Modul 11
HUMAN RESOURCE
MANAGEMENT
Materi : Sistem Reward
Abstract Kompetensi
System reward merupakan penghargaan atau ganjaran pada para pekerja yang
telah memberikan kontribusi dalam mewujudkan tujuannya, melalui kegiatan bekerja (Pınar,
2010). Reward juga merupakan penghargaan yang diberikan karyawan baik langsung
maupun tidak langsung, financial maupun non financial yang adil kepada karyawan atas
sumbangan mereka dalam mencapai tujuan organisasi, sehingga pemberian kompensasi
sangat dibutuhkan oleh karyawan.
Alasan bekerja dalam suatu organisasi atau perusahaan tidak hanya berupa upah
atau gaji pokok, akan tetapi juga reward yang dapat memenuhi berbagai kebutuhan dengan
berbagai jenis dan bentuknya. Manajemen diharapkan mampu menerapkan system reward
yang baik dan efisien. Sistem reward yang dirancang oleh suatu organisasi harus mampu
memacu motivasi kinerja karyawannya.
Pembayaran reward yang diberikan kepada karyawan dilakukan atas dasar kinerja
yang melebihi standar yang telah ditetapkan perusahaan. Pembayaran reward oleh
perusahaan perlu dilakukan monitoring secara efektif, memerlukan suatu prosedur yang
jelas dan konsisten serta berkesinambungan agar sistem reward yang diterapkan
perusahaan tepat sasaran dan sesuai dengan tujuan perusahaan.
1. Pengertian Sistem
Sistem menurut Zulkifli (2005:4) sistem adalah himpunan sesuatu “benda” nyata atau
abstrak (a set of things) yang terdiri dari bagian-bagian atau komponen-komponen yang
saling berkaitan, berhubungan, berketergantungan dan saling mendukung, yang secara
keseluruhan bersatu dalam satu kesatuan (unity) untuk mencapai tujuan tertentu secara
efisien dan efektif.
Sistem menurut Jogiyanto (2005:1) suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari
prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama- sama untuk
melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaian suatu sasaran yang tertentu.
Berdasarkan pengertian di atas, penulis berpedoman pada pengertian yang
dikemukakan oleh Zulkifli, karena sistem merupakan prosedur logis dan rasional untuk
merancang suatu rangkaian komponen yang berhubungan satu dengan yang lainnya
dengan maksud untuk berfungsi sebagai suatu kesatuan dalam usaha mencapai suatu
tujuan yang telah ditentukan.
Menurut Gibson Reward adalah: “All that are appreciated and desired sourceshuman
powerable and willing to be given by the company instead of a given contribution human
resources”. Memiliki arti bahwa semua yang dihargai dan diinginkan sumber daya
manusia yang mampu dan diberikan perusahaan sebagai ganti atas kontribusi yang
diberikan sumber daya manusia tersebut. ( Gibson 2014:3, Alihbahasa oleh Saragih,
2014:5)
Graham & Manus (2002) mendefinisikan reward sebagai semua jenis penghargaan
langsung dan tidak langsung serta intrinsik dan ekstrinsik yang mencakup gaji,
kompensasi, tunjangan serta penghargaan yang bersifat intrinsik seperti pekerjaan itu
sendiri, hubungan dengan rekan kerja dan atasan, pembelajaran dan pengembangan
serta pengalaman kerja itu sendiri.
Hampir serupa dengan pendapat Graham & Manus (2002), Bratton & Gold (2003)
mendefinisikan reward sebagai semua uang tunai, non tunai dan pembayaran psikologis
yang diberikan organisasi kepada tenaga kerjanya sebagai imbalan atas kontribusi yang
telah mereka berikan. Menurut Armstrong & Brown (2001) dalam Jiang et al. (2009)
reward merupakan semua alat atau sarana yang dimiliki organisasi yang dapat
digunakan untuk menarik, memotivasi dan mempertahankan karyawan, di mana hal ini
juga menujukkan bahwa reward atau penghargaan termasuk dalam semua hal yang
diharapkan karyawan dari nilai-nilai yang dihasilkan dari hubungan kerja.
Reward dapat pula didefinisikan sebagai timbal balik yang diberikan organisasi
kepada karyawan ketika mereka telah melakukan tindakan atau tugas yang diberikan
organisasi (Rahim & Daud, 2012). Pemberian reward akan lebih efektif ketika diterapkan
di sebuah organisasi dengan identifikasi yang kuat, maksudnya adalah ketika terdapat
kesamaan nilai dan perilaku antara kepentingan individu dan kepentingan organisasi.
Sistem reward yang efektif membutuhkan beberapa hal dasar yang harus diperhatikan,
antara lain sikap eksperimental, sistem penyesuaian yang berkelanjutan , masukan dari
orang-orang yang terlibat dalam sistem serta evaluasi yang terus menerus terhadap
keefektifan system.
Soemohadiwidjojo (2015) menjelaskan bahwa setiap bentuk reward yang diterima
memiliki keunggulan dan kelemahannya masing-masing berkaitan dengan dampak yang
diberikan kepada karyawan.
C. DIMENSI REWARD
Para ahli membagi reward menjadi beberapa dimensi. Menururt Mahsun (2006) reward
memiliki dua dimensi, yaitu:
1. Penghargaan sosial (social rewards)
Penghargaan sosial berkaitan dengan pujian dan pengakuan diri yang diperoleh baik
dari dalam maupun luar organisasi yang merupakan faktor penghargaan ekstrinsik
(extrinsic rewards) yang diperoleh dari lingkungannya. Penghargaan sosial ini dapat
berupa materi finansial dan piagam penghargaan.
2. Penghargaan psikis (psychic rewards)
Penghargaan psikis berkaitan dengan harga diri (self esteem), kepuasaan diri (self
satisfaction), dan rasa bangga atas pencapaian pribadi. Penghargaan psikis (Psychic
rewards) merupakan penghargaan intrinsik (instrinsic rewards) yang datang dari
dalam diri seseorang, seperti pujian, sanjungan, dan ucapan selamat yang dirasakan
pegawai sebagian bentuk pengakuan terhadap dirinya sehingga mendatangkan
kepuasan bagi dirinya sendiri.
Byars and Rue (2010), mengemukakan dimensi dan indikator reward antara lain:
1. Intrinsic reward
Intrinsic reward merupakan nilai positif atau rasa puas karyawan terhadap dirinya
sendiri karena telah menyelesaikan suatu tugas yang baginya cukup menantang.
Intrinsic reward merupakan bagian dari pekerjaan itu sendiri, seperti tanggung jawab,
tantangan, dan karakteristik umpan balik dari pekerjaan. Penghargaan ini tidak
berbentuk materi atau finansial.
2. Ekstrinsic reward
Menurut Rivai (2005) faktor-faktor yang mempengaruhi sistem reward terbagi menjadi
dua yaitu, lingkungan eksternal dan internal. Lingkungan eksternal merupakan faktor-
faktor yang mempengaruhi system reward dan berasal dari luar perusahaan, seperti
pasar tenaga kerja, kondisi ekonomi, peraturan pemerintah, dan serikat pekerja,
sedangkan untuk lingkungan internal berkaitan dengan hal-hal di dalam perusahaan
yang turut memengaruhi reward tersebut.
G. KASUS
No Jabatan Jumlah
1 Kepala Bagian Administrasi, personalia dan keuangan 3
2 Kep. Bagian produksi 1
3 Kep. Bagian gudang 1
4 Kep. Bagian Keamanan 3
5 Sales 5
6 Mandor giling 2
7 Pekerja giling 33
8 Mandor gunting 2
9 Pekerja gunting 12
10 Pekerja gudang 5
JUMLAH 67
Kinerja karyawan yang bekerja di perusahaan tersebut tidak sesuai dengan harapan
pemimpin perusahaan. Hal ini diduga karena pemberian reward yang belum maksimal.
Maka dari
Sumber : http://repository.stieken.ac.id/80/2/BAB2.pdf
Pertanyaan :
Bagaimana seharusnya pimpinan melakukan penerapan pengembangan sistem
reward yang memadai di perusahaan tersebut, Analisa dengan menggunakan konsep
faktor dasar tersebut di atas dalam menentukan sistem reward yang
memadai.
Daftar Pustaka
1. Armstrong, Michael. 2007. Employee Reward Management and Practice (2nd edition).
London: Kogan Page.
2. Armstrong, Michael. 2009. Handbook of Human Resource Management Practice (11th
edition). London: Kogan Page.
3. Eugene, McKenna., Nic, Beech, 2000. The Essence of Management.
4. Graham, MD and Manus, TM. 2002. Creating a Total Rewards Strategy: A toolkit for
designing business-based plans, Amacom, New York.
7. Nnaji-Ihedinmah, Chijioke, Nnadozie., Egbunike, Francis, Chinedu. 2015. Effect of
Rewards on Employee Performance in Organizations: A Study of Selected
Commercial Banks in Awka Metropolis.
8. Puwanenthiren, P. 2011. Reward System and its Impact on Employee Motivation in
Commercial Bank of Sri Lanka Plc, In Jaffna District. Global Journal of Management
and Business Research, vol. 11(14).
9. Rahim, Marlisa, Abdul., Daud, Wan, Norhayate, Wan. 2012. A Proposed Conceptual
Framework for Rewards and Motivation among Administrators of Higher Educational
Provider in Malaysia. International Journal of Business and Commerce Vol. 1, No. 9.
10. Rivai, Veithzal. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan, Dari
Teori Ke Praktek. PT. Rajagrafindo Persada: Jakarta.
11. Soemohadiwidjojo, Arini. 2015. Panduan Praktis Menyusun KPI. Jakarta: Ras.
12. Sonnentag, Sabine., Volmer, Judith., Spychala, Anne. 2010. Job Performance.Micro
approaches: Sage handbook of organizational behavior, Vol. 1.
13. Thompson, M. 2002. High Performance Work Organization in UK Aerospace, The
Society of British Aerospace Companies, London. Cited by Armstrong, M (2009) A
Handbook of Human Resources Management Practice, 11th ed, Kogan Page, London.