LITERATURE REVIEW
LITERATURE REVIEW
16.321.0027
tanggal 23 April 1997 putri dari Bapak Suwiji dan Ibu Winmihartik, penulis
KEDUNGADEM, setelah itu pada tahun 2013 penulis lulus dari SMP NEGERI 1
KEDUNGADEM, lalu pada tahun 2016 penulis lulus dari SMA NEGERI 01
KEDUNGADEM, dan di tahun setelah kelulusan tepatnya pada tahun 2016 penulis
Jombang. Penulis memilih program studi S1 Keperawatan dari lima program studi
yang tersedia di STIKES tersebut. Demikian riwayat hidup ini saya buat dengan
sebenar-benarnya.
v
MOTTO HIDUP
vi
LEMBAR PERSEMBAHAN
Syukur atas kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-
karya sederhana ini dapat terselesaikan dengan baik. Saya persembahkan karya
1. Kedua orangtuaku yaitu “Bapak Suwiji dan Ibu Winmihartik” orang yang
paling berharga dan yang paling saya cintai. Terima kasih atas rasa cinta, kasih
sayang, pengorbanan, dan kesabaran yang telah diberikan sejak saya lahir
hingga saat ini. Memberikan warisan yang paling berharga yaitu ilmu
pendidikan untuk bekal saya di dunia maupun di akhirat. Terima kasih atas doa
dan dukungan yang tidak hentinya diberikan untuk saya, sehingga saya selalu
karya sederhana ini yang bisa saya persembahkan untuk kalian kedua orangtua
saya, semoga dari kata persembahan ini membuat Bapak dan Ibu senantiasa
bangga dan bahagia karena sudah menjadikan anak seperti saya sampai ke titik
ini.
2. Semua saudara kandung saya “Kakak Ika Nur Laila dan Adik saya Rofi‟ Uddin
3. My best couple yang selalu ada inshaAllah Til Jannah “Sertu Agung Arianto”,
terima kasih atas segala waktu dan motivasi yang telah diberikan disaat rasa
lelah dan letih menghampiri saya. Terima kasih selama ini sudah bersedia
vii
luar biasa terhadap saya, semoga kita semua bisa sukses di kemudian hari.
kasih banyak atas ilmu yang telah diberikan kepada saya, sehingga saya bisa
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
banyak kendala di era pandemic Covid-19 akhirnya karya ini telah selesai dengan
sebaik-baiknya dan tepat waktu. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat
Penyusunan skripsi ini, penulis yakin dan percaya bahwa skripsi ini tidak
selaku ketua STIKES ICME Jombang sekaligus selaku Dewan Penguji. Ibu Inayatur
senantiasa mendukung dan mendoakan penulis, dan teman-teman yang ikut serta
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca demi penyempurnaan skripsi dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi
Penulis
ix
ABSTRAK
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK MASKER DAUN KELOR
(MORINGA OLEIFERA) TERHADAP PEMULIHAN JERAWAT (ACNE)
PADA REMAJA
LITERATURE REVIEW
MUNSHIN I’IS ELFINE
Pendahuluan : Jerawat merupakan inflamasi pada kulit sering dijumpai pada usia
remaja. Penggunaan masker daun kelor adalah sebagai salah satu inovasi terbaru
untuk mengurangi peradangan akibat jerawat. Ekstrak daun kelor dapat
menghambat perkembangan bakteri Propionibacterium acnes (P acnes). Tujuan
dalam penelitian ini untuk mengurangi inflamasi pada remaja yang mengalami
jerawat, setelah pemakaian masker daun kelor. Metode penelitian : Penelitian ini
menggunakan HS yang terkait pada literature empiris yang diterbitkan lima tahun
terakhir dengan menggunakan desain Literature review yang bersumber dari
pencarian elektronik komprehensif, pencarian dilakukan di Directory of Open
Access Journals (2015-2020), Taylor & Francis (2015-2020), Google Scholar
(2015-2020), dan mengambil artikel yang diterbitkan dalam Bahasa Inggris
maupun Bahasa Indonesia. Metode review dengan menggunakan istilah dan
ungkapan kata kunci terkait dengan ekstrak masker daun kelor dan jerawat pada
remaja. Abstrak atau teks lengkap ditinjau sebelum dimasukkan sesuai dengan
kriteria inklusi dan penelitian kualitas dengan menggunakan pedoman strobe.
Hasil Penelitian dalam pencarian 10 jurnal, menunjukkan bahwa keadaan wajah
sesudah penggunaan ekstrak masker daun kelor jerawat mengering, tidak ada
komedo dan wajah menjadi lebih cerah. Kesimpulan Dari penelitian sebelumnya,
menunjukkan bahwa adanya pengaruh pemberian ekstrak masker daun kelor
terhadap pemulihan jerawat pada remaja. Daun kelor sebagai kontrol positif
memberikan hasil yang baik untuk jerawat terbukti dengan perbaikan secara klinis
yang ditandai dengan berkurangnya tanda inflamasi, jumlah papul, pustule, nodul,
dan perubahan kadar sebum. Saran : Diharapkan peneliti selanjutnya dapat
melakukan penelitian dengan hasil yang lebih baik lagi, karena dalam penelitian
ini masih ada banyak keterbatasannya.
