PT. Indonesia Epson Industry merupakan anak perusahaan
dari Seiko Epson Coorporation yang berdiri di Indonesia. Perusahaan ini bergerak dalam bidang pemasaran serta penjualan dari produk-produk Epson dan sudah bekerja mulai pada tanggal 1 Oktober 2000. Beberapa produk penjualan dari PT Epson terdiri dari dua jenis yaitu untuk individu dan grup (perusahaan) antara lain adalah: SIDM Printer Inkjet Printer Laser Large format printer Proyektor Scanner dan berbagai produk lainnya PT. Indonesia Epson Industry juga memiliki beberapa layanan nasional yang tersebar di beberapa kota besar di Indonesia antara lain adalah 3 di Jakarta, 2 di Surabaya, 1 masing-masing di Bandung, Bogor, Cirebon, Cikarang, Serpong, Banjarmasin, Denpasar, Jember, Makasar, Manado, Semarang, Serang, Yogyakarta, Palembang, Medan, dan Palu, serta terdapat 150 pusat layanan resmi Epson yang tersebar di Pulau Jawa, Sulawesi, Kalimantan, Bali, Sumatera, NTT, NTB, dan Papua. PT. Indonesia Epson Industry memenuhi kebutuhan pasar dengan produk-produk yang berkualitas tinggi tak hanya dalam jenis printer saja namun juga pada jumlah Digital Imaging Solution yang meliputi peralatan Input dan Output. Selain itu Epson Indonesia juga terus mencari inovasi dan terobosan terbaru dalam meningkatkan teknologinya untuk memenuhi perkembangan pasar yang terus berkembang. Salah satu produk unggulan dari PT Epson adalah teknologi pencetakan gambar sempurna hingga 2880 dpi pertama yang ada di dunia. Pada April 2019, Epson meluncurkan printer tipe PLQ-30 yang memiliki fungsi mencetak paspor sampai buku nikah. Salah satu produk Epson yang paling diminati oleh pasar adalah proyektor Epson Light Secene EV-105. Hasil cetak printer industri Epson, seperti Epson SureColor SC-S80670, diklaim mampu bertahan 60 tahun. Dalam Epson Projector Solution Showcase yang digelar April 2019, Epson mengumumkan Epson Indonesia mampu tumbuh 15 persen melebih target pada 2018. Epson menguasai pasar dengan market share 37,3 persen, termasuk untuk pasar global dengan meraih market share 37,4 persen. Kasus Perburuhan Kasus perburuhan yang pernah terjadi di Epson adalah masalah status kerja. Pada tahun 2014, pekerja PT Epson atas nama Abdurrohim Ahsan, dkk, menggugat PT. Indonesia Epson Industry terkait kasus Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) di Pengadilan Hubungan Industrial (PHI) Bandung. Dalam putusan Nomor 188/PDT.SUS.PHI/2014/PN BDG, Majelis Hakim memutuskan di antaranya menyatakan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) antara pekerja dengan pengusaha batal demi hukum dan menyatakan PKWT antara pekerja dengan PT. Indonesia Epson Industry demi hukum berubah menjadi Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu (PKWTT)/Karyawan Tetap terhitung sejak bekerja pada perusahaan. Selain itu, Majelis Hakim juga menghukum Tergugat untuk membayar hak-hak Para Penggugat berupa upah sejak bulan April 2014 sampai dengan Desember 2014 seluruhnya sebesar Rp.982.506.014,- (sembilan ratus delapan puluh dua juta lima ratus enam ribu empat belas rupiah) dan Tunjangan Hari raya Keagaamaan Tahun 2013 seluruhnya sebesar Rp.119.329.324,- (seratus sembilan belas juta tiga ratus dua puluh sembilan ribu tiga ratus dua puluh empat rupiah) dan Tergugat untuk membayar uang paksa/Dwangsom kepada Para Penggugat apabila Tergugat tidak mempekerjakan Para Penggugat sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah)/perhari). Namun pengusaha mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung yang dikabulkan sebagian dalam putusan nomor 655 K/Pdt.Sus-PHI/2015. Putusan ini menyatakan hubungan kerja antara 38 pekerja dengan PT. Indonesia Epson Industry putus (PHK) dimana pihak pengusaha diharuskan membayar pesangon rata-rata Rp. 23 juta per orang.