Anda di halaman 1dari 16

JURNAL PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN FARMASI II

GRANULASI KERING

Dosen Pengajar : 1. Apt. Nelly Suryani, M.Si..

2. Apt. Ofa Suzanti Betha, M.Si.

3. Apt. Sabrina, Ph.D.

4. Apt. Yuni Anggraeni, M.Farm.

Disusun Oleh :

Salwa Fahiratunnisa

(NIM : 11181020000026)

Kelompok 1 A

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

OKTOBER/2020

I. Pendahuluan
1.1 Definisi Granulasi Kering

Metode granulasi kering merupakan salah satu metode pembuatan tablet


dengan memproses partikel bahan aktif dan eksipien dengan mengempa campuran
bahan kering menjadi massa padat. Pada proses ini, komponen-komponen tablet
dikompakan dengan mesin cetak tablet dengan lubang, kempa, dan pons besar yang
biasanya berdiameter 2,5 cm atau lebih, lalu ditekan ke dalam die dan dikompakan
dengan punch, sehingga diperoleh massa yang disebut slug (bongkahan). Prosesnya
disebut dengan istilah slugging. Kemudian, slug tadi diayak dan diaduk untuk
mendapatkan granul dengan daya alir yang lebih baik dari campuran awal (granul).
Apabila slug yang didapat belum memuaskan, maka proses diatas dapat diulang.
Penggunaan metode granulasi kering dilakukan jika zat aktif yang digunakan dalam
formulasi bersifat termolabil atau sensitif terhadap kelembaban dan panas, serta
memiliki sifat alir dan kompresibilitas yang relatif buruk. Pembuatan tablet dengan
metode granulasi kering bertujuan untuk meningkatkan sifat alir dan atau kemampuan
kempa massa cetak tablet.

Teknik granulasi kering terdiri dari 2 metode, yaitu slugging dan


pengompakan gulung. Untuk prosedur slugging telah dijelaskan sebelumnya,
sedangkan prosedur pengompakan gulung merupakan prosedur granulasi kering yaitu
pembuatan lempengan dengan menggunakan peralatan pemroses khusus yang disebut
kompaktor gulung (roller compactor) atau chilsonator yang memiliki kemampuan
memuat bahan sekitar 500 kg. Mesin ini digunakan untuk memadatkan serbuk yang
telah dicampur terlebih dahulu di antara dua rol penggulung (roller) yang berputar
berlawanan. Hasil yang diperoleh dari kompaktor adalah lempengan pita rapuh atau
lembaran atau potongan-potongan, tergantung pada bentuk rol penggulung. Zat
campuran yang telah dipadatkan tadi kemudian digiling sehingga diperoleh granul
dengan ukuran yang sesuai. Kedua prosedur yang telah dijelaskan digunakan untuk
zat -zat yang biasanya tidak memadat menggunakan teknik granulasi basah
konvensional dan memerlukan prakempa untuk meningkatkan bobot jenis dan
mengeluarkan udara yang terjerat akibat ponsitas. Meskipun teknik slugging dianggap
cukup baik dan paling banyak digunakan dalam pembuatan tablet dengan metode
granulasi kering, namun teknik masih memiliki keterbatasan, diantaranya :

1. Proses bets tunggal


2. Pemeliharaan peralatan lebih banyak dibutuhkan
3. Skala ekonomi yang buruk dan hasil rendah.
4. Hasil perjam rendah
5. Pengendalian proses yang buruk
6. Polusi udara dan bunyi yang berlebihan
7. Kebutuhan wadah dan ruang penyimpanan meningkat
8. Membutuhkan energi yang diperlukan untuk menghasilkan 1 kg bongkahan (slug)
lebih banyak.

Granul yang dibuat dengan metode granulasi kering pada umumnya sederhana atau
tidak beraturan, sedangkan pada granul yang dibuat dengan metode granulasi basah terdapat
beragam bentuk partikel. Karena hal tersebut, metode granulasi kering jarang dipilih sebagai
metode granulasi. Akan tetapi, granulasi kering cocok untuk zat-zat yang peka terhadap
pelarut dan tidak stabil pada suhu tinggi.

Tahapan singkat proses granulasi kering

1.2 Prinsip Granulasi Kering

Prinsip dari metode granulasi kering adalah membuat granul secara mekanis, tanpa
bantuan bahan pengikat dan pelarut serta ikatan yang ada didapat melalui gaya.

1.3 Tujuan Granulasi Kering


Tujuan dari pembuatan tablet dengan menggunakan metode granulasi kering yaitu
agar meningkatkan sifat alir dan atau kemampuan kempa massa cetak tablet yang
dilakukan dengan cara memproses partikel bahan aktif dan eksipien dengan
mengempa campuran bahan kering menjadi massa padat tanpa bantuan bahan
pengikat dan pelarut.

1.4 Kelebihan dan Kekurangan Granulasi Kering

❖ Kelebihan granulasi kering :


1) Peralatan lebih sedikit dibanding granulasi basah
2) Cocok digunakan pada zat aktif tidak tahan panas dan lembab
3) tahap pengerjaan tidak terlalu lama
4) biaya lebih efisien dibanding granulasi basah
5) Mempercepat waktu hancur obat dalam tubuh karna tidakmenggunakan
pengikat
6) Dapat digunakan untuk bahan aktif dan eksipien dengan sifat alir dan
kompresibilitas buruk dan dosis tinggi dalam sediaan (>100mg)
❖ Kekurangan granulasi kering:
1) memerlukan mesin tablet khusus untuk slugging
2) tidak dapat mendistribusikan zat warna dengan seragam
3) Proses banyak menghasilkan debu, sehingga rentan terhadapkontaminasi
silang
4) Segregasi komponenpenyusun tablet dapatterjadi setelah proses pencampuran

II. Formulasi I (Amoxicillin Trihydrate and Clavulanate Potassium Tablets (500


mg/125 mg))
2.1 Pendahuluan

Augmentin merupakan obat oral antibacterial yang terdiri dari kombinasi antibiotik
semisintetik amoksilin dan inhibitor b-lactamase, yaitu clavulanate potassium (bentuk garam
dari asam clavulanic). Amoksisilin merupakan analog dari ampisilin dan merupakan turunan
dari basic penicillin nucleus, 6-aminopenicillanic acid. Sedangkan asam clavulanic,
difermentasi dari Streptomyces clavuligerus. Merupakan b-laktam yang secara structural
terkait dengan penisilin, dan memiliki kemampuan untuk menonaktifkan berbagai macam b-
laktamase dengan memblokir situs aktif enzim. Asam klavulanat khususnya aktif dalam
melawan perantara plasmid yang penting secara klinis dan bertanggung jawab untuk
resistensi obat terhadap penisilin dan sefalosporin (Sarfaraz K,2009).

2.2 Formula

No Scale tablet (mg/tablet) Bahan Quantity/1000 tablet

1 500.00 Amoxicillin, use amoxicillin trihydrate 587.50


compacted, with excess

2 125.00 Clavulanate, use clavulanate potassium 305.00


with Avicel (1:1)

3 25.00 Sodium starch glycolate 25.00

4 30.00 Aerosil 200 30.00

5 10.00 Sodium carmellose 10.00

6 10.00 Talc 10.00

7 5.00 Magnesium stearate 5.00

2.3 Prosedur Formulasi


Prosedur Granulasi Kering

No Prosedur Alat yang digunakan

1 Keringkan Amoxicillin trihydrate compacted yang - Oven drying


sudah dilebihkan pada suhu 45°C selama 2 jam

2 Keringkan Talc, Magnesium stearate, Sodium - Oven drying


carmellose, dan Sodium starch glycolate pada suhu
80°C selama 4 jam

3 Ayak semua bahan kedalam ayakan (screen) - Drum mixer


berukuran 40 mesh , dan masukkan kedalam drum - Sieving analyzer ukuran 40
mixer. Campurkan selama 30 menit mesh

4 Ubah granul dari langkah ke-3 menjadi bongkahan- - Roll Compaction Machine
bongkahan besar (slug) menggunakan tekanan 16 atau Sluggers (Chilsonator)
mm dengan kekerasan dari 6 menjadi 7 kg /cm2

5 Hancurkan granul (slug) menjadi bentuk yang - Milling machine


diinginkan menggunakan ayakan ukuran 2,5 mm (Oscilating Mill)
pada mesin mill

6 Pindahkan granul yang sudah dihancurkan ke - Tumbler blender


bentuk yang diinginkan ke dalam blender,
masukkan talc dan magnesium stearat kedalamnya.
Campur selama 15 menit

7 Cetak (compress) tablet dengan mesin ukuran 19 x - Compress tablet machine


9-mm punches (Single atau rotary punch)

8 Lapisi tablet menggunakan pelapis organik HPMC - Tablet coating machine

2.4 Alat-Alat yang Digunakan

1. Oven Drying
Oven Drying merupakan suatu alat yang digunakan dalam proses pengeringan
yang bertujuan dalam mengurangi atau untuk mengeliminasi keadaan lembab yang
dapat merusak kestabilan suatu sediaan farmasi. Oven dipilih karena memiliki waktu
proses yang wajar serta kontrol pengeringan yang baik.
Faktor suhu dan waktu pengeringan memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap kandungan lembab, kecepatan alir, kompresibilitas, kerapuhan granul,
kekerasan tablet, dan kerapuhan tablet. Pengeringan dapat memperbaiki sifat alir
suatu granul, akan tetapi granul yang terlalu kering akan menyebabkan penurunan
kecepatan alir karena menghasilkan banyak fines yang dapat menghambat aliran
granul. Granul yang terlalu kering juga dapat menyebabkan kerapuhan granul
semakin meningkat (Marisa H., dkk, 2014)

2. Sieving analyzer

Sieving analyzer merupakan alat yang paling umum digunakan untuk


menentukan dan mengendalikan distribusi ukuran partikel suatu granul (Advantech
2001 dalam Malawski J, 2017).
Prinsip dari alat ini adalah metode analisis penumpukan saringan di atas
saringan satu yang lain dengan tingkat kekasaran yang meningkat, dan kemudian
serbuk ditempatkan diatas saringan tersebut. Proses pengayakan ini untuk
memperkirakan distribusi ukuran partikel dari bubuk farmasi tunggal umumnya
ditujukan untuk penggunaan di mana setidaknya 80% partikel lebih besar dari 75 µm ,
(USP 27)

3. Roller Compaction Machine (Chilsonator)

Roller Compaction Machine merupakan salah satu alat yang digunakan saat
proses slugging atau pembentukan granul menjadi bongkahan-bongkahan yang lebih
besar. Dalam aplikasi farmasi proses ini merupakan salah satu langkah untuk produksi
tablet dari campuran bahan aktif dan eksipien. Tujuan proses slugging adalah untuk
meningkatkan kerapatan curah ke nilai yang diinginkan untuk produksi tablet (Stefano
D, 2014).
Bongkahan granul akan keluar dari ribbon dan mengalami proses pengayakan
sebelum menuju proses penggilingan untuk memperoleh granul dengan ukuran yang
sesuai, yang kemudian dijadikan bahan baku pembuatan tablet. Keuntungan dari roller
compaction machine antara lain adalah menghilangkan degradasi yang disebabkan
oleh air, meningkatkan waktu siklus proses, mencegah pemisahan partikel,
meningkatkan keseragaman konten, menghasilkan tablet dan kapsul yang bagus,
menggunakan energi yang sedikit saat beroperasi, dan membutuhkan lebih sedikit jam
kerja untuk beroperasi (Miller, 2005).

4. Milling Machine (Oscillating Mill)


Proses penggilingan bisa dilakukan dengan berbagai teknik antara lain adalah
dengan conical mill, oscillating granulator, hammer mill, granu-lizer, dan sebagainya
(Stefano D, 2014).
Oscillating Mill merupakan alat penggilingan granul yang digunakan untuk
memperkecil ukuran dari granul melalui metode granulasi kering maupun basah.
Keuntungan dari alat ini adalah dapat digunakan untuk bahan-bahan sensitif panas
dan bahan berupa lilin, serta akan menghasilkan serbuk (fines) dalam jumlah yang
sedikit khususnya untuk granul yang menggunakan metode kering (Dilip M. Parikh,
2005)
5. Tumbler Blender
Digunakan untuk mencampur serbuk kering, granul, dan termasuk komponen
cairan tambahan untuk coating dan beberapa aplikasi yang mirip. Blender ini cocok
untuk bahan yang mempunyai kelembapan yang rendah. Memiliki hasil lebih baik
dibandingkan dengan blender lain. Pada alat ini, serbuk diisi tidak lebih dari 60-65 %
dari total volume mixer atau blender. (Sarfaraz K,2009).
Jenis-jenis tumbler blender antara lain :

a. Double-cone blender(Rota-Cone)

Dilengkapi dengan jalur spray untuk cairan tambahan dan sebuah agitator
untuk memecah gumpalan atau penambahan high shear jika diperlukan (misalnya
untuk metode granulasi)

b. Rota-vee Blender
Tempat keluar bahan terletak di bawah pada titik V dimana terjadi
perpindahan dari aliran elliptical menjadi cylindrical (circular).

6. Tablet Compression Machine


- Single Punch

Merupakan alat pencetakan tablet yang sederhana dan dapat mencetak


satu tablet dalam satu waktu. Bagian utama single punch rotary terdiri dari
Dies (berfungsi sebagai tempat dimana tablet dibentuk, sesuai dengan
ketebalan, diameter, dan ukuran tablet yang diinginkan), Punches (berfungsi
dalam memampatkan serbuk atau granul menjadi tablet dengan berbagai
bentuk di dalam cetakan dies)), dan Hopper (tempat pengisian granul atau
serbuk yang telah dicampur untuk diproses selanjutnya kedalam alat
pencetakan tablet) (Pharmapproach, 2020)
Dalam produksi tablet yang menggunakan mesin tablet single punch,
pukulan atas (upper punches) akan memampatkan bubuk menjadi tablet
sementara punch bawah (lower punch) akan mengeluarkan tablet
(Pharmapproach, 2020).

- Rotary Punch
Rotary Punch & Die merupakan alat mekanik yang terdiri
dari beberapa punch yang berputar untuk menekan serbuk/granul
menjadi bentuk tablet dengan ukuran yang seragam dan bentuk berbeda
serta bobot yang seragam untuk menghasilkan tablet dalam jumlah yang
lebih banyak dibandingkan dengan Single Punch Machine. (Pharmainfo,
2015)

7. Tablet Coating Machine

Tablet coating machine adalah alat yang digunakan untuk yang melapisi
permukaan luar tablet menggunakan lapisan film tipis yang berair dan
biasanya bersifat sangat mudah larut. Tablet coating juga dapat menggunakan
pelapis gula, enteric coated dan delayed-release products dari beberapa proses
coating yang sifatnya tidak mudah larut (Sarfaraz K,2009).
Prinsip daripada tablet coating machine adalah larutan atau gula
disemprotkan kepada tablet secara terus menerus (proses pengulangan) yang
kemudian megalami proses pendinginan dan pengeringan untuk membentuk
lapisan gula kental untuk melindungi tablet (Yenchen Machnery, 2020)

III. Formulasi II (Valsartan and Hydrochlorothiazide Tablets (80 mg/12.5 mg)


3.1 Formula

No Scale tablet (mg/tablet Bahan Quantity/1000 tablet

1 80.00 valsartan 80.00

2 12.50 Hydrochlorothiazide 12.50

3 1.50 Colloidal anhydrous silica Aerosil 1.50

4 31.50 Microcrystalline cellulose Avicel 31.50

5 20.00 Polyvinylpyrrolodone crospovidone 20.00

6 4.50 Magnesium stearate 4.50

3.2 Prosedur Formulasi

Prosedur Granulasi Kering

No Prosedur Alat yang digunakan

1 Semua komponen bahan seperti Valsartan, High shear mixer


Hydrochlorothiazide, Colloidal silica anhydrous
(Aerosil 200), Microcrystalline cellulose (Avicel
PH 102), Polyvinyl pyrrolidone crospovidone, dan
Magnesium stearate (dengan penggunaan jumlah
magnesium stearate setengahnya dari berat awal)
dicampurkan dan kemudian dimasukkan ke dalam
wadah mixer.

2 Ayak bahan yang telah dicampur sebelumnya, lalu Pengayak


aduk kembali

3 Kompak atau padatkan bahan menggunakan roller


compactor seperti Bepex Pharmapaktor L 200/50 P,
Hosokawa Micron Group dengan mengaplikasikan Roller compactor
gaya pemadatan 25 hingga 65 kN dan kecepatan
roller 1,3 hingga 7,5 rpm

4 Ayak bahan yang telah dipadatkan dan bahan yang pengayak


masih tersisa yaitu magnesium stearat, kemudian
aduk atau campur lagi selama 2 menit.
5 granul dikompres menjadi tablet 150 mg mesin kompres tablet

3.3 Alat-Alat yang Digunakan

1. High Shear Mixer

High shear mixer adalah mesin yang banyak digunakan di industri farmasi untuk
proses pencampuran dan granulasi basah atau kering dengan kapasitas operasional
tertentu. Cara kerja mesin ini adalah blade agitator digerakan dengan motor dan
biasanya memiliki kecepatan ganda yang bisa diatur dan terdapat varian kecepatan
yaitu kecepatan rendah dan keceparan tinggi, begitu pula pisau coopernya digerakan
oleh motor penggerak, namun pada umumnya memiliki kecepatan tunggal.

2. Pengayak

Pengayakan bertujuan untuk memisahkan granul secara mekanik berdasarkan


ukurannya. Alat ini terdapat empat batang granulasi yang ditempatkan secara
horizontal dan dipasang pada cakram di ujungnya, yang mencampur material secara
melingkar dengan gerakan maju mundur dan menekan material melalui saringan.
Batangnya mengekspresikan gaya yang konsisten, yang menghasilkan dispersi ukuran
partikel homodispersi

3. Roller Compactor

Roller compactor adalah metode pilihan untuk memproses sediaan obat yang sensitif
terhadap kelembaban secara fisik atau kimiawi, karena tidak diperlukan pengikat cair
dalam granulasi. Dalam roller compactor, partikel material dikonsolidasikan dan
dipadatkan dengan melewatkan material di antara dua roller bertekanan tinggi.
Material yang dipadatkan dari roller compactor kemudian dikurangi menjadi ukuran
butiran yang seragam dengan milling.

4. Mesin kompres
- Single Punch and Die

Mencetak satu tablet dalam satu waktu. Cara kerja alat ini adalah dengan
memasukkan granul ketempat pencetakannya dan dikempa oleh gerakan punch
atas dan bawah.
- Rotary Punch and Die

Mesin kompresi digunakan untuk mencetak granul menjadi tablet. Rotary


Punch and Die, yang berfungsi untuk mencetak tablet dalam jumlah besar.
Tablet terbentuk karena adanya gabungan tekanan antara punch dan die.
Rotary Punch dan Die merupakan alat mekanik yang terdiri dari beberapa
punch yang berputar untuk menekan serbuk/granul menjadi bentuk tablet
dengan ukuran yang seragam dan bentuk berbeda serta bobot yang seragam
untuk menghasilkan tablet dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan
dengan Single Punch Machine.

DAFTAR PUSTAKA

Dilip M. Parikh. 2005. Handbook of Pharmaceutical Granulation Technology, second


edition. USA : Taylor & Francis Group, LLC
Malewsky, Jerzy. 2017. ON ACCURACY OF SIEVE ANALYZES. Wroclaw University of
Science and Technology, Faculty of Geoengineering. Diperoleh melalui
https://www.researchgate.net/publication/316635247_On_accuracy_of_sieve_analyze
s . Pada tanggal 23 Oktober 2020 Pukul 21.31 WIB
Marisa H., dkk. 2014. OPTIMASI SUHU DAN WAKTU PENGERINGAN GRANUL TABLET
KUNYAH BEE POLLEN. Yogyakarta : Majalah Farmaseutik Vol 10 No 1.
Diperoleh melalui https://jurnal.ugm.ac.id/majalahfarmaseutik/article/view/24108
Pada tanggal 24 Oktober 2020 Pukul 20.15 WIB
MILLER, R.W., 2005. Chapter 6: Roller Compaction Technology. Handbook of
Pharmaceutical Granulation Technology. Second edition. 6000 Broken Sound
Parkway NW, Suite 300: Dilip M. Parikh, pp. 159-189.
Nadya Nurul, dkk. 2020. Metode Pembuatan dan Kerusakan Fisik Sediaan Tablet. Journal
farmaseutika Program Studi Apoteker: Fakultas Farmasi : Universitas Pdajajaran
diakses pada 23 Oktober 2020 pukul 19.10 WIB dalam laman
http://jurnal.unpad.ac.id/farmasetika/article/view/26260
Yenchen Machinery. 2020. Tablet Coating Machine. Diperoleh melalui
https://www.yenchen.com.tw/en/product/Tablet-Coating-Machine/tablet_coating_mac
hine-171.html Pada tanggal 24 Oktober 2020 Pukul 10.01 WIB

Rana, et al. 2011. Overview On Roll Compaction/Dry Granulation Process. Jurnal. India.

Siregar, Charles J.P,. 2010. Teknologi Sediaan Tablet : Dasar-Dasar Praktis. Jakarta : EGC
Sarfaraz K. 2009. Handbook of Pharmaceutical Manufacturing Formulations Compressed
Solid Products. USA : Informa Healthcare USA
Stefano D. 2014. Study of dry granulation/roll compaction process using artificial neural
networks. Faculty of Engineering and Physical Science : University of Surrey.
Diperoleh melalui
https://www.researchgate.net/publication/267035498_Study_of_dry_granulationroll_c
ompaction_process_using_artificial_neural_networks Pada tanggal 23 Oktober 2020
Pukul 20.28 WIB
USP 27. 2002. Particle Size Distribution Estimation by Analytical Sieving. The United States
Pharmacopeia. Diperoleh melalui
https://www.usp.org/sites/default/files/usp/document/harmonization/gen-chapter/g01_
pf_30_6_2004.pdf Pada tanggal 23 Oktober 2020 Pukul 21.45 WIB

Anda mungkin juga menyukai