Anda di halaman 1dari 57

Evolusi sistem berbasis komputer mengikuti suatu pola yang disebut siklus hidup sistem, yang

terdiri dari tahap perencanaan, analisis, rancangan, dan penerapan serta penggunaan. Manajer
dari area pemakai terlibat dalam perencanaan dengan maksud agar proyek akan memperoleh
manfaat. Analis sistem membantu manajer dalam pendefinisian masalah, menetapkan tujuan dan
mengenai kendala-kendala serta studi kelayakan. Tahap analisis dimulai dengan pengumuman
kepada para pegawai dan dibentuknya tim proyek. Kegiatan yang dilakukan yaitu pemakai
mendefinisikan kebutuhan informasi, menentukan kriteria kinerja, menyiapkan usulan rancangan
untuk merancang sistem baru. Tahap rancangan mulai saat analis terlibat dalam rancangan sistem
yang terinci, dengan menggunakan teknik-teknik dan peralatan terstruktur yang
mendokumentasikan proses dan data. Dilakukan pula identifikasi konfigurasi sistem alternatif
dan dievaluasi, dan yang terbaik dipilih. Diajukan usulan penerapan yang akan memberi dasar
untuk menciptakan suatu sistem kerja dari dokumentasi rancangan. Tahap penerapan melibatkan
para spesialis informasi lainnya, pemakai tambahan dan mungkin orang luar seperti konsultan
dan kontraktor. Setelah perancangan yang terinci diperoleh perangkat keras dan perangkat lunak
serta dibuat database. Ketika fasilitas fisik telah siap dan pendidikan yang diperlukan telah
dilaksanakan, manajemen menentukan apakah cutover ke sistem baru perlu dilaksanakan.
Apabila sistem tersebut dianggap tidak bisa digunakan lagi, pihak manajemen dapat
mengotorisasi proyek rekayasa ulang, yang mengulang siklus hidup sistem. Setelah tahap
penggunaan dimulai, analis sistem dan auditor internal melaksanakan penelaahan pasca
penerapan, yang diulang secara berkala sepanjang umur hidup sistem. Spesialis informasi juga
melakukan pemeliharaan sistem. Meskipun siklus hidup sistem mewakili bentuk dasar dari kerja
sistem, siklus hidup sistem terpengaruh perubahan metodologi lain yang menekankan
penggunaan peralatan pengembangan berbasis komputer. Salah satunya yaitu rapid application
development – RAD yang menyatukan baik CASE maupun prototyping.

PENGERTIAN SIKLUS HIDUP SISTEM

Metodologi adalah suatu cara yang disarankan untuk melakukan suatu hal. Pendekatan sistem
adalah metodologi dasar untuk memecahkan masalah.

SIKLUS HIDUP SISTEM (System Life Cycle-SLC)


Adalah penerapan pendekatan sistem untuk pengembangan sistem atau subsistem informasi
berbasis komputer.

TAHAP-TAHAP SIKLUS HIDUP

Empat tahap pertama adalah perencanaan, analisis, rancangan dan penerapan. Tahap-tahap ini
secara bersama-sama dinamakan siklus hidup pengembangan sistem (system development life
cycle-SDLC). Tahap kelima adalah tahap penggunaannya, yg berlangsung sampai sudah
waktunya untuk merancang sistem itu kembali. Proses merancang kembali mengakibatkan siklus
itu akan diulangi lagi.

PENGELOLAAN SIKLUS HIDUP

1. Saat sistem memiliki nilai strategis atau mempengaruhi seluruh organisasi, direktur
utama atau eksekutif mungkin memutuskan untuk mengawasi proyek pengembangannya.
2. Ketika lingkup sistem menyempit dan fokusnya lebih operasional, kepemimpinan akan
dipegang oleh eksekutif tingkat yang lebih rendah seperti wakil direktur utama, direktur
bagian administrasi dan CIO.
3. Komite yang memberikan petunjuk, pengarahan dan pengendalian yang
berkesinambungan disebut komite pengarah.
4. Komite pengarah yang mengarahkan penggunaan sumber daya komputer perusahaan
dinamakan komite pengarah SIM.

Komite Pengarah SIM, melaksanakan 3 fungsi utama yaitu:

 Ø Menetapkan kebijakan
 Menjadi pengendali keuangan
 Menyelesaikan pertentangan

TAHAP PERENCANAAN
 Menentukan lingkup dari proyek
 Mengenali berbagai area permasalahan potensial
 Mengatur urutan tugas
 Memberikan dasar untuk pengendalian

TAHAP ANALISIS

1. Mengumumkan Penelitian Sistem


2. Mengorganisasikan Tim Proyek
3. Mendefinisikan Kebutuhan Informasi
4. Mengidentifikasi Kriteria Kinerja Sistem
5. Menyiapkan Usulan Rancangan
6. Menyetujui atau Menolak Rancangan Proyek

TAHAP RANCANGAN

1. Menyiapkan Rancangan Sistem yang Terinci


2. Mengidentifikasikan Berbagai alternatif Konfigurasi Sistem
3. Mengevaluasi Berbagai Alternatif Konfigurasi Sistem
4. Memilih Konfigurasi yang Terbaik
5. Menyiapkan Usulan Penerapan
6. Menyetujui atau Menolak Penerapan Sistem

TAHAP PENERAPAN

1. Merencanakan Penerapan
2. Mengumumkan Penerapan
3. Mendapatkan Sumber Daya Perangkat Keras
4. Mendapatkan Sumber Daya Perangkat Lunak
5. Menyiapkan Database
6. Menyiapkan fasilitas Fisik
7. Mendidik Peserta dan Pemakai
8. Menyiapkan Usulan Cutover
9. Menyetujui atau Menolak Masuk ke Sistem Baru
10. Masuk ke Sistem Baru

TAHAP PENGGUNAAN

1. Menggunakan Sistem
2. Audit Sistem
3. Memelihara Sistem

PROTOTYPING

Prototipe memberikan ide bagi pembuat maupun pemakai potensial tentang cara sistem akan
berfungsi dalam bentuk lengkapnya. Proses menghasilkan prototipe disebut dengan Prototyping.

Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa ada beberapa hal yang harus dipenuhi dalam
membangun siklus hidup sistem. Kita harus terlebih dahulu merancang, kemudian setelah
rancangan tersebut dianggap tepat maka langkah selanjutnya adalah penerapan dan
pengoperasian. Hal ini akan terus terjadi dalam sebuah sistem yang baik.

Daftar Pustaka

http://msherawati.staff.gunadarma.ac.id/

Siklus hidup sistem (system life cycle-SLC), adalah proses evolusioner yang diikuti dalam
menerapkan sistem atau subsistem informal berbasis komputer. SLC dilakukan dengan
pendekatan sistem secara teratur dan dilakukan secara top-down, oleh karenanya sering disebut
pendekatan air terjun (waterfall approach) bagi pengembangan dan penggunaan sistem. Tahap-
tahap siklus hidup sistem, empat yang pertama dinamakan sisklus hidup pengembangan sistem
(system development life cycle-SDLC). Tahap kelima, tahap penggunaannya yang berlangsung
sampai waktunya untuk merancang sistem itu kembali. Siklus hidup sistem yang pertama
dikelola oleh manajer unit jasa informasi, dibantu oleh manajer dari analis sistem, pemrograman,
dan operasi. Kecenderungan sekarang ditangani oleh tingkat yang lebih tinggi dan lebih rendah.
Saat sistem memiliki nilai strategis atau mempengaruhi seluruh organisasi, direktur utama atau
komite eksekutif mungkin memutuskan untuk mengawasi proyek pengembangannya. Ketika
lingkup sistem menyempit dan fokusnya lebih operasional, kemungkinan besar dipegang oleh
yang lebih rendah seperti wakil direktur utama, direktur bagian administrasi dan CIO. Banyak
perusahaan membuat suatu komite khusus. Jika tujuannya member petunjuk, pengarahan dan
pengendalian yang berkesinambungan, komite ini disebut komite pengarah Komite pengarah
yang mengarahkan penggunan sumberdaya komputer perusahaan disebut komite pengarah SIM.
Anggota tetap komite pengarah SIM melibatkan eksekutif tingkat tinggi. Sedangkan anggota
sementara meliputi manajer yang lebih rendah dan para konsultan selama keahliannya
dibutuhkan.
Tugas dan fungsi utama komite pengarah SIM:
Menetapkan kebijakan, yang memastikan dukungan komputer untuk mencapai tujuan strategis
perusahaan; Menjadi pengendali keuangan, dengan bertindak sebagai badan yang berwenang
memberi persetujuan bagi semua permintaan dana yang berhubungan dengan komputer;
Menyelesaikan pertentangan, yang timbul sehubungan dengan prioritas penggunaan komputer.
Dengan memusatkan manajemen siklus hidup sistem dalam komite pengarah, diperoleh dua
keuntungan: Semakin besar kemungkinan komputer akan digunakan untuk mendukung pemakai
di seluruh perusahaan; Semakin besar kemungkinan proyek-proyek komputer akan mempunyai
perencanaan dan pengendalian yang baik. Komite pengarah SIM jarang terlibat langsung dalam
rincian pekerjaan, tanggung jawab ini ada pada tim proyek. Tim proyek mencakup semua orang
yang ikut serta dalam pengembangan sistem berbasis komputer. Kegiatan tim proyek ini
diarahkan oleh pemimpin proyek.
B. Tahap-Tahap Siklus Hidup System
1. Tahap Perencanaan
Keuntungan dari merencanakan proyek CBIS: Menentukan lingkup dari proyek;Mengenali
berbagai area permasalahan potensial; Mengatur urutan tugas; Memberikan dasar untuk
pengendalian. Adapun langkah-langkah dalam tahap perencanaan.
1. Menyadari Masalah kebutuhan adanya proyek CBIS biasanya dirasakan oleh manajer
perusahaan, non manajer dan unsur-unsur dalam lingkungan perusahaan.
2. Mendefinisikan masalah setelah sadar akan adanya masalah manajer harus memahaminya
dengan baik agar dapat mengatasinya.
3. Menentukan tujuan sistem manajer dan analis sistem mengembangkan suatu daftar tujuan
sistem yang harus dipenuhi oleh sistem untuk memuaskan pemakai
4. Mengidentifikasi kendala-kendala sistem kendala-kendala ini penting untuk diidentifikasi
sebelum system benar-benar mulai dikerjakan.
5. Membuat studi kelayakan: studi kelayakan adalah suatu tinjauan sekilas pada faktor-faktor
utama yang akan mempengaruhi kemampuan sistem untuk mencapai tujuan-tujuan yang
diinginkan.
6. Mempersiapkan usulan penelitian sistem: jika sistem dan proyek layak, diperlukan penelitian
sistem yang menyeluruh. Penelitian sistem (system study) akan memberikan dasar yang terinci
untuk rancangan sistem baru. Analis akan menyiapkan usulan penelitian sistem yang
memberikan dasar bagi manajer untuk menentukan perlu tidaknya pengeluaran untuk analis.
7. Menyetujui atau menolak penelitian proyek: manajer dan komite pengarah menimbang pro
dan kontra dari proyek dan rancangan sistem yang diusulkan, serta menentukan apakah perlu
diteruskan atau tidak.
8. Menetapkan mekanisme pengendalian: sebelum proyek dimulai perlu ditetapkan mekanisme
pengendaliannya. Jumlah waktu yang diperlukan dinyatakan dalam orang-bulan. Setelah proyek
jalan perlu dimonitor. Berbagai teknik dokumentasi yang dapat digunakan antara lain: tabel,
grafik, diagram jaringan (network diagram: PERT dan CPM)
2. Tahap Analisis
Analisis sistem adalah penelitian atas sistem yang telah ada dengan tujuan untuk merancang
sistem yang baru atau diperbaharui. Adapun tahapan dalam analisis sistem adalah:
1. Mengumumkan Penelitian Sistem: untuk mengurangi kekuatiran akan adanya aplikasi
komputer baru, kiranya perlu dikomunikasikan dengan cara (a) alasan perusahaan melaksanakan
proyek; dan (b) bagaimana sistem baru akan menguntungkan perusahaan dan pegawai.
2. Mengorganisasikan tim proyek: sebaiknya pemimpin proyek adalah spesialis informasi,
jangan pemakai;
3. Mendefinisikan kebutuhan pemakai: pengumpulan informasi kebutuhan pemakai dapat
dilakukan dengan: wawancara perorangan, pengamatan, pencarian catatan dan survei.
Wawancara lebih disukai, karena: (1) adanya komunikasi dua arah dan pengamatan terhadap
bahasa tubuh; (2) meningkatkan antusiasme pada proyek baik dari pihak spesialis, maupun
pemakai; (3) dapat menjalin kepercayaan antara pemakai dan spesialis informasi; (4) memberi
kesempatan bagi peserta proyek kalau ada perbedaan pandangan. Dokumentasinya dapat berupa
flowchart, diagram arus data (data flow diagram), dan grafik serta penjelasan naratif dari proses
dan data. Semua dokumentasi ini yang menjelaskan sistem ini disebut kamus proyek.
4. Mendefinisikan kriteria kinerja sistem: setelah kebutuhan informasi didefinisikan, langkah
selanjutnya adalah menspesifikasikan secara tepat kriteria kinerja sistem Contoh, manajer
pemasaran menetapkan kriteria laporan biaya bulanan sbb: (1) laporan disiapkan dalam kertas
dan tampilan; (2) laporan disediakan tidak lebih dari 3 hari setelah akhir bulan; (3) laporan harus
membandingkan pendapatan dan biaya aktual dengan anggaran.
5. Menyiapkan usulan rancangan: analis sistem memberikan kesempatan bagi manajer untuk
membuat keputusan teruskan/hentikan untuk kedua kalinya. Manajer harus menyetujui tahap
rancangan dan dukungan bagi keputusan itu termasuk usulan rancangan.
6. Menyetujui atau menolak rancangan proyek: manajer dan komite pengarah SIM mengevaluasi
usulan rancangan dan menentukan apakah disetujui atau tidak.

3. Tahap Rancangan
Rancangan sistem adalah penentuan proses dan data yang diperlukan oleh sistem baru. Untuk
sistem berbasis komputer biasanya dalam rancangan ada spesifikasi jenis peralatan yang akan
digunakan. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Menyiapkan rancangan sistem yang terinci: analis bekerja sama dengan pemakai dan
mendokumentasikan rancangan sistem baru dengan alat-alat yang telah dijelaskan dalam modul
teknis. Penggambaran dilakukan dari yang besar dan secara bertahap secara rinci dengan
pendekatan top-down dan ini biasanya dilakukan untuk rancangan terstruktur (structured design).
2. Mengidentifikasikan berbagai alternatif konfigurasi sistem: analis harus mengidentifikasikan
konfigurasi (bukan merek atau model) peralatan komputer yang akan memberikan hasil terbaik
bagi sistem untuk menyelesaikan pemrosesan.
3. Mengevaluasi berbagai alternatif konfigurasi sistem: analis bekerja bersama manajer
mengevaluasi berbagai alternatif dan dipilih yang paling memungkinkan subsistem memenuhi
kriteria kinerja, dengan kendala-kendala yang ada.
4. Memilih konfigurasi yang terbaik. analis mengevaluasi semua konfigurasi subsistem dengan
menyesuaikan kombinasi peralatan sehingga semua subsistem menjadi satu konfigurasi tunggal.
Setelah dianalisis kemudian direkomendasikan kepada manajer untuk disetujui. Persetujuan
dilakukan oleh Komite pengarah SIM.
5. Menyetujui usulan penerapan. analisis menyiapkan usulan penerapan yang mengikhtisarkan
tugas-tugas penerapan yang harus dilakukan, keuntungan yang diharapkan dan biayanya.
6. Menyetujui atau menolak penerapan sistem: jika keuntungan dari sistem melebihi biayanya,
penerapan akan disetujui.

