M.Nurhuda1, Alifia Rahma Izatul Azka2, Aas Sulastrini3, Pramudita Citra4, Sunita5
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pelita Bangsa
nurhuda230222@gmail.com 1 , alifiarahmaizatulazka@gmail.com 2
ABSTRAK
Abstrak ditulis dalam dua bahasa yaitu Bahasa Indonesia dan bahasa Inggris (Abstract).
Jumlah kata pada abstrak antara 100 – 250 kata yang merupakan intisari dari artikel ilmiah.
Abstrak berisi: tujuan, metode, hasil, simpulan dan implikasi yang disajikan dalam bentuk
deskripsi singkat dan lugas. Penjabaran dari isian tersebut akan dipaparkan dalam bahasan
artikel. Penulisan. Abstrak ditulis dalam satu paragraf dengan format satu kolom dan ukuran
font 10 pt, rata kanan dan kiri (justify), dan konten yang terdapat pada artikel dtulis dengan
times new roman 10 pt.
Kata kunci : gaya kepemimpinan, motivasi kerja, disiplin kerja
ABSTRACT
Abstract berbahasa inggris ditulis miring. Format penulisan ditulis pada kertas A4 dengan
margin (top: 3cm, left: 4cm, bottom: 3cm dan right: 3 cm) menggunakan font times new
roman ukuran 10 pt dengan spasi 1,15 dalam format satu kolom. Maksimal jumlah halaman
artikel adalah 11 halaman. Artikel akan direview oleh Tim reviewer berpengalaman dan
kompeten dalam bidangnya masing-masing.
Keyword: maksimasl 5 keyword
PENDAHULUAN
Dalam setiap organisasi maupun perusahaan sangat membutuhkan sumber daya manusia
dalam melibatkan proses kegiatan untuk tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Karena Sumber
daya manusia merupakan faktor yang memiliki peran penting dalam suatu organisasi atau
perusahaan. Perusahaan pada era globalisasi ini harus dapat melakukan perubahaan, agar dapat
bersaing dengan perusahaan lainnya. Dan salah satu strateginya yaitu harus memiliki sumber daya
manusia yang baik, berkualitas, dan mempunyai kreatifitas yang tinggi.
Sumber Daya Manusia adalah penerapan secara tepat dan efektif dalam proses akusis,
pendayagunaan, pengemebangan dan pemeliharaan personil yang dimiliki sebuah organisasi
secara efektif untuk mencapai tingkat pendayagunaan sumber daya manusia yang optimal oleh
organisasi tersebut dalam mencapai tujuan-tujuannya. Achmad S rucky
Para pimpinan bekerja melalui upaya orang lain atau bawahan sehingga ia membutuhkan
pemahaman tentang beberapa konsep manajemen sumber daya manusia. Manajemen sumber daya
manusia yang efektif mengharuskan manajer mencari cara terbaik dalam mempekerjakan
karyawannya agar dapat tercapai tujuan perusahaannya. Pendayagunaan sumber daya manusia
yang tepat menyangkut pemahaman terhadap kebutuhan individual agar potensi sumber daya
manusia dapat digali dan dimanfaatkan secara penuh. Hal terpenting dari manajemen sumber daya
manusia yaitu pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya manusia secara penuh dan
berkesinambungan terhadap sumber daya manusia yang ada sehingga mereka dapat bekerja secara
optimal, efektif, dan produktif dalam pencapaian tujuan perusahaan.
Gaya Kepemimpinan
PROSIDING SEMINAR NASIONAL MANAJEMEN BISNIS (SEMANIS)
Motivasi Kerja
Motivasi juga diartikan sebagai pemberian atau penimbulan motif. Motif adalah yang
melatarbelakangi individu untuk berbuat mencapai tujuan tertentu. Para ahli psikologi memberikan
kesamaan antara motif dengan needs (dorongan, kebutuhan). Motivasi kerja adalah sesuatu yang
menimbulkan semangat atau dorongan kerja. Sehingga motivasi kerja disebut sebagai pendorong
semangat kerja.(saputra).
Menurut Kadarisman motivasi diartikan sebagai keseluruhan proses pemberian dorongan atau
rangsangan kepada para karyawan sehingga mereka bersedia bekerja dengan rela tanpa dipaksa.
Organisasi akan berhasil melaksanakan programprogramnya bila orang-orang yang bekerja dalam
organisasi dapat melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai dengan bidang dan tanggung
jawabnya masing-masing. Dalam melaksanakan tugas tersebut, para pegawai perlu diberikan
arahan dan dorongan sehingga potensi yang ada dalam dirinya dapat diubah menjadi prestasi yang
menguntungkan organisasi.(Aldi Y)
Sebagaimana di PT Platech Indonesia seseorang pimpinan memotivasi para karyawan nya sebagai
upaya untuk menciptakan suasana bekerja yang semangat,aman,dan nyaman dalam bekerja yang
pada akhirmnya bertujuan untuk membentuk kedisiplinan kerja yang tinggi. Maka dari itu motivasi
kerja mutlak untuk dilaksanakan pada setiap jenis bidang pekerjaan tanpa terkecuali. Upaya
motivasi kerja diharapkan dapat memicu semangat dan disiplin karyawan dalam menjalankan
kerjanya sehingga karyawan dapat mencapai visi dan misi perusahaan.
Disiplin Kerja
Disiplin adalah fungsi operatif Manajemen Sumber Daya Manusia yang terpenting,
karena semakin baik disiplin karyawan, semakin tinggi prestasi kerja yang dapat dicapainya.
Tanpa displin karyawan yang baik, sulit bagi organisasi perusahaan mencapai hasil yang optimal.
PROSIDING SEMINAR NASIONAL MANAJEMEN BISNIS (SEMANIS)
Dan kesiplinan merupakan sifat seorang karyawan yang secara sadar, mematuhi aturan, dan
peraturan organisasi tertentu. (syafrina)
Alex S. Nitisemito mengatakan Disiplin kerja yang baik mencerminkan besarnya rasa tanggung
jawab seorang karyawan terhadap pekerjaan yang diberikan kepadanya. Hal ini mendorong
semangat kerja dan mendukung terwujudnya tujuan karyawan dan masyarakat dengan disiplinnya,
pekerjaan akan dilakukan dengan seefektif dan seefisien mungkin.(Faslah)
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa keberhasilan suatu perusahaan sebagai
organisasi tergatung pada unsur mansusia. Oleh karena itu, disiplin merupakan suatu tingkah laku
dan perbuatan yang saling menghormati dan menghargai serta patuh terhadap peraturan-peraturan
yang dibuat oleh perusahaan baik tertulis maupun tidak tertulis, serta sanggup untuk menjalankan
dan menerima sanksi apabila karyawan melanggar peraturan dalam perusahaan atau instansi.
Perumusan Hipotesis
H1 : terdapat pengaruh gaya kepemimpinan (X1) terhadap disiplin kerja (Y)
H2 : terdapat pengaruh motivasi kerja (X2) terhadap disiplin kerja (Y)
H3 : terdapat pengaruh gaya kepemimpinan (X1) motivasi kerja (X2) secara simultan terhadap
disiplin kerja (Y)
METODE PENELITIAN
Penelitian yang di gunakan ini merupakan penelitian kuantitatif, penelitian kuantitatif adalah
cara untuk memperoleh ilmu pengetahuan atau memcahkan masalah secara hati-hati dan
sistematis, dan data-data yang dikumpulkan berupa rangkaian atau kumpulan angka-angka. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah penyebaran kuisioner atau angket dan atau tes atau uji
coba, sebagai upaya untuk mengetahui tingkat validitas dan realibilitas sebuah koesioner tersebut.
(nasehudin).
Responden dalam penelitian ini yakni k;aryawan PT. Platech Indonesia yang berjumlah 51
responden, sample penelitian menggunakan sebagian dari karyawan PT. Platech Indonesia.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah disiplin kerja (Y), sedangkan variabel bebas
yang digunakan adalah gaya kepemimpinan (X1) dan motivasi kerja (X2). Metode dalam
pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan cara menyebar kuesinoner kepada karyawan
PT. Platech Indonesia. Uji kualitas data dilakukan menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas.
Teknik dalam analisis menggunakan melalui uji asumsi klasik dan uji hipotesis.
Uji Validitas
Uji validitas di lakukan untuk mengukur valid atau tidaknya hasil dari penelitian
kuisoner, valid nya penilitian kuisoner dapat di pahami dengan rumus nilai hasil r hitung > nilai r
tabel y mencari nilai R hitung menggunakan aplikasi SPSS, dan untuk mencari nilai R tabel
menggunakan Tabel r (koefisien kolerasi sederhana), hasil uji validitas variabel X1, X2, dan Y di
tunjukan pada tabel di bawah ini
Dari hasil uji validitas diatas dapat di ketahui untuk angket X1, X2, dan Y , nilai R hitung
> nilai R tabel ,berdasarkan hasil uji diatas dapat disimpulkan bahwa semua angket dalam
penelitiaan ini valid.
Uji Realibitas
Uji realibitas dilakukan dengan menggunakan rumus alpha. Uji signifikansi di lakukan
pada taraf 0,05. Instrumen dapat dikatakan relibitas, jika nilai alpha lebih besar dari rtabel (0,275)
Hasil uji realibitas di peroleh nilai koefisien realibitas angket X1 sebesar 0,585, angket
X2 0,882 dan angket Y sebesar 0,512. Berdasarkan nilai koefisien realibitas tersebut dapat di
simpulkan bahwa semua angket dalam penelitian ini reliabel atau konsisten.
Uji Normalitas
Hasil uji normalitas ditunjukan pada table di bawah ini ;
Tabel 6. Hasil Uji Normalitas
PROSIDING SEMINAR NASIONAL MANAJEMEN BISNIS (SEMANIS)
Hasil uji normalitas dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa uji normalitas data
menggunakan uji Kolmogorov-smirnov, diketahui nilai asymp. Signifikansi 0,200 > 0,05 maka
dapat disimulkan bahwa semua variable yang di gunakan berdistribusi normal.
Uji Multikolinieritas
Kriteria penentuan adanya multikolinieritas adalah jika toleransi > 0,01 dan faktor
variansVIF > 10,0.
Tabel 7. Hasil Uji Multikolinieritas
Hasil uji multikolinieritas dari tabel diatas dapat dissimpulkan bahwa nilai toleransi 0,550
> 0,10 dan nilai VIF 1.819 < 10,0, hal ini membuktikan bahwa model regresi dalam penelitian ini
tidak memiliki multikolinieritas antar variable bebas.
Hasil Uji Heteroskedastisitas Glejser
Tujuan dari penelittian Heteroskedastitas Glejser adalah untuk menguji apakah model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain,
dengan kriteria penentuan nilai sig variable X1 > 0,05 dan nilai X2 > dari 0,05.
Tabel 3. Hasil Uji Heteroskedastitas
PROSIDING SEMINAR NASIONAL MANAJEMEN BISNIS (SEMANIS)
Hasil dari uji heteroskedastitas pada tabel diatas disimpulkan bahwa variable
kepemimpinan (X1) di dapat nilai signifikansi 0,622 > 0,05 dan variabel motivasi (X2) di peroleh
nilai signifikansi 0,729 > 0,05 , hal ini membuktikan bahwa tidak terjadi heteroskedastitas atau
tidak terjadi ketidaksamaan variance dari residual variabel X1 ke variabel X2.
Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi adalah uji yang digunakan untuk melihat adanya korelasi antara anggota
observasi satu dengan observasi lain yang berlainan waktu. Ada beberapa cara yang dapat
digunakan untuk mendeteksi gejala autokorelasi yaitu dengan menggunakan uji Uji Durbin
Watson (DW-Test) dan Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test. Namun uji yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Uji Durbin Watson (DW-Test). Ketentuan dalam menggunakan Uji
Durbin Watson adalah sebagai berikut , Jika d lebih kecil dari dL atau lebih besar dari (4-dL) maka
terdapat masalah Autokorelasi, Jika d terletak di antara dU dan (4-dU) maka tidak terjadi masalah
autokorelasi ,Jika d terletak di antara dL dan dU atau di antara (4-dU) dan (4-dL), maka tidak
menghasilkan kesimpulan yang pasti
Sebelum memutuskan terjadi masalah autokorelasi atau tidak dalam uji Durbin Watson (DW-test)
maka perlu diketahui terlebih dahulu mengenai nilai dari dL dan dU. Untuk menentukan dL dan
dU maka harus melihat terlebih dahulu tingkat signifikansi yang digunakan (α), jumlah data yang
digunakan (n), serta jumlah variabel independen yang digunakan (k). Setelah mendapatkan nilai
tersebut maka nilai dL dan dU dapat ditentukan dengan melihat tabel Durbin Watson. Dalam
penelitian ini tingkat signifikansi (α ) yang digunakan adalah 5%, dengan jumlah data sebanyak 51
(responden). Maka diperoleh nilai dL = 1,462, dan diperoleh nilai dU = 1,625
Tabel 8 Hasil Uji Aoutokorelasi – Durbin Watson
Dari hasil uji coba diatas di dapat nilai dU = 1,625 , d = 2,343 , 4-dU = 2,375,dapat
disimpulkan bahwa nilai dari Durbin Watson (d) tersebut terletak diantara dU dan (4-dU). Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa model terbebas dari masalah autokorelasi.
PENGUJIAN HIPOTESIS H1, H2, H3 DENGAN UJI T & UJI F
Pengujian Hipotesis pertama (H1) dan Hipotesis ke dua (H2)
Dalam uji T ini ,Diketahui untuk mencari nilai t tabel ,menggunakan rumus, t tabel =
t(a/2 ; n-k-1) = t ( 0,025 ; 48 ) = 2,011 , dan menggunakan hasil uji t yang di tunjukan pada tabel
di bawah ini
PROSIDING SEMINAR NASIONAL MANAJEMEN BISNIS (SEMANIS)
Hasil dari uji t tabel dan uji t hitung diatas diketuahui nilai signifikansi untuk pengaruh
X1 terhadap Y adalah sebesar 0,230 > 0,05 dan nilai t hitung 1,216 < 2,011 dari nilai t tabel
sehingga dapat di simpulkan H1 di tolak yang berarti tidak terdapat pengaruh varabel X1 (gaya
kepemimpinan) terhadap variaabel Y ( disiplin kerja ).
Pengujian Hipotesis ke dua (H2)
Dari tabel diatas diketahui nilai signifikansi untuk pengaruh X2 terhadap Y adalah
sebesar0,000 < 0,05 dan nilai t hitung 7.078 sehingga dapat di simpiulkan bahwa hipotesis 2
diterima yang berarti terdapat pengaruh X2 (motivasi kerja ) terhadap Y (disiplin kerja ).
Pengujian Hipotesis ke tiga (H3) dengan uji f
Dalam uji hipotesis 3 ,Diketahui untuk mencari nilai f tabel ,menggunakan rumus, f tabel
= f (k ; n-k) = f (2 ; 49) = 3,19 , dan menggunakan hasil uji f hitung yang di tunjukan pada tabel di
bawah ini,
Tabel 10. Hasil Uji F hitung
Berdasarkan output diatas diketahui nilai R Square 0.705 hal ini mengandung arti bahwa
pengaruh variabel X1 dan X2 secara simultan terhadap varabel Y adalah sebesar 70,5%.
Uji Auto
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Disiplin Kerja
Berdasarkan hasil uji parsial (uji t) didapat nilai thitung untuk variabel gaya
kepemimpinan sebesar 0,230 > 0,05 dan nilai t hitung 1,216 < 2,011 dari nilai t tabel sehingga
dapat disimpulkan
bahwa variabel motivasi pengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap disiplin kerja, artinya
gaya kepemipinan tidak secara langsung bisa merubah kedisiplinan karyawan PT. Platech
Indonesia, harus adanya dorongan motivasi kerja dari pimpinan untuk meningkatkan kedisiplinan
karyawan.
Berbeda dengan penelitian sebelumnya oleh Haque, M. B., & Irfani, A. (2019). Pengaruh
Gaya Kepemimpinan terhadap Disiplin Kerja Karyawan Pusat Litbang Jalan dan Jembatan Badan
Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan kharismatik merupakan gaya
kepemimpinan yang paling mempengaruhi disiplin karyawan dengan R Square sebesar 0.628 %.
Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Disiplin Kerja
Berdasarkan hasil uji parsial (uji t) didapat nilai thitung untuk variabel X2 terhadap Y
adalah sebesar 0,000 < 0,05 dan nilai t hitung 7.078 sehingga dari hasil uji di atas di dapat
kesimpulan ada pengaruh motivasi kerja terhadap disiplin kerja secara positif dan signifikansi,
artinya motivasi kerja yang lebih baik akan meingkatkan disiplin kerja karyawan PT. Platech
Indonesia.
Hal ini sama dengan penelitian sebelumnya oleh Dunie, W. (2017). Pengaruh Motivasi
Terhadap Disiplin Kerja Karyawan pada Rumah Sakit Charitas Belitang OKU Timur. Hasil
pene;itian ini menunjukkan bahwa motivasi berpengaruh yang kuat terhadap disiplin kerja
karyawan pada lingkungan rumah sakit charitas belitang oku timur.yang lebih meningkat.
Pengaruh Gaya Kepimpinan dan Motivasi Kerja terhadap Disiplin Kerja
Dari hasil uji hipotesis ke tiga di dapat nilai signifikansi untuk pengaruh X1 (gaya
kepemimpinan) dan X2 (motivas kerja) secara simultan terhadap Y (disiplin kerja) adalah sebesar
0,000 < 0,05 dan nilai f hitung 57,420 > 3,19 nilai f tabel sehingga terbukti adanya pengaruh gaya
kepimpinan sdan motivasi kerja secara simultan atau bersama-sama terhadap disiplin kerja secara
positif dan signifikansi , artinya, gaya kepimimpinan yang baik dan motivasi kerja yang positif
secara bersama-sama dapat meningkatkan disiplin kerja di PT. Platech Indonesia menjadi lebih
baik .
SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa gaya
kepemimpinan dan motivasi kerja secara bersama-sama berpengaruh signipikan terhadap disiplin
kerja karyawan di PT.Platech Indonesia .
PROSIDING SEMINAR NASIONAL MANAJEMEN BISNIS (SEMANIS)
DAFTAR PUSTAKA
Kutipan yang diacu dan ditulis dalam teks artikel ilmiah harus dicantumkan dalam daftar
rujukan serta rujukan yang ada dalam daftar rujukan adalah hanya rujukan yang diacu dan dikutip
dalam teks artikel ilmiah (kesesuaian acuan kutipan dan rujukan). Daftar rujukan berisi pustaka-
pustaka yang berasal dari sumber primer (prioritas utama). Penulisan daftar rujukan menggunakan
model IEEE, seperti contoh berikut:
[1] R. Azuma, “A survey of augmented reality,” Presence Teleoperators Virtual Environ., vol. 6,
no. 4, pp. 355–385, 1997.
[2] R. Azuma, Y. Baillot, R. Behringer, S. Feiner, S. Julier, and B. MacIntyre, “Recent advances in
augmented reality,” IEEE Comput. Graph. Appl., vol. 21, no. 6, pp. 34–47, 2001.
[3] L. He and X. Hu, “The application of digital interactive storytelling in serious games,” in 2010
International Conference on Networking and Digital Society, ICNDS 2010, 2010, vol. 1, pp.
286–28