Anda di halaman 1dari 18

Praktikum Perancangan Teknik Industri 2 PTA 2019/2020

BAB III
PEMILIHAN KONSEP

3.1 Landasan Teori


Landasan teori merupakan teori yang relevan yang digunakan untuk
menjelaskan tentang variabel sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara
terhadap rumusan masalah. Landasan teori dari modul pemilihan konsep terdiri
atas pengertian pemilihan konsep, keuntungan pemilihan konsep, tahapan
pemilihan konsep, metode pemilihan konsep, dan matriks pemilihan konsep.
Berikut ini adalah penjelasan lengkap mengenai landasan teori untuk modul
pemilihan konsep.
Pemilihan konsep adalah kegiatan dimana berbagai konsep dianalisis dan
secara berturut-turut dieliminasi untuk mengidentifikasi konsep yang paling
menjanjikan. Pemilihan konsep disebut juga dengan seleksi konsep. Seleksi
konsep merupakan proses menilai konsep dengan memperhatikan kebutuhan
pelanggan dan kriteria lain, membandingkan kekuatan dan kelemahan relatif dari
konsep dan memilih satu atau lebih konsep untuk penyelidikan, pengujian dan
pengembangan selanjutnya (Ulrich, 2001).
Pemilihan konsep juga berguna untuk penyempitan serangkaian alternatif
konsep yang sedang di pertimbangkan. Seleksi konsep merupakan proses yang
menyempit (konvergen), namun seringkali berulang dan mungkin tidak segera
menghasilkan konsep yang dominan. Sejumlah konsep pada awalnya di saring
menjadi jumlah yang lebih kecil, tetapi jumlah kecil ini lalu dapat di gabungkan
atau di perbaiki sehingga memperluas kembali konsep konsep yang sedang di
pertimbangkan melalui beberapa interasi akhirnya di peroleh konsep yang
dominan (Ulrich, 2001).
Seleksi konsep merupakan penyisihan konsep-konsep dengan cara
memperhatikan kebutuhan pelanggan dan kriteria lain. Proses pemilihan konsep
yang terstruktur akan membantu mempertahankan objektivitas keseluruhan fase

III-1
III-2

konsep. Pemilihan konsep yang terstruktur dapat memberikan keuntungan


potensial sebagai berikut (Ulrich, 2001).
a. Produk terfokus pada pelanggan
Produk yang dihasilkan terfokus pada pelanggan karena konsep secara
eksplisit di evaluasi berdasarkan kriteria pelanggan, seleksi konsep
kemungkinan besar difokuskan pada pelanggan. Konsep yang terpilih
melalui proses pemilihan konsep merupakan konsep yang sesuai dengan
keinginan dan kebutuhan pelanggan sehingga dapat memuaskan pelanggan.
b. Rancangan yang kompetitif
Membandingkan konsep produk yang akan dibuat dengan rancangan yang
sudah ada, sehingga membuat desainer akan mengusahakan rancangan agar
menyamai atau lebih baik dari produk pesaing.
c. Koordinasi antara proses dan produk yang lebih baik
Evaluasi produk yang eksplisit dengan penekanan terhadap kriteria
manufaktur akan memperbaiki kemampuan produksi produk dan
menyesuaikan produk dengan kapabilitas proses dari perusahaan.
d. Mengurangi waktu untuk pengenalan produk
Metode yang terstruktur akan menjadi sebuah bahasa umum diantara
insinyur perancangan-perancangan, insinyur manufaktur, perancangan
industri, pemasar, dan manajer proyek. Hal itu mengakibatkan berkurangnya
ambiguitas dalam komunikasi sehingga komunikasi yang lebih cepat dan
kesalahan awal dapat diminimalisir.
e. Pengambilan keputusan kelompok lebih efektif
Metode yang terstruktur akan membuat pengambilan keputusan berdasarkan
kriteria yang objektif dan memperkecil keputusan yang sewenang-wenang
atau keputusan yang individual.
f. Dokumentasi proses keputusan
Metode terstruktur akan menghasilkan catatan yang akan membantu
memahami alasan yang berada dibelakang keputusan konsep. Catatan ini
bermanfaat untuk membantu proses belajar anggota tim baru dan untuk

Praktikum Perancangan Teknik Industri 2 PTA 2019/2020


III-3

menilai dengan cepat pengaruh perubahan kebutuhan konsumen pada


alternatif yang tersedia.
Pemilihan konsep sering ditampilkan dalam dua tahapan sebagai cara untuk
mengatasi kesulitan dalam konsep produk. Tahapan dalam pemilihan konsep
adalah penyaringan konsep (screening) dan penilaian konsep (scoring). Berikut
ini adalah penjelasan lengkap mengenai tahapan pemilihan konsep (Ulrich, 2001).
a. Penyaringan Konsep
Penyaringan konsep adalah proses yang evaluasinya masih berupa perkiraan
yang ditujukan untuk mempersempit alternatif, semakin banyak konsep maka
perlu dilakukan penyaringan konsep sesuai dengan spesifikasi target yang telah
ditetapkan untuk memenuhi kebutuhan konsumen akan produk. Tujuan
penyaringan konsep adalah mempersemit jumlah konsep secara cepat dan untuk
memperbaiki konsep. Konsep yang dibuat tidak seluruhnya akan dilanjutkan pada
tahap pengembangan produk saat ini karena pertimbangan berbagai faktor yang
dilakukan oleh tim pengembang produk manufaktur. Matriks penyaringan konsep
adalah matriks yang digunakan tim untuk menilai konsep terhadap konsep
referensi dengan kode sederhana yaitu sebagai berikut.
Tabel 3.1 Simbol Matriks Penyaringan Konsep
Simbol Keterangan
+ Lebih baik dari produk referensi
- Lebih buruk dari produk referensi
0 Sama dengan produk referensi