4. Tahap Penerapan
Penerapan merupakan kegiatan memperoleh dan mengintegrasikan sumberdaya fisik dan
konseptual yang menghasilkan suatu sistem yang bekerja. Adapun tahapannya adalah:
1. Merencanakan penerapan: sebelum sistem baru digunakan, manajer dan spesialis informasi
memahami dengan baik pekerjaan yang diperlukan untuk menerapkan rancangan sistem.
2. Mengumumkan penerapan: proyek penerapan diumumkan kepada para pegawai dengan cara
yang sama seperti penelitian sistem. Tujuannya untuk menginformasikan pegawai mengenai
keputusan untuk menerapkan sistem baru dan meminta kerjasama pegawai.
3. Mendapatkan sumberdaya perangkat keras; rancangan system disediakan bagi para pemasok
berbagai jenis peralatan komputer yang terdapat pada konfigurasi yang disetujui. Setiap pemasok
diberikan request for proposal (RFP).
4. Mendapatkan sumberdaya perangkat lunak: dapat membuat sendiri oleh programmer dari
dokumen yang disiapkan analis sistem atau menggunakat perangkat lunak aplikasi jadi
(prewritten application software).
5. Menyiapkan database: DBA bertanggungjawab untuk semua kegiatan yang berhubungan
dengan data, dan ini mencakup persiapan database.
6. Menyiapkan fasilitas fisik. Fasilitas di sini adalah lantai yang ditinggikan, pengendalian suhu
ruangan dan kelembaban khusus, keamanan, peralatan pendeteksi api dan pemadam kebakaran,
dsb.
7. Mendidik peserta dan pemakai: baik peserta (operator pemasukan data, pegawai coding, dan
administrasi) dan pemakai harus dididik tentang peran mereka dalam sistem. Pendidikan
sebaiknya setelah siklus hidup dimulai, tepat sebelum bahan-bahan yang dipelajari mulai
diterapkan.
8. Masuk ke sistem baru: proses menggantikan sistem lama ke sistem baru disebut cutover. Ada
4 pendekatan dasar: percontohan (pilot project), serentak, bertahap, dan paralel.
5. Tahap Penggunaan
Tahap penggunaan terdiri dari 3 langkah :
1. Menggunakan sistem. Pemakai menggunakan system untuk mencapai tujuan yang
diidentifikasikan pada tahap perencanaan.
2. Audit sistem. Penelitian apakah sistem baru memenuhi kriteria kinerja. Studi ini disebut
“penelaahan setelah penerapan” (post implementation).
3. Memelihara sistem. Selama manajer menggunakan sistem berbagai modifikasi dibuat sehingga
system terus memberikan dukungan yang diperlukan Modifikasi ini disebut pemeliharaan sistem.
Ada 3 alasan untuk pemeliharaan :
a) Memperbaiki kesalahan.
b) Menjaga kemutakhiran sistem. c) Meningkatkan sistem.
Guna memberi respon yang lebih baik bagi kebutuhan pemakai, spesialis informasi telah
membuat modifikasi pada system life cycle (SLC) sehingga waktu penerapan berkurang. Ada
dua modifikasi yang dapat dilakukan yaitu prototyping dan Rapid Application Development
(RAD).
Prototipe memberikan ide bagi pembuat maupun pemakai potensial tentang cara system akan
berfungsi dalam bentuk lengkapnya. Prosesnya disebut prototyping. Ada 2 jenis prototype:
Prototipe jenis I sesungguhnya menjadi sistem operasional; Prototipe jenis II merupakan suatu
model yang dapat berfungsi sebagai cetak biru bagi sistem operasional.
Rapid Application Development (RAD). RAD adalah istilah yang dibuat oleh James Martin,
seorang konsultan komputer dan pengarang, untuk suatu siklus hidup pengembangan yang
dimaksudkan untuk menghasilkan sistem secara cepat tanpa mengorbankan kualitas. RAD
merupakan seperangkat strategi, metodologi dan peralatan yang terintegrasi yang ada dalam satu
kerangka kerja menyeluruh yang disebut information engineering (EI) Unsur-unsur penting dari
RAD : manajemen, manusia, metodologi, dan peralatan.
DAFTAR PUSTAKA
Davis. B. Gorgon; 1995; Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen; Penerbit PT Gramedia,
Jakarta
Jr Mcleod Raymond; 1995; Sistem Informasi Manajemen Berbasis Komputer; PT.Ikrar Mandiri
Abadi,
Sutabri Tata; 2005; Sistem Informasi manajemen ed 1; Penerbit ANDI, Jokyakarta,

Siklus hidup sistem (system life cycle – SLC) adalah proses evolusioner yang diikuti dalam
menerapkan sistem atau subsistem informasi berbasis komputer.
Dilakukan dengan strategi Top-Down Design.
Tahapan dari siklus hidup sistem yaitu :
1. Tahap Perencanaan
2. Tahap Analisis
3. Tahap Rancangan
4. Tahap Penerapan
5. Tahap Penggunaan
Siklus hidup sistem yang pertama dikelola oleh manajer unit jasa informasi, dibantu oleh
manajer dari analisis sistem, pemrograman dan operasi. Namun kecenderungan saat ini,
meletakkan tanggung jawab pada tingkat yang lebih tinggi dan lebih rendah. Ada tiga tingkatan
besar (hirarki) dari manajemen siklus hidup sistem, yaitu :
A. Tanggung Jawab Eksekutif
Ketika sistem memiliki nilai strategis atau mempengaruhi seluruh organisasi, direktur utama atau
komite eksekutif mungkin memutuskan untuk mengawasi proyek pengembangannya. Ketika
lingkup sistem menyempit dan folusnya lebih operasional kemungkinan besar kepemimpinan
akan dipegang oleh eksekutif tingkat yang lebih rendah, seperti wakil direktur utama, direktur
bagian administrasi, dan CIO.

B. Komite Pengarah SIM (steering committee MIS – SC MIS)


Banyak perusahaan membuat suatu komite khusus, di bawah tingkat komite eksekutif, yang
bertanggung jawab atas pengawasan seluruh proyek sistem. Jika tujuan komite tersebut adalah
memberikan petunjuk, pengarahan dan pengendalian yang berkesinambungan, dalam rangka
penggunaan sumber daya komputer perusahaan maka komite tersebut dinamakan Komite
Pengarah SIM.
Komite Pengarah SIM melaksanakan tiga fungsi utama, yaitu :
a. menetapkan kebijakan
b. menjadi pengendali keuangan
c. menyelasaikan pertentangan

Keuntungan yang dicapai :


· semakin besar kemungkinan komputer akan digunakan untuk mendukung pemakai di seluruh
perusahaan.
· Semakin besar kemungkinan proyek-proyek komputer akan mempunyai perencanaan dan
pengendalian yang baik.

C. Kepemimpinan Proyek
Komite pengarah SIM yang terlibat langsung dengan rincian pekerjaan, tanggung jawabnya ada
pada Tim Proyek. Tim proyek mencakup semua orang yang ikut serta dalam pengembangan
sistem berbasis komputer.
Adapun tahap-tahap dalam siklus hidup sistem yaitu:
Ø TAHAP PERENCANAAN
Keuntungan dari merencanakan proyek CBIS, yaitu :
· Menentukan lingkup dari proyek
Unit organisasi, kegiatan atau sistem manakah yang terlibat dan mana yang tidak, Hal tersebut
akan memberikan perkiraan awal dari skala sumber daya yang diperlukan.
· Mengenali berbagai area permasalahan potensial
Akan menunjukkan hal-hal yang mungkin tidak berjalan dengan semestinya, sehingga hal
tersebut dapat dicegah.
· Mengatur urutan tugas
Banyak tugas-tugas terpisah yang diperlukan untuk mencapai sistem. Tugas tersebut diatur
dalam urutan logis berdasarkan prioritas informasi dan kebutuhan agar efisien.
· Memberikan dasar untuk pengendalian
Tingkat kinerja metode pengukuran tertentuharus dispesifikasikan sejak awal.
Ø TAHAP ANALISIS
Ketika perencanaan selesai dan mekanisme pengendalian telah berjalan, tim proyek beralih pada
analisis sistem yang telah ada. Analisis sistem adalah penelitian atas sistem yang telah ada
dengan tujuan untuk merancang sistem baru atau diperbarui.
Adapun tahapannya yaitu :
1. Mengumumkan Penelitian Sistem
Manajer khawatir terhadap penerapan aplikasi komputer baru yang mempengaruhi kerja para
pegawainya. Sehingga perlu dikomunikasikan kepada para pegawai tentang :
a. alasan perusahaan melaksanakan proyek
b. bagaimana sistem baru akan menguntungkan perusahaan dan pegawai.
2. Mengorganisasikan Tim Proyek
Tim proyek yang akan melakukan penelitian sistem dikumpulkan. Agar proyek berhasil,
pemakai sangat perlu berperan aktif daripada berperan pasif. Banyak perusahaan mempunyai
kebijakan menjadikan pemakai sebagai pemimpin proyek dan bukannya spesialis informasi.
3. Mendefinisikan Kebutuhan Informasi
Analis mempelajari kebutuhan informasi pemakai dengan terlibat dalam berbagai kegiatan
pengumpulan informasi (wawancara, pemgamatan, pencarian catatan, dan survei).
4. Mendefinisikan Kriteria Kinerja Sistem
Langkah selanjutnya adalah menspesifikasikan secara tepat apa yang harus dicapai oleh sistem,
yaitu kriteria kinerja sistem. Misalkan,
· Laporan harus disiapkan dalam bentuk salinan kertas dan tampilan komputer;
· Laporan harus tersedia tidak lebih dari 3 hari setelah akhir bulan;
· Laporan harus membandingkan pendapatan dan biaya actual dengan anggarannya baik untuk
bulan lalu maupun sepanjang tahun hingga sekarang (year to date).
5. Menyiapkan Usulan Rancangan
Analis sistem memberikan kesempatan bagi manajer untuk membuat keputusan teruskan atau
hentikan untuk kedua kalinya. Dalam hal ini manajer harus menyetujui tahap rancangan bagi
keputusan tersebut termasuk di dalam usulan rancangan.
6. Menerima atau Menolak Proyek Rancangan
Manajer dan komite pengarah SIM mengevaluasi usulan rancangan dan menentukan apakah
akan memberikan persetujuan atau tidak. Dalam beberapa kasus, tim mungkin diminta
melakukan analisis lain dan menyerahkannya kembali atau mungkin proyek ditinggalkan. Jika
disetujui, proyek maju ke tahap rancangan.
Ø TAHAP PERANCANGAN
Rancangan sistem adalah penentuan proses dan data yang diperlukan oleh sistem baru. Jika
sistem itu berbasis komputer, rancangan dapat menyertakan spesifikasi jenis peralatann yang
akan digunakan.
Langkah-langkah tahapan rancangan yaitu :
1. Menyiapkan rancangan sistem yang terinci
2. Mengidentifikasi berbagai alternatif konfigurasi sistem
3. Mengevaluasi berbagai alternatif konfigurasi system
4. Memilih konfigurasi terbaik
5. Menyiapkan usulan penerapan
6. Menyetujui atau menolak penerapan sistem
Ø TAHAP PENERAPAN
Penerapan merupakan kegiatan memperoleh dan mengintegrasikan sumber daya fisik dan
konseptual yang menghasilkan suatu sistem yang bekerja. Adapun tahapannya yaitu :
1. Merencanakan penerapan;
Manajer dan spesialis informasi harus memahami dengan baik pekerjaan yang diperlukan untuk
menerapkan rancangan sistem dan untuk mengembangkan rencana penerapan yang sangat rinci.
2. Mengumumkan penerapan;
Proyek penerapan diumumkan kepada para pegawai dengan cara yang sama pada penelitian
sistem. Tujuannya adalah untuk menginformasikan kepada para pegawai mengenai keputusan
untuk menerapkan sistem baru dan meminta kerjasama mereka.
3. Mendapatkan sumber daya perangkat keras;
Rancangan sistem disediakan bagi para pemasok berbagai jenis perangkat keras yang terdapat
pada konfigurasi sistem yang disetujui.
4. Mendapatkan sumber daya perangkat lunak;
Ketika perusahaan memutuskan untuk menciptakan sendiri perangkat lunak aplikasinya,
programmer menggunakan dokumentasi yang disiapkan oleh analis sistem sebagai titik awal.
Programmer dapat menyiapkan dokumentasi yang lebih rinci seperti flowchart atau bahasa semu
(psedudo code) yang terstruktur, dilakukan pengkodean, dan pengujian program. Hasil akhirnya
adalah software library dari program aplikasi. Jika perangkat lunak aplikasi jadi (prewritten
application software) dibeli, pemilihan pemasok perangkat lunak dapat mengikuti prosedur yang
sama seperti yang digunakan untuk memilih pemasok perangkat keras, yaitu RFP dan Usulan.
5. Menyiapkan database;
Pengelola database (database administrator – DBA) bertanggung jawab untuk semua kegiatan
ynag berhubungan dengan data, dan mencakup persiapan database.
6. Menyiapkan fasilitas fisik;
Jika perangkat keras dan sistem baru tidak sesuai dengan fasilitas yang ada, perlu dilakukan
konstruksi baru atau perombakan.
7. Mendidik peserta dan pemakai;
operator entry data, pegawai coding, dan pegawai administrasi lainnya. Semuanya harus dididik
tentang peran mereka dalam sistem. Pendidikan harus dijadualkan jauh setelah siklus hidup
dimulai, tepat sebelum bahan-bahan yang dipelajari mulai diterapkan.
8. Menyiapkan usulan cutover;
Proses menghentikan penggunaan sistem lama dan memulai menggunakan sistem baru disebut
cutover.
9. Menyetujui atau menolak masuk ke sistem baru;
Manajer dan SC MIS menelaah status proyek dan menyetujui atau menolak rekomendasi
tersebut.
10. Masuk ke sistem baru.
Ada 4 pendekatan dasar (cutover), yaitu :
a. Percontohan (pilot) yaitu suatu sistem percobaan yang diterapkan dalam satu subset dari
keseluruhan operasi.
b. Serentak (immediate) merupakan pendekatan yang paling sederhana yakni beralih dari sistem
lama ke sistem baru pada saat yang ditentukan.
c. Bertahap (phased), sistem baru digunakan berdasarkan bagian per bagian pada suatu waktu.
d. Paralel (parallel), mengharuskan sistem lama dipertahankan sampai sistem baru telah diperiksa
secara menyeluruh. Akan memberikan pengamanan yang paling baik terhadap kegagalan tetapi
yang paling mahal, karena kedua sumber daya harus dipertahankan.
Ø TAHAP PENGGUNAAN
Tahap penggunaan terdiri dari 5 langkah, yaitu :
1. Menggunakan sistem
Pemakai menggunakan sistem untuk mencapai tujuan yang diidentifikasikan pada tahap
perencanaan.
2. Audit sistem
Setelah sistem baru mapan, penelitian formal dilakukan untuk menentukan seberapa baik sistem
baru itu memenuhi kriteria kinerja.
3. Memelihara sistem
Selama manajer menggunakan sistem, berbagai modifikasi dibuat sehingga sistem terus
memberikan dukungan yang diperlukan.
4. Menyiapkan usulan rekayasa ulang
Ketika sudah jelas bagi para pemakai dan spesialis informasi bahwa sistem tersebut tidak dapat
lagi digunakan, diusulkan kepada SC MIS bahwa sistem itu perlu direkayasa ulang
(reengineered). Usulan itu dapat berbentuk memo atau laporan yang mencakup dukungan untuk
beralih pada suatu siklus hidup sistem baru. Dukungan tersebut mencakup penjelasan tentang
kelemahan interen sistem, statistik mengenai biaya perawatan, dan lain-lain.
5. Menyetujui atau menolak rekayasa ulang system
Manajer dan komite pengarah SIM mengevaluasi usulan rekayasa ulang sistem dan menentukan
apakah akan memberikan persetujuan atau tidak.

Prototipe (Prototyping).
Prototype memberikan ide bagi pembuat dan pemakai potensial tentang cara sistem berfungsi
dalam bentuk lengkapnya. Proses akan menghasilkan prototype (prototyping).
Daya tarik prototype, yaitu :
a. Komunikasi antar analis sistem dengan pemakai membaik.
b. Analis dapat bekerja dengan lebih baik dalam menentukan kebutuhan pemakai.
c. Pemakai berperan lebih aktif dalam pengembangan sistem.
d. Lebih efisien dan dapat menghemat biaya pengembangan.
e. Penerapan lebih mudah.
Potensi kegagalan prototype, yaitu :
a. Bersifat tergesa-gesa.
b. Berharap sesuatu yang tidak realistis dari sistem operasionalnya.
c. Prorotipe I tidak efisien terhadap sistem yang dikodekan dengan bahasa pemrograman.
d. User interface tidak mencerminkan teknik perancangan yang baik.
Penerapannya mempunyai prospek yang baik, dengan karakteristik sebagai berikut :
a. Risiko tinggi
b. Pertimbangan interaksi pemakai
c. Jumlah pemakai banyak
d. Dibutuhkan penyelesaian yang cepat
e. Perkiraan tahap penggunaan sistem yang pendek
f. Sistem yang inovatif
g. Perilaku pemakai yang sukar ditebak.

Proses dalam sistem operasi berisi instruksi, data, program counter, register pemroses, stack
data, alamat pengiriman dan variabel pendukung lainnya.

Sistem Operasi – Proses

Terdapat beberapa definisi mengenai proses, antara lain :

 Merupakan konsep pokok dalam sistem operasi, sehingga masalah manajemen proses
adalah masalah utama dalam perancangan sistem operasi.
 Proses adalah program yang sedang dieksekusi.
 Proses adalah unit kerja terkecil yang secara individu memiliki sumber daya dan
dijadwalkan oleh sistem operasi.
Peran sistem operasi dalam kegiatan proses adalah mengelola semua proses di sistem dan
mengalokasikan sumber daya ke proses tersebut. Banyak proses yang dijalankan bersamaan,
dimana setiap proses mendapat bagian memori dan kendali sendiri-sendiri (peran SO), sehingga
setiap proses (program) memiliki prinsip :

 Independent, artinya program-program tersebut berdiri sendiri, terpisah dan saling tidak
bergantung.
 One program at any instant, artinya hanya terdapat satu proses yang dilayani pemroses
pada satu saat.

Dalam multiprogramming, teknik penanganan proses adalah dengan mengeksekusi satu proses
dan secara cepat beralih ke proses lainnya (bergiliran), sehingga menimbulkan efek paralel semu
(pseudoparallelism).

Pengendalian proses

Dalam pengendalian antar proses, sistem operasi menggunakan metode :

 Saling melanjutkan (interleave), Sistem operasi harus dapat kembali melanjutkan


proses setelah melayani proses lain.
 Kebijaksaan tertentu, Sistem operasi harus mengalokasikan sumber daya ke
proses berdasar prioritasnya.
 Komunikasi antar proses dan penciptaan proses, Sistem operasi harus mendukung
komunikasi dan penciptaan antar proses (menstrukturkan aplikasi).

Pada sistem dengan banyak proses aktif, proses-proses pada satu saat berada dalam beragam
tahap eksekusinya. Proses mengalami beragam state (ready, running, blocked) selama siklus
hidupnya sebelum berakhir dan keluar dari sistem. Sistem operasi harus dapat mengetahui state
masing-masing proses dan merekam semua perubahan yang terjadi secara dinamis. Informasi
tersebut digunakan untuk kegiatan penjadwalan dan memutuskan alokasi sumber daya.

Status (state) proses

Sebuah proses akan mengalami serangkaian state diskrit. Beragam kejadian dapat menyebabkan
perubahan state proses. Tiga state tersebut adalah sebagai berikut :

 Running, Proses sedang mengeksekusi instruksi proses


 Ready, Proses siap dieksekusi, tetapi proses tidak tersedia untuk eksekusi proses
ini.
 Blocked, Proses menunggu kejadian untuk melengkapi tugasnya

Proses yang baru diciptakan akan mempunyai state ready.


 Proses berstate running menjadi blocked, karena sumbar daya yang diminta belum
tersedia atau meminta layanan perangkat masukan/keluaran, sehingga menunggu
kejadian muncul. Proses menunggu kejadian alokasi sumber daya atau selesainya layanan
perangkat masukan/keluaran (event wait).
 Proses berstate running menjadi ready, karena penjadwal memutuskan eksekusi proses
lain karena jatah waktu untuk proses tersebut telah habis (time out).
 Proses berstate blocked menjadi ready saat sumber daya yang diminta/ diperlukan telah
tersedia atau layanan perangkat masukan/keluaran selesai (event occurs).
 Proses berstate ready menjadi running, karena penjadwal memutuskan penggunaan
pemroses utnuk proses itu karena proses yang saat itu running berubah statenya (menjadi
ready atau blocked) atau telah menyelesaikan sehingga disingkirkan dari sistem. Proses
menjadi mendapatkan jatah pemroses.

Diagram state lanjut

Penundaan (suspend) adalah operasi penting dan telah diterapkan dengan beragam cara.
Penundaan biasanya berlangsung singkat. Penundaan sering dilakukan sistem untuk
memindahkan proses-proses tertentu guna mereduksi beban sistem selama beban puncak.

Proses yang ditunda (suspended blocked) tidak berlanjut sampai proses lain meresume. Untuk
jangka panjang, sumber daya-sumber daya proses dibebaskan (dilucuti). Keputusan
membebaskan sumber daya-sumber daya bergantung sifat masing-masing sumber daya. Memori
utama seharusnya segera dibebaskan begitu proses tertunda agar dapat dimanfaatkan proses lain.
Resuming (pengaktifan kembali) proses, yaitu menjalankan proses dari titik (instruksi) dimana
proses ditunda.

Operasi suspend dan resume penting, sebab :

 Jika sistem berfungsi secara buruk dan mungkin gagal maka proses-proses
dapat disuspend agar diresume setelah masalah diselesaikan. Contoh ada proses
pencetakan, bila tiba-tiba kerta habis maka proses disuspend. Setelah kertas dimasukkan
kembali, proses pun dapat diresume.
 Pemakai yang ragu/khawatir mengenai hasil prose dapat mensuspend proses (bukan
membuang (abort) proses). Saat pemakai yakin proses akan berfungsi secara benar maka
dapat me-resume (melanjutkan kembali di instruksi saat disuspend) proses yang
disuspend.
 Sebagai tanggapan terhadap fluktuasi jangka pendek beban sistem, beberapa proses dapat
disuspend dan diresume saat beban kembali ke tingkat normal.

Dua state baru dimasukkan sehingga membentuk diagram 5 state, yaitu :

 Suspended ready
 Suspended blocked

Penundaan dapat diinisialisasi oleh proses itu sendiri atau proses lain.
 Pada sistem monoprocessor, proses running dapat mensuspend dirinya sendiri karena tak
ada proses lain yang juga running yang dapat memerintahkan suspend.
 Pada sistem multiprocessor, proses running dapat disuspend proses running lain pada
pemroses berbeda. Proses ready hanya dapat di suspend oleh proses lain.

Pada proses blocked terdapat transisi menjadi suspended blocked. Pilihan ini dirasa aneh. Apakah
tidak cukup menunggu selesainya operasi masukan/keluaran atau kejadian yang membuat proses
ready atau suspended ready?. Bukankah state blocked, ready blocked, suspended blocked sama-
sama tidak mendapat jatah waktu pemroses ?. Kenapa dibedakan ?.

Alasannya, karena penyelesaian operasi masukan/keluaran bagi proses blocked mungkin tak
pernah terjadi atau dalam waktu tak terdefinisikan sehingga lebih baik disuspend agar sumber
daya-sumber daya yang dialokasikan untuk proses tersebut dapat digunakan proses-proses lain.
Untuk kondisi ini, lebih baik sumber daya-sumber daya yang dipegang proses yang berkondisi
seperti ini dipakai proses-proses lain. Proses blocked disuspend sistem atau secara manual
menjadi suspended blocked.

Bila akhirnya operasi masukan/keluaran berakhir maka segera proses suspended blocked
mengalami transisi. Karena resume dan suspend mempunyai prioritas tinggi maka transisi segera
dilakukan. Suspend dan resume dapat digunakan untuk menyeimbangkan beban sistem saat
mengalami lonjakan di atas normal.

Program Control Block (PCB)

Struktur data PCB menyimpan informasi lengkap mengenai proses sehingga dapat terjadi siklus
hidup proses. Sistem operasi memerlukan banyak informasi mengenai proses guna pengelolaan
proses. Informasi ini berada di PCB. Sistem berbeda akan mengorganisasikan secara berbeda.

Informasi dalam PCB :

Informasi identifikasi proses

Informasi ini berkaitan dengan identitas proses yang berkaitan dengan tabel lainnya. Informasi
tersebut meliputi :

 Identifier proses
 Identifier proses yang menciptakan
 Identifier pemakai

Informasi status pemroses

Informasi tentang isi register-register pemroses. Saat proses berstatus running, informasi tersebut
berada diregister-register. Ketika proses diinterupsi, semua informasi register harus
disimpan agar dapat dikembalikan saat proses
dieksekusi kembali. Jumlah dan jenis register yang terlibat tergantung arsitektur komputer.
Informasi status terdiri dari :

 Register-register yang terlihat pemakai, adalah register-register yang dapat ditunjuk


instruksi bahasa assembly untuk diproses pemroses.
 Register-register kendali dan status, Adalah register-register yang digunakan untuk
mengendalikan operasi pemroses.
 Pointer stack, tiap proses mempunyai satu atau lebih stack, yang digunakan untuk
parameter atau alamat prosedur pemanggil dan system call. Pointer stack menunjukkan
posisi paling atas dari stack.

Informasi kendali proses

Informasi kendali proses adalah informasi lain yang diperlukan sistem operasi untuk
mengendalikan dan koordinasi beragam proses aktif. Informasi kendali terdiri dari :

 Informasi penjadwalan dan status, Informasi-informasi yang digunakan untuk


menjalankan fungsi penjadwalan, antara lain :
o Status proses, Mendefinisikan keadaan/status proses (running, ready, blocked)
o Prioritas, Menjelaskan prioritas proses.
o Informasi berkaitan dengan penjadwalan, Berkaitan dengan informasi
penjadwalan, seperti lama menunggu, lama proses terakhir dieksekusi.
o Kejadian, Identitas kejadian yang ditunggu proses.
 Penstrukturan data, satu proses dapat dikaitkan dengan proses lain dalam satu antrian
atau ring, atau struktur lainnya. PCB harus memiliki pointer untuk mendukung struktur
ini.
 Komuikasi antar proses, beragam flag, sinyal dan pesan dapat diasosiasikan dengan
komunikasi antara dua proses yang terpisah.
 Manajemen memori Bagian yang berisi pointer ke tabel segmen atau page yang
menyatakan memori maya (virtual memory) proses.
 Kepemilikan dan utilisasi sumber daya, sumber daya yang dikendalikan proses harus
diberi tanda, misalnya :

Informasi ini diperlukan oleh penjadwal.

Struktur citra proses digambarkan berurutan di satu ruang alamat. Implementasi penempatan
citra proses yang sesungguhnya bergantung skema manajemen memori yang digunakan dan
organisasi struktur kendali sistem operasi.

Operasi-operasi pada proses

Sistem operasi dalam mengelola proses dapat melakukan operasi-operasi terhadap proses.
Operasi tersebut adalah :

 Penciptaan proses
 Penghancuran/terminasi proses
 Penundaan proses
 Pelanjutan kembali proses
 Pengubahan prioritas proses
 Memblok proses
 Membangunkan proses
 Menjadwalkan proses
 Memungkinkan proses berkomunikasi dengan proses lain

Penciptaan proses

Melibatkan banyak aktivitas, yaitu :

 Memberi identitas proses


 Menyisipkan proses pada senarai atau tabel proses
 Menentukan prioritas awal proses
 Menciptakan PCB
 Mengalokasikan sumber daya awal bagi proses

Ketika proses baru ditambahkan, sistem operasi membangun struktur data untuk mengelola dan
mengalokasikan ruang alamat proses.

Kejadian yang dapat menyebabkan penciptaan proses :

Tahap-tahap penciptaan proses

Penciptaan proses dapat disebabkan beragam sebab. Penciptaan proses meliputi beberapa tahap :

 Beri satu identifier unik ke proses baru. Isian baru ditambahkan ke tabel proses utama
yang berisi satu isian perproses.
 Alokasikan ruang untuk proses.
 PCB harus diinisialisasi.
 Kaitan-kaitan antar tabel dan senarai yang cocok dibuat.
 Bila diperlukan struktur data lain maka segera dibuat struktur data itu.

Penghancuran proses

Penghancuran proses melibatkan pembebasan proses dari sistem, yaitu :

 Sumber daya-sumber daya yang dipakai dikembalikan.


 Proses dihancurkan dari senarai atau tabel sistem.
 PCB dihapus (ruang memori PCB dikembalikan ke pool memori bebas).

Penghancuran lebih rumit bila proses telah menciptakan proses-proses lain. Terdapat dua
pendekatan, yaitu :
 Pada beberapa sistem, proses-proses turunan dihancurkan saat proses induk dihancurkan
secara otomatis.
 Beberapa sistem lain menganggap proses anak independen terhadap proses induk,
sehingga proses anak tidak secara otomatis dihancurkan saat proses induk dihancurkan.

Alasan-alasan penghancuran proses, sebagai berikut.

Pengalihan proses

Kelihatannya pengalihan proses (process switching) adalah sepele. Pada suatu saat, proses
running diinterupsi dan sistem operasi memberi proses lain state running dan menggilir kendali
ke proses itu.

Dalam hal ini muncul beberapa masalah, yaitu :

 Kejadian-kejadian apa yang memicu alih proses ?


 Masalah lain adalah terdapatnya perbedaan antara alih proses (process switching)
dan alih konteks (context switching).
 Apa yang harus dilakukan sistem operasi terhadap beragam struktur data yang dibawah
kendalinya dalam alih proses ?

Kejadian-kejadian penyebab pengalihan proses

Kejadian-kejadian yang menyebabkan terjadinya alih proses adalah :

 Interupsi sistem, disebabkan kejadian eksternal dan tak bergantung proses yang saat itu
sedang running. Contoh : selesainya operasi masukan/keluaran. Pada kejadian interupsi,
kendali lebih dulu ditransfer ke interrupt handler yang melakukan penyimpanan data-
data dan kemudian beralih ke rutin sistem operasi yang berkaitan dengan tipe interupsi
itu. Tipe-tipeinterupsi antara lain :

 Trap, Adalah interupsi karena terjadinya kesalahan atau kondisi kekecualian (exception
conditions) yang dihasilkan proses yang running, seperti usaha illegal dalam mengakses
file. Dengan trap, sistem operasi menentukan apakah kesalahan yang dibuat merupakan
kesalahan fatal ?

Kemungkinan yang dilakukan adalah menjalankan prosedur pemulihan atau memperingkatkan


ke pemakai. Saat terjadi trap, mungkin terjadi pengalihan proses mungkin pula resume proses.

 Supervisor call, yaitu panggilan meminta atau mengaktifkan bagian sistem operasi.
Contoh: Proses pemakai running meminta layanan masukan/keluaran seperti membuka
file. Panggilan ini menghasilkan transfer ke rutin bagian sistem operasi. Biasanya,
penggunaan system call membuat proses pemakai blocked karena diaktifkan proses
kernel (sistem operasi).

Pengalihan konteks
Pengalihan konteks dapat terjadi tanpa pengalihan state process yang sedang running, sedang
pengalihan proses pasti melibatkan juga pengalihan konteks.

Siklus penanganan interupsi adalah :

 Pemroses menyimpan konteks program saat itu yang sedang dieksekusi ke stack.
 Pemroses menset register PC dengan alamat awal program untuk interuppet handler.
 Setelah kedua aktivitas itu, pemroses melanjutkan menjalankan instruksi-instruksi
berikutnya di interuppt handler yang melayani interrupt.
 Pelaksanaan interupsi ini belum tentu mengakibatkan pengalihan ke proses lain (yaitu
pengalihan PCB proses dari senarai running ke senarai lain (blocked, ready), dan
sebaliknya. Kita menyebut pengalihan konteks adalah untuk pengalihan sementara yang
singkat, misalnya untuk mengeksekusi program interrupt handler.
 Setelah penanganan interupsi selesa maka konteks yang terdapat pada stack dikembalikan
sehingga kembali ke konteks proses semula tanpa terjadi pengalihan ke proses lain.
Pengalihan proses terjadi jika proses yang running beralih menjadi state lain (ready,
blocked), kemudian sistem operasi harus membuat perubahan-perubahan berarti terhadap
lingkungannya. Rincian-rincian dalam pelaksanaan pengalihan proses dibahas setelah ini.

Pengalihan proses

Pengalihan proses terjadi jika proses yang running beralih menjadi state lain (ready, blocked)
kemudian sistem operasi membuat perubahan-perubahan berarti terhadap lingkungan.

Langkah-langkah yang terlibat dalam pengalihan proses sebagai berikut :

 Simpan konteks pemroses, termasuk register PC dan register-register lain.


 Perbarui PCB proses yang running. Pelaksanaan termasuk mengubah state proses
menjadi salah satu state (ready, blocked, suspendedready).
 Field-field yang relevan juga diperbarui misalnya alasan meninggalkan state running dan
informasi akunting.
 Pindahkan PCB proses ke senarai yang cocok (ready, blocked).
 Pilih satu proses lain untuk dieksekusi sesuai dengan teknik penjadwalan.
 Perbarui PCB proses yang dipilih termasuk perubahan state menjadi running.
 Perbarui struktur-struktur data manajemen memori. Pekerjaan ini sesuai dengan
pengelolaan translasi alamat.
 Kembalikan konteks pemroses dengan konteks simpanan yang memberitahu konteks
proses terakhir saat dialihkan dari state running. Pengembalian konteks ini dilakukan
dengan memuatkan nilai-nilai register PC dan register-register lain dengan nilai konteks
yang tersimpan.
 Pengalihan proses melibatkan pengalihan konteks dan perubahan state, memerlukan
usaha lebih besar daripada pengalihan konteks.

Tabel-tabel proses
Tiap proses mempunyai state yang perlu diperhatikan sistem operasi yang dicatat dalam beragam
tabel atau senarai yang saling berhubungan, yaitu :

 Tabel informasi manajemen memori, Untuk menjaga keutuhan memori utama dan
memori sekunder yang menyimpan informasi tentang :

 Tabel informasi manajemen masukan/keluaran, Untuk mengelola perangkat


masukan/keluaran, dimana perangkat tersebut digunakan proses tertenty, sehingga perlu
dijaga agar proses lain tidak memakainya. Sistem operasi perlu mengetahui status operasi
masukan/keluaran dan lokasi memori utama yang digunakan untuk transfer data.
 Tabel informasi sistem file, Berisi informasi mengenai ekstensi file, lokasi pada memori
sekunder, status saat itu dan menyimpan atribut-atribut file lainnya.
 Tabel proses, Untuk mengelola informasi proses di sistem operasi, lokasinya di memori,
status dan atribut proses lainnya.

Proses ditempatkan di memori utama di lokasi tertentu, proses mempunyai satu ruang alamat
tersendiri. Ruang alamat yang digunakan proses disebut citra proses (process image), karena
selain seluruh kode biner program, proses ditambahi atribut-atribut lain yang berkaitan
penempatannya pada suatu lokasi memori dan status eksekusi pada saat itu.

Elemen-elemen citra proses, sebagai berikut

ELEMEN
KETERANGAN
CITRAPROSES

Bagian yang dapat memodifikasi berupa data program, daerah stack


Data pemakai
pemakai.

Program pemakai Program biner yang dieksekusi.

Digunakan untuk menyimpan parameter dan alamat pemanggilan


Stack sistem
untuk prosedur dan system calls

PCB (Program Control Berisi informasi yang diperlukan olehsistem operasi dalam
Block) mengendalikan proses

Struktur umum tabel-tabel kendali ditunjukkan pada gambar berikut :

Gambar 5 : Struktur tabel-tabel kendali pada sistem operasi

PCB dan senarai proses

PCB berisi informasi mengenai proses yang diperlukan sistem operasi. PCB dibaca dan /atau
dimodifikasi rutin sistem operasi seperti penjadwalan, alokasi sumber daya, pemrosesan
interupsi, monitoring dan analisis kinerja. Kumpulan PCB mendefinisikan state sistem
operasi. Untuk menyatakan senarai proses di sistem operasi dibuat senarai PCB.
Diagram memperlihatkan hanya satu PCB berada di senarai running. PCB ini menyatakan proses
yang saat itu sedang dieksekusi pemroses sehingga hanya satu proses yang running. Tentu saja
ini tidak berlaku untuk multiprocessing yang dapat mengeksekusi lebih dari satu proses
sekaligus.

Prose-proses ready digambarkan dengan PCB proses-proses di senarai ready. Proses-proses


menunggu dijadwalkan untuk dieksekusi pemroses. Proses yang dijadwalkan dieksekusi (yaitu
mengalami transisi dari state ready menjadi running) maka PCBnya dipindah dari senarai ready
ke senarai running.

Proses running (PCB-nya berada di senarai running) dipindah sesuai state yang dialami proses
itu, sebagai berikut :

 Bila proses berakhir (selesai) maka dijalankan operasi terminasi sehingga PCB-nya tak
ada lagi.
 Bila proses diblocked karena menunggu alokasi sumber daya maka PCBnyadipindah ke
senarai blocked.
 Bila proses dijadwalkan habis jatah waktu eksekusinya maka PCBnya dipindahkan ke
senarai ready.
 Proses yang sedang blocked berpindah menjadi ready bila sumber daya yang ditunggu
telah teralokasi untuknya. Untuk itu PCBnya dipindahkan ke senarai ready.

Pengaksesan informasi di PCB

Rutin-rutin sistem operasi perlu mengakses informasi di PCB. Tiap proses dilengkapi ID unik
yang digunakan sebagai indeks (penunjuk) ke tabel untuk mengambil PCB.

Kesulitan bukan pada mekanisme pengaksesan, tetapi masalah proteksi terhadap PCB. Dua
masalah utama proteksi terhadap PCB, yaitu :

Bug (kesalahan pemrograman) pada rutin tunggal, misalnya interrupt handler dapat merusak
PCB sehingga dapat berakibat menghancurkan kemampuan sistem mengelola proses-proses
yang diasosiasikan dengan PCB.

Perubahan rancangan struktur dan semantiks PCB dapat berdampak ke sejumlah modul sistem
operasi yang memakai PCB.

Kedua masalah tersebut memberi gagasan agar semua rutin sistem operasi melewati satu rutin
khusus, yaitu rutin penanganan PCB dalam mengakses PCB. Tugas rutin adalah memproteksi
PCB dan menjadi perantara pembacaan dan penulisan PCB. Masalah pertama dapat dicegah
karena rutin penanganan PCB akan selalumenjaga agar PCB tidak rusak. Masalah kedua jelas
langusng teratasi karena antarmuka terhadap rutin-rutin lain masih tetap dipertahankan walau
rincian-rincian PCB diubah.

Rutin-rutin sistem operasi yang memakai antarmuka tidak perlu diubah. Teknik ini menghendaki
didefinisikan antarmuka rutin penanganan PCB dan rutin-rutin lain dengan baik. Kelemahan
teknik ini adalah adanya overhead kinerja karena harus memanggil rutin penanganan PCB.
Pengaksesan langsung terhadap PCB tentu lebih cepat daripada harus memanggil rutin
penanganan PCB.

Kedudukan sistem operasi

Sistem operasi pada dasarnya adalah sepert perangkat lunak lain, yaitu program yang perlu
dieksekusi pemroses.

Kedudukan sistem operasi dibanding proses-proses lain, adalah :

 Sistem operasi sebagai kernel tersendiri yang berbeda dengan proses-proses lain (kernel
sebagai non-proses).
 Fungsi-fungsi sistem operasi dieksekusi dalam proses pemakai.
 Sistem operasi juga sebagai kumpulan proses (process based operating systems).

Kernel sebagai non proses

Ketika proses running diinterupsi atau memanggil system call, maka konteks pemroses proses ini
disimpan dan kendali dilewatkan ke kernel. Sistem operasi mempunyai daerah memori dan stack
sendiri untuk pemanggilan prosedur.

Sistem operasi melakukan fungsi yang diinginkan dan mengembalikan konteks proses yang
diinterupsi. Eksekusi proses pemakai yang diinterupsi dilanjutkan. Alternatif lain, sistem operasi
menyimpan lingkungan proses, melakukan penjadwalan dan menjadwalkan proses lain.

Konsep proses hanya diterapkan untuk program-program pemakai. Kode sistem operasi
dieksekusi sebagai satu entitas terpisah, beroperasi pada mode kernel. Proses adalah non-kernel,
sedang sistem operasi adala kernel yang bukan proses.

Dieksekusi dalam proses pemakai

Alternatif lain dieksekusi sistem operasi adalah mengeksekusi sistem operasi di konteks proses
pemakai. Pendekatan ini didasarkan terutama pada pandangan bahwa sistem operasi sebagai
kumpulan rutin yang dipanggil pemakai untuk melakukan beragam fungsi dan dieksekusi dalam
lingkungan proses pemakai.

Pada seluruh waktu, sistem operasi mengelola N citra proses. Tiap citra tidak hanya mempunyai
daerah untuk proses tapi juga daerah program, data dan stack untuk kernel. Terdapat juga ruang
alamat yang dipakai bersama semua proses. Ketika diinterupsi, trap atau supervisor call
terjadi,pemroses ditempatkan ke mode kernel dan kendali dilewatkan ke sistem operasi. Konteks
pemroses disimpan dan alih konteks ke rutin sistem operasi.

Eksekusi dilanjutkan dalam proses pemakai saat itu, tidak dilakukan alih proses, hanya alih
konteks di proses yang sama. Jika sistem operasi telah menyelesaikan tugas, menentukan apakah
proses berlanjut, maka alih konteks meresume program yang diinterupsi dalam proses itu juga.
Keunggulan pendekatan ini adalah program pemakai yang diinterupsi untuk memperoleh rutin
sistem operasi dan diresume tidak mengalami overhead peralihan dua proses.

Jika sistem operasi menentukan bahwa alih proses terjadi bukan kembali ke proses semula yang
dieksekusi, maka kendali dilewatkan ke rutin alih proses. Rutin ini boleh dijalankan pada proses
boleh juga tidak, bergantung rancangan sistem. Pada keadaan ini, proses saat itu menjadi state
non-running dan proses lain menjadi running.

Sistem operasi sebagai kumpulan proses

Pendekatan ini mengimplementasikan sistem operasi sebagai kumpulan proses.

Pendekatan ini digambarkan pada gambar berikut :

Variannya adalah perangkat lunak bagian kernel dieksekusi dalam mode kernel. Fungsi-fungsi
kernel utama diorganisasi sebagai proses-proses terpisah. Terdapat kode kecil pengalihan proses
yang dieksekusi di luar proses.

Pendekatan ini mempunyai beberapa keunggulan, yaitu :

Mikrokernel

Saat ini, mikrokernel mendapat banyak perhatian. Mikrokernel adalah inti sistem operasi yang
menyebabkan landasan perluasan sistem operasi. Pendekatan mikrokernel dipopularkan sistem
operasi MACH. Secara teoritis, pendekatan mikrokernel menyediakan derajat fleksibilitas dan
modularitas tinggi. Sistem operasi yang memakai pendekatan mikrokernel adalah MS Windows
NT. Landasan pendekatan mikrokernel adalah hanya fungsi-fungsi sistem operasi inti yang
secara mutlak esensi yang harus berada di kernel. Layanan-layanan dan aplikasi-aplikasi yang
kurang esensi dibangin diatas mikrokernel itu. Meskipun pembagian antara yang perlu dan tidak
perlu ada di mikrokernel beragam. Terdapat ciri yang sama yaitu banyak lauanan yang secara
tradisional merupakan bagian sistem operasi menjadi subsistem eksternal. Subsistem in
berinteraksi dengan kernel dan subsistem-subsistem lain.

Layanan-layanan itu antara lain sistem file, sistem windowing dan layanan-layanan keamanan.
Komponen-komponen sistem operasi di luar mikrokernel saling berinteraksi melalui
pesan yang dilewatkan melalui mikrokernel. Fungsi mikrokernel adalh sebagai mediator
pertukaran pesan.

Mikrokernel memvalidasi pesan, melewatkan pesan antara komponen-komponen dan memberi


hak pengaksesan perangkat keras. Struktur ini ideal untuk lingkungan pemrosesan terdistribusi
karena mikrokernel dapat melewatkan pesan baik secara lokal atau jarak jauh tanpa perubahan
komponen-komponen sistem operasi yang lain.

Sumber :
McLeod, Raymond, Management Information System, 7th ed., Prentice Hall, New Jersey, 1998.
McNurlin, Barbara C,; Sparague, Ralph H Jr., Information Systems Management in Practice, 4th
ed., Prentice Hall, New Jersey, 1998.
msherawati.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/…/Modul_ke_8_sim_ptik.doc

Siklus hidup pengembangan sistem dapat didefinisikan sebagai serangkaian aktivitas yang
dilaksanakan oleh professional dan pemakai sistem informasi untuk mengembangkan dan
mengimplementasikan sistem informasi (Solikhin, Rahmatullah, Riyanto). Siklus hidup
pengembangan sistem informasi saat ini terbagi atas enam tahap yaitu:

1. Perencanaan Sistem

Pada tahapan ini dibentuk struktur kerja strategis yang luas, pandangan sistem informasi baru
yang jelas akan memenuhi kebutuhan-kebutuhan pemakai informasi, proyek sistem dievaluasi
dan dipisahkan berdasarkan prioritasnya. Proyek dengan prioritas tertinggi akan dipilih untuk
pengembangan, sumber daya baru direncanakan untuk, dan disediakan untuk mendukung
pengembangan sistem. Pada tahap ini direncanakan dari aspek teknis (sarana prasarana yang
dipergunakan untuk mengembangkan sistem), aspek ekonomi (anggaran yang dibutuhkan untuk
mengembangkan sistem), dan aspek sumber daya manusia (siapa yang akan mengembangkan;
manajemen puncak, analis, dan programmer, dan siapa sasaran dari sistem yang dikembangkan).

2. Analisis Sistem

Pada tahapan ini dilakukan proses penilaian, identifikasi dan evaluasi komponen dan hubungan
timbale balik yang terkait dalam pengembangan sistem, definisi masalah, tujuan, kebutuhan,
prioritas dan kendala sistem, ditambah identifikasi biaya, keuntungan. Ruang lingkup analisis
sistem ditentukan pada tahap ini. Profesional sistem mewawancarai calon pemakai dan bekerja
dengan pemakai yang bersangkutan untuk mencari penyelesaian masalah dan menentukan
kebutuhan pemakai. Selain itu analis juga akan menguji kelayakan sistem dari aspek ekonomi,
teknis dan SDM sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh sistem.

3. Perencanaan Sistem Secara Umum/Konseptual

Tahapan ini dibentuk alternative perancangan konseptual untuk perluasan pandangan kebutuhan
pemakai (berdasarkan umur, status, profesi, gender pengguna). Alternatif perancangan
konseptual memungkinkan manajer dan pemakai untuk memilih rancangan terbaik yang cocok
untuk kebutuhan mereka. Pada tahap ini analis sistem mulai merancang proses dengan
mengidentifikasikan laporan dan output yang akan dihasilkan oleh sistem yang diusulkan. Sistem
dibuat desain antarmuka (interface), hak dan wewenang pengguna, content sistem, dikonsep
bagaimana sistem nantinya akan bekerja.

4. Evaluasi dan Seleksi Sistem.

Pada tahap ini, nilai kualitas sistem dan biaya/keuntungan dari laporan dengan proyek sistem
dinilai secara hati-hati dan diuraikan dalam laporan evaluasi dan seleksi sistem. Karena akhir
tahap perancangan sistem menyediakan point utama untuk keputusan investasi. Evaluasi
dilaksanakan tidak hanya pada tahap ini tetapi juga dilaksanakan disetiap tahapan SDLC. Semua
aspek sistem di evaluasi: teknis, ekonomi, laporan uji kelayakan, dsb.
5. Perancangan Sistem

Pada tahap ini menyediakan spesifikasi untuk perancangan sesuai konseptual. Semua komponen
dirancang dan dijelaskan secara detil. Perencanaan output (layout) dirancang untuk semua layar,
form-form tertentu dan laporan-laporan yang dicetak. Semua output ditinjau ulang dan disetujui
oleh pemakai dan didokumentasikan. Akhir tahap ini laporan rancangan sistem secara detil
dihasilkan. Tahap ini sistem yang msh dalam bentuk konsep diwujudkan dalam bentuk desain.
Siapa pengguna dan apa hak dan wewenang pengguna. Semua kebutuhan yang sudah
dikumpulkan disusun satu persatu. Semua komponen baik manajemen, analis dan programen
bekerja sama mewujudkan konsep tersebut.

6. Implementasi Sistem dan Pemeliharaan Sistem

Tahap ini sistem siap untuk dibuat dan diinstalasi, beberapa tugas harus dikoordinasi dan
dilaksanakan untuk implementasi sistem baru. Laporan implementasi yang dibuat pada tahap ini
ada dua bagian, yaitu rencana implementasi dalam bentuk Gantt Chart atau program dan
evaluation review technique (PERT) chart dan penjadwalan proyek serta teknik manajemen.
Evaluasi dibutuhkan pada tahap ini untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan sistem
dikembangkan. Jika masih terdapat kekurangan maka akan dilakukan perbaikan sampai sistem
tersebut berjalan sesuai dengan rencana. Setelah itu sistem akan diinstalasi dan dilakukan
perawatan agar sistem dapat bekerja dengan optimal.

Perlu diingatk bahwa proses pengembangan tidak akan berhenti sampai pada tahap akhir yaitu
implementasi sistem, tetapi akan berulang kembali ke tahap awal dimana direncanakan kembali
sistem baru yang akan mememperbaiki sistem lama.

Keunggulan SDLC

Meskipun kadang-kadang dikritik karena kekakuan, sebuah SDLC tradisional tersedia dan terus
memberikan manfaat bagi banyak organisasi . Sebagai tambahan dari alasan itu dimulai – yaitu ,
menambahkan struktur ke sebelumnya terstruktur proses – pendekatan terjun ke pengembangan
sistem memiliki dua keuntungan utama (www.ism-journal.com):

1. Pedoman eksplisit memungkinkan staf kurang berpengalaman (stap pemula) untuk


pengembangan sistem, karena semua langkah-langkah yang jelas diuraikan. Bahkan staf
yang belum eprnah melakukan pengembangan mampu untuk menghasilkan sistem yang
memadai dengan mengikuti “buku resep” SDLC. Ketergantungan pada keahlian individu
berkurang. Penggunaan SDLC dapat memiliki manfaat tambahan memberikan pelatihan
untuk staf junior, lagi karena urutan langkah dan tugas yang harus dilakukan dalam setiap
langkah didefinisikan dengan jelas.
2. Metodologi mempromosikan konsistensi antara proyek-proyek , yang dapat mengurangi
biaya dukungan yang berkelanjutan dan memungkinkan staf untuk ditransfer dari satu
proyek ke yang lain . Meskipun teknik coding tidak ditentukan dalam SDLC khas ,
dokumentasi yang luas yang bagian inheren dari yang paling metodologi
menyederhanakan pemeliharaan dengan mengurangi ketergantungan pada pengembang
asli untuk penjelasan mengapa sistem itu dibangun seperti itu dan yang fungsi termasuk
dalam modul mana program.

Menurut Kumar, Zadgaonkar, Shukla (2013). keunggulan SDLC sebagai berikut:

1. Sederhana dan mudah digunakan.


2. Mudah untuk mengatur tugas dan tahap yang jelas.
3. Kebutuhan harus jelas sebelum pergi ke fase berikutnya.
4. Setiap fase perkembangan hasil dalam rangka linear tanpa tumpang tindih.
5. Bekerja dengan baik untuk proyek-proyek di mana kebutuhan-kebutuhan sistem
terpenuhi.

Kelemahan SDLC

Sedangkan kelemahan menurut Kumar, Zadgaonkar, Shukla (2013). adalah sebagai berikut:

1. Pengguna dapat menilai kualitas hanya di akhir proses dan sulit untuk meramalkan hasil
tanpa mengikuti setiap langkah-proses.
2. Klien mengalami kesulitan melakukan perubahan di pertengah proses .
3. Proses yang panjang dan memiliki resiko yang tinggi jika ada kesalahan di awal proses.
4. Pengguna tidak dapat mereview produk sebelum produk tersebut selesai diproduksi.
5. Perangkat lunak hanya bisa digunakan jika sudah produk benar-benar sudah jadi.

DAFTAR PUSTAKA

Jogiyanto, H. M., (1993). Analisis & Desain Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur Teori
dan Praktek Aplikasi Bisnis. Andi Offset: Yogyakarta.

Kumar, N., Zadgaonkar, A. S., Shukla, A. 2013. Evolving a New Software Development Life
Cycle Model SDLC-2013 with Client Satisfaction. International Journal of Soft Computing and
Engineering (IJSCE). 3 (1) 216-217.

Raymond, McLeod. Schell, George. 2004. Sistem Informasi Manajemen. diterjemahkan oleh
Hendra Teguh. PT. Indeks: Jakarta.
1. Siklus Hidup Sistem
Siklus Hidup Sistem adalah (system life cycle) adalah metode pengembangan sistem informasi
yang paling tua. Metodologi siklus hidup adalah pendekatan bertahap untuk membangun sistem,
membagi pengembangan sistem menjadi tahapan-tahapan yang fomal. Metodologi siklus hidup sistem
membagi tenaga kerja secara formal, antara pengguna akhir dan spesialis sistem informasi. Spesialis
teknis, seperti analisis sistem dan programer, bertanggung jawab atas pekerjaan analisis sistem,
perancanaan dan implementasi; pengguna akhir terbatas hanya memberikan kebutuhan informasinya
dan menilai hasil pekerjaan staf teknis. Siklus hidup juga menekankan spesifikasi formal dan pencatatan,
banyak sekali dokumen yang dibuat selama suatu proyek sistem berjalan.

Pendekatan siklus hidup sistem membutuhkan biaya besar, memakan banyak waktu, dan tidak
fleksibel. Siklus hidup sistem pada dasarnya merupakan pendekatan “air terjun” dimana tugas-tugas
dalam satu tahapan diselesaikan sebelum pekerjaan pada tahapan selanjutnya dimulai. Aktivitas dapat
diulangi, tetapi banyak sekali dokumen baru yang harus dibuat dan langkah yang harus diulangi jika
kebutuhan dan spesifikasi perlu direvisi. Pendekatan siklus hidup juga tidak cocok untuk banyak sistem
desktop kecil, yang cenderung tidak terlalu terstruktur dan lebih individual.

Tahapan dari siklus hidup sistem yaitu :

1. Tahap Perencanaan

2. Tahap Analisis
3. Tahap Rancangan

4. Tahap Penerapan

5. Tahap Penggunaan

2. Manfaat Merencanakan Proyek SIBK


Implementasi sistem informasi berbasis komputer merupakan aktivitas yang berskala luas yang
melibatkan orang dan fasilitas yang banyak, uang dan
peralatan dalam jumlah yang besar, dan waktu yang panjang. Perencanaan Sistem Informasi Berbasis
Komputer (SIBK) juga mempunyai manfaat, yaitu:

 Menentukan lingkup dari proyek

Unit organisasi, kegiatan atau sistem manakah yang terlibat dan mana yang tidak? Hal tersebut akan
memberikan perkiraan awal dari skala sumber daya yang diperlukan.

 Mengenali berbagai area permasalahan potensial

Akan menunjukkan hal-hal yang mungkin tidak berjalan dengan semestinya, sehingga hal tersebut dapat
dicegah.

 Mengatur urutan tugas

Banyak tugas-tugas terpisah yang diperlukan untuk mencapai sistem. Tugas tersebut diatur dalam
urutan logis berdasarkan prioritas informasi dan kebutuhan agar efisien.

 Memberikan dasar untuk pengendalian

Tingkat kinerja metode pengukuran tertentuharus dispesifikasikan sejak awal.

1. Tahap Perencanaan

Langkah-langkahnya perencanaan:

 Menyadari masalah

Kebutuhan akan proyek CBIS biasanya dirasakan oleh manajer perusahaan, non manajer, dan elemen-
elemen dalam lingkungan perusahaan.

 Mendefinisikan masalah

Setelah manajer menyadari adanya masalah, ia harus memahaminya dengan baik agar dapat mengatasi
permasalah tersebut. Ia melakukan identifikasi dimana letak permasalahannya, penyebabnya dan
berusahan mengumpulkan semua informas

 Menentukan tujuan system


Manajer dan analis sistem mengembangkan suatu daftar tujuan sistem yang harus dipenuhi oleh sistem
untuk memuaskan pemakai. Sehingga tujuan hanya dinyatakan secara umum, yang nantinya akan dibuat
lebih spesifik

 Mengidentifikasi kendala sistem

Sistem baru dalam pengoperasiannya tidak bebas dari kendala. Beberapa kendala mungkin ditimbulkan
oleh lingkungan

 Membuat studi kelayakan

Studi kelayakan adalah suatu tinjauan seklias pada faktor-faktor utama yang akan mempengaruhi
kemampuan sistem untuk mencapai tujuan yang diinginkan

 Menyiapkan usulan penelitian sistem

Jika suatu sistem dan proyek tampak layak, diperlukan penelitian sistem secara menyeluruh

 Menyetujui atau menolak penelitian

Manajer dan komite pengarah menimbang pro dan kontra proyek dan rancangan sistem yang diusulkan,
serta menentukan apakah perlu diteruskan atau dihentikan

 Menetapkan mekanisme pengendalian

Sebelum penelitian sistem dimulai, SC MIS menetapkan pengendalian proyek dengan menentukan apa
yang harus dikerjakan, siapa yang melakukannya, dan kapan akan dilaksanakan

2. Tahap Analisis

Adapun tahapannya yaitu :

 Mengumumkan Penelitian Sistem

Manajer khawatir terhadap penerapan aplikasi komputer baru yang mempengaruhi kerja para
pegawainya

 Mengorganisasikan Tim Proyek


Tim proyek yang akan melakukan penelitian sistem dikumpulkan. Agar proyek berhasil, pemakai sangat
perlu berperan aktif daripada berperan pasif. Banyak perusahaan mempunyai kebijakan menjadikan
pemakai sebagai pemimpin proyek dan bukannya spesialis informasi

 Mendefinisikan Kebutuhan Informasi

Analis mempelajari kebutuhan informasi pemakai dengan terlibat dalam berbagai kegiatan
pengumpulan informasi (wawancara, pemgamatan, pencarian catatan, dan survei)

 Mendefinisikan Kriteria Kinerja Sistem

Langkah selanjutnya adalah menspesifikasikan secara tepat apa yang harus dicapai oleh sistem, yaitu
kriteria kinerja system

 Menyiapkan Usulan Rancangan

Analis sistem memberikan kesempatan bagi manajer untuk membuat keputusan teruskan atau hentikan
untuk kedua kalinya. Dalam hal ini manajer harus menyetujui tahap rancangan dan kungan bagi
keputusan tersebut termasuk di dalam usulan rancangan.

 Menerima atau Menolak Proyek Rancangan

Manajer dan komite pengarah SIM mengevaluasi usulan rancangan dan menentukan apakah akan
memberikan persetujuan atau tidak. Dalam beberapa kasus, tim mungkin diminta melakukan analisis
lain dan menyerahkannya kembali atau mungkin proyek ditinggalkan. Jika disetujui, proyek maju ke
tahap rancangan.

3. Tahap Perancangan

Langkah-langkah tahapan rancangan yaitu :

 Menyiapkan rancangan sistem yang terinci

Beberapa alat memudahkan analis untuk menyiapkan dokumentasi secara top-down, dimulai dengan
gambaran besar dan secara bertahap mengarah lebih rinci. Pendekatan top-down ini merupakan ciri
rancangan terstruktur (structured design), yaitu rancangan bergerak dari tingkat sistem ke tingkat
subsistem

 Mengidentifikasi berbagai alternatif konfigurasi sistem

Analis mengidentifikasi konfigurasi – bukan merek atau model – peralatan komputer yang akan
memberikan hasil yang terbaik bagi sistem dalam menyelesaikan pemrosesan. Identifikasi merupakan
suatu proses berurutan, dimulai dengan berbagai kombinasi yang dapat menyelesaikan setiap tugas

 Mengevaluasi berbagai alternatif konfigurasi sistem

Analis bekerja sama dengan manajer mengevaluasi berbagai alternatif. Alternatif yang dipilih adalah
yang paling memungkinkan subsistem memenuhi kriteria kinerja, dengan kendala-kendala yang ada

 Mimilih konfigurasi terbaik

Analis mengevaluasi semua konfigurasi subsistem dan menyesuaikan kombinasi peralatan sehingga
semua subsistem menjadi satu konfigurasi tunggal. Setelah selesai, analis membuat rekomendasi
kepada manajer untuk disetujui. Bila manajer menyetujui konfigurasi tersebut, persetujuan selanjutnya
dilakukan oleh SC MIS

 Menyiapkan usulan penerapan

Analis menyiapkan usulan penerapan (implementation proposal) yang mengikhtisarkan tugas-tugas


penerapan yang harus dilakukan, keuntungan yang diharapkan, dan biayanya

 Menyetujui atau menolak penerapan sistem

Keputusan untuk terus pada tahap penerapan sangatlah penting, karena usaha ini akan sangat
meningkatkan jumlah orang yang telibat. Jika keuntungan yang diharapkan dari sistem melebihi
biayanya, maka penerapan akan disetujui

4. Tahap Penerapan

Adapun tahapannya yaitu :

 Merencanakan penerapan;
Manajer dan spesialis informasi harus memahami dengan baik pekerjaan yang diperlukan untuk
menerapkan rancangan sistem dan untuk mengembangkan rencana penerapan yang sangat rinci.

 Mengumumkan penerapan;

Proyek penerapan diumumkan kepada para pegawai dengan cara yang sama pada penelitian sistem.
Tujuannya adalah untuk menginformasikan kepada para pegawai mengenai keputusan untuk
menerapkan sistem baru dan meminta kerjasama mereka.

 Mendapatkan sumber daya perangkat keras;

Rancangan sistem disediakan bagi para pemasok berbagai jenis perangkat keras yang terdapat pada
konfigurasi sistem yang disetujui

 Mendapatkan sumber daya perangkat lunak;

Ketika perusahaan memutuskan untuk menciptakan sendiri perangkat lunak aplikasinya, programmer
menggunakan dokumentasi yang disiapkan oleh analis sistem sebagai titik awal

 Menyiapkan database;

Pengelola database (database administrator – DBA) bertanggung jawab untuks emua kegiatan ynag
berhubungan dengan data, dan mencakup persiapan database

 Menyiapkan fasilitas fisik

Jika perangkat keras dan sistem baru tidak sesuai dengan fasilitas yang ada, perlu dilakukan konstruksi
baru atau perombakan

 Mendidik peserta dan pemakai;

Sistem baru kemungkinan besar akan mempengaruhi banyak orang. Beberapa orang akan membuat
sistem bekerja. Mereka disebut dengan peserta, yang meliputi operator entry data, pegawai coding, dan
pegawai administrasi lainnya.

 Menyiapkan usulan cutover;


Proses menghentikan penggunaan sistem lama dan memulai menggunakan sistem baru disebut cutover.
Ketika seluruh pekerjaan pengembangan hampir selesai , tim proyek merekomendasikan kepada
manajer agar dilaksanakan cutover (dalam memo atau laporan lisan)

 Menyetujui atau menolak masuk ke sistem baru;

Manajer dan SC MIS menelaah status proyek dan menyetujui atau menolak rekomendasi tersebut. Bila
manajemen menyetujui maka manajemen menentukan tanggal cutover

 Masuk ke sistem baru.

Ada 4 pendekatan dasar (cutover), yaitu :

a. Percontohan (pilot) yaitu suatu sistem percobaan yang diterapkan dalam satu subset dari
keseluruhan operasi.
b. Serentak (immediate) merupakan pendekatan yang paling sederhana yakni beralih dari sistem
lama ke sistem baru pada saat yang ditentukan.
c. Bertahap (phased), sistem baru digunakan berdasarkan bagian per bagian pada suatu waktu.
d. Paralel (parallel), mengharuskan sistem lama dipertahankan sampai sistem baru telah diperiksa
secara menyeluruh. Akan memberikan pengamanan yang paling baik terhadap kegagalan tetapi
yang paling mahal, karena kedua sumber daya harus dipertahankan.

5. Tahap Penggunaan

Tahap penggunaan terdiri dari 5 langkah, yaitu :

 Menggunakan system

Pemakai menggunakan sistem untuk mencapai tujuan yang diidentifikasikan pada tahap perencanaan.

 Audit system

Setelah sistem baru mapan, penelitian formal dilakukan untuk menentukan seberapa baik sistem baru
itu memenuhi kriteria kinerja. Studi tersebut dikenal dengan istilah penelaahan setelah penerapan (post
implementation review). Hasil audit dilaporkan kepada CIO, SC MIS dan pemakai. Proses tersebut
diulangi, mungkin setahun sekali, selama penggunaan sistem berlanjut.
 Memelihara sistem

Selama manajer menggunakan sistem, berbagai modifikasi dibuat sehingga sistem terus memberikan
dukungan yang diperlukan. Modifikasinya disebut pemeliharaan sistem (sistem maintenance).

 Menyiapkan usulan rekayasa ulang

Ketika sudah jelas bagi para pemakai dan spesialis informasi bahwa sistem tersebut tidak dapat lagi
digunakan, diusulkan kepada SC MIS bahwa sistem itu perlu direkayasa ulang (reengineered). Usulan itu
dapat berbentuk memo atau laporan yang mencakup dukungan untuk beralih pada suatu siklus hidup
sistem baru. Dukungan tersebut mencakup penjelasan tentang kelemahan inheren sistem, statistik
mengenai biaya perawatan, dan lain-lain.

 Menyetujui atau menolak rekayasa ulang sistem

Manajer dan komite pengarah SIM mengevaluasi usulan rekayasa ulang sistem dan menentukan apakah
akan memberikan persetujuan atau tidak.

3. Prototyping
Pembuatan prototipe (prototyping) meliputi pengembangan sistem uji coba yang cepat dan
murah untuk dievaluasi oleh pengguna akhir. Lewat interaksi dengan prototipe, para pengguna dapat
memperoleh gagasan yang lebih baik mengenai kebutuhan informasi mereka. Prototipe yang telah
disetujui oleh pengguna dapat digunakan sebagai patokan untuk membuat sistem versi finalnya.

Prototipe (prototype) adalah versi sistem informasi atau bagian dari sistem yang sudah dapat
berfungsi, tetapi dimaksudkan hanya sebagai model awal saja. Setelah beroperasi, prototipe akan lebih
jauh diperhalus hingga cocok sekali dengan kebutuhan penggunaannya. Ketika rancangannya telah
difinalisasi, prototipe dapat dikonversi menjadi sistem produksi yang jauh lebih baik.

Proses membuat rancangan awal, mencobanya, memperhalusnya, dan mencobanya kembali


disebut pengembangan sistem yang iteratif (iterative) karena langkah-langkah yang dibutuhkan untuk
membuat sistem dapat diulangi beberapa kali. Dikatakan bahwa pembuatan prototipe telah
menggantikan pengerjaan ulang tak terencana dengan iterasi yang terencana, dengan setiap versi yang
terbaru semakin merefleksikan kebutuhan penggunaan.
Langkah-langkah Dalam Pembuatan Prototipe

1. Mengidentifikasikan kebutuhan dasar pengguna. Perencana sistem (biasanya sistem spesialis sistem
informasi) bekerja cukup lama dengan pengguna untuk mendapatkan informasi kebutuhan dasar
pengguna.

2. Mengembangkan prototipe awal. Perancang sistem dengan cepat membuat prototipe yang fungsional,
menggunakan perangkat-perangkat untuk menciptakan peranti lunak dan cepat.

3. Menggunakan prototipe. Pengguna didorong untuk bekerja dengan sistem tersebut untuk menentukan
seberapa baik prototipe itu memenuhi kebutuhannya, dan untuk memberikan saran-saran bagaimana
memperbaiki prototipe itu.

4. Merevisi dan memperbaiki prototipe. Pembuat sistem mencatat semua perubahan yang diminta
pengguna dan memperhalus prototipe berdasarkan permintaan tersebut. Setelah prototipe direvisi,
siklusnya kembali ke langkah 3. Langkah 3 dan 4 diulangi terus hingga penggunaannya merasa puas.

Ketika tidak dibutuhkan iterasi lagi, prototipe yang telah disetujui ini kemudian menjadi
prototipe operasional yang mmenuhi spesifikasi final untuk aplikasinya. Terkadang prototipe digunakan
sebagai versi produksi dari sistemnya.

Keuntungan dan Kerugian dari Pembuatan Prototipe

Pembuatan prototipe paling bermanfaat ketika terdapat beberapa ketidakpastian tentang


kebutuhan atau solusi rancangannya, dan sering digunakan untuk merancang sistem informasi
antarmuka pengguna akhir (end user interface), atau bagian dari sistem yang berinteraksi dengan
pengguna, seperti tampilan online dan layar masukan data, laporan, atau halaman Web. Pembuatan
prototipe lebih berpeluang menghasilkan sistem yang memenuhi kebutuhan pengguna.

Jika prototipe sempurna bekerja dengan benar, pihak manajemen mungkin tidak merasa perlu
melakukan pemrogaman ulang, perencanaan ulang, atau dokumentasi dan pengujian yang lengkap
untuk membuat sebuah sistem produksi yang baik. Beberapa sistem yang dibuat secara terburu-buru
mungkin akan mengalami kesulitan dalam mengakomodasi jumlah data yang besar atau jumlah
pengguna yang banyak dalam sebuah lingkungan produksi.
4. Rapid Application Development (RAD)
Istilah pengembangan aplikasi cepat (rapid application development- RAD) digunakan untuk
menggunakan proses pembuatan sistem yang dapat dilangsungkan dalam waktu yang sangat singkat.
RAD dapat mencakup penggunaan pemrogaman visual dan perangkat lainnya untuk membuat
antarmuka grafis bagi pengguna, pembuatan prototipe iteratif dari elemen-elemen sistem yang
terpenting, otomatisasi pembuatan kode program, dan kerjasama erat antara pengguna akhir dan
spesialis sistem informasi.

Sistem-sistem sederhana seringkali dapat dirakit dari komponen-komponen yang sebelumnya


telah dibuat. Prosesnya tidak harus sekuensial, dan bagian-bagian penting dari proses pengembangan
dapat berlangsung bersamaan.

5. Business Process Redesign (Rancang Ulang Proses Bisnis)


Penggantian proses yang ketinggalan jaman dengan yang lebih baru disebut rancang ulang
proses bisnis (business process redesign) atau BPR (business process reengineering) yaitu rekayasa ulang
proses bisnis. BPR mempengaruhi jasa informasi (IS) dalam dua cara, yaitu :

a. Pertama, IS dapat menerapkan BPR untuk merancang ulang sistem berbasis computer yang tidak dapat
dipertahankan lagi melalui pemeliharaan sistem biasa. Sistem seperti itu disebut sistem warisan (legacy
system) karena terlalu berharga untuk dibuang tetapi memboroskan sumber daya IS
b. Kedua, jika perusahaan menerapkan BPR untuk berbagai operasi utamanya, usaha tersebut pasti
menimbulkan dampak gelombang yang mengakibatkan rancang ulang sistem berbasis computer.
IS telah menciptakan tiga teknik untuk menerapkan BPR pada CBIS. Teknik-teknik ini dikenal
sebagai tiga R – rekayasa mundur, restrukturisasi dan rekayasa ulang. Komponen-komponen ini dapat
diterapkan terpisah atau dalam kombinasi.

1. Rekayasa Mundur
Rekayasa mundur berasal dari intelijen bisnis. Perusahaan-perusahaan mengikuti perkembangan
terakhir produk pesaing dengan membeli contoh produk dan membongkarnya untuk melihat cara
kerjanya.
Dalam hal komputer, rekayasa mundur (reverse engineering) adalah proses menganalisis suatu
sistem untuk mengidentifikasi elemen-elemennya dan antar hubungannya, serta untuk menciptakan
dokumentasi dalam tingkat abstraksi yang lebih tinggi dari yang sekarang ada. Rekayasa mundur
diterapkan pada suatu sistem jika terdapat kebutuhan untuk menyiapkan dokumentasi baru.
Titik awal dalam merekayasa mundur suatu sistem adalah kode program, yang diubah menjadi
dokumentasi program seperti diagram tindakan, seperti Bahasa Inggris terstruktur dan bagan arus
program. Dokumentasi ini dapat, pada gilirannya, diubah menjadi penjelasan yang lebih abstrak seperti
diagram arus data dan bagan arus sistem, Transformasi ini dapat dicapai secara manual atau oleh
perangkat lunak BPR.
Karena itu, rekayasa mundur mengikuti suatu alur mundur melalui siklus hidup sistem dengan
merekonstruksi rancangan dan perencanaan sistem ke usaha pengembangan aslinya.
Hasilnya adalah sistem yang terdokumentasi secara menyeluruh. Namun sistem itu masih
melakukan tepat seperti yang dilakukan rancangan awalnya. Rekayasa ulang tidak mengubah
fungsionalitas suatu sistem – tugas yang dilaksanakannya. Sebaliknya, tujuannya adalah lebih
memahami suatu sistem sehingga dapat membuat perubahan melalui cara-cara lain, seperti
restrukturisasi atau rekayasa ulang.

2. Restrukturisasi
Restrukturisasi (restructuring) adalah transformasi suatu sistem menjadi bentuk lain tanpa
mengubah fungsionalitasnya. Contoh restrukturisasi yang baik adalah transformasi suatu program yang
ditulis pada tahun-tahun awal computer, ketika hanya ada sedikit standar pemrograman, menjadi
program dalam format terstruktur atau modul-modul hierarkis. Setelah suatu program direstrukturisasi,
program itu kembali digunakan sehingga menghasilkan pola lingkaran. Seperti halnya rekayasa mundur,
restrukturisasi dapat dilakukan dalam arah mundur melalui tiap tahap dari siklus hidup sistem. Hasilnya
adalah suatu sistem yang terstruktur lengkap – dari rencana ke kode

3. Rekayasa Ulang
Rekayasa ulang (reengineering) adalah rancang ulang lengkap suatu sistem dengan tujuan
mengubah fungsionalitasnya. Itu bukan pendekatan “hapus habis” karena pengetahuan mengenai cara
sistem yang sedang berjalan tidak diabaikan sama sekali. Pengetahuan itu dapat diperoleh dengan
pertama-tama terlibat dalam rekayasa mundur. Lalu sistem baru itu dan dikembangkan secara normal.
Nama rekayasa maju (forward engineering) diberikan untuk proses yang mengikuti siklus hidup sistem
secara normal saat terlibat dalam BPR.

Pemilihan Komponen-komponen BPR

Komponen-komponen BPR (tiga R) dapat diterapkan secara terpisah atau dalam kombinasi,
tergantung pada tingkat perubahan yang diinginkan. Paduan yang tepat tergantung pada keadaan
sistem saat ini dalam hal kualitas teknis dan fungsional. Kualitas fungsional adalah suatu ukuran
mengenai apa yang dilakukan sistem. Kualitas teknis sebaliknya merupakan suatu ukuran mengenai
bagaimana itu dilakukan.

Jika kualitas fungsional maupun teknis buruk, proyek rekayasa maju menjadi keharusan.
Keadaan begitu buruk sehingga paling baik mulai dari awal, mengikuti langkah-langkah siklus hidup
sistem secara normal. Jika fungsionalitas baik tetapi kualitas teknis buruk, rekayasa mundur harus diikuti
dengan restrukturisasi. Rekayasa mundur menghasilkan dokumentasi yang memungkinkan
restrukturisasi. Jika fungsionalitas buruk tetapi kualitas teknik baik, rekayasa ulang diperlukan. Dalam hal
ini sistem mencerminkan teknik-teknik modern, tetapi tidak melakukan pekerjaan yang tepat.

Menempatkan SLC, Prototyping dan RAD dalam Perspektif

Siklus hidup sistem, prototyping dan RAD semuanya merupakan metodologi. Tiga metodologi ini
merupakan cara-cara yang dianjurkan dalam menerapkan sistem berbasis computer.

SLC merupakan penerapan dari pendekatan sistem bagi masalah penerapan sistem computer
dan berisi semua elemen, dimulai dari identifikasi masalah dan diakhiri dengan penggunaan sistem.

Prototyping merupakan bentuk pendek dari pendekatan sistem yang berfokus pada definisi dan
pemuasan kebutuhan pemakai. Prototyping dapat berada di dalam SLC. Kenyataannya, salama proses
pengembangan satu sistem tunggal mungkin diperlukan banyak usaha prototyping.

RAD merupakan pendekatan alternatif untuk tahap rancangan dan penerapan dari SLC.
Sumbangan terbesar dari RAD adalah kecepatannya menghasilkan sistem untuk digunakan, yang
terutama dicapai melalui penggunaan peralatan-peralatan berbasis computer dan tim-tim proyek yang
terspesialisasi.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Siklus Hidup Sistem adalah (system life cycle) adalah metode pengembangan sistem informasi
yang paling tua. Metodologi siklus hidup adalah pendekatan bertahap untuk membangun sistem,
membagi pengembangan sistem menjadi tahapan-tahapan yang fomal.

Tahapan dari siklus hidup sistem yaitu :

1. Tahap Perencanaan

2. Tahap Analisis

3. Tahap Rancangan

4. Tahap Penerapan

5. Tahap Penggunaan

Perencanaan Sistem Informasi Berbasis Komputer (SIBK) juga mempunyai manfaat, yaitu:

 Menentukan lingkup dari proyek

 Mengenali berbagai area permasalahan potensial

 Mengatur urutan tugas

 Memberikan dasar untuk pengendalian

Pembuatan prototipe (prototyping) meliputi pengembangan sistem uji coba yang cepat dan
murah untuk dievaluasi oleh pengguna akhir.

Prototipe (prototype) adalah versi sistem informasi atau bagian dari sistem yang sudah dapat
berfungsi, tetapi dimaksudkan hanya sebagai model awal saja.

Langkah-langkah Dalam Pembuatan Prototipe:

1. Mengidentifikasikan kebutuhan dasar pengguna.


2. Mengembangkan prototipe awal.

3. Menggunakan prototipe

4. Merevisi dan memperbaiki prototipe.

Rapid Application Development (RAD) digunakan untuk menggunakan proses pembuatan sistem
yang dapat dilangsungkan dalam waktu yang sangat singkat.
Penggantian proses yang ketinggalan jaman dengan yang lebih baru disebut rancang ulang
proses bisnis (business process redesign) atau BPR (business process reengineering) yaitu rekayasa ulang
proses bisnis.

BPR mempengaruhi jasa informasi (IS) dalam dua cara, yaitu :

1. Pertama, IS dapat menerapkan BPR untuk merancang ulang sistem berbasis computer yang tidak dapat
dipertahankan lagi melalui pemeliharaan sistem biasa.
2. Kedua, jika perusahaan menerapkan BPR untuk berbagai operasi utamanya, usaha tersebut pasti
menimbulkan dampak gelombang yang mengakibatkan rancang ulang sistem berbasis computer.
IS telah menciptakan tiga teknik untuk menerapkan BPR pada CBIS. Teknik-teknik ini dikenal
sebagai tiga R – rekayasa mundur, restrukturisasi dan rekayasa ulang. Komponen-komponen ini dapat
diterapkan terpisah atau dalam kombinasi.
Daftar Pustaka

McLeod, Raymond. 1995. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer.

http://ariearjunaug.blogspot.com/2010/11/dasar-perencanaan-sistem-informasi.html

6.1 Pengertian Siklus Hidup Sistem

Kenneth C. Loudon memgatakan dalam salah satu bukunya (2000:395), the system lifecycle
is the oldest method for building information systems and is still used today for medium or large
complex system projects. Artinya, siklus hidup sistem adalah metode/cara paling lama untuk
membangun sistem informasi daa masih digunakan sampai sekarang untum proyek sistem
menengah atau besar yang kompleks/rumit.

Metode siklus hidup sistem adalah tahap pendekatan dalam membangun suatu sistem yang
membagi pengembangan sistm ke dalam taraf/tingkat yang ada. Ada perbedaan pendapat diantara
ahli pengembangan sistem mengenai pembagian tingkat bangunan sistem, tetapi mereka akhirnya
akan cocok pula dengan tingkatan pengembangan sistem yang hendaa mereka kembangkan.

Metode siklus hidup sistem memepertahankan bagian (division) yang sangat resmi antara
pemakai akhir daa ahli sistem informasi. Ahli sistem informasi, seperti analisis sistem dan
pemrograman kan bertanggungjawab terhadap banyaknya analisis sistem, dan rancangan serta
berhasilnya enerapan; sedangkan pemakai akhir dibatasi dalam pe.berian permintaan informasi dan
meninjau lagi kerja para staf teknik. Siklus hidup juga menekankan spesifikasi perincian daa
penctatan supaya banyak dokumen yang digunakan selama kegiatan sebuah proyek sistem.

Siklus hidup sistem masih digunakan untuk membangun satu sistem yang rumit dan besar
serta memerlukan ketepatan dan analisis permintaan yang resmi, spesifikasi definisi awalbdan
pengawasan yang ketat lewat proses pembangunan sistem. Bagaimanapun juga pendekatan siklus
hidup sistem bisa saja mahal, memerlukan waktu, serta mengalami kekakuan. Meakipun pembangun
sistem dapat kembali ke antara tingkatan siklus hidup, siklus ini mempunyai suatu pendekatan
utama yang bersifat "air terjun", yang mana terselesaikannya fungsi pada salah satu tingkatan
dimulai dari atas sebelum kerja berikutnya dimulai. Kegaitan dapat diulang tetapi banyaknya
dokumen yang baru juga harus digunakan daa langkah langkah pelaksanaannya digariskan kembali
bila perayaratannya dan spesifikasinya adaayang perlu diperbaiki.

Menurut Raymond McLeod Jr (1995:214), siklus hidup sistem adalah proses perubahan yang
diikuti dengan penerapan sostem atau sib-sistem informasi berbasis komputer. Siklus hidup sistem
ini terdiri serangkaian tugas yang mengikuti langkah-langkah pendekatan sistem. Karena tugas-tugas
tersebut mengikuti suatu pola teratur daa dilakukan dengan cara atas ke bawah, siklus hidup sistem
ini sering disebut sebagai pendekatan air terjun untuk pengembangan dan penggunaan sistem.

Gelard V Post mengatakan system devlopment life cycle (2000:653) is a formal method of
designing and building information system.
Selanjutnya dikatakan Gerald V Post (2000:499) siklus hidup pengembangan sistem dirancang untuk
menaggulangi masalah yang timbul pada proyek berskala besar yang melibatkan banyak pemakai
dan memerlukan banyak waktu dalam pengembangannya melalui banyak analis daa pemrogram.

Siklus hidup pengembangan sistem dikenal sebagai metode cara air terjun arena tahapan
menghasilkan keluatan yang digunakan dalam tahap berikutnya. Sistem yang ada dipelajari untuk
masalah dan pengembangan. Rancangan yang baru dianalisis untuk kemungkinan yang akan terjadi.

Manajemen siklus hidup dikeloa atau diatur oleh manajer unit pelayanan informasi, dibantu
oleh manajer analisis sistem, manajer pemasaran, dan manajer operasional. Di banyak perusahaan,
tanggung jawab masih terletak pada ketiga tingkatan ini. Bagaimanapun juga, kecenderungan
sekarang oni juga menempatkan tanggun jawab tersebut pada tingkatan paling atas maupun pada ti
gkatan paling bawah. Sekarang, dapat saja manajemen siklus hidup menjangkau eberapa tingkat
organisasi lainnya dan memasukkan manajer yang berada di luar bidang pelayanan informasi.

Pengembangan sub-sistem CBIS seharusnya menerima tingkatan penerimaan perencanaan


yang sama sebaggaimana proyek apapun, seperti halnya pengenalan produk baru atau pun
pengembangan pabrik atau kantor baru. Komite pengawas SIM dan kelompok proyek harus
mengetahui bahwa perencanaan akan memberi beberapa keuntungan, seperti berikut:

 Menentukan cakupan/jangkauan proyek, untuk mengetahui unit kegiatan atau sistem organisasi
manakah yang akan dilibatkan, dan dalam unit kegiatan stau sistem mana yang tidak diibatkan.
informasi ini dapat memberikan sebuah perkiraan awal mengenai skala sumber daya yang hendak
dipakai.

 Mengenali kemungkinan wilayah masalah, perencanaan yang baik akan menunjukkan hal-hal yang
mungkin saja salah agar hal-hal kesalahan yang akan timbul ini dapat dicegah

 Mengatur urutan tugas, karena penting untuk memisahkan banyak tugas dalam mencapai sistem
tersebut. Tugas-tugas ini diatur dalam urutan pemikiran berdasarkan skala prioritas informasi dan
perlu adanya efisiensi.

 Memberikan dasar pengndalian, tingkat kinerja dan metode atau cara pengukuran yang pasti dan
baik harus ditetapkan di awal proyek.

Manajemen mencuraakan waktunya dalam perncanaan dengan harapan akan memperoleh


hasil nantinya dalam siklus hidup. Selama tahap pengembangan sistem terdahulu, analis sistem
adalah sebagai ahli informasi dengan tanggungjawab utamanaya bekerja dengan pemakai. Anggota
kelompok lainnya, seperti pengatur basis data dan ahli jaringan dapat mainkan aturan pendukung.

6.2 Tahap-tahap Siklus Hidup Sistem

Gordon B Davis mengatakan bahwa pemikiran dasar siklus hidup pengembangan sistem
adalah terdapatnya proses pengenalan yang baik melalui sebuaa penggunaan yang disusun,
dikembangkan dan diterapkan. Siklus hidup memberikan susunan untuk proses yang
kreatif/berguna. Dalam mengatur dan mengendalikan upaya pengembangan penting untuk
mengetahui apa yang harus dilakukan, apa yang telah dilakukan, dan apa yang hendak diselesaikan .
Tahap-tahap di siklus hidup pengembangan sistem memberikan dasar untuk manajemen dan
pengendalian karena mereka menjelaskan bagain bagian dari alur kerja yang dapat diketahui untuk
tujuan pengelolaan dan menetapkan dokumen atau hal lainnya yang dapat dikirimkan untuk
dihasilkan di maing-masing tahap. Tahap-tahap pada siklus hidup untuk pengembangan sistem
informasi digambarkan dengan berbeda-beda pula, tetapi perbedaan utama pada jumlah rincian dan
alasan pengelompokan.

Pendekatan siklus hidup pengembangan sistem meliputi lima tahap sebagaimana penjelasan
berikut ini:

1. Kemungkinan dan perencanaan

Tujuan utama tahap analisa sistem adalah mengenali masalah daa menentukan bagaimana
mereka dapat dipecahkan dengan menggunakan siatem komputer. Dalam metode resmi SDLC, tahap
pertama pada analisis sistem adalah mempelajari kemungkinan. Mempelajari kemungkinan adalah
pwngujian secara tepat masalah, tujuan, dan biaya yang diharapkan dari sistem yang diusulkan.
Tujuannya adalah untuk menentukan apakah masalah dapat dipecahkan dengan siatem komputer
yang nantinya mempengaruhi keinginan pencapaian tujuan. Pada beberapa kasus mungkin ada
pilihan yang lebih baik atau mungkin masalahnya secara sederhana dikondisikan mengganggu dan
akan berangsur-angsur menghilang.

Ada enam dimensi kemungkinan, yaitu:

 Teknis, apakah tersedia perangkat keras dan perangkat lunak untuk menampilkan pengolahan yang
penting?

 Nilai balik ekonomis, apakah sistem yang diuaulan dapat disesuaikan deegan keadaan ekonomi yang
berlangsung?

 Nilai balik bukan ekonomis, apakah sistem yang siusulkan dapat didasarkan pada keadaan
keuntungan yang tidaa dapat diukur?

 Hukum dan etika, apakah siatem yang diusulkan supaya beroperasi masih dalam batasan hukum dan
etika yang berlaku?

 Operasional, apakah rancangan siatem yang demikian akan didukung oleh persobil yang konpeten?

 Jadwal, apakah mungkin intuk menerapkan siatem pada gangguan waktu yang muncul?

Pengatur Kerja SIM Manajer Analis Sistem


7. Menyetujui/ tidak 1
menyetujui proyek
pembelajaran Kenalimasalah

Tanyakan/rundingkan

6. SiapkanUsulan

pembelajaransistem

8. Adakansebuah cara
pengendalian
5.Adakanpembelajaran ke
kemungkinan

2. Analisis Sistem

Bila proyek telah menjadi nyata daa disetujui, pekerjaan dapat dimulai dengan analisa
penuh.Tahap pertama adalah menentukan bagaimana sistem yang ada bekerja dan dimanakah
masalahnya. Teknik adalah dengan cara memecah siatem kedalam potongan yang lebih kecil.
Potongan yang lebih akan lebih mudah dipahami dan dijelaskan ke yang lainnya. Juga, setiap
potongan dapat ditempatkan ke kelompok SIM yang berbeda. Selama mereka bekerja dari
penjelasan awal yang sama dan mengikuti seluruh patokan, hasil potongannya harus dikumpulkan
bersama. Tentu saja, hal tersebut masih memakan waktu dan diupayakan untuk menyatukan
seluruh potongan.

Dalam tahap ini, juga termasuk:

 Mengumumkan hasil pembelajaran

 Mengatur kelompok/tim proyek

 Mendefinisikan kebutuhan informasi

 Mendefinisikan kriteria kinerja sistem

 Menyiapkan usulan rancangan, dan

 Menyetujui atau tidak menyetujui rancangan proyek

Gambar sering juga digunakan untuk menggambarkan sistem tersebut. Gambar digunakan
untuk mengkomunikasikan analis dan pemakai, analis kepada yang lainnya, dan akhirnya ke
pemrogram. Gambar aliran data adalah metode yang sering digunakan untuk menampilkan
hubungan yang ditentukan selama berlangsungnya analisa sistem. Gambar menampilkan ara
pembagian sistem kedalam bentuk potpngan yang lebih kecil.

3. Rancangan Sistem

Tahap ketiga yang utama dari siklus hidup pengembangan sistem adalah merancang sistem
baru. Selama tahapan ini, sistem yang barudirancang secarakhusus si atas kertas. Tujuan rancangan
sistem adalah menggambarkan sistem yang baru sebagai sebuah kumpulan modul atau susb sistem.
Dengan membagi lagi keseluruhan proyek tiap-tiap bagian dapat diberikan ke pemrogram tunggal
untuk pengembangannya. Bila potongannya telah lengkap, rancangan keseluruhan akan memastikan
bahwa mereka akan bekerja sama.

Khususnya gambar yang dibuat pada fase analisis dapat diubah untuk menunjukkan
bagaimana sistem yang baru akan bekerja. Rancangan ini akan mengrutkan semua perinciannya,
termasuk mengurutkan data, keluaran data, tahap pengolahan, rancangan basis data, dan tata cara
manual, dan umoan balik dan cara pengendalian. Rencana cadangan atau pendukung dan perbaikan
bersama dengan kendali keamanaan akan berarti untuk emmastikan bahwa basis data dilindungi.
Komite Pengawas SIM Manaje Analis
r Siste
m
Yang termasuk kegiatan rancangan fisik adalah sebagai berikut :
 Menyiapkan rancangan sistem yang terinci

Beberapa alat memudahkan analis untuk menyiapkan dokumentasi secara top-down,


dimulai dengan gambaran besar dan secara bertahap mengarah lebih rinci. Pendekatan top-down ini
merupakan cirri rancangan terstruktur (structured design ), yaitu rancangan bergerak dari tingkat
sistem ke tingkat subsistem

 Mengidentifikasi berbagai alternatif konfigurasi sistem

Analis mengidentifikasi konfigurasi – bukan merek atau model – peralatan komputer yang
akan memberikan hasil yang terbaik bagi sistem dalam menyelesaikan pemrosesan. Identifikasi
merupakan suatu proses berurutan, dimulai dengan berbagai kombinasi yang dapat menyelesaikan
setiap tugas

 Mengevaluasi berbagai alternatif konfigurasi sistem

Analis bekerja sama dengan manajer mengevaluasi berbagai alternatif. Alternatif yang dipilih
adalah yang paling memungkinkan subsistem memenuhi kriteria kinerja, dengan kendala-kendala
yang ada

 Memilih konfigurasi terbaik

Analis mengevaluasi semua konfigurasi subsistem dan menyesuaikan kombinasi peralatan


sehingga semua subsistem menjadi satu konfigurasi tunggal. Setelah selesai, analis membuat
rekomendasi kepada manajer untuk disetujui. Bila manajer menyetujui konfigurasi tersebut,
persetujuan selanjutnya dilakukan oleh SC MIS

 Menyiapkan usulan penerapan

Analis menyiapkan usulan penerapan (implementation proposal) yang mengikhtisarkan


tugas-tugas penerapan yang harus dilakukan, keuntungan yang diharapkan, dan biayanya

 Menyetujui atau menolak penerapan sistem

Keputusan untuk terus pada tahap penerapan sangatlah penting, karena usaha ini akan
sangat meningkatkan jumlah orang yang telibat. Jika keuntungan yang diharapkan dari sistem
melebihi biayanya, maka penerapan akan disetujui
4. Penerapan

Penerapan melipui pemasangan dan penggantian dari sistem pendahulu ke sistem


baru,tremasuk dinatara pelatihan pemakai dan membuat pengaturan sistem. Banyak masalah buruk
banyak muncul dalam tahap ini, sehingga harus berhati-hati dalam menerapkan siistem yang baru.
Pertama, pemakai mungkin gugup dengan perubahan yang trejadi. Jika terjadi kesalahn data usaha
yang penting dapat hilang.
Tahap yang paling menentukan adalah tahap akhir (finishing). Pengujian dan kendali kualitas
harus ditampilkan di setiap tahap pengembangan, tetapi uji harus ditampilkan di setiap tahap
pengembangan, tetapi uji sistem akhir diperlukan sebelum staff mempercayakan data perusahaan
ke sistem yang baru.

Sedangkan kegiatan yang termasuk dalam tahap ini adalah, antara lain :

 Merencanakan penerapan;

Manajer dan spesialis informasi harus memahami dengan baik pekerjaan yang diperlukan untuk
menerapkan rancangan sistem dan untuk mengembangkan rencana penerapan yang sangat rinci.

 Mengumumkan penerapan;

Proyek penerapan diumumkan kepada para pegawai dengan cara yang sama pada penelitian sistem.
Tujuannya adalah untuk menginformasikan kepada para pegawai mengenai keputusan untuk
menerapkan sistem baru dan meminta kerjasama mereka.

 Mendapatkan sumber daya perangkat keras;

Rancangan sistem disediakan bagi para pemasok berbagai jenis perangkat keras yang terdapat pada
konfigurasi sistem yang disetujui

 Mendapatkan sumber daya perangkat lunak;

Ketika perusahaan memutuskan untuk menciptakan sendiri perangkat lunak aplikasinya,


programmer menggunakan dokumentasi yang disiapkan oleh analis sistem sebagai titik awal

 Menyiapkan database

Pengelola database (database administrator – DBA) bertanggung jawab untuks emua kegiatan ynag
berhubungan dengan data, dan mencakup persiapan database

 Menyiapkan fasilitas fisik

Jika perangkat keras dan sistem baru tidak sesuai dengan fasilitas yang ada, perlu dilakukan
konstruksi baru atau perombakan

 Mendidik peserta dan pemakai;

Sistem baru kemungkinan besar akan mempengaruhi banyak orang. Beberapa orang akan membuat
sistem bekerja. Mereka disebut dengan peserta, yang meliputi operator entry data, pegawai coding ,
dan pegawai administrasi lainnya.

 Menyiapkan usulan cutover;


Proses menghentikan penggunaan sistem lama dan memulai menggunakan sistem baru
disebut cutover . Ketika seluruh pekerjaan pengembangan hampir selesai , tim proyek
merekomendasikan kepada manajer agar dilaksanakan
cutover (dalam memo atau laporan lisan)

 Menyetujui atau menolak masuk ke sistem baru;

Manajer dan SC MIS menelaah status proyek dan menyetujui atau menolak rekomendasi tersebut.
Bila manajemen menyetujui maka manajemen menentukan tanggal cutover

 Masuk ke sistem baru

Proses penghentian penggunaan sistem ynag lama dan mulai penggunaan sistem baru
dinamkan pemotongan (cut over). Ada 4 pendekatan dasar (cutover ), yaitu :

a. Uji coba, yaitu suatu sistem percobaan yang diterapkan dalam satu subset dari keseluruhan
operasi.

b. Segera, merupakan pendekatan yang paling sederhana yakni beralih dari sistem lama ke
sistem baru pada saat yang ditentukan. Berlaku untuk perusahaan ekcil ataupun sistem yang
kecil karena permasalahn waktu menjadi lebih besar pada saat operasionalnya meningkat.

c. Bertahap (phased), sistem baru digunakan berdasarkan bagian per bagian pada suatu waktu.

d. Bersamaan, mengharuskan sistem lama dipertahankan sampai sistem baru telah diperiksa
secara menyeluruh. Akan memberikan pengamanan yang paling baik terhadap kegagalan
tetapi yang paling mahal, karena kedua sumber daya harus dipertahankan.

5. Penggunaan, pemeliharaan dan peninjauan


Dalam tahap ini terdiri dari 5 langkah, yaitu :

 Menggunakan system

Pemakai menggunakan sistem untuk mencapai tujuan yang diidentifikasikan pada tahap
perencanaan.

 Audit system

Setelah sistem baru mapan, penelitian formal dilakukan untuk menentukan seberapa baik sistem
baru itu memenuhi kriteria kinerja. Studi tersebut dikenal dengan istilah penelaahan setelah
penerapan (post implementation review). Hasil audit dilaporkan kepada CIO, SC MIS dan pemakai.
Proses tersebut diulangi, mungkin setahun sekali, selama penggunaan sistem berlanjut.

 Memelihara sistem
Selama manajer menggunakan sistem, berbagai modifikasi dibuat sehingga sistem terus
memberikan dukungan yang diperlukan. Modifikasinya disebut pemeliharaan sistem (sistem
maintenance).

 Menyiapkan usulan rekayasa ulang

Ketika sudah jelas bagi para pemakai dan spesialis informasi bahwa sistem tersebut tidak dapat lagi
digunakan, diusulkan kepada SC MIS bahwa sistem itu perlu direkayasa ulang (reengineered). Usulan
itu dapat berbentuk memo atau laporan yang mencakup dukungan untuk beralih pada suatu siklus
hidup sistem baru. Dukungan tersebut mencakup penjelasan tentang kelemahan inheren sistem,
statistik mengenai biaya perawatan, dan lain-lain.

 Menyetujui atau menolak rekayasa ulang sistem

Manajer dan komite pengarah SIM mengevaluasi usulan rekayasa ulang sistem dan menentukan
apakah akan memberikan persetujuan atau tidak.
6.3 Pengembangan Penggunaan Aplikasi secara Cepat (Rapid Application Development/ RAD)

Beberpaa penulis mengatakan bahwa RAD adalah rancangan penggunaan yang cepat(Rapid
Application Design). Diantaranya adalah James O’Brien yang menyatakan bahwa RAD
kadang0kadang disebut sebagai penegrjaan bentuk dasar. Pengerjaan dasar ini juga membuat
proses pengembangan menjadi lebih cepat dan lebih mudah bagi pemakai karena RAD
menyederhanakan dan menyelaraskan rancangan sistem.

Pengembangan ini mengubah peranan pemakai akhir dan ahli sistem informasi pada
pengembangan sistem. Di bwah ini, gambaran pengembangan aplikasi dengan menggunakan
prototyping yang diberkan oleh James O’Brien (1998:101)

Gerald V. Post (200:651) mengatakan bahwa RAD adalah tujuan dari pembangunan sistem
yang lebih cepat dibandingkan dengan metode SDLC dengan menggunakan peralatan yang lebih
kuat (sistem manajemen basis data, bahasa tingkat tinggi, pemrogram yang sangan trelatih dapat
membangun sistem dalam berminggu minggu atau berbulan bulan. Denga menggunakan kelompok
kerja, jaringan komunikasi, dan perangkat CASE, kelompok kecil dapat meningkatkan langkah-
kangkah pengembangan dan rancangan.

Sedangkan Kenneth C. Laudon mengatakan bahwa RAD adalah proses pengembangan sistem
dalam waktu yang singkat dnegn menggunakan prototyping. Pernagkat generasi keempat dan
kelompok kerja yang erat diantara pemakai dan ahli sistem. RAD dapat terdiri dari penggunaan
pemrograman vuisual dan peralatan lainnya dalam menmbangun tatap muka pemakai grafik,
prototyping interatif pada undsur-unsur terpenting sistem, pengotomanisan generasi program
berkode, dan kerja kelompok yang erat diantara pemakai akhir dan ahli sistem informassi.

Raymond Mc Leod mengatakan RAD adalah sebuah metodologi yang memiliki tujuan
kecepatan tanggap untuk kebutuhan pemakai senagaimana prototyping tetapi RAD lebih luas
cakupannya.

Selanjutnya dikatakan oleh Raymond McLeod bahwa singkatan dari RAD adalah sebuah
istilah yang diciptakan oleh James Martin, pengarang dan konsultan computer, untuk menjelaskan
siklus hidup pengembangan yang dimaksudkan dalam menghasilka sistem cepat tanpa
mengorbankan kualitas.

RAD adalah seperangkat siasat, metodologi dan peralatan yang muncul dalam keseluruhan
kerangka kerja yang dinamakan teknik informasi. Teknik informasi adalah nama yang diberikan
Martin untuk seluruh penddekatannya pada pengembangan sistem, yang memperlakukannya
sebagai kegiatan seluruh perusahaan. Istilah enterprises/perusahaan digunakan untuk
menggambarkan keseluruhan perusahaan.

6.4 Empat pokok penting RAD

1. Manajemen
Manajemen, khususnya manajemen atas, haruslah orang-orang yang suka melakukan percobaan
(experimenters), orang yang suka melakukan sesuatu dalam cara yang baru, atau orang yang suka
menyesuaikan diri (adapters), yang cepat mempelajari bagaimana menggunakan metodologi yang
baru. Manajemen harus sepenuhnya mendukung (supportive) RAD ini dan memberikan sebuah
lingkungan kerja yang membuat kegiatan RAD senyaman mungkin.
2. Orang
Dibandingkan menggunakan kelompok tunggal untuk menampilakan seluruh kegiatan SLC, RAD
mengenali keefisienan yang dapat dicapai melalui penggunaan beberapa kelompok ahli. Mungkin
ada kelompok untuk perencanaan, rancangan pemakai, pembangunan, tinjauan pemakai, dan
pemotongan. Anggota kelompok ini menguasai (masters) metodologi dan peralatan yang
dibutuhkan untuk menampilkan tugas keahlian mereka. Mertin menggunakan istilah kelompok
SWAT dalam menggambarkan kelompok, SWAT, kepanjangan dari “skil with advanced toolsl ahli
dengan peralatan yang maju.
3. Metodologi
Dasar dari metodologi adalah siklus hidup RAD, yang terdiri dari empat tahap
a. Persyaratan perencanaan
b. Rancangan pemakai
c. Pembangunan
d. Pemotongan
Tahap ini seperti SDLC (system development life cycle/siklus hidup pengembangan sistem. Pemakai
memerankan peranan penting pada masing-masing tahapan, ikut serta bersama ahli informasi.

4. Peralaan
Peralatan RAD sebagian besar terdiri atas bahasa generasi ke empat dan peralatan CASE yang
memudahkan prototyping dan generasi kode (code generation). Bahasa generasi keempat
memampukan ahli informasi atau pemakai menghasilkan kode computer tanpa menggunakan
bahasa pemrograman yang biasa/konvensionil. Contoh dari bahasa generasi keempat adalah
NATURAL, FOCUS, SQL.
http://punyamakalah.blogspot.co.id/2016/04/siklus-hidup-sistem-edisi-makalah.html

Anda mungkin juga menyukai