Anda di halaman 1dari 94

KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK MASKER DAUN KELOR


(MORINGA OLEIFERA) TERHADAP PEMULIHAN JERAWAT (ACNE)
PADA REMAJA USIA 13-19 TAHUN

LITERATURE REVIEW

MUNSHIN I’IS ELFINE


16.321.0027

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
”INSAN CENDEKIA MEDIKA”
JOMBANG
2020
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK MASKER DAUN KELOR

(MORINGA OLEIFERA) TERHADAP PEMULIHAN JERAWAT (ACNE)

PADA REMAJA USIA 13-19 TAHUN

LITERATURE REVIEW

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada

Program Studi S1 Keperawatan Pada

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang

MUNSHIN I’IS ELFINE

16.321.0027

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
”INSAN CENDEKIA MEDIKA”
JOMBANG
2020
i
ii
iii
iv
RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kabupaten Lamongan Provinsi Jawa Timur pada

tanggal 23 April 1997 putri dari Bapak Suwiji dan Ibu Winmihartik, penulis

merupakan anak ke-2 dari tiga bersaudara.

Pada tahun 2010 penulis lulus dari MI Muhammadiyah 01

KEDUNGADEM, setelah itu pada tahun 2013 penulis lulus dari SMP NEGERI 1

KEDUNGADEM, lalu pada tahun 2016 penulis lulus dari SMA NEGERI 01

KEDUNGADEM, dan di tahun setelah kelulusan tepatnya pada tahun 2016 penulis

memutuskan untuk melanjutkan kuliah di STIKES Insan Cendekia Medika

Jombang. Penulis memilih program studi S1 Keperawatan dari lima program studi

yang tersedia di STIKES tersebut. Demikian riwayat hidup ini saya buat dengan

sebenar-benarnya.

Jombang, 10 Agustus 2020

Munshin I’is Elfine


16.321.0027

v
MOTTO HIDUP

“JANGAN HIRAUKAN ORANG YANG MEMBUATMU TERLUKA

SAAT INI KARENA ITU ADALAH PEMBELAJARAN PALING BERHARGA

UNTUKMU MERAIH KESUKSESAN DIMASA YANG AKAN DATANG DAN

JANGAN BOSAN UNTUK BERBUAT BAIK”

vi
LEMBAR PERSEMBAHAN

Bismillahirrohmanirrohim, tak lupa yang utama dari segalanya rasa Puji

Syukur atas kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-

Nya sehingga memberikan kemudahan, kelancaran, kesabaran dan ridho sehingga

karya sederhana ini dapat terselesaikan dengan baik. Saya persembahkan karya

sederhana ini kepada :

1. Kedua orangtuaku yaitu “Bapak Suwiji dan Ibu Winmihartik” orang yang

paling berharga dan yang paling saya cintai. Terima kasih atas rasa cinta, kasih

sayang, pengorbanan, dan kesabaran yang telah diberikan sejak saya lahir

hingga saat ini. Memberikan warisan yang paling berharga yaitu ilmu

pendidikan untuk bekal saya di dunia maupun di akhirat. Terima kasih atas doa

dan dukungan yang tidak hentinya diberikan untuk saya, sehingga saya selalu

dipermudah dalam menjalankan segala urusan. Mohon maaf hanya sebuah

karya sederhana ini yang bisa saya persembahkan untuk kalian kedua orangtua

saya, semoga dari kata persembahan ini membuat Bapak dan Ibu senantiasa

bangga dan bahagia karena sudah menjadikan anak seperti saya sampai ke titik

ini.

2. Semua saudara kandung saya “Kakak Ika Nur Laila dan Adik saya Rofi‟ Uddin

Abdillah Pamungkas”, yang sudah memberikan saya semangat dan dukungan.

3. My best couple yang selalu ada inshaAllah Til Jannah “Sertu Agung Arianto”,

terima kasih atas segala waktu dan motivasi yang telah diberikan disaat rasa

lelah dan letih menghampiri saya. Terima kasih selama ini sudah bersedia

menemani saya hingga benar-benar dinyatakan lulus.

4. Seluruh teman saya S1 Keperawatan yang sudah memberikan semangat yang

vii
luar biasa terhadap saya, semoga kita semua bisa sukses di kemudian hari.

5. Ibu Dwi Prasetyaningati, S.Kep.,Ns.,M.Kep dan Ibu Anita Rahmawati,

S.Kep.,Ns.,M.Kep yang telah membimbing dan mengarahkan saya, terima

kasih banyak atas ilmu yang telah diberikan kepada saya, sehingga saya bisa

menyelesaikan sebuah karya sederhana ini.

viii
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Pengaruh Pemberian Ekstrak Masker Daun Kelor (Moringa Oleifera) terhadap

Pemulihan Jerawat (Acne) pada Remaja (LITERATURE REVIEW)” walaupun

banyak kendala di era pandemic Covid-19 akhirnya karya ini telah selesai dengan

sebaik-baiknya dan tepat waktu. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat

dalam menyelesaikan program studi S1 Keperawatan di STIKes ICMe Jombang.

Penyusunan skripsi ini, penulis yakin dan percaya bahwa skripsi ini tidak

akan terselesaikan tanpa bimbingan dari berbagai pihak. Maka, penulis

menyampaikan banyak terima kasih kepada bapak H. Imam Fatoni, S.KM.,MM.,

selaku ketua STIKES ICME Jombang sekaligus selaku Dewan Penguji. Ibu Inayatur

Rosyidah, S.Kep.,Ns.,M.Kep., selaku ketua Kaprodi S1 Keperawatan. Ibu Dwi

Prasetyaningati, S.Kep.,Ns.,M.Kep., selaku pembimbing utama. Ibu Anita

Rahmawati, S.Kep.,Ns.,M.Kep., selaku pembimbing kedua. Kedua orang tua yang

senantiasa mendukung dan mendoakan penulis, dan teman-teman yang ikut serta

memberikan motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari

kata sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari para

pembaca demi penyempurnaan skripsi dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi

penulis dan bagi pembaca, Amin.

Jombang, 10 Agustus 2020

Penulis

ix
ABSTRAK
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK MASKER DAUN KELOR
(MORINGA OLEIFERA) TERHADAP PEMULIHAN JERAWAT (ACNE)
PADA REMAJA
LITERATURE REVIEW
MUNSHIN I’IS ELFINE
Pendahuluan : Jerawat merupakan inflamasi pada kulit sering dijumpai pada usia
remaja. Penggunaan masker daun kelor adalah sebagai salah satu inovasi terbaru
untuk mengurangi peradangan akibat jerawat. Ekstrak daun kelor dapat
menghambat perkembangan bakteri Propionibacterium acnes (P acnes). Tujuan
dalam penelitian ini untuk mengurangi inflamasi pada remaja yang mengalami
jerawat, setelah pemakaian masker daun kelor. Metode penelitian : Penelitian ini
menggunakan HS yang terkait pada literature empiris yang diterbitkan lima tahun
terakhir dengan menggunakan desain Literature review yang bersumber dari
pencarian elektronik komprehensif, pencarian dilakukan di Directory of Open
Access Journals (2015-2020), Taylor & Francis (2015-2020), Google Scholar
(2015-2020), dan mengambil artikel yang diterbitkan dalam Bahasa Inggris
maupun Bahasa Indonesia. Metode review dengan menggunakan istilah dan
ungkapan kata kunci terkait dengan ekstrak masker daun kelor dan jerawat pada
remaja. Abstrak atau teks lengkap ditinjau sebelum dimasukkan sesuai dengan
kriteria inklusi dan penelitian kualitas dengan menggunakan pedoman strobe.
Hasil Penelitian dalam pencarian 10 jurnal, menunjukkan bahwa keadaan wajah
sesudah penggunaan ekstrak masker daun kelor jerawat mengering, tidak ada
komedo dan wajah menjadi lebih cerah. Kesimpulan Dari penelitian sebelumnya,
menunjukkan bahwa adanya pengaruh pemberian ekstrak masker daun kelor
terhadap pemulihan jerawat pada remaja. Daun kelor sebagai kontrol positif
memberikan hasil yang baik untuk jerawat terbukti dengan perbaikan secara klinis
yang ditandai dengan berkurangnya tanda inflamasi, jumlah papul, pustule, nodul,
dan perubahan kadar sebum. Saran : Diharapkan peneliti selanjutnya dapat
melakukan penelitian dengan hasil yang lebih baik lagi, karena dalam penelitian
ini masih ada banyak keterbatasannya.
Kata kunci : Masker, Daun kelor, Jerawat

x
ABSTRACT
THE EFFECT OF GIVING MASK MORINGA OLEIFERA ON THE ACNE
RECOVERY IN TEENAGERS

LITERATURE REVIEW

MUNSHIN I’IS ELFINE

Introduction : Acne is an inflammation of the skin it is often met to teenagers


age. The use of moringa leaf mask is one of the newest innovations to reduce
inflammation which is pause by acne. The extract of moringa leaf extract can
inhibit the bactery of propionibacterium acnes (P acnes). The purpose of this
research is to reduce inflammation to teenagers who experience from acne after
wearing moringa leaf mask extract. Research purposes : this research used the
results of study related to empirical literature which was published in the last five
years using the literature review from searching of comprehensive electronic
searches conducted on Directory of Open Access Journals (2015-2020), Taylor &
Francis (2015-2020), Google Scholar (2015-2020), and retrieve articles
published in English and languages Indonesian. Review methods using terms and
keyword related to moringa oleifera and acne in teenagers. Abstracts or full texts
are reviewed before being entered according to inclusion criteria and quality
research using strobe guidelines. Results : Research in a search of 10 journals,
showed that the state of the face after using of the extract of the mask of Moringa
leaf acne dries, there are no blackheads and the face becomes brighter.
Conclusions : it was said by previous research that there was influede in giving
moringa leaves extract mask on the acne to teenagers. Moringa leaves is positive
control which giving good result to acne. It has proofed well clinical signing with
the look of inflammation, number of papules, pustules, nodules, and changes in
sebum levels. The suggestion : It is hoped that the next researcher will be able to
do more research, because the research team still has many limitations.
Key Words : Mask, Moringa Oleifera, Acne

xi
DAFTAR ISI

SAMPUL LUAR ...................................................................................................


SAMPUL DALAM ...............................................................................................
PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................... i
PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ................................................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iv
RIWAYAT HIDUP .............................................................................................. v
MOTTO HIDUP ................................................................................................. vi
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ix
ABSTRAK ........................................................................................................... x
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................xvi
DAFTAR SINGKATAN .................................................................................. xvii
DAFTAR LAMBANG .................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xix

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 3
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 3
1.4 Manfaat .................................................................................................... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 5


2.1 Remaja....................................................................................................... 5
2.1.1 Definisi Remaja ................................................................................ 5
2.1.2 Masa Remaja .................................................................................... 5
2.1.3 Klasifikasi Remaja ........................................................................... 6
2.1.4 Karakteristik Masa Remaja .............................................................. 8
2.1.5 Perubahan Fisik pada Awal (Puber) ................................................. 10

xii
2.1.6 Akibat Perubahan Awal (Puber) ...................................................... 14
2.1.7 Bahaya pada Masa Remaja Awal ..................................................... 15
2.2 Jerawat (Acne) ........................................................................................ 16
2.2.1 Definisi Jerawat ................................................................................ 16
2.2.2 Jenis-jenis Jerawat ............................................................................ 17
2.2.3 Faktor-faktor Timbulnya Jerawat (Acne) ......................................... 18
2.2.4 Pengobatan ....................................................................................... 21
2.2.5 Cara Mengatasi dan Mencegah Munculnya Jerawat (Acne) ............ 22
2.3 Kelor (Moringa Oleifera) ..................................................................... 23
2.3.1 Daun Kelor (Folium) ........................................................................ 23
2.3.2 Definisi Umum ................................................................................. 24
2.3.3 Klasifikasi Kelor .............................................................................. 25
2.3.4 Kandungan Daun Kalor .................................................................... 25
2.3.5 Kandungan Serbuk Daun Kelor untuk Kulit Sehat .......................... 26
2.3.6 Manfaat Kelor Bagi Kehidupan ....................................................... 27
2.3.7 Kelor Untuk Kecantikan................................................................... 28
2.3.8 Efek samping Mengkonsumsi Daun Kelor ...................................... 28
2.3.9 Cara pembuatan Masker daun kelor dan Cara Penggunaan ............. 29
2.4 Pengaruh Ekstrak Masker Daun Kelor (Moringa Oleifera) terhadap
Pemulihan Jerawat (Acne) pada Remaja ................................................. 29

BAB 3 METODE .................................................................................................31


3.1 Strategi Pencarian Litarure ..................................................................... 31
3.1.1 Framework yang digunakan ............................................................... 31
3.1.2 Kata Kunci.......................................................................................... 31
3.1.3 Database atau Search engine .............................................................. 31
3.2 Kriteria Inklusi dan Eksklusi .................................................................. 32
3.3 Seleksi Studi dan Penilaian Kualitas....................................................... 32
3.3.1 Hasil Pencarian dan Seleksi Studi ...................................................... 32
3.3.2 Daftar Artikel Hasil Pencarian ........................................................... 35

BAB 4 HASIL .......................................................................................................49

xiii
4.1 Hasil ........................................................................................................ 49

BAB 5 PEMBAHASAN .......................................................................................58


5.1 Pembahasan............................................................................................ 58

BAB 6 KESIMPULAN ........................................................................................60


6.1 Kesimpulan ............................................................................................. 60
6.2 Conflict of Interest .................................................................................. 60