Kata kunci : Masker, Daun kelor, Jerawat
x
ABSTRACT
THE EFFECT OF GIVING MASK MORINGA OLEIFERA ON THE ACNE
RECOVERY IN TEENAGERS
LITERATURE REVIEW
xi
DAFTAR ISI
xii
2.1.6 Akibat Perubahan Awal (Puber) ...................................................... 14
2.1.7 Bahaya pada Masa Remaja Awal ..................................................... 15
2.2 Jerawat (Acne) ........................................................................................ 16
2.2.1 Definisi Jerawat ................................................................................ 16
2.2.2 Jenis-jenis Jerawat ............................................................................ 17
2.2.3 Faktor-faktor Timbulnya Jerawat (Acne) ......................................... 18
2.2.4 Pengobatan ....................................................................................... 21
2.2.5 Cara Mengatasi dan Mencegah Munculnya Jerawat (Acne) ............ 22
2.3 Kelor (Moringa Oleifera) ..................................................................... 23
2.3.1 Daun Kelor (Folium) ........................................................................ 23
2.3.2 Definisi Umum ................................................................................. 24
2.3.3 Klasifikasi Kelor .............................................................................. 25
2.3.4 Kandungan Daun Kalor .................................................................... 25
2.3.5 Kandungan Serbuk Daun Kelor untuk Kulit Sehat .......................... 26
2.3.6 Manfaat Kelor Bagi Kehidupan ....................................................... 27
2.3.7 Kelor Untuk Kecantikan................................................................... 28
2.3.8 Efek samping Mengkonsumsi Daun Kelor ...................................... 28
2.3.9 Cara pembuatan Masker daun kelor dan Cara Penggunaan ............. 29
2.4 Pengaruh Ekstrak Masker Daun Kelor (Moringa Oleifera) terhadap
Pemulihan Jerawat (Acne) pada Remaja ................................................. 29
xiii
4.1 Hasil ........................................................................................................ 49
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kandungan Daun Segar dan Serbuk/Masker Daun Kelor .................. 26
Tabel 3.1 Kriteria inklusi dan eksklusi dengan format PICOS ........................... 32
Tabel 4.2 Pemberian ekstrak masker daun kelor (moringa oleifera) terhadap
xv
DAFTAR GAMBAR
xvi
DAFTAR SINGKATAN
INH : Isonikotinilhidrazida
Cm : Sentimeter
Mg : Miligram
VI : Variabel Independen
VD : Variabel Dependen
xvii
DAFTAR LAMBANG
1. ( ) = Dalam kurung
2. % = Persen
3. “ = Tanda Petik
4. N = Jumlah responden
6. N = Jumlah jurnal
7. n = Jumlah Excluded
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
xix
BAB 1
PENDAHULUAN
muncul adalah dengan rutin mencuci wajah menggunakan sabun. Namun hal
itu tidak akan cukup, kita bisa memilih berbagai jenis perawatan wajah mulai
dari dokter atau klinik kecantikan yang berbahan kimia dengan harga mahal
ataupun perawatan berbahan alami. Jika ada perawatan wajah yang murah,
aman, dan alami mengapa harus memilih yang mahal. Salah satu perawatan
yang sangat efisien tersebut adalah dengan penggunaan masker organik yang
terbuat dari bahan alami yaitu daun kelor, jika digunakan secara instensif
dapat untuk mengurangi jerawat di wajah. Masker organik dari bahan ekstrak
daun kelor memiliki banyak kandungan yang sangat sehat untuk wajah.
Masker organik dapat mengatasi masalah pada kulit wajah terutama jerawat
2019).
pada usia dewasa awal, yakni pada perempuan terjadi di usia 14-17 tahun,
dan 16-19 tahun pada laki-laki. Jerawat (acne) paling tinggi akan muncul
pada usia 17 tahun, pada perempuan 85% dan pada laki-laki berkisar 95%.
2
Hasil pengamatan pada Asia Tenggara ada 40-80% kasus jerawat (acne),
Indonesia telah mencatat ada 60% penderita jerawat (acne) pada tahun 2006
dan pada tahun 2007. Menurut data statistik kesehatan dunia di tahun 2016,
tingkat kehilangan akan hidup sehat dan berkualitas karena faktor jerawat
(acne) timbul diusia pubertas, laki-laki yang menginjak masa pubertas diumur
15-19 tahun dan perempuan ketika mereka berumur 20-24 tahun (Putri,
2018). Di daerah Jawa Timur sendiri terdapat 38% perempuan dan 36,5%
dari jerawat (acne), diantaranya adalah faktor genetik, bangsa atau disebut
dengan suku, faktor asupan yang dikonsumsi, sebab dari cuaca yang ekstrim,
kosmetik, dan terakhir adalah stress. Penelitian yang dilakukan Putri (2018)
organ seksual yang dibarengi dengan perubahan berbagai jenis hormon pada
jerawat pada wajah. Saat jerawat (acne) timbul di wajah penderita sering
mengeluh ruam pada kulit wajah seperti komedo, pustule, papul, nodus, dan
klinik kecantikan, dapat juga menggunakan bahan alami seperti masker dari
daun kelor. Penulis memilih menggunakan masker bubuk dari daun kelor
dikarenakan karakter serbuk yang memiliki massa air yang rendah daripada
masker yang lain, hal itu membuat menjadi tahan lama. Selain karena alasan
tersebut, masker daun kelor juga sangat mudah dan aman jika dibuat sendiri.
