Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH TERAPI KOMPLEMNETER

PENGOBATAN FARMAKOLOGI
“JAMU”

Disusun Oleh : Kelompok 5

1. Restyany Novyarsy Pasombo (152191160)


2. Rita Sesmita Pitarini (152191161)
3. Intan Pratiwi (152191164)
4. Risma Ramadhanty (152191165)

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN REGULER TRANSFER

TAHUN AJARAN 2019/2020


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat
dan atas segala limpahan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga Kami dapat
menyelesaikan makalah sesuai waktu yang telah direncanakan.

Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi


Besar Muhammad SAW beserta seluruh keluarga dan sahabatnya. Penyusunan
makalah ini merupakan tugas mata kuliah Terapi Komplementer di Semester 1
tahun akademik 2019/2020.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka
saran dan kritik yang konstruktif dari semua pihak sangat diharapkan demi
penyempurnaan selanjutnya.

Wassalamu Alaikum Wr. Wb.

Ungaran, September 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1
1.2 Tujuan 2
1.3 Manfaat 3

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Jamu........................................................................................4


2.2 Jenis-Jenis Jamu, Khasiat, Bahan Baku, dan Cara Pengolahan............4
2.3 Efek Samping........................................................................................10

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan............................................................................................12
3.2 Penutup dan Saran..................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Jamu adalah obat tradisional berbahan alami warisan budaya yang telah
diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi untuk kesehatan.
Pengertian jamu dalam Permenkes No. 003/Menkes/Per/I/2010 adalah bahan
atau ramuan bahan yang berupa tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral,
sediaan serian (generik), atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun
temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman dan
dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku dimasyarakat
(Biofarmaka IPB, 2013).
Sebagian besar masyarakat mengkonsumsi jamu karena percaya
memberikan manfaat yang cukup besar terhadap kesehatan baik untuk
pencegahan dan pengobatan terhadap suatu penyakit maupun dalam hal
menjaga kebugaran dan kecantikan dan meningkatkan stamina tubuh. Sampai
saat ini keberadaan jamu terus berkembang. Hal ini terlihat pada permintaan
terhadap jamu yang terus mengalami peningkatan. (Biofarmaka IPB, 2013)
Badan Pengawasan Obat dan Makanan (2004) mengelompokkan obat
herbal menjadi tiga bentuk sediaan yaitu sediaan jamu, sediaan herbal
terstandar dan sediaan fitofarmaka. Persyaratan ketiga sediaan berbeda yaitu
untuk jamu pemakaiannya secara empirik berdasarkan pengalaman, sediaan
herbal tersandar bahan bakunya harus distandarisasi dan sudah diuji
farmakologi secara eksperimen, sedangkan sediaan fitofarmaka sama dengan
obat modern, bahkan harus distandarisasi dan harus melalui uji klinik. (Badan
POM, 2004)
Dalam pemasarannya jamu disajikan dalam bermacam-macam jenis,
diantaranya jamu gendong, jamu godokan, serbuk seduhan, pil dan cairan.
Satu jenis jamu disusun dari berbagai tanaman obat yang jumlahnya antara 5
sampai 10 macam, bahkan bisa lebih. Jamu tidak memerlukan pembuktian
ilmiah sampai uji klinis, tetapi cukup dengan bukti empiris, jamu juga harus
memenuhi persyaratan keamanan dan standar mutu (Suharmiati et al., 2006).
Jamu gendong adalah jamu dalam bentuk cair yang dijual penjajah dalam
botol yang diletakkan dalam keranjang yang digendong di punggung belakang
menggunakan kain, dan jamu ini dijual dari rumah ke rumah (Pratiwi, 2005).
Jamu gendong dikemas dalam botol dalam bentuk cair yang tidak diawetkan
dan diedarkan tanpa penandaan. Hal ini memungkinkan jamu gendong dapat
diproduksi oleh siapa saja yang menghendakinya. Pengolahannya dilakukan
dengan cara merebus seluruh bahan atau dengan mengambil sari yang
terkandung dalam bahan baku, kemudian mencampurkannya dengan air
matang. Jamu gendong dibuat dalam skala industri rumah tangga yang
menggunakan peralatan sederhana dan memanfaatkan tenaga manusia pada
pengolahannya. Hal ini memungkinkan kurangnya kebersihan selama proses
pembuatan sehingga diduga dapat menyebabkan tercemarnya jamu gendong
yang diproduksi (Suharmiati, 2005).
Jamu gendong merupakan salah satu obat tradisional yang sangat diminati
masyarakat karena selain harganya terjangkau dan mudah diperoleh, jamu
gendong juga mudah dijumpai, baik di kota maupun di desa. Usaha jamu
gendong terus berkembang sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang banyak
menggunakan jamu sebagai minuman penyegar atau obat penyakit ringan.
Jamu telah menjadi bagian budaya dan kekayaan alam Indonesia (Suharmiati,
2003).

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui Definisi Jamu
2. Untuk mengetahui Jenis-Jenis Jamu, Khasiat, Bahan Baku, dan Cara
Pengolahan
3. Untuk mengetahui Efek samping Jamu bagi ibu hamil
1.3 Manfaat
1. Mengetahui Definisi Jamu
2. Mengetahui Jenis-Jenis Jamu, Khasiat, Bahan Baku, dan Cara Pengolahan
3. Mengetahui Efek samping dari Jamu bagi ibu hamil
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi Jamu


Jamu Obat tradisional Indonesia yang dikenal sebagai Jamu, telah
digunakan secara luas oleh masyarakat Indonesia untuk menjaga kesehatan
dan mengatasi berbagai penyakit sejak berabad-abad yang lalu jauh sebelum
era Majapahit. Ke depan pengembangan dan pemanfaatan obat bahan
alam/obat herbal Indonesia ini perlu mendapatkan substansi ilmiah yang lebih
kuat, terutama melalui penelitian dan standarisasi sehingga obat herbal
Indonesia dapat diintegrasikan dalam sistem pelayanan kesehatan nasional
(WHO 2002).
Jamu adalah obat tradisional yang berasal dari bahan tumbuh–tumbuhan,
hewan dan mineral dan atau sediaan galeniknya atau campuran bahan – bahan
tersebut yang belum dibekukan dan dipergunakan dalam upaya pengobatan
berdasarkan pengalaman. Bentuk sediaan berwujud sebagai serbuk seduhan,
rajangan untuk seduhan dan sebagainya. Istilah penggunaannya masih
memakai pengertian tradisional seperti galian singset, sekalor, pegal linu,
tolak angin dan sebagainya. Sedangkan fitofarmaka adalah sediaan obat yang
telah dibuktikan keamanannya dan khasiatnya, bahan bakunya terdiri dari
simplisia atau sediaan galenik yang telah memenuhi persyaratan yang
berlaku. Istilah cara penggunaannya menggunakan pengertian farmakologik
seperti diuretik, analgesik, antipiretik dan sebagainya (Sumarny 2002).

2.2 Jenis-Jenis Jamu, Khasiat, Bahan Baku, dan Cara Pengolahan


a. Jamu beras kencur
1. Manfaat
Jamu beras kencur dipercaya dapat menghilangkan pegal-pegal
pada tubuh. Dengan membiasakan minum jamu beras kencur, tubuh
akan terhindar dari pegal-pegal dan linu yang biasa timbul bila bekerja
terlalu payah. Selain itu, banyak pula yang berpendapat bahwa jamu
beras kencur dapat merangsang nafsu makan, sehingga selera makan
meningkat dan tubuh menjadi lebih sehat.
2. Bahan baku
Dalam pembuatan jamu beras kencur, terdapat beberapa variasi
bahan yang digunakan, namun terdapat dua bahan dasar pokok yang
selalu dipakai, yaitu beras dan kencur. Kedua bahan ini sesuai dengan
nama jamu, dan jamu ini selalu ada meskipun komposisinya tidak selalu
sama di antara penjual jamu. Bahan-bahan lain yang biasa dicampurkan
ke dalam racikan jamu beras kencur adalah biji kedawung, rimpang
jahe, biji kapulogo, buah asam, kunci, kayu keningar, kunir, jeruk nipis,
dan buah pala. Sebagai pemanis digunakan gula merah dicampur gula
putih dan seringkali mereka juga mencampurkan gula buatan.
3. Cara pengolahan
Pada umumnya tidak jauh berbeda, yaitu direbus dan dibiarkan
sampai dingin, kemudian disediakan sesuai kebutuhan. Mula-mula
beras disangan, selanjutnya ditumbuk sampai halus. Bahan-bahan lain
sesuai dengan komposisi racikan ditumbuk menggunakan lumpang dan
alu besi atau batu. Kedua bahan ini kemudian dicampur, diperas, dan
disaring dengan saringan atau diperas melalui kain pembungkus bahan.
Sari perasan bahan dicampurkan ke dalam air matang yang sudah
tersedia, diaduk rata. Selanjutnya dimasukkan ke dalam botol-botol.
b. Jamu Kunir Asam
1. Manfaat
Jamu kunir asam dikatakan oleh sebagian besar penjual jamu
sebagai jamu 'adem-ademan atau seger-segeran' yang dapat diartikan
sebagai jamu untuk menyegarkan tubuh atau dapat membuat tubuh
menjadi dingin. Ada pula yang mengatakan bermanfaat untuk
menghindarkan dari panas dalam atau sariawan, serta membuat perut
menjadi dingin. Seorang penjual jamu mengatakan bahwa jamu jenis ini
tidak baik dikonsumsi oleh ibu yang sedang hamil muda sehubungan
dengan sifatnya yang memperlancar haid. Ada pula penjual jamu yang
menganjurkan minum jamu kunir asam untuk melancarkan haid.
2. Bahan baku
Penggunaan bahan baku jamu kunir asam pada umumnya tidak
jauh berbeda di antara pembuat. Perbedaan terlihat pada komposisi bahan
penyusunnya. Jamu dibuat dengan bahan utama buah asam ditambah
kunir/kunyit, namun beberapa pembuatnya ada yang mencampur dengan
sinom (daun asam muda), temulawak, biji kedawung, dan air perasan
buah jeruk nipis. Sebagai pemanis digunakan gula merah dicampur gula
putih dan seringkali mereka juga mencampurkan gula buatan, serta
dibubuhkan sedikit garam.
3. Cara pengolahan
Pada umumnya tidak jauh berbeda antar penjual jamu, yaitu
direbus sampai mendidih dan jumlahnya sesuai kebutuhan. Bahan-bahan
sesuai dengan komposisi racikan ditumbuk secara kasar menggunakan
lumpang dan alu besi atau batu atau diiris tipis-tipis (kunyit), dimasukkan
ke dalam air mendidih dan direbus sampai mendidih beberapa saat.
Selanjutnya, ditambahkan gula (atau pemanis buatan) sampai diperoleh
