Anda di halaman 1dari 62

Assalamualikum Wr.

Wb
Kelompok 3
Putri Permatasari S
Lisa Marlina
Siti Aisah
Roni Susanto
Safrudin Harahap
Mahmudi . R
Eriyanti Julyana
SEDIAAN SEMI SOLID
Sediaan farmasi semisolida merupakan produk
topikal yaitu untuk diaplikasikan pada kulit atau
membran mukosa untuk memberikan efek lokal
dan kadang-
kadang sistemik.
Jenis-jenis sediaan semi solid

SALEP
SALEP MATA
GEL

KRIM/CREAM PASTA
Keuntungan dan kekurangan
sediaan semi solid

Bentuk sediaan semi solid memiliki konsistensi dan wujud


antara solid dan liquid.
Bentuk sediaan semi solid jika dibandingkan denganbentuk
sediaan solid dan liquid, dalam pemakaian topical. “ memiliki
keunggulan dalamhal adhesivitas sediaan sehingga memberi
waktu tinggal yang relative lebih sama” . Selain itu fungsi
perlindungan terhadap kulit lebih Nampak pada sediaan semi
solid
Kelebihannya
Praktis, mudah dibawa, mudah dipakai
Dan mudah pada pengabsorbsinya
Kekurangan sediaan semi solid
berdasarkan basis :
2. Kekurangan basis
1. Kekurangan basis
absorpsi
hidrokarbon
 Kurang tepat bila dipakai
 Sifatnya yang berminyak sebagai pendukung bahan-
dapat meninggalkan noda bahan antibiotic dan
padapakaianserta sulit bahan- bahan kurangstabil
tercuci dan sulit dengan adanya air
dibersihkan pada mempuyai sifat hidrofil
permukaan kulit. atau dapat mengikat air.
Pengertian sediaan krim/cream
Farmakope Indonesia Edisi IV
krim adalah bentuksediaan setengah padat mengandung
satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam
bahan dasar yang sesuai. FormulariumNasional
krim adalah sediaan setengah padat, berupa emulsi kental
mengandung air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan
untuk pemakaian luar.
Keuntungan dan kekurangan
sediaan krim
Kelebihan sediaan krim, yaitu: Kekurangan sediaan krim, yaitu:
1.Mudah menyebar rata 1.Susahdalam pembuatannya karena
pembuatan krim harus dalam keadaan
2.Praktis
panas.
3.Mudah dibersihkan atau dicuci
2.Gampangpecah disebabkan dalam
4.Cara kerja berlangsung pada jaringan pembuatan formula tidapas.
setempat
3.Mudah
kering dan mudah rusak
Tidak lengketrasa
5.Memberikan
6. terutama
dingintipe m/a
(cold cream) berupa tipe ka/hmususnyatipe a/m karena terganggu sistem
campuran terutama disebabkan oleh
7.Digunakan sebagai kosmetik
perubahan suhu dan perubahan komposisi
8.Bahanuntuk pemakaian topikal jumlah disebabkan penambahan salah satu fase
yang diabsorpsi tidak cukup beracun. secara berlebihan.
Penggolongan sediaan krim
Krim terdiri dari emulsi minyak dalam air atau dispersi mikrokristal asam-
asam lemak atau alkohol berantai panjang dalam air yang dapat dicuci
dengan air dan lebih ditujukan untuk pemakaian kosmetika dan estetika.
Ada dua tipe krim, yaitu:

Tipe a/m, yaitu


air terdispersi
dalam minyak

Tipe m/a, yaitu


minyak terdispersi
dalam air
Cara pembuatan sediaan krim
Pembuatan sediaan krim meliputi proses peleburan
dan proses emulsifikasi.

komponen yang larut dalam air dipanaskan pada suhu


yang sama dengankomponen lemak.

Kemudian larutan berair secara perlahan-lahan ditambahkan ke


dalam campuran lemak yang cair dan diaduk secara konstan,
temperatur dipertahankan selama 5-10 menituntuk mencegah
kristalisasidari lilin/lemak.