Pendapat tersebut sesuai dari laporan hasil penelitian Krisnadi (2015) yang
timbulnya jerawat. Hal ini yang mendorong penulis untuk mengkaji lebih
jauh lagi tentang pengaruh pemberian ekstrak masker daun kelor (moringa
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
1.4.1 Teoritis
dalam ekstrak daun kelor (moringa oleifera) dan pengaruh masker ekstrak
remaja.
1.4.2 Praktis
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Remaja
memiliki makna meluas dan mulai terbentuk kematangan mental, fisik dan
emosional sosial. Di masa ini seseorang tidak memiliki tujuan yang terlalu
jelas, sebab bisa dibilang masuk ke dalam golongan anak tetapi bukan juga
serta perkembangan yang sangat cepat baik secara psikologis, fisik, dan
nomor 2005 pada tahun 2014, remaja berusia dari 10-18 tahun.
Sedangkan menurut BKKBN rentang usia pada remaja adalah 10-24 tahun
Dimulai dari fisik akan mengalami perubahan, organ seksual yang mulai
itu disebut juga dengan masa puber. Ciri-ciri masa remaja ada tiga, yaitu:
kematangan; biasanya akan mulai usia 12 tahun pada perempuan dan usia
dewasa sangat beragam dari satu ras ke ras lain, secara luas diartikan
dari orang tua (Ahyani & Astuti, 2019). Merekan akan mulai bertingkah
Di masa ini, mereka akan berproses dari segi fisik akan berubah
akan sering merasakan keraguan, kesunyian, tidak puas, tidak stabil dan
lagi oleh orang sekitar sehingga mereka mencari cara agar bisa
pemikiran yang baru dijumpai. Berawal dari hati berisi hal keraguan di
pada diri sendiri. Dan di masa ini remaja mulai dipertemukan dengan
kesigapan pada diri untuk menilai diri sendiri. Mulai pandai mengontrol
lingkungan.
karena banyaknya macam perubahan, baik itu secara psikis maupun fisik,
yang sering juga akan timbul masalah atau problema tersendiri untuk
diri secara cepat dan tepat, akan menjerumuskan pada hal yang negatif
1. Perkembangan Fisik
pesat, yang akan membawa tubuh mendekati lebih tinggi dan berat
badan akan tumbuh sekitar dua tahun. Pertumbuhan pada laki-laki akan
ciri-ciri seksual sekunder pada pria; rambut yang mulai tumbuh pada
maupun perempuan.
2. Perkembangan kognitif
pemikiran remaja akan lebih luas, logis dan idealistis, abstrak; remaja
sering mengasah pemikiran mereka sendiri, pola pikir orang lain dan
diberikan kepada anak, semakin banyak belajar tentang hal baru dan itu
otak sang anak, hal itu dapat merangsang anak tumbuh dengan
kemampuan yang jauh lebih baik dan optimal. Remaja akan sering
negatif.
3. Perkembangan Seksual
pada rentang usia 10-14 tahun. Hal tersebut diiringi dengan perubahan
yang terkait hormonal maupun secara fisik. Perubahan hormon estrogen
agar tidak sembarangan bergaul kepada lawan jenis. Jika salah bergaul
4. Perkembangan Emosional
Pada masa ini adalah masa paling sulit bagi keseluruhan, baik
akan merasa tidak ada yang perhatian lagi kepada dirinya. Remaja akan
menjadi 2,5 cm per tahun dan akan berakhir pada usia 14 tahun.
sesaat sebelum dan sesudah masa haid datang, setelah itu akan mulai
dan akan mencapai puncak pada usia 16 tahun, dan selepas itu akan
pada lelaki akan tampak jelas pada bahu yang melebar. Selain
primer, yaitu organ seks. Perubahan laki-laki, testis atau gonad yang
berada dalam scrotum atau sac, di usia 14 tahun akan mulai matang
berkembang penuh pada usia 20-21 tahun. Sesaat setelah hal tersebut
massa uterus yang akan meningkat di usia 11 tahun sekitar 5,3 gram,
dan pada usia 16 tahun akan bertambah menjadi 43 gram. Tuba falopi,
sel telur dan vagina akan tumbuh dengan cepat di masa ini. Tanda
lender, darah beserta jaringan sel yang hancur berasal dari uterus
secara berkala. Haid atau menstruasi akan terus dialami setiap 28 hari
dari sebelumnya.
e. Pinggul akan menjadi lebih melebar dan menjadi bulat efek dari
lainnya.
bagi perempuan.
ataupun ukurannya.
organ internal.
d. Inkoordinasi
e. Antagonism sosial
1. Bahaya Fisik
yang terlalu cepat atau dini yakni berkisar diantara usia 5-6 tahun.
Semua organ seks sudah mulai matang akan tetapi masih berbentuk
2. Bahaya Psikologis
kulit dengan munculnya tanda komedo terbuka dan tertutup, bintil (papula
atau nodula) atau bintil yang bernanah berada di permukaan kulit bewarna
jerawat pada umumnya dialami oleh lebih dari 80% populasi masyarakat
yang akan mulai timbul diusia 12-44 tahun. Jerawat sendiri bahasa Inggris
dari “acne” berasal dari bahasa yunani “acme” yang mempunyai arti
1. Acne vulgaris
2. Acne inversa
Jerawat tipe ini akan muncul baik secara internal maupun eksternal
sakit, timbul lecet dan terkadang muncul di area punggung dan pinggul.
Jika faktor internal bisa karena hormon, lain halnya dengan faktor
3. Acne rosacea
vulgaris jerawat jenis ini muncul diusia berkisar diatas 30 tahun, dan
bisa mencapai puncak pada usia 40-50 tahun. Acne rosacea biasanya
Jerawat jenis ini akan timbul dalam bentuk bisul disebabkan hasil dari
membesar dan tubuh sampai racun tersebut berhasil keluar melalui pori-
5. Back acne
Back acne atau disebut dengan jerawat punggung. Jerawat ini akan
kemunculannya.
6. Acne conglobata
darah putih dalam darah) yang lebih dikenal dengan istilah acne
fulminans.
seperti:
1. Sebum
(acne), jika jerawat semakin keras berarti dipengaruhi oleh sebore yang
berlebih.
2. Bakteri
Staphylococcus epidermis.
3. Diet
4. Herediter
5. Endokrin, diantaranya:
androgen asalnya dari testis dan kelenjar anak ginjal (adrenal), hal
tersebut mengakibatkan produksi sebum meningkat dan palit
bertambah.
mengalami penurunan.
6. Iklim
Sinar dari ultraviolet (UV) meiliki efek yang bisa membunuh bakteri di
dibagian dalam kelenjar palit. Cuaca dan polusi udara yang kotor
peradangan.
7. Faktor Psikis
semakin meradang.
8. Kosmetika
9. Bahan kimia
vitamin B12.
2.2.4 Pengobatan
yaitu:
1. Farmakologi
2. Nonfarmakologi
zat yang terkandung sesuai bahan masker akan diserap oleh kulit
(Rahman, 2018).
seimbang dengan cara memperbanyak minum air putih dan serat yang
Karena hal itu akan menyebabkan jerawat semakin meradang dan bisa
dan cepat, dan dunia juga telah menggambarkan sebagai tanaman yang
paling memiliki nilai gizi yang tinggi. Dari bagian daun sendiri
vitamin c yang melebihi dari buah jeruk, kandungan tinggi kalsium yang
melebihi segelas susu, memiliki kandungan zat besi lebih tinggi daripada
bayam dan tinggi kalium melebihi kalium pada pisang. Kelor juga sering
memiliki warna yang lebih tua, daunnya berbentuk bulat telur, panjang
sekitar 1-2cm, memiliki lebar 1-2cm, lemas dan tipis, pangkal dan
tumpul, tidak membentuk sudut sama sekali, hingga ujungnya seperti suatu
(lignosus), lurus, memiliki warna putih tulang atau kotor, kulit yang tidak
sering juga orang yang menanam digunakan sebagai pagar rumah atau
tapal batas pada halaman rumah atau ladang. Kelor adalah tanaman
keadaan iklim. Kelor dapat tahan dalam musim kemarau yang sangat
panjang dan tumbuh dengan subur pada daerah yang memiliki curah hujan
tahunan berkisar 250-1500 mm. Daun kelor bisa dipetik pasca pohon
tumbuh 1,5-2 meter tingginya, dan bisa memakan waktu 3-6 bulan.
Ordo: Capparales
Famili: Moringaceae
Genus: Moringa
infeksi telinga, kudis dan kurap, dan selesma. Daun juga dapat digunakan
untuk jus yang diyakini untuk menurunkan kadar glukosa dalam darah,
(Krisnadi, 2015).
mengandung:
sebuah wortel
2. Vitamin B1, 4 kali melebihi daging babi,
akibat terlalu lama terkena paparan matahari, cuaca, polusi dan beraneka
ragam produk. Jadi cara yang terbaik untuk mengurangi resiko hal buruk
dan memberikan kesan yang jauh lebih muda pada kulit (Krisnadi, 2015).
daun kelor sangat tinggi yakni 113 mg per 100 gram daun kelor kering
kelor dalam kecantikan, daun kelor dibuat kering lalu dibuat serbuk untuk
3. Daun atau batang yang masih muda bisa dijadikan untuk pakan ternak,
5. Spray wajah
6. Royal cream
8. Masker powder
namun jika dirasa kurang halus ulangi untuk menumbuk daun tersebut
3. Lalu ayak serbuk dari daun kelor yang telah kering kering agar
Karena tekstur masker yang sudah menjadi serbuk maka dari itu perlu air
tiga sendok makan air. Dan masker siap dioleskan, penggunaan yang baik
samping yang buruk atau bahaya (Odetta, 2019). Selain menggunakan air,
yang kasar akibat timbulnya jerawat atau luka. Fenolat yang mengandung
asam elagik, asam ferulat, asam klorogenat, serta B-karoten. Fenolat dapat
METODE
yang lebih terdahulu. Sumber data sekunder yang didapat berupa artikel
(Directory of open access journals), taylor & francis, dan google scholar
terhadap 40 jurnal, jurnal yang duplikasi dan jurnal yang tidak sesuai
Study design
Identifikasi abstrak
- Systematic review (n = 2 )
N = 10
- Literature review (n = 3)
- Book chapters (n = 2)
Excluded (n = 10)
Jumlah akhir yang dapat di
analisa sesuai rumusan - Pemberian masker ekstrak daun
masalah dan tujuan kelor dilakukan selain penderita
jerawat (n = 5)
N = 10
- Tujuan penelitian tidak sesuai (n =
5)
Gambar 3.1 Diagram alur review jurnal
3.3.2 Daftar Artikel Hasil Pencarian
sesuai dengan hasil yang diukur untuk menjawab tujuan. Jurnal penelitian
yang telah sesuai dengan kriteria inklusi kemudian akan dikumpulkan dan
dibuat ringkasan jurnal meliputi nama peneliti, tahun terbit, judul, metode,
Metode
Analisis)
1 Marwiyah, 2019 Vol. 7, Masker Daun Desain: Eksperimental Hasil penelitian tersebut Google
Kusuma Pertiwi Salam, dan Simple random yang terbuat dari daun
2 Ninik Setya 2019 Vol. 10, Aktivitas secara Desain: Eksperimental Hasil penelitian tersebut DOAJ
Hastuti, Shelly No. 3 in vitro dan in Sampel: menyatakan bahawa pada (Directory
aktivitas antibakteri
terhadap Propinobacterium
acnes, terbukti secara visual
memperbaiki tingkat
3 Endriana Retno 2018 Vol. 07, Pengaruh Desain: True Hasil penelitian tersebut Google
Proporsi Ekstrak
Daun Kelor dan
Pati Jagung
- VD:
Masker Tradisional
untuk Perawatan
Wajah
Instrumen: observasi
tunggal
4 Rashmi Kumari, 2018 Vol. 7, Review On Desain: Hasil penelitian tersebut Google
Promosing Uses
Instrumen: observasi
Analisis:
deskriptif
persentase
5 S.K Sen, L.M 2019 Vol. 11, Ethnomedicinical Desain: Hasil penelitian tersebut Google
kelor
Analisis:
deskriptif persentase
6 Swati, Aman 2018 Vol. 11, Moringa Desain: Hasil penelitian tersebut Google
preet Kaur Virk, No. 12 oleiferaI- A Studi Literature menyatakan bahwa Scholar
seperti antitumor,
antioksidan, antipiretik,
anti bakteri.
8 U. Mabona, S.F. 2016 Vol. 87, Southern African Desain: Pre- Hasil penelitian tersebut Taylor &
Van Vuuren No. 1 medicinal plants Eksperimental menyatakan bahwa banyak Francis
psoriasis.
9 Monica Hartini 2019 Vol. 17, Pemanfaatan Desain: Hasil penelitian tersebut Google
Perwita No. 2 Ekstrak Moringa Studi Literature menyatakan bahwa daun Scholar
persentase bebas.
10 Niah Kusuma 2019 Vol. 14, Aktivitas Desain: Eksperiment Hasil penelitian tersebut Google
observasi, uji
organoleptik
ANOVA
BAB 4
4.1 Hasil
Dalam bab ini akan memaparkan literature terpilih dan paling mirip
dengan tujuan awal penelitian. Sajian dari hasil literature yang tertulis dalam
tugas akhir memuat beberapa rangkuman hasil dari masing-masing jurnal atau
artikel yang telah terpilih dan disajikan pada bentuk tabel, kemudian dibawah
tabel akan dijelaskan arti tabel beserta trendnya dalam bentuk paragraf
(Nursalam, 2020).
No Kategori
A. n %
Tahun Publikasi
1 2016 1 10
2 2017 - -
3 2018 4 40
4 2019 5 50
Total 10 100
B. Desain Penelitian
1 Eksperimental 4 40
2 Pre-Eksperimental 3 30
3 Studi literature 3 30
Total 10 100
Tabel 4.2 Pemberian ekstrak masker daun kelor (moringa oleifera) terhadap
(moringa oleifera).
Bahwa perubahan hormon, gaya hidup, Hastuti et al (2019); Kumari et al
dan penanganan yang salah akan (2018); Hapsari (2019)
mengakibatkan timbulnya jerawat pada
wajah.
Penelitian Marwiyah & Pertiwi (2019) dengan judul masker daun kelor,
daun salam, dan tepung garut untuk mengurangi jerawat pada wajah. Berdasarkan
hasil penelitian pemakaian masker kepada 6 responden yang memiliki jenis kulit
yang berminyak dan berjerawat. Penelitian dilakukan selama satu bulan dan
menggunakan 3 jenis bahan yaitu bahan A (1 gram daun kelor dan 1 gram daun
salam), bahan B menggunakan (2 gram daun kelor dan 1 gram daun salam) dan
bahan C menggunakan (3 gram daun kelor dan 1 gram daun salam), pemakaian
dilakukan seminggu 3 kali serbuk tersebut dicampur dengan air lalu diratakan ke
menggunakan masker daun kelor dan kondisi jerawat telah mengalami perubahan.
jerawat dapat dikurangi dengan masker. Hal tersebut sama hasil dari penelitian
Sari dan Febriana (2016) yang menyatakan bahwa kandungan antioksidan dalam
Penelitian Hastuti et al. (2019) dengan judul aktivitas secara in vitro dan in
vivo kombinasi ekstrak daun kelor (Moringa Oleifera lam.) dan pegagan (Cetella
asiantica (l.). Urb) sebagai gel anti jerawat. Berdasarkan hasil penelitian ekstrak
51
daun kelor dan herba pegagan memiliki kandungan senyawa metabolit sekunder
glikosida. Hal tersebut membuktikan bahwa ekstrak daun kelor dan herba pegagan
fenolik dan alkaloid. Kandungan steroid yang mampu mengurangi reaksi iflamasi
dari kedua ekstrak tersebut dapat digunakan sebagai anti-jerawat sesuai dengan
kelor dan pati jagung terhadap hasil jadi masker tradisional untuk perawatan
10,572 yang menyatakan ada pengaruh tingkat kesukaan jika digunakan sebagai
masker wajah karena daya simpan yang cukup lama, memiliki tekstur yang bagus
dan bisa menjadi solusi untuk perawat wajah terutama untuk mengatasi masalah
jerawat.
moringa olifera for medicinal and promosing uses. Berdasarkan hasil penelitian
tanaman kelor merupakan tanaman yang serbaguna karena bisa digunakan untuk
dari inflamasi. Minyak dari kelor juga bisa dimanfaatkan untuk kosmetik seperti
minyak pijat dan lipbalm. Selain untuk kulit tanaman kelor (moringa oleifera)
kekeringan dan tidak perlu perawatan yang khusus. Dari hasil observasi penelitian
bagian dari kelor seperti akar, kulit kayu, daun, bunga, biji dan karet digunakan
resep, diikuti oleh daun digunakan 19 resep, biji 12 resep, akar 11 resep, bunga
gangguan perut, sakit gigi, menorrhagia, filarial, kurap, sakit telinga, radang gusi,
faringitis, radang pada amandel, batu ginjal, diabetes, asma, edema, lepuh,
inflamasi.
Penelitian Swati et al. (2018) dengan judul moringa oleiferaI- a never die
kegunaan yang luar biasa dalam berbagai bidang. Tanaman kelor (moringa
oleifera) memiliki insentif teraupeutik yang sangat hebat karena telah dianggap
53
memiliki anti-oksidan tinggi. Buah dan bunga kelor (moringa oleifera) yang
dan oleat yang serupa. Semua bagian dari ekstrak kelor (moringa oleifera)
jerawat atau luka pada kulit, agen ati-kanker, anti-tumor, stimulant peredaran
tanaman obat dan sifat dari tanaman herbal, seperti tanaman kelor hasil
menunjukkan bahwa tanaman kelor (moringa oleifera) adalah tanaman obat yang
efektif dan memiliki nilai gizi yang tinggi. Sebagian besar menggunakan sebagai
yang terkandung akan dipertimbangkan untuk penemuan obat baru dengan efek
samping yang lebih sedikit, lebih sedikit toksisitas, lebih sedikit biaya, dan lebih
menunjukkan bahwa tanaman obat yang ada di Afrika Selatan yang memiliki
digunakan untuk penyembuhan luka. Salah satu tanaman itu adalah kelor
kulit baik ringan ataupun berat seperti urtikaria, kulit gies, acne vulgaris, eksim,
dan psoriasis.dari semua bagian tanaman kelor, yang paling dominan untuk
digunakan adalah daun kelor sekitar 48%. Untuk pengobatan dalam acne vulgaris,
yang lebih bagus daripada dengan pengobatan konvensional yang ada seperti
retinoid yang memilikik efek samping yang parah dari reaksi sensivitas.
untuk masker organik sebagai perawatan kulit wajah. Daun kelor memiliki
Fenolat yang mampu memperbaiki tekstur kulit akibat jerawat, serta memperbaiki
antibakteri sediaan masker yang diperkaya esktrak daun kelor (moringa oleifera).
ekstrak daun kelor (moringa oleifera) memiliki nilai IC₅₀ sebesar 56,3385 ppm.
Masker wajah dengan tambahan ekstrak daun kelor memiliki nilai sebesar 35%
menunjukkan inhibisi sebesar 66,0405% yang berarti lebih tinggi daripada masker
55
yang tanpa adanya penambahan ekstrak daun kelor yaitu sebesar 6,5508%. Hasil
memiliki tingkat kesukaan umum tertinggi dengan nilai 3,29. Hasil karakteristik
masker dengan penambahan esktrak daun kelor yaitu 12,5; 17,5; 25; dan 35%
hasil tersebut menunjukkan terpenuhi syarat standart SNI 16-6070-1999 dan SNI
emulsi 96,57-97,05%; dan negatif cemaran mikroba yang berarti layak untuk
Review Articles
Resouces Ordinary Dissert
Book Systematic Meta-
Type paper Review ation
review analysis
Indonesia
15 20 15 - - -
n
English 10 7 15 10 5 5
Sum - - - - - -
English Total =
Total Indonesia = 50
= 52 102
Tabel 4.4 Delphi method procedure to find most suitable framework of the study
Stages of
the Desirable structure of the frame work of the study
procedure
Classification and morphology of moringa extract, ulitization of
First run moringa extract, moringa extract efficacy research.
psoriasis.
Perwita Moringa oleifera memiliki bentuk daun yang kecil dan
(2019) memiliki kandungan yang bisa dimanfaatkan untuk perawatan
kulit. Daun kelor mengandung fenolat yang tinggi, dan
antioksidan yang sangat tinggi memiliki vitamin A, vitamin B
maupun vitamin C berkhasiat baik untuk perawatan kulit.
Hapsari Daun kelor atau bernama latin moringa oleifera memiliki
(2019) kandungan antioksidan tinggi, mengandung banyak vitamin,
mineral dan antibakteri yang memiliki manfaat untuk perawatan
kulit sebagai kosmetik wajah.
BAB 5
PEMBAHASAN
5.1 Pembahasan
sel-sel di kulit. Daun kelor sebagai kontrol positif memberikan hasil yang
baik untuk jerawat terbukti dengan perbaikan secara klinis dinilai dari
kadar sebum. Sebelum menggunakan masker dari ekstrak daun kelor, kondisi
flavonoid dan karatenoid. Masker ekstrak daun kelor memiliki sifat anti-acne
Seluruh bagian tanaman kelor bisa dimanfaatkan seperti akar, kulit kayu,
59
daun, bunga, biji dan karet digunakan untuk penyembuhan dari berbagai
penyakit. Dari tanaman kelor memiliki 72 resep, dimana kulit pohon yang
gangguan perut, sakit gigi, menorrhagia, filarial, kurap, sakit telinga, radang
gusi, faringitis, radang pada amandel, batu ginjal, diabetes, asma, edema,
lepuh, inflamasi. Dosis dan cara pemakaian masker ekstrak daun kelor cukup
makan air. Dan masker siap dioleskan ke seluruh wajah lalu diamkan sampai
Behera.,2019).
ekstrak daun kelor sangat baik adanya karena selain berbahan alami, mudah
jurnal yang telah direview didapatkan hasil bahwa pemberian ekstrak masker
KESIMPULAN
6.1 Kesimpulan
sebagai berikut :
sesuai dengan SOP selama 1 bulan dengan durasi 15-20 menit didapatkan
4. Ada pengaruh yang signifikan dari pemberian ekstrak masker daun kelor
Literature review ini tidak ada konflik dan unsur kepentingan tertentu
didalamnya yang melibatkan beberapa pihak lain. Dimana dalam setiap jurnal
yang telah dipilih dan telah direview terdapat pertanggungjawaban dari setiap
penulisnya, serta dalam pemberian intervensi telah sesuai dengan SOP. Jadi,
dalam setiap jurnal tersebut responden telah menerima apa yang penulis
baik.
DAFTAR PUSTAKA
A Dudi Krisnadi (2015) „Edisi revisi maret 2015‟, Kelor Super Nutrisi.
Afrilyanti, H. R. (2015) „Pengaruh Gel Anti Jerawat Dari Ekstrak‟, Jurnal
Farmanesia, 7(9), p. 19.
Amaral, G. et al. (2013) „Journal of Petrology, 369(1), pp. 1689–1699. doi:
10.1017/CBO9781107415324.004.
Asnaashari, S., Dastmalchi, S. and Javadzadeh, Y. (2018) „Gastroprotective
effects of herbal medicines (Roots)‟, International Journal of Food
Properties. Taylor & Francis, 21(1), pp. 901–919. doi:
10.1080/10942912.2018.1473876.
Dubey, V., Mishra, S. K. and Jamuhar, S. (2018) „Review on Tradational Herb
Moringa Olifera for Medicinal‟, 7(4).
Hariyono (2020) „Buku Pedoman Penyusunan Skripsi‟, (35), p. 46.
Hastuti, N. S., Taurhesia, S. and Wibowo, A. E. (2019) „Aktivitas secara in vitro
dan in vivo kombinasi ekstrak daun kelor (Moringa oleifera lam.) dan
pegagan (Centella asiatica (l.). Urb.) sebagai gel anti jerawat‟, Intisari
Sains Medis, 10(3), pp. 629–636. doi: 10.15562/ism.v10i3.351.
Kusuma, M. (2019) „Masker Daun Kelor, Daun Salam, dan Tepung Garut untuk
Mengurangi Jerawat pada Wajah‟, Masker Daun Kelor, Daun Salam, dan
Tepung Garut untuk Mengurangi Jerawat pada Wajah, 7(1), pp. 39–45.
Mabona, U. and Van Vuuren, S. F. (2013) „Southern African medicinal plants
used to treat skin diseases‟, South African Journal of Botany. South
African Association of Botanists, 87, pp. 175–193. doi:
10.1016/j.sajb.2013.04.002.
Makna, B. P. 2016. Patologi Acne. Sribd. hh. 1-19.
Perwita, M. H. (2019) „Pemanfaatan Ekstrak Moringa Oleifera Sebagai Masker
Organik Untuk Merawat Kesehatan Kulit Wajah‟, 17(2).
Pinem, N. T. A. (2019). Gambaran Pengetahuan Sikap dan Tindakan Siswa-siswi
SMA Negeri 2 terhadap Swamedikasi Sediaan Farmasi pada Jerawat di
Sidikalang. KTI. Politeknik Kesehatan Medan. Medan. hh. 24-27.
Putri, A. D. E., Psikologi, F. and Area, U. M. (2018) „Perbedaan kepercayaan diri
ditinjau dari jenis kelamin pada remaja yang mengalami jerawat nodule‟.
Retno Safitri, E. (2018) „Pengaruh Proporsi Ekstrak Daun Kelor Dan Pati Jagung
Terhadap Hasil Jadi Masker Tradisional Untuk Perawatan Kult Wajah‟, e-
journal Boga, 07, pp. 49–54.
Sen, S. K. and Behera, L. M. (2019) „Ethnomedicinical uses of moringa oleifera
62
Reviewer_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _Date_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
63
Lampiran 2
PRIMA CHECKIST
TITLE
Judul 1 Mengidentifikasi laporan sebagai tinjauan sistematis, meta-analisis, atau keduanya.
ABSTRACT
Ringkasan 2 Memberikan ringkasan terstruktur termasuk, sebagaimana berlaku; Latar Belakang; tujuan; sumber data;
terstruktur mempelajari kriteria kelayakan, peserta, dan intervensi; mempelajari metode penilaian dan sintesis;
hasil; keterbatasan; kesimpulan dan implikasi dari temuan kunci; nomor registrasi peninjauan sistematis.
INTRODUCTION
Alasan 3 Jelaskan alasan untuk ulasan dalam konteks apa yang sudah diketahui
Tujuan 4 Memberikan pernyataan eksplisit tentang pertanyaan yang sedang dibahas dengan merujuk pada
peserta, intervensi, perbandingan, hasil, dan desain studi (PICOS).
METHODS
Protokol dan 5 Tunjukkan jika ada protocol peninjauan, jika dan dimana itu dapat diakses (misalnya, alamat web), dan
Registrasi tersedia informasi pendaftaran termasuk nomor registrasi.
Kriteria Kelayakan 6 Menentukan karakteristik penelaah (misalnya PICOS, lama tindak lanjut) dan melaporkan
karakteristik (misalnya, pertimbangan Bahasa, status publikasi) sebagai kriteria untuk kelayakan,
memberikan alasan.
Sumber Informasi 7 Uraikan sumber informasi ( Misalnya, database dengan tanggal cakupan, menghubungi para penulis
untuk mengidentifikasi studi tambahan) dalam pencarian dan tanggal terakhir dicari.
Search 8 Strategi lengkap pencarian elektronik untuk setidaknya satu database, termasuk batas apa pun yang
digunakan, sehingga dapat diulangi.
Pemilihan studi 9 Menyatakan proses untuk memilih studi ( Yakni, skrining, keikutsertaan, termasuk dalam tinjauan
sistematis, dan jika dapat diterapkan, termasuk dalam meta-analisis).
64
65
Proses 10 Menjelaskan metode ekstraksi data dari laporan (misalnya, formulir yang diujicobakan, independen,
Pengumpulan data dalam duplikasi) dan proses apapun untuk mendapatkan dan mengkonfirmasikan data dari investigator.
Data items 11 Daftar dan menentukan semua variabel untuk mencari data ( Misalnya PICOS, funding sources) dan
semua asumsi dan penyederhanaan yang dibuat.
Risk of bias in 12 Uraikan metode yang digunakan untuk menilai risiko prasangka penelitian perorangan (termasuk
individual studies spesifikasi tentang apakah hal ini dilakukan pada tingkat penelitian atau hasil), dan bagaimana
informasi ini akan digunakan dalam sintesis data apa pun.
Langkah-langkah 13 Sebutkan langkah-langkah ringkasan utama (misalnya, rasio risiko, difference in means).
ringkasan
Hasil sintesis 14 Uraikan metode menangani data dan mengkombinasikan hasil penelitian, jika dilakukan, tindakan
berlekuk-lekuk (misalnya, mewakili masing-masing meta-analisis
Risk of bias across 15 Tentukan penilaian apa pun terhadap risiko prasangka yang dapat mempengaruhi bukti kumulatif
studies (Misalnya, publikasi bias, pelaporan selektif dalam studi).
Analisis 16 Uraikan metode analisis addisional (misalnya sensitivitas atau analisis subkelompok, meta-regresi)
Addisional
RESULTS
Seleksi studi 17 Buatlah sejumlah penelitian yang dipilih, yang dinilai untuk kelayakan, dan masukkan dalam
tinjauan, dengan alasan-alasan untuk dikeluarkan pada setiap tahap, idealnya dengan diagram fow.
Karakteristik studi 18 Untuk setiap penelitian, tunjukkan karakteristik untuk mengekstrak data (misalnya, study size,
PICOS, follow up period) dan memberikan kutipan.
Risiko bias dalam 19 Sajikan data mengenai risiko prasangka dari setiap penelaah dan, jika tersedia penilaian hasil akhir apa
penelitian pun.
Hasil dari 20 Untuk semua hasil yang dipertimbangkan (manfaat atau kerugian), untuk setiap penelaah: (a) data
Penelaah Individu ringkasan sederhana untuk setiap kelompok intervensi, (b) estimasi efek dan keyakinan interval.
Hasil Sintesis 21 Hasil yang hadir dari setiap meta-analisis yang dilakukan, termasuk interval keyakinan dan ukuran
konsistensi.
66
Risiko prasangka 22 Menyajikan hasil dari penilaian apa pun tentang risiko prasangka terhadap penelaah.
terhadap seluruh
Analisis tambahan 23 Berikan hasil analisis tambahan, jika dilakukan (misalnya, sensitivitas atau analisis sub-kelompok,
meta-regresi).
DISCUSSION
Ringkasan Bukti 24 Ringkasan utama termasuk kekuatan bukti setiap outcome utama dengan mempertimbangkan
relevansi kelompok-kelompok utama (Misalnya, penyedia layanan kesehatan, pengguna, dan pembuat
Keterbatasan 25 kebijakan). dalam studi dan tingkat hasil (Misalnya pencarian tidak lengkap dari penelitian yang
Keterbatasan
diidentifikasi).
Kesimpulan 26 Berikan intepretasi umum tentang hasil dalam konteks bukti lain, dan imolikasi untuk masa depan
FUNDING
Funding 27 Jelaskan sumber sumber fundina untuk tinjauan sistematis dan dukungan lainnya (Misalnya data,
peran funders untuk tinjauan sistematis).
Lampiran 3
67
68
Lampiran 4
69
70
71
72
Lampiran 5
73