Anda di halaman 1dari 4

Mata kuliah : Teknologi Sediaan Farmasi Solid

Sks :2
Dosen Pengampu : Osei Listina, M.Sc., Apt

Nama : Andi Lukmana


Nim : E0015037

1. Kelemahan uji waktu hancur tablet dengan dengan uji disolusi ?


Jawab
Waktu hancur dihitung berdasarkan tablet yang paling terakhir
hancur.Persyaratan waktu hancur untuk tablet tidak bersalut adalah kurang dari 15
menit, untuk tablet salut gula dan salut nonenterik kurang dari 30 menit,
sementara untuk tablet salutenterik tidak boleh hancur dalam waktu 60 menit
dalam medium asam, dan harus segera hancur dalam medium basa.
Untuk media disolusi dilakukan dengan metode keranjang . Medium disolusi
adalah buffer sitrat pH 4,8 sebanyak 650 mL. Pelepasan dilakukan pada suhu
37±0.1 °C, dengan kecepatan rotasi 25 rpm. Sebanyak 10 mL sampel diambil
dengan interval waktu yang telah ditentukan (tiap menit ke-30 dan ke-60) dan
volume diganti dengan medium yang segar (Moch Rijal Hadi).
2. Mengapa stratifikasi pada pembuatan tablet secara kempa langsung lebih
berbahaya pada tablet yang memiliki dosis kecil dibandingkan dengan
dosis besar ?
Jawab
yaitu pembuatan tablet dengan mengempa langsung campuran zat aktif dan
eksipien kering.tanpa melalui perlakuan awal terlebih dahulu. Metode ini
merupakan metode yang paling mudah, praktis, dan cepat pengerjaannya, namun
hanya dapat digunakan pada kondisi zat aktif yang kecil dosisnya, serta zat aktif
tersebut tidak tahan terhadap panas dan lembab. Ada beberapa zat berbentuk
kristal seperti NaCl, NaBr dan KCl yang mungkin langsung dikempa, tetapi
sebagian besar zat aktik tidak mudah untuk langsung dikempa, selain itu zat aktif
tunggal yang langsung dikempa untuk dijadikan tablet kebanyakan sulit untuk
pecah jika terkena air (cairan tubuh). secara umum sifat zat aktif yang cocok
untuk metode kempa langsung adalah; alirannya baik, kompresibilitasnya baik,
bentuknya kristal, dan mampu menciptakan adhesifitas dan kohesifitas dalam
massa tablet (Validasi, Hal 26)
3. Kmengapa cross contamination sering terjadi pada proses pembuatan
tablet dengan metode granulasi kering dibandingkan dengan metode
granulasi basah?
Jawab
Yaitu memproses partikel zat aktif dan eksipien dengan mengempa campuran
bahan kering menjadi massa padat yang selanjutnya dipecah lagi untuk
menghasilkan partikel yang berukuran lebih besar dari serbuk semula (granul).
Prinsip dari metode ini adalah membuat granul secara mekanis, tanpa bantuan
bahan pengikat dan pelarut, ikatannya didapat  melalui gaya. Teknik ini yang
cukup baik, digunakan untuk zat aktif yang memiliki dosis efektif yang terlalu
tinggi untuk dikempa langsung atau zat aktif yang sensitif terhadap pemanasan
dan kelembaban. (Validasi, Hal 26)
4. Formulasi tablet metode granulasi basah
a. Kandungan bahan obat tiap tablet 5 mg
b. Bobot tiap tablet yang di kehendaki 300 mg
c. Bahan- bahan tambahan yang tersedia (gelatin, laktosa, amilum mg
stearat, explotab dan talk)
Jawab
Formulasi granulasi basah
Zat aktif 300 mg
Amylum 10 %
Muc. Amyli 10 % q.s
Laktosa q.s
Amylum 5 %
Mg. stearat 1 %
Talk 2 %
Tiap tablet mengandung 5 mg

      Cara menghitung :


     
Tiap tablet mengandung 5 mg
Bobot seluruhnya : 1000 x 300 mg = 300 g
92
Komponen granulat : x 3000 g = 276 g
100

Penimbangan
Zat aktif : 100 x 5 mg = 500 mg
10
Amylum : x 300 g = 30 g
100
Laktosa = 276 – (300+30+13,8) = 19,8 g
Amylum :5/92 x 300 g = 16,3 g
Mg, Stearat 1/92: x 300 g = 3,26 g
Talk : 2/92x 300 g = 6,52 g
300+16,3+3,26+6,52
Maka : Bobot 1 tablet yang akan dicetak ¿ = 326
947
mg
Alat dan bahan
a. Alat dan Bahan
 Alat
Timbangan halus/kasab
Mortir dan staper
Sudip
Sendok tanduk
Etiket
 Bahan
Amylum
Muc. Amyli
Laktosa
Amylum
Mg. stearat
Talk
Cara kerja
Menibang bahan satu persatu
Kemudian setelah di timbang masukan bahan satu persatu ke dalam mortir
kemudian gerus sampe halus kemudian membuat Muc. Amyi 10 % adalah
kandungan dengan amylum 10 % didalam mucilago yang sudah ditambahakan
aqudes panas agar homogen, kemudian tambahakan bahan lain nya laktosa
amyulum mg stearat dan talk ed sampe tercampur homogenitas.

Daftar pustaka

Tim Dosen Proceeding Seminar Validasi, Hal 26 (2003). Pembuatan Tablet


Fakultas Farmasi Universitas Pancasila Jakarta September 2013

Anda mungkin juga menyukai