Modul 4
HUMAN RESOURCE
MANAGEMENT
Proses merekrut dan menyeleksi pegawai yang diperlukan untuk mengisi pekerjaan
diilustrasikan oleh Dessler (2017) menggunakan tahapan seperti Gambar 4.1.
1. Menentukan posisi yang harus dipenuhi, melalui workforce/personnel planning and
forecasting.
2. Mengembangkan a pool of candidates untuk pekerjaan tersebut dengan melakukan
rekrutmen dari sumber internal ataupun eksternal.
3. Kandidat melengkapi formulir aplikasi dan melalui tahapan seperti wawancara awal.
4. Menggunakan berbagai instrumen seleksi seperti tes tertulis ataupun investigasi latar
belakang untuk menyaring kandidat.
5. Menentukan siapa kandidat yang akan memperoleh penawaran, bisa melalui
wawancara dengan pengguna langsung pegawai tersebut.
Perencanaan pegawai atau tenaga kerja adalah proses memutuskan posisi yang harus
diisi di organisasi, dan bagaimana cara untuk mengisi posisi tersebut. Tujuan dari proses ini
adalah mengidentifikasi dan memenuhi kekurangan tenaga kerja saat ini, dengan kebutuhan
tenaga kerja di masa yang akan datang, baik kuantitas maupun kualitas. Perencanaan
tenaga kerja dilakukan sebaiknya dilakukan sebelum melakukan proses rekrutmen dan
seleksi. Jika manajer SDM tidak mengetahui kebutuhan tenaga kerja di masa mendatang,
maka untuk apa organisasi melakukan proses rekrutmen?
Perencanaan tenaga kerja terjadi secara dinamis, dan sejalan dengan strategi dan
perencanaan organisasi. Sebagai contoh, ketika organisasi merencanakan untuk memasuki
bisnis baru, pasar baru, membangun pabrik baru, atau bahkan mengurangi lingkup usaha
B. REKRUTMEN
Setelah proses perencanaan kebutuhan tenaga kerja untuk mengisi berbagai posisi,
tahap selanjutnya adalah melakukan proses rekrutmen (disebut di literature sebagai
applicant pool). Rekrutmen pegawai merupakan proses menemukan dan atau menarik
pelamar untuk posisi yang dibuka oleh organisasi untuk diisi. Rekrutmen penting untuk
dilakukan. Jika terdapat dua orang kandidiat yang melamar untuk dua posisi, maka
organisasi hanya memiliki pilihan yang terbatas. Namun, jika untuk dua posisi tersebut
terdapat 1000 orang pelamar, maka organisasi harus mengembangkan berbagai teknik yang
diperlukan sehingga dapat menyaring dan memperoleh kandidat terbaik. Bukan hal mudah
bagi organisasi untuk menemukan kandidat yang cocok (fit) dengan kebutuhan meskipun
ketika tingkat pengangguran tinggi. Rekrutmen yang dilakukan harus efektif.
Pengisian posisi dapat diperoleh internal dan eksternal organisasi dengan penjelasan
sebagai berikut:
1. Kandidat dari Internal Organisasi
Dessler (2017) menyebutkan seringkali proses rekrutmen menggunakan LinkedIn, agen
atau lembaga rekrutmen, dan berita; tetapi sumber daya internal, pegawai yang ada saat ini,
atau “hiring form within” seringkali merupakan sumber terbaik untuk mencari kandidat.
Keuntungan melakukan rekruimen dari internal organisasi adalah sebagai berikut:
Saat ini, isu penting bagi organisasi adalah melibatkan kandidat yang lebih beragam dalam
proses rekrutmen. Dessler (2017) menyebutkan merekrut pegawai dengan usia senior,
single parent, atau minoritas; dengan kata lain menjadi organisasi yang inklusi. Pemikiran
dasar yang harus dimiliki adalah organisasi menciptakan kebijakan, prosedur, dan praktik
yang mendukung lingkungan yang mendukung keberagaman ini. Selain memikirkan sumber
kandidat, dalam proses rekrutmen departemen SDM dapat mendesain formulir aplikasi
untuk mengumpulkan informasi latar belakang kandidat yang esensial. Aplikasi ini dapat
memungkinkan pengambil keputusan untuk membuat pertimbangan pada hal-hal yang
bersifat substansi seperti pendidikan pelamar, pemberi referensi atau supervisor.
C. SELEKSI
Setelah melakukan review terhadap berkas lamaran dari para kandidat, langkah
selanjutnya adalah melakukan seleksi terhadap kandidat. Organisasi membuat keputusan
siapa kandidat yang akan atau tidak akan diperbolehkan untuk bergabung dengan
organisasi. Seleksi dimulai dengan identifikasi kandidat melalui rekrutmen dan bertujuan
untuk mengurang jumlah kandidat terbaik untuk melakukan pekerjaan yang tersedia. Di
akhir proses, individu yang lolos selsksi akan ditempatkan di pekerjaan di dalam organisasi.
Proses ini bertujuan untuk mengurangi daftar kandidat (applicant pool) dengan
menggunakan berbagai alat skrining seperti berbagai alat tes, assessment centers,
wawancara, dan pengecekan latar belakang termasuk referensi. Tujuan dari seleksi ini
adalah untuk mencapai person-job fit. Artinya, menemukan Knowledge, skills, abilities, dan
kompetensi lainnya (KSAOs) yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan (berdasarkan
analisis pekerjaan) dengan KSAOs pelamar. Bisa jadi, kandidat tepat “right” dengan
pekerjaan, tetapi tidak tepat dengan organisasi sehingga selain person-job fit penting untuk
mempertimbangkan person-organization fit.
Seleksi pegawai yang tepat penting untuk dilakukan, karena tiga alasan:
1. Pegawai dengan keahlian yang tepat akan menunjukkan kinerja yang lebih baik.
2. Seleksi yang efektif penting karena proses rekrut dan menerima pegawai
memerlukan biaya yang tidak sedikit.
Reliabilitas
Merupakan kriteria persyaratan alat seleksi yang mengacu pada konsistensi” “A
reliable test is one that yields consistent scores when a person takes two alternate forms of
the test or when he or she takes the same test on two or more different occasions.”
Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
1. Melakukan pengujian pada sebuah grup di hari yang berbeda dan kemudian
mengkorelasikasn skor yang diperoleh di kedua hasil pengujian (tes-retest reliability
estimates).
2. Melakukan pengujian dengan membandingkan jawaban untuk tipe pertanyaan
berbeda tetapi memiliki tujuan yang sama.
Banyak hal dapat mengakibatkan pengujian tidak reliabel. Misalnya kondisi fisik (hari
pertama suasana sepi, hari lainnya bising), perbedaan kondisi yang diuji (hari ini sakit,
hari lain sehat), dan perbedaan administrasi lainnya.
Validitas
Merupakan pengujian untuk memastikan alat uji dipergunakan untuk menguji apa
yang ingin diuji. “Does this test measure what it’s supposed to measure?” Terdapat tiga cara
yang dipergunakan: criterion validity, content validity, dan construct validity.
Berikut ini adalah prosedur yang dapat dilakukan untuk mendesain wawancara situasional
terstuktur:
1. Analisis pekerjaan: tuliskan deskrispi pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan.
2. Berikan peringkat/penilaian untuk setiap aktivitas pekerjaan, misal 1 sampai 5,
berdasarkan tingkat kepentingannya.
3. Susun pertanyaan wawancara untuk setiap aktivitas pekerjaan dengan pertanyaan
yang lebih banyak untuk aktivitas yang penting.
4. Susun kisi-kisi jawabab untuk pertanyaan di poin 3.
5. Rencanakan jadwal dan bentuk wawancara.
Werbel & DeMarie (2005) didasarkan pada berbaga literatur PE fit mengidentifikasi tiga
kategori:
1. Person-Job (PJ) fit yaitu kecocokan keahlian karyawan, pengetahuan, kemampuan
terhadap specific-job-related task pada lingkungan kerja. Analisis pekerjaan menjadi
dasar dalam penentuan PJ fit dalam HRM yang kemudian menjadi dasar dalam
seleksi, orientasi, pengembangan karyawan, remunerasi. Analisas jabatan
mempengaruhi praktik HRM dan prosedur untuk menginstitusionalisasikan
kemamapuan, pengetahuan dan kemampuan dalam bentuk job responsibilities.
2. Person-Group (PG) fit mengidentifikasi aspek supplementary dan complementary
sehingga dapat berhasil bekerja dengan co-workers dalam pekerjaan tim/grup.
Suplementary adalah karyawan memiliki atribut yang sama dengan anggota kelompok
sehingga dapat bekerja dengan baik di dalam kelompok (conformity). Complementary
adalah karyawan memiliki keahlian yang unik dan berbeda dengan anggota
kelompoknya sehingga tiap anggota kelompok akan memberikan kontribusi yang
sinergi dan efektif pada kinerja grup.
3. Person-Organization (PO) fit adalah kecocokan kepentingan, nilai dan kebutuhan dari
individual dengan budaya organisasional (berada pada analisis di level makro).
Tabel 4.1 memperlihatkan setiap tipe dari PE fit yang memberikan penekanan pada
elemen yang berbeda dari human capital yang dapat mempertahankan kompetensi
organisasional dan menciptakan keunggulan bersaing (Werbel & DeMarie, 2005). Penting
DAFTAR PUSTAKA
Pustaka utama:
1) Gary Dessler. 2017. Human Resource Management 15th Edition. Pearson.
2) Werbel, J. D., & DeMarie, S. M. (2005). Aligning strategic human resource management and
person-environment fit. Human Resource Management Review, 15(4), 247–
262. https://doi.org/10.1016/j.hrmr.2005.10.001
LATIHAN SOAL
1. Apa saran Anda sehingga proses rekrutmen dan seleksi efektif, efisien, dan
produktif?
2. Jelaskan berbagai potensi hambatan dan usulan solusi untuk mengoptimalkan
proses rekrutmen dan seleksi!
Sumber: https://www.radarbanten.co.id/gara-gara-diprotes-krakatau-steel-tunda-
rekrutmen-pegawai/