Anda di halaman 1dari 8

TUGAS

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN


Tahap-Tahap Pembangunan dan Pengembangan Sistem
Informasi Manajemen

Disusun Oleh:
Topaz Mulia Abadi 18101152610569

DOSEN PENGAMPU :

ELVIRA SAWITRI, S.Pd, M.Pd.T

FAKULTAS ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA “YPTK” PADANG

2019/2020

1
A. TAHAP PEMBANGUNAN SISTEM

Pengembangan sistem informasi manajemen dilakukan melalui beberapa tahap, dimana


masing-masing langkah menghasilkan suatu yang lebih rinci dari tahap sebelumnya. Tahap
awal dari pengembangan sistem umumnya dimulai dengan mendeskripsikan kebutuhan
pengguna dari sisi pendekatan sistem rencana stratejik yang bersifat makro, diikuti dengan
penjabaran rencana stratejik dan kebutuhan organisasi jangka menengah dan jangka panjang,
lazimnya untuk periode 3 sampai 5 tahun. Masukan (input) utama yang dibutuhkan dalam
tahap ini mencakup:

• Kebutuhan stratejik organisasi

• Aspek legal pendukung organisasi

• Masukan kebutuhan dari pengguna

Sistem stratejik dijabarkan dalam:

1. Visi dan Misi; Strategi pengembangan sistem membutuhkan keputusan politis dari
pimpinan tertinggi yang telah dijabarkan dalam strategi aktivitas organisasi.

2. Analisis Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi dan kompetensi yang dimiliki. Analisis
Tupoksi akan mengarah pada seberapa jauh pencapaian kinerja organisasi dapat dicapai,
dengan menggunakan trend-trend penting, risiko-risiko yang harus dihadapi dan potensi
peluang yang dimiliki (menggunakan analisis SWOT).

Analisa kompetensi akan memberikan gambaran yang lengkap mengenai efektivitas


organisasi yang dapat dilihat dari 4 hal yaitu: sumberdaya, infrastruktur, produk layanan/jasa
dan kepuasan pelanggan/ masyarakat yang dilayani.

2
B. TAHAP-TAHAP PENGEMBANGAN SISTEM

1. Tahap Perencanaan

Tahap ini merupakan suatu rangkaian kegiatan sejak ide pertama yang melatarbelakangi
pelaksanaan pengembangan sistem tersebut dilontarkan. Dalam tahap perencanaan
pengembangan sistem harus mendapatkan perhatian yang sama besarnya dengan
merencanakan

proyek-proyek besar lainnya, seperti perencanaan pengadaan perangkat jaringan teknologi


informasi (TI), rencana membangun gedung kantor 15 tingkat.

Keuntungan-keuntungan yang diperoleh jika proyek pengembangan sistem informasi


direncanakan secara matang, mencakup:

– Ruang lingkup proyek dapat ditentukan secara jelas dan tegas. Unit organisasi, kegiatan
ataun sistem yang mana yang akan dilibatkan dalam pengembangan ini? unit mana yang tidak
dilibatkan? Informasi ini memberikan perkiraan awal besarnya sumber daya yang diperlukan.

– Dapat mengidentifikasi wilayah/area permasalahan potensial. Perencanaan akan


menunjukkan hal-hal yang mungkin bisa terjadi suatu kesalahan, sehingga hal-hal demikian
dapat dicegah sejak awal.

– Dapat mengatur urutan kegiatan. Banyak sekali tugas-tugas terpisah dan harus berjalan
secara bersamaan/paralel yang diperlukan untuk pengembangan sistem. Tugas-tugas ini
diatur dalam urutan logis berdasarkan prioritas informasi dan kebutuhan untuk efisiensi.

– Tersedianya sarana pengendalian. Tingkat pengukuran kinerja harus dipertegas sejak awal.