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................61

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kandungan Daun Segar dan Serbuk/Masker Daun Kelor .................. 26

Tabel 3.1 Kriteria inklusi dan eksklusi dengan format PICOS ........................... 32

Tabel 3.2 Daftar artikel hasil pencarian .............................................................. 36

Tabel 4.1 Karakteristik umum dalam penyelesaian ............................................ 49

Tabel 4.2 Pemberian ekstrak masker daun kelor (moringa oleifera) terhadap

pemulihan jerawat pada remaja usia 13-19 tahun ................................... 49

Tabel 4.3 Primary resources of study ................................................................. 55

Tabel 4.4 Delphi method procedure to find mos suitable framework

of the study .............................................................................................. 55

Tabel 4.5 The content of physical activity ........................................................... 56

xv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pohon kelor .......................................................................................24

Gambar 3.1 Diagram alur review jurnal ................................................................34

xvi
DAFTAR SINGKATAN

WHO : World Health Organization

KEMENKES RI : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

BKKBN : Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana

INH : Isonikotinilhidrazida

Cm : Sentimeter

Mg : Miligram

LDL : Low-density Lipoprotein

STIKes : Sekolah Tinggi Kesehatan

ICMe : Insan Cendekia Medika Jombang

VI : Variabel Independen

VD : Variabel Dependen

xvii
DAFTAR LAMBANG

1. ( ) = Dalam kurung

2. % = Persen

3. “ = Tanda Petik

4. N = Jumlah responden

5. n = Jumlah kategori tahun publikasi

6. N = Jumlah jurnal

7. n = Jumlah Excluded

xviii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Penilaian Krisis Untuk Quasy Experimental Design .........................64

Lampiran 2 Prisma Checkist .................................................................................65

Lampiran 3 Hasil Uji Turnitin ...............................................................................68

Lampiran 4 Format Bimbingan Skripsi ................................................................69

Lampiran 5 Surat Orisinilitas .................................................................................73

Lampiran 6 Jadwal Kegiatan ..................................................................................74

xix
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jerawat (Acne) adalah sejenis masalah kesehatan kulit akan sering

dijumpai seseorang terutama remaja. Jerawat bisa mengganggu penampilan

seseorang serta bisa menimbulkan rasa ketidaknyamanan akibat nyeri yang

ditimbulkan. Perawatan yang sederhana untuk menghentikan jerawat yang

muncul adalah dengan rutin mencuci wajah menggunakan sabun. Namun hal

itu tidak akan cukup, kita bisa memilih berbagai jenis perawatan wajah mulai

dari dokter atau klinik kecantikan yang berbahan kimia dengan harga mahal

ataupun perawatan berbahan alami. Jika ada perawatan wajah yang murah,

aman, dan alami mengapa harus memilih yang mahal. Salah satu perawatan

yang sangat efisien tersebut adalah dengan penggunaan masker organik yang

terbuat dari bahan alami yaitu daun kelor, jika digunakan secara instensif

dapat untuk mengurangi jerawat di wajah. Masker organik dari bahan ekstrak

daun kelor memiliki banyak kandungan yang sangat sehat untuk wajah.

Masker organik dapat mengatasi masalah pada kulit wajah terutama jerawat

yang tentunya tidak kalah dengan perawatan dokter kecantikan (Odetta,

2019).

Berdasarkan kasus yang diungkapkan Putri (2018) menyebutkan

bahwa dari pembahasan mengenai jerawat (acne) adalah 70-100% terjadi

pada usia dewasa awal, yakni pada perempuan terjadi di usia 14-17 tahun,

dan 16-19 tahun pada laki-laki. Jerawat (acne) paling tinggi akan muncul

pada usia 17 tahun, pada perempuan 85% dan pada laki-laki berkisar 95%.
2

Hasil pengamatan pada Asia Tenggara ada 40-80% kasus jerawat (acne),

sedangkan di Indonesia sendiri kelompok studi dermatologi kosmetika

Indonesia telah mencatat ada 60% penderita jerawat (acne) pada tahun 2006

dan pada tahun 2007. Menurut data statistik kesehatan dunia di tahun 2016,

tingkat kehilangan akan hidup sehat dan berkualitas karena faktor jerawat

(acne) mengalami peningkatan. Di Indonesia sedikitnya 37% perempuan dan

36,5% laki-laki mengalami jerawat (acne) pada wajahnya. Biasanya jerawat

(acne) timbul diusia pubertas, laki-laki yang menginjak masa pubertas diumur

15-19 tahun dan perempuan ketika mereka berumur 20-24 tahun (Putri,

2018). Di daerah Jawa Timur sendiri terdapat 38% perempuan dan 36,5%

laki-laki mengalami jerawat (acne). Dan kebanyakan dialami oleh remaja

yang sedang pubertas (Afrilyanti, 2015).

Menurut Dicky et al, (2016) ada banyak atau multifaktoral penyebab

dari jerawat (acne), diantaranya adalah faktor genetik, bangsa atau disebut

dengan suku, faktor asupan yang dikonsumsi, sebab dari cuaca yang ekstrim,

jenis pigmentasi kulit itu sendiri, kebersihan wajah, pemakaian berbagai

kosmetik, dan terakhir adalah stress. Penelitian yang dilakukan Putri (2018)

menunjukkan bahwa selain faktor yang dipaparkan, faktor matangnya seluruh

organ seksual yang dibarengi dengan perubahan berbagai jenis hormon pada

remaja juga akan menimbulkan masalah kulit terutama masalah munculnya

jerawat pada wajah. Saat jerawat (acne) timbul di wajah penderita sering

mengeluh ruam pada kulit wajah seperti komedo, pustule, papul, nodus, dan

ada juga yang disertai rasa gatal.


3

Pemulihan jerawat (acne) selain menggunakan perawatan yang ada di

klinik kecantikan, dapat juga menggunakan bahan alami seperti masker dari

daun kelor. Penulis memilih menggunakan masker bubuk dari daun kelor

dikarenakan karakter serbuk yang memiliki massa air yang rendah daripada

masker yang lain, hal itu membuat menjadi tahan lama. Selain karena alasan

tersebut, masker daun kelor juga sangat mudah dan aman jika dibuat sendiri.

Pendapat tersebut sesuai dari laporan hasil penelitian Krisnadi (2015) yang

menyatakan bahwa karena daun kelor juga memiliki kandungan 36 anti-

iflamasi. Bubuk dari daun kelor memiliki banyak kandungan sitokinin,

dimana di dalam sitokinin terdapat salah satunya zeatin yaitu senyawa

memiliki anti-oksidan tinggi yang sifatnya anti-aging dan anti-inflamasi.

Dapat membantu menggantikan sel tubuh sehingga mencegah penuaan dan

timbulnya jerawat. Hal ini yang mendorong penulis untuk mengkaji lebih

jauh lagi tentang pengaruh pemberian ekstrak masker daun kelor (moringa

oleifera) terhadap pemulihan jerawat (acne) pada remaja.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah ada pengaruh pemberian ekstrak masker daun kelor (moringa

oleifera) terhadap pemulihan jerawat (acne) pada remaja usia 13-19?

1.3 Tujuan

Mengkritisi jurnal dengan melakukan literature review dengan judul

pengaruh pemberian esktrak masker daun kelor (moringa oleifera) terhadap

pemulihan jerawat (acne) pada remaja usia 13-19 tahun.


4

1.4 Manfaat

1.4.1 Teoritis

Menambah informasi dan referensi ilmiah berkaitan dengan

perawatan dermatologi pada remaja karena adanya perubahan hormon,

serta menambah pengetahuan keperawatan tentang zat yang terkandung

dalam ekstrak daun kelor (moringa oleifera) dan pengaruh masker ekstrak

daun kelor (moringa oleifera) terhadap pemulihan jerawat (acne) pada

remaja.

1.4.2 Praktis

Pemberian ekstrak masker daun kelor (moringa oleifera) terhadap

pemulihan jerawat (acne) pada remaja dapat digunakan sebagai alternatif

perawatan wajah yang efektif dalam mengatasi masalah kulit wajah

terutama jerawat (acne).


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Remaja

2.1.1 Definisi Remaja

Remaja sebuah kata yang diambil dari bahasa latin yaitu

adolensence artinya tumbuh untuk menjadi lebih dewasa. Pengertian ini

memiliki makna meluas dan mulai terbentuk kematangan mental, fisik dan

emosional sosial. Di masa ini seseorang tidak memiliki tujuan yang terlalu

jelas, sebab bisa dibilang masuk ke dalam golongan anak tetapi bukan juga

dari golongan yang sudah dewasa (Ahyani & Astuti, 2019).

Masa remaja ialah suatu periode berlangsungnya pertumbuhan

serta perkembangan yang sangat cepat baik secara psikologis, fisik, dan

intelektual. Menurut WHO (2016) remaja ialah penduduk dengan umur

dari 10-19 tahun, dan menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI dalam

nomor 2005 pada tahun 2014, remaja berusia dari 10-18 tahun.

Sedangkan menurut BKKBN rentang usia pada remaja adalah 10-24 tahun

dan belum berstatus menikah (Kemenkes RI, 2018).

Adolensence atau remaja adalah periode antara pubertas dan

kedewasaan. Remaja merupakan transisi karakter kekanakan ke dewasa.

Dimulai dari fisik akan mengalami perubahan, organ seksual yang mulai

masak. Selain itu, kapasitas intelektual sikap, minat, emosi, bakat,

kepercayaan, moral yang tinggi, hubungan dengan orangtua dan juga

lingkungan disekitar yang ikut berkembang (Putri, 2018).

2.1.2 Masa Remaja


Ahyani & Astuti (2019) menyatakan bahwa remaja pada masa ini

akan mengalami banyak perubahan yang bersifat sangat cepat. Perubahan

itu disebut juga dengan masa puber. Ciri-ciri masa remaja ada tiga, yaitu:

1. Perubahan secara cepat dan signifikan pada tubuh atau fisik

2. Perubahan emosional secara cepat

3. Terjadi perubahan dalam keterkaitan terhadap sesuatu hal, seperti

keterkaitan terhadap lawan jenis

Masa remaja merupakan suatu tahapan anak menuju masa tua.

Istilah tersebut awal mulai terjadinya pubertas sampai tercapainya

kematangan; biasanya akan mulai usia 12 tahun pada perempuan dan usia

14 tahun pada laki-laki. Transisi dari masa kanak-kanak menuju masa

dewasa sangat beragam dari satu ras ke ras lain, secara luas diartikan

sebagai periode dimana perlahan individu mulai bertindak melepaskan diri

dari orang tua (Ahyani & Astuti, 2019). Merekan akan mulai bertingkah

bebas sesuai dengan keinginannya. Sering menghiraukan nasehat atau

pembicaraan dari orangtua. Mereka mulai bersikap mandiri tidak ingin

merepotkan orang sekitar teruutama orangtua.

2.1.3 Klasifikasi Remaja

Ahyani & Astuti (2019) menyebutkan klasifikasi remaja dibagi

menjadi tiga, yakni:

1. Remaja di Awal (12-15 Tahun)

Di masa ini, mereka akan berproses dari segi fisik akan berubah

cepat dan berkembangnya intelektual lebih sering atau intensif yang

akan menimbulkan peminatan anak terhadap dunia luar sangat


meningkat. Pada masa remaja awal, mereka akan menolak diangggap

sebagai kanak-kanak lagi akan tetapi masih belum dapat meninggalkan

karakter kanak-kanak. Selain hal tersebut, di masa remaja awal mereka

akan sering merasakan keraguan, kesunyian, tidak puas, tidak stabil dan

sering merasakan kekecewaan. Menganggap dirinya tidak diperhatikan

lagi oleh orang sekitar sehingga mereka mencari cara agar bisa

diperhatikan. Namun sering kali mereka menggunakan cara yang salah

agar mendapat perhatian tersebut.

2. Remaja di Pertengahan (15-18 Tahun)

Perilaku di masa ini mereka belum bisa meninggalkan unsur

kekanak-kanakannya tetapi akan timbul hal yang baru yakni kesadaran

atas tingkah dan perubahan badaniah mereka. Remaja akan bisa

menentukan penilaian untuk hal tertentu dan sering merenungkan

pemikiran yang baru dijumpai. Berawal dari hati berisi hal keraguan di

masa sebelumnya pada masa pertengahan mulailah muncul kemantapan

pada diri sendiri. Dan di masa ini remaja mulai dipertemukan dengan

jati diri, serta rasa kepercayaan diri yang tumbuh memberikan

kesigapan pada diri untuk menilai diri sendiri. Mulai pandai mengontrol

diri dalam setiap kondisi dan mulai mengikuti kegiatan sosial di

lingkungan.

3. Remaja di Akhir (18-21 Tahun)

Di umur akhir remaja bisa memantapkan diri. Remaja mulai bisa

mengenali dirinya sendiri dan mulai membuat ketentuan dengan penuh

keberanian untuk dirinya sendiri. Remaja memiliki pemahaman arah


dan tujuan hidupnya. Masa ini banyak remaja akan memiliki pendirian

berdasarkan pola pemikiran yang jelas dan baru ditemukannya. Dari

pendirian pemikiran mulai timbul sifat kepimpinan dan menentang atas

segala sesuatu yang tidak dibenarkan.

2.1.4 Karakteristik Masa Remaja

Ahyani & Astuti (2019) menyatakan bahwa masa remaja ditandai

karena banyaknya macam perubahan, baik itu secara psikis maupun fisik,

yang sering juga akan timbul masalah atau problema tersendiri untuk

remaja. Apabila tidak diiringi dengan upaya pengarahan dan pemahaman

diri secara cepat dan tepat, akan menjerumuskan pada hal yang negatif

bahkan kriminal. Adapun ciri-ciri remaja yaitu:

1. Perkembangan Fisik

Fisik atau tubuh yang berubah drastis sangat berhubungan erat

dengan awal mulanya ciri-ciri fisik pada pubertas. Aktivitas dari

kelenjar pituitary pada masa ini akan mengakibatkan terbentuknya

sekresi hormon yang mulai meningkat, dengan efek fisiologis yang

menjadikan menyebar luas. Hormon pertumbuhan berkembang sangat

pesat, yang akan membawa tubuh mendekati lebih tinggi dan berat

badan akan tumbuh sekitar dua tahun. Pertumbuhan pada laki-laki akan

datang lebih awal daripada perempuan, hal tersebut menandakan bahwa

kematangan seksual pada perempuan akan lebih dahulu matang

daripada laki-laki. Tercapainya tingkat matang dari seksual anak

perempuan ditandai datangnya menstruasi dan produksi semen pada

laki-laki. Hormon yang mengatur tentang perubahan ini ialah endrogen


pada laki-laki dan estrogen perempuan, hormon ini juga menimbulkan

ciri-ciri seksual sekunder pada pria; rambut yang mulai tumbuh pada

bagian tubuh dan kelamin, suara yang mendalam, pembesaran area

payudara dan pinggul yang akan melebar pada perempuan. Hormon

juga menimbulkan timbulnya jerawat pada wajah remaja baik laki-laki

maupun perempuan.

2. Perkembangan kognitif

Kekuatan dari pemikiran para remaja telah berkembang

menjadikan terbuka luas cakrawala sosial dan kognitif terbaru. Pola

pemikiran remaja akan lebih luas, logis dan idealistis, abstrak; remaja

sering mengasah pemikiran mereka sendiri, pola pikir orang lain dan

apa yang dipikirkan orang lain terhadap dirinya. Stimulus sangat

mempengaruhi perkembangan anak, semakin banyak stimulus yang

diberikan kepada anak, semakin banyak belajar tentang hal baru dan itu

menyebabkan semakin kuat juga sinapsis neuron yang ada di dalam

otak sang anak, hal itu dapat merangsang anak tumbuh dengan

kemampuan yang jauh lebih baik dan optimal. Remaja akan sering

mencari informasi berbagai hal yang bersumber dari buku maupun

internet. Dalam pembelajaran orangtua perlu memberikan

pendampingan dan pengawasan agar tak melenceng menuju hal yang

negatif.

3. Perkembangan Seksual

Perkembangan awal kematangan seksual secara biologis terjadi

pada rentang usia 10-14 tahun. Hal tersebut diiringi dengan perubahan
yang terkait hormonal maupun secara fisik. Perubahan hormon estrogen

dan progesteron bagi perempuan, dan hormon testosteron bagi laki-laki

akan mengakibatkan meningkatnya interaksi sosial remaja dengan

lawan jenisnya. Mulai timbul ketertarikan lawan jenis sehingga di masa

ini biasanya para orangtua akan memberikan peringatan atau edukasi

agar tidak sembarangan bergaul kepada lawan jenis. Jika salah bergaul

bisa menyebabkan hal yang tidak diinginkan.

4. Perkembangan Emosional

Pada masa ini adalah masa paling sulit bagi keseluruhan, baik

untuk remaja sendiri, keluarga dan lingkungan. Remaja akan sering

mengalami naik turun dalam emosi, sering marah dan salahpaham

untuk hal-hal kecil. Apalagi jika kemauan remaja tidak terpenuhi, ia

akan merasa tidak ada yang perhatian lagi kepada dirinya. Remaja akan

sering berselisih paham kepada orangtua maupaun teman sebaya.

2.1.5 Perubahan Fisik pada Awal (Puber)

Selama masa remaja pertumbuhan terjadi sangat pesat, ada 4

perubahan fisik (Ahyani & Astuti, 2019).

1. Perubahan Ukuran Tubuh

Pertumbuhan yang sangat terlihat adalah perubahan pada berat

badan dan tinggi badan. Pada perempuan rata-rata mengalami

peningkatan tinggi pertahun sebelum masa haid sejumlah 7,5 cm.

Namun setelah haid tingkat pertumbuhan akan menurun drastis

menjadi 2,5 cm per tahun dan akan berakhir pada usia 14 tahun.

Setelah itu, akan terjadi perlambatan pertumbuhan hingga usia 20-21


tahun. Untuk anak perempuan peningkatan berat badan akan terjadi

sesaat sebelum dan sesudah masa haid datang, setelah itu akan mulai

terjadi perlambatan. Dan bagi anak laki-laki, pertambahan pada berat

badan maksimum terjadi setahun atau 2 tahun setelah anak perempuan

dan akan mencapai puncak pada usia 16 tahun, dan selepas itu akan

terjadi perlambatan juga.

2. Pertumbuhan Proporsi Tubuh

Pada tubuh perempuan, hal spesifik yang akan terlihat adalah

di daerah payudara dan pinggul, mulanya terlihat kecil sekarang mulai

kelihatan membesar dan melebar. Sedangkan pertumbuhan spesifik

pada lelaki akan tampak jelas pada bahu yang melebar. Selain

pertumbuhan hal tersebut, baik laki-laki atau perempuan akan

mengalami pertumbuhan yang tampak jelas di hidung, kaki, lengan,

tangan, ukuran pinggang berkembang, tungkai kaki memanjang dan

keadaan ini akan bertahan hingga usia sekitar 15 tahun.

3. Perubahan Ciri-ciri pada Seks Primer

Selanjutnya yakni tumbuh kembang bagian dari ciri seks

primer, yaitu organ seks. Perubahan laki-laki, testis atau gonad yang

berada dalam scrotum atau sac, di usia 14 tahun akan mulai matang

berkisar 10% dari ukuran matang keseluruhan. Kemudian barulah

selama 1 sampai 2 tahun akan mengalami pertumbuhan yang sangat

pesat, setelah 2 tahun pertumbuhan akan menurun. Testis akan terus

berkembang penuh pada usia 20-21 tahun. Sesaat setelah hal tersebut

terjadi, dilanjutkan pertumbuhan pada penis yang akan meningkat


dengan pesat. Bermula dari panjangnya kemudian volume penis akan

membesar. Sementara pada perempuan, perubahan ditandai dengan

massa uterus yang akan meningkat di usia 11 tahun sekitar 5,3 gram,

dan pada usia 16 tahun akan bertambah menjadi 43 gram. Tuba falopi,

sel telur dan vagina akan tumbuh dengan cepat di masa ini. Tanda

awal bahwa sistem mekanisme reproduksi pada perempuan

mengalami kematangan yaitu ditandai datangnya menstruasi atau

lender, darah beserta jaringan sel yang hancur berasal dari uterus

secara berkala. Haid atau menstruasi akan terus dialami setiap 28 hari

sekali hingga perempuan mencapai masa menopause pada akhir usia

40 tahun atau pada usia awal 50 tahun.

4. Perubahan Ciri Seks Sekunder

Ciri-ciri sekunder akan lebih menonjol ke penampilan.

Penampilan remaja laki-laki maupun perempuan juga akan berbeda.

Adapun ciri-ciri yang dimaksud adalah:

a. Rambut disekitar kemaluan akan mulai timbul sekitar 1 tahun

pasca perkembangan penis dan testis menjadi besar.

b. Payudara mulai membesar dan menonjol secara signifikan.

c. Puting pada susu akan membesar dan mulai menonjol keluar.

Kelenjar susu akan berkembang, sehingga payudara akan menjadi

lebih besar dan berbentuk bulat.

d. Warna rambut pertumbuhan ini akan lebih hitam, tidak lembut,

menjadi subur dan sedikit keriting. Rambut juga semakin tebal

dari sebelumnya.
e. Pinggul akan menjadi lebih melebar dan menjadi bulat efek dari

tulang pinggul yang membesar dan lemak.

f. Kulit akan cenderung lebih kasar, kusam, bewarna lebih pucat

dari sebelumnya dan pori-pori melebar.

g. Kelenjar minyak yang berada di dalam kulit akan menjadi lebih

besar dan lebih aktif dari biasanya, sehingga akan menimbulkan

banyak jerawat (acne) di wajah, punggung, dada, leher, dan area

lainnya.

h. Rambut disekitar area kemaluan akan muncul setelah payudara

dan pinggul berkembang. Rambut kulit wajah dan ketiak akan

muncul setelah haid. Semua rambut yang tumbuh akan berubah

menjadi lebih kasar, subur, warnanya menjadi gelap, dan agak

keriting kecuali rambut pada wajah.

i. Semua otot akan membesar dan menjadi lebih kuat, sehingga

akan lebih berbentuk di lengan, bahu, dan tungkai kaki.

Permukaan kulit akan menjadi lebih kasar, menebal, pucat, dan

pori-pori akan membesar.

j. Awalnya suara akan menjadi lebih serak dari sebelum, lalu

volumenya akan meningkat sampai nada yang semakin

mendalam. Suara akan berubah jadi penuh dan menjadi merdu

bagi perempuan.

k. Kelenjar keringat dan lemak terus meningkat sehingga

menimbulkan munculnya jerawat (acne) di wajah, leher, dada,

punggung dan area lainnya.


l. Benjolan kecil yang berada di sekitar kelenjar susu laki-laki mulai

tumbuh di usia 12-14 tahun. Hal tersebut berlangsung dalam

hitungan minggu dan jumlahnya menurun baik dari segi jumlah

ataupun ukurannya.

2.1.6 Akibat Perubahan Awal (Puber)

Perubahan yang terjadi pada masa remaja akan menimbulkan

beberapa akibat (Ahyani & Astuti, 2019).

1. Akibat terhadap kondisi fisik

a. Pertumbuhan yang sangat pesat pada tubuh cenderung akan lebih

sering merasa kelelahan, lesu, letih, dan gejala buruk lainnya.

b. Anemia akan sering menghampiri sehingga diperlukan makanan

yang bergizi tinggi.

c. Akan sering mengalami gangguan pada pencernaan dan nafsu

makan menurun faktor dari penurunan kelenjar, ukuran dari semua

organ internal.

d. Saat periode awal menstruasi datang, anak perempuan akan sering

merasakan nyeri kepala, nyeri di daerah punggung, kejang dan

nyeri di bagian perut yang bisa saja sampai menimbulkan pingsan,

muntah, gangguan kulit, tungkai dan pergelangan kaki

membengkak, kelelahan, tertekan, dan marah.

2. Akibat terhadap kondisi psikologi (sikap dan perilaku)

a. Ingin menyendiri menghindari keramaian karena merasa kurang

mendapat perhatian dari orang terdekat


b. Mulai muncul rasa bosan terhadap sesuatu dan mencari kegiatan

lain yang lebih menarik

c. Emosi yang sering meninggi tanpa diketahui penyebab yang pasti

d. Inkoordinasi

e. Antagonism sosial

f. Kepercayaan atas diri sendiri yang semakin menurun

g. Kurang bisa menata penampilan sehingga membuat penampilan

menjadi terlalu sederhana dan tidak menarik.

2.1.7 Bahaya pada Masa Remaja Awal

1. Bahaya Fisik

a. Kurangnya hormon tumbuh; bisa membuat pertumbuhan anak

menjadi lebih kecil daripada umumnya

b. Kekurangan hormon gonad; kekurangan hormon gonad akan

memberi pengaruh terhadap perkembangan organ seks sekunder,

sehingga postur remaja lebih kekanak-kanakan

c. Kelebihan hormon gonad; hal ini menyebebakan datangnya puber

yang terlalu cepat atau dini yakni berkisar diantara usia 5-6 tahun.

Semua organ seks sudah mulai matang akan tetapi masih berbentuk

kecil tidak seperti anak normal pada umumnya

2. Bahaya Psikologis

a. Konsep pemahaman diri yang tidak begitu baik

b. Prestasi menurun disebabkan minat belajar muli menurun karena

anak lebih minat akan hal baru yang dijumpai


c. Kurangnya persiapan dalam menghadapi masa puber menjadikan

anak menjadi minder dan malu terhadap teman sebaya

d. Kurang bisa menerima perubahan yang terjadi atas tubuhnya

(Ahyani & Astuti, 2019).

2.2 Jerawat (Acne)

2.2.1 Definisi Jerawat

Jerawat (acne) yaitu peradangan atau inflamasi yang dialami pada

kulit dengan munculnya tanda komedo terbuka dan tertutup, bintil (papula

atau nodula) atau bintil yang bernanah berada di permukaan kulit bewarna

kemerahan dan berlemak yang akan disebut dengan seborrhea. Masalah

jerawat pada umumnya dialami oleh lebih dari 80% populasi masyarakat

yang akan mulai timbul diusia 12-44 tahun. Jerawat sendiri bahasa Inggris

dari “acne” berasal dari bahasa yunani “acme” yang mempunyai arti

“awal dari kehidupan seseorang”. Mengapa disebut demikian dikarenakan

berkaitan dengan pubertas sebagai tahap awal dari kedewasaan, terutama

pada fisik (Pinem, 2019).

Kemunculan jerawat (acne) pada umumnya terjadi dimasa remaja

atau pubertas, dimana produksi hormon androgen akan meningkat secara

drastis dan berdampak pada peningkatan sekresi sebum dan keratin.

Sebum merupakan produk kelenjar sebasea (kelenjar minyak di kulit) yang

bertugas sebagai pelumas kulit dengan sebum hasil produksinya sedangkan

keratin adalah protein pembangun kulit yang berbentuk serabut-serabut.

Benjolan jerawat (acne) akan terbentuk ketika sekresi sebum melebihi

kemampuan kulit dalam mengeluarkannya melalui pori-pori. Sebum yang


bertekstur lengket memudahkan bakteri dan kotoran terjebak di dalamnya

dan akan menimbulkan infeksi. Dalam konteks infeksi mikoorganisme dan

kotoran, jerawat (acne) mulai timbul sebagai respon tubuh untuk

mengeliminasi dari luar (Rahman, 2018).

2.2.2 Jenis-jenis Jerawat

Pinem (2019) menyebutkan jenis-jenis jerawat ada 6, yaitu:

1. Acne vulgaris

Acne vulgaris merupakan inflamasi yang dialami di masa pubertas dan

ditandai dengan kulit yang cenderung berminyak, komedo, serta

seringkali meninggalkan bekas dari pustule dan popula. Acne vulgaris

sering muncul dibagian wajah, lengan atas, dada, dan punggung.

2. Acne inversa

Jerawat tipe ini akan muncul baik secara internal maupun eksternal

yang sering ditandai dengan adanya bengkak di area tertentu, terasa

sakit, timbul lecet dan terkadang muncul di area punggung dan pinggul.

Jika faktor internal bisa karena hormon, lain halnya dengan faktor

eksternal disebabkan karena kebersihan badan yang kurang seperti

kebersihan alat mandi.

3. Acne rosacea

Acne rosacea sering dirasakan orang dewasa berbeda dengan acne

vulgaris jerawat jenis ini muncul diusia berkisar diatas 30 tahun, dan

bisa mencapai puncak pada usia 40-50 tahun. Acne rosacea biasanya

hanya akan muncul dibagian tengah kulit wajah. Tapi tidak

memungkinkan juga untuk tumbuh dibagian wajah lain.


4. Cystic acne

Jerawat jenis ini akan timbul dalam bentuk bisul disebabkan hasil dari

menumpuknya racun dalam tubuh. Jerawat jenis ini akan terus

membesar dan tubuh sampai racun tersebut berhasil keluar melalui pori-

pori. Jerawat ini bisa muncul dibagian.

5. Back acne

Back acne atau disebut dengan jerawat punggung. Jerawat ini akan

muncul jika keadaan tubuh yang terlalu banyak menghasilkan kelenjar

minyak dan tertimbun oleh pori-pori. Biasanya muncul karena sering

berolahraga dan tidak tepat saat membersihkan bagian punggung. Bisa

juga karena handuk atau pakaian yang kotor menyebabkan

kemunculannya.

6. Acne conglobata

Acne conglobate adalah jerawat yang sudah kronis, memiliki kondisi

berupa gabungan dengan jerawat bernanah. Nodula akan terbentuk dan

mulai menyebar melalui saluran. Di dalam saluran tersebut

mengandung cairan berisi nanah dan darah. Penyebaran dari hal

tersebut bisa menyebabkan kenaikan suhu tubuh pada penderita,

peradangan sendi, dan bisa juga neutrofilia (kelebihan neotrofil-sel

darah putih dalam darah) yang lebih dikenal dengan istilah acne

fulminans.

2.2.3 Faktor-faktor Timbulnya Jerawat (Acne)

Makna (2016) menyebutkan ada banyak faktor penyebab jerawat

(acne), antara lain adalah endokrin, genetik, makanan, faktor psikis,


keaktifan dari kelenjar sebasea, kosmetika dan bahan kimia lainnya,

seperti:

1. Sebum

Sebum adalah faktor utama yang menyebabkan munculnya jerawat

(acne), jika jerawat semakin keras berarti dipengaruhi oleh sebore yang

berlebih.

2. Bakteri

Jenis mikroba yang sangat berperan dalam pembentukan jerawat

(acne) adalah Pityrosporum ovale, Propionibacterium acnes, dan

Staphylococcus epidermis.

3. Diet

Diet tidak sepenuhnya mempengaruhi jerawat (acne), akan tetapi

penderita yang sering mengkonsumsi lemak dan karbohidrat, belum

dipastikan akan mengalami perubahan pengeluaran sebum karena

kelenjar lemak bukan sebagai alat makan.

4. Herediter

Faktor keturunan (herediter) bisa mempengaruhi aktivitas kelenjar palit

(glandula sebasea) menjadi berjumlah lebih banyak. Apabila dari

kedua orangtua memiliki riwayat parut bekas jerawat pada wajah,

besar kemungkinan keturunannya juga akan merasakan hal tersebut.

5. Endokrin, diantaranya:

a. Hormon androgen, hormon tersebut mempunyai peran sangat

penting dikarenakan kelenjar palit bersifat sensitif. Hormon

androgen asalnya dari testis dan kelenjar anak ginjal (adrenal), hal
tersebut mengakibatkan produksi sebum meningkat dan palit

bertambah.

b. Estrogen, hormon ini bisa menurunkan kadar gonadotropin yang

berasal dari kelenjar hipofisis. Sehingga produksi sebum bisa

mengalami penurunan.

c. Progesteron, selama menstruasi sebum akan terus memproduksi,

akan tetapi terkadang jerawat (acne) akan muncul selama pre-

menstruasi dan bisa menghilang setelah menstruasi berhenti.

6. Iklim

Sinar dari ultraviolet (UV) meiliki efek yang bisa membunuh bakteri di

permukaan kulit. Sinar tersebut dapat menembus epidermis bagian atas

dan bawah dermis kulit sehingga mempengaruhi bakteri yang terletak

dibagian dalam kelenjar palit. Cuaca dan polusi udara yang kotor

menjadikan bakteri dan kuman menyumbat pori-pori sehingga minyak

tertimbum di dalam kulit sehingga menyebabkan terjadinya

peradangan.

7. Faktor Psikis

Faktor gangguan emosi atau stress akan menimbulkan penderita

memanipulasi jerawat dengan cara mekanis sehingga akan

menyebabkan dinding folikel menjadi rusak dan muncul lesi yang

semakin meradang.

8. Kosmetika

Berbagai jenis kosmetika akan menyebabkan munculnya jerawat

(acne) tidak tergantung pada merk, harga, dan komposisi. Karena


penderita sebagian mengalami ketidakcocokan kompisisi sehingga

menyebabkan jerawat semakin meradang.

9. Bahan kimia

Sebagian bahan kimia bisa menimbulkan erosi yang hampir sama

dengan jerawat (acneform eruption), seperti kortikosteroid, obat anti

konvulsan (fenobarbital, trimetandion), iodide, tetrasilikin, INH,

vitamin B12.

2.2.4 Pengobatan

Tujuan yang penting dari pengobatan jerawat (acne) yakni untuk

menurunkan proses dari peradangan kelenjar pilosebasea sampai

menghentikan gejalanya, pengobatan untuk mengatasi jerawat ada dua

yaitu:

1. Farmakologi

Untuk jenis jerawat yang ringan dan tidak terlalu parah,

jerawat (acne) diberikan obat salisilat dan benzoilperoksida. Namun

diantara kedua obat tersebut benzoilperoksida adalah obat yang

mempunyai khasiat efektif dan sering digunakan, mengandung

keratolitik yang berfungsi untuk menipiskan lapisan tanduk (keratin)

sehingga pori-pori folikel KT dan talg yang tertimbun bisa terbuka

dan keluar (Makna, 2016).

2. Nonfarmakologi

Untuk mengurangi dampak dari antibiotik obat, para penderita

jerawat (acne) bisa menggunakan bahan alami seperti masker bubuk

daun kelor. Masker adalah sediaan topikal yang diaplikasikan pada


wajah untuk memberikan efek kencang dan membersihkan kotoran

yang menempel. Biasanya masker dioleskan pada wajah sampai leher

menggunakan kuas, dan dibiarkan sampai mongering, sampai masker

terasa mengeras dan terasa ketat di kulit. Sebelum penggunaan

masker, kulit wajah dikompres menggunakan air hangat atau uap

hangat sehingga menyebabkan pori-pori akan terbuka dan mudah

dalam mengelurakan kotoran yang menimbulkan jerawat (acne), lalu

masker diaplikasikan ke wajah minimal 3 kali dalam seminggu. Zat-

zat yang terkandung sesuai bahan masker akan diserap oleh kulit

dalam waktu singkat. Campuran dasar di dalam masker golongan ini

berupa cream berlemak dengan reaksi netral, yang akan menimbulkan

peningkatan suhu pada kulit, sehingga memperlancar peredaran darah

(Rahman, 2018).

2.2.5 Cara Mengatasi dan Mencegah Munculnya Jerawat (Acne)

1. Menjaga kesehatan, mengkonsumsi berbagai asupan yang bergizi

seimbang dengan cara memperbanyak minum air putih dan serat yang

berasal dari buah dan sayur.

2. Rajin membersihkan wajah, terutama setelah berada diluar rumah dan

sebelum tidur. Namun juga jangan berlebihan juga dalam

membersihkan wajah karena bisa menyebabkan kulit menjadi kering.

3. Memilih pembersih muka dan make-up sesuai dengan jenis kulit.

4. Tidak memencet jerawat, terutama saat keadaan tangan kita kotor.

Karena hal itu akan menyebabkan jerawat semakin meradang dan bisa

meninggalkan bekas kehitaman pada kulit (Pinem, 2019).


2.3 Kelor (Moringa Oleifera)

2.3.1 Daun Kelor (folium)

Kelor merupakan jenis pepohonan yang bisa tumbuh dengan baik

dan cepat, dan dunia juga telah menggambarkan sebagai tanaman yang

paling memiliki nilai gizi yang tinggi. Dari bagian daun sendiri

mempunyai kandungan betakaroten melebihi kandungan yang ada di

wortel, memiliki kandungan protein melebihi kacang polong, kandungan

vitamin c yang melebihi dari buah jeruk, kandungan tinggi kalsium yang

melebihi segelas susu, memiliki kandungan zat besi lebih tinggi daripada

bayam dan tinggi kalium melebihi kalium pada pisang. Kelor juga sering

digunakan sebagai pelengkap pengobatan modern bagi penderita sakit

kronis (Krisnadi, 2015).

Daunnya majemuk, memiliki tangkai panjang, susunnya berseling

(alternate), daun berbentuk beranak gasal (imparipinnatus), daun yang

masih muda akan bewarna hijaumuda sedangkan saat dewasa akan

memiliki warna yang lebih tua, daunnya berbentuk bulat telur, panjang

sekitar 1-2cm, memiliki lebar 1-2cm, lemas dan tipis, pangkal dan

ujungnya tumpul, tepinya rata, pertulangannya menyirip, bertekstur halus

pada permukaannya. Bangun daun berbentuk bulat, pangkal daun tidak

bertoreh dan berbentuk bangun bulat seperti sebutir telur. Ujungnya

tumpul, tidak membentuk sudut sama sekali, hingga ujungnya seperti suatu

busur (Krisnadi, 2015).


2.3.2 Definisi Umum

Gambar 2.1 pohon kelor, Sumber: https://widiynews.com

Kelor (Moringa oleifera) berbentuk pepohonan, yang memiliki usia

panjang (perenial) dan tinggi sekitar 7-12 meter. Batangnya berkayu

(lignosus), lurus, memiliki warna putih tulang atau kotor, kulit yang tidak

terlalu tebal, dan permukaan yang bertekstur kasar. Percabangan

simpodial, arah cabangnya lurus atau bisa miring dan memanjang.

Tanaman ini bisa diperbanyak dengan cara generative (biji) maupun

vegetative (stek batang). Kelor dapat tumbuh di daerah dengan memiliki

dataran rendah dan tinggi hingga mencapai ketinggian ± 1000 m dpl,

sering juga orang yang menanam digunakan sebagai pagar rumah atau

tapal batas pada halaman rumah atau ladang. Kelor adalah tanaman

mentoleir yang berarti mudah tumbuh dengan subur disegala macam

keadaan iklim. Kelor dapat tahan dalam musim kemarau yang sangat

panjang dan tumbuh dengan subur pada daerah yang memiliki curah hujan

tahunan berkisar 250-1500 mm. Daun kelor bisa dipetik pasca pohon

tumbuh 1,5-2 meter tingginya, dan bisa memakan waktu 3-6 bulan.

Pemanenan dalam kebun dapat dilakukan dengan memetik batang daun

dari cabang atau dengan pememotongan cabang dengan ketinggian 20-40

cm di atas tanah (Krisnadi, 2015).


2.3.3 Klasifikasi Kelor

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi: Spermatophyts (Menghasilkan biji)

Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas: Magnoliopsida (Berkeping dua/dikotil)

Sub Kelas: Dilleniidae

Ordo: Capparales

Famili: Moringaceae

Genus: Moringa

Spesies: Moringa oleifera Lam

2.3.4 Kandungan Daun Kelor

Daun kelor sering dipergunakan dalam berbagai pengobatan.

pencahar, digunakan sebagai pengobatan pada kulit, dioleskan pada kening

saat pusing, digunakan sebagai kompres penurun panas, radang

tenggorokan, obat pada mata yang memerah akibat iritasi, bronchitis,

infeksi telinga, kudis dan kurap, dan selesma. Daun juga dapat digunakan

untuk jus yang diyakini untuk menurunkan kadar glukosa dalam darah,

dan digunakan juga sebagai obat mengurangi pembengkakan kelenjar

(Krisnadi, 2015).

