sehingga dapat memenuhi kebutuhan
konsumen (Mahfirin, 2015).
Konsep produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke
pasar untuk mendapatkan perhatian, untuk dimiliki, digunakan, atau
dikonsumsi dan dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen

II-1
II-2

berupa suatu gambaran atau perkiraan mengenai teknologi, prinsip kerja, dan
bentuk produk. Konsep produk merupakan gambaran singkat bagaimana
suatu produk dapat memuaskan kebutuhan pelanggan. Sebuah produk dapat
memuaskan pelanggan dan dapat sukses dipasaran tergantung pada nilai yang
tinggi untuk ukuran kualitas yang mendasari konsep. Penyusunan konsep
relatif lebih murah dan dapat dilaksanakan dengan cepat, Sebuah produk
dapat memuaskan pelanggan dan dapat sukses dipasaran bergantung pada
nilai tinggi untuk ukuran kualitas yang mendasari konsep. (Irawan, 2017).
Proses penyusunan konsep dimulai dengan serangkaian kebutuhan
pelanggan dan spesifikasi target, serta diakhiri dengan terciptanya beberapa
konsep produk sebagai sebuah pilihan akhir. Penyusunan konsep yang baik
memberi keyakinan kepada tim bahwa seluruh kemungkinan telah digali. Tim
pengembang mungkin saja melakukan kesalahan dalam menurunkan suatu
konsep meliputi:
1. Hanya mempertimbangkan 1 atau 2 alternatif. Pertimbangan dilakukan
oleh anggota yang paling agresif dan percaya diri dalam tim.
2. Kegagalan mempertimbangkan kegunaan konsep yang dipakai oleh
perusahaan lain, baik yang berhubungan maupun tidak dengan produk
yang sedang dikembangkan.
3. Hanya melibatkan 1 atau 2 orang dalam proses, menyebabkan
kurangnya kepercayaan dan tanggung jawab dari anggota tim lainnya.
4. Integrasi yang tidak efektif untuk menemukan solusi parsial yang
menjanjikan.
5. Kesalahan mempertimbangkan seluruh kategori penyelesaian (Ulrich,
2001).
Metode penyusunan konsep merupakan metode yang memecahkan
sebuah masalah kompleks menjadi submasalah yang lebih sederhana. Metode
penyusunan konsep terdiri atas lima tahap yaitu memperjelas masalah,
melakukan pencarian eksternal, melakukan pencarian internal, menggali

Praktikum Perancangan Teknik Industri 1 ATA 2017/2018


II-3

secara sistematis dan merefleksikan pada penyelesaian dan proses. Berikut ini
penjelasan untuk masing-masing tahapan metode penyusunan konsep
(Irawan, 2017).
1. Memperjelas masalah
Memperjelas masalah mencakup pengembangan sebuah pengertian
umum dan pemecahan sebuah masalah menjadi submasalah. Membagi
sebuah masalah menjadi sub masalah yang lebih sederhana disebut
dekomposisi masalah. Tujuan dari semua teknik dekomposisi ini adalah untuk
membagi sebuah masalah kompleks menjadi sederhana sehingga dapat
ditangani dengan lebih terfokus. Setelah dekomposisi masalah selesai, tim
memilih submasalah yang paling kritis untuk keberhasilan produk, dan
mungkin paling bermanfaat jika diselesaikan melalui solusi baru atau solusi
yang kreatif (Irawan, 2017).