2. Tahap Analisis

Ada dua aspek yang menjadi fokus tahap ini, yaitu aspek bisnis atau manajemen dan aspek
teknologi. Analisis aspek bisnis mempelajari karakteristik organisasi yang bersangkutan.
Tujuan dilakukannya langkah ini adalah untuk mengetahui posisi atau peranan teknologi
informasi yang paling sesuai dan relevan di organisasi dan mempelajari fungsi-fungsi
manajemen dan aspek-aspek bisnis terkait yang akan berpengaruh atau memiliki dampak
tertentu terhadap proses desain, konstruksi, dan implementasi.

Selama tahap analisis, sistem analis terus bekerjasama dengan manajer, dan komite pengarah
SIM terlibat dalam titik-titik yang penting mencakup kegiatan sebagai berikut:

a. Menetapkan rencana penelitian sistem

b. Mengorganisasikan tim proyek

c. Mendefinisikan kebutuhan informasi

d. Mendefinisikan kriteria kinerja sistem

3
e. Menyiapkan usulan rancangan sistem

f. Menyetujui atau menolak rancangan proyek pengembangan sistem

Keluaran dari proses analisis di kedua aspek ini adalah masalahmasalah penting yang harus
segera ditangani, analisis penyebab dan dampak permasalahan bagi organisasi, beberapa
kemungkinan skenario pemecahan masalah dengan kemungkinan dan dampak risiko serta
potensinya, dan pilihan alternatif solusi yang direkomendasikan.

3. Tahap Perancangan/Desain

Pada tahap ini, tim teknologi informasi bekerja sama dengan tim bisnis atau manajemen
melakukan perancangan komponen-komponen sistem terkait. Tim teknologi informasi akan
melakukan perancangan teknis dari teknologi informasi yang akan dibangun, seperti system
basis data, jaringan komputer, teknik koversi data, metode migrasi sistem, dan sebagainya.

Sementara itu, secara paralel dan bersama-sama tim bisnis atau manajemen, dan tim
teknologi informasi akan melakukan perancangan terhadap komponen-komponen organisasi
yang terkait, seperti: yang akan berpengaruh atau memiliki dampak tertentu terhadap proses
desain, konstruksi, dan implementasi. Selama tahap analisis, sistem analis terus bekerjasama
dengan manajer, dan komite pengarah SIM terlibat dalam titik-titik yang penting mencakup
kegiatan sebagai berikut:

a. Menetapkan rencana penelitian sistem

b. Mengorganisasikan tim proyek

c. Mendefinisikan kebutuhan informasi

d. Mendefinisikan kriteria kinerja sistem

e. Menyiapkan usulan rancangan sistem

f. Menyetujui atau menolak rancangan proyek pengembangan system

Keluaran dari proses analisis di kedua aspek ini adalah masalah-masalah penting yang harus
segera ditangani, analisis penyebab dan dampak permasalahan bagi organisasi, beberapa
kemungkinan skenario pemecahan masalah dengan kemungkinan dan dampak risiko serta
potensinya, dan pilihan alternatif solusi yang direkomendasikan.

4. Tahap Pembangunan Fisik/Konstruksi

Berdasarkan desain yang telah dibuat, konstruksi atau pengembangansistem yang


sesungguhnya (secara fisik) dibangun. Tim teknis merupakan tulang punggung pelaksanaan
tahap ini, mengingat semua hal yang bersifat konseptual harus diwujudkan dalam suatu
konstruksi teknologi informasi dalam skala yang lebih detail.
4
Dari semua tahapan yang ada, tahap konstruksi inilah yang biasanya paling banyak
melihatkan sumber daya terbesar, terutama dalam hal penggunaan SDM, biaya, dan waktu.
Pengendalian terhadap manajemen proyek pada tahap konstruksi harus diperketat agar
penggunaan sumber daya dapat efektif dan efisien. Bagaimanapun, hal ini akan berdampak
terhadap keberhasilan proyek sistem informasi yang diselesaikan secara tepat waktu. Akhir
dari tahap konstruksi biasanya berupa uji coba atas sistem informasi yang baru
dikembangkan.

