“Sediaan Tablet”
Disusun Oleh:
Kelas : F1
Kelompok 1
Puji syukur atas kehadirat allah swt atas limpahan rahmatnya kepada kita
semua. rasa syukur itu dapat kita dengan cara memelihara lingkungan dan mengasah
akal budi kita kita untuk memanfaatkan karunia tuhan itu dengan sebaik-baiknya.
Jadi , rasa syukur itu harus senantiasa kita wujudkan dengan rajin belajar dan
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan. dengan cara itu, anda akan menjadi
generasi bangsa yang tangguh dan berbobot serta pintar. makalah ini yaitu materi
“ tablet”.
Segala usaha telah kami lakukan untuk menyelesaikan makalah ini. namun
dalam usaha yang maksimal itu kami menyadari tentu masih terdapat banyak
kekurangan.untuk itu kami menharap kritik dan saran dari semua pihak yang bisa
kami jadikan sebagai motivasi
Kendari, 07 Agustus 2022
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................2
DAFTAR ISI................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................4
1.1 Latar belakang.................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................4
1.3 Tujuan.............................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................6
2.1 Definisi tablet.................................................................................................6
2.2 Penggolongan tablet........................................................................................6
2.3 Kriteria tablet................................................................................................13
2.4 Keuntungan tablet.........................................................................................13
2.5 Kerugian tablet..............................................................................................14
2.6 Komponen tablet...........................................................................................15
2.7 Pembuatan Tablet..........................................................................................16
BAB III PENUTUP...................................................................................................21
3.1 Kesimpulan...................................................................................................21
3.2 Saran.............................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................22
BAB I
PENDAHULUAN
2.1 Definisi tablet
Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam
bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung,
mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan.Tablet adalah
sediaan padat yang mengandung satu dosis dari beberapa bahan aktif dan biasanya
dibuat dengan mengempa sejumlah partikel yang seragam (BP 2002). Tablet yang
berbentuk kapsul umumnya disebut kaplet. Bolus adalah tablet besar yang digunakan
untuk obat hewan besar. Bentuk tablet umumnya berbentuk cakram pipih/gepeng,
bundar, segitiga, lonjong dan sebagainya. Bentuk khusus ini dimaksudkan untuk
menghindari, mencegah atau mempersulit pemalsuan dan agar mudah dikenali orang.
Warna tablet umumnya putih. Tablet yang berwarna mungkin karena zat aktifnya
memang berwarna, tetapi ada juga tablet yang sengaja diberi warna agar tampak lebih
menarik, mencegah pemalsuan, dan untuk membedakan tablet yang satu dengan
tablet yang lain.
2.2 Penggolongan tablet
Berdasarkan Metode Pembuatan
Berdasarkan metode pembuatannya, dikenal dua jenis tablet, yaitu
tablet cetak dan tablet kempa.
Tablet cetak
Tablet cetak dibuat dari bahan obat dan bahan pengisi yang umumnya
mengandung laktosa dan serbuk sukrosa dalam berbagai perbandingan. Massa
serbuk dibasahi dengan etanol persentase tinggi. Kadar etanol tergantung pada
kelarutan zat aktif dan bahan pengisi dalam system pelarut, serta derajat
kekerasan tablet yang diinginkan. Massa serbuk yang lembap ditekandengan
tekanan rendah ke dalam lubang cetakan. Kemudian dikeluarkan dan
dibiarkan kering. Tablet cetak agak rapuh sehingga harus hati-hati dalam
pengemasan dan pendistribusian. Kepadatan tablet bergantung pada ikatan
Kristal yang terbentuk selama proses pengeringan selanjutnya dan tidak
bergantung pada kekuatan tekanan yang diberikan.
Tablet kempa
Tablet kempa dibuat dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk
atau granul menggunakan cetakan baja. Umumnya tablet kempa mengandung
zat aktif, bahan pengisi, bahan pengikat, desintegrant dan lubrikan, tetapi
dapat juga mengandung bahan pewarna dan lak (pewarna yang diabsorpsikan
pada alumunium hidroksida yang tidak larut) yang diizinkan, bahan
pengaroma dan bahan pemanis.
Jenis-jenis tabletnya sebagai berikut:
1. Tablet triturate
Tablet triturat merupakan tablet cetak atau kempa berbentuk kecil,
umumnya slindris, digunakan untuk memberikan jumlah terukur yang tepat
untuk peracikan obat.
2. Tablet hipodermik
Tablet hipodermik adalah tablet cetak yang dibuat dari bahan yang
mudah larut atau melarut sempurna dalam air, harus steril dan dilarutkan lebih
dahulu sebelum digunakan untuk injeksi hipodermik.
3. Tablet sublingual
Tablet sublingual digunakan dengan Cara meletakkan tablet dibawah
lidah sehingga zat aktif diserap secara langsung melalui mukosa mulut,
diberikan secara oral atau jika diperlukan ketersediaan obat yang cepat seperti
tablet nitrogliserin.
4. Tablet bukal
Tablet bukal digunakan dengan Cara meletakkan tablet diantara pipi
dan gusi, sehingga zat aktif diserap secara langsung melalui mukosa mulut.
5. Tablet efervesen
Tablet efervesen dibuat dengan Cara dikempa. Selain zat aktif, tablet
mengandung campuran asam (asam sitrat, asam asam tartrat) dan natrium
bikarbonat, yang jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan karbon
dioksida. Tablet disimpan dalam wadah tertutup rapat atau dalam kemasan
tahan lembap dan pada etiket tertera informasi bahwa tablet ini tidak untuk
ditelan.
6. Tablet kunyah (chewable)
Tablet kunyah dimaksudkan untuk dikunyah, meninggalkan residu
dengan rasa enak dalam rongga mulut. Diformulasikan untuk anak-anak,
terutama formulasi multivitamin, antasida dan antibiotic tertentu. Dibuat
dengan Cara dikempa, pada umumnya menggunakan manitol, sorbitol
dan sukrosa sebagai bahan pengikat atau pengisi, serta mengandung bahan
pewarna dan bahan pengaroma untuk meningkatkan penampilan dan rasa.
Berdasarkan distribusi obat dalam tubuh
Berdasarkan distribusi obat dalam tubuh, tablet dibedakan menjadi dua
kelompok, yaitu:
1. Bekerja lokal: misalnya tablet isap untuk pengobatan pada rongga
mulut; ovula untuk pengobatan pada infeksi di vagina.
2. Bekerja sistemik: Tablet yang bekerja sistemik dapat dibedakan menjadi:
a. Yang bekerja short acting (jangka pendek); dalam satu hari memerlukan
beberapa kali menelan obat
b. Yang bekerja long-acting (jangka panjang); dalam satu hari cukup
menelan satu tablet. Tablet jangka panjang ini dapat dibedakan lagi
menjadi:
a) Delayed action tablet (DAT)
Dalam tablet ini terjadi penundaan zat berkhasiat karena pembuatannya
adalah sebagai berikut. Sebelum dicetak, granul dibagi dalam beberapa
kelompok. Kelompok pertama tidak diapa-apakan, kelompok kedua
disalut dengan bahan penyalut yang akan pecah setelah beberapa saat,
kelompok ketiga disalut dengan bahan penyalut yang pecah lebih lama
dari kelompok kedua, demikian seterusnya, tergantung pada macam
bahan penyalut dan lama kerja obat yang dikehendaki. Granul-granul dari
semua kelompok dicampurkan dan baru dicetak.
b) Repeat action tablet (RAT)
Granul-granul dari kelompok yang paling lama pecahnya dicetak dahulu
menjadi tablet inti (core tablet). Kemudian granul-granul yang kurang
lama pecahnya dimampatkan di sekeliling kelompok pertama sehingga
terbentuk tablet baru.
Berdasarkan jenis bahan penyalut
Tujuan penyalutan tablet:
a. Melindungi zat aktif yang bersifat higroskopis atau tidak tahan terhadap
pengaruh udara, kelembapan atau cahaya.
b. Menutupi rasa dan bau yang tidak enak.
c. Membuat penampilan lebih baik dan menarik.
d. Mengatur tempat pelepasan obat dalam saluran cerna. Misalnya tablet enteric
yang pecah di usus.
Macam-macam tablet salut:
1. Tablet salut biasa/ salut gula (dragee), disalut dengan gula dari suspensi
dalam air yang mengandung serbuk yang tidak larut seperti pati, kalsium
karbonat, talk atau titanium dioksida yang disuspensikan dengan gom akasia
atau gelatin. Kelemahan salut gula adalah waktu penyalutan yang lam adan
perlu penyalut tahan air. Hal ini memperlambat disolusi dan memperbesar
bobot tablet.
Tahapan pembuatan salut gula:
a. Penyalutan dasar (subcoating):
Jika tablet mengandung zat yang higroskopis, digunakan lebih dahulu
salut penutup (sealing coat) agar air dari sirop salut-dasar tidak masuk ke
dalam tablet.
Beberpa contoh bahan penyalut dasar:
Sirop salut dasar (subcoating syrup)
- Akasia 2,25%
- Gelatin 2,25%
- Sakarosa 57,25%
- Aquadest 38,25%
Serbuk salut dasar (subcoating powder)
- Kalsium karbonat 35%
- Kaolin 16%
- Talk 25%
- Sakarosa 20%
- Akasia 4%
Salut penutup (sealing coat)
- Shellac 40%
- Alkohol 60%
b. Melicinkan (smoothing):
yaitu proses pembasahan berganti-ganti dengan sirop pelicin (bolak-balik)
dan pengeringan dari salut dasar tablet menjadi bulat dan licin.
Sirop pelican (smoothing syrup):
- Sakarosa 60%
- Aquadest 40%
c. Pewarnaan (coloring): dilakukan dengan memberi zat warna yang
dicampurkan pada sirp pelican.
d. Penyelesaian (finishing): proses pengeringan salut sirop yang terakhir
dengan Cara perlahan-lahan serta terkontrol. Panic penyalut diputar perlahan-
lahan dengan tangan hingga terbentuk hasil akhir yang licin.
e. Pengilapan (polishing): merupakan tahap akhir, di sini digunakan lapisan
tipis malam yang licin. Sebagai campuran lilin digunakan campuran pengilap
(polishing mixture) yang telah dilarutkan dalam petroleum bensin, yang
isinya, adalah:
- Bees wax 90%
- Canauba wax 10%
2. Tablet salut selaput (film coated tablet, fct), disalut dengan
hidroksipropilmetilselulosa, metilselulosa, hidroksipropilselulosa, Na-CMC,
dan campuran selulosa asetat ftalat dengan PEG yang tidak mengandung air
atau mengandung air.
3. Tablet salut kempa adalah tablet yang disalut secara kempa cetak dengan
massa granulat yang terdiri atas laktosa, kalsium fosfat, dan zat lain yang
cocok. Mula-mula dibuat tablet inti, kemudian dicetak kembali bersama
granulat kelompok lain yang sehingga terbentuk tablet berlapis (multi layer
tablet). Tablet ini sering dipergunakan untuk pengobatan secara berulang
(repeat action).
4. Tablet salut enteric (enteric-coated tablet), atau tablet lepas tunda, yakni jika
obat dapat rusak atau menjadi tidak aktif akibat cairan lambung atau dapat
mengiritasi mukosa lambung, maka diperlukan penyalut enteric yang
bertujuan untuk menunda pelepasan obat sampai tablet melewati lambung.
5. Tablet lepas-lambat (sustained-release tablet), atau tablet dengan efek
diperpanjang, yang dibuat sedemikian rupa sehingga zat aktif akan tetap
tersedia selama jangka waktu tertentu setelah obat diberikan.
Berdasarkan Cara pemakaian
1. Tablet biasa/tablet telan. Dibuat tanpa penyalut, digunakan per oral
dengan Cara ditelan, pecah di lambung.
2. Tablet kunyah (chewable tablet). Bentuknya seperti tablet
biasa, Cara pakainya dikunyah dulu dalam mulut kemudian ditelan,
umumnya tidak pahit. Contohnya tablet antasida.
3. Tablet isap (lozenges, trochisi, pastiles), adalah sediaan padat yang
mengandung satu atau lebih bahan obat, umumnya dengan bahan dasar
beraroma dan manis, yang membuat tablet melarut atau hancur perlahan-
lahan dalam mulut. Tablet ini dibuat dengan Cara tuang (dengan bahan
dasar gelatin dan/atau sukrosa yang dilelehkan atau sorbitol) yang disebut
pastiles, atau dengan Cara kempa menggunakan bahan dasar gula yang
disebut trochisi. Diisap di dalam rongga mulut, digunakan sebagai obat
lokal pada infeksi di rongga mulut atau tenggorokan. Umumnya
mengandung antibiotic, antiseptic, dan adstringensia.
4. Tablet larut (effervescent tablet). Contohnya Ca-D-Redoxon,
tablet efervesen Supradin.
5. Tablet implant (pelet). Tablet kecil, bulat atau oval putih, steril dan berisi
hormone steroid, dimasukkan ke bawah kulit dengan Cara merobek kulit
sedikit, kemudian tablet dimasukkan, kemudian kulit dijahit kembali. Zat
khasiat akan dilepas perlahan-lahan.
6. Tablet hipodermik (hypodermic tablet). Tablet steril, umumnya berbobot
30 mg, larut dalam air, digunakan dengan Cara melarutkan ke dalam air
untuk injeksi secara aseptic dan disuntikkan di bawah kulit (subkutan).
7. Tablet bukal (buccal tablet).
8. Tablet sublingual.
9. Tablet vagina (ovula).
2.3 Kriteria tablet
Suatu tablet harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Harus mengandung zat aktif dan non aktif yang memenuhi persyaratan;
2. Harus mengandung zat aktif yang homogen dan stabil;
3. Keadaan fisik harus cukup kuat terhadap gangguan fisik/mekanik;
4. Keseragaman bobot dan penampilan harus memenuhi persyaratan;
5. Waktu hancur dan laju disolusi harus memenuhi persyaratan;
6. Harus stabil terhadap udara dan suhu lingkungan;
7. Bebas dari kerusakan fisik;
8. Stabilitas kimiawi dan fisik cukup lama selama penyimpanan;
9. Zat aktif harus dapat dilepaskan secara homogen dalam waktu tertentu;
10. Tablet memenuhi persayaratan Farmakope yang berlaku.
http://shiciro.blogspot.com/2010/11/teori-sediaan-tablet.html
http://adiyugatama.wordpress.com/2012/04/11/sediaan-tablet/
http://medicafarma.blogspot.com/2008/09/tablet.html