2. Pencarian Secara Eksternal


Pencarian eksternal bertujuan untuk menemukan pemecahan
keseluruhan masalah dan submasalah yang ditemukan selama langkah
memperjelas masalah. Mengimplikasikan solusi yang sudah ada biasanya lebih
cepat dan lebih mudah daripada mengembangkan sebuah solusi baru.
Penggunaan bebas dari solusi yang sudah ada memungkinkan tim untuk
memusatkan kreativitasnya pada submasalah- submasalah kritis di mana tidak
ada solusi terdahulu yang memuaskan. Lebih jauh sebuah solusi konvensional
terhadap sebuah submasalah seringkali dapat digabungkan dengan sebuah
solusi baru untuk submasalah lain sehingga menghasilkan sebuah rancangan
keseluruhan yang unggul. Sedikitnya ada 5 cara yang baik untuk
mengumpulkan informasi dari sumber eksternal, yaitu:
a. Mewawancara pengguna utama
Mengidentifikasi kebutuhan – kebutuhan lebih awal sebelum
mayoritas pasar menyadari manfaat dari sebuah inovasi produk.
b. Konsultasi pakar

Praktikum Perancangan Teknik Industri 1 ATA 2017/2018


II-4

Pakar dengan pengetahuan terhadap satu atau lebih submasalah tidak


hanya dapat menyediakan konsep penyelesaian secara langsung tapi
juga dapat mengarahkan pencarian pada area yang lebih bermanfaaat.
c. Mencari paten
Paten merupakan sumber informasi teknik yang tersedia yang berisi
gambaran terperinci dan penjelasan bagaimana cara kerja dari banyak
produk.
d. Mencari literatur yang sudah dipublikasikan
Literatur yang sudah dipublikasikan terdiri dari jurnal-jurnal, makalah-
makalah, majalah-majalah, laporan pemerintah, informasi produk,
pasar dan konsumen, dan pemberitahuan produk baru.
e. Analisis (benchmarking) produk terkait
Benchmarking merupakan studi atas produk yang ada sekarang yang
memiliki kesamaan dengan produk yang sedang dikembangkan.
Benchmarking mengungkapkan informasi mengenai kelemahan dan
kekuatan dari persaingan (Irawan, 2017).
3. Pencarian Secara Internal
Pencarian internal merupakan penggunaan pengetahuan dan
kreavitas dari tim dan pribadi untuk menghasilkan konsep solusi. Pencarian
internal dalam arti semua pemikiran yang timbul dari langkah ini dihasilkan
dari ilmu pengetahuan yang ada dalam tim (Irawan, 2017).
4. Mengali Secara Sistematis
Menggali secarsa sistematis sebagai hasil dari kegiatan pencarian
secara eksternal dan internal, tim mengumpulkan puluhan atau ratusan
penggalan konsep, yaitu yang merupakan solusi untuk sub-submasalah,
dengan adanya penggalian secara sistematik ini, dapat mengarahkan ruang
lingkup kemungkinan dengan mengatur dan mengumpulkan penggalan
solusi ini. Satu pendekatan untuk mengatur dan mengumpulkan penggalan
ini adalah dengan mempertimbangkan semua kombinasi yang mungkin dari

Praktikum Perancangan Teknik Industri 1 ATA 2017/2018


II-5

penggabungan penggalan dengan tiap sub masalah.


Terdapat dua alat spesifik untuk mengatur kerumitan dan mengatur,
yakni: pohon klasifikasi dan tabel kombinasi konsep. Pohon klasifikasi
membantu dalam pembagian beberapa penyelesaian yang mungkin menjadi
kelompok yang independen, sedangkan tabel kombinasi berguna untuk
memandu dalam mempertimbangkan secara selektif kombinasi setiap
penggalan. Penggalian sistematis ditujukan untuk mengarahkan ruang
lingkup kemungkinan dengan mengatur dan mengumpulkan penggalan
solusi ini (Irawan, 2017).
Dua alat spesifik untuk mengatur kerumitan dan mengatur pemikiran
tim, yaitu :
a. Pohon klasifikasi
Pohon klasifikasi membantu tim membagi beberapa penyelesaian
yang mungkin menjadi kelompok yang independen. Pohon klasifikasi
konsep digunakan untuk memisahkan keseluruhan penyelesaian yang
mungkin menjadi beberapa kelas berbeda yang akan memudahkan
perbandingan dan pemangkasan (Windari,2014).
b. Tabel kombinasi
Tabel kombinasi konsep menyediakan sebuah cara untuk
mempertimbangkan kombinasi solusi secara sistematis. Solusi untuk
keseluruhan masalah diperoleh dengan mengkombinasikan satu penggalan
dari tiap kolom. Kombinasi dari penggalan biasanya harus dikembangkan
dan disaring sebelum timbul suatu penyelesaian yang terintegrasi (Windari,
2014).
5. Merefleksikan pada penyelesaian dan proses merupakan
pengidentifikasian peluang untuk perbaikan pada iterasi berikutnya atau
proyek akan datang. Meskipun langkah refleksi diletakan di akhir namun
sebaiknya refleksi dilakukan pada keseluruhan proses (Irawan, 2017).

Praktikum Perancangan Teknik Industri 1 ATA 2017/2018


II-6

2.2 Hasil dan Pembahasan


Hasil dan pembahasan pada penurunan konsep yaitu Langkah langkah
penurunan konsep terdiri dari memperjelas masalah, pencarian external,
pencarian internal dan menggali secara sistematis. Data penunjang yang
diperlukan adalah House Of Quality (HOQ).
2.2.1 House of Quality
Penurunan konsep memerlukan beberapa data penunjang, data
penunjang dalam penurunan konsep adalah matriks house of quality yang
menunjukkan hubungan antar kebutuhan pelanggan dengan karakteristik
teknis. Berikut ini matriks HOQ yang didapatkan dari software QFD designer
5.0 pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1. HOQ (House Of Quality)

Praktikum Perancangan Teknik Industri 1 ATA 2017/2018


II-7

Berdasarkan data yang digunakan untuk penurunan konsep pada data


penunjang HOQ yaitu kebutuhan konsumen terhadap tempat sendok dan
garpu serta customer. Kebutuhan pelanggan pada data HOQ terhadap produk
tempat penyimpanan alat makan adalah material kayu, produk bersifat kuat,
produk bersifat tahan lama, berukuran sedang, memiliki sekat, berbentuk
persegi, memiliki fitur tambahan berupa penutup dan memiliki gagang.
Kebutuhan pelanggan tersebut memiliki bobot kepentingan yang
ditunjukkan pada bagian customer importance yang memiliki skala
kepentingan 1 sampai dengan 5. Skala 1 menunjukkan sangat tidak penting,
skala 2 menunjukkan tidak penting, skala 3 menunjukkan cukup penting, skala
4 menunjukkan penting dan skala 5 menunjukkan sangat penting. Data dalam
HOQ menunjukkan ke delapan kebutuhan pelanggan mendapatkan skala 4
atau penting.
Karakteristik teknis juga terdapat didalam HOQ. Karakteristik teknis
merupakan salah satu upaya tim pengembang dalam memenuhi kebutuhan
pelanggan dengan cara menerjemahkan kebutuhan pelanggan kedalam
bahasa teknis. Karakteristik teknis untuk produk tempat penyimpanan alat
makan terdiri atas material, dimensi (tinggi, berat, panjang, lebar), inovasi
(penutup dan gagang) dan lapisan cat.
Karakteristik teknis yang terdapat pda matriks HOQ dijelaskan lebih
rinci pada bagian how much . how much untuk jenis material berupa material
jati belanda, panjang produk sebesar 28 cm, berat produk sebesar 3,5 kg,
panjang produk 28 cm, lebar 28 cm, inovasi berupa penutup dari bahan plastik
mika, inovasi berupa gagang dengan material kayu dan produk dilapisi cat
berupa pernis.
Bagian-bagian yang disebutkan diatas nantinya akan memberi
pengaruh pada tahap penurunan konsep seperti pada pohon klasifikasi yang
akan menggunakan customer needs and customer importance serta how.

Praktikum Perancangan Teknik Industri 1 ATA 2017/2018


II-8

2.2.2 Pohon Klasifikasi Keseluruhan


Pohon Klasifikasi Produk merupakan penjelasan dengan bentuk grafik
dari kebutuhan konsumen dengan skala atau bobot yang memiliki tingkat
kepentingan terbesar dari data HOQ. Berikut pohon klasifikasi keseluruhan
dari produk:

multipleks

Kayu jati
Material kayu
belanda

mahoni

Produk bersifat Kuat bersifat kuat

Pernis

Produk Tahan lama Cat

melamin

25 x 25 x 25 cm

Produk berukuran sedang 28 x 28 x 28 cm

35 x 35 x 35 cm

Bentuk produk Persegi

memiliki sekat terdapat sekat

mika

Fitur tambahan penutup kayu

kaca

kayu

Fitur tambahan gagang aluminium

plastik

Gambar 2.2 Pohon Klasifikasi Keseluruhan

Praktikum Perancangan Teknik Industri 1 ATA 2017/2018


II-9

Pohon Klasifikasi merupakan analisis yang menghasilkan aturan jika-


maka, ”jika karakteristiknya begini dan begitu, maka objek tersebut tergolong
dalam kelas tertentu”, aturan tersebut dapat digambarkan dalam bentuk yang
menyerupai pohon, maka dikenal dengan istilah pohon klasifikasi. Bentuk
sama juga ditemukan pada diskusi mengenai pengambilan keputusan
sehingga digunakan istilah pohon keputusan. Pohon klasifikasi digunakan
untuk memisahkan keseluruhan penyelesaian yang mungkin menjadi beberapa
kelas berbeda yang akan memudahkan perbandingan dan pemangkasan, pada
HOQ produk tempat penyimpanan alat makan terdapat delapan kebutuhan
pelanggan yaitu material kayu yang digunakan, produk bersifat kuat, produk
bersifat tahan lama, produk berukuran sedang, produk berbentuk persegi,
produk memiliki sekat, produk memiliki fitur tambahan berupa penutup dan
gagang. Kedelapan kebutuhan tersebut nantinya akan dibagi dan dipangkas
menjadi beberapa kelas dimana pembagian dan pemangkasan ini didasarkan
pada bobot kepentingan dari kebutuhan pelanggan.
2.2.3 Pohon Klasifikasi Terpilih
Pohon klasifikasi terpilih merupakan pohon klasifikasi hasil
pemangkasan terhadap solusi-solusi yang mungkin digunakan. Pemangkasan
ini dilakukan untuk memudahkan tim dalam memilih solusi-solusi yang terbaik.
Pemangkasan dilakukan dengan cara membandingkan solusi-solusi yang ada
pada masing-masing permasalahan pada produk tempat penyimpanan alat
makan. Pemangkasan solusi ini didasari pada bobot kepentingan
pelanggan.Masing-masing kebutuhan pelanggan memiliki bobot kepentingan.
Berdasarkan bobot kepentingan pelanggan yang ada, dipilih 5 kebutuhan yang
akan diturunkan menjadi beberapa alternatif konsep. Kebutuhan pelanggan
tersebut terdiri yaitu material kayu yang digunakan, sifat dari produk, ukuran
sedang, fitur tambahan berupa gagang dan penutup. Berikut pohon klasifikasi
terpilih dari produk tempat penyimpanan alat makan:

Praktikum Perancangan Teknik Industri 1 ATA 2017/2018


II-10

kayu jati belanda

Material kayu

mahoni

Pernis

Produk Tahan lama

Cat

25 x 25 x 25 cm

Produk berukuran sedang

28 x 28 x 28 cm

kayu

Fitur tambahan penutup

kaca

kayu

Fitur tambahan gagang

aluminium

Gambar 2.3 Pohon Klasifikasi Terpilih

Praktikum Perancangan Teknik Industri 1 ATA 2017/2018


II-11

Pemangkasan solusi ini didasari atas kebutuhan pelanggan atas produk


tempat penyimpanan alat makan. Kebutuhan pelanggan untuk produk tempat
penyimpanan alat makan bermaterial kayu memiliki bobot kepentingan
sebesar 4 atau penting. Permasalahan atas material kayu ini memiliki 3 solusi
alternatif yaitu kayu multipleks, kayu jati belanda dan mahoni. namun solusi
kayu multipleks dipangkas karena jenis material ini mudah lapuk dan sifatnya
tidak sekuat 2 solusi alternatif lain.
Kebutuhan pelanggan untuk produk tempat penyimpanan alat makan
bersifat tahan lama memiliki bobot kepentingan sebesar 4 atau penting. Sifat
tahan memiliki 3 solusi alternatif yaitu diberikan pernis, cat dan melamin.
Pemangkasan solusi dilakukan terhadap solusi melamin karena proses finishing
menggunakan melamin berbahaya bagi keamanan dan kesehatan.
Kebutuhan pelanggan untuk produk tempat penyimpanan alat makan
berukuran sedang memiliki bobot kepentingan 4 atau penting. Ukuran sedang
memiliki 3 solusi alternatif awal yaitu ukuran 25 x 25 x 25 cm, ukuran 28 x 28 x
28 cm dan ukuran 35 x 35 x 35 cm. solusi yang dipangkas adalah ukuran 35 x 35
x 35 cm karena ukuran ini terlalu besar untuk menyimpan alat-alat makan.
Kebutuhan pelanggan untuk produk tempat penyimpanan alat makan
memiliki fitur tambahan berupa penutup memiliki bobot kepentingan 4 atau
penting. Masalah ini memiliki 3 solusi alternatif awal yaitu penutup terbuat
dari mika, kayu dan kaca. Solusi fitur tambahan berupa penutup terbuat dari
mika dipangkas karena penggunaan mika tidak sesuai dibandingkan kedua
solusi alternatif lainnya.
Kebutuhan pelanggan untuk produk tempat penyimpanan alat makan
memiliki fitur tambahan berupa gagang mendapatkan bobot kepentingan 4
atau penting. Masalah ini memiliki 3 solusi alternatif awal yaitu gagang terbuat
dari kayu, aluminium dan plastik. Solusi gagang terbuat dari plastik dipangkas
karena penggunaan material plastik pada produk akan menghilangkan nilai
estetika.

Praktikum Perancangan Teknik Industri 1 ATA 2017/2018


II-12

2.2.4 Tabel Kombinasi


Tabel kombinasi konsep menyediakan suatu cara untuk
mempertimbangkan berbagai kombinasi dari solusi masalah yang ada. Solusi
potensial merupakan kombinasi dari submasalah yang ada. tabel kombinasi
akan digunakan untuk mempertimbangan kombinasi yang telah dibuat pada
pohon klasifikasi sebelumnya. Solusi untuk keseluruhan masalah diperoleh
dengan mengkombinasikan satu penggalan tiap kolom. Berikut ini adalah
tabel kombinasi untuk produk tempat penyimpanan alat makan.
Tabel 2.1 Tabel Kombinasi
ukuran fitur
konsep material kayu produk tahan lama fitur tutup
produk (cm) gagang
A jati belanda pernis 25x 25 x 25 kaca kayu
B jati belanda pernis 25x 25 x 25 Kaca aluminium
C jati belanda pernis 25x 25 x 25 Kayu kayu
D jati belanda pernis 25x 25 x 25 Kayu alumunium
E jati belanda pernis 28 x 28 x28 kaca kayu
F jati belanda pernis 28 x 28 x28 Kaca aluminium
G jati belanda pernis 28 x 28 x28 kayu kayu
H jati belanda pernis 28 x 28 x28 kayu alumunium
I jati belanda cat 25x 25 x 25 kaca kayu
J jati belanda cat 25x 25 x 25 Kaca aluminium
K jati belanda cat 25x 25 x 25 kayu kayu
L jati belanda cat 25x 25 x 25 kayu alumunium
M jati belanda cat 28 x 28 x28 kaca kayu
N jati belanda cat 28 x 28 x28 Kaca aluminium
O jati belanda cat 28 x 28 x28 kayu kayu
P jati belanda cat 28 x 28 x28 kayu alumunium
Q mahoni pernis 25x 25 x 25 kaca kayu
R mahoni pernis 25x 25 x 25 Kaca aluminium
S mahoni pernis 25x 25 x 25 kayu kayu
T mahoni pernis 25x 25 x 25 kayu alumunium
U mahoni pernis 28 x 28 x28 kaca kayu
V mahoni pernis 28 x 28 x28 Kaca aluminium