Selanjutnya campuran perlahan-lahan didinginkan dengan


pengadukan yang terus-menerus sampai campuran
mengental.
Formula dasar sediaan krim
Fase minyak, yaitu bahan
obat yang larut dalam
minyak, bersifat asam.

Fase air, yaitu bahan obat


yang larut dalam air,
bersifat basa.
CONTOH FORMULA
KOMPOSISI FORMULA KRIM:

metode kedua, semua


Metode pertama yaitu bahan-bahan yang
bahan , baik fase minyak
larut dalam minyak (fase minyak)
maupun fase air
dilebur
dicampurkan untuk
bersama di penangas air pada suhu 70
dilebur di atas penangas
OC sampai semua bahan lebur, dan
air
bahan-bahan yang larut dalam air (fase
sampai lebur, baru
air) dilarutkan terlebih dahulu dengan
kemudiaan digerus
air panas juga pada suhu 70 OC
sampai terbentuk massa
sampai semua bahan larut, kemudian
krim.
baru dicampurkan, digerus kuat sampai
terbentuk massa krim.
Pengertian Pasta
Berdasarkan FI IV : Pasta merupakan sediaan
semipadat yang mengandung satu atau lebih bahan
obat yang ditujukan untuk pemakaian topikal
Fornas : Pasta adalah sediaan berupa massa
lembek yang dimaksudkan untuk pemakaian luar,
digunakan sebagai antiseptikum atau pelindung
kulit.
Contoh Pasta yang sering digunakan : Pasta gigi,
pasta zink oksida dan lain-lain.
Penggolongan Pasta

Ada dua kelompok Penggolongan Pasta


utama pasta (FI IV) (IMO) Ada 3 Macam
Kelompok pasta yang Pasta
dibuat dari gel fase
Pasta Berlemak,
tunggal mengandung air.
Pasta Kering,
Kelompok
pasta berlemak. Pasta Pendingin
Keuntungan dan kerugian
sediaan pasta
KeuntunganSediaan Pasta
Kerugian Sediaan Pasta
Mengikat cairan sekret (eksudat) Karena sifat pasta yang kaku

Tidak mempunyai daya penetrasi gatal dan tidak dapat ditembus,


dan terbuka,sehingga mengurangi rasa pasta pada umumnya tidak
sesuai untuk pemakaian pada
gatal lokal.
bagian tubuh yang berbulu
Lebih melekat pada kulitsehingga Dapat mengeringkan kulit
kontaknya dengan jaringan lebih dan merusak lapisan kulit
lama. epidermis
Dapat menyebabkan
Konsentrasi lebih kental dari salep
iritasi kulit.
Daya adsorpsisediaan pasta lebih besar
dan kurang berlemak dibandingkan
Formula dasar pasta
Formula Umum :
1 . Zat Aktif
Zat aktif yang sering 2. Basis Pasta
digunakan misalnya ( Dispensing
zink okside, sulfur for Pharm)
dan zat aktif lain 1. Basis Hidrokarbon
yang tentunya dapat Eks : Vaselin untuk
dibuat dalam bentuk pasta zinc, Parafin cair
semisolid. untuk pasta alluminium
Basis Absorpsi
Eks :
Lanolin Basis air –
misibel Basis Larut
air
Cara pembuatan sediaan pasta
1.Pencampuran
Komponen dari pasta dicampur bersama-sama dengan segala
cara sampai yangrata tercapai
2.Peleburan
Semuaatau beberapa komponen dari pasta dicampurkan dengan
meleburkannya secarabersamaan, kemudian didinginkan dengan
pengadukan yang konstan sampai mengental komponen-
komponen yang tidak dicairkan biasanya dtambahkan pada
campuran yang sedangmengental setelah didinginkan dan
kemudian diaduk.
Pengertian sediaan gel
Gel merupakan sistem semipadat terdiri dari suspensi
yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau
molekul organikyang besar, terpenetrasi oleh suatu
cairan. gel kadang – kadang disebut jeli. (FI IV, hal 7)
Gel adalah sediaan bermassa lembek, berupa suspensi
yang dibuat dari zarah kecil senyawaan organik atau
makromolekul senyawa organik, masing-masing
terbungkus dan saling terserap oleh cairan (Formularium
Nasional,
hal 315)
Keuntungan dan kerugian
sediaan gel
Kerugian Sediaan Gel
Keuntungan sediaan gel :
Untuk hidrogel :harus
Untuk hidrogel : efek pendinginan
menggunakan zat aktif yang larut di
pada kulit saat digunakan; penampilan dalam air
sediaan yang jernih dan elegan; pada sehingga diperlukan penggunaan
pemakaian di kulit setelah kering peningkat kelarutan seperti
meninggalkan film tembus pandang, surfaktan agar gel tetap jernih pada
elastis, daya lekat tinggi yang tidak berbagai perubahan temperatur,
menyumbat pori sehingga pernapasan tetapi gel tersebut sangat mudah
pori tidak terganggu; mudah dicuci dicuci atau
dengan air; pelepasan obatnya baik; hilang ketika berkeringat,
kemampuan penyebarannya pada kulit kandungan surfaktan yang tinggi
baik. dapat menyebabkan iritasi dan
Cara pembuatan sediaan gel
Pembuatanny
a
 Ke dalam botol bermulut
R/ Gelatin 20
lebar dimasukkan gelatin dan
Aqua 40 air dan didiamkan sebentar
Gliserin 25 agar gelatin mengembang .
Kemudian
Zinci Oxyd
15 diapanaskan diatas tangas air
sampai gelatin larut
Dalam lumpang Zinci Oxydum
digerus dengan gliserin dan
setelah rata dimasukkan ke
dalam botol
PENGGOLONGAN GEL

BERDASARKAN SIFAT FASA


KOLOID :

A. Gel anorganik contoh : bentonit magma

B. Gel organik, pembentuk gel berupa polimer


BERDASARKAN JENIS PELARUT
 BERDASARKAN JENIS :
 Hidrogel (adalah aqueous gel (pelarutnya air) yang mengandung polimer tidak
 larut air) Contoh : bentonit magma, gelatin.
 Organogel (mengandung pelarut bukan air/pelarut organik) Contoh : plastibase dan
dispersi logam stearat dalam minyak.
 Xerogel (gel padat dengankonsentrasi pelarut yang rendah) diperoleh dengan
 evaporasi pelarutsehingga hanya tertinggal kerangka gel.Contoh : gelatin
kering,tragakan ribbons dan acacia tears, dan sellulosa kering dan polystyrene.
 Emulgel adalahkombinasi geldan emulsidalam satu sediaan di mana
emulsi (baik itu w/o atau o/w) digunakan sebagai pembawa untuk
BERDASARKAN JENIS FASE TERDISPERSI

 Gel fase tunggal, terdiri dari makromolekul organik yang


tersebar serba sama dalam suatu cairan sedemikian hingga tidak
terlihat adanya ikatan antara molekul makro yang terdispersi dan
cairan.Gel fase tunggal dapat dibuat dari makromolekul sintetik
(misal karbomer) atau dari gom alam (misal tragakan). Molekul
organik
larut dalam fasa kontinu.
 Gel sistem dua fasa, terbentuk jika masa gel terdiri dari
jaringan partikel kecil yang terpisah. Dalam sistem ini, jika
ukuran partikel
darifase terdispersi relatif besar, masa gelkadang-kadang dinyatakan
FORMULA BAKU

FORMULA
umum/standar :
 Zat aktif
 Basis gel
 Zat tambahan
FORMULASI UMUM GEL

 Zat aktif
 Basis gel
 Peningkat penetrasi
 Peningkat
konsistensi
 Pengawet
 Pendapar
Formula gel yang paling sederhana

 Air
 thicke ne d ag e nt be rupa g o m alam (trag akan, g uar, xanthan), bahan
semisintetik ( MC, CMC, HEC), sintetik (polimer karbomer-
karbovinil) ataupun clay (silikat,hectorite).
 zat aktif dan
 zat tambahan lainnya.
PERHITUNGAN GEL

 Jumlah zat aktif selalu ditimbang dalam


jumlah 5% berlebih untuk mencegah
kemungkinan berkurangnya kadar dalam
sediaan akibatproses pembuatan ataupun
dalam penyimpanannya.
 Basis gel ditimbang 20-25% berlebih .
SIFAT DAN KARAKTERISTIK GEL

 SWELLING
 SINERESIS
 STRUKTUR
 EFEK SUHU
 EFEK ELEKTROLIT
 ELASTISITAS DAN
RIGIDITAS
SWELLING

 Gel dapat mengembang dengan mengabsorbsi


cairan sehingga terjadi peningkatan volume. Hal
ini dapat dianggap sebagai fase awal
disolusinya.Pelarut akan mempenetrasi matriks gel
sehingga interaksi gel-gel digantikan oleh interaksi
gel-pelarut
SINERESIS

 Selama didiamkan sistem gel dapat kontraksi.


Mekanisme terjadinya kontraksiberhubungan
dengan relaksasi dari tekanan elastisyang timbul
selama pembentukan gel. Ketika tekanan ini
hilang, ruang
intersititial bagi pelarut akan berkurang sehingga
cairan pelarut pun akan keluar dan menuju ke
permukaan gel, peristiwa inilah yang disebut
sineresis.
STRUKTUR

 Rantai panjang suatu pembentuk gel akan diperpanjang dalam pelarut yang
baik seperti yangterjadi padagel aqueous di mana terjadi ikatan
hidrogenantara air dan gugus hidroksil pada g e lling ag e nt.
 Garam akan menarik bagian air dari suatu bagian hidrasi polimer
sehingga terbentuk lebih banyak ikatan molekuler sekunder yang
mengakibatkan pembekuan dan pengendapan.
 Penambahan kation di- atau trivalent seperti penambahan Cu pada
 larutan. CMC Na atau Ca pada Na-alginat akan membentuk gel.
EFEK ELEKTROLIT
 Konsentrasi elektrolit yang sangat tinggi akan
berpengaruh pada gel hidrofilik dimana koloid
digaramkan (melarut).
 Gel yang tidak terlalu hidrofilik dengan
konsentrasi. elektrolit kecil akan meningkatkan
rigiditas gel dan
mengurangi waktu untuk menyusun diri sesudah pemberian
tekanan geser.
 Gel Na-alginat akan segera mengeras dengan adanya
sejumlah konsentrasi ion kalsium yang disebabkan karena
terjadinya pengendapan parsial dari alginat sebagai
ELASTISITAS DAN RIGIDITAS

 Sifat ini merupakan karakteristik dari gel gelatin


agar dan nitroselulosa, selama transformasi dari
bentuk sol menjadigel terjadi peningkatan elastisitas
dengan peningkatan konsentrasi pembentuk gel.

 Bentuk struktur gel resisten terhadap perubahan atau


deformasidan mempunyai aliran viskoelastik.
Struktur gel dapat bermacam-macam tergantung dari
komponen pembentuk gel.
RHEOLOGI
 Larutan pembentuk gel (gelling agent) dan dispersi padatan yang
terflokulasi memberikan sifat aliran pseudoplastis yang khas,dan
menunjukkan aliran non – Newton (menggunakan alat brookfield)
yang dikarakterisasi oleh penurunan viskositas dan peningkatan laju
aliran.

 Tiksotropi merupakan pembentukan reversibel gel-sol tanpaadanya


perubahan volume ataupun suhu dalam waktu yang cukup lama, hal
ini merupakan sifat alir non Newtonian.
 Sifat alir gelumumnya adalah pseudoplastis dimana viskositas
akan menurun ketika laju pengadukan ditingkatkan.
 Gel tidak memiliki sifat alir yang bebas seperti
bahan yang lebih padat.
 Gel akan kembali mengalir ketika
pengadukan ditingkatkan hingga volume
yield value.
 Pengaruhsuhu terhadap struktur gel tergantung
pada sifat kimiawi polimer dan mekanisme
interaksinya dengan medium.
 Banyak pembentuk Pengaruh BM terhadap
karakteristik gel: Polimer yang sangat panjang akan
semakin mudah terjerat atau kusut danmenghasilkan
viskositas yang lebih tinggi.
Pengertian sediaan salep

 Salep : sediaan semi padat yang terdiri dari komponen


basis yang dapat berupabasis larut air
(polietilenglikol/PEG), atau basis berlemak, seperti minyak
mineral, petrolatum

menurut FI Edisi III


 Salep adalah sediaan setengahpadat yang mudah
dioleskan dan digunakan sebagai obat luar
 Bahan obat harus larut atau terdispersi homogeny ke
dalam dasar salep yang cocok.
Keuntungan dan kerugian
sediaan salep

KEUNTUNGAN : KERUGIAN :
 Yaitu salep yang kuat  Yaitu salep-salep
menarik air, biasanya dasar dengan bahan dasar
salep tipe o/w (oil in water)
berlemak, misalnya:
atau seperti dasar
hydrophobic tetapi campuran dari lemak-
konsistensinya lebih lemak, minyak
lembek, kemungkinan juga lemak,malam yang tak
tipe w/o (water n oil) tercuci dengan air.
antara lain campuran sterol
dan petrolatum.
Aturan umum sediaan salep
 Dalam membuat sediaan salep memiliki beberapa aturan mengenai bahan
pembuatnya, beberapa aturansalep yang harus diketahui yaitu:
1. Zat yang dilarutkan dalam dasar salep dilarutkan bila perlu dengan pemanasan
rendah. Padaumumnya kelarutan obat yang ditambahkan dalam salep lebih besar
dalam minyak lemak daripada dalam vaselin misalnya kamfora, mentol, fenolum,
timolum dan guayakolum dilarutkan dengan cara digerus dalam mortir dengan
minyak lemak.
2. 2. Zat yang mudah larut dalam air dan stabil, serta dasar salep mampu
mendukung/menyerap air tersebut, dilarutkan dulu dalam air yang tersedia, setelah itu
ditambahkan bagian dasar salep yang lain.
3. Zat yang tidak cukup larut dalam dasar salep, lebih dulu diserbuk dan diayak dengan
derajat ayak
4. Bila dasar salep dibuat dengan peleburan, maka campuran tersebut harus diaduk
sampai dinginan 100.
Cara Pembuatan salep
Pemilihan dasar salep yang tepat

 Faktor-faktor yang perlu diperhatikan:


 1. Laju penglepasan obat yang diinginkan
 2. keinginan peningkatan absorbsi obat oleh dasar
salep
 3. kelayakan dasar salepdalam melindungi
kelembapan kulit
 4. kestabilan obat dalam basisnya
 5. pengaruh obat terhadap viskositas salep .
Macam-macam basis salep

 1. Basis hidrokarbon (bersifat lemak)


 Memberikan efek emolien, dapat melekat dikulit
dalam waktu yang lama.
sukar dicuci
Dapat mengurangi penguapan kelembapan pada kulit
mudah menyebar saat digunakan di kulit, lunak
Contoh Formula

Formula umum Formula menurut buku-


buku standar
Standar formula
1.Ilmu Meracik
umum salep:
Obat (IMO),2000
R/ zat Dasar salep
aktif hidrokarbon
Vaselin putih
Basis
Zat Vaselin kuning
tambahan Paraffin cair
Paraffin padat,dll
Contoh :

 Petrolatum USP, adalah campuran hidrokarbon setengah padat


diperoleh dari minyak bumi, warna kuning, meleburantara suhu
38 dan 60 derajat C.
 Dapat digunakan tunggal atau kombinasi dengan zat lain
 petrolatum putih,USP, berasal dari vaselin kuning yg
dihilangkan warnanya salep kuning (yellow ointment)
 Tiap 100 g yellow ointment mengandung 5 gram lilin
kuning (berasal dari sarang tawon (apis melifera) dan 95 g
petrolatum
 salep putih (white ointment) Mengandung 5% lilin putih
(lilin lebah murni yg diputihkan) dan 95% petrolatum
putih
 parafin Merupakan campuran hidrokarbon padat yg
dimurnikan yg diperoleh dari minyak bumi, tidak berwarna,
dapat membuat dasar salep berlemak menjadi keras atau
kaku
 2. basis serap
 Berperan sebagai emolien meski dayapenutupanterhadap kulit tidak seperti
pada basis berlemak
 Basis ini tidak mudah hilang dengan pencucian dengan air
 Basis salep ini dapat digunakan untuk mencampurkan larutan berair dan
berlemak
 Contoh:
1) petrolatum hidrofilik
 Berasal dari kolesterol, alkohol stearat, lilin putih, dan petrolatum putih
 Mempunyai kemampuan mengabsorbsi air dengan membentuk emulsi air
2)Lanolin anhidrida
Mengandung tidak lebih dari 0,25% air
Tidak larut dalam air, tapi dapat bercampur dengan air,
pencampurannya dengan air menghasilkanemulsi air
dalam minyak
3)Lanolin
Bahan semipadat yg berasal dari bulu domba (Ovis aries),
merupakan emulsi air dalam minyak, dengan kandungan
air antara 25-30%
 3. Basis yang dapat dicuci dengan air
Adalah emulsi minyak dalam air (krim), vanishing krim
Dapat digunakan pada luka yang basah, dengan sistem
emulsi minyak dalam air mempunyai kemampuan
menyerap cairan yangdikeluarkan oleh luka
Jika digunakan dapat membentuk lapisan tipis
semipermeabel (setelah air menguap pada tempat yang
digunakan), tapi kalau emulsi air dalam minyak dari sediaan
semipadat akan membentuk lapisan hidrofobik pada kulit.
 Contoh: salep hidrofilik, yg mengandung Na lauril
sulfat sebagai bahan pengemulsi, dengan alkohol
stearat dan petrolatum putih sebagai fase
lemaknya, propilenglikol dan air sebagai fase air
 Sebagai pengawet digunakan metil dan propil
paraben
Pembuatan salep
 1. metode pencampuran
 Caranya semua komponen salep dicampur bersama
sampai sediaan homogen
 Alat yang digunakan dapat berupa lumpang alu dari
porselen
 a) pencampuran bahan padat
 Biasanya digunakan spatula logam tahan karat, atau
bisa juga digunakan spatula dari karet yang keras
 Bahan obat atau bahan tambahan lain yang berupa
serbuk digerus terlebih dahulu, kemudian
ditambahkan basisnya dan diaduk sampai homogen
2. Metode kedua: peleburan
 Semua atau beberapakomponen dari salep
dicampurkan dengan melebur bersama dan
didinginkan dengan pengadukan yang konstan sampai
mengental.
Komponen yang tidak dicairkan biasanya ditambahkan
pada campuran yang sedangmengental setelah
didinginkan dan diaduk
 Bahn-bahan yang mudah menguap
ditambahkan terakhir, bila temperatursudah
turun
Pengawetan salep

 Contoh bahan pengawet:


 Hidroksibenzoat, fenol, asam benzoat, asam
sorbat, garam amonium kuartener
Jika perlu dapat juga ditambahkan antioksidan,
BHA, BHT
Yang perlu diperhatikan dalam formulasi
sediaan topikal
1.Karakteristik fisikokimia bahan aktif yang meliputi:
-kelarutan
-koefisien partisi zat aktif, perbandingan kelarutan
obat dalam lipid dibandingkan kelarutannya dalam
air , untuk sedia n topikal, bahan-bahandalam sedia
n harus dapat berpenetrasi ke dalam kulit, perlu
diperhatikan sifat (lipofilisitas kulit)
-titik leleh, sebaiknya kurang dari 200 derajat C,
2.Karakterisrik fisik bahan aktif
- warna, bau, rasa
- ukuran molekul (bobot molekul, < 500 Dalton), dan distribusi ukuran partikel
-densitas
-viskositas
3. Stabilitas kimia, fisika, dan mikrobiologi
4.Toksisitas zat aktif
5.data biofarmasi (disolusi, absorbsi, metabolisme, bioavailability, waktu paruh
eliminasi)
6.Sifat bahan tambahan
 Perlu diperhatikan :
 1. jumlah zat aktif yang adadalam formula, semakin
banyak akan semakinbanyak pula yang dapat
mencapai stratum korneum, sampai diperoleh
konsentrasi jenuh
 2. Polaritas formulasi relatif terhadap stratum
korneum, yang diharapkan yaitu zat aktif dalamsalep
lebih mudah larut dalam stratum korneum
dibandingkan di dalam formulanya
Pengertian sediaan salep mata

sedia n semipadat yang dapat


mengandung bahan obat tersuspensi,
terlarut atau teremulsi.
 me nurut Farmako peIndo ne sia e disi
IV
 Salep adalahsedaia n setengahpadat ditujukan
untuk pemakaian topical pada kulit atau selaput
lendir.
Basis yang digunakan pada pembuatan
salep mata:
 Dapat digunakan kombinasi hidrokarbon dengan
senyawa lain seperti kolesterol, adeps lanae, dan
bisa juga ditambahkan parafin cair (30%).
 jangan pakai vaselin putih
 Basis emulsi o/w kurang
 cocok
perhatikan pengaruh jenis dan jumlah basis
terhadap viskositas
 Pembuatan dilakukan di ruang dengan kondisi aseptik
(perhatikan stabilitas zat aktif kalau ingin
menggunakan sterilisasi awal dengan pemanasan)
 Pengerja n dilakukan secara aseptik, di ruang steril
 Alat –alat yang digunakan dalam pembuatan harus
steril (misal lumpang alu)
 Perhatikan ukuran
partikel
Contoh :

salep mata kloramfenicol 0,92-1,08% selain basis
salep dapat ditambahkan propilenglikol

Pengemas: tube (wadah kedap maksimal kapasitas
10 g), terlindung cahaya (paling lama 6 bulan.

Salep mata deksametason 0,09-0,11%
deksametason dihaluskan dulu baru dicampur
 dengan basisnya
Penyimpanan =sda
Cara Pembuatan
sediaan salep mata

Bahan obat ditambahkan sebagai larutan steril atau


serbuk steril termikronisasi pada dasar salep steril, hasil
akhir dimasukkan secaraasepti kedalam tube steril
Bahan obat dan dasar salep disterilkan dengan cara
yang cocok, sedangkan tube disterilkan dengan
autoklaf pada suhu 1 5 C Sampai 1 6 C, selama tidak
kurang dari 30 menit.
Keuntungan dan kerugian
sediaan salep mata
KEUNTUNGAN
KERUGIAN
 Dapat memberikan bioavailabilitas  Dapat mengganggu
lebih besar daripada sedia n penglihatan, kecuali jika
larutan dalam air yang ekuivalen. digunakan sa t akan tidur/
 Dari tempatkerjanya yaitu bekerja
Onset dan waktu puncak absorbsi yang  pada
lebih lama. kelopak mata, kelenjar
sebasea, konjungtiva, kornea dan
 Waktu kontak yang lebih lama iris.
sehingga jumlah obat yang
diabsobsi lebih tinggi.
TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai