Modul 5
HUMAN RESOURCE
MANAGEMENT
Materi: Training
05
Sekolah PascaSarjana Magister Manajemen Dr. Nina Nurani, S.H., M.Si.
Abstract Kompetensi
Bab 5 mengkaji tentang Training Mahasiswa memiliki kemampuan
(Pelatihan) yang terdiri dari sub bab: memahami, menganalisis, dan
Tujuan Pelatihan, Manfaat Pelatihan, menyimpulkan jenis-jenis dan metode
Dasar-dasar Pengembangan Program pelatihan yang efektif dilakukan di
Pelatihan, Proses Pengembangan organisasi
Program Pelatihan, Metode Pelatihan. .
Tujuan Pelatihan
Pelatihan merupakan suatu proses yang berkelanjutan atau suatu proses tanpa akhir,
karena karyawan yang telah eksis dalam perusahaan perlu dilatih untuk penyegaran atau
memungkinkan mereka menguasai metode atau teknik kerja yang baru. Pelatihan
didefinisikan sebagai suatu proses pembelajaran secara sistematis yang mencakup
penguasaan pengetahuan, meningkatkan keterampilan, serta perubahan sikap dan perilaku
guna meningkatkan kinerja karyawan. Dengan demikian, pelatihan mengandung tiga
aspek penting yang perlu diwujudkan dalam pelaksanaannya, yaitu penguasaan
pengetahuan, meningkatkan keterampilan, serta tejadinya perubahan sikap dan perilaku.
Perubahan sikap dan perilaku yang diharapkan tejadi dalam proses pembelajaran ini
merupakan aspek yang sangat penting, karena pengusaan pengetahuan dan meningkatnya
keterampilan menjadi tidak bermakna apabila sikap dan perilaku karyawan tidak
mengalami perubahan ke arah yang lebih baik dalam peningkatan kinerjanya.
Manfaat pelatihan
Meningkatkan kemandirian. Karyawan yang menguasai pengetahuan dan memiliki
keterampilan di bidang pekerjaannya akan lebih mandiri dan hanya sedikit memerlukan
bantuan atasan untuk melaksanakan pekerjaannya.
Meningkatkan motivasi. Motivasi karyawan yang dilatih sesuai bidang pekerjaannya
akan meningkat. Hal itu disebabkan oleh dua hal, yaitu, pertama bahwa dengan
menguasai pengetahuan dan keterampilan untuk melaksanakan pekerjaannya, maka
mereka menjadi lebih yakin dan percaya diri mampu melaksanakan pekerjaannya dengan
baik; kedua, pelatihan memberikan kesadaran kepada karyawan bahwa dirinya menjadi
bagian dan diperlukan kontribusinya oleh organisasi, sehingga mereka merasa dihargai
oleh organisasi.
Menumbuhkan rasa memiliki. Rasa diakui keberadaannya dan kontribusinya sangat
diperlukan oleh organisasi serta pemahamannya tetang tujuan-tujuan organisasi yang
diperoleh selama pelatihan dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab pada diri setiap
karyawan terhadap masa depan dan eksitensi organisasi.
Visi organisasi
Visi memberikan suatu makna berkelanjutan bagi para karyawan dengan
menghubungkan peristiwa yang dialami oleh perusahaan pada masa lampau dengan
strategi yang diterapkan oleh perusahaan dewasa ini, dan dengan citra masa depan yang
lebih baik bagi perusahaan. Visi memberikan harapan masa depan yang lebih baik dan
adanya keyakinan bahwa visi itu akan dapat dicapai pada suatu hari. Visi sebagai harapan
masa depan akan memandu dan mengoordinasikan tindakan-tindakan yang dilakukan
oleh seluruh anggota atau karyawan, dan juga keputusan-keputusan yang diambil oleh
para pemimpin perusahaan.
Strategi organisasi
Dalam merencanakan suatu pelatihan, organisasi juga harus menjadikan strategi
organisasi sebagai salah satu pedomannya, karena strategi ini merupakan suatu cara yang
bersifat spesifik guna mewujdukan visi organisasi.
Tujuan organisasi
PELATIHAN
VISI STRATEGI Tujuan meningkatkan: TUJUAN
Pelatihan sebagai suatu proses pembelajaraan dilakukan secara sistematis dengan maksud
agar proses pembelajaran ini dapat mencapai hasil optimal. Dalam proses pembelajaran secara
sistematis ini terdapat suatu aspek penting yang memiliki pengaruh signifikan terhadap hasil
pembelajaran, yaitu metode pelatihan.
Metode hands-on
Metode hands-on pada dasarnya adalah bahwa pelatihan berpusat pada para peserta.
Mereka harus aktif berpartisipasi dalam program pelatihan, baik yang bersifat manajerial
maupun operasional. Pelatihan dengan menggunakan metode hands-on ini merupakan
suatu sarana yang lebih efektif daripada pelatihan yang diberikan secara tradisional
didalam ruang kelas.
Metode ini sangat bermanfaat karena memberikan praktik sebenarnya yang membuat
lebih mudah dipahami tentang apa yang dipikirkan oleh peserta pelatihan.
Metode hands-on sangat produktif karena peserta pelatihan bekerja sambil belajar,
dan mereka lebih percaya diri karena memiliki seorang pelatih yang dapat ditanyai
apabila terdapat hal-hal yang kurang jelas.
Di samping memliki manfaat, metode hands-on itu memiliki kelemahan. Gaya belajar
setiap orang tidak semuanya sama, misalnya terdapat orang yang sangat memegang teguh
suatu konsep, mereka terlebih dahulu akan mempelajari, mengajukan pertanyaan, dan
menjadi siap sebelum melibatkan diri pada tugas.
Metode pelatihan off the job training memiliki beberapa macam betuk atau tipe, sebagai beikut:
Seleksi Interpretasi
Pengorganisasian
Seleksi
Hasil interpretasi terhadap stimulus tidak hanya ditentukan oleh seberapa baik kondisi
pancaindra yang dimiliki oleh seseorang, tetapi juga dipengaruhi faktor-faktor internal
individu (seperti nilai, perhatian, minat, harapan, dan pengalaman) dan juga beberapa
faktor eksternal (seperti ukuran warna-keunikan stimulus, intensitas dan kekuatan
stimulus, serta unsur gerakan stimulus)
o Faktor internal
Nilai. Nilai adalah sesuatu yang dianggap menyenangkan, penting,
bermanfaat, baik, dan sebagainya. Setiap individu akan menerima baik segala
sesuatu yang menyenangkan, misalnya berwisata ke air terjun, sawah-sawah,
pegunungan, laut, arung jeram, dan lain-lain. Oleh karena itu, suatu pelatihan
yang memberikan kesenangan akan dipersepsikan baik, bermanfaat, atau
penting, sehingga para peserta pelatihan akan bersemangat dalam mengikuti
pelatihan, misalnya outbond.
o Faktor eksternal
Kekontrasan. Penerapan metode pelatihan dan penggunaan peralatan
pendukung yang kontras atau menyolok akan mendapatkan perhatian yang
lebih besar daripada yang lain sehingga banyak informasi yang dapat diterima
oleh otak melalui pancaindra manusia.
Kebaruan. Penggunaan metode on the job training disamping memiliki
kelebihan, yaitu murah serta sesuai dengan situasi dan kondisi kerja sehari-
hari, juga memiliki kekurangan antara lain rasa bosan yang dimiliki oleh
karyawan.
Gerakan. Gerakan pelatih dan peralatan pendukung atau alat peraga yang
bergerak yang digunakan dalam suatu metode pelatihan merupakan stimulus
yang akan dipersepsikan oleh para peserta pelatihan.
Stimulus
Faktor terpengaruh
Reseptor
Seleksi Internal
(Pancaindra) Eksternal
Pengorganisasian
Interpretasi
Interpretasi
Interpretasi merupakan suatu proses pemaknaan terhadap stimulus yang telah
diorganisasikan dengan cara menghubung-hubungkannya dengan pengalaman dan
kondisi psikologis individu (seperti kebutuhan, harapan, minat) pada waktu itu.
Stimulus yang tidak jelas atau ambigu atau tidak benar-benar menonjol dapat
menyulitkan seseorang dalam memaknai stimulus tersebut, sehingga seringkali terjadi
kesalahan. Beberapa faktor yang dapat menimbulkan kesalahan dalam interpretasi
adalah:
o Stereotip. Seseorang pelatih yang berasal dari negara tertentu dianggap memiliki
kualitas yang tinggi sehingga apa yang disampaikannya selalu dimaknai sebagai
hal yang paling baik atau benar. Peralatan pelatihan yang didatangkan dari
negara tertentu dimaknai sebagai tidak baik.
Pustaka utama:
1. Gary Dessler. 2017. Human Resource Management 15 th Edition. Pearson.
Pendukung:
2. Noe, Hollenbeck, Gerhart & Wright. 2015. Human Resources Management: Gaining A
Competitive Advantage, 9th Edition
3. Suparyadi. 2015. Manajemen Sumber Daya Manusia. Menciptakan Keunggulan
Bersaing Berbasis Kompetensi SDM. Andi Offset. Yogyakarta.
4. Ivancevich, Jhon M. et all.2008. Organizational and Management. New York: Mcgraw
Hill.
5. Sumber lain yang relevan dengan RPS.