NIM: 225020300111020 Kelas: CC Mata Kuliah: Sistem Informasi Akuntansi
Ringkasan Bab 11: Proses Pengembangan Sistem
Proses pengembangan sistem informasi atau System Development Live Cycle (SDLC) merupakan rangkaian aktivitas, metode, praktik dan alat-alat terotomatisasi yang digunakan untuk meningkatkan pengembangan sistem dan software. SDLC merupakan salah satu metode pengembangan sistem informasi yang populer pada saat sistem informasi pertama kali berkembang. SDLC adalah tahapan-tahapan pekerjaan yang dilakukan oleh analis sistem dan programmer dalam membangun sistem informasi. SDLC juga merupakan alat untuk manajemen proyek yang bisa digunakan untuk merencanakan, memutuskan dan mengontrol proses pengembangan system informasi.
1. DEFINISI PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI
Pengembangan sistem informasi merupakan sekumpulan aktivitas dari analis sistem, perancang, dan pemakai yang mengembangkan dan mengimplementasikan sistem informasi. Pengambangan sistem informasi adalah tahapan aktivitas yang dilakukan selama pembangunan sistem informasi. Terdapat beberapa definisi (Romney & Steinbart, 2015; Wilkinson et al., 2010) mengenai pengembangan sistem informasi diantaranya adalah: 1) Aktifitas untuk menghasilkan sistem informasi berbasis komputer untuk menyelesaikan permasalahan organisasi atau memanfaatkan kesempatan (opportunities) yang timbul. 2) Kumpulan kegiatan para analis sistem, perancang, dan pemakai yang mengembangkan dan mengimlementasikan sistem informasi. 3) Tahapan kegiatan yang dilakukan selama pembangunan sistem informasi. 4) Proses merencanakan, mengembangkan, dan mengimplementasikan sistem informasi dengan menggunakan metode, teknik, dan alat bantu pengembangan tertentu. 5) Pengembangan sistem merupakan penyusunan suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada.
2. PERLUNYA PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI
1) Ada permasalahan yang timbul pada sistem yang lama Permasalahan disini adalah ketidakberesan sistem yang lama sehingga hasil yang diharapkan tidak sesuai. Permasalahan juga dapat disebabkan oleh pertumbuhan organisasi. Pertumbuhan organisasi memaksa sistem sebelumnya untuk menyesuaikan dengan kebutuhan dari perusahaan. 2) Untuk meraih kesempatan Sistem harus diperbaiki atau dikembangkan untuk meraih kesempatan dari perusahaan. Misalnya manajer perusahaan dituntut untuk menghasilkan kebijakan supaya perusahaan dapat memperoleh keuntungan yang lebih banyak. 3) Adanya instruksi Sistem harus dikembangkan karena adanya kebijakan pemerintah yang memaksa perusahaan memakai sistem yang tidak bertentangan dengan kebijakan tersebut. 3. TUJUAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI Adapun tujuan pengembangan sistem informasi adalah sebagai berikut: 1) Kinerja (Performance) Diukur menggunakan dua parameter yaitu throughput dan respon time. Throughput yaitu banyaknya transaksi yang dilakukan pada waktu tertentu. Respon time yaitu waktu yang terbuang saat perpindahan proses transaksi. 2) Informasi (Information) Peningkatan kualitas informasi diperlukan sebab kualitas informasi akan menentukan kebijakan dari perusahaan. 3) Ekonomi (Economy) Meningkatkan keuntungan perusahaan dengan meminimumkan biaya. 4) Pengendalian (Control) Mengontrol adanya kesalahan pada sebuah sistem. 5) Efisiensi (Efficiency) Pemanfaatan sumber daya semaksimal mungkin. 6) Pelayanan (Service) Peningkatan pelayanan oleh sebuah sistem.
4. TIM PENGEMBANGAN SISTEM
Umumnya terdapat pihak-pihak yang terlibat dalam proses pengembangan sistem informasi dalam perusahaan atau organisai. Pihak-pihak tersebut antara lain: 1) Manajer perusahaan 2) Manajer Analis Sistem 3) Ketua Analis Sistem 4) Analis Sistem Senior 5) Analis Sistem Junior 6) Pemrogram Aplikasi Senior 7) Pemrogram Aplikasi Junior
5. PRINSIP PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI
Terdapat prinsip-prinsip pengembangan sistem informasi, yaitu: 1) Sistem digunakan untuk manajemen Tujuan akhir dari pengembangan sistem adalah mendukung kebutuhan yang diperlukan oleh pihak manajemen. 2) Sistem yang dikembangkan merupakan investasi modal besar Pengembangan sebuah sistem tentu membutuhkan modal yang besar, sehingga pengembangan sistem juga merupakan suatu investasi untuk perusahaan itu sendiri. 3) Sistem yang dikembangkan memerlukan orang yang terdidik Sistem yang baik tanpa dukungan sumber daya yang baik pula tentu tidak akan menghasilkan hasil yang optimal. 4) Tahapan kerja dan tugas-tugas yang harus dikerjakan pada saat pengembangan sistem Untuk menyelesaikan pengembangan sistem informasi, terlebih dahulu harus menyiapkan perencanaan yang benar dan waktu kerja yang ditetapkan. 5) Proses pengembangan sistem tidak harus urut Tidak selamanya pengembangan sistem harus dilakukan secara berurutan, bisa saja beberapa tahapan dilakukan bersamaan. 6) Tidak takut untuk membatalkan proyek. Rancangan yang telah disusun akan dianalisa dan jika ternyata rancangan tidak dapat dilanjutkan pada tahap implementasi, maka proyek harus dibatalkan. 7) Dokumentasi Dokumentasi berguna untuk pengembangan sistem berikutnya. Dokumentasi dilakukan dari awal pengembangan sistem sampai proses selesai dilakukan. 6. KETERLIBATAN USERS DALAM SDLC Users merupakan komponen utama sebagai penggerak suatu sistem agar dapat Dilaksanakan dan terlibat dalam pengembangan sistem informasi. Keterlibatan ini juga dipengaruhi oleh perilaku users. Berikut ini merupakan keterlibatan users dalam SDLC: 1) User needs Suatu sistem harus mampu menyerap dan mengetahui seluruh kebutuhan users. Sehingga keterlibatan user dalam SDLC dapat meningkatkan tingkat kesuksesan atau keberhasilan pengembangan suatu sistem informasi dalam perusahaan atau organisasi. 2) Knowledge in Local Condition Users knowledge (pengetahuan para pengguna) terhadap lingkungan perusahaan atau organisasi agar sistem mampu untuk diimplementasikan harus dimiliki oleh system designer. 3) Keengganan untuk melakukan perubahan Suatu kondisi seringkali menempatkan users sehingga merasa bahwa sistem informasi dalam perusahaan atau organisasi yang telah dirancang dengan susah payah tidak dapat diimplementasikan. Selain tidak dapat diimplementasikan, users juga seringkali merasa bahwa sistem yang telah dirancang tidak sesuai dengan kebutuhan dan konsidi sesungguhnya. Perilaku yang enggan tersebut harus segera diatasi. 4) Users merasa terancam Setiap perubahan pasti akan membawa dampak, baik dampak positif maupun dampak negatif. Adapun tujuan dari perancangan dan pengembangan suatu sistem, akan merubah perilaku users (karyawan/pegawai/ pimpinan) jika ada potensi ancaman berupa sistem informasi yang ketat dan berbasis teknologi akan mengancam pekerjaan mereka. Pengembangan sistem yang gencar akan mengurangi jumlah karyawan secara bertahap jika users tidak memiliki kemampuan dan kemauan untuk belajar.
7. MODEL DAN TAHAPAN SYSTEM DEVELOPMENT LIFE
CYCLE (SDLC) Pada umumnya, SDLC memiliki suatu model dalam penerapannya. SDLC mengusulkan sebuah pendekatan, yaitu pendekatan pada perkembangan software yang disusun secara sistematik yang dimulai pada tingkat dan kemajuan sistem mencakup seluruh elemen, seperti perencanaan dan penjadwalan, analisis, desain, pengembangan, integrasi dan uji coba, implementasi, evaluasi, serta pengelolaan dan pemeliharaan. Berikut ini merupakan model tahapan SDLC: 1) Fase Perencanaan dan Penjadwalan Pengembangan Sistem Tahap ini dibentuk berdasarkan suatu struktur kerja strategis yang luas serta pandangan sistem informasi baru yang jelas yang akan memenuhi kebutuhan users-nya. Pekerjaan dan proyek pengembangan sistem akan dievaluasi dan dipisahkan berdasarkan prioritasnya. Hal ini bertujuan agar pengembangan sistem selesai tepat waktu dan anggaran. 2) Fase Analisis Sistem Fase ini dilakukan dalam cakupan proses identifikasi, penilaian, dan evaluasi komponen serta hubungan timbal-balik yang terkait dalam SDLC. Fase ini juga merupakan fase profesional sistem untuk melakukan kegiatan analisis pada sistem. Berdasarkan analisis sistem yang telah dilakukan, maka perlu dibuat suatu laporan. Laporan yang dihasilkan tersebut harus mampu menyediakan suatu informasi dan landasan untuk membentuk suatu tim proyek sistem dan memulai fase analisis sistem. Ruang lingkup analisis sistem ditentukan pada fase ini. Profesional/ konsultan sistem pada fase ini akan melakukan wawancara pada calon users untuk memecahkan masalah, memberikan solusi, dan menentukan kebutuhan users. Pada akhir fase ini, laporan yang berisikan temuan temuan dan rekomendasi harus dilampirkan. Jika laporan hasil analisis ini disetujui, maka tim proyek pengembang sistem harus siap untuk memulai fase desain atau perancangan sistem secara umum mengerucut. Selanjutnya, jika laporan tidak disetujui, maka tim proyek pengembang sistem harus menjalankan analisis tambahan hingga seluruh peserta (pegawai/users) dalam suatu perusahaan atau organisasi menyatakan setuju. 3) Fase Desain (Perancangan) Sistem Pada fase ini, dibentuk alternatif-alternatif perancangan yang konseptual untuk memberikan pandangan pada users, yaitu perluasan dari apa yang dibutuhkan oleh users. Alternatif desain yang diajukan memungkinkan manajer dan users untuk memilih rancangan terbaik yang cocok untuk kebutuhan mereka. Pada fase ini analis sistem/konsultan sistem mulai melakukan perancangan/desain merancang proses dengan mengidentifikasikan laporan-laporan dan output yang akan dihasilkan oleh sistem yang diusulkan. 4) Fase Integrasi dan Uji Coba Setelah sistem dirancang dan disepakati oleh semua pihak, yang selanjutnya dilakukan adalah mengintegrasikan sistem dalam perusahaan atau organisasi sesuai desain. Setelah sistem diintegrasikan, maka yang perlu dilakukan selanjutnya adalah dilakukan uji coba. Uji coba dilakukan sebelum sistem diimplementasikan. Uji coba ini diberikan jangka waktu sesuai dengan jadwal di awal. Jika uji coba berhasil, makan sistem dapat diimplemantasikan. Jika uji coba gagal, maka perlu kembali ke fase tiga. 5) Fase Implementasi Fase ini dilakukan jika sistem yang telah didesain, diintegrasikan dan diuji coba telah berhasil. Fase implementasi, berarti sistem yang telah dibangun harus diimplementasikan ke seluruh bagian perusahaan atau organisasi. 6) Fase Pengelolaan dan Pemeliharaan Fase ini merupakan pengelolaan dan pemeliharaan (maintenance) pada sistem yang telah dibangun dan diimplementasikan. Oleh karena itu dibutuhkan standard operating procedure (SOP) dalam pengelolaan dan pemeliharaannya. Jika tidak ada SOP, maka sistem yang telah dibangun tidak akan terlaksana sesuai dengan harapan, target, dan tujuan yang ingin dicapai. Adanya SOP diharapkan mampu mengendalikan secara internal pada sistem yang telah dibangun. 2) Fase Analisis Sistem Fase ini dilakukan dalam cakupan proses identifikasi, penilaian, dan evaluasi komponen serta hubungan timbal-balik yang terkait dalam SDLC. Fase ini juga merupakan fase profesional sistem untuk melakukan kegiatan analisis pada sistem. Berdasarkan analisis sistem yang telah dilakukan, maka perlu dibuat suatu laporan. Laporan yang dihasilkan tersebut harus mampu menyediakan suatu informasi dan landasan untuk membentuk suatu tim proyek sistem dan memulai fase analisis sistem. Ruang lingkup analisis sistem ditentukan pada fase ini. Profesional/ konsultan sistem pada fase ini akan melakukan wawancara pada calon users untuk memecahkan masalah, memberikan solusi, dan menentukan kebutuhan users. Pada akhir fase ini, laporan yang berisikan temuan temuan dan rekomendasi harus dilampirkan. Jika laporan hasil analisis ini disetujui, maka tim proyek pengembang sistem harus siap untuk memulai fase desain atau perancangan sistem secara umum mengerucut. Selanjutnya, jika laporan tidak disetujui, maka tim proyek pengembang sistem harus menjalankan analisis tambahan hingga seluruh peserta (pegawai/users) dalam suatu perusahaan atau organisasi menyatakan setuju. 3) Fase Desain (Perancangan) Sistem Fase ini merupakan fase yang paling menentukan untuk melakukan pengembangan sistem. Pada fase ini, dibentuk alternatif-alternatif perancangan yang konseptual untuk memberikan pandangan pada users. Alternatif pada fase ini merupakan perluasan dari apa yang dibutuhkan oleh users. Alternatif desain yang diajukan memungkinkan manajer dan users untuk memilih rancangan terbaik yang cocok untuk kebutuhan mereka. Pada fase ini analis sistem/konsultan sistem mulai melakukan perancangan/desain merancang proses dengan mengidentifikasikan laporan-laporan dan output yang akan dihasilkan oleh sistem yang diusulkan. Data masing-masing laporan ditentukan. Lalu, perancang sistem membuat sketsa form atau tampilan yang mereka harapkan bila sistem telah selesai dibentuk. 4) Fase Integrasi dan Uji Coba Setelah sistem dirancang dan disepakati oleh semua pihak, yang selanjutnya dilakukan adalah mengintegrasikan sistem dalam perusahaan atau organisasi sesuai desain. Setelah sistem diintegrasikan, maka yang perlu dilakukan selanjutnya adalah dilakukan uji coba. Uji coba dilakukan sebelum sistem diimplementasikan. Uji coba ini diberikan jangka waktu sesuai dengan jadwal di awal. Jika uji coba berhasil, makan sistem dapat diimplemantasikan. Jika uji coba gagal, maka perlu kembali ke fase tiga. 5) Fase Implementasi Fase ini dilakukan jika sistem yang telah didesain, diintegrasikan dan diuji coba telah berhasil. Fase implementasi, berarti sistem yang telah dibangun harus diimplementasikan ke seluruh bagian perusahaan atau organisasi. 6) Fase Pengelolaan dan Pemeliharaan Fase ini merupakan pengelolaan dan pemeliharaan (maintenance) pada sistem yang telah dibangun dan diimplementasikan. Oleh karena itu dibutuhkan standard operating procedure (SOP) dalam pengelolaan dan pemeliharaannya. Jika tidak ada SOP, maka sistem yang telah dibangun tidak akan terlaksana sesuai dengan harapan, target, dan tujuan yang ingin dicapai. Adanya SOP diharapkan mampu mengendalikan secara internal pada sistem yang telah dibangun.