Anda di halaman 1dari 23

III-1

BAB III
PEMILIHAN KONSEP

3.1. Landasan Teori


Landasan teori merupakan seperangkat definisi, konsep serta proposisi yang
telah disusun rapi serta sistematis tentang variabel-variabel dalam sebuah
peneliatian. Landasan teori akan menjadi dasar yang kuat dalam sebuah penelitian
yang akan dilakukan.
Penyusunan landasan teori yang baik dan benar dalam sebuah penelitian
menjadi hal yang  penting sebab landasan teori menjadi sebuah pondasi serta
landasan dalam penelitian tersebut. Bagian ini berfungsi sebagai kerangka teori
yang digunakan untuk menyelesaikan berbagai pekerjaan penelitian.
Landasan teori pemilihan konsep menjelaskan tentang definisi pemilihan
konsep, metode pemilihan konsep, keuntungan metode seleksi konsep, tahapan
pemilihan konsep dan matriks pemilihan konsep. Berikut ini merupakan
penjelasan dari pemilihan konsep.

3.1.1 Definisi Pemilihan Konsep


Pemilihan konsep merupakan proses menilai konsep dengan pertimbangan
kebutuhan pelanggan dan kriteria lainnya, membandingkan kelebihan dan
kekurangan antara konsep yang satu dengan konsep lainnya dan memilih satu atau
lebih konsep untuk penyelidikan dan pengembangan. Pemilihan konsep berfungsi
untuk memudahkan memilih konsep pemenang dan membantu membangun
catatan dalam proses pengambilan keputusan. Berikut ini adalah tujuh kriteria
yang menjadi dasar pemilihan sebuah konsep produk yaitu (Ulrich, 2001).
1. Kemudahan penanganan.
2. Kemudahan penggunaan.
3. Kemudahan membaca terdapat (untuk alat yang memiliki alat ukur).
4. Akurasi pengukur dosis (untuk alat ukur).
5. Daya tahan.

Perancangan Teknik Industri 2 PTA 2020/2021


III-2

6. Kemudahan proses manufaktur.


7. Mudah dibawa.

3.1.2 Metode Pemilihan Konsep


Efektivitas metode pemilihan konsep sangat bervariasi. Metode dibagi
menjadi tujuh bagian yang dimana masing-masing mempunyai arti yang berbeda.
Berikut ini merupakan metode-metode yang digunakan dari pemilihan konsep
(Ulrich, 2001).
1. Keputusan Eksternal
Keputusan eksternal dapat diartikan dalam metode pemilihan konsep yang
mempunyai pengertian yaitu konsep-konsep dikembalikan kepada pelanggan,
klien, atau beberapa lingkup eksternal lainnya untuk diseleksi.
2. Produk Juara
Produk juara dapat diartikan dalam metode pemilihan konsep yang mempunyai
pengertian yaitu seseorang anggota dalam sebuah tim yang berpengaruh dari
tim pengembangan produk memilih sebuah konsep atas dasar pilihan
pribadinya.
3. Intuisi
Intuisi dapat diartikan dalam metode pemilihan konsep yang mempunyai
pengertian yaitu konsep dipilih berdasarkan perasaan. Kriteria eksplisit atau
analisis pertentangan tidak digunakan. Konsep yang dipilih semata-mata yang
kelihatan lebih baik.
4. Multivoting
Multivoting dapat diartikan dalam metode pemilihan konsep yang mempunyai
pengertian yaitu tiap anggota tim memilih beberapa konsep. Konsep yang
paling banyak dipilih yang akan digunakan.
5. Pro dan Kontra
Pro dan kontra dapat diartikan dalam metode pemilihan konsep yang
mempunyai pengertian yaitu tim mendaftar kekuatan dan kelemahan dari tiap
konsep dan membuat sebuah pilihan berdasarkan pendapat kelompok itu
sendiri.

Perancangan Teknik Industri 2 PTA 2020/2021


III-3

6. Prototipe dan Pengujian


Prototipe dan pengujian dapat diartikan dalam metode pemilihan konsep yang
mempunyai pengertian yaitu organisasi membuat dan menguji prototipe dari
tiap konsep, lalu menyeleksi berdasarkan data pengujian.
7. Matriks Pugh atau Keputusan
Matriks keputusan dapat diartikan dalam metode pemilihan konsep yang
mempunyai pengertian yaitu tim menilai masing-masing konsep berdasarkan
kriteria penyeleksian yang telah ditetapkan sebelum yang dapat diberi bobot.
Metode seleksi konsep ini didasarkan pada penggunaan matriks keputusan
untuk mengevaluasi masing-masing konsep dengan mempertimbangkan
serangkaian kriteria seleksi. Seleksi terhadap beberapa konsep dengan acuan
produk referensi mendapatkan konsep terpilih sebagai hasil dari matriks pugh
(Ulrich, 2001).

3.1.3 Keuntungan Metode Seleksi Konsep


Semua fase awal dari pengembangan produk sangat berpengaruh pada
kesuksesan produk karena tanggapan pasar terhadap sebuah produk secara
saksama bergantung pada konsep produk. Proses seleksi konsep yang terstruktur
akan membantu mempertahankan objektivitas keseluruhan fase konsep dari proses
pengembangan dan menuntun tim pengembang produk melalui proses yang kritis,
sulit dan kadangkala emosional. Secara khusus, metode seleksi konsep yang
terstruktur memberikan keuntungan potensial sebagai berikut. (Ulrich, 2001).
1. Produk terfokus pada pelanggan
Produk yang terfokus pada pelanggan disebabkan oleh konsep secara eksplisit
dievaluasi berdasarkan kriteria pelanggan, seleksi konsep kemungkinan besar
difokuskan pada pelanggan.
2. Rancangan yang kompetitif
Rancangan yang kompetitif dilakukan dengan membandingkan konsep dengan
rancangan yang sudah ada, desainer akan mengusahakan rancangan agar
menyamai atau melebihi penampilan pesaingnya pada beberapa dimensi kunci.
3. Koordinasi antara proses dan produk yang lebih baik

Perancangan Teknik Industri 2 PTA 2020/2021


III-4

Evaluasi produk yang ekplisit dengan penekanan terhadap kriteria manufaktur


akan memperbaiki kemampuan produksi produk dan menyesuaikan produk
dengan kapabilitas proses dari perusahaan.
4. Mengurangi waktu untuk pengenalan produk
Metode yang terstruktur akan menjadi sebuah bahasan umum antara insinyur
perancangan, insinyur manufaktur, perancangan industri, pemasar dan manajer
proyek. Hal itu menyebabkan berkurangnya ambiguitas dalam komunikasi
sehingga komunikasi yang lebih cepat dan kesalahan awal dapat diminimalisir.
5. Pengambilan keputusan kelompok yang efektif
Dalam tim pengembang filosofi dan garis pedoman organisasi, kemauan
anggota untuk berpartisipasi dan pengalaman anggota tim dapat menghambat
proses seleksi konsep. Metode yang terstruktur akan mendorong pengambilan
keputusan yang sewenang-wenang atau faktor personal yang mempengaruhi
pemilihan konsep produk.
6. Dokumentasi proses keputusan
Metode terstruktur akan menciptakan catatan yang akan membantu memahami
alasan yang berada di belakang keputusan konsep. Catatan ini berguna untuk
membantu proses belajar anggota tim baru dan menilai dengan cepat pengaruh
perubahan kebutuhan konsumen pada alternatif yang tersedia.

3.1.4 Tahapan Pemilihan Konsep


Pemilihan konsep ditampilkan dalam dua tahapan sebagai cara untuk
mengatasi kesulitan dalam mengevaluasi beberapa konsep produk. Penyaringan
adalah proses evaluasi yang masih berupa perkiraan yang ditujukan untuk
mempersempit alternatif. Penilaian konsep merupakan sebuah analisis konsep
yang ada untuk memilih salah satu konsep memungkinkan untuk membawa
kesuksesan pada sebuah produk (Ulrich, 2001).
Proses penyaringan dan penilaian, beberapa literasi mungkin dilakukan
sehingga menghasilkan beberapa alternatif baru dari hasil kombinasi beberapa
konsep. Tahapan penyaringan konsep dan penilaian konsep mengikuti enam

Perancangan Teknik Industri 2 PTA 2020/2021


III-5

langkah proses yang membawa tim melewati aktivitas seleksi konsep. Berikut ini
tahapan-tahapan dalam penyaringan dan penilaian konsep (Ulrich, 2001)
1. Menyiapkan Matriks Seleksi
Mempersiapkan matriks, tim memilih sebuah media fisik yang sesuai untuk
masalah yang sedang ditangani. Individu dan kelompok kecil dengan daftar
kriteria yang singkat dapat menggunakan matriks untuk proses seleksi.
Kelompok lebih besar, diperlukan untuk mempermudah diskusi kelompok,
kemudian input nya konsep dan kriteria dimasukkan ke dalam matriks.
2. Menilai Konsep
Nilai relatif “lebih baik” (+), “sama dengan” (0) atau “lebih buruk” (-)
diletakkan ditiap sel matriks untuk memperlihatkan bagaimana tiap konsep
dinilai terhadap konsep referensi untuk kriteria tertentu. Sebaiknya setiap
konsep dinilai terhadap satu kriteria sebelum berpindah ke kriteria berikutnya
3. Meranking Konsep-Konsep
Tim menjumlahkan nilai “lebih baik”, “sama dengan”, dan “lebih buruk”.
Mencatat jumlah untuk tiap kategori pada baris bagian bawah dari matriks.
4. Menggabungkan dan Memperbaiki Konsep-Konsep
Menilai dan merangking konsep tim harus memeriksa apakah hasilnya masuk
akal. Langkah selanjutnya adalah mempertimbangkannya jika ada cara
menggabungkan dan memperbaiki konsep tertentu.
5. Memilih Satu atau Lebih Konsep
Anggota tim sudah puas dengan pemahaman akan tiap konsep dan kualitas
relatifnya, maka akan memutuskan konsep mana yang harus dipilih untuk
perbaikan dan analisis lebih jauh.
6. Merefleksikan Hasil dan Proses
Seluruh anggota tim harus nyaman dengan hasil yang diperoleh. Jika salah
seorang tidak setuju dengan keputusan tim, maka mungkin satu atau lebih
kriteria penting hilang dari matriks penyaringan atau mungkin penilaian
tertentu salah atau bahkan kurang jelas. Pertimbangan nyata yang hasilnya
dapat dimengerti bagi setiap orang akan mengurangi kemungkinan terjadinya

Perancangan Teknik Industri 2 PTA 2020/2021


III-6

kesalahan dan meningkatkan kemungkinan seluruh tim untuk setuju pada


kegiatan pengembangan berikutnya.

3.1.5 Matriks Pemilihan Konsep


Proses penyaringan konsep merupakan proses penilaian yang sederhana
yang menggunakan tiga simbol yaitu nilai relatif “lebih baik” (+), jika konsep
tersebut lebih baik dari konsep yang lain dalam hal kriteria tersebut. “sama
dengan” (0), jika untuk kriteria tersebut konsep tersebut sama dengan konsep yang
lainnya. Dan terakhir “lebih buruk” (-), bila konsep tersebut lebih buruk dari
konsep yang lainnya. Kemudian jumlah bobot tiap kriteria dijumlahkan untuk
masing-masing konsep diberi rangking. Konsep yang dipilih untuk diteruskan
adalah satu atau lebih konsep yang memiliki tingkat rangking yang lebih tinggi
(Ulrich, 2001).
Berikutnya pada seleksi konsep adalah dengan menggunakan matriks
penilaian konsep, dengan cara menambahkan bobot kepentingan  ke dalam
matriks. Tahapan selanjutnya pada seleksi konsep adalah dengan menggunakan
matriks penilaian konsep, dengan cara menambahkan bobot kepentingan ke dalam
matriks (Ulrich, 2001).

3.2. Hasil dan Pembahasan


Hasil dan pembahasan adalah penerapan dari landasan teori. Hasil dan
pembahasan dalam pemilihan konsep diambil berdasarkan hasil dari penurunan
konsep.
Hasil dari penurunan konsep akan digunakan di dalam modul pemilihan
konsep yaitu data matriks pugh dan deskripsi konsep. Berikut merupakan hasil
dan pembahasan yang terdapat pada pemilihan konsep.

Perancangan Teknik Industri 2 PTA 2020/2021


III-7

3.2.1 Matriks Pugh


Matriks Pugh merupakan matriks yang bertujuan untuk mempersempit konsep secara cepat dan memperbaiki konsep, setelah
diuraikan dari tabel kombinasi. Sebuah analisis konsep adalah salah satu untuk memilih dengan memberikan bobot kepentingan
relative pada setiap kriteria seleksi. Berikut merupakan Tabel 3.1 matriks pugh produk rak gelas.