Simbol diatas digunakan untuk mengidentifikasi beberapa konsep untuk


dipertimbangkan lebih lanjut. Matriks penilaian konsep merupakan matrik dengan
metode menggunakan jumlah nilai bobot untuk menentukan peringkat konsep
(Ulrich, 2001).
b. Penilaian konsep
Konsep yang telah disaring kemudian dilakukan penilaian, sehingga dapat
dibuat rangking terhadap konsep-konsep tersebut. Tahap penilaian konsep, tim
memberikan bobot kepentingan relatif untuk setiap kriteria pemilihan dan
memfokuskan pada hasil perbandingan yang lebih baik dengan penekanan pada
setiap kriteria. Kriteria disusun secara komprehensif dan mudah dipahami oleh

Praktikum Perancangan Teknik Industri 2 PTA 2019/2020


III-4

tim pengembangan produk, sehingga pelaksanaan pemilihan konsep dapat


berlangsung lebih mudah dan menggambarkan konsep produk yang sesuai dengan
kebutuhan pelanggan. Matriks penilaian konsep adalah matriks yang digunakan
tim untuk menilai konsep terhadap konsep referensi dengan skala sederhana. Pada
kasus ini direkomendasikan skala 1 sampai 5 dengan keterangan sebagai berikut.
Tabel 3.2 Skala Matriks Penilaian Konsep
Skala Keterangan
1 Sangat buruk dibandingkan referensi
2 Buruk dibandingkan referensi
3 Sama seperti referensi
4 Lebih baik dari referensi
5 Sangat lebih baik
Skala matriks penilaian konsep diatas digunakan untuk mengidentifikasi
beberapa konsep untuk dipertimbangkan lebih lanjut. Matriks penilaian konsep
merupakan matrik dengan metode menggunakan jumlah nilai bobot untuk
menentukan peringkat konsep (Ulrich, 2001).
Semua tim pada dasarnya menggunakan beberapa metode untuk memilih
beberapa konsep diantara konsep-konsep alternatif. Metode pemilihan konsep
sangat bervariasi dilihat dari efektivitasnya beberapa metode tersebut adalah
sebagai berikut (Ulrich, 2001).
a. Keputusan Eksternal
Konsep-konsep dikembalikan lagi kepada pelanggan, klien, atau beberapa
lingkup eksternal lainnya untuk diseleksi.
b. Produk Juara
Konsep dipilih secara pribadi oleh seorang anggota yang paling berpengaruh
dalam tim pengembangan.
c. Intuisi
Konsep dipilih berdasarkan perasaan seluruh anggota tim. Pemilihan tidak
melalui proses pertentangan, melainkan yang terbaik berdasarkan
penglihatan.
d. Multivoting
Konsep dipilih berdasarkan suara terbanyak dari keseluruhan anggota tim.

Praktikum Perancangan Teknik Industri 2 PTA 2019/2020


III-5

e. Pro dan Kontra


Tim membuat daftar kelebihan dan kelemahan dari setiap konsep, kemudian
memilih konsep terbaik berdasarkan pendapat keseluruhan anggota.
f. Prototipe dan Pengujian
Tim membuat dan menguji prototipe dari tiap konsep lalu menyeleksi
berdasarkan data hasil pengujian.
g. Matriks Keputusan
Tim menilai masing-masing konsep berdasarkan kriteria penyelesaian yang
telah ditetapkan sebelum dapat diberi bobot.
Kedua tahapan penyaringan konsep dan penilaian konsep, mengikuti proses
enam langkah yang membawa tim melewati aktivitas seleksi konsep. Tahapan
tersebut adalah menyiapkan matriks seleksi, menilai konsep, mengurutkan
konsep, mengkombinasi dan memperbaiki konsep, memilih satu atau lebih
konsep, dan merefleksikan hasil dan proses. Berikut ini adalah penjelasan lengkap
mengenai langkah-langkah pemilihan konsep (Ulrich, 2001).
a. Menyiapkan Matriks Seleksi
Tahap penyaringan dan penilaian konsep, langkah pertama adalah tim
menyiapkan matriks seleksi dan mengidentifikasikan konsep referensi
dalam banyak kasus, program spreadsheet pada komputer merupakan alat
yang terbaik untuk membantu analisis peringkat dan analisis sensitivitas.
Konsep yang telah diidentifikasi untuk sebuah analisis lalu diisikan pada
bagian atas matriks.
b. Menilai Konsep
Menilai konsep adalah menilai seluruh konsep terhadap satu kriteria
sekaligus sebelum berpindah pada kritera berikutnya. Konsep referensi
tunggal dapat digunakan sebagai nilai pembanding seperti tahap
penyaringan, namun tahap ini tidak selalu tepat. Referensi dapat berasal dari
beberapa konsep yang sedang dipertimbangkan seperti dari analisis
perbandingan (benchmarking) dan dari nilai target spesifikasi produk atau
sumber lainnya.