rasa manis sesuai selera (dicicipi). Rebusan yang diperoleh dibiarkan
sampai agak dingin, kemudian disaring dengan saringan. Rebusan yang
sudah disaring dibiarkan dalam panci dan selanjutnya dimasukkan ke
dalam botol-botol dan siap untuk dijajakan.
c. Jamu Cabe Puyang
1. Manfaat
Jamu cabe puyang dikatakan oleh sebagian besar penjual jamu
sebagai jamu 'pegal linu'. Artinya, untuk menghilangkan cikalen, pegal,
dan linu-linu di tubuh, terutama pegal-pegal di pinggang. Namun, ada
pula yang mengatakan untuk menghilangkan dan menghindarkan
kesemutan, menghilangkan keluhan badan panas dingin atau demam.
Seorang penjual mengatakan minuman ini baik diminum oleh ibu yang
sedang hamil tua.
2. Bahan baku
Bahan dasar jamu cabe puyang adalah cabe jamu dan puyang.
Tambahan bahan baku lain dalam jamu cabe puyang sangat bervariasi,
baik jenis maupun jumlahnya. Bahan lain yang ditambahkan antara lain
temu ireng, temulawak, jahe, kudu, adas, pulosari, kunir, merica,
kedawung, keningar, buah asam, dan kunci. Sebagai pemanis digunakan
gula merah dicampur gula putih dan kadangkala mereka juga
mencampurkan gula buatan serta dibubuhkan sedikit garam.
3. Cara pengolahan
Pada umumnya tidak jauh berbeda, yaitu pertama-tama air direbus
sampai mendidih dan dibiarkan sehingga dingin, jumlahnya sesuai
dengan kebutuhan. Bahan-bahan sesuai dengan komposisi racikan
ditumbuk menggunakan lumpang dan alu besi atau batu. Seluruh bahan
ini kemudian diperas melalui saringan ke dalam air matang yang sudah
tersedia. Selanjutnya, ramuan yang diperoleh diaduk rata kemudian
dimasukkan ke dalam botol-botol.
d. Jamu Pahitan
1. Manfaat
Jamu pahitan dimanfaatkan untuk berbagai masalah kesehatan.
Penjual jamu memberikan jawaban yang bervariasi tentang manfaat
jamu ini, namun utamanya adalah untuk gatal-gatal dan kencing manis.
Penjual yang lain mengatakan manfaatnya untuk 'cuci darah', kurang
nafsu makan, menghilangkan bau badan, menurunkan kolesterol, perut
kembung/sebah, jerawat, pegal, dan pusing.
2. Bahan baku
Bahan baku dasar dari jamu pahitan adalah sambiloto. Racikan
pahitan sangat bervariasi, ada yang hanya terdiri dari sambiloto, tetapi
ada pula yang menambahkan bahan-bahan lain yang rasanya juga pahit
seperti brotowali, widoro laut, doro putih, dan babakan pule. Ada pula
yang mencampurkan bahan lain seperti adas dan atau empon-empon
(bahan rimpang yang dipergunakan dalam bumbu masakan).
3. Cara pengolahan
Pembuatan jamu pahitan adalah dengan merebus semua bahan ke
dalam air sampai air rebusan menjadi tersisa sekitar separuhnya. Cara ini
dimaksudkan agar semua zat berkhasiat yang terkandung dalam bahan
dapat larut ke dalam air rebusan. Sebagai hasil akhirnya, diperoleh
rebusan dengan rasa sangat pahit. Khusus jamu pahitan, tidak diberikan
gula atau bahan pemanis lain. Sebagai penawar rasa pahit, konsumen
minum jamu gendong lain yang mempunyai rasa manis dan segar seperti
sinom atau kunir asam.
e. Jamu Kunci Sirih
1. Manfaat
Jamu kunci suruh dimanfaatkan oleh wanita, terutama ibu-ibu untuk
mengobati keluhan keputihan (fluor albus). Sedangkan manfaat lain yaitu
untuk merapatkan bagian intim wanita (vagina), menghilangkan bau
badan, mengecilkan rahim dan perut, serta dikatakan dapat menguatkan
gigi.
2. Bahan baku
Bahan baku jamu ini sesuai dengan namanya, yaitu rimpang kunci
dan daun sirih. Biasanya selalu ditambahkan buah asam yang masak.
Beberapa penjual jamu menambahkan bahan-bahan lain yang biasa
digunakan dalam ramuan jamu keputihan atau jamu sari rapat seperti buah
delima, buah pinang, kunci pepet, dan majakan. Dalam penelitian ini,
ditemukan bahan lain yang ditambahkan, yaitu jambe, manis jangan, kayu
legi, beluntas, dan kencur. Sebagai pemanis digunakan gula pasir, gula
merah, dan dibubuhkan sedikit garam.
3. Cara pengolahan
Cara pengolahan pada umumnya tidak jauh berbeda antar penjual
jamu, yaitu air direbus sampai mendidih sesuai dengan kebutuhan. Bahan-
bahan sesuai dengan komposisi racikan ditumbuk secara kasar
menggunakan lumpang dan alu besi atau batu atau diiris tipis-tipis
(kunyit), diperas, disaring, dan dimasukkan ke dalam air matang yang
sudah didinginkan. Selanjutnya, ditambahkan gula sesuai kebutuhan,
sampai diperoleh rasa manis sesuai selera dengan cara dicicipi. Ramuan
selanjutnya dimasukkan ke dalam botol-botol dan siap untuk dijajakan.
f. Jamu Kudu Laos
1. Manfaat
Menurut sebagian besar penjual jamu, khasiat jamu kudu laos adalah
untuk menurunkan tekanan darah. Tetapi, ada pula yang mengatakan
untuk melancarkan peredaran darah, menghangatkan badan, membuat
perut terasa nyaman, menambah nafsu makan, melancarkan haid, dan
menyegarkan badan.
2. Cara pengolahan
Cara pengolahan pada umumnya tidak jauh berbeda antar penjual
jamu yaitu pertama-tama air direbus sampai mendidih sejumlah sesuai
kebutuhan. Bahan-bahan sesuai dengan komposisi racikan ditumbuk
secara kasar menggunakan lumpang dan alu besi atau batu kemudian
diperas dan disaring dimasukkan ke dalam air matang yang sudah dingin.
Selanjutnya ditambahkan gula sampai diperoleh rasa manis sesuai selera
(dicicipi). Ramuan selanjutnya dimasukkan ke dalam botol-botol dan siap
untuk dijajakan.
g. Jamu Uyup-uyup/Gepyokan
1. Manfaat
Jamu uyup-uyup atau gepyokan adalah jamu yang digunakan untuk
meningkatkan produksi air susu ibu pada ibu yang sedang menyusui.
Hanya seorang penjual jamu yang mengatakan bahwa ada khasiat lain,
yaitu untuk menghilangkan bau badan yang kurang sedap, baik pada ibu
maupun anak dan 'mendinginkan' perut.
2. Bahan baku dan cara pengolahan
Bahan baku jamu uyup-uyup sangat bervariasi antar pembuat
jamu, namun pada umumnya selalu menggunakan bahan empon-empon
yang terdiri dari kencur, jahe, bangle, laos, kunir, temulawak, puyang,
dan temugiring. Cara pengolahan, yaitu semua bahan dicuci bersih tanpa
dikupas, selanjutnya empon-empon dirajang (diiris tipis) ditambah
bahan-bahan lain dan ditumbuk kasar, lalu diperas serta disaring. Perasan
dimasukkan ke dalam air matang yang sudah dingin. Selanjutnya
ditambahkan gula (atau pemanis buatan) sampai diperoleh rasa manis
sesuai selera (dicicipi).
h. Anton-anton muda
Khasiat: Untuk menjaga agar wanita hamil muda (1 s/d 6 bulan) tetap sehat
dan tidak banyak muntah-muntah, menghilangkan lesu, lemah
i. Anton-anton tua
Khasiat: Untuk menjaga kesehatan wanita hamil 7 bulan keatas yang sering
merasa capai, lelah, pucat.

2.3 Efek samping Jamu


a. Infeksi lambung
Buat orang yang memiliki penyakit asam lambung harus berhati-hati nih,
dalam mengonsumsi jamu. Terutama jamu tradisional yang ditambahkan
dengan zat kimia, seperti obat jenis asam matenamat atau fenibutason.
Dapat menyebabkan diare, bahkan infeksi pada dinding lambung.
b. Sakit kepala
Jamu yang mengandung zat sildenafil dalam kadar yang tinggi akan
mengiritasi saraf serta menghambat laju aliran darah ke kepala, sehingga
menyebabkan sakit kepala.
c. Sembelit
Zat kimia pada jamu bisa mengikat dan menyerap cairan tubuh serta air
disaluran kandung kemih. Zat tersebut juga dapat mengeringkan feses di
dalam tubuh, yang berakibat kamu akan menjadi sulit untuk buang air
besar secara normal.
d. Kehilangan nafsu makan
Kandungan dexamethasone dan CTM yang ditambahkan pada jamu akan
menyebabkan seseorang kehilangan nafsu makannya, bahkan bisa
menurunkan berat badan dan berkurangnya imunitas tubuh.
e. Gagal ginjal akut
Jamu yang terbuat dari bahan herbal yang dipadukan dengan obat jenis
Fenibutason dalam kadar yang tinggi, akan memiliki resiko racun yang
berakibat dapat merusak ginjal secara perlahan. Tidak hanya itu, ginjal
juga akan merasakan menderita tekanan dan kelelahan karena terus
bekerja menyaring racun atau zat kimia fenibutason yang ada pada jamu
supaya tidak membahayakan bagian tubuh lainnya.
f. Pelebaran pembuluh darah wajah
Zat kimia yang dicampur dengan bahan herbal bisa menyebabkan
pelebaran pembuluh darah diseputar wajah yang diakibatkan oleh
penolakan dalam darah.
g. Kram perut , Nyeri dada dan mual
Jamu yang mengandung zat kimia jenis sibrutamine bisa menyebabkan
kram perut dengan nyeri yang luar biasa pada dada. Parahnya lagi, zat
kimia dapat langsung menyebabkan serangan mual mendadakan yang
akan membuat kamu pingsan.

Menurut dr. Hasnah Siregar, Sp.OG, jamu bisa dikonsumsi oleh ibu hamil
karena bisa memberikan manfaat bagi tubuh dan janin. Namun,
pengonsumsiannya harus dibatasi agar sesuai dengan anjuran.
Jamu yang tidak terbuat dari bahan alami atau yang dijual dalam bentuk
kemasan masih ada kemungkinan mengandung bahan kimia. Ibu hamil yang
mengonsumsi jamu jenis ini bisa mengalami keguguran, melahirkan secara
prematur, dan kontraksi tidak wajar pada rahim.

Bahan Jamu yang Diperbolehkan dan Dilarang berdasarkan American Pregnancy


Bahan jamu yang masih diperbolehkan untuk dikonsumsi
berdasarkan American Pregnancy terdiri dari:
1. Jahe (meringankan mual)
2. Daun peppermint (meringankan mual dan kembung)
3. Daun raspberry merah (menurunkan rasa sakit saat melahirkan)
Sementara itu bahan jamu yang tidak diperbolehkan dikonsumsi adalah
1. kencur,
2. rosemary,
3. ginseng.
Tiga bahan ini berdampak buruk pada kehamilan jika dikonsumsi dalam
jumlah banyak.
Jamu bisa dikonsumsi oleh ibu hamil asal diawasi dan bahannya tidak
berbahaya. Namun, kalau Anda ragu saat akan minum jamu, lebih baik tidak
dilakukan dan diganti dengan minuman atau suplemen sesuai anjuran dokter.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Jamu adalah obat tradisional berbahan alami warisan budaya yang telah
diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi untuk kesehatan.
Pengertian jamu dalam Permenkes No. 003/Menkes/Per/I/2010 adalah bahan atau
ramuan bahan yang berupa tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan
serian (generik), atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun
telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman dan dapat diterapkan
sesuai dengan norma yang berlaku dimasyarakat (Biofarmaka IPB, 2013).

3.2 Penutup dan Saran


Saya sadar bahwa makalah yang saya susun masih banyak terdapat
kesalahan. Oleh karena itu saya  mengharapkan saran dan kritik dari pembaca
yang positif dan membangun, guna penyusunan makalah saya berikutnya agar
dapat tersusun lebih baik lagi.
Semoga dengan adanya makalah ini, sebagai tenaga medis mampu .
Terima kasih semoga bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA

http://scholar.unand.ac.id/15662/2/bab%201.pdf

https://abstrak.uns.ac.id/wisuda/upload/H3513035_bab2.pdf

http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/2961/6

https://doktersehat.com/minum-jamu-tradisional-saat-hamil-bolehkah/

http://ourlz.blogspot.com/2013/11/makalah-jamu-dan-khasiatnya.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai