Anda di halaman 1dari 4

Nama : Triana Ria

Nim : 1722126
Kelas. : E2 Manajemen (pagi)

Perusahan multinasional

PT. Indonesia Epson Industry merupakan anak perusahaan


dari Seiko Epson Coorporation yang berdiri di Indonesia.
Perusahaan ini bergerak dalam bidang pemasaran serta
penjualan dari produk-produk Epson dan sudah bekerja mulai
pada tanggal 1 Oktober 2000.
Beberapa produk penjualan dari PT Epson terdiri dari dua
jenis yaitu untuk individu dan grup (perusahaan) antara lain
adalah:
 SIDM
 Printer Inkjet
 Printer Laser
 Large format printer
 Proyektor
 Scanner
 dan berbagai produk lainnya
PT. Indonesia Epson Industry juga memiliki beberapa
layanan nasional yang tersebar di beberapa kota besar di
Indonesia antara lain adalah 3 di Jakarta, 2 di Surabaya, 1
masing-masing di Bandung, Bogor, Cirebon, Cikarang,
Serpong, Banjarmasin, Denpasar, Jember, Makasar, Manado,
Semarang, Serang, Yogyakarta, Palembang, Medan, dan Palu,
serta terdapat 150 pusat layanan resmi Epson yang tersebar di
Pulau Jawa, Sulawesi, Kalimantan, Bali, Sumatera, NTT,
NTB, dan Papua.
PT. Indonesia Epson Industry memenuhi kebutuhan pasar
dengan produk-produk yang berkualitas tinggi tak hanya
dalam jenis printer saja namun juga pada jumlah Digital
Imaging Solution yang meliputi peralatan Input dan Output.
Selain itu Epson Indonesia juga terus mencari inovasi dan
terobosan terbaru dalam meningkatkan teknologinya untuk
memenuhi perkembangan pasar yang terus berkembang. Salah
satu produk unggulan dari PT Epson adalah teknologi
pencetakan gambar sempurna hingga 2880 dpi pertama yang
ada di dunia.
Pada April 2019, Epson meluncurkan printer tipe PLQ-30
yang memiliki fungsi mencetak paspor sampai buku nikah.
Salah satu produk Epson yang paling diminati oleh pasar
adalah proyektor Epson Light Secene EV-105. Hasil cetak
printer industri Epson, seperti Epson SureColor SC-S80670,
diklaim mampu bertahan 60 tahun.
Dalam Epson Projector Solution Showcase yang digelar April
2019, Epson mengumumkan Epson Indonesia mampu tumbuh
15 persen melebih target pada 2018. Epson menguasai pasar
dengan market share 37,3 persen, termasuk untuk pasar global
dengan meraih market share 37,4 persen.
Kasus Perburuhan
Kasus perburuhan yang pernah terjadi di Epson adalah
masalah status kerja. Pada tahun 2014, pekerja PT Epson atas
nama Abdurrohim Ahsan, dkk, menggugat PT. Indonesia
Epson Industry terkait kasus Perjanjian Kerja Waktu Tertentu
(PKWT) di Pengadilan Hubungan Industrial (PHI) Bandung.
Dalam putusan Nomor 188/PDT.SUS.PHI/2014/PN BDG,
Majelis Hakim memutuskan di antaranya menyatakan
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) antara pekerja
dengan pengusaha batal demi hukum dan menyatakan PKWT
antara pekerja dengan  PT. Indonesia Epson Industry demi
hukum berubah menjadi Perjanjian Kerja Waktu Tidak
Tertentu (PKWTT)/Karyawan Tetap terhitung sejak bekerja
pada perusahaan.
Selain  itu, Majelis Hakim juga menghukum Tergugat untuk
membayar hak-hak Para Penggugat berupa upah sejak bulan
April 2014 sampai dengan Desember 2014 seluruhnya sebesar
Rp.982.506.014,- (sembilan ratus delapan puluh dua juta lima
ratus enam ribu empat belas rupiah) dan Tunjangan Hari raya
Keagaamaan Tahun 2013 seluruhnya sebesar
Rp.119.329.324,- (seratus sembilan belas juta tiga ratus dua
puluh sembilan ribu tiga ratus dua puluh empat rupiah) dan
Tergugat untuk membayar uang paksa/Dwangsom kepada
Para Penggugat apabila Tergugat tidak mempekerjakan Para
Penggugat sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah)/perhari).
Namun pengusaha mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung
yang dikabulkan sebagian dalam putusan nomor 655
K/Pdt.Sus-PHI/2015. Putusan ini menyatakan hubungan kerja
antara 38 pekerja dengan PT. Indonesia Epson Industry putus
(PHK) dimana pihak pengusaha diharuskan membayar
pesangon rata-rata Rp. 23 juta per orang.

Anda mungkin juga menyukai