Praktikum Perancangan Teknik Industri 2 PTA 2019/2020


III-6

c. Mengurutkan Konsep
Seluruh konsep setelah diberikan penilaian maka langkah selanjutnya adalah
menghitung nilai berbobot dengan cara mengalikan nilai dengan bobot
kriteria. Total nilai untuk tiap konsep merupakan penjumlahan dari nilai
yang berbobot. Berikut ini adalah rumus pada penyaringan konsep.
Sj = Rij x Wi........................................................................................(3.1)
Keterangan :
Sj : Total nilai untuk konsep J
Rij : Nilai konsep J untuk kriteria i
Wi : Bobot keperntingan untuk kriteria i
Selanjutnya adalah mengurutkan konsep apabila telah diketahui nilai akhir
untuk setiap konsep. Cara mengurutkan konsep adalah dengan melihat nilai
akhir yang tertinggi sampai yang terendah.
d. Mengkombinasi dan Memperbaiki Konsep
Tim dapat langsung memilih konsep yang akan dikembangkan untuk tahap
berikutnya setelah diketahui rangking atau urutan konsep. Terdapat
beberapa perbaikan kreatif masih dapat dilakukan dengan melihat
kelemahan- kelemahan yang ada dari konsep terpilih.
e. Memilih Satu atau Lebih Konsep
Tim dapat langsung memilih satu atau lebih konsep berdasarkan nilai
peringkat atau rangking tertinggi di antara konsep yang ada. Konsep terpilih
akan digunakan untuk proses pengembangan produk selanjutnya.
f. Merefleksikan Hasil dan Proses
Evaluasi tahap akhir ini perlu dilakukan dengan melihat proses pemilihan
konsep secara keseluruhan dan mempertimbangkan kembali apakah konsep
terpilih memang layak untuk dikembangkan pada tahap selanjutnya. Selain
itu, tim juga perlu mengevaluasi tentang sistem pelaksanaan seleksi dari segi
kelemahan-kelemahan yang ada untuk perbaikan pada tahapan seleksi
konsep berikutnya.
Matriks yang digunakan dalam proses pemilihan konsep adalah matriks
pugh. Matriks pugh merupakan suatu metode yang dikembangkan oleh Stuart

Praktikum Perancangan Teknik Industri 2 PTA 2019/2020


III-7

Pugh pada tahun 1980-an dan sering disebut dengan seleksi konsep pugh. Tujuan
dari penggunaan matriks pugh adalah mempersempit jumlah konsep secara cepat
dan untuk memperbaiki konsep. Berikut ini adalah gambar dari matriks pugh
(Ulrich, 2001).

Gambar 3.1 Matriks Pemilihan Konsep

3.2. Hasil dan Pembahasan


Hasil dan pembahasan merupakan sesuatu yang didapatkan dan diketahui
dari proses pemilihan konsep yang memuat gagasan atau inti yang terkait dengan
apa yang telah dilakukan dan diamati. Hasil dan pembahasan yang terdapat pada
modul penurunan konsep adalah matriks pugh dan deskripsi konsep. Penjelasan
secara lengkap mengenai hasil dan pembahasan modul pemilihan konsep adalah
sebagai berikut.
3.2.1 Matriks Pugh
Tahapan pemilihan konsep terbagi menjadi dua, yaitu penyaringan konsep
(concept screening) dan penilaian konsep (concept scoring). Concept screening
atau penyaringan konsep yaitu proses pemilihan konsep menggunakan matriks
pugh yang bertujuan untuk mempersempit jumlah konsep secara cepat dan untuk
memperbaiki konsep-konsep yang ada. Concept scoring adalah pemilihan konsep
dengan cara memberikan bobot kepentingan relatif untuk setiap kriteria seleksi
dan memfokuskan kepada hasil perbandingan yang lebih baik dengan penekanan
pada setiap kriteria.
Tahapan yang dilakukan pada pemilihan konsep produk tempat charge HP
adalah tahap penyaringan konsep dan penilaian konsep dengan menggunakan
matriks pugh dimana kriteria yang digunakan dipilih berdasarkan data kebutuhan

Praktikum Perancangan Teknik Industri 2 PTA 2019/2020


III-8

pelanggan yang terdapat pada matriks house of quality (HOQ). Berikut ini adalah
tabel matriks pugh untuk produk tempat charge HP.
Tabel 3.3 Matriks Pugh
Konsep
Kriteria Bobot Ref
A B C D E F L G H I J K M N O P Q R
Ukuran Sedang 4 0 + + + + + + - - - - - - - - - - - -
Bentuk Persegi Panjang 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Material Kayu 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sifat Bahan Kuat 5 0 0 0 + + + + + 0 0 + + + 0 0 + + + +
Tahan Lama 5 0 + + + + + + + + + + + + + + + + + +
Pintu 4 0 + + + + + + + + + + + + + + + + + +
Jumlah (+) 0 13 13 18 18 18 18 9 9 14 14 14 14 9 9 14 14 14 14
Jumlah (-) 0 0 0 0 0 0 0 -4 -4 -4 -4 -4 -4 -4 -4 -4 -4 -4 -4
Jumlah (0) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Net Score 13 13 18 18 18 18 5 5 10 10 10 10 5 5 10 10 10 10
Ranking 2 2 1 1 1 1 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3
Lanjut? C2 C2 C1 C1 C1 C1 N N C3 C3 C3 C3 N N C3 C3 C3 C3

