“KOMPENSASI”
DOSEN PENGAMPU :
Drs. I Komang Ardana, M.M.
1
DAFTAR ISI
Halaman Judul 1
Daftar Isi 2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 3
1.2 Rumusan Masalah 3
1.3 Tujuan Penulisan 4
1.4 Manfaat Penulisan 4
BAB II ISI
2.1 Pengertian Kompensasi 5
2.2 Jenis-Jenis Kompensasi 6
2.3 Komponen Kompensasi Finansial Langsung 7
2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian Sistem Kompensasi 8
2.5 Metode Pemberian Kompenasi 9
2.6 Kebijakan Kompensasi Kompetitif 10
2.7 Struktur Pembayaran Kompetitif 11
Bab III PENUTUP
3.1 Kesimpulan 14
3.2 Saran 14
Daftar Pustaka 15
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Karyawan harus menerima hak-haknya sebagai karyawan yaitu imbalan balas jasa
atau kompensasi setelah mereka menjalankan kewajiban dan tanggung jawab mereka
terhadap suatu perusahaan. Definisi kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima
karyawan sebagai balasan jasa untuk kerja mereka, dalam suatu organisasi atau perusahaan.
Kompensasi dapat berupa upah dan gaji. Kompensasi bersifat financial maupun non
financial. Kompensasi langsung (direct compensation) serta dapat berupa manfaat lainnya
yang disebut kompensasi tidak langsung (indirect compensation). Masalah kompensasi
merupakan suatu yang sangat kompleks, namun paling penting bagi karyawan maupun
organisasi itu sendiri.
Dalam meningkatkan efesiensi dan produktivitasnya, salah satu upaya yang ditempuh
organisasi untuk menciptakan kondisi tersebut adalah dengan memberikan kompensasi yang
memuaskan. Dengan memberikan kompensasi, organisasi dapat meningkatkan prestasi kerja,
motivasi, dan kepuasan kerja karyawan. Kompensasi juga dapat membantu organisasi atau
perusahaan mencapai keberhasilan dengan memperhatikan keadilan internal dan keadilan
eksternal.
Pentingnya kompensasi sebagai salah satu indikator kepuasan dalam bekerja sulit
ditaksir, karena pandangan-pandangan karyawan mengenai uang atau imbalan langsung
nampaknya sangat subjektif dan barang kali merupakan sesuatu yang sangat khas dalam
industri. Tetapi pada dasarnya dugaan adanya ketidakadilan dalam memberikan upah maupun
gaji merupakan sumber ketidakpuasan karyawan terhadap kompensasi yang pada akhirnya
bisa menimbulkan perselisihan dan semangat rendah dari karyawan itu sendiri. Oleh karena
itu sangat penting sekali untuk suatu perusahaan menentukan sistem manajemen kompensasi
seperti apa yang akan berlaku di perusahaannya.
3
3. Apa saja komponen-komponen kompensasi financial langsung?
4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian sistem kompensasi?
5. Apa saja struktur kerja kompensasi?
6. Apa saja kebijakan kompensasi kompetitif?
7. Apa saja struktur pembayaran kompensasi?
1.2 Tujuan Penulisan
Berdasarkan kajian latar belakang di atas, maka tujuan penulisan yang dapat diungkap
dalam makalah ini antara lain yaitu untuk memahami dan mengetahui pengertian dari
kompensasi, jenis-jenis kompensasi, komponen-komponen kompensasi financial langsung,
faktor-faktor yang mempengaruhi penmberian sistem kompensasi, struktur kerja kompensasi,
kebijakan kompensasi kompetitif dan struktur pembayaran kompensasi.
1.4 Manfaat Penulisan
Berdasarkan kajian latar belakang di atas, maka manfaat penulisan yang dapat
diungkap dalam makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam hal memahami
tentang kompensasi. Sedangkan, manfaat bagi dosen pengampu adalah sebagai referensi
bahan ajar dan evaluasi untuk mahasiswa mengenai mata kuliah manajemen sumber daya
manusia.
4
BAB II
ISI
5
2.1.2 Fungsi dan Tujuan Pemberian Kompensasi
1. Ikatan kerja sama. Dengan pemberian kompensasi maka terjalinlah ikatan
kerjasama formal antara majikan dengan karyawan, di situ karyawan harus
mengerjakan mengerjakan tugas-tugas dengan baik sedangkan pengusaha atau
majikan wajib membayar kompensasi itu sesuai dengan perjanjian.
2. Kepuasan kerja. Dengan balas jasa karyawan akan dapat memenuhi kebutuhan
fisik, sosial dan egoistiknya sehingga karyawan memperoleh kepuasan kerja dari
jabatan itu.
3. Pengadaan efektif, jika program kompensasi ditetapkan cukup besar maka
pengadaan karyawan yang qualified untuk perusahaan itu akan lebih mudah.
4. Motivasi. Jika balas jasa yang diberikan cukup besar, manajer akan lebih mudah
memotivasi bawahannya.
5. Stabilitas karyawan. Dengan program kompensasi atas prinsip adil dan layak
serta eksternal konsistensi yang kompetitif maka stabilitas karyawan lebih
terjamin karena turn over relatif kecil.
6. Disiplin. Dengan pemberian balas yang cukup maka disiplin karyawan semakin
baik, mereka akan menyadari serta mentaati peraturan yang berlaku.
7. Pengaruh serikat buruh. Dengan program kompensasi yang baik pengaruh
serikat buruh dapat dihindarkan dan karyawan akan berkonsentrasi pada
pekerjaannya.
8. Pengaruh pemerintah. Jika program kompensasi itu sesuai dengan undang-
undang perburuhan yang berlaku (seperti batas upah minimum) maka intervensi
pemerintah dapat dihindarkan.
6
perusahaan membayar gaji, tunjangan, dan bonus akhir tahun langsung ke rekening
karyawan.
2. Kompensasi Finansial Tidak Langsung
Jenis kompensasi ini juga berwujud uang yang dikeluarkan perusahaan namun tidak
diberikan langsung kepada karyawan, melainkan melalui pihak ketiga. Misalnya,
perusahaan mengikutsertakan karyawan dalam program perlindungan sosial dan
kesehatan. Perusahaan membayar premi asuransi jiwa, asuransi kesehatan, asuransi
ketenagakerjaan, sedangkan karyawan memperoleh manfaat dari program tersebut berupa
biaya perawatan/pengobatan maupun tabungan hari tua. Berbagai fasilitas dan
kenikmatan yang diperoleh karyawan juga termasuk kompensasi tidak langsung, seperti
mobil perusahaan, rumah dinas, voucher, akses internet, dan keanggotaan klub.
3. Kompensasi Non-Finansial
Kompensasi ini tidak berwujud atau terkait dengan uang, namun bernilai positif atau
berharga bagi karyawan. Contohnya adalah pelatihan kecakapan karyawan, lingkungan
kerja yang nyaman, supervisi yang kompeten dan profesional, tim kerja yang suportif,
jenjang karir yang pasti, penghargaan terhadap prestasi, cuti lebih banyak, atau jam kerja
fleksibel. Bahkan, nama besar perusahaan dalam beberapa kasus juga bisa menjadi
kompensasi non-finansial bagi karyawan. Sebab, reputasi organisasi bisnis dapat
meningkatkan kredibilitas individual.
7
3. Insentif
Insentif merupakan tambahan-tambahan gaji di atas atau di luar gaji atau upah yang
diberikan oleh organisasi. Program-program insentif disesuaikan dengan memberikan
bayaran tambahan berdasarkan produktivitas, penjualan, keuntungan-keuntungan, atau
upaya-upaya pemangkasan biaya tergantung dengan kebijakan perusahaan.
8
menjabat jabatan yang lebih rendah akan memperoleh gaji atau kompensasi yang
lebih rendah pula.
8. Pendidikan dan pengalaman kerja. Jika pendidikan lebih tinggi, dan
pengalaman kerja yang lebih lama maka gaji atau balas jasanya akan semakin
besar, karena kecakapan serta keterampilannya lebih baik. Sebaliknya jika
karyawan yang berpendidikan rendah dan pengalaman kerja kurang maka tingkat
gaji atau kompensasinya kecil.
9. Kondisi perekonomian nasional. Bila kondisi perekonomian nasional sedang
maju (boom) maka tingkat upah atau kompensasi akan semakin besar, karena
akan mendekati kondisi full employment. Sebaliknya jika kondisi perekonomian
kurang maju (depresi) maka tingkat upah rendah karena terdapat banyak
penganggur (disqueshed un employment).
10. Jenis dan sifat pekerjaan. 1) Kalau jenis dan sifat pekerjaan itu
mengerjakannya sulit atau sukar dan mempunyai risiko (financial,
keselamatannya) besar tingkat upah atau balas jasanya semakin besar, karena
meminta kecakapan serta ketelitian untuk mengerjakannya mudah dan risikonya
(financial, kecelakaannya) kecil maka tingkat upah atau balas jasanya relative
rendah. 2) Misalnya, pekerjaan merakit computer balas jasanya lebih besar
daripada mencetak batu bata.