Tabel 3.1 Matriks Pugh


Konsep
No Kriteria Bobot Referensi
A B C D E F G H I J K L M N O P
1 Produk bersifat tahan lama 5 0 + + + + + + + + + + + + + + + +
2 Produk bermaterial kayu 5 0 + + + + 0 0 0 0 + + + + 0 0 0 0
Produk memiliki fitur
3 5 0 + + 0 0 + + 0 0 + + 0 0 + + 0 0
tambahan
4 Ukuran produk 5 0 - + - + - + - + - + - + - + - +
Jumlah + 0 15 20 10 15 10 15 5 10 15 20 10 15 10 15 5 10
Jumlah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah - 0 -5 0 -5 0 -5 0 -5 0 -5 0 -5 0 -5 0 -5 0
Net Score 10 20 5 15 5 15 0 10 10 20 5 15 5 15 0 10
Rank 3 1 4 2 4 2 5 3 3 1 4 2 4 2 5 3
Continue? C3 C1 N C2 N C2 N C3 C3 C1 N C2 N C2 N C3

Perancangan Teknik Industri 2 PTA 2020/2021


III-8

Berdasarkan Tabel 3.1 Matriks Pugh Produk Rak Gelas diatas diperoleh dari
kebutuhan pelanggan yang didapatkan dari HOQ (House Of Quality). Berdasarkan
matriks pugh kebutuhan pelanggan terdiri dari produk bersifat tahan lama dengan
bobot sebesar 5, produk bermaterial kayu dengan bobot sebesar 5, Produk
memiliki fitur tambahan dengan bobot sebesar 5, dan ukuran produk dengan bobot
sebesar 5. Matriks Pugh ini mengacu pada hasil tabel kombinasi dan diperoleh
sebanyak 16 konsep yaitu konsep A, konsep B, konsep C, konsep D, konsep E,
konsep F, konsep G, konsep H, konsep I, konsep J, konsep K, konsep L, konsep
M, konsep N, konsep O, dan konsep P.
Pada matriks pugh berisi kriteria konsep yang diuraikan melalui tabel
kombinasi dan bobot sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Tim pengembang
menggunakan matriks pugh untuk melakukan pemilihan konsep rak gelas dengan
mempertimbangkan bobot kebutuhan pelanggan. Konsep-konsep yang telah
terpilih pada tabel kombinasi dibandingkan keseluruhannya dengan produk
referensi. Simbol (0) yang diberikan berarti kriteria konsep tersebut tidak
memiliki perbedaan dengan produk referensi atau bernilai sama. Simbol (+) yang
diberikan berarti kriteria konsep lebih unggul dibandingkan produk referensi.
Simbol (-) yang diberikan berarti kriteria konsep lebih buruk dibandingkan produk
referensi. Cara menghitung jumlah pada matriks pugh seperti Jumlah (+)
didapatkan dari nilai (+) pada kriteria tersebut dikalikan dengan bobot pada
kriteria tersebut, begitu juga dengan Jumlah (-) didapatkan dari nilai (-) pada
kriteria tersebut dikalikan dengan bobot pada kriteria tersebut, dan Jumlah (0)
didapatkan dari nilai (0) pada kriteria tersebut dikalikan dengan bobot pada
kriteria tersebut. Cara menghitug Net Score pada matriks pugh dengan cara
menjumlahkan nilai (+), (0), dan (–) didapatkan hasilnya.
Konsep terpilih dengan skor tertinggi dari matriks pugh akan
dipertimbangkan oleh tim pengembang dan dijadikan produk yang sesuai dengan
kebutuhan pelanggan. Skor tertinggi didapat dari menjumlahkan perkalian bobot
dengan (+) dan (-) dari setiap kriteria konsep yang ada. dimana pemeringkatan
diperoleh berdasarkan penilaian dari setiap kriteria seleksi. Kriteria seleksi
pertama adalah produk bersifat tahan lama, pada konsep A mendapatkan nilai (+),

Perancangan Teknik Industri 2 PTA 2020/2021


III-9

karena pada konsep ini produk memiliki pelapis berupa pernis dan cat anti rayap
yang membuat produk bersifat tahan lama. Kriteria kedua adalah produk memiliki
material kayu pada konsep A mendapatkan nilai (+), karena material pada konsep
ini memiliki penilaian yang lebih baik yaitu menggunakan kayu jati belanda lebih
baik dan kuat dari produk referensi yaitu menggunakan kayu multipleks. Kriteria
ketiga yaitu produk memiliki fitur tambahan pada konsep konsep A mendapatkan
nilai (+), karena pada konsep ini memiliki fitur tambahan dengan penilaian yang
lebih baik yaitu memiliki fitur tambahan berupa gantungan gelas, dimana
gantungan gelas ini dinilai lebih baik karena fitur dapat menunjang fungsi utama
produk. Kriteria seleksi keempat adalah ukuran produk, pada konsep A
mendapatkan nilai (-) karena pada konsep tersebut memiliki ukuran sebesar (40 x

24 x 40) cm yang lebih kecil dari produk referensi yaitu (40 x 26 x 42) cm.
Kriteria seleksi pertama adalah produk bersifat tahan lama, pada konsep B
mendapatkan nilai (+), karena pada konsep ini produk memiliki pelapis berupa
pernis dan cat anti rayap yang membuat produk bersifat tahan lama. Kriteria
kedua adalah produk memiliki material kayu pada konsep B mendapatkan nilai
(+), karena material pada konsep ini memiliki penilaian yang lebih baik yaitu
menggunakan kayu jati belanda lebih baik dan kuat dari produk referensi yaitu
menggunakan kayu multipleks. Kriteria ketiga yaitu produk memiliki fitur
tambahan pada konsep konsep B mendapatkan nilai (+), karena pada konsep ini
memiliki fitur tambahan dengan penilaian yang lebih baik yaitu memiliki fitur
tambahan berupa gantungan gelas, dimana gantungan gelas ini dinilai lebih baik
karena fitur dapat menunjang fungsi utama produk. Kriteria seleksi keempat
adalah ukuran produk, pada konsep B mendapatkan nilai (+) karena pada konsep
tersebut memiliki ukuran sebesar (42 x 22 x 50) cm yang lebih besar dari produk
referensi yaitu (40 x 26 x 42) cm. Kriteria seleksi pertama adalah produk bersifat
tahan lama, pada konsep C mendapatkan nilai (+), karena pada konsep ini produk
memiliki pelapis berupa pernis dan cat anti rayap yang membuat produk bersifat
tahan lama. Kriteria kedua adalah produk memiliki material kayu pada konsep C
mendapatkan nilai (+), karena material pada konsep ini memiliki penilaian yang
lebih baik yaitu menggunakan kayu jati belanda lebih baik dan kuat dari produk