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa terdapat enam kriteria pada


matriks pugh berdasarkan data kebutuhan pelanggan pada matriks house of
quality. Keenam kriteria tersebut yaitu produk tempat charge HP berukuran
sedang, bentuk persegi panjang, material kayu, sifat bahan kuat, sifat bahan tahan
lama, dan inovasi pintu. Penilaian konsep dilakukan dengan menggunakan 3 tanda
yaitu (+) yang artinya lebih baik dari produk referensi, tanda (-) yang artinya lebih
buruk dibandingkan dengan produk referensi, dan tanda (0) yang artinya sama
dengan produk referensi.
Kriteria yang pertama yaitu produk berukuran sedang memiliki bobot
kepentingan sebesar 4 yang artinya penting. Konsep A, konsep B, konsep C,
konsep D, konsep E, dan konsep F memiliki ukuran yang lebih baik dibandingkan
dengan produk referensi yaitu berukuran 31 cm x 28 cm x 22 cm. Ukuran tersebut
sesuai dengan perhitungan antropometri sehingga dapat memberikan kenyamanan
kepada pengguna tempat charge HP dan masuk kedalam kategori sedang yaitu
diantara ukuran 20 cm x 20 cm x 20 cm dan 35 cm x 35 cm x 35 cm, sedangkan
konsep G sampai dengan konsep R lebih buruk dibandingkan dengan produk
referensi. Hal tersebut dikarenakan ukurannya tidak sesuai dengan antropometri
sehingga tidak memberikan kenyamanan pada pengguna.
Kriteria yang kedua yaitu bentuk persegi panjang dengan bobot kepentingan
sebesar 4 yang artinya penting. Konsep A sampai dengan konsep R memiliki

Praktikum Perancangan Teknik Industri 2 PTA 2019/2020


III-9

simbol (0) yang artinya sama dengan produk referensi. Hal tersebut dikarenakan
produk referensi dan seluruh konsep untuk produk tempat charge HP berbentuk
persegi panjang.
Kriteria yang ketiga yaitu material kayu dengan bobot kepentingan sebesar
4 yang artinya penting. Konsep A sampai dengan konsep R memiliki simbol (0)
yang artinya sama dengan produk referensi yaitu produk tempat charge HP
menggunakan material kayu. Kriteria yang keempat yaitu produk tempat charge
HP memiliki sifat bahan kuat dengan bobot kepentingan sebesar 5 yang artinya
sangat penting. Konsep A, konsep B, konsep G, konsep H, konsep M, dan konsep
N memiliki simbol (0) yang artinya sama dengan produk referensi yaitu produk
tempat charge HP menggunakan material kayu jenis kayu multipleks. Konsep C,
D, E, F, I, J, K, L, O, P, Q, R memiliki simbol (+) yang artinya lebih baik
dibandingkan dengan produk referensi. Konsep tersebut menggunakan jenis
material kayu jati belanda dan kayu mahoni yang memiliki sifat bahan kuat dan
tidak mudah rapuh.
Kriteria yang kelima yaitu produk memiliki sifat bahan tahan lama dengan
bobot kepentingan sebesar 5 yang artinya sangat penting. Konsep A sampai
dengan konsep R memiliki simbol (+) yang artinya lebih baik dibandingkan
dengan produk referensi. Hal tersebut dikarenakan konsep A sampai dengan
konsep R produk tempat charge HP dilapisi dengan cat dan pernis sehingga
produk tidak mudah rapuh, tidak berjamur, dan dapat bertahan lama.
Kriteria yang keenam atau yang terakhir yaitu produk tempat charge HP
ditambahkan inovasi pintu dengan bobot kepentingan sebesar 4 yang artinya
penting. Konsep A sampai dengan konsep R memiliki simbol (+) yang artinya
lebih baik dibandingkan dengan produk referensi. Hal tersebut dikarenakan pada
produk referensi tidak terdapat pintu sedangkan konsep A sampai dengan konsep
R ditambahkan inovasi pintu untuk melindungi barang elektronik yang sedang di
charge sehingga lebih aman, tidak mudah terjatuh, dan terhindar dari debu atau
kotoran.
Berdasarkan matriks pugh diatas diketahui bahwa produk referensi
mendapatkan nilai 5 untuk simbol (0). Hal tersebut dikarenakan produk referensi

Praktikum Perancangan Teknik Industri 2 PTA 2019/2020


III-10

merupakan acuan yang digunakan untuk perbandingan baik atau buruknya dari
masing-masing konsep. Nilai akhir atau net score memiliki tiga simbol yaitu (0)
yang memiliki nilai 0, simbol (+) memiliki nilai 1, dan simbol (-) yang memiliki
nilai -1. Nilai akhir didapatkan dengan cara menjumlahkan hasil perkalian nilai
simbol (+) dengan bobot kepentingan kemudian dikurangi dengan jumlah (-).
Contohnya pada konsep A diketahui pada kriteria pertama memiliki bobot
kepentingan sebesar 4 dikalikan dengan simbol (+) yang memiliki nilai 1 sehingga
didapatkan nilai 4. Selanjutnya adalah menjumlahkan hasil perkalian antara bobot
kepentingan dengan nilai simbol (4+0+0+0+5+4) maka didapatkan besar nilai
akhir sebesar 13.
Konsep C, D, E, dan konsep F memiliki nilai akhir sebesar 18 dan menjadi
ranking 1 atau konsep terbaik dari seluruh konsep. Konsep dengan nilai net score
tertinggi disimbolkan dengan C1. Konsep A dan konsep B menduduki peringkat
kedua dengan nilai akhir sebesar 13 dan disimbolkan dengan C2. Konsep I, J, K,
L, O, P, Q, dan konsep R memiliki nilai akhir sebesar 10 ranking 3 dan
disimbolkan dengan C3. Konsep G, H, M, dan konsep N merupakan konsep
dengan rank terbawah dengan nilai akhir sebesar 5. Konsep tersebut disimbolkan
dengan (N) yang artinya NO merupakan konsep yang terendah dan menjadi
konsep yang terpangkas.
Konsep terpilih berdasarkan tebel matriks pugh diatas adalah konsep C1
yang terdiri dari konsep C, konsep D, konsep E, dan konsep F. Hal tersebut
dikarenakan konsep C, konsep D, konsep E, dan konsep F merupakan konsep
dengan rank pertama dan mendapatkan nilai akhir sebesar 18.

3.2.2 Deskripsi Konsep


Deskripsi konsep merupakan penjelasan lengkap mengenai konsep produk
yang telah didapatkan berdasarkan proses penilaian konsep. Deskripsi konsep
terdiri dari deskripsi konsep terpilih, deskripsi konsep alternatif C2, dan deskripsi
konsep alternatif C3. Berikut ini adalah penjelasan lengkap mengenai deskripsi
konsep terpilih, konsep alternatif C2, dan konsep alternatif C3 produk tempat
charge HP.

Praktikum Perancangan Teknik Industri 2 PTA 2019/2020


III-11

1. Deskripsi Konsep Terpilih


Konsep terpilih merupakan konsep terbaik yang telah melewati proses
pemilihan konsep dengan menggunakan matriks pugh. Berdasarkan matriks pugh
diatas terdapat empat konsep yang terpilih pada konsep C1 yaitu konsep C,
konsep D, konsep E, dan konsep F. Keempat konsep tersebut adalah konsep yang
memiliki ranking tertinggi dan lebih baik dibandingkan dengan produk referensi.
Berikut ini adalah tabel deskripsi untuk konsep yang terpilih.
Tabel 3.4 Konsep Terpilih
Sifat Bahan
Konsep Ukuran Sedang Tahan Lama
Kuat
C 31 cm x 28 cm x 22 cm Jati Belanda Cat
D 31 cm x 28 cm x 22 cm Jati Belanda Pernis
E 31 cm x 28 cm x 22 cm Mahoni Cat
F 31 cm x 28 cm x 22 cm Mahoni Pernis

Konsep C, D, E, dan konsep F merupakan konsep C1 yang memiliki skor


nilai sebesar 18 dan mendapatkan ranking 1. Berdasarkan tabel konsep terpilih
diatas, Konsep C memiliki ukuran sebesar 31 cm x 28 cm x 22 cm. Ukuran
tersebut lebih baik dibandingkan dengan produk referensi dan termasuk dalam
kategori ukuran sedang dikarenakan masih diantara batas ukuran sedang yang
telah ditentukan oleh tim pengembang yaitu diatas 20 cm x 20 cm x 20 cm dan
dibawah ukuran 35 cm x 35 cm x 35 cm. Ukuran produk pada konsep C telah
sesuai dengan antropometri sehingga dapat memberikan kenyamanan dalam
penggunaan produk tempat charge HP. Konsep C memiliki bentuk persegi
panjang sama dengan produk referensi, menggunakan jenis material kayu jati
belanda yang memiliki sifat bahan kuat, tahan terhadap perubahan cuaca, dan
memiliki warna serta tekstur yang bagus. Konsep C dilapisi dengan cat sehingga
dapat menambah nilai keindahan serta membuat produk tempat charge HP dapat
bertahan lama. Konsep C juga memiliki inovasi berupa pintu sehingga barang
elektronik yang sedang di charge lebih aman, tidak terkena kotoran, dan tidak
mudah terjatuh.
Konsep D memiliki ukuran sedang yaitu 31 cm x 28 cm x 22 cm dan
berbentuk persegi panjang. Ukuran tersebut lebih baik dibandingkan dengan
produk referensi dan termasuk dalam kategori ukuran sedang dikarenakan masih

Praktikum Perancangan Teknik Industri 2 PTA 2019/2020


III-12

diantara batas ukuran sedang yang telah ditentukan oleh tim pengembang yaitu
diatas 20 cm x 20 cm x 20 cm dan dibawah ukuran 35 cm x 35 cm x 35 cm.
Ukuran tersebut juga telah sesuai dengan perhitungan antropometri sehingga
memberikan kenyamanan kepada pengguna. Konsep D berbahan dasar kayu jati
belanda dan dilapisi pernis sehingga produk tempat charge HP memiliki sifat
bahan kuat dan dapat bertahan lama. Konsep D juga memiliki inovasi berupa
pintu sehingga barang elektronik yang sedang di charge lebih aman, tidak terkena
kotoran, dan tidak mudah terjatuh.
Konsep E memiliki ukuran sedang yaitu 31 cm x 28 cm x 22 cm dengan
bentuk persegi panjang sama dengan produk referensi dan menggunakan jenis
material kayu mahoni yang memiliki sifat bahan kuat. Konsep E dilapisi dengan
cat sehingga dapat menambah nilai keindahan serta membuat produk tempat
charge HP dapat bertahan lama. Konsep E juga memiliki inovasi berupa pintu
sehingga barang elektronik yang sedang di charge lebih aman, tidak terkena
kotoran, dan tidak mudah terjatuh.
Konsep F memiliki ukuran sedang yaitu 31 cm x 28 cm x 22 cm dan
berbentuk persegi panjang. Ukuran tersebut telah sesuai dengan perhitungan
antropometri sehingga memberikan kenyamanan kepada pengguna. Konsep F
berbahan dasar kayu mahoni dan dilapisi pernis sehingga produk tempat charge
HP memiliki sifat bahan kuat dan tahan lama. Konsep F juga memiliki inovasi
berupa pintu sehingga barang elektronik yang sedang di charge lebih aman, tidak
terkena kotoran, dan tidak mudah terjatuh.
Berdasarkan konsep-konsep C1 diatas, konsep terpilih untuk produk tempat
charge HP adalah konsep D. Konsep D memiliki nilai net score sebesar 18 dan
mendapat ranking 1. Konsep D dipilih sebagai konsep terpilih karena konsep D
lebih baik dibandingkan dengan konsep lain. Konsep D menggunakan jenis
material kayu jati belanda yang memiliki sifat bahan kuat, tahan terhadap
perubahan cuaca, dan memiliki tekstur serta warna yang cerah. Konsep D dilapisi
dengan menggunakan pernis yang lebih baik jika dibandingkan dengan cat
sehingga produk tempat charge HP dapat bertahan lama, tidak mudah berjamur,
tahan terhadap hama atau serangga, dan memiliki tampilan yang menarik karena

Praktikum Perancangan Teknik Industri 2 PTA 2019/2020


III-13

pernis berwarna transparan sehingga dapat menonjolkan tekstur dari kayu. Konsep
D juga memiliki inovasi berupa pintu sehingga barang elektronik yang sedang di
charge lebih aman, tidak terkena kotoran, dan tidak mudah terjatuh.
2. Deskripsi Konsep Alternatif C2
Konsep alternatif C2 adalah alternatif konsep yang didapatkan berdasarkan
proses penilaian konsep dengan menggunakan matriks pugh. Konsep alternatif C2
merupakan konsep dengan nilai akhir sebesar 13 dan mendapatkan rangking 2.
Berdasarkan matriks pugh diatas, konsep alternatif C2 terdiri dari dua konsep,
yaitu konsep A dan konsep B. Berikut ini adalah deskripsi konsep alternatif C2
Tabel 3.5 Konsep Alternatif C2
Sifat Bahan
Konsep Ukuran Sedang Tahan Lama
Kuat
A 31 cm x 28 cm x 22 cm Multipleks Cat
B 31 cm x 28 cm x 22 cm Multipleks Pernis

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa konsep A untuk produk tempat


charge HP memiliki ukuran produk sebesar 31 cm x 28 cm x 22 cm. Ukuran
tersebut termasuk kategori sedang karena ukuran tersebut masih dalam batas
ukuran yang telah ditentukan oleh tim pengembang yaitu antara 20 cm x 20 cm x
20 cm sampai 35 cm x 35 cm x 35 cm. Produk memiliki sifat bahan kuat karena
berbahan dasar kayu multipleks. Produk tempat charge HP dengan alternatif
konsep A dilapisi dengan cat agar produk tahan lama dan produk tempat charge
HP memiliki tampilan yang menarik. Konsep A juga memiliki inovasi berupa
pintu sehingga barang elektronik yang sedang di charge lebih aman, tidak terkena
kotoran, dan tidak mudah terjatuh. Kekurangan dari konsep A adalah produk
menggunakan kayu multipleks yang mudah rapuh dan tidak tahan terhadap
perubahan cuaca.
Konsep B berdasarkan tabel diatas untuk produk tempat charge HP
berukuran sebesar 31 cm x 28 cm x 22 cm. Ukuran tersebut termasuk kategori
sedang karena ukuran tersebut masih dalam batas ukuran yang telah ditentukan
oleh tim pengembang yaitu antara 20 cm x 20 cm x 20 cm sampai 35 cm x 35 cm
x 35 cm. Konsep B produk tempat charge HP menggunakan kayu multipleks
sebagai bahan dasar produk tempat charge HP sehingga konsep B memiliki sifat

Praktikum Perancangan Teknik Industri 2 PTA 2019/2020


III-14

bahan kuat. Konsep B menunjukan produk tempat charge HP dilapisi dengan


pernis agar tahan lama karena dengan dilapisi pernis maka produk dapat tahan
terhadap air dan tidak mudah terkena hama. Kekurangan dari konsep B adalah
produk menggunakan kayu multipleks yang mudah rapuh dan tidak tahan
terhadap perubahan cuaca.
Berdasarkan konsep alternatif C2 diatas, konsep yang dipilih adalah konsep
B. Tim pengembang memilih konsep B karena konsep B menggunakan pernis.
Konsep B dilapisi dengan menggunakan pernis yang lebih baik jika dibandingkan
dengan cat sehingga produk tempat charge HP dapat bertahan lama, tidak mudah
berjamur, tahan terhadap hama atau serangga, dan memiliki tampilan yang
menarik karena pernis berwarna transparan sehingga dapat menonjolkan tekstur
dari kayu.
3. Deskripsi Konsep Alternatif C3
Konsep alternatif C3 adalah alternatif konsep yang didapatkan berdasarkan
proses penilaian konsep dengan menggunakan matriks pugh. Konsep alternatif C3
merupakan konsep dengan nilai akhir sebesar 10 dan mendapatkan rangking 3.
Berdasarkan matriks pugh diatas, konsep alternatif C3 terdiri dari delapan konsep,
yaitu konsep I, konsep J, konsep K, konsep L, konsep O, konsep P, konsep Q, dan
konsep R. Berikut ini adalah deskripsi konsep alternatif C3.
Tabel 3.6 Konsep Alternatif C3
Sifat Bahan
Konsep Ukuran Sedang Tahan Lama
Kuat
I 35 cm x 30 cm x 25 cm Jati Belanda Cat
J 35 cm x 30 cm x 25 cm Jati Belanda Pernis
K 35 cm x 30 cm x 25 cm Mahoni Cat
L 35 cm x 30 cm x 25 cm Mahoni Pernis
O 30 cm x 25 cm x 20 cm Jati Belanda Cat
P 30 cm x 25 cm x 20 cm Jati Belanda Pernis
Q 30 cm x 25 cm x 20 cm Mahoni Cat
R 30 cm x 25 cm x 20 cm Mahoni Pernis

Konsep I, konsep J, konsep K, konsep L, konsep O, konsep P, konsep Q,


dan konsep R merupakan konsep C3 yang memiliki skor nilai sebesar 10 dan
mendapatkan ranking 3. Berdasarkan tabel konsep alternatif C3 diatas, konsep I
memiliki ukuran sebesar 35 cm x 30 cm x 25 cm. Ukuran tersebut lebih buruk

Praktikum Perancangan Teknik Industri 2 PTA 2019/2020


III-15

dibandingkan dengan produk referensi karena ukuran tersebut tidak sesuai dengan
perhitungan antopometri sehingga tidak memberikan kenyamanan kepada
pengguna. Ukuran tersebut termasuk dalam kategori ukuran sedang dikarenakan
masih diantara batas ukuran sedang yang telah ditentukan oleh tim pengembang
yaitu diatas 20 cm x 20 cm x 20 cm dan dibawah ukuran 35 cm x 35 cm x 35 cm.
Konsep I memiliki bentuk persegi panjang sama dengan produk referensi,
menggunakan jenis material kayu jati belanda yang memiliki sifat bahan kuat,
tahan terhadap perubahan cuaca, dan memiliki warna serta tekstur yang bagus.
Konsep I dilapisi dengan cat sehingga dapat menambah nilai keindahan serta
membuat produk tempat charge HP dapat bertahan lama. Konsep I juga memiliki
inovasi berupa pintu sehingga barang elektronik yang sedang di charge lebih
aman, tidak terkena kotoran, dan tidak mudah terjatuh.
Konsep J memiliki ukuran sebesar 35 cm x 30 cm x 25 cm. Ukuran tersebut
lebih buruk dibandingkan dengan produk referensi karena ukuran tersebut tidak
sesuai dengan perhitungan antopometri sehingga tidak memberikan kenyamanan
kepada pengguna. Ukuran tersebut termasuk dalam kategori ukuran sedang
dikarenakan masih diantara batas ukuran sedang yang telah ditentukan oleh tim
pengembang yaitu diatas 20 cm x 20 cm x 20 cm dan dibawah ukuran 35 cm x 35
cm x 35 cm. Konsep J memiliki bentuk persegi panjang sama dengan produk
referensi, menggunakan jenis material kayu jati belanda yang memiliki sifat bahan
kuat, tahan terhadap perubahan cuaca, dan memiliki warna serta tekstur yang
bagus. Konsep J dilapisi dengan pernis sehingga membuat produk tempat charge
HP dapat bertahan lama. Konsep J juga memiliki inovasi berupa pintu sehingga
barang elektronik yang sedang di charge lebih aman, tidak terkena kotoran, dan
tidak mudah terjatuh.
Konsep K memiliki ukuran sedang yaitu 35 cm x 30 cm x 25 cm. Ukuran
tersebut lebih buruk dibandingkan dengan produk referensi karena ukuran tersebut
tidak sesuai dengan perhitungan antopometri sehingga tidak memberikan
kenyamanan kepada pengguna. Konsep K memiliki bentuk persegi panjang sama
dengan produk referensi dan menggunakan jenis material kayu mahoni yang lebih
baik dari produk referensi karena kayu mahoni memiliki sifat bahan kuat. Konsep

Praktikum Perancangan Teknik Industri 2 PTA 2019/2020


III-16

K dilapisi dengan cat sehingga dapat menambah nilai keindahan serta membuat
produk tempat charge HP dapat bertahan lama. Konsep K juga memiliki inovasi
berupa pintu sehingga barang elektronik yang sedang di charge lebih aman, tidak
terkena kotoran, dan tidak mudah terjatuh.
Konsep L memiliki ukuran sedang yaitu 35 cm x 30 cm x 25 cm dan
berbentuk persegi panjang. Ukuran tersebut lebih buruk dari produk referensi
karena tidak sesuai dengan perhitungan antropometri sehingga tidak memberikan
kenyamanan kepada pengguna. Konsep L berbahan dasar kayu mahoni dan
dilapisi pernis sehingga produk tempat charge HP memiliki sifat bahan kuat dan
tahan lama. Konsep L juga memiliki inovasi berupa pintu yang lebih baik dari
produk referensi sehingga barang elektronik yang sedang di charge lebih aman,
tidak terkena kotoran, dan tidak mudah terjatuh.
Konsep O memiliki ukuran sebesar 30 cm x 25 cm x 20 cm. Ukuran tersebut
lebih buruk dibandingkan dengan produk referensi karena ukuran tersebut lebih
kecil dari ukuran berdasarkan perhitungan antopometri sehingga tidak
memberikan kenyamanan kepada pengguna. Ukuran tersebut termasuk dalam
kategori ukuran sedang dikarenakan masih diantara batas ukuran sedang yang
telah ditentukan oleh tim pengembang yaitu diatas 20 cm x 20 cm x 20 cm dan
dibawah ukuran 35 cm x 35 cm x 35 cm. Konsep O memiliki bentuk persegi
panjang sama dengan produk referensi, menggunakan jenis material kayu jati
belanda yang memiliki sifat bahan kuat, tahan terhadap perubahan cuaca, dan
memiliki warna serta tekstur yang bagus. Konsep O dilapisi dengan cat sehingga
dapat menambah nilai keindahan serta membuat produk tempat charge HP dapat
bertahan lama. Konsep 0 juga memiliki inovasi berupa pintu lebih baik
dibandingkan dengan produk referensi sehingga barang elektronik yang sedang di
charge lebih aman, tidak terkena kotoran, dan tidak mudah terjatuh.
Konsep P memiliki ukuran sebesar 30 cm x 35 cm x 20 cm. Ukuran tersebut
lebih buruk dibandingkan dengan produk referensi karena ukuran tersebut lebih
kecil dari ukuran antopometri sehingga tidak memberikan kenyamanan kepada
pengguna. Ukuran tersebut termasuk dalam kategori ukuran sedang dikarenakan
masih diantara batas ukuran sedang yang telah ditentukan oleh tim pengembang

Praktikum Perancangan Teknik Industri 2 PTA 2019/2020


III-17

yaitu diatas 20 cm x 20 cm x 20 cm dan dibawah ukuran 35 cm x 35 cm x 35 cm.


Konsep P memiliki bentuk persegi panjang sama dengan produk referensi,
menggunakan jenis material kayu jati belanda yang memiliki sifat bahan kuat,
tahan terhadap perubahan cuaca, dan memiliki warna serta tekstur yang bagus.
Konsep P dilapisi dengan pernis sehingga membuat produk tempat charge HP
dapat bertahan lama. Konsep P juga memiliki inovasi berupa pintu sehingga
barang elektronik yang sedang di charge lebih aman, tidak terkena kotoran, dan
tidak mudah terjatuh.
Konsep Q memiliki ukuran sedang yaitu 30 cm x 25 cm x 20 cm. Ukuran
tersebut lebih buruk dibandingkan dengan produk referensi karena ukuran tersebut
lebih kecil dari ukuran antopometri sehingga tidak memberikan kenyamanan
kepada pengguna. Konsep Q memiliki bentuk persegi panjang sama dengan
produk referensi dan menggunakan jenis material kayu mahoni yang lebih baik
dari produk referensi karena kayu mahoni memiliki sifat bahan kuat. Konsep Q
dilapisi dengan cat sehingga dapat menambah nilai keindahan serta membuat
produk tempat charge HP dapat bertahan lama. Konsep Q juga memiliki inovasi
berupa pintu sehingga barang elektronik yang sedang di charge lebih aman, tidak
terkena kotoran, dan tidak mudah terjatuh.
Konsep R memiliki ukuran sedang yaitu 30 cm x 25 cm x 20 cm dan
berbentuk persegi panjang. Ukuran tersebut lebih buruk dari produk referensi
karena tidak sesuai dengan perhitungan antropometri sehingga tidak memberikan
kenyamanan kepada pengguna. Konsep R berbahan dasar kayu mahoni dan
dilapisi pernis sehingga produk tempat charge HP memiliki sifat bahan kuat dan
tahan lama. Konsep R juga memiliki inovasi berupa pintu yang lebih baik dari
produk referensi sehingga barang elektronik yang sedang di charge lebih aman,
tidak terkena kotoran, dan tidak mudah terjatuh.
Berdasarkan konsep alternatif C1, C2, dan C3 diatas, tim pengembang
memutuskan memilih konsep C1 yang memiliki nilai akhir tertinggi yang akan
diterapkan pada produk yang akan dibuat. Konsep C1 memili 4 alternatif konsep
yaitu konsep C, konsep D, konsep E, dan konsep F. Berdasarkan keempat konsep
tersebut, konsep D sebagai konsep terpilih yang akan diterapkan pada produk

Praktikum Perancangan Teknik Industri 2 PTA 2019/2020


III-18

tempat charge HP. Konsep D dipilih karena konsep D menggunakan jenis


material kayu jati belanda yang memiliki sifat bahan kuat, tahan terhadap
perubahan cuaca, dan memiliki tekstur serta warna yang cerah. Konsep D dilapisi
dengan menggunakan pernis yang lebih baik jika dibandingkan dengan cat
sehingga produk tempat charge HP dapat bertahan lama, tidak mudah berjamur,
tahan terhadapat hama atau serangga, dan memiliki tampilan yang menarik karena
pernis berwarna transparan sehingga dapat menonjolkan warna dan tekstur dari
kayu jati belanda. Ukuran konsep D juga telah sesuai dengan perhitungan
antropometri yaitu sebesar 31 cm x 28 cm x 22 cm sehingga dapat memberikan
kenyamanan kepada pengguna tempat charge HP. Konsep D juga memiliki
inovasi berupa pintu sehingga barang elektronik yang sedang di charge lebih
aman, tidak terkena kotoran, dan tidak mudah terjatuh. Kekurangan yang dimiliki
oleh konsep D adalah produk tempat charge HP sulit dibawa karena
menggunakan kayu jati belanda sehingga produk menjadi lebih berat.

Praktikum Perancangan Teknik Industri 2 PTA 2019/2020

Anda mungkin juga menyukai