Anda di halaman 1dari 11

JURNAL

TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID

Instruktur Laboratorium : Eka Nurfadillah,S. Farm

DISUSUN OLEH:
Kelompok 4

1. Dinar Alhalianti (P0 7139020011)


2. Resky Sihotang (P0 7139020032)
3. Rosalina Florince Merahabia (P0 7139020034)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAYAPURA
JURUSAN D-III FARMASI
TAHUN 2021
Formula
Emulsi paraffin liquidum 20% dari 60 ml

A. Tujuan
1. menentukan furmulasi yang tepat untuk sediaan emulsi paraffin liquidum
2. menentukan berat jenis pH, viskositas, organoleptis, stabilitas emulsi paraffin
liquidum
3. menentukan tipe emulsi

B. Formula
a) Emulsi paraffin liquidum 20% berdasarkan (F.N edisi II hal.227)

Tiap 100 ml mengandung

R/ Paraffin liquidum 50 mg
Gummi Arabicum 12,5 mg
Sirup simplex 10ml
Vanillinum 4 mg
Aethanolum 6 ml
Aqua destilata hingga ad 100 ml

b) Sirupus simplex berdasarkan (F.N edisi II hal.273)

tiap 100 ml mengandung


R/ Saceharum album 65 g
Methylis Parabenum 250 mg
Aqua destilata hingga 100 ml

C. Etiket Label
FI edisi III hal 945
Dosis
Nama Zat Kekuranga Cara Dosis lazim
umur maksimum
n sediaan pemakaian
sekali sehari sekali sehari
Paraffinu oral Anak - - 0,5mg/kg - -
m anak
Liquidum
Paraffinu dewasa - - - -
m
Liquidum
D. Pre formulasi zat aktif

Nama Zat Paraffin liquidum (F.I ed. III :474)


1. Organoleptis : Warna Tidak berwarna
Bau Hampir tidak berbau
Rasa Hampir tidak berasa
Wujud cair
2. Khasiat : Laksativum ( Pencahar (melancarka BAB)
3. Polimorfism : -
4. Ukuran Partikel :
5. Kelarutan : Praktis, tidak larut dalam air
6. Titik Lebur : 75,3oC Standar
54,17oC Paraffin
7. Bobot Jenis : 0,86 gr
8. pH dan pKa :-
9. Koefisien Partisi :-
10. Data analik Penetapan Kadar : -
11. Cacatan tambahan yang tidak diuraikan diatas dan dianggap perlu

E. Monografi Bahan
a) PARAFFINUM LIQUIDUM (FI edisi III hal 474 )
Nama resmi : PARAFFINUM LIQUIDUM
Nama Resmi : Parafin cair
Pemerian : Cairan kental, transparan, tidak berfluorensi, tidak
berwarna, hampir tidak berbau, hampir tidak
mempunyai rasa.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol
(95%)P larut dalam kloroform P dan dalam eter P
Bobot per ml : 0,870 gr sampai 0,890 gr
Kesamaan dan : memenuhi syarat yang tertera pada paraffin kebasaan
solidum
Serapan : serapan -1cm larutan 2,0% ….. dalam trimetil
ultraviolet pentana P,pada daerah panjang gelombang antara
240 nm dan 280 nm.
Kekentalan : pada suhu 37,8℃ tidak kurag dari 55 cp
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik,terlindungi dari cahaya
Khasiat : Laksativum
penggunaan
b) SIRUPUS SIMPLEX (FI edisi III hal 567)
Nama Resmi : SIRUPUS SIMPLEX
Nama lain : Sirup Gula
Pembuatan : Larutkan 65 bagian sakarosa dalam larutan metil paraben
0,25% b/v secukupnya hingga diperoleh 100 bagian
sirup
Pemerian : cairan jernih, tidak berwarna
Penetapan kadar : memenuhi syarat penetapan sakarosa yang tertera pada
sirup
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat,ditempat sejuk
Khasiat : sebagai pemanis

c) METHYLIS PARABENUM (FI edisi III hal.378)

Nama resmi : METHYLIS PARABENUM


Nama lain/ : Metil paraben
Sinonim
Pemerian : Kristal tidak berwarna atau bubuk Kristal putih,tidak
berbau atau berbau lemah dan rasa agak membara
(HOPE):
Titik leleh/lebur : 125 – 128 ℃
Pka/pkb : 8,4
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Khasiat : zat tambahan (pengawet)

d) GUMMI ARABICUM (FI edisi III hal 279)


Nama resmi : GUMMI ARABICUM
Nama lain : Gomarab
Pemerian : Hampir tidak berbau;rasa tawar seperti lender
Kelarutan : mudah larut dalam air,menghasilkan larutan yang kental
dan tembus cahaya.praktis tidak larut dalam etanol
(95%) P
Keasaman dan
kebasaan : Larutan jenuh dalam air bereaksi asam terhadap
laksmus P; jika diencerkan dengan air dan
dibiarkan,tidak terjadi
pemisahan endapan.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Khasiat dan
penggunaan : Zat tambahan.
e) VANILLINUM (FI edisi III hal 632)
Nama resmi : VANILLINUM
Nama lain : Vanilin
Pemerian : hablur halus berbentuk jarum;putih hingga agak
kuning,rasa dan bau khas
Kelarutan : sukar larut dalam air,larut dalam air,larut dalam air
panas,mudah larut dalam etanol (95%) P.dalam eter
P.dan larutan alkali hidroksida,larut dalam gliserol P.
Jarak lebur : antara 81˚ dan 83˚
Sudut
pengeringan : tidak lebih dari 7,0% pengeringan dilakukan diatas
silikagel P selama 4 jam
Sisa pemijaran : tidak lebih dari 0,05%
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat,terlindungi dari cahaya.
Khasiat dan
penggunaan : Korigen ( Zat tambahan )

f) AETHANOLUM (FI edisi III hal 65)


Nama resmi : AETHANOLUM
Nama lain : etanol,alcohol
Pemerian : cairan tak berwarna,jernih, mudah menguap, dan mudah
bergerak,bau khas,rasa panas,mudah terbakar dengan
memberikan nyala api biru yang tidak berasap.
Kelarutan : sangat mudah larut dalam air,dalam kloroform P dan
dalam eter P.
Bobot jenis : 0,8119 sampai 0,8139
Keasaman dan
Kebasaan : pada 20 ml tambahkan 5 tetes larutan fenolftalein
P,larutan tetap tidak berwarna dan memerlukan tidak
Lebih dari 0,2 ml natrium hidroksida 0,1 N untuk
memperoleh warna merah muda.
Kejernihan
larutan : encerkan 5 ml dengan air secukupnya hingga 100
ml,larutan tetap jernih jika dilihat pada dasar hitam.
Penyimpanan : dalam wadah terrtutup rapat,terlindungi dari
cahaya,ditempat sejuk,jauh dari nyala api.
Khasiat dan
penggunaan : antiseptik
g) AQUA DESTILLATA (FI edisi III hal 96)
Nama resmi : AQUA DESTILLATA
Nama lain : air suling,H2O
Pemerian : cairan jernih;tidak berwarna;tidak berbau;tidak mempunyai
rasa.
Keasaman dan : pada 10 ml tambahkan 2 tetes larutan merah metil
kebasaan P,tidak terjadi warna merah.pada 10 ml tambahkan 5
tetes larutan biru bromtimol P, tidak terjadi perubahan
warna biru.
Ammonium : Pada 50 ml tambahkan 2 ml larutan kalium
tetraidohidrargirat (II) basa P.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik

F. Formula yang diusulkan

N BAHAN JUMLAH FUNGSI


O
a. PARAFFIN LIQUIDUM 12 mg Laksativum/pencahar

b. GUMMI ARABICUM 12,5 mg Zat tambahan (emulgator)

c. SIRUPUS SIMPLEX 10 ml Pemanis

d. VANILINUM 4 mg Korigen odoris

e. AETHANOLUM 6 ml Zat tambahan (pelarut)

f. AQUA DESTILLATA 60 ml Pelarut

G. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Batang pengaduk f. Gelas ukur k. Penangas air

b.Beaker glass g. Kertas perkamen l. Pipet tetes

c. Cawan penguap h. lumpang dan m. Sudip


mortar/stirer
d. Cover glass n. Tabung sedimentasi
i. Mikroskop
e. Erlenmeyer o.Timbangan
j. Objek glass
p. Viskometer borbookfield
2. Bahan
a) AETHANOLUM
b) AQUA DESTILLATA
c) GUMMI ARABICUM
d) PARRAFIN LIQUIDUM
e) SIRUPUS SIMPLEX
f) VANILLINUM
g) METIL PARABEN

H. Perhitungan bahan
20
Paraffinum Liquidum : x 60 ml = 12 ml
100
Gummi arabicum : = 12,5 mg
Sirup simplex : = 10 ml
Vanillinum : = 4 mg
Aethanolum : = 6 ml
Aqua destilata : ad = 60 ml

1.Prosedur pembuatan Sirupus simplex (FI edisi III,hal 567)

I. Disiapkan alat dan bahan


II. Ditimbang sebanyak 65 gram Sakarum Album dalam cawan porselen atau beaker
glass 100 ml
III. Dipanaskan Aquadest sebanyak 60 ml hingga mendidih kedalam beaker glass
dengan menggunakan kompor listrik
IV. Dimasukkan methyl Paraben 250 mg dan sakarum album ke dalam lumpang aduk
hingga larut dan saring dengan kertas saring lalu diamkan hingga dingin sampai
volumenya cukup mencapai 40 ml

2.Prosedur pembuatan gummi arabicum


I. Metode gom kering atau metode continental
Zat pengemulsi ( gom arab ) dicampur dengan minyak, kemudian tambahkan air
untuk pembentukan corpus emulsi, baru di encerkan dengan sisa air yang tersedia.

II. Metode gom basah atau metode inggris


Zat pengemulsi ditambahkan ke dalam air ( zat pengemulsi umumnya larut ) agar
membentuk suatu mucillago, kemudian perlahan-lahan minyak dicampurkan untuk
membentuk emulsi, setelah itu baru diencerkan dengan sisa air.

III. Metode botol atau metode botol forbes


Digunakan untuk minyak menguap dan zat-zat yang bersifat minyak dan mempunyai
viskositas rendah ( kurang kental ). Minyak dan serbuk gom dimasukkan ke dalam
botol kering, kemudian ditambahkan 2 bagian air, tutup botol kemudian campuran
tersebut dikocok kuat. Tambahkan sisa air sedikit demi sedikit sabil dikocok.
3. Kalibrasi botol

i. disiapkan alat dan bahan


ii. diambil air sebanyak 60 ml tuangkan ke dalam botol
iii. diberi tanda batas pada permukaan air sejajar dengan mata
iv. dibuang air pada botol
v. dibersihkan dan keringkan botol.

4.Prosedur kerja pembuatan Emulsi Paraffin 20% dari 60 ml

Berdasarkan Metode Kontinental / Kering:


1.Pembuatan fase luar

i. dilarutkan sirupus simplex sebanyak 10 ml dengan aquadest secukupnya,


homogenkan lalu masukkan kedalam beaker glass utama
ii. ditambahkan gummi arabicum 12,5 mg kedalam lumpang utama,aduk
hingga terbentuk corpus emulsi

2.Pembuatan fase dalam

i. Dimasukkan aethanolum sebanyak 6 ml dengan paraffin liquid sebanyak


12 ml di dalam beaker glass,aduk hingga homogen (campuran 1)
ii. Dilarurtkan vanilinum sebanyak 4 mg kedalam sisa paraffin sebanyak 12
ml. dipanaskan dengan suhu 60˚C dan diaduk hingga homogen,sebagai
fase dalam(campuran 2)
iii. Dimasukkan campuran 1 dan 2 kedalam beaker glass utama,kemudian
aduk hingga homogen
3. Pembuatan Emulsi Paraffin Liquid 20% dari 60 ml

i. Disiapkan alat dan bahan


ii. Dimasukkan fase dalam kedalam fase luar yang ada di beaker glass utama.
Diaduk hingga homogen.
iii. Ditambahkan sisa aquades sebanyak 60 ml. diaduk homogen
iv. Dimasukkan emulsi kedalam botol coklat bermulut lebar yang telah ditara
sebanyak 60ml, tutup rapat
v. Diberi etiket dan kemas
vi. Pada etiket harus tertera “kocok dahulu”

KOMPOSISI

Sirup simpleks : mengandung 65% gula dengan larutan Metil paraben 0,25% b/v.

Perhitungan sirup simplex


Saceharum album : = 65 gr
0,25
Methylis Parabenum : x 100 mg = 0,25 g = 250 mg
100
Aqua destilata : ad = 100 ml
EVALUASI SEDIAAN
Prinsip Jumlah Hasil
No. Jenis Evaluasi Syarat
evaluasi Sampel Pengamatan
Evaluasi IPC (in Process control)
1. Organoleptis Mengamati
Warna,bau,rasa

2. Berat jenis

3. Viskositas

4. pH

5. Kadar bahan aktif (teoritis)

6. Volume
terpindahkan
Evaluasi sediaan
1. Organoleptis Mengamati
Warna,bau,rasa

2. Berat jenis

3. Viskositas

4. pH

5. Kadar bahan (teoritis)


Aktif
6. Volume
terpindahkan
DAFTAR PUSTAKA
FORMULARIUM NASIONAL EDISI KEDUA 1978
248595157-Laporan-Emulsi-Paraffin-Liquid (studylib.net)
FARMAKOPE INDONESIA EDISI IV 1995
FARMAKOPE INDONESIA EDISI KETIGA 1979
MODUL PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN LIQUID DAN SEMI SOLID
“LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA” ERNI JOHAR 2011

Anda mungkin juga menyukai