Perancangan Teknik Industri 2 PTA 2020/2021


III-10

referensi yaitu menggunakan kayu multipleks. Kriteria ketiga yaitu produk


memiliki fitur tambahan pada konsep konsep C mendapatkan nilai (0), karena
pada konsep ini memiliki fitur tambahan sekat yang sama dengan produk
referensi. Kriteria seleksi keempat adalah ukuran produk, pada konsep C
mendapatkan nilai (-) karena pada konsep tersebut memiliki ukuran sebesar (40 x

24 x 40) cm yang lebih kecil dari produk referensi yaitu (40 x 26 x 42) cm.
Kriteria seleksi pertama adalah produk bersifat tahan lama, pada konsep D
mendapatkan nilai (+), karena pada konsep ini produk memiliki pelapis berupa
pernis dan cat anti rayap yang membuat produk bersifat tahan lama. Kriteria
kedua adalah produk memiliki material kayu pada konsep D mendapatkan nilai
(+), karena material pada konsep ini memiliki penilaian yang lebih baik yaitu
menggunakan kayu jati belanda lebih baik dan kuat dari produk referensi yaitu
menggunakan kayu multipleks. Kriteria ketiga yaitu produk memiliki fitur
tambahan pada konsep konsep D mendapatkan nilai (0), karena pada konsep ini
memiliki fitur tambahan sekat yang sama dengan produk referensi. Kriteria seleksi
keempat adalah ukuran produk, pada konsep D mendapatkan nilai (+) karena pada
konsep tersebut memiliki ukuran sebesar (42 x 22 x 50) cm yang lebih besar dari
produk referensi yaitu (40 x 26 x 42) cm. Kriteria seleksi pertama adalah produk
bersifat tahan lama, pada konsep E mendapatkan nilai (+), karena pada konsep ini
produk memiliki pelapis berupa pernis dan cat anti rayap yang membuat produk
bersifat tahan lama. Kriteria kedua adalah produk memiliki material kayu pada
konsep E mendapatkan nilai (0), karena material pada konsep ini memiliki
penilaian yang sama dengan produk referensi yaitu menggunakan kayu
multipleks. Kriteria ketiga yaitu produk memiliki fitur tambahan pada konsep
konsep E mendapatkan nilai (+), karena pada konsep ini memiliki fitur tambahan
dengan penilaian yang lebih baik yaitu memiliki fitur tambahan berupa gantungan
gelas, dimana gantungan gelas ini dinilai lebih baik karena fitur dapat menunjang
fungsi utama produk. Kriteria seleksi keempat adalah ukuran produk, pada konsep
E mendapatkan nilai (-) karena pada konsep tersebut memiliki ukuran sebesar (40

x 24 x 40) cm yang lebih kecil dari produk referensi yaitu (40 x 26 x 42) cm.

Perancangan Teknik Industri 2 PTA 2020/2021


III-11

Kriteria seleksi pertama adalah produk bersifat tahan lama, pada konsep F
mendapatkan nilai (+), karena pada konsep ini produk memiliki pelapis berupa
pernis dan cat anti rayap yang membuat produk bersifat tahan lama. Kriteria
kedua adalah produk memiliki material kayu pada konsep F mendapatkan nilai
(0), karena material pada konsep ini memiliki penilaian yang sama dengan produk
referensi yaitu menggunakan kayu multipleks. Kriteria ketiga yaitu produk
memiliki fitur tambahan pada konsep konsep F mendapatkan nilai (+), karena
pada konsep ini memiliki fitur tambahan dengan penilaian yang lebih baik yaitu
memiliki fitur tambahan berupa gantungan gelas, dimana gantungan gelas ini
dinilai lebih baik karena fitur dapat menunjang fungsi utama produk. Kriteria
seleksi keempat adalah ukuran produk, pada konsep F mendapatkan nilai (+)
karena pada konsep tersebut memiliki ukuran sebesar (42 x 22 x 50) cm yang
lebih besar dari produk referensi yaitu (40 x 26 x 42) cm.
Kriteria seleksi pertama adalah produk bersifat tahan lama, pada konsep G
mendapatkan nilai (+), karena pada konsep ini produk memiliki pelapis berupa
pernis dan cat anti rayap yang membuat produk bersifat tahan lama. Kriteria
kedua adalah produk memiliki material kayu pada konsep G mendapatkan nilai
(0), karena material pada konsep ini memiliki penilaian yang sama dengan produk
referensi yaitu menggunakan kayu multipleks. Kriteria ketiga yaitu produk
memiliki fitur tambahan pada konsep konsep G mendapatkan nilai (0), karena
pada konsep ini memiliki fitur tambahan sekat yang sama dengan produk
referensi. Kriteria seleksi keempat adalah ukuran produk, pada konsep G
mendapatkan nilai (-) karena pada konsep tersebut memiliki ukuran sebesar (40 x

24 x 40) cm yang lebih kecil dari produk referensi yaitu (40 x 26 x 42) cm.
Kriteria seleksi pertama adalah produk bersifat tahan lama, pada konsep H
mendapatkan nilai (+), karena pada konsep ini produk memiliki pelapis berupa
pernis dan cat anti rayap yang membuat produk bersifat tahan lama. Kriteria
kedua adalah produk memiliki material kayu pada konsep H mendapatkan nilai
(0), karena material pada konsep ini memiliki penilaian yang sama dengan produk
referensi yaitu menggunakan kayu multipleks. Kriteria ketiga yaitu produk
memiliki fitur tambahan pada konsep konsep H mendapatkan nilai (0), karena

Perancangan Teknik Industri 2 PTA 2020/2021


III-12

pada konsep ini memiliki fitur tambahan sekat yang sama dengan produk
referensi. Kriteria seleksi keempat adalah ukuran produk, pada konsep H
mendapatkan nilai (+) karena pada konsep tersebut memiliki ukuran sebesar (42 x
22 x 50) cm yang lebih besar dari produk referensi yaitu (40 x 26 x 42) cm.
Kriteria seleksi pertama adalah produk bersifat tahan lama, pada konsep I
mendapatkan nilai (+), karena pada konsep ini produk memiliki pelapis berupa
pernis dan cat anti rayap yang membuat produk bersifat tahan lama. Kriteria
kedua adalah produk memiliki material kayu pada konsep I mendapatkan nilai (+),
karena material pada konsep ini memiliki penilaian yang lebih baik yaitu
menggunakan kayu jati belanda lebih baik dan kuat dari produk referensi yaitu
menggunakan kayu multipleks. Kriteria ketiga yaitu produk memiliki fitur
tambahan pada konsep konsep I mendapatkan nilai (+), karena pada konsep ini
memiliki fitur tambahan dengan penilaian yang lebih baik yaitu memiliki fitur
tambahan berupa gantungan gelas, dimana gantungan gelas ini dinilai lebih baik
karena fitur dapat menunjang fungsi utama produk. Kriteria seleksi keempat
adalah ukuran produk, pada konsep I mendapatkan nilai (-) karena pada konsep

tersebut memiliki ukuran sebesar (40 x 24 x 40) cm yang lebih kecil dari produk
referensi yaitu (40 x 26 x 42) cm.
Kriteria seleksi pertama adalah produk bersifat tahan lama, pada konsep J
mendapatkan nilai (+), karena pada konsep ini produk memiliki pelapis berupa
pernis dan cat anti rayap yang membuat produk bersifat tahan lama. Kriteria
kedua adalah produk memiliki material kayu pada konsep J mendapatkan nilai
(+), karena material pada konsep ini memiliki penilaian yang lebih baik yaitu
menggunakan kayu jati belanda lebih baik dan kuat dari produk referensi yaitu
menggunakan kayu multipleks. Kriteria ketiga yaitu produk memiliki fitur
tambahan pada konsep konsep J mendapatkan nilai (+), karena pada konsep ini
memiliki fitur tambahan dengan penilaian yang lebih baik yaitu memiliki fitur
tambahan berupa gantungan gelas, dimana gantungan gelas ini dinilai lebih baik
karena fitur dapat menunjang fungsi utama produk. Kriteria seleksi keempat
adalah ukuran produk, pada konsep J mendapatkan nilai (+) karena pada konsep
tersebut memiliki ukuran sebesar (42 x 22 x 50) cm yang lebih besar dari produk

Perancangan Teknik Industri 2 PTA 2020/2021


III-13

referensi yaitu (40 x 26 x 42) cm. Kriteria seleksi pertama adalah produk bersifat
tahan lama, pada konsep K mendapatkan nilai (+), karena pada konsep ini produk
memiliki pelapis berupa pernis dan cat anti rayap yang membuat produk bersifat
tahan lama. Kriteria kedua adalah produk memiliki material kayu pada konsep K
mendapatkan nilai (+), karena material pada konsep ini memiliki penilaian yang
lebih baik yaitu menggunakan kayu jati belanda lebih baik dan kuat dari produk
referensi yaitu menggunakan kayu multipleks. Kriteria ketiga yaitu produk
memiliki fitur tambahan pada konsep konsep K mendapatkan nilai (0), karena
pada konsep ini memiliki fitur tambahan sekat yang sama dengan produk
referensi. Kriteria seleksi keempat adalah ukuran produk, pada konsep K
mendapatkan nilai (-) karena pada konsep tersebut memiliki ukuran sebesar (40 x

24 x 40) cm yang lebih kecil dari produk referensi yaitu (40 x 26 x 42) cm.
Kriteria seleksi pertama adalah produk bersifat tahan lama, pada konsep L
mendapatkan nilai (+), karena pada konsep ini produk memiliki pelapis berupa
pernis dan cat anti rayap yang membuat produk bersifat tahan lama. Kriteria
kedua adalah produk memiliki material kayu pada konsep L mendapatkan nilai
(+), karena material pada konsep ini memiliki penilaian yang lebih baik yaitu
menggunakan kayu jati belanda lebih baik dan kuat dari produk referensi yaitu
menggunakan kayu multipleks. Kriteria ketiga yaitu produk memiliki fitur
tambahan pada konsep konsep L mendapatkan nilai (0), karena pada konsep ini
memiliki fitur tambahan sekat yang sama dengan produk referensi. Kriteria seleksi
keempat adalah ukuran produk, pada konsep L mendapatkan nilai (+) karena pada
konsep tersebut memiliki ukuran sebesar (42 x 22 x 50) cm yang lebih besar dari
produk referensi yaitu (40 x 26 x 42) cm.
Kriteria seleksi pertama adalah produk bersifat tahan lama, pada konsep M
mendapatkan nilai (+), karena pada konsep ini produk memiliki pelapis berupa
pernis dan cat anti rayap yang membuat produk bersifat tahan lama. Kriteria
kedua adalah produk memiliki material kayu pada konsep M mendapatkan nilai
(0), karena material pada konsep ini memiliki penilaian yang sama dengan produk
referensi yaitu menggunakan kayu multipleks. Kriteria ketiga yaitu produk
memiliki fitur tambahan pada konsep konsep M mendapatkan nilai (+), karena

Perancangan Teknik Industri 2 PTA 2020/2021


III-14

pada konsep ini memiliki fitur tambahan dengan penilaian yang lebih baik yaitu
memiliki fitur tambahan berupa gantungan gelas, dimana gantungan gelas ini
dinilai lebih baik karena fitur dapat menunjang fungsi utama produk. Kriteria
seleksi keempat adalah ukuran produk, pada konsep M mendapatkan nilai (-)

karena pada konsep tersebut memiliki ukuran sebesar (40 x 24 x 40) cm yang
lebih kecil dari produk referensi yaitu (40 x 26 x 42) cm. Kriteria seleksi pertama
adalah produk bersifat tahan lama, pada konsep N mendapatkan nilai (+), karena
pada konsep ini produk memiliki pelapis berupa pernis dan cat anti rayap yang
membuat produk bersifat tahan lama. Kriteria kedua adalah produk memiliki
material kayu pada konsep N mendapatkan nilai (0), karena material pada konsep
ini memiliki penilaian yang sama dengan produk referensi yaitu menggunakan
kayu multipleks. Kriteria ketiga yaitu produk memiliki fitur tambahan pada
konsep konsep N mendapatkan nilai (+), karena pada konsep ini memiliki fitur
tambahan dengan penilaian yang lebih baik yaitu memiliki fitur tambahan berupa
gantungan gelas, dimana gantungan gelas ini dinilai lebih baik karena fitur dapat
menunjang fungsi utama produk. Kriteria seleksi keempat adalah ukuran produk,
pada konsep N mendapatkan nilai (+) karena pada konsep tersebut memiliki
ukuran sebesar (42 x 22 x 50) cm yang lebih besar dari produk referensi yaitu (40
x 26 x 42) cm. Kriteria seleksi pertama adalah produk bersifat tahan lama, pada
konsep O mendapatkan nilai (+), karena pada konsep ini produk memiliki pelapis
berupa pernis dan cat anti rayap yang membuat produk bersifat tahan lama.
Kriteria kedua adalah produk memiliki material kayu pada konsep O mendapatkan
nilai (0), karena material pada konsep ini memiliki penilaian yang sama dengan
produk referensi yaitu menggunakan kayu multipleks. Kriteria ketiga yaitu produk
memiliki fitur tambahan pada konsep konsep O mendapatkan nilai (0), karena
pada konsep ini memiliki fitur tambahan sekat yang sama dengan produk
referensi. Kriteria seleksi keempat adalah ukuran produk, pada konsep O
mendapatkan nilai (-) karena pada konsep tersebut memiliki ukuran sebesar (40 x

24 x 40) cm yang lebih kecil dari produk referensi yaitu (40 x 26 x 42) cm.
Kriteria seleksi pertama adalah produk bersifat tahan lama, pada konsep P

Perancangan Teknik Industri 2 PTA 2020/2021


III-15

mendapatkan nilai (+), karena pada konsep ini produk memiliki pelapis berupa
pernis dan cat anti rayap yang membuat produk bersifat tahan lama. Kriteria
kedua adalah produk memiliki material kayu pada konsep P mendapatkan nilai
(0), karena material pada konsep ini memiliki penilaian yang sama dengan produk
referensi yaitu menggunakan kayu multipleks. Kriteria ketiga yaitu produk
memiliki fitur tambahan pada konsep konsep P mendapatkan nilai (0), karena
pada konsep ini memiliki fitur tambahan sekat yang sama dengan produk
referensi. Kriteria seleksi keempat adalah ukuran produk, pada konsep P
mendapatkan nilai (+) karena pada konsep tersebut memiliki ukuran sebesar (42 x
22 x 50) cm yang lebih besar dari produk referensi yaitu (40 x 26 x 42) cm.
Berdasarkan masing-masing konsep memiliki nilai akhir Konsep B dan
konsep J, berada pada peringkat pertama dengan net score sebesar 20, sehingga
akan dilakukan kombinasi antara konsep B dan konsep J untuk menghasilkan
konsep terpilih dan diberikan simbol C1. Konsep D, konsep F, konsep L, dan
konsep N, berada pada peringkat kedua dengan net score sebesar 15, sehingga
akan dilakukan kombinasi antara konsep D, konsep F. Konsep L, dan konsep N
untuk menghasilkan konsep alternatif pertama dan diberikan simbol C2. Konsep
A, konsep H, konsep I, dan konsep P, berada pada peringkat ketiga dengan net
score sebesar 10, sehingga akan dilakukan kombinasi antara Konsep A, konsep H,
konsep I, dan konsep P untuk menghasilkan konsep alternatif kedua dan diberikan
simbol C3. Konsep C, konsep E, konsep G, konsep L, konsep M, dan konsep O
berada pada peringkat keempat dan kelima dengan net score sebesar 5 dan 0,
sehingga konsep tersebut tidak akan digunakan dalam penentuan konsep
alternatif.

3.2.2 Deskripsi Konsep


Berdasarkan Matriks Pugh yang didapatkan dari tabel kombinasi dan HOQ
(House Of Quality), berisikan kriteria yaitu: tahan lama, material kayu, fitur
tambahan, dan ukuran dengan bobot secara berurutan 5, 5, 5, 5. Referensi bernilai
(0) dikarenakan membandingkan dengan produk referensi. Terdapat konsep yaitu
konsep A sampai P dimana berisi tiga simbol penilaian yaitu (+), (-), dan (0).

Perancangan Teknik Industri 2 PTA 2020/2021


III-16

Matriks pugh produk rak gelas memiliki 16 konsep yaitu Konsep A, Konsep
B, Konsep C, Konsep D, Konsep E, Konsep F, Konsep G, Konsep H, Konsep I,
Konsep J, Konsep K, Konsel L, Konsep M, Konsep N, Konsep O, dan Konsep P.
Enam belas konsep tersebut kemudian diurutkan berdasarkan rank tertinggi,
dimana diperingkatkan berdasarkan penilaian dari setiap kriteria seleksi. Kriteria
seleksi pertama adalah produk bersifat tahan lama, pada konsep A, B, C, D, E, F,
G, H, I, J, K, L, M, N, O, dan P, mendapatkan nilai (+), karena pada konsep ini
produk memiliki pelapis berupa pernis dan cat anti rayap yang membuat produk
bersifat tahan lama, hal tersebut membuat konsep ini lebih baik dari pada produk
konsep referensi karena konsep referensi tidak menggunakan pelapis. Kriteria
kedua adalah produk memiliki material kayu pada konsep A, B, C, D, I, J, K, dan
L mendapatkan nilai (+), karena material pada konsep ini memiliki penilaian yang
lebih baik yaitu menggunakan kayu jati belanda, dimana kayu ini dinilai lebih
baik. Sedangkan, konsep E, F, G, H, M, N, O, dan P sama dengan produk
referensi yaitu menggunakan kayu multipleks.. Kriteria ketiga yaitu produk
memiliki fitur tambahan pada konsep konsep A, B, E, F, I, J, M, dan N
mendapatkan nilai (+), karena pada konsep ini memiliki fitur tambahan dengan
penilaian yang lebih baik yaitu memiliki fitur tambahan berupa gantungan gelas,
dimana gantungan gelas ini dinilai lebih baik karena fitur dapat menunjang fungsi
utama produk dimana fitur tersebut membuat produk memiliki kapasitas yang
cukup banyak dan dapat menyimpan jenis gelas yang bisa digantung. Sedangkan,
konsep C, D, G, H, K, L, O, dan P sama dengan produk referensi yaitu memiliki
fitur tambahan berupa sekat. Kriteria seleksi Keempat adalah ukuran produk, pada
konsep B, D, F, H, J, L, N, dan P, mendapatkan nilai (+), karena pada konsep ini
produk memiliki ukuran yang lebih baik dari pada produk konsep referensi yaitu
(42 x 22 x 50) cm. Sedangkan, konsep A, C, E, G, I, K, M, dan O mendapatkan
nilai (-) karena pada produk konsep tersebut memiliki ukuran yang lebih kecil dari
konsep produk referensi yaitu (40 x 26 x 42) cm.
Konsep pertama (C1) yaitu konsep dengan peringkat pertama dimana terdiri
dari konsep B dan konsep J dengan net score sebesar 20, kedua konsep tersebut
merupakan konsep terpilih, dari konsep tersebut diambil satu konsep yaitu konsep

Perancangan Teknik Industri 2 PTA 2020/2021


III-17

B. Konsep kedua (C2) yaitu konsep yang berada pada peringkat dua dimana
terdiri dari konsep D, konsep F, konsep L, dan konsep N dengan net score sebesar
15, keempat konsep tersebut merupakan konsep alternatif pertama. Dari konsep
tersebut diambil satu konsep yaitu konsep D. Konsep ketiga (C3) yaitu konsep
yang berada pada peringkat ketiga dimana terdiri dari konsep A, konsep H,
konsep I, dan konsep P dengan net score sebesar 10, keempat konsep tersebut
merupakan konsep alternatif kedua. Dari konsep tersebut diambil satu konsep
yaitu konsep A. Berdasarkan seleksi dengan menggunakan matriks Pugh,
diperoleh tiga macam konsep yaitu konsep terpilih (C1) konsep B, konsep
alternatif pertama (C2) konsep D, dan konsep alternatif kedua (C3) konsep A.
Penjelasan mengenai setiap konsep adalah seperti berikut.

Gambar 3.1 3D Konsep Terpilih


Berdasarkan Gambar 3.1 3D Konsep Terpilih, dapat dilihat sebuah produk
rak gelas berbentuk balok berukuran (42 x 22 x 50) cm dengan berat ± 3 kg,
memiliki material kayu jati belanda, memiliki fitur tambahan gantungan
berukuran (35 x 5 x 4) cm sebanyak 1 unit, dan memiliki pelapis pernis. Konsep
rak gelas tersebut memiliki 5 komponen utama yang terdiri dari papan samping
berukuran (50 x 22 x 1) cm sebanyak 2 unit, papan belakang berukuran (40 x 26 x
1) cm sebanyak 1 unit, papan atas & bawah berukuran (40 x 21 x 1) cm sebanyak
2 unit, papan depan berukuran (40 x 8 x 1) cm sebanyak 1 unit, dan papan sekat
belakang berukuran (40 x 40 x 1) cm sebanyak 3 unit. Terdapat komponen
tambahan paku berukuran 2 cm sebanyak 30 unit, dan pelapis berupa pernis
sebanyak ±100 ml. Produk rak gelas ini berfungsi untuk menyimpan berbagai

Perancangan Teknik Industri 2 PTA 2020/2021


III-18

macan jenis dan ukuran gelas. Kelebihan produk rak gelas pada konsep terpilih
yaitu usia pemakaiannya relatif lama, tahan terhadap rayap, produk dilapisi pernis
sehingga akan membantu ketahanan produk dan memliki kesan natural, produk
memiliki fitur tambahan gantungan gelas sehingga dapat menampung gelas dalam
jumlah yang lebih banyak. Kekurangan produk rak gelas pada konsep terpilih
yaitu produk memiliki bobot yang lebih berat dibanding produk dengan material
kayu multipleks.
Konsep terpilih untuk produk rak gelas berdasarkan tabel matriks pugh
konsep pertama (C1) yaitu konsep B dengan net score sebesar 20 yang diperoleh
dari akumulasi antara 5 + 5 + 5 + 5 = 20. Nilai 5 diperoleh dari hasil kali antara
bobot kriteria produk bersifat tahan lama sebesar 5 dengan nilai matriks (+). Nilai
(+) pada kriteria ini dikarenakan konsep B yaitu produk bersifat tahan lama
dengan menggunakan pelapis berupa pernis, konsep tersebut lebih baik dari
produk referensi. Nilai 5 diperoleh dari hasil kali antara bobot kriteria konsep
produk bermaterial kayu sebesar 5 dengan nilai (+). Nilai (+) pada kriteria ini
dikarenakan material produk pada konsep B yaitu material kayu jati belanda,
konsep tersebut lebih baik dan kuat dari material kayu multipleks pada produk
referensi. Nilai 5 diperoleh dari hasil kali antara bobot kriteria produk memiliki
fitur tambahan sebesar 5 dengan nilai (+). Nilai (+) pada kriteria ini dikarenakan
fitur tambahan berupa gantungan gelas pada konsep B lebih baik dan dapat
menunjang fungsi produk serta menambah kapasitas pada produk agar mampu
menyimpan gelas dengan jenis yang beragam, dibandingkan dengan produk
referensi yang mempunyai sekat yang membatasi sehingga membuat ruang
penyimpanan lebih sempit. Nilai 5 diperoleh dari hasil kali antara bobot kriteria
ukuran produk sebesar 5 dengan nilai (+). Nilai (+) pada kriteria ini dikarenakan
ukuran produk pada konsep B sebesar (42 x 22 x 50) cm lebih baik dan berukuran
lebih besar dibandingkan dengan produk referensi yang dianggap berukuran
sedang (40 x 26 x 42) cm.

Perancangan Teknik Industri 2 PTA 2020/2021


III-19

Gambar 3.2 3D Konsep Alternatif Pertama


Berdasarkan Gambar 3.2 3D Konsep Alternatif Pertama, dapat dilihat
sebuah produk rak gelas berbentuk balok berukuran (42 x 22 x 50) cm dengan
berat ± 3 kg, menggunakan pelapis pernis, material kayu jati belanda, dan fitur
tambahan berupa penambahan sekat berukuran (24 x 20 x 1) cm sebanyak 1 unit.
Konsep rak gelas tersebut memiliki 5 komponen utama yang terdiri dari papan
samping berukuran (50 x 22 x 1) cm sebanyak 2 unit, papan belakang berukuran
(40 x 26 x 1) cm sebanyak 1 unit, papan atas & bawah berukuran (40 x 21 x 1) cm
sebanyak 2 unit, papan depan berukuran (40 x 8 x 1) cm sebanyak 1 unit, dan
papan sekat belakang berukuran (40 x 40 x 1) cm sebanyak 3 unit. sekat
berukuran (24 x 20 x 1) cm sebanyak 1 unit. Terdapat komponen tambahan paku
berukuran 2 cm sebanyak 29 unit, dan pelapis berupa pernis sebanyak ±100 ml.
Produk rak gelas ini berfungsi untuk menyimpan berbagai macan jenis dan ukuran
gelas. Kelebihan produk rak gelas pada konsep alternatif pertama yaitu usia
pemakaiannya relatif lama, tahan terhadap rayap, produk dilapisi pernis sehingga
akan membantu ketahanan produk dan memliki kesan natural, produk memiliki
ukuran yang besar sehingga dapat menampung gelas dalam jumlah yang lebih
banyak dan memiliki sekat yang bisa membuat gelas lebih tersususun rapih.
Kekurangan produk rak gelas pada konsep alternatif pertama yaitu produk
memiliki bobot yang lebih berat dibanding produk dengan material kayu
multipleks dan mempunyai sekat yang membatasi sehingga membuat ruang
penyimpanan lebih sempit.

Perancangan Teknik Industri 2 PTA 2020/2021


III-20

Konsep alternatif pertama untuk produk rak gelas berdasarkan tabel matriks
pugh konsep kedua (C2) yaitu konsep D dengan net score sebesar 15 yang
diperoleh dari akumulasi antara 5 + 5 + 0 + 5 = 15. Nilai 5 diperoleh dari hasil
kali antara bobot kriteria produk bersifat tahan lama sebesar 5 dengan nilai
matriks (+). Nilai (+) pada kriteria ini dikarenakan konsep D yaitu produk bersifat
tahan lama dengan menggunakan pelapis berupa pernis, konsep tersebut lebih baik
dari produk referensi. Nilai 5 diperoleh dari hasil kali antara bobot kriteria konsep
produk bermaterial kayu sebesar 5 dengan nilai (+). Nilai (+) pada kriteria ini
dikarenakan material produk pada konsep D yaitu material kayu jati belanda,
konsep tersebut lebih baik dan kuat dari material kayu multipleks pada produk
referensi. Nilai 0 diperoleh dari hasil kali antara bobot kriteria produk memiliki
fitur tambahan sebesar 5 dengan nilai (0). Nilai (0) pada kriteria ini dikarenakan
fitur tambahan berupa sekat pada konsep D sama dengan produk referensi yang
mempunyai sekat. Nilai 5 diperoleh dari hasil kali antara bobot kriteria ukuran
produk sebesar 5 dengan nilai (+). Nilai (+) pada kriteria ini dikarenakan ukuran
produk pada konsep B sebesar (42 x 22 x 50) cm lebih baik dan berukuran besar
dibandingkan dengan produk referensi yang dianggap berukuran sedang (40 x 26
x 42) cm.

Gambar 3.3 3D Konsep Alternatif Kedua

Berdasarkan Gambar 3.3 3D Konsep Alternatif Kedua, dapat dilihat sebuah


produk rak gelas berbentuk balok berukuran (40 x 24 x 40) cm, menggunakan
pelapis pernis, material kayu jati belanda, dan fitur tambahan berupa penambahan
gantungan berukuran (35 x 5 x 4) cm sebanyak 1 unit. Konsep alternatif kedua

Perancangan Teknik Industri 2 PTA 2020/2021


III-21

memiliki 5 komponen utama yang terdiri dari papan samping berukuran (36 x 24
x 1) cm sebanyak 2 unit, papan belakang berukuran (38 x 19 x 1) cm sebanyak 1
unit, papan atas & bawah berukuran (38 x 23 x 1) cm sebanyak 2 unit, papan
depan berukuran (38 x 4 x 1) cm sebanyak 1 unit, dan papan sekat belakang
berukuran (38 x 3 x 1) cm sebanyak 3 unit. Terdapat komponen tambahan paku
berukuran 2 cm sebanyak 26 unit, dan pelapis berupa pernis sebanyak ±100 ml.
Produk rak gelas ini berfungsi untuk menyimpan berbagai macan jenis dan ukuran
gelas. Kelebihan produk rak gelas pada konsep alternative kedua yaitu usia
pemakaiannya relatif lama, tahan terhadap rayap, produk dilapisi pernis sehingga
akan membantu ketahanan produk dan memliki kesan natural, produk memiliki
fitur tambahan gantungan gelas sehingga dapat menampung gelas dalam jumlah
yang lebih banyak. Kekurangan produk rak gelas pada konsep terpilih yaitu
produk memiliki bobot yang lebih berat dibanding produk dengan material kayu
multipleks.
Konsep alternatif kedua untuk produk rak gelas berdasarkan tabel matriks
pugh konsep ketiga (C3) yaitu konsep A dengan net score sebesar 10 yang
diperoleh dari akumulasi antara 5 + 5 + 5 - 5 = 10. Nilai 5 diperoleh dari hasil kali
antara bobot kriteria produk bersifat tahan lama sebesar 5 dengan nilai matriks
(+). Nilai (+) pada kriteria ini dikarenakan konsep A yaitu produk bersifat tahan
lama dengan menggunakan pelapis berupa pernis, konsep tersebut lebih baik dari
produk referensi. Nilai 5 diperoleh dari hasil kali antara bobot kriteria konsep
produk bermaterial kayu sebesar 5 dengan nilai (+). Nilai (+) pada kriteria ini
dikarenakan material produk pada konsep A yaitu material kayu jati belanda,
konsep tersebut lebih baik dan kuat dari material kayu multipleks pada produk
referensi. Nilai 5 diperoleh dari hasil kali antara bobot kriteria produk memiliki
fitur tambahan sebesar 5 dengan nilai (+). Nilai (+) pada kriteria ini dikarenakan
fitur tambahan berupa gantungan gelas pada konsep A lebih baik dan dapat
menunjang fungsi produk serta menambah kapasitas pada produk agar mampu
menyimpan gelas dengan jenis yang beragam dibandingkan dengan produk
referensi yang mempunyai sekat yang membatasi sehingga membuat ruang
penyimpanan lebih sempit. Nilai -5 diperoleh dari hasil kali antara bobot kriteria

Perancangan Teknik Industri 2 PTA 2020/2021


III-22

produk berukuran besar sebesar 5 dengan nilai (-). Nilai (-) pada kriteria ini
dikarenakan ukuran produk pada konsep A sebesar (40 x 24 x 40) cm lebih kecil
dibandingkan dengan produk referensi (40 x 26 x 42) cm.

Perancangan Teknik Industri 2 PTA 2020/2021


III-23

DAFTAR PUSTAKA
Ulrich, Karl T, dan Steven D. 2001. Perancangan dan Pengembangan Produk.
Jakarta: Salemba Teknik

Perancangan Teknik Industri 2 PTA 2020/2021

Anda mungkin juga menyukai