5. Tahap Implementasi

Tahap implementasi merupakan tahap yang paling kritis karena untuk pertarna kalinya sistem
informasi akan dipergunakan di dalam organisasi. Ada berbagai pendekatan untuk
implementasi sistem yang baru didesain. Pekerjaan utama dalam implementasi sistem
biasanya mencakup hal-hal sebagai berikut:

a. Merencanakan waktu yang tepat untuk implementasi

b. Mengumumkan rencana implementasi

c. Mendapatkan sumberdaya perangkat keras dan lunak

d. Menyiapkan database

e. Menyiapkan fasilitas fisik

f. Memberikan pelatihan dan workshop

g. Menyiapkan saat yang tepat untuk cutover (peralihan sistem)

h. Penggunaan sistem baru

Pemberian pelatihan (training) harus diberikan kepada semua pihak yang terlibat sebelum
tahap implementasi dimulai. Selain untuk mengurangi risiko kegagalan, pemberian pelatihan
juga berguna untuk menanamkan rasa memiliki terhadap sistem baru yang akan diterapkan.
Dengan cara ini, seluruh jajaran pengguna akan dengan mudah menerima sistem tersebut dan
memeliharanya dengan baik di masa-masa mendatang.

6. Tahap Pasca Implementasi

Pengembangan sistem informasi biasanya diakhiri setelah tahap implementasi


dilakukan. Namun, ada satu tahapan lagi yang harus dijaga dan diperhatikan oleh
manajemen, yaitu tahap pasca implementasi. Kegiatan yang dilakukan di tahap
pasca implementasi adalah bagaimana pemeliharaan sistem akan dikelola.

Seperti halnya sumber daya yang lain, sistem informasi akan mengalami
perkembangan di kemudian hari. Hal-hal seperti modifikasi sistem, berpedoman ke
5
sistem lain, perubahan hak akses sistem, penanganan terhadap fasilitas pada sistem yang
rusak, merupakan contoh dari kasus-kasus yang biasanya timbul dalam
pemeliharaan sistem. Disinilah diperlukan dokumentasi yang memadai dan
pemindahan pengetahuan dari pihak penyusun sistem ke pengguna untuk
menjamin terkelolanya dengan baik proses-proses pemeliharaan sistem.

Dari perspektif manajemen, tahap pasca-implementasi adalah berupa suatu


aktivitas di mana harus ada personil atau divisi yang dapat melakukan perubahan atau
modifikasi terhadap sistem informasi sejalan dengan perubahan kebutuhan bisnis yang
dinamis.

CONTOH KASUS :

Monitoring Peforma Penjualan McDonald’s.

McDonald’s berencana membelanjakan $1 miliar dalam lima tahun untuk mengikat semua
operasinya dalam jaringan digital real-time (sistem informasi perusahaan). Pada dasarnya,
para eksekutif di kantor pusat perusahaan telah mampu melihat setiap detail peforma di setiap
toko, pada setiap waktu, melalui sistem informasi perusahaan pasif ini. Setelah dua tahun,
McDonald’s menunda program mahal tersebut.

Pada awal Mei 2013, McDonald’s mengumumkan bahwa ia akan menghapus kerugian $170
juta untuk diskontinuasi pada bulan Desember 2002 dari jaringan innovate digital yang global
dan real-time, yang mewakili proyek teknologi informasi paling luas dan mahal merancang
dalam sejarah perusahaan. Seratus tujuh puluh juta dollar hanyalah sebagian dari total $1
miliar yang direncanakan McDonald’s untuk biaya innovate yang dimulai pada bulan Januari
2001. Innovate didesain untuk membuat manajemen McDonald’s mengetahui berapa miliar
pastel burger, roti kismis, dan nugget ayam dikonsumsi disembarang atau disemua toko pada
setiap waktu dalam satu hari. Setiap detail dari setiap waktu dalam satu hari. Setiap detail dari
setiap property (diharapkan) tersedia dalam real-time. Proyek miliaran dollar ini gagal,
bahkan suatu bisnis sederhana ke dalam perusahaan real-time.

Cepatnya pertumbuhan membuat McDonald’s ingin menciptakan alat untuk mengendalikan


kualitas kunci yang membentuk sukses suatu rantai makanan cepat saji: konsistensi.
McDonald’s membuka lebih dari 1700 rumah makan baru dalam satu tahun pada 10 tahun
belakangan ini, membuat sistem pengumpulan datanya menjadi ketinggalan zaman. Jaringan
Berbasis-Web yang mengirim informasi dengan segera diseluruh bumi diperlukan
sedemikian sehinggan para eksekutif bisa memonitor dan dan mungkin mempengaruhi pada
basis menit demi menit kemampuan perusahaan untuk membuat produk konsisten kepada
pelanggan secara cepat. Jika dihubungkan ke setiap bagian kunci dari peralatan setiap
disetiap toko, jaringan digital real-time akan mengizinkan McDonald’s memberikan layanan

6
pelanggan yang lebih baik dengan menggunakan teknologi komunikasi dan informasi untuk
memonitor kualitas minyak yang digunakan untuk menggoreng, atau untuk memastikan
bahwa masing-masing roti kismis dibakar pada tingkat kegaringan yang sesuai. Itu akan
memberi para eksekutif McDonald’s suatu pandangan terperinci menyangkut keseluruhan
sistem real-time. Penjualan, waktu layanan, susunan kepegawaian, data rantai persediaan,
lokasi vendor, peralatan perbaikan pesanan, dan semua angka kenyataan lain yang dilacak
McDonald’s dengan sistem yang dikembangkan secara internal, yang umumnya membuat
data tersedia untuk pengambilan keputusan dalam satu minggu atau lebih, bisa dicapai dalam
detik melalui browser web. Secara teori, dengan bekerja erat dengan para pemasok dan para
manajer toko, perusahaan bisa meningkatkan konsistensi produk.

Inovasi juga dianggap mengefektifkan pengadaan pelatihan karyawan dan data asuransi.
Dengan menggunakan internet untuk menyampaikan informasi pelatihan, seperti bagaimana
membersihkan ayam muda untuk digoreng atau menggunakan system POS (point-of-style),
McDonald’s berharap mendongkrak sistem pelatihannya menembus platform tersebut.
Dengan segera mengumpulkan dan mengirim data ke toko-toko dari kantor perusahaan, para
eksekutif bisa memonitor peforma dan memperbaiki langsung. Sebagai contoh, jika toko
tertentu tidak mengarahkan orang-orang melalui jalur atau jalan masuk sesuai standar, para
eksekutif bisa meminta manajer local untuk menambah karyawan lain atau untuk
meningkatkan waktu layanan. Jika produk tertentu tidak bergerak naik, para eksekutif bisa
menyelidiki apakah iklan in-store sudah pada tempatnya.

Rantai persediaan juga akan dimonitor. Setiap item dari gudang ke toko bisa dilacak dalam
hitungan detik. Jika ada kemajuan pada toko tertentu Big Mac’s, persediaan bisa dialihkan.
McDonald’s bisa merespons permintaan pelanggan dengan cepat, dan menarik keuntungan
keuangan substansial dari efisiensi tersebut. pada sisi lain, memonitor dari jarak jauh dan
pada akhirnya adalah mengelola dari jarak jauh, membuat system tidak menjadi tanggung
jawab para manajer toko. Akhirnya, jaringan berbasis-internet akan menghubungkan 3000
lebih restoran dan 300 vendor dalam 24 jam penuh, tujuh hari perminggu, ke system back-
office dikantor perusahaan di Oak Brook. Hal ini akan memberi para eksekutif McDonald’s
suatu gambaran lengkap seketika mengenai operasi perusahaan diseluruh dunia, dan dalam
teori, kemampuan untuk bertindak dengan cepat ketika diperlukan untuk menyesuaikan
penyebaran persediaan dan promosi untuk memenuhi permintaan. Sekitar $170 juta
dibelanjakan untuk “riset dan pengembangan” Innovate untuk mengefektifkan rantai
persediaannya dan meningkatkan operasi hariannya. Perusahaan perlu mencapai peningkatan
penjualan sedikitnya 1.5 persen atau sekitar $231 juta pertahun, untuk mengganti pengeluaran
awal tersebut. Angka 1.5 persen adalah diluar tiga sampai lima persen penjualan tahunan
yang telah diproyeksikan McDonald’s.

Usaha pertama McDonald’s pada system data perusahaan skala-besar dan reall-time telah
gagal. mcDonald’s tidak punya pengalaman dibidang tersebut, , membelanjakan terlalu
banyak uang, dan hanya punya sedikit reputasi untuk menunjukkan hal itu. McDonald’s tidak
dikenal karena teknologi atau penghargaan level-eksekutif dan pemahaman teknologi. Petrus
Abell, analis dari AMR Reserch mengatakan bahwa “jaringan global real-time akan menelan
dana besar, bahkan bagi organisasi teknologi informasi yang paling ambisius sekalipun.

7
Mengkonfigurasi dan mengintegrasikan perangkat lunak yang diperlukan untuk komunikasi
Oak Broak dengan 30.000 lebih lokasi yang beberapa diantaranya berada didunia ketiga
dimana konektivitas broaadband masih sekedar mimpi, merupakan hal fantastis ketimbang
kenyataan.” Abell melanjutkan, “tantangan riil adalah menentukan apakah ada manfaat biaya
yang cukup memadai yang membuat proyek itu layak dilakukan.”

“Masalah terbesar yang dihadapi perusahaan seperti McDonald’s adalah membuat bandwith
kecepatan tinggi disetiap lokasi,” kata Abell. “Beberapa bagian AS masih tidak mempunyai
konektivitas kecepatan tinggi yang dapat diandalkan. Dan mereka internasional. Jadi,
masalah ini bisa sangat problematic.”

Meskipun perusahaan sedikit menunjukkan semangat atau keahlian dalam implementasi


system informasi skala-besar ketika innovate diinisiasi, para eksekutifnya menganggap
mereka dapat melakukan sesuatu seperti yang dilakukan Wal-Mart teerhadap infrastruktur
teknologi inti mereka. Apa yang mereka dapatkan adalah keahlian mereka dalam
pengembangan dan produksi-massal makanan siap saji kecil relevansinya dengan integrasi
dan implementasi perangkat lunak.

Pertanyaan dari kasus diatas adalah :

Mengapa informasi perusahaan McDonald’s, McSystem ditunda?

Apakah system hemat biaya akan bertahan hidup?

Masalah apa yang dihadapi system informasi perusahaan McDoanld’s?

Jawaban dari Pertanyaan diatas adalah :

Perusahaan McDonald’s menunda McSystem karena McDonald’s tidak punya pengalaman


dibidang tersebut, membelanjakan terlalu banyak uang, dan hanya punya sedikit reputasi
untuk menunjukkan hal tersebut. McDonald’s tidak dikenal karena teknologi atau
penghargaan level-eksekutif dan pemahaman teknologinya.

McDonald’s masih bisa mengandalkan sistem hemat biaya untuk beberapa tahun kedepan,
walaupun ada beberapa hal-hal yang harus di perbaiki sedikit tetapi tidak menyulitkan
perusahaan, karena perusahaan tersebut akan terus melakukan pengembangan sistem
informasi tanpa mengandalkan sistem yang sudah gagal dan dapat melakukan inovasi baru
dengan cara yang lain.

Masalah yang dihadapi sistem informasi perusahaan McDonald’s adalah membuat bandwith
kecepatan tinggi di setiap lokasi. Karena beberapa bagian dari AS yang masih tidak
mempunyai konektivitas kecepatan tinggi yang dapat diandalkan.

Anda mungkin juga menyukai