9
Jadi metode tunggal standar gajinya hanya satu jenis saja yaitu ijazah terakhir dari
pendidikan formal. Metode jamak standar gajinya banyak dan kurang jelas seperti yang
sering terdapat pada perusahaan swasta. Metode manapun yang dipergunakan, hendaknya
dapat memberikan kepuasan dan keadilan kepada semua pihak sehingga tujuan karyawan
maupun sasaran organisasi perusahaan sama-sama tercapai dengan baik.
10
membayar. Survei kompensasi ini penting karena mereka memungkinkan para
profesional kompensasi untuk memperoleh pandangan yang realistis tentang
praktek membayar pesaing. Dengan tidak adanya data survei kompensasi,
kompensasi profesional harus menggunakan perkiraan untuk mencoba
membangun pasar-persaingan sistem kompensasi, dan membuat tebakan yang
salah terlalu banyak bisa menyebabkan sistem kompensasi tidak kompetitif yang
melemahkan keunggulan kompetitif.
3. Ketiga, profesional kompensasi mengintegrasikan struktur kerja internal dengan
tingkat upah pasar eksternal diidentifikasi melalui survei kompensasi. Integrasi ini
mengakibatkan tingkat upah yang mencerminkan baik perusahaan dan valuasi
pasar eksternal dari. Pekerjaan. Paling sering, profesional kompensasi bergantung
pada analisis regresi, metode statistik, untuk mencapai integrasi ini.
4. Terakhir, profesional merekomendasikan kebijakan kompensasi gaji yang sesuai
dengan berdiri perusahaan mereka dan strategi kompetitif. Seperti yang kita bahas
nanti dalam bab ini, profesional kompensasi harus menjaga keseimbangan antara
mengelola biaya dan menarik dan mempertahankan yang terbaik-kualifikasi
karyawan. Manajemen puncak akhirnya membuat keputusan kompensasi
kebijakan setelah mempertimbangkan secara seksama interpretasi kompensasi
profesional 'dari data
2.7. Struktur Pembayaran Kompensasi
2.7.1. Sistem Pembayaran Kompensasi
Sistem pembayaran kompensasi yang umum diterapkan sebagai berikut:
1. Sistem waktu
a. Kompensasi (gaji, upah) besarnya ditetapkan berdasarkan standar waktu seperti;
jam, hari, minggu atau bulan.
b. Administrasi pengupahannya relatif mudah dapat diterapkan pada karyawan tetap,
maupun kepada pekerja harian.
Contoh:
Si-A pekerja harian, upah perhari Rp.3.000, - kalau bekerja 6 hari, upah si A
adalah 3.000 x 6 - Rp.18.000, -
Si-B karyawan tetap upah per bulan Rp.350.000, - jadi setiap bulan Si-B
menerima gaji sebesar Rp.350.000, -
11
Sistem ini ditetapkan, jika prestasi kerja sulit diukur per unitnya dan bagi
karyawan tetap kompensasinya dibayar atas system waktu secara periode
setiap bulannya.
Besarnya kompensasi hanya didasarkan kepada lamanya bekerja, bukan
dikaitkan dengan prestasi kerjanya.
Kebaikannya: administrasi pengupahan mudah & dan besarnya kompensasi yang
akan dibayarkan tetap.
Kelemahannya: pekerja yang malaspun kompensasinya tetap dibayar sebesar
perjanjian.
2. Sistem (output)
a. Kompensasi atau upah ditetapkan atas kesatuan unit yang dihasilkan pekerja,
seperti per potong, meter, liter dan kilo gram.
b. Kompensasi yang dibayar selalu didasarkan kepada banyaknya hasil yang
dikerjakan, bukan kepada lamanya waktu mengerjakannya.
c. Tidak dapat ditetapkan pada karyawan tetap, dan jenis pekerjaan yang tidak
mempunyai standar fisik seperti karyawan administrasi.
Kebaikannya: memberikan kesempatan kepada karyawan yang bekerja bersungguh-
sungguh serta berprestasi baik akan memperoleh balas jasa yang lebih besar. Hal yang
diperlukan kualitas barang yang dihasilkan dan karyawan jangan sampai memaksa
diri untuk bekerja di luar kemampuan.
Kelemahannya : kualitas barang yang dihasilkan kurang baik karyawan yang kurang
mampu balas jasanya kecil sehingga kurang manusiawi.
3. Sistem borongan
a. Suatu cara pengupahan yang penempatannya/penetapan besarnya jasa didasarkan
atas volume pekerjaan dan lamanya mengerjakannya.
b. Penetapan besarnya balas jasa berdasarkan sistem ini cukup rumit, lama
mengerjakannya, serta berapa banyak alat yang diperlukan untuk
menyelesaikannya.
c. Dalam sistem borongan memerlukan kalkulasi yang tepat untuk memperoleh balas
jasa yang wajar. Perhitungan-perhitungan yang tepat.
2.7.2. Waktu Pembayaran Kompensasi
1. Kompensasi harus dibayar tepat waktu, jangan sampai terjadi penundaan, supaya
kepercayaan karyawan terhadap bonafiditas perusahaan semakin besar, kesenangan
12
dan konsentrasi kerja akan lebih baik. Misal: gaji di bayar setiap tanggal satu, jika
pada tanggal satu jatuh pada hari libur (minggu) sebaiknya gaji itu dibayarkan pada
hari sabtunya (dipercepat).
2. Waktu pembayaran kompensasi yang tepat akan memberikan dampak positif bagi
karyawan dan perusahaan yang bersangkutan.
3. Kebijaksanaan kompensasi harus deprogram dengan baik dan diinformasikan secara
jelas kepada karyawan supaya bermanfaat.
13
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Definisi kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima karyawan sebagai balasan
jasa untuk kerja mereka, dalam suatu organisasi atau perusahaan. Adapun tiga jenis-jenis
kompensasi yaitu kompensasi finansial langsung, kompensasi finansial tidak langsung, dan
kompensasi non finansial. Yang termasuk dalam komponen-komponen kompensasi finansial
langsung adalah upah, gaji dan insentif. Faktor dan tujuan dari pemberian kompensasi adalah
agar tercapainya ikatan kerja sama, kepuasan kerja, pengadaan efektif, motivasi, disiplin,
pengaruh serikat buruh, dan pengaruh pemerintah. Metode yang dapat digunakan dalam
pemberian kompensasi ada dua, yaitu metode tunggal dan metode jamak. Metode tunggal
adalah suatu metode yang dalam penetapan gaji pokok hanya didasarkan atas ijazah terakhir
dari pendidikan formal yang dimiliki karyawan. Sedangkan metode jamak adalah suatu
metode yang dalam gaji pokok didasarkan atas beberapa pertimbangan seperti ijazah, sifat
pekerjaan, pendidikan informal, bahkan hubungan keluarga ikut menentukan besarnya gaji
pokok seseorang.
Faktor-faktor yang biasanya mempengaruhi pemberian kompensasi adalah penawaran
dan permintaan tenaga kerja, kemampuan dan kesediaan perusahaan serikat buruh atau
organisasi karyawan, produktifitas kerja karyawan, pemerintah dengan UU & Keppres, biaya
hidup atau cost living, posisi jabatan karyawan, pendidikan dan pengalaman kerja, kondisi
perekonomian nasional dan jenis dan sifat pekerjaan. Selain itu kebijakan kompensasi
kompetitif juga mempengaruhi pemberian kompensasi kepada karyawan, karena kebijakan
kompetitif sistem membayar kompensasi memainkan peran penting dalam menarik dan
mempertahankan karyawan yang paling memenuhi syarat. Dalam struktur pembayaran
kompensasi terdapat dua sistem, yang pertama adalah sistem pembayaran kompensasi,
dimana sistem pembayaran terdiri dari sistem waktu, sistem hasil dan sistem borongan,
sedangkan, yang kedua adalah waktu pembayaran kompensasi, maksud dari waktu
pembayaran kompensasi adalah sebuah perusahaan atau organisasi dalam memberikan
pembayaran kompensasi kepada karyawan harus bersifat tepat waktu.
3.2 Saran
Adanya makalah ini dan juga mata kuliah ini terdapat saran dari penulis yang
diharapkan agar mahasiswa/i mengetahui mengenai kompensasi. Penulis berharap kepada
para pembaca agar dapat memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi
sempurnanya tulisan ini dan penulisan makalah di kesempatan berikutnya.
14
DAFTAR PUSTAKA
Ardana, I Komang. Ni Wayan Mujiati., dan I Wayan Mudiartha Utama. 2014. Manajemen
Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Dessler, Gary. 2004.Manajemen Sumber Daya Manusia. Eli T, penerjemah. Jakarta (ID) : PT
INDEKS Gramedia.
15