Krisnadi (2015) menyatakan bahwa serbuk daun kelor

mengandung:

1. Vitamin A dan beta carotene, 10 dan 4 kali lebih banyak dibanding

sebuah wortel
2. Vitamin B1, 4 kali melebihi daging babi,

3. Vitamin B2, 50 kali melebihi sardines,

4. Vitamin B3, 50 kali melebihi kacang-kacangan,

5. Vitamin E, 4 kali melebihi minyak nabati,

6. Zinc, 6 kali melebihi kacang almond,

7. Zat besi, 25 kali melebihi sayur bayam.

Tabel 2.1 Kandungan Daun Segar dan Serbuk/Masker Daun Kelor

per 100 gram bahan


Nutritional Analysis Satuan
Daun segar Serbuk Daun
Nutrisi
Kandungan Air % 75.0 7.50
Kalori Cal 92.0 205.0
Protein gram 6.7 27.1
Lemak gram 1.7 2.3
Karbohidrat gram 13.4 38.2
Serat gram 0.9 19.2
VITAMIN
Vitamin A - B carotane mg 6.80 16.3
Vitamin B - Choline mg 423.00 -
Vitamin C - Ascorbic Acid mg 220.00 17.3
ASAM AMINO *)
Arginine mg 406.6 1325
Histidine mg 149.8 613
Lysine mg 342.4 1325
Sumber: Hakim bey, All Things Moringa (dalam Krisnadi, 2015)

2.3.5 Kandungan Serbuk Daun Kelor untuk Kulit Sehat

Peradangan yang terjadi di kulit terutama wajah sering terjadi

akibat terlalu lama terkena paparan matahari, cuaca, polusi dan beraneka

ragam produk. Jadi cara yang terbaik untuk mengurangi resiko hal buruk

terjadi yaitu dengan cara memberikan nutrisi dengan anti-inflamasi secara

teratur. Hal tersebut bisa dilakukan dengan melakukan diet, mengkonsumsi

suplemen, dan pelembab, dengan demikian kita dapat mengontrol proses


hal buruk terjadi. Dan kelor memiliki kandungan 36 anti-inflamasi. Dalam

serbuk daun kelor terkandung sitokinin, di dalam sitokinin terdapat salah

satunya senyawa Zeatin merupakan anti-oksidan tinggi dengan sifat anti-

penuaan. Membantu menggantikan sel-sel tubuh pada tingkat sesuai usia,

dan memberikan kesan yang jauh lebih muda pada kulit (Krisnadi, 2015).

Menurut Suryawan (dalam Oddeta, 2019) menyatakan bahwa daun

kelor memiliki manfaat untuk kecantikan. Daun kelor memiliki kandungan

yang cukup tinggi daripada tanaman lain sehingga dapat digunakan

sebagai superfood. Kaya akan kandungan antioksidan yang terdapat dalam

daun kelor sangat tinggi yakni 113 mg per 100 gram daun kelor kering

atau serbuk. Sehingga untuk memaksimalkan dan efisiensi waktu daun

kelor dalam kecantikan, daun kelor dibuat kering lalu dibuat serbuk untuk

dipergunakan sebagai masker wajah.

2.3.6 Manfaat Kelor bagi Kehidupan

1. Memperbaiki lahan yang kritis karena digunakan untuk pagar rumah

dan lahan, pohon yang bisa menjulang tinggi dimanfaatkan sebagai

pagar oleh sebagian orang,

2. Sumber energi yang alami dan mudah dicari,

3. Daun atau batang yang masih muda bisa dijadikan untuk pakan ternak,

4. Penjernih air yang keruh,

5. Khasiat penyembuhan segala macam penyakit dari yang ringan sampai

dengan yang kronis,

6. Penyeimbang kadar glukosa darah bagi penderita diabetes,

7. Dapat menurunkan tekanan darah bagi penderita hipertensi,


8. Meningkatkan kesuburan bagi perempuan maupun laki-laki,

9. Membersihkan racun dalam tubuh terutama hati,

10. Menurunkan LDL (kolesterol jahat),

11. Asam urat (rheumatik),

12. Penguat jantung,

13. Memperbaiki fungsi hati dan ginjal,

14. Meningkatkan autoimunitas,

15. Kulit lebih sehat dan cerah

16. Sumber gizi bagi lansia (Krisnadi, 2015).

2.3.7 Kelor untuk Kecantikan

Menurut penelitian kelor dapat yang dikembangkan menjadi

berbagai produk untuk kecantikan (Krisnadi, 2015).

1. Sabun tubuh (body wash)

2. Pelembap kulit (body butter)

3. Seed scrub untuk wajah

4. Pelembap dan vitamain bibir (lipbalm)

5. Spray wajah

6. Royal cream

7. Sabun wajah (face seed soap)

8. Masker powder

9. Pomaid untuk rambut

2.3.8 Efek Samping Mengkonsumsi Daun Kelor


Daun kelor adalah tumbuhan alami yang tidak mempunyai efek

samping berbahaya. Dikarenakan mempunyai berbagai kandungan zat baik

yang terkandung di dalamnya (Odetta, 2019).

2.3.9 Cara Pembuatan Masker Daun Kelor dan Cara Penggunaan

Untuk pembuatan masker organik daun kelor cukuplah mudah,

hanya perlu daun kelor saja.

1. Langkah pertama yaitu memisahkan daun dari batang lalu

mengeringkan daun kelor dengan cara dijemur dibawah terik matahari

2. Setelah kering daun kelor bisa ditumbuk sampai benar-benar halus,

namun jika dirasa kurang halus ulangi untuk menumbuk daun tersebut

3. Lalu ayak serbuk dari daun kelor yang telah kering kering agar

mendapatkan serbuk yang halus dan lembut (Oddeta, 2019).

Setelah langkah tersebut dilakukan masker daun kelor siap untuk

digunakan, cara penggunaan pun sangat mudah dan tidak merepotkan.

Karena tekstur masker yang sudah menjadi serbuk maka dari itu perlu air

untuk melarutkannya. Larutkan 1 sendok makan serbuk masker kedalam

tiga sendok makan air. Dan masker siap dioleskan, penggunaan yang baik

minimal 3 kali dalam seminggu. Masker organik tidak memiliki efek

samping yang buruk atau bahaya (Odetta, 2019). Selain menggunakan air,

kita juga dapat menambahkan komposisi dalam pengaplikasian masker

seperti air mawar, madu, ataupun susu cair.

2.4 Pengaruh Masker Daun Kelor (Moringa Oleifera) terhadap Pemulihan

Jerawat (Acne) pada Remaja


Menurut penelitian Perwita (2019) menjelaskan bahwa daun kelor

dapat dimanfaatkan untuk masker wajah, daun kelor memiliki antioksidan

dan fenolat. Antioksidan yang terdiri dari vitamin A, B, C yang dapat

melembabkan kulit, memperbaiki sel, melindungi kulit, mencerahkan kulit

wajah, dan memproduksi kolagen sehingga dapat memperbaiki tekstur kulit

yang kasar akibat timbulnya jerawat atau luka. Fenolat yang mengandung

banyak mineral, vitamin A sampai C, protein, vitamin B1, kalsium, fosfor,

asam elagik, asam ferulat, asam klorogenat, serta B-karoten. Fenolat dapat

memberikan perlindungan dan menjaga kelembaban kulit wajah sehingga

dapat mencegah penuaan dini dan mengurangi inflamasi karena jerawat.


BAB 3

METODE

3.1 Srategi Pencarian Literature

3.1.1 Framework yang digunakan

Strategi yang digunakan untuk mencari artikel atau jurnal

menggunakan PICOS framework.

1) Population/problem, populasi atau masalah dalam literature review

ini adalah pada remaja yang mengalami masalah jerawat (acne).

2) Intervention, tindakan dalam literature review ini adalah pemberian

masker ekstrak daun kelor (moringa oleifera).

3) Comparation, tidak ada faktor pembanding.

4) Outcome, terdapat pengaruh pemberian masker ekstrak daun kelor

(moringa oleifera) terhadap pemulihan jerawat (acne) pada remaja.

5) Study design, desain penelitian eksperimental dan studi literature.

3.1.2 Kata Kunci

Pencarian jurnal atau artikel menggunakan keyword dan boolen

operator (AND, OR NOT or AND NOT) yang digunakan untuk

memperluas atau menspesifikasikan pencarian, sehingga akan

mempermudah dalam penentuan artikel atau jurnal yang digunakan oleh

penulis. Keyword yang digunakan di penelitian adalah, “Moringa

oleifera” AND “Acne” AND “Face Treatment”.

3.1.3 Database atau Search engine

Data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan data

sekunder yang diperoleh bukan dari pengamatan langsung, akan tetapi


diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti

yang lebih terdahulu. Sumber data sekunder yang didapat berupa artikel

atau jurnal yang relevan dengan topik yang dilakukan menggunakan

database melalui DOAJ (Directory of open access journals), taylor &

francis, dan google scholar.

3.2 Kriteria Inklusi dan Ekslusi

Tabel 3.1 Kriteria inklusi dan ekslusi dengan format PICOS

Kriteria Inklusi Ekslusi


Population/P Populasi atau masalah dalam Jurnal nasional maupun
roblem literature review ini adalah internasional yang tidak
pada remaja yang mengalami berhubungan dengan topik
masalah jerawat (acne) yang akan menghilangkan atau
mengeluarkan subjek yang
memenuhi kriteria inklusi
Intervention Pemberian Masker Moringa
Oleifera -
Comparation Tidak ada faktor pembanding Tidak ada faktor pembanding
Outcome Adanya pengaruh pemberian Tidak ada pengaruh pemberian
masker daun kelor terhadap ekstrak masker daun kelor
pemulihan jerawat (acne) terhadap pemulihan jerawat
pada remaja (acne) pada remaja
Study Design Quasi eksperimental studies Systematic/Literature Review
Tahun terbit Artikel atau jurnal yang terbit Artikel atau jurnal yang terbit
setelah tahun 2015 sebelum tahun 2015
Bahasa Bahasa Inggris dan Bahasa Selain Bahasa Inggris dan
Indonesia Bahasa Indonesia

3.3 Seleksi Studi dan Penilaian Kualitas

3.3.1 Hasil Pencarian Data Seleksi Studi

Berdasarkan hasil pencarian literature melalui publikasi DOAJ

(Directory of open access journals), taylor & francis, dan google scholar

menggunakan kata kunci “Moringa oleifera” AND “Acne” AND “Face


Treatment”, peneliti menemukan 102 jurnal yang sesuai dengan keyword

tersebut. Jurnal penelitian tersebut kemudian diskrining, sebanyak 50

jurnal dieksklusi karena terbitan tahun 2015 kebawah dan menggunakan

Bahasa selain Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia. Assessment kelayakan

terhadap 40 jurnal, jurnal yang duplikasi dan jurnal yang tidak sesuai

dengan kriteria inklusi dilakukan ekslusi, sehingga didapatkan 10 jurnal

yang dilakukan review.


Pencarian menggunakan Google scholar (n = 89)
keyword melalui database
Google Scholar, DOAJ DOAJ (Directory of open access
(Directory of open access journals (n = 1)
journals), Taylor & francis
Taylor & francis (n = 12)
N = 102
Excluded (n =)
Problem/populasi
Seleksi jurnal 5 tahun
terakhir dan menggunakan - Tidak sesuai dengan topik (n = 6)
Bahasa Inggris
Intervention
N = 50
- Antiaging dan status gizi (n = 10)
- Pharmacy (n = 3)
Seleksi judul dan
duplikat Outcome

N = 30 - Tidak ada hubungan dengan


masker ekstrak daun kelor dengan
pemulihan jerawat (n = 4)

Study design
Identifikasi abstrak
- Systematic review (n = 2 )
N = 10
- Literature review (n = 3)
- Book chapters (n = 2)

Excluded (n = 10)
Jumlah akhir yang dapat di
analisa sesuai rumusan - Pemberian masker ekstrak daun
masalah dan tujuan kelor dilakukan selain penderita
jerawat (n = 5)
N = 10
- Tujuan penelitian tidak sesuai (n =
5)
Gambar 3.1 Diagram alur review jurnal
3.3.2 Daftar Artikel Hasil Pencarian

Literature review ini disintesis menggunakan metode naratif

dengan menggelompokkan data-data hasil ekstraksi yang telah sejenis dan

sesuai dengan hasil yang diukur untuk menjawab tujuan. Jurnal penelitian

yang telah sesuai dengan kriteria inklusi kemudian akan dikumpulkan dan

dibuat ringkasan jurnal meliputi nama peneliti, tahun terbit, judul, metode,

hasil penelitian serta database.


Tabel 3.2 Daftar artikel hasil pencarian

Metode

Volume, (Desain, Sampel,


No Author Tahun Judul Hasil Penelitian Database
Angka Variabel, Instrumen,

Analisis)

1 Marwiyah, 2019 Vol. 7, Masker Daun Desain: Eksperimental Hasil penelitian tersebut Google

Megawati No 1 Kelor, Daun Sampel: menyatakan bahwa masker Scholar

Kusuma Pertiwi Salam, dan Simple random yang terbuat dari daun

Tepung Garut sampling kelor, tepung garut dan

untuk Variabel: salam dinyatakan valid

Mengurangi - VI: masker daun untuk mengurangi jerawat

Jerawat pada kelor, daun salam, pada wajah. Masker daun

Wajah tepung garut kelor layak untuk

- VD: jerawat pada mengurangi jerawat pada


wajah wajah melalui uji inderawi

Instrumen: observasi (uji menggunakan indera

dan wawancara penciuman dan indera

Analisis: deskriptif peraba), uji kesukaan dan

persentase uji klinis.

2 Ninik Setya 2019 Vol. 10, Aktivitas secara Desain: Eksperimental Hasil penelitian tersebut DOAJ

Hastuti, Shelly No. 3 in vitro dan in Sampel: menyatakan bahawa pada (Directory

Taurhesia, Agung vivo kombinasi Simple random konsentrasi pengenceran of open

Eru Wibowo ekstrak daun sampling 0,78% menunjukkan access

kelor (Moringa Variabel: diameter daya hambat 10,4 journals)

Oleifera lam.) dan - VI: mm. Sampel daun kelor

pegagan (Cetella Aktivitas secara in sebagai control positif

asiantica (l.). vitro dan in vivo memberikan hasil yang

Urb) sebagai gel kombinasi ekstrak lebih baik jika


anti jerawat daun kelor dibandingkan gel KEKP

(Moringa Oleifera dengan diameter hambat

lam.) dan pegagan minimal sebesar 16,6 mm.

(Cetella asiantica perbaikan secara klinis

(l.). Urb). dinilai dari berkurangnya

- VD: gel anti tanda inflamasi, jumlah

jerawat papul, pustule, nodul, dan

Instrumen: perubahan kadar sebum.

Viscometer Jadi, esktrak daun serbuk

Brookfield dan gel kombinasi ekstrak

Analisis: Uji paired daun kelor dan herbal

test pegagan mempunyai

aktivitas antibakteri

terhadap Propinobacterium
acnes, terbukti secara visual

memperbaiki tingkat

keparahan jerawat dan

mampu secara laboratoris

menurunkan kadar sebum.

3 Endriana Retno 2018 Vol. 07, Pengaruh Desain: True Hasil penelitian tersebut Google

Safitri No. 1 Proporsi Ekstrak Eksperimental menyatakan bahwa terdapat Scholar

Daun Kelor dan Reasearch pengaruh ekstrak daun

Pati Jagung Sampel: kelor dan pati jagung dalam

terhadap Hasil Simple random perawatan wajah khususnya

Jadi Masker sampling untuk mengatasi masalah

Tradisional untuk Variabel: jerawat.

Perawatan Wajah - VI:

Proporsi Ekstrak
Daun Kelor dan

Pati Jagung

- VD:

Masker Tradisional

untuk Perawatan

Wajah

Instrumen: observasi

Analisis: uji anova

tunggal

4 Rashmi Kumari, 2018 Vol. 7, Review On Desain: Hasil penelitian tersebut Google

Vachaspati No. 4 traditional Herb Pre-Eksperimental menyatakan bahwa ekstrak Scholar

Dubey, S.K Moringa Olifera Sampel: kelor dapat dimanfaatkan

Mishra for Medicinal and Simple random untuk berbagai pengobatan

Promosing Uses sampling berbagai penyakit dan


V: digunakan sebagai bahan

- VI: Review On untuk segala jenis macam

traditional Herb kosmetik terutama

Moringa Olifera perawatan kulit.

- VD: Medicinal and

Promosing Uses

Instrumen: observasi

Analisis:

deskriptif

persentase

5 S.K Sen, L.M 2019 Vol. 11, Ethnomedicinical Desain: Hasil penelitian tersebut Google

Behera No. 6 Uses of Moringa Pre-Eksperimental menyatakan bahwa orang Scholar

Oleifera Lam. By Sampel: dari distrik Bargarh telah

The People Of Total sampling menggunakan ekstrak kelor


Bargarh District Variabel: untuk berbagai jenis

(Odisha) - VI: pengobatan. Seperti

Ethnomedicinical penyakit lambung, filarial,

Uses of Moringa kurap, sakit telinga, radang

Oleifera Lam. gusi, faringitis, radang

- VD: By The People amandel, pembersihan

Of Bargarh District telinga, diabetes,asma, luka

(Odisha) potong, bercak hitam pada

Instrumen: observasi wajah, jerawat, lepuh,

hasil pengobatan radang sendi, dan masalah

setelah menggunakan ginjal.

kelor

Analisis:

deskriptif persentase
6 Swati, Aman 2018 Vol. 11, Moringa Desain: Hasil penelitian tersebut Google

preet Kaur Virk, No. 12 oleiferaI- A Studi Literature menyatakan bahwa Scholar

Chandresh Never Die Tree: Sampel: tanaman kelor memiliki

Kumari, Aaliya An Overview Simple random insentif terapi yang sangat

Ali, Prakrati Gard, sampling besar karena telah dianggap

Pratibha Thakur, Variabel: memiliki konstituen

Chandrika Attri, - VI: Moringa fitokimia serbaguna.

Saurabh oleiferaI Kandungan di dalamnya

Kulshrestha - VD: Never Die yang mampu sebagai anti

Tree: An Overview kanker, anti inflamasi

Instrumen: observasi (acne), sebagai analgesik,

Analisis: Uji Wilcoxon menurunkan kolesterol, dan

sebagai bahan kosmetik.


7 Solmaz 2018 Vol. 21, Gastroprotective Desain: Hasil penelitian tersebut Taylor &

Asnaashari, No. 1 effects of herbal Studi Literature menyatakan bahwa Francis

Siavash medicines (roots) Sampel: Simple moringa oleifera adalah

Dastmalchi, random sampling pohon berganti daun kayu

Yousef Variabel: yang memiliki tekstur yang

Javadzadeh - VI: lunak. Moringa oleifera

Gastroprotective adalah tanaman obat yang

effects efektif dengan nilai gizi

- VD: herbal tinggi. Sebagian besar

medicines (roots) digunakan dalam

Instrumen: observasi, pengobatan tradisional

uji klinis untuk efek analgesik,

Analisis: antiinflamasi pada jerawat,

deskriptif persentase dan antifertilitas. Memiliki


beragam sifat farmakologis

seperti antitumor,

antioksidan, antipiretik,

anastesi lokal, anti jamur,

anti bakteri.

8 U. Mabona, S.F. 2016 Vol. 87, Southern African Desain: Pre- Hasil penelitian tersebut Taylor &

Van Vuuren No. 1 medicinal plants Eksperimental menyatakan bahwa banyak Francis

used to treat skin Sampel: sekali berbagai macam

diseases Total sampling tanaman yang bisa

Variabel: dijadikan pengobatan untuk

- VI: Southern penyembuhan luka.

African medicinal terutama moringa oleifera,

plants used tanaman ini bagus untuk

- VD: treat skin anti-inflamasi mengobatai


diseases masalah kulit baik ringan

Instrumen: observasi ataupun berat seperti

Analisis: Uji T-test urtikaria, kulit gies, acne

vulgaris, eksim, dan

psoriasis.

9 Monica Hartini 2019 Vol. 17, Pemanfaatan Desain: Hasil penelitian tersebut Google

Perwita No. 2 Ekstrak Moringa Studi Literature menyatakan bahwa daun Scholar

Oleifera sebagai Sampel: - kelor dapat dimanfaatkan

Masker Organik Variabel: sebagai masker organik

untuk Merawat - VI: Ekstrak untuk merawat kesehatan

Kesehatan Kulit Moringa Oleifera kulit wajah. Daun kelor

Wajah - VD: Masker memiliki antioksidan dan

Organik untuk fenolat yang mampu

Merawat Kesehatan memperbaiki tekstur kulit


Kulit Wajah akibat jerawat, serta

Instrumen: observasi memperbaiki sel tubuh dari

Analisis: deskriptif kerusakan akibat radikal

persentase bebas.

10 Niah Kusuma 2019 Vol. 14, Aktivitas Desain: Eksperiment Hasil penelitian tersebut Google

Hapsari No. 7 Antioksidan dan Sampel: menyatakan bahwa formula Scholar

Antibakteri Simple random masker daun daun kelor

Sediaan Masker sampling memiliki tingkat kesukaan

Yang diperkaya Variabel: umum tertinggi dengan

Estrak Daun - VI: Antioksidan nilai 3,29. Karakteristik

Kelor (Moringa dan Antibakteri masker dengan

Oleifera) - VD: Estrak Daun penambahan esktrak daun

Kelor (Moringa kelor 12,5; 17,5; 25; dan

Oleifera) 35% memenuhi syarat mutu


- Instrumen: sebagai masker anti-acne.

observasi, uji

organoleptik

Analisis: Uji one way

ANOVA
BAB 4

HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

4.1 Hasil

Dalam bab ini akan memaparkan literature terpilih dan paling mirip

dengan tujuan awal penelitian. Sajian dari hasil literature yang tertulis dalam

tugas akhir memuat beberapa rangkuman hasil dari masing-masing jurnal atau

artikel yang telah terpilih dan disajikan pada bentuk tabel, kemudian dibawah

tabel akan dijelaskan arti tabel beserta trendnya dalam bentuk paragraf

(Nursalam, 2020).

Tabel 4.1 Karakteristik umum dalam penyelesaian studi (n=10)

No Kategori
A. n %
Tahun Publikasi
1 2016 1 10
2 2017 - -
3 2018 4 40
4 2019 5 50
Total 10 100
B. Desain Penelitian
1 Eksperimental 4 40
2 Pre-Eksperimental 3 30
3 Studi literature 3 30
Total 10 100

Tabel 4.2 Pemberian ekstrak masker daun kelor (moringa oleifera) terhadap

pemulihan jerawat pada remaja usia 13-19 tahun.

Pemberian Ekstrak Masker Daun


Sumber empiris utama
Kelor (Moringa Oleifera)
Bahwa pemberian ekstrak masker daun Marwiyah & Pertiwi (2019); Safitri
kelor secara berkala dapat membuat (2018); Sen & Behera (2019); Swati et
jerawat pada wajah menjadi kering al (2018); Asnaashari et al (2018);
sehingga kondisi jerawat dapat Mabona & Vuuren (2016); Perwita
dinyatakan pulih atau membaik setelah (2019).
diaplikasikan ekstrak masker daun kelor
50

(moringa oleifera).
Bahwa perubahan hormon, gaya hidup, Hastuti et al (2019); Kumari et al
dan penanganan yang salah akan (2018); Hapsari (2019)
mengakibatkan timbulnya jerawat pada
wajah.

Penelitian Marwiyah & Pertiwi (2019) dengan judul masker daun kelor,

daun salam, dan tepung garut untuk mengurangi jerawat pada wajah. Berdasarkan

hasil penelitian pemakaian masker kepada 6 responden yang memiliki jenis kulit

yang berminyak dan berjerawat. Penelitian dilakukan selama satu bulan dan

menggunakan 3 jenis bahan yaitu bahan A (1 gram daun kelor dan 1 gram daun

salam), bahan B menggunakan (2 gram daun kelor dan 1 gram daun salam) dan

bahan C menggunakan (3 gram daun kelor dan 1 gram daun salam), pemakaian

dilakukan seminggu 3 kali serbuk tersebut dicampur dengan air lalu diratakan ke

wajah responden. Hasil menunjukkan produk C memiliki presentase paling tinggi

dan responden yang menggunakan produk C mengatakan bahwa nyaman

menggunakan masker daun kelor dan kondisi jerawat telah mengalami perubahan.

Sebelum menggunakan masker tersebut, kondisi jerawat semua responden sedikit

meradang dan setelah menggunakan masker tesebut kondisi jerawat mulai

mengering. Hal tersebut menunjukkan bahwa radikal bebas yang menyebabkan

jerawat dapat dikurangi dengan masker. Hal tersebut sama hasil dari penelitian

Sari dan Febriana (2016) yang menyatakan bahwa kandungan antioksidan dalam

daun kelor sangat tinggi.

Penelitian Hastuti et al. (2019) dengan judul aktivitas secara in vitro dan in

vivo kombinasi ekstrak daun kelor (Moringa Oleifera lam.) dan pegagan (Cetella

asiantica (l.). Urb) sebagai gel anti jerawat. Berdasarkan hasil penelitian ekstrak
51

daun kelor dan herba pegagan memiliki kandungan senyawa metabolit sekunder

yaitu saponin, alkaloid, fenolik, tannin, triterpenoid, flavonoid,steroid, penoid, dan

glikosida. Hal tersebut membuktikan bahwa ekstrak daun kelor dan herba pegagan

adalah jenis tanaman dengan kandungan antioksidan tinggi. Kemampuan

menghambat aktivitas bakteri diperoleh dari senyawa flavonoid, tannin, saponin,

fenolik dan alkaloid. Kandungan steroid yang mampu mengurangi reaksi iflamasi

yang menyertai timbulnya jerawat. Kombinasi senyawa-senyawa yang terkandung

dari kedua ekstrak tersebut dapat digunakan sebagai anti-jerawat sesuai dengan

etiopatogenesis jerawat yaitu melalui penghambatan bakteri Propionibacterium

acnes (P acnes) terbukti dari hasil diameter bakteri yang mengecil.

Penelitian Safitri (2018) dengan judul pengaruh proporsi ekstrak daun

kelor dan pati jagung terhadap hasil jadi masker tradisional untuk perawatan

wajah. Berdasarkan penelitian dari 30 orang responden hasil menunjukkan

kesukaan terhadap masker tersebut menunjukkan P=0,000(P<0,05) dan F hitung

10,572 yang menyatakan ada pengaruh tingkat kesukaan jika digunakan sebagai

masker wajah karena daya simpan yang cukup lama, memiliki tekstur yang bagus

dan bisa menjadi solusi untuk perawat wajah terutama untuk mengatasi masalah

jerawat.

Penelitian Kumari et al. (2018) dengan judul review on traditional herb

moringa olifera for medicinal and promosing uses. Berdasarkan hasil penelitian

tanaman kelor merupakan tanaman yang serbaguna karena bisa digunakan untuk

segala jenis pengobatan untuk masalah kesehatan terutama kulit. Mempunyai

kandungan seperti vitamin-C dan vitamin-A yang mempercepat penyembuhan


52

dari inflamasi. Minyak dari kelor juga bisa dimanfaatkan untuk kosmetik seperti

minyak pijat dan lipbalm. Selain untuk kulit tanaman kelor (moringa oleifera)

juga dimanfaatkan untuk sumber biodesal dan biogas.

Penelitian Sen & Behera (2019) dengan judul ethnomedicinical uses of

moringa oleifera lam. by the people of Bargarh District (Odisha). Berdasarkan

penelitian dari penduduk Bargarh District hasil menunjukkan bahwa hampir

semua penduduk memiliki kepercayaan terhadap kemanjuran tanaman kelor

(moringa oleifera). Di tempat ini banyak dibudidayakan kelor (moringa oleifera),

alasan mereka membudidayakan karena tanaman kelor (moringa oleifera) tahan

kekeringan dan tidak perlu perawatan yang khusus. Dari hasil observasi penelitian

bagian dari kelor seperti akar, kulit kayu, daun, bunga, biji dan karet digunakan

untuk penyembuhan dari berbagai penyakit. Dan penelitian menunjukkan

memiliki 72 resep, darimana kulit pohon paling banyak digunakan sejumlah 22

resep, diikuti oleh daun digunakan 19 resep, biji 12 resep, akar 11 resep, bunga

dan karet masing-masing 4 resep. Resep tersebut dapat digunakan untuk

mengobati segala macam penyakit seperti menghilangkan jerawat di wajah, diare,

gangguan perut, sakit gigi, menorrhagia, filarial, kurap, sakit telinga, radang gusi,

faringitis, radang pada amandel, batu ginjal, diabetes, asma, edema, lepuh,

inflamasi.

Penelitian Swati et al. (2018) dengan judul moringa oleiferaI- a never die

tree: an overview. Berdasarkan hasil penelitian kelor (moringa oleifera) memiliki

kegunaan yang luar biasa dalam berbagai bidang. Tanaman kelor (moringa

oleifera) memiliki insentif teraupeutik yang sangat hebat karena telah dianggap
53

memiliki konstituen fitokimia yang serbaguna. Ekstrak kelor (moringa oleifera)

mengandung phytochemical yang berbeda, seperti flavonoid, tannin, saponin,

alkaloid, dan fenol. Tanaman yang mengandung lavonoid menunjukkan bahwa

memiliki anti-oksidan tinggi. Buah dan bunga kelor (moringa oleifera) yang

belum matang menunjukkan adanya kandungan asam linolenat, linoleat, palmitat,

dan oleat yang serupa. Semua bagian dari ekstrak kelor (moringa oleifera)

mengandung dapat dimanfaatkan sebagai pengobatan seperti anti-inflamasi pada

jerawat atau luka pada kulit, agen ati-kanker, anti-tumor, stimulant peredaran

darah pada jantung, anti-spasmodik, anti-alergi, anti-oksidan dan anti-diabetes.

Penelitian Asnaashari et al. (2018) dengan judul gastroprotective effects of

herbal medicines (roots). Berdasarkan penelitian setelah beberapa tahun tentang

tanaman obat dan sifat dari tanaman herbal, seperti tanaman kelor hasil

menunjukkan bahwa tanaman kelor (moringa oleifera) adalah tanaman obat yang

efektif dan memiliki nilai gizi yang tinggi. Sebagian besar menggunakan sebagai

pengobatan tradisional seperti analgesik, anti-inflamasi, perawatan pada wajah.

Tanaman kelor memiliki sifat farmakologis anti-tumor, anti-piretik, anatesi lokal,

antioridant, antinociceptive, untuk penyembuhan luka pada kulit dan jerawat.

Penelitian tentang tanaman gastroprotektif baru dan identifikasi senyawa alami

yang terkandung akan dipertimbangkan untuk penemuan obat baru dengan efek

samping yang lebih sedikit, lebih sedikit toksisitas, lebih sedikit biaya, dan lebih

banyak tingkat kemanjuran dalam pencegahan penyakit.

Penelitian Mabona & Vuuren (2016) dengan judul southern African

medicinal plants used to treat skin diseases. Berdasarkan hasil penelitian


54

menunjukkan bahwa tanaman obat yang ada di Afrika Selatan yang memiliki

relevandi dermatologis mengandung sifat antimikroba, anti-iflamasi, dan dapat

digunakan untuk penyembuhan luka. Salah satu tanaman itu adalah kelor

(moringa oleifera), tanaman ini bagus untuk antiinflamasi mengobati masalah

kulit baik ringan ataupun berat seperti urtikaria, kulit gies, acne vulgaris, eksim,

dan psoriasis.dari semua bagian tanaman kelor, yang paling dominan untuk

digunakan adalah daun kelor sekitar 48%. Untuk pengobatan dalam acne vulgaris,

dampak dari penggunaan daun kelor (moringa oleifera) menghasilkan dampak

yang lebih bagus daripada dengan pengobatan konvensional yang ada seperti

retinoid yang memilikik efek samping yang parah dari reaksi sensivitas.

Penelitian Perwita (2019) dengan judul pemanfaatan ekstrak moringa

oleifera sebagai masker organik untuk merawat kesehatan kulit wajah.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa daun kelor bisa dimanfaatkan

untuk masker organik sebagai perawatan kulit wajah. Daun kelor memiliki

kandungan antioksidan, seperti tannin, triterpenoid, steroid, saponin, dan alkaloid.

Fenolat yang mampu memperbaiki tekstur kulit akibat jerawat, serta memperbaiki

sel tubuh yang telah rusak akibat radikal bebas.

Penelitian Hapsari (2019) dengan judul aktivitas antioksidan dan

antibakteri sediaan masker yang diperkaya esktrak daun kelor (moringa oleifera).

Berdasarkan penelitian menunujukkan hasil bahwa aktivitas antioksidan dari

ekstrak daun kelor (moringa oleifera) memiliki nilai IC₅₀ sebesar 56,3385 ppm.

Masker wajah dengan tambahan ekstrak daun kelor memiliki nilai sebesar 35%

menunjukkan inhibisi sebesar 66,0405% yang berarti lebih tinggi daripada masker
55

yang tanpa adanya penambahan ekstrak daun kelor yaitu sebesar 6,5508%. Hasil

aktivitas antibakteri tersebut menunjukkan bahwa formula masker daun kelor

memiliki tingkat kesukaan umum tertinggi dengan nilai 3,29. Hasil karakteristik

masker dengan penambahan esktrak daun kelor yaitu 12,5; 17,5; 25; dan 35%

hasil tersebut menunjukkan terpenuhi syarat standart SNI 16-6070-1999 dan SNI

16-4380-1996 yaitu dengan nilai pH 5,45-6,02; bobot jenis 1 g/mL; stabilitas

emulsi 96,57-97,05%; dan negatif cemaran mikroba yang berarti layak untuk

dijadikan sebagai masker anti-acne.

Tabel 4.3 Primary resources of the study

Review Articles
Resouces Ordinary Dissert
Book Systematic Meta-
Type paper Review ation
review analysis
Indonesia
15 20 15 - - -
n
English 10 7 15 10 5 5

Sum - - - - - -
English Total =
Total Indonesia = 50
= 52 102

Tabel 4.4 Delphi method procedure to find most suitable framework of the study

Stages of
the Desirable structure of the frame work of the study
procedure
Classification and morphology of moringa extract, ulitization of
First run moringa extract, moringa extract efficacy research.

Moringa leaf extract effect for acne recovery, how to use


moringa leaf extract as a face mask, dosage for use of moringa
Second run
leaf extract face mask
56

Moringa plant classification and morphology, the effects of


moringa leaves and acne or anti-inflammatory associated with
Third run the results of previous studies, how to make moringa leaves for
facial masks.

Tabel 4.5 The content of Physical activity

Author Moringa Oleifera


Marwiyah & Daun kelor (moringa oleifera) mengandung antioksidan yang
Pertiwi (2019) sangat tinggi seperti flavonoid, askorbat, karatenoid dan
phenolic. Kandungan tersebut dapat dijadikan kosmetik seperti
masker untuk menghilangkan jerawat dan mencerahkan wajah.
Hastuti et al. Tanaman kelor memiliki kandungan senyawa metabolit
(2019) sekunder yaitu flavonoid, saponin, fenolik, alkaloid, glikosida,
triterpenoid dan steroid. Kandungan tersebut membuktikan
bahwa ekstrak daun kelor adalah tanaman yang mengandung
antioksidan tinggi sehingga dapat menghentikan bakteri
penyebab timbulnya jerawat (P. acnes).
Safitri (2018) Daun kelor memiliki kandungan asam amino, 48 senyawa
antioksidan plafonoid, provitamin A dan memiliki kandungan
mineral tinggi yang bermanfaat untuk menetralisir radikal bebas
yang dapat merusak sel-sel yang ada pada kulit.
Kumari et al. Moringa leaves are fresh leaves that contain lots of vitamin-C
(2018) seven times more than oranges, three times more potassium
than a banana, vitamin-A is four times more than a carrot, four
times more calcium than a glass of milk and has protein twice
as much as yogurt. So widely used fot traditional medicine sush
as asthma, pimple, blackheads, bronchitis.
Sen & Behera Moringa is a very important traditional medicinal plant. This
(2019) plant is widely cultivated because young pods and leaves can be
used as vegetables that have hih nutritional value and herbal
remedies for various diseases, such as leaves which can be used
to treat skin problems such as acne.
Swati et al. Moringa plants have enormous therapeutic incentives because
(2018) they have been considered to have versatile phytochemical
contituents. The contents is it are able to be anti-cancer, anti-
inflammatory (acne, as an analgesic, raduce cholesterol, and as
a cosmetic ingredient.)
Asnaashari et Moringa oleifera is an effective medicinal plant with high
al. (2018) nutritional value. Mostly used in traditional medicine for
analgesic, anti-inflammatory effects in acne and antifertility.
Has a variety of pharmacological properties such as antitumor,
antioxidants, antipyretics, local anesthetics.
Mabona & Moringa oleifera is a type of plants that is very good for anti-
Vuuren innflammatory treatment of both mild and severe skin problems
(2016) such as urticarial, gies skin, acne vulgaris, eczema, and
57

psoriasis.
Perwita Moringa oleifera memiliki bentuk daun yang kecil dan
(2019) memiliki kandungan yang bisa dimanfaatkan untuk perawatan
kulit. Daun kelor mengandung fenolat yang tinggi, dan
antioksidan yang sangat tinggi memiliki vitamin A, vitamin B
maupun vitamin C berkhasiat baik untuk perawatan kulit.
Hapsari Daun kelor atau bernama latin moringa oleifera memiliki
(2019) kandungan antioksidan tinggi, mengandung banyak vitamin,
mineral dan antibakteri yang memiliki manfaat untuk perawatan
kulit sebagai kosmetik wajah.
BAB 5

PEMBAHASAN

5.1 Pembahasan

Berdasarkan dari 10 jurnal yang sudah direview penulis menemukan

beberapa fakta meliputi menggunakan ekstrak daun kelor (moringa oleifera)

terutama sebagai masker dapat menghambat perkembangan bakteri

Propionibacterium acnes (P acnes), kandungan 48 senyawa antioksidan

plafonoid, asam amino, mineral dan senyawa provitamin A yang sangat

bermanfaat sebagai penetralisir radikal bebas yang memiliki dampak merusak

sel-sel di kulit. Daun kelor sebagai kontrol positif memberikan hasil yang

baik untuk jerawat terbukti dengan perbaikan secara klinis dinilai dari

berkurangnya tanda inflamasi, jumlah papul, pustule, nodul, dan perubahan

kadar sebum. Sebelum menggunakan masker dari ekstrak daun kelor, kondisi

jerawat sedikit meradang dan setelah menggunakan masker tesebut kondisi

jerawat mulai mengering (Hastuti et al.,2019; Safitri.,2018; Kumari et

al.,2018; Sen & Behera.,2019).

Berdasarkan fakta di atas dari pengamatan dan beberapa teori,

penelitian (Swati et al.. 2018; Asnaashari., 2018; Mabona., 2016; Hapsari.,

2019) memiliki pendapat untuk melakukan percobaan yaitu tanaman yang

mengandung antioksidan yang sangat tinggi seperti asam askorbat, phenolic,

flavonoid dan karatenoid. Masker ekstrak daun kelor memiliki sifat anti-acne

atau anti-inflamasi, agen ati-kanker, anti-tumor, stimulant peredaran darah

pada jantung, anti-spasmodik, anti-alergi, anti-oksidan dan anti-diabetes.

Seluruh bagian tanaman kelor bisa dimanfaatkan seperti akar, kulit kayu,
59

daun, bunga, biji dan karet digunakan untuk penyembuhan dari berbagai

penyakit. Dari tanaman kelor memiliki 72 resep, dimana kulit pohon yang

paling banyak digunakan sejumlah 22 resep, daunnya yang bisa menghasilkan

19 resep. Resep tersebut bisa dimanfaatkan sebagai obat untuk mengobati

segala macam penyakit contohnya menghilangkan jerawat di wajah, diare,

gangguan perut, sakit gigi, menorrhagia, filarial, kurap, sakit telinga, radang

gusi, faringitis, radang pada amandel, batu ginjal, diabetes, asma, edema,

lepuh, inflamasi. Dosis dan cara pemakaian masker ekstrak daun kelor cukup

dengan melarutkan 1 sendok makan serbuk masker kedalam tiga sendok

makan air. Dan masker siap dioleskan ke seluruh wajah lalu diamkan sampai

mongering, penggunaan yang baik minimal 3 kali dalam seminggu

(Odetta.,2019; Perwita.,2019; Marwiyah & Pertiwi.,2019; Sen &

Behera.,2019).

Berdasarkan opini dari penulis, menurut peneliti penggunaan masker

ekstrak daun kelor sangat baik adanya karena selain berbahan alami, mudah

didapat dan mengandung nilai ekonomis jika dibandingkan dengan perawatan

di klinik kecantikan. Perawatan non-farmakologis atau alternatif dengan

menggunakan masker alami berbahan daun kelor (moringa oleifera) tidak

akan memberi efek ketergantungan yang bisa berbahaya tubuh. Dimana

masker tersebut bermanfaat sebagai anti-inflamasi bermanfaat untuk

pemulihan jerawat yang meradang pada wajah. dengan demikian dari 10

jurnal yang telah direview didapatkan hasil bahwa pemberian ekstrak masker

daun kelor (moringa oleifera) menunjukkan pengaruh yang sangat signifikan

dalam pemulihan jerawat (acne) dibandingkan dengan masker berbahan lain.


BAB 6

KESIMPULAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari pencarian beberapa jurnal yang telah dijelaskan oleh

penulis dalam bab sebelumnya, maka dapat diambil beberapa kesimpulan

sebagai berikut :

1. Kondisi wajah disaat sebelum intervensi ekstrak masker daun kelor

berjerawat meradang, banyak komedo, kusam dan bertekstur kasar.

2. Kondisi wajah disaat sesudah diberikan intervensi menggunakan ekstrak

masker daun kelor, jerawat mengering dan lebih cerah.

3. Setelah dilakukan pemberian ekstrak masker daun kelor seminggu 3 kali

sesuai dengan SOP selama 1 bulan dengan durasi 15-20 menit didapatkan

pemulihan jerawat dan kondisi jerawat yang mengering.

4. Ada pengaruh yang signifikan dari pemberian ekstrak masker daun kelor

(moringa oleifera) terhadap pemulihan jerawat (acne).

6.2 Conflict of Interest

Literature review ini tidak ada konflik dan unsur kepentingan tertentu

didalamnya yang melibatkan beberapa pihak lain. Dimana dalam setiap jurnal

yang telah dipilih dan telah direview terdapat pertanggungjawaban dari setiap

penulisnya, serta dalam pemberian intervensi telah sesuai dengan SOP. Jadi,

dalam setiap jurnal tersebut responden telah menerima apa yang penulis

intervensikan serta antara responden dan penulis memiliki hubungan yang

baik.
DAFTAR PUSTAKA

A Dudi Krisnadi (2015) „Edisi revisi maret 2015‟, Kelor Super Nutrisi.
Afrilyanti, H. R. (2015) „Pengaruh Gel Anti Jerawat Dari Ekstrak‟, Jurnal
Farmanesia, 7(9), p. 19.
Amaral, G. et al. (2013) „Journal of Petrology, 369(1), pp. 1689–1699. doi:
10.1017/CBO9781107415324.004.
Asnaashari, S., Dastmalchi, S. and Javadzadeh, Y. (2018) „Gastroprotective
effects of herbal medicines (Roots)‟, International Journal of Food
Properties. Taylor & Francis, 21(1), pp. 901–919. doi:
10.1080/10942912.2018.1473876.
Dubey, V., Mishra, S. K. and Jamuhar, S. (2018) „Review on Tradational Herb
Moringa Olifera for Medicinal‟, 7(4).
Hariyono (2020) „Buku Pedoman Penyusunan Skripsi‟, (35), p. 46.
Hastuti, N. S., Taurhesia, S. and Wibowo, A. E. (2019) „Aktivitas secara in vitro
dan in vivo kombinasi ekstrak daun kelor (Moringa oleifera lam.) dan
pegagan (Centella asiatica (l.). Urb.) sebagai gel anti jerawat‟, Intisari
Sains Medis, 10(3), pp. 629–636. doi: 10.15562/ism.v10i3.351.
Kusuma, M. (2019) „Masker Daun Kelor, Daun Salam, dan Tepung Garut untuk
Mengurangi Jerawat pada Wajah‟, Masker Daun Kelor, Daun Salam, dan
Tepung Garut untuk Mengurangi Jerawat pada Wajah, 7(1), pp. 39–45.
Mabona, U. and Van Vuuren, S. F. (2013) „Southern African medicinal plants
used to treat skin diseases‟, South African Journal of Botany. South
African Association of Botanists, 87, pp. 175–193. doi:
10.1016/j.sajb.2013.04.002.
Makna, B. P. 2016. Patologi Acne. Sribd. hh. 1-19.
Perwita, M. H. (2019) „Pemanfaatan Ekstrak Moringa Oleifera Sebagai Masker
Organik Untuk Merawat Kesehatan Kulit Wajah‟, 17(2).
Pinem, N. T. A. (2019). Gambaran Pengetahuan Sikap dan Tindakan Siswa-siswi
SMA Negeri 2 terhadap Swamedikasi Sediaan Farmasi pada Jerawat di
Sidikalang. KTI. Politeknik Kesehatan Medan. Medan. hh. 24-27.
Putri, A. D. E., Psikologi, F. and Area, U. M. (2018) „Perbedaan kepercayaan diri
ditinjau dari jenis kelamin pada remaja yang mengalami jerawat nodule‟.
Retno Safitri, E. (2018) „Pengaruh Proporsi Ekstrak Daun Kelor Dan Pati Jagung
Terhadap Hasil Jadi Masker Tradisional Untuk Perawatan Kult Wajah‟, e-
journal Boga, 07, pp. 49–54.
Sen, S. K. and Behera, L. M. (2019) „Ethnomedicinical uses of moringa oleifera
62

lam. by the people of bargarh district (odisha)‟, 11(6), pp. 347–352.


Sidikalang, D. I. (2019) GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN
SISWA-SISWI SMA NEGERI 2 TERHADAP SWAMEDIKASI SEDIAAN
FARMASI PADA JERAWAT', POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES
MEDAN.
Studi, P. et al. (2018) „Debbi Melta Rahman‟.
Swati et al. (2018) „Moringa oleifera-a never die tree: An overview‟, Asian
Journal of Pharmaceutical and Clinical Research, 11(12), pp. 57–65. doi:
10.22159/ajpcr.2018.v11i12.28049.
Thalia, A. et al. (2019) Pemanfaatan Daun Kelor untuk Perawatan Wajah dengan
Masker Organik. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. di akses pada
tanggal 05 Januari 2020. jurnal daun kelor/referensi/pemanfaatan daun
kelor untuk perawatan wajah dengan masker organik.pdf.
Lampiran 1

Penulisan Krisis Untuk Quasy Experimental Design

Daftar Cek JBI krisi untuk study ekspreimental

Reviewer_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _Date_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _

Author_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _Year_ _ _ _Record Number_ _

Ya Tidak Tidak Tidak Dapat

1. Apakah jelas dalam penelitian apa „ Jelas Diterapkan


penyebab‟ dan apa „dampak‟ (yaitu tidak
ada kebingungan tentang variabel mana
yang muncul)
2. Apakah para peserta disertakan dalam
perbandingan yang serupa?
3. Apakah para peserta disertakan dalam
perbandingan apa pun menerima
perawatan/perawatan yang sama, selain
paparan atau intervensi?
4. Apakah ada kelompok kontrol?
5. Apakah ada pengukuran dari hasil baik
sebelum dan pasca intervensi/paparan?
6. Ditindaklanjuti secara lengkap dan jika
tidak, apakah perbedaan antar kelompok
berdasarkan keterangan yang mereka
uraikan dan analisis yang memadai?
7. Apakah hasil dari para pesert
disertakan dalam tindakan
perbandingan dalam cara yang
sama?
8. Apakah hasil-hasil yang dapat diandalkan
telah diukur?
9. Apakah analisis statistik yang tepat
digunakan?

63
Lampiran 2

PRIMA CHECKIST

TITLE
Judul 1 Mengidentifikasi laporan sebagai tinjauan sistematis, meta-analisis, atau keduanya.
ABSTRACT
Ringkasan 2 Memberikan ringkasan terstruktur termasuk, sebagaimana berlaku; Latar Belakang; tujuan; sumber data;
terstruktur mempelajari kriteria kelayakan, peserta, dan intervensi; mempelajari metode penilaian dan sintesis;
hasil; keterbatasan; kesimpulan dan implikasi dari temuan kunci; nomor registrasi peninjauan sistematis.
INTRODUCTION
Alasan 3 Jelaskan alasan untuk ulasan dalam konteks apa yang sudah diketahui
Tujuan 4 Memberikan pernyataan eksplisit tentang pertanyaan yang sedang dibahas dengan merujuk pada
peserta, intervensi, perbandingan, hasil, dan desain studi (PICOS).
METHODS
Protokol dan 5 Tunjukkan jika ada protocol peninjauan, jika dan dimana itu dapat diakses (misalnya, alamat web), dan
Registrasi tersedia informasi pendaftaran termasuk nomor registrasi.
Kriteria Kelayakan 6 Menentukan karakteristik penelaah (misalnya PICOS, lama tindak lanjut) dan melaporkan
karakteristik (misalnya, pertimbangan Bahasa, status publikasi) sebagai kriteria untuk kelayakan,
memberikan alasan.
Sumber Informasi 7 Uraikan sumber informasi ( Misalnya, database dengan tanggal cakupan, menghubungi para penulis
untuk mengidentifikasi studi tambahan) dalam pencarian dan tanggal terakhir dicari.
Search 8 Strategi lengkap pencarian elektronik untuk setidaknya satu database, termasuk batas apa pun yang
digunakan, sehingga dapat diulangi.
Pemilihan studi 9 Menyatakan proses untuk memilih studi ( Yakni, skrining, keikutsertaan, termasuk dalam tinjauan
sistematis, dan jika dapat diterapkan, termasuk dalam meta-analisis).

64
65

Proses 10 Menjelaskan metode ekstraksi data dari laporan (misalnya, formulir yang diujicobakan, independen,
Pengumpulan data dalam duplikasi) dan proses apapun untuk mendapatkan dan mengkonfirmasikan data dari investigator.
Data items 11 Daftar dan menentukan semua variabel untuk mencari data ( Misalnya PICOS, funding sources) dan
semua asumsi dan penyederhanaan yang dibuat.
Risk of bias in 12 Uraikan metode yang digunakan untuk menilai risiko prasangka penelitian perorangan (termasuk
individual studies spesifikasi tentang apakah hal ini dilakukan pada tingkat penelitian atau hasil), dan bagaimana
informasi ini akan digunakan dalam sintesis data apa pun.
Langkah-langkah 13 Sebutkan langkah-langkah ringkasan utama (misalnya, rasio risiko, difference in means).
ringkasan
Hasil sintesis 14 Uraikan metode menangani data dan mengkombinasikan hasil penelitian, jika dilakukan, tindakan
berlekuk-lekuk (misalnya, mewakili masing-masing meta-analisis
Risk of bias across 15 Tentukan penilaian apa pun terhadap risiko prasangka yang dapat mempengaruhi bukti kumulatif
studies (Misalnya, publikasi bias, pelaporan selektif dalam studi).
Analisis 16 Uraikan metode analisis addisional (misalnya sensitivitas atau analisis subkelompok, meta-regresi)
Addisional
RESULTS
Seleksi studi 17 Buatlah sejumlah penelitian yang dipilih, yang dinilai untuk kelayakan, dan masukkan dalam
tinjauan, dengan alasan-alasan untuk dikeluarkan pada setiap tahap, idealnya dengan diagram fow.
Karakteristik studi 18 Untuk setiap penelitian, tunjukkan karakteristik untuk mengekstrak data (misalnya, study size,
PICOS, follow up period) dan memberikan kutipan.
Risiko bias dalam 19 Sajikan data mengenai risiko prasangka dari setiap penelaah dan, jika tersedia penilaian hasil akhir apa
penelitian pun.
Hasil dari 20 Untuk semua hasil yang dipertimbangkan (manfaat atau kerugian), untuk setiap penelaah: (a) data
Penelaah Individu ringkasan sederhana untuk setiap kelompok intervensi, (b) estimasi efek dan keyakinan interval.
Hasil Sintesis 21 Hasil yang hadir dari setiap meta-analisis yang dilakukan, termasuk interval keyakinan dan ukuran
konsistensi.
66

Risiko prasangka 22 Menyajikan hasil dari penilaian apa pun tentang risiko prasangka terhadap penelaah.
terhadap seluruh
Analisis tambahan 23 Berikan hasil analisis tambahan, jika dilakukan (misalnya, sensitivitas atau analisis sub-kelompok,
meta-regresi).
DISCUSSION
Ringkasan Bukti 24 Ringkasan utama termasuk kekuatan bukti setiap outcome utama dengan mempertimbangkan
relevansi kelompok-kelompok utama (Misalnya, penyedia layanan kesehatan, pengguna, dan pembuat
Keterbatasan 25 kebijakan). dalam studi dan tingkat hasil (Misalnya pencarian tidak lengkap dari penelitian yang
Keterbatasan
diidentifikasi).
Kesimpulan 26 Berikan intepretasi umum tentang hasil dalam konteks bukti lain, dan imolikasi untuk masa depan
FUNDING
Funding 27 Jelaskan sumber sumber fundina untuk tinjauan sistematis dan dukungan lainnya (Misalnya data,
peran funders untuk tinjauan sistematis).
Lampiran 3

67
68
Lampiran 4

FORMAT BIMBINGAN SKRIPSI

69
70
71
72
Lampiran 5

73

Anda mungkin juga menyukai