Praktikum Perancangan Teknik Industri 1 ATA 2017/2018


II-13

Tabel 2.1 Tabel Kombinasi Lanjutan


ukuran fitur
konsep material kayu produk tahan lama fitur tutup
produk (cm) gagang
W mahoni pernis 28 x 28 x28 kayu kayu
X mahoni pernis 28 x 28 x28 kayu alumunium
Y mahoni cat 25 x 25 x 25 kaca kayu
Z mahoni cat 25 x 25 x 25 Kaca aluminium
AA mahoni cat 25 x 25 x 25 kayu kayu
AB mahoni cat 225 x 25 x 25 kayu alumunium
AC mahoni cat 28 x 28 x28 kaca kayu
AD mahoni cat 28 x 28 x28 Kaca aluminium
AE mahoni cat 28 x 28 x28 kayu kayu
AF mahoni cat 28 x 28 x28 kayu alumunium

Berdasarkan Tabel 2.1 tabel kombinasi produk tempat penyimpanan


alat makan terdiri atas 32 konsep, dimana 32 konsep ini merupakan konsep-
konsep alternatif yang mungkin akan digunakan pada produk tempat
penyimpanan alat makan. Pembuatan tabel kombinasi mengacu kepada
pohon klasifikasi yang telah dibuat yaitu dengan mengkombinasikan satu
penggalan tiap kolom. Tabel terdiri dari enam kolom. Kolom pertama
menunjukkan banyaknya konsep alternatif yang didapat dari solusi yang telah
dipangkas dan merupakan jenis konsep yang terdiri atas 32 konsep dimulai
dari konsep A hingga konsep AF. Kolom kedua yakni kolom material yang akan
digunakan pada produk tempat penyimpanan alat makan yang terdiri dari dua
jenis material produk yaitu jati belanda dan mahoni. Kolom ketiga merupakan
kolom tahan lama yang terdiri atas pernis dan cat. Kolom keempat merupakan
kolom ukuran produk tempat penyimpanan alat makan yang terdiri dari dua
jenis ukuran yaitu 25 x 25 x 25 cm serta 28 x 28 x 28 cm. Kolom kelima
merupakan kolom untuk fitur tambahan yang digunakan pada produk tempat
penyimpanan alat makan yaitu penutup yang berasal dari material kaca dan
kayu. Kolom keenam merupakan kolom kolom untuk fitur tambahan yang
digunakan pada produk tempat penyimpanan alat makan yaitu gagang yang

Praktikum Perancangan Teknik Industri 1 ATA 2017/2018


II-14

terbuat dari material kayu dan aluminium. Contoh untuk konsep A


menunjukan kombinasi dari material produk berupa jati belanda dengan
dilapisi pernis pada saat finishing, produk berukuran 25 x 25 x 25 cm dan
terdapat fitur tambahan berupa penutup dengan material kaca serta fitur
tambahan gagang dari material kayu. Contoh untuk konsep B menunjukkan
kombinasi dari material produk berupa kayu jati belanda dengan dilapisi pernis
pada saat finishing, produk berukuran 25 x 25 x 25 cm dan terdapat fitur
tambahan berupa penutup dengan material kaca serta fitur tambahan gagang
dari material aluminium. Konsep-konsep alternatif ini memiliki spesifikasi yang
berbeda-beda. Konsep – konsep yang ada pada tabel kombinasi nantinya akan
diseleksi menggunakan matriks pugh pada tahap seleksi konsep.

Praktikum Perancangan Teknik Industri 1 ATA 2017/2018

Anda mungkin juga menyukai