Anda di halaman 1dari 35

Manajemen Kontrol

Pengembangan Sistem
ANALISIS KINERJA SISTEM (4KA)
01 Manajemen Pengembangan Sistem

02 Metode Audit Pengembangan Sistem

03 Metode Pengembangan Sistem

04 Evaluasi Proses Pengembangan Sistem


Manajemen Pengembangan Sistem
➢Manajemen Pengembangan Sistem Bertanggung jawab terhadap
proses
•Penganalisaan
•Perancangan
•Penerapan
•Pemeliharaan sistem informasi
➢Pengembangan sistem yang baik mengacu pada pemahaman yang
mendalam serta pengalaman perancang dan analis sistem.
Metode Audit pada pengembangan
sistem
Tiga metode audit pada suatu audit manajemen pemgembangan sistem:
1. Concurrent Audit (sebagai pelaku pengembangan sistem)
◦ Auditor sebagai anggota tim pegembangan sistem
◦ Auditor membantu tim dalam meningkatkan kualitas pengembangan sistem untuk
pembangunan dan pengimplementasian sistem
2. Postimplementation Audit (reviewer pasca implementasi sistem)
◦ Auditor membantu organisasi belajar dari pengalaman dalam pengembangan
sistem.
◦ Auditor melakukan evaluasi kebutuhan sistem.
3. General Audit (reviewer pengembangan sistem secara umum)
◦ Auditor mengevaluasi pengembangan sistem secara menyeluruh
Metode Sosioteknik
Pada pertengahan tahun 1970, sebuah pendekatan baru muncul yang fokusnya
pada prilaku untuk memecahkan masalah. Pendekatan ini disebut desain
sosiotechnical, mencari solusi untuk mengoptimalkan dua sistem secara
bersama-sama, yaitu :
1. Sistem teknik (the technical system), sasarannya adalah untuk memaksimalkan
pemenuhan tugas, dan
2. Sistem social (the social system), sasarannya adalah untuk memaksimalkan
kualitas kerja pemakai sistem.
Tahapan Pendekatan Sosioteknik
Tahapan Metode Sosioteknik
1. Requirement Analysis: Menentukan kebutuhan user
2. System design: Menentukan UI user
3. Implementasi: mengimplementasikan rancangan
4. Testing
◦ Application Testing: Pengetesan akhir sistem
◦ Social and Psikologi Testing: Melalui quisoner terhadap pengguna terkait uji coba aplikasi

5. Deployment: Penerapan dengan perubahan dari sistem lama ke sistem baru


6. Operation and Maintenance: Menjalankan (running) produk (program) sistem dan
modifikasi, pemeliharaan terhadap masalah yang muncul.
Faktor yang mempengaruhi
Metode Sosioteknik
1. Hardware: terdiri dari perangkat penghubung
jaringan (kabel, router, hub, dll) sampai pada
perangkat komputer
2. Software: bagian dimana terjadinya interaksi
antara manusia dan computer.
3. People: pengguna sistem
4. Regulation: Hukum dan peraturan yang berlaku
5. Data dan data structure: data yang digunakan
pada sistem serta format data yang digunakan
Metode Soft System (SSM)
1. Checkland (1981) mengembangkan pendekatan yang didesain untuk membantu
pengambilan keputusan dari problem struktur yang kurang baik.
2. Soft System Methodology merupakan metode sistematis pengembangan sistem informasi
untuk memahami suatu masalah, membangun mode konseptual, mendapatkan kelayakan
dan perubahan yang diinginkan serta implementasinya.
3. Fokusnya pada learning (pembelajaran) dan innovation (inovasi) pada suatu masalah
(problem).
4. Sistem informasi yang dikembangkan menggunakan SSM ditujukan untuk menangani
masalah organisasi yang sistematis
Metode Soft System (SSM)
Tahapan Metode Soft System
1. Situation problem unstructured: Mendefinisikan masalah yang tidak terstruktur sehingga
perlu diidentifikasikan dan diselesaikan satu per satu masalah.
2. Problem Situation expressed: mengumpulkan data dan informasi dengan melakukan
observasi, interview, diskusi yang dilanjutkan dengan presentasi masalah-masalah tsb yang
dituangkan dalam bentuk rich picture
3. Root Definitions of relavants systems: Mendefinisikan masalah yang ada untuk
mengidentifikasikan sistem yang relavan.
4. Conceptual models: membuat model sistem konseptual untuk setiap sistem yang
digambarkan dengan activity model, dan dilanjutkan dengan menentukan dan mengukur
kinerja model tersebut (efficacy, efficiency & effectiveness)
Tahapan Metode Soft System
5. Comparisons with reality: membandingkan antara model konseptual tsb dengan situasi
masalah yang ada. Model konseptual akan menjadi rekomendasi untuk perubahan
6. Definition of feasible desirable changes: menetapkan perubahan yang diinginkan
7. Action to solve the problem: melakukan tindakan perbaikan atas masalah yang sudah
didefinisikan
Metode Prototype
1. Metode Prototype adalah teknik pengembangan sistem yang menggunakan prototype untuk
menggambarkan sistem sehingga klien atau pemilik sistem mempunyai gambaran jelas pada
sistem yang akan dibangun oleh tim pengembang.
2. Dengan metode prototype, pengembang dan pelanggan bisa saling berinteraksi selama
proses pengembangan software
3. Komunikasi antara pengembang dan pelanggan dilakukan dengan melakukan simulasi
perancangan dengan biaya yang kecil, salah satunya dengan membuat model (prototype)
4. Pengembang akan mengetahui dengan benar apa yang diinginkan pelanggan dengan tidak
mengesampingkan segi-segi teknis dan pelanggan akan mengetahui proses-proses dalam
menyelesaikan system yang diinginkan.
Tahapan
Metode
Prototype
Tahapan Metode Prototype
1. Pengumpulan kebutuhan: Pelanggan dan pengembang bersama-sama mendefinisikan
format seluruh perangkat lunak, mengidentifikasikan semua kebutuhan, dan garis besar
sistem yang akan dibuat
2. Membangun prototyping: Membangun prototyping dengan membuat perancangan
sementara yang berfokus pada penyajian kepada pelanggan (misalnya dengan membuat
input dan format output)
3. Evaluasi Prototype: Evaluasi ini dilakukan oleh pelanggan apakah prototyping yang sudah
dibangun sudah sesuai dengan keinginann pelanggan. Jika sudah sesuai maka langkah
berikutnya akan diambil. Jika tidak, prototype direvisi dengan mengulangi langkah 1, 2 , dan
3.
Tahapan Metode Prototype
4. Membangun sistem: Dalam tahap ini prototyping yang sudah di sepakati diterjemahkan ke
dalam Bahasa pemrograman yang sesuai
5. Menguji sistem: Setelah sistem sudah menjadi suatu perangkat lunak yang siap pakai, harus
dites dahulu sebelum digunakan. Pengujian ini dilakukan dengan White Box, Black Box, dan
lain-lain
6. Menggunakan sistem: Perangkat lunak yang telah diuji dan diterima pelanggan siap untuk
digunakan .
Metode Prototype
Mengapa menggunakan Prototype?
1. Evaluasi dan feedback pada rancangan interaktif.
2. User dapat melihat, menyentuh,berinteraksi dengan prototype.
3. Anggota tim dapat berkomunikasi secara efektif.
4. Para perancang dapat mengeluarkan ide-idenya.
5. Memunculkan ide-ide secara visual dan mengembangkannya.
Metode SDLC
➢SDLC
1. SDLC merupakan singkatan dari System Development Life Cycle yang berarti
tahapan-tahapan pekerjaan dilakukan oleh system analis dan programmer dalam
membangun sistem informasi.
2. SDLC adalah siklus untuk membangun sistem dan memberikannya kepada pengguna
melalui tahapan perencanaan, analisa, perancangan dan implementasi dengan cara
memahami dan menyeleksi keadaan serta proses yang dilakukan pengguna untuk
dapat mendukung kebutuhan penggunanya.
Metode
SDLC
Tahapan SDLC
1. Planning: Sebuah proses dasar untuk memahami mengapa sebuah sistem harus
dibangun. Pada fase ini diperlukan analisa kelayakan dengan mencari data atau
melakukan proses information gathering kepada pengguna.
2. Analysis: Sebuah proses investigasi terhadap sistem yang sedang berjalan dengan
tujuan untuk mendapatkan jawaban mengenai pengguna sistem, cara kerja sistem
dan waktu penggunaan sistem. Dari proses analisa ini akan didapatkan cara untuk
membangun sistem baru.
3. Design: Sebuah proses penentuan cara kerja sistem dalam hal architechture design,
interface design, database dan spesifikasi file, dan program design. Hasil dari proses
perancangan ini akan didapatkan spesifikasi system.
Tahapan SDLC
4. Implementation: Proses pembangunan dan pengujian sistem, instalasi sistem, dan
rencana dukungan sistem.
5. Test & Integration: Proses pengujian pada system yang sudah dibuat.
6. Maintenance: Proses yang dilakukan oleh admin/programmer untuk menjaga
system supaya berjalan dengan baik dan mengadaptasikan system sesuai dengen
kebutuhan.
Tahap Evaluasi Proses Pengembangan
Sistem
1. Definisi Peluang dan Masalah 8. Pengembangan dan Pengadaan
Software Aplikasi
2. Proses Perubahan Manajemen
9. Pengadaan Hardware / Software
3. Penilaian Kelayakan dan Masukan
10. Pengembangan Prosedur
4. Analisis Sistem yang Sedang Berjalan
11. Pengetesan Penerimaan
5. Perumusan Kebutuhan Strategis
12. Konversi
6. Organisasi dan Rancangan Kerja
13. Operasional dan Pemeliharaan
7. Desain Sistem Pengolahan Informasi
1. Definisi Peluang dan Masalah
➢Sistem informasi dapat dikembangkan untuk membantu memecahkan masalah
atau untuk memperluas peluang (kesempatan).
➢Selama fase pendefinisian peluang / kesempatan, stakeholder harus terbuka
untuk memahami bersama persoalan atau kesempatan yang ingin diraih.
➢Beberapa pertanyaan yang mungkin muncul untuk mendefinisikan peluang:
1. Apakah peluang atau kesempatan tersebut baik atau tidak?
2. Apakah solusi mempunyai dampak besar pada struktur organisasi?
3. Apakah teknologi baru dapat digunakan untuk mendukung solusi tersebut?
2. Proses Perubahan Manajemen
➢Proses perubahan dimulai dengan inisialisasi konsep sistem yang baru dan
organisasi dapat menyesuaikan dengan sistem yang baru tersebut.
➢Proses perubahan manajemen melibatkan dua tugas utama, yaitu :
1. Pengaturan proyek : penganggaran (budgeting), laporan khusus
2. Manajemen Fasilitas adalah sistem yang mengatur fungsi organisasi dengan
mengintegrasikan orang, tempat, dan proses dalam lingkungan dengan tujuan
meningkatkan kualitas kerja dan produktivitas bisnis.
3. Penilaian Kelayakan dan Masukan
➢Tujuan dari fase penilaian kelayakan dan masukan adalah untuk memperoleh
komitmen dari perubahan dan mengevaluasi apakah penghematan biaya
memungkinkan untuk mengatasi peluang dan masalah yang ada.
➢Peluang dan masalah yang sudah teridentifikasi harus diatasi dengan
pengembang sistem harus yakin dapat merancang dan mengimplementasikan
sebuah solusi pada suatu sistem yang akan dibuat.
➢Kelayakan Teknik (Technical Feasibility)
1. Kelayakan Operasional (Operational Feasibility)
2. Kelayakan Ekonomi (Economic Feasibility)
3. Kelayakan Perilaku Sosial (behavioral feasibility)
4. Analisis Sistem yang sedang berjalan
➢Ketika sistem baru diajukan, dalam beberapa kasus sistem
baru akan menggantikan system yang sedang berjalan.
➢Perancang sistem harus memahami sistem yang sedang
berjalan
➢Analisis penggunaan sistem yang sedang berjalan
melibatkan dua tugas utama, yaitu :
1. Studi terhadap sejarah sistem, struktur system, dan
cultur (budaya)
2. Studi produk (sistem) yang ada dan aliran informasi
5. Perumusan Kebutuhan Strategis
➢Kebutuhan strategis adalah dasar identifikasi untuk memahami sistem yang
ada atau memahami peluang untuk meningkatkan kinerja dan kualitas
pekerjaan.
➢Auditor akan konsen untuk melihat rancangan system agar kebutuhan strategis
jelas untuk kualitas rancangan kerja berikutnya
6. Organisasi dan Rancangan Kerja
•Banyak faktor yang harus dipertimbangkan dalam usulan pengajuan sistem
terhadap struktur organisasi dan rancangan kerja
•Desain stuktur organisasi dan rancangan kerja merupakan aktivitas yang
komplek.
•Jika auditor menilai sistem yang diajukan akan mempunyai dampak terhadap
struktur organisasi dan rancangan kerja, maka mereka akan konsen untuk
melihat masukan yang diberikan oleh tim pengembangan sistem.
7. Desain Sistem
Pengolahan Informasi
•Auditor harus memeriksa enam aktivitas utama
untuk evaluasi fase desain sistem pengolahan
informasi, yaitu :
1. Kebutuhan pengguna secara detail
2. Desain aliran data / informasi
3. Desain database
4. Desain hubungan dengan user (desain UI)
5. Desain fisik (physical design) dan
6. Desain dan akuisisi hardware dan platform
system software (design and acquisition of the
hardware / system software platform.
8. Pengembangan dan pengadaan Sistem
Baru
•Auditor harus konsentrasi selama fase pengembangan sitem.
•Auditor harus konsen tentang pemenuhan spesifikasi kebutuhan
yang disediakan untuk vendor, kualitas prosedur yang digunakan
untuk mengevaluasi s/w, dll
9. Pengadaan Hardware/Software
•Jika h/w baru atau s/w sistem mengharuskan membeli untuk
mendukung aplikasi sistem yang baru, maka harus mengajukan
permintaan agar disediakan / di lakukan pembelian.
•Auditor akan memeriksa pengadaan h/w dan s/w tersebut.
10. Pengembangan prosedur
•Pengembangan prosedur terdiri dari empat aspek yaitu :
1. Design of procedures
2. Testing of procedures
3. Implementation of procedures
4. Documentation of procedures
11. Pengetesan Penerimaan Sistem Baru
•Terdapat beberapan pengetesan sistem baru yaitu :
1. System Testing
2. User Testing
3. Quality assurance Testing
12. Konversi
•Terdapat 4 jenis konversi :
1. Parallel
2. Pilot
3. Phased
4. Direct
13. Operasional dan Pemeliharaan
•Selama fase operasional dan pemeliharaan, sistem baru
dijalankan sebagai produk dari sistem. Pemeliharaan
mencakup :
1. Repair Maintenance (pemeliharaan perbaikan)
2. Adaptive Maintenance dan (pemeliharaan penyesuaian)
3. Perfective maintenance (pemeliharaan penyempurnaan)

Anda mungkin juga menyukai