Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH FARMASETIKA I

“Sediaan Tablet”

(Dosen Pengampu: Apt. Silviana Hasanuddin, S.Farm.,M.Farm)

Disusun Oleh:

Kelas : F1

Kelompok 1

1. Gina Sonya (F202101004)


2. Mirnaya Farazila (F202101008)
3. Andriani (F202101009)
4. Anis Aryaningsi (F202101003)
5. Titi Jubaedah Kumalasari (F202101006)
6. Baiq Mulyanti Irma Pratiwi(F202101002)
7. Waode Rachmi Jeniarti (F202101007)
8. Siti Chajar (F202101005)
9. Nurhidayati Nanda (F202101001)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS MANDALA WALUYA
KENDARI
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat allah swt atas limpahan rahmatnya kepada kita
semua. rasa syukur itu dapat kita  dengan cara memelihara lingkungan dan mengasah
akal budi kita kita untuk memanfaatkan karunia tuhan itu dengan sebaik-baiknya.
Jadi , rasa syukur itu harus senantiasa kita wujudkan dengan rajin belajar dan
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan. dengan cara itu, anda akan menjadi
generasi bangsa yang tangguh dan berbobot serta pintar. makalah ini yaitu materi
“ tablet”.
Segala usaha telah kami lakukan untuk menyelesaikan makalah ini. namun
dalam usaha yang maksimal itu kami menyadari tentu masih terdapat banyak
kekurangan.untuk itu kami menharap kritik dan saran dari semua pihak yang bisa
kami jadikan sebagai motivasi
Kendari, 07 Agustus 2022
                                                                    

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................2
DAFTAR ISI................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................4
1.1 Latar belakang.................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................4
1.3 Tujuan.............................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................6
2.1 Definisi  tablet.................................................................................................6
2.2 Penggolongan tablet........................................................................................6
2.3 Kriteria tablet................................................................................................13
2.4 Keuntungan tablet.........................................................................................13
2.5 Kerugian tablet..............................................................................................14
2.6 Komponen tablet...........................................................................................15
2.7 Pembuatan Tablet..........................................................................................16
BAB III PENUTUP...................................................................................................21
3.1 Kesimpulan...................................................................................................21
3.2 Saran.............................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................22
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Pengertian obat secara umum, Obat adalah semua bahan tunggal/campuran
yang dipergunakan oleh semua makhluk untuk bagian dalam maupun luar guna
mencegah, meringankan ataupun menyembuhkan penyakit.
Obat adalah bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan untuk
digunakan dalam menetapkan diagnosa,mencegah, mengurangi, menghilangkan,
menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau untuk memperelok badan
atau bagian badan manusia .    
            Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya
dibuat dengan penambahan bahan tambahan yang sesuai, tablet dapat berbeda ukuran,
bentuk, berat, kekersan, dan ketebalalan, daya hancurnya dan aspek lain yang
tergantung dengan pemakaian tablet dan Cara pembuatannya. Kebanyakan tablet
digunakan pada pemberian secara oral. Kebanyakan tablet dibuat dengan
penambahan zat warna dan zat pemberi rasa. Tablet lain yang penggunaanya
dapat Cara sublingual, bukal, atau melalui vagina.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi tablet?
2. Apa saja penggolongan tablet?
3. Apa saja keuntungan dan kerugian tablet?
4. Bagaimana kriteria tablet?
5. Bagaimana proses pembuatan sediaan tablet?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu tablet
2. Untuk mengetahui penggolongan tablet
3. Untuk mengetahui keuntunngan dan kerugian tablet
4. Untuk mengetahui kriteria tablet
5. Untuk mengetahui cara pembuatan tablet
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi  tablet
            Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam
bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung,
mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan.Tablet adalah
sediaan padat yang mengandung satu dosis dari beberapa bahan aktif dan biasanya
dibuat dengan mengempa sejumlah partikel yang seragam (BP 2002).  Tablet yang
berbentuk kapsul umumnya disebut kaplet. Bolus adalah tablet besar yang digunakan
untuk obat hewan besar. Bentuk tablet umumnya berbentuk cakram pipih/gepeng,
bundar, segitiga, lonjong dan sebagainya. Bentuk khusus ini dimaksudkan untuk
menghindari, mencegah atau mempersulit pemalsuan dan agar mudah dikenali orang.
Warna tablet umumnya putih. Tablet yang berwarna mungkin karena zat aktifnya
memang berwarna, tetapi ada juga tablet yang sengaja diberi warna agar tampak lebih
menarik, mencegah pemalsuan, dan untuk membedakan tablet yang satu dengan
tablet yang lain.
2.2 Penggolongan tablet
 Berdasarkan Metode Pembuatan
Berdasarkan metode pembuatannya, dikenal dua jenis tablet, yaitu
tablet cetak dan tablet kempa.
 Tablet cetak
Tablet cetak dibuat dari bahan obat dan bahan pengisi yang umumnya
mengandung laktosa dan serbuk sukrosa dalam berbagai perbandingan. Massa
serbuk dibasahi dengan etanol persentase tinggi. Kadar etanol tergantung pada
kelarutan zat aktif dan bahan pengisi dalam system pelarut, serta derajat
kekerasan tablet yang diinginkan. Massa serbuk yang lembap ditekandengan
tekanan rendah ke dalam lubang cetakan. Kemudian dikeluarkan dan
dibiarkan kering. Tablet cetak agak rapuh sehingga harus hati-hati dalam
pengemasan dan pendistribusian. Kepadatan tablet bergantung pada ikatan
Kristal yang terbentuk selama proses pengeringan selanjutnya dan tidak
bergantung pada kekuatan tekanan yang diberikan.
 Tablet kempa
Tablet kempa dibuat dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk
atau granul menggunakan cetakan baja. Umumnya tablet kempa mengandung
zat aktif, bahan pengisi, bahan pengikat, desintegrant dan lubrikan, tetapi
dapat juga mengandung bahan pewarna dan lak (pewarna yang diabsorpsikan
pada alumunium hidroksida yang tidak larut) yang diizinkan, bahan
pengaroma dan bahan pemanis.
Jenis-jenis tabletnya sebagai berikut:
1. Tablet triturate
Tablet triturat merupakan tablet cetak atau kempa berbentuk kecil,
umumnya slindris, digunakan untuk memberikan jumlah terukur yang tepat
untuk peracikan obat.
2. Tablet hipodermik
Tablet hipodermik adalah tablet cetak yang dibuat dari bahan yang
mudah larut atau melarut sempurna dalam air, harus steril dan dilarutkan lebih
dahulu sebelum digunakan untuk injeksi hipodermik.
3. Tablet sublingual
Tablet sublingual digunakan dengan Cara meletakkan tablet dibawah
lidah sehingga zat aktif diserap secara langsung melalui mukosa mulut,
diberikan secara oral atau jika diperlukan ketersediaan obat yang cepat seperti
tablet nitrogliserin.
4. Tablet bukal
Tablet bukal digunakan dengan Cara meletakkan tablet diantara pipi
dan gusi, sehingga zat aktif diserap secara langsung melalui mukosa mulut.
5. Tablet efervesen
Tablet efervesen dibuat dengan Cara dikempa. Selain zat aktif, tablet
mengandung campuran asam (asam sitrat, asam asam tartrat) dan natrium
bikarbonat, yang jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan karbon
dioksida. Tablet disimpan dalam wadah tertutup rapat atau dalam kemasan
tahan lembap dan pada etiket tertera informasi bahwa tablet ini tidak untuk
ditelan.
6. Tablet kunyah (chewable)
Tablet kunyah dimaksudkan untuk dikunyah, meninggalkan residu
dengan rasa enak dalam rongga mulut. Diformulasikan untuk anak-anak,
terutama formulasi multivitamin, antasida dan antibiotic tertentu. Dibuat
dengan Cara dikempa, pada umumnya menggunakan manitol, sorbitol
dan sukrosa sebagai bahan pengikat atau pengisi, serta mengandung bahan
pewarna  dan bahan pengaroma untuk meningkatkan penampilan dan rasa.
 Berdasarkan distribusi obat dalam tubuh
Berdasarkan distribusi obat dalam tubuh, tablet dibedakan menjadi dua
kelompok, yaitu:
1. Bekerja lokal: misalnya tablet isap untuk pengobatan pada rongga
mulut;   ovula untuk pengobatan pada infeksi di vagina.
2. Bekerja sistemik: Tablet yang bekerja sistemik dapat dibedakan menjadi:
a. Yang bekerja short acting (jangka pendek); dalam satu hari memerlukan
beberapa kali menelan obat
b.  Yang bekerja long-acting (jangka panjang); dalam satu hari cukup
menelan satu tablet. Tablet jangka panjang ini dapat dibedakan lagi
menjadi:
a) Delayed action tablet (DAT)
Dalam tablet ini terjadi penundaan zat berkhasiat karena pembuatannya
adalah sebagai berikut. Sebelum dicetak, granul dibagi dalam beberapa
kelompok. Kelompok pertama tidak diapa-apakan, kelompok kedua
disalut dengan bahan penyalut yang akan pecah setelah beberapa saat,
kelompok ketiga disalut dengan bahan penyalut yang pecah lebih lama
dari kelompok kedua, demikian seterusnya, tergantung pada macam
bahan penyalut dan lama kerja obat yang dikehendaki. Granul-granul dari
semua kelompok dicampurkan dan baru dicetak.
b) Repeat action tablet (RAT)
Granul-granul dari kelompok yang paling lama pecahnya dicetak dahulu
menjadi tablet inti (core tablet). Kemudian granul-granul yang kurang
lama pecahnya dimampatkan di sekeliling kelompok pertama sehingga
terbentuk tablet baru.
 Berdasarkan jenis bahan penyalut
Tujuan penyalutan tablet:
a. Melindungi zat aktif yang bersifat higroskopis atau tidak tahan terhadap
pengaruh udara, kelembapan atau cahaya.
b. Menutupi rasa dan bau yang tidak enak.
c. Membuat penampilan lebih baik dan menarik.
d. Mengatur tempat pelepasan obat dalam saluran cerna. Misalnya tablet enteric
yang pecah di usus.
Macam-macam tablet salut:
1. Tablet salut biasa/ salut gula (dragee), disalut dengan gula dari suspensi
dalam air yang mengandung serbuk yang tidak larut seperti pati, kalsium
karbonat, talk atau titanium dioksida yang disuspensikan dengan gom akasia
atau gelatin. Kelemahan salut gula adalah waktu penyalutan yang lam adan
perlu penyalut tahan air. Hal ini memperlambat disolusi dan memperbesar
bobot tablet.
Tahapan pembuatan salut gula:
a. Penyalutan dasar (subcoating):
Jika tablet mengandung zat yang higroskopis, digunakan lebih dahulu
salut penutup (sealing coat) agar air dari sirop salut-dasar tidak masuk ke
dalam tablet.
Beberpa contoh bahan penyalut dasar:
Sirop salut dasar (subcoating syrup)
- Akasia             2,25%
- Gelatin             2,25%
- Sakarosa          57,25%
- Aquadest        38,25%
Serbuk salut dasar (subcoating powder)
- Kalsium karbonat       35%
- Kaolin                          16%
- Talk                              25%
- Sakarosa                       20%
- Akasia                          4%
Salut penutup (sealing coat)
- Shellac                               40%
- Alkohol                               60%
b. Melicinkan (smoothing):
yaitu proses pembasahan berganti-ganti dengan sirop pelicin (bolak-balik)
dan pengeringan dari salut dasar tablet menjadi bulat dan licin.
Sirop pelican (smoothing syrup):
- Sakarosa                              60%
- Aquadest                             40%
c. Pewarnaan (coloring): dilakukan dengan memberi zat warna yang
dicampurkan pada sirp pelican.
d. Penyelesaian (finishing): proses pengeringan salut sirop yang terakhir
dengan Cara perlahan-lahan serta terkontrol. Panic penyalut diputar perlahan-
lahan dengan tangan hingga terbentuk hasil akhir yang licin.
e. Pengilapan (polishing): merupakan tahap akhir, di sini digunakan lapisan
tipis malam yang licin. Sebagai campuran lilin digunakan campuran pengilap
(polishing mixture) yang telah dilarutkan dalam petroleum bensin, yang
isinya, adalah:
- Bees wax                 90%
- Canauba wax         10%
2. Tablet salut selaput (film coated tablet, fct), disalut dengan
hidroksipropilmetilselulosa, metilselulosa, hidroksipropilselulosa, Na-CMC,
dan campuran selulosa asetat ftalat dengan PEG yang tidak mengandung air
atau mengandung air.
3. Tablet salut kempa adalah tablet yang disalut secara kempa cetak dengan
massa granulat yang terdiri atas laktosa, kalsium fosfat, dan zat lain yang
cocok. Mula-mula dibuat tablet inti, kemudian dicetak kembali bersama
granulat kelompok lain yang sehingga terbentuk tablet berlapis (multi layer
tablet). Tablet ini sering dipergunakan untuk pengobatan secara berulang
(repeat action).
4. Tablet salut enteric (enteric-coated tablet), atau tablet lepas tunda, yakni jika
obat dapat rusak atau menjadi tidak aktif akibat cairan lambung atau dapat
mengiritasi mukosa lambung, maka diperlukan penyalut enteric yang
bertujuan untuk menunda pelepasan obat sampai tablet melewati lambung.
5.  Tablet lepas-lambat (sustained-release tablet), atau tablet dengan efek
diperpanjang, yang dibuat sedemikian rupa sehingga zat aktif akan tetap
tersedia selama jangka waktu tertentu setelah obat diberikan.
 Berdasarkan Cara pemakaian
1. Tablet biasa/tablet telan. Dibuat tanpa penyalut, digunakan per oral
dengan Cara ditelan, pecah di lambung.
2. Tablet kunyah (chewable tablet). Bentuknya seperti tablet
biasa, Cara pakainya dikunyah dulu dalam mulut kemudian ditelan,
umumnya tidak pahit. Contohnya tablet antasida.
3. Tablet isap (lozenges, trochisi, pastiles), adalah sediaan padat yang
mengandung satu atau lebih bahan obat, umumnya dengan bahan dasar
beraroma dan manis, yang membuat tablet melarut atau hancur perlahan-
lahan dalam mulut. Tablet ini dibuat dengan Cara tuang (dengan bahan
dasar gelatin dan/atau sukrosa yang dilelehkan atau sorbitol) yang disebut
pastiles, atau dengan Cara kempa menggunakan bahan dasar gula yang
disebut trochisi. Diisap di dalam rongga mulut, digunakan sebagai obat
lokal pada infeksi di rongga mulut atau tenggorokan. Umumnya
mengandung antibiotic, antiseptic, dan adstringensia.
4. Tablet larut (effervescent tablet). Contohnya Ca-D-Redoxon,
tablet  efervesen Supradin.
5. Tablet implant (pelet). Tablet kecil, bulat atau oval putih, steril dan berisi
hormone steroid, dimasukkan ke bawah kulit dengan Cara merobek kulit
sedikit, kemudian tablet dimasukkan, kemudian kulit dijahit kembali. Zat
khasiat akan dilepas perlahan-lahan.
6. Tablet hipodermik (hypodermic tablet). Tablet steril, umumnya berbobot
30 mg, larut dalam air, digunakan dengan Cara melarutkan ke dalam air
untuk injeksi secara aseptic dan disuntikkan di bawah kulit (subkutan).
7. Tablet bukal (buccal tablet).
8. Tablet sublingual.
9. Tablet vagina (ovula).
2.3 Kriteria tablet
Suatu tablet harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Harus mengandung zat aktif dan non aktif yang memenuhi persyaratan;
2. Harus mengandung zat aktif yang homogen dan stabil;
3. Keadaan fisik harus cukup kuat terhadap gangguan fisik/mekanik;
4. Keseragaman bobot dan penampilan harus memenuhi persyaratan;
5. Waktu hancur dan laju disolusi harus memenuhi persyaratan;
6. Harus stabil terhadap udara dan suhu lingkungan;
7. Bebas dari kerusakan fisik;
8. Stabilitas kimiawi dan fisik cukup lama selama penyimpanan;
9. Zat aktif harus dapat dilepaskan secara homogen dalam waktu tertentu;
10. Tablet memenuhi persayaratan Farmakope yang berlaku.

2.4 Keuntungan tablet


Dibandingkan dengan bentuk sediaan lain, sediaan tablet mempunyai
keuntungan antara lain :
1. Tablet merupakan bentuk sediaan utuh dan menawarkan kemampuan terbaik
dibanding semua bentuk sediaan oral untuk ketepatan ukuran serta variabilitas
kandungan yang paling rendah.
2. Tablet merupakan sediaan yang biaya pembuatannya paling rendah.
3. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling ringan sehingga mudah
dibawa.
4. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling mudah dan murah untuk
dikemas dan dikirim.
5. Pemberian tanda pengenal produk pada tablet paling mudah dan murah, tidak
memerlukan pekerjaan tambahan bila menggunakan permukaan pencetak
yang bermonogram atau berhiasan timbul.
6. Tablet paling mudah ditelan serta paling kecil kemungkinan tertinggal di
tenggorokan, terutama tablet salut yang memungkinkan pecah/ hancurnya
tablet tidak segera terjadi.
7. Tablet bisa dijadikan produk dengan profil pelepasan khusus, seperti
pelepasan di usus atau produk lepas lambat.
8. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling mudah untuk diproduksi
secara besar-besaran.
9. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang memiliki sifat pencampuran
kimia, mekanik, dan stabilitas mikrobiologi yang paling baik.
10. Bau, rasa, dan warna yang tidak menyenangkan dapat ditutupi dengan
penyalutan.
11. Tablet merupakan bentuk sediaan yang utuh (mengandung dosis zat aktif yang
tepat/teliti) dan menawarkan kemampuan terbaik dari semua bentuk sediaan
oral untuk ketepatan ukuran serta variabilitas kandungan yang paling rendah.
12. Dapat mengandung zat aktif dalam jumlah besar dengan volume yang kecil.
13. Tablet merupakan sediaan yang kering sehingga zat aktif lebih stabil.
14. Tablet sangat cocok untuk zat aktif yang sulit larut dalam air.
15. Pemakaian oleh penderita lebih mudah.
2.5 Kerugian tablet
1. Beberapa obat tidak dapat dikempa menjadi padat dan kompak, tergantung
pada keadaan amorfnya, flokulasinya, atau rendahnya berat jenis.
2. Obat yang sukar dibasakan, lambat melarut, dosisnya tinggi, absorpsi
optimumnya tinggi melalui saluran cerna atau setiap kombinasi dari sifat
diatas, akan sukar atau tidak mungkin diformulasi dan dipabrikasi dalam
bentuk tablet yang masih menghasilkan bioavailabilitas obat cukup
3. Obat yang rasanya pahit, obat dengan bau yang tidak dapat dihilangkan, atau
obat yang peka terhadap oksigen atau kelembaban udara perlu pengapsulan
atau penyelubungan dulu sebelum dikempa (bila mungkin) atau memerlukan
penyalutan dulu. Pada keadaan ini kapsul dapat merupakan jalan keluar yang
terbaik dan lebih murah.
4. Kesulitan menelan pada anak-anak, orang sakit parah, dan pasien lanjut usia.

2.6 Komponen tablet


Komponen tablet atau formulasi tablet kempa terdiri atas zat aktif, bahan
pengisi, bahan pengikat, desintegran dan lubrikan, dapat juga mengandung bahan
pewarna dan lak (bahan pewarna yang diabsorpsikan pada alumunium hidroksida
yang tidak larut) yang diizinkan, bahan pengaroma dan bahan pemanis.
1. Zat aktif : harus memenuhi syarat yang ditentukan farmakope.
2. Eksipien atau bahan tambahan:
a. Bahan pengisi (diluent) berfungsi untuk memperbesar volume massa agar
mudah dicetak atau dibuat. Bahan pengisi ditambahkan jika zat aktifnya
sedikit atau sulit dikempa. Misalnya laktosa, pati, kalsium fosfat dibase,
dan selulosa mikrokristal.
b. Bahan pengikat (binder) berfungsi memberikan daya adhesi pada massa
serbuk sewaktu granulasi serta menambah daya kohesi pada bahan
pengisi, misalnya gom akasia, gelatin, sukrosa, povidon, metilselulosa,
CMC, pasta pati terhidrolisis, selulosa mikrokristal.
c. Bahan penghancur/pengembang (disintegrant) berfungsi membantu
hancurnya tablet setelah ditelan. Misalnya pati, pati dan selulosa yang
dimodifikasi secara kimia, asam alginate, selulosa mikrokristal, dan
povidon sambung-silang.
d. Bahan pelican (lubrikan/lubricant) berfungsi mengurangi gesekan selama
proses pengempaan tablet dan juga berguna untuk mencegah massa tablet
melekat pada cetakan. Misalnya senyawa asam stearat dengan logam,
asam stearat, minyak nabati terhidrogenasi, dan talk. Umumnya lubrikan
bersifat hidrofob, sehingga dapat menurunkan kecepatan disintegrasi dan
disolusi tablet. Oleh karena itu, kadar lubrikan yang berlebih harus
dihindari. PEG dan garam laurel sulfat dapat digunakan, tetapi kurang
memberikan daya lubrikasi yang optimal dan diperlukan dalam kadar yang
lebih tinggi.
e. Glidan adalah bahan yang dapat meningkatkan kemampuan mengalir
serbuk, umumnya digunakan dalam kempa langsung tanpa proses
granulasi. Misalnya silica pirogenik koloidal.
f. Bahan penyalut (coating agent): (lihat pada jenis bahan penyalut)

3. Ajuvan. Ajuvan adalah bahan tambahan yang tidak mempengaruhi kerja


dari suatu obat.:
a. Bahan pewarna (colouring agent) dan lak berfungsi meningkatkan
nilai estetika atau untuk identitas produk. Misalnya zat pewarna dari
tumbuhan.
b. Bahan pengaroma (flavour) berfungsi menutupi rasa dan bau zat
khasiat yang tidak enak (misalnya tablet isap penisilin), biasanya
digunakan untuk tablet yang penggunaannya lama di mulut. Misalnya
macam-macam minyak atsiri.

2.7 Pembuatan Tablet


Bahan obat dan zat-zat tambahan umumnya berupa serbuk yang tidak dapat
langsung dicampur dan dicetak menjadi tablet karena akan langsung hancur dan tablet
menjadi mudah pecah. Campuran serbuk itu harus diubah menjadi granul-granul,
yaitu kumpulan serbuk dengan volume lebih besar yang saling melekat satu sama
lain. Cara mengubah serbuk menjadi granul ini disebut granulasi.
Tujuan granulasi adalah sebagai berikut:
- Supaya sifat alirnya baik (free-flowing). Granul dengan volume tertentu dapat
mengalir teratur dalam jumlah yang sama ke dalam mesin pencetak tablet.
- Ruang udara dalam bentuk granul jumlahnya lebih kecil jika dibandingkan
dengan bentuk serbuk jika diukurdalam volume yang sama. Makin banyak
udaranya, tablet makin mudah pecah.
- Agar pada saat dicetak tidak mudah melekat pada stempel (punch) dan mudah
lepas dari matriks (die).
     Granul-granul yang dibentuk masih diperbolehkan mengandung butiran-
butiran serbuk halus (fines) antara 10%-20% yang bermanfaat untuk memperbaiki
sifat alirnya (free-flowing).
   Cara pembuatan tablet dibagi menjadi tiga cara yaitu granulasi basah,
granulasi kering (mesin rol atau mesin slug), dan kempa langsung.
1. Granulasi basah
Metode ini biasanya digunakan apabila zat aktif tahan terhadap lembab
dan panas. Umumnya untuk zat aktif yang sulit dicetak langsung karena sifat
aliran dan kompresibilitasnya tidak baik. Metode ini memproses campuran
partikel zat aktif dan eksipien menjadi partikel yang lebih besar dengan
menambahkan cairan pengikat dalam jumlah yang tepat sehingga terjadi
massa lembab yang dapat digranulasi.
Tahapannya adalah sebagai berikut:
- Pengeringan bahan obat dan zat tambahan
- Pencampuran serbuk gilingan
- Persiapan larutan pengikat
- Pencampuran larutan pengikat dan campuran serbuk hingga membentuk
massa yang basah.
- Pengayak kasar dari massa yang basah menggunakan ayakan no 6-12.
-  Pengeringan granul basah dalam lemari pengering pada suhu 400-500 C
(tidak lebih dari 600 C)
- Pengayakan granul kering dengan pelicin dan penghancur.
- Pencampuran bahan ayakan.
- Tablet dikempa.
Keuntungan granulasi basah:

- Memeperoleh aliran yang baik


- Meningkatkan kompresibilitas
- Untuk mendapatkan berat jenis yang sesuai
- Mengontrol pelepasan
- Mencegah pemisahan komponen campuran selama proses
- Distribusi keseragaman kandungan
- Meningkatkan kecepatan disolusi

Kerugian granulasi basah:

- Banyak tahap dalam proses produksi yang harus divalidasi


- Biaya cukup tinggi
- Zat aktif yang sensitive terhadap lembab dan panas tidak dapat dikerjakan
dengan Cara ini. Untuk zat termolabil dilakukan dengan pelarut non air
2. Granulasi kering
Granulasi kering/slugging/precompression, dilakukan dengan
mencampurkan zat khasiat, zat pengisi, dan zat penghancur, serta jika perlu
ditambahkan zat pengikat dan zat pelicin hingga menjadi massa serbuk yang
homogen, lalu dikempa cetak pad tekanan tinggi, sehingga menjadi tablet
besar (slug) yang tidak berbentuk baik, kemudian digiling dan diayak hingga
diperoleh granul dengan ukuran partikel yang diinginkan. Akhirnya dikempa
cetak lagi sesuai ukuran tablet yang diinginkan.
Keuntungan granulasi kering :

o Peralatan lebih sedikit karena tidak mengguanakan larutan pengikat,


mesin pengaduk berat dan pengeringan yang memakan waktu lama.
o Baik untuk zat aktif yang sensitif terhadap panas dan lembab.
o Mempercepat waktu hancur karena tidak terikat oleh tidak terikat oleh
pengikat.
Kerugian granulasi kering:

o Memerlukan mesin tablet khusus untuk membuat slug.


o Tidak dapat mendistribusikan zat warna seragam.
o Proses banyak menghasilkan debu sehingga memungkinkan terjadinya
kontaminasi silang.
3. Kempa langsung
Metode dengan mengempa langsung campuran zat aktif dan eksipien
kering, tanpa melalui perlakuan awal terlebih dahulu. Metode ini merupakan
metode yang paling mudah, praktis, dan cepat pengerjaannya. Tetapi hanya
dapat digunakan pada kondisi dimana zat aktif maupun untuk eksipiennya
memiliki aliran yang bagus, zat aktif yang kecil dosisnya, serta zat aktif
tersebut tidak tahan terhadap panas dan lembab.

Cetak atau kempa langsung dilakukan jika:


1. Jumlah zat berkhasiat per tabletnya cukup untuk dicetak.
2. Zat khasiatnya mempunyai sifat alir yang baik (free-flowing).
3. Zat khasiat berbentuk kristal yang bersifat free-flowing.
4. Mempunyai kompresibilitas yang baik.
5. Mampu menciptakan adhesifitas dan kohesifitas dalam massa tablet.
Bahan pengisi untuk kempa langsung yang paling banyak digunakan
adalah selulosa mikrokristal, laktosa anhidrat, laktosa semprot-kering, sukrosa
yang dapat dikempa dan beberapa pati yang termodifikasi, misalnya tablet
Hexamin, tablet NaCl, tablet KMnO4.
Keuntungan kempa langsung:
- Prosesnya lebih singkat, metode ini lebih singkat prosesnya karena tenaga dan
mesin yang digunakan lebih sedikit.
- Dapat digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan panas dan tidak tahan lembab.
- Waktu hancur dan disolusinya lebih baik karena tidak melalui proses granulasi
terlebih dahulu tetapi langsung menjadi partikel.
- Tablet kempa langsung berisi partikel halus, sehingga tidak perlu melalui proses
dari granul ke partikel halus terlebih dahulu
Kerugian kempa langsung:
- Perbedaan ukuran partikel dan kerapatan bulk antara zat aktif dengan pengisi
menyebabkan kurang seragamnya kandungan zat aktif di dalam tablet.
- Zat aktif dengan dosis yang besar tidak mudah untuk dikempa langsung, karena
itu biasanya digunakan 30% dari formula agar memudahkan proses pengempaan
sehingga pengisi yang dibutuhkan pun semakin banyak dan mahal.
- Sulit dalam pemilihan eksipien karena eksipien ynag digunakan harus bersifat
mudah mengalir; kompresibilitas yang baik; kohesifitas dan adhesifitas yang
baik.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tablet adalah campuran zat aktif dan zat pengikat, biasanya dalam
bentuk bubuk, yang dibentuk menjadi padatan.Tablet merupakan sediaan obat padat
kempak dibuat secara kempa cetak dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler kedua
permukaan rata atau cembung mengandung satu jenis obat atau lebih, dengan atau
tanpa bahan tambahan.
            Macam-macam obat tablet diantaranya tablet kunyah, tablet hisap, tablet
sublingual, tablet efervescent, dan lain-lain.
o Keuntungan: Pemberian obat peroral merupakan Cara yang paling banyak
dipakai karena ini adalah Cara yang paling mudah,murah, aman dan nyaman
bagi pasien.
o Kerugian: Kelemahan dari pemberian obat peroraladlah pada aksinya yang
lambat sehingga cara ini tidak mudah dipakai pada keadaan gawat. Obat yang
diberikan peroral biasanya membutuhkan waktu 30- 45 menit sebelum
diabsorbsi dan efek puncaknya dicapai setelah 1- 1 ½ jam. Rasa dan bau obat
yang tidak enak sering mengganggu pasien.
o Kontraindikasi: Cara peroral tidak dapat dipakai pada pasien yang mengalami
mual-mual, muntah, semi koma, pasien yang akan menjalani pengisapan
cairan lambung serta pada pasien yang mengalami gangguan menelan.
o Indikasi: Cara peroral dapat dipakai pada pasien yang tidak mengalami mual-
mual,muntah,semi koma, pasien yang tidak akan menjalani pengisapan cairan
lambung serta pada pasien yang tidak mengalami gangguan menelan
3.2 Saran
Diharapkan dalam penulisan makalah selanjutnya, dapat melakukan kerja sama
yang baik untuk menghasilkan hasil yang baik pula. Serta dengan adanya penulisan
makalah terkait sediaan tablet ini diharapkan pembaca dapat memahami dan
memberikan kritik terhadap penulisan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Syamsuni, Drs. H. A., Apt.2007. Ilmu Resep. Jakarta: EGC

http://shiciro.blogspot.com/2010/11/teori-sediaan-tablet.html

http://adiyugatama.wordpress.com/2012/04/11/sediaan-tablet/

http://medicafarma.blogspot.com/2008/09/tablet.html

Anda mungkin juga menyukai