Disusun Oleh :
NUR WULAN SEPTIYANI
E0018080
i
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1. Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ......................................................................... 2
1.3. Tujuan............................................................................................ 2
BAB II ISI ....................................................................................................... 3
2.1. Neural Tube Defect (NTDs).......................................................... 3
2.2. Asam Folat .................................................................................... 4
2.3. Defisiensi Asam Folat ................................................................... 5
2.4. Resiko NTD Janin pada Ibu Defisiensi Asam Folat ..................... 6
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 9
3.1. Kesimpulan.................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
Asam folat adalah bentuk sintetis dari folat yang merupakan salah satu
bagian dari vitamin B, yaitu B9 (Goetzl L.M, 2017). Asam folat sangat
berperan penting pada fase awal pembentukan janin, yaitu pada fase
pembentukan sistem saraf pusat. Jika perkembangan janin terganggu, maka
akan mempengaruhi perkembangan janin, yakni pembentukan tulang kepala
dan wajah (bibir sumbing), sistem hormonal (gangguan menstruasi), fungsi
kognitif (gangguan belajar), sistem motoric (kelunpuhan atau keterlambatan),
system otonom (gangguan berkemih dan defekasi), serta gangguan pada
jantung. Semua wanita usia reproduktif (12-45 tahun) yang masih memiliki
kemungkinan untuk hamil disarankan untuk mengkonsumsi asam folat dalam
suplementasi multivitamin dalam kunjungan kesehatanya (Douglas Wilson et
al., 2015).
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui pengaruh defisiensi asam folat terhadap resiko Neural
Tube Defects pada janin.
2
BAB II
ISI
3
peningkatan risiko pada beberapa kelompok etnis (misalnya, Irlandia dan
Meksiko) dan kedua, risiko rekurensi yang tinggi untuk saudara kandung dari
individu yang terkena. Selain faktor genetik, pengaruh lingkungan seperti
pekerjaan orang tua, obesitas ibu, dan status gizi ibu telah dikaitkan dengan
NTD (Ebara, 2017).
4
2.3 Defisiensi Asam Folat
Orang yang tidak mendapatkan cukup asam folat dalam makanannya
bisa mengalami anemia yang berarti darahnya tidak dapat membawa oksigen
dengan baik, dan menyebabkan merasa sangat lelah dan lemah. Mendapatkan
cukup asupan asam folat sangat penting dalam kehamilan. Mengkonsumsi
asam folat setiap hari mulai beberapa bulan sebelum hamil atau segera setelah
mengetahui hamil dapat membantu mencegah beberapa masalah pada tulang
belakang dan otak bayi yang disebut cacat tabung saraf. Asam folat
membantu sumsum tulang belakang bayi tumbuh secara normal pada
trimester pertama. Mengonsumsi asam folat selama kehamilan dapat
mencegah hampir semua cacat tabung saraf terjadi.
Asam folat yang rendah dikaitkan dengan peningkatan risiko kesehatan
yang merugikan, termasuk anemia megaloblastik dan kehamilan yang terkena
neural tube defect (NTD). Folat sangat penting untuk sintesis DNA,
pertumbuhan dan diferensiasi sel, serta pembentukan dan pematangan sel
darah merah (sel darah merah). Meskipun penting sepanjang hidup, folat
sangat penting selama tahap awal perkembangan manusia. Status folat rendah
dalam kehamilan juga telah dikaitkan dengan hasil kesehatan yang merugikan
lainnya, termasuk cacat jantung bawaan, celah mulut, hambatan pertumbuhan
janin, berat badan lahir rendah, dan kelahiran premature (Tangkilisan &
Rumbajan, 2016).
Penelitian Beard CM, dkk menyebutkan bahwa kekurangan asam folat
akan menyebabkan kerusakan jaringan syaraf (NTDs / kerusakan tabung
syaraf), dan sebaliknya jika kelebihan asam folat dapat menyebabkan
kerusakan jaringan syaraf yang berhubungan dengan autism (Beard et al.,
2011). Pada kondisi tubuh kekurangan asam folat jika terjadi pada ibu hamil
maka kemungkinan bayi yang dilakirkan akan mengalami kecacatan saat
lahir. Tiga bentuk cacat tabung saraf akibat kekurangan asam folat :
a. Spina Bifida
Adanya celah pada tulang belakang sehingga tidak bisa tertutup
sempurna akbiat beberapa ruas tulang gagal bertaut. Cacat jenis ini
lumayan banyak terjadi di antara ibu hamil yang mengalami kekurangan
5
asam folat, yakni 65%. Meski bisa bertahan hidup, namun bayi spina bifida
sering disertai kelainan lain seperti kelumpuhan dan tidak ada kontrol
untuk buang air besar dan kecil.
b. Anensefali
Tidak sempurnanya pertumbuhan tengkorak kepala dan otak. Jenis
yang sering membawa kematian begitu bayi dilahirkan ini, dialami sekitar
25% dari ibu hamil yang kekurangan asam folat.
c. Encephalocele
Adanya tonjolan di belakang kepala. Jenis ini diderita sekitar 10%
dari ibu yang kekurangan asam folat.
6
Struktur organ dasar janin mulai terbentuk selama masa embriogenesis
(2-8 minggu kehamilan). Mikronutrien berperan penting untuk organogenesis
dalam mendukung perkembangan struktural organ janin. Kemudian dalam
kehamilan, status gizi mikro yang memadai mungkin berdampak terhadap
ukuran atau fungsi organ. Di luar periode perikonsepsi, folat dan vitamin B12
diperlukan untuk sintesis nukleotida dan DNA untuk mendukung pembelahan
sel, defisiensi nutrisi ini juga meningkatkan risiko keguguran dan malformasi
janin, termasuk cacat tabung saraf. Cacat lahir, ketidakmampuan
mikronutrien perikonsepsi dapat meningkatkan risiko anomali kongenital dan
asam folat adalah satu-satunya nutrisi yang terbukti efektif mengurangi hasil
ini. Neural tube defect, khususnya, mewakili kelompok kompleks lesi
multifaktorial (termasuk anensefali dan spina bifida) yang bersama-sama
memengaruhi 1 hingga 10 per 1000 kelahiran di seluruh dunia (Imbard et al.,
2013).
Mekanisme asam folat dalam mencegah NTD masih belum jelas
sehingga diperlukan banyak penelitian untuk mengetahuinya. Kirke dkk
menduga bahwa mungkin yang terjadi adalah hambatan metabolisme, bukan
karena defisiensi saja. Kadar folat yang rendah secara langsung membatasi
availabilitasnya terhadap sel atau secara tidak langsung mengganggu
metabolisme metionin, sehingga meningkatkan kadar homosistein dalam
serum maternal. Homosistein sendiri dapat bersifat teratogenik atau merusak
substrat untuk reaksi metilasi. Beberapa penelitian menemukan bahwa kadar
homosistein pada ibu-ibu hamil yang anaknya menderita NTD cukup tinggi
(Kirke et al., 1993).
Metionin merupakan salah satu asam amino esensial yang dalam tubuh
akan dikonversi menjadi S-adenosilmetinoin oleh enzim methionine
adenositrasferase. Gugus S-adenosilmetinoin akan melepaskan gugus
metilnya menjadi Sadensolhomosistein, yang kemudian akan dihidrolisis
menjadi homosistein. Bila terjadi defisiensi folat, proses remetilasi
homosistein terganggu, sehingga homosistein tidak dapat diubah menjadi
metionin. Akhirnya, berakibat terjadinya peningkatan kadar homosistein di
dalam darah. Kelompok wanita yang pernah mengalami kehamilan dengan
7
NTD mempunyai kadar homosistein total plasma yang lebih tinggi daripada
kelompok lain. Peningkatan kadar homosistein total plasma juga dianggap
sebagai salah satu faktor risiko penyakit kardiovaskular. Hiperhomosistein
pada ibu hamil dapat menyebabkan terjadinya trombus pada arteri spiralis
endometrium dan myometrium yang berakibat infark dan nsufisiensi
plasenta. Mutasi gen pengatur metabolisme homosistein menyebabkan
kelainan pembuluh darah coroner (Crider et al., 2011).
Penelitian (Laurence et al., 1981) melaporkan bahwa suplementasi
asam folat mengurangi risiko NTD berulang (yaitu, wanita yang pernah hamil
sebelumnya dengan komplikasi NTD). Dalam penelitiannya, wanita yang
termasuk dalam kelompok perlakuan menerima suplemen asam folat 4 mg
setiap hari sebelum konsepsi hingga awal kehamilan. Pada tahun 1991,
Kelompok Penelitian Studi Vitamin Medical Research Council (MRC)
menerbitkan uji klinis acak multisenter besar yang menunjukkan bahwa
suplementasi asam folat 4 mg yang dimulai sebelum konsepsi menurunkan
risiko NTD berulang sebesar 71%, setara dengan 3,5 kali lipat. efek
perlindungan. Temuan dari penelitian ini dianggap pasti dalam mendukung
suplementasi asam folat dosis tinggi di antara wanita yang berisiko tinggi
untuk NTD. Pada tahun 1991, sebagai tanggapan atas temuan mengesankan
dari studi MRC dan studi yang lebih kecil, Centers for Disease Control and
Prevention (CDC) merekomendasikan bahwa wanita dengan kehamilan
sebelumnya yang dipersulit oleh NTD harus mengonsumsi suplemen 4 mg
setiap hari asam folat sebelum kehamilan di masa depan. Di antara wanita
yang tidak dianggap berisiko tinggi, dosis 400 hingga 800 μg asam folat
secara konsisten telah terbukti secara efektif mengurangi risiko NTD (Dolin
et al., 2018).
8
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari uraian isi makalah diatas, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Neural tube defect (NTD) adalah malformasi bawaan dari tengkorak atau
tulang belakang yang diakibatkan oleh kegagalan penutupan tabung saraf
yang normal selama awal kehamilan
2. Asam Folat adalah salah satu gugus yang berperan dalam pembentukan
DNA pada proses erithropoesis
3. Kurangnya folat menyebabkan ketidakmampuan untuk membangun
protein dan DNA dengan baik dan juga mengubah ekspresi beberapa gen.
9
DAFTAR PUSTAKA
Bailey, R. L., Mills, J. L., Yetley, E. A., Gahche, J. J., Pfeiffer, C. M., Dwyer, J. T.,
Dodd, K. W., Sempos, C. T., Betz, J. M., & Picciano, M. F. (2010).
Unmetabolized serum folic acid and its relation to folic acid intake from diet
and supplements in a nationally representative sample of adults aged ≥60 y in
the United States. American Journal of Clinical Nutrition.
https://doi.org/10.3945/ajcn.2010.29499
Beard, C. M., Panser, L. A., & Katusic, S. K. (2011). Is excess folic acid
supplementation a risk factor for autism? Medical Hypotheses.
https://doi.org/10.1016/j.mehy.2011.03.013
Brattström, L. (1996). Vitamins as homocysteine-lowering agents. Journal of
Nutrition. https://doi.org/10.1093/jn/126.suppl_4.1276s
Crider, K. S., Bailey, L. B., & Berry, R. J. (2011). Folic acid food fortification-its
history, effect, concerns, and future directions. In Nutrients.
https://doi.org/10.3390/nu3030370
Czeizel, A. E., Dudás, I., Vereczkey, A., & Bánhidy, F. (2013). Folate deficiency
and folic acid supplementation: The prevention of neural-tube defects and
congenital heart defects. In Nutrients. https://doi.org/10.3390/nu5114760
Dolin, C. D., Deierlein, A. L., & Evans, M. I. (2018). Folic Acid Supplementation
to Prevent Recurrent Neural Tube Defects: 4 Milligrams Is Too Much. In Fetal
Diagnosis and Therapy. https://doi.org/10.1159/000491786
Douglas Wilson, R., Audibert, F., Brock, J. A., Carroll, J., Cartier, L., Gagnon, A.,
Johnson, J. A., Langlois, S., Murphy-Kaulbeck, L., Okun, N., Pastuck, M.,
Deb-Rinker, P., Dodds, L., Leon, J. A., Lowell, H., Luo, W., MacFarlane, A.,
McMillan, R., Moore, A., … Van den Hof, M. (2015). Pre-conception Folic
Acid and Multivitamin Supplementation for the Primary and Secondary
Prevention of Neural Tube Defects and Other Folic Acid-Sensitive Congenital
Anomalies. Journal of Obstetrics and Gynaecology Canada.
https://doi.org/10.1016/S1701-2163(15)30230-9
Ebara, S. (2017). Nutritional role of folate. In Congenital Anomalies.
https://doi.org/10.1111/cga.12233
Goetzl L.M. (2017). Folic acid supplementation in pregnancy: UpToDate.
Hanafiah, T. M. (2007). Perawatan antenatal dan peranan asam folat dalam upaya
meningkatkan kesejahteraan ibu hamil dan janin. Indonesian Journal of
Obstetrics and Gynecology.
http://inajog.com/index.php/journal/article/download/132/124
Imbard, A., Benoist, J. F., & Blom, H. J. (2013). Neural tube defects, folic acid and
methylation. In International Journal of Environmental Research and Public
Health. https://doi.org/10.3390/ijerph10094352
Kemenkes RI. (2018). InfoDATIN: Kelainan bawaan. Pusat Data Dan Informasi
Kemeterian Kesehatan RI.
Kirke, P. N., Molloy, A. M., Daly, L. E., Burke, H., Weir, D. C., & Scott, J. M.
(1993). Maternal plasma folate and vitamin b12 are independent risk factors
for neural tube defects. QJM.
https://doi.org/10.1093/oxfordjournals.qjmed.a068749
Laurence, K. M., James, N., Miller, M. H., Tennant, G. B., & Campbell, H. (1981).
Double-blind randomised controlled trial of folate treatment before conception
to prevent recurrence of neural-tube defects. British Medical Journal (Clinical
Research Ed.). https://doi.org/10.1136/bmj.282.6275.1509
Nikolopoulou, E., Galea, G. L., Rolo, A., Greene, N. D. E., & Copp, A. J. (2017).
Neural tube closure: Cellular, molecular and biomechanical mechanisms. In
Development (Cambridge). https://doi.org/10.1242/dev.145904
Sutrisminah, E. N. (2011). Impact Folic Acid Deficiency on Pregnant Women With.
Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada.
Tangkilisan, H. A., & Rumbajan, D. (2016). Defisiensi Asam Folat. Sari Pediatri.
https://doi.org/10.14238/sp4.1.2002.21-5
Viswanathan, M., Treiman, K. A., Kish-Doto, J., Middleton, J. C., Coker-
Schwimmer, E. J. L., & Nicholson, W. K. (2017). Folic acid supplementation
for the prevention of neural tube defects an updated evidence report and
systematic review for the US preventive services task force. In JAMA - Journal
of the American Medical Association.
https://doi.org/10.1001/jama.2016.19193
Wulan, A. J., & Simanjuntak, D. L. (2016). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kejadian Neural Tube Defect. Majority.