Modul 2
HUMAN RESOURCE
MANAGEMENT
2
Sekolah Pascasarjana S2 Magister 191411004
Manajemen
Abstract Kompetensi
Materi perkuliahan ke-2 Sumber Mahasiswa mampu mengerti,
Daya Manusia menjelaskan secara memahami dan menjelaskan
mengenai pentingnya Manajemen mengenai konsep dasar strategik
Sumber Daya Manusia yang SDM. Selain itu diharapkan
strategik, artinya pengelolaan SDM mahasiswa saling berbagi
di organisasi dilakukan untuk pengetahuan mengenai peran
mendukung pencapaian visi dan manajemen SDM dalam strategi dan
misi organisasi. rencana bisnis organisasi.
A. STRATEGIK SUMBER DAYA MANUSIA
Transformasional (5-15%)
Knowledge management
Strategic redirection and renewal
Cultural change
Management development
Tradisional (15-30%)
Recruitment and selection
Training
Performance Management
Compensation
Employee relations
Transaksional (65-75%)
Benefit administration
Record keeping
Employee services
Gambar 2.1 Kategori Aktivitas SDM dan Persentase Alokasi Waktu untuk Setiap Aktivitas
Sumber: P. Wright, G. McMahan, S. Snell, and B. Gerhart, Strategic Human
Resource Management: Building Human Capital and Organizational Capability.
Technical report. Cornell University, 1998 dalam Noe et al. (2016).
1
https://sloanreview.mit.edu/article/using-corporate-social-responsibility-to-win-the-war-for-talent/
2
https://www.rbl.net/insights/research-reports/human-resources-competency-study-round-7-report
Investor/owners Community/
Financial Regulators
performance Social
Intangibles responsibility
Risk Regulatory
oversight
Customers Partners/
Human
Target key Alliances
customers Resource
Outsourcing
Customer intimacy Implications
Joint ventures
or share
Collaborations
Gambar 2.2
Pemangku Kepentingan dalam Fungsi SDM serta Kebutuhan dan Harapannya
Ulrich et al. (2017)
Tiga kompetensi lainnya dikategorikan sebagai strategic enablers, membantu posisi SDM
untuk melakukan berbagai nilai strategis, yaitu:
1. Culture and change champion: dapat membuat perubahan terjadi dan mendorong
inisiatif perubahan masuk dalam perubahan budaya.
Gambar 2.3
Model Kompetensi SDM
Ulrich et al. (2017)
(Wright & Ulrich, 2017) dalam artikelnya menyebutkan riset mengenai SHRM
sebenarnya telah berkembang baik sisi kuantitas maupun keluasannya selama lebih dari 30
tahun. Berbagai riset tersebut berfokus pada hubungan antara praktik SDM (ada yang
menggunakan istilah lainnya seperti high-performance work systems, high-commitment work
systems, performance oriented work systems, dan lainnya) dengan kinerja organisasional.
Meskipun berbagai hubungan tersebut secara alamiah diharapkan memiliki bentuk
hubungan positif dan tidak dapat diperdebatkan, tetapi berbagai hasil riset banyak
menunjukkan simpulan yang tidak konklusif terhadap berbagai isu. Seringkali ditemukan
berbagai riset yang menyebutkan model atau alat atau praktik HR yang sama diterapkan di
berbagai organisasi, tetapi hasilnya dapat berbeda-beda; bahkan terdapat organisasi yang
menemui kegagalan: praktik SDM tidak berdampak positif terhadap kinerja organisasi.
Delery dan Doty (1996) mengembangkan tiga perspektif SDM yang dapat menjelaskan hal
ini:
1. Perspektif Universalitik: bahwa beberapa praktik SDM lebih baik dibandingkan
dengan praktik SDM lainnya, dan semua organisasi sebaiknya mengadopsi best
practices tersebut.
2. Perspektif Contingency: bahwa agar organisasi efektif, kebijakan SDM harus
konsisten dengan aspek lainnya di organisasi.
3. Perspektif Konfigurasi: bahwa SDM memiliki relasi “konfigurasi: dengan struktur dan
proses lainnya di organisasi
Artinya, sampai dengan saat ini, masih banyak ditemukan back box dalam implementasi
Manajemen SDM sehingga tidak mendorong pada pencapaian kinerja organisasi (Lihat
Gambar 2.4).
Gambar 2.4
Praktik SDM dan Kinerja Organisasional
(Boon et al., 2018) dalam artikelnya mencoba mengintegrasikan apa yang sering
disebut dengan istilah human capital dan human resource dengan pendekatan strategik.
Istilah human capital muncul sebagai sumber daya strategik yang merupakan bagian dari
penerapan pandangan resource-based view (RBV) di dalam manajemen strategik. Seperti
disebutkan di bab I, organisasi memerlukan sumber daya manusia yang memenuhi kriteria
VRIS (valuable, rare, imitable, dan non substituteable) dan akan menjadi human capital
yang dapat mendorong organisasi mencapai keunggulan bersaing, dan secara ultimate
mencapai level kinerja yang superior (Barney, 1991). Ide dasar yang dipergunakan
mengapa human capital dapat memiliki potensi menjadi sumber keunggulan bersaing
karena: (1) persediaan human capital organisasi dapat menjadi kunci penentu kualitas
output dan atau efisiensi operasional organisasi (dalam hal ini human capital resources
merupakan hal yang bernilai, valuable); (2) sumber human capital heterogen terdistribusi di
antara organisasi (dalam hal ini human capital resources dapat jarang ditemukan); dan
faktor sepert specificity, kompleksitas sosial, dan causal ambiguity dapat mengurangi aliran
dan replikasi sumber daya human capital (dalam hal ini human capital resources dapat sulit
untuk diimitasi) ( Barney & Wright, 1998; Coff, 1997).
1. Sumber daya human capital akan dapat mengarah pada keunggulan bersaing jika
dapat menghasilkan manfaat ekonomi relatif dibandingkan pesaing.
2. Sumber daya human capital merupakan tipe sumber daya yang unik sehingga
individual dapat melakukan negosiasi dalam memberikan nilai yang dapat mereka
berikan bagi organisasi.
3. Agar keunggulan bersaing dari sumber daya Human capital dapat bertahan dalam
jangka panjang, organisasi harus menjaga sumber daya dari imitasi atau diffusion
oleh orang lain. Diffusion dapat terjadi di dalam konteksi sumber daya human capital
ini berpindah ke pesaing. Selain itu, organisasi dapat berpotensi meniru (imitasi)
sumber daya human capital pesain dengan mengidentifikasi knowledge, Skills,
abilities, dan other characteristics (KSAOs) yang mendasari sumber daya dan
mengembangkannya melalui program pelatihan dan program pengembangan
lainnya.
Proses manajemen strategik memiliki dua fase berbeda yang saling memiliki
ketergantungan, yakni formulasi strategi dan implementasi strategi. Pada fase formulasi
strategi, tim yang merencanakan strategi mengambil keputusan berdasarkan pada arahan
HRM Function
HRM Function HRM Function HRM Function
Gambar 2.5
Bentuk Hubungan antara Perencanaan Strategik dan Fungsi SDM
Noe et al. (2016)
1. Administrative Linkage
Fungsi SDM ini adalah fungsi terendah dari integrasi antara SDM dan Manajemen
Strategik. Fokus dari fungsi SDM hanya pada aktivitas sehari-hari. Pimpinan SDM
tidak memiliki cukup waktu atau kesempatan untuk memberi perhatian terhadap
berbagai isu SDM. Fungsi perencanaan strategi bisnis organisasi dilakukan tanpa
adanya input dari Departemen SDM. Pada level ini, Departemen SDM benar-benar
tidak terlibat dalam proses formulasi dan implementasi strategik. Departemen SDM
hanya melakukan kegiatan administrasi yang tidak memiliki relasi apapun dengan
kebutuhan inti organisasi.
2. One-way Linkage
Pemegang fungsi perencanaan bisnis strategik di organisasi mengembangkan
perencanaan strategik dan menginformasikan kepada pemegang fungsi SDM.
Berbagai ahli meyakini level integrasi ini membentuk SDM strategik, yakni peran dari
fungsi SDM untuk mendesain sistem dan atau program yang mengimplementasikan
rencana strategik. Meskipun one-way linkage sudah mengenali pentingnya SDM
dalam mengimplementasikan perencanaan strategik, tetapi organisasi tetap belum
memperhitungkan berbagai isu SDM ketika memformulasikan rencana strategik.
Level integrase ini seringkali mengarah pada rencana strategik yang tidak berhasil
diimplementasikan organisasi.
3. Two-way Linkage
Level ini memungkinkan organisasi telah memberikan pertimbangan terhadap
berbagai isu SDM dalam proses formulasi strategik. Integrasi terjadi dalam tiga tahap
sekuensial. Pertama, tim perencanaan strategik memberikan informasi pada fungsi
Gambar 2.6
Proses Dasar untuk Strategi SDM
DAFTAR PUSTAKA
Pustaka utama:
1) Gary Dessler. 2017. Human Resource Management 15 th Edition. Pearson.
Pendukung:
1) Armstrong, Michael. 2010. Armstrong’s Essential Human Resource Management
Practice: A Guide to People Management. United States: Kogan Page Limited.
2) Barney, Jay. (1991). Firm Resource and Sustained Competitive Advantage. Journal of
Manajement, 17: 99-120.
LATIHAN SOAL
Diskusikan secara berkelompok berbagai pertanyaan berikut ini. Anda dapat menyajikan
berbagai contoh untuk melengkapi jawaban.
Bagaimana SDM dapat memberikan dukungan terhadap strategi organisasi?
Bagaimana agar kualitas keputusan dalam praktik SDM dapat berkualitas dan
mendukung isu strategik mengenai pertumbuhan (growth), efisiensi, dan keberlanjutan
(sustainability)? Apa yang dapat dilakukan SDM ketika strategi organisasi adalah
program pengembangan kualitas? Merger? Akuisisi? Restrukturisasi? Pengetatan?
Ekspasi bisnis ke pasar internasional?