Desain
Analisa
Perencanaan Pembuatan Evaluasi
Survei
Implementasi
d. Anggaran (Dana)
Berdasarkan kerangka acuan kerja diatas , disusunlah anggaran / dana untuk
hardware, software, pelatihan SDM, pemeliharaan dan cadangan untuk
keperluan yang tidak terduga.
e. Penunjukan tim pelaksana
Setelah semua kegiatan diatas diketahui, selanjutnya diputuskan apakah
pengembangan sistem informasi akan dilakukan oleh perusahaan atau oleh
pihak konsultan. Setelah menetapkan pelaksana, diminta untuk memasukkan
proposal pelaksanan sistem informasi sesuai dengan kerangka acuan kerja.
Proposal tersebut akan dievaluasi untuk menetapkan apakah proyek tersebut
layak dilaksanakan atau tidak.
f. Menilai kelayakan proyek
Penilaian kelayakan proyek mencakup kelayakan operasional, teknis dan
ekonomis. Dalam praktek, yang dominan dinilai umumnya aspek
ekonomisnya (dana).
Kelayakan Operasional
Menyangkut apakah secara operasional sistem yang baru dapat
dilaksanankan dengan sumber daya manusia yang tersedia dan metode
training yang ditawarkan, pelayanan purna jual / pemeliharaan serta
efisiensi dan efektifitas system baru.
Kelayakan Teknis
Menyangjut apakah radware / software yang akan dikembangkan
tersedia, jadwal pelaksanaan serta sistem keamanan data.
Kelayakan ekonomis
Menyangkut biaya untuk membuat dan menjalankan sistem baru serta
keuntungannya yang akan diperoleh dari sistem tersebut.
2. Tahap Pengembangan Sistem Informasi
Tahap pengembangan sistem informasi disebut juga Siklus Hudup
Pengembangan Sistem Informasi yang tahapannya terdiri dari
enam
langkah. Tahapan-tahapan pekerjaan dalam melaksanakan tidak harus kaku
namun dapat disesuaikan kebutuhan .
Tahapan utama pengembangan sistem informasi adalah sebagai berikut:
Survei, bertujuan untuk mengetahui ruang lingkup pekerjaan.
Analisis, bertujuan untuk memahami sistem yang ada, mengidentifikasi
masalah dan mencari solusinya.
Desain, bertujuan mendesain system baru yang dapat menyelesaikan
masalah-masalah yang dihadapi perusahaan.
Pembuatan, membuat sistem yang baru (hardware dan software).
Implementasi, bertujuan untuk mengimplementasikan sistem yang
baru.
Pemeliharaan, bertujuan agar sistem yag dapat berjalan secara optimal.
Penerapan tahapan pengembangan sistem informasi dapat dilakukan
dengan cara yaitu secara berurut (waterfall), iterasi dan spiral.
Waterfall, Suatu tahapan yang harus diselesaikan terlebih dahulu secara
penuh sebelum meneruskan ke tahapan berikutnya. Dengan tujuan
menghindari terjadinya pegulangan tahapan tersebut. Proses ini lebih
cocok untuk diterapkan dalam pengembangan “mass product”.
Iterasi/ Spiral, Suatu tahapan yang dilaksanakan dengan memakai tehnik
iteration/ pengulangan dimana suatu proses dilaksanakan secara
berulang-ulang sampai mendapatkan hasil yang diinginkan. Umumnya
proses ini diaplikasikan untuk pembuatan “Tailor Made Product”.
Survei Sistem
Analisa Sistem
Desain Sistem
Pembuatan Sistem
Implementasi Sistem
Pemeliharaan Sistem
Produk
Survei Sistem
Analisa sistem
Desain Sistem
Pembuatan Sistem
Implementasi Sistem
Pemeliharaan sistem
Produk
Analisis
Desain
Survei Pemeliharaan
Implementasi
Penbuatan
Produk
3. Tahap Evaluasi
Sistem
Yang ada
Permasalahan
Kesempatan
Instruksi
Pengembangan
Sistem
Memecahkan masalah
Meraih kesempatan
Memenuhi instruksi
Sistem
Yang baru
Gambar 3.5. Contoh perlunya pengembangan sistem
Dengan telah dikembangkan sistem yang baru, maka diharapkan akan
terjadi peningkatan-peningkatan ini berhubungan dengan PIECES yaitu:
Performance ( Kinerja )
Yaitu peningkatan terhadap kinerja (hasil kerja) sistem yang baru
sehingga menjadi lebih efektif. Dimana kinerja dapat diukur dari
Throughput dan respon time. Throughput adalah jumlah dari pekerjaan
yang dapat dilakukan suatu saat tertentu. Sedangkan Respon time adalah
rata-rata waktu yang tertunda diantara dua transaksi atau pekerjaan
ditambah dengan response untuk menanggapi pekerjaan tersebut.
Information ( Informasi )
Yaitu peningkatan terhadap kualitas informasi yang disajikan.
Economy ( Ekonomis)
Yaitu penigkatan terhadap manfaat-manfaat atau
keuntungan-keuntungan atau penurunan –penurunan biaya yang terjadi.
Ekonomi berhubungan degan jumlah sumber daya yang digunakan.
Control ( Pengendalian )
Yaitu peningkatan terhadap pengendalian untuk mendeteksi dan
memperbaiki kesalahan-kesalahan dan kecurangan yang dan akan
terjadi.
Efficiency ( Efesiensi )
Yaitu peningkatan terhadap efisiensi operasi, dimana berhubungan
dengan bagaimana sumber daya tersebut digunakan dengan pemborosan
yang paling minimum. Efisiensi dapat diukur dari outputnya dibagi
dengan inputnya.
Service ( Pelayanan )
Yaitu peningkatan terhadap pelayanan yang diberikan oleh sistem.
Proses Pembangunan atau pengembangan sistem informasi mulai dari
konsep sampai dengan implementasinya disebut dengan istilah System
Development Life Cycle (SDLC).
3.2.1. Sytem Development Life Cycle ( SDLC )
Daur hidup pengembangan system / SDLC berfungsi untuk
menggambarkan tahapan –tahapan utama dan langkah – langkah dari setiap tahapan
yang secara garis besar terbagi dalam tiga kegiatan yaitu sebagi berikut:
1. Analisis
Tahapan analisis digunakan oleh analis sistem untuk membuat keputusan. Apabila
sistem saat ini mempunyai masalah atau sudah tidak berfungsi secara baik, dan
hasil analisisnya digunakan sebagai dasar untuk memperbaiki sistem. Seorang
analis perlu mengetahui dasar untuk mengetahui ruang lingkup pekerjaan yang
akan ditanganinya, perlu memahami sistem yang sedang berjalan saat ini, dan
dapat melakukan identifikasi terhadap masalah yang muncul dan mencari
solusinya dengan professional.
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap analisis iniadalah sebagai berikut:
a. Deteksi masalah ( Problem Detection ).
b. Penelitian / investigasi awal ( Initial Investigation ).
c. Analisa kebutuhan system ( Requrement Analysis)
d. Mensortir Kebutuhan Sistem ( Generation of System Alternatives)
e. Memilih system yang baik ( Selection of Proper System )
2. Perancangan / Desain
Tahapan perancangan atau design memiliki tujuan untuk mendesign sistem baru
yang dapat menyelesaikan masalah – masalah yang dihadapi perusahaan yang
diperoleh dari pemilihan alternatif sistem yang terbaik. Kegiatan yang dilakukan
dalam tahap perancangan ini meliputi perancangan output, input dan file.
a. Perancangan Keluaran
Perancangan keluaran bertujuan menentukan keluaran – keluaran yang akan
digunakan oleh sistem. Keluaran tersebut berupa tampilan – tampilan layer,
dan juga format dan frekuensi laporan yang diperlukan.
b. Perancangan Masukan
Perancangan masukan bertujuan untuk menetukan data – data masukan, yang
akaan digunakan untuk mengoperasikan sistem. Data – data masukan tersebut
dapat berupa formulir – formulir, faktur, dan lain – lain yang berfungsi
memberikan data masukan bagi pemrosesan sistem. Pada tahapan ini juga
perlu ditentukan format data masukan agar sesuai dengan kebutuhan sistem.
c. Perancangan File
Perancangan file masuk dalam bahagian perancangan basis data yang diawali
dengan merancang diagram hubungan antara entitas ( bisa dengan
menggunakan ERD). Setelah itu melakukan uji normalisasi dari 1-NF sampai
dengan 5-NF, minimal sampai ke bentuk normalisasi ke- 3 ( 3-NF). Seluruh
file yang telah lulus uji normalisasi yang harus dibuatkan spesifikasi datanya.
3. Implementation
Tahap implementasi memiliki beberapa tujuan yaitu untuk melakukan kegiatan
spesifikasi rancangan logical ke dalam kegiatan yang sebenrnya dari sistem
informasi yang akan dibangunnya atau dikembangkannya, lalu
mengimplementasikan sistem yang baru tersebut ke dalam salah satu bahasa
pemrograman yang paling sesuai. Pada tahap ini juga harus dijamin bahwa sistem
yang baru dapat berjalan secara optimal. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap
implementasi ini adalah pembuatan program dan test data, pelatihan dan
penggantian system.
Ada 2 aspek penting di dalam proses pembangunan / pengembangan
sistem informasi yaitu:
1. Data tentang masalah-masalah yang ada saat itu
2. Data tentang kemungkinan penyelesaian untuk masalah-masalah tersebut
diatas.
data tentang Metodologi
kemungkinan penyusunan
Penyelesaian sistem
Data tentang
masalah-masalah
Peralatan dan
Teknik-teknik Penyusunan
Penyusunan sistem system:
Menyelesaikan
masalah
Sistem
informasi
Penyelesaian:
Sistem baru
atau
Deliverable:
Sistem yang diperbaiki
Dokumentasi Sistem
4. Berorientasi keputusan
Untuk menjadikan fungsi perencanaan dan pengawasan lebih efektif, maka
mungkin dapat dikembangkan pengambilan keputusan yang dapat
diprogram.
5. Teknologi
Dimana seorang analisis sistem harus menggunakan teknologi modern
untuk membantu pelaksanaan teknik-teknik yang timbul dari ke-4 petunjuk
di atas.
Terdapat Beberapa pendekatan utnuk mengembangkan sistem, yaitu
sebagai berikut:
1. Pendekatan Klasik Lawan Pendekatan Terstruktur
Pendekatan klasik (crussical approach) merupakan lawan dari pendekatan
terstruktur (structured approach). Metode pendekatan klasik
mengembangkan system dengan mengikuti tahapan-tahapan di system life
cycle. Pendekatan ini terdiri dari dua jenis yaitu sebagai berikut:
a. Pendekatan Klasik
Ciri-ciri:
Pendekatan klasik (crussical approach) disebut juga dengan
pendekatan tradisional atau pendekatan konvensional adalah
pendekatan di dalamam pengembangan sistem yang mengikuti
tahapan-tahapan di system life cycle tanpa dibekali alat-alat dan
teknik-teknik yang memadai.
Permasalahan-permasalahan yang dapat timbul di pendekatan
klasik adalah:
- Pengembangan perangkat lunak akan menjadi sulit
Pendekatan klasik kurang memberikan alat-alat dan
teknik-teknik di dalam mengembangkan sistem dan sebagai
akibatanya proses perangkat lunak menjadi tidak terarah dan
sulit untuk dikerjakan oleh pemrogram.
- Biaya perawatan atau pemeliharaan sistem akan menjadi lebih
mahal.Biaya pengembangan sistem yang termahal adalah
terletak ditahap perawatannya.
- Kemungkinan kesalahan system besar.
Pendekatan klasik tidak menyediakan kepada analis sistem cara
untuk melakukan pengetesan sistem, sehingga kemungkinan
kesalahan-kesalahan system akan menjadi lebih besar.
- Keberhasilan sistem kurang terjamin
Penekanan dari pendekatan klasik adalah kerja dari
personil-personil pengembang sistem, bukan pada pemakai
sistem, padahal sekarang sudah disadari bahwa dukungan dan
pemahaman dari pemakai sistem terhadap sistem yang sedang
dikembangkan merupakan hal yang vital untuk keberhasilan
proyek pengembangan sistem.
- Masalah dalam penerapan sistem
Karena kurangnya keterlibatan pemakai sistem dalam tahapan
pengembangan sstem, maka pemakai sistem hanya akan
mengenal sistem yang baru pada tahap diterapkannya saja .
Sebagai akibatnya pemakai sistem akan menajadi kaget dan
tidak terbiasa dengan system yang baru yang tiba-tiba
dikenalkan. Dan sebagai akibat lebih lanjut, pemakai sistem
akan menjadi lebih frustasi karena tidak dapat mengoperasikan
sistem dengan baik.
b. Pendekatan Tersturktur
Ciri-ciri:
Pendekatan terstruktur dimulai pada tahun 1970, dimana
pendekatan ini dilengkapi dengan alat-alat (tools) dan teknik-teknik
(techniques) yang dibutuhkan dalam pengembangan sistem.
Di pendekatan terstruktur , pengembangan sistem dilakukan dalam
bentuk modul-modul yang terstruktur, dimana modul-modul ini
akan lebih mudah dites secara terpisah dan kemudian pengetesan
dapat dilakukan pada integrasi semua modul untuk menyakinkan
bahwa interaksi antar modul telah berfungsi semestinya.
Melalui pendekatan terstruktur, permasalahan-permasalahan yang
kompleks di organisasi akan dapat dipecahkan dan hasil dari sistem
akan mudah untuk dipelihara, fleksibel, lebih memuaskan
pemakainya , mempunyai dokumentasi yang baik dan tepat pada
waktunya sesuai dengan anggaran biaya pengembangannya serta
dapat meningkatkan produktivitas dan kualitasnya akan lebih baik.
2. Pendekatan Sepotong Lawan Pendekatan Sistem
a. Pendekatan Sepotong
Ciri-ciri:
Pendekatan sepotong (piencemeal approach) merupakan
pendekatan pengembangan sistem yang menekankan pada suatu
kegiatan atau aplikasi tertentu saja.
Pada pendekatan ini, kegiatan atau aplikasi yang dipilih
dikembangkan tanpa memperhatikan posisinya di sistem informasi
atau tanpa memperhatikan sasaran keseluruhan dari organisasi.
Pendekatan ini hanya memperhatikan sasaran dari kegiatan atau
aplikasi itu saja.
b. Pendekatan sistem
Ciri-ciri:
Pendekatan sistem (system approach) merupakan sistem yang
memperhatikan sistem informasi sebagai satu kesatuan terintegrasi
untuk masing-masing kegiatan aplikasinya.
Pendekatan sistem ini menekankan pada pencapaian sasaran secara
keseluruhan dari organisasi, tidak hanya menekankan pada sasaran
dari informasi itu saja.
3. Pendekatan Bawah-Naik Lawan Pendekatan Atas-Turun
a. Pendekatan Bawah-Naik
Ciri-ciri:
Pendekatan bawah-naik ( bottom-up approach) merupakan
pendekatan yang dimulai dari level bawah organisasi, yaitu level
operasional dimana transaksi dilakukan.
Pendekatan ini dimulai dari perumusan kebutuhan-kebutuhan
untuk mencapai transaksi dan naik ke level atas dengan
merumuskan kebutuhan informasi berdasarkan transaksi tersebut.
Pendekatan ini merupakan ciri-ciri dari pendekatan klasik.
Pendekatan bawah-naik bila dipergunakan pada tahap analisis
sistem disebut juga denga istilah data anlisis, karena yang menjadi
tekanan adalah data yang akan diolah terlebih dahulu, informasi
yang akan dihasilkan menyusul mengikuti datanya.
b. Pendekatan Atas-Turun
Ciri-ciri:
Pendekatan atas-turun (top-down approach) merupakan
pendekatan yang dimulai dari level atas organisasi yaitu, level
perencanaan strategi.
Pendekatan ini dimulai dengan mendefinisikan sasaran dan
kebijaksanaan organisasi.
Langkah selanjutnya dari pendekatan ini adalah dilakukannya
analisis kebutuhan informasi. Setelah kebutuhan informasi
ditentukan maka proses turun ke pemrosesan transaksi yaitu
penentuan output, input, basis data, prosedur-prosedur operasi
dan kontrol.
Pendekatan ini merupakan ciri-ciri dari pendekatan terstruktur.
Pendektan atas-turun bila digunakan pada tahap analisis disebut
dengan istilah decision analisis, karena menjadi tekanan adalah
informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan oleh
menajemen terlebih dahulu, kemudian data yang perlu diolah
didefinisikan menyusul mengikuti informasi yang dibutuhkan.
4. Pendekatan Sistem-Menyeluruh Lawan Pendekatan Moduler
a. Pendekatan Sistem Menyeluruh
Ciri-ciri:
Pendekatan Sistem Menyeluruh (total-system approach)
merupakan pendekatan yang mengembangkan sistem serentak
secara menyeluruh.
Pendekatan ini kurang mengena untuk sistem uang komplek,
karena akan menjadi sulit untuk dikembangkan.
Pendekatan ini merupakan ciri-ciri dari pendekatan klasik.
b. Pendekatan Moduler
Ciri-ciri:
Pendekatan Moduler (modular approach) merupakan pendekatan
yang berusaha memecah sistem yang rumit menjadi beberapa
bagian atau modul yang sederhana, sehingga sistem akan lebih
mudah untuk dipahami dan dikembangkan.
Sehingga sistem akan dapat dikembangkan tepat pada waktu yang
telah direncanakan, mudah dipahami oleh pemakai sistem dan
mudah dipelihara.
Pendekatan ini merupakan ciri-ciri dari pendekatan terstruktur.
Kartu
Stock Pengembangan
Laporan Sistem Informasi
Pembelian Faktur
Penjualan
Kartu (Narasi)
Stock
Prose Pengembangan
s Sistem Informasi
Prose
Prose Prose (Diagram Arus
Data)
Pengembangan
Data Sistem Informasi
Data
Data Data (Diagram
Hubungan Entitas)
orang, tempat, dan lain sebagainya yang mempunyai atribut dan metode
seperti gambar yang ada